PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Syaripah Fitriana
NIM : EES150888
PEMBIMBING :
Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E
Refky Fielnanda, M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
iv
v
MOTTO
...ا ن الله ل ي غ ي ر م اب ق و م ح ت ى ي غ ي ر وا م اب ا ن ف س ه م ....
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri” (Q.S Ar-Ra’d: 11).1
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Ar-ra’d ,11, Departemen Agama RI (Bandung: Penerbit
Diponegoro, 2011)
vi
PERSEMBAHAN
Ya Allah, Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan
bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni
kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, atas
takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita
besarku.
Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,,
mendidikku membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk
mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ayah (Sayyid Usman Almuhdhar),,,Ibu (Mainun)...Terimakasih....
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku,
meski belum semua itu kuraih, insyallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di
masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasih kepada saudara dan
saudariku yang amat di sayangi, dan orang-orang yang spesial dalam hidupku.
Ucapan rasa terimakasih kepada keluarga besarku yang telah memberi bantuan moril maupun materil
yang tak dapat terbalaskan.
"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Allah dan orang lain.
"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan”
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Kemiskinan melalui Pengangguran di Provinsi Jambi. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis Jalur (Path
Analysis). Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antar
variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi secara langsung
memiliki pengaruh terhadap Pengangguran. Dan Pertumbuhan Ekonomi secara langsung
memiliki pengaruh terhadap Kemiskinan. Serta secara tidak langsung Pertumbuhan Ekonomi
Melalui pengangguran memiliki pengaruh terhadap Kemiskinan.
Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi (X), Pengangguran (Y1), dan Kemiskinan (Y2)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’laikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan
kesahatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran dan Kemiskinan di Provinsi Jambi”
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang
merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Ekonomi
Syariah Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak luput dari keterbatasan dan kekurangan. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan,
usaha dan bimbingan dari berbagai pihak. Berikut ucapan terimakasih kepada Bapak Dr.
Novi Mubyarto, SE., ME dan Bapak Refky Fielnanda, SE., M.EI selaku pembimbing I
dan II. Serta kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN Sulthan thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
ix
3. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME, Ibu Dr. Halimah Ja’far,
M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II dan III Di Lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
meberikan ilmu pengetahuan selama masa kuliah
5. Seluruh Staff Badan Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Jambi
6. Untuk saudara/i tercinta, Muhammad Iqbal, Muhammad Quraisy, Sayyid Abdul
Basyir, Muhammad Nazori dan Syarifah Khairun Najwa.
7. Untuk kakanda Saiful Jalaluddin yang senantiasa memberikan semangat serta
doa’anya.
8. Untuk sahabatku, Izza Afkarina, Nadia Lestari dan Syarifah Aisyah.
9. Teman-teman terbaikku di jurusan ekonomi Syariah angkatan 2015
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tiada kata selain ucapan terimakasih, semoga Allah Swt. memberikan balasan
kebaikan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. akhir kata penulis
berharap semoga hasil penulisan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jambi, November, 2019
Penulis
Syaripah Fitriana
EES150888
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERYATAAN ............................................................................ ii
NOTA DINAS .............................................................................................. iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Batasan Masalah ........................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian....................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
F. Kerangka Teori.......................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 23
H. Kerangka Pemikiran .................................................................. 26
I. Hipotesis ................................................................................... 30
J. Sitematika Penulisan ................................................................. 31
BAB II. METODE PENELITIAN ......................................................... 32
1. Pendekatan penelitian ................................................................ 32
2. Jenis dan sumber data ................................................................ 32
3. Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 34
4. Teknik Analisis Data ................................................................. 35
xi
5. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 36
6. Uji Statistik ............................................................................... 38
BAB III. GAMBARAN UMUM .............................................................. 39
A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi ................................................ 39
B. Kemiskinan.................................................................................. 40
C. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................. 41
D. Pengangguran .............................................................................. 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 44
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 44
B. Analisis Data ............................................................................... 49
1. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 50
2. Uji Statistik .................................................................................... 51
C. Hasil Teknik Analisis Data .......................................................... 54
D. Pembahasan ................................................................................. 59
BAB V. PENUTUP .................................................................................. 71
A. Kesimpulan.................................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................... 72s
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi tahun 2010-2018
............................................................................................. 46
Tabel 4.2 : Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi tahun 2000-
2018 ..................................................................................... 47
Tabel 4.3 : Laju Pertumbuhan PDRB ADHK di Provinsi Jambi tahun 2010-2018
.............................................................................................. 49
Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas .............................................................. 51
Tabel 4.5 : Hasil Uji T Pada Persamaan Sub Struktur I............................ 51
Tabel 4.6 : Hasil Uji T Pada Persamaan Sub Struktur II ............................. 52
Tabel 4.7 : Hasil Uji F Struktural I ........................................................... 53
Tabel 4.8 : Hasil Uji F Struktural II ........................................................ 54
Tabel 4.9 : Hasil Uji Determinasi Struktural I ........................................... 55
Tabel 4.10 : Hasil Regresi Struktural I.......................................................... 55
Tabel 4.11 : Hasil Koefisien Struktural I .................................................... 56
Tabel 4.12 : Hasil Uji Determinasi Struktural II ........................................... 57
Tabel 4.13 : Hasil Regresi Struktural II ......................................................... 58
Tabel 4.14 : Hasil Koefisien Struktural II ...................................................... 58
Tabel 4.15 : Hasil Uji Sobel Test ................................................................... 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Grafik Persentase Kemiskinan, PDRB ADHK dan Pengangguran Provinsi Jambi
tahun 2010-2016 .................................................................................................. 6
Gambar 4.2 : Grafik Indeks Pembangunan Manusia ................................................................... 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penilaian prestasi ekonomi suatu Negara harus di lakukan, karena
dengan pengukuran prestasi ekonomi dapat diukur keberhasilan pemerintahan
yang dijalankan, serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan kebijakan
makroekonomi yang dijalankan. Untuk mengukur prestasi makroekonomi dapat
diihat dari indikator ekonomi, salah satunya pengangguran. 2 Pengangguran
adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara
aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak
dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.3
Jika jumlah pengangguran tinggi, berarti banyak masyarakat yang
tidak memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya sehingga
mengakibatkan harus mengurangi kebutuhan. Di Provinsi Jambi, angka
pengangguran masih terbilang cukup tinggi4
Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran naik dari
tahun sebelumnya sebesar 1,62 persen. Menurut BPS Suryamin, bertambahnya
2 Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, MAKRO EKONOMI Pengantar Untuk Manajemen,
(Raja Grafindo: Jakarta) hlm.50 3 Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga
Keynesian Baru, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta) Hlm.472 4Fitri, Junaidi, Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran
terdidik di Provinsi Jambi e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 5. No.1, Januari –
April 2016.hlm.30
2
angka pengangguran di bulan Agustus dari bulan Februari bisa disebabkan
karena perlambatan ekonomi. Ekonomi yang melambat telah membuat beberapa
perusahaan mengurangi bebannya. 5 Tahun 2014 keadaan pengangguran di
Provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 0.27 persen. Kondisi ini menurut
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) menjadi satu diantara permasalahan
yang dihadapi PemProv Jambi. Satu diantara penyebab tingginya angka
pengangguran di Provinsi Jambi tidak menggunakan tenaga kerja lokal.
