PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI
MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL
THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA
DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
WAHID NUR ARIFIN
115-13-060
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI
MODEL QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL
THROWING PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA
DAN BUDAYA DI INDONESIA MATA PELAJARAN IPS
KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASINAN
KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
WAHID NUR ARIFIN
115-13-060
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Skripsi saudara:
Nama : Wahid Nur Arifin
NIM : 115-13-060
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Kolaborasi Model
Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada Materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia Mata
Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
v
vi
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Wahid Nur Arifin
NIM : 115-13-060
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan lain yang
terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini
diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
vii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 6)
“Usaha dan do’a itu mutlak. Mereka adalah pasangan yang tidak bisa ditolak”.
(Penulis)
“Be your self and always be positive”. (Penulis)
“Barang siapa ingin mutiara, harus berani terjun ke lautan yang dalam”.
(Ir. Soekarno)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Muslih dan Ibu Siti Tadlikroh serta kedua
mertuaku Bapak Ngateri dan Ibu Siti Giyanti sebagai wujud baktiku
kepadanya, yang senantiasa mencintai dan menyayangiku, mendoakanku,
dan menyemangatiku.
2. Istriku tercinta Winda Listyaningsih yang telah memberi motivasi,
semangat dan selalu mendoakanku.
3. Anakku tercinta Akmal Syarief Firdaus yang membuatku semangat dalam
menyusun skripsi ini.
4. Adik-adikku tercinta Tsani Nur Rahman, Tsalis Alfi Farhan, Farida
Rachma Arrabi’, dan Muhammad Agus Widiyanto.
5. Bapak Ibu dosen IAIN Salatiga.
6. Bpk. Drs. Soemarno Widjadipa, M.Pd. yang selalu membimbing dan
memotivasi penulis.
7. Teman-teman PGMI seangkatan yang telah berjuang bersama.
8. Keluarga besarku yang senantiasa memberi semangat, dukungan serta
turut mendoakanku.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya dan sholawat serta salam penulis
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju
zaman yang penuh keterangan ini, penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Hasil Belajar Siswa dengan Metode Pembelajaran Kolaborasi Model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di Indonesia Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada kedua orang tuaku yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi,
arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
skripsi.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Bapak Dr.H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
x
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga
akhir penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya kepada penulis.
6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan dan bantuan.
7. Ayah dan Ibu yang telah membimbing serta memotivasi kepada penulis,
baik moral maupun spiritual.
8. Bapak Ali Musyafak, S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Kusroni S.Pd.I, selaku wali kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang ikut membantu
jalannya penelitian.
10. Peserta didik kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah mendukung peneliti untuk
melakukan penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya hingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
xi
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutukan guna menyempurnakan penulisan laporan skripsi ini. Semoga laporan
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membacanya.
Salatiga, 19 Maret 2018
Wahid Nur Arifin
NIM 115-13-060
xii
ABSTRAK
Nur, Arifin, Wahid. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Metode
Pembelajaran Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing,
IPS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan kolaborasi
model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia mata
pelajaran IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini adalah guru
mata pelajaran IPS dan siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali yang terdiri 15 siswa yaitu 8 siswa laki-laki dan 7
siswa perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari
3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas (PTK)
ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor
nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah
ditetapkan yaitu 70 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan di MI
Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali) sekaligus dengan
ditandai adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia siswa kelas
V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018. Hal ini dibuktikan pada pra siklus rata-rata kelas mencapai 58,67 dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa atau 33,33% dari 15 siswa, pada siklus I
rata-rata kelas mencapai 63,67 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa
atau 46,67%, kemudian pada siklus II rata-rata kelas mencapai 71,33 dengan jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 66,67% dari 15 siswa, dan pada siklus III
rata-rata kelas mencapai 80,80 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa
atau 93,33% dari 15 siswa.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LOGO
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... v
LEMBAR DEKLARASI ....................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 6
1. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 6
2. Indikator Keberhasilan .................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
F. Definisi Operasional ............................................................................. 9
G. Metodologi Penelitian ........................................................................ 11
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 18
A. Hasil Belajar ....................................................................................... 18
1. Pengertian Belajar ......................................................................... 18
2. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 19
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................................... 19
4. Penilaian Keberhasilan Belajar ...................................................... 20
5. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar ..................................... 22
xiv
B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................................... 25
1. Pengertian IPS ............................................................................... 25
2. Tujuan dan Fungsi IPS .................................................................. 26
3. Ruang Lingkup .............................................................................. 26
4. Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya ............................... 26
C. Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing .......................... 33
1. Model Pembelajaran ...................................................................... 33
2. Model Quantum Teaching ............................................................. 34
3. Model Snowball Throwing ............................................................ 42
D. Penerapan Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing ............................................................................................ 44
E. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) .............................................. 46
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .......................... 46
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................................ 47
3. Prinsip Penetapan KKM ................................................................ 49
4. Langkah-langkah Penetapan KKM ............................................... 51
5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ....................................... 51
6. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .............................. 53
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 55
A. Subyek Penelitian ............................................................................... 55
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 55
2. Keadaan Guru dan Siswa MI Muhaammadiyah Ngasinan ............ 56
3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 57
B. Deskripsi Pelaksanaan ........................................................................ 58
1. Pra Siklus ....................................................................................... 58
2. Siklus I ........................................................................................... 58
3. Siklus II ......................................................................................... 63
4. Siklus III ........................................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 71
A. Deskripsi Per Siklus ........................................................................... 71
1. Pra Siklus ....................................................................................... 71
xv
2. Siklus I ........................................................................................... 73
3. Siklus II ......................................................................................... 78
4. Siklus III ........................................................................................ 84
B. Analisis Data Akhir ............................................................................ 88
BAB V PENUTUP............................................................................................... 90
A. Kesimpulan......................................................................................... 90
B. Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................95
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persebaran Suku Bangsa di Indonesia ................................................. 27
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Ngasinan ......................................... 56
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan .......................... 56
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ......................................................................... 71
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I ............................................................................. 73
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...................................................... 74
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ..................................................... 76
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus II ............................................................................ 78
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ..................................................... 79
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ................................................... 81
Tabel 4.8 Daftar Nilai Siklus III .......................................................................... 83
Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III ................................................... 84
Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ............................................... 86
Tabel 4.11Data Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ............. 88
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 Surat Penunjuk Pembimbing Skripsi
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 14 Surat Keterangan KKM
Lampiran 15 Daftar Nilai SKK
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau
masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan
perkembangan kepribadian sosial. Belajar merupakan proses dalam diri
individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan
dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena
kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil
pengalaman (Purwanto, 2009:38-39). Menurut Slameto (1991:2) secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana terdapat dalam Undang-
Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV, pasal
3, yang berbunyi “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
2
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi siswa” (Munib, 2009:21). Salah satu perwujudannya melalui
pendidikan yang bermutu pada setiap satuan pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai bilamana dalam pembelajaran
saling mendukung baik dari segi media maupun metode. Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar berfungsi untuk mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia. Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang
sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang
holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut. Tujuan dari
pembelajaran IPS harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. (Dewa Putu
Cahyadi, 2014:3). Metode pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di sekolah dasar memiliki hubungan logis dengan aktifitas
guru. Penggunaan metode cukup berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar siswa. Metode yang digunakan guru dapat menarik perhatian siswa dan
tepat dalam arti sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru
menggunakan metode dalam pembelajaran tentunya tidak sekedar metode
sebagai cara mengajar, melainkan hendaknya mengetahui ruang lingkup
metode itu sendiri.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman
belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin
3
berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari
pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami
dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan
siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru
hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Pada usia kelas tinggi (kelas IV-VI) berkisar 9-12 tahun, anak masih tertarik
dengan berbagai permainan. Oleh karena itu, dalam membelajarkan siswa
diperlukan suatu strategi dan metode pembelajaran yang baik, tepat dan
bervariasi agar materi pembelajaran yang diajarkan dapat dipahami oleh
siswa. Namun demikian tetap menarik perhatian, menyenangkan dan tidak
membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pendidikan nasional
tentunya memerlukan berbagai macam perencanaan dan persiapan yang
matang, baik mengenai metode pembelajaran maupun kesiapan guru ketika
akan mengadakan pembelajaran. Dalam pembelajaran metode merupakan
bagian dari komponen pembelajaran yang menduduki posisi penting, selain
tujuan, guru, siswa, media, lingkungan dan evaluasi. Proses pemilihan metode
tidak kalah penting dengan metode itu sendiri. Pemilihan metode yang tepat,
bervariasi akan mudah dan cepat bagi siswa untuk memahami mata pelajaran
yang disampaikan guru.
Berdasarkan hasil dokumentasi ulangan harian dan pengamatan awal
terhadap proses pembelajaran IPS di MI Muhammadiyah Ngasinan diperoleh
informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan
4
seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu
mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran
lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman.
Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat
menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah
sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak luput dari kecenderungan
proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat
proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS
merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki
pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngasinan dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan
berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan
mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi
kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian
Semester I Tahun Pelajaran 2017-2018 belum begitu memuaskan. Hal tersebut
dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 58,67 dengan jumlah siswa
yang tuntas 5 siswa dari 15 siswa yang ada atau 33,33% dari angka
ketuntasan.
Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngasinan maka penulis berupaya untuk menerapkan model
5
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing secara kolaborasi
sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.
Quantum Teaching dengan demikian adalah penggubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi
ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi
kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat
alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
orang lain (De Porter, 2009:5). Snowball artinya bola salju sedangkan
throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat
diartikan melempar bola salju.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan
penelitian tindakan kelas yang berfokus pada masalah seperti telah diuraikan
di atas dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOLABORASI MODEL
QUANTUM TEACHING DAN SNOWBALL THROWING PADA
MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI
INDONESIA MATA PELAJARAN IPS KELAS V MI
MUHAMMADIYAH NGASINAN KECAMATAN WONOSEGORO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini : Apakah kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia mata pelajaran IPS Kelas
V MI Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penerapan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia mata pelajaran
IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec. Wonosegoro Kab. Boyolali
Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Arikunto, 2010:71). Adapun menurut Sugiyono (2010:96), “Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta yang empiris yang dperoleh melalui pengumpulan
7
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.
Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan
masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji
melalui penelitian. Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan hipotesis
“Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia mata pelajaran IPS kelas V MI
Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran 2017/2018”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan kolaborasi Quantum Teaching dan Snowball Throwing
dapat dikatakan berhasil jika indikator keberhasilan dapat dicapai sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Keragaman
Suku Bangsa dan Budaya pada siswa kelas V.
b. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.
c. Mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) Ilmu Pengetahuan Sosial
materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya siswa kelas V, yaitu 70
minimal 85% dari total siswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memerikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
8
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi program studi pendidikan guru sekolah dasar, sebagai referensi
atau acuan tentang upaya meningkatkan hasil belajar IPS dengan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya
yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Bagi peneliti calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk terjun di
dunia pendidikan.
b. Bagi guru
Sebagai masukan bagi guru untuk dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran yang
sesuai dan efektif.
c. Bagi Siswa
Memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga
meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar yang baik.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan informasi yang berharga
terhadap upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang
tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa yang diharapkan.
9
Karena prestasi belajar siswa yang baik dapat menambah
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, peneliti memberikan
definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(keterampilan) sebagai hasil dari kegiatan belajar. Perubahan tersebut
dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
2. Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Model Quantum merupakan bentuk inovasi dari pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen
belajar (De Porter, 2009:5). Pendapat lain menyatakan pembelajaran
Quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang
memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah (Wena, 2011:160).
Jadi model Quantum Teaching yang dimaksud adalah kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman, acuan, atau contoh di dalam
pengubahan proses belajar yang memadukan unsur seni sehingga proses
belajar menyenangkan.
10
Kerangka perancangan pembelajaran Quantum dikenal dengan konsep
TANDUR singkatan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan (De Porter dalam Sugiyanto, 2009:83).
Sedangkan Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan adalah
pembelajaran yang disusun melalui kelompok kecil siswa yang saling
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Konsep belajar berkelompok, tingkat keberhasilannya
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara
individual maupun secara kelompok.
Menurut Fauzi Maufur (2009:34) bahwa model pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan
pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat
tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang
dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental,
dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan
melempar pertanyaan seperti "melempar bola salju".
Jadi yang dimaksud dengan kolaborasi model Quantum Teaching dan
Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS adalah upaya guru untuk
11
mengoptimalkan proses pembelajaran IPS secara holistik, baik aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngasinan.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan
bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012:11).
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau dikenal
dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,dkk, 2007:3).
Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat
empat tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan
Refleksi.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan 15 Januari 2018 s/d selesai. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
Wonosegoro Kab. Boyolali.
12
3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan. Siswa kelas V MI Muhammadiyah
Ngasinan dipilih sebagai subjek penelitian karena dinilai perlu adanya
pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi
dan pemahaman belajar merekapun menjadi meningkat. Penelitian ini
terdiri dari satu kelas yang siswanya berjumlah 15 anak, 8 laki-laki dan 7
perempuan.
4. Langkah-langkah Penelitian
Arikunto (2007:16) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan PTK,
dibutuhkan tahapan yang lazim dilaliui, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana yang akan
dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang ada
dikelas. Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita
mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Mengadakan pertemuan dengan guru kelas V MI Muhammadiyah
Ngasinan Wonosegoro untuk berdiskusi tentang persiapan
penelitian
2) Menyiapkan materi
3) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
13
4) Membuat lembar soal untuk mengetahui hasil belajar siswa
5) Memberi instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan
guru
6) Memberi instrumen penelitan berupa lembar observasi kegiatan
siswa
b. Pelaksanaan
Tahap ke 2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan kelas.
c. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
14
Model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.1
Skema Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2007:16)
5. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah:
a. Pedoman atau lembar pengamatan (observasi) yang digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
b. Soal tes/evaluasi teks/soal, digunakan untuk mendapatkan data
kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target
kompetensi.
c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mendapatkan keterangan atau
data mengenai gambaran umum kegiatan penelitian.
15
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah observasi, tes, dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Observasi
juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamati adalah
aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan prestasi siswa dalam
pembelajaran IPS.
b. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
yang berupa nilai hasil post test. Post test adalah tes yang diberikan
setelah pembelajaran berakhir.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran
umum sekolah, keadaan guru, dan keadaan siswa.
7. Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis maka proses penelitian yang dilakukan
selanjutnya adalah menganalisis data yang sudah terkumpul dengan
lengkap untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian tersebut. Kemudian
16
dapat ditarik kesimpulan berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang
telah diuji.
a. Penlaian Rata-rata
Penilaian rata-rata digunakan untuk mengukur prestasi belajar
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
b. Prosentase
Penghitungan prosentase digunakan untuk mengetahui
pencapaian KKM siswa. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan: P = nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah keseluruhan (Aqib, 2006:40-41)
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, maka peneliti susun
dengan sistematika sebagai berikut :
17
Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II Kajian pustaka, terdiri dari hasil belajar, hakikat pembelajaran IPS,
model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, dan penentuan KKM.
