LAPORAN PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
Disusun oleh:
Nama : Shufiyati Muniroh
NIM : H0711098
Jurusan : Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA MANUAL
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam bidang
pertanian. Oleh sebab itu pengaruh cuaca dan iklim sangatlah penting,
kita ketahui bersama dalam perkembangan pertanian itu sendiri
khususnya.Iklim dan cuaca sangat berpengaruh dengan perkembangan
tanaman. Seperti halnya kebanyakan tanaman akan lebih produktif ketika
musim penghujan daripada musim kemarau.
Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam
jangka waktu yang pendek dan merupakan hasil dari proses kimia yang
dapat berubah. Sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata udara pada
tempat yang luas dengan jangka waktu yang lama dan merupakan hasil-
hasil fisika di atmosfer dan tidak berubah. Cuaca dan iklim tidak hanya
mempengaruhi perkembangan tanaman tapi juga berpengaruh pada
kegiatan manusia dalam usaha pertanian tempat tinggal, makanan dan
kebudayaan.
Dari semua kenyataan yang ada maka dapat kita ketahui betapa
pentingnya mempelajari tentang bagaimana iklim itu sendiri. Mungkin
sejauh ini manusia belum bisa membuat kondisi iklim secara makro
tetapi dapat kita ketahui bahwa iklim mikro ( rumah kaca ) dapat
gunakan sebagai lahan yang bisa diandalkan dalam pengembangan sektor
pertanian itu sendiri.
Dalam dunia pertanian, iklim sangat berpengaruh dalam tumbuh
dan berkembangnya suatu tanaman sehingga dibutuhkan data-data yang
lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari suatu wilayah . Beberapa
anasir iklim yang penting adalah: temperatur, kelembaban udara, angin,
sinar matahari, curah hujan dan evaporasi. Untuk mengukur nilai dari
beberapa anasir iklim tersebut diperlukan suatu alat-alat pengukur
meteorologis.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan
dengan cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan
beberapa alat meteorologi yang mempunyai fungsi dan tugas tertentu.
Dalam pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan alat khusus
tentunya dibutuhkan suatu keahlian menggunakan alat gara data yang
diambil lebih akurat dan valid. Alat-alat ini ditempatkan di suatu tempat
tertentu yang memenuhi setiap persyaratan yang wajib dipenuhi dari alat-
alat tersebut yang selanjutnya dapat kita istilahkan sebagai stasiun
agroklimat. Selanjutnya alat-alat ini akan bekerja mencatat setiap data
yang diperlukan seperti sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik
dalam suatu periode tertentu. Dalam dunia pertanian, iklim sangat
berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman sehingga
dibutuhkan data-data yang lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca
dari suatu wilayah.Beberapa anasir iklim yang penting adalah:
temperatur, kelembaban udara, angin, sinar matahari, curah hujan dan
evaporasi. Untuk mengukur nilai dari beberapa anasir iklim tersebut
diperlukan suatu alat-alat pengukur meteorologis.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan
dengan cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan
beberapa alat meteorologi yang mempunyai fungsi dan tugas tertentu.
Dalam pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan alat khusus
tentunya dibutuhkan suatu keahlian menggunakan alat gara data yang
diambil lebih akurat dan valid. Alat-alat ini ditempatkan di suatu tempat
tertentu yang memenuhi setiap persyaratan yang wajib dipenuhi dari alat-
alat tersebut yang selanjutnya dapat kita istilahkan sebagai stasiun
agroklimat. Selanjutnya alat-alat ini akan bekerja mencatat setiap data
yang diperlukan seperti sebuah sistem yang terintegrasi dengan baik
dalam suatu periode tertentu.
2. Tujuan
Acara pengamatan unsur-unsur cuaca secara manual ini dilaksanakan
dangan tujuan:
a. Mengetahui unsur cuaca dan iklim menggunakan alat-alat manual.
b. Mengetahui macam alat pengukuran tiap unsur tersebut dan cara
penggunaannya.
3. Waktu dan Tempat
Acara praktikum pengamatan unsur-unsur cuaca secara manuan ini
dilaksanakan pada Hari Minggu, tanggal 22 April 2012, tempat Stasiun
Klimatologi, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten
Karanganyar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Radiasi Surya
Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas dan
satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global,
yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung yang
disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer
(Bayong Tjasyono, 2004). Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi
sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya
disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama
awan
(Handoko, 1994).
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan
mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan
penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan
menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.
Pengendali iklim suatu wilayah akan sangat berbeda dari pengendali
iklim di bumi secara menyeluruh.Pengendali iklim bumi yang dikenal
sebagai komponen iklim terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer,
litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan terjadi hubungan
interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut dengan
unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-
proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari
komponen lingkungan yang ada (LIPI,2008).
