3
1. Pendahuluan
Perkembangan jaman sudah semakin maju dan modern, namun masih banyak ibu muda yang kurang mengetahui pentingnya ASI. ASI merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Terkait itu ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI bagi bayi. Akibatnya program pemberian ASI tidak berlangsung optimal [1].
Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan juga dari hasil survey yang dilakukan di daerah Krajansari Kebumen, diketahui bahwa kurangnya sosialisasi
yang dilakukan dan banyaknya ibu yang sibuk bekerja, sehingga menghambat pemberian ASI eksklusif yang kemudian diganti dengan susu formula.
Informasi grafis atau infografis merupakan informasi yang diterjemahkan ke
dalam bentuk gambar ilustrasi, grafis, dan simbol-simbol, namun tetap mengandung informasi berupa data tulisan sehingga disebut infografis. Dengan
infografis informasi yang rumit dapat disajikan dalam bentuk yang lebih singkat dan menarik, namun tidak menghilangkan unsur informatif dari informasi yang disajikan [2].
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka akan dirancang media sosialisasi dalam bentuk video infografis. Video infografis ini nantinya
diperuntukan untuk ibu usia produktif yaitu 20-38 tahun, didalamnya terdapat teks, gambar, suara, dan juga karakter 3D. Diharapkan dengan adanya sosialisasi pentingnya ASI dalam bentuk video infografis ini, dapat memberikan informasi
yang menarik dan mudah dipahami oleh para ibu.
2. Kajian Pustaka
Dalam penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan video infografis berjudul “Perancangan Komunikasi Visual Animasi Dokumenter Children
Trafficking”. Perancangan ini membuat sebuah film dokumentasi infografis animasi 2 dimensi yang menjelaskan tentang perdagangan anak yang terjadi di Indonesia, dengan informasi dan visual yang menarik minat penontonnya. Film
dokumenter infografis animasi, sebagai sarana komunikasi yang efektif memerlukan penjelasan yang efektif dan jelas, sehingga pesan moral dalam film
dapat tersampaikan dan dapat menarik minat penontonnya [3]. Penelitian lain yang masih berhubungan dengan sosialisasi dalam bentuk
infografis berjudul “Perancangan Aplikasi Infografis Dalam Kampanye Sosial
Untuk Mendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility De Tanjung”. Dalam perancangan ini menggunakan infografis sebagai objek desain yang
digunakan sebagai media edukatif sekaligus promosi dalam kampanye sosial untuk mendukung aktivitas Corporate Social Responsibility. Merupakan sebuah kampanye daur ulang yang digunakan untuk mendukung CSR De Tanjung dengan
infografis sebagai kontennya [4]. Dalam penelitian kali ini menggunakan media yang sama yaitu dalam bentuk
infografis sebagai media promosi, perancangan dalam bentuk infografis karena dapat menampilkan informasi dengan lebih menarik dan jelas. Hal yang membedakan dengan penelitian lainnya yaitu objek penelitian yang dilakukan,
4
yaitu sosialisasi pentingnya ASI bagi ibu dan balita. Selain itu dalam perancangan video sosialisasi ASI ini juga akan menggabungkan semua elemen.
Multimedia dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik,
dan gambar [5]. Multimedia terdiri dari beberapa unsur diantaranya teks, suara, gambar, dan animasi. Teks adalah kombinasi huruf yang membentuk satu kalimat
yang menerangkan atau membicarakan sesuatu topik dan topik ini dikenal sebagai informasi berteks. Suara atau audio didefinisikan sebagai semua jenis bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, narasi dan sebagainya yang bisa
didengar. Gambar adalah sarana sekaligus elemen multimedia yang berguna mengungkapkan suatu informasi secara visual. Video menyediakan sumber yang
kaya dan hidup untuk aplikasi multimedia [6]. Penggunaan multimedia yang populer saat ini salah satunya dalam bentuk infografis. Secara umum infografis terbagi menjadi dua jenis, yaitu grafis informatif dan
grafis visual. Grafis informatif adalah grafis yang memaparkan kejadian, proses hasil penelitian maupun fakta secara artistik. Di sini unsur-unsur yang terdapat
dalam kaidah seni seperti warna, bentuk, kesatuan, irama, dan komposisi antara penempatan infografis dan naskah diperhatikan untuk menarik pembaca. Grafis visual adalah grafis yang bersifat sebagai ilustrasi dari seluruh isi berita maupun
opini yang digambarkan secara analogi, symbol, dan metafora dengan artistik. Grafis visual tidak terdapat ulasan maupun teks pendukung yang mendampingi
gambar [7]. Grafis yang digunakan memperlihatkan suatu informasi rumit menjadi singkat dan jelas, ini merupakan cara paling ampuh untuk mewakili data informasi agar tepat mengenai para pencari informasi. Selain itu infografis
bertujuan untuk memudahkan penyampaian informasi kesegala bidang tingkat kecerdasan, siapapun diharapkan mampu memahami sebuah informasi dari
sebuah infografis, karena bersifat universal. Penggunaan bahasa dan teks yang sedikit, sehingga siapapan orangnya akan mudah mendapatkan informasi dari video infografis ini. Dengan infografis informasi yang rumit dapat disajikan
dalam bentuk yang lebih singkat dan menarik, namun tidak menghilangkan unsur informatif dari informasi yang disajikan [8]. Video infografis sering digunakan
sebagai sarana untuk melakukan sosialisasi. Sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan
pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang di
sekitarnya [9]. Pendapat lain mengatakan sosialisasi merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan berkomunikasi secara
efektif dan kemudian memengaruhi satu sama lain [10]. Sosialisasi berdasarkan jenis dibedakan dalam bentuk sosialisasi primer (melalui keluarga) dan sosialisasi sekunder (melalui masyarakat). Dalam sosialisasi sekunder (melalui masyarakat)
penggunaan media massa merupakan salah satu bentuk dari media sosialisasi, seperti menggunakan film, iklan, juga video infografis. Dalam melakukan
promosi/sosialisasi terdapat beberapa tahap: 1) Perancang harus mengidentifikasi khalayak sasaran dan ciri-cirinya, termasuk citra mereka terhadap produk 2) Perancang harus menentukan tujuan komunikasi, apakah untuk menciptakan
perkenalan, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian 3) Pesan harus dirancang efektif yang meliputi isi, struktur, format, dan sumber [11]. Salah
5
satu jenis sosialisasi yang dilakukan yaitu dalam bidang kesehatan, seperti sosialisasi pentingnya ASI. ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. ASI eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin selama 6 bulan [12]. Kandungan-kandungan zat yang
terdapat dalam ASI adalah protein, laktosa, taurin, asam lemak, vitamin, dan mineral yang berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Manfaat-manfaat ASI bagi
bayi :1) ASI sebagai nutrisi pertumbuhan otak 2) Meningkatkan kekebalan tubuh bayi 3) Meningkatkan kecerdasan secara optimal [13].