Bab III Pelaksanaan penelitian, terdiri dari gambaran umum MI
Muhammadiyah Ngasinan, deskripsi pelaksanan siklus I, deskripsi
pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari deskripsi kondisi
awal (pra-siklus), analisis data per siklus, dan pembahasan.
Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu,
oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk
menghadapi kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan
belajar, dimana didalamnya termasuk memahami diri sendiri, orang lain,
dan perkembangan globalisasi.
Menurut Slameto (1991:2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dan lingkungannya.
Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa
aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
tersebut. Adapun aspek tersebut menurut Oemar Hamalik (2001:30)
adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, apresiasi, emosional,
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
19
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa menurut Nana Sudjana (2011:22) Hasil belajar
siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Asep Jihad dan
Abdul Haris (2008:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari proses belajar. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang relatif menetap
yang dimiliki oleh siswa akibat dari pengalaman belajar nya. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar. Selanjutnya
dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-
kegiatan siswa lebih lanjut.
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Slameto (1991:56-74) Proses dan hasil belajar dipengaruhi
oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang ada dari dalam individu yang
sedang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar individu
tersebut (faktor eksternal).
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor
jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh sedangkan faktor psikologis
meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan
dan kelelahan.
20
Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat
meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi mertode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dan masyarakat, teman
bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan
memperhatikan faktor-faktor tersebut agar hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dapat optimal.
4. Penilaian Keberhasilan Belajar
Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.
Menurut Yamin (2005:146) penilaian keberhasilan belajar siswa dapat
dilakukan dengan:
a. Pertanyaan Lisan di Kelas
Dalam teknik ini guru memberikan pertanyaan yang dilemparkan
kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir kemudian
menjawab pertanyaan tersebut. Jika seorang siswa salah, maka
pertanyaan dilemparkan ke siswa lain, dan berhenti pada siswa yang
menjawab benar.
21
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip atau
teori. Dengan pertanyaan lisan siswa dapat diberi kesempatan
mengeluarkan gagasannya.
b. Kuis
Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu
yang terbatas (kurang dari 15 menit). Pertanyaan dalam teknik
penilaian melalui kuis dapat berupa pilihan atau jawaban singkat.
Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya dilakukan diawal
pembelajaran. Kuis digunakan untuk mendapatkan gambaran materi
sebelumnya, yaitu apakah siswa sudah menguasai materi sebelumnya
atau belum. Jika sebagian siswa ada yang belum menguasai, guru bisa
menjelaskan kembali secara singkat.
c. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan ulangan periodik yang dapat dilakukan
oleh guru setiap 1 atau 2 materi pokok selesai diajarkan. Dalam
ulangan harian guru bisa membuat soal dalam bentuk objektif maupun
non-objektif. Ulangan dalam bentuk objektif dapat berupa pilihan
ganda, benar-salah, atau menjodohkan. Sedangkan ulangan dalam
bentuk non-objektif dapat berupa jawaban singkat dan uraian.
d. Ulangan Semester
Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir
semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan
22
harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa
pilihan ganda atau uraian.
e. Tugas Individu
Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa
untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran. Tugas individu
ini dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja
lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa
berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan.
Sementara untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat
berupa soal uraian objektif maupun non-objektif.
f. Tugas Kelompok
Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai
kemampuan kerja kelompok. Pola dasar tugas ini hampir mirip dengan
tugas individu, bedanya dalam tugas ini pekerjaan dilakukan bersama
dengan siswa lainnya dalam kelompok-kelompok tertentu, yaitu guru
bisa membuat kelompok dan memberi tugas kepada mereka untuk
dikerjakan bersama-sama.
5. Instrumen Dalam Penilaian Hasil Belajar
Arifin (2009:123) dalam bukunya Evaluasi Pembelajaran
menyebutkan ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai
hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non-objektif.
23
a. Instrumen Penilaian secara Objektif
1) Pilihan Ganda
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur
hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan,
pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda
merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam
evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan
opsi (pilihan jawaban). Soal terdiri dari pertanyaan yang tidak
lengkap, kemungkinan jawaban atas pertanyaan itu disebut pilihan.
Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban
dan pengecoh (diktator).
2) Benar-Salah
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
Contoh soal benar-salah seperti Gedung Monumen Nasional
berada di Jakarta.
3) Menjodohkan
Bentuk instrumen ini cocok untuk mengetahui fakta dan
konsep. Cakupan materinya bisa banyak namun tingkat berfikir
yang terlibat cenderung rendah karena sudah terdapat pilihan
jawaban tanpa mengecoh seperti yang ada pada pilihan ganda.
Guru membuat konsep atau pernyataan dengan jumlah soal dan
pilihan jawaban sama banyak.
24
b. Instrumen Penilaian secara Non-Objektif
1) Jawaban Singkat atau Isian Singkat
Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian.
Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat
kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.
2) Uraian Objektif
Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah
urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk
membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal
berdasarkan indikator pada kisi-kisi. Adapun contoh soal uraian
objektif adalah sebutkan lima sila dalam pancasila secara urut!
3) Uraian Bebas
Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan
mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan)
gagasangagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya
dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya
sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.
25
B. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian IPS
IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, generalisasi, yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi
untuk mengembangkan pengatahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa
tentang masyarakat, bangsa, dan negara indonesia (Permendiknas,
2006:582).
Menurut Wahidmurni (2010:216) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Sedangkan menurut Rasimin (2012:11) Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial,
dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial
dan humaniora.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, disimpulkan pengertian IPS
adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan
yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia dengan
anggota masyarakat. Bidang kajian IPS adalah mempelajari kehidupan
manusia dan interaksinya dalam masyarakat.
26
2. Tujuan dan Fungsi IPS
Secara umum tujuan IPS (Permendiknas, 2006:583) adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan
global.
Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan siswa
tentang masyarakat, bangsa, negara Indonesia.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran IPS (Permendiknas, 2006:583) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
a. Sistem sosial dan budaya
b. Manusia, tempat, dan lingkungan
c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
d. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
e. Sistem berbangsa dan bernegara
4. Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
a. Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Perbedaan adalah sesuatu yang alami dan wajar. Pernahkah kalian
mengamati tentang sekeliling kalian? Adakah perbedaan atau
persamaan di antara kalian dan teman yang lain? Dalam satu kelas,
mungkin ada anak yang berambut keriting, berkulit putih, cokelat atau
27
hitam. Perbedaan warna kulit atau bentuk fisik jangan dijadikan
sumber perpecahan. Indonesia adalah negara yang kaya akan ragam
budaya dan suku bangsa. Ada suku Bali, Jawa, Banjar, Madura,
Toraja, dan sebagainya. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan
sendiri-sendiri. Semua itu merupakan kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kata suku di sini? Kata
suku di sini maksudnya suku bangsa. Suku bangsa adalah bagian atau
golongan dari suatu bangsa. Suku bangsa sangat berkaitan dengan asal
usul, tempat asal, dan kebudayaan.
Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Keanekaragaman suku
bangsa di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Lingkungan Geografis
Lingkungan geografis yaitu tempat atau wilayah yang
mencakup keragaman lingkungan alam. Lingkungan geografis ini
sangat memengaruhi corak kehidupan bangsa Indonesia. Misalnya,
ada penduduk yang tinggal di pegunungan. Ada juga penduduk
yang tinggal di daerah pantai. Perbedaan tempat tinggal itu
menimbulkan perbedaan adat dan kebiasaan.
2) Induk Suku Bangsa
Induk suku bangsa di Indonesia berasal dari daratan Asia.
Induk suku bangsa tersebut antara lain ras melayu dan ras
melanosoid. Induk suku bangsa melahirkan berbagai suku bangsa
28
di Indonesia. Di Indonesia, terdapat beraneka ragam suku bangsa
yang tersebar ke seluruh penjuru tanah air.
Sumber: Indonesian Heritage, 9
Gambar 1.1 Peta Indonesia
Berikut ini tabel persebaran suku bangsa di beberapa provinsi
di Indonesia.
Tabel 2. 1 Persebaran suku bangsa di Indonesia
No Provinsi Suku Bungsa
1 Nanggroe Aceh Darussalam Aceh, Gayo, Alas, Tamiang,
Simelu, Kluet, Ulu Singkil.
2 Sumatra Utara Batak, Nias, Melayu.
3 Sumatera Barat Minangkabau, Piliang,
Sikumbang, Guci.
4 Riau
Melayu, Sakai, Anak Dalam,
Talang Mamak, Bonai Laut,
Melayu.
5 Sumatera Selatan Melayu, Palembang
6 DKI Jakarta Betawi, Sunda, Cina, Arab.
7 Jawa Barat Sunda, Badui, Betawi, Banten.
8 Jawa Tengah Jawa, Samin, Karimun.
9 Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa
10 Jawa Timur Jawa, Madura, Tengger, Osing.
29
11 Bali Bali, Baliaga, Jawa, Madura.
12 Nusa Tenggara Barat Bali, Sasak, Sumbawa, Mbojo.
13 Kalimantan Barat Melayu, Dayak, Ngaju, Murut,
Punan, Apa Kayan.
14 Kalimantan Timur
Melayu, Dayak, Kutai, Abai,
Berusuh, Kayan, Tidung,
Bulungan.
15 Sulawesi Selatan Bugis, Makassar, Toraja,
Mandar.
16 Sulawesi Utara dan Gorontalo
Gorontalo, Bolaang,
Mongondow,
Minahasa, Sangir Talaud.
17 Maluku dan Maluku Utara Ambon, Ternate, Kei, Tanimbar,
Furuaru, Rana.
18 Papua
Sentani, Biak, Asmat, Senggi,
Dani,
Iban, Manen, Mooi, dan Kaure.
b. Keragaman Budaya di Indonesia
Kalian sudah mengetahui ada bermacam-macam suku bangsa yang
ada di negara kita, bukan? Keanekaragaman suku bangsa tentu juga
menjadikan beranekaragamnya budaya yang ada. Setiap suku bangsa
memiliki budaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tahukah kamu apa itu budaya? Budaya adalah hasil pikiran, daya
cipta, dan karya manusia melalui proses belajar. Sementara itu,
kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang
di daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia. Kebudayaan daerah
mempunyai ciri khas kedaerahan yang dapat dibedakan dengan daerah
lain. Kebudayaan-kebudayaan daerah ini menjadi akar dari
kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional tumbuh dan berkembang
secara nasional akibat berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk keragaman budaya di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
30
1) Bahasa Daerah
Setiap daerah memiliki bahasa sendiri. Contoh:
o Jawa Barat; bahasa Sunda, bahasa Cirebon, bahasa Melayu
dialek Betawi, bahasa Banten.
o Jawa Tengah; bahasa Jawa standar , bahasa Jawa Ngapak-
ngapak (Banyumasan).
o Jawa Timur; bahasa Jawa Timuran, bahasa Madura, bahasa
Osing, bahasa Tengger.
2) Adat Istiadat/ Kebiasaan Masyarakat Setempat
Kebiasaan suatu masyarakat merupakan bagian dari budaya.
Setiap daerah memiliki kebbiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak
terdapat di daerah lain. Oleh karena itu kebiasaan dapat menjadi
ciri khas suatu daerah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain
upacara perkawinan, upacara keagamaan, kematian, dll.
Contoh:
o Tedhak Siten adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa
yang dilakukan ketika anak pertama belajar jalan dan
dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau delapan bulan.
o Injak telur saat prosesi pernikahan ini dimaknai harapan dan
lambang kesetiaan.
o Upacara Brobosan adalah berjalan di bawah keranda jenazah
yang bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak
31
keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah
meninggal dunia.
Gambar 2.3 Upacara Brobosan
Sumber: www.boombastis.com
3) Kesenian Daerah
Kesenian daerah, meliputi seni tari, rumah adat, lagu daerah,
seni musik dan alat musik daerah, cerita rakyat, serta seni
pertunjukan daerah.
Contoh kesenian daereah :
o Gamelan adalah alat musik dari Bali dan Jawa.
o Gambang Suling adalah lagu daerah Jawa Tengah
o Reog adalah pertunjukan daerah dari Ponorogo Jawa Timur
o Cerita rakyat Joko Kendil dari Jawa Tengah
o Cerita Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan.
32
c. Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Tahukah kamu dengan ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”?
Tentu kamu suka melihat ungkapan tersebut dalam garuda yang
menjadi lambang negara Indonesia. Ungkapan tersebut menjadi
semboyan negara Indonesia. Ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”
diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Kitab tersebut di
tulis pada masa Kerajaan Majapahit.
Bhineka Tunggal Ika berarti walaupun bereda-beda namun tetap
satu. Semboyan tersebut digunakan untuk menggambarkan keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia. Namun, keberagaman tersebut
bersatu dalam sebuah negara, yaitu negara Indonesia. Sebagai
penduduk Indonesia, kita tidak boleh mejadikan keragaman itu sebagai
perpecahan. Sebaliknya, keragaman itu harus kita syukuri dan
dijadikan kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan, keragaman suku bangsa
dan budaya dapat dijadikan modal untuk mempertahankan kesatuan
bangsa Indonesia.
Berikut ini ada beberapa manfaat keragaman budaya Indonesia.
1) Mempererat tali persaudaraan.
2) Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan bagi
negara.
3) Memperkaya kebudayaan nasional.
Pada subbab sebelumnya, kamu sudah mengenal perbedaan suku
bangsa dan budaya di Indonesia. Kamu harus belajar menghargai dan
33
menghormati perbedaan itu. Kamu tidak boleh membedabedakannya.
Misalnya, di sekolahmu ada teman dari suku bangsa yang berbeda
dengan kamu. Kamu harus tetap berteman dengan temanmu itu. Kamu
juga harus ikut melestarikan budaya daerah lain.
Menghormati budaya daerah lain dapat diwujudkan melalui
beberapa sikap berikut.
1) Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri.
2) Tidak menjelek-jelekan budaya daerah lain.
3) Mau menonton pertunjukan budaya daerah lain.
4) Mau mempelajari budaya daerah lain.
5) Bersikap baik terhadap budaya daerah lain.
C. Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
1. Model Pembelajaran
Winataputra (Sugiyanto, 2009:3) mengemukakan model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
pembelajaran.
Joyce dan Weil (2009:450), menyatakan bahwa model merupakan
semacam metode untuk membantu siswa mengembangkan gaya-gaya
pendekatan masalah yang mereka hadapi pada saat ini maupun di masa depan.
Memilih model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa mencapai
34
tujuan pembelajaran. Selanjutnya Joyce dan Weil (Trianto, 2010:2)
menyatakan bahwa dengan model pembelajaran, guru dapat membantu
siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide sendiri. Dengan demikian model
pembelajaran berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan belajar
siswa.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai
empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur.
Ciri-ciri tersebut menurut Kardi dan Nur (Trianto, 2010:23) adalah:
a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu
dapat tercapai.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan kerangka yang berisi prosedur dan
langkah-langkah teknis yang berurutan dan menggambarkan segala
aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga mencapaisuatu
tujuan pembelajaran.
2. Model Quantum Teaching
a. Pengertian Model Quantum Teaching
Menurut De Porter (2009:4) Quantum Teaching pertama kali
dimulai di SuperCamp, sebuah program percepatan Quantum Learning
35
yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan
internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis
dan keterampilan pribadi.Quantum Teaching adalah “pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen
belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar
efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa” (Bobbi DePorter,
2009:5).
