7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKetuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan dengan
penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis sampai sepsis, yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu. Menurut
Eastman insiden PROm (premature rupture of membrane) ini kira-kira 12% dari semua
kejadiannya mencapai sekitar 24%.
Ketuban pecah dini merupakan hubungan langusung antara dunia luar dengan ruangan
dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput
ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim,
sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar
kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan
kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu tata
laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan
kejadian persalinan premature dan infeksi dalam rahim.
Kasus ketuban pcah dini yang kami temukan di lahan praktek, yaitu di RS Aisyiyah
Kudus yaitu dari sekitar 50 persalinan 30% adalah dengan ketuban pecah dini. Untuk itu
penulis tertarik unruk membuat laporan kasus tentang persalinan dengan ketuban pecah
dini untuk dijadikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi.
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
2/26
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DefinisiKetuban pecah dini atau spontaneous atau early atau premature of membrane (PROM)
adalh pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primipara
kurang dari 3 cm dan mulipara kurang dari 5 cm. (Mochtar, 1998)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan
ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai
terjadi kontraksi rahim disebut ketuban pecah dini periode laten. (Manuaba, 1998)
Ketuban pecah dini adalah ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu
jam belum dimulainya tanda persalinan. (oxom, 2000)
B. EtiologiPenyebab ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan
keculai dalam usaha penekanan infeksi. Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi
multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Menurut Manuaba (1998) penyebab ketuban pecah dini adalah :
a. Serviks inkompetenb. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnionc. Kelainan letak janin dalam rahim : sungsang, letak lintangd. Kelainan bawaan dari selaput ketuban (ketuban tipis)e. Infeksi vagina
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
3/26
Menurut Taylor,dkk etiologi ketuban pecah dini adalah :
a. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecahb. Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)c. Infeksi : amnionitis, korioamnionitisd. Ketuban pecah dini artificial (amniotomi), dimana ketuban pecah terlalu dini.
Menurut Varney, 2002 penyebab ketuban pecah dini adalah :
a. Inkompetensia serviks dan uterusb. Polihidramnionc.
Malpresentasi janin
d. Infeksi vaginaC. Patofisiologi
Menurut Mochtar, 1998 mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung
sebagai berikut :
1. Ketuban idak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi sehinggadapat menyebabkan ketegangan rahim
2. Bila terjadi serviks inkompeten maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecahdan mengeluarkan air ketuban
3. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalambentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah
4. Kelainan selaput ketuban dimana selaput ketuban terlalu tipis sehingga mudah pecahD. Gejala Klinis
1. Keluarnya ketubanUntuk memastikan air ketuban yang keluar
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
4/26
a. AnamnesaKeluarnya cairan dari kemaluan yang bukan Karena miksi terdapat cairan yang
bercampur lanugo, verniks dan apabila ada his cairan keluar bertambah banyak
b. Pemeriksaan dalamAdanya cairan di vagina, selaput ketuban negative
c. InspekuloTampak selaput yang pecah, air yang merembes dari ostium uteri, pembukaan kecil
dan salah satu penipisan, tampak kepala atau rambut janin tanpa lapisan amnion
d.
USG
Jumlah cairan ketuban berkurang
e. LaboratorikDengan lakmus merah, warna berubah menjadi biru
2. Belum ada tanda-tanda inpartua. His belum teraturb. Pembukaan (primi
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
5/26
Sering dijumpai pada presentasi bokong
5. Prolaps tali pusatSering dijumpai, khususnya pada bayi premature
6. Mortalitas perinatalSemakin lama periode laten, semakin lama mortalitasnya
b. Bagi ibu1. Partus lama
Adanya inkoordinasi kontraksi otot rahim akibat dari induksi persalinan dengan
oksitosin sehingga menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk meningkatkan
pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim.