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk
hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada
metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya
pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan
yang lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui
proses fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban
panjang hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di
permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah
tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari
garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar
(Lakitan, 1994).
Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang
cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses
pembungaan dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat
memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak
matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan
tanah. Penghancuran humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah
juga sudah berjalan dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal
yang ada di alam ini harus dipergunakan secara bijak tidak perlu
dieksploitasi sedemikian rupa (Vink, 1984).
Stasiun pencatat meteorologi dilengkapi dengan radiometer untuk
mengukur radiasi gelombang-pendek yang datang dari matahari dan
langit, dan radiasi murni yang merupakan jumlah aljabar dari semua
radiasi yang datang dan radiasi gelombang-pendek dan gelombang-
panjang yang direfleksikan dari permukaan bumi (Wilson, 1993).
2. Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk
menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur
dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar
(mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan
udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa
variasi. Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada
tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998).
Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan
barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara
dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan
udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat
pengukur ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan
untuk mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010).
Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata
terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada
suatu ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang
lain serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar
variasi yang disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Lakitan, 1994).
Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan
pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh
pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian
tempat (Masson dan Cloud, 1962).
3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata – rata dari pergerakan
molekul-molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan
kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda- benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut.
Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda
yang bersuhu lebih tinggi.Alat pengukur suhu disebut termometer.
Termometer dibuat dengan mendasarkan sifat-sifat fisik dari suatu zat
(bahan), misalnya pengembangan benda padat, benda cair, gas dan juga
sifat merubahnya tahanan listrik terhadap suhu. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu – suhu yang tinggi disebut Pyrometer, misalnya
Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas
dan tidak perlu menempelkan alat tersebut pada benda yang diukur
suhunya. Suhu tidak berdimensi sehingga untuk mengukur derajat suhu,
pertama-tama ditentukan 2 titik tertentu yang disesuaikan dengan suatu
sifat fisik suatu benda tertentu.Kemudian diantara dua buah titik yang
telah di tentukan tersebut di bagi – bagi dalam skala – skala, yang
menunjukan derajat – derajat suhu. Skala-skala tersebut merupakan
pembagian suhu dan bukan satuan daripada suhu. Dengan demikian suhu
30°C tidak berarti 3 x 10°C, dan 10°C berarti skala derajat C ke sepuluh
(Stasiun Metereologi, 2005).
Pada umumnya suhu di nusantara terutama berkaitan dengan
ketinggian di atas permukaan laut. Setiap pertumbuhan ketinggian 100 m,
suhunya menurun, selanjutnya dengan situasi dan kondidi yang sama; 0,6
derajat. Pada suhu yang lebih rendah tumbuhnya tanaman menjadi lebih
lambat (Vink, 1984).
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil
fotosintesis bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti
oleh suhu udara rendah di malam hari, hal tersebut menguntungkan bagi
tanaman karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto.
Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh
suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi
produk fotosintesis netto (Handoko, 1993).
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara yang khas pada
perhitungan harian dan musiman. Fluktuasi terbesar terdapat di
permukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman
tanah. Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk
mengklasifikasikan tanah. Penggunaan tanah untuk pertanian dan
kehutanan berhubungan penting dengan suhu tanah karena kebutuhan
tumbuhan terhadap suhu yang khas. Selain itu suhu tanah juga
mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman sehingga bila suhu tanah
ideal bagi tanaman maka kegiatan fisiologisnya juga akan baik
(Foth, 1994).
4. Kelembaban Tanah dan Udara
Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung
terhadap produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin
tinggi kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas
tanaman menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung
juga berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui
evaporasi dan selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara
langsung oleh curah hujandan hari hujan maka kelembaban makin
meningkat yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman
(Herlina, 2003).
Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di
udara, dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:
a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan
udara yang dinyatakan dalam gram/m3.
b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn
satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg
c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di
udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan
temperatur tertentu yang dinyatakan dalam % .(Gunarsih, 2001).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban
mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban nisbi membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan
keadaan jenuhnya pada kapasitas udara untuk menampung uap air
(Jason, 2010). Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk
uap air. Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin
tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya
(Wilson, 1993).
Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang
menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan
uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan
oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk
menguapkannya (Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan
oleh tekanan uap air oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau
temperatur titik embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup
mencirikan kelembaban sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan
akan kelembaban itu sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah
ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi
(Martha, 1993)
5. Curah Hujan
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari
angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk
apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air
hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh
melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga
(Anonimb, 2009).
Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara
yang bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus
menyerap uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di
bawah temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan).
Jika temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya
temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang
mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian
berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat
menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi
orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi
daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang
pantai, dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh
dan menjadi embun (Wilson, 1993).
Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan yang
disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas cakupannya.
Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran es sampai
batu es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni, 2000)
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas
permukaan horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses
evaporasi, pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air
yang jatuh diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan
evaporasi. Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya
hujan yang jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 =
0,01dm x 100dm2 = 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana
terkumpul curah hujan 0,5mm atau lebih (Guslim et al., 1987).
6. Angin
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,
sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di
asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia
terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari Australia menuju Asia. Di indonesia terjadi angin musim timur
di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi
utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak
banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia
terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara,
dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim
yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang
merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim
penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: udara terasa panas,
arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu
singkat dan lebat (Ponce, 1989).
Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin
laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas
dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya,
angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut
(Sudjarwadi, 1995).
Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada
partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.
Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat
dibentuk ke dalam kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk
bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah
dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3)
Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang
cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak
dengan saltasi (Foth, 1994).
Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan
kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di
daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena
mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh
mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat
lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat
lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan
tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara
mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonimd, 2007).
7. Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini
kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara
(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi
merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal,
pada daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada
permukaan yang basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air.
Yang merupakan suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan
selama berjam-jam pada siang hari dan sering juga selama malam hari.
Air akan menguap dari permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang
ditumbuhi tanaman, dan juga dari pepohonan permukaan kedap air atap
dan jalan raya air, air terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).
Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah
dan transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET).
Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi
perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan
fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan
kemampuan tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat
terjadinya transpirasi. Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-
faktor lingkungan dan faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan
terhadap ET disebut tuntutan atmosfer atau tuntutan evaporisasi
(Anonima, 2008).
Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-
tumbuhan. Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-
beda tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-
tumbuhan. Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk
menghasilkan satu gram bahan kering disebut laju transpirasi
(Karim, 1985).
Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi
pada dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan
tekanan pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer.
Seterusnya gradien tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim
dan tanah yang lain (Buckman dan Brady, 1982).
8. Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap
menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi
dengan dua cara: 1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di
dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat
dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu
yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak
berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan
menjadi uap air. Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan
akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat,
dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga
sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan
turunlah hujan ini (Doorenbos dkk, 1977).
Awan dapat terdiri dari butir-butiran, kristal-kristal es, atau
kombinasi keduanya. Bila awan demikian tipisnya hingga sinar matahari
atau bulan menembusnya, awan tersebut sering melahirkan pengaruh-
pengaruh optik yang memungkinkannya dapat dibedakan antara awan
kristal es dan awan butir air. Awan dapat terdiri dari butir-butir air,
kristal-kristal es atau kombinasi keduanya. Bila awan demikian tipisnya
hingga sinar matahari atau bulan menembusnya, awan tersebut sering
melahirkan pengaruh-pengaruh optik yang memungkinkan dapat
dibedakan antara awan kristal es dan awan butir air (Masson, 1962).
Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang-layang tinggi
diangkasa. Terjadinyta awan ini dapat disebabkan oleh :
a. Adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang
basah.
b. Adanya kenaikan tingkatan kelembaban relatif dengan disertai banyak
inti-inti kondensasi atau sublimasi.
c. Adanya pendinginan (Lakitan, 1994).
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia
kelihatan seperti asap berwarna putih atau kelabu di langit. Udara selalu
mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air,
maka terbentuklah awan. Penguapan ini bisa bisa terjadi dengan dua cara:
a. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara
karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini
akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih
rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
b. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara
makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air
(Anonima, 2008).
C. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Ala-alat Unsur Cuaca Secara Manual
No Nama Alat Fungsi Prinsip Kerja
1. Sunshine Recorder tipe cambell stokes
Mengukur lamanya radiasi sinar matahari
Kertas Pias di pasang sesuai letak matahari tahunan
2. Barometer Mengukur tekanan udara
Prinsip kerja barometer digunakan dengan cara melihat, membaca angka yang berada di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).
3. Termometer minimum maximum
Mengukur suhu udara
1) Termometer
maksimum
Termometer ini
dipasang miring 5°
dengan reservoir
berada di bawah.
2) Termometer
minimum
Dalam pipa kapiler
terdapat penunjuk
kaca yang tenggelam
dalam alkohol, waktu 28
suhu tinggi alkohol
memuai dan mengalir
dengan bebas dalam
pipa kapiler, waktu
suhu rendah alkohol
dalam reservoir
menyusut dan alkohol
dalam pipa kapiler
tertarik, mengalir ke
arah reservoir. Ketika
permukaan alkohol
menyentuh ujung
penunjuk maka
tegangan permukaan
cairan mendorong
petunjuk tertarik
bergerak menuruti
penyusutan alkohol ke
arah skala suhu
terendah. Suhu
minimum dibaca pada
skala yang bertepatan
dengan ujung kanan
penunjuk.