Yatim Riyanto (2009:199) juga menyampaikan pendapat yang
sama bahwa Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang
meriah, dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Quantum
Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif, baik dari segi fisik, mental maupun emosionalnya
dengan memperhatikan dua unsur pokok konteks dan isi seperti yang
telah dijelaskan di atas.
b. Asas Utama Model Quantum Teaching
Asas utama Quantum Teaching bersandar pada konsep “Bawalah
Dunia Mereka Ke Dunia Kita, Dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia
Mereka” (De Porter, 2009:6). Maksud dari pernyataan tersebut adalah
pentingnya guru untuk memasuki dunia siswa dengan menjembatani
interaksi yang baik diantara guru dan siswa. Guru harus membangun
jembatan yang sama untuk memasuki dunia siswa. Memahami dunia
36
dan kehidupan siswa dapat membantu guru dalam memimpin,
menuntun, dan memudahkan siswa dalam meraih hasil belajar yang
optimal.
Salah satu cara yang yang bisa digunakan dalam hal ini misalnya
mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan peristiwa-peristiwa,
pikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh siswa dalam kehidupan
baik di rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Siswa dapat
membawa apa yang dipelajari ke dalam dunianya dan menerapkan
pada situasi baru. Asas Quantum Teaching melibatkan semua aspek
kepribadian manusia yang meliputi pikiran, perasaan, bahasa tubuh,
pengetahuan, sikap, keyakinan sebelumnya serta persepsi
mendatang.Belajar akan berhasil apabila dengan cara mengaitkan yang
diajarkan dengan suatu peristiwa, pikiran, atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, di sekolah, maupun di lingkungan
masyarakat.
Sesuai dengan uraian diatas, belajar akan berhasil apabila guru
mengaitkan pelajaran dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan
yang diperoleh dari kehidupan rumah dan sosial. Keberhasilan dalam
belajar dapat tercapai dengan memahami keadaan siswa, sehingga
materi yang diajarkan dapat memiliki makna tersendiri dan melekat
lebih lama.Pengertian yang lebih luas siswa mampu menerapkan yang
dipelajarinya dalam kehidupan.
37
c. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching
De Porter (Sugiyanto, 2009:80-81) Quantum Teaching berprinsip
pada:
1) Segalanya Berbicara
Seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat
membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa.
Rancangan kurikulum, dan rancangan pembelajaran guru,
informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh
kondisi lingkungan harus dapat berbicara membawa pesan-pesan
belajar bagi siswa.
2) Segalanya Bertujuan
Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik pembelajar
maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya
selalu bertujuan.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Sebelum siswa belajar memberi nama (mendefinisikan,
mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan) hendaknya
telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya
pemberian nama tersebut.
4) Mengakui Setiap usaha
Semua usaha belajar yang telah dilakukan oleh siswa harus
memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya. Pengakuan ini
penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya
38
dalam pembelajaran. Bahkan sekalipun mereke berbuat kesalahan,
perlu diberi pengakuan atas usaha yang mereka lakukan.
5) Merayakan keberhasilan
Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran
pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan dapat memberi umpan
balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar
berikutnya.
d. Kerangka Perancangan Model Quantum Teaching
Dalam mempermudah mengingat serta keperluan operasional
pembelajaran QuantumTeaching dikenalkan konsep TANDUR yang
merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
dan Rayakan. Unsur-unsur ini membentuk struktur yang melandasi
Model Pembelajaran Quantum Teaching. Kerangka TANDUR dapat
membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran
terutama, kerangka ini juga memastikan bahwa siswa mengalami
pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka
sendiri, dan akhirnya dapat mencapai kesuksesan dalam belajar (De
Porter, 2009: 88).
Kerangka perancangan model pembelajaran Quantum Teaching
adalah sebagai berikut :
1) Tumbuhkan Minat
Kekuatan penanaman dalam diri AMBAK Apa Manfaatnya
BagiKu? yaitu sebuah cara untuk menimbulkan motivasi dari
39
dalam diri sendiri. AMBAK sama saja dengan menciptakan minat
dalam apa yang sedang dipelajari dan menghubungkan dengan
dunia nyata. Maksudnya adalah guru menumbuhkan minat siswa
terhadap pembelajaran.
Saat siswa menciptakan minat pada suatu objek, maka siswa
akan sering menemukan bahwa minat tersebut menuju pada minat
baru, menciptakan rekreasi rantai yang terus menerus. Disaat
seseorang bertanggung jawab atas kehidupan dirinya, maka orang
tersebut akan mulai mengupayakan agar segalanya terlaksana dan
bukan sekedar membiarkannya.
2) Alami
Guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang
dapat dimengerti semua pelajar. Unsur ini memberi pengalaman
kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk
menjelajah. Pengalaman memberikan kesempatan mengajar untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Informasi
pengalaman ini membuat yang abstrak menjadi konkret. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Hamzah B. Uno (2010: 46) yang
mengungkapkan “siswa harus menghayati informasi dalam
pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran secara aktif
melalui keikutsertaan lebih disukai siswa daripada mendengar dan
menonton secara pasif”.
40
3) Namai
Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran,
tempat, dan sebagainya. Sediakan kata kunci, konsep, model,
rumus, strategi, sebuah “masukan”. Setelah siswa melalui
pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, maka mereka
di ajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang telah
mereka peroleh, baik itu informasi, rumus, pemikiran, tempat dan
sebagainya.
4) Demonstrasi
Pada saat pengalaman dan penamaan bersatu. Berikan
kesempatan kepada mereka untuk membuat kaitan, berlatih dan
menunjukkan apa yang mereka ketahui. Karena siswa akan mampu
mengingat 90% jika siswa itu mendengar, melihat dan
melakukannya. Melalui pengalaman belajar siswa akan mengerti
dan mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan dan informasi
yang cukup.
5) Ulangi
Setelah menunjukkan bahwa mereka tahu, maka beri
kesempatan mereka untuk mengulangi apa yang telah
dipelajarinya. Sehingga setiap siswa merasakan langsung dinama
kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa karena kami
memang bisa. Pengulangan ini memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku tahu ini!” Pengulangan
41
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan konsep multimodalitas
dan multikecerdasan, lebih baik dalam konteks yang berbeda
dengan adanya (permainan, pertunjukkan, drama, dan sebagainya).
6) Rayakan
Rayakan sebagai respon pengakuan yang proporsional.
Perayaan dapat memberikan rasa rampung dengan menghormati
usaha, ketekunan dan kesuksesan dan akhirnya dapat memberi
kepuasan dan kegembiaraan (Sugiyanto, 2009:92). Hal tersebut
sejalan dengan pernyataan Syaiful Sagala (2010:101) yang
mengungkapkan bahwa:
“apabila guru memberikan pujian atau hadiah bagi siswa yang
telah menunjukkan usaha, memberikan angka tinggi terhadap
pencapaian prestasi, tidak menyalahkan pekerjaan atau jawaban
siswa secara terbuka sekalipun jawabannya belum memuaskan,
tidak menghukum siswa di depan kelas, menciptakan suasana
belajar yang memberi kepuasan dan kesenangan pantas dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan belajar dan dipandang dapat
menambah motivasi dalam belajar.”
Hamzah B. Uno (2010:168) juga berpendapat bahwa
“keterampilan memberikan penguatan memiliki arah untuk
memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar
dalam mengikuti proses pembelajaran merasa dihormati dan
diperhatikan. Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam
kehidupan siswa”.
Peneliti dapat menyimpulkan model Quantum Teaching adalah
model yang menjadikan proses pembelajaran menyenangkan dan
bermakna melalui interaksi yang ada dalam lingkungan belajar.
42
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan kerangka rancangan
TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
rayakan) yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar terlebih pada pembelajaran IPS.
e. Kelebihan Quantum Teaching
Menurut Sri Anitah dkk, (2008:37) ada beberapa kelebihan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, yaitu:
1) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk
belajar.
2) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya
sebagai pendorong belajar.
3) Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
4) Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
Model Quantum Teaching mengharuskan guru membangun
hubungan dengan siswa yaitu menjalin rasa simpati dan saling
pengertian. Hubungan akan membangun jembatan menuju kehidupan
siswa yang menyenangkan, membuka jalan memasuki dunia baru
siswa, dan memudahkan melibatkan siswa dalam pembelajaran.
3. Model Snowball Throwing
Menurut Ismail, (2008:27) Snowball Throwing berasal dari dua kata
yaitu “snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju,
sedangkan throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah
melempar bola salju. Pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah
satu model dari pembelajaran kooperatif. Pembelajaran Snowball
Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam
beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok
43
membuat bola pertanyaan. Dalam pembuatan kelompok, siswa dapat
dipilih secara acak atau heterogen. Hal ini diungkapkan oleh para ahli
berikut ini.
Menurut Suprijono, (2011:8) Snowball Throwing adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa
kelompok yang heterogen kemudian masing-masing kelompok dipilih
ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing
murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan)
kemudian dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam
beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok
membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya
seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama
durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid
menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dam model
pembelajaran Snowball Throwing diantaranya ada unsur permainan yang
menyebabkan metode ini lebih menarik perhatian murid.
44
Sementara menurut Asrori (2010:3) dalam model pembelajaran
Snowball Throwing terdapat beberapa manfaat yaitu:
a. Dapat meningkatkan keaktifan belajar murid.
b. Dapat menumbuh kembangkan potensi intelektual sosial, dan
emosional yang ada di dalam diri murid.
c. Dapat melatih murid mengemukakakn gagasan dan perasaan.
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam melaksanakan
Model Snowball Throwing sebagaimana dikemukakan Suprijono
(Hizbullah, 2011:10) adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
pembelajaran.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada teman kelompoknya.
4) Kemudian masing-masing murid diberi satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
murid ke murid yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6) Setelah tiap murid mendapat satu bola/satu pertanyaan, diberikan
kesempatan kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7) Guru bersama dengan murid memberikan kesimpulan atas meteri
pembelajaran yang diberikan.
8) Guru memberikan evaluasi sebagai bahan penilaian pemahaman
muridakan materi pembelajaran.
D. Penerapan Kolaborasi Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Dalam penelitian ini akan diterapkan langkah-langkah pembelajaran
dengan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam
pembelajaran IPS kelas V MI materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di
Indonesia, dengan kerangka pembelajaran Quantum yang dikenal dengan
istilah TANDUR.
45
1. Tumbuhkan
Guru menunjukkan gambar-gambar berbagai keragaman suku, bangsa
dan budaya yang ada, misalnya gambar suku Betawi, gambar rumah adat
Jawa . Ini dilakukan untuk menciptakan minat terhadap pembelajaran.
2. Alami
Guru menciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti siswa.
Misalnya dengan menanyakan siapa yang pernah memakan kerak telor?
Berasal darimanakah makanan itu? Setelah siswa mengerti dan rasa
penasaran, barulah guru mengajak siswa masuk ke tahap selanjutnya yaitu
“Namai”.
3. Namai
Guru menggunakan gambar tentang berbagai suku, bangsa dan budaya.
Kemudian guru mengajak siswa untuk menamainya.
4. Demonstrasikan
Siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan di selembar
kertas yang dibuat menjadi seperti bola kemudian dilempar kepada teman
untuk dijawabnya (Snowball Throwing).
5. Ulangi
Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa agar mereka lebih paham tentang materi tersebut.
46
6. Rayakan
Setelah selesai tahap “Ulangi” maka perlu adanya perayaan. Siswa dan
guru dapat merayakannya dengan bernyanyi bersama, atau meneriakkan
yel-yel kelas.
E. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai.
Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak
diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan
norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan
belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan.
KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.
Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM.
47
KKM menunjukkan presentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional
diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari
kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian
ditingkatkan secara bertahap.
KKM menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua
peserta didik. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan
perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah
oleh peserta didik dan atau orang tuanya. KKM harus dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar
peserta didik.(Buku KKM, 2008:4)
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Fungsi kriteria ketuntasan minimal menurut Buku KKM (2008:4)
yaitu:
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap
kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM
yang ditetapkan. Pendidik harus memberi respon yang tepat terhadap
pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan
remidial atau layanan pengayaan.
48
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut
tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum
tuntas dan perlu perbaikan.
c. Dapat digunkan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari
keberhasilan pencapaian KKM sebagi tolak ukur. Oleh karena itu,
hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata
pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses
pembelajaran maupun pemenuhan sarana prasarana belajar di sekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik
dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaiaan KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama
antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang
tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan pro aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah
49
didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan
motivasi dan dukungan penuh bagi putra putrinya dalam mengikuti
pembelajaran, sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di skolah.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi
tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal
mungkin untuk melampui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan
pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan
pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggungjawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan
bagi masyarakat.
3. Prinsip Penetapan KKM
Penetapan KKM menurut Buku KKM (2008:7) perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh
pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan
pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya.
Sedangkan metode kuantitatif dilakuakan dengan tentang angka yang
disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
50
b. Penetapan nilai KKM dilakuakan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas,
daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi.
c. KKM setiap mempelajari kompetensi dasar (KD) merupakan rata-rata
dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta
didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan untuk KD tertentu apabila
yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang
telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut.
d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK)
merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam SK tersebut.
e. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang
terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan
dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
f. Indikator merupakan acuan atau rujukan bagi pendidik untuk membuat
soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah
Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal
ualngan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan atau
menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian,
pendidik tidak perlu melakuakan pembobotan seluruh hasil ulangan,
karena semuanya memiliki hasil yang setara.
51
g. Pada setiap indikator atau Kompetensi Dasar dapat dimungkinkan
adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
4. Langkah-langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM menurut Buku KKM (2008:8) dilakuakan oleh guru
atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah
sebagai berikut:
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria yaitu, kompleksitas, daya
dukung dan intake peserta.
b. Hasil penetapan KKM Indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM
mata pelajaran.
c. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian.
d. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu pesrta didik, orang tua dan dinas pendidikan.
e. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua atau wali peserta didik.
5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Hal-hal yang harus diperhatiakan dalam penentuan kriteria ketuntasan
minimal menurut Buku KKM (2008:9) adalah:
52
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan atau kerumitan setiap indikataor,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik.
Suatu indikator memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila
dalam pencapaiaannya didikung oleh sekurang kurangnya satu dari
sejumlah kondisi sebagai berikut:
1) Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik.
2) Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi.
3) Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang
yang diajarkan.
4) Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.
5) Peserta didik yang cakap atau terampil menerapkan konsep.
6) Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas atau pekerjaan.
7) Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga
dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan atau
latihan.
8) Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapt mencapai ketuntasan belajar.
53
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
1) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,
laboratorium, dan alat atau bahan untuk proses pembelajaran.
2) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian
stakeholders sekolah.
c. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan.
d. Penetapan intake berdasarkan kemampuan peserta didik dikelas
sebelumnya.
6. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat
ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut
diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam
pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga dijadikan
sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun
pembelajaran-berikutnya. Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal
bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah
ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus
dilakukan analisis pencapain KKM. Kegiatan ini dimaksud untuk
melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik I, II, sampai VI
54
terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui
analisi ini akan diperoleh data antara lain:
a. KD yang dapat dicapai oleh 75%-100%dari jumlah peserta didik pada
kelas I, II sampai VI.
b. KD yang dapat dicapai oleh 50%-74% dari jumlah peserta didik pada
kelas I, II sampai VI.
c. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik
kelas I, II sampai VI.
Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan KKM
pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian
KKM dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap
peserta didik per mata pelajaran. (Buku KKM, 2008:9).
55
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Bagian ini memaparkan
tentang lokasi dilaksanakannya penelitian. Hal ini dipandang perlu karena
untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang
nantinya juga sangat berpengaruh pada analisa data yang dilakukan. Secara
garis besar lokasi penelitian sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
No. Idntitas Sekolah : 111233090191
NPSN : 60711612
Alamat : Dsn. Ngasinan, Ds. Garangan,
Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali, 57382
No. Telepon : +62 85226331088
Visi :
1) Terwujudnya generasi umat yang
mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar (tartil).
2) Terwujudnya genenerasi umat yang
tekun melaksanakan ibadah wajib
maupun sunah.
56
3) Terwujudnya generasi umat yang santun
dalam bertutur dan berperilaku.
4) Terwujudnya generasi umat yang unggul
dalam prestasi akademik dan non
akademik sebagai bekal melanjutkan
kependidikan yang lebih dan atau hidup
mandiri.
Misi :
1) Mengembangkan Kemampuan Dasar
Siswa.
2) Mengembangkan Kemampuan Berfikir
Dalam Menghadapai Perkembangan
Agama Islam.
3) Mengembangkan Budaya Madrasah
sebagai ciri khas Agama Islam.
2. Keadaan Guru dan Siswa MI Muhaammadiyah Ngasinan
a. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ngasinan
Jumlah guru atau staf pengajar pada MI Muhammadiyah Ngasinan
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018 berjumlah 9 orang.
Adapun nama-nama pengajar atau guru pada MI Muhammadiyah
Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2017/2018 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
57
Tabel 3. 1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Ngasinan
No Nama Guru Jenis
Kelamin Jabatan
1. Ali Musafak, S.Pd.I L Kepala Sekolah
2. Kasiran L Guru Kelas
3. Muslih, S.Pd.I L Guru Agama
4. Sanggrok, S.Pd.I L Guru Kelas
5. Dewi Masithoh, S.Pd.I P Guru Kelas
6. Muhammad Kusroni, S.Pd.I L Guru Kelas
7. Handogo, S.Pd.I L Guru Kelas
8. Anas, S.Pd.I L Guru Kelas
9. Wahid Nur Arifin L Guru Penjaskes
b. Keadaan Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan
Siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan berjumlah 15 siswa,
terdiri dari 8 laki-laki dan 7 perempuan. Nama-nama siswa yang
terdapat di kelas V tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Daftar Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan
No No. Induk Nama Jenis Kelamin
1. 111233090191131252 Abdi Manaf L
2. 111233090191131261 Abdul Rohman L
3. 111233090191131261 Ahmad Nurul Huda L
4. 111233090191131254 Ali Muzamil L
5. 111233090191131256 Dea Dahlia Oktaviana P
6. 111233090191131255 Dinasa Arumsari P
7. 111233090191131257 Galih Sukmajati L
8. 111233090191131259 Ida Putri Aristia P
9. 111233090191131260 Lia Ismawati P
10. 111233090191131258 M. Iqbal Maulana L
11. 111233090191131262 Nabila Putri Nur Romadhani P
12. 111233090191131263 Panji Dermawan L
13. 111233090191131264 Restu Keisha L
14. 111233090191131265 Wiwit Rahayu P
15. 111233090191131266 Yunita Restinawati P
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia kelas V
MI Muhammadiyah Ngasinan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
58
Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
a. Pra Siklus, 29 Januari 2018
b. Kegiatan Siklus I, 10 Februari 2018
c. Kegiatan Siklus II, 12 Februari 2018
d. Kegiatan Siklus III, 14 Februari 2018
B. Deskripsi Pelaksanaan
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus peneliti gunakan untuk melakukan pengamatan
(observasi) kegiatan pembelajaran yang ada di MI Muhammadiyah
Ngasinan. Kegiatan pengamatan dilaksanakan sebanyak 1 kali pada
tanggal 29 Januari 2018.
Pengamatan ini dilakukan pada saat pembelajaran IPS berlangsung.
Diharapkan dari 1 kali pengamatan yang peneliti dapat mengetahui
bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran yang ada dan apa metode
yang digunakan guru pada saat mengajar.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Februari 2018. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun RPP siklus I materi Keragaman Suku Bangsa di
Indonesia melalui kolaborasi model pembelajaran quantum
teaching dan snowball throwing.
59
2) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
Perangkat yang disiapkan dalam sklus I meliputi absensi,
media pembelajaran, lembar pengamatan dan lembar kerja siswa
(LKS).
b. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Februari
2018 jam ke 3-4 selama 70 menit, dengan materi Kergaman Suku
Bangsa di Indonesia dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Pendahuluan
(1) Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
(2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
(3) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
(1) Guru menanyakan kepada siswa “Pernahkah kalian
mengamati tentang sekeliling kalian? Adakah perbedaan
atau persamaan di antara kalian dan teman yang lain?”
(2) Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
(3) Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.
60
2) Kegiatan Inti
a) Guru memperlihatkan berbagai gambar suku bangsa.
b) Siswa mengamati beberapa gambar suku bangsa yang ada di
Indonesia
c) Menjelaskan dengan menggunakan peta persebaran daerah asal
suku bangsa di Indonesia
d) Guru bertanya kepada siswa terhadap gambar peta tersebut. “Di
manakah kamu tinggal?”, Apakah kamu mengetahui asal suku
kamu?. (T=Tumbuhkan)
e) Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru, sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki. Kemudian guru meminta
siswa untuk mencari informasi lebih jauh. (A=Alami)
f) Siswa dengan bimbingan guru diminta mengidentifikasi dan
menamai gambar-gambar suku bangsa, yang dimaksud
menamai dalam pembelajaran ini yaitu menyebutkan asal
daerah, nama, atau deskripsi suku bangsa tersebut. (N=Namai).
g) Siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan di
selembar kertas yang dibuat menjadi seperti bola kemudian
dilempar kepada teman untuk dijawabnya.
(D=Demonstrasikan).
h) Guru memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang
didapat dari bola salju di depan kelas.
61
i) Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa agar mereka lebih paham tentang
materi tersebut. (U=Ulangi)
j) Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi
yang telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata
motivasi dan pujian sebagai tanda keberhasilannya.
(R=Rayakan)
k) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi
yang belum jelas. (U=Ulangi)
3) Kegiatan Akhir
a) Bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan observasi didasarkan pada lembar observasi guru dan siswa
yang telah disiapkan. Ternyata guruh masih belum familiar dengan model
pembelajaran tersebut dan masih banyak siswa yang belum mengerti cara
bermain Snowball Throwing.
62
d. Refleksi (Reflection)
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran serta dijadikan bahan perbaikan rencana siklus
selanjutnya. Hasil observasi pada siklus I terdapat beberapa hal yang
menghambat dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran dan
memerlukan pembenahan untuk siklus selanjutnya.
1) Hal-hal yang menghambat, antara lain :
a) Guru
(1) Penggunaan waktu tidak sesuai dengan yang tercantum di
dalam RPP.
(2) Guru masih belum menguasai model pembelajaran.
(3) Kurangnya penguasaan kelas.
b) Siswa
(1) Siswa kurang paham antara penggunaan model
pembelajaran dan permainan.
(2) Beberapa anak yang merasa tidak cocok dengan
kelompoknya, sehingga kegiatan kelompok banyak
menghabiskan waktu.
(3) Siswa takut dalam menjawab pertanyaan
2) Alternatif Pemecahan
Setelah mengetahui adanya beberapa faktor pendukung dan
penghambat dalam pembelajaran, perlu diadakan evaluasi dan
perbaikan kekurangan maupun tindakan yang belum berhasil
63
sehingga dapat memperkecil munculnya faktor penghambat.
Alternatif perbaikan untuk dilakuakan pada siklus berikutnya
antara lain:
a) Membimbing siswa langkah demi langkah melaksanakan
permainan snowball throwing.
b) Memperbaiki cara penyampaian materi, yakni penyampaiannya
lebih padat, tidak berbelit-belit, dan lebih runtut.
c) Meningkatkan penguasaan kelas, dan guru berkeliling saat
berjalannya permainan.
d) Membuat media pendukung yang lebih menarik mengenai
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
3. Siklus II
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 12 Februari 2018. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun RPP siklus II materi Keragaman Budaya di Indonesia
melalui kolaborasi model pembelajaran quantum teaching dan
snowball throwing.
2) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
Perangkat yang disiapkan dalam sklus II meliputi absensi,
media pembelajaran, lembar pengamatan dan lembar kerja siswa
(LKS).
64
b. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 12 Februari
2018 jam ke 5-6 selama 70 menit, dengan materi Kergaman Budaya di
Indonesia dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Pendahuluan
(1) Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
(2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
(3) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
1) Guru menanyakan kepada siswa “Pernahkah kalian melihat
pertunjukan Reog? Tahukah kalian Reog itu berasal dari
daerah mana?”
2) Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari
Keragaman budaya di Indonesia.
2) Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pengertian budaya.
b. Guru memperlihatkan contoh gambar keragaman budaya di
Indonesia.
65
c. Guru bertanya kepada siswa terhadap gambar tersebut.
“Gambar apakah itu?” Apakah kalian pernah melihatnya di
daerahmu?. (T=Tumbuhkan)
d. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru, sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki. Kemudian guru meminta
siswa untuk mencari informasi lebih jauh tentang budaya yang
ada di daerah tempat tinggal. (A=Alami)
e. Guru memperlihatkan berbagai gambar budaya di Indonesia.
f. Siswa dengan bimbingan guru diminta mengidentifikasi dan
menamai gambar-gambar suku bangsa, yang dimaksud
menamai dalam pembelajaran ini yaitu menyebutkan asal
daerah, nama, atau deskripsi budaya tersebut. (N=Namai).
g. Siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan di
selembar kertas yang dibuat menjadi seperti bola kemudian
dilempar kepada teman untuk dijawabnya.
(D=Demonstrasikan).
h. Guru memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang
didapat dari bola salju di depan kelas.
i. Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa agar mereka lebih paham tentang
materi tersebut. (U=Ulangi)
66
j. Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi
yang telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata
motivasi dan pujian sebagai tanda keberhasilannya.
(R=Rayakan)
k. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi
yang belum jelas. (U=Ulangi)
3) Kegiatan Akhir
a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d) Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi dilakukan sesuai format yang sudah disiapkan
sebelumnya. Berdasarkan pengamatan, hasil yang didapat antara lain
masih terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat. Pada siklus
II, faktor pendukung lebih banyak terlihat dibandingkan faktor
penghambat.
d. Refleksi (Reflection)
Setelah data terkumpul kemudian penelitian melakukan analisis,
ada beberapa hal yang perlu dibahas yaitu:
67
1) Hal-hal yang menghambat pada siklus II, yakni:
(a) Guru:
(1) Guru masih berbelit-belit dalam menyampaikan materi.
(2) Pengondisian kelas masih kurang.
(b) Siswa
(1) Masih ada beberapa siswa yang ramai.
(2) Siswa kurang aktif saat dijelaskan.
(3) Dalam permainan masih ada siswa yang pasif.
2) Alternatif Pemecahan
(a) Guru meringkas materi, sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi.
(b) Guru memberi kalimat-kalimat memancing saat menjelaskan
materi agar siswa lebih aktif.
(c) Siswa yang pasif dalam permainan, diberi tugas sebagai ketua
kelompok. Sehingga siswa lebih bertanggung jawab atas tugas
bersama yang diberikan.
4. Siklus III
Pelaksanaan tindakan pada siklus III di laksanakan pada tanggal 14
Februari 2018.
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyusun RPP siklus II materi Keragaman Budaya di Indonesia
melalui kolaborasi model pembelajaran quantum teaching dan
snowball throwing.
68
2) Menyiapkan Perangkat Pembelajaran
(a) Absensi,
(b) Media pembelajaran,
(c) Lembar pengamatan
(d) Lembar kerja siswa (LKS).
b. Pelaksanaan (Action)
1) Kegiatan Awal
a) Pendahuluan
(1) Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
(2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
(3) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
(2) Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari
keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memperlihatkan gambar keragaman suku bangsa dan
budaya.
b) Siswa mengamati gambar keragaman suku bangsa dan budaya,
kemudian guru bertanya kepada siswa tentang sikap yang
sebaiknya ditunjukkan dengan adanya keragaman suku bangsa
dan budaya di Indonesia”(T=Tumbuhkan)
69
c) Siswa bersama guru mempelajari materi tentang cara
menghormati suku bangsa dan budaya di Indonesia. (A=Alami)
d) Siswa dibagi kelompok ke dalam bebrapa kelompok, dengan
masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 orang.
e) Guru memberikan materi kepada ketua kelompok untuk
disampaikan kepada anggotanya. Setiap kelompok bertugas
menulis tanggapan berdasarkan pernyataan dalam tabel yang
sudah disediakan. (N=Namai).
f) Setelah selesai berdiskusi, siswa diberi kesempatan untuk
membuat pertanyaan di selembar kertas yang dibuat menjadi
seperti bola kemudian dilempar kepada teman untuk
dijawabnya. Guru memberi kesempatan siswa menjawab
pertanyaan yang didapat dari bola salju di depan kelas.
(D=Demonstrasikan).
g) Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang
telah dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa agar mereka lebih paham tentang
materi tersebut. (U=Ulangi)
h) Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi
yang telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata
motivasi dan pujian sebagai tanda keberhasilannya.
(R=Rayakan)
70
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
d) Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dan pemberian soal tes
formatif saat pembelajaran telah selesai.
d. Refleksi (Reflection)
Berdasarkan pengamatan hasil yang didapat antara lain
peningkatan hasil belajar yang sangat baik . Pada siklus III, kini siswa
juga sudah mulai terbuka wawasannya bahwa belajar tidak selamanya
bersumber dari buku saja. Siswa kini juga faham bagaimana proses
pembelajaran dengan kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing yang berlangsung sehingga hasil
belajar dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran
mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa
aktif juga gembira dalam mengikuti pembelajan.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Hasil penelitian ini menguraikan tentang peningkatan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di
Indonesia pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran
2017/2018 dapat diketahui dengan melihat peningkatan hasil belajar yang
dialami peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan kolaborasi
model Quantum Teaching dan Snowball Throwing selama tiga siklus
pertemuan. Hal itu dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar peserta didik
yang mengalami peningkatan pada setiap siklus pertemuan. Selain itu ada
beberapa aspek yang diamati baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan
kegiatan selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada
deskripsi siklus berikut ini.
1. Pra Siklus
Dalam pembelajaran di kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kec.
Wonosegoro Kab. Wonosegoro guru umumnya menggunakan metode
ceramah. Guru hanya sebagai pemberi materi sedangkan siswa hanya
sebagai pendengar yang selesai mendengar kemudian mengerjakan latihan.
