I. PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) sebagai Lembaga Pendidikan
Tinggi Kedinasan di Departemen Pertanian turut berperan dalam pembangunan
pertanian. Khususnya dalam upaya revitalisasi penyuluhan pertanian dapat dihasilkan
SDM Penyuluh Pertanian yang memiliki integritas moral, profesional, inovator,
kreatif, kredibel dan berwawasan global serta memiliki etos kerja yang tinggi dalam
membangun sistem penyuluhan pertanian.
Penyelenggaraan pendidikan program Diploma IV Penyuluhan Pertanian
merupakan salah satu bentuk upaya Departemen Pertanian dalam menciptakan
kompetensi penyuluh pertanian, Dengan meningkatnya kompetensi aparat penyuluh
pertanian, diharapkan program pemberdayaan petani dan keluarganya dapat
terlaksana lebih optimal. Pendidikan Program Diploma IV STTP dilaksanakan
dengan sistem pendidikan Credit Learning System dan pola pembelajaran yang
menggunakan In and Out Campus Learning System. Dengan sistem dan pola tersebut,
mahasiswa memiliki waktu yang lebih banyak untuk mengasah kompetensinya
melalui proses pembelajaran dalam kondisi nyata di lapangan., sehingga mampu
menghasilkan penyuluh pertanian yang profesional untuk mendukung tercapainya
tujuan program revitalisasi penyuluh pertanian.
1
1.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) III adalah :
1. Melaksanakan tugas-tugas rutin sebagai Penyuluh Pertanian Penyelia;
2. Mampu menyusun programa dan rancangan kerja penyuluh pertanian,
merencanakan dan melaksanakan penyuluhan dengan metode mimbar
sarasehan, temu usaha di kabupaten, menyusun rencana kaji tindak, desain
display pembangunan pertanian, menyusun kurikulum kursus tani,
menumbuhkan gabungan kelompok tani, menginamisasi kelompok tani
madya dan melakukan evaluasi penyuluhan.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh mahasiswa dari pelaksanaan praktek
kompetensi (PKL III) adalah :
1. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi penyelenggaraan
penyuluhan dalam mengembangkan usaha agribisnis pedesaan;
2. Mencapai kompetensi yang dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas-tugas
sebagai penyuluh pertanian sesuai dengan tingkat jabatannya sehingga
diharapkan dapat mencapai kompetensi penyuluh pertanian jenjang tertentu,
yaitu penyuluha pertanian pelaksana, penyuluh pertanian pelaksana lanjutan,
penyuluh pertanian penyelia.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Programa dan Rancangan Kerja Penyuluhan
Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian adalah suatu rencana
kegiatan pendayagunaan segala sumberdaya penyuluhan pertanian di berbagai tingkat
berdasarkan prinsip kerjasama yang serasi, selaras dan terpadu antara masyarakat
petani dengan pemerintah dan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat,
dalam rangka mewujudkan kondisi yang sebaik-baiknya bagi keberhasilan program
pembangunan pertanian.
Programa Penyuluhan Pertanian yaitu rencana tentang kegiatan penyuluhan
pertanian yang memadukan aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi
wilayah dan program pembangunan pertanian, yang menggambarkan keadaan
sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara
mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
2.1.1. Tujuan
1. Programa penyuluhan pertanian disusun untuk memberikan arah, pedoman,
dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan.
2. Membangun kesediaan dan kesiapan para pelaku dalam penyelenggaran
penyuluhan pertanian yang dirumuskan dalam derajat dan bentuk yang konkrit
partisipatif pada setiap tahapan penyelenggaraan berdasarkan perencanaan
yang disusun secara partisipatif.
3
3. Mengatur pendayagunaan tenaga, peralatan sarana dan prasarana serta
sumber-sumber potensi yang ada sehingga penyelenggaraan penyuluhan
pertanian dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.
4. Menjadi acuan dasar bagi penyuluh untuk menyusun rencana kerja
penyuluhan pertanian.
2.2.1. Unsur-unsur Programa Penyuluhan
1. Keadaan
Keadaan merupakan fakta yang ditunjukkan oleh data yang terdapat pada saat
akan disusunnya suatu programa. Data yang dicatat dari fakta yang
menunjukkan tentang keadaan yang nyata ada pada saat itu disebut data
aktual. Sedangkan jika data yang dicatat merupakan fakta yang menunjukkan
tentang keadaan yang mungkin dicapai, disebut dengan data potensial.
Keadaan dapat disajikan dalam bentuk bagan, tabel, matriks atau pernyataan
tertulis sebagi hasil dari analisa data dan informasi yang telah dikumpulkan
dengan menggunakan metode PRA atau identifikasi keadaan wilayah, kajian
data sekunder, dan teknik-teknik lainnya. Sumber data dapat berasal dari
monografi desa data lapangan, data kebijakan pemerintah, data petani dan
keluarganya, data masyarakat dan lain-lain.
2. Masalah
Suatu wilayah dikatakan ada masalah kalau ada fakta yang belum memuaskan
atau fakta tersebut belum sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui
apa masalahnya perlu dianalisis atau diketahui lebih lanjut faktor-faktor apa
yang menyebabkan kejadian tersebut menjadi tidak memuaskan. Faktor
4
penyebab tersebut ada dua hal yaitu faktor penyebab yang bersifat perilaku
dan faktor penyebab non perilaku.
3. Tujuan Kegiatan
Tujuan yaitu pernyataan penyelenggaraan masalah atau pernyataan yang
diinginkan oleh petani. Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan petani dan keluarganya. Tujuan dirumuskan untuk
menggambarkan perubahan perilaku petani dan keluarganya dalam berusaha
tani.
4. Cara Mencapai Tujuan
Dalam sebuah programa penyuluhan pertanian yang dimaksud dengan cara
mencapai tujuan adalah keadaan yang menggambarkan bagaimana tujuan itu
dapat dicapai, dengan menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan
masalah dan penyebab masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan,
potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan dan
lain-lain.
Mengingat penyuluhan merupakan proses mendidik masyarakat maka upaya
penumbuhan partisipasi ini harus dilakukan melalui proses belajar mengajar
masyarakat secara wajar dan persuasif edukatif, dengan peran pemerintah (aparatur)
sebagai fasilitator memberikan stimulasi dan motivasi kepada masyarakat secara
optimal melalui penyiapan komunikator yang handal, isi pesan/ materi penyuluhan
yang tepat, media dan metode yang cocok, saluran yang efektif serta analisis kondisi
sasaran secara akurat.
5
Upaya penumbuhan partisipasi adalah proses menggalu dan mengolah aspirasi
dan prakarsa masyarakat. Wujud pengolahannya adalah memproses keinginan,
kebutuhan dan harapan masyarakat menjadi prakarsa dalam bentuk ”perencanaan”
yang dirumuskan sendiri oleh masyarakat.
Programa lingkungan pertanian merupakan salah satu wujud perencanaan
partisipasi masyarakat tani. Hal ini tercermin dari defenisi Programa Penyuluhan
Pertanian yaitu rencana tentang kegiatan penyuluhan pertanian yang memadukan
aspirasi petani dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah dan program
pembangunan pertanian, yang gmenggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin
dikcapai, masalah dan alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan yang
disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun.
Adapun tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian adalah sebagai
berikut
1. Pengkajian Potensi Wilayah
Identifikasi Potensi Wilayah adalah kegiatan penggalian data dan
informasi potensi wilayah (data sekunder atau data primer) yang dilakukan
secara partisipatif. Metode pendekatan yang dilakukan dapat berupa
pendekatan PRA.
Jenis data yang dikumpulkan dalam Identifikasi Potensi Wilayah adalah:
a. Bio fiisik deskripsi umum wilayah, karakteristik tanah dan iklim, curah
hujan rata-rata, luas lahan menurut ekosistem, luas lahan menurut
penggunaan, luas tanam komoditas utama, luas pola usahatani.
b. Sumber Daya Manusia :Jumlah Penduduk, Kelompok tani.
6
c. Penunjang: Kelembagaan, sarana prasarana, prospek pasar, kebijakan
program.
Setelah data potensi terkumpul, selanjutnya data dianalisis. Analisis potensi
wilayah adalah proses menterjemahkan berbagai keterkaitan suatu kelompok
data dengan kelompok data lain,untuk merumuskan alternatif rekomendasi
pola pengembangan usaha tani, berupa randcangan pemanfaatan sumberdaya,
alternatif jenis komoditasprioritasserta sisterm usaha tani yang sesuai di
wilayah tersebut.