Termometer dipasang
vertikal.
4. Termometer bola basah bola kering
Mengukur suhu udara
Cara pembacaannya
sama seperti
termometer biasa,
hendaknya
termometer bola
kering dulu baru
termometer bola
basah.
5. Termometer tanah bengkok
Mengukur suhu tanah
Semakin dalam kedalaman tanah yang diukur maka semakin tinggi suhunya
6. Termohigrograf Mengukur Suhu dan kelembaban
Semakin suhu tinggi maka kelembabannya semakin rendah
7 Ombrograf Mengukur curah hujan secara otomatis
Hujan yang masuk ditampung dalam ombrometer dan didalamnya terdapat pelampug yang menggerakkan pena dan memberikan garis pada kertas bersekala.
8. Ombrometer Mengukur curah hujan secara manual
1. Meletakkan gelas
ukur dalam ruang
yang telah tersedia
dalam
ombrometer.
2. Mengamati berapa mili liter air yang tertampung dalam gelas ukur
9. Wind vane mengukur arah mata angin
Posisi dari vane yang menunjukkan arah angin, dapat dilihat dengan mudah dan sekaligus dapat dicatat arah angin pada waktu itu.
10.
Anemometer Mengukur kecepatan angin
Alat anemometer, memiliki sensor berupa tiga buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu rotor. Kecepatan rotor tergantung kecepatan angin. Pada poros putaran dipasang alat pengukur kecepatan yang dapat menunjukkan angka. Selisih angka pengamatan pertama dengan pengamatan kedua dibagi jangka waktu pengamatan-pengamatan, itu merupakan angka rata-rata kecepatan angin dalam waktu itu.
11.
Evaporimeter Mengukur penguapan air
Alat ini terdiri dari
sebuah panci silinder
dengan garis tengah
120 cm dan tinggi 25
cm. di dalamnya
dipasang “stilling
well cylinder” yang
dilengkapi batang
pancing pengukur
berskala dan skrup
pemutar untuk
menaikkan/menurunk
an batang pengukur.
Panci diisi air bersih
setinggi 20 cm,
pengukuran
dilakukan pada
permukaan air di
dalam “stilling well
cylinder”. Besarnya
evaporasi diketahiu
perbedaan tinggi
permukaan air selama
satu periode
pengamatan (selisih
dua kali pengamatan).
D. Pembahasan
1. Radiasi Surya
Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas
radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di
permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah
jam/hari. Banyaknya panas dari matahari yang diterima bumi tergantung
pada tinggi matahari, panjangnya hari dan pengaruh atmosfer. Makin
tinggi matahari sinar yang diterima makin banyak sehingga semakin
siang, kertas pias yang terbakar semakin panjang. Hari makin panjang
maka radiasi matahari juga semakin banyak. Sinar matahari, tidak
seluruhnya diserap oleh bumi tetapi sebagian akan diabsorbsi,
dipantulkan, dipancarkan dan dibiaskan. Kondisi awan juga
mempengaruhi sinar matahari yang sampai ke bumi.
Pada praktikum radiasi surya yang dilakukan adalah dengan
pengamatan lama penyinaran dan intensitas radiasi yang dilakukan untuk
mengetahui lama penyinaran dapat menggunakan alat sunshine recorder.
Pada sunshine recorder, kertas bias akan terbakar akibat sinar matahari.
Pada pengamatan, nampak bahwa kertas bias tidak terbakar seluruhnya.
Hal ini ditunjukkan dari lama penyinaran surya selama 6,5 jam hanya
dapat membakar kertas bias sebesar 54,11%. Sedangkan untuk
mengetahui intensitas radiasi menggunakan alat solarimeter. Semakin
siang, nilai datanya semakin besar karena pada siang hari intensitas
penyinaran matahari sangat tinggi.
Pemanfaatan Radiasi matahari dalam hidup dan kehidupan sangat
luas. Bila berbicara mutu, maka itu berbicara mengenai Spektral radiasi
matahari. Bila spektral radiasi matahari buruk intensitas radiasi matahari
berkurang dipermukaan bumi, mutu kehidupan di bumi dipastikan
turun.Pada radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi panas,
sedangkan cahaya tampak adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi
matahari dan cahaya tampak yang sangat dekat dengan hidup dan
kehidupan adalah pada sistem bangunan. Diantara sekian banyak
kemanfaatan energi panas radiasi matahari baik berupa radiasi langsung
normal dan horizontal, radiasi baur, pantul maupun global, yang paling
dekat disekitar lingkungan tinggal diantaranya: pengeringan, penguapan
dan penghematan energi pada bangunan.
a. Pengeringan.
