Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN 2443-1109
Halaman 57 dari 464
PENGEMBANGAN BUKU AJAR DAN LEMBAR KERJA BERBASIS
MASALAH UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA
Rustiani S1., Hafsyah2., Suparman3
STKIP Muhammadiyah Enrekang1,2,3
[email protected] , [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) yang bertujuan untuk
menghasilkan buku ajar dan lembar kerja yang valid, praktis, dan efektif. Pengembangan produk
menggunakan modifikasi model 4-D dari Thiagarajan. Ujicoba dilakukan di SMA Negeri 1 Enrekang pada
peserta didik kelas X IPA 2. Hasil yang diperoleh pada ujicoba tersebut adalah pengembangan buku ajar
dan lembar kerja peserta didik, yaitu: a) hasil analisis validasi 𝑥̅ = 3,9 dengan kriteria sangat valid dan nilai
reliabilitas R = 97%; b) hasil analisis tingkat kepraktisan 𝑥̅ pengamat = 2 berada pada internal 1,5 V
2,0 dengan kategori dapat terlaksana sepenuhnya; c) hasil uji keefektifan: semua aktivitas peserta didik
berada pada batas toleransi pencapaian waktu ideal yang telah ditetapkan, 97,8% peserta didik yang
memberikan respon positif terhadap buku ajar dan lembar kerja yang digunakan, rata -rata nilai THB = 85
dengan persentase 82,1% berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Implikasi dari hasil penelitian ini,
antara lain: (1) kepada pendidik Matematika untuk dapat menggunakan perangkat ini pada materi Geometri,
(2) untuk keperluan pengembangan selanjutnya, pendidik diharapkan dapat mengembangkan sendiri
perangkat pembelajaran (RPP, buku ajar, lembar kerja dan tes hasil belajar) yang disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan, (3) bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian pengembangan
perangkat agar mencermati segala kelemahan dan keterbatasan penelitian ini, sehingga penelitian yang
dilakukan dapat menghasilkan perangkat yang lebih valid, praktis, dan efektif.
Kata Kunci : Pengembangan, Buku Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik, Pembelajaran Berbasis
Masalah
1. Pendahuluan
Salah satu penyebab kesulitan yang bersumber dari luar peserta didik adalah
rendahnya kemampuan pendidik dalam menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi. Dibutuhkan profesionalisme dan kreativitas pendidik dalam kegiatan
pembelajaran, salah satunya yaitu mampu menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan Kurikulum 2013. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013
adalah pendekatan sainitifik dan model pembelajaran berbasis masalah.
Model pembelajaran yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran berbasis
masalah. Beberapa penelitian dengan beragam subyek melaporkan keunggulan model
pembelajaran berbasis masalah (Sumarmo, Hidayat, Zulkarnen, Hamidah, dan
Sariningsih, 2012; Redhana, 2013; Padmavathy, 2013, Mulyana dan Sumarmo, 2015;
Supraptinah, Budiyono, dan Subanti, 2015). Model pembelajaran berbasis masalah
menyajikan masalah kontekstual diawal pembelajaran kemudian masalah tersebut
diselidiki oleh peserta didik dengan bantuan scaffolding oleh pendidik untuk mengetahui
solusi dari masalah tersebut.
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 58 dari 464
Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah tentu harus didukung dengan
penggunaan buku ajar dan lembar kerja yang tepat. Seorang pendidik dalam proses
pembelajaran perlu mempersiapkan buku ajar dan lembar kerja sebagai sarana yang
mendukung keterlaksanaan strategi pembelajaran yang diterapkan, selain untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami materi matematika yang disajikan, serta
memudahkan pendidik dalam menerapkan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan.
Salah satu materi yang penting untuk dikuasai siswa adalah Geometri.