2. RAK
Rencana Agribisnis Keluarga (RAK) adalah daftar kegiatan,
besar/jumlahnya, biaya dan jadwal pelaksanaan agribisnis yang disepakati
keluarga yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan keluarga. Keluarga perlu menyusun rencana agribisnis karena
keluarga mempunyai cita-cita yang ingin dicapai dan ada masalah dalam
beragribisnis yang harus dipecahkan.
Keluarga menyusun agribisnis, supaya keluarga mengetahui dengan jelas:
a. Kegiatan apa yang akan dilaksanakan.
b. Dimana dan kapan kegiatan akan dilaksanakan.
c. Siapa yang akan melaksanakan.
d. Apa yang perlu untuk melaksanakan seluruh kegiatan.
e. Berapa biaya yang diperlukan.
f. Berapa hasil dankeuntungan yang akan diperoleh.
7
Rencana agribisnis keluarga disusun oleh bapak, ibu dan anak yang
terlibat dalam pelaksanaan agribisnis. Waktu penyusunan bisa pada setiap
musim tanam (sebelum mengolah tanah untuk tanaman semusim), setelah
panen (untuk tanaman tahunan) atau sebelum memulai suatu usaha (misal:
ternak ayam, ikan, dll).
3. RUK/RKK
Rencana kegiatan kelompok adalah penrnyataan tertulis yang disusun
secra sistematis mengenai kegiatan bersama, berdasarkan hasil kesepakatan
oleh seluruh anggota kelompok yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk
dilaksanakan dann dipertanggungjawabkan secara bersama.
Sebelum dilakukan penyusunan RKK terlebih dahulu disusun Rencana
Agribisnis Keluarga yang dibuat oleh mssing-masing anggota keluarga yang
tergabung dalam kelompoktani. Selanjutnya RAK ini disampaikan ke
kelompoktani dan direkap.
a. Rekapitulasi Rencana Agribisnis/ Usaha Keluarga.
- Rekapitulasi jenis usaha yang telah disusun oleh anggota kelompok yang
menyangkut luas/volume usaha, kebntuhan sarana, modal dan alat yang
dibutuhkan oleh masing-masing keluarga.
- Identifikasi masalah yagn muncul dari setiap jenis usaha dalam RAK yang
telah disusun.
- Musyawarah masalah-masalah apa saja yang dianggap menjadi pioritas
usaha untuk dipecahkann melalui kegiatan kelompok.
8
b. Analisis Prioritas Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah proses penilaian terhadap sumberdaya yang
dimiliki dan dibutuhkan keluarga tani yang dituangkan dalam RUK. Ini
diperlukan agar kelompok dapat membantu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi keluarga tani dalam mengelola usaha
pertaniannya, yang pemecahannya dapat lebih efektif dan efisien bila
ditangani secara bersama. Analisa kebutuhan dan potensi kelompok
dalam mendukung RUK meliputi modal, tenaga kerja, sarana produksi,
teknologi, infrastruktur seperti pasar maupun peralatan-peralatan di bidang
teknis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan ,maupun industri
(rumah tangga).
Rekapitulasi jumblah kebutuhan sarana produksi, modal, tenaga kerja
dan kebutuhan lain yang ada dalam setiap RUK.
Identifikasi potensi kelompok yang dapat mendukung RUK yang telah
disusun seperti kesediaan modal, alat, dll yang dimiliki kelompok.
c. Perumusan Sasaran Yang Akan Dicapai.
Tinjau kembali prioritas masalah dari hasil rekapitulasi RAK ( Rencana
agribisnis/usaha keluarga). Apakah pemecahan masalahnya dapat
dikerjasamakan dalam kegiatan kelompok atau lebih efisien bila dilakukan
secara sendiri-sendiri.
9
Bila ada kegiatan usaha yang dapat dikerjasamakan dalam kegiatan
kelompok, rumuskan apa dan bagaimana bentuk kerja sama tersebut dan
apa tujuan yang ingin dicapai.
Telahah ulang data-data/informasi yang ada:
o Apakah kegiatan tersebut benar-benar menjadi kebutuhan kelompok.
o Apakah kegiatan tersebut dilaksanakan oleh dan melalui kerjasama
kelompok.
o Apakah kegiatan tersebut sudah benar-benar menjadi kesepakatan
bersama yang artinya semua anggota bersedia untuk
melaksanakannya.
- Diskusikan tingkat kemampuan/keterampilan anggota kelompok untuk
setiap prioritas masalah.
d. Rencana Kegiatan Desa
Selanjutnya, rencana kegiatan kelompok yang ada disuatu desa di
kelompokkan menjadi satu sebagai rencana kegiatan dan rencana ini
dikenal sebagai rencana kegiatan desa.
e. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian desa
- perwakilan dari kelompok tani dan apratur terkait berkumpul bersama di
tempat yang telah ditentukan (BPP, balai desa, dll) untuk menghadiri loka
karya perencanaan penyuluhan. Pertemuan dimulai denagn menjelaskan
maksud loka karya dan hasil yang diharapkan pada akhir loka karya.
10
- Setiap kelompok peserta meninjau rencana agribisnis keluarga dan
rencana kegiatan kelompok. Kemudian mengidentifikasi kebutuhan
penyuluhan untuk mengatasi berbagai masalah. Kebutuhan penyuluhan
mencakup: pengetahuan, teknologi, peraturan, standart, dan proses yang
belum diketahui atau dikuasai, tetapi diperlukan untuk melakasanakan
rencana agrebinis keluarga dan rencana kegiatan kelompok. Selanjutnya
dibuat daftar masalah dan kebutuhan penyuluh yang telah disusun sesuai
urutan prioritas. Kemudian dilakukan pembahasan dan pertimbanga
pertimbangan dari segi dana, waktu, teknis pelaksanan dan mendesak
tidaknya.berdasarkan kesepakatan seeluruh kelompok, susunlah daftar
masalah dan kebutuhan penyuluhan tingkat desa sesuai urutan prioritas.
- Berdasarkan daftar masalah dan kebutuhan penyuluhan, bahas dan
rumuskan tujuan untuk mengatasi masing-masing masalah, materi
penyuluhan apakah yang perlu dipelajari atau diperoleh informasinya, dan
metode apa yang sesuai untuk melaksanakan proses pembelajaran.
- Untuk mendukung pelakasanaan kegiatan belejar didesa, setiap desa
dianjurkan untuk mendirikan wadah belajar petani atau wadah belajar
agribisnis pedesaan. Berdasarkan tujuan, materi dan metode yang telah
dirumuska, susunlah rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam wadah
belajar petani.
- Berdasarkan kegiatan kegiatan dan metode yang akan dilaksanakan,
buatlah prakiraan kebutuhan sarana, dana dan tenaga untuk melaksanakan
kegiatan tersebut.
11
- Susunlah jadwal pelaksanaan untuk setiap kegiatan dan penyediaan
sarana, dana serta lokasi kegiatannya.Lokasi kegiatan mungkin berada
diluar desa seperti untuk kegiatan kunjungan belajar, pelatihan dan
pertemuan dalam rangka pengembangan jaringan dan kemitraan.
f. Penulisan Programa Penyuluhan Pertanian
Penulisan programa penyuluhan pertanian adalah proses penulisan
programa penyuluhan pertanian berdasarkan hasil penetapan faktor
penentu yang memadukan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, potensi
wilayah, program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan
sekarang, tujuan yang ingin dicapai masalah-masalah dan alternatif
pemecahannya, tujuan yang disusun secara partisipatif dan sistematis.
g.Pengesahan Programa
Konsep programa desa dijelaskan dan dibahas dalam rapat badan
perwakilan desa (BPD).Setelah dibahas dan disetujui BPD, kepala desa
menyetujui programa tersebut untuk dilaksanakan.salinan programa desa
yang telah disetujui kepala desa disampaikan kepada KIPP/ BIPP dan
kordinator penyuluh kecanatan, BPTP, dinas, LSM dan mitra lainya.
2.2. Merencanakan dan Melaksanakan Penyuluhan dengan Metode Mimbar Sarasehan, Temu Usaha Di Kabupaten
Metode penyuluhan pertanian diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian
materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik
secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu
menerapkan inovasi (anonim,2003)
12
2.2.1. Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara para petani beserta
keluarganya dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan
berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai
kesepakatan mengenai hal- hal yang menyangkut masalah- masalah pelaksanaan
program pemerintah dan kegiatan petani- nelayan dalam rangka pembangunan
pertanian. Peserta beserta keluarganya diwakili oleh kontaktani-nelayan (KTNA)
yang tergabung dalam kelompok KTNA.(anonim, 2003)
1. Tujuan
a. Memahami keadaan dan masalah- masalah yang dihadapi dalam
pembangunan pertanian di lapangan, baik oleh pihak petani- nelayan
maupun oleh pejabat pemerintah.
b. Mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah- masalah
beserta penyusunan rencana kegiatannya yang mencakup usahatani
nelayan dan kehidupan petani nelayan beserta keluarganya.
c. Melaksanakan penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan
bersama.
d. Meningkatkan peranan dan peran serta petani- nelayan sebagai subyek
pembangunan.
e. Mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antara kontaktani dan
pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian
untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan datang.