Gubernur HBA menegaskan agar perusahaan di Jambi lebih memprioritaskan
tenaga kerja lokal di bandingkan dari luar.6
Lambannya pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada tahun
2016, berdampak pada melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor
industry. Hal ini membuat angka pengangguran di Provinsi Jambi kian
meningkat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah
pengangguran ini antara lain, struktur lapangan pekerjaan sampai dengan februari
2016 tidak mengalami perubahan. Turunnya produksi sawit dan karet yang
merupakan komoditas unggulan di Provinsi Jambi, juga menjadi penyebab
5 https://m.kontan.co.id/news/bps-agustus-2013-jumlah-pengangguran-bertambah. Diakses
pada tanggal 5 juli 2019. 6https://jambi.tribunnews.com/2014/10/25/pengangguran-di-jambi-39-ribu. Di akses 5 juli
2019
3
berkurangnya pekerja di sector Pertanian mencapai 60.4 orang atau turun 7,36
persen.7
Jika jumlah pengangguran tinggi, berarti banyak masyarakat yang
tidak memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya sehingga
mengakibatkan harus mengurangi kebutuhan. Kemiskinan biasanya digambarkan
sebagai rendahnya pendapatan yang dimiliki seseorang untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya
karena tidak memiliki pendapatan yang cukup akan mengakibatkan dia berada
digaris kemiskinan.
Di Indonesia pengukuran kemiskinan menggunakan kriteria dari BPS.
BPS telah menetapkan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs) sebagai kriteria
pengukuran kemiskinan. Dimana pendekatan kebutuhan dasar tersebut
berdasarkan batas pengeluaran minimum individu untuk mengkonsumsi
makanan yang setara dengan 2100 kalori perhari dan konsumsi non makanan.
Sehingga dapat dikatakan kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang
dalam memenuhi konsumsi makanan dan non makanannya melalui pendapatan
yang dimilikinya
Potret kemiskinan perdesaan di tandai dengan rendahnya pendapatan
petani yang dipengaruhi oleh terbatasnya produksi, rendahnya mutu hasil
6http://www.jambiupdate.co/artikel-pengangguran-di-jambi-meningkat-ini-umlahnya.html.
diakses pada tanggal 5 juli 2019
4
produksi dan rendahnya harga jual produksi pertanian. Hambatan utama yang
dihadapi masyarakat miskin perdesaan antara lain terbatasnya kapasitas produksi
terutama benih/bibit, peralatan dan modal; rendahnya akses terhadap
pengetahuan, teknologi dan informasi pasar; rendahnya keterampilan dan
kewirausahaan; serta kurangnya jalur distribusi dan pemasaran.
Kebijakan lembaga dunia, Word Bank dalam melawan kemiskinan
melalui:
1. Pertumbuhan Ekonomi yang luas dan menciptakan lapangan
pekerjaan yang padat karya.
2. Pengembangan SDM.
3. Membuat jaringan pengaman sosial bagi penduduk miskin yang
tidak mampu memperoleh dan menikmati pertumbuhan ekonomi
dan lapangan pekerjaan serta pengembangan SDM sebagai akibat
dari cacat fisik dan mental, bencana, konflik sosial atau wilayah
yang terisolasi.8
Dapat dilihat, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan meningkatkan
kapasitas perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan yang baru,
meningkatkan pendapatan perkapita (berarti mengurangi kemiskinan dan
7Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, MAKRO EKONOMI Pengantar Untuk
Manajemen... hlm. 56
5
pengangguran), menaikkan permintaan dan penawaran, dan seterusnya berputar
mengikuti mekanisme perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang merupakan motor utama
untuk meningkatkan standar hidup secara umum. Bagi masyarakat yang
menikmatinya, pertumbuhan ekonomi merupakan senjata ampuh untuk
mengatasi pengangguran. Laju pertumbuhan yang cepat membuat upaya
mengurangi pengangguran secara politik lebih diterima. Pertumbuhan ekonomi
akan menaikkan permintaan terhadap output, menaikkan kapasitas produktif para
pekerja, dan membuka lapangan baru. Semua akan bermuara pada peningkatan
pendapatan para pekerja. Pendapatan yang meningkat akan berdampak pada
peningkatan pengeluaran, seperti pengeluaran terhadap penduduk, kesehatan dan
pengembangan keahlian (pengurangan kemiskinan dan pengangguran).9
Menurut Tambunan, Pertumbuhan Ekonomi merupakan indikator
untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat bagi
pengurangan kemiskinan. Ada suatu korelasi menemukan bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.
Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan.
Hubungan ini menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi
untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Demikian juga dengan Hukum Okun’s,
yang mengatakan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dan
9 Erik Prahara, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan dan Pengangguran
di Provinsi Jambi, (Jambi, Universitas Islam Negeri Jambi). Hlm.17
6
pengangguran. Dengan artian jika pertumbuhan ekonomi naik maka
pengangguran akan menurun.
Namun nyatanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat tidak
diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan yang tercipta,
sehingga mengakibatkan masih tingginya angka pengangguran yang berujung
dengan meningkatnya angka kemiskinan. Hal ini sesuai dengan perubahan
tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang cenderung fluktuaktif
mengakibatkan tingkat meningkat yang berujung meningkatnya angka
kemiskinan.10 Untuk melihat perbandingan tersebut dapat di lihat pada grafik di
bawah ini:
Grafik 1.1
Jumlah Kemiskinan, PDRB dan Pengangguran di Provinsi Jambi tahun 2010-
2018. (Dalam bentuk Ribuan dan Milyar)
Tahun Kemiskinan Pengangguran PDRB
2010 260.5 72792 90618411.27
2011 251.9 60169 103522912.7
2012 270.2 42296 105070400.1
2013 268.5 70361 129976040.5
2014 281.75 79784 144814418.3
2015 300.71 70349 155065656
2016 289.81 67671 171199468.1
2017 286.55 66816 189868125
2018 281,47 69075 208378559.4
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi11
10Patryano G Anggara, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan pengangguran terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara, (Universitas Negeri Medan) hlm.3 11Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
7
Dapat dilihat dari grafik di atas, terdapat beberapa tahun terlihat
jumlah pertumbuhan ekonomi naik diikuti dengan kenaikan pengangguran dan
kemiskinan.
Ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi belum
bisa menjadi tolak ukur untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan
di Provinsi Jambi, karena kenaikan pertumbuhan ekonomi malah di barengi
dengan kenaikan angka pengangguran dan kemiskinan.12
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk
mengetahui dan memahami lebih jauh mengenai masalah tersebut. Sehingga,
penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan di Provinsi Jambi.”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran?
2. Berapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan?
3. Berapa besar pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan?
4. Berapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan
melalui Pengangguran?