Pengeringan hasil pertanian dan perikanan dengan radiasi
matahari telah dikenal sejak lama dalam kehidupan sehari-hari. Bila
diketahui ketersediaan energi radiasi (jumlah dan lama) maka dapat
diperkirakan lama pengeringan dan ketebalan optimal sesuatu bahan,
bila tak mencukupi digunakan energi kovensional, jangan terbalik.
Penetapan penggunaan pengeringan dari radiasi matahari,
menghemat pemakaian energi konfensional (listrik atau BBM),
istilah sekarang disebut hemat (efisiensi). Bila pengeringan
menggunakan plat penadah energi matahari, maka untuk
mendapatkan energi panas yang optimal pada plat penadah tersebut,
permukaannya dimiringkan.
b. Penguapan.
Penguapan akibat dari radiasi matahari adalah pada pembuatan
garam. Bila diketahui ketersediaan radiasi (jumlah dan lama) dapat
ditentukan kedalaman air yang optimal pada kolam garam sehingga
diperoleh penguapan yang optimal. Pada kolam ikan, ketersediaan
radiasi menghangatkan air dan mengakibatkan penuapan. Aliran
masukan air dan kehangatan air pada kedalaman tertentu akan
menghasilkan produksi kolam optimal. Pada pengairan pertanian,
bila diketahui ketersediaan radiasi matahari akan diperoleh laju
penguapan dan kebutuhan air untuk kedalaman tertentu. Perhitungan
kedalaman air, menghasilkan pembagian air merata, jangan terjadi
air disuatu tempat melebih kedalaman tertentu ditempat lain
kekeringan. Hasil perhitungan ini akan diperoleh sistem pengairan
yang optimal. Pada bendungan, laju penguapan air akibat radiasi
matahari diperlukan dalam menentukan persediaan dan distribusi air
dimusim kemarau. Dan lain-lain.
c. Bahan
Penetapan jenis, luas bahan, ketebalan untuk keperluan tertentu
yang optimal berdasarkan ketersediaan radiasi matahari (panas).
Perhitungan ini akan terjadi efisiensi penggunaan bahan.
d. Bangunan
Ketersediaan radiasi matahari pada bidang tegak lurus dan
miring, untuk keperluan konservasi energi (tataudara (AC) dan
tatacahaya) dalam bangunan. Berikut terjadi penghematan energi
listrik.
e. Energi Listrik.
Energi matahari dapat pula diubah menjadi energi listrik,
menggunakan sel surya (solar cel). Ketersediaan radiasi matahari
dapat digunakan untuk memperkirakan luas dan kemiringan yang
optimal panel cel surya untuk mengasilkan energi listrik. Panel cel
surya sangat bermanfaat untuk daerah terpencil. berarti menghemat
BBM. Persoalan sekarang, adakah sel surya buatan para pakar
Indonesia. Bila ada meskipun efisiensi panel sel surya rendah tidak
masalah, kerena dibuat sendiri. Bila dibuat sendiri, dapat
dikembangkan sehingga diperoleh efisiensi yang lebih baik setiap
waktu.
2. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan
massa udara dalam setian luas tertentu.Tekanan udara dapat diukur
dengan menggunakan barometer. Tekanan udara mempun yai satuan
milibar(mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat udaranya
disebut garis isobar.Udara mengalir atau bergerak dari tekaman udara
tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat
dan waktu yang berbeda maka tekanan udaranya juga berbeda. Tekan
udara secara vertikal adalah semakin ke atas tekan udaranya semakin
menurun. Hal tersebut dikarenakan komposisi gas penyusunnya semakin
ke atas semakin berkurang, sifat udara yang dapat dimampatkan,
kekuatan gravitasi semakin ke atas semakin lemah, adanya veriasi secara
vertikal di atmosfer yaitu setelah laipasan troposfer. Tekanan udara
secara horisontal yaitu sebaran variasi tekanan udara dipengaruhi suhu
udara, bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi maka tekanan udaranya
rendah dan daerah yang suhu udaranya rendah maka tekanan udaranya
tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horisontal dipengaruhi oleh
lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, dan pergeseran posisi
matahari tahunan.
3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu
benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, bisa juga dengan
termohigrograf. Dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur suhu
cenderung menggunakan indra peraba. Sklala yang biasa digunakan
untuk mengukur suhu biasanya menggunakan skala celcius, kalau skala
internasionalnya menggunakan kelvin.
Suhu dapat dimodifikasi, misalnya dengan menggunakan rumah
kaca yang menyebabkan suhu bertambah tinggi. Selain itu juga pada
tempat-tempat tertentu yang dibuat untuk suhu rendah maupun suhu
tinggi. Memodifikasi suhu belum bisa secar makro namun baru bisa
secara mikro. Memodifikasi suhu tanah dengan menggunakan mulsa
plastik.