13
2. Pelaksanaan
a. Mimbar sarasehan dapat dilaksanakan di tempat yang disediakan oleh
pemerintah maupun oleh para petani- nelayan. Waktu penyelenggaraan di
masing- masing tingkatan wilayah sekurang- kurangnya satu kali dalam
setahun.
b. Susunan tempat untuk sarasehan diatur sedemikian rupa sehingga
menggambarkan kesejajaran antara petani dengan pejabat pemerintah dan
akan terjadi keakraban satu sama lain.
c. Dalam setiap pelaksanaan mimbar sarasehan harus ada; pimpinan sidang,
pembicara (narasumber) dan sekretaris sidang.
d. Pokok bahasan
Pokok bahasan dalam suatu mimbar sarasehan menyangkut perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian. Topik/ bahasan
ditetapkan melalui kesepakatan para peserta mimbar sarasehan.
e. Penyebarluasan hasil kesepakatan
Kesepakatan mimbar sarasehan yang telah disahkan oleh peserta mimbar
sarasehan yaitu ketua kelompok andalan tingkat yang bersangkutan dan
panitera tetap sebagai wakil pihak pemerintah, disebarluaskan.
f. Tindak lanjut kesepakatan
Kesepakatan yang telah diputuskan suatu mimbar sarasehan perlu diikuti
dengan tindak lanjut.
g. Evaluasi pelaksanaan kesepakatan
14
Evaluasi pelaksanaan kesepaktan mimbar sarasehan dilakukan secara
terbuka pada acara mimbar sarasehan berikutnya.
2.2.2. Temu Usaha
Temu usaha adalah pertemuan antara petani- nelayan dengan pengusaha di
bidang pertanian baik pengusaha hulu maupun hilir.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan rangsangan ke arah usahatani komersial serta kerjasama
usaha dengan pihak pengusaha.
b. Membuka kesempatan bagi petani-nelayan untuk mempromosikan hasil
usahanya.
c. Membuka kesempatan untuk menambah pengetahuan di bidang pemasaran
serta di bidang teknologi produksi dan pengolahan hasil.
d. Mengadakan transaksi usaha yang menguntungkan kedua belah pihak.
2. Teknik Pelaksanaan
a. Persiapan
- Penyuluh pertanian yang diberi wewenang mengadakan kontak
pendahuluan untuk membicarakan materi temu usaha.
- kirimkan undangan kepada calon peserta.
- lokasi dan peralatan dipersiapkan oleh penyelenggara sesuai dengan
keperluannya.
b. Pelaksanaan
-Pemimpin pertemuan, sebaiknya kontaktani- nelayan.
15
-Nara sumber dan notulis ditetapkan oleh penyelenggara.
- Buatlah kontrak kerja/ kesepakatan antara petani- nelayan dengan
pengusaha secara tertulis.
3. Manfaat
Manfaat dari temu usaha adalah untuk menumbuhkan usahatanu nelayan yang
berorientasi kepada pasar sehingga keuntungan yang diperoleh petani-
nealayan meningkat.
2.3. Rencana Kaji Tindak, Desain Display Pembangunan Pertanian
Salah satu model penelitian yang dianggap strategis melibatkan masyarakat
dalam proses pembangunan adalah kaji tindak (action research) yang sudah cukup
banyak dan telah lama diimplementasikan di Indonesia. Di lingkup Departemen
Pertanian, implementasi kaji tindak terutama berkaitan dengan upaya meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam penggunaan paket teknologi pada subsektor tanaman
pangan, peternakan, perkebunan, dan perikanan seperti dalam kegiatan Sistem
Usahatani berbasis Padi (SUTPA), Konservasi Lahan Marjinal dan Daerah Aliran
Sungai (DAS), Pengendalian Hama Terpadu (PHT), Corporate Farming, PIDRA
(Participatory Integrated Development in Rainfed Area), dan Primatani (Program
Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian). Implementasi
kaji tindak tersebut umumnya dilakukan dalam rangka diseminasi teknologi pada
berbagai agroekosistem. Kaji tindak juga dapat berupa introduksi ketatalaksanaan
16
organisasi seperti kelompok tani, koperasi, organisasi pengolahan, serta alat dan
mesin pertanian. (Muhammad Iqbal dkk, 2007)
Walaupun sebagian kaji tindak yang diimplementasikan Departemen
Pertanian memberikan hasil yang cukup berarti, namun secara umum dapat dikatakan
bahwa pelaksanaannya masih kurang mengakomodasi aspirasi petani. Dalam
berbagai aktivitas kaji tindak tersebut, secara fisik petani praktis memang dilibatkan,
namun hanya dalam rangka melaksanakan instruksi peneliti. Oleh karena itu, untuk
lebih mengakomodasi aspirasi petani dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan kaji
tindak, penggunaan metode kaji tindak yang partisipatif (participatory action
research) perlu direkomendasikan.
Langkah-langkah dalam kaji tindak, desain display pembangunan pertanian :
1. Merumuskan masalah penelitian bersama-sama antara
peneliti dan pelaksana.
2. Menghimpun data yang tersedia tentang hal-hal yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Rumuskan hipotesa dan strategi pendekatan dalam
menyelesaikan masalah.
4. Membuat desain penelitian bersama-sama antara
peneliti dengan pelaksana program.
5. Tentukan kriteria evaluasi teknik pengukuran serta
analisa yang digunakan.
6. Melaporkan penelitian dengan penulisan ilmiah.
17
2.4. Menyusun Kurikulum Kursus Tani, Menjadi Narasumber Mimbar Sarasehan
Kursus tani adalah merupakan salah satu bentuk dari pelatihan yaitu suatu
proses belajar mengajar yang diperuntukkan bagi para petani beserta keluarganya
diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
2.4.1. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan para petani dan atau keluarga
tani dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha tani.
2. Meningkatkan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan petani dalam
menerapkan teknologi.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan wanita tani membantu
memecahkan masalah usaha tani yang dihadapi keluarganya.
4. Menyiapkan pemuda-pemudi tani sebagai petani-petani yang dinamis
yang terampil dimasa akan datang.
5. Menumbuhkan calon-calon kontak tani-nelayan yang mampu
menyebarluaskan teknologi-teknologi pertanian yang menguntungkan .
6. Menggugah dan mengembangkan kesadaran dalam keluarga tani.
7. Menumbuh kembangkan kepemimpinan keluarga tani.
2.4.2. Langkah-langkah penyusunan kurikulum terdiri atas :
1. Menentukan/merumuskan tujuan yaitu TPU/TIU : Tujuan Instruksional
Umum. TPK/TIK : Tujuan Instruksional Khusus.
18
2. Merumuskan kompetensi yaitu kompetensi yang diharapkan dikuasai
peserta setelah menyelesaikan diklat.kompetensi ini harus relevan dengan
pekerjaan teknis atau pekerjaan fingsional yang bersangkutan.
3. Menentukan mata pelajaran yaitu dirumuskan setelah ditentukan dulu
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh peserta.
4. Menentukan metode, metode mana yang akan digunakan sangat
bergantung pada komponen-komponen lainnya seperti tujuan, materi,
media yang digunakan, dan lainnya. Umumnya metode yang paling baik
adalah kombinasi dari metode-metode diatas.
5. Evaluasi, perlu dilakukan baik pada peserta, ataupun penyelenggara utuk
perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Dalam menyusun kurikulum kursus tani terdapat prinsip-prinsip yang
digunakan: (a) topik yang diambil aktual dan dibutuhkan oleh petani, (b)
menggunakan metode partisipatif, (c) teratur, terarah dan berkelanjutan.
Sebagai narasumber harus mampu menyediakan dan siap dengan informasi-
informasi termasuk pendukungnya yang berkaitan dengan program, dalam hal ini
penyuluhan pertanian. Seorang narasumber harus mampu menjawab pertanyaan,
memberikan ulasan, gambaran analisis maupun memberikan saran atau nasehat yang
kongkrit dan realistis agar mudah diterapkan (Anonim, 2003).
2.5. Menumbuhkan Gabungan Kelompok Tani
Kelompoktani adalah kumpulan petani/ peternak/ pekebun yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
19
daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
(kepmentan nomor: 273/KPTS/ OT.160/ 4/ 2007)
Gabungan kelompok tani (gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompoktani
yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha. (kepmentan nomor: 273/KPTS/ OT.160/ 4/ 2007).