3. Metode Perancangan
Pendekatan yang dilakukan untuk proses pembuatan media sosialisasi ASI
yaitu melalui pendekatan kualitatif. Tahap penelitian kualitatif yaitu 1) Pelaksanaan awal penelitian meliputi merumuskan pradigma penelitian, yaitu sejumlah asumsi yang dijadikan pegangan dalam membahas masalah penelitian,
kedua menetapkan sumber data dan lokasi penelitian yang didasarkan pada kualitas informasi yang dimiliki, Ketiga mengumpulkan data/informasi dengan
wawancara atau observasi 2) Pengolahan /analisis data, dilakukan untuk menemukan makna setiap informasi 3) Perumusan solusi masalah, dalam menentukan solusi permasalahan dilihat dari hasil analisis data yang telah
dilakukan, sehingga solusi yang dirumuskan sesuai dengan permasalahan yang ada 4) Perancangan dan implementasi, pada tahap ini membuat perancangan video sebagai media sosialisasi, perancangan video memiliki beberapa tahap seperti pra
produksi, produksi, dan post produksi. Dalam tahap ini terdapat modifikasi dan usulan-usulan dalam perancangan video sosialisasi, selanjutnya perancangan akan
disesuaikan dengan modifikasi yang diusulkan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi/pengujian 5) Outcome/hasil akhir, hasil akhir diperoleh setelah
perancangan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari audience. Langkah-
langkah penelitian kualitatif dapat dilihat pada Gambar 1.
Merumuskan pradigma penelitian
Menentukan sumber data dan lokasi
Mengumpulkan data/informasi
Pengolahan/analisis data
Perumusan solusi masalah
Implementasi dan Perancangan
Perancangan dinilai kembali dengan
tambahan modifikasi
Perancangan disesuaikan dengan
modifikasi yang diusulkan
Outcome/Hasil akhir
6
Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian Kualitatif [14]
Dalam perancangan media sosialisasi pentingnya ASI bagi ibu dan balita,
informan yang dipilih yaitu daerah Krajansari Kebumen. Dipilihnya daerah tersebut karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan para ibu akan ASI. Sehingga kesadaran untuk memberikan ASI terutama ASI eksklusif masih kurang.
Data primer didapat dari hasil wawancara, data sekunder diperoleh dari buku,
leaflet, jurnal dan artikel ilmiah. Pengumpulan data dilakukan melalui tinjauan pustaka, observasi dan
wawancara secara langsung. Penelitian melalui observasi dan wawancara secara
langsung kepada 10 orang ibu usia 20-38 tahun di daerah Krajansari Kebumen pada tanggal 19-26 Februari 2014, dan juga wawancara kepada ibu Endah selaku bidan Puskesmas Kebumen. Dalam melakukan wawancara, pertanyaan sudah
disusun sesuai masalah yang kemudian digunakan sebagai sarana mendapatkan
informasi, yang dapat berkembang pada saat di lapangan. Melalui hasil wawancara dengan ibu-ibu di daerah Krajansari Kebumen,
salah satu kendala terhambatnya pemberian ASI eksklusif dikarenakan ibu yang
sudah bekerja, sehingga pemberian ASI diganti dengan susu formula. Pada saat cuti kerja pemberian ASI dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, namun setelah waktu cuti habis maka pemberian ASI dibantu dengan susu formula dan makanan
tambahan lain. Selain itu informasi tentang ASI juga masih kurang, para ibu tidak benar-benar memahami betapa pentingnya ASI bagi bayi, seperti contohnya adanya ASI perah bagi ibu yang bekerja.
Dalam membuat video sosialisasi pertama kali yang harus dilakukan yaitu melakukan riset terhadap audience yang akan dituju, agar nantinya hasil dari
video yang dibuat sesuai dengan target audience. Riset yang dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, mengisi pertanyaan terbuka dan wawancara.
Selain itu juga melakukan tinjauan pustaka untuk memperkuat data yang ada. Maka ditentukan target audience yang sesuai untuk video sosialisasi ASI ini.
Secara demografi target audience adalah ibu muda usia 20-38 tahun,
pemilihan ibu muda karena dinilai sangat cocok mendapatkan sosialisasi ASI dan juga berdasarkan data kesehatan ibu produktif berusia antara 20-40 tahun. Dengan
pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai kantor, yang lebih sibuk di tempat kerja dibandingkan di rumah terutama untuk pemberian ASI Eksklusif bagi bayinya. Secara sosiografi target adalah dari kalangan kelas menengah, alasan kelas
menengah yaitu para ibu yang bekerja sehingga pemberian ASI eksklusif pada bayi menjadi terhenti dan diganti atau dibantu dengan susu formula dan makanan
tambahan lainnya. Secara psikografi penentuan kepribadian yang ditargetkan untuk menjadi target audience dalam perancangan, cenderung kurang perhatian terhadap resiko dan akibat yang akan terjadi. Pemberian ASI sudah tidak dianggap
penting karena sudah digantikan dengan susu formula. Dari permasalahan yang ada maka dirumuskan sebuah solusi untuk mengatasi
masalah tersebut, dengan perancangan media sosialisasi pentingnya ASI dalam bentuk video infografis. Bentuk video infografis dipilih karena kemampuannya dalam membangun citra, mempunyai cakupan, jangkauan, dan repetisi yang tinggi
juga dapat menampilkan pesan multimedia (suara, gambar, dan animasi) yang
7
dapat mempertajam ingatan. Selain itu dalam bentuk infografis juga mempermudah audience dalam memahami suatu persoalan atau peristiwa dan juga informasi yang disampaikan, dengan infografis informasi yang rumit tersebut
di sajikan kedalam bentuk desain sederhana. Ini merupakan cara paling ampuh untuk mewakili data informasi agar tepat mengenai para pencari informasi.
