PERALATAN LABORATORIUM KLINIK
Kelompok 7 :
Sofyan Andika Yusuf (125060300111009)Mokhammad Wildan K. (125060300111097)
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2014
1
Daftar Isi
Halaman Judul...............................................................................................................................iKata Pengantar............................................................................................................................. iiDaftar Isi.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................11.1 Latar Belakang...........................................................................................................................11.2 Tujuan……………………………............................................................................................11.3 Batasan Masalah………………................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................52.1. Transduser Elektrokimia...........................................................................................................72.2 Analisis Gas Darah..................................................................................................................132.3 Photometer dan Colorimeter...................................................................................................162.4 Penghitung Sel Darah…….......................................................................................................
BAB III Kesimpulan..................................................................................................................... 10DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 11
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah memberikan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah teori yang memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan tugas makalah Elektronika Biomedik dengan judul Peralatan Laboratorium Klinik.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu,kami mengharapkan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan dalam penyusunan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Malang, 21 Oktober 2014
Penyusun
3
BAB I
1.1 Latar Belakang
Laboratium klinik adalah adalah sarana laboratorium yang melakukan berbagai jenis
pengujian (test) kepada specimen biologis guna memperoleh keterangan (informasi) tentang
kondisi kesehatan (medical) pasien.
Pengukuran gas darah arteri berguna untuk menentukan keefektifan paru sebagai
oksigenator dan ventilator. Pengukurannya dapat dilakukan baik secara invasif maupun non-
invasif. Pemeriksaan secara invasif dengan memasang jarum atau kateter1,5.
Saat ini, dunia ilmu pengetahuan memerlukan inovasi-inovasi seperti pengukuran jumlah
sel darah merah. Analisis yang dilakukan oleh dokter berdasarkan preparat darah tidak selalu
sama antara dokter yang satu dengan dokter yang lain. Ketelitian dan konsentrasi dokter sangat
menentukan hasil analisis. Di lain pihak, analisis preparat darah tepi tidak menghasilkan bukti
citra sehingga tidak dapat dianalisis oleh banyak dokter. Oleh karena itu perlu dibuat suatu alat
yang dapat menghitung jumlah sel pada suatu citra secara cepat dan terautomatisasi, sehingga
diperoleh analisis dan bukti yang akurat.
Analisis citra merupakan salah satu metode dalam pengolahan citra digital. Proses
pengolahan citra digital dimulai dari akuisisi data citra, penghapusan derau, pengambangan,
penyapuan, hingga citra siap untuk dianalisis. Analisis citra yang dilakukan dalam hal ini adalah
pencacahan jumlah sel darah merah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui metode pengukuran kadar gas dalam darah dan cara kerja alat pengukur
kadar gas dalam darah.
2. Mengetahui metode pengukuran pH darah dan cara kerja alat pengukur pH darah.
3. Mengetahui metode penghitungan jumlah sel darah merah dalam darah dan cara kerja alat
penghitung jumlah sel darah merah dalam darah.
1.3 Batasan Masalah
Pada makalah ini, pembahasan hanya sebatas dari prinsip kerja peralatan – peralatan
laboratorium klinik secara umum.
4
5
BAB II
2.1 Analisis Gas Darah
Pengukuran gas darah arteri berguna untuk menentukan keefektifan paru sebagai
oksigenator dan ventilator. Pengukurannya dapat dilakukan baik secara invasif maupun non-
invasif. Pemeriksaan secara invasif dengan memasang jarum atau kateter1,5. Pemeriksaan
secara non-invasif dapat dilakukan dengan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan analisa
gas darah dapat dilakukan pada a. radialis, a. tibialis posterior, a. dorsalis pedis, dan lain-lain.
Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena
tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya
risiko emboli otak.
