PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA
(Tesis)
Oleh
ASEP PERDIANSYAH
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA
Oleh
ASEP PERDIANSYAH
Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan pengembangan media
gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA. Tujuan penelitian
yakni. 1) menghasilkan produk media gambar; 2) mendeskripsikan kelayakan
produk media gambar; dan 3) menguji keefektifan media gambar untuk
pembelajaran menulis puisi.
Metode penelitian menggunakan desain penelitian dan pengembangan yang
mengadaptasi delapan dari sepuluh langkah dalam prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Borg and Gall. Teknik pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dan penyebaran angket di tiga sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berhasil dikembangkan media berupa
“Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA”; 2)
kelayakan media gambar berdasarkan angket oleh ahli materi 92,20%, ahli media
90,10%, dan praktisi 96,80% secara keseluruhan dinyatakan “sangat layak” 3)
hasil uji keefektifan media gambar pada SMA Sugar Group Lampung Tengah,
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung dapat
disimpulkan skor rata-rata pretest 59,71 skor rata-rata posttest 81,95 dan skor rata-
rata N-gain 0,53 termasuk dalam kriteria interpretasi sedang.
Kata kunci: media gambar, menulis, puisi
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF VISUAL MEDIA IN WRITTEN-LEARNING POEM FOR GRADE X SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
BY
ASEP PERDIANSYAH
The problem in this research is related to process of developing visual media for
grade x senior high school students in written-learning poem. The goal of this
research is, 1) to create visual media; 2) to describe the eligibility of the visual
media; and 3) to test the effectiveness of visual media to write a poem.
Research method used research and development design that adopts eight from 10
steps of Borg and Gall research and development procedure. Data collecting
technique includes observation and questionnaires in three schools.
The result showed that 1) “Visual media for grade X senior high school students
in written-learning poem” has been successfully developed; 2) Eligibility of the
visual media based on questionnaire from content professional 92.20%, media
professional 90.10%, and practitioner 96.80% showed that the media is “Very
Eligible”. 3) Effectiveness test result of the visual media in Sugar Group High
School, Al-Azhar 3 High School Bandar Lampung, and MA Asyariyah Bandar
Lampung can be concluded that average pretest score is 59.71, average post-test is
81.95, and N-gain average score is 0.53. The result is classified as medium in
interpretation criteria.
Key words: visual media, write, poem
PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR UNTUK PEMBELAJARAN
MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA
Oleh
ASEP PERDIANSYAH
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal
03 Februari 1989, anak pertama dari pasangan Bapak
Daryo Heryanto alm. dan Ibu Marliyana. Penulis
mempunyai tiga saudara laki-laki. Penulis masuk Sekolah
Dasar di SDN 2 Negeri Katon Lampung Selatan lulus
pada tahun 2001, kemudian melanjutkan ke MTs. Negeri
Cisontrol Jawa Barat lulus pada tahun 2004, pada tahun
2004 penulis masuk Sekolah Menengah Kejuruan
Dharmapala Panjang Bandar Lampung lulus pada tahun 2007, selanjutnya pada
tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Tahun 2010 penulis melakukan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK 2 Mei Bandar Lampung, pengalaman
mengajar SMK Dharmapala Bandar Lampung, SMK Bani Sueb Lampung
Selatan, SD Lazuardi Haura GIS Bandar Lampung, SD Sekolah Darma Bangsa
Bandar Lampung, SMP Gula Putih Mataram Lampung Tengah, SMA Sugar
Group Lampung Tengah, lembaga bimbel Genesha Operation Bandar Lampung,
dan lembaga bimbel Proton Bandar Lampung. Pada tahun 2017 tercatat sebagai
mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Pada hari Minggu, 5 Mei 2013
menikahi Yoni Purwanti, S.P., sudah dikaruniai dua orang buah hati bernama
Farrel Alvaro Elraihan dan Oryza Arsyila Eshal.
MOTO
“..... Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat .....”
(Q.S Al Mujaadalah: 11)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(Q.S Al-Baqarah : 45)
“Sesunggguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(Q.S. Al-Insyirah: 6)
Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan.
(Bill Clinton)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ketulusan, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang terkasih.
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Daryo Heryanto Alm. dan Ibunda
Marliyana yang senantiasa mendoakan, membimbing, dan menantikan
kelulusanku.
2. Istri tercinta Yoni Purwanti, S.P., buah hati tersayang, Farrel Alvaro Elraihan
dan Oryza Arsyila Eshal yang selalu mendoakan, memberi dukungan, dan
semangat.
3. Adik-adikku tersayang, Taufikkurohman, Arip Sarippudin, dan Muhammad
Zen yang selalu mendukung dan memberikan doa.
4. Almamater tercinta, Universitas Lampung yang telah mengajarkanku arti
berjuang, bertahan, dan berhati ikhlas.
SANWACANA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah subhannahuwata’ala atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Tesis
dengan judul “Pengembangan Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi
Siswa Kelas X SMA” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Lampung.
Proses penyusunan tesis ini, penulis tentu telah banyak menerima masukan,
arahan, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan
dengan hal itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Prof. Mustofa, M.A., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung.
4. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni Universitas Lampung juga sebagai Pembimbing Akademik serta
pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran, arahan, dan
motivasi yang diberikan selama penyusunan tesis ini.
5. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung atas kesediaannya
memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi yang diberikan selama
penyusunan tesis ini.
6. Dr. Iing Sunarti, M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberikan
bimbingan, saran, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan
tesis ini.
7. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Penguji I atas kesediaannya
memberikan saran, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan
tesis ini.
8. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Penguji II atas kesediaannya
memberikan saran, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan
tesis ini.
9. Bapak dan Ibu dosen serta staf Program Studi Magister Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.
10. Ayahanda dan Ibunda tercintaku, Bapak Daryo Heryanto Alm. dan Ibu
Marliyana tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, mendidik dengan
penuh cinta, dan berdoa dengan keikhlasan hati untuk keberhasilanku
menggapai cita-cita serta selalu menanti keberhasilanku.
11. Istri tercinta Yoni Purwanti S.P., buah hati tersayang Farrel Alvaro Elraihan
dan Oryza Arsyila Eshal yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan
semangat.
12. Adik-adikku tersayang Taufikkurohman, Arip Sarippudin, dan Muhammad
Zen yang selalu mendukung dan memberikan doa.
13. Untuk keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk
keberhasilanku.
14. Dewan guru, staf serta siswa SMA Sugar Group Lampung Tengah,
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung.
15. Teman-teman MPBSI Angkatan 2017 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang kalian berikan
selama ini.
16. Kepada semua pihak yang ikut berperan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah subhanahuwata’ala membalas segala keikhlasan, amal, dan
bantuansemua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi dunia
pendidikan khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandar Lampung, 24 April 2019
Penulis
Asep Perdiansyah
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................………………………………………….…………… ii HALAMAN JUDUL ..........…………………………………………………. iv HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………….……………. v HALAMAN PENGESAHAN ………………………………….……………. vi SURAT PERNYATAAN ......………………………………….……………. vii RIWAYAT HIDUP….……………………………………….……………… viii MOTTO ..............................…………………………………………………. ix PERSEMBAHAN .......………………………………………….…………… ix SANWACANA ..........………………………………………….……………. x DAFTAR ISI………………………………………………….……………… xiv DAFTAR TABEL ..............…………………………………………………. xvi DAFTAR GAMBAR .........…………………………………………..……. xviii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….……………. xx BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………..…………..... 1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………..………...... 5 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………..……….... 6 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….……...... 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian …….…………………………….……...... 7
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sejarah Singkat Penggunaan Media dalam Pembelajaran ……………. 8 2.1.1 Pengertian Media .................…….….…………………………… 10
2.1.2 Ciri-Ciri Media Pembelajaran .................….…………………… 13 2.1.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ........................………………. 13 2.1.4 Memilih Media Pembelajaran ...........................………………. 16 2.1.5 Tujuan Media Pembelajaran .............................………………. 19 2.1.6 Proses Analisis Media .....................................………………. 24 2.1.7 Proses dan Langkah Evaluasi Media Pembelajaran ....…………. 27 2.1.8 Media Gambar Diam ......................................………………. 37
2.1.8.1 Gambar Fotografi sebagai Media Pembelajaran ....…….. 38 2.1.8.2 Prinsip Pemakaian Gambar Fotografi ............………..... 46 2.1.8.3 Aplikasi Media Gambar ......................................…… .... 48
2.2 Silabus Kurikulum 2013 Edisi Revisi ...........................……………... 50 2.3 Puisi ..................………………………………………………………... 51 2.3.1 Pengertian Puisi .................…………………………………….... 51 2.3.2 Unsur-Unsur Puisi .................................………………............... 53 2.3.3 Jenis-Jenis Puisi .........................................................…………... 58
2.3.4 Puisi dan Realitas Alam, Sosial, dan Budaya ............…………... 66
2.4 Menulis Puisi ...................……………...………………………………. 69 2.4.1 Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Sendiri ………....……… 70 2.4.2 Menulis Puisi Baru ....................................................................… 71
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .…………………………...………………………… 73 3.2 Model Pengembangan ............……………….……………………… 73 3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan ……………….….…………… 74
3.3.1 Potensi dan Masalah …………………...……………………… 75 3.3.2 Mengumpulkan Informasi ............………….………………… 76 3.3.3 Desain Produk ........…………………...………………..……… 76 3.3.4 Validasi Desain ............……………….……………….……… 77 3.3.5 Revisi Desain ......…………………...…………………….…… 78 3.3.6 Uji Coba Produk ............……………….……………………… 78
3.3.6.1 Uji Lapangan Pada Guru Bahasa Indonesia ........……. 78 3.3.6.2 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil .……………………… 78 3.3.6.3 Uji Lapangan Pada Kelas Besar .……………………… 78
3.3.7 Revisi Produk .....…………………...………….……………… 79 3.3.8 Produk Akhir ........................……………….…….…………… 79
3.4 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ....………………………… 79 3.4.1 Subjek Penelitian ..............................………………………… 79 3.4.2 Objek Penelitian ................................………………………… 80
3.5 Tempat Penelitian ..........................................……………………… 81 3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................…….......……………… 81 3.7 Instrumen Penelitian ................................…….......……………… 81 3.8 Analisis Data Penelitian ............................…….......……………… 126 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .…………………………...……………………….. 130 4.2 Proses Pengembangan Media Gambar .............................………… 130
4.2.1 Potensi dan Masalah …………………...……………………… 130 4.2.2 Mengumpulkan Informasi ............………….………………… 131
4.2.2.1 Analisis Produk Pengembangan Media Gambar ................................................………. 131 4.2.3 Desain Produk ........…………………...………………..……… 139 4.2.4 Validasi Desain ............……………….……………….……… 140 4.2.5 Revisi Desain ................……………….……………….……… 144 4.2.6 Uji Coba Produk ............……………….……………………… 144
4.2.6.1 Uji Lapangan Media Gambar Pada Guru Bahasa Indonesia ................................................……. 144
4.2.6.2 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil .…………….………... 148 4.2.6.3 Uji Lapangan Pada Kelas Besar .……………….…….. 152 4.2.6.4 Uji Keefektifan Media Gambar untuk Menulis Puisi
Siswa Kelas X SMA ................……………………… 158 4.2.7 Revisi Produk .....…………………...………….……………… 173 4.2.8 Produk Akhir ........................……………….…….…………… 180
4.3 Temuan Penelitian Pengembangan Media Gambar untuk Pembelajran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA .………....…………………….. 181
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ....................................................................................................... 182 5.2 Saran ............................................................................................................. 185 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1 Kompetensi Dasar Menulis Puisi Pada Silabus Kurikulum 2013 Edisi Revisi ...................................................................................... ... 50 Tabel 2 Modifikasi Kriteria Tingkat Kelayakan ............................................... 77 Tabel 3 Daftar Pertanyaan Wawancara ............................................................ 82 Tabel 4 Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Gambar .............. 83 Tabel 5 Kisi-Kisi Pengungkapan Kebutuhan Siswa ......................................... 84 Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Materi Pembelajaran Terhadap Media Gambar .................................................................................... 90 Tabel 7 Kisi-Kisi Instrumen Uji Ahli Teknologi/Media Pembelajaran Terhadap Media Gambar ...................................................................... 97 Tabel 8 Kisi-Kisi Instrumen Uji Praktisi Pembelajaran Terhadap Media Gambar ...................................................................................... 104 Tabel 9 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Guru Terhadap Media Gambar ..................................................................................... 111 Tabel 10 Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelas Kecil Terhadap Media Gambar ..................................................................................... 118 Tabel 11 Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelas Kecil Terhadap Media Gambar ..................................................................................... 125 Tabel 12 Koversi Nilai Skala Sikap ................................................................... 127 Tabel 13 Modifikasi Kriteria Tingkat Kelayakan .............................................. 129 Tabel 14 Kriteria Interpretasi N-gain .................................................................. 129 Tabel 15 Modifikasi Kriteria Tingkat Kelayakan .............................................. 140 Tabel 16 Daftar Nama Praktisi Pembelajaran .................................................... 141 Tabel 17 Tingkat Kelayakan oleh Praktisi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................................. 141 Tabel 18 Daftar Nama Pakar /Ahli ..................................................................... 142 Tabel 19 Tingkat Kelayakan oleh Ahli Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................................. 143 Tabel 20 Tingkat Kelayakan oleh Ahli Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................................. 144 Tabel 21 Daftar Nama Guru Bahasa dan Sastra Indonesia ................................. 145 Tabel 22 Hasil Uji Lapangan Oleh Yokebed Triwigati, S,Pd. dan Santi Yuliasih, S.Pd. Guru bahasa Indonesia SMA Sugar Group Lampung Tengah................................................................................. 146 Tabel 23 Hasil Uji Lapangan Oleh Susarti, S.Pd Guru bahasa Indonesia SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung .................................................... 147
Tabel 24 Hasil Uji Lapangan Oleh Mudiarni, S.Pd Guru bahasa Indonesia MA Asyariyah Bandar Lampung ........................................................ 148 Tabel 25 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil Berdasarkan Angket Siswa Kelas X IPA A, B, C dan D SMA Sugar Group Lampung Tengah Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............ 149 Tabel 26 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil Berdasarkan Angket Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............................ 150 Tabel 27 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil Berdasarkan Angket Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............................ 151 Tabel 28 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X IPA A SMA Sugar Group Lampung Tengah Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis ..................... 152 Tabel 29 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X IPA B SMA Sugar Group Lampung Tengah Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi............. 153 Tabel 30 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X IPA C SMA Sugar Group Lampung Tengah Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............ 154 Tabel 31 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X IPA D SMA Sugar Group Lampung Tengah Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............. 155 Tabel 32 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............................. 156 Tabel 33 Uji Lapangan Pada Kelas Besar Berdasarkan Angket Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Terhadap Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi ............................. 157 Tabel 34 Kriteria Interpretasi N-gain ................................................................ 158 Tabel 35 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA A,B,C dan SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Kecil .................................................... 159 Tabel 36 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA A,B,C dan SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Kecil .................................................... 159 Tabel 37 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Pada Kelas Kecil ................................................................................. 160 Tabel 38 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Pada Kelas Kecil ................................................................................. 161
Tabel 39 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Pada Kelas Kecil .......................................................................................... 161 Tabel 40 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Pada Kelas Kecil .......................................................................................... 161 Tabel 41 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA A SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 162 Tabel 42 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA A SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 163 Tabel 43 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA B SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 164 Tabel 44 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA B SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 165 Tabel 45 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA C SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 166 Tabel 46 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA C SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 167 Tabel 47 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA D SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 168 Tabel 48 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X IPA D SMA Sugar Group Lampung Tengah Pada Kelas Besar .................................................... 169 Tabel 49 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Pada Kelas Besar .................................................................................. 170 Tabel 50 Rekapitulasi Hasil Uji Keefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Pada Kelas Besar .................................................................................. 171 Tabel 51 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest dan Postest Menulis Puisi Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Pada Kelas Besar .................................................................................. 172 Tabel 52 Rekapitulasi Hasil Uji Kefektifan Nilai Pretest, Postest dan N-gain Menulis Puisi Siswa Kelas X MA Asyariyah Bandar Lampung Pada Kelas Besar .................................................................................. 173
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ....................................................... 8 Gambar 2 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development ....................................................................................... 74 Gambar 3 Modifikasi Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development ....................................................................................... 75 Gambar 4 Bagan Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia ..... ........................ 132 Gambar 5 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 1............. 133 Gambar 6 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 2 ............ 134 Gambar 7 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 3 ............ 134 Gambar 8 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 4 ............ 135 Gambar 9 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 5 ............ 135 Gambar 10 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 6 .......... 136 Gambar 11 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 7 .......... 136 Gambar 12 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 8 .......... 137 Gambar 13 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 9 .......... 137 Gambar 14 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 10 ........ 138 Gambar 15 Diagram Lingkaran Persentase Pertanyaan Angket nomor 11 ........ 138 Gambar 16 Perbaikan Desan Tata Letak dan Gambar pada cover ..................... 144 Gambar 17 Perbaikan Desain Cover dan Ukuran Kertas A5 menjadi B5 ......... 174 Gambar 18 Perbaikan Penulisan ......................................................................... 174 Gambar 19 Perbaikan Penulisan Pada Kata Pengantar ...................................... 175 Gambar 20 Perbaikan Peta Konsep .................................................................... 175 Gambar 21 Penambahan Kalimat Pengantar Pada Kompetensi Dasar dan Indikator ................................................................................... 176 Gambar 22 Perbaikan Latar Belakang dan Tulisan Pada Contoh Puisi ............. 176 Gambar 23 Perbaikan Dengan Memberikan Penambahan Kesimpulan Pada Pengertian Puisi ...................................................................... 177 Gambar 24 Perbaikan Dengan Menambahkan Contoh Pada Unsur Pembangun Puisi ................................................................................................. 177 Gambar 25 Perbaikan Penulisan Miring Pada Contoh Puisi ............................... 178 Gambar 26 Perbaikan Kalimat Perintah Pada Media Gambar ........................... 178 Gambar 27 Perbaikan Spasi Pada Daftar Pustaka .............................................. 179 Gambar 28 Sumber Dokumentasi Rahmad Sukani ............................................ 179 Gambar 29 Sumber hhtp://pxhere.co.id ............................................................. 180
DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Trasnkipsi wawancara analisis kebutuhan dengan Santi Yuliasih, S.Pd. guru
bahasa Indonesia SMA Sugar Group Lampung Tengah. 3. Instrumen angket analisis kebutuhan pengembangan media gambar untuk
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA. 4. Rekapitulasi hasil angket pengungkapan kebutuhan siswa kelas X SMA Sugar
Group Lampung Tengah. 5. Analisis hasil rekapitulasi angket pengungkapan kebutuhan siswa kelas X SMA
Sugar Group Lampung Tengah. 6. Instumen penilaian uji praktisi pembelajaran. 7. Instumen penilaian ahli materi pembelajaran. 8. Instumen penilaian ahli media pembelajaran. 9. Instumen penilaian guru bahasa Indonesia. 10. Instumen uji lapangan kelas kecil terhadap media gambar untuk pembelajaran
menulis puisi kelas X SMA. 11. Instumen uji lapangan kelas besar terhadap media gambar untuk pembelajaran
menulis puisi kelas X SMA. 12. Rekapitulasi hasil uji lapangan kelas kecil terhadap media gambar untuk
pembelajaran menulis puisi kelas X SMA. 13. Rekapitulasi hasil uji lapangan kelas besar terhadap media gambar untuk
pembelajaran menulis puisi kelas X SMA. 14. Puisi siswa kelas X SMA Sugar Group Lampung Tengah, SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung, pretest sebelum menggunakan media gambar.