Pembentukan gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah yang dihadiri
minimal oleh para kontak tani/ ketua kelompoktani yang akan bergabung, dalam rapat
pembentukan gapoktan sekaligus disepakati bentuk, susunan dan jangka waktu
kepengurusannya, ketentuan-ketentuan yang menjadi hak dan kewajiban masing-
masing kelompok ketua gapoktan dipilih secara musyawarah dan demokrasi oleh para
anggotanya, dan selanjutnya ketua memilih kepengurusan gapoktan lainnya. Untuk
mendapatkan legitimasi kepengurusan gapokan dikukuhkan oleh pejabat wilayah
setempat.
Gapoktan melakukan fungsi- fungsi sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
(kuantitas, kualitas, kontinuitas dan harga).
2. Penyediaan saprotan (pupuk, bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan
lainnya) serta menyalurkan kepada par apetani melalui kelompoknya.
3. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/ pinjaman kepada
para petani yang memerlukan.
4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading,
pengepakan dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah.
20
5. menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/ menjual produk petani kepada
pedagang/ industri hilir. (kepmentan nomor: 273/KPTS/ OT.160/ 4/ 2007).
2.6. Dinamisasi Kelompoktani Madya
Eksistensi dan dinamisasi sebuah kelompoktani di suatu wilayah tertentu
dapat dilihat dari identitas kelompok dan karakteristik kelompok (Vanden Ban,
1999); Ciri-ciri kelompoktani adalah (a) saling mengenal, akraban saling percaya
diantara sesama anggota, (b) mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama
dakan berusahatani, (c) memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman,
hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun social, bahasa, pendidikan dan
ekologi, (d) ada pembagian tugas dan tanggung jawab diantara sesama anggota
berdasarkan kesepakatan bersama.
Sedangkan unsur pengikat dalam kelompoktani adalah (a) adanya kepentingan
yang sama diantara para anggota adanya kawasan usahatani yang menjadi
tanggung jawab bersama diantara para anggota, (b) adanya kader tani yang
berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya diterima oleh
sesama petani lainnya, (c) adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
sekurang-kurangnya sebagai besar anggota, (d) adanya dorongan atau motivasi
dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program yang telah ditentukan.
2.7. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses.
Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta
konsekuensinya ditentukan sistematis dan seobjektif mungkin.data ini digunakan
untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti dalam
21
perencanaan, program, pengambilan keputusan dan pelaksanaan program untuk
mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang lebih efektif. Data ini mencakup penentuan
penilaian keefektifan kegiatan dibanding dengan sumberdaya yang digunakan.
Evaluasi mempunyai beberapa fungsi bagi agen penyuluhan. Evaluasi sebagai
pemberi informasi digunakan agen penyuluhan sebagai dasar pengambilan keputusan,
walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada bayangan yang ditunjukkan oleh
banyak sumber informasi, dan tidak dari satu sumber saja. Evaluasi dapat melengkapi
basis informasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan bertahap dalam rencana.
(A.W Van den ban dan H.S Hawkins, 1999)
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek kompetensi (PKL III) dimulai pada tanggal 01 Maret s.d
21 Mei 2010 di Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
3.2. Materi Kegiatan
Materi PKL III mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pengembangan SDM
Pertanian Nomor: 81/Pers/SM.240/J/7/08 tentang Pedoman Praktik Kerja Lapangan,
Uji Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi. Materi PKL III adalah:
1. Menyusun programa dan rancangan kerja penyuluhan pertanian,
22
2. Merencanakan dan melaksanakan penyuluhan dengan metode mimbar
saresehan, temu usaha di kabupaten,
3. Rencana kaji tindak, desain display pembangunan pertanian,
4. Menyusun kurikulum kursus tani, menjadi nara sumber mimbar saresehan,
5. Menumbuhkan gabungan kelompoktani
6. Dinamisasi kelompoktani madya, dan
7. Evaluasi penyuluhan.
3.3. Jadwal
Jadwal kegiatan pelaksanaan praktek kompetensi (PKL III) dapat diuraikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan pelaksanaan praktek kompetensi ( PKL III ) di Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur.
NO HARI/ TANGGAL URAIAN KEGIATAN LOKASI1 2 3 41 Maret
Minggu I- Berangkat ke loksi PKL- Melapor ke Bapeluh
kabupaten Aceh Timur- Melapor ke BPP
Kecamatan Peureulak- Melapor ke kepala Desa
Pasir Putih
Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur
2. Minggu II - Magang di BPP Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak untuk mengikuti dan membantu tugas dan kerja Penyuluh/ pembimbing ekstern
kantor BPPKecamatan Peureulak
3 Minggu III dan Minggu IV - Koordinasi dengan pembimbing ekstern untuk menyusun programa tingkat desa
- Mengambil data guna penyusunan programa tingkat
Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak
23
desa- Menyusun rancangan
penyuluhan pertanian tingkat desa
4 AprilMinggu I
- Merancang rencana kaji tindak bersama pembimbing ekstern
- Kunjungan rutin ke kelompoktani dengan pembimbing ekstern
- BPP Peureulak- Desa Pasir Putih
5. Minggu II - Koordinasi dengan pembimbing ekstern guna menyusun kurikulum kursus tani
- Kunjungan rutin kelompoktani bersama pembimbing ekstern
- Merancang desain display pembangunan pertanian bersama pembimbing ekstern
kelompok tani Cot Payanga Desa Pasir Putih
6. Minggu III - Koordinasi dengan pembimbing ekstern dalam menumbuhkan gapoktan
- Kunjungan rutin ke kelompoktani bersama pembimbing ekstern
- Desa Pasir Putih
- Koptan Cot Payanga Desa Pasir Putih
1 2 3 47. Minggu IV - Koordinasi dengan
pembimbing ekstern untuk merencanakan teknik mimbar sarasehan
- Merencanakan teknik temu usaha
- Kunjungan rutin ke kelompoktani bersama pembimbing ekstern
- BPPKecamatan Peureulak
- BPPKecamatan Peureulak
- Koptan Cot Payanga dusun Cot Payanga Desa Pasir Putih
8. MeiMinggu I - koordinasi dengan pembimbing
ekstern dalam dinamika kelompoktani madya
- kunjungan rutin ke kelompoktani dengan pembimbing ekstern
- Desa Pasir Putih
- Koptan Cot Payanga Desa Pasir Putih
9. Minggu II - koordinasi dengan pembimbing ekstern dalam hal evaluasi penyuluhan
- kunjungan rutin ke kelompoktani dengan pembimbing ekstern
- Desa Pasir Putih
- Koptan Cot Payanga Desa Pasir Putih
10. Minggu III - koordinasi dengan pembimbing - BPPKecamatan
24
ektern dalam hal bahan untuk laporandan penilaian dari pembimbing ekstern
- koordinasi dan penyampaian ucapan terimakasih kepada; kelompoktani, kepala desa, pembimbing ekstern dan BPPKecamatan Peureulak
Peureulak
- Koptan Cot Payanga
- Kantor Desa Pasir Putih
- BPPKecamatan Peureulak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Programa dan Rancangan Kerja Penyuluhan Pertanian
4.1.1. Pendahuluan
Dalam programa penyuluhan merupakan proses pembelajaran yang
bertujuan merubah perilaku petani yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang terjadi karena kehendak sendiri (partisipatif) yang
menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dikcapai, masalah dan
alternatif pemecahannya.
4.1.2. Keadaan Umum
25
Desa Pasir Putih, Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur dapat
ditempuh melalui transportasi darat dengan melalui dua arah, pertama bisa
melalui Kota Langsa dengan jarak 40 Km menuju ke Kecamatan Peureulak,
kedua melalui arah melalui arah dari Idi dengan jarak 25 km. Luas
Desa/Gampong Pasir Putih± 350 Ha dengan Ketinggian tempat 140 s/d 210
M dpl, dengan tofografi datar dan bersuhu rata-rata 25 – 35o C, sebagian besar
daerah ini dipakai untuk tanaman Pertanian.
