REFERATPENYAKIT MENIERE
DISUSUN OLEH:Diana Yulianti 030.06.070Spica Adhara 030.06.248 Pembimbing : Dr. Satria Nugraha W, SpTHT-KL
PENDAHULUAN
Penyakit ini ditemukan oleh Meniere pada tahun 1861, dan dia yakin bahwa penyakit ini berada di dalam telinga, sedangkan pada waktu itu para ahli banyak menduga bahwa penyakit itu berada di pada otak. Pendapat Meniere dibuktikan oleh Hallpike dan Cairn tahun 1938, dengan ditemukannya hidrops endolimfa, setelah memeriksa tulang temporal pasien Meniere.
Penyakit Meniere adalah suatu gangguan pada telinga bagian dalam yang mengakibatkan vertigo ,tinnitus (telinga berdenging), terasa penuh atau adanya tekanan pada telinga, dan penurunan pendengaran yang fluktuatif.
ANATOMI TELINGA
PERDARAHAN
Persarafan
Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf trigeminus ( N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen depan membran timpani.
Pleksus servikal saraf aurikularis mayor mensarafi permukaan posteromedial daun telinga dan lobulus
Cabang aurikularis dari saraf fasialis ( N.VII ), glossofaringeus ( N.IX), dan Vagus ( N.X) menyebar ke daerah konka dan cabang-cabang saraf ini mensyarafi dinding posterior dan inferiorliang telinga dan segmen posterior dan inferior membran timpani
Definisi
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan pada telinga bagian dalam yang mengakibatkan gangguan pada pendengaran dan keseimbangan. Hal ini ditandai dengan adanya episode vertigo dan tinnitus dan penurunan pendengaran secara progresif, bisaanya unilateral. Hal ini disebabkan oleh dilatasi sistem limfatik yang berakibat terjadi drainase endolimfa.
Epidemiologi
- salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam
- sebagian besar kasus bersifat unilateral dan sekitar 10-20% kasus bersifat bilateral
- insiden penyakit ini mencapai 0,5-7,5 : 1000 di Inggris dan Swedia.
-sebagian besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan usia dewasa (usia 20 -50 tahun)
- komponen genetik berperan karena ada riwayat keluarga yang positif sekitar 21 % pada pasien dengan penyakit Meniere
- resiko besar : riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan alkoholisme dan pasien yang rutin mengkonsumsi Aspirin.
Etiologi
Penyebab pasti dari penyakit Meniere adalah tidak diketahui / idiopatik
Penambahan volume endolimfa diperkirakan oleh:
adanya gangguan biokimia cairan endolimfa
gangguan klinik pada membran labirin
Patofisiologi
Gejala & tanda klinis
Gejala & tanda klinis
Diagnosis
Diagnosis
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Prognosis
ad vitam: ad bonam ad fungsionam: ad bonam ad sanationam: dubia ad bonam
Kesimpulan Penyakit Meniere adalah suatu gangguan pada telinga bagian dalam yang
mengakibatkan vertigo ,tinnitus (telinga berdenging), terasa penuh atau adanya tekanan pada telinga, dan penurunan pendengaran yang fluktuatif. Area pada telinga yang terpengaruh pada penyakit ini adalah seluruh labirin, dimana termasuk kanalis semisirkularis dan koklea.
Penyakit Meniere bisa kita bagi menjadi bentuk “typical” dan “atypical”. Pada penyakit Meniere yang ”typical” ditemukan gejala penurunan pendengaran yang fluktuatif, fluktuatif vertigo, fluktuatif tinnitus, sensasi penuh pada telinga yang fluktuatif. Bentuk ”atypical” bisa dibagi menjadi 2, yaitu penyakit meniere cochlear (hidrops cochlear) dan penyakit meniere vestibular (hidrops vestibular). Pada penyakit meniere cochlear gejalanya adalah, penurunan pendengaran yang fluktuatif, fluktuatif tinnitus, sensasi rasa penuh pada telinga yang fluktuatif. Pada penyakit meniere vestibular gejalanya adalah fluktuatif vertigo, fluktuatif tinnitus, sensasi rasa penuh pada telinga yang fluktuatif.
Untuk menegakkan diagnosis, bisa menggunakan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis bisa ditemukan gejala vertigo hilang timbul yang makin mereda pada serangan berikutnya, fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf, pendengaran membaik setelah serangan berakhir, tinnitus, rasa penuh di telinga. Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini. Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan ternyata terdapat tuli saraf, maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan dalam tuli saraf, kecuali pada penyakit Meniere. Pada sebagian kasus dapat ditemukan nystagmus pada pemeriksaan fisik.
Kesimpulan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi audiometri, ENG, BERA , Electrocochleography ( EcochG ), MRI kepala, tes gliserin, timpanometri.
Tatalaksana pasien Meniere adalah diet dan perubahan gaya hidup, obat-obatan vasodilator perifer, anti histamin, antikolinergik, steroid, diuretik, antiiskemia, tranzquilizer, antiemetik, latihan rehabilitasi seperti Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver dan Brand-Darroff exercise, dan penatalaksanaan bedah bila serangan vertigo tidak terkontrol .
Penyakit Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat. Sebaiknya pasien dengan vertigo berat disarankan untuk tidak mengendarai mobil, naik tangga dan berenang
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi Efiaty Arysad, Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher.Edisi ke-6. Jakarta : FKUI. 2007. Hal 10-16, 94-103,106-109, 111
Adams Boies Hilger. Buku Ajar Penyakit THT ( BOIES Fundamentals of
Otolaryngology). Edisi 6. Jakarta. 1997. Hal 39-45, 136 – 137 Sherwood L. Telinga : Pendengaran dan Keseimbangan. Dalam : Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : ECG.2006.176-189. Diunduh dar : http://www.menieresinfo.com// Diunduh dari : http://www.dizziness-and-balance.com// Diunduh dari : http://wikipedia.com//
DAFTAR PUSTAKA Herminio Perez – Garrigues, dkk. Time Course of Episodes of Definitife Vertigo in Meniere Disease.
JAMA & Archives. 2008. vol 134. No 11
Mari Havia, MD; Erna Kentala, MD, PhD. Progression of symptoms of dizziness in Meniere disease.
Arch Otolaryngology Head Neck Surgery. Helsinki. 2004. vol 130
Rutka JA. Evaluation of vertigo. In: Blitzer A, Pillsbury HC, Jahn AF, Binder WJ, editors. Office based surgery in otolaryngology. New York: Thieme;1998. p. 71–78.
Ellis H. The Special Senses : The Ear. In : Clinical Anatomy, Applied Anatomy for Students and Junior Doctor. 6th Ed. Massachusetts. Blackwell Publishing. 2006. 384-387.
Diza M. Pengobatan Gangguan Keseimbangan ( Vertigo ).2009. Available at : http://d132a.wordpress.com/2008/12/26/pengobatan-gangguan-keseimbangan-vertigo/. Accessed on August 6th, 2012.
Levenson, Mark J. Home of The Surgery Information Centre. Meniere Syndrome. 2009. Available at : http://www.earsurgery.org/site/pages/conditions/menieres-syndrome.php. Accessed on August 6th, 2012.
Becker W, Naumann HH, Pfalfz CR. A Pocket Reference Ear, Nose And Throat Disease . Second Revised Edition. New York: Thieme; 2004. 100-101.