2. Perdarahan post partumAdanya penggunaan narkosa pada penanganan ketuban pecah dini dengan tindakan
induksi
3. Atonia uteriBila pada saat ketuban pecah srviks belum matang atau belum membuka sehingga
akan memperlama proses persalinan dan menyebabkan kelelahan pada ibu yang
berakibat pada melemahnya kontraksi uterus
4. Infeksi nifasAdanya infeksi intrapartum akibat ketuban pecah lebih dari 6 jam
F. Pemeriksaan DiagnosisDiagnosis ketuban pecah dini tidak sulit di tegakkan dengan keterangan terjadi
pengeluaran cairan mendadak disertai bau khas selain keterangan yang disampaikan dapat
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
6/26
pula dilakukan beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah
air ketuban, yaitu dengan cara :
a. Tes dengan lakmus (litmus)1. Bila terjadi biru (basa) adalah air ketuban2. Bila terjadi merah (asam) adalah air kemih
b. Pemeriksaan mikroskopik terhadap tetesan cairan yang kering, akan memperlihatkansuatu corak seperti daun pakis (fernig pattem) bila cairan itu ketuban. (Hoken dan
More, 2001)
c.
Pemeriksaan inspekulo yang steril : terlihat cairan yang keluar dari ostium uteri
eksternum ( Bary, F.C, 1996)
d. Riwayat : jumlah cairan yang hilang , warna cairan, bau, hubungan seksual pervaginaterakhir
e. Pemeriksaan histopatologi air ketuban dan sitologi (kolaborasi)G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan ketuban pecah dini yang dapat dilakukan oleh bidan :Bidan sebagai tenaga medis yang terlatih yang ditempatkan di tengah masyarakat
seyogyanya bertindak konservatif artinya tidak terlalu banyak melakukan intervensi.
Dengan akibat tingginya angka kematian ibu dan bayi, maka sikap yang paling penting
adalah melakukan rujukan. Shingga penanganan ketuban pecah dini ini mendapat
tndakan yang tepat. ( Manuaba, 1998)
b. Di rumah sakit1. Dalam menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan komunikasi, informasi,
motivasi, terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
7/26
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan
mungkin mengorbankan janinnya.
2. Pada bayi matura. Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas patu
sehingga mengurangi kegagalan perkembangan paru yang sehat
b. Pemberian antibiotic profilaksis, spasmolitika dan roboransia dengan tujuanuntuk mengundur waktu sampai anak viable.
3. Waktu terminasi pada kehamilan akan dapat dianjurkan selama waktu 6 jam sampai24 jam bila tidak terjadi his spontan
4. Bila anak sudah viable (> 36 minggu) lakukan induksi partus 6-12 jam dan berikanantibiotika profilaksis, bila dengan induksi artus atau drip oksitosin gaga, lakukan
tindakan operatif.
5. Disamping itu hal-hal yang perlu diperhaikan slama dalam menolong pasien antaralain bersih penolong, bersih alat, serta bersih tempat atau lingkungan di sekitar klien
atau dikenal dengan istilah #B ( tiga bersih )
6. Jadi penyelesaian ketuban pecah dini menurut Mochtar, 1998 adalah sebagaiberikut:
a. Partus spontanb. Ekstraksi vakumc. Embriotomi bila anak sudah meninggald. Seksio sesaria bila ada indikasi obstetric
c. Konservatif1. Rawat di rumah sakit
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
8/26
2. Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahanampicillin ) dan metronidazole 2x500 mg selama 7 hari
3. Jika umur kehamilan 37 minggu induksi dengan oksitosin, bila gagal lakukan seksio sesaria
dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intra vaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2. Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiridengan :
a. Bial skor pelvic 5 induksi ersalinan, partus pervaginam
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
9/26
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY. F
UMUR 20 TAHUN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RS AISYIYAH KUDUS
I. PENGKAJIANHari, Tanggal : Sabtu, 15 Juni 2013
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus
Sumber Data : Data Primer : Autoanamnesa : informasi dari pasien
Alloanamnesa : informasi dari suami pasien
Data Sekunder : Buku RM
A. DATA SUBYEKTIF1. Identitas Klien
Nama Pasien : Ny. F Nama Suami : Tn. M
Umur : 20 tahun Umur : 28 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Alamat : Gajah, Demak
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
10/26
2. Alasan DatangIbu mengatakan datang ke RS atas rujukan bidan dengan keluhan keluar cairan dari
jalan lahir pada tangal 15 Juni 2013 sejak pukul 11.00 WIB dan sudah merasakan
kenceng-keceng.