15. Puisi siswa kelas X SMA Sugar Group Lampung Tengah, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung, postest setelah menggunakan media gambar.
16. Surat telah melaksanakan penelitian. 17. Foto dokumentasi penelitian pengembangan media gambar untuk menulis puisi
kelas X SMA.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki wilayah yang sangat
luas terdapat banyak bagunan sekolah namun dari segi fasilitas belum terjadi
pemerataan walaupun demikian tujuan pendidikan harus bisa tercapai. Guru dituntut
untuk dapat kreatif dan inovatif agar dapat mengembangkan kreativitas dan potensi
yang dimiliki siswa. Salah satu faktor agar tercapainya tujuan pendidikan adalah
penggunaan media pembelajaran. Pada proses kegiatan pendidikan, media pembelajaran
memiliki peranan yang penting dalam aktivitas kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal
tersebut dapat diartikan bahwa berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan,
salah satunya bergantung bagaimana media pembelajaran digunakan sehingga pendidik
yang berfungsi sebagai fasilitator harus mempunyai media yang tepat agar dapat
menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki siswa. Siswa adalah subjek utama dan
sangat penting dalam mengembangkan dan menggali potensi yang dimilikinya.
Penulis melakukan pengembangan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan
di SMA Sugar Group Lampung Tengah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bahasa Indonesia dan hasil kuesioner siswa didapatkan beberapa poin (1) antusias pada
mata pelajaran bahasa Indonesia masih kurang; (2) terdapat siswa yang belum bisa
2
menulis puisi; (3) guru sulit mendapatkan gambar-gambar sebagai media pembelajaran;
(4) tidak semua ruangan kelas mempunyai fasilitas menampilkan media audio visual;
(5) penggunaan media pembelajaran yang kurang tepat; (6) fasilitas yang kurang
mendukung penggunan media pembelajaran; (7) peserta didik tidak terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran; (8) perlu peningkatan dalam keterampilan menulis puisi.
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut penelti ingin melakukan pengembangan media
gambar untuk menulis puisi.
Begitu pula pemilihan objek puisi, hal ini berdasarkan pengalaman seorang guru yang
telah mengajar sejak tahun 2009 hingga saat ini, terdapat berbagai temuan mengenai
masalah-masalah siswa dalam aktivitas menulis puisi, siswa mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda dalam menulis puisi sehingga guru harus dapat menganalisis
karakteristik siswa agar dapat menentukan media yang tepat untuk aktivitas
pembelajaran, kegiatan pembelajaran menulis puisi merupakan aktivitas yang tidak
mudah, untuk dapat menulis dengan baik banyak faktor yang harus dikuasai siswa,
di antaranya adalah siswa harus mempunyai pengetahuan yang luas, salah satu untuk
mendapatkan pengetahuan yang luas adalah dengan aktivitas membaca juga
berdasarkan pengalaman dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya. Puisi
ialah rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud
yang paling berkesan (Pradopo, 1995:7). Puisi juga merupakan bentuk karya sastra
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur
fisik dan struktur batinnya (Waluyo, 1995:25). Siswa dituntut untuk dapat memasukkan
3
unsur fisik dan batin dalam sebuah karya puisi yang ditulis dengan begitu kompleksnya
dalam aktivitas menulis puisi guru sebagai fasilitator harus kreatif dan inovatif dalam
mengemas pembelajaran tersebut dengan media pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Media merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang
disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon, 2016:28). Pada
dasarnya, menurut Rudy Brezt (dalam Indriana, 2011:55) media pembelajaran itu
mempunyai lima bentuk dasar informasi, yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan
gerakan. Alasan penulis memilih media gambar dikarenakan media gambar dapat
dipakai di sekolah yang mempunyai fasilitas kurang memadai, karena media tersebut
tidak membutuhkan arus listrik, LCD, laptop, televisi dan sebagainya tidak seperti
media audio visual misalnya video yang membutuhkan beberapa fasilitas pendukung
untuk dapat menampilkan media tersebut. Terdapat empat keterampilan yang harus
dikuasai siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia, keterampilan yakni membaca,
menyimak, berbicara, mendengar dan menulis. Keterampilan menulis tidaklah mudah
karena penulis harus mempunyai pengetahuan yang luas dan banyak agar tulisannya
berkualitas. Menulis juga tidak bisa instan langsung jadi akan tetapi terdapat berbagai
proses. Pada silabus kurikulum 2013 edisi revisi kelas X terdapat Kompetensi Dasar
(KD) 4.17 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (Depdiknas,
2016:21). Siswa diharapkan mampu menulis puisi berdasarkan unsur pembangunnya
baik fisik yaitu diksi atau pemilihan kata, pengimajinasian, kata konkret, bahasa
figuratif atau majas, rima atau ritma, tata wajah atau tipografi, juga terdapat unsur batin
yaitu tema, perasaan, nada dan suasana, amanat.
4
Berdasarkan hal di atas penulis ingin mengembangkan media gambar sebagai media
pembelajaran sastra khususnya menulis puisi diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis puisi.
Media gambar juga diharapkan dapat membuat proses kegiatan pembelajaran sastra
menulis puisi menjadi aktif dan menyenangkan agar dapat mengungkapkannya melalui
kata-kata dalam puisi yang ditulis. Siswa terkadang jenuh dengan kondisi aktivitas
belajar mengajar yang monoton sehingga siswa tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Guru harus kreatif dan inovatif mengemas sebuah aktivitas pembelajaran
sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media
gambar sebagai media pembelajaran sastra khususnya menulis puisi di sini maksudnya
siswa dengan menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran siswa melihat
contoh berbentuk visual yaitu gambar untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis
puisi. Media gambar juga menampilkan contoh-contoh karya sastra dari sastrawan
sehingga siswa dapat memperoleh gambaran dalam aktivitas menulis puisi. Siswa
diharapkan dapat menumbuhkan daya imajinasi kemudian dapat menuangkan ide,
gagasan, pemilihan diksi, tipografi, penyampain amanat dalam sebuah tulisan puisi.
Terdapat dua unsur yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu mengenai
kebahasaan dan apresiasi sastra.
Penelitian mengenai media gambar ini juga diperkuat oleh beberapa jurnal penelitian
sebelumnya yang membahas mengenai media gambar dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII
SMPN 1 Tigo Nagari Kabupaten Pasaman” oleh Juvrizal1, Ellya Ratna2, Afnita3.
5
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri
Padang. Jurnal penelitian dengan judul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Berbantuan Media Gambar” oleh Sepini Pitria Lina1, Atmazaki2, Abdurrahman3.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS Universitas Negeri
Padang.
Tak ada gading yang tak retak masing-masing media mempunyai kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Media gambar jika dibandingkan dengan media audio
visual seperti video lebih menarik media tersebut karena siswa tidak hanya
menggunakan panca indra penglihatan akan tetapi juga pendengaran. Seorang guru
dituntut melakukan kreativitas dan inovasi sehingga media gambar bisa menjadi media
pembelajaran yang menarik. Pada aktivitas pembelajaran menulis puisi membutuhkan
media pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif dalam aktivitas menulis puisi juga
menghasilkan karya sasta puisi yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis bermaksud mengembangkan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi
siswa kelas X SMA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah pengembangan media gambar untuk pembelajaran menulis siswa kelas
X SMA?
6
2. Bagaimanakah kelayakan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas
X SMA?
3. Bagaimanakah keefektifan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa
kelas X SMA?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengembangan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi
siswa kelas X SMA.
2. Mendeskripsikan kelayakan media gambar pada materi menulis puisi siswa kelas X
SMA.
3. Menguji keefektifan media gambar pada materi menulis puisi siswa kelas X SMA.
1.4 Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan bagi guru dan siswa dalam aktivitas
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Selain itu, penelitian
ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pendukung atau fakta (pembuktian) dari teori-teori
tertentu yang berhubungan dengan penelitian lain.
7
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi pembaca mengetahui informasi mengenai media gambar untuk menulis puisi.
2. Bagi guru dan sekolah media gambar dapat menjadi alternatif media pembelajaran
pada materi menulis puisi.
3. Bagi siswa media gambar dapat dijadikan media pembelajaran pada materi menulis
puisi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA.
2. Kelayakan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA.
3. Kefektifan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA.
8
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Sejarah Singkat Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Awalnya, media hanyalah alat bantu visual yang digunakan oleh guru untuk
menerangkan pelajaran. Alat bantu visual tersebut berupa sarana yang dapat
memberikan pengalaman visual kepada siswa, yakni mendorong motivasi belajar,
memperjelas dan mempermudah konsep-konsep abstrak, serta mempertinggi daya serap
atau daya ingat siswa dalam belajar. Kemudian pada pertengahan abad ke-20, lahirlah
alat bantu audiovisual yang menggunakan pengalaman konkret untuk menghindari
penggunaan media verbal. Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu,
Edgar Dale (dalam Indriana, 2011) mengajukan klasifikasi media dari tingkat yang
paling konkret hingga yang paling abstrak. Klasifikasi ini dinamakan Kerucut
Pengalaman Edgar Dale (dalam Indriana, 2011).
Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
9
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan media,
sehingga fungsi media tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga berfungsi sebagai
penyampai pesan. Apalagi ditambah dengan kemunculan teori perilakunya B.F. Skinner
(dalam Indriana, 2011:23) sehingga, pada 1960-an, pola pengajaran yang diharapkan
adalah untuk mengubah perilaku belajar siswa. Dari teori belajar inilah, kemudian
melahirkan pembelajaran terpogram, sehingga membentuk sebuah sistem pembelajaran.
Dari sini, penggunaan media menjadi sesuatu yang sangat penting posisinya dalam
rangka mengubah pola perilaku belajar siswa. Dengan masuknya media dalam proses
pembelajaran, maka perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara
sistemik berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa. Akhirnya, media mampu
mengubah perilaku belajar siswa ke arah yang lebih baik secara efektif dan efisien,
namun yang paling penting dalam hal penggunaan media adalah keterkaitannya dengan
tingkat kemajuan teknologi pendidikan.
Semakin tinggi tingkat teknologi pendidikannya, maka akan semakin tinggi pula media
yang diperlukan. Tentu saja, hal ini dilakukan untuk mengadaptasi diri dengan
perubahan zaman. Selain itu, juga untuk menyesuaikan diri dengan tingkat adaptasi
siswa terhadap teknologi. Siswa akan semakin terangsang dan termotivasi untuk belajar
secara lebih baik, jika media yang digunakan sangat mendukung minat dan keinginan
siswa serta memudahkan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien (Indriana,
2011:26).
10
2.1.1 Pengetian Media
Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari kata medium. Secara
harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan
penerima pesan (a receiver). Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film,
televisi, diagram, media cetak (printed materials), komputer, instruktur, dan sebagainya.
Contoh beberapa media tersebut bisa dijadikan sebgai media pengajaran jika dapat
membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
(Indriana, 2011:13).
Leslie J. Briggs 1979 (dalam Indriana, 2011:14), menyatakan bahwa media pengajaran
adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film,
rekaman video, dan sebagainya. Briggs juga berpendapat bahwa media merupakan alat
untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Gagne
(dalam Indriana, 2011:14) menyatakan bahwa media merupakan wujud dari adanya
berbagai jenis komponen dalam lingungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Miarso (dalam Indriana, 2011:14) menyatakan bahwa media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Schram (dalam Indriana,
2011:14) menyatakan bahwa media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sehingga media menjadi perluasan dari
guru.
11
Dilihat dari segi sifatnya, menurut NEA (dalam Indriana, 2011:14-15) media adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi
perangkat kerasnya. Hal itu sama dengan pengertian media yang diberikan oleh AECT,
yang menyatakan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Brown menyakini bahwa media yang
digunakan dengan baik oleh guru atau siswa dapat mempengaruhi efektivitas program
belajar dan mengajar. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, kita bisa memahami
bahwa media merupakan alat bantu yang sangat bermanfaat bagi para siswa dan
pendidik dalam proses belajar dan mengajar.
Dengan adanya media pengajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak
didik akan terbantu untuk belajar dengan baik, serta terangsang untuk memahami subjek
yang tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif
dan efisien. Media pembelajaran merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Dikatakan demikian karena di dalam media pengajaran terdapat proses
penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik. Sedangkan pesan yang dikirimkan,
biasanya, berupa informasi atau keterangan dari pengirim pesan. Pesan tersebut
adakalanya disampaikan dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang, seperti kata-
kata, bunyi, gambar, dan lain sebagainya. Melalui saluran seperti radio, televisi, OHP,
film, pesan diterima oleh penerima pesan melalui indra untuk diolah, sehingga pesan
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima pesan.
12
Menurut Sadiman (dalam Musfiqon, 2016:26) mengatakan media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Arsyad (dalam Musfiqon,
2016:26) Media dalam bahasa Arab, media juga berarti perantara (wasail) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely (dalam Musfiqon, 2016:26) pengertian
media ada dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit, bahwa media itu
berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap,
memproses serta menyampaikan informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat
menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.
Menurut Heinich, dkk (dalam Musfiqon, 2016:26) media adalah saluran informasi yang
menghubungkan antara sumber informasi dan penerima. Pengertian ini media diartikan
sebagai fasilitas komunikasi, yang dapat memperjelas makna antar komunikator dan
komunikan, sedangkan menurut Miarso (dalam Musfiqon, 2016:27) mengartikan media
sebagai wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin disampaikan adalah pesan
pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
Secara lebih utuh media pemebelajaran dapat didefinisiskan sebagai alat bantu berupa
fisik maupun nonfisik yangsengaja digunakan sebagai perantara anatar guru dan siswa
dalam memahami materi pemebalajaran agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi
13
pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk
belajar lebih lanjut. Pendek kata, media merupakan alat bantu yang digunakan guru
dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon,
2016:28).
2.1.2 Ciri-Ciri Umum Media Pembelajaran
Ciri-ciri umum media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Sesuatu yang menjadi penekanan dalam media pembelajaran adalah keperagaan, yang
berasal dari kata dasar “raga”. Sedangkan, kata raga berarti sesuatu yang dapat
diindra, yakni dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati, namun yang menjadi
komponen utama indra adalah penglihatan dan pendengaran.
2. Media pembelajaran merupakan bentuk komunikasi guru dan murid.
3. Media pemebalajaran merupakan alat bantu utama dalam mengajar di dalam kelas
atau luar kelas.
4. Media pembelajaran itu erat kaitannya dengan metode mengajar (Indriana, 2011:53-
54).
2.1.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran secara umum, bisa diringkas sebagai berikut.
1. Mengutamakan kegiatan membaca simbol-simbol kata visual.
2. Bersifat audio-visual-proyeksi, nonproyeksi, dan bentuk dan berbentuk tiga dimensi.
3. Menggunakan teknik atau mesin.
4. Merupakan kumpulan benda-benda atau bahan-bahan (material collections).
14
5. Merupakan contoh dari kelakuan guru, karena itu, tidak hanya alat audio visual yang
menjadi komponen dari media pembelajaran, tapi juga sampai pada sudut pandang
yang luas, yakni kepada pribadi siswa dan tingkah laku guru (Indriana, 2011:54).
Pada dasarnya, menurut Rudy Brezt (dalam Indriana, 2011:55) media pembelajaran itu
mempunyai lima bentuk dasar informasi, yaitu suara, gambar, cetakan, grafik, garis, dan
gerakan. Hal ini didasarkan pada fungsi yang melekat dalam kelima bentuk dasar
tersebut, yakni berdasarkan pada sesuatu yang dilakukan dan cara melakukannya.
Menurut bentukinformasi yangdigunakan dalam media pembelajaran, maka media
pembelajaran bisa diklasifikasikan dalam lima kelompok besar, yaitu media visual
diam,media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual
gerak. Lima kelompok besar ini bisa disajikan dalam bentuk penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi. Jenisnya ada dua.
1. Aspek bentuk fisik, yang terdiri atas media elektronik dan media nonelektronik.
2. Aspek pancaindra, yang mencakup media audio, media visual, media audio visual,
dan media grafis.
Dengan menganalisis media melalui bentuk dan cara penyajiannya, maka format
klasifikasi media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam;
2. media proyeksi diam;
3. media audio;
4. media gambar hidup / film;
5. media televisi; dan
15
6. multimedia.
Jika dilihat dari bentuknya maka jenis media itu bermacam-macam. Beberapa jenis
tersebut antara laian media cetak (printed media), media pameran (projected media),
rekaman audio (audiotape recording), gambar bergerak (motion picture), dan media
berbasis komputer (computer based media).
Dalam membuat media pembelajaran, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai
berikut.
1. Rasional, yakni sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh penggunanya.
2. Ilmiah,yakni sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pegetahuan.
3. Ekonomis, yaitu sesuai dengan kemampuan pembiayaan sehingga lebih hemat dan
efisien.
4. Praktis, yaitu dapat digunakan dalam kondisi praktis di sekolah dan bersifat
sederhana (Indriana, 2011:56).
Dengan menggunakan media pembelajaran, maka pengalaman akan berlangsung dari
level konkret ke tingkatan abstrak. Tingkatan konkret adalah proses belajar dari
kenyataan atau pengalaman langsung, dan mempunyai tujuan dalam kehidupan. Hal ini
hanya akan memberi dampak pada bagian luar, tanpa membekas pada bagian dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Media pembelajaran merupakan salah
satu komponen media komunikasi antarguru dan siswa. Maka, untuk melihat berbagai
macam bentuk media, kita akan menggunakan klasifikasi yang diajukan oleh Haney dan
Ulmer yang telah disebut sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam
pengklasifikasian ini. Salah satu caranya adalah dengan menekankan pada teknik yang
16
digunakan dalam pembuatan media. Misalnya, gambar, fotografi, rekaman audio, dan
lain sebagainya. Adapula yang dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirim
pesan. Contoh, pesan yang disampaikan melalui siaran televisi dan optik. Berbagai
bentuk presentasi media yang kita terima membuat kita sadar bahwa kita menerima
informasi dalam bentuk tertentu. Pesan-pesan tersebut dapat berupa bahan cetakan,
bunyi, bahan visual, gerakan, atau kombinasi dari berbagai bentuk informasi ini
(Indriana, 2011:56-57).
2.1.4 Memilih Media Pembelajaran
Menentukan media yang terbaik dalam proses pembelajaran merupakan aspek yang
sangat membingungkan bagi para pendidik, tapi juga menjadi momen penilaian
kretivitas dari mereka. Beberapa model dalam memilih media antara lain berkisar pada
prosedur yang sederhana atau algoritma hingga skema teoritis yang kompleks. Sebagian
didasarkan pada “saluran” komunikasi yang digunakan (audio, video, dan semacamnya)
tau karakteristik dari media itu sendiri. Sedangkan yang lainnya menekankan hasil-hasil
pembelajaran yang ingin diraih, dan ada juga yang memfokuskan pada berbagai sifat
siswa atau teori pendidikan atau pada proses belajar mengajar,namun dasar
pertimbangan dalam pemilihan media adalah terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya
tujuan pemeblajaran. Jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran,
maka media tersebut tidak bisa digunakan. Dalam hal ini, Mc. M. Connel menyatakan
dengan tegas agar menggunakan media yang memiliki kesesuaian dengan kebutuhan
dan tujuan pembelajaran. Dengan demikian secara sederhana media apa pun dapat
digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar, asalkan sesuai dengan tujuan
17
pembelajaran dan pengajaran itu sendiri. Beberapa faktor yang sangat menentukan tepat
atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran anatara lain adalah tujauan
pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa (auditif, visual, dan
kinestetik), lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung, dan lain sebagainya.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka tingkat kesesuaian bisa dikelompokkan
sebagai berikut.
1. Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran adalah menyesuaikan media pembelajaran
dengan tujuan instruksional umum atau khusus yang ada dalam setiap mata pelajaran.
Bisa juga disesuaikan dengan tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik atau, kita bisa
menyesuaikannya dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan berbagai
indikatornya.
2. Kesesuaian dengan Materi yang Diajarkan (Instructional Content)
Media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan, yakni bahan
atau yang akan disampaikan dalam proses belajar dan mengajar. Selain itu, juga harus
memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat ke dalaman yang akan dicapai
dalam proses pembelajaran.
3. Kesesuaian dengan Fasilitas Pendukung, Kondisi Lingkungan, dan Waktu
Fasilitas pendukung, lingkungan, dan waktu yang tersedia merupakan faktor yag
sangat penting dalam efektifitas dan efisiensi penggunaan media pembelajaran.
Betapa pun bagusnya media yang digunakan, apabila lingkungan dan fasilitas
pendukung serta waktu yang ada tidak mendukung, maka tujuan pembelajaran
menggunakan median tersebut tidak akan tercapai dengan baik. Contoh dalam hal ini
18
adalah penggunaan komputer dengan fasilitas internet di sekolah yang ada di desa
terpencil. Desa tersebut masih terisolasi, belum teraliri aliran listrik, serta jaringan
internet dan koneksitasnya belum masuk sehingga media yang sangat baik itu akan
menjadi sia-sia dan tidak bisa dimanfaatkan dengan sempurna.
4. Kesesuaian dengan Karakteristik Siswa
Sebuah media bisa sesuai dan cocok dengan karakteristik siswa tertentu, tapi
adakalanya tidak cocok dengan siswa yang laian, karena itu, pendidik harus
menegetahui karakteristik siswa untuk bisa disesuaikan dengan media yang akan
digunakan dalam proses belajar dan mengajar. Misalnya, seorang siswa terganggu
indra pendengarannya sehingga ia tidak bisa memanfaatkan media pembelajaran yang
menggunakan indra pendengaran sebagai komponen utamanya.
5. Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa
Gaya belajar siswa juga sangat mempengaruhi efektifitas penggunaan media
pembelajaran. Gaya belajar siswa, sebagaimana dikemukakan oleh Bobby De Porter
dalam bukunya Quantum Learning 1999:117 (dalam Indriana 2011) ada tiga, yakni
gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa yang memilik gaya belajar tipe
visual akan dengan mudah memahami materi jika media yang digunakan adalah
media visual seperti televisi, video, grafis, dan lain semacamnya. Siswa yang
memiliki gaya belajar auditif akan sangat merespon dengan baik media pembelajaran
yang menggunakan auditoris. Ia akan lebih responsif engan mendengarkan dari pada
melihat tayangan atau menulis. Gaya belajar siswa kinestetik lebih suka melakukan
dibandingkan membaca atau mendengarkan sehingga media pembelajaran yang
19
sifatnya langsung melakukan atau praktik lngsung akan menjadi lebih disukai oleh
siswa kinestetik ini.
6. Kesesuaian dengan Teori yang Digunakan
Teori sangat menentukan dalam pemilihan media. Teori menjadi faktor penting
digunakannya sebuah media. Penggunaan media tidak boleh dilakukan dengan hanya
merujuk pada pilihan dari seorang guru, sehingga mengabaikan teori yang memang
sudah tepat digunakan dalam pengajaran. Ketidaksesuaian antara media dengan teori
yang digunakan akan berakibat fatal. Mungkin saja, tujuan pembelajaran bisa dicapai,
akan tetapi hal itu tidak akan efektifdan efisien, serta kurang memuaskan berkaitan
dengan tujuan pembelajaran (Indriana, 2011:26-31).
2.1.5 Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan utama media pembelajaran adalah untuk memadukan aspek afektif, kognitif, dan
psikomotor, yang sangat penting dalam proses pembelajaran siswa. Tiga aspek ini
menjadi indikator keberhasilan siswa untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
1. Ranah kognitif, kemampuan yang diharapkan bisa didapat melalui media
pembelajaran adalah kemampuan yang bersifat intelektual atau kognitif.
Kemampuan yang bersifat intelektual ini terdiri atas pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian/anlisis
(analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluating).
2. Ranah afektif, kemempuan yang dituju dari penggunaan media adalah berkaitan
dengan rasa, sikap, dan tingkah laku. Ranah afektif ini terdiri atas penerimaan
20
(receving), tanggapan (responding), penghargaan (valuing), pengaturan
(organization), dan karaterisasi (charcterization).
3. Ranah psikomotorik, kemampuan yang tekankan melalui media pengajaran adalah
kemampuan yang bersifat jasmaniah atau fisik. Ranah psikomotorik ini terdiri atas
persepsi (perception), kesiapan untuk menyesuaikan (set), respons berpandu (guided
response), mekanisme (mechanism), respons terbuka yang bersifat kompleks
(complex over response), dan originasi (origination).
Intinya, media pembelajaran merupakan wadah dari pesan (materi pembelajaran) yang
ingin disampaikan oleh guru kepada siswa, yang bertujuan mencapai proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Jika guru menggunakan dan memanfaatkan
media secara maksimal, maka anak didik akan mampu menyerap segala pesan yang
disampaikan, belajar lebih banyak, menyerap sesuatu yang dipelajari dengan lebih baik,
serta meningkatkan penampilan dalam menggunakan keterampilan sesuai dengan tujuan
proses belajar dan mengajar (Indriana, 2011:22-23).
Media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar.
Pengalaman belajar (learning experience) tergantung pada interaksi siswa dengan
media. Media yangtepat dan sesuai dengantujuan belajar akan mampu meningkatkan
pengalaman belajar sehingga anak didik bisa mempertinggi hasil belajar. Alasan ini
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edgare Dale (dalam Indriana,
2011:47) dengan teori “Cone Experience (Kerucut Pengalaman)”, yang menjadi dasar
pokok penggunaan media dalam pembelajaran. Menurut teori Kerucut Pengalaman,
pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata
21
verbal. Akibatnya, siswa hanya akan memahami suatu pengetahuan dalam bentuk kata,
tanpa mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam pengetahuan tersebut,
karena itulah, siswa atau anak didik harus memiliki pengalaman yang lebih konkret agar
tidak salah persepsi terhadap pengetahuan yang diajarkan. Salah satu cara agar siswa
memiliki pengalaman yang konkret adalah dengan menggunakan media pembelajaran
dalam proses belajar dan mengajar.
Menurut Kemp dan Dayton (dalam Indriana, 2011:47) media pembelajaran memiliki
beberapa manfaat.
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih mencapai standar.
2. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Menerapakan teori belajar, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dipersingkat.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun diperlukan.
7. Sikap posistif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
8. Peran guru berubah ke arah yang lebih positif.
Selain itu, media pembelajaran juga mempunyai manfaat yang sangat penting bagi
kesuksesan proses belajar mengajar serta tujuan pembelajaran. Nilai dan manfaat media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
22
1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasa masih
bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan
atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.
2. Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar melalui media pembalajaran yang menjadi sampel dari objek
tersebut. Misalnya penggunaan foto, CD, video, atau televisi untuk memberikan
pembelajaran tentang binatang buas seperti harimau, dan semacamnya, atau dapat
menghadirkan binatang yang sudah lama tidak ada lagi, seperti Dinosaurus, saat
memberikan pembelajaran tentang binatang prasejarah, dan lain semacamnya.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang pembelajaran pada
waktu kelas membahas tentang objek yang besar atau yang terlalu kecil, misalnya
membahas tentang objek yang besar atau yang terlalu kecil, misalnya membahas
tentang kapal, pesawat, candi atau menjelaskan tentang mikroba, virus, bakteri, dan
lain sebagainya.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan
teknik gerakan lambat dalam media film, bisa memperlihatkan tentang lintasan
peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu detail kronologi ledakan.
Demikian juga, gerakan yang terlalu lambat sehingga bisa dipercepat untuk media
pembelajaran, seperti pertumbuhan benih, proses mekarnya bunga, dan lain
sebagainya (Indriana, 2011:48-49).
Namun, selain fungsi dan manfaat tersebut, ada beberapa hal yang patut diperhatikan
terkait dengan media pembelajaran.
23
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan dalam proses
belajar dan mengajar, tapi memang memiliki fungsi tersendiri yang sangat signifikan
dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran, sehingga media pembelajaran ini bukanlah komponen yang berdiri
sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dengan komponen
lainnya dalam menciptakan situasi belajar yang diinginkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu sesuai dengan kompetensi dan
bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan hanya alat ataumedia hiburan bagi siswa sehingga tidak
boleh digunakan untuk menjadi sarana hiburan atau untuk memancing perhatian
siswa semata. Penggunaan media harus melibatkan siswa sehingga mereka mampu
belajar dengan baik.
5. Media pembelajaran berguna mempercepat proses belajar. Dengan demikian, media
pembelajaran merupakan sarana bagi anak didik untuk bisa menagkap tujuan dan
bahan ajar dengan lebih mudah dan cepat.
6. Media pembelajaran juga berguna dalam meningkatkan kualitas belajar dan
mengajar. Sebab, proses belajar dan mengajar yang menggunakan media
pembelajaran membuat siswa mampu menyerap pelajaran tersebut dengan baik
sehingga membekas lebih lama pada diri mereka. Maka akan ada peningkatan
24
kualitas belajar dan mengajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan
baik.
7. Media pembelajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berpikir,
sehingga dapat mengurangi pola pembelajaran verbal yang sebelumnya sangat
dominan diperankan oleh guru (Indriana, 2011:50-51).
2.1.6 Proses Analisis Media
Proses analisis media ini dilakukan dengan berbagai tahapan dan pertimbangan. Mulai
dari persiapan, pelaksanaan, hingga merumuskan hasil analisis. Lee (dalam Musfiqon,
2016:146) mengatakan, pendekatan analisis media dibagi menjadi dua tahapan, yaitu
analisis kebutuhan dan analisis awal dan akhir media setelah digunakan. Analisis
kebutuhan adalah cara sistematis untuk mengeksplorasi dan membangun tipe solusi
yang dibutuhkan. Analisis awal dan akhir media adalah kumpulan teknik yang dapat
digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membantu mempersempit tipe dan
tingkatan solusi yang diperlukan.
Pada tahap analisis kebutuhan difokuskan pada pengumpulan informasi dari berbagai
sumber, termasuk dari siswa dan guru. Kemudian informasi yang didapatkan dari
analisis kebutuhan inilah yang akan dijadikan datauntuk melangkah ke tahap analisis
berikutnya, yaitu analisis awal dan akhir media. Analisis awal dan akhir media
difokuskan pada analisis lebih mendalam untuk mendesain solusi perbaikan dan
pengembangan media pembelajaran (Musfiqon, 2016:146).
25
Dalam melakukan analisis media diperlukan berbagai persiapan dan langkah-langkah
sebagi berikut.
1. Menentukan sejauh mana analisis diperlukan.
2. Menentukan waktu analisis.
3. Menentukan besaran aspek dan materi yang dianalisis.
4. Membatasi sumber untuk mengumpulkan data.
5. Membangun teknik untuk mengumpulkan data.
6. Menentukan partner/mitra dalam melakukan analisis.
Langkah dan tahapan analisis ini perlu dipertimbangkan dalam proses analisis karena
terkait dalam proses penggunaan media pembalajaran. Jika langkah dan tahapan ini
tidak dijalankan maka akan mengurangi kesempurnaan dalam proses analisis media
pembelajaran (Musfiqon, 2016:146-147).
Dalam analisis media pembelajaran melibatkan berbagai aspek. Adapun aspek-aspek
yang dianalisis antara lain:
1. Audience analysis, analisis difokuskan pada identifikasi latar belakang,
karakteristik belajar, dan keterampilan prasyarat yang harus dimiliki.
2. Technology analysis, analisis difokuskan pada kemampuan teknologi dalam
penerapan media pemebalajaran.
3. Task analysis, analisis difokuskan pada kegiatan yang terkait dengan tujuan
pemebelajaran.
4. Critical incident analysis, analisis difokuskan pada kegiatan yang terkait dengan
tujuan pembelajaran.
26
5. Situational analysis, analisis difokuskan pada identifikasi lingkungan yang
kemungkinan memiliki dampak pencapaian tujuan pembelajaran.
6. Objective analisysis, analisis difokuskan pada tujuan-tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
7. Extant data analysis, analisis difokuskan pada identifikasi bagan, sumber daya, serta
rujukan pembelajaran.
8. Cost benefit analysis, analisis difokuskan pada biaya yang harus dikeluarkan dalam
penggunaan media pemebelajaran. Sebaiknya dana yang digunakan minim tetapi
memeiliki hasil yang banyak sesuai prinsip investasi (Musfiqon, 2016:146-147).
Proses analisis media pemebalajaran ini dilakukan dengan mengacu pada langkah-
langkah yang ditentukan. Ada empat langkah untuk melakukan analisis media yakni, (1)
identifikasi kesesuaian antara tujuan dengan media yang dipilih, (2) identifikasi
keuntungan dan kelemahan media, (3) membandingkan hasil penggunaan media, dan
(4) mendokumntasikan hasil penggunaan media, baik berupa data fisik maupun
nonfisik. (Musfiqon, 2016:147).
Secara lebih jelas dapat dikatakan bahawa dalam melakukan analisis media ini perlu
diawali dengan kebutuhan analisis. Setelah guru merasa perlu melkukan analisis, maka
guru melakukan analisis dari awal hingga akhir penggunaan media. Lalu guru
mendesain ulang media yang telah dianalisis tersebut untuk dikembangkan menjadi
lebih sempurna. Setelah guru melakukan pengembangan media maka media
tersebutditerapkan kembali dalam pembelajaran sambil dievaluasi. Evaluasi ini
27
merupakan proses identifikasi efektivitas dan efesiensi media yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut (Musfiqon, 2016:147-48).
2.1.7 Proses dan Langkah Evaluasi Media Pembelajaran
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Sudjana 2002:127 (dalam Musfiqon, 2016:148) untuk memahami evaluasi
media pendidikan perlu dikaji dahulu makna evaluasi,baik dari sisi bahasa maupun
istilah. Evaluasi adalah proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam proses tersebut tercakup usaha mencari dan mengumpulkan data atau informasi
yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang diperlukan sebagai
dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang menjadi objek evaluasi, seperti program,
prosedur, usul, cara, pendekatan, model kerja, hasil program dan lain-lain. Oleh sebab
itu, Stufflebeam (dalam Musfiqon) memandang evaluasi sebagai suatu proses, yakni
menentukan, mencari dan menyajikan informasi yang diperlukan untuk menentukan
alternatif keputusan.
Ahmad Sabri 2005:138 (dalam Musfiqon, 2016:148) mengartikan evaluasi sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja proses, orang, objek, dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan kepada
kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula
melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru
membandingkan dengan kriteria.
28
Dalam konteks evaluasi media pembelajaran, evaluasi adalah proses pencarian
informasi secara sistematis, obyektif, dan empiris untuk memberi nilai atau ketentuan
terhadap media pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk mendesain ulang dan
mengembangkan media berikutnya. Ada tiga hal penting yangharus tercakup dalam
proses evaluasi, yakni: (a) menetapkan suatu nilai atau judgment, (b) adanya sauatu
kriteria, dan (c) adanya deskripsi program sebagai objek penilaian. Judgment atau
penentuan nilai baik-buruk didasarkan kepada pertimbangan obyektif dan subyektif
penilaiannya. Pertimbangan obyektif dan subyektif penilaiannya. Pertimbangan obyektif
adalah pertimbangan atas dasar kriterian yangtelah disepakati secara umum. Ada dua
kriteria yang sering digunkan yakni kriteria internal dan eksternal (Musfiqon,
2016:149).
Kriteria internal adalah kriteria yang dijabarkan dari program itu sendiri, sedangkan
kriteria eksternal diperoleh dari luar program. Kriteria internal dilihat dari kesesuaian
dimensi program seperti tujuan, isi, strategi, sumber-sumber dan lain-lain. Kriteria
eksternal mencakup kebijaksanaan, analisis untung-rugi, produktivitas program,
manfaatnya dan sebagainya. Deskripsi program sebagai objek yang dinilai, bisa dalam
lingkup yang luas bisa terbatas. Lingkup yang luas misalnya program pendidikan suatu
sekolah, program untuk suatu bidang studi. Lingkup yangterbatas seperti program
belajar mengajar, penataran guru, bimbingan dan yang sejenisnya yang bersifat jangka
pendek (Musfiqon, 2016:149).
29
2. Proses Evaluasi Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (dalam Musfiqon, 2016:150) Evaluasi merupakan bagian integral dari
suatu proses pembelajaran. Penerapan media pembelajaran pun perlu juga dievaluasi
agar diketahui efektifitas dan efisiensi media yang diterapkan. Sebab, keefektifan
pelaksanaan proses pembelajran diukur dari dua aspek, yaitu (1) bukti-bukti empiris
mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem pembelajaran, dan (2) bukti-
bukti yang menunjukkan beberapa banyak kontribusi (sumbangan media atau media
program terhadap keberhasilan dan keefektifan proses pembelajaran. Evaluasi tentang
kedua aspek tersebut masih terasa sulit untuk dikerjakan saat ini, karena sering kali
program media tidak bekerja sebagai bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.
Apabila media dirancang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, ketika
mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran itu sudah termasuk pula evaluasi terhadap
media yang digunakan. Data empiris yang berkaitan dengan media pembelajaran secara
umum bersumber dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apakah media pembelajaran yang digunakan efektif?
b. Dapatkah media pembelajaran itu diperbaiki dan ditingkatkan?
c. Apakah media pembelajaran itu efektif dari segi biaya dan hasil belajar yang dicapai
oleh siswa?
d. Kriteria apa yang digunakan untuk memilih media pembelajaran itu?
e. Apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu?
f. Apakah prinsip-prinsip utama penggunaan media yang dipilih telah diterapkan?
30
g. Apakah media pembelajaran yang dipilih dan digunakan benar-benar menghasilkan
hasil belajar yang direncanakan?
h. Bagaimana sikap siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan? (Musfiqon,
2016:150-151).
Menurut Arsyad (dalam Musfiqon, 2016:150) Tujuan evaluasi media pembelajaran
berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, yaitu.
a. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
b. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
c. Menetapkan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.
d. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar
di dalam kelas.
e. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
f. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
g. Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan
terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
h. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Kriteria dalam mengulas kembali perangkat lunak media pembelajaran yang
berdasarkan kepada kualitas.
a. Kualitas isi dan tujuan
1) ketepatan;
2) kepentingan;
31
3) kelengkapan;
4) keseimbangan;
5) minat/perhatian;
6) keadilan; dan
7) keseuaian dengan situasi siswa.
b. Kualitas instruksional
1) memberikan kesempatan belajar;
2) memberikan bantuan untuk belajar;
3) kualitas memotivasi;
4) fleksibilitas instruksional;
5) hubungan dengan program pembelajaran lainnya;
6) kualitas sosial interaksi instruksionalnya;
7) kualitas tes dan peneliannya;
8) dapat memberi dampak bagi siswa; dan
9) dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya.
c. Kualitas teknik
1) keterbacaan;
2) mudah digunakan;
3) kualitas tampilan/tayangan;
4) kualitas penanyangan jawaban;
5) kualitas pengelolaan programnya; dan
6) kualitas pendokumentasiannya (Musfiqon, 2016:151-152).