Dalam pembuatan video terdapat 3 tahap yaitu: 1) Pra Produksi meliputi pembuatan konsep, storyline, treatment, dan storyboard 2) Produksi meliputi visual element production, voice over process, penggabungan karakter dan elemen
visual, penambahan special effect, editing, dan penambahan sound 3) Pasca Produksi meliputi final render dan pengujian video.
Dalam video sosialisasi pentingnya ASI bagi ibu dan balita, konsep yang akan dibuat yaitu tentang kesehatan. Konsep kesehatan dipilih karena sesuai dengan materi dan konten dari video sosialisasi ASI ini. ASI sendiri merupakan
sumber kesehatan paling baik bagi bayi maupun bagi ibunya. Untuk memperkuat kesan kesehatan pada video ini, menggunakan warna-warna yang sering
digunakan dalam dunia kesehatan seperti warna biru, putih, dan kuning, selain itu desain karakter, sound dan tampilan video disesuaikan dengan konsep yang telah dibuat. Strategi perancangan dalam video ini menggunakan pendekatan verbal dan
visual untuk mendukung tampilan akhir dari video sosialisasi. Pendekatan-pendekatan ini bertujuan agar nantinya hasil jadi dari video sosialisasi sesuai
dengan target audience yang dituju dan informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dipahami audience.
Bahasa yang akan digunakan adalah bahasa formal, sehingga menampilkan
kesan serius dalam penyampaiannya dan membutuhkan perhatian lebih. Gaya bahasa yang digunakan dalam tagline video sosialisasi yaitu metonimia.
Metonimia merupakan gaya bahasa yang menggunakan nama pengganti yang berhubungan dengan orang atau benda tertentu. Dalam tagline video sosialisasi ini menggunakan kata anak sapi, yang identik dengan susu formula yang dikenal
sebagai susu sapi. Meskipun tidak semua susu formula berasal dari susu sapi. Tagline yang akan digunakan yaitu “Berilah hanya yang terbaik untuk bayi anda,
anak ibu bukan anak sapi”. Maksud dari tagline ini adalah mengingatkan para ibu bahwa sebaik dan semahal apapun susu formula tetaplah susu sapi, susu yang paling baik bagi bayi adalah susu ibunya sendiri. Pendekatan visual pada tahap ini
dilakukan untuk menentukan gambar, huruf, dan warna yang dipakai. Gaya visual yang dipakai menggunakan semi realis pada karakter dan untuk ilustrasi gambar
menggunakan 2D, pemilihan gaya semi realis ini disesuaikan dengan usia target audience yaitu antara usia 20-38 tahun yang lebih menyukai tampilan dalam bentuk yang terlihat nyata. Hal tersebut didapat dari hasil wawancara dengan ibu-
ibu yang menyatakan karakter 3D lebih terlihat nyata dibandingkan dengan karakter 2D.
Dalam perancangan video sosialisasi ini warna yang akan digunakan bersifat sedikit mencolok tapi lembut dimata, dengan pertimbangan warna yang dekat dengan audience dan dekat dengan isi dari video sosialisasi ini [15]. Warna
dominan yang dipakai yaitu warna biru dan warna kuning, selain itu juga memakai warna dasar putih. Warna umum yang digunakan bisa dilihat pada
Gambar 2.
8
Gambar 2 Pallete Warna Umum
Warna biru dipilih sebagai warna dominan karena melambangkan teknologi yang berkembang, selain itu memberikan kesan komunikasi yang baik yang sesuai untuk media sosialisasi. Warna ini memberikan kesan tenang, damai, dan
kesehatan. Warna biru juga dapat meningkatkan konsentrasi pada saat melihatnya, meskipun bukan warna yang mencolok namun membuat mata tenang dan nyaman
saat melihat. Warna kuning dipakai dalam video sosialisasi ASI ini, karena warna kuning digunakan sebagai simbol kesempurnaan dan kesejahteraan. Merujuk pada ingatan, cerdas, dan kreativitas. Selain itu warna kuning juga sering dipakai
sebagai lambang pertumbuhan atau kecemerlangan pikiran. Dalam video sosialisasi ini memperlihatkan bahwa ASI dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayinya. Warna dasar putih juga digunakan sebagai warna dominan dalam video sosialisasi ini. Warna putih dapat melambangkan
kebersihan dan kesehatan [16]. sesuai dengan konsep dari video yang akan dibuat,
yaitu dunia kesehatan. Selain itu warna putih juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan, seperti pakaian para petugas kesehatan yang mayoritas menggunakan
warna putih. Huruf yang akan digunakan dalam video sosialisasi ASI yaitu Gill San dan
Caslon. Huruf Gill San termasuk ke dalam huruf san serif yang tidak berkaki, yang bentuk fisiknya memiliki kualitas legibility yang terbaik. Legibility dalam tipografi merupakan kualitas huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya
untuk dibaca. Huruf Gill San akan digunakan untuk penulisan tagline dalam video sosialisasi ASI. Selain menggunakan huruf Gill San, juga menggunakan huruf
Caslon. Caslon termasuk ke dalam huruf old style dengan ciri adanya sudut lengkung pada pertemuan stem dan serif, tipis tebal stroke terlihat kontras. Caslon juga dianggap memiliki legibility yang sempurna dan cocok digunakan dalam
penulisan teks type. Huruf Caslon akan digunakan untuk penulisan headline dan teks penjelasan dalam video sosialisasi ASI, karena mudah untuk dibaca
meskipun dari jarak yang jauh [17]. Huruf-huruf yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Huruf Dalam Perancangan
Storyline merupakan alur sebuah naskah cerita dalam bentuk teks, yang dapat menghubungkan satu adegan dengan adegan yang lain sehingga menjadi satu
kesatuan naskah. Pembuatan storyline untuk menggambarkan lebih jelas maksud dari konsep, bagaimana bentuk dan isi dari video sosialisasi yang akan dibuat.