Keunggulan pemeriksaan secara invasif dan non-invasif. Keunggulan Pemeriksaan secara
non-invasif antar lain pencegahan rasa sakit dan potensi penularan penyakit menular,
mengurangi kebutuhan tenaga terlatih, pengukuran waktu singkat, dan tidak adanya limbah bio-
berbahaya. Keuntungan Pemeriksaan secara invasif adalah bahwa tekanan terus-menerus
dipantau mengalahkan-by-beat, dan gelombang (sebuah grafik tekanan terhadap waktu) dapat
ditampilkan.
Pada neonatus, dimana sering ditemukan kesulitan untuk mendapatkan darah dari arteri,
sampel darah kapiler dapat digunakan. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi,
baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO22,12.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:
Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari
158 mmHg, maka hasilnya akan mengikat.
Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin
yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena
efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
6
Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat
disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan
PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2. Nilai pH darah yang abnormal disebut
asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo
atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang
penting pada nilai oksigenasi darah.
2.2 Transduser Elektrokimia
2.2.1 Sensor pH
Sensor derajat keasaman (pH) yang digunakan biasanya adalah elektroda pH.
Elektroda pH terdiri dari dua sel yaitu elektroda pengukur dan elektroda pembanding yang
berada satu kemasan. Perubahan suhu pada larutan akan mengubah nilai pH larutan yang
diukur. Perubahan nilai pH ini bukan merupakan kesalahan karena ini adalah nilai pH yang
sebenarnya pada suhu yang baru. Pada elektroda pH ideal tidak ada pengaruh suhu terhadap
sensitivitas elektroda pada pH 7. Kebanyakan elektroda pH tidak sempurna, tetapi kesalahan
karena suhu masih sangat kecil ketika berada pada kisaran pH 7 dan dapat diabaikan.
2.2.2 Pengukuran pH
PH suatu larutan menunjukkan bagaimana asam atau basa (alkali). Sebuah loop
pengukuran pH terdiri dari tiga komponen, pH sensor, yang mencakup pengukuran elektroda,
elektroda referensi, dan sebuah sensor suhu, sebuah Preamplifier; dan penganalisis. Sebuah loop
pengukuran pH pada dasarnya adalah sebuah baterai di mana positif terminal adalah pengukuran
elektroda dan terminal negatif adalah elektroda referensi. Pengukuran elektroda, yang peka
terhadap ion hidrogen, mengembangkan potensial (tegangan) secara langsung berkaitan dengan
7
konsentrasi ion hidrogen dari solution. Referensi elektroda menyediakan kestabilan potensial
terhadap pengukuran elektroda sehingga dapat dibandingkan.
Ketika tenggelam dalam larutan, potensial elektroda referensi tidak berubah dengan
perubahan konsentrasi ion hidrogen. Output dari elektrode mengukur perubahan dengan
temperatur (meskipun proses tetap pada pH konstan), sehingga sensor suhu diperlukan untuk
mengoreksi perubahan output.
Komponen Sensor pH biasanya digabungkan menjadi satu perangkat disebut kombinasi
pH elektroda. Pengukuran elektroda biasanya menggunakan kaca dan sangat rapuh.
Perkembangan terbaru telah menggantikan kaca yang lebih tahan lama yaitu dengan solid-state
sensor. Preamplifier adalah perangkat pengkondisian sinyal. Dibutuhkan impedansi tinggi pada
elektroda pH sehingga sinyal dan perubahan ke impedansi memungkinkan dapat dianlisis oleh
penganalisis dan dapat diterima dengan baik. Preamplifier juga memperkuat dan menstabilkan
sinyal, sehingga kurang rentan pada gangguan listrik.
Sebuah sistem elektroda pH memerlukan pemeliharaan berkala untuk dibersihkan dan
dikalibrasi. Lamanya waktu antara pembersihan dan proses kalibrasi tergantung pada kondisi dan
keakuratan pengguna dan harapan stabilitas. sifat-sifat listrik mengukur dan perubahan elektroda
referensi. Pengkalibrasi nilai pH darah disebut buffer akan benar untuk beberapa perubahan ini.