4.1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam programa penyuluhan
- Petani mau menggunakan benih berlabel biru padi sawah mencapai 70%
- Petani mengetahui penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran menjadi 80%
- Petani mau melakukan penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran menjadi
80%
- Petani mau melakukan pengapuran tanah mencapai 40%
- Petani dapat melakukan analisa tanaman padi yang menguntungkan
mencapai 50%
4.1.4. Masalah
- Petani belum mengunaan benih berlabel biru padi sawah 50%
- Petani tidak mengetahui penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran 50%
- Petani mau melakukan penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran 50%
- Petani belum melakukan pengapuran tanah 80%
- Petani tidak dapat melakukan Analisa tanaman padi yang menguntungkan
80%
26
4.1.5. Rencana Kegiatan Penyuluhan
Berdasarkan pada matriks programa penyuluhan pertanian setempat
(Lampiran 1), maka dapat dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan
Penyuluhan (RKTP) (Lampiran 2) yang mencantumkan hal-hal perlu
disiapkan dalam berinteraksi dengan petani dan lingkungannya antara lain:
- Petani mau menggunakan benih berlabel biru padi sawah mencapai 70%
- Petani mengetahui penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran menjadi 80%
- Petani mau melakukan penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran menjadi
80%
- Petani mau melakukan pengapuran tanah mencapai 40%
- Petani dapat melakukan analisa tanaman padi yang menguntungkan
mencapai 50%
4.1.6. Penutup
Demikianlah mengenai penjabaran programa penyuluhan dan rencana kerja
tahunan penyuluh pertanian di Desa Pasir Putih pada tahun 2010. Penyuluh Pertanian
diharapkan dapat dengan bijak memberikan penjelasan kepada pelaku utama dan
pelaku usaha, bahwa penetapan prioritas pemecahan masalah berdasarkan apakah
masalah dialami sebagian besar petani, apakah kerugian yang diakibatkan oleh
masalah tersebut cukup tinggi dan bersifat mendesak atau penting untuk segera
ditangani serta apakah ada kemudahan dalam melaksanakan kegiatan pemecahan.
4.2. Merencanakan dan Melaksanakan Penyuluhan dengan Metode Mimbar Sarasehan dan Temu Usaha di Kabupaten
27
Dalam pelaksanaan penyuluhan dengan menggunakan metode mimbar
sarasehan dan Temu Usaha, diadakan pendekan semua instansi yang terkait baik
pemerintah maupun pihak swasta. Mimbar saresehan dan Temu Usaha untuk
Kabupaten Aceh Timur belum dapat dilaksanakan pada PKL III (1 Maret – 21 Mei
2010) karena tidak dianggarkan pada tahun anggaran 2010. Diharapkan untuk tahun
2011 rencana kegiatan mimbar saresehan dan Temu Usaha dapat dilaksanakan
dengan anggaran yang disediakan.
1. Rencana Pendanaan
Rincian pendanaan metode mimbar sarasehan dan Temu Usaha dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Rencana Pendanaan Temu Usaha dan Metode Mimbar Sarasehan
NO Uraian kebutuhan Kebutuha
nsatuan
harga jumlah 1 2 3 4 5 6
1 Honor Panitia 900,000 - Ketua 1 orang 200,000 200,000 - Sekretaris 1 orang 150,000 150,000 - Bendahara 1 orang 150,000 150,000 ;- Anggota 4 orang 100,000 400,000
2 Honor Narasumber 1,000,000 - Narasumber dari propinsi 1 orang 500,000 500,000 - Narasumber dari Kabupaten 1 orang 500,000 500,000
3 Alat Tulis Kantor 245,000 - Kertas 3 rim 30,000 90,000 - Tinta printer 3 kotak 25,000 75,000 - Hekter 3 buah 8,000 24,000 - anak hekter 2 kotak 3,000 6,000 - Penjepit kertas 1 kotak 5,000 5,000 - Amplop Surat 1 kotak 15,000 15,000 - Map 15 buah 1,000 15,000 - Tip-ex 3 buah 5,000 15,000
4 Penggandaan 185,000 - Undangan 40 lembar 125 5,0001 2 3 4 5 6
- modul 800 lembar 125 100,000 - Folder 40 lembar 2,000 80,000
5 Makanan dan minuman 750,000
28
- Kue + minuman 40 kotak 3,000 120,000 - nasi + minuman 40 kotak 15,000 600,000 - Aqua 15 botol 2,000 30,000
6 Transport 1,700,000 - Narasumber 1 PP 300,000 300,000 - Peserta 35 PP 40,000 1,400,000
7 Penginapan 200,000 - Narasumber 1 hari 200,000 200,000
Jumlah 4,980,000
2. Rencana Pelaksanaan
a. Waktu dan Tempat : 6 September 2011/ Aula BPP Kabupaten Aceh Timur
b. Materi : Peningkatan dan Pengembangan Modal Pertanian
c. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Modul
d. Peserta
- Kelompok andalan
- KTNA yang dianggap perlu memberikan masukan
- Panitera tetap
- Pejabat pemda
- Penasehat mimbar sarasehan
- Pejabat yang berkaitan dengan pokok bahasan
e. Persiapan panitia
- Berkoordinasi dengan pemerintah setempat, panitia, kelompok andalan,
KTNA, penasehat mimbar sarasehan, pejabat yang berkaitan pokok bahasan
- Menentukan tema dari mimbar sarasehan yang sesuai dengan kebutuhan
petani Kabupaten Aceh Timur
- Menyiapkan lokasi pelaksanaan mimbar sarasehan
29
- Penentuan waktu pelaksanaan mimbar sarasehan yang disesuaikan dengan
kegiatan petani
- Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Menghimpun materi mimbar sarasehan baik dari narasumber kabupaten
- Menyusun acara mimbar sarasehan
- Menyebarkan undangan 2 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan mimbar
sarasehan
f. Acara Pembukaan
- Doa Pembuka
- Kata sambutan dari ketua panitia, Penasehat mimbar sarasehan, Kepala Badan
Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Timur, Bupati Aceh Timur/ yang
mewakili)
g. Acara inti
- Penyampaian materi oleh Narasumber dari propinsi 30 Menit
- Sesi tanya jawab 40 Menit
- Penyampaian materi oleh Narasumber dari kabupaten 30 Menit
- Sesi tanya jawab 40 Menit
- Konsultasi antara KTNA dengan pihak pemerintah 90 Menit
- Penyampaian kesimpulan dan hasil mimbar sarasehan 20 Menit
- Doa Penutup
3. Pelaksanaan
- Pimpinan sidang yang dihunjuk adalah salah seorang KTNA
- Pembicara adalah narasumber dari kabupaten
30
- Sekretaris dihunjuk berasal dari panitia
- Ketua dan Sekretaris merumuskan kesepakatan bersama peserta yang
menguasai masalah
4. Pelaporan dan penyebarluasan hasil mimbar sarasehan dan temu usaha
Setelah acara berakhir panitia menyusun laporan pelaksanaan dan
menyebarkan hasil kesepakatan secara tertulis, kepada seluruh kontak tani
nelayan dan seluruh dinas, instansi, lembaga, organisasi profesi peserta mimbar
sarasehan dan temu usaha. Masalah yang tidak terpecahkan perlu disampaikan
secara terpisah kepada instansi, dinas dan lembaga pemerintah.
4.3. Rencana Kaji Tindak, Desain Display Pembangunan Pertanian
Menurut Prof. Surya Anwar dalam materi kaji tindak yang disusun oleh
Mardiati (2009) secara umum kaji tindak di tujukan untuk suatu perubahan, seberapa
jauh perubahan tersebut telah terjadi, kondisi sesudah dan sebelum terjadi perubahan
stimulus yang dapat merangsang perubahan melalui suatu mekanisme. Untuk
menghasilkan rencana kaji tindak, desain display pembangunan pertanian BPP
Kerajaan Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak harus dilakukan identifikasi dari
Rencana Kerja Penyuluh Pertanian.
Melalui kegiatan PKL III Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) Medan yang mengambil lokasi di Desa Pasir Putih bersama dengan penyuluh
dan BPP Peureulak merekomendasikan suatu kegiatan kaji tindak dan desain display
pembangunan pertanian;
- Nama Kegiatan : Kaji Tindak dan Desain Display Pembangunan Pertanian;
Analisis specifik tanaman di Desa Pasir Putih.