Hal itu membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik, apalagi materi
IPS sebagian besar materinya banyak dan sering hafalan sehingga
pembelajaran kurang efektif.
72
Dari hasil penelitian pra siklus yang diambil dari nilai harian siswa,
masih terdapat banyak siswa yang kesulitan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial khususnya pada materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di Indonesia. Dari 15 siswa di kelas V hanya 5 siswa yang berhasil
memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk Kriteria
Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran IPS adalah 70. Artinya masih ada
10 siswa yang masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan belum
mencapai 85% dari jumlah siswa, sehingga perlu untuk diperbaiki. Berikut
data hasil dari penelitian pada kondisi awal atau pra siklus:
Tabel 4. 1 Daftar Nilai Pra Siklus
No. Nama Jenis
Kelamin Nilai
KKM
Individual
(70)
Nasional
(75)
1. Abdi Manaf L 90 √ √
2. Abdul Rohman L 50
3. Ahmad Nurul Huda L 40
4. Ali Muzamil L 80 √ √
5. Dea Dahlia Oktaviana P 60
6. Dinasa Arumsari P 60
7. Galih Sukmajati L 80 √ √
8. Ida Putri Aristia P 50
9. Lia Ismawati P 70 √
10. M. Iqbal Maulana L 70 √
11. Nabila Putri Nur Romadhani P 60
12. Panji Dermawan L 40
13. Restu Keisha L 50
14. Wiwit Rahayu P 40
15. Yunita Restinawati P 40
Jumlah 880 5 3
Rata-rata 58,67 33,33% 20%
Berdasarkan tabel 4.1 didapat bahwa nilai rata-rata kelas baru
mencapai 58,67 dengan jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 5 anak,
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 anak. Hasil ini
membuktikan bahwa masih rendahnya nilai siswa yang tidak sesuai
73
dengan kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Sementara yang
diharapkan guru adalah angka ketuntasan siswa sama dengan atau lebih
dari 85%. Dengan hasil pengamatan kondisi awal siswa terhadap
pembelajaran IPS materi Keragaman Suku Bangsa di Indonesia tersebut,
maka peneliti menyusun dan melaksanakan serangkaian perencanaan
tindakan guna mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yang diakhiri pada
sebuah kegiatan analisis atau refleksi.
Pelaksanaan tindakan kelas disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini
menekankan pada penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan
Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siklus I dilaksanakan pada
tanggal 10 Februari 2018 di kelas V dengan jumlah 15 siswa. Adapun
proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah
disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar.
pengamatan guru dan siswa. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas V pada mata pelajaran IPS
yaitu 70. Data hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
74
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I
No. Nama Jenis
Kelamin Nilai
KKM
Individual
(70)
Nasional
(75)
1. Abdi Manaf L 90 √ √
2. Abdul Rohman L 70 √
3. Ahmad Nurul Huda L 50
4. Ali Muzamil L 85 √ √
5. Dea Dahlia Oktaviana P 60
6. Dinasa Arumsari P 60
7. Galih Sukmajati L 80 √ √
8. Ida Putri Aristia P 50
9. Lia Ismawati P 70 √
10. M. Iqbal Maulana L 80 √ √
11. Nabila Putri Nur Romadhani P 70 √
12. Panji Dermawan L 60
13. Restu Keisha L 40
14. Wiwit Rahayu P 40
15. Yunita Restinawati P 50
Jumlah 955 7 4
Rata-rata 63,67 46,67% 26,67%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil yang diperoleh, dapat diketahui
bahwa pada siklus I hasil belajar siswa mengalami penigkatan. Pada siklus
I hasil belajar siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari KKM atau nilai di atas 70
adalah 46,67%. Dari 15 siswa, baru ada 7 siswa atau sebesar 46,67% yang
mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas 63,67 dan yang belum
mencapai ketuntasan sebanyak 8 siswa atau sebesar 53,33%. Pada siklus I
ini masih ada kelemahan yakni, guru belum menguasai model
pembelajaran, pengguanaan waktu yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan di RPP, kurangnya penguasaan kelas, siswa kurang paham
antara model pembelajaran dan permainan, dan masih ada siswa yang
takut dalam menjawab pertanyaan.
75
Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan tabel 4.2 nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I
mengalami peningkatan sebesar 13,34% dari kondisi awal sebesar 33,33%
menjadi 46,67%, dan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan
belajar pada pra siklus sebesar 5 anak menjadi 7 anak pada siklus I, berarti
terdapat kenaikan sebanyak 2 anak. Perlu adanya perbaiakan karena masih
banyak faktor penghambat yang terdapat dalam pembelajaran siklus I.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk perbaikan siklus selanjutnya
antara lain:
a. Membimbing siswa langkah demi langkah melaksanakan permainan
snowball throwing.
b. Memperbaiki cara penyampaian materi, yakni penyampaiannya lebih
padat, tidak berbelit-belit, dan lebih runtut.
c. Meningkatkan penguasaan kelas, dan guru berkeliling saat berjalannya
permainan.
d. Membuat media pendukung yang lebih menarik mengenai keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
Mendukung
Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √
Suara guru
kurang jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru belum
bisa
mengkondisik
Guru harus
bisa
mengkondisi-
76
an kelas pada
saat presensi
kan kelas
terlebih
dahulu
Menyampaikan
tujuan pembelajaran √
Guru tidak
menyebutkan
tujuan
pembelajaran
Guru harus
menyampai-
kan tujuan
pembelajaran
Melakukan tanya
jawab tentang materi
yang terkait
√
Guru tidak
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Guru harus
bisa
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru kurang
bisa
menggunakan
media
pembelajaran
Guru harus
menguasai
media
pembelajaran
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan
materi cukup
baik, akan
tetapi perlu
ditingkatkan
lagi
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum
Teaching dan
Snowball Throwing
√
Guru
menjelaskan
penggunaan
model
pembelajaran
terlalu singkat
padat
dan kurang
jelas
Penjelasaan
penggunaan
model
pembelajaran
lebih
diperjelas lagi
Penerapan model
Quantum Teaching
dan Snowball
Throwing
√
Guru kurang
paham dalam
peneraan
metode
Guru harus
paham model
pembelajaran
yang
digunakan
Guru membimbing
siswa dalam
menjawab pertanyaan
√
Guru sudah
bisa
membimbin
g siswa
dalam
menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk
bertanya
√
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
guru harus
meningkatkan
rasa keingin
tahuan siswa
77
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
materi
√
Guru kurang
berinteraksi
dengan siswa.
Guru harus
bisa
membimbing
siswa dalam
membuat
kesimpulan
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi
pembelajaran
sudah berjalan
dengan baik
Mengucap salam
penutup √
Suara guru
sudah jelas
dalam
menutup
pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Guru tidak
bisa
mengelola
kelas. Masih
banyak siswa
yang bermain
sendiri
Pengelolaan
kelas perlu
diperhatiakan
lagi
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam
√
Masih banyak
siswa yang
tidak
menjawab
salam
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru √
Masih ada
siswa yang
bermain
sendiri dan
tidak
mendengar-
kan presensi
Guru harus
menegur
siswa agar
mendengar
kan
presensi
78
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait √
Belum ada
siswa yang
bertanya
Guru harus
memancing
siswa agar
bertanya
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru √
Siswa sangat
antusias dan
tertarik
dengan
media yang
dibawa guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru √
Masih banyak
siswa yang
tidak
memperhatika
n penjelasan
guru
Guru
menegur
siswa
dengan
bijaksana
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan
√
Siswa sudah
cukup bisa
menjawab
pertanyaan
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan √
Masih banyak
yang kurang
aktif dalam
pelajaran
Meningkatk
an suasana
yang aktif
dalam
pembelaja-
ran
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
√
Siswa kurang
paham dan
kurang tertarik
Peningkat-
an dalam
membimb-
ing
menyimpul
kan materi
Siswa
mengerjakan soal
evaluasi
√
Siswa sudah
paham
dalam
mengerjakan
soal evaluasi
Siswa menjawab
salam
√
Masih banyak
siswa yang
sibuk sendiri.
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
3. Siklus II
Siklus II dilaksanaakn pada tanggal 12 Februari 2018 di kelas V
dengan jumlah 15 siswa. Adapun proses pembelajaran mengacu pada
79
rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen
penelitian berupa lembar pengamatan guru dan siswa. Data hasil belajar
siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus II
No. Nama Jenis
Kelamin Nilai
KKM
Individual
(70)
Nasional
(75)
1. Abdi Manaf L 90 √ √
2. Abdul Rohman L 70 √
3. Ahmad Nurul Huda L 60
4. Ali Muzamil L 90 √ √
5. Dea Dahlia Oktaviana P 70 √
6. Dinasa Arumsari P 80 √ √
7. Galih Sukmajati L 80 √ √
8. Ida Putri Aristia P 50
9. Lia Ismawati P 80 √ √
10. M. Iqbal Maulana L 80 √ √
11. Nabila Putri Nur Romadhani P 80 √ √
12. Panji Dermawan L 70 √
13. Restu Keisha L 60
14. Wiwit Rahayu P 60
15. Yunita Restinawati P 50
Jumlah 1070 10 7
Rata-rata 71,33 66,67% 46,67%
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
pada siklus II hasil belajar siswa mengalami penigkatan. Pada siklus II
hasil belajar siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari KKM atau nilai di atas 70
adalah 66,67%. Dari 15 siswa, baru ada 10 siswa atau sebesar 66,67%
yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas 71,33 dan yang
belum mencapai ketuntasan sebanyak 5 siswa atau sebesar 33,33%. Pada
siklus II ini masiha ada beberapa kelemahan, diantaranya; guru masih
berbelit-belit dalam menyampaikan materi, kondisi kelash masih kurang
kondusif, masih ada siswa yang pasif saat melakukan permainan.
80
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.5 nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 20% dari siklus I sebesar 46,67% menjadi
66,67%. Dan jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar
pada siklus I sebesar 7 anak menjadi 10 anak pada siklus II, berarti
terdapat kenaikan sebanyak 3 anak. Perlu adanya perbaiakan karena masih
banyak faktor penghambat yang terdapat dalam pembelajaran siklus II.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah guru meringkas materi, sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami materi, guru memberi kalimat-
kalimat yang memamncing saat menjelaskan materi agar siswa lebih aktif.
Berikut ini tabel hasil pengamatan guru dan siswa:
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang
Mendukung
Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √
Suara guru
sudah jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru belum
bisa
mengkondisik
an kelas pada
saat presensi
Guru harus
bisa
mengkondi-
sikan kelas
terlebih
dahulu
Menyampaikan
tujuan pembelajaran √
Guru
menyebutkan
tujuan
pembelajaran
tapi kurang
jelas
Guru
menyampai
kan tujuan
pembelajar-
an dengan
jelas
81
Melakukan tanya
jawab tentang materi
yang terkait
√
Guru tidak
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Guru harus
bisa
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru sudah
bisa
menggunakan
media dengan
baik
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan
materi cukup
baik, akan
tetapi perlu
ditingkatkan
lagi
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum
Teaching dan
Snowball Throwing
√
Guru sudah
cukup baik
dalam
menjelaskan
penggunaan
model
pembelajaran
Penjelasan
model
pembelajar-
an
diperjelas
lagi
Penerapan model
Quantum Teaching
dan Snowball
Throwing
√
Dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran
Guru membimbing
siswa dalam
menjawab pertanyaan
√
Guru sudah
bisa
membimbing
siswa dalam
menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk
bertanya
√
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
guru harus
meningkat-
kan rasa
keingin
tahuan
siswa
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
materi
√
Guru dan siswa
sudah bisa
membuat
kesimpulan
materi
82
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi
pembelajaran
sudah berjalan
dengan baik
Mengucap salam
penutup √
Suara guru
sudah jelas
dalam menutup
pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Pengelolaan
kelas perlu
diperhatikan
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam
√
Siswa sudah
menjawab
salam
dengan baik
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru √
Masih ada
siswa yang
bermain
sendiri dan
tidak
mendengar-
kan presensi
Guru harus
menegur
siswa agar
mendengar-
kan presensi
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait
√
Banyak
siswa yang
bertanya
tentang
materi yang
sedang
diajarkan
83
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru √
Siswa sangat
tertarik
dengan
media yang
dibawa guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
√
Masih ada
sebagian siswa
yang tidak
memperhatika
n penjelasan
guru
Guru
menegur
siswa
dengan
bijaksana
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan √
Siswa sudah
banyak yang
menjawab
pertanyaan
guru
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan √
Sebagian
siswa yang
aktif dalam
pelajaran
Lebih
ditingkat-
kan dalam
kegiatan
pembelajar-
an
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
√
Siswa sedikit
bisa
menyimpulkan
materi
Siswa
mengerjakan soal
evaluasi
√
Siswa sudah
paham
dalam
mengerjakan
soal evaluasi
Siswa menjawab
salam
√
Hampir
semua Siswa
menjawab
Keterangan
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
84
4. Siklus III
Siklus III dilaksanaakn pada tanggal 14 Februari 2018 di kelas V
dengan jumlah 15 siswa. Adapun proses pembelajaran mengacu pada
rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen
penelitian berupa lembar pengamatan guru dan siswa. Data hasil belajar
siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Daftar Nilai Siklus III
No. Nama Jenis
Kelamin Nilai
KKM
Individual
(70)
Nasional
(75)
1. Abdi Manaf L 100 √ √
2. Abdul Rohman L 73 √
3. Ahmad Nurul Huda L 80 √ √
4. Ali Muzamil L 100 √ √
5. Dea Dahlia Oktaviana P 73 √
6. Dinasa Arumsari P 80 √ √
7. Galih Sukmajati L 93 √ √
8. Ida Putri Aristia P 73 √
9. Lia Ismawati P 80 √ √
10. M. Iqbal Maulana L 87 √ √
11. Nabila Putri Nur Romadhani P 80 √ √
12. Panji Dermawan L 73 √
13. Restu Keisha L 80 √ √
14. Wiwit Rahayu P 73 √
15. Yunita Restinawati P 67
Jumlah 1203 14 9
Rata-rata 80,80 93,33% 60%
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas hasil yang diperoleh, dapat diketahui
bahwa pada siklus III hasil belajar siswa mengalami penigkatan. Pada
siklus III hasil belajar siswa yang mencapai nilai sesuai dengan indikator
keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 70 dari KKM atau nilai di atas 70
adalah 93,33%. Dari 15 siswa, sudah ada siswa sebesar 93,33% yang
mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas 80,80 dan yang belum
85
mencapai ketuntasan sebanyak 1 siswa atau sebesar 6,67%, sudah sedikit
sekali siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil
belajar pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 26,66% dari siklus
II sebesar 66,67% menjadi 93,33%. Dan jumlah siswa yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 10 anak
meningkat menjadi 14 anak pada siklus III, berarti terdapat kenaikan
sebanyak 4 anak.
Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
menunjukkan hasil rata-rata 80,80 dan ketuntasan belajar sebesar 93,33%.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut telah memenuhi
indikator yang diharapkan yaitu siswa yang mencapai ketuntasan belajar
85% (KKM kelas) sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan
berhasil dan tuntas pada pelaksanaan siklus III.
