24 April 2014
Kembali Jalankan Fungsinya sebagai BUMN Gas,
PGN Revitalisasi Infrastruktur Gas di Jateng
Semarang 24 April 2014 : Disaksikan oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Ir. Teguh Dwi Paryono, MT, dan
perwakilan calon pelanggan PT Indofood Fritolay, FX Parwoto, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN)
melaksanakan dimulainya proyek clusterisasi Compressed Natural Gas (CNG) Kawasan Industri Tambak Aji, Semarang.
Langkah nyata ini merupakan bukti PGN kembali menjalankan perannya sebagai BUMN Gas sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994. Terobosan clusterisasi CNG ini merupakan bagian dari infrastruktur gas
bumi terintegrasi Jawa Tengah yang groundbreakingnya dilakukan oleh Presiden RI beberapa waktu yang lalu.
CNG Clustering adalah fasilitas CNG yang dihubungkan dengan jaringan pipa distribusi sebagai penunjang yang akan
menghubungkan dengan pelanggan. Model ini merupakan terobosan PGN dalam upaya percepatan penggunaan gas
bumi di Jawa Tengah.
Saat ini calon pelanggan masih mengkonsumsi energi HSD solar, kayu bakar, dan batubara. Nantinya mereka akan
menggantinya dengan gas bumi yang lebih ramah lingkungan serta meningkatkan kualitas produk seperti produk F&B,
olahan kayu, vulkanisir ban serta farmasi.
Rencananya, suplai penyaluran gas dengan CNG ini akan disalurkan kepada pelanggan industri di wilayah Tambak Aji
serta rumah tangga di perumahan Kliwonan dan Wahyu Utomo. Pasokan CNG akan diangkut dengan truk 40 feet
berkapasitas 4.000 kaki kubik. Suplai CNG akan disalurkan melalui PRS (Pressure Reducing Station) yang terhubung
dengan pelanggan melalui jaringan pipa sepanjang 5.150 meter. Dengan potensi awal konversi ke gas bumi sebesar 710
ribu kaki kubik per hari yang setara lebih dari 600 kilo liter per bulan pemakaian solar, maka pelanggan dapat
menghemat biaya energinya lebih dari Rp 50 Miliar per tahun.
Dalam tahap awal ini, sebelum 17 Agustus 2014 kami targetkan gas sudah dapat dinikmati di Jawa Tengah yaitu di
kawasan Tambak Aji. Kami memerlukan dukungan para pihak terkait agar tujuan mulia ini dapat terealisasi tepat
waktu, ujar Edy Sukamto, Manager Area Semarang.
Adapun penandatanganan kontrak konstruksi telah dilaksanakan oleh General Manager (GM) SBU Distribusi Wilayah II,
Wahyudi Anas dengan Direktur Utama PT PGAS Solution, Dilo Seno Widagdo selaku kontraktor proyek, (22/4). Biaya
investasi pengerjaan konstruksi clusterisasi CNG beserta pemasangan pipanya adalah sebesar Rp 11 miliar.
24 April 2014
Dengan dimulainya tahapan konstruksi infrastruktur gas bumi di kawasan Tambak Aji, dapat diartikan bahwa PGN
menghidupkan kembali pipanisasi gas yang sudah dilakukannya sejak tahun 1857 sampai dengan 1994 dengan bahan
dasar gas dari batubara.
Pada masa itu, PGN mengoperasikan jaringan pipa distribusi gas warisan Belanda sepanjang 80 km dan melayani lebih
dari 2.000 pelanggan Rumah Tangga serta beberapa pelanggan lain seperti Rumah Sakit Elisabeth, RS Dr. Karyadi, RS
Telogo Rejo, RS Panti Wiloso. Di era kemerdekaan saat ini, PGN membuktikan komitmennya untuk memberikan
kontribusi lebih besar dengan membangun infrastruktur gas dalam rangka mempercepat konversi BBM ke gas bumi,
sehingga gas bumi sebagai energi yang lebih murah dan lebih bersih dari BBM dapat segera dinikmati oleh masyarakat
luas.
