Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Melalui
Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay)
Increasing Conceptual Understanding of Junior High Schools Students
Through the CRH (Course Review Horay) Learning Model
Elah
1, Guntur Maulana Muhammad
2
1 Universitas Suryakancana, [email protected]
2 Universitas Suryakancana, [email protected]
Volume 2 Number 1 2019, Page 33-44
https://jurnal.unsur.ac.id/triple-s/article/view/657
To cite this article:
Elah, & Muhammad, G. M. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
SMP Melalui Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay) . Triple S (Journals of
Mathematics Education), 2(1), 33-44.
This article may be used for research, teaching, and private study purposes.
Any substantial or systematic reproduction, redistribution, reselling, loan, sub-licensing, systematic supply,
or distribution in any form to anyone is expressly forbidden.
Authors alone are responsible for the contents of their articles. The journal owns the copyright of the articles.
The publisher shall not be liable for any loss, actions, claims, proceedings, demand, or costs or damages
whatsoever or howsoever caused arising directly or indirectly in connection with or arising out of the use of
the research material.
34
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa SMP Melalui
Model Pembelajaran CRH (Course Review Horay)
Elah, Guntur Maulana Muhammad
Article Info Abstract Article History
Received:
6 August 2019
The aim of this study is to find out whether the increased ability to
understand mathematical concepts of students who use the learning
model course review horay is better than students who use ordinary
learning model, and to find out student attitudes towards learning by
using the learning model course review horay. The method used in this
study is quasi experiment. The population in this study were seventh
grade students of SMP PGRI 1 CIANJUR. The instruments used were
the test test questions and student questionnaires. The data obtained
from this study were processed and analyzed using SPSS version 24
software. The results is the conceptual understanding of students who
use course review horay learning model is better than students who use
ordinary learning model. Likewise based on the results of the
questionnaire analysis shows that in general students are positive, so it
can be concluded that there are positive attitudes of students towards
learning using the learning model of the course review horay.
Accepted:
11 September 2019
Keywords
Conceptual
Understanding,
Course Review
Horay.
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan
model pembelajaran course review horay lebih baik daripada siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa, dan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
course review horay. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII
SMP PGRI 1 CIANJUR. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes uraian
dan angket siswa. Data yang diperoleh dari penelitian ini diolah dan
dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 24. Hasil
menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang menggunakan pembelajaran biasa. Begitupun
berdasarkan hasil analisis angket menunjukkan bahwa pada umumnya
siswa bersikap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat sikap
positif siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran course review horay.
PENDAHULUAN
Menurut Munib, pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang
yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat
dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Daryanto, 2013 : 1). Menurut Undang-
35
Elah, Muhammad, 2019
undang No 20 tahun 2003 tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
belajar pada diri peserta didik (Khuluqo, 2017 : 52). Salah satu dari pembelajaran tersebut
ialah melalui pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang sangat sulit juga bersifat abstrak dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memahaminya. Seperti yang kita ketahui bahwa kesulitan dalam mempelajari matematika
yaitu salah satunya memahami suatu konsep tetapi juga sangat berguna untuk kehidupan.
Kesulitan dalam pembelajaran matematika itu menyebabkan pembelajaran matematika
tidak dapat dicapai siswa dengan baik sehingga tidak dapat terlaksananya pendidikan yang
tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai pembelajaran matematika tersebut
(Prahmana,dkk, 2015 : 167 - 168).
Menurut Prahmana, dkk (2015 : 168) perkembangan pembelajaran matematika di
Indonesia sungguh sangat memperihatinkan sehingga bisa dibilang sangat rendah dalam
hal mata pelajaran matematika salah satunya kemampuan terhadap pemahaman konsep.