31
- Metode : Demplot dan penelitian tanaman padi Sigudang
- Tujuan : Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Desa
Pasir Putih
- Waktu pelaksanaan : Bulan Maret sampai dengan Juli 2010
- Lokasi : Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak
- Penanggung Jawab : Kepala BPP Peureulak
- Biaya : (Tabel 3)
Tabel 3. Kebutuhan Biaya Demplot dan Penelitian Jenis Padi Sigudang
No Uraian Jumlah/ VolumeHarga
Satuan (Rp)
Jumlah
(Rp)
1 2 3 4 5
1 Peralatan
a. Sewa Hand Traktor
b. Cangkul 2 buah
c. Parang 2 buah
d. Sabit 4 buah
e. Handsprayer 1 buah
1 Hand Traktor
2 buah
2 buah
4 buah
1 buah
250.000
50.000
30.000
10.000
300.00
250.000
100.000
60.000
40.000
300.000
2 Kebutuhan Tenaga Kerja
a. Persemaian
b. Penaman
c. Pemupukan
d. Penyiangan
e. Pengendalian OPT
f. Panen
1 orang/ 1 hari
5 orang/ 2 hari
2 orang/ 1 hari
8 orang/ 1 hari
2 orang/ 1 hari
16 orang/ 1 hari
40.000
40.000
40.000
40.000
40.000
40.000
40.000
400.000
40.000
320.000
80.000
640.000
32
3 Kebutuhan Benih 14 kg 7.000 98.000
4 Kebutuhan Pupuk
a. Urea
b. Sp 36
c. KCL
100 kg
50 kg
50 kg
25.00/kg
6.000/kg
7.000/kg
250.000
300.000
350.000
5 Pengendalian hama dan penyakit 500 ml Pestisida 80.000 80.000Sub total 3.348.000
6 Honor peneliti 4 bulan 1.000.000 4.000.0007 Peralatan penelitian 5.000.000 5.000.0008 Transportasi penelitian 4 bulan 500.000 2.000.0009 Pemondokan peneliti 4 bulan 500.000 2.000.000
Sub total 13.000.000 Total 16.348.000
Padi Sigudang merupakan jenis padi lokal yang rasanya sangat khas dan
harum, namun seiring dengan kemajuan jaman dan banyaknya muncul benih unggul
baru, padi Sigudang mulai punah, sehingga dengan adanya penelitian diharapkan
dapat mengembangkan kembali keunggulan jenis padi lokal ini.
Kegiatan tersebut memiliki dampak positif terhadap perorangan, kelompok
masyarakat dan masyarakat Desa Pasir Putih dimana setelah dilakukan kaji tindak
melalui metode demplot komoditi padi Sigudang dan penelitian, akan di rancang
suatu desain pembangunan pertanian yaitu specifik tanaman di Desa Pasir Putih,
sehingga Desa Pasir Putih akan lebih dikenal dengan tanaman specifik daerahnya.
4.4. Menyusun Kurikulum Kursus Tani dan Menjadi Narasumber Mimbar Sarasehan
4.4.1. Menyusun Kurikulum Kursus Tani
Rancangan teknis pelaksanaan kursus tani dilakukan dengan; a) menetapkan
kebutuhan belajar, dapat dilakukan melalui kegiatan wawancara dan musyawarah
33
dengan petani calon peserta kursus tani, pengamatan lapangan dan pengumpulan
informasi dari pejabat/tokoh masyarakat, b) merumuskan tujuan pengajaran, yaitu
meliputi aspek sasaran didik, prilaku yang diubah, materi yang diajarkan, c)
berkonsultasi dengan pejabat pemerintah atau instansi terkait untuk mendapatkan izin
penyelenggaraan dan partisipasi aktif.
Berdasarkan rancangan teknis di Desa Pasir Putih kemudian ditentukan yang
akan dilaksanakan:
34
Tabel 4. Jadwal dan materi Kursus Tani Desa Pasir Putih TA. 2010
Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Mata Latihan Pemandu
1 2 3 4 5
Senin 5-4-2010 08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriMateriIshomaPraktekSnackDiskusi
Penggunaan benih label biru padi sawah
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
Selasa,25-4-2010
08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriMateriIshomaMateriSnackDiskusi
Pengaturan jarak tanam padi sawah
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
Rabu,15-5-2010 08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriMateriIshomaMateriSnack/ Diskusi
Pengendalian OPT pada tanaman padi
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPemateri
Kamis,5-6-2010 08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriMateriIshomaPraktekSnackDiskusi
Penanganan panen dan pasca panen padi sawah
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
Jumaat,14-6-2010
08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriPraktekIshomaPraktekSnackDiskusi
Tehnik pemupukan sawit
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
35
1 2 3 4 5
Sabtu,22-6-2010
08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriPraktekIshomaPraktekSnackDiskusi
Panen dan pasca panen sawit
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
Senin,28-6-2010
08.00-09.0009.30-10.3010.30-10.4510.45-11.3011.30-12.1512.15-13.4513.45-15.4515.45-16.0016.00-17.00
Persiapan pembukaanSnackMateriPraktekIshomaPraktekSnackDiskusi
Pengembangan
kelompoktani
PanitiaKepala BPPPanitiaPemateriPemateriPanitiaPemateriPanitiaPemateri
4.4.2. Menjadi Nara Sumber Mimbar Saresehan
Sebagai narasumber harus mampu menyediakan dan siap dengan informasi-
informasi termasuk pendukungnya yang berkaitan dengan program atau tema yang
dibicarakan, dalam hal ini penyuluhan pertanian sebagai seorang nara sumber harus
mampu menjawab pertanyaan, memberikan ulasan, gambaran analisis maupun
memberikan saran atau nasehat yang kongkrit dan realistis agar mudah diterapkan.
Fungsi narasumber seringkali dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam
mempelajari dan memahami keterampilan atau pengetahuan baru dalam upaya
pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan program. Sebagai narasummber harus
mampu menyampaikan materi yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi dan bahasa
yang mudah dicerna oleh masyarakat serta mudah diterapkan tahap demi tahap.
36
4.5. Menumbuhkan Gabungan Kelompoktani
Dalam penumbuhan gabungan kelompok tani (Gapoktan) banyak hal yang
harus dilakukan, untuk itu penulis melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kelompok-kelompok tani yang ada di Kecamatan Peureulak
terutama di Desa Pasir Putih, jenis usaha yang sedang dijalankan, masalah yang
dihadapi, kadaan sosial ekonomi dan data-data kelompok tani yang akan menjadi
anggota gapoktan. Dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Kelompok Tani yang Ada di Desa Pasir Putih, Tahun 2010 Nama Desa Nama
KelompokNama Pengurus Jlh
AgtKelas Kel Modal
KelompokDesa Pasir Putih
Ketua P L M UCot Payanga Zulfikar 20 √ IuranParang Sikureng Bukhari 25 √ Iuran Peumakmu gampung
Saiful Bahri 30 √ Iuran
Ubebeut ZamZani 25 √ IuranSejahtera Amri 30 √ Iuran
Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Aceh Timur
Dari identifikasi yang telah dilaksanakan kelompok tani yang terdapat di Desa
Pasir Putih Kecamatan perlak hanya ada lima kelompok tani yang dimana kelima
kelompok tani ini memiliki jenis usaha yang sama yaitu Padi sawah, lokasi lahan
pertanian yang berdekatan, masalah yang dihadapi yaitu kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pupuk, tidak memiliki masalah dalam kehidupan sosialnya dan kepanitiaan
kelompok yang jelas. Kelompok tani ini memiliki permasalahan yang sama yaitu
- Anggota kelompok tani belum mampu mengakses teknologi untuk
peningkatan produktifitas
- Kurangnya modal usaha
- Kurangmampu memanfaatkan peluang usaha baru
37
- Petani kurangmampu mengakses informasi pasar untuk pemasaran hasil
pertanian.
2. Melakukan dialog dengan Penyuluh setempat mengusulkan untuk penumbuhan
gabungan kelompok tani yang baru..
3. Melakukan dialog dengan pengurus-pengurus kelompok tani yang akan dijadikan
menjadi gabungan kelompoktani, dengan topik pembicaraan mengenai
penumbuhan gabungan kelompok tani, tujuan dan manfaat gapoktan, alasan
mengapa dibentuk menjadi gapoktan, mengundang untuk menghadiri pertemuan
dengan semua pengurus kelompoktani yang akan menjadi anggota gapoktan.
4. Melakukan pertemuan/ musyawarah antara pengurus kelompok (yang mewakili
kelompok) untuk melakukan dialog dan kata sepakat dalam pembentukan
gapoktan, memilih pengurus gapoktan, membuat Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
5. Membuat Berita acara yang diketahui oleh instansi pemerintah terkait.
Berdasarkan hasil identifikasi dan koordinasi dengan kelompoktani dan Kepala
Desa serta tokoh masyarakat yang ada di Desa Pasir Putih, maka diadakan
penumbuhan Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) bersama Penyuluh Pertanian Desa
Pasir Putih melalui pertemuan antar kelompoktani pada tanggal 19 April 2010 di
Kantor Kepala Desa Pasir Putih (Lampiran daftar hadir 3 dan Lampiran 4 berita
acara).
Sesuai hasil kesepakatan yang dilakukan secara demokratis maka gapoktan diberi
nama Gapoktan ”Makada” yang dipercaya menjadi pengurus adalah Zainuddin
sebagai ketua, Zamzami sebagai sekretaris sertaAinol Mardhiah sebagai bendahara.