Pembelajaran berbasis masalah perlu diterapkan dalam mengajarkan materi Geometri
agar peserta didik dapat mengaplikasikan konsep geometri dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga pembelajaran geometri yang bermakna disajikan dalam buku ajar dan lembar
kerja. Buku ajar dan lembar kerja berbasis masalah memanfaatkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari untuk menanamkan pemahaman konsep geometri dan
mengenalkan penerapan konsep geometri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, materi yang disajikan dalam
buku ajar Buku ajar dan lembar kerja yang digunakan di SMA Negeri 1 Enrekang
menyajikan konsep-konsep secara abstrak dan kurang menyentuh keseharian yang
dialami peserta didik. Selain itu, lembar kerja yang digunakan berupa kumpulan soal dan
sering digunakan guru dalam memberikan tugas atau latihan soal. Lembar kerja tidak
digunakan sebagai sarana untuk memahamkan konsep dan meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan dalam pembelajaran
materi geometri, peserta didik hanya menghapal konsep dan teori tetapi tidak memberi
makna dalam kesehariannya. Oleh karena itu, guru yang professional dituntut melakukan
perbaikan dan pengembangan buku ajar dan lembar kerja yang digunakannya agar dapat
membantu peserta didik memenuhi kompetensi yang diharapkan.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Buku Ajar dan Lembar Kerja Berbasis Masalah untuk Peserta Didik
Kelas X SMA”.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka pertanyaan
penelitian adalah bagaimana hasil pengembangan buku ajar dan lembar kerja berbasis
masalah untuk peserta didik kelas X SMA?
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 59 dari 464
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh buku ajar dan lembar kerja berbasis
masalah untuk peserta didik kelas X SMA. Penggunaan buku ajar dan lembar kerja
didukung oleh penggunaan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
Penilaian Hasil Belajar (PHB).
2. Metode Pene litian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yakni pengembangan buku ajar
dan lembar kerja berbasis masalah.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Enrekang dengan subjek
penelitian adalah peserta didik Kelas X pada semester ganjil tahun pelajaran 2018-2019.
Model pengembangan perangkat yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
pengembangan four D Models (model 4-D) yang terdiri atas empat tahap, yaitu
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran
(disseminate), sebagaimana dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel (1974).
Instrumen dan teknik pengumpulan data diuraikan sebagai berikut:
a Lembar validasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil validasi para ahli
mengenai buku ajar dan lembar kerja.
b Lembar Observasi. Instrumen yang digunalkan untuk mengetahui keefektifan dan
kepraktisan buku ajar dan lembar kerja. Ada dua macam lembar observasi yang
digunakan, yaitu: (1) lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran, dan (2)
lembar observasi aktivitas siswa. Observasi dilakukan setiap pertemuan dengan
mengacu pada aspek-aspek pengamatan yang diberikan.
c Penilaian Hasil Belajar. Instrumen ini disusun dengan mengacu pada kompetensi dasar
dan indikator selanjutnya diujicobakan kepada peserta didik. Data hasil ujicoba ini
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki perangkat yang telah
disusun.
Data hasil validasi para ahli dan praktisi untuk buku ajar dan lembar kerja dianalisis
dengan kategori hasil: sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik sesuai
dengan Tabel 1.
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 60 dari 464
Tabel 1. Pendeskripsian Rerata Skor Validasi
Skor Validasi Kriteria
1,00 ≤ rerata skor validasi ≤ 1,50 Tidak baik
1,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 2,50 Kurang baik
2,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 3,50 Cukup baik
3,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 4,50 Baik
4,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 5,00 Sangat Baik
(Machmud, Ismail, & Bito, 2015)
Data hasil keterlaksanaan perangkat pembelajaran dianalisis berdasarkan rerata aspek
pengamatan. Pendeskripsian kategori keterlaksanaan perangkat pembelajaran dijelaskan
pada Tabel 3.2.
Tabel 2. Kategori Rerata Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Perangkat
Pembelajaran
Rerata Aspek Pengamatan Kriteria
0,00 ≤ rerata skor validasi ≤ 0,50 Tidak terlaksana
0,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 1,50 Terlaksana sebagian
1,50 ≤ rerata skor validasi ≤ 2,00 Terlaksana seluruhnya
(Nurdin, 2007)
Perangkat dan proses pembelajaran dikatakan efektif jika sekurang-kurangnya 75%
dari semua peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju atau rata-rata akhir dari skor
respon peserta didik minimal berada pada kategori setuju.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Tahap Pendefinisian (Define)
Analisis Awal-Akhir
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, kenyataan yang ada di lapangan
menunjukkan masih banyak peserta didik yang sulit memahami materi matematika yang
salah satunya adalah materi Geometri. Pembelajaran matematika disekolah khususnya
SMA Negeri 1 Enrekang belum banyak menyentuh atau mengembangkan potensi peserta
didik.. Salah satu faktor yang mempengaruhi, pembelajaran disekolah masih kurang
memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik. Hal ini nampak pada perangkat
pembelajaran pendidik mata pelajaran yang mengadopsi hasil orang lain. Sehingga
kecenderungan pembelajaran yang dilaksanakan kurang terarah. Proses pembelajaran
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 61 dari 464
masih didominasi oleh pendidik (teacher oriented). Peserta didik hanya mendengarkan
dan mencatat materi pelajaran, serta menjawab soal-soal yang diajukan pendidik.