Storyline perancangan media sosialisasi pentingnya ASI bagi ibu dan balita memperlihatkan bayi yang merangkak sebagai tanda video akan dimulai dan juga sebagai bumper in dari video, kemudian masuk ke dalam pengertian apa itu ASI
eksklusif dengan penjelasan teks disertai gambar makanan tambahan yang tidak diperbolehkan pada saat pemberian ASI eksklusif seperti bubur, pisang, teh, dan
susu formula. Disebut ASI eksklusif karena tanpa makanan tambahan dan jangka waktu pemberian yaitu 0 sampai 6 bulan, maka selanjutnya masuk ke dalam
9
penjelasan jangka waktu pemberian ASI eksklusif disertai dengan gambar ilustrasi bayi berusia 0 sampai 6 bulan. Selain itu juga ditambah informasi seputar ASI yang cukup penting, informasi seperti pemberian ASI setiap 2 jam sekali
meskipun sedang tidur bayi harus tetap dibangunkan dan juga informasi tentang ASI yang sering diperah akan semakin banyak keluar.
Setelah mengetahui jangka waktu pemberian, maka akan dijelaskan manfaat yang akan diperoleh dengan pemberian ASI ini. Manfaat pada bayi seperti meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak karena di dalam ASI terdapat
taurin, laktosa, dan juga asam lemak panjang, dan dengan kandungan kolostrum dapat menambah daya tahan tubuh pada bayi dan bagi ibu ASI pertama yang biasa
disebut kolostrum akan keluar dan dapat mengurangi rasa sakit setelah melahirkan. Selanjutnya untuk memperlihatkan betapa pentingnya ASI, maka masuk ke informasi tambahan yaitu informasi kesehatan bahwa bayi yang diberi
ASI emosinya akan lebih stabil dan setelah disapih tidak mudah mengalami stress. Bahkan pemerintah mengeluarkan peraturan khusus untuk mendukung
terlaksananya program ASI eksklusif ini, dengan dikeluarkannya PP tahun 2012 pasal 30 (3) yang menyatakan setiap penyelenggara tempat kerja dan sarana umum harus menyediakan tempat untuk menyusui dan atau memerah ASI sesuai
dengan kondisi kemampuan perusahaan. Untuk menambah pemahaman dan kesadaran para ibu, maka selanjutnya
masuk ke dalam penjelasan tentang adanya ASI perah, yaitu ASI yang dapat diperah dan dapat disimpan dalam suhu ruangan selama 3-5 jam, dalam kulkas 5-7 hari, dan dalam freezer bagian dalam hingga 6 bulan. Setelah itu masuk ke
penjelasan semua kelebihan yang dimiliki oleh ASI, yang dijelaskan satu per satu, melalui ilustrasi gambar berupa kertas dengan tulisan kelebihan-kelebihan yang
dimiliki ASI dan muncul gambar maupun keterangan sesuai dengan manfaat yang disebutkan. Manfaatnya seperti aman tidak mudah kadaluarsa, bersih terhindar dari serangan bakteri maupun virus dengan ilustrasi ASI yang terlihat kebal dari
bakteri dan virus yang menyerang. Praktis selalu siap disajikan kapan saja, ekonomis tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan ASI,
disertai dengan ilustrasi gambar uang yang disilang merah menandakan tidak memerlukan biaya untuk memperoleh ASI. Dan terakhir sehat karena didalam ASI terkandung zat yang baik bagi pertumbuhan bayi seperti kolostrum, taurin,
laktosa, dan asam lemak panjang, disertai dengan ilustrasi gambar dot yang terbuka dan keluar ilustrasi gambar berbagai manfaat ASI. Setelah semua
informasi tentang ASI dijelaskan maka selanjutnya ajakan dan tagline tentang pemberian ASI, tagline berbunyi “berikanlah hanya yang terbaik untuk bayi anda, bayi anda bukan anak sapi”. Storyline video sosialisasi pentingnya ASI dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Storyline
Bumper in Pengertian ASI Jangka waktu
Informasi
tambahan
Manfaat ASI
Informasi
ASI Perah
Semua
kelebihan
ASI
TAGLINE
10
Treatment merupakan kerangka lengkap dari sebuah skenario ataupun storyline. Jika ditambahkan dengan dialog maka sudah menjadi sebuah skenario lengkap. Delapan treatment video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Treatment Sosialisasi ASI
Scenes konten Keterangan
Scene 1 Intro dan
bumper in, FS
Animasi bayi yang merangkak maju dengan lingkaran yang
bergerak mengikutinya, bayi berhenti dan menghilang.
Scene 2 Penjelasan ASI
eksklusif, LS-
MCU
Zoom in karakter dan menggerakkan tangan seperti memencet
tombol. Muncul tulisan “apa itu ASI eksklusif?” dan tangan
membuka efek fast blur pada karakter lalu muncul penjelasan tanpa
makanan tambahan dengan gambar ASI disertai gambar makanan
tambahan yang muncul satu per satu, lalu karakter menggerakkan
tangan kirinya seperti menyingkirkan gambar.
Scene 3 Jangka waktu
pemberian ASI
eksklusif, MS-
LS
Muncul karakter, kemudian muncul tulisan “Jangka waktu
pemberian ASI”, lalu hilang berubah menjadi sinar efek flare dan
bergerak ke atas. Mata karakter mengikuti arah sinar, sinar hilang
menjadi gambar bayi telentang (0 bulan) dan muncul bayi
merangkak (6 bulan). Muncul panah efek stroke dan penjelasan
bayi diberi ASI setiap 2 jam sekali muncul gambar ibu menyusui
dan teks, dan penjelsan ASI yang diperah akan semakin banyak
keluar, muncul gambar ibu dengan alat perah ASI.