3. Riwayat Kebidanana. Riwayat Perkawinan
Umur menikah : ibu mengatakan menikah saat usia 19 tahun
Lama menikah : ibu mengatakan lama menikah 1 tahun
Berapa kali : ibu mengatakan menikah 1 kali dengan suami sekarang
Status perkawinan : ibu mengatakan sah secara hokum dan agama
b. Riwayat kehamlan, persalinan, dan nifas yang laluTidak ada karena ibu seorang primigravida
c. Riwayat kehamilan sekarangUmur kehamilan : ibu mengatakan 9 bulan
Hamil ke berapa : ibu mengatakan ini hamil pertama dan tidak pernah
keguguran
HPHT : 19 september 2012
Gerakan janin : ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin saat usia
kehamilan 4 bulan
ANC : 6 kali di bidan
T I : 1 kali usia kehamilan 10 minggu
T II : 2 kali usia kehamilan 16 dan 20 minggu
T III : 3 kali usia kehamilan 32,35,36 minggu
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
11/26
Imunisasi TT : 2 kali saat usia kehamilan 16 dan 20 minggu
Obat-obatan : kalk, fe 1x1
Keluhan hamil : ibu mengatakan mual muntah saat awal kehamilan dan
sering kencing , nyeri punggung saat menjelang persalinan
d. Riwayat menstruasiMenarche : ibu mengatakan pertama kali haid umur 12 tahun
Siklus : ibu mengatakn 30 hari
Lamanya : ibu mengatkan 6-7 hari
Warna : ibu mengatakan merah
Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid
c. Riwayat KBIbu mengatakan belum pernah mengikuti program Kb jenis apapun dan
berencana mengikuti program KB IUD
4. Riwayat Kesehatana. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatkan tidak pernah merasa berdebar-debar yang terus menerus
(jantung), sesak napas (asma), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit
kuning (hepatitis), kencing manis (DM), kanker
b. Riwayat kesehatan sekarangIbu mengatakan tidak sedang merasa berdebar-debar yang terus menerus
(jantung), sesak napas (asma), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit
kuning (hepatitis), kencing manis (DM), kanker
c. Riwayat kesehatan keluarga
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
12/26
Ibu mengatakan dari pihak eluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah
menderita penyakit menular seperi TBC, hepatitis, dll
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah
menderita penyakit keturunan seperi asma, DM, jantung dan penyakit kronis
seperti jantung, ginjal, kanker, dll
5. Pola Kebiasaan Sehari-hariPola Selama Hamil Menjelang Bersalin Keluhan
Nutisi
Makan : 3x sehari
Jenis : nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring
Minum : 6-7 gelas/hari
jenis : air putih, the manis
- -
Eliminasi
BAB : 1 x sehari
BAK : 4-5 kali sehari
BAB : -
BAK :--
Aktivitas
Mengerjakan pekerjaan
rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, dll
Tidur di tempat tidur
-
IstirahatTidur siang : 1-2 jam
Tidur malam : 6 jam
Belum istirahat-
Personal
Hygene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Danti pakaian : 2x sehari
Keramas : 3 x semingu
Belum melakukan personal
hygene
-
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
13/26
Seksual
2x seminggu Tidak melakukan hubungan
seksual-
6. Data Psiko-Sosio-Kultural dan SpiritualIbu mengatakan merasa cemas karena ini merupakan persalinan yang pertama
Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung persalinannya
Ibu mengatakan tetap beribadah selama hamil
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara bersama-
sama
Ibu mengatakan hubungannya dengan lingkungan dan keluarga baik
7. Data Pengetahuan KlienIbu mengatakan mengetahui tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi dan
mengeluarkan cairan dan lender darah dari jalan lahir
8. Data Lingkungan Yang BerpengarhIbu mengatakan tinggal bersama suami dan mertua di rumah mertua
Ibu mengatakan memiliki hewan peliharaan di rumah yaitu ayam
B. DATA OBYEKTIF1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70 mmHg
S : 360C
N : 84 x/menit
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
14/26
RR : 24x/menit
2. Pemeriksaan Fisika. Wajah : tidak ada kelainanb. Mata : konjungtiva merah muda, sclera putihc. Mulut : bersihd. Leher : tidak ada pembesaran kelenjare. Dada : bentuk payudara simetris, putting menonjol, areola
hipepigmentasi
f.