12Patryano G Anggara, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan pengangguran terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara,(Universitas Negeri Medan) hlm.4
8
C. BATASAN MASALAH
Peneliti memfokuskan pembahasan ini agar nantinya tidak terjadi
perluasan pembahasan, maka ruang lingkup wilayah yang menjadi titik focus
dalam penulisan ini adalah Provinsi Jambi dengan berfokus pada tahun 2010-
2018.
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian masalah yang telah diungkapkan, peneliti
memiliki tujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengukur pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pengangguran.
2. Untuk mengukur pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan.
3. Untuk mengukur pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan.
4. Untuk mengukur pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan
melalui Pengangguran.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Pengambil kebijakan
Bagi pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi yang berguna dalam memahami pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Jambi.
9
2. Akademisi
Secara umum hasil pemelitian ini di harapkan menambah khazanah
pengetahuan dan referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan
dilakukan.
F. KERANGKA TEORI
1. Pertumbuhan Ekonomi
1.1 Pengertian dan konsep Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan adalah suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun
tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.13
Pertumbuhan Ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode
lainnya kemampuan sesuatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa
akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena
faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah
13 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar Kebijakan,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm.9
10
dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal.
Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja
bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa
sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak
selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari produksinya.14
Banyak ahli ekonomi maupun ahli fikih yang memberikan
perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi yang menjelaskan bahwa
maksud pertumbuhan ekonomi merupakan aktivitas produksi saja. Lebih
dari itu, pertumbuhan ekonomi merupakan aktivitas menyeluruh dalam
bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan distribusi.
Pertumbuhan bukan hanya persoalan ekonomi, melainkan aktivitas
manusia yang ditunjukkan untuk pertumbuhan dan kemajuan sisi materil
dan spiritual manusia.
Perhatian Islam terhadap pertumbuhan ekonomi sebenarnya
telah mendahului system kapitalisme atau Marxisme yang berkembang di
14 Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makroekonomi, Edisi kedua, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1995), hlm.10
11
Barat. Hal ini di buktikan dengan berbagai hasil karya tentang ekonomi
dunia dalam pertumbuhan ekonomi merupakan hasil karya kaum muslm
yang jauh mendahului karya-karya Barat. Contohnya, Ibnu Khaldun yang
telah menyinggung terminology pertumbuhan ekonomi dalam bukunya
Muqaddimah dalam bab tentang Peradaban dan Cara mewujudkannya.
Kemudian kitab Al-Kharaj karangan Abu Yusuf yang mengungkapkan
harga dalam pembahasan tentang pertumbuhan ekonomi, di mana ia
menetapkan saran bagi Khalifah Harun Al-Rasyid untuk mengatur
pajak.15
Menurut Lewis dalam Jhingan, pendorong utama pertumbuhan
ekonomi ialah upaya berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan dan
penerapannya di bidang produksi, dan peningkatan jumlah modal atau
sumber lain perkepala. Tiga pendorong ini, meski secara konsep dapat
dibedakan, namun biasanya tampak berbarengan. Akan tetapi, karena
pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kekayaan manusia, sikap
social, kondisi politik dan latarbelakang sejarah maka kondisi ekonomi
saja tidak cukup. Kondisi politik, psikologi, social dan budaya,
merupakan syarat yang sama pentingnya dengan kondisi ekonomi.
Pada dasarnya, proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
dua factor: ekonomi dan nonekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu
15Nurul Huda, Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam… hlm.125
12
Negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal
usaha, teknologi dan sebagainya yang merupakan factor ekonomi.16
1.2 Proses Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Ricardo, yang teorinya sangat dipengaruhi oleh teori
perkembangan penduduk yang dikemukakan Malthus dengan teori hasil
lebih yang makin berkurang, pola proses pertumbuhan ekonomi, sebagai
berikut:
a. Pola permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan
alam relative cukup banyak. Sebagai akibatnya, para
pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena
pembentukan modal tergantuk kepada keuntungan, maka laba
yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal
yang tinggi pula. Ini akan mengakibatkan kenaikan produksi
dan pertambahan permintaan tenaga kerja.
b. Selanjutnya, karena jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan
bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini
mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap,
maka makin lama tanah yang digunakan yaitu tanah yang
mulutnya lebih rendah.
16Ibid. hlm.92-93
13
c. Sesudah tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada
akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat
ini perekonomian akan mencapai ststionary state.
Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa
tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak
memperoleh keuntungan.17
1.3 Hubungan antara variable pertumbuhan ekonomi terhadap
tingkat kemiskinan
Menurut Tambunan Pertumbuhan Ekonomi merupakan
indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat
bagi pengurangan kemiskinan. Ada suatu korelasi menemukan bahwa
terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi terhadap
kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat
kemiskinan. Hubungan ini menunjukkan pentingnya mempercepat
pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Menurut
Todaro pada beberapa Negara berkembang, pertumbuhan ekonomi tinggi
yang mereka rasakan kurang dapat memberikan manfaat kepada kaum
miskin. Roemer dan Gugerty menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
17Ibid, hlm.93
14
yang terjadi tanpa penurunan kemiskinan, maka distribusi harus lebih
setara.18
1.4 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pengangguran
Dalam teori ekonomi dikenal hukum Okun (Okun’s Law), yaitu
hukum yang diperkenalkan oleh Arthur Okun untuk menguji secara
empiris hubungan antara pengangguran denga pertumbuhan ekonomi.
Hukum Okun menyatakan adanya hubungan negatif yang linear antara
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi: 1% kenaikan tingkat
pengangguran akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi
sebesar 2% atau lebih. Sebaliknya 1% kenaikan pada output akan
menyebabkan penurunan tingkat pengangguran sebesar 1% atau kurang.19
2. Kemiskinan
2.1 Konsep dan definisi Kemiskinan
Menurut Alghazali, kemiskinan merupakan ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ketidakmampuan
untuk memenuhi apa yang tidak dibutuhkan bukanlah kemiskinan. Jika
barang yang dibutuhkan tersedia dan terjangkau oleh seseorang, maka dia
18 Rusmawati, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pola Konsumsi terhadap tingkat
kemiskinan di Indonesia Tahun 2011-2016. (Universitas Islam Negeri STS Jambi, 2018), hlm.21 19Prof. Mudrajad Kuncoro,Ph,D., Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi
(UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2015), hlm.77
15
tidak akan diperlakukan sebagai orang miskin. Al-Ghazali membagi
kemiskinan menjadi dua bagian: 1) kemiskinan dalam kaitannya dengan
kebutuhan materil dan 2) kemiskinan dalam kaitannya dengan kebutuhan
rohani. Argument serupa juga dibuat oleh Ahmed (2004). Dia
mengatakan kemiskinan bukan hanya merupakan perampasan barang dan
jasa, tetapi juga kurangnya kemiskinan dalam roh. Bahkan Rehman
berpendapat bahwa umat Islam dapat meningkatkan kehidupan rohani
mereka dengan meningkatkan kehidupan materiel mereka. Selanjutnya,
Chapra berpendapat bahwa Islam, menjadi agama keseimbangan, telah
memberikan penekanan yang sama pada kedua spiritual dan urusan
duniawi.