32
Secara ringkas dapat dijelaskan bahawa evaluasi media pemebalajaran dapat difokuskan
pada tiga hal, yaitu.
a. Ketepatan media yang dipilih guru.
Evaluasi aspek ini difokuskan pada udaha mencaro informasi tentang ketepatan guru
dalam memilih media. Ukuran ketepatan ini dianalisis dengan kesesuaian isi dan
tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, serta desain media yang digunakan.
b. Keterampilan guru dalam menggunakan media
Evaluasi ini difokuskan pada kemampuan guru dalam mengunakan media yang telah
dipilih untuk pembelajaran. Jangan sampai guru memilih media yang dia sendiri
belum terampil menggunakannya. Sebab keterampilan guru dalam menggunakan
media sangat mempengaruhi keefektifan media pembelajaran.
c. Ketersampaian pesan pembelajaran memalui media yang dipilih. Evaluasi ini
difokuskan pada analisis tentang ketersampaian pesan atau materi pembelajaran yang
disalurkan melalui media yang dipilih dan digunakan tersebut. Apakah siswa dapat
menerima materi pembelajaran secara optimal atau tidak saat pembelajaran
menggunakan media tersebut. Jangan sampai media yang dipilih tidak meningkatkan
pemahaman siswa (Musfiqon, 2016:152).
3. Langkah-Langkah Evaluasi Media Pembelajaran
Evaluasi media pembelajaran dilakukan secara sistematis dengan melalui tahapan-
tahapan yang ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan langkah mengumpulkan data awal,
dianalisis, dan disimpulkan hasil penilaiannya. Pada bagian ini dijelaskan langkah-
langkah evaluasi media pembelajaran (Musfiqon, 2016:152).
33
Menurut Usman (dalam Musfiqon, 2016:153) Evaluasi media pembelajaran yang
dimaksud adalah untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam proses belajar
mengajar tersebut dapat mencapau tujuan. Penilaian yang dapat digunakan dalam
mengevaluasi media adalah evaluasi formatif dan evaluai sumatif.
Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpukan data tentang aktivitas dan
efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan
efisien. Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media
tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Evaluasi semacam
inilah yang disebut dengan evaluasi sumatif (Musfiqon, 2016:153).
Menurut Sadiman (dalam Musfiqon, 2016:153) ada tiga tahapan evaluasi dalam
evaluasi formatif, yaitu: (a) evaluasi satu lawan satu (one to one), (b) evaluasi kelompok
kecil (small group evaluation). Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one to one),
dipilih dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat
dan kemudian media disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang
dipilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan dibawah rata-rata, dan yang
satunya lagi di atas rata-rata. Menurut Usman (dalam Musfiqon, 2016:153-154)
Adapun prosedur pelaksanannya sebagai berikut.
a. Jelaskan kepada siswa bahawa Anda seorang perancang media baru. Amati reaksi
mereka terhadap media yang dibuat/ditampilkan tersebut.
34
b. Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan pengguna media tersebut,
bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media tersebut yang
perlu diperbaiki dan disempurnakan.
c. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan pendapat
mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
d. Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa
terhadap penggunaan media tersebut.
e. Catat lamannya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula
reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
f. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan mdia tersebut.
g. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
Setelah prosedur di atas dilakukan,maka akan diperoleh beberapa informasi seperti
kesalahan pemilihan kata atau uraian yang kurang jelas, kesalahan memilih lambang-
lambang visual, contoh yang kurang, terlalu banyak atau terlalu sedikit materi yang
disajikan, urutan penyajian yang keliru, penyataan atau petunjuk yang kurang jelas,
tujuan yang tidak sesuai dengan materi dan sebagainya. Selanjutnya evaluasi kelompok
kecil (small group evaluation) dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang dapat
mewakili populaso. Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siwa yang
krang pandai, sedang, dan yang pandai. Terdiri dari siswa laki-laki dan siswa
perempuan yang terdiri dari latar belakang (latar belakang pendidikan sosial orang tua,
dan sebagainya) (Musfiqon, 2016:154).
35
Menurut Usman (dalam Musfiqon, 2016:154) ada beberapa prosedur yang harus
ditempuh, antara lain.
a. Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik
untuk penyempurnaan.
b. Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa
tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan media.
c. Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
d. Catatlah waktu umpan balik selama penyajian media.
e. Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai
(postest).
f. Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang
digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media
tersebut, konsistensi tujuan dan materi, dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
g. Lakukan analisa terhadap data-data yang terkumpul.
Berikutnya evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi
formatif. Untuk itu, situasi pelaksanaannya diusahakan mirip dengan situasi yang
sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik
yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan
belajar, dan sebagainya. Usaha agar dihindari dari pengaruh dari efek halo (hallo efect).
Pada situasi semacam ini informasi yang diperoleh banyak dipengaruhi oleh sifat
kebetulan sehingga kurang dapat dipercaya.
36
Menurut Usman (dalam Musfiqon, 2016:155-156) ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan dalam pelaksanaannya, sebagai berikut:
a. Pilih siswa sebanyak 30 orangyang betul-betul mewakili populasi.
b. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan.
Usahakan siswa bersifat rileks/santai dan berani menegluarkan pendapat atau
penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan
mereka.
c. Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai
topik yang menggunakan media tersebut.
d. Sajikan media sesuai dengan rencana perbuatannya.
e. Catat semua respons yang mencul dan waktu yangdiperlukan dari siswa selama
penyajian.
f. Lakukan tes akhir untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa dengan tes awal
yang digunakan untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi media yang dibuat
tersebut.
g. Edarkan tes skala bersikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk menegtahui
sikap mereka terhadap media yang digunakan.
h. Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan, terutama mengenai kemampuan awal (pretest), skor tes awal dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit, pengajaran serta
kecepatan sajian dan sebagainya.
Langkah evaluasi ini dijalankan secara bertahap dan dikembangkan sesuai kebutuhan
evaluasi. Secara lebih jelas, langkah evaluasi adalah sebagai berikut.
37
a. Pretest kemampuan siswa sebelum mendapatkan pesan dengan media yang
dievaluasi.
b. Penggunaan media sekaligus dilakukan evaluasi proses, yaitu mencari data dan
informasi untuk evaluasi saat media diterapkan.
c. Mencari data skunder sebagai penunjang penilaian.
d. Melakukan postest kepada siswa tentang ketersampaian pesan yang disalurkan
menggunakan media tersebut.
e. Lalu dilakukan evaluasi hasil, yaitu evaluasi setelah program berakhir. Ini untuk
menentukan rekomendasi stelah evaluasi dalam rangka pengembangan media
berikutnya.
2.1.8 Media Gambar Diam
Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui
proses fotografi. Media ini mempunyai keunggulan yang di antaranya sudah umum
digunakan, mudah dimengerti, dan dapat dinikmati, mudah dan murah didapatkan atau
dibuat, dan banyak memberikan penjelasan daripada menggunakan media verbal. Media
gambar atau foto berbeda dengan media verbal atau penyampaian materi melalui lisan
dalam hal hasil yang diharapkan. Media gambar atau foto mampu memebrikan detail
dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga siswa mampu untuk mengingatnya dengan
lebih baik dibandingkan dengan metode verbal. Selain itu, media gambar atau foto juga
bisa memecahkan masalah yanga ada dalam media oral atau verbal, yakni dalam hal
keterbatasan daya ingat dalam bercerita atau menjelaskan sesuatu. Dalam hal ini, bisa
38
jadi saat menyampaikan materi dengan media verbal ada hal-hal yang masih tercecer
dan terlupakan (Indriana, 2011:64-65).
Selain kelebihan tersebut, media gambar atau foto mempunyai kelebihan lain, yaitu
sifatnya yang konkret, mengatasi ruang dan waktu; mengatasi keterbatasan pengamatan,
memperjelas suatu sajian masalah, serta murah, mudah didapatkan, dan bisa digunakan
dengan mudah. Akan tetapi, media gambar atau foto juga mempunyai berbagai
kelemahan, diantaranya menekankan persepsi indra mata, benda terlalu kompleks dan
kurang efektif dalam pemebalajaran, serta ukurannya terbatas untuk kelompok yang
besar sehingga kapasitasnya kurang. Padahal media pembelajaran yang baik sebaliknya
harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, harus autentik. Kedua, bersifat sederhana.
Ketiga, berukuran relatif. Keempat, mengandunggerak dan perbuatan. Kelima, gambar
yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar (Indriana,
2011:65-66).
2.1.8.1 Gambar Fotografi sebagai Media Pembelajaran
Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapa diperoleh dari berbagi sumber, misalnya
dari surat kabar, majalah, brosur, dan buku. Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang
diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapatdigunkan oleh guru secara efektif dalam
kegiatan belajar-mengajar, pada setiap jenjang pendidikan dan berbagai disipin ilmu.
Gambar fotografi itu pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat
membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka mengembangkan
kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita,
39
dramtisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar, serta membantu mereka
menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku-teks. Demikian pula
pemahaman pengertian mengenai kemasyarakatan dapat diperoleh dari gambar
fotografi. Dalam situasi tertentu, gambar fotografi merupakan sumber terbaik untuk
tujuan penelitian dan penyelidikan (Daryanto, 2011:99).
Gambar fotografi dapat dipergunakan oleh parasiswa secara individual dalam latihan
membaca, menulis, dan untuk tujuan laporan yang bersifat khusus. Disamping itu,
digunakan dalam pameran dipapan pengumuman atau sebagai dasar bacaan dan
pelajaran yang lebih jauh. Sekelompok kecil siswa dapat memanfaatkan gambar
fotografi guna kegiatan diskusi tentang sesuatu pelajaran tertentu. Misalnya di dalam
pelajaran antonomi tubuh manusia, jenis-jenis species tertentu dari binatang, dan
berbagai ras manusia. Gambar fotografi pun dapat dipergunakan sebagai dasar studi
untuk kelompok siswa dalam membuat laporannya, dan referensi untuk studi atau
penelitiannya. Penafsiran tentang gambar fotografi oleh setiap siswa secara individual
pasti akan berbeda-beda. Oleh karena itulah, guru hendaknya menyediakan waktu untuk
mengajar para siswanya tentang cara membaca gambar fotografi (Daryanto, 2011:99-
100).
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan
perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya. Gambar fotografi
termasuk dalam gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok. Pertama,
40
flatopaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi,
gambar dan lukisan tercetak. Kedua, transpareant picture atau gambar tembus pandang
misalnya film slides, film strips, dan transparencies. Gambar fotografi dapat
dipergunakan, baik untuk tujuan pengajaran individual, kelompok kecil maupun untuk
kelompok besar yang dibantu dengan proyektor opek atau opaque projector. Untuk
memperoleh dampak tiga dimensi, sepasang film ukuran 16 mm ditempatkan pada
streographicviewer (Daryanto, 2011:100).
1. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari media gambar dalam kegiatan
pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
a. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar karena praktis tanpa
memerlukan perlengkapan apa-apa.
b. Harganya relatif lebih murah daripada jenis-jenis media pengajaran lainnya. Cara
memperolehnya pun mudah sekali tanpa perlumengeluarkan biaya, yaitu dengan
memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat kabar dan bahan-bahan grafis
lainnya.
c. Media gambar dapat dipergunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenajang
pengajaran dan berbagai disiplin ilmu. Mulai dari TK sampai dengan Perguruan
Tinggi, dari ilmu-ilmu sosial samapi ilmu-ilmu eksakta.
d. Media gambar dapat menerjemahkan konsep atau gagasan yang abstrak menjadi
realitik. Menurut Edgar Dale, media gambar dapat mengubah tahap-tahap
41
pengajaran, dari lambang kata (verbal symbols) beralih pada tahapan yang lebih
konkret, yaitu lambang visual (visual symbols) (Daryanto, 2011:100-101).
Sekalipun demikian setiap media pembelajaran selalu mempunyai kelemahan-
kelemahan tertentu, begitu juga halnya dengan gambar.
Kelemahan-kelemahannya antara lain sebagai berikut.
a. Beberapa gambarnya sudah cukup memadai, tetapi tidak cukup besar ukurannya
jika digunakan untuk tujuan pengajaran kelompok besar, kecuali jika
diproyeksikan melalui proyektor.
b. Gambar adalah berdimensi dua sehingga sukar untuk melukiskan bentuk
sebenarnya yang berdemensi tiga. Kecuali jika dilengkapi dengan beberapa
gambar untuk objek yang sama atau adegan yang diambil dilakukan dari berbagai
sudut pemotretan yang berlainan.
c. Gambar bagaimana pun indahnya tetap tidak memperlihatkan gerak
sepertihalnya gambar hidup. Namun demikian beberapa gambar fotografi yang
disusun secara berurutan dapat memberikan kesan gerak dapat saja dicobakan,
dengan maksud meningkatkan daya efektivitas proses belajar mengajar (Daryanto,
2011:101).
2. Karakteristik Komunikasi dari Gambar
Setiap guru hendaknya mengetahui bentuk media pembelajaran yang tepat untuk
mencapai hasil paling baik, dalam situasi pengajaran yang diharapkannya. Untuk itu,
setiap guru harus mengenal secara tepat keuntungan dan kelemahan dari setiap media
42
pembelajaran yang akan digunakannya. Demikian pula halnya dengan gambar ini
memiliki beberapa karakteristik tertentu, antara lain, sebagai berikut.
a. Gambar foto itu adalah dua dimensi. Dari sudut pembelajaran hal itu menjadi amat
penting, terutama bagi para siswa usia muda, atau untuk mata pelajaran yang
rumit. Semua jenis gambar datar itu ditinjau dari sudut mata pelajaran di mana
kedalaman perlu diperhatikan dan dipahami. Oleh karena itu, gambar harus
memiliki kualitas tiga dimensi yang memadai untuk tujuan pembelajaran. Untuk
itu, ahli fotografi mempunyai cara-cara tertentu dalam menciptakan, gambar-
gambarnya dengan membuat garis-garis perspektif, mengurangi jumlah latar
belakang yang kontras sehingga memberikan dampak tiga dimensional.
b. Gambar datar adalah medium yang diam. Dengan perkataan lain, disebut juga
gambar tetap atau gambar tidak bergerak. Pemandangan, gunung-gunung, hutan
atau pepohonan, bangunan, obyek, binatang atau manusia, dalam posisi diam
merupakan subyek natural yang baik sekali untuk gambar datar.
c. Gambar datar dapat memberi kesan gerak, misalnya gambar yang memperlihatkan
adegan di jalan raya sangat efektif. Orang-orang yang lalu lalang, kendaraan yang
lewat, pohon-pohon yang bergoyang ditiup angin. Semua itu tidak sukar bagi para
pengamat dalam mengahayati gerak dari adegan yang diperlihatkan pada gambar
tersebut.
d. Gambar datar menekankan gagasan pokok dan impres, bahwa untuk menilai dan
memilih gambar datar yang baik harus menampilkan satu gagasan utama. Dengan
satu pusat perhatian, seluruh adegan akan mendukung kepada pesan yang ingin
43
disampaikan. Jadi, dengan adanya impresi atau tekanan pada satu gagasan pokok
nilai gambar menjadi sangat berarti dalam pengajaran.
e. Gambar datar memberi kesempatan untuk diamati rinciannya secara individual,
misalnya hasil pemotretan jagat raya dengan benda-benda langitnya, memerlukan
pengamatan rincian gambar yang tekun.
f. Gambar datar dapat melayani berbagai mata pelajaran, segala msan yang macam
obyek dapat dipotret dari yang konkret sampai pada gagasan yang abstrak
(Daryanto, 2011:102-103).
3. Beberapa Kriteria dalam Memilih Gambar
Ada beberapa kriteria dalam memilih gambar-gambar yang memenuhi persyaratan
bagi tujuan pengajaran. Dalam hal ini, guru hendaknya menetapkan kegunaan-
kegunaan gambar yang secararelatif memadai dan memilihnya terbaik untuk tujuan
khusus pengajaran. Dari sudut pandang ini, ada dua macam pertimbangan, pertama
dari sudut pendidikan dan kedua dari sudut seni (Daryanto, 2011:103).
Dalam memilih gambar fotografi, ada lima kriteria untuk tujuan pengajaran, yaitu
harus memadai untuk tujuan pengajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang
cukup, validatas dan menarik. Pertama, gambar fotografi itu harus cukup memadai.
Artinya, pantas untuk tujuan pengajaran, yaitu menampilkan gagasan ,bagian
informasi atau satu konsep jelas yang mendukung tujuan serta kebutuhan pengajaran.
Disamping itu, gambar fotografi hendaknya realistik dan hidup, pewarnaan yang
bagus, dan harus cukup besar sehingga rinciannya bisa diamati untuk dipelajari.
Dalam hal pemilihan gambar fotografi, perlu memperhitungkan kesesuaiannya
44
dengan tingkat usia anak, sedikit unsur terdapat di dalam gambar adalah cocok bagi
anak-anak usia muda. Demikian pula dengan gambarnya harus sederhana dan
gagasannya tidak kompleks. Jadi banyak faktor yangperlu dipertimbangkan dalam
membaca gambar itu. Misalnya, kecerdasan, lingkungan, pengalaman sebelumnya
dan daya imajinasi (Daryanto, 2011:103).
Kedua, gambar-gambar itu harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu.
Apakah makna kualitas artistik dilihat menurut ukuran seorang seniman, yaitu harus
bernilai proporsional perspektif, keseimbangan dan keterpaduan? Tentu saja tidak
sejauh itu persyaratan yang diminta, misalnya melukiskan daerah pemukiman
kumuh, hendaknya menekankan kesar kotor, jorok, kerumunan kehidupan yang
padat dengan lingkungan tidak sehat. Selain itu, gambar-gambar yang memenuhi
persyaratan mutu seni hendaknya juga memenuhi faktor-faktor sebagai berikut.
a. Komposisi yang baik, merupakan ciri fundamental efektivitas gambar yang baik
atau pengorganisasian ke seluruh unsur-unsur gambar yang baik. Artinya, gambar
itu mempunyai pusat perhatian yang jelas sehingga memberikan keseimbangan
kepada gambar secara keseluruhan, kedudukan dan rah garis-garis, pemakaian
cahaya, banyangan serta pewarnaan, misi pesan yang ingin dikomunikasikan
bukan bersifat fisik. Keefektifan suatu gambar ditentukan oleh sejauh mana baik
gagasan dikomunikasikan melalui gambar itu.
b. Pewarnaan yang efektif, berarti pemakaian warna-warni secara harmonis
merupakan ciri kedua dari kualitas artistik suatu gambar. Gambar berwarna harus
dipilih betul menurut kenyataan dan alamiah, misalnya merah, biru, hijau, dan
violet. Warna-warna campuran hanya dipergunakan jika ingin menonjolkan
45
makna tertentu terhadap gagasan yang ditampilkan ke depan. Para siswa usia
muda kurang memperhatikan warna-warna yang natural, alamiah, atau
sebenarnya. Hal itu patut diketahui benar oleh seorang guru misalnya, mereka
memberikan warna merah pada kereta api, pohon-pohon ungu, bergantung pada
spontanitas ekspresinya. Fungsi utama pada gambar adalah kesan realismenya dan
memikat perhatian.
c. Teknik merupakan ciri yang ketiga dari gambar yang baik sesuai tujuan pengajaran
(Daryanto, 2011:103-104).