Scene 4 Manfaat bagi
bayi dan ibu, FS
Muncul bingkai kotak dan tulisan “Manfaat bagi bayi” efek star
burst dan light wipe, lalu muncul manfaat “meningkatkan
kecerdasan otak” efek stroke disertai ilustrasi otak bersinar dan
kandungan dalam ASI, muncul manfaat “meningkatkan daya tahan
tubuh” dan muncul gambar bayi dengan sinar (perisai) dari
berbagai penyakit seperti bakteri, virus, jamur, dan infeksi lalu
hilang. Muncul bingkai kotak dan tulisan “manfaat bagi ibu”,
mengeluarkan kolostrum gambar ibu warna hitam yang
mengeluarkan bakteri dan gambar ibu berubah warna biru.
Scene 5 Info kesehatan
dan peraturan
pemerintah, FS
Background muncul dari samping , lalu muncul penjelasan tidak
mudah stress saat disapih yang muncul dari berbagai sisi dan
gambar ibu yang menyusui. Penjelasan peraturan pemerintah
tentang tempat untuk menyusui dan memerah ASI, dengan animasi
bayi merangkak.
Scene 6 Info ASI perah,
FS
Muncul tulisan “ASI Perah” dengan garis sebagai underline, lalu
berputar dan muncul tulisan dengan alat perah lalu muncul gambar
alat perah ASI, dan berputar muncul tulisan dapat disimpan pada
suhu tertentu dengan gambar ibu yang mengeluarkan ASI. Lalu
muncul gambar ASI dengan penjelasan ketahanan tempat
peyimpanan pada ruangan, kulkas, dan freezer.
Scene 7 Semua
Kelebihan ASI,
FS
Muncul gambar kertas lalu tulisan kelebihan ASI, pertama aman
dengan muncul tanda centang dan di sampingnya muncul gambar
ibu menyusui dengan penjelasan tidak mudah kadaluarsa. Bersih
muncul tanda centang dengan gambar ASI yang kebal dari bakteri
dan virus. Praktis muncul tanda centang dengan teks selalu siap
disajikan, ekonomis muncul tanda centang dan gambar uang yang
disilang warna merah menandakan tidak perlu memngeluarkan
uang. Sehat muncul tanda centang dan botol susu yang terbuka,
lalu muncul kandungan ASI seperti taurin, laktosa, dan asam
lemak.
Scene 8 Imbauan dan
tagline, FS
Kemudian muncul tulisan “berilah hanya yang terbaik untuk bayi
anda”, lalu muncul tagline “Bayi anda bukan anak sapi” sebagai
11
ajakan kepada para penonton agar memberikan ASI kepada
bayinya.
Storyboard merupakan rangkaian gambar manual yang dibuat secara keseluruhan sehingga menggambarkan suatu cerita [18]. Perkembangan yang
didalamnya tidak hanya berisi rangkaian sketsa-sketsa gambar tetapi juga berbagai macam keterangan yang diperlukan dalam setiap pengerjaan sebuah
karya grafis dalam bidang pertelevisian. Storyboard dibuat berdasarkan treatment yang telah ada, dan kemudian diterjemahkan ke dalam gambar atau sketsa agar nantinya dapat mempermudah pada saat proses selanjutnya. Storyboard video
sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 5.
12
Gambar 5 Storyboard
Masuk ke dalam proses produksi yaitu visual element production. Pembuatan elemen-elemen yang nantinya menjadi bagian dari video. Elemen-elemen seperti teks, gambar 2D, karakter 3D dan juga foto-foto nantinya berguna untuk
menunjang tampilan dari video. Selain itu elemen-elemen berfungsi sebagai penjelas pesan yang dapat mempermudah audience dalam memahami isi video.
Elemen yang digunakan dalam video sosialisasi ini dibuat langsung secara digital agar mempermudah pada saat proses pengerjaan, elemen dalam bentuk sederhana agar audience lebih mudah dalam menyerap dan memahami informasi yang
disampaikan. Visual element production dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Visual Element Production
Dalam visual elemen terdapat gambar dan juga simbol sebagai pengganti teks
untuk penjelasannya. Penggunaan simbol maupun ikon ini bertujuan agar audience mudah dalam memahami informasi yang disampaikan. Ikon yang
digunakan seperti gambar ibu yang menyusui, bakteri, virus, jamur, visualisasi ASI, penyakit, dan juga ASI perah. Ikon yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Visualisasi Video Sosialisasi
Salah satu elemen visual dalam video sosialisasi ASI ini yaitu karakter 3D,
karakter dalam bentuk manusia dengan jenis kelamin perempuan dengan usia antara 25-30 tahun. Karakter berpenampilan layaknya petugas kesehatan dengan
pakaian berwarna putih dan memakai topi, karakter didesain berpenampilan layaknya petugas kesehatan karena hal ini diperkuat oleh pelbagai penelitian
13
komunikasi menunjukkan bahwa audiens pada umumnya lebih tertarik apabila informasi kesehatan disampaikan oleh bidan maupun petugas kesehatan, yang terlihat lebih meyakinkan dan menguasai bidangnya [19]. Karakter 3D dalam
video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Karakter Dalam Video Sosialisasi
Karakter ini merupakan karakter yang berperan cukup penting dalam video sosialisasi, karena dapat menambah ketertarikan pada tampilan video. Daya tarik
pada karakter ini terdapat pada pakaian yang dikenakan, pakaian dan topi yang berwarna putih dan abu-abu dapat mewakili sosok bidan atau petugas kesehatan yang sedang menjelaskan pentingnya ASI. Sosialisasi ASI sangat erat kaitannya
dengan kesehatan, sehingga penggunaan warna putih dirasa paling sesuai untuk video sosialisasi. Selain itu potongan rambut yang dibuat pendek juga menambah
daya tarik karakter, potongan rambut ini memperlihatkan kesan yang dinamis dan aktif, menggambarkan sifat para ibu muda yang aktif dalam berbagai hal dan kegiatan. Karakter 3D ini nantinya akan digabungkan dengan elemen-elemen
visual yang telah dibuat sebelumnya. Tahap produksi video sosialisasi ASI selanjutnya adalah voice over process,
tahap voice over process yaitu melakukan dubbing untuk narasi video dan pencarian backsound yang akan digunakan dalam video sosialisasi ASI ini. Dalam proses dubbing, dilakukan menggunakan alat perekam yang nantinya dilakukan
perbaikan pada hasil dubbing agar memperoleh hasil yang maksimal. Narasi untuk dubbing video, sudah disusun berdasarkan treatment yang sudah dibuat.