Islam memandang kemiskinan merupakan suatu hal yang
mampu membahayakan ahlak, kelogisan berpikir, keluarga dan juga
masyarakat. Islampun menganggapnya sebagai musibah dan bencana
yang seharusnya memohon perlindungan kepada Allah atas kejahatan
yang tersembunyi di dalamnya. Jika kemiskinan ini makin merajalela,
maka ini akan menjadi kemiskinan yang mampu membuatnya lupa akan
Allah dan juga rasa sosialnya kepada sesama. Banyak sahabat Rasulullah
SAW yang meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW sendiri pernah
memohon perlindungan Allah SWT dari kemiskinan.
16
Apabila memang kemiskinan tidak berbahaya, maka tentunya
Rasulullah tidak perlu meminta permohonan perlindungan kepada Allah
dari kemiskinan.20
ها قالت كان النبي صل الله عليه وسلم ي قول ىعن عائشة رضي الله عن نة النار وعذاب النار و وعذاب الق اللهم ان ي اعوذبك من فت نة القب وش فت ب
... نة الفق نة الغنى وش فت )رواهالبخاري(فت Dari ‘Aisyah ra.ia berkata: Nabi S.a.w Bersabda: “Wahai Allah,
Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari cobaan neraka, siksa
neraka, cobaan kubur, siksaan kubur, buruknya cobaan kekayaan
danburuk-nya cobaan kemiskinan...(HR. Bukhari)
2.2 Karakteristik Penduduk Miskin
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam
kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak
hal lain, seperti tingkat kesehatan dan pendidikan rendah, perlakuan
tidak adil dalam hukum, maupun kerentanan terhadap ancaman tindak
kriminal. Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat
pedesaan dan perkotaan pada umumnya dapat digolongkan pada buruh
tani, pedagang kecil, buruh, pedagang kaki lima, pedagang asongan,
pemulung, pengemis, pengamen dan pengangguran. Sementara di
20Ibid, hlm.23
17
Provinsi Jambi menurut pemaparan Kepala Bidang Sosia BPS Jambi
Rifyanto bahwa kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jika diambil dari sisi rata-
rata pengeluaran perkapita perbulan dalam ukuran rupiah, ukuran
garis kemiskinan di Provinsi Jambi yaitu penduduk/warga yang
memiliki pendapatan Rp 379.648 perkapita perbulannya. Jika dibagi
perharinya, garis kemiskinan terjadi apabila perolehan pendapatan
sekitar Rp 12.000 perharinya.21
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan
antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi
b. Tingkat Pendidikan
c. Struktur Ekonomi22
3. Pengangguran
3.1 Definisi Pengangguran dan Jenis Pengangguran
21 Saiful Jalaluddin, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016, (Universitas Islam Negeri
Jambi, 2018) hlm. 27 22 Detri Karya dan Syamri Syamsuddin, MAKRO EKONOMI Pengantar Untuk
Manajemen, (Raja Grafindo: Jakarta) hlm.50
18
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak
secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
1. Jenis-jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya:
a. Pengangguran Konjungtur (cyclical unemployment)
Pengangguran konjungtur (cyclical
unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian.
Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran
perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan
produksinya. Dalam melaksanakan hal itu berarti jam kerja
dikurangi, sebahagian mesin memproduksi tidak digunakan
dan sebahagian tenaga kerja diberhentikan. Dengan demikian
kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat
pengangguran.
b) Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural adalah pengangguran
yang disebabkan perubahan struktur dan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi selalu diikuti oleh
perubahan struktur dan corak kegiatan ekonomi.
19
Perekonomian dalam jangka panjang misalnya akan
meningkatkan peranan sektor industri pengolahan dan
mengurangi kegiatan pertambangan dan pertanian, juga
industri-industri rumah tangga dan industri kecil-kecilan akan
mengalami kemunduran dan digantikan oleh kegiatan industri
yang menghasilkan barang yang sama tetapi menggunakan
peralatan yang lebih canggih.
c) Pengangguran Normal atau Friksional
Pengangguran Normal atau Friksional adalah
pengangguran yang berada dalam suatu periode tertentu
mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat
pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhirnya
perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh, yaitu pengangguran tidak lebih dari 4 persen.23
2) Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Ciri-cirinya:
a) Pengangguran Terbuka
Pengangguran Terbuka tercipta sebagai akibat
penambahan pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih rendah
daripada pertumbuhan tenaga kerja, akibatnya banyak tenaga kerja
yang tidak memperoleh pekerjaan.
23Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 1, cet. 2,, hlm. 294-296
20
b) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran Tersembunyi adalah keadaan di mana
suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga kerja yang
jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.
c) Pengangguran Musiman
Pengangguran Musiman adalah keadaan pengangguran
pada masa-masa tertentu dalam suatu tahun. Misalnya petani, selalu
dapat digolongkan sebagai pengangguran musiman karena mereka
tidak selalu bekerja sepanjang tahun. Untuk dapat menanam mereka
harus menunggu musim hujan, dan di antara menanam dan panen
mereka harus menganggur, karena beberapa bulan diperlukan agar
tanamannya mendatangkan hasil.
d) Setengah Menganggur
Setengah Menganggur adalah keadaan pengangguran di
mana seorang pekerja melakukan pekerjaan jauh lebih rendah dari
jam kerja yang normal. Dalam pekerjaan yang normal, seseorang
bekerja 40 jam seminggu atau lima/enam hari seminggu. Seorang
pekerja dapat digolongkan dalam golongan setengah menganggur
21
apabila hanya bekerja tidak lebih dari 20 jam atau tiga hari dalam
seminggu.24
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat
mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
dapat diwujudkan.25Sesuai dengan hadits berikut:
ها كان احب ال ه ول الله صلى الله علي عمل إلى رس عن عائشة رضي الله عن )رواه البخاري( وسلم ، ألذى يدوم عليه صاحبه
Dari ‘Aisyah ra.ia berkata: “pekerjaan yang paling disukai
Rasulullah S.a.w, ialah pekerjaan yang senantiasa dikerjakan oleh
pelakunya”. (HR. Bukhari)26
Pengangguran yang terjadi disuatu daerah menimbulkan
masalah yang kompleks dan pembangunan yang dilakukan akan
terhambat. Pengangguran berdampak negatif terhadap kehidupan, baik
pribadi maupun masyarakat. Akibat tuntutan hidup meningkat maka
gejala sosial yang terjadi yaitu:
a. Meningkatnya kriminalitas.
b. Lingkungan kumuh.
24Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, ed. 1, cet. 6, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
hlm. 482-483 31Irhamni, Pengaruh Jumlah Penduduk, Penganggguran, Dan Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 1986-2015, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2017),
hlm. 25 26Saiful Jalaluddin, pengaruh di Provinsi Jambi tahun 2008-2016…hlm.23
22
c. Kualitas hidup yang semakin menurun.
d. Kesehatan penduduk menurun karena kekurangan gizi dan
lingkungan yang tidak sehat.
e. Kualitas tenaga kerja menurun karena biaya pendidikan
mahal.