Ketiga, gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas. Gambar
yang tajam dan kntras mempunyai kelabihan karena ketepatan dan rinciannya
menggambarkan kennyataan secara lebih baik. Hal yang tidak kurang pentingnya adalah
besarnya gambar sehingga tampak jelas ke seluruh siswa. Bilamana ukuran gambar
terlalu kecil maka akan sulit diamati, pemahaman dan daya tarik terhadap gambar
merosot dan perhatian siswa kepada gambar pun hilang (Daryanto, 2011:103).
Keempat, validitas gambar, yaitu apakah gambar itu benar atau tidak? Gambar-gambar
fotografi yang melukiskan suasana dramatis atau mencekam, adegan yang ideal, lebih
pantas dipajang daripada tujuan pengajaran. Gambar-gambar yang representatif dari
bidangstudi tertentu yang menampilakan pesan yang beanar menurut ilm, merupakan
gambar-gambar yangteapat untuk maksudpengajaran yang sahih misalnya, para petani
di negeri Belanda bersepatu kayu, petani di negara berkembang yang mempergunakan
46
kerbau dan bajak di sawah, jalan-jalan layang di kota-kota besar semua itu ditampilkan
sebagaimana adanya tidak perlu didramatisasi (Daryanto, 2011:104-105).
Kelima, memikat perhatian pada anak-anak. Memikat perhatian pada anak-anak
cenderung kepada hal-hal yang diminatinya, yaitu terhadap benda-benda yang akrab
dengan kehidupan mereka misalnya, binatang-binatang, anak-anak, kereta apai, perahu,
kapal terbang, dan sebagainya. Jadi, gambar-gamar yang nyata dan hidup itulah yang
mempunyai pusat minat yang baik. Selain itu, hal-hal yang sangat akrab dengan
kehidupan para siswa merupakan gambar yang memikat (Daryanto, 2011:105).
2.1.8.2 Prinsip Pemakaian Gambar Fotografi
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mempergunakan gambar-gambar
fotografi sebagai media viusal pada setiap kegiatan pengajaran antara lain sebagai
berikut.
1. Pergunakanlah gambar untuk tujuan pelajaran yang spesifik, yaitu dengan cara
memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-
pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa keapda
pokok-pokok terpenting dalam pelajaran. Apabila tujuan instruksional yang ingin
dicapai adalah kemampuan siswa memperbandingkan kondisi dicapai adalah
kemampuan siswa membandingkan kondisi kehidupan wilayah untara belahan bumi,
daerah khatulistiwa, dan wilayah selatan belahan bumi maka pengelompokan
gambar-gambarnya harus memperlihatkan perbedaan yang jelas.
47
2. Padukan gambar-gambar pada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian gambar-
gambar fotografi di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan.
Apabila gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan-
kemungkinannya dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan
pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan impresi sama seperti di dalam
ruangan kelas. Gambar-gambar yang rill sangat berfaedah untuk suatau mata
pelajaran karena makananya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu
akan ditiru untuk hal-hal yang sama di kemudian hari.
3. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja karena kadangkala mempergunakan
banyak gambar menjadi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang
mengandung makna. Dengan kata lain jumlah gamabar yang sedikit tetapi selektif.
Gambar yang disajikan secara berlebihan akan mengakibatkan para siswa merasa
dirongrong oleh sekelompok gambar yang memikat mereka. Akan tetapi, tidak
mengahasilkan kesan atau impresi visual yang jelas. Jadi, yang terpenting adalah
pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan utama dibentuk dengan
baik, ilustrasi tambahan bisa saja berfaedah untuk memperbesar konsep-konsep
permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
memperagakan konsep-konsep pokok. Artinya, apa yang terpenting dari pelajaran
itu. Kemudian, menampilkan gambar lain yang menyertainya, secara berturut-turut
lengkap.
4. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar. Hal tersebut karena gambar-gambar
itu justru sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita dalam
penyajian gagasan baru misalnya dalam pelajaran sejarah, para siswa mempelajari
48
perbedaan gambar candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ciri-ciri gambar dari
kedua tersebut dapat dilihat melalui gambar, dilain pihak gurun bisa saja tidak mudah
dipelajari oleh para siswa dengan bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis.
Demikian pula dengan supermarket terdengar asing bagi siswa yang hidup
di kampung. Melalui gambar itulah mereka memperoleh kejelasan tentang istilah
verbal. Guru yang baik akan menyadari bahwa dengan mengurangi deskripsi verbal
terhadap gambar-gambar yang dipertunjukkan akan dirasakan manfaatnya, terutama
bagi para siwa pemula belajar membaca.
5. Mendorong penyataan yang kratif, melalui gambar-gambar siswa akan didorong
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan seni grafis dan
bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini
sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
6. Mengevaluasi kemajuan kelas, dapat juga dengan memanfaatkan gambar-gambar,
baik secara umum maupun secara khusus. Jadi, guru dapat mempergunakan gambar
datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi hasil belajar siwa. Pemakaian
instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya
memperoleh hasil tes yang komprehensif serta menyeluruh (Daryanto, 2011:105-
107).
2.1.8.3 Aplikasi Media Gambar
Beberapa aplikasi media gambar dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut.
1. Penggunaan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis, cerpen, puisi
dan lain-lain. Media foto dalam konteks pemebalajaran sangat efektif sebagai media
49
visual untuk merangsang kreativitas imajinasi siswa. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat oleh guru akan meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Salah satunya dapat digunakan untuk merangsang daya imajinasi siswa dalam
merangkai kata-kata dan pemilihan diksi.
2. Penggunaan media photo story dalam pembelajaran. Photo story adalah bentuk
penyajian gambar foto yang diambil berdasarkan topik atau peristiwa yang
dibutuhkan sehingga tersusun. Setiap gambar foto tersebut mampu bercerita dengan
maksud mengambil suatu makna yang ada pada gambar tersebut. Penggunaannya
pada proses pemebalajaran, sebelum guru menjelaskan lebih jauh mengenai isi
materi pembalajaran yang dikemas. Adapun pelaksanaannya di antaranya sebagai
berikut.
a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu membacakan teks-teks atau
pesan yang terdapat dalam media photo story secara keseluruhan.
b. Melaui bimbingan guru, siswa membaca teks-teks yang terdapat dalam media
photo story.
c. Guru menerangkan materi pelajaran dengan mengupas satu demi satu materi yang
dikemas dalam media dan siswa mengamati foto yang terdapat di dalamnya.
d. Guru memilih siswa untuk mempraktikkan gerakan-gerakan yang terdapat dalam
media photo story.
e. Siswa mempraktikkan gerakan-gerakan yang terdapat dalam media photo story
sambil mengingat isi materi yang disampaikan.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pengajaran yang terdapat dalam media
photo story.
50
g. Guru mengadakan evaluasi sesuai dengan materi yang disampaikan (Daryanto,
2011:105-107).
2.2 Silabus Kurikulum 2013 Edisi Revisi
Tabel 1 Kompetensi Dasar Menulis Puisi Pada Silabus Kurikulum 2013 Edisi Revisi
4.17 Menulis puisi
dengan memerhatikan
unsur pembangunnya.
Unsur-unsur
pembangun puisi
1. diksi;
2. imaji;
3. kata konkret;
4. gaya bahasa;
5. rima/irama;
6. tipografi;
7. tema/makna
(sense);
8. rasa (feeling);
9. nada
(tone);dan
10. amanat/tujua
n/maksud
(itention).
Menulis puisi dengan
memerhatikan diksi,
imaji, diksi, kata
konkret, gaya bahasa,
rima/irama, tipografi,
tema/makna (sense);
rasa (feeling), nada
(tone), dan
amanat/tujuan/maksu
d (itention).
Mempresentasikan,
menanggapi, dan
merevisi puisi yang
telah ditulis
51
2.3 Puisi
Sejarah puisi Indonesia modern menurut Teeuw (dalam Edy Suyanto, 2017:31), sejak
lahirnya (1920) sampai sekarang (1990), kesustraan Indonesia modern selalu
berkembang. Dengan demikian, hal ini membuat adanya persambungan sastra
Indonesia, baik dalam karya prosa maupun puisi. Karya sastra, yang merupakan sajak
Indonesia modern yang pertama adalah Tanah Air yang ditulis oleh Muhammad Yamin,
sebagaimanadimuat dalam Jong Sumatra No. 4, Tahun III, April 1920. Sajak tersebut
sesungguhnya merupakan respons terhadap karya.
2.3.1 Pengertian Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poesis” yang berarti penciptaan. Dalam bahasa
Inggris di sebut “poetry” artinya puisi, poet artinya penyair, poem berarti syair atau
sajak. Arti yang semacam ini lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi “
hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan
menggunakan irama sajak dan kata-kata kiasan (Tarigan, 1985:4).
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo,
1995:25).
Puisi adalah ungkapan pikiran yang besifat musikal. Sebuah puisi mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera
52
dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting direkam dan
diekspresikan, dinyatakan dengan bentuk menarik dan memberi kesan. Puisi itu
merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam
wujud yang paling berkesan (Pradopo, 1995:7).
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna.
Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung
dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi
berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas,
namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif
yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian (Kosasih, 2012:97).
Wirjosoedarmo (dalam Pradopo, 2014:5) puisi adalah karangan terikat oleh, (1) banyak
baris dalam tiap bait (kuplet/strofa, suku karangan); (2) banyak kata dalam tiap baris;
(3) banyak suku kata dalam tiap baris; (4) rima; dan (5) irama (Pradopo). Lain halnya
menurut Altenbernd (dalam Pradopo, 2014:5) puisi adalah pendramaan pengalaman
yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the
interpretive dramatization of experience in metrical language). Puisi adalah bentuk
pengucapan sastra dengan bahasa yang istimewa, bukan bahasa biasa. Prinsip puisi
adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin (Sumardjo,
1984:72).
53
2.3.2 Unsur-Unsur Puisi
Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni unsur fisik dan
unsur batin. Berikut adalah uraiannya menurut Waluyo (dalam Kosasih, 2012:97-109).
1. Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Diksi (Pemilihan Kata)
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat
cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan
bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan
baitnya.
Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting dalam puisi. Kata-kata dalam
puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata yang berlambang. Makna dari kata-
kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis,
yang mempunyai efek keidahan. Bunyinya harus indah dan memiliki keharmonisan
dengan kata-kata lainnya.
1) Kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah
mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan,
imajinasi, dan sebagainya.
2) Kata-Kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatau seperti gambar, tanda, ataupun kata yang
menyatakan maksud tertentu misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar
Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang
54
itu menyatakan arti tertentu. Rantai bermakna ‘persatuan dan kesatuan
Indonesia’, padi dan kapas pelambang’kesejahteraan dan kemakmuran’, tunas
kelapa berarti ‘anggota Pramuka yang diharapkan menjadi generasi yang
berguna hidupnya bagi nusa dan bangsa’.
Lambang-lambang seperti itu sering digunakan penyair dalam puisinya. Hal itu
seperti yang tampak dalam puisi Hujan Bulan Juni. Lambang-lambang itu,
minsalnya denyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan
perlambang ‘kebaikan’ ataupun ‘kesuburan’. Sementara itu bunga bermakna
‘keindahan’.
b. Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair pembaca seolah-olah,
1) mendengar suara (imajinasi auditif);
2) melihat benda-benda (imajinasi visual); atau
3) meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
c. Kata Konkret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret atau
diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-
olah melihat, mendangar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Pembaca
dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan
penyair.
55
d. Bahasa Figuratif (Majas)
Majas (figurative language) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.
Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain.
Maksudnya, agar gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas misalnya,
untuk menggambarkan keadaan ombak, penyair menggunakan majas
personifikasi berikut.
Risik risau ombak memecah
di pantai landai
buih berderai
Dalam cuplikan puisi tersebut, ombak digambarkan seolah-olah manusia yang
bisa berisik dan memiliki rasa risau. Selain itu, majas menjadikan suatu puisi
lebih indah.
e. Rima/ Ritma
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan adanya rima, suatu puisi
menjadi indah. Makna yang ditimbulkannya pun lebih kuat. Rima dikenal pula
istilah ritma, yang diartikan sebagai pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam
bait-bait puisi.
f. Tata Wajah (Tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan membentuk bait.
Dalam puisi-puisi kontemporer seperti karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi
itu dipandang begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata.
56
2. Unsur Batin
Ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada
atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema
berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang
menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang
Ketuhanan, maka keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-
ungkapan atas eksis tensi Tuhan. Demikian halnya jika yang dominan adalah
dorongan cint adan kasih sayang, maka yang ungkapan-ungkapan asmaralah yang
akan lahir dalam puisinya itu.
b. Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair.
Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada
kekasih, kepada alam, atau Sang Khalik. Jika penyair hendak mengagungkan
keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya ia akan memanfaatkan majas
serta diksi yang mewakili dan memancarkan makna keindahan alam. Jika
ekspresinya merupakan kegelisahan dan kerinduan kepada Sang Khalik, maka
bahasa yang digunakannya cendurung bersifat perenungan akan eksistensinya dan
hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan. Tentang bagaimana seorang
penyair mengekspresikan bentuk-bentuk perasaannya itu, antara lain, dapat dilihat
dalam penggalan puisi berikut.
57
Hanyut aku Tuhan
Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani
Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul Tuhan karya Bahrum
Rangkuti. Puisi tersebut merupakan pengejawantahan kerinduan dan kegelisahan
penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya itu
diekspresikannya melalui kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani.
c. Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca,
apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau
bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair
kepada pembaca ini disebut nada puisi. Adapun suasana adalah keadaan jiwa
pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana adalah akibat yang ditimbulkan puisi
itu terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada
puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang
diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik
yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi
pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusuk.
d. Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita
memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan / amanat merupakan hal yang
mendorong penyair utnuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-
58
kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat
yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam
pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang
diberikan.
2.3.3 Jenis-Jenis Puisi
Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan,
puisi terbagi ke dalam jenis-jenis berikut.
1. Puisi Naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi
ke dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang
berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada
Orang-Orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya W.S Rendra. Romansa adalah
jenis puisi cerita yang menggunkan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan,
yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra juga banyak menulis romansa.
Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisah petualangan dengan judul Romance
Perjalanan. Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi
Ramadhan K.H.
2. Puisi Lirik
Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, dan serenada.
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka misalnya Elegi Jakarta karya
Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Serenada
ialah sajak percintaan yangdapat dinyanyikan. Kata ‘serenada” berarti nyanyian yang
59
tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam
Empat Kumpulan Sajak misalnya Serenada Hitam, Serenada Biru, Serenada Merah
Jambu, Serenada Ungu, Serenada Kelabu, dan sebagainya. Warna-warna dibelakang
serenada itu melambangkan sifat nyanyain cinta, ada yang bahagia, sedih, kecewa,
dan sebagainya. Ode adalah puisi berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau
sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang
dikagumi. Teratai I (karya Sanusi Pane), Diponogoro (karya Chairil Anwar), dan Ode
Buat Proklamator (karyaLeon Agusta) merupakan contoh ode yang bagus.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan /
peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang
termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misalnya adalah satire, puisi yang
bersifatkritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire adalah puisi yang
mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan
cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi
yang juga menyatakan ketidaksenagan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri
seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan
keadaan / orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita (impresi) penyair terhadap
suatu hal.
4. Puisi Kontemporer
Perhatikan puisi berikut!
Amuk
ngiau! Kucing dalam darah dia menderas
60
lewat dia mengalir ngilu ngiau dai bergegas lewat
di dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa
bukan hiena bukan loepar
dia macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku
dengan cakarnya denganamuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau daging Jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau.
(Sutardji Calzaoum Bachri, Amuk dalam Waluyo, 1987:19)
Puisi di atas karya Sutadji CalzumBachri dalam antologi puisinya yang berjudul O
Amuk Kapak. Oleh para kritikus sastra, Sutardji digolongkankan kedalam penyair-
penyair yang melahirkan puisi kontemporer. Selain Sutardji, penyair-penyair yang
melahirkan puisi kontemporer adalah Yudhitira Ardinugraha, Linus Suryadi A.G,
Leon Agusta, Hamid Jabar, F. Rahardi, Rahim Qahar, Husni Djamaluddin, dan
Irahim Sattah.
Berikut contoh puisi kontemporer lainnya karya Husni Djamaluddin
Sepi Mulanya
Pada
Tuhan
61
Sepi
Tuhan tak mau sepi
adam jadi
adam sepi
adam tak mau sepi
eva tiba
kau sepi
kau tak mau sepi
aku ada
aku sepi
aku tak mau sepi
kau ada
jadi dari sepi
tiba dari sepi
ada dari sepi
kau dan aku
bertemu
membagi sepi
sepi tak bertemu
sepi tak terbagi
sepi tak bertepi
sepi tak sunyi
sepi yang sunyi
62
sepi yang asasi
sepi yang aku
sepi yang aku
sepi nya kau
sepi nya kau
k a u
k a u
a k u
aku
(Waluyo, 1987:331)
Apabila mengamati kedua puisi diatas, tampak kesamaan ciri. Kedua puisi tersebut
sama-sama menonjolkan bentuk grafis. Puisi Amuk disajikan dalam bentuk kotak atau
persegi. Sementara itu, Pada Mulanya Sepi berbentuk anak panah. Pada puisi
kontemporer lainnya, bentuk-bentuk itu juga dipentingkan misalnya, ada yang
berbentuk pot, zig-zag, dan gunung. Tentu saja bentuk-bentuk seperti itu memiliki arti
tersendiri yang juga membantu pembaca dalam memaknai puisinya. Puisi kontemporer
juga mengutamakan kekuatan bunyi daripada makna. Seperti yang tampak pada kedua
puisi di atas, kata-kata dalam uisi itu seperti tidak mengandung makna. Penggunaan
kata-kata itu lebih tertuju pada permainan bunyi. Pada puisi “Pada Mulanya Sepi”,
penyair menggunakan katasepi, tak yang, dan kata-kata lainnya sehingga membentuk
perulangan bunyi yang semakin tegas dan jelas walaupun pada bagian unujungnya
berupa ceceran huruf dari kata kau dan aku. Dengan karakternya yang seperti itu, puisi
Sutardji ataupun puisi kontemporer lainya dapat dirumuskan sebagai puisi yang
63
mengutamakan permainan bunyi dan mengabaikan arti. Hal itu berbeda dengan puisi
Chairil Anwar atau yang seangkatannya yang lebih mengutamakan arti dari pada bunyi.
Berbeda pula dengan puisi sebelumnya, sperti puisi Amir Hamzah yang mengutamakan
arti juga bunyi.
Perhatikan puisi berikut.
Tragedi Winka & Sihka
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
64
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
65
Ku
(Sutardji Calzoum Bachri, 1983)
Puisi di atas, bentuk grafis lebih dipentingkan. Bukan tanpa maksud penyair menulis
puisi berbentuk zig-zag. Ia juga mempunyai maksud tertentu dengan membalik kata-
kata yang digunakan karena di dalam puisi, yang tidak bermakna diberi makna,dan
mungkin kata yang sudah bermakna diberi makna baru. Maju mendurnya baris dan
maju mendurnya pernyataan mungkin mengandung maksud tersendiri dengan kata lain,
bentuk, larik, dan kata dalam puisi di atas membentuk makna tersembunyi. Meskipun
makna puisi tersebut tidak diungkapkan, namun bentuk fisik puisi di atas memebntuk
makna tersendiri. Puisi tersebut adalah tragedi winka dan sihka.