Berdasarkan pengamatan terdapat faktor pendukung, sedangkan faktor
penghambat sangat sedikit pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut ini tabel
hasil pengamatan guru dan siswa:
a. Hasil Pengamatan Guru Siklus III
Tabel 4.9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Kegiatan Hasil Hal yang
Mendukung
Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √
Suara guru
sudah jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru sudah
jelas dalam
presensi
Menyampaikan
tujuan pembelajaran √
Guru sudah
menyampaikan
86
tujuan
pembelajaran
dengan baik
dan jelas
Melakukan tanya
jawab tentang materi
yang terkait
√
Guru sudah
cukup baik
akan tetapi
perlu
ditingkatkan
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru sudah
bisa
menggunakan
media dengan
baik
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan
materi sangat
baik
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum
Teaching dan
Snowball Throwing
√
Guru
menjelaskan
penggunaan
metode sudah
sangat baik
Penerapan model
Quantum Teaching
dan Snowball
Throwing
√
Dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran
Guru membimbing
siswa dalam
menjawab pertanyaan
√
Guru sudah
bisa
membimbing
siswa dalam
menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk
bertanya
√
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
guru harus
meningkat-
kan rasa
keingin
tahuan
siswa
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
materi
√
Guru dan siswa
sudah bisa
membuat
kesimpulan
materi
87
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi
pembelajaran
sudah berjalan
dengan baik
Mengucap salam
penutup √
Suara guru
sudah jelas
dalam menutup
pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Pengelolaan
kelas meningat
baik
Keterangan
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
b. Hasil Pengamatan Siswa Siklus III
Tabel 4.10 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam
√
Siswa sudah
menjawab
salam
dengan baik
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru
√
Presensi
dijawab
dengan
tenang dan
baik
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait
√
Banyak
siswa yang
bertanya
tentang
materi yang
sedang
diajarkan
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru
√
Siswa sangat
tertarik
dengan
media yang
dibawa guru
88
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
√ Siswa sudah
bisa
memperhatia
kan
penjelasan
guru dengan
baik
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan
√ Siswa sudah
banyak yang
menjawab
pertanyaan
guru
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan
√ Sebagian siswa
yang aktif
dalam
pelajaran
Lebih
ditingkat-
kan dalam
kegiatan
pembelajar-
an
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
√ Siswa sudah
terbiasa
menyimpulk
an materi
Siswa
mengerjakan soal
evaluasi
√ Siswa sudah
paham
dalam
mengerjakan
soal evaluasi
Siswa menjawab
salam
√ Hampir
semua Siswa
menjawab
salam
dengan baik
dan keras
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
B. Analisis Data Akhir
Data ini diperoleh dari data siswa kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan
pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Berikut data rekapitulasi
hasil belajar siswa antar siklus:
89
Tabel 4.11
Data Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III
No. Tahap
Hasil Belajar
Rata-rata
Nilai Tuntas Prosentase
Belum
Tuntas Prosentase
1. Pra SIklus 58,67 5 33,33% 10 66,67%
2. Siklus I 63,67 7 46,67% 8 53,33%
3. Siklus II 71,33 10 66,67% 5 33,33%
4. Siklus III 80,80 14 93,33% 1 6,67%
Dari tabel 4.11 di atas dapat dinyatakan bahwa hasil belajar dari pra siklus,
siklus I, siklus II dan siklus III selalu meningkat dan itu dapat dilihat dari
prosentase siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran pada waktu pra
siklus ada 33,33% dengan rata-rata 58,67, kemudian siklus I ada 46,67%
dengan rata-rata 63,67, siklus II ada 66,67% dengan rata-rata 71,33 dan siklus
III ada 93,33% dengan rata-rata 80,80. Dari hasil pada siklus III secara
keseluruhan maka dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 telah berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85% . Dengan demikian
siklus selanjutnya dapat dihentikan atau tidak perlu dilaksanakan. Sehingga
hipotesis tindakan yang menyatakan “Melalui kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia mata pelajaran
IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Tahun Pelajaran 2017/2018” dapat
diterima.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil-hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia siswa kelas V MI
Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan pada pra siklus rata-rata kelas yang
hanya 58,67 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 anak atau 33,33%
dari 15 siswa, pada siklus III terdapat peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi
80,80 dengan siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 anak atau 93,33% dan
dapat memenuhi pencapaian target KKM kelas yaitu 85% dari total siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran sebagai
berikut. Bagi siswa, penggunaan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching
dan Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar
IPS kelas V MI Muhammadiyah Ngasinan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Bagi guru, penggunaan kolaborasi model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada mata pelajaran
merupakan salah satu alternatif pertimbangan dalam mengunakan model
pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam mencapai hasil belajar yang
maksimal. Bagi kepala sekolah, penggunaan kolaborasi model pembelajaran
Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS hendaknya
merupkan salah satu acuan dalam membimbing dan mengambil kebijakan untuk
91
melakukan perbaikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang
dipimpinnya. Bagi peneliti lain, hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang sejenis atau
penelitian dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Derektorat Jendral
Pendidikan Islam.
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Asep, J. & Abdul, H. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Asrori, M. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Bruce Joyce dan Marsha Weil. (2009). Model of Teaching: Model-model
Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buku Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas V Semester 1&2. 2008.
Cahyadi, Dewa Putu. 2014. “Implementasi Model Quantum Teaching Berbantuan
Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Jurnal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1
Tahun 2014)
De Porter, Bobbi. 1999. Quantum teaching: mempraktikkan quantum learning di
ruang kelas.Terjemahan oleh Ary Nilandari. 2009. Bandung: Kaifa PT
Mizan Pustaka.
Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hizbullah. 2011. Prinsip Fungsi dan Kriteria dalam Pemilihan Media
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismail, Arif. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta Pustaka
Pelajar.
Maufur, Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikan. Semarang: PT Sindua
Press.
Munib, Achmad, dkk. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT
UNNES Press.
Permendiknas, R. I. 2006. No 24 Tahun 2006. “Tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006”. Jakarta: Depdiknas.
(Online),
(https://awidyarso65.files.wordpress.com/2008/08/permendiknas-no-24-th-
2006-ttg-kurikulum-ips-sd.pdf, diakses 11 Januari 2018).
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rasimin. 2012. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Trust Media Publishing.
Rey, Mahessa. 2014. Kata-Kata Mutiara dari Bung Karno Presiden Pertama RI,
(Online), (https://mahessa83.blogspot.com/2014/11/kata-kata-mutiara-
dari-bung-karno-presiden-pertama-ri.html, diakses 22 Februari 2018).
Riyanto, Y. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto, H., Si, M., & Si, M. 2010. Model-model Pembelajaran inovatif.
Surakarta: FKIP UNS Surakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penulisan Penelitian Pendekatan Kualitatif, kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Susanto, Ahmadi. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 “Tentang Sistem
Pendidikan Nasional”.
Uno, Hamzah B. 2010. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahidmurni. 2010. Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di Sekolah/
Madrash. Malang: UIN Maliki Press.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Gaung Persada Press.
https://tafsirq.com/94-al-insyirah/ayat-6
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
B. Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
C. Indikator Kompetensi
1. Menemutunjukkan pada peta persebaran daerah asal suku bangsa di
Indonesia
2. Menyebutkan macam-macam suku bangsa di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kerja kelompok siswa dapat menemutunjukkan pada peta
persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia
2. Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan macam-macam suku bangsa di
Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan : Cinta tanah air , Gemar membaca.
E. Materi Pokok
Keragaman Suku Bangsa di Indonesia
Perbedaan adalah sesuatu yang alami dan wajar. Pernahkah kalian
mengamati tentang sekeliling kalian? Adakah perbedaan atau persamaan di
antara kalian dan teman yang lain? Dalam satu kelas, mungkin ada anak yang
berambut keriting, berkulit putih, cokelat atau hitam. Perbedaan warna kulit
atau bentuk fisik jangan dijadikan sumber perpecahan. Indonesia adalah
negara yang kaya akan ragam budaya dan suku bangsa. Ada suku Bali, Jawa,
Banjar, Madura, Toraja, dan sebagainya. Setiap suku bangsa memiliki
kebudayaan sendiri-sendiri. Semua itu merupakan kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kata suku di sini? Kata suku di
sini maksudnya suku bangsa. Suku bangsa adalah bagian atau golongan dari
suatu bangsa. Suku bangsa sangat berkaitan dengan asal usul, tempat asal, dan
kebudayaan.
Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Keanekaragaman suku bangsa
di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan Geografis
Lingkungan geografis yaitu tempat atau wilayah yang mencakup
keragaman lingkungan alam. Lingkungan geografis ini sangat
memengaruhi corak kehidupan bangsa Indonesia. Misalnya, ada penduduk
yang tinggal di pegunungan. Ada juga penduduk yang tinggal di daerah
pantai. Perbedaan tempat tinggal itu menimbulkan perbedaan adat dan
kebiasaan.
2. Induk Suku Bangsa
Induk suku bangsa di Indonesia berasal dari daratan Asia. Induk suku
bangsa tersebut antara lain ras melayu dan ras melanosoid. Induk suku
bangsa melahirkan berbagai suku bangsa di Indonesia. Di Indonesia,
terdapat beraneka ragam suku bangsa yang tersebar ke seluruh penjuru
tanah air.
Sumber: Indonesian Heritage, 9
Gambar 1.1 Peta Indonesia
Berikut ini tabel persebaran suku bangsa di beberapa provinsi di
Indonesia.
No Provinsi Suku Bungsa
1 Nanggroe Aceh Darussalam Aceh, Gayo, Alas, Tamiang,
Simelu, Kluet, Ulu Singkil.
2 Sumatra Utara Batak, Nias, Melayu.
3 Sumatera Barat Minangkabau, Piliang,
Sikumbang, Guci.
4 Riau Melayu, Sakai, Anak Dalam,
Talang Mamak, Bonai Laut, Melayu.
5 Sumatera Selatan Melayu, Palembang
Sasak Makasar Jawa
Tengah
Betawi Minangkabau Asmat
6 DKI Jakarta Betawi, Sunda, Cina, Arab.
7 Jawa Barat Sunda, Badui, Betawi, Banten.
8 Jawa Tengah Jawa, Samin, Karimun.
9 Daerah Istimewa Yogyakarta Jawa
10 Jawa Timur Jawa, Madura, Tengger, Osing.
11 Bali Bali, Baliaga, Jawa, Madura.
12 Nusa Tenggara Barat Bali, Sasak, Sumbawa, Mbojo.
13 Kalimantan Barat Melayu, Dayak, Ngaju, Murut,
Punan, Apa Kayan.
14 Kalimantan Timur Melayu, Dayak, Kutai, Abai,
Berusuh, Kayan, Tidung, Bulungan.
15 Sulawesi Selatan Bugis, Makassar, Toraja, Mandar.
16 Sulawesi Utara dan Gorontalo Gorontalo, Bolaang, Mongondow,
Minahasa, Sangir Talaud.
17 Maluku dan Maluku Utara Ambon, Ternate, Kei, Tanimbar,
Furuaru, Rana.
18 Papua Sentani, Biak, Asmat, Senggi, Dani,
Iban, Manen, Mooi, dan Kaure.
Contoh gambar keanekaragaman suku bangsa di Indonesia
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Pendahuluan
a. Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
c. Guru melakukan presensi
Apersepsi
a. Guru menanyakan kepada siswa “Pernahkah kalian mengamati tentang
sekeliling kalian? Adakah perbedaan atau persamaan di antara kalian
dan teman yang lain?”
b. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
c. Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari Keragaman
Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru memperlihatkan berbagai gambar suku bangsa.
b. Siswa mengamati beberapa gambar suku bangsa yang ada di Indonesia
c. Menjelaskan dengan menggunakan peta persebaran daerah asal suku
bangsa di Indonesia
d. Guru bertanya kepada siswa terhadap gambar peta tersebut. “Di
manakah kamu tinggal?”, Apakah kamu mengetahui asal suku kamu?.
(T=Tumbuhkan)
e. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru, sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki. Kemudian guru meminta siswa untuk
mencari informasi lebih jauh. (A=Alami)
f. Siswa dengan bimbingan guru diminta mengidentifikasi dan menamai
gambar-gambar suku bangsa, yang dimaksud menamai dalam
pembelajaran ini yaitu menyebutkan asal daerah, nama, atau deskripsi
suku bangsa tersebut. (N=Namai).
g. Siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan di selembar
kertas yang dibuat menjadi seperti bola kemudian dilempar kepada
teman untuk dijawabnya. (D=Demonstrasikan).
h. Guru memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang didapat
dari bola salju di depan kelas.
i. Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa agar mereka lebih paham tentang materi tersebut. (U=Ulangi)
j. Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi yang
telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata motivasi dan
pujian sebagai tanda keberhasilannya. (R=Rayakan)
k. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi yang
belum jelas. (U=Ulangi)
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
H. Alat Dan Sumber Bahan
Alat Peraga : Gambar keanekaraman suku bangsa di Indonesia
Peta/atlas Indonesia
Sumber : Buku IPS kelas V yang relevan
I. Penilaian
Nilai Budaya
Dan Karakter
Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrum
en
Instrumen/
Soal
Cinta tanah
air : Cara berfikir,
bersikap, dan
berbuat yang
menunjukkan
kesetiaan,
kepedulian,
dan
penghargaan
yang tinggi
terhadap
bahasa,
lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekono
mi, dan politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
Menemutunjukka
n pada peta
persebaran daerah
asal suku bangsa
di Indonesia
Menyebutkan
macam-macam
suku bangsa di
Indonesia
Tes tertulis Soal
uraian
Terlampir
waktu untuk
membaca
berbagai
bacaan yang
memberikan
kebajikan bagi
dirinya.
Instrumen/ Soal
Isilah titik-titk berikut dengan tepat dan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan suku bangsa?
2. Sebutkan dua faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di
Indonesia!
Amati Peta berikut! (No. 3-7)
3. Suku Asmat, Dani, Dera, Morwap adalah suku bangsa yang ada di
Provinsi... .
4. Persebaran suku bangsa yang ditunjukkan pada peta no. 6 adalah... .
5. Pada peta Suku Jawa, Samin ditunjukkan oleh nomor... .
6. Pada peta, suku bangsa yang termasuk Banten ditunjukkan oleh nomor...
7. Suku bangsa yang terdapat pada no.7 adalah... .
8. Apa saja suku bangsa yang ada di provinsimu!
9. Suku bangsa apa saja yang ada di Kalimantan Timur?
10. Sebutkan suku bangsa yang ada di Sumatera Selatan!
Jawaban
1. Suku bangsa adalah bagian atau golongan dari suatu bangsa.
2. Lingkungan geografis, induk suku bangsa.
3. Papua
4. Melayu, Dayak, dan Ngaju.
5. Nomor 5
6. Nomor 4
7. Makasar, Bugis, Toraja.
8. Jawa, Samin. (Kondisional)
9. Melayu, Dayak, Kutai, Abai.
10. Melayu, Palembang.
Skor Penilaian : Jawaban benar = 2
Jawaban salah = 1
Tidak menjawab = 0
Skor Max : 20
Nilai = Skor perolehan x 100
Skor Max
= 20 x 100
20
= 100
Lembar Penilaian
No.