Selanjutnya proses mencari sound yang kiranya nanti dapat digunakan dan sesuai untuk video. Sound untuk video sosialisasi ini akan memakai sound yang ceria dan bersemangat.
Tahap selanjutnya setelah Voice Over Process yaitu animasi. Animasi yang digunakan disini yaitu menggunakan stop motion. Animasi stop motion dilakukan
pada karakter desain, karakter yang sebelumnya telah dibuat diubah dalam bentuk gambar sehingga untuk membuat gerakan harus dirangkai agar menjadi sebuah animasi. Beberapa contoh animasi pada karakter dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9 Contoh Animasi Karakter
Tahap produksi selanjutnya penggabungan elemen-elemen visual pada setiap scene yang berbeda, pembagian scene ini dilakukan agar mempermudah pada saat
proses pengerjaan dan juga penyuntingan video. Salah satu elemen yang digabungkan yaitu karakter 3D yang telah dibuat sebelumnya, karakter yang
diubah dalam bentuk gambar sehingga pada saat menggabungkan dengan elemen
14
lainnya harus dijadikan sequence agar menjadi sebuah gerakan. Selanjutnya karakter dalam bentuk video animasi akan digabungkan dengan elemen visual dalam satu scene, yang membentuk satu adegan. Penggabungan karakter dan
elemen visual dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Penggabungan Karakter dan Elemen Visual
Special effect merupakan efek-efek yang khusus diberikan pada gambar
maupun video agar menambah kesan khusus pada tampilannya. Penambahan special effect dilakukan setelah semua elemen yang dibutuhkan digabungkan menjadi satu. Salah satu special effect yang digunakan dalam video sosialisasi
dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Efek dalam video Sosialisasi ASI
Setelah semua scene diberikan efek-efek, maka selanjutnya dilakukan proses
editing. Scene yang dibuat sebelumnya dalam bentuk terpisah, sehingga pada saat melakukan proses editing menjadi lebih mudah. Scenes yang sudah ada
digabungkan agar menjadi sebuah bentuk rangkaian video yang memiliki alur dan dapat dinikmati, dilakukan editing pada beberapa bagian agar perpindahan setiap scene menjadi lebih halus. Editing dan penggabungan setiap scene dari video
sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Editing Video Sosialisasi
Penambahan sound dilakukan setelah semua scene digabungkan menjadi satu. Untuk sound narasi terlebih dahulu sudah diperbaiki agar sesuai dengan durasi
scene yang ada dan dijadikan dalam bentuk .mp3. Setelah itu dilakukan compositing dengan scene yang sudah digabungkan menjadi satu. Untuk backsound yang digunakan dalam video sosialisasi ASI ini merupakan sound yang
15
diperoleh melalui situs internet, yaitu musik dari Bottle Smoker. Dipilihnya sound ini karena terdengar ceria dan bersemangat. Video yang sudah ditambahkan sound dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Penambahan Sound
Setelah sound ditambahkan maka dilakukan pengecekan kembali pada video,
untuk memastikan tidak ada kekurangan dan kesalahan dalam video. Selanjutnya dilakukan final render, yaitu rendering terakhir pada video setelah semua scene, dubbing, dan backsound digabungkan. Setelah semua dilakukan, maka proses
perancangan video sosialisasi ASI telah selesai, yang selanjutnya akan dilakukan pengujian. Final render video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14 Final Render Video Sosialisasi
Dalam melakukan sosialisasi pentingnya ASI, terdapat media pendukung yang dapat membantu proses sosialisasi. Media pendukung ini dibuat dengan tujuan agar video sosialisasi yang telah dibuat dapat diketahui dan diingat oleh
masyarakat terutama ibu-ibu dengan mudah. Media pendukung yang dirancang dalam bentuk poster dan mug. Pembuatan poster dinilai cukup efektif sebagai
media pendukung, karena dapat ditempatkan atau ditempelkan di tempat-tempat strategis yang memungkinkan untuk dilihat dan dibaca. Selain itu poster juga merupakan salah satu elemen pendukung yang cukup penting dalam sebuah video.
Mug dipilih karena para ibu yang sering menggunakan mug sehingga diharapkan pada saat menggunakan mug, para ibu dapat melihat pesan yang terdapat pada
mug tersebut. Media pendukung video sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Media Pendukung
16
Dalam mensosialisasikan video sosialisasi ASI, media yang akan digunakan nantinya dapat menggunakan proyektor yang terdapat di Puskesmas dan juga melalui VCD player yang terdapat di tempat Posyandu. Dengan menggunakan
VCD player, para ibu juga bisa melihat video sosialisasi di rumah masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan agar mempermudah pada saat melakukan sosialisasi.