Pembalikan kata /kawin/ menjadi /winka/ dan /kasih/ menjadi /sihka/ mengandung
makna bahwa perkawinan antara suami istri itu berantakan dan kasih antara suami, istri
sudah berbalik menjadi kebencian. Baris-baris puisi yang memebntuk zig-zag
mengandung makna terjadinya kegelisahan dalam perjalanan perkawinan itu. Pada baris
ketujuh, kata /kawin/ berjalan mundur. Hal ini mengandung makna bahwa cinta
perkawinan yang tadinya besar, berubah menjadi semakin lama semakin kecil. Pada
baris ke-15 kata /kawin/ sudah berubah menjadi /winka/ yang dapat ditafsirkan bahwa
percekcokan dan perpisahan sudah sering terjadi sehingga kata /kasih/ itu berubah
menjadi /sihka/ yang berarti bahwa kasihitusedang benar-benar berubah menjai
kebencian. Pada baris ke-22, kasih itu mundur sekali, sampai akhirnya tinggal sebalah
saja yakni /sih/. Pada akhir puisi ini bahwa kawin dan kasih itu menjadi kaku atau ini
66
bernama tragedi. /Ku/ dimulai dengan huruf kapital menyatakan bahwa penyair
akhirnya berpaling kepada Tuhan.
2.3.4 Puisi dan Realitas Alam, Sosial, dan Budaya
1. Realitas Alam dalam Puisi
Karya sastra, baik itu prosa ataupun puisi, tidak dilepaskan dari kondisi kehidupan
sekitarnya, termasuk keadaan alam tempat penyairnya itu berpijak. Benda-benda dan
suasana disekililingnya sering kali dipergunakan penyair untuk mengekpresikan
perasaan ataupun pikiran-pikirannya.
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelapak elang
menyinggung muram, desir hari lari berang
menemu bujuk pangkal aknan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
67
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Untuk menyatakan rasa dukanya, penyair mewakilkannya pada benda-benda yang ada
di alam.
a. Bait I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair melukiskan
keadaan batinnya itu melalui kata gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal,
dan perahu yang tiada bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan
sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabuhan itu membisu
kepadanya itu, “menghembus dari dalam mempercaya mau berpaut”.
b. Bait II perbaitan penyair memfokus ke suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada
benda-benda di pelabuhan yang beraneka ragam, di pelabuhan itu turun gerimis
yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), danada kelapak elang
yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dandesir hari lari
berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati
penyair dipenuhi harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan), tapi
ternyata suasana pantai itu kemudian berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan
itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika laut
kehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan
kebahagiaan. Baitini mempertegas suasana kedukaan penyair.
c. Bait III pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya sendiri dan tidak lagi kepada
benda-benda di alam: pantai dan benda-benda sekeliling pantai itu. Dalam
68
kesendirian itu, ia menyisisr semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi
harapan. Namun sesampainyadi ujung “sekalian selamat jalan”. Jadi, setelah penyair
mencapai ujungtujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu malah
mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan
untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan kedudukannya, penyair
merasakan dari pantai kekempat sedu penghabisan bisa terdekap. Betapa mendalam
rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-sedan tangisnya dapat dirasakan.
Demikian ralitas alam yang digunakan penyair untuk menggambarkan suasana hatinya.
Dengan mewakilkannya pada benda dan kondisi alam yang ada di sekitar pantai,
penyair menyatakan dukanya yang mendalam karena cinta (Kosasih, 2012:115-116).
2. Latar Sosial Budaya
Sosial merupakan sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, misalnya hubungan
individu dengan individu, hubungan individu dengan kelompoknya, ataupun hubungan
hubungan antar kelompok manusia. Bentuknya dapat berupa kegiatan kebersamaan
ataupun saling bertentangan. Adapun yang dimaksud dengan budaya adalah hasil kreasi
atau karya cipta manusia, baik itu yang benda, perilaku, ataupun pemikiran. Wujudnya,
berupa bahasa, kesenian, sitem kepercayaan, ilmu pengetahuan dan hasil-hasil
teknologi. Kehidupan sosial dan budaya suatu kelompok masyarakat, sedikit banyak,
akan tergambar dalam kreasi individunya misalnya, dalam puisi kehidupan sosial dan
budaya akan terekam di dalamnya, dari situlah kita dapat memahami suatu keadaan
masyarakat ketika puisi itu tercipta. Yang dimaksud latar belakang sosial budaya di sini
adalah asal-usul, kesukuan, daerah, dan bahasa daerah yang digunakan. Latar belakang
69
sosial budaya penyair dan masyarakatnya akan berpengaruh dalam kreativitas
penciptaan puisinya (Kosasih, 2012:115-116).
2.4 Menulis Puisi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi sebagai berikut.
1. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intens yang menuntut pengucapan jiwa yang
spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya
sendiri sendirisecara ekspresif. Hal ini berbeda dengan prosa yang pengarangnya
tidak selalu mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang
lain dan dunianya yang lain.
a. Sebuah protes sosial dalam puisi harus berbeda dengan protes sosial dalam esai,
berita, pidato, atau pamplet.
b. Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta, yang harus kita bedakan dengan
surat cinta atau rayuan seorang kekasih ditaman di belakang sekolah ataurayuan
seorang kekasih di taman di belakang sekolah atau rayuan berbusa dari seorang
jejaka dalam telenovela.
c. Tema Ketuhanan yang diangkat dalam puisi berbeda dengan khotbah atau doa-doa
keagamaan yang dilantunkan.
2. Puisi mendasarkan masalah-masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran
Anda sendiri. Tema yang kita tulis berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas,
sekecil, dan sesederhana apa pun inspirasi itu.
3. Dalam menulis puisi kita perlu memikirkan cara penyampainnya. Cara penyampaian
ide atau perasaan dalam berpuisi disebut gaya bahasa atau majas.
70
a. Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yangtimbul atau
hidup dalam hatimu dan mampu menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati
pembaca.
b. Gaya bahasa membuatkalimat-kalimatdalam puisi menjadi hidup, bergerak, dan
merangsang pembaca untuk memberi reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa
yang dikemukakan penyair (Kosasih, 2012:124).
2.4.1 Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Sendiri
Dalam perjalanan hidup kita, pasti pernah mengalami kejadian-kejadian yang sangat
menarik. Kejadian-kejadian itu sebenarnya bisa kita ungkapkan dalam bentuk puisi.
Berikut hal-hal yang dapat diperlukan untuk menyusun puisi berdasrkan pengalaman
pribadi.
a. Tentukanlah pengalaman paling menarik yang bisa ditulis jadi puisi. Galilah terus
pengalan-pengalan menarik dalam hidupmu sebagai bahan penyusunan puisi.
b. Tuliskanlah pengalaman-pengalaman itu ke dalam baris-baris puisi dengan
menggunakan kata-kata yang tepat dan padat! Perluaslah pembendaharaan
kosakatamu sehingga bisa menciptakan puisi dengan bahasa uang indah, jelas, dan
padat.
c. Pilihlah kata-kata yang memiliki makna kias atau konotatif yang bisa menjadi simbol
atau lambang dari hal-hal yang diceritakan dalam puisi tersebut.
d. Berlatihlah terus-menerus untuk menulis puisi yang baik. Banyaklah membaca puisi
di majalah, koran, atau buku puisi dengan maksud menambah wawasanmu dalam
berpuisi.
71
e. Beranikanlah untuk sekali-kali mempublikasikan puisimu itu dalam majalah dinding
atau dengan mengirimkan ke media massa, baik itu radio, koran atau majalah yang
ada di daerahmu (Kosasih, 2012:1).
2.4.2 Menulis Puisi Baru
Meskipun dikenal memiliki kebebasan, puisi baru pun memiliki karakteristik atau ciri
yang membedakannya dengan bentuk karangan lain, seperti cerpen atau drama.
a. Puisi itu padat makna.
b. Puisi banyak menggunakan kata-kata konotasi.
c. Puisi mengutamakan keindahan kata-kata.
d. Puisi disajikan dalam bentuk monolog.
e. Puisi dibentuk dalam bait-bait atau baris-baris yang tidak selesai bukan dalam bentuk
paragraf.
Karakteristik itu bersifat umum karena ada pula puisi yang bentuknya menyimpang.
Perhatikan kedua pusi Sapardi Djoko Damono berikut.
Pertapa
Jangan mengganggu: aku, satria itu, sedang bertapa dalam sebuah gua,
atau sebutir telor, atau sepatah kata – ah, apa pula bedanya. Pada
saatnya nanti, kalu aku sudahdililit akar, sudah merupakan benih,
sudahmencapai makna --- masih beranikah, beranikah kau menyapaku. Saudara?
Telinga
“Masuklah ke telingaku,” bujuknya.
Gila:
72
ia digoda masuk ke telinganya sendiri
agar bisa mendengar apa pun
secara terperinci --- setiap kata, setiap huruf,
bahkan letupan dan desis
yang menciptakan suara
“Masuklah,” bujuknya.
Gila! Hanya agar bisa menafsirkan sebaik-baiknya apa pun yang dibisikkannya
kepada diri sendiri
Puisi Pertapa mirip cerpen, bukan? Puisi itu tidak dibentuk oleh bait-bait sebagaimana
yang tampak pada puisi pada umumnya. Meskipun demikian, masih tampak
karakteristik lainnya, yakni bahwa cerita itu padat sekali maknanya di samping banyak
sekali menggunakan perumpamaan ataupun kata-kata konotasi. Puisi Telinga disusun
dalam bentuk bait-bait. Kekhasannya dalam puisi itu ada dialognya sebagaimana yang
biasa kitatemukan dalam prosa ataupun drama. Padahal lazimnya sebuah puisi disajikan
dalam bentuk monolog (Kosasih, 2012:129-130).
73
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk
dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji kefektifan produk tertentu digunakan penelitian yang
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat
berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji kelayakan dan
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015: 297).
3.2 Model Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan pendidikan (R & D Education) adalah model
pembangunan berbasis industri di mana temuan penelitian digunakan untuk merancang
prosedur dan produk baru, yang kemudian diujikan di lapangan secara sistematis,
dievaluasi, dan disempurnakan sampai memenuhi kriteria keefektifan yang ditentukan,
kualitas, atau standar yang sama (Borg and Gall, 2003:569).
74
Educational Reserarch and Development (Educational R & D) is an industry-based development model in which the findings of the research are used to design new products and procedures, which then are systematically field-tested, evaluated, and refined until they meet specified criteria of effectiveness, quality, or similar standard (Borgand Gall, 2003:569).
Berdasarkan beberapa pendapat pakar di atas, penulis menentukan model
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development
(R&D) Borg and Gall dengan langkah-langkah diadaptasi oleh peneliti. Penggunaan
model R&D sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni mengembangkan media gambar
untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA.
3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan
Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur penelitian dan pengembangan
menurut Borg & Gall (dalam Sugiono, 2015: 298) yang terdiri atas sepuluh langkah.
Sepuluh langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development
Potensi dan
Masalah Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Revisi Produk
Revisi Produk
Produksi Masal
75
Langkah-langkah tersebut yang ditawarkan oleh Borg & Gall di atas disederhanakan
menjadi 8 tahap untuk mengembangkan media gambar untuk pembelajaran menulis
puisi. Hal tersebut dikarenakan 8 langkah yang digunakan ini sudah mencakup
kesepuluh langkah-langkah di atas. Selain itu, penyerderhanaan langkah-langkah
pengembangan produk disebabkan karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahap-tahap
tersebut sebagai berikut.
Gambar 3 Modifikasi Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development
3.3.1 Potensi dan Masalah
Guru sebagai pendidik melakukan analisis mengenai potensi apa saja yang dapat digali
dari siswa pada langkah ini guru mengkhususkan mengenai potensi keterampilan
menulis puisi dan menganalisis masalah apa saja yang ada dalam aktivitas pembelajaran
menulis puisi siswa kelas X SMA.
Potensi dan
Masalah Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi Desin
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Produk Akhir
76
3.3.2 Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan uptode maka langkah
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk media gambar yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
3.3.3 Desain Produk
Langkah selanjutnya penulis mendesain produk berupa media gambar untuk
pembelajaran menulis puisi dengan mengikuti desain struktur fisik, antara lain sebagai
berikut.
1. Halaman sampul (cover).
2. Kata Pengantar.
3. Daftar isi.
4. Peta Konsep.
5. Sistematika media gambar.
6. Mengenal puisi.
7. Unsur pembangun puisi.
8. Menulis puisi dengan media gambar.
9. Mendokumentasikan hasil puisi karya siswa.
10. Daftar pustaka.
77
3.3.4 Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
media gambar, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli media, ahli
materi, praktisi yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yaitu media gambar
yang dirancang tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dengan penyebaran angket. Sebelum
penyebaran angket peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan
desain tersebut, berikut keunggulanya (Sugiyono, 2015:302).
Kelayakan media gambar dilakukan oleh praktisi pembelajaran bahasa Indonesia, ahli
materi pembelajaran bahasa Indonesia, dan ahli teknologi/media pembelajaran penilaian
tersebut dilakukan menghitung hasil angket dengan kuantitatif yang kemudian diubah
menjadi data kualitatif dengan menggunakan pedoman penskoran menurut Riduwan &
Sunarto (2017: 23).
Tabel 2 Modifikasi Kriteria Tingkat Kelayakan
No Rentang Skor Kreteria 1. 0%— 25% Kurang Layak 2. 26%— 50% Cukup Layak 3. 51%— 75% Layak 4. 75%— 100% Sangat Layak
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2017: 23)
78
3.3.5 Revisi Desain
Setelah desain produk media gambar, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannnya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Agar produk
pengembangan media gambar layak untuk digunakan.
3.3.6 Uji Coba Produk
3.3.6.1 Uji Lapangan Pada Guru Bahasa Indonesia
Uji lapangan pada guru bahasa Indonesia. Uji lapangan dalam pada guru bahasa
Indonesia untuk mendapatkan informasi, masukan dan saran agar media gambar
menjadi lebih baik.
3.3.6.2 Uji Lapangan Pada Kelas Kecil
Uji lapangan dalam kelas kecil melibatkan siswa kelas X SMA kelas kecil yang diambil
secara acak. Uji lapangan dalam kelas kecil dan revisi dilakukan kolaborasi antara
peneliti dan guru berbekal saran dan komentar dari siswa sebagai penggunaan media
gambar. Uji coba kelas kecil ini dilakukan sampai memperoleh produk yang lebih baik,
dan siap diujikan pada uji selanjutnya.
3.3.6.3 Uji Lapangan dalam Kelas Besar
Uji coba ini dilakukan di kelas X SMA. Uji coba pada kelas besar untuk mengetahui
kelayakan dan keefektifan produk media gambar.
79
3.3.7 Revisi Produk
Setelah di uji dalam kelas kecil dan uji lapangan kelas besar berdasarkan temuan,
masukan dan saran peneliti melakukan revisi produk media gambar.
3.3.8 Produk Akhir
Setelah pengujian terhadap produk media gambar berhasil dan mungkin ada revisi yang
tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa media gambar yang baru
diterapkan sebagai media pembelajaran siswa kelas X SMA untuk menulis puisi.
3.4 Subjek dan Objek Penelitian
3.4.1 Subjek Penelitian
Subjek uji coba adalah seseorang yang terlibat langsung dalam pengujian produk media
gambar. Subjek uji coba produk pengembangan media gambar untuk pembelajaran
menulis puisi siswa kelas X SMA adalah sebagai berikut.
a. Ahli Materi Bahasa dan Sastra Indonesia
Ahli materi bahasa dan sastra Indonesia adalah dosen yang mempunyai kemahiran
dalam materi bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi. Ahli isi dan materi ini
akan memberikan penilaian terhadap media gambar yang sudah dibuat. Penilaian media
gambar untuk pembelajaran menulis puisi ini bukan hanya dari segi isi dan materi, akan
tetapi bahasa yang sesuai dengan karakteristik siswa tingkat sekolah menengah atas dan
juga penyajian yang menarik, juga memberikan saran atau masukan sehingga media
gambar layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
80
b. Ahli Media
Ahli media adalah seorang yang mempunyai kemahiran dalam bidang media
pembelajaran. Penilaian ini digunakan untuk memberikan saran atau masukan sehingga
media gambar layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
c. Ahli Praktisi
Ahli praktisi adalah seorang yang mengetahui secara konsep dan praktik. Penilaian dari
ahli parkatisi digunakan untuk memberikan saran atau masukan sehingga media gambar
layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
d. Guru
Guru bahasa Indonesia SMA Sugar Group Lampung Tengah, Guru bahasa Indonesia
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan MA Asyariyah Bandar Lampung.
e. Siswa
Siswa kelas X SMA Sugar Group LampungTengah, Siswa kelas X SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung.
3.4.2 Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan media untuk
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA pada SMA Sugar Group Lampung
Tengah, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung.
81
3.5 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Sugar Group Lampung Tengah, SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melaui observasi atau pengamatan guru
sebagai peneliti, wawancara, dokumentasi, kuesioner, dan tes.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Dalam
melaksanakan tugas peneliti dibantu dengan instrumen berupa panduan observasi,
panduan wawancara, angket dan tes. Panduan observasi digunakan untuk melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran yang dijalankan oleh guru bersama siswa.
Panduan wawancara dimanfaatkan untuk mendapatkan tanggapan secara lisan dari guru
dan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Terakhir, angket dimanfaatkan untuk
penilaian media pembelajaran, pembelajaran, dan produk pengembangan oleh siswa dan
ahli atau pakar. Instrumen penelitian pengembangan media gambar sebagai berikut.
82
a. Instrumen Analisis Kebutuhan Wawancara Guru Bahasa Indonesia SMA
Tabel 3 Daftar Pertanyaan Wawancara
No Aspek yang ingin diketahui
Pertanyaan
1. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru
1. Bagaimana aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi? 2. Bagaimana antusiasme siswa selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi? 3. Apakah dalam aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi semua siswa sudah baik dalam menulis puisi?
2.
Media Pembelajaran
1. Media pembelajaran apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam menyampaikan materi menulis puisi? 2. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran pada materi menulis puisi? 3. Apakah dengan menggunakan media dalam aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis puisi dapat merangsang siswa untuk dapat aktif dalam proses pembelajaran?
3.
Fasilitas pendukung
1. Apakah setiap ruangan kelas dilengkapi fasilitas koneksi internet?
2. Apakah setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas untuk menampilkan media audio visual?
3. Apakah setiap ruangan kelas terdapat arus listrik?
4. Pengembangan media 1. Bagaimana jika dibuatkan produk berupa media gambar untuk aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis puisi?
83
b. Instrumen Analisis Kebutuhan Angket Siswa kelas X SMA
Tabel 4 Angket Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Gambar
5.
Apakah guru menggunakan metode ceramah dalam mengajar materi menulis puisi?
6. Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam memahami materi menulis puisi?
7. Apakah guru pernah menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran materi menulis puisi?
8 Apakah anda pernah belajar mandiri di rumah sebelum guru menjelaskan di kelas?
C Ketersedian Sarana Prasarana
9. Apakah Anda pernah memanfaatkan fasilitas Internet untuk mengakses materi menulis puisi?
10. Apakah setiap ruangan kelas terdapat fasilitas internet?
11. Apakah setiap ruangan kelas terdapat arus tegangan listrik?
12. Apakah setiap ruangan kelas terdapat fasilitas untuk menampilkan video?
Nama : Kelas : Sekolah :
No Pertanyaan Respon
Keterangan Ya Tidak
A Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Apakah Anda senang belajar Bahasa Indonesia?