Sesuai dengan amanat PP 37 tahun 1994, PGN mendapat mandat untuk melakukan usaha perencanaan, pembangunan,
pengembangan jaringan transmisi, penyaluran dan distribusi gas. Pada tahun 1995 lahirlah konsep Indonesian
Integrated Gas Pipeline yang diikuti dengan pembangunan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 6.000 km. Sejatinya
tahun 2004 PGN telah menuntaskan Feasibility Study pembangunan pipa gas Kalija (Kalimantan-Jawa) dan Transjava
(Gresik Semarang dan Cirebon Semarang) yang merupakan bagian dari Indonesian Integrated Gas Pipeline. Sebagaimana
diketahui, lelang Hak Khusus terhadap ruas pipa transmisi Kalija dan Gresik Semarang serta Cirebon Semarang
dimenangkan oleh tiga Badan Usaha yang berbeda sehingga menyulitkan terbentuknya sistem jaringan pipa gas bumi
yang terintegrasi.
Pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi yang merupakan bagian infrastruktur gas bumi terintegrasi di wilayah
Jawa Tengah dilakukan dalam tiga tahap. Tahap I yakni wilayah Kendal Semarang Demak, Tahap II diantaranya
Semarang Ungaran dan Tahap III akan melalui wilayah Pekalongan Kudus Solo Raya. Total panjang pipa yang akan
dibangun sekitar 350 km, empat setengah kali lipat dari apa yang telah dibangun di jaman Belanda.
Diharapkan daerah-daerah di Jawa Tengah terhubung dengan infrastruktur gas terintegrasi ini. Tujuan utama dari
proyek ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan peningkatan pemerataan akses masyarakat
terhadap gas bumi. Adapun realisasinya sangat mendesak mengingat Proyeksi Jawa Tengah akan terjadi kondisi krisis
energi yang diperkirakan terjadi pada 2017, sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin.
k
24 April 2014
Tentang PGN
PGN adalah BUMN Gas yang dibentuk oleh Pemerintah RI dengan tujuan untuk membangun ekonomi nasional dengan
mengutamakan kebutuhan rakyat menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual, sebagaimana
dinyatakan dalam dasar hukum dilahirkannya PGN sesuai Pepres No. 19 tahun 1965.
Dalam menjalankan amanat tersebut, PGN merintis pengembangan jaringan pipa gas bumi sejak 1974. Tidaklah mudah
merintis konversi energi di saat Indonesia masih mengalami kejayaan produksi minyak bumi. Namun perjuangan PGN
memmbuahkan hasilnya saat ini, di mana dengan 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang berhasil
dibangunnya, PGN berhasil menyalurkan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan domestik setara dengan 23 juta liter per
hari. PGN menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit,
SPBG serta rumah tangga.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap gas bumi di dalam negeri dengan sumber yang terbatas, PGN terus
berusaha mencari solusi strategis untuk menjamin suplai bagi para konsumen dan mencegah kelangkaan gas bumi di
beberapa wilayah. Saat ini PGN sedang mencari suplai gas baru, terutama dari lokasi yang dekat dengan infrastruktur
yang ada, serta berupaya mendapatkan volume yang lebih besar untuk dialokasikan pada penggunaan di pasar dalam
negeri.
Sebagai upaya peningkatan transparansi dan kemudahan mendapatkan dana untuk pengembangan infrastruktur gas,
pada tahun 2003 Pemerintah atas persetujuan DPR mengambil langkah untuk menjadikan PGN sebagai perusahaan
terbuka. Saat ini Perseroan merupakan BUMN publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana kepemilihan
saham PGN sebesar 56,96% dimiliki oleh Pemerintah RI dan sekitar 43,04% dikuasai publik.