38
Wilayah Gapoktan Makada memiliki luas 624 ha yang terdiri dari tanah darat 552
seluas ha dengan rincian tegalan 525 ha dan pekarangan 27 ha serta tanah sawah
seluas 70 ha dengan rincian irigasi 40 ha dan tadah hujan 30 ha.
Jenis, luas dan produktifitas usaha tani yang dilakukan oleh anggota gapoktan
adalah padi sawah seluas 70 ha dengan produktifitas 3 ton/ha/MT, karet seluas 10 ha
dengan produktifitas 0,8 ton/ha /bulan, Usaha tani sektor peternakan juga ditekuni
sebagian anggota gapoktan dengan populasi ternak kerbau 10 ekor, sapi 8 ekor,
kambing 10 ekor, ayam buras 500 ekor dan itik 35 ekor. Sedangkan fasilitas pertanian
yang dimiliki huller 1 unit, hand sprayer 5 unit dan hand traktor 1 unit.
Dengan bergabungnya kelompoktani-kelompoktani kedalam suatu wadah
kelembagaan yang berbentuk gapoktan, maka kondisi petani sebagai anggota akan
lebih berdaya karena : a) jumlah produksi yang dihasilkan dapat terkumpul lebih
banyak, b) kontiunitas produksi lebih mudah diatur, karena adanya musyawarah
rencana kegiatan bersama sesuai kebutuhan anggota dan kebutuhan pasar, c) petani
sebagai subjek, karena gapoktan dapat bernegosiasi dengan pihak mitra usaha sesuai
kebutuhan anggota, d) petani mempunyai posisi tawar yang lebih kuat, karena
petani dapat memilih komoditi yang menguntungkan, e) dapat menjalin kerjasama
usaha yang saling menguntungkan dengan koperasi atau mitra usaha yang lain.
Dalam pengambilan keputusan biasanya petani yang memiliki skala usaha lebih
luas mendominasi rencana usaha bersama gapoktan dibanding dengan petani yang
skala usahanya lebih kecil. Maka diharapkan kepada pengurus dan penyuluh
pertanian sebagai pembina gapoktan agar dalam setiap keputusan rencana usaha
bersama memperhatikan juga aspirasi atau kebutuhan anggota yang skala usaha
39
taninya lebih kecil, sehingga ada kesamaan antar anggota yang dapat mempererat
hubungan sesama anggota seperti kesamaan kepentingan, tujuan, pandangan dan
perasaan.
Dalam pertemuan penumbuhan gapoktan tersebut hanya kegiatan pemilihan
pengurus saja yang terlaksana (berita acara pembentukan gapoktan terlampir),
sedangkan kegiatan pembahasan mengenai aturan dan sanksi yang mengikat secara
tertulis serta kegiatan pembahasan rencana usaha bersama tidak dapat terlaksana
sebab waktu tidak mencukupi karena kegiatan dimulai sudah agak siang. Namun
diperoleh kesepakatan bahwa hal tersebut akan menjadi bahan pembicaraan utama
dalam pertemuan berikutnya.
Sebelum pertemuan berikut dilaksanakan agar penyuluh pertanian
mempersiapkan terlebih dahulu rancangan aturan dan sanksi yang mengikat serta
rancangan kegiatan usaha bersama yang akan dilaksanakan, sehingga pertemuan
dapat berlansung dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dan
diharapkan juga agar penyuluh pertanian dapat mengatur waktu penyelenggaran yang
tepat sesuai dengan waktu yang dimiliki anggota dan pengurus kelompok.
4.6. Dinamisasi Kelompok Tani Madya
Kegiatan Dinamisasi Kelompoktani Madya dilaksanakan bersama PPL
melalui pertemuan kelompoktani bertempat di aula BPP Peureulak pada tanggal 10
Mei 2010 yang diisi dengan kegiatan dinamisasi kelompok yang berjudul ”Bujur
sangkar berantakan” dilaksanakan dengan memberikan pengarahan, permainan
dalam sebuah pertemuan dengan anggota kelompok tani Cot Payanga yang berjumlah
20 orang. (Lampiran 5)
40
1. Tujuan
- Peserta dapat menyadari bahwa pengetahuan tentang bekerjasama tidak serta
merta selalu muncul ketika dalam suasana orang bekerjasama.
- Peserta dapat memahami prinsip-prinsip bekerjasama dan bagaimana teknik
penerapannya.
- Peserta dapat mengidentifikasi motivasi diri sendiri.
- Peserta dapat menjelaskan perbedaan tipe-tipe motivasi individu.
- Peserta dapat memahami dan empati terhadap motivasi orang lain.
- Peserta dapat lebih aktif dalam meningkatkan motivasi orang lain.
2. Pokok Bahasan
- Prinsip-prinsip kerjasama
- Saling percaya dan akibatnya
- Kerjasama dan hubungan organisasi
3. Waktu, 30 Menit
4. Peralatan
- Satu set peralatan ”bujur sangkar berantakan” untuk satu kelompok yang
beranggotakan 5 orang.
- Spidol, kertas plano dan kelengkapan lainnya.
5. Proses pelaksanaan
Narasumber menjelaskan mengenai pengertian dinamika kelompok, tujuan
dinamika kelompok, manfaat dinamika kelompok, unsur-unsur dinamika
kelompok, motivasi dan kejasama, etos kerja untuk mempermudah
memahaminya maka diadakan proses permainan yaitu:
41
- Aturan permainan
1). Masing-masing kelompok menerima 5 sampul tertutup yang akan
dibagikan pada setiap anggota (tidak boleh dibuka sebelum ada tanda
memulai)
2). Tiap amplop berisi potongan dari berbagai bentuk hasil potongan
bujursangkar.
3). Tiap kelompok bertugas menusun 5 bujur sangkar dengan ukuran sama
bersar yang dilakukan oleh 5 orang anggota kelompok.
4). persyaratan dalam permainan
o Tidak diperkenankan untuk berbicara
o Tidak boleh memberi kode apapun
o Tidak boleh meminta dan mengambil bagian anggota
lain
o Boleh memberi dan yang diberi tidak boleh menolak
5). Setelah peraturan disampaikan pelatih membagikan
amplop pada kelompok dan permainan di mulai.
6). Tiap-tiap Kelompok diawasi oleh satu petugas
mengamati dan mencatat apakah terjadi pelanggaran terhadap aturan
permainan.
7). Apabila sudah ada 2 atau 3 kelompok yang selesai
permainan di hentikan apa yang mereka lakukan dan yang dirasakan.
42
8). Dari apa yang mereka alami selanjutnya
didiskusikan mengapa bisa terjadi, apa penyebabnya? Bagaimana
seharusnya? Dan apakah bisa dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan
diluar pelatihan atau situasi sesungguhnya untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6. Pengamatan kelompok Pengamatan
yang DiperlukanNama Anggota Pengamatan
SpesifikMuslim Zamzami Nursaidah Adi Ruslan1 2 3 4 5 6 7
a. Apakah dia berhasil membuat bujursangkar
- berapa lama waktunya
Berhasil
15
Berhasil
10
Tidak Tidak Berhasil
20
b. Apakah dia memecahkan kembali bujursangkar setelah jadi? Berapa kali
Tidak Tidak - - Tidak
c. Apakah ia memisahkan diri dari usaha kelompok setelah dia berhasil membuat bujursangkar
Tidak/ tetap ditempat dan mengamati temannya yang belum berhasil
Tidak/ terlalu berberbahagia dengan keberhasilannya, kurang memberi perhatian terhadap anggota yang lainnya
Tidak
d. Apakah ia memberikan potongan kertas kepada temannya? Berapa kali?
Memberi, 2 kali
Memberi, 3 kali Memberi, 2 kali
Memberi, 2 kali
Tidak
e. Apakah secara aktif dia diikutsertakan adalam memecahkan masalah?
Ya Ya Ya Ya Ya
f. Apakah Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
43
ia cenderung menyimpan sebanyak mungkin potongan kertas pada dirinya sendiri dan tidak memberikan potongan kepada temannya?
44
1 2 3 4 5 6 7g. Apakah
ia acuh tak acuh terhadap tugas dan/ atau terhadap kelompok?
Tidak Tidak Tidak Tidak Ya
h. Apakah ia melanggar aturan?
Tidak Ya, berbicara sepatah kata untuk mengkritik nursaidah tetapi setelah itu ia sadar telah melanggar aturan main lalu terdiam.