2. Menurut Anda, Apakah metode mengajar yang diterapkan oleh guru sudah menarik?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
4. Apakah Anda sering kesulitan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru?
B Pengalaman Belajar Bahasa Indonesia
84
13. Apakah sekolah mempunyai fasilitas perpustakaan sebagai sumber untuk belajar?
Kisi-Kisi Penyusunan Angket Instrumen Analisis Kebutuhan
Tabel 5 Kisi-Kisi Pengungkapan Kebutuhan Siswa
No Aspek Yang Ingin Diketahui Indikator No Item Pertanyaan
1. Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Ketertarikan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia. 2. Ketertarikan siswa dengan metode mengajar yang diterapkan oleh guru. 3. Kesulitan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 4. Kesulitan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
1
2
3
4
2. Pengalaman Belajar Bahasa Indonesia
5. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar materi menulis puisi. 6. Kesulitan dalam memahami materi menulis puisi. 7. Penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran materi menulis puisi. 8. Belajar mandiri di rumah sebelum guru menjelaskan di kelas.
5
6
7
8
85
3. Ketersedian Sarana Prasarana 9. Pemanfaatan fasilitas Internet untuk mengakses materi menulis puisi. 10. Ketersedian fasilitas internet disetiap ruangan kelas. 11. Ketersedian arus listrik disetiap ruangan kelas. 12. Ketersedian fasilitas menampikan video disetiap ruangan kelas. 13. Ketersedian fasilitas perpustakaan sebagai sumber untuk belajar.
9
10
11
12
13
c. Instrumen Penilaian Ahli Materi Pembelajaran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA [
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145Tlp/Fax (0721) 704624
INSTRUMEN PENILAIAN
(Ahli Materi Pembelajaran)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar
untuk Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan Bapak/Ibu
untuk memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini. Hasil
penilaian dari Bapak/Ibu akan penulis gunakan untuk perbaikan media sebelum penulis
ujicobakan di sekolah.
86
Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberi tanda (√) pada
kolom instrumen dan catatan pada lembar catatan di bawah ini.
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Petunjuk Umum
Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis
karakter.
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon Bapak/Ibu memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.
b. Mohon Bapak/Ibu member tanda (√) pada kotak yang tersedia.
c. Jika sangat layak, maka kolom “SL” diberi tanda (√), skor 4.
d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3.
e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2.
f. Jika kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1.
g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
II. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan
1.
Ukuran huruf pada cover luar media sudah sesuai dan dapat terbaca dengan baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1)
Ukuran huruf sudah sesuai dan terbaca dengan baik. √
III. Pengisian Angket
No. Indikator Penilaian Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
A Kelayakan Isi
1. Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
87
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
6. media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif.
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi.
8.
Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
9.
Kesesuaian media gambar yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
10. Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
B Kebahasaan
11. Keterbacaan tulisan.
12. Kelaziman istilah yang digunakan.
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
14. Kejelasan tujuan pembelajaran.
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
88
16. Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
C Kemenarikan Penyajian
18. Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
19. Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan materi pembelajaran.
20. Kesesuain materi yang disajikan secara runtut.
21. Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
22. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
23. Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
24. Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
25.
Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi.
26.
Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam gambar.
89
D Media Gambar
27. Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
31. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
Bandar Lampung, 4 Januari 2019 Validator,
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. NIP 1962020319881110
Saran dan Komentar:
90
KISI-KISI INSTRUMEN UJI AHLI MATERI PEMBELAJARAN TERHADAP MEDIA GAMBAR
Tabel 6 Kisi-Kisi Intrumen Uji Ahli Materi Pembelajaran Terhadap Media
Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JUMLAH SOAL
NO. SOAL
A 1.
K
EL
AY
AK
AN
IS
I
Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
1 1
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
1 2
3. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
1 3
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
1 4
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
1
5
6. Media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif.
1 6
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi.
1 7
8. Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
1 8
9. Kesesuaian media yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
1 9
10. Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
1
10
B 11.
KE
BA
HA
SA
AN
Keterbacaan tulisan. 1 11
12. Kelaziman istilah yang digunakan. 1 12
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
1 13
14. Kejelasan tujuan pembelajaran.
1 14
91
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa
Indonesia.
1 15
16.
Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
1 16
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
1 17
C 18.
K
EM
EN
AR
IKA
N P
EN
YA
JIA
N
Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
1 18
19. Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan materi pembelajaran.
1 19
20. Kesesuain materi yang disajikan secara runtut.
1 20
21. Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
1 21
22. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
1 22
23. Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
1 23
24. Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
1 24
25. Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi.
1 25
26. Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam gambar.
1 26
D 27.
Med
ia G
amb
ar
Kualitas gambar pada media gambar berbasis karakter sudah baik.
1 27
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
1 28
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
1 29
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
1 30
31. Proposional ukuran gambar pada media 1 31
92
gambar sudah baik. 32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar
terlihat jelas dan terbaca. 1 32
c. Instrumen Penilaian Ahli Teknologi/Media Pembelajaran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
[
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp/Fax (0721) 704624
INSTRUMEN PENILAIAN
(Ahli Teknologi/Media Pendidikan)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini. Hasil penilaian dari Bapak/Ibu akan penulis gunakan untuk perbaikan media sebelum penulis ujicobakan di sekolah.
Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dan tanggapan dengan cara
memberi tanda (√) pada kolom instrumen, dan catatan pada lembar catatan di bawah ini.
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Petunjuk Umum
Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis
karakter.
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon Bapak/Ibu memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.
b. Mohon Bapak/Ibu member tanda (√) pada kotak yang tersedia.
c. Jika sangat layak, maka kolom “SL” diberi tanda (√), skor 4.
d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3.
e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2.
f. Jika sangat kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1.
93
g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
I. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan
1.
Ukuran huruf pada cover luar media sudah sesuai dan dapat terbaca dengan baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1)
Ukuran huruf sudah sesuai dan terbaca dengan baik. √
II. Pengisian Angket
No. Indikator Penilaian Jawaban
Tanggapan/Saran untuk Perbaikan
SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
A Kesesuaian dengan Silabus
1. Media gambar menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
2.
Media gambar menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan PUEBI.
3. Media gambar mendukung pencapaian KI dan KD.
4. Rumusan KI dan KD sesuai Kurikulum 2013 revisi 2016.
5.
Media gambar sesuai dengan indikator, materi, dan tujuan pembelajaran.
94
B Penggunaan Media
6. Media gambar mudah untuk diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran.
7. Media gambar menarik minat belajar siswa.
8.
Media gambar dapat merangsang siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
9.
Media gambar dapat menjadi alternatif media pembelajaran.
10. Media gambar menyajikan alam dan lingkungan sekitar
11. Media gambar dapat digunakan peserta didik dalam materi menulis puisi.
C Kemenarikan Penyajian
12. Media gambar menyajikan materi secara menarik dan menyenangkan.
13.
Contoh dalam media gambar sudah sesuai dengan materi menulis puisi.
14. Materi pada media gambar disajikan secara runtut.
15.
Materi yang disajikan dalam media gambar melibatkan siswa secara aktif.
95
16.
Materi yang disajikan dalam media gambar sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum.
17. Media gambar didesain secara menarik dan menyenangkan.
18. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
19. Media gambar disusun dengan memandu siswa dalam materi menulis puisi.
20.
Media gambar yang disusun memandu siswa untuk berkolaboratif.
21.
Media gambar yang disusun menumbuhkan kreativitas siswa.
22.
Media gambar membantu siswa untuk menguasai materi pembelajaran menulis puisi.
23. Media gambar disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
D Media Gambar
24. Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
25. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
26. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
96
27. Desain cover pada media gambar sudah baik.
28. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
29. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar erlihat jelas dan terbaca.
Bandar Lampung, 4 Januari 2019 Validator,
Amrullah, M.Korm.
Saran dan Komentar:
97
KISI-KISI INSTRUMEN UJI AHLI TEKNOLOGI/MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MEDIA GAMBAR
Tabel 7 Kisi-Kisi Intrumen Uji Ahli Teknologi/Media Pembelajaran Terhadap
Media Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JUMLAH SOAL
NO. SOAL
A
1.
KE
SE
SU
AIA
N D
EN
GA
N
SIL
AB
US
Media gambar menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
1 1
2. Media gambar menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan PUEBI.
1 2
3. Media gambar mendukung pencapaian KI dan KD.
1 3
4. Rumusan KI dan KD sesuai Kurikulum 2013 revisi 2016.
1 4
5. Media gambar sesuai dengan indikator, materi, dan tujuan pembelajaran.
1
5
B
6.
P
EN
GG
UN
AA
N M
ED
IA
Media gambar mudah untuk diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran.
1 6
7. Media gambar menarik minat belajar siswa.
1 7
8. Media gambar dapat merangsang siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
1 8
9. Media gambar dapat menjadi alternatif media pembelajaran.
1 9
10. Media gambar menyajikan alam dan lingkungan sekitar
1
10
11. Media gambar dapat digunakan peserta
didik dalam materi menulis puisi.
1 11
C
12.
K
EM
EN
AR
IKA
N
PE
NY
AJI
AN
Media gambar menyajikan materi secara menarik dan menyenangkan.
1 12
13. Contoh dalam media gambar udah sesuai dengan materi menulis puisi.
1 13
14. Materi pada media gambar disajikan secara runtut.
1 14
98
15. Materi yang disajikan dalam media
gambar melibatkan siswa secara aktif.
1 15
16. Materi yang disajikan dalam media
gambar sudah sesuai dengan kompetensi
dasar yang ada dalam kurikulum.
1 16
17. Media gambar didesain secara menarik
dan menyenangkan.
1 17
18. Media gambar menimbulkan motivasi
belajar bagi siswa.
1 18
19. Media gambar disusun dengan memandu
siswa dalam materi menulis puisi.
1 19
20. Media gambar yang disusun memandu
siswa untuk berkolaboratif.
1 20
21. Media gambar yang disusun
menumbuhkan kreativitas siswa.
1 21
22. Media gambar membantu siswa untuk
menguasai materi pembelajaran menulis
puisi.
1 22
23. Media gambar disajikan dengan petunjuk
cara melakukan secara jelas.
1 23
D 24.
M
ED
IA G
AM
BA
R
Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
1 24
25. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
1 25
26. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
1 26
27. Desain cover pada media gambar sudah baik.
1 27
28. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
1 28
29. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
1 29
99
e. Instrumen Penilaian Praktisi Pembelajaran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp/Fax (0721)
704624
INSTRUMEN PENILAIAN
(Praktisi Pembelajaran)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar untuk Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini. Hasil penilaian dari Bapak/Ibu akan penulis gunakan untuk perbaikan media sebelum penulis ujicobakan di sekolah. Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberi tanda (√),
pada kolom instrumen dan catatan pada lembar catatan di bawah ini.
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Petunjuk Umum
Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis
karakter
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon Bapak/Ibu memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.
b. Mohon bapak/ibu member tanda (√) pada kotak yang tersedia.
c. Jika sangat layak, maka kolom“ SL” diberi tanda (√), skor 4.
d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3.
e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2.
f. Jika kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1.
g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
100
II. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/Saran untuk Perbaikan
1.
Ukuran huruf pada cover luar media sudah sesuai dan dapat terbaca dengan baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1)
Ukuran huruf sudah sesuai dan terbaca dengan baik. √
III. Pengisian Angket
No. Indikator Penilaian Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
A Kelayakan Isi
1. Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
6. Media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi
101
8.
Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
9.
Kesesuaian media gambar yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
10.
Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
B Kebahasaan
11. Keterbacaan tulisan.
12. Kelaziman istilah yang digunakan.
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
14. Kejelasan tujuan pembelajaran.
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
16.
Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
C Kemenarikan Penyajian
18.
Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
19. Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan
102
materi pembelajaran.
20. Kesesuaian materi yang disajikan secara runtut.
21.
Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
22.
Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
23.
Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
24.
Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
25.
Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi
26.
Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam puisi.
D Media Gambar
27. Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
103
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
31. Proposional ukuran gambar pada media sudah baik.
32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
Bandar Lampung, 4 Januari 2019
Validator, Rudi Isbowo, M.Pd.
Saran dan Komentar:
104
KISI-KISI INSTRUMEN PRAKTISI PEMBELAJARAN TERHADAP MEDIA GAMBAR
Tabel 8 Kisi-Kisi Intrumen Uji Praktisi Pembelajaran Terhadap Media Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JUMLAH
SOAL NO.
SOAL A 1.
K
EL
AY
AK
AN
IS
I
Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
1 1
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
1 2
3. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
1 3
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
1 4
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
1
5
6. Media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif.
1 6
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi.
1 7
8. Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
1 8
9. Kesesuaian media gambar yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
1 9
10. Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
1
10
B 11.
K
EB
AH
AS
AA
N
Keterbacaan tulisan. 1 11
12. Kelaziman istilah yang digunakan. 1 12
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
1 13
14. Kejelasan tujuan pembelajaran.
1 14
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
1 15
105
16. Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
1 16
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
1 17
C 18.
K
EM
EN
AR
IKA
N P
EN
YA
JIA
N
Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
1 18
19. Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan materi pembelajaran.
1 19
20. Kesesuain materi yang disajikan secara runtut.
1 20
21. Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
1 21
22. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
1 22
23. Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
1 23
24. Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
1 24
25. Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi.
1 25
26. Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam gambar.
1 26
D 27.
M
ED
IA G
AM
BA
R
Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
1 27
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
1 28
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
1 29
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
1 30
31. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
1 31
32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
1 32
106
f. Instrumen Penilaian Guru
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp/Fax (0721)
704624
INSTRUMEN PENILAIAN (Guru)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar
untuk Pembelajaran Menulis Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan Bapak/Ibu
untuk memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini. Hasil
penilaian dari Bapak/Ibu akan penulis gunakan untuk perbaikan media sebelum penulis
ujicobakan di sekolah.
Mohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberi tanda (√),
pada kolom instrumen dan catatan pada lembar catatan di bawah ini.
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Petunjuk Umum
Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis karakter
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon Bapak/Ibu memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai.
b. Mohon bapak/ibu member tanda (√) pada kotak yang tersedia.
c. Jika sangat layak, maka kolom“ SL” diberi tanda (√), skor 4.
d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3.
e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2.
f. Jika kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1.
g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
107
II. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan
1.
Ukuran huruf pada cover luar media sudah sesuai dan dapat terbaca dengan baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1)
Ukuran huruf sudah sesuai dan terbaca dengan baik. √
III. Pengisian Angket
No. Indikator Penilaian Jawaban Tanggapan/Saran
untuk Perbaikan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
A Kelayakan Isi
1. Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
3.
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
6. Media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif.
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi
108
8.
Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
9.
Kesesuaian media gambar yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
10.
Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
B Kebahasaan
11. Keterbacaan tulisan.
12. Kelaziman istilah yang digunakan.
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
14. Kejelasan tujuan pembelajaran.
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
16.
Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
C Kemenarikan Penyajian
18. Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
19.
Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan materi pembelajaran.
109
20. Kesesuain materi yang disajikan secara runtut.
21.
Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
22. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
23. Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
24.
Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
25.
Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi.
26.
Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi unsur fisik dan batin yang terkandung dalam puisi.
D Media Gambar
27. Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
110
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
31. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
Lampung Tengah, 04 Januari 2019 Responden, Yokebed Triwigati
Saran dan Komentar:
111
KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN GURU TERHADAP MEDIA GAMBAR
Tabel 9 Kisi-Kisi Intrumen Penilaian Guru Terhadap Media Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JUMLAH
SOAL NO.
SOAL A 1.
K
EL
AY
AK
AN
IS
I
Kesesuaian media gambar dengan KI dan KD.
1 1
2. Kesesuaian media gambar dengan indikator.
1 2
3. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan.
1 3
4. Kesesuaian dengan kebutuhan media pembelajaran.
1 4
5. Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
1
5
6. media gambar menggunakan kalimat-kalimat yang efektif.
1 6
7. Kesesuaian media gambar dengan materi menulis puisi.
1 7
8. Kesesuaian materi pembelajaran yang disajikan dengan memanfaatkan gambar alam dan lingkungan sekitar.
1 8
9. Kesesuaian media yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik.
1 9
10. Media gambar mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
1
10
B 11.
KE
BA
HA
SA
AN
Keterbacaan tulisan. 1 11
12. Kelaziman istilah yang digunakan. 1 12
13. Kesesuaian pemilihan gambar yang digunakan.
1 13
14. Kejelasan tujuan pembelajaran. 1 14
15. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia.
1 15
16. Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda.
1 16
112
17. Kejelasan cara penggunaan media gambar.
1 17
C 18.
K
EM
EN
AR
IKA
N P
EN
YA
JIA
N
Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan.
1 18
19. Kesesuaian contoh dalam media gambar dengan materi pembelajaran.
1 19
20. Kesesuain materi yang disajikan secara runtut.
1 20
21. Kesesuaian materi yang disajikan dengan melibatkan siswa secara aktif.
1 21
22. Media gambar menimbulkan motivasi belajar bagi siswa.
1 22
23. Media gambar disusun dengan memandu siswa menulis puisi.
1 23
24. Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara jelas.
1 24
25. Media gambar mengajak siswa untuk dapat memahami materi menulis puisi.
1 25
26. Media gambar mengajak siswa dapat mengidentifikasi unsur fisik dan batinyang terkandung dalam puisi.
1 26
D 27.
M
ED
IA G
AM
BA
R
Kualitas gambar pada media gambar sudah baik.
1 27
28. Kualitas kertas pada media gambar sudah baik.
1 28
29. Pemilihan gambar pada media gambar sudah tepat.
1 29
30. Desain cover pada media gambar sudah baik.
1 30
31. Proposional ukuran gambar pada media gambar sudah baik.
1 31
32. Tipe huruf dan ukuran pada media gambar terlihat jelas dan terbaca.
1 32
113
f. Instrumen Penilaian Siswa Kelas Kecil
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
[
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp/Fax (0721) 704624
UJI PRAKTIS MEDIA KELAS KECIL
(Responden)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar
untuk Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan peserta didik untuk
memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini. Hasil penilaian
akan penulis gunakan untuk perbaikan media sebelum penulis ujicobakan di kelas besar.
I. Petunjuk Pengisian angket 1. Petunjuk Umum
Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis karakter.
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai. b. Mohon memberi tanda ceklis (√) pada kotak yang tersedia. c. Jika sangat layak, maka kolom “ SL” diberi tanda (√), skor 4. d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3. e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2. f. Jika kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1. g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
114
II. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/Saran/
Masukan untuk Perbaikan
1.
Apakah ukuran huruf pada
cover luar media sudah sesuai
dan dapat terbaca dengan
baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1) Ukuran huruf sudah
sesuai dan terbaca
dengan baik . √
III. Pengisian Angket
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
A. Kemenarikan Media
1.
Apakah variasi penggunaan huruf (ukuran, bentuk, jenis, dan warna) membuat media gambar menarik dipelajari?
2.
Apakah ilustrasi yang ada membuat media gambar menarik dipelajari?
3.
Apakah desain lay out membuat media gambar menarik dipelajari?
4.
Apakah penggunaan variasi warna membuat media gambar menarik dipelajari?
5.
Apakah dengan penggunaan gambar-gambar membuat media gambar menarik dipelajari?
115
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
6.
Apakah kesesuaian materi membuat media gambar menarik dipelajari?
7.
Apakah dengan adanya contoh membuat media gambar menarik dipelajari?
8.
Apakah kesesuaian gambar membuat media menarik dipelajari?
9.
Apakah tugas menulis puisi dalam media menarik untuk dikerjakan?
10.
Apakah format keseluruhan membuat media gambar menarik dipelajari?
B. Kemudahan Penggunaan
11.
Apakah cakupan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
12.
Apakah kejelasan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
13.
Apakah alur penyajian mempermudah Anda menggunakan media gambar?
116
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
14.
Apakah bahasa yang digunakan dapat dipahami secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
15.
Apakah kejelasan pemaparan materi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
16.