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
g. Punggung : lordosish. Genetalia : PPV lender darah, air ketubani. Anus : haemoroidj. Ekstremitas : atas : tidak edema, tangan kanan terpasang infuse
Bahwa : tidak edema dan varises
3. PalpasiL I : TFU : 3 jari dibawah Px
L II : kiri : punggung janin
Kanan : ekstremitas janin
L III : teraba kepala
L IV : kepala masuk PAP 3/5 bagian
4. AuskultasiDJJ 135x/menit terdengar jelas di 3 jari di bawah pusat dengan dopler
5. Pemeriksaan dalam
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
15/26
Kondisi portio : lunak
Pembukaan : 3 cm
KK : -
Bagian terendah : kepala
Penurunan : hodge I
6. Pemeriksaan penunjangTidak dilakukan
7. His 3x dalam 10 menit lamanya 35 detikII. ASSESMENT
a. DiagnoseNy. F umur 20 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauterine, letak
memanjang, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP inpartu kala I fase aktif dengan KPD
DS :
a. Ibu mengatakan bernama Ny. F umur 20 tahunb. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah keguguranDO :
a. HPL : 26 juni 2013b. L I : bokong
L II : kanan : punggung
Kiri : ekstremitas
L III : kepala
L IV : 3/5 bagian
c. VT pembukaan 3 cm, KK negative, portio tipis, lunak, bagian terendah kepalad. PPv lender darah dan air ketuban
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
16/26
b. MasalahIbu cemas
DS : ibu mengatakan merasa khawatir atas keadaan kandungannya
DO : ibu tampak cemas
c. KebutuhanDukungan mental
III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIALPotensial terjadi infeksi
Dasar :
DS : ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir tanggal 15 juni 2013
sejak pukul 11.00 WIB
Do : adanya cairan ketuban di jalan lahir
IV.
TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter SpOG
V. INTERVENSITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 15.10 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan2. Berikan dukungan mental pada ibu3. Lakukan kolaborasi dengan dr. SpOg4. Berikan tindakan sesuai advis dokter5. Lakukan pengawasan 10
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
17/26
6. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri7. Ajarkan ibu teknik relaksasi8. Dokumentasikan tindakan
VI. IMPLEMENTASITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 15.11 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ( 15.12 WIB)2. Menjelaskan pada ibu bahwa pesalinan adalah hal yang normal dan semua wanita normal
akan mengalaminya. (15.12 WIB)
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG (15.15 WIB)4. Melakukan tindakan sesuai advis dokter, yaitu : (15.20 WIB)
a. Infuse RL 20 tpmb. Injeksi ampisilin 3x1 gr (skin test)c. Injeksi stesolid 1 ampul
5.
Melakukan pengawasan 10 yaitu meliputi : TD, S, N, RR, bandle ring, pembukaan, DJJ, His, PPv.
(15.20 WIB )
6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri agar mempercepat penurunan kepala. (15.21 WIB)7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu bernapas panjang jika ada his dan beristirahat jika tidak
ada his. (15.22 WIB)
8. Mendokumentasikan tindakan (18.00 WIB)VII. EVALUASI
Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya2. Ibu sudah agak tenang
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
18/26
3. Tindakan sesuai advis dokter sudah dilakukan4. Pengawasan 10 sedah dilakukan5. Ibu tidur miring kiri6. Ibu mempraktekkan teknik relaksasi7. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
19/26
CATATAN PERKEMBANGAN
A. Kala IITanggal : 15 Juni 2013 Jam : 18.05 WIB
1. DSa. Ibu mengatakan ingin BAB dan mengejanb. Ibu mengatakan kenceng-kenceng di perutnya semakin sering
2. DOa. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : CM
TD : 110/70 mmHg
S : 36,80C
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
b. Inspeksia. Tekanan pada anus dan anus membukab. Perineum menonjol dan vulva membuka
c. PalpasiKontraksi kuat 5x/10 menit lamanya 42 detik
d. AuskultasiDJJ 145x/menit
e. Pemeriksaan dalam
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
20/26
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
21/26
5. Pimpin persalinan5. Implementasi
Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.10 WIB
1. Mendekatkan partus set (18.11 WIB)2. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu (18.13 WIB)3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman (18.15 WIB)4. Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar yaitu seperti saat BAB (18.20 WIB)5. Menolong kelahiran bayi (18.30 WIB)
6. EvaluasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.36
1. Suami mendampingi ibu bersalin2. Ibu memilih posisi litotomi3. Ibu dapat meneran dengan baik4. Persalinan kala II berjalan lancer, bayi lahir spontan, laki-laki, dengan asfiksia ringan. TFU ibu
setinggi pusat, plasenta belum lahir, tali pusat terlihat di vulva, kontraksi baik, kandung
kemih kosong.