Hal tersebut dikarenakan kurangnya keingintahuan dari peserta didik terhadap mata
pelajaran matematika ini. Mereka hanya sebatas tahu kalau matematika itu hanyalah
pelajaran yang bermodalkan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian tetapi
mereka tidak memahami makna dari matematika itu sendiri. Seharusnya guru tidak hanya
mengajarkan matematika dengan hanya sebatas memberi tahu tanpa peduli peserta didik
memahami pelajaran tersebut. Supaya perkembangan matematika di Indonesia meningkat,
guru beserta peserta didik harus saling bekerjasama dalam proses belajar mengajar
sehingga guru tidak hanya sekedar mengajarkan materi saja tetapi juga mengetahui
kelemahan peserta didik untuk memahami pembelajaran matematika begitupun juga
dengan peserta didik. Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa kemampuan
matematika yang harus dimiliki oleh peserta didik. Salah satu diantaranya kemampuan
pemahaman konsep matematika yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Menurut Wardhani pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang
diharapkan dimiliki peserta didik dalam pembelajaran matematika (Nurjanah, 2014). Hal
ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika di sekolah (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep
36
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Dalam
mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih
dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran
tersebut di dunia nyata. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar
untuk belajar matematika secara bermakna. Namun pada kenyataannya banyak peserta
didik yang kesulitan dalam memahami konsep matematika. Bahkan mereka kebanyakan
tidak mampu mendefinisikan kembali bahan pelajaran matematika dengan bahasa mereka
sendiri serta membedakan antara contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep. Begitupun
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumaryati dan Dwi (2015) ditemukan beberapa
permasalahan yaitu peserta didik masih kurang dalam memahami suatu konsep dan hanya
memahami contoh soal serta penyelesaiannya saja sehingga pemahaman konsep
matematika peserta didik menjadi tidak seperti yang diharapkan. Selain itu masih banyak
peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM, hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yang salah satunya adalah pemahaman konsep peserta didik masih kurang.
Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik, dalam pembelajaran matematika dapat
dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana peserta didik bekerja sama dalam
kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif yang
digunakan yaitu model pembelajaran course review horay (CRH). Menurut Huda (2014)
course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana
kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar
diwajibkan berteriak “hore!!” atau yel – yel lainnya yang disukai. Metode ini berusaha
menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan
pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi
jawaban benar harus langsung berteriak “horee!!” atau menyanyikan yel – yel
kelompoknya. Metode ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik
melalui diskusi kelompok.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan
pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay
lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep siswa yang menggunakan
pembelajaran biasa, dan untuk mengetahui bagaimanakah sikap siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay.
37
Elah, Muhammad, 2019
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental,
dengan desain the nonequivalent pretest – posttest control group design. The
nonequivalent pretest – posttest control group design adalah eksperimen yang dilakukan
pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana sebelum dilakukan
penelitian, kedua kelas diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui keadaan awal siswa.
Selama penelitian berlangsung, kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelas
eksperimen diberi perlakuan (X) dengan menggunakan model course review horay
sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa. Diakhir penelitian, kedua kelas diberi
tes akhir (posttest) yang sama.
Sampel dalam penelitian ini sama dengan jumlah populasi karena di sekolah SMP
PGRI 1 Cianjur Tahun Ajaran 2018/2019 hanya ada 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B,
sehingga penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Kelas A sebagai kelas eksprimen
yaitu kelas dengan pembelajaran yang menggunakan model course review horay dan kelas
B sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran biasa. Instrumen
yang digunakan adalah soal tes uraian dan instrumen non tes berupa angket. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa sebelum dan setelah
diberikan perlakuan yang berbeda.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
software SPSS versi 24. Data input yang dianalisis adalah hasil nilai tes awal yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan nilai tes akhir yang bertujuan
untuk mengetahui pencapaian pemahaman konsep siswa. Dari data tersebut dilakukan uji
n-gain yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course review horay lebih baik
daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan
pembelajaran biasa. Dan terdapat sikap positif siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran course review horay. Pengolahan data tes didasarkan
pada skor pretest, posttest dan N-gain. Berikut adalah tabel statistik deskritif hasil tes
kemampuan pemahaman konsep matematika.
38
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
Tabel 1. Statistik Deskritif Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Variabel Deskripsi
Kelas dengan Treatment
Course Review Horay Pembelajaran biasa
Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain
Kemampuan
Pemahaman
Konsep
Matematika
N 20 20
𝒙 5,75 20,90 0,6360 5,05 13,80 0,3630
St. Dev 2,573 4,678 0,16320 2,502 5,136 0,16115
Min 2 10 0,29 2 7 0,15
Max 10 29 0,95 9 26 0,81
Berdasarkan tabel diatas, hasil pretest kemampuan pemahaman konsep matematika
pada kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 5,75 dan kelas kontrol sebesar
5,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas memiliki perbedaan
yang sangat kecil, artinya kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol setara.