Nama
Skor Nilai
1 Abdi Manaf 18 90
2 Abdul Rohman 14 70
3 Ahmad Nurul Huda 10 50
4 Ali Muzamil 17 85
5 Dea Dahlia Oktaviana 12 60
6 Dinasa Arumsari 12 60
7 Galih Sukmajati 16 80
8 Ida Putri Aristia 10 50
9 Lia Ismawati 14 70
10 M. Iqbal Maulana 16 80
11 Nabila Putri Nur Romadhani 14 70
12 Panji Dermawan 12 60
13 Restu Keisha 8 40
14 Wiwit Rahayu 8 40
15 Yunita Restinawati 10 50
Ngasinan, 10 Februari 2018
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
B. Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
C. Indikator Kompetensi
Mengidentifikasi keragaman budaya yang terdapat di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui ceramah siswa dapat mengetahui arti budaya.
2. Melalui kerja kelompok siswa dapat mengidentifikasi keragaman budaya
di Indonesia
3. Melalui permainan lempar bola salju siswa dapat menyebutkan berbagai
keragaman budaya di Indonesia.
Karakter siswa yang diharapkan : Semangat kebangsaan
E. Materi Pokok
Keragaman Budaya di Indonesia
Kalian sudah mengetahui ada bermacam-macam suku bangsa yang ada di
negara kita, bukan? Keanekaragaman suku bangsa tentu juga menjadikan
beranekaragamnya budaya yang ada. Setiap suku bangsa memiliki budaya
yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tahukah kamu apa itu budaya? Budaya adalah hasil pikiran, daya cipta,
dan karya manusia melalui proses belajar. Sementara itu, kebudayaan daerah
adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di daerah-daerah seluruh
wilayah Indonesia. Kebudayaan daerah mempunyai ciri khas kedaerahan yang
dapat dibedakan dengan daerah lain. Kebudayaan-kebudayaan daerah ini
menjadi akar dari kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional tumbuh dan
berkembang secara nasional akibat berdirinya negara kesatuan Republik
Indonesia.
Bentuk keragaman budaya di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
1. Bahasa Daerah
Setiap daerah memiliki bahasa sendiri. Contoh:
o Jawa Barat; bahasa Sunda, bahasa Cirebon, bahasa Melayu dialek
Betawi, bahasa Banten.
o Jawa Tengah; bahasa Jawa standar , bahasa Jawa Ngapak-ngapak
(Banyumasan).
o Jawa Timur; bahasa Jawa Timuran, bahasa Madura, bahasa Osing,
bahasa Tengger.
2. Adat Istiadat/ Kebiasaan Masyarakat Setempat
Kebiasaan suatu masyarakat merupakan bagian dari budaya. Setiap
daerah memiliki kebbiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak terdapat di
daerah lain. Oleh karena itu kebiasaan dapat menjadi ciri khas suatu
daerah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut antara lain upacara perkawinan,
upacara keagamaan, kematian, dll.
Contoh:
a. Tedhak Siten adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa yang
dilakukan ketika anak pertama belajar jalan dan dilaksanakan pada
usia sekitar tujuh atau delapan bulan.
Gambar 2.1 Upacara Tedak Siten
Sumber: https://www.nyonyamelly.com/blogs/news/tedhak-siten-
tradisi-jawa-yang-penuh-warna
b. Injak telur saat prosesi pernikahan ini dimaknai harapan dan
lambang kesetiaan.
Gambar 2.1 Upacara Injak Telur
Sumber: noviarimuko.com
c. Upacara Brobosan adalah berjalan di bawah keranda jenazah yang
bertujuan untuk menunjukkan penghormatan dari sanak keluarga
kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia.
Gambar 2.3 Upacara Brobosan
Sumber: www.boombastis.com
3. Kesenian Daerah
Kesenian daerah, meliputi seni tari, rumah adat, lagu daerah, seni
musik dan alat musik daerah, cerita rakyat, serta seni pertunjukan daerah.
Contoh alat musik daereah :
a. Gamelan adalah alat musik dari Bali dan Jawa.
b. Gambang Suling adalah lagu daerah Jawa Tengah
c. Reog adalah pertunjukan daerah dari Ponorogo Jawa Timur
d. Cerita rakyat Joko Kendil dari Jawa Tengah
e. Cerita Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Pendahuluan
a. Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
c. Guru melakukan presensi
Apersepsi
a. Guru menanyakan kepada siswa “Pernahkah kalian melihat
pertunjukan Reog? Tahukah kalian Reog itu berasal dari daerah
mana?”
b. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
c. Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari Keragaman
budaya di Indonesia.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru menjelaskan pengertian budaya.
b. Guru memperlihatkan contoh gambar keragaman budaya di Indonesia.
c. Guru bertanya kepada siswa terhadap gambar tersebut. “Gambar
apakah itu?” Apakah kalian pernah melihatnya di daerahmu?.
(T=Tumbuhkan)
d. Siswa secara bergantian menjawab pertanyaan guru, sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki. Kemudian guru meminta siswa untuk
mencari informasi lebih jauh tentang budaya yang ada di daerah
tempat tinggal. (A=Alami)
e. Guru memperlihatkan berbagai gambar budaya di Indonesia.
f. Siswa dengan bimbingan guru diminta mengidentifikasi dan menamai
gambar-gambar budaya bangsa, yang dimaksud menamai dalam
pembelajaran ini yaitu menyebutkan asal daerah, nama, atau deskripsi
budaya tersebut. (N=Namai).
g. Siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan di selembar
kertas yang dibuat menjadi seperti bola kemudian dilempar kepada
teman untuk dijawabnya. (D=Demonstrasikan).
h. Guru memberi kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang didapat
dari bola salju di depan kelas.
i. Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa agar mereka lebih paham tentang materi tersebut. (U=Ulangi)
j. Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi yang
telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata motivasi dan
pujian sebagai tanda keberhasilannya. (R=Rayakan)
k. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi yang
belum jelas. (U=Ulangi)
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
H. Alat Dan Sumber Bahan
Alat Peraga : Gambar keanekaraman budaya di Indonesia
Sumber : Buku IPS kelas V yang relevan
I. Penilaian
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/
Soal
Semangat
kebangsaan :
Cara berpikir,
bertindak, dan
berwawasan
yang
menempatkan
kepentingan
bangsa dan
negara di atas
kepentingan diri
dan
kelompoknya
Mengidentifikasi
keragaman
budaya yang
terdapat di
Indonesia
Menyebutkan
keragaman budaya
di Indonesia
Tes
tertulis
Soal uraian
Terlampir
Lembar Kegiatan
Carilah informasi tentang berbagai budaya yang ada di daerah tempat tinggalmu.
Kemudian, tulislah informasi yang kamu dapatkan!
Nama :
Alamat :
Informasi yang didapatkan tentang budaya yang ada di daerah tempat tinggal.
1. Alat musik : _____________________________________________
2. Lagu daerah : _____________________________________________
3. Tarian daerah : _____________________________________________
4. Senjata tradisional: ____________________________________________
5. Rumah adat : ____________________________________________
Instrumen/ Soal
Marilah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan daerah?
2. Bahasa yang digunakan suku bangsa berbeda-beda. Bahasa apa yang
digunakan oleh penduduk asli daerah Jawa Tengah?
3. Apa yang kamu ketahui tentang upacara “Mbrobos”?
4. Sebutkan makanan khas yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta!
5. Sebutkan lima jenis kesenian daerah yang kalian ketahui dan daerah asalnya!
Jawaban
1. kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di
daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia.
2. Bahasa Jawa.
3. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat dalam agama Hindu di Bali.
4. Gudeg, Bakpia
5. Gamelan adalah alat musik dari Bali dan Jawa.
Gambang Suling adalah lagu daerah Jawa Tengah
Reog adalah pertunjukan daerah dari Ponorogo Jawa Timur
Cerita rakyat Joko Kendil dari Jawa Tengah
Cerita Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan.
Skor Penilaian : Jawaban benar = 2
Jawaban salah = 1
Tidak menjawab = 0
Skor Max : 10
Nilai = Skor perolehan x 100
Skor max
= 10 x 100
10
= 100
Lembar Penilaian
No.
Nama
Skor Nilai
1 Abdi Manaf 9 90
2 Abdul Rohman 7 70
3 Ahmad Nurul Huda 6 60
4 Ali Muzamil 9 90
5 Dea Dahlia Oktaviana 7 70
6 Dinasa Arumsari 8 80
7 Galih Sukmajati 8 80
8 Ida Putri Aristia 5 50
9 Lia Ismawati 8 80
No.
Nama
Skor Nilai
10 M. Iqbal Maulana 8 80
11 Nabila Putri Nur Romadhani 8 80
12 Panji Dermawan 7 70
13 Restu Keisha 6 60
14 Wiwit Rahayu 6 60
15 Yunita Restinawati 5 50
Ngasinan, 12 Februari 2018
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS III
Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Ngasinan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada
masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
B. Kompetensi Dasar
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
C. Indikator Kompetensi
Mengembangkan sikap menghormati keragaman suku bangsa dan budaya
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
Karakter siswa yang diharapkan : Semangat kebangsaan, Cinta tanah
air , Gemar membaca.
E. Materi Pokok
Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Tahukah kamu dengan ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”?
Tentu kamu suka melihat ungkapan tersebut dalam garuda yang menjadi
lambang negara Indonesia. Ungkapan tersebut menjadi semboyan negara
Indonesia. Ungkapan “Bhineka Tunggal Ika” diambil dari Kitab Sutasoma
karangan Mpu Tantular. Kitab tersebut di tulis pada masa Kerajaan Majapahit.
Bhineka Tunggal Ika berarti walaupun bereda-beda namun tetap satu.
Semboyan tersebut digunakan untuk menggambarkan keragaman suku bangsa
dan budaya di Indonesia. Namun, keberagaman tersebut bersatu dalam sebuah
negara, yaitu negara Indonesia. Sebagai penduduk Indonesia, kita tidak boleh
mejadikan keragaman itu sebagai perpecahan. Sebaliknya, keragaman itu
harus kita syukuri dan dijadikan kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan,
keragaman suku bangsa dan budaya dapat dijadikan modal untuk
mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia.
Berikut ini ada beberapa manfaat keragaman budaya Indonesia.
1. Mempererat tali persaudaraan.
2. Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan bagi negara.
3. Memperkaya kebudayaan nasional.
Pada subbab sebelumnya, kamu sudah mengenal perbedaan suku bangsa
dan budaya di Indonesia. Kamu harus belajar menghargai dan menghormati
perbedaan itu. Kamu tidak boleh membedabedakannya. Misalnya, di
sekolahmu ada teman dari suku bangsa yang berbeda dengan kamu. Kamu
harus tetap berteman dengan temanmu itu. Kamu juga harus ikut melestarikan
budaya daerah lain.
Menghormati budaya daerah lain dapat diwujudkan melalui beberapa
sikap berikut.
1. Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri.
2. Tidak menjelek-jelekan budaya daerah lain.
3. Mau menonton pertunjukan budaya daerah lain.
4. Mau mempelajari budaya daerah lain.
5. Bersikap baik terhadap budaya daerah lain.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Pendahuluan
a. Guru mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
c. Guru melakukan presensi
Apersepsi
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Motivasi: memberikan pengetahuan manfaat mempelajari keragaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Guru memperlihatkan gambar keragaman suku bangsa dan budaya.
b. Siswa mengamati gambar keragaman suku bangsa dan budaya,
kemudian guru bertanya kepada siswa tentang sikap yang sebaiknya
ditunjukkan dengan adanya keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia”(T=Tumbuhkan)
c. Siswa bersama guru mempelajari materi tentang cara menghormati
suku bangsa dan budaya di Indonesia. (A=Alami)
d. Siswa dibagi kelompok ke dalam bebrapa kelompok, dengan masing-
masing kelompok beranggotakan 3-4 orang.
e. Guru memberikan materi kepada ketua kelompok untuk disampaikan
kepada anggotanya. Setiap kelompok bertugas menulis tanggapan
berdasarkan pernyataan dalam tabel yang sudah disediakan.
(N=Namai).
f. Setelah selesai berdiskusi, siswa diberi kesempatan untuk membuat
pertanyaan di selembar kertas yang dibuat menjadi seperti bola
kemudian dilempar kepada teman untuk dijawabnya. Guru memberi
kesempatan siswa menjawab pertanyaan yang didapat dari bola salju di
depan kelas. (D=Demonstrasikan).
g. Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan apa yang telah
dipelajari. Guru juga dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa agar mereka lebih paham tentang materi tersebut. (U=Ulangi)
h. Siswa yang berani maju kedepan untuk menyampaikan materi yang
telah disampaikan diberikan penghargaan berupa kata motivasi dan
pujian sebagai tanda keberhasilannya. (R=Rayakan)
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan salam.
H. Alat Dan Sumber Bahan
Alat Peraga : Gambar keanekaraman budaya di Indonesia
Sumber : Buku IPS kelas V yang relevan
I. Penilaian
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/
Soal
Semangat
kebangsaan :
Cara berpikir,
bertindak, dan
berwawasan
yang
menempatkan
kepentingan
bangsa dan
negara di atas
kepentingan diri
dan
kelompoknya
Cinta tanah air
: Cara berfikir,
Mengembangkan
sikap
menghormati
keragaman suku
bangsa dan
budaya
Tes
tertulis
Soal uraian
Terlampir
bersikap, dan
berbuat yang
menunjukkan
kesetiaan,
kepedulian, dan
penghargaan
yang tinggi
terhadap bahasa,
lingkungan fisik,
sosial,
budaya,ekonomi
, dan politik
bangsa
Gemar
membaca:
Kebiasaan
menyediakan
waktu untuk
membaca
berbagai bacaan
yang
memberikan
kebajikan bagi
dirinya.
Lembar Kegiatan Kelompok
Tulislah tanggapanmu terhadap penyataan dalam tabel
tersebut dengan memilih setuju atau tidak setuju!
Nama :
Nomor :
No. Sikap Tanggapan
1 Ali suka belajar tari saman, padahal ia
berasal dari Madura.
2 Rina suka menyombongkan tarian yang
berasal dari daerahnya.
3 Di sekolah, Riki tidak mau bergaul dengan
orang dari luar daerahnya.
4 Pak Guru mengajarkan tari Recak dan
Barong.
5 Putu suka menyanyikan lagu Butet dan
Apuse.
Instrumen/ Soal
Kerjakanlah soal-soal berikut dengan baik!
1. Diambil dari manakah ungkapan Bhineka Tunggal Ika?
2. Apa arti Bhineka Tunggal Ika?
3. Sebutkan manfaat keragaman budaya Indonesia!
4. Bagaimana cara menghormati kebudayaan daerah lain?
5. Apa yang akan kamu lakukan jika di sekolahmu ada teman yang berasal dari
suku bangsa yang berbeda dengan kamu?
Jawaban
1. Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular
2. Walaupun bereda-beda namun tetap satu.
3. Mempererat tali persaudaraan.
Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan bagi negara.
Memperkaya kebudayaan nasional.