B. Kala IIITanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.36 WIB
1. DSa. Ibu mengatakan perutnya masih mules
2. DOa. Bayi lahir spontan laki-lakib. TFU setinggi pusatc. Kontraksi baik
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
22/26
d. Plasenta belum lahir, tali pusat tampak di vulva, kandung kemih kosong, ada semburandarah secara tiba-tiba dari jalan lahir
3. AssesmentTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.37 WIB
a. Diagnose kebidananNy. Umur 20 tahun inpartu kala III
b. MasalahTidak ada
c. KeluhanTidak ada
4. IntervensiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.27
1. Palpasi fundus2. Suntikan oksitosin IM3.
Periksa tanda-tanda pelepasan plasenta
4. Lakukan PTT5. Periksa kelengkapan plasenta
5. ImplementasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.38 WIB
1. Melakukan palpasi fundus uteri untuk memastikan janin tunggal (18.38 WIB)2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara Im di 1/3 paha atas kanan (18.39 WIB)3. Memeriksa tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu bentk uterus globuler, semburan darah
secara tiba-tiba dari jalan lahir, tali pusat bertambah panjang. (18.40 WIB)
4. Melakukan PTT. (18.40 WIB)
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
23/26
5. Memeriksa kelengkapan plasenta. (18.43 WIB)6. Evaluasi
Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.45 WIB
1. Janin tunggal2. Oksitosin sudah diberikan3. Plasenta lahir lengkap
C. Kala IVTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.45 WIB
1. DS :a. Ibu mengatakan perutnya masih mulasb. Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan
2. DO :a. Plasenta lahir lengkap pada jam 18.45 WIBb.
TFU 2 jari di bawah pusat
c. Terdapat luka perineum derajat II3. Assesment
a. DiagnosaNy. F umur 20 tahun P1A0inpartu kala IV dengan laserasi perineum derajat II
b. MasalahTidak ada
c. KebutuhanTidak ada
4. Intervensi
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
24/26
Tanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.46 WIB
1. Lakukan penjahitan laserasi perineum2. Lakukan dekotaminasi alat-alat3. Rapikan dan ganti pakaian ibu4. Pengawasan kala IV5. Dokumentasikan tindakan
5. ImplementasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.47 WIB
1. Melakukan penjahitan luka perineum derajat II. (18.48 WIB)2. Melakukan dekontaminasi alat. (18.53 WIB)3. Mengganti dan merapikan pakaian ibu. (18.55)4. Melakukan pengawasan kala IV.5. Mendokmentasikan tindakan. (20.00 WIB)
6. EvaluasiTanggal : 15 juni 2013 Jam : 20.50 WIB
1. Luka perineum sudah di jahit2. Alat sudah di dekontaminasi3. Pakaian ibu sudah diganti4. Pengawasan kala IV sudah dilakukan5. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
25/26
TTD
Edy Ayu Dewi Purnama
7/22/2019 Pkk II Bersalin Kpd (2)
26/26
BAB V
PENUTUP
A. KesimpulanKetuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan ,
ditunggu satu jam belum ada tanda persalinan. Penyebab ketuban pecah dini masih belum jelas,
maka usaha preventif tidak dapat dilakukan dalam usaha penekanan infeksi.
Berdasarkan hasil praktek di ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus proses pembelajaran dan
masukan pembimbing yang telah dilakukan sehingga dapat terselesaikannya laporan ini, maka
penulis telah data memahami tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan
ketuban pecah dini. Pada kasus ketuban pecah dini, pemberian antibiotic harus dilaksanakan dengan
baik disertai dengan pemantauan terhadap ibu dan janin untuk menghindari terjadinya infeksi.
Top Related