Berdasarkan tinjauan tersebut, diperlukan suatu alternatif pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dan dapat meningkatkan kembali rasa ingin tahu serta
keterampilan bertanya peserta didik. Alternatif pembelajaran yang ditawarkan adalah
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) Karena buku ajar dan
lembar kerja peserta didik yang digunakan di sekolah tidak cukup memadai untuk
melaksanakan alternatif pembelajaran tersebut, maka perlu dikembangkan buku ajar dan
lembar kerja yang sesuai dan menunjang pelaksanaan pembelajaran.
Analisis Peserta Didik
Berdasarkan latar belakang pengetahuan peserta didik, mereka pernah mempelajari
tentang geometri di tingkat sekolah menengah pertama akan tetapi masih kurang
pengetahuan dasar tentang geometri. Peserta didik belum pernah mengikuti pembelajaran
berbasis masalah. Pengaturan peserta didik untuk belajar secara berkelompok dalam kelas
hampir tidak pernah dilakukan. Jadi pembelajaran berbasis masalah (PBL).
Peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Enrekang rata-rata berusia 15 – 16 tahun.
Piaget mengemukakan bahwa anak pada usia ini sudah mampu berpikir abstrak dan
bernalar. Namun Piaget juga mengemukakan bahwa pada usia ini terjadi masa transisi
bagi anak. Jadi tidak semua tahap perkembangan kognitif anak pada usia ini langsung
pada tahap operasi formal. Masih ada anak pada usia ini yang sulit menangkap suatu ide
abstrak jika tidak diuraikan dalam suatu gambaran yang sifatnya konkrit. Peserta didik
pada usia ini masih memerlukan benda-benda konkret dalam pembelajaran matematika,
termasuk pengalaman keseharian mereka. Jadi dalam memahami masalah jarak dan sudut
pada Geometri diperhadapkan dengan masalah konkrit yang membutuhkan konsep
Geometri sebagai penyelesaian masalah dalam bentuk gambar dan selanjutnya dari
gambar dan aktivitas yang dilakukan berdasarkan petunjuk pada LK, peserta didik akan
menemukan konsep pembelajaran dengan bimbingan guru.
Analisis Materi/ Konsep
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi, merinci, dan
menyusun secara sistematis konsep-konsep utama yang akan dipelajari terkait materi-
materi yang dipelajari peserta didik, selanjutnya materi tersebut disusun secara hirarkis.
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 62 dari 464
Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah materi Geometri sesuai dengan standar isi
Kurikulum 2013. Adapun penekanan konsep dalam proses pembelajaran ini adalah
peserta didik yang aktif untuk mengkonstruksi pengetahuannya dengan melakukan
aktivitas kelompok dan bimbingan guru. Garis besar materi pada penelitian ini adalah
Unsur, keliling dan luas lingkaran dengan Kompetensi dasar dan indikator-indikator
ketercapaian, dan materi pokok untuk materi geometri di kelas X SMA berdasarkan
Kurikulum 2013.
Analisis Tugas
Analisis tugas untuk materi geometri diorientasikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, baik tugas yang harus diselesaikan peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung maupun tugas yang harus diselesaikan diluar proses
pembelajaran. Tugas yang dirancang dituangkan dalam buku teks pelajaran dalam bentuk
aktivitas dan latihan yang dikerjakan pada lembar kerja (LK) dan soal latihan lainnya
dapat diselesaikan dirumah.
Spesifikasi Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Berdasarkan analisis materi dan analisis tugas, dirumuskan indikator pencapaian
hasil belajar sebagai berikut.
1) a. Peserta didik dapat menentukan jarak antara titik dengan titik
b Peserta didik dapat menentukan jarak antara titik dengan garis
c Peserta didik dapat menentukan jarak antara dua garis yang sejajar.
d Peserta didik dapat menentukan jarak antara dua bidang yang sejajar.
2) Peserta didik dapat menentukan jarak antara titik dengan bidang
3) a. Peserta didik dapat menentukan besar
sudut antara garis dan bidang
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut antara dua bidang.
Hasil Tahap Perancangan (Design)
Pemilihan Media
Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah untuk materi geometri di kelas X SMA meliputi: RPP, buku ajar, lembar kerja,
dan tes hasil belajar. Sedangkan media pembelajaran yang diperlukan dalam membantu
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 63 dari 464
dan mempermudah yaitu laptop, LCD, alat peraga, papan tulis, spidol, penggaris, pensil
atau pulpen,buku tulis, dan penghapus.