Suhu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Suhu tanah
mempengaruhi pertumbuhan akar dan kerja akar dalam mengangkut air
dan zat hara dalam tanah. Suhu udara memepngaruhi pertumbuhan
batang, daun, tunas, bunga dan buah. Pada tanaman C3, suhu yang baik
untuk pertumbuhan yaitu 27oC-28oC. Sedangkan untuk tanaman C4 suhu
yang baik untuk pertumbuhan yaitu 30oC-35oC. Sebagian tanaman
holtikultura menghendaki suhu rendah yaitu 45oF-60oF, misalnya
tanaman apel, pear, asparagus, cherry, kubiss, kentang, gramenium,dll.
Ada juga tanaman holtikultura yang menghendaki suhu tinggi yaitu
60oF-75oF, misalnya tanaman anggur, tomat, waluh, bunga mawar,
orchid,dll.
4. Kelembaban Tanah dan Udara
Kelembaban adalah tingkat kebasaan udara karena adanya uap air
yang terkandung di udara. Kandungan uap air di udara hangat lebih
banyak dari pada kandungan air dalam udara dingin. Alat yang
digunakan untk mengukur kelembaban udara adalah higrometer, namaun
bisa juga dengan termohigrograf sekalian dengan pengukuran suhu udara.
Pada siang hari energi radiasi cenderung kuat, akan meningkatkan
suhu udara, pada kondisi tersebut bila tekanan uap aktual di udara tetap
maka kelembaban relatif udara akan berkurang, demikian sebaliknya.
Kelembaban rlatif yang tinggi pada padi hari pada saat suhu udara
mencapai titik suhu terndah bila bersentuhan dengan benda yang suhunya
lebih rendah dari titik embun maka akan terbentuk embun. Kelembaban
relatif menurut tempattergantung pada suhu yang menentukan kapasitas
udara untuk menampung uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan
uap air di suatu tempat ditentukan oleh ketersesiaan air dan energi untuk
menguapkannya.
Kelembaban udara yang cukup untuk tanaman dapat
menguntungkan tanman tersebut, krena tanman dapat mengurangi
transpirasi, daun lebih tipis, daun lebih lebar dan permukaan daun lebih
halus. Kelembaban udara yang tinggi dan suhu udara yang tinggi juga
dapat memdukung pertumbuhan penyakit tanaman seperti
berkembangnya spora. Kelembaban udara merupakan faktor pembatas
serangga karena berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan
keaktifan serangga.
5. Curah Hujan
Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-
butir air dan jatuh ke tanah. Satuan ukuran hujan adalah mm. yang
dimaksud dengan banyaknya hujan adalah tinggi air hujan bila tidak ada
yang merembes ke dalam tanah. Alat pengukur curah hujan adalah
penakar hujan yang disebut ombrometer, besar curah hujan dapat
diketahui dengan mengukur banyaknya air hujan yang yang telah
tertampung di gelas ukur. Sedangkan pada ombrograf cukup membaca
grafik pada kertas untuk mengetahui curah hujan.
Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan
bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke
musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan yang berbeda. Air
hujan terdiri atas ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, bikarbonat, dan
sulfat yang merupakan jumlah yang besar bersama-sama. Sebagai
patokannya adalah tiap 100 cc air hujan yang tertampung dalam
ombrometer sama dengan 10 mm curah hujan. Pengamatan terhadap
curah hujan tidak dilakukan pada praktikum kali ini dikarenakan pada
saat pelaksanaan praktikum tidak turun hujan. Curah hujan diukur tiap
hari dari data tersebut dapat dihitung curah hujan tiap bulan dan akhirnya
curah hujan tahunan.
6. Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga kerena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
udara yang lebih rendah. Komponen angin yang biasanya diukur adalah
kecepatan angin dan arah angin. Arah angin adalah darimana datangnya
dan bertiupnya angn yang dinyatakan dalam sudut kompas. Alat yang
digunakan untu mengetahui arah angin adalah wind vane. Kecepatan
angin adalah besarnya atau cepatnya angin yang bertiup dan diukur
menggunakan anemometer.
Daalam pertanian angin dapat berfungsi untuk membantu
penyerbukan pada tanaman. Dengan adanya angin maka serbuk-serbuk
sari yang ada pada unya dapat membuahi kepala putik sehingga dapat
membantu proses reproduksi tanaman. Selain mempunyai dampak positif
untuk pertanian, angan juga mempunyai dampak negatif. Jika angin yang
bertiup terlali kencang maka dapat mengakibatkan tanaman-tanaman
roboh. Hal itu dapat berdampak buruk jika menimpa tanaman musiman
yang belum waktunya panen dan menyebabkan kerugian yang lumayan
besar.
7. Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan tanah yang dapat iukur dengan
evaporimeter yang menggunakan bejana pemguapan berupa panci atau
tangki yang berisi air bersih. Dinding bejana berwarna putih atau putih
metalik, hal ini ditunjukkan untuk mengurangi pengaruh radiasi.
Besarnya nilai evaporasi dipengaruhi oleh suhu dan besarnya suhu
dipengaruhi oleh intensitas radiasi surya
Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-
molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air
tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang
tidak terlihat di atmosfir. Nilai evaporasi merupakan selisih permukaan
(tinggi) dari dua kali pengukuran setelah nilai curah hujan apabila terjadi
hujan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah sebagai
berikut:
a. Suhu, makin tinggi suhunya, penguapan makin cepat.
b. Angin, makin cepat angin, penguapan makin cepat.
c. Susunan/kualitas air. Penguapan akan berubah secara kebalikan
sejalan dengan kadar garam dan air. Penguapan akan lebih tinggi
pada air tawar daripada air asin.
d. Tekanan udara/uap air di atmosfer, jika tekanan udara di atas
permukaan air rendah, maka penguapan menjadi lebih besar.
e. Sifat dan bentuk permukaan. Permukaan tanah, tanah yang
bervegetasi.
Jadi evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
gas dan perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer dan ini
terjadi pada tanaman.
8. Awan
Awan adalah titik-titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa.
Terjadinya awan dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi yang
banyak sekali pada ruang basah, adanya kenaikan tingkatan kelembapan
relatif dengan disertai banyak inti kondensasi/sublimasi dan adanya
pendinginan. Adanya pendinginan merupakan sebab utama terjadinya
awan. Pendinginan ini disebabkan oleh adanya penurunan tekanan,
karena udara naik secara teratur, atau kenaikan udara ini disebabkan oleh
adanya paksaan pegunungan.
Awan adalah gumpalan uapair yang terapung di atmosfer.
Berdasarkan data praktikum diketahui bahwa jenis awan pada hari
tersebut yaitu stratus, strato cumulus, cirro stratus, alto stratus, cumulus,
dan cirrus pada ketinggian tertentu. Dan warnanya putih keabu-abuan,
putih, keputih-putihan, kelabu, dan putih. Awan mempengaruhi nilai
intensitas radiasi surya karena dengan adanya awan menghalangi
pancaran sinar ke bumi.
Klasifikasi awan adalah sebagai berikut:
a. Famili awan tinggi: cirrus, cirro cumulus dan cirrostratus
b. Famili awan sedang: altocumulus dan altostratus
c. Famili awan rendah: stratus, nimbo stratus dan stratocumulus
d. Famili awan tumbuh vertical: cumulus; cumulus nimbus dan nimbo
stratus
Pada praktikum kali ini, kelompok kami melekukan pengamatan
terhadap awan, dan awan yang ada pada saat praktikum adalah awan jenis
sirrus. Awan sirrus termasuk dalam famili awan tinggi. Awan sirrus
biasanya berserabut putih yang terdiri dari hablur es dan tidak menimbulkan
hujan.
E. Komperehensif
Cuaca adalah kondisi sesaat dari atmosfer dan perubahannya pada
lokasi tertentu dan bersifat spesifik. Karakteristik dari cuaca dalam jangka
waktu yang panjang dan sangat lama pada luasan wilayah tertentu dinamakan
iklim. Komponen cuaca iklim meliputi : radisi matahari, tekanan udara, suhu,
kelembaban, curah hujan, angin, evaporasi dan awan.
Semua komponen cuaca dan ilkim tersebut saling mempengaruhi. Jika
radisai matahari sangat tinggi maka terkanan udara dan kelembaban udara
rendah dan suhu tinggi karena radiasi matahari berbanding lurus dengan suhu.
Tekanan udara berbanding terbalik dengan radiasi matahari karena molekul
udara pada saat panas akan aktif untuk bergerak dan mengembang jadi
tekanan menjadi rendah.dengan adanya perbedaan tekanan udara maka akan
berakibat adanya udara yang bergerka atau disebut angin, angin bergerak dari
tekanan tinggi ketekanan rendah. Radiasi matahari juga memepengaruhu
penguapan pada tanah maupun tumbuhan. Adanya angin dan radiasi matahari
akan menyebabkan adanya hujan karenan uap air karena radiasi matahari
akan dibawa angin untuk berkumpul jadi satu yang membentuk awan dan
dengan adanya awan maka akan turun hujan.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Cuaca adalah keadaan atmosfer pada jangka waktu tertentu dan
sifatnya berubah-ubah, sedangkan iklim merupakan keadaan rata-rata
cuaca suatu wilayah dalam kurun waktu yang lama.
b. Ilmu yang mempelajari macam-macam iklim di muka bumi dan
faktor-faktor yang menentukannya disebut dengan klimatologi.