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran
Menurut Marhaeni dan Manuati, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat upah, dimana tingkat upah memegang peranan
penting atau sangat berpengaruh besar dalam kondisi
ketenagakerjaan.
2. Teknologi, penggunaan teknologi yang tepat guna akan
mengurangi permintaan tenaga kerja sehingga akan
meningkatkan jumlah pengangguran.
3. Fasilitas modal, mempengaruhi permintaan tenaga kerja
melalui 2 sisi, yaitu pengaruh substitutif dan pengaruh
komplementer. Pengaruh substitutif, dimana bertambahnya
modal akan mengurangi permintaan tenaga kerja. Pengaruh
komplementer, dimana bertambahnya modal akan
23
membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk mengelola
modal yang tersedia.
5. Struktur perekonomian, perubahan struktur ekonomi
menyebabkan penurunan permintaan tenaga kerja.
6. Pertumbuhan ekonomi yang rendah. 27
G. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu adalah suatu penelitian yang telah lebih dahulu
dilaksanakan dan memiliki keterkaitan dengan penelitian baru yang sedang
dilaksanakan. Tujuan tercantumnya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui
kerangka teori dan keilmuan yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu, agar
penelitian yang dilaksakan dapat melengkapi dan memperkaya penelitian yang telah
dilaksanakan sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Duma Lasmarita Siagian dalam judul
Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran di Sumatera Utara. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa Pertumbuhan Ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan dua
arah atau feedback, artinya kedua variable tersebut saling mempengaruhi
satu sama lainnya. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang
negatif signifikan terhadap pengangguran di Sumatera Utara. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 0,945.
27Juliyanti Maria Marpaung, Pengaruh Migrasi Masuk Dan Upah Minimum Terhadap
Tingkat Pengangguran Di Kota Pekanbaru Tahun 2000 – 2014, (Skripsi Universitas Riau, 2017)
hlm.409
24
Artinya setiap kenaikan utang luar negeri sebesar 1% maka pertumbuhan
ekonomi akan naik sebesar 0,945%.28
2. Penelitian yang dilakukan oleh Umaruddin Usman dan Diramita dalam
judul Pengaruh Jumlah Penduduk, pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau menyatakan
bahwa dimana secara parsial yang dilakukakn menunjukkan Pertumbuhan
Ekonomi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kemiskinan
di Provinsi Kepulauan Riau. Menurut peneliti, meskipun pertumbuhan
ekonomi meningkat tetapi ketimpangan distribusi pendapatan masih saja
terjadi maka kemiskinan akan terus meningkat. Penyebab lain di
sebabkan oleh kurangnya pemerataan pembangunan dalam bidang sarana
prasarana untuk mengentas kemiskinan. Hasil penelitian ini juga
didukung dengan hasil penelitian dari iswara yang menyimpulkan
pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap
jumlah penduduk yang miskin.29
3. Penelitian yang dilakukakn oleh Dahma Amar Ramdhan, Djoko Setyadi
dan Adi Wijaya dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Dan Kemiskinan Di Kota Samarinda menjelaskan bahwa
28Duma Lasmaria Siagian, Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran (Studi Kasus di Sumatera Utara). Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi Pascasarjana. 29 Umaruddin Usman dan Diramita, Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau, jurnal Ekonomi Regional
Unimal Volume 01 nomor 02 tahun 2018.
25
hasil penelitiannya menunjukkan pengaruh tidak langsung pertumbuhan
ekonomi terhadap tingkat kemiskinan melalui tingkat pengangguran
adalah sebesar 0,3766, sehingga diinterprestasikan bahwa pengaruh tidak
langsung variabel pertumbuhan ekonomi melalui pengangguran terhadap
kemiskinan tidak signifikan.30
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dio Syahrullah dengan judul Analisis
Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendidikan, Dan
Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-
2012 menjelaskan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan variabel
PDRB berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kemiskinan di
Provinsi Banten, dengan kata lain apabila PDRB meningkat maka
kemiskinan menurun. Variabel pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan di Provinsi Banten, variabel pengangguran
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan di Provinsi
Banten dengan kata lain apabila pengangguran meningkat maka
kemiskinan akan meningkat.31
5. Penelitian Saiful Jalaluddin dengan judul pengaruh pertumbuhan
ekonomi, sumber daya manusia, dan pengangguran terhadap kemiskinan
30 Dahma Amar Ramdhani, Djoko Setyadi dan Adi Wijaya, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Dan Kemiskinan Di Kota Samarinda, (Universitas
Mulawarman, 2017) hlm. 12 31 Dio Syahrullah, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012, (Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014), hlm. 94
26
di Provinsi Jambi tahun 2010-2016 dengan melihat pada hasil Uji
Hipotesis Statistik, yakni menggunakan Uji Koefisien determinasi (R-
Square). Dimana dapat di lihat pada Uji Koefisien Determinasi
bahwasanya koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R-Square
besarnya 0.983311.Ini berarti variabel pertumbuhan ekonomi, sumber
daya manusiadan pengangguran mempunyai pengaruh terhadap
kemiskinan sebesar 98%.32
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa peneliti sebelumnya meneliti tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat Pengangguran dan kemiskinan. Adapun
perbedaan antara penelitian sekarang dengan yang terdahulu adalah terletak pada data
penelitiannya yaitupada data PDRB, peneliti saat ini menggunakan data laju
pertumbuhan PDRB ADHK sebagai acuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
sementara penelitian terdahulu menggunakan nilai PDRB ADHB sebagai acuannya
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (Pertumbuhan Ekonomi)
yang digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap Pengangguran dan Kemiskinan
di Provinsi Jambi. Untuk memudahkan kegiatan penelitian yang akan dilakukan serta
32 Saiful Jalaluddin, pengaruh pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia, dan
pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi tahun 2010-2016... hlm.69
27
untuk memperjelas alur pemikiran dalam penelitian ini, maka penelitian merumuskan
suatu kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
I. HIPOTESIS
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran
Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang merupakan motor utama
untuk meningkatkan standar hidup secara umum. Bagi masyarakat yang
menikmatinya, pertumbuhan ekonomi merupakan senjata ampuh untuk
mengatasi pengangguran. Laju pertumbuhan yang cepat membuat upaya
mengurangi pengangguran secara politik lebih diterima. Dilihat pada tahun
2006, 2008, 2010, 2016 dan 2017 rata-rata naik hingga 0,66 persen dengan
Pertumbuhan
Ekonomi
((X(X)
Pengangguran
(Y1)
Kemiskinan
(Y2)
28
pengurangan pengangguran rata-rata sebesar 1,17 persen. Dari uraian di atas
diduga terdapat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di
Provinsi Jambi. Oleh karena itu di dalam penelitian ini di ajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh Terhadap Pengangguran di
Provinsi Jambi
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan
Menurut Tambunan, Pertumbuhan Ekonomi merupakan indikator untuk
melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan
kemiskinan. Ada suatu korelasi menemukan bahwa terdapat hubungan yang
negatif antara pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan. Kenaikan
pertumbuhan ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan. Hubungan ini
menunjukkan pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk
menurunkan tingkat kemiskinan. Menurut Todaro pada beberapa Negara
berkembang, pertumbuhan ekonomi tinggi yang mereka rasakan kurang dapat
memberikan manfaat kepada kaum miskin. Roemer dan Gugerty menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi tanpa penurunan kemiskinan, maka
distribusi harus lebih setara.33 Dilihat pada tahun 2006, 2008, 2010, 2011, 2014,
33 Rusmawati, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pola Konsumsi terhadap tingkat
kemiskinan di Indonesia Tahun 2011-2016. (Universitas Islam Negeri STS Jambi, 2018), hlm.21
29
2016 rata-rata naik hingga 0,89 persen dengan pengurangan kemiskinan rata-
rata sebesar 0,52 persen. Dari uraian di atas diduga terdapat pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Oleh karena itu
di dalam penelitian ini di ajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh Terhadap kemiskinan di
Provinsi Jambi.