Selain rata-rata nilai pretest, terdapat juga rata-rata nilai posttest dimana nilai kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan akhir kedua kelas berbeda. Selain itu untuk data indeks gain rata-rata nilai
kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat
disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih
baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol.
Analisis Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Untuk melihat sama atau tidaknya kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata
Sebelum uji kesamaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data prestest.
Tabel 2. Uji Normalitas Data Pretest
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,932 20 0,166
Kontrol 0,815 20 0,001
Pada tabel 2 kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,166 ≥ 0,05
maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi
39
Elah, Muhammad, 2019
normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka H0
ditolak, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa data pretest berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Dengan demikian, karena data tersebut berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji kesamaan dua rata-rata dengan
menggunakan uji Mann-Whitney yang bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan
awal kelas eksperimen dan kelas kontrol setara. Berikut tabel uji kesamaan dua rata-rata
data pretest.
Tabel 3. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest
Nilai
Mann-Whitney U 170,000
Wilcoxon W 380,000
Z -0,821
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,411
Dari tabel 3 kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil nilai Sig (2-
tailed) sebesar 0,411 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya nilai rata-rata kemampuan awal
pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setara.
Analisis Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Untuk melihat sama atau tidaknya pencapaian kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji kesamaan
dua rata-rata. Sebelum uji kesamaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data
terlebih dahulu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data posttest.
Tabel 4. Uji Normalitas Data Posttest
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,967 20 0,701
Kontrol 0,916 20 0,083
Berdasarkan tabel 4, kelas eksperimen memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,701
≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,083 ≥ 0,05 maka
H0 diterima, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan
40
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
demikian, karena data dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal maka akan dilanjutkan pada uji homogenitas varians. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok memiliki varians yang homogen atau
tidak. Berikut tabel uji homogenitas varians data posttest.
Tabel 5. Uji Homogenitas Data Posttest
Levene Statistic Df1 Df2 Sig.
0,315 1 38 0,578
Berdasarkan tabel 5, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai signifikasi
sebesar 0.578 ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya kedua kelompok mempunyai varians yang
homogen. Dengan demikian, karena data dari kedua kelompok tersebut memiliki varians
yang homogen maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rata-rata menggunakan
independent sample T-test. Berikut tabel uji kesamaan dua rata-rata data posttest.
Tabel 6. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Posttest
Tes Akhir (Posttest) Sig. (2-tailed)
Equals Variances Assumed 0,000
Berdasarkan tabel 6, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya nilai rata-rata kemampuan akhir kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
akhir kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan kemampuan awal yang
sama dan kemampuan akhir yang berbeda, artinya terdapat pengaruh dari model course
review horay terhadap pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematika.
Analisis Indeks Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Analisis indeks gain ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
diberikan perlakuan yang berbeda. Untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman
matematika dari kedua kelas maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum uji
perbedaan dua rata-rata, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak, berikut tabel uji normalitas data indeks gain.
41
Elah, Muhammad, 2019
Tabel 7. Uji Normalitas Data Indeks Gain
Kelas Shapiro – Wilk
Statistic Df Sig
Eksperiman 0,134 20 0,971
Kontrol 0,179 20 0,036
Pada tabel 7, kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi sebesar 0,971 ≥ 0,05
maka H0 diterima, artinya kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai signifikansi sebesar 0,036 < 0,05 maka H0
ditolak, artinya kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa data indeks gain berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal. Dengan demikian, karena data tersebut berasal dari populasi yang
tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji perbedaan dua rata-rata dengan
menggunakan uji Mann-Whitney yang bertujuan untuk membuktikan bahwa kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Berikut tabel uji perbedaan dua rata-rata data indeks gain.
Tabel 8. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Indeks Gain
Nilai
Mann-Whitney U 40,000
Wilcoxon W 250,000
Z -4,334
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Dari tabel 8, kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil nilai Sig (2-
tailed) sebesar 0,000 dan setengah nilai signifikansi tersebut kurang dari taraf signifikansi
0,05. Sehingga hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya peningkatan kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa.