Klimatologi tidak dapat terlepas dari meteorologi, sehingga kadang-
kadang meteorologi di anggap sama dengan klmimatologi.
Meteorologi mempelajari proses cuaca lapisan atmosfer bawah
(lapisan troposfer), sedangkan klimatologi terutama mempelajari hasil
proses cuaca.
c. Komponen cuaca dan iklim dipengaruhi oleh radiasi surya, tekanan
udara, suhu (suhu udara dan suhu tanah), pH dan kelembaban, curah
hujan, angin, evapotranspirasi, dan awan.
d. Pengamatan radiasi surya meliputi lama penyinaran dan intensitas
radiasi. Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai
di permukaan bumi dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah
jam/hari. Untuk mengetahui lama penyinaran dapat menggunakan alat
Sunshine Recorder, Actinograph Bimetal dan Gun Bellani.
e. Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena
beratnya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai
batas atmosfer. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara
adalah barometer. Semakin tinggi tempat, tekanan udara akan
berkurang. Tekanan udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke
tempat bertekanan lebih rendah.
f. Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda atau dapat
dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.
g. Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Alat untuk mengukur
kelembaban udara maupun kelembaban tanah disebut termohigrograf.
h. Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-butir
air dan jatuh ke tanah. Satuan ukuran hujan adalah mm. Alat pengukur
curah hujan adalah penakar hujan yang disebut ombrometer, besar
curah hujan dapat diketahui dengan mengukur banyaknya air hujan
yang yang telah tertampung di gelas ukur. Sedangkan pada ombrograf
cukup membaca grafik pada kertas untuk mengetahui curah hujan.
i. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan
suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.
j. Evaporasi adalah penguapan tanah yang disebabkan oleh radiasi
matahari. Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah
evaporimeter.
k. Awan adalah titik-titik air yang melayang-layang tinggi di angkasa.
Terjadinya awan dapat disebabkan oleh adanya inti-inti kondensasi
yang banyak sekali pada ruang basah, adanya kenaikan tingkatan
kelembapan relatif dengan disertai banyak inti kondensasi/sublimasi
dan adanya pendinginan.
2. Saran
Unsur-unsur cuaca merupakan sesuatu yang dinamis yang sangat
berpengaruh dalam proses kehidupan, dan mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam pertanian. Untuk itu manusia harus memiliki
pengetahuan tentang iklim demi peningkatan usaha pertanian dengan
serangkaian tindakan. Disisi lain bagi praktikan/mahasiswa keadaan
peralatan yang bagus dan memenuhi standar praktikum sangat
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2008. Pentingnya Pemahaman Unsur Cuaca. http://www.jplh.or.id. Diakses pada tanggal 21 Mei 2011.
Anonimb. 2009. Kelembaban Udara. http://abuhaniyya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.
Anonimc. 2009. Seputar Angin. http://one.indoskripsi.com/.Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.
Buckman Brady. 1982. Dasar Klimatologi. Erlangga. Jakarta.
Darldjoeni. 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.
Doorenbos. 1977. Peralatan Agroklimatologi dalam Menunjang Dunia Pertanian Secara Umum. Bina Insan Press. Jakarta.
Foth, Henry D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-7. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah edisi ke-6. Erlangga. Jakarta
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1993. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Bogor.
Herlina.2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. UniversitasBrawijaya. Malang.
Hutabarat. 1986. Manfaat Klimatologi Bagi Pertanian. Bumi Penerbit. Surabaya.
Jason. 2010. Yang Dimaksud Kelembaban Udara. www. Answers.yahoo.com. Diakses Hari Minggu pukul 16.30
Karim, K. 1985. Dasar-Dasar Klimatologi. Jurnal Agrista. 2 (2): 127-137
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
LIPI. 2008. Agroklimatologi – Alat dan Prinsip Kerja. http://www.lipi.go.id Diakses pada hari Minggu,15 Mei 2011.
Leonheart, 2010. http://taufikanugrah.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim.html Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.
Martha W.J. 1993. Mengenal Dasar–Dasar Hidrologi. Nova. Bandung.
Masson, B. J. & Cloud. 1962. Rain And Rain Making, Cambridge. London.
Mohr. 1998. The Cultural Turn in American Sociology—A Report from the Field. http://www.ibiblio.org/culture/newsletter/cult172and3.pdf Diakses pada hari Minggu, 15 Mei 2011.
Ponce. 1989. Manfaat dan Peranan Iklim bagi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta
Sudjarwadi. 1995. Pertanian Dahulu, Masa Kini dan Masa Depan. UI Press. Jakarta.
Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. PT. Midas Surya Grafindo. Jakarta.
Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. ITB. Bandung.
Top Related