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran dan berdampak
Kemiskinan
Kesejahteraan faktor produksi yang turut serta menciptakan kesejahteraan
tersebut merupakan gambaran dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi, artinya
tingginya produktivitas faktor produksi disebabkan oleh tingginya laju
pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula upah yang diterima oleh para
pekerja. Proses pembangunan memerlukan pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat di butuhkan
tetapi pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentas kemiskinan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi yaitu
seperti akumulasi modal, jumlah penduduk, angkatan kerja dan kemajuan
teknologi. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada suatu Negara,
maka semakin tinggi pula investasi suatu Negara, semakin tingginya investasi,
30
pengangguran akan menurun, apabila tingkat pengangguran rendah maka akan
berbanding lurus terhadap penurunan kemiskinan.34
Dari uraian di atas diduga terdapat pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran dan berdampak pada kemiskinan di Provinsi Jambi.
Oleh karena itu di dalam penelitian ini di ajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh Terhadap pengangguran dan
berdampak pada kemiskinan di Provinsi Jambi.
J. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap babnya terdiri
dari sub-sub, masing-masing bab membahas permasalahan tersendiri tetapi masih
berkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika penulisan
adalah:
BAB I: Bab ini membahas tentang pendahuluan, mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka
teori, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB II: Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, teknik analisis data.
34 Anak Agung Istri Diah Paramita dan Ida Bagus Putu Purbadharmaja, Pengaruh
Investasi dan Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi serta Kemiskinan di Provinsi Bali,
(Bali, Universitas Udayana, 2015) hlm.
31
BAB III: Bab ini membahas gambaran umum tentang obyek penelitian yaitu,
kondisi Geografis Provinsi Jambi, pengangguran, Pertumbuhan
Ekonomi, dan Kemiskinan.
BAB IV: Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis mengenai Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Jambi.
BAB V: Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, bentuk pendekatan penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif-deskriptif. Kuantitatif adalah metode yang menggunakan alat analisis
bersifat kuantitatif, dimana hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang
kemudian dijelaskan dan diinterprestasikan dalam suatu uraian. Sementara metode
deskriptif adalah metode yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat, baik
oleh diri sendiri maupun berkelompok.
B. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data adalah kumpulan angka, fakta, fenomena atau keadaan atau lainnya
yang disusun menurut logika tertentu merupakan hasil pengamatan, pengukuran
atau pecahan dan sebagainya terhadap variabel dari suatu objek kajian, yang
berfungsi dapat digunakan untuk membedakan objek yang satu dengan yang
lainnya pada variabel yang sama.35
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang merupakan data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah
diolah oleh pihak lain (pada umumnya berbentuk publikasi). Data sekunder
35 Syahirman Yusi & Umiyati Idris, Metedologi Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan
Kuantitatif, (Citra Books Indonesia, t.t), hlm.101
33
dalam penelitian ini diperoleh dari sumber lain, diantaranya dari jurnal, artikel,
buku, dan instasi yang terkait atau yang erat hubungannya dengan penelitian ini.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi yang berkaitan dengan Pertumbuhan
Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran di Provinsi Jambi.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Rancangan penelitian ini digolongkan dalam kategori penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang
mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi dengan cermat berdasarkan
karakteristik dan fakta-fakta yang teejadi. Dengan demikian, penelitian ini
diharapkan dapat memecahkan masalah secara sistematis untuk mendapatkan
penjelasan dan sekaligus mengkonfirmasi bahwa ada pengaruh langsung dan
tidak langsung variabel eksogen (Pertumbuhan Ekonomi) terhadap variabel
endogen (Pengangguran dan Kemiskinan).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
terdiri data PDRB Atas dasar Harga Konstan, Pengangguran dan Kemiskinan di
Provinsi Jambi pada tahun 2000-2018. Pengumpulan data dilakukan dengan
studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang berorientasi pada
sumber-sumber yang berasal dari literature atau buku-buku ilmiah serta instansi
34
terkait yang erat kaitannya dengan pembahasan dan pemecahan masalah yang
diteliti dalam penelitian ini.
D. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis).
Metode analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel.
Tujuan analisis jalur adalah untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
langsung melalui seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan kerangka konsep, maka terdapat 2 (dua) bentuk persamaan
yang dapat disusun, yaitu:
Y1 = αX + i
Y2 = αX + i
dimana:
X = Pertumbuhan Ekonomi
Y1 = Pengangguran
Y2 = Kemiskinan
α = Koefisien regresi
Taraf signifikansi yang digunakan adalah ɑ = 5% atau 0.05.
35
E. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen dan keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Suatu data dikatakan berdistribusi
normal dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
F. Uji Statistik
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji T menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini
menggunakan tingkat signifikan 5% dan melakukan perbandingan antara
thitung dan ttabel. Jika nilai thitung > ttabel maka setiap variabel bebas yang diteliti
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai thitung <
ttabel maka setiap variabel bebas yang diteliti tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat.
36
Dengan hipotesis sebagai berikut:
a) Uji t untuk Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pengangguran.
- H0>0.05, artinya variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak
berpengaruh terhadap variabel Pengangguran di
Provinsi Jambi.
- H0<0.05, artinya variable Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh terhadap variabel Pengangguran di
Provinsi Jambi
b) Uji t untuk Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Kemiskinan.
- H0>0.05, artinya variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak
berpengaruh terhadap variabel Kemiskinan di Provinsi
Jambi.
- H0<0.05, artinya variabel Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh terhadap variabel Kemiskinan di Provinsi
Jambi.
c) Uji t untuk Pengaruh Pengangguran terhadap kemiskinan.
- H0>0.05, artinya variabel Pengangguran tidak
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan di Provinsi
Jambi.
37
- H0<0.05, artinya variable pengangguran berpengaruh
terhadap variabel kemiskinan di Provinsi Jambi
d) Uji t untuk Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
kemiskinan melalui Pengangguran.