4. Tidak menonjolkan budaya daerah sendiri, tidak menjelek-jelekan budaya
daerah lain, mau menonton pertunjukan budaya daerah lain, mau mempelajari
budaya daerah lain dan bersikap baik terhadap budaya daerah lain.
5. Menerima dan menghargainya sebagai teman
Skor Penilaian : Jawaban Benar : 3
Hampir benar : 2
Jawaban Salah : 1
Tidak dijawab : 0
Skor max = 15
Nilai = skor perolelan x 100
Skor max
= 15 x 100
15
= 100
Lembar Penilaian
No.
Nama
Skor Nilai
1 Abdi Manaf 15 100
2 Abdul Rohman 11 73
3 Ahmad Nurul Huda 12 80
4 Ali Muzamil 15 100
5 Dea Dahlia Oktaviana 11 73
6 Dinasa Arumsari 12 80
7 Galih Sukmajati 14 93
8 Ida Putri Aristia 11 73
9 Lia Ismawati 12 80
10 M. Iqbal Maulana 13 87
11 Nabila Putri Nur Romadhani 12 80
12 Panji Dermawan 11 73
13 Restu Keisha 12 80
14 Wiwit Rahayu 11 73
15 Yunita Restinawati 10 67
Ngasinan, 14 Februari 2018
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
Mendukung
Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √ Suara guru
kurang jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru belum
bisa
mengkondisik
an kelas pada
saat presensi
Guru harus
bisa
mengkondisi-
kan kelas
terlebih
dahulu
Menyampaikan tujuan
pembelajaran √
Guru tidak
menyebutkan
tujuan
pembelajaran
Guru harus
menyampai-
kan tujuan
pembelajaran
Melakukan tanya jawab
tentang materi yang terkait √
Guru tidak
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Guru harus
bisa
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru kurang
bisa
menggunakan
media
pembelajaran
Guru harus
menguasai
media
pembelajaran
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan
materi cukup
baik, akan
tetapi perlu
ditingkatkan
lagi
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing
√
Guru
menjelaskan
penggunaan
model
pembelajaran
terlalu singkat
padat
dan kurang
jelas
Penjelasaan
penggunaan
model
pembelajaran
lebih
diperjelas lagi
Penerapan model Quantum
Teaching dan Snowball
Throwing
√
Guru kurang
paham dalam
peneraan
metode
Guru harus
paham model
pembelajaran
yang
digunakan
Guru membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan
√
Guru sudah bisa
membimbing
siswa dalam
menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk bertanya √
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
guru harus
meningkatkan
rasa keingin
tahuan siswa
Guru dan siswa membuat
kesimpulan materi √
Guru kurang
berinteraksi
dengan siswa.
Guru harus
bisa
membimbing
siswa dalam
membuat
kesimpulan
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi
pembelajaran
sudah berjalan
dengan baik
Mengucap salam penutup √
Suara guru
sudah jelas
dalam menutup
pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Guru tidak
bisa
mengelola
kelas. Masih
banyak siswa
yang bermain
sendiri
Pengelolaan
kelas perlu
diperhatiakan
lagi
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 10 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 5
Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam
√
Masih banyak
siswa yang tidak
menjawab salam
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru √
Masih ada siswa
yang bermain
sendiri dan tidak
mendengar-kan
presensi
Guru harus
menegur
siswa agar
mendengar
kan
presensi
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait
√ Belum ada siswa
yang bertanya
Guru harus
memancing
siswa agar
bertanya
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru √
Siswa sangat
antusias dan
tertarik
dengan media
yang dibawa
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
√
Masih banyak
siswa yang tidak
memperhatikan
penjelasan guru
Guru
menegur
siswa
dengan
bijaksana
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan √
Siswa sudah
cukup bisa
menjawab
pertanyaan
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan √
Masih banyak
yang kurang
aktif dalam
pelajaran
Meningkatk
an suasana
yang aktif
dalam
pembelaja-
ran
Siswa ikut
menyimpulkan materi
√
Siswa kurang
paham dan
kurang tertarik
Peningkat-
an dalam
membimb-
ing
menyimpul
kan materi
Siswa mengerjakan
soal evaluasi
√
Siswa sudah
paham dalam
mengerjakan
soal evaluasi
Siswa menjawab salam
√
Masih banyak
siswa yang sibuk
sendiri.
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 10 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 6
Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang
Mendukung
Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √
Suara guru sudah
jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru belum bisa
mengkondisikan
kelas pada saat
presensi
Guru harus
bisa
mengkondi-
sikan kelas
terlebih
dahulu
Menyampaikan
tujuan pembelajaran √
Guru
menyebutkan
tujuan
pembelajaran
tapi kurang jelas
Guru
menyampaika
n tujuan
pembelajar-an
dengan jelas
Melakukan tanya
jawab tentang materi
yang terkait
√
Guru tidak
memancing
perhatian siswa
untuk bertanya
Guru harus
bisa
memancing
perhatian
siswa untuk
bertanya
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru sudah bisa
menggunakan
media dengan baik
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan
materi cukup
baik, akan tetapi
perlu
ditingkatkan
lagi
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum
Teaching dan
Snowball Throwing
√
Guru sudah
cukup baik
dalam
menjelaskan
penggunaan
model
pembelajaran
Penjelasan
model
pembelajar-an
diperjelas lagi
Penerapan model
Quantum Teaching
dan Snowball
Throwing
√
Dapat diterapkan
dalam pembelajaran
Guru membimbing
siswa dalam
menjawab pertanyaan
√
Guru sudah bisa
membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk
bertanya
√
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
guru harus
meningkat-
kan rasa
keingin
tahuan siswa
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
materi
√
Guru dan siswa
sudah bisa
membuat
kesimpulan materi
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi
pembelajaran sudah
berjalan
dengan baik
Mengucap salam
penutup √
Suara guru sudah
jelas dalam
menutup pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Pengelolaan
kelas perlu
diperhatikan
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 12 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 7
Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam √
Siswa sudah
menjawab salam
dengan baik
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru √
Masih ada siswa
yang bermain
sendiri dan tidak
mendengar-kan
presensi
Guru harus
menegur siswa
agar
mendengar-kan
presensi
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait √
Banyak siswa yang
bertanya tentang
materi yang sedang
diajarkan
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru √
Siswa sangat
tertarik dengan
media yang dibawa
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
√
Masih ada sebagian
siswa yang tidak
memperhatikan
penjelasan guru
Guru menegur
siswa dengan
bijaksana
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan √
Siswa sudah banyak
yang menjawab
pertanyaan guru
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan √
Sebagian siswa
yang aktif dalam
pelajaran
Lebih ditingkat-
kan dalam
kegiatan
pembelajaran
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
√
Siswa sedikit bisa
menyimpulkan
materi
Siswa
mengerjakan
soal evaluasi √
Siswa sudah paham
dalam mengerjakan
soal evaluasi
Siswa
menjawab salam √
Hampir semua
Siswa menjawab
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 12 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Guru Siklus III
Kegiatan Hasil
Hal yang Mendukung Hal yang
Menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Mengucapkan salam √ Suara guru sudah jelas
Melakukan presensi
kehadiran siswa √
Guru sudah jelas dalam
presensi
Menyampaikan
tujuan pembelajaran √
Guru sudah
menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan
baik dan jelas
Melakukan tanya
jawab tentang materi
yang terkait
√
Guru sudah cukup baik
akan tetapi perlu
ditingkatkan
Penggunaan media
pembelajaran √
Guru sudah bisa
menggunakan media
dengan baik
Menguasai materi
pembelajaran √
Penguasaan materi
sangat baik
Menjelaskan
aturan
penggunaan
model Quantum
Teaching dan
Snowball Throwing
√
Guru menjelaskan
penggunaan metode
sudah sangat baik
Penerapan model
Quantum Teaching
dan Snowball
Throwing
√ Dapat diterapkan dalam
pembelajaran
Guru membimbing
siswa dalam
menjawab pertanyaan
√
Guru sudah bisa
membimbing siswa
dalam menjawab
pertanyaan
Memberi siswa
kesempatan untuk
bertanya
√
Guru sudah
cukup
memberikan
kesempatan
kepada siswa
tapi kurang
menarik
keingintahuan
siswa
guru harus
meningkat-
kan rasa
keingin
tahuan
siswa
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
materi
√
Guru dan siswa sudah
bisa membuat
kesimpulan materi
Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran √
Evaluasi pembelajaran
sudah berjalan dengan
baik
Mengucap salam
penutup √
Suara guru sudah jelas
dalam menutup
pelajaran
Mengelola kelas saat
pembelajaran √
Pengelolaan kelas
meningat baik
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 14 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 9
Lembar Pengamatan Siswa Siklus III
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
Perbaikan B C K
Siswa
menjawab salam
√
Siswa sudah
menjawab salam
dengan baik
Siswa
menjawab
presensi yang
dilakukan guru
√
Presensi dijawab
dengan tenang dan
baik
Siswa bertanya
tentang materi
yang terkait
√
Banyak siswa yang
bertanya tentang
materi yang sedang
diajarkan
Siswa
mengamati
media yang
dibawa guru
√
Siswa sangat
tertarik dengan
media yang dibawa
guru
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
√ Siswa sudah bisa
memperhatiakan
penjelasan guru
dengan baik
Siswa
menanggapi/me
njawab
pertanyaan
√ Siswa sudah banyak
yang menjawab
pertanyaan guru
Siswa aktif
dalam kegiatan
mencari
pasangan
√ Sebagian siswa
yang aktif
dalam
pelajaran
Lebih
ditingkat-
kan dalam
kegiatan
pembelajar-
an
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
√ Siswa sudah
terbiasa
menyimpulkan
materi
Siswa mengerjakan
soal evaluasi
√ Siswa sudah paham
dalam mengerjakan
soal evaluasi
Siswa menjawab
salam
√ Hampir semua
Siswa menjawab
salam dengan baik
dan keras
Keterangan:
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Ngasinan, 14 Februari 2018
Pengamat
Wahid Nur Arifin
NIM : 11513060
Lampiran 10
Dokumentasi Penelitian
Guru menjelaskan peta persebaran suku bangsa
Siswa menamai gambar
Siswa mempersiapkan kertas untuk dibuat bola salju
Siswa melempar bola salju yang berisi pertanyaan
Siswa membaca pertanyaan di depan kelas
Siswa mengerjakan soal
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Wahid Nur Arifin
NIM : 115-13-060
Fakultas/ Jurusan : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ PGMI
Dosen PA : Peni Susapti, M.Si
No.
Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Skor
1.
SK Pengangkatan Guru
Muhammadiyah Kabupaten
Boyolali Majelis Pendidikan Dasar
Menengah Daerah
Muhammadiyah Boyolali.
01 Juli 2013
GTY MI
Muhammadiyah
Ngasinan
8
2.
Opak STAIN Salatiga dengan
tema “Rekonstruksi Mahasiswa
Yang Cerdas, Peka dan Peduli”
26-27 Agustus
2013 Peserta 3
3.
Opak Tarbiyah dengan tema
“Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai
Kearifan Lokal Sebagai Identitas
Pendidikan Indonesia”
29 Agustus 2013 Peserta 3
4.
Sertifikat User Education UPT
Perpustakaan Salatiga.
16 September
2013 Peserta 2
5.
Piagam Penghargaan LDK Darul
Amal “Kajian Intensif Mahasiswa
(KISMIS)”.
10 Oktober 2013 Peserta 2
6.
Sertifikat Public Hearing III
dengan tema “Optimalisasi Kinerja
Lembaga untuk Mewujudkan
Kampus yang Amanah”.
20 Oktober 2013 Peserta 2
7.
Seminar Nasional HMJ Tarbiyah
STAIN Salatiga dengan Tema
“Guru Kreatif Dalam
Implementasi Kurikulum 2013”
18 November
2013 Peserta 8
8.
Piagam Penghargaan dalam Acara
IPSI (Islamic Public Speaking
Training)
09 Juni 2014 Peserta 2
9.
SK Pengangkatan Guru
Muhammadiyah Kabupaten
Boyolali Majelis Pendidikan Dasar
01 Juli 2014
GTY MI
Muhammadiyah
Ngasinan
8
No.
Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Skor
Menengah Daerah
Muhammadiyah Boyolali.
10.
Surat Keterangan Mengajar
Madrasah Diniyah Al-ikhlas
Dusun Sokokerep Garangan
Wonosegoro Boyolali Periode
Agustus 2014 s/d Juli 2015.
05 September
2014 Penagajar 7
11.
SK Pengangkatan Guru
Muhammadiyah Kabupaten
Boyolali Majelis Pendidikan Dasar
Menengah Daerah
Muhammadiyah Boyolali.
01 Juli 2015
GTY MI
Muhammadiyah
Ngasinan
8
12.
Surat Keterangan Mengajar
Madrasah Diniyah Al-ikhlas
Dusun Sokokerep Garangan
Wonosegoro Boyolali Periode
Agustus 2015 s/d Juli 2016.
05 September
2015 Pengajar 7
13.
Seminar Nasional dengan tema
“Indonesia Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota
Pusaka)” yang diselenggarakan
PGMI IAIN Salatiga.
02 Juni 2016 Peserta 8
14.
SK Pengangkatan Guru
Muhammadiyah Kabupaten
Boyolali Majelis Pendidikan Dasar
Menengah Daerah
Muhammadiyah Boyolali.
01 Juli 2016
GTY MI
Muhammadiyah
Ngasinan
8
15.
Surat Keterangan Mengajar
Madrasah Diniyah Al-ikhlas
Dusun Sokokerep Garangan
Wonosegoro Boyolali Periode
Agustus 2016 s/d Juli 2017.
05 September
2016 Pengajar 7
16.
Seminar Nasional “MEDISis
Training & Workshop” yang
diselenggarakan di Bandung.
28 Oktober 2016 Peserta 8
17.
SK Pengangkatan Guru
Muhammadiyah Kabupaten
Boyolali Majelis Pendidikan Dasar
Menengah Daerah
Muhammadiyah Boyolali.
01 Juli 2017
GTY MI
Muhammadiyah
Ngasinan
8
18.
Sertifikat Talk Show “FIND
YOUR PASSION, LETS’S
MAKE YOUR CREATION” yang
13 November
2017 Peserta 2
No.
Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Skor
diselenggarakan HMJ DIII PS.
19.
Seminar Nasional dengan tema
“Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Desa Wisata”
yang diselenggarakan oleh HMJ
Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
17 November
2017 Peserta 8
20.
Piagam Penghargaan kegiatan
“Baitul Arqom” yang
diselenggarakan oleh Pimpinan
Cabang Muhammadiyah
Wonosegoro.
17 Desember
2017 Peserta 2
21.
Seminar Nasional dengan tema
“Mahasiswa Zaman Now” yang
diselenggarakan oleh Karima
Institute.
02 Januari 2018 Peserta 8
Jumlah Skor
119
Lampiran 16
Lampiran 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Wahid Nur Arifin
2. Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 10 Maret 1992
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Alamat : Getaskrikil Rt/Rw: 03/04 Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali, 57382
7. Riwayat Pendidikan :
a. MI Muhammadiyah Ngasinan, lulus tahun 2003
b. MTs Negeri Andong, lulus tahun 2006
c. MAN Suruh, lulus tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 19 Maret 2018
Wahid Nur Arifin
Top Related