Pemilihan Format
1) Buku Ajar
Buku ajar yang dikembangkan untuk materi geometri disajikan dalam bentuk
konsep merupakan buku pegangan peserta didik yang memuat aktivitas-aktivitas kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran dan beberapa soal-soal
latihan untuk peserta didik. Buku ajar disusun berdasarkan kerikulum 2013 dengan
jenjang pendidikan SMA. Materi dari diadaptasikan dari beberapa buku acuan. Desain
mempertimbangkan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berisi materi
dan latihan yang akan dipelajari dan dikerjakan berkelompok dengan bimbingan
pendidik. Buku ajar ini diupayakan dapat memberi kemudahan bagi peserta didik untuk
memahami konsep jarak dan sudut antar titik, garis, dan bidang serta menggunakan
berbagai prinsip bangun datar dan ruang dalam menyelesaikan masalah nyata berkaitan
dengan jarak dan sudut antar titik, garis dan bidang melalui pembelajaran berbasis
masalah.
2) Lembar Kerja
Lembar kerja dirancang dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran
berbasis masalah (PBL). Peserta didik menyelesaikan masalah yang ada dengan
mengikuti petunjuk/arahan pada lembar kerja. Lembar kerja menyatu dengan buku ajar
sesuai dengan karakteristik pembelajaran berbasis masalah yakni, memuat masalah yang
berkaitan dengan pokok bahasan serta intruksi yang mengarahkan peserta didik
memecahkan masalah yang diberikan, dilengkapi dengan tempat disediakan sebagai
tempat jawaban. Lembar kerja berisi panduan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik.
Hasil Perancangan Awal (Draft Awal)
Perancangan awal menghasilkan draft awal buku ajar dan lembar kerja. Draft awal
ini kemudian dilanjutkan pada tahap pengembangan untuk divalidasi dan dilakukan
revisi. Buku ajar dan lembar kerja memuat ilustrasi/gambar yang merupakan fakta
berkaitan dengan dengan materi, aktivitas kegiatan, masalah yang diikuti petunjuk dan
pertanyaan-pertanyaan yang mengantarkan peserta didik untuk memahami konsep atau
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 64 dari 464
penyelesaian masalah. Buku ajar dan lembar kerja yang dihasilkan dalam rancangan awal
terdiri dari :
1) Pertemuan ke-I materi pokok: Konsep jarak, halaman 2-7
2) Pertemuan ke-II materi pokok: Menentukan jarak titik, garis dan bidang. Halaman 8
– 15
3) Pertemuan ke-III materi pokok: Menentuka besar sudut. Halaman 16 – 19.
Hasil Tahap Pengembangan (Develop)
1) Validasi Ahli
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah validasi ahli dan uji coba terbatas.
Hasil kegiatan pada tahap pengembangan menjadi acuan untuk menilai apakah perangkat
yang telah dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
a. Buku Ajar
Aspek yang dinilai dalam memvalidasi buku ajar adalah format, bahasa, ilustrasi,
isi. Hasil analisis validasi buku ajar untuk setiap aspek dirangkum sebagaimana tertera
pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Hasil Analisis Validasi Buku Ajar
Aspek Penilaian 𝑥̅ Ket
Format 4,0 Sangat valid
Bahasa 4,0 Sangat valid Ilustrasi 3,8 Sangat valid
Isi 3,9 Valid
Rata-Rata Total 3,9 Sangat valid
Kategori 97 Reliabel
Berdasarkan Tabel 3 diatas, hasil analisis validasi Buku teks pelajaran menunjukkan
bahwa: (1) keseluruhan aspek Buku teks pelajaran dinilai sangat valid dan (2) Buku teks
pelajaran tersebut tergolong reliabel karena nilai reliabilitasnya 97 % (diatas 75%).
Dengan demikian, Buku teks pelajaran telah memenuhi kriteria kevalidan.
b. Lembar Kerja
Aspek yang dinilai dalam memvalidasi lembar kerja adalah format, bahasa, isi. Hasil
analisis validasi lembar kerja untuk setiap aspek sebagaimana tertera pada Tabel 4 di
bawah ini:
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 65 dari 464
Tabel 4. Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja
Aspek penilaian 𝑥̅ Ket
Format 3,8 Valid
Bahasa 4,0 Valid Isi 3,8 Valid
Rata-Rata Total 3,9 Sangat Valid
Kategori 97 Reliabel
Berdasarkan Tabel 4 diatas, hasil analisis validasi lembar kerja menunjukkan
bahwa: (1) keseluruhan aspek lembar kerja dinilai valid dan (2) lembar kerja tersebut
tergolong reliabel karena nilai reliabilitasnya 97 % (diatas 75%). Dengan demikian,
perangkat lembar kerja telah memenuhi kriteria kevalidan.