- H0>0.05, artinya variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan melalui
pengangguran di Provinsi Jambi.
- H0<0.05, artinya variable Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh terhadap variabel kemiskinan melalui
Pengangguran di Provinsi Jambi
2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji secara menyeluruh (simultan) digunakan uji F (F-test),
pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara keseluruhan. Dalam
pengujian hipotesis ini akan menggunakan uji F dengan hipotesis
yang di uji adalah sebagai berikut:
- H0:b1 = 0 : tidak ada pengaruh antara variable
independen terhadap variabel dependen.
- H0: b1 ≠ 0 : paling tidak ada satu variabel independen
yang mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji Koefisisen Determinasi (R2)
38
Koefisien determinasi (dinotasikan dengan R2) adalah sebuah
fungsi penting dalam analisis regresi. Nilai koefisien determinasi
diinterprestasikan sebagai proporsi dari varian variabel dependen,
bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen sebesar nilai koefisien determinasi bergerak antara 0
sampai 1 mengindikasikan bahwa variabel dependen dapat
diprediksikan.36
36Sukestiyarno, statistika dasar, (Yogyakarta: Andi, 2013), hlm. 166-167
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis Provinsi Jambi
Provinsi Jambi terbentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-undang
No.61 tahun 1958 tanggal 25 juni 1958 yang terletak pada Pantai Timur Pulau
Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasifik, pada alur
lalu lintas Internasional dan Regional.Secara geografis Provinsi Jambi terletak
antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹ - 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan
seluas 53.435.72 Km² dengan luas daratan 51.000 Km2, luas lautan 425,5 Km2
dan panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah Provinsi Jambi adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara dengan Provinsi Riau
Sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan
Sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat
Sebelah Timur dengan LautCina Selatan
Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia-
Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT).
Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan
menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh ± 5 jam.
40
Dengan adanya pemekaran Wilayah Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun
2008 kini Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota yaitu :
1. Kabupaten Kerinci, (Ibukota Sungai Penuh) 419 Km
2. Kabupaten Sarolangun, (IbukotaSarolangun) 179 Km
3. Kabupaten Merangin, (IbukotaBangko) 190 Km
4. Kabupaten Bungo, (IbukotaMuaroBungo) 252 Km
5. Kabupaten Tebo, (IbukotaMuaraTebo) 206 Km
6. Kabupaten Batanghari (IbukotaMuaroBulian) 60 Km
7. Kabupaten Muaro Jambi, (IbukotaSengeti) 27Km
8. Kabupaten TanjungJabung Barat, (Ibukota Kuala Tungkal) 131 Km
9. Kabupaten TanjungJabungTimur, (IbukotaMuaraSabak) 129 Km.
10. Kota Jambi, (IbukotaProvinsi Jambi) 3 Km
11. Kota Sungai Penuh, (Ibukota Sungai Penuh) 420 Km37
B. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang menyangkut banyak aspek karena
berkaitan dengan pendapatan yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang
37http://jambi-kota.blogspot.com/2012/01/letak-geograifs.html, diaksestanggal 5 juli 2019
41
rendah dan ketidaksamaan derajat antara jenis kelamin serta buruknya lingkungan
hidup. Kemiskinan tidak lagi dipandang hanya sebatas kemampuan ekonomi,
tetapi kegagalan dalam memenuhi hak-hak dasar yang mengakibatkan perlakuan
yang berbeda dalam menjalankan kehidupan secara bermartabat. Oleh karena itu
pemerintah berupaya keras untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut sehingga
pembangunan dilakukan secara terus menerus. Badan pusat statistik
mendefenisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non
makanan untuk mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran.Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan.38
C. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu
wilayah/Provinsi dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh pertumbuhan
ekonomi di suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
38https://jambi.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekviewTab1, diakses tanggal 20
Agustus 2018
42
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai dasar untuk
melihat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Adapun unit ekonominya
mencakup kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan
air bersih, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. PDRB juga dapat
digunakan untuk mengetahui potensi ekonomi di suatu wilayah dalam periode
tertentu.
D. Pengangguran
Pengangguran meliputi penduduk yang tidak punya pekerjaan, sedang
mencari pekerjaan, penduduk yang tidak bekerja dan sedang mempersiapkan suatu
usaha, penduduk yang tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, kemudian penduduk yang sudah
punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 39 Pengangguran itu disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya. Tingkat pengangguran sangat
erat hubungannya dengan laju pertumbuhan penduduk. Dengan laju pertumbuhan
39https://jambi.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html#subjekViewTab1, diakses tanggal 28
Agustus 2018
43
yang tinggi akan meningkatkan jumlah angkatan kerja (penduduk usia kerja) yang
kemudian besarnya angkaatan kerja ini dapat menekan ketersediaan lapangan kerja
di pasar kerja. Sedangkan angkatan kerja sendiri terdiri dari dua komponen yaitu
orang yang menganggur dan orang yang bekerja. Apabila mereka tidak bekerja
konsekuensinya adalah mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan baik,
kondisi seperti ini membawa dampak bagi terciptanya jumlah kemiskinan.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Dalam penelitian ini, beberapa variabel yang digunakan diantaranya data
tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan merupakan persentase penduduk miskin
yang ada di Provinsi Jambi, kemudian data tingkat pengangguran. Dalam penelitian
ini menggunakan data pengangguran terbuka yang digunakan untuk melihat situasi di
mana orang sama sekali tidak bekerja dan berudaha mencari pekerjaan. Kemudian
data laju pertumbuhan PDRB ADHK yang merupakan proses kenaikan output
perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang yang berdasarkan atas dasar
harga konstan atau tetap. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk menganalisa
dan membuktikan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Pengujian hipotesis
penelitian ini menggunakan uji T dan uji F di mana bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel devenden. Data-data di peroleh
melalui aplikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi. Penentuan sampel
penelitian ini di ambil dari tahun 2000-2018.
45
Tabel 4.1
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2010-2018 dalam
(Ratusan Ribu)
Badan Pusat Statistik
Dari tabel di atas secara keseluruhan kemiskinan yang ada di
Provinsi Jambi mengalami fluktuaktif selama 9 tahun. Jumlah terendah terjadi
pada tahun 2011 dengan jumlah 251.9 jiwa dan tertinggi terjadi pada tahun 2015
dengan jumlah 300.71 jiwa.
TAHUN KEMISKINAN
Persen Nominal
2010 8.4 260.5
2011 7.9 251.9
2012 8.28 270.2
2013 8.41 268.5
2014 8.39 281.75
2015 8.86 300.71
2016 8.41 289.81
2017 8.19 286.55
2018 7.92 281,47
46
Tabel 4.2
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi Tahun 2010-2018
(Ribuan Jiwa)
TAHUN PENGANGGURAN
Persen Nominal
2010 5.08 72792
2011 4.02 60169
2012 3.22 42296
2013 4.84 70361
2014 5.08 79784
2015 4.34 70349
2016 4 67671
2017 3.87 66816
2018 3.86 69075 Badan Pusat Statistik40
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Provinsi
dari tahun 2010-2018 mengalami fluktuaktif. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
Pada tahun 2005 kesempatan kerja di Provinsi Jambi mengalami penurunan
sebesar 3,53 persen dengan kesempatan kerja sebesar 1.097.207 orang. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kenaikan BBM yang terjadi pada tahun tersebut.