Pembersihan sensor dan referensi juga akan membantu. Namun, seperti baterai memiliki daya
hidup yang terbatas, elektrode pH hidupnya juga terbatas.
Gb.2 elektroda yang dipakai oleh sebuah sensor pH
8
Desain dan teori operasional elektroda pH yang sangat kompleks. Yang penting untuk
dipahami adalah bahwa kedua elektroda menghasilkan tegangan berbanding lurus dengan pH
larutan. Pada pH 7 (netral), maka elektroda akan menghasilkan 0 volt di antara mereka. Pada pH
rendah (asam) tegangan akan dikembangkan satu polaritas, dan pada pH tinggi (kaustik)
tegangan akan dikembangkan polaritas yang berlawanan.
Desain elektroda pH adalah bahwa salah satu dari mereka (disebut pengukuran
elektroda) harus dibangun khusus menggunakan kaca untuk menciptakan ion-selektif/penghalang
dibutuhkan menyaring ion hydrogen dari semua ion lainnya yang mengambang di dalam larutan.
Gelas ini kimia doped dengan lithium ion, yang membuatnya bereaksi elektrokimia dengan ion
hidrogen. Ini menimbulkan masalah besar jika niat kita adalah untuk mengukur tegangan antara
dua elektroda.
Elektroda yang lain (disebut referensi elektroda) dibuat dari larutan kimia netral (7,35)
pH larutan penyangga (biasanya kalium klorida) diperbolehkan untuk pertukaran ion dengan
solution melalui pemisah berpori, membentuk resistensi yang relatif rendah ke cairan. Pada
awalnya, orang mungkin akan cenderung untuk bertanya: mengapa bukan hanya mencelupkan
logam kawat ke dalam darah untuk mendapatkan sambungan listrik ke darah? Alasan ini tidak
akan bekerja adalah karena logam cenderung sangat reaktif di ionik solution dan dapat
menghasilkan tegangan yang signifikan di seluruh antarmuka dari logam-ke-cairan. Penggunaan
bahan kimia basah antarmuka dengan solution yang diukur diperlukan untuk menghindari
gangguan tegangan, yang tentu saja akan keliru ditafsirkan oleh setiap alat pengukur sebagai pH.
Berikut adalah sebuah ilustrasi tentang konstruksi elektroda.
9
Gb. 3 ilustrasi kontruksi elektroda
2.2.3 Prinsip Kerja pH Meter
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia
yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang
ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur
arus tetapi hanya mengukur tegangan.
10
Skema elektroda pH meter
pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam)
antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang
merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak.
Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan
yang equivalen yang lainya untuk menetapkan nilai dari pH.
Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride
(KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl)
diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya
digunkan ceramic berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah
terkontaminasi oleh logam dan unsure natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan gelembung
kaca tipis yang. Didalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7,35. Elektroda perak yang
ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk
meminimalisir pengaruh electric yang gak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan
kertas pelindung yang biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature
yaitu suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan
elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
11
Gambar 5. Elektroda pH meter modern
Keterangan:
1. Bagian sensor
2. Larutan AgCl
3. Larutan Internal (0,1M HCl atau
0,1M MeCl)
4. Elektroda Internal (Silver Chloride)
5. Badan Elektroda (Isolator)
6. Elektroda Referensi (Silver
Chloride)
7. Junction (Keramik + Asbes)
12
2.3 Photometer dan Cholorimeter
2.3.1 Pengertian Photometer
Photometer merupakan peralatan dasar di laboratorium klinik untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.
Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya. Kebanyakan photometers mendeteksi cahaya dengan photoresistors, dioda atau photomultipliers. Untuk menganalisis cahaya, Photometer bisa mengukur cahaya setelah melalui filter atau melalui monokromator penentuan ditentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap distribusi spektrum cahaya. Alat Photometer pada prinsipnya memiliki kesamaan seperti spektroPhotometer, yang membedakan hanyalah penggunaan filter sebagai monokromatornya. Filter hanya digunakan untuk meneruskan cahaya namun dapat juga menyerap sumber radiasi dari gelombang lain. Penggunaan Photometer lebih sering digunakan untuk kebutuhan laboratorium klinis (analisa darah).
2.3.2 Bagian-bagian Photometer :
Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel. Caranya adalah dengan menekan tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel
sudah terhubungkan dengan selang aspirator Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang Kuvet, sebagai tempat sampel Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator mengalir
melalui kuvet menuju pembuangan . Selang ini bersifat elatis dalam mengalirkan sampel sehingga sampel tidak ada yang tersumbat dalam selang.
2.3.3 Jenis Photometer
Salah satu jenis Photometer adalah Photometri Zenix 188. Photometer Zenix 188
Photometer ini sangat cocok digunakan untuk keperluan Laboratorium, Klinik, dan juga
Rumah Sakit.
Photometer ZENIX 188
Keterangan :
Panjang Gelombang 330 nm/800 nm, 5 filter standart, Bisa ditambah 3 filter.
Didukung oleh fitur model Flowcell dan model cuvett.
Kalibrasi/kalkulasi : Kinetic, two point, end point dengan atau tanpa Reagent
Blank atau sample Blank, Linear atau non Linear Calibration curves.
Photomoter yang mampun menyimpan 60 memori program 2000 memori hasil
test.
Fungsi C yang baik, 2 Control test.
Design yang Compact, Berat 7kg, Ukuran 36 x 32 x 16, Power point 80 VA.
Perawatan yang mudah dapat dilakukan oleh USER itu sendiri.
2.3.4 Cara Perawatan dan Penyimpanan Photometer
Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta dihindari dari pelarut yang bersifat korosif. Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan. Pembersih yang
digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol dan air atau menggunakan sodium hipoklorit.
Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen. Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektivitas kerja alat. Alat disimpan di tempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat yang mengeluarkan gelombang magnetik seperti TV, radio dan handphone.
2.3.5 Pengertian Cholorimetri
Colorimeter adalah instrumen alat uji yang peka terhadap cahaya yang
mengukur berapa banyak warna yang diserap oleh objek atau substansi. Hal ini
menentukan warna berdasarkan komponen dari cahaya yang diserap oleh objek. Ketika
cahaya melewati medium, sebagian dari cahaya diserap dan hasilnya adalah
penurunan beberapa banyak cahaya yang dipantulkan oleh medium. Perangkat ini
berdasarkan pada hukum Beer Lambert yang menyatakan bahwa penyerapan cahaya
yang ditransmisikan melalui media berbanding lurus dengan konsentrasi medium.
2.3.6 Bagian-Bagian Colorimeter
Colorimeter
3 Read % transmission = display / pembacaan yang menunjukkan perintah yang
digunakan
4 Set % transmission = untuk mengatur perintah yang akan digunakan
5 Sample carrier = untuk tempat sampel
6 Set wavelength = untuk mengeset panjang gelombang
7 Filter – set to read = untuk pembacaan setelah penyaringan
8 On / off = tombol untuk menghidupkan dan mematikan alat
2.3.7 Cara Kerja Colorimeter
Colorimeter bekerja dengan melewati panjang gelombang cahaya tertentu. Kemudian
mengukur cahaya yang datang dari sisi lain. Umumnya, lebih terkonsentrasi pada
cahaya lampu yang diserap. Hasil dari Colorimeter perbedaan antara cahaya pada
sumber asalnya dan cahaya lampu yang diserap. Untuk mengetahui konsentrasi suatu
sampel, maka sampel dilihat dari konsentrasi diketahui yang pertama diuji.