Jadi, peningkatan kemampuan pemahaman konsep menunjukkan bahwa siswa yang
pembelajarannya menggunakan model course review horay mempunyai kemampuan
pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran biasa. Oleh karena itu, model course review horay
direkomendasikan untuk digunakan dalam proses pembelajaran, karena model ini mampu
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
42
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
Analisis Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan Model Course
Review Horay
Analisis sikap ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran
yang menggunakan model course review horay. Hasil analisis data angket secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan
Model Course Review Horay
Sikap Positif Sikap Negatif Keterangan
Rata-rata Persentase
Indikator 1 82% 18% Pada Umumnya Positif
Rata-rata Persentase
Indikator 2 90% 10% Pada Umumnya Positif
Jumlah Total 172% 28% -
Rata-rata Total 86% 14% Pada Umumnya Positif
Berdasarkan tabel 9, menunjukkan bahwa rata-rata persentase sikap positif pada indikator
1 sebesar 82% dan rata-rata sikap negatif sebesar 18% artinya pada umumnya siswa
bersikap positif terhadap indikator 1. Sedangkan rata-rata persentase sikap positif siswa
pada indikator 2 sebesar 90% dan rata-rata sikap negatif sebesar 10% artinya pada
umumnya siswa bersikap positif terhadap indikator 2. Dan dilihat secara keseluruhan rata-
ratadari setiap indikator sikap positif sebesar 86% dan rata-rata sikap negatif sebesar 14%.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa bersikap positif terhadap
pembelajaran yang menggunakan model course review horay. Untuk memperjelas hasil
analisis data, maka akan disajikan dalam diagram berikut.
43
Elah, Muhammad, 2019
Gambar 2. Diagram Batang Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran yang Menggunakan
Model Course Review Horay
Pada gambar 2, data series yang berwarna biru lebih tinggi dibandingkan dengan data
series yang merwarna merah, hal tersebut menunjukkan bahwa pada indikator 1 dan
indikator 2 sikap positif lebih tinggi dibandingkan dengan sikap negatif. Artinya dari setiap
indikator pada umumnya siswa bersikap positif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data diatas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang menggunakan model course
review horay lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
menggunakan pembelajaran biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata
nilai siswa selama penelitian ini dilakukan yaitu terjadi perubahan rata-rata nilai baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan terjadi pada kelas eksperimen sebelum
diberi perlakuan rata-rata nilai sebesar 5,75 dan setelah di beri perlakuan rata-rata nilainya
menjadi sebesar 20,90, artinya bahwa setelah diberi perlakuan dengan model course review
horay memberikan perubahan yang signifikan pada tingkat pembelajaran siswa. Hal ini
tampak berbeda dengan rata-rata perubahan yang terjadi pada kelas kontrol, dimana nilai
rata-rata pretest sebesar 5,05 kemudian setelah diberikan posttest nilai rata-rata
menjadisebesar 13,80 namun peningkatan ini kurang signifikan dibandingkan dengan
peningkatan kelas eksperimen karena masih banyak siswa yang kurang paham dengan
materi yang disampaikan. Selain itu, terdapat sikap positif siswa terhadap pembelajaran
yang menggunakan model course review horay, hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata
sebesar 86%.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Rata-rata Persentase Indikator 1
Rata-rata Persentase Indikator 2
Sikap Positif
Sikap Negatif
44
TRIPLE S, Vol.2 No.1 2019, 33-44
ISSN (E): 2622-4739
REKOMENDASI
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut.
1. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan model course review horay sebaiknya siswa
dibentuk kedalam kelompok yang heterogen agar proses pembelajaran berlangsung
dengan lancar.
2. Agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran hendaknya guru
memberikan reward atau penghargaan berupa nilai tambahan atau pujian kepada siswa
yang telah berani mengemukakan pendapatnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pada bidang yang sama diharapkan dapat
lebih memperhatikan dalam mengembangkan model tersebut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat dan ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP melalui Model
Pembelajaran Course Review Horay”. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
REFERENSI
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Khuluqo, I. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Nurjanah, S. (2014). Pengaruh Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Jakarta.
Prahmana, R. C. I. dkk. (2015). Mengenal Matematika Lebih Dekat. Yogyakarta : Ruko
Jambusari 7A
Sumaryati, A. S dan Dwi U. H. (2015). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas VIII C
SMP Negeri 11 Yogyakarta. Jurnal Derivat, 2(2).
Fv Huda, M. 2014. Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Top Related