Apakah petunjuk/perintah/panduan dapat dipahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
17.
Apakah pertanyaan-pertanyaan dapat Anda pahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah penggunaan media gambar?
B. Kemanfaatan Media Pembelajaran
18.
Apakah media gambar membantu Anda meningkatkan minat mempelajari materi?
19. Apakah media gambar membantu Anda mempelajari materi secara lebih mudah?
20.
Apakah latihan menulis puisi yang ada membantu Anda mengetahui kemampuan konsep yang Anda kuasai?
117
Lampung, .................. Peserta Didik, ...............................................
Saran dan Komentar:
118
KISI-KISI INSTRUMEN UJI KELAS KECIL MEDIA GAMBAR RESPONDEN PESERTA DIDIK
Tabel 10 Kisi-Kisi Intrumen Uji Kelas Kecil Terhadap Media Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JLH
SOAL NO. SOAL
A 1.
K
EM
EN
AR
IKA
N M
ED
IA
Apakah variasi penggunaan huruf (ukuran, bentuk, jenis, dan warna) membuat media gambar menarik dipelajari?
1 1
2. Apakah ilustrasi yang ada membuat media gambar menarik dipelajari?
1 2
3. Apakah desain lay out membuat media gambar menarik dipelajari?
1 3
4. Apakah penggunaan variasi warna membuat media gambar menarik dipelajari?
1 4
5. Apakah dengan penggunaan gambar-gambar membuat media gambar menarik dipelajari?
1
5
6. Apakah kesesuaian materi membuat media gambar menarik dipelajari?
1 6
7. Apakah dengan adanya contoh membuat media gambar menarik dipelajari?
1 7
8. Apakah kesesuaian gambar membuat media menarik dipelajari?
1 8
9. Apakah tugas menulis puisi dalam media menarik untuk dikerjakan?
1 9
10. Apakah format keseluruhan membuat media gambar menarik dipelajari?
1 10
B 11.
K
EM
UD
AH
AN
P
EN
GG
UN
AA
N Apakah cakupan isi mempermudah Anda
menggunakan media gambar? 1 11
12. Apakah kejelasan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 12
13. Apakah alur penyajian mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 13
119
14. Apakah bahasa yang digunakan dapat dipahami secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 14
15. Apakah kejelasan pemaparan materi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 15
16. Apakah petunjuk/perintah/panduan dapat dipahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 16
17. Apakah pertanyaan-pertanyaan dapat Anda pahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah penggunaan media gambar?
17
C 18.
KE
MA
NF
AA
TA
N
ME
DIA
P
EM
BE
LA
JAR
AN
Apakah media gambar membantu Anda meningkatkan minat mempelajari materi?
1 18
19. Apakah media gambar membantu Anda mempelajari materi secara lebih mudah?
1 19
20. Apakah latihan menulis puisi yang ada membantu Anda mengetahui kemampuan konsep yang Anda kuasai?
1 20
120
g. Instrumen Penilaian Siswa Kelas Besar
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Tlp/Fax (0721) 704624
UJI PRAKTIS MEDIA KELAS BESAR
(Responden)
Sehubungan dengan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Media Gambar
untuk Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA”, dimohon kesediaan peserta
didik untuk memberikan penilaian terhadap media yang penulis susun di bawah ini.
Hasil penilaian akan penulis gunakan untuk perbaikan media.
I. Petunjuk Pengisian Angket
1. Petunjuk Umum Instrumen tersaji meliputi pernyataan untuk menilai media gambar berbasis
karakter.
2. Petunjuk Khusus
a. Mohon memilih salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai. b. Mohon memberi tanda ceklis (√) pada kotak yang tersedia. c. Jika sangat layak, maka kolom “ SL” diberi tanda (√), skor 4. d. Jika layak, maka kolom ”L” diberi tanda (√), skor 3. e. Jika cukup layak, maka kolom ”CL” diberi tanda (√), skor 2. f. Jika kurang layak, maka kolom “KL” diberi tanda (√), skor 1. g. Mohon isi saran/masukan untuk perbaikan pada kolom yang sudah
disediakan.
121
II. Contoh Pengisian Angket
No. Pernyataan Jawaban Tanggapan/saran/masu
kan untuk perbaikan
1.
Apakah ukuran huruf pada
cover luar media sudah sesuai
dan dapat terbaca dengan
baik.
SL
(4)
L
(3)
CL
(2)
KL
(1)
Ukuran huruf sudah
sesuai dan terbaca
dengan baik .
√
III. Pengisian Angket
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
C. Kemenarikan Media
1.
Apakah variasi penggunaan huruf (ukuran, bentuk, jenis, dan warna) membuat media gambar menarik dipelajari?
2.
Apakah ilustrasi yang ada membuat media gambar menarik dipelajari?
3.
Apakah desain lay out membuat media gambar menarik dipelajari?
4.
Apakah penggunaan variasi warna membuat media gambar menarik dipelajari?
5.
Apakah dengan penggunaan gambar-gambar membuat media gambar menarik dipelajari?
122
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
6.
Apakah kesesuaian materi membuat media gambar menarik dipelajari?
7.
Apakah dengan adanya contoh membuat media gambar menarik dipelajari?
8.
Apakah kesesuaian gambar membuat media menarik dipelajari?
9.
Apakah tugas menulis puisi dalam media menarik untuk dikerjakan?
10.
Apakah format keseluruhan membuat media gambar menarik dipelajari?
B. Kemudahan Penggunaan
11.
Apakah cakupan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
12.
Apakah kejelasan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
13.
Apakah alur penyajian mempermudah Anda menggunakan media gambar?
123
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Keterangan SL (4)
L (3)
CL (2)
KL (1)
14.
Apakah bahasa yang digunakan dapat dipahami secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
15.
Apakah kejelasan pemaparan materi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
16.
Apakah petunjuk/perintah/panduan dapat dipahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
17.
Apakah pertanyaan-pertanyaan dapat Anda pahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah penggunaan media gambar?
D. Kemanfaatan Media Pembelajaran
18.
Apakah media gambar membantu Anda meningkatkan minat mempelajari materi?
19. Apakah media gambar membantu Anda mempelajari materi secara lebih mudah?
20.
Apakah latihan menulis puisi yang ada membantu Anda mengetahui kemampuan konsep yang Anda kuasai?
124
Lampung, .................. Peserta Didik, ...............................................
Saran dan Komentar:
125
KISI-KISI INSTRUMEN UJI KELAS BESAR MEDIA GAMBAR RESPONDEN PESERTA DIDIK
Tabel 11 Kisi-Kisi Intrumen Uji Kelas Besar Terhadap Media Gambar
No. ASPEK INDIKATOR JLH
SOAL NO. SOAL
A 1.
K
EM
EN
AR
IKA
N M
ED
IA
Apakah variasi penggunaan huruf (ukuran, bentuk, jenis, dan warna) membuat media gambar menarik dipelajari?
1 1
2. Apakah ilustrasi yang ada membuat media gambar menarik dipelajari?
1 2
3. Apakah desain lay out membuat media gambar menarik dipelajari?
1 3
4. Apakah penggunaan variasi warna membuat media gambar menarik dipelajari?
1 4
5. Apakah dengan penggunaan gambar-gambar membuat media gambar menarik dipelajari?
1
5
6. Apakah kesesuaian materi membuat media gambar menarik dipelajari?
1 6
7. Apakah dengan adanya contoh membuat media gambar menarik dipelajari?
1 7
8. Apakah kesesuaian gambar membuat media menarik dipelajari?
1 8
9. Apakah tugas menulis puisi dalam media menarik untuk dikerjakan?
1 9
10. Apakah format keseluruhan membuat media gambar menarik dipelajari?
1 10
B 11.
K
EM
UD
AH
AN
P
EN
GG
UN
AA
N
Apakah cakupan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 11
12. Apakah kejelasan isi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 12
13. Apakah alur penyajian mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 13
14. Apakah bahasa yang digunakan dapat dipahami 1 14
126
secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
15. Apakah kejelasan pemaparan materi mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 15
16. Apakah petunjuk/perintah/panduan dapat dipahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah Anda menggunakan media gambar?
1 16
17. Apakah pertanyaan-pertanyaan dapat Anda pahami maksudnya secara jelas sehingga mempermudah penggunaan media gambar?
17
C 18.
KE
MA
NF
AA
TA
N
ME
DIA
P
EM
BE
LA
JAR
AN
Apakah media gambar membantu Anda meningkatkan minat mempelajari materi?
1 18
19. Apakah media gambar membantu Anda mempelajari materi secara lebih mudah?
1 19
20. Apakah latihan menulis puisi yang ada membantu Anda mengetahui kemampuan konsep yang Anda kuasai?
1 20
3.8 Analisis Data Penelitian
Setelah semua data terkumpul, tahap terakhir adalah analisis data yaitu dengan
menggunakan deskriptif kuantitatif dan reduksi data. Analisis data yang dilakukan
sebagai berikut.
1) Wawancara Guru Bahasa Indonesia SMA
Wawancara terarah topik dalam percakapan melalui wawancara jenis ini sudah
disiapkan sebelumnya oleh peneliti meskipun dalam kenyataannya peneliti dapat lebih
fleksibel untuk menggali data sesuai dengan situasi dan kondisi responden. Pertanyaan-
pertanyaan dalam wawancara sudah dipersiapkan oleh peneliti sehingga subjek yang
127
berbeda mendapatkan pertanyaan yang relatif sama. Biasanya wawancara model ini
dilakukan bila peneliti akan mengumpulkan data dari sekelompok orang sehingga
subjek yang berbeda dapat dikumpulkan data yang relatif sejenis. Wawancara model ini
dapat menghemat waktu karena pertanyaan yang disampaikan lebih terarah sesuai
dengan permasalahan atau topik yang dipilih sehingga data yang terkumpul lebih
sistematis jika dibandingkan dengan wawancara informal (Setiyadi, 2013:244). Analisis
data yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi
kebutuhan berdasarkan hasil wawancara kepada guru bahasa Indonesia SMA Sugar
Group Lampung Tengah.
2) Lembar Kuesioner (Angket) Siswa kelas X SMA
Kuesioner dengan pertanyaan tertutup, yang sering disebut juga kuesioner tertutup,
membatasi responden untuk memilih jawaban, misalnya ya atau tidak. Kuesioner
tertutup dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam menyeleksi data sehingga
peneliti tidak perlu menghabiskan waktu untuk data yang tidak relevan dengan tujuan
penelitiannnya. Responden dapat diarahkan untuk memberikan data yang sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian sehingga ada kesamaan antara responden yang satu dan
lainnya dalam menjawab pertanyaan-pertnyaan dalam kuesioner. Kesamaan antar
jawaban responden memudahkan peneliti untuk menganalisanya (Setiyadi, 2013:244).
Tabel 12 Konversi Nilai Skala Sikap
Setuju (Ya) 1
Tidak setuju (Tidak) 0
128
a. Menjumlah skor dari setiap butir pernyataan.
b. Mengubah skor menjadi nilai berdasarkan persentase.
4) Analisis Validasi Desain Produk oleh Ahli Materi, Guru, dan Penilaian Siswa
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
media gambar, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari
yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat
dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli media, ahli
materi, praktisi yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yaitu media gambar
yang dirancang tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dengan penyebaran angket. Sebelum
penyebaran angket peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan
desain tersebut, berikut keunggulanya (Sugiyono, 2015:302).
Kelayakan media gambar dilakukan oleh praktisi pembelajaran bahasa Indonesia, ahli
materi pembelajaran bahasa Indonesia, ahli teknologi/media pembelajaran, guru dan
siswa penilaian tersebut dilakukan menghitung hasil angket dengan kuantitatif yang
kemudian diubah menjadi data kualitatif dengan menggunakan pedoman penskoran
skala lima menurut Riduwan & Sunarto (2017: 23).
129
Tabel 13 Modifikasi Kriteria Tingkat Kelayakan
No Rentang Skor Kreteria 1. 0%— 25% Kurang Layak 2. 26%— 50% Cukup Layak 3. 51%— 75% Layak 4. 75%— 100% Sangat Layak
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2017: 23)
5) Analisis Uji Keefektifan Berdasarkan Nilai Pretest, Postest dan N-gain
Uji keefektifan yaitu dengan menghitung rata-rata pretest, postest dan N-gain. Skor
gain yaitu perbandingan gain aktual dengan gain maksimum. Gain aktual yaitu selisih
skor postest terhadap skor pretest. Rumus N-gain adalah sebagai berikut.
N – gain =����� ������������� �������
���� ������ ����������� �������
Kriteria interpretasi N-gain yang dikemukakan oleh Meltzer (2002) seperti pada tabel.
Tabel 14 Kriteria Interpretasi N-gain
Rata-rata Gain Ternormalisasi Kriteria Interpretasi g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang g < 0,3 Rendah
Kriteria keefektifan media gambar untuk menulis puisi kelas X SMA, jika tingkat
pencapaian N-gain minimal kategori sedang.
182
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan, yakni pertama
tersusunnya pengembangan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi kelas X
SMA. Kedua, kelayakan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi siswa kelas X
SMA berdasarkan penilaian ahli praktisi, ahli materi, dan ahli media mendapat kriteria
sangat layak. Ketiga megguji keefektifan media gambar untuk pembelajaran menulis
puisi kelas X SMA mendapat kriteria interpretasi sedang. Hal itu dibuktikan dengan
rincian sebagai berikut.
1. Pengembangan media gambar untuk pembelajaran menulis puisi kelas X SMA,
menggunakan pengembangan Research and Development (R&D) melalui beberapa
tahapan, yaitu (a) potensi dan masalah berdasarkan permasalahan perlu adanya
pengembangan media gambar untuk menulis puisi siswa kelas X SMA; (b)
pengumpulan data dengan melakukan analisis kurikulum dan analisis kebutuhan; (c)
desain produk dengan mendesain struktur fisik media gambar; (d) validasi desain
oleh praktisi pembelajaran Rudi Isbowo, M.Pd., ahli materi pembelajaran
Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., ahli media pembelajaran Amrullah, M.Kom. (e) revisi
desain dengan memperbaiki desain cover; (f) uji coba produk dengan uji lapangan
pada guru bahasa Indonesia, uji kelayakan dan efektifitas pada kelas kecil dan kelas
183
besar media gambar untuk pembelajaran menulis puisi kelas X SMA; (g) revisi
produk dengan perbaikan desain cover dan ukuran kertas A5 menjadi B5, perbaikan
penulisan, perbaikan penulisan pada kata pengantar, perbaikan pada peta konsep,
perbaikan penambahan kalimat pengantar pada kompetensi dasar dan indikator,
perbaikan latar belakang dan tulisan pada contoh puisi, perbaikan dengan
memberikan penambahan kesimpulan pada pengertian puisi, perbaikan dengan
menambah contoh pada unsur pembangun puisi, perbaikan penulisan miring pada
contoh puisi, (h) produk akhir setelah pengujian terhadap produk media gambar
berhasil, maka selanjutnya produk yang berupa media gambar dapat diterapkan
sebagai media pembelajaran siswa kelas X SMA untuk menulis puisi.
2. Kelayakan media gambar untuk menulis puisi kelas X SMA yang telah
dikembangkan mendapatkan tingkat kelayakan yaitu “sangat layak”. Penilaian
tersebut berdasarkan penilian uji kelayakan praktisi pembelajaran, ahli materi bahasa
dan sastra Indonesia, ahli media pembelajaran, sebagai berikut persentase dan tingkat
kelayakannya yakni, (a) penilaian uji kelayakan oleh Rudi Isbowo, M.Pd., praktisi
pembelajaran dari semua aspek memperoleh skor akhir dengan persentase 96,80%
dinyatakan “sangat layak” dari tingkat kelayakannya; (b) Penilaian uji kelayakan
oleh Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., ahli materi bahasa dan sastra Indonesia dari
semua aspek memperoleh skor akhir dengan persentase 92,20% dinyatakan “sangat
layak”; (c) penilaian uji kelayakan oleh Amrullah, M.Kom., ahli media pembelajaran
dari semua aspek memperoleh skor akhir dengan persentase 90,10% dinyatakan
“sangat layak”.
184
3. Hasil uji keefektifan media gambar untuk menulis puisi kelas X SMA pada kelas
besar yakni, (a) hasil uji kefektifan nilai pretest, postest dan N-gain menulis puisi
siswa kelas X IPA A, B, C, dan D SMA Sugar Group Lampung Tengah pada kelas
besar adalah skor rata-rata pretest 60,12 skor rata-rata posttest 79,91 dan skor rata-
rata N-gain 0,46, berdasarkan skor rata-rata N-gain termasuk dalam kriteria
interpretasi sedang; (b) hasil uji keefektifan nilai pretest, postest dan N-gain menulis
puisi siswa kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada kelas besar adalah skor
rata-rata pretest 59,58 skor rata-rata posttest 82,08 dan skor rata-rata N-gain 0,55; (c)
hasil uji keefektifan nilai pretest, postest dan N-gain menulis puisi siswa kelas X
MA Asyariyah Bandar Lampung pada kelas besar adalah skor rata-rata pretest 59,44
skor rata-rata posttest 83,88 dan skor rata-rata N-gain 0,60. Berdasarkan uji
efektivitas pada SMA Sugar Group Lampung Tengah, SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung, dan MA Asyariyah Bandar Lampung dapat disimpulkan skor rata-rata
pretest 59,71 skor rata-rata posttest 81,95 dan skor rata-rata N-gain 0,53 termasuk
dalam kriteria interpretasi sedang.
185
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran dalam penelitian
ini sebagai berikut.
1. Bagi pembaca mengetahui informasi mengenai media gambar untuk menulis puisi.
2. Bagi guru dan sekolah media gambar dapat menjadi alternatif media pembelajaran
pada materi menulis puisi.
3. Bagi siswa media gambar dapat dijadikan media pembelajaran pada materi menulis
puisi.
186
DAFTAR PUSTAKA
Borg dan Gall. 2003. Educational Research an Introduction, Seventh
Editions.University of Oregon.United State of America.
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 tahun 2016 . Tentang Standar Isi untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah . Jakarta Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Prees. Juvrizal1, Ellya Ratna2, Afnita3. Pengaruh Penggunaan Media Gambar Terhadap
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 1 No 2 Maret 2013; Seri E 318-398. FBS Universitas Negeri Padang.
Kosasih, Engkos. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV. Yrama
Widya. Maulana, Dani. 2014. Pendekatan Saintifik (Scientific Apporach) Implementasi untuk
Kurikulum 2013. Lampung: LPMP. Meltzer, D. E. (2005). Relation between students’ problem-solving performance and
representatif format. American Journal of Physics, 73 (5), 463-478. Musfiqon, H.M. 2016. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya. Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada. Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama. Riduwan dan Sunarto. 2017. PengantarStatistika. Bandung: Alfabeta.
187
Sadikin, Mustofa. 2011. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu. Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 2009. Media Pendidikan:
pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Setiyadi, Bambang.2013. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sepini Pitria Lina1, Atmazaki2, Abdurrahman3. Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Berbantuan Media Gambar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 1 No 2 Maret 2013; Seri B 77-163. FBS Universitas Negeri Padang.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sumardjo, Jakob. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: Penerbit Alumni. Persada. Suyanto, Edi. 2017. Kapita Selekta Sastra (Rupa Kajian Pembaca, Pengamat, Pencinta,
dan Peneliti). Yogyakarta: Textium. Tarigan, H. Guntur. 1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Sumber Gambar: Dokumentasi Asep Perdiansyah Dokumentasi Rahmad Sukani https://www.google.co.id https://www.pxhere.co.id
Top Related