2.3.8 Penggunaan Colorimetri
Colorimeter dapat digunakan dalam berbagai bidang. Kolorimeter portable dapat
digunakan untuk menganalisis kontras warna dan kecerahan pada layar televisi atau
komputer, yang memungkinkan pengguna untuk kemudian menyesuaikan pengaturan
untuk mendapatkan kualitas gambar terbaik . Colorimeters dapat menganalisis warna
kulit dan warna gigi untuk membantu mendiagnosa penyakit tertentu, dan rumah sakit
bahkan menggunakan beberapa jenis perangkat ini untuk menguji kosentrasi
hemoglobin dalam darah .
2.3.9 Perawatan dan Penyimpanan
Untuk colorimeter disimpan ditempat khusus yang jauh dari sinar matahari. Tidak
bercampur dengan bahan bahan kimia karena dapet menyebabkan korosif. Untuk
perawatan cukup di bersihkan dengan kain yang halus.
2.4 Penghitung sel darah
2.4.1 Hemansitometer
Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukkan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis-Charles Malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Counting Chamber berfungsi
untuk menghitung jumlah sel mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Luas total dari chamber adalah 9 mm2. Chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1 mm di atas chamber floor.Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1 mm2 dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml.
Hemasitometer
2.4.2 Perhitungan sel
Penghitungan konsentrasi sel pada hemasitometer ini bergantung
pada volume dibawah coverslip. Pada chamber terdapat 9 kotak besar berukuran 1
m dan kotak-kotak kecil, di mana satu kotak besar sama dengan 25 kotak kecil
sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar 0.0001 ml. Adapaun
kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah perhitungan sel.
2.4.3 Macam-macam counting chambers Hemasitometer
1. NeubauerLuas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya hanya terbagi menjadi 16 kotak besar saja.
Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer:
2. Neubauer Improved
Luas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 25 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya terbagi menjadi 16 kotak besar saja.
Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer Improved:
3. Neubauer Improved Bright-linePada dasarnya jenis hemasitometer ini sama dengan jenis Neubauer Improved. Demikian juga dengan cara atau aturan perhitungannya. Yang membedakan kedua jenis ini ialah tampilan pada saat diamati dengan mikroskop. Pada jenis Bright-line ini area perhitungan tampak gelap, sangat tipis dan semi transparan (dilapisi Rhodium), sedangkan garis-garis pembatasnya akan tampak menyala. Tampilan dengan kekontrasan yang sangat mencolok ini akan meningkatkan keakuratan dalam perhitungan. Tetapi, kekurangan dari jenis ini ialah lebih sensitif dalam pembersihan dan perawatannya. Lapisan rhodium sangat mudah rusak atau terhapus pada saat pembersihan sehingga untuk pembersihannya membutuhkan ketelitian ekstra.Gambar Hemasitometer Tipe Neubauer Improved Bright-Line:
4. BuerkerLuas keseluruhan areanya ialah 9,3 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm.
Gambar Hemasitometer Tipe Buerker:
5. TuerkLuas keseluruhan areanya ialah 9 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Terdiri dari 9 kotak utama yang masing-masing luasnya 1 mm2. Kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 25 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan 8 kotak utama lainnya hanya terbagi menjadi 16 kotak besar saja. Dilihat dari pembagian kotaknya, jenis ini hampir sama dengan jenis Neubauer Improved. Yang membedakan kedua jenis ini ialah adanya garis ganda yang membatasi semua kotak-kotak besar yang ada dalam area perhitungan.Gambar Hemasitometer Tipe Tuerk:
6. ThomaLuas keseluruhan areanya ialah 1,21 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Hanya terdiri dari satu kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan area di bagian atas,
bawah, kanan dan kiri dari kotak utama hanya terdiri dari garis lurus yang merupakan lanjutan dari garis-garis lurus pada kotak utama.Gambar Hemasitometer Tipe Thoma:
7. Thoma NeuLuas keseluruhan areanya ialah 1,21 mm2 dengan kedalaman 0,1 mm. Hanya terdiri dari satu kotak utama yang berada di tengah digunakan untuk perhitungan. Kotak utama ini terbagi lagi menjadi 16 kotak besar dan setiap kotak besar dibagi lagi menjadi 16 kotak-kotak kecil dengan ukuran 0,05 mm x 0,05 mm. Sedangkan area di bagian atas, bawah, kanan dan kiri dari kotak utama hanya terdiri dari garis lurus yang merupakan lanjutan dari garis-garis lurus pada kotak utama. Pada dasarnya jenis ini sama dengan jenis terdahulunya (Thoma), yang membedakan kedua jenis ini ialah tidak adanya garis bertumpuk 3 yang menjadi pembatas kotak-kotak besar pada kotak utama.Gambar Hemasitometer Tipe Thoma Neu:
8. NageotteLuas keseluruhan areanya ialah 100 mm2 dengan kedalaman 0,5 mm. Kedalaman area perhitungan untuk jenis ini dapat divariasi menjadi 0,25 mm atau 1 mm, hanya saja variasi kedalaman ini dapat dilakukan dengan pemesanan khusus pada pabrik produsennya. Terbagi menjadi 40 area berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 x 0,25 mm dan pada bagian tengah dari area perhitungan ditandai dengan garis ganda.
Gambar Hemasitometer Tipe Nageotte:
9. Fuchs-RosenthalLuas keseluruhan areanya ialah 16 mm2 dengan kedalaman 0,2 mm. Terdiri dari 16 kotak besar yang berukuran 1 mm2, yang masing-masing terbagi lagi menjadi 16 kotak kecil dengan ukuran 0,25 x 0,25 mm. Antara kotak-kotak besar dibatasi dengan garis tebal, sedangkan kotak-kotak kecil dibatasi dengan garis yang lebih tipis.
Gambar Hemasitometer Tipe Fuchs-Rosenthal:
2.3.4 Perhitungan sel
Penghitungan dapat dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah sel dalam satuan isi yang sangat kecil. Alat yang digunakan adalah Petroff-Hauser Chamber atauHaemocytometer. Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu.Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang 0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel nakteri yang tersuspensi akan memenuhi volume ruang hitung tersebut sehingga jumlah bakteri per satuan volume dapat diketahui.
Luas kotak sedang := p x l= 0,2 x 0,2 = 0,04 mm2
Missal :Volume kotak sedang : 20 sel dalam satu kotak sedang= 0,04 mm2 x 0,1 mm maka jumlah sel keseluruhan := 0,004 mm3 = 20 x (1/4) x 106Karena 1 ml = 1cm2 = 5 x 106 sel/mlMaka := 0,004 mm3= 0,000004 cm3= 4x10-6 mlSel/ml := jumlah sel/4x10-6 ml= (jumlah sel/4) x 106= jumlah sel x (¼) x 106= jumlah sel x 2,5 x 105
2.3.5 Kelebihan
Kelebihan perhitungan sel dengan menggunakan hemasitometer adalah dapat
menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati. Kelebihan lainnya
adalah morfologi sel dapat diamati, dapat mengevaluasi homogenitas dan data
mendeteksikontaminasi.
BAB III
2.4 Kesimpulan
1. Pengukuran kadar gas dalam darah dapat dilakukan baik secara
invasif(secara langsung) maupun non-invasif (tidak langsung) . Pengukuran
Invasif tekanan arteri dengan intravaskular cannulae melibatkan pengukuran
langsung tekanan arteri dengan menempatkan sebuah jarum kanula di arteri
. Pemeriksaan secara non-invasif dengan mengambil sampel darah untuk
pemeriksaan analisa gas darah dapat dilakukan pada a. radialis, a. tibialis
posterior, a. dorsalis pedis, dan lain-lain.