Ya, menanggapi Zamzami
Ya, menunjuk potongan yang ia butuhkan
Ya, terlalu serius sendiri sehingga tidak melihat kebutuhan rekannya yan glain
Dari kegiatan permainan yang dilaksanakan maka dapat diamati karakter dari
individu atau pemain dari kelompok ini yaitu:
- Dari segi kepemimpinan yang paling cocok adalah Muslim dimana ia banyak
memberi perhatian bagi teman-temannya dengan cara tidak hanya
memperhatikan potongan bujur sangkar miliknya tetapi juga memperhatikan
milik temannya sehingga apabila ia merasa temannya membutuhkan akan
langsung memberikan potongan bujur sangkar yang ada pada dia. Kemudian
setelah ia berhasil, Muslim tetap berada pada kelompok.
- Dari segi kepemimpinan Muslim juga yang terbaik karena mematuhi semua
peraturan permainan, Ruslan juga mematuhi peraturan permainan tetapi
kurang menjalin kerjasama dengan sesama anggota kelompok.
- Dari segi sikap baik Muslim, Zamzami, Nursaidah, adi sudah cukup baik
karena saling memperhatikan kebutuhan sesama anggota kelompok yang
kurang baik adalah Ruslan karena terlalu asyik dengan diri sendiri.
45
- Daris segi kejujuran semua anggota kelompok bersifat jujur.
- Dari segi Kreatifitas dan kerjasama, anggota kelompok yang dapat dikatakan
kreatif adalah Muslim, Zamzami, nursaidah, dan adi karena mereka tidak
hanya terfokus pada potongan bujur sangkar miliknya sendiri tapi juga
memperhatikan potongan bujur sangkar yang di miliki oleh rekannya
kemudian apabila ia memiliki potongan bujur sangkar yang cocok dengan
milik rekannya, ia memberikan potongan bujur sangkar itu. Sedangkan ruslan
juga dapat dikatakan kreatif karena ia berhasil menyusun bujur sangkarnya
namun kekreatifan yang ia miliki tidak bersifat koperatif.
- Dari segi kinerja, anggota kelompok yang dapat dikatakan memiliki kinerja
yang baik adalah Muslim, Zamzami, nursaidah, adi. Sedangkan Kinerja yang
kurang baik adalah ruslan. Karena dalam berkelompok tidak di perkenankan
untuk bersifat egois.
- Dari segi tanggung jawab, anggota kelompok yang memiliki tanggungjawab
yang baik adalah Muslim karena walaupun ia sudah berhasil tapi masih tetap
memberi perhatian kepada rekannya yang lain, Nursaidah dan adi juga
memiliki tanggung jawab yang baik karena mereka tidak mementingkan diri
sendiri dan memberi perhatian kepada semua rekannya sementara Zamzami
kurang bertanggung jawab karena setelah ia berhasil membuat bujur sangkar
ia tidak memberi perhatian lagi pada anggota yang lain. Sementara Ruslan
hanya mementingkan diri sendiri.
46
Dari permainan ini terlihat etos kerja dan karakter dari individu pada
kelompok kedua sangat baik dari beberapa segi yaitu kepemimpinan, kedisiplinan,
sikap, kejujuran, kreatifitas, kinerja, tanggungjawab karena satu sama lain saling
memperhatikan dan memberikan dukungan sehingga semuanya berhasil membentuk
bujursangkar yang diharapkan. Namun ada sedikit kesilafan dari Kosar dengan
memberikan isyarat kepada rekannya namun setelah itu ia menyadari kesalahannya
dan tidak mengulanginya lagi.
Maka dari apa yang mereka alami diadakan diskusi untuk mengulas kembali
hasil permainan maka diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Kendala yang dialami oleh kedua kelompok terjadi karena tidak adanya
komunikasi sehingga menimbulkan keadaan kurang kerjasama dengan
sesama anggota kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan kunci utama dalam menjalin kerja sama dalam kelompok.
2. Sifat egois/ mementingkan diri sendiri dan sifat percaya diri yang berlebihan
tidak dibutuhkan dalam berkelompok.
3. Sebaiknya setiap anggota kelompok memiliki pemikiran untuk saling
kerjasama, saling memahami, menghilangkan rasa egois dan memiliki rasa
senasib dan sependeritaan serta saling mempercayai satu dengan yang lain.
4.7 Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Evaluasi penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di Desa Pasir Putih Kecamatan
Peureulak yaitu evaluasi terhadap kemampuan petani. Untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan petani mengenai lima jurus dalam bidang penyuluhan pertanian
dimana petani sebagai individu atau sebagai anggota kelompoktani:
47
- kemampuan perencanaan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha
tani (termasuk pasca panen dan analisis usaha tani) dengan penerapan
rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal
- Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain,
- Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional,
- Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara petani dengan
KUD,
- Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi, serta kerja
sama dengan kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari
usahatani.
Dan hasil dari evaluasi ini akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
penyuluhan pertanian berikutnya, disamping itu untuk mengetahui sejauh mana
penyerapan petani terhadap penyuluhan pertanian yang dilaksanakan selama ini.
Dalam melaksanakan evaluasi ini, penulis membuat kwisioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang nantinya dapat mengukur tingkat pengetahuan petani
hal-hal yang menunjang/mendukung penyuluhan pertanian. Jumlah nilai dari lima
jurus kemampuan petani sebagai individu atau sebagai anggota dari suatu kelompok
tani nantinya akan dibagi menjadi empat kelas yaitu sebagai berikut :
1. Kurang , mempunyai nilai sampai dengan 250
2. Cukup, mempunyai nilai 251-500
3. Baik, mempunyai nilai 501-750
4. Amat baik, mempunyai nilai 751-900
48
Responden/ sampel yang di ambil adalah 10 orang secara acak yaitu petani dari
Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak. Yaitu untuk mengukur pengetahuan petani
sebagai Individu atau pun sebagai anggota dari suatu kelompok tani.
Dari jumlah total nilai yang diperoleh oleh setiap responden maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan petani sebagi individu ataupun sebagai
anggota oleh suatu kelompok tani mengenai mengenai lima jurus dalam bidang
penyuluhan pertanian meliputi:
- Kemampuan perencanaan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha
tani (termasuk pasca panen dan analisis usaha tani) dengan penerapan
rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal
- Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain,
- Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional,
- Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi, serta kerja
sama dengan kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari
usahatani.
Maka keseluruhan responden berada pada kelas yang kurang karena mempunyai
nilai sampai dengan 250.
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kecamatan Peureulak memiliki tiga komoditas unggulan dalam bidang pertanian
yaitu padi, jagung, kedelai, cabe, dan dalam bidang perkebunan kelapa sawit,
kelapa sehingga menjadi perioritas utama untuk dimasukkan ke dalam matriks
programa penyuluhan pertanian tahun 2010.
2. Perencanaan penyuluhan dengan metode mimbar sarasehan dan temu usaha di
Kabupaten Aceh Timur dimulai dari perincian dana pelaksanaan, peserta, tahapan
pelaksanaan dan penyebaran hasil kegiatan.
3. Mimbar sarasehan belum pernah dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur karena
kurangnya pengetahuan penyuluh mengenai pelaksanaan penyuluhan dengan
menggunakan metode tersebut.
4. Untuk menghasilkan rencana kaji tindak, desain display pembangunan pertanian
BPP Kerajaan Desa Pasir Putih Kecamatan Peureulak dimulai dengan melakukan
identifikasi dari Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian.
5. Cara pembentukan dan pengolahan koperasi dibuat menjadi tema pada kursus tani
yang akan dilaksanakan di Kecamatan Peureulak, karena pembentukan koperasi
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan
modal dari petani.
6. Dinamisasi kelompok tani di Desa Pasir Putih dilakukan dengan penjelasan oleh
narasumber mengenai pengertian dinamika kelompok, tujuan dinamika kelompok,
manfaat dinamika kelompok, unsur-unsur dinamika kelompok, motivasi dan
50
kerjasama, etos kerja kemudian dilanjutkan permainan agar pemahaman petani
dapat lebih dalam.
7. Tingkat pengetahuan petani Desa Pasir Putih sebagi individu ataupun sebagai
anggota oleh suatu kelompok tani mengenai lima jurus dalam bidang penyuluhan
pertanian berada pada kelas yang kurang karena mempunyai nilai sampai dengan
250.
5.2 Saran
1. Pemerintah beserta lembaga terkait harus melakukan pendekatan secara intensif
(berkelanjutan) terhadap masyarakat tani agar terjalin hubungan kerjasama yang
saling membangun.
2. Pemerintah dan lembaga terkait lainnya menanamkan kepercayaan/ keyakinan
kepada masyarakat bahwa pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
untuk membangkitkan semangat kerja dan rasa cinta terhadap pertanian.
51
Top Related