4. Hasil dan Pembahasan
Dalam pembuatan video ini langkah awalnya yaitu menggabungkan
kebutuhan-kebutuhan yang mendukung tampilan video sosialisasi. Kebutuhan-kebutuhan yang telah dirancang untuk video sosialisasi ASI ini seperti visual
element, termasuk juga karakter, gambar-gambar, foto-foto, tagline dan juga efek suara. Penggabungan semua elemen ini nantinya akan digunakan sebagai ilustrasi dan informasi dari video sosialisasi yang akan ditayangkan. Setelah
penggabungan selesai dilakukan, tahap selanjutnya dilakukan pengecekan kembali alur dari video agar sesuai dengan treatment dan storyboard yang telah dibuat,
kemudian diuji untuk melihat hasilnya. Scene 1 merupakan opening atau bumper in dari video sosialisasi ASI. Dalam bumper in video sosialisasi ASI memperlihatkan bayi yang merangkak diikuti
lingkaran yang menandakan video sosialisasi akan dimulai, selanjutnya muncul tulisan “Pentingnya ASI” yang memperjelas isi dari video sosialisasi. Scene 1
video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Scene 1
Scene 2 memperlihatkan kamera zoom in pada karakter, dan perpindahan kamera 2 tampak karakter dari samping sambil menyentuh layar. Karakter terlihat dari samping dengan tujuan agar terlihat sedang menyentuh layar yang ada di
depannya, yang nantinya akan muncul penjelasan tentang ASI eksklusif. Lalu muncul tulisan “apa itu ASI eksklusif?”, karakter tampak sedikit blur dan kamera
fokus pada penjelasan tentang ASI eksklusif yang muncul disertai dengan gambar dan foto makanan dan ilustrasi ASI. Makanan yang ditampilkan merupakan makanan dan minuman yang tidak boleh diberikan pada saat pemberian ASI
eksklusif. Disertai dengan narasi sebagai penjelasan dari ilustrasi gambar. Scene 2 video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Scene 2
17
Dalam scene 3 ini menjelaskan jangka waktu pemberian ASI eksklusif yaitu 0-6 bulan dengan ilustrasi gambar bayi, menggunakan efek flare pada cahaya yang bergerak dan menjadi bayi. Disertai dengan informasi pemberian ASI setiap
2 jam sekali didalamnya terdapat gambar ibu menyusui dan teks sebagai penjelas. Juga informasi tambahan jika semakin sering ASI diperah maka akan semakin
banyak keluar, dengan ilustrasi ibu yang memerah ASI. Informasi tambahan dijelaskan menggunakan gambar ilustrasi disertai teks sebagai penjelas, dan juga diisi dengan narasi. Scene 3 dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Scene 3
Scene 4 menjelaskan tentang manfaat yang dimiliki ASI bagi bayi maupun bagi ibunya. Manfaat bagi bayi terbagi menjadi dua, dalam manfaat pertama
menggunakan ilustrasi gambar otak yang bersinar menandakan otak yang berkembang. Manfaat kedua menggunakan ilustrasi bayi dengan sinar warna kuning yang diibaratkan sebagai perisai dan kebal diserang oleh bakteri, virus,
jamur, dan infeksi. Dalam manfaat bagi ibu menggunakan ilustrasi ibu yang berwarna hitam dan pada saat mengeluarkan bakteri berubah menjadi warna biru,
dengan visualisasi ibu menjadi lebih sehat dan segar disertai dengan keterangan teks sebagai penjelas. Scene 4 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19 Scene 4
Scene 5 berisi tentang informasi menarik tentang ASI, seperti seputar emosi bayi dan juga peraturan pemerintah yang mendukung pemberian ASI eksklusif.
Dalam informasi ASI berpengaruh pada emosi bayi di dalamnya terdapat ilustrasi ibu yang menyusui dan juga teks sebagai penjelas. Bagian 2 menjelaskan tentang
peraturan pemerintah yang mendukung terlaksananya program ASI eksklusif. Disertai dengan ilustrasi ibu menyusui dan ASI yang diperah. Scene 5 dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Scene 5
18
Dalam scene 6 berisi penjelasan tentang apa itu ASI perah dan juga tempat penyimpanan yang baik untuk ASI perah agar dapat bertahan lebih lama. Perpindahan pada frame menggunakan cut to cut. Scene 6 video sosialisasi dapat
dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21 Scene 6
Scene 7 berisi tentang semua kelebihan-kelebihan ASI yang ditampilkan dalam list yang dicentang satu persatu, kelebihan ASI seperti lebih aman, bersih,
praktis, ekonomis, dan sehat. Disertai dengan ilustrasi gambar seperti dot yang terbuka dan mengeluarkan kandungan ASI dalam bentuk ilustrasi gambar dan juga narasi, agar informasi yang disampaikan semakin jelas dan mudah dipahami.
Scene 7 video sosialisasi ASI dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22 Scene 7
Scene 8 merupakan scene terakhir dari video sosialisasi ASI, didalamnya berisi tentang tagline dan juga berfungsi sebagai bumper out dari video sosialisasi
ASI. Imbauan agar memberikan yang terbaik untuk bayinya, dengan tulisan “Berikanlah yang terbaik untuk bayi anda”. Tagline dari video sosialisasi yaitu
“Bayi Anda Bukan Anak Sapi”, agar menyadarkan para ibu untuk sebisa mungkin memberikan ASI kepada bayinya. Scene 8 dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23 Scene 8
Media pendukung yang akan digunakan dalam sosialisasi ASI ini menggunakan poster dan juga mug. Poster memperlihatkan ilustrasi ibu menyusui
dengan tagline di bawahnya “bayi anda bukan anak sapi”. Hasil jadi media pendukung yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 24.
19
Gambar 24 Hasil Jadi Media Pendukung
Pengujian dilakukan di daerah Krajansari Kebumen pada tanggal 2-5 Mei 2014, pengujian dilakukan dengan wawancara kepada ibu endah selaku bidan Puskesmas Kebumen, bapak Tri Wuryantoro selaku videografer TVRI Jawa
Tengah, dan juga 4 orang ibu usia 20-38 tahun di daerah Krajansari Kebumen. Wawancara dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari tampilan dan informasi
yang disampaikan dalam video sosialisasi ASI. Pertanyaan pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Pertanyaan Pengujian