2. Keunggulan pemeriksaan secara invasif dan non-invasif. Keunggulan
Pemeriksaan secara non-invasif antar lain pencegahan rasa sakit dan potensi
penularan penyakit menular, mengurangi kebutuhan tenaga terlatih,
pengukuran waktu singkat, dan tidak adanya limbah bio-berbahaya.
Keuntungan Pemeriksaan secara invasif adalah bahwa tekanan terus-
menerus dipantau mengalahkan-by-beat, dan gelombang (sebuah grafik
tekanan terhadap waktu) dapat ditampilkan.
3. Sensor derajat keasaman (pH) yang digunakan biasanya adalah
elektroda pH. Elektroda pH terdiri dari dua sel yaitu elektroda pengukur
dan elektroda pembanding yang berada satu kemasan. Perubahan suhu pada
larutan akan mengubah nilai pH larutan yang diukur Gas-gas yang
terkandung dalam darah walaupun jumlahnya sedikit, akan berpengaruh
terhadap tingkat keasaman darah atau pH darah.
4. Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda
gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat
diluar elektroda gelas yang tidak diketahuipenghitungan jumlah sel darah
merah dilakukan dengan proses pengolahan citra digital menggunakan
analisis citra.
5. Photometer merupakan peralatan dasar di laboratorium klinik untuk
mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan
6. Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi
sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat
warna yang dilewatinya. Kebanyakan photometers mendeteksi cahaya
dengan photoresistors, dioda atau photomultipliers. Untuk menganalisis
cahaya, Photometer bisa mengukur cahaya setelah melalui filter atau melalui
monokromator penentuan ditentukan panjang gelombang atau untuk analisis
terhadap distribusi spektrum cahaya.
7. Colorimeter adalah instrumen alat uji yang peka terhadap cahaya yang
mengukur berapa banyak warna yang diserap oleh objek atau substansi. Hal
ini menentukan warna berdasarkan komponen dari cahaya yang diserap oleh
objek. Ketika cahaya melewati medium, sebagian dari cahaya diserap dan
hasilnya adalahpenurunan beberapa banyak cahaya yang dipantulkan oleh medium.
8. Colorimeter bekerja dengan melewati panjang gelombang cahaya tertentu.
Kemudian mengukur cahaya yang datang dari sisi lain. Umumnya, lebih
terkonsentrasi pada cahaya lampu yang diserap. Hasil dari Colorimeter
perbedaan antara cahaya pada sumber asalnya dan cahaya lampu yang
diserap.
9. Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang
rendah. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chamber-nya
memiliki garis-garis mikroskopis pada permukaan kaca. Counting Chamber
berfungsi untuk menghitung jumlah sel mikroba yang tersuspensi dalam
cairan.
10. Macam-macam counting chambers Hemasitometer yaitu : Neubauer, Neubauer Improved, Neubauer Improved Bright-line, Buerker, Tuerk, Thoma, Thoma Neu, Nageotte, Fuchs-Rosenthal.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid 1, Bagian Patologi Klinik Fakultas
kedokteran Universitas Diponegoro, 2000
20 Mei 2009. http://www.simplecircuitdiagram.com/. Simple pH meter. Diakses tanggal
27 november 2010.
Achmadi S. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/oksigenasi/
http://www.frca.co.uk/article.aspx?articleid=100389
5 November 2010. http://en.wikipedia.org/pHmeter. diakses tanggal 27 november
2010.
Oxtoby D. 2001. Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
pH Meter Horiba, Manual Book pH Meter Horiba model D-51
pH Meter Principal, http://www.seafriends.org.nz/dda/ph.htm#How
Prasetyo P. 1999. Bengkel Ilmu GENETIKA. Jakarta: Erlangga.
Andaiyani, 2013, Pengertian
Colorimeter .http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2346837-
pengertiankolorimeter/# ixzz2Og9nnIo3 diakses 29 Maret 2013.
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/dasar-teori-hemositometer.html
http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/kompetensi-mahasiswa-dapat-
melakukan.html
Top Related