Hasil Uji Coba
Rancangan awal perangkat pembelajaran (draft awal) divalidasi oleh ahli materi.
Hasil validasi ahli dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat
pembelajaran yang mengahsilkan draft 2, kemudian diuji cobakan di kelas X IPA 2
SMAN 1 Enrekang. Data yang diperoleh saat uji coba dianalisis, kemudian hasilnya
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi draft 2 menjadi perangkat final
yang selanjutnya akan di sosialisasikan pada proses penyebaran.
Pembahasan Hasil Penelitian
Keterecapaian Tujuan Penelitian
1. Kevalidan Buku Ajar dan Lembar Kerja
Dari hasil analisi kevalidan buku ajar dan lembar kerja berbasis masalah, nilai
validasi berada dalam batas interval (3,5 ≤ 𝑉 ≤ 4), yang artinya keseluruhan
perangkat berada pada kategori sangat valid dengan rebiabilitas R ≥ 85 % artinya
berada pada kategori reliabel.
Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi kriteria kevalidan dan kriteria
reliabilitas.
2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penggunaan buku ajar dan lembar kerja
dalam pembelajaran berbasis masalah oleh pengamat menyatakan pembelajaran
terlaksana dengan baik pada uji coba. Berdasarkan hasil penilaian pengamat, maka
perangkat telah memenuhi kriteria kepraktisan.
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 66 dari 464
3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan kriteria keefektifan pembelajaran yang meliputi: (1) ketuntasan tes hasil
belajar, dari 28 peserta didik terdapat 85,7% peserta didik yang telah tuntas belajar.
Dengan demikian, penguasaan tes hasil belajar peserta didik sudah memenuhi
standar ketuntasan klasikal. (2) aktivitas peserta didik; secara umum hasil analisis
data aktivitas peserta didik menunjukkan bahwa aktivitas ke-1, ke-2 dan ke-3 pada
setiap pertemuan berada pada rentang batas teleransi, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa aktivitas peserta didik sudah tercapai sesuai harapan berdasarka
kriteria. (3) Respon peserta didik; dari keseluruhan aspek yang diamati rata-rata
respon positif yang diberikan oleh peserta didik adalah 98% dan rata-rata respon
negatif 2%
Untuk mengkatagorikan keefektifan dari suatu perangkat pembelajaran, maka ketiga
indikator kriteria tersebut harus terpenuhi, tetapi indikator pertama harus terpenuhi
yaitu ketuntasan peserta didik. Dari ketiga komponen di atas, pada saat uji coba
ketiga komponen terpenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa buku ajar dan lembar
kerja berbasis masalah memenuhi kriteria keefektifan.
Temuan Khusus
Temuan khusus yang dianggap berkonstruksi dalam penelitian ini antara lain: (1) pada
saat uji coba pertemuan pertama, pembagian kelompok memakai waktu lama karena
setiap peserta didik berkeinginan duduk bersama dengan teman akrabnya sedangkan
pembagian kelompok yang dilaksanakan bercampur dengan kemampuan berbeda
sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Namun setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dan mendapatkan skor perkembangan timnya barulah peserta didik
menyadari akan manfaat model pembelajaran ini. Bahkan setelah berakhirnya penelitian
ini peserta didik justru meminta model pembelajaran berbasis masalah untuk diteruskan
pada proses pembelajaran selanjutnya. (2) aktivitas mengajukan pertanyaan kepada teman
maupun pendidik pada pertemuan pertama melebihi dari waktu yang ditentukan, hal ini
di sebabkan peserta didik tidak terbiasa dengan melakukan aktivitas sendiri atau
mengkontruksi pengetahuan sendiri dengan cara membuat pertayaan/masalah dan
menyelesaiakan/memecahkan sendiri, sehingga mereka selalau bertanya dalam
melakukan aktivitas dan kurang percaya diri selalu takut salah apa yang diperbuatnya.(3)
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 67 dari 464
pada proses pembelajaran peserta didik membuat permasalahan atau soal sangat
sederhana ketika pendidik mengajukan suatu permasalahan/soal tingkat tinggi, peserta
didik mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya dasar operasi aljabar. Pada pertemuan
selanjutnya peserta didik mulai antusias, aktif dalam kelompoknya memecahkan masalah
yang ada pada buku ajar dan lembar kerja. Berdasarkan temuan-temuan di ini, maka
diperoleh informasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan buku ajar dan lembar
kerja berbasis masalah mempengaruhi antusias, minat dan lebih menarik perhatian peserta
didik.