No Pertanyaan Pengujian
1 Apakah itu ASI eksklusif?
2 Apakah anda tahu apa itu ASI perah?
3 Apakah manfaat dari pemberian ASI eksklusif?
4 Apakah setelah melihat video pengetahuan dan informasi ibu tentang ASI bertambah?
5 Informasi baru apakah yang ibu dapatkan setelah melihat video ini?
6 Apakah informasi yang disampaikan menarik dan mudah dipahami?
7 Apakah tampilan pada video ini (ilustrasi gambar,elemen, dan layout) sudah menarik?
8 Apakah warna yang digunakan pada video ini sudah sesuai dengan isi video?
9 Apakah pengisi suara dan musik dalam video sudah terdengar jelas dan menarik?
10 Apakah huruf yang digunakan mudah dibaca dan sesuai dengan isi video?
11 Apakah video ini memberikan pemahaman baru tentang ASI yang selama ini anda ketahui?
Dari wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori. Kategori ini berdasarkan dari hasil
tanggapan dan pernyataan pada setiap poin pertanyaan. Kategori hasil pengujian video sosialisasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kategori Hasil Pengujian
kategori Narasumber 1
Bidan
Narasumber 2
Videografer
Narasumber 3
Ibu usia 20-38 th
Informasi
tentang ASI
Masih kurang
penjelasannya,
beberapa informasi
masih terlalu singkat
Materi dan informasi yang
disampaikan sudah sesuai
Sudah bagus,
memperoleh informasi
dan pemahaman baru
tentang ASI
Cara
penyampaian
informasi dalam
video
Beberapa penjelasan
masih terlalu cepat,
kurang detail
penyampaian
informasinya
Cara penyampaian informasi
sudah bagus, tinggal
dikembangkan lagi
Sudah sesuai, menarik
dan mudah dipahami
20
Tampilan video
dari layout dan
ilustrasi gambar
Sudah sesuai dengan
informasi yang
disampaikan
Gambar mewakili narasi dan
teks, tidak terjadi kerancuan
informasi. Pergerakan
gambar dan animasi sudah
terlihat halus
Sudah bagus, namun
beberapa bagian ada
yang kurang sesuai
Pemilihan
warna dan
huruf
Sudah pas, sudah
sesuai dengan isi
video
Warna sudah sesuai, huruf
bisa lebih diperbesar/diberi
edge/shadow agar lebih jelas
lagi
Sudah sesuai, huruf
juga mudah dibaca
Narasi dan
pemilihan
backsound
Narasi dan musik
sudah sesuai
Intonasi narasi lebih ditekan
lagi supaya tidak terdengar
datar
Sudah sesuai, suara
musik tidak
mengganggu suara
narasi
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, Informasi yang disampaikan sudah menarik dan mudah dipahami meskipun beberapa bagian masih terlalu singkat dan kurang mendetail penjelasannya. Hal ini dikarenakan pengamatan dari ibu
endah selaku bidan yang lebih mengetahui dengan detail informasi tentang ASI, sehingga informasi yang disajikan dalam video sosialisasi masih dirasa kurang
mendetail. Berbeda dengan pendapat para ibu yang menganggap video sudah memberikan informasi dan pemahaman baru tentang ASI. Dari segi gambar, layout, suara, dan juga huruf yang digunakan sudah sesuai dengan isi video
sosialisasi. Menurut Bapak Wuryantoro sebagai videografer intonasi suara kurang ditekan lagi agar tidak terdengar datar, pendapat ini berbeda dengan bidan dan
juga ibu-ibu yang menganggap suara dan musik sudah sesuai dan tidak mengganggu dari narasi. Adanya perbedaan pendapat pada tiap pertanyaan, dikarenakan masing-
masing orang menguasai bidang tertentu. Bidan yang lebih mengetahui informasi tentang ASI melihat penyajian informasi masih kurang lengkap dan mendetail.
Videografer yang melihat dari konten video berpendapat narasi masih terdengar datar. Namun untuk orang awam seperti para ibu menganggap informasi yang disampaikan sudah sesuai, menarik, dan mudah dipahami.
Dari hasil analisa dapat dikatakan perancangan media sosialisasi pentingnya ASI dalam bentuk video infografis ini sudah baik dan secara keseluruhan tampilan
video sosialisasi ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu dapat memberikan informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh para ibu. Beberapa bagian video sosialisasi perlu dilakukan penambahan dan perbaikan
kembali untuk kedepannya.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada perancangan media sosialisasi ASI berbasis infografis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemanfaatan infografis sebagai media sosialisasi terutama sosialisasi pentingnya ASI dapat membantu menambah dan memahami informasi menjadi lebih mudah dan menarik. Selain itu video infografis sosialisasi ASI dapat menjadi media baru
untuk mensosialisasikan pentingnya ASI bagi ibu dan balita. Video sosialisasi pentingnya ASI bagi ibu dan balita berbasis infografis ini, dapat memberi
pemahaman baru bagi para ibu tentang informasi seputar ASI.
21
6. Daftar Pustaka
[1] Prasetyono, Dwi S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jakarta: Diva Press.
[2] Pahlevi, Andreas S. 2013. Perancangan Aplikasi Infografis Dalam Kampanye Sosial Untuk Mendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility De Tanjung. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
[3] Ramadhani, Rio. 2012. Perancangan Komunikasi Visual Animasi Dokumenter Chidren Trafficking. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.
[4] Pahlevi, Andreas S. 2013. Perancangan Aplikasi Infografis Dalam Kampanye Sosial Untuk Mendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility De Tanjung. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
[5] Vaughan, Tay. 2004. Multimedia: Making It Work, Sixth Edition. McGraw-Hill, Inc.
[6] Hofstetter, Fredt. 2001. Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill, Inc.
[7] Wicandra, Obed B. 2006. Peran Infografis Dalam Media Massa Cetak.
Nirmana 8:44-50. [8] Pahlevi, Andreas S. 2013. Perancangan Aplikasi Infografis Dalam
Kampanye Sosial Untuk Mendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility De Tanjung. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
[9] Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
[10] Scott, John. 2012. Teori Sosial: Masalah-masalah Pokok Dalam Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[11] Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[12] Roesli, Utami. 2012. Panduan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Pustaka
Bunda. [13] Suradi. 2004. Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia.
[14] Sarwono, Jonathan & Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi.
[15] Darmaprawira, S. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya.
Bandung : Penerbit ITB. [16] Darmaprawira, S. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya.
Bandung : Penerbit ITB. [17] Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
[18] Sutopo, Ariesto H. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Jakarta: Graha Ilmu.
[19] Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Top Related