Kendala-Kendala Selama Penelitian
Ada beberapa kendala yang dialami selama kegiatan pengembangan, terutama dalam
kegiatan ujicoba. Kendala-kendala yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Pengamat (observer) merasa kesulitan melakukan kegiatan pengamatan dalam
waktu yang bersamaan, walaupun sebelum ujicoba dilaksanakan pengamat
sudah dilatih melakukan pengamatan.
2. Pada awal uji coba, peserta didik masih terkendala mengubah sikap kebiasaan
sebelumnya yaitu mencatat apa yang diberikan oleh pendidik, sehingga
menerapkan suatu model pembelajaran dan pendekatan, peserta didik belum
terbiasa menkontruksi pengetahuannya sendiri. Namun hal ini dapat diatasi
dalam pembagian kelompok yang diatur dengan tingkat kemampuan peserta
didik sehingga peserta didik yang berkemampuan tinggi membimbing yang
berkemampuan sedang dan rendah, atau pendidik memberi arah/petunjuk di
papan tulis. Untuk itu peserta didik perlu diberi masalah untuk diselesaikan
sendiri dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaiakannya.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan, serta
dihubungkan dengan pertanyaan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
pengembangan buku ajar dan lembar kerja berbasis masalah dalam penelitian ini valid,
praktis, efektif.
Rustiani S., Hafsyah., Suparman
Halaman 68 dari 464
Hasil yang diperoleh pada proses pengembangan buku ajar dan lembar kerja berbasis
masalah, yaitu:
1. Memenuhi kriteria valid dengan hasil analisis validasi 𝑥̅ = 3,9.
2. Memenuhi kriteria reliabel dengan nilai reliabilitas R = 97%.
3. Hasil analisis tingkat kepraktisan 𝑥̅ pengamat = 2 berada pada internal 1,5 V 2,0
dengan kategori dapat terlaksana sepenuhnya sehingga buku ajar dan lembar kerja
praktis digunakan.
4. Uji keefektifan memperlihatkan hasil bahwa:
a. Semua aktivitas peserta didik berada pada batas toleransi pencapaian waktu ideal
yang telah ditetapkan.
b. Sebanyak 97,8% peserta didik yang memberikan respon positif terhadap buku ajar
dan lembar kerja yang digunakan.
c. Rata-rata nilai Tes Hasil Belajar yaitu 85 dengan persentase 82,1% berada pada
kategori tinggi dan sangat tinggi.
Daftar Pustaka
[1] Edo, S, I., Hartono, J., & Putri, R. I. I., (2013). Investigasi Secondary School Students’ Difficulties in Modelling PISA-Model Level 5 and 6. IndoMS. J.M.E,
4(1), 41-58 [2] Machmud, T., Ismail, S., & Bito., N. (2015). Pengembangan Pembelajaran Berbasis
Model Penemuan Terbimbing untuk Materi Bangun Ruang di SMP se- Provinsi Gorontalo. Jurnal Paradikma, 8(3), 1-12.
[3] Mulyana, A.,& Sumarmo, U. (2015). Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematika dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Didaktik, 9(1), 40-51.
[4] Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: UNESA.
[5] Padmavathy, R. D.,& Mareesh, K. (2013). Effectiveness of Problem Based Learning in Mathematics. International Multidisciplinary e-Journal, 2(1), 45-51
[6] Redhana, I. W. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 46(1), 76-86
[7] Sumarmo, U., Hidayat, W., Zulkarnaen, R., Hamidah, Sariningsih, R. (2012). “Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematis:
Eksperimen terhadap Siswa SMA menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-Talk-Write”. Jurnal Pengajaran MIPA, 17(1), 17-33.
Pengembangan Buku Ajar Dan Lembar Kerja Berbasis Masa lah Untuk Peserta Did ik Kelas X
SMA
Halaman 69 dari 464
[8] Supraptinah, U., Budiyono, Subanti, S. (2015). Eksperimentasi Model Pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, dan Think-Talk-Write
dengan Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, 3(10),1138-1149.
Top Related