Kenaikan harga BBM yang mengakibatkan meningkatnya biaya produksi,
40 Badan Pusat Statistik.
47
sehingga perusahaan mengambil kebijakan untuk tidak menambah pegawainya
atau bahkan mengurangi pegawai/karyawannya.41
Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran naik dari tahun
sebelumnya sebesar 1,62 persen. Menurut BPS Suryamin, bertambahnya angka
pengangguran di bulan Agustus dari bulan Februari bisa disebabkan karena
perlambatan ekonomi. Ekonomi yang melambat telah membuat beberapa
perusahaan mengurangi bebannya. 42 Tahun 2014 keadaan pengangguran di
Provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 0.27 persen. Kondisi ini menurut
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) menjadi satu diantara permasalahan
yang dihadapi PemProv Jambi. Satu diantara penyebab tingginya angka
pengangguran di Provinsi Jambi tidak menggunakan tenaga kerja lokal. Gubernur
HBA menegaskan agar perusahaan di Jambi lebih memprioritaskan tenaga kerja
lokal di bandingkan dari luar.43
41 Fitri, Junaidi, “Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap
pengangguran terdidik di Provinsi Jambi” e-Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 5.
No.1, Januari – April 2016.hlm.30 42https://m.kontan.co.id/news/bps-agustus-2013-jumlah-pengangguran-bertambah.
Diakses pada tanggal 5 juli 2019. 43 https://jambi.tribunnews.com/2014/10/25/pengangguran-di-jambi-39-ribu. Di akses 5
juli 2019
48
Tabel 4.3
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Provinsi Jambi Tahun 2010-2018
(Dalam Persen dan Milyar)
TAHUN PDRB
persen Nominal
2010 7.35 90618411.27
2011 8.54 103522912.7
2012 7.03 105070400.1
2013 7.07 129976040.5
2014 7.76 144814418.3
2015 4.21 155065656
2016 4.37 171199468.1
2017 4.64 189868125
2018 4.73 208378559.4 Badan Pusat Statistik44
Lambannya pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada tahun 2016,
berdampak pada melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industry.
Hal ini membuat angka pengangguran di Provinsi Jambi kian meningkat. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab meningkatnya jumlah pengangguran ini antara lain,
struktur lapangan pekerjaan sampai dengan februari 2016 tidak mengalami
perubahan. Turunnya produksi sawit dan karet yang merupakan komoditas
44 Badan Pusat Statistik.
49
unggulan di Provinsi Jambi, juga menjadi penyebab berkurangnya pekerja di
sector Pertanian mencapai 60.4 orang atau turun 7,36 persen.45
B. Analisis Data
1. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen dan keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Suatu data
dikatakan berdistribusi normal dilihat dari penyebaran data pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi normalitas. Adapun Uji Normalitas Struktural I:
45 http://www.jambiupdate.co/artikel-pengangguran-di-jambi-meningkat-ini-jumlahnya.html. Diakses
pada tanggal 5 juli 2019.
50
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
2. Uji Statistik
1. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Tabel 4.5
Hasil Uji T Pada Persamaan Sub Struktural I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 191,134 163,227 1,171 ,258
PERTUMBUHAN EKONOMI ,475 ,260 ,405 1,825 ,086
51
Berdasarkan tabel di atas, maka hasil analisis uji t adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan data pada tabel diatas, pertumbuhan ekonomi
berpengaruh tidak signifikan terhadap pengangguran karena thitung >
ttabel yaitu 1,825> 1,740 dan signifikan yang dihasilkan 0,086 > 0,05.
Hal ini berarti variabel Pertumbuhan Ekonomi mempunyai
pengaruh tidak signifikan terhadap Kemiskinan.
Tabel 4.6
Hasil Uji T pada Persamaan Sub Struktur Kedua
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1292,154 222,338 5,812 ,000
PERTUMBUHAN
EKONOMI
-1,434 ,373 -,738 -3,846 ,001
PENGANGGURAN ,872 ,318 ,526 2,742 ,014
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
a. Dari hasil perhitungan data pada tabel diatas, Pertumbuhan
Ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap Kemiskinan
karena thitung < ttabel yaitu -3,846<1,756 dan signifikan yang
dihasilkan 0,001 < 0,05. Hal ini berarti variabel Pertumbuhan
52
Ekonomi mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
kemiskinan.
b. Dari hasil perhitungan data pada tabel diatas, pengangguran
berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan karena thitung > ttabel
yaitu 2,742 > 1,756 dan signifikan yang dihasilkan 0,014 < 0,05.
Hal ini berarti variabel pengangguran mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kemiskinan.
2. Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap dependen. Pengujian ini menggunakan
tingkat signifikan sebesar 5% dengan melakukan perbandingan antara
Fhitung < Ftabel. Jika nilai Fhitung< Ftabel maka Ho di terima. Sebaliknya jika
Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak.
Tabel 4.7
Hasil Uji F Struktural I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 148710,863 1 148710,863 3,332 ,086b
Residual 758801,558 17 44635,386
Total 907512,421 18
a. Dependent Variable: PENGANGGURAN
53
b. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.9, diketahui bahwa
pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap
pengangguran karena Fhitung > Ftabel atau 3,332 > 4.45, nilai signifikan
yang dihasilkan 0,086 lebih besar dari level 0,05. Maka hal ini berarti
bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap
pengangguran.
Tabel 4.8
Hasil Uji F Struktural II
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1262434,537 2 631217,269 8,237 ,003b
Residual 1226181,568 16 76636,348
Total 2488616,105 18
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
b. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.10, diketahui bahwa pertumbuhan
ekonomi dan pengangguran secara bersama berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan karena Fhitung > Ftabel atau 8,237 > 3,63, nilai signifikan yang
dihasilkan 0,003 lebih kecil dari level 0,05. Maka hal ini berarti bahwa variabel
pertumbuhan ekonomi, pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan.
54
C. Hasil Teknik Analisis Data
1. Analisis Jalur
Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
jalur atau Path Analysis yang dibantu dengan program SPSS. Analisis ini
dipilih untuk mengetahui pengaruh secara bertahap yaitu pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran dan kemiskinan di Provinsi
Jambi. Analisis ini sekaligus untuk membuktikan hipotesis yang telah
dipaparkan pada bab selanjutnya.
Seperti dijelaskan pada BAB II, hipotesis yang dirumuskan dalam
penelitian ini terdiri dari 3 hipotesis. Hipotesis penelitian dilakukan uji satu sisi,
karena hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen sudah
dihipotesiskan arah pengaruhnya. Untuk mengetahui apakah hipotesis didukung
oleh data atau tidak, maka nilai probabilitas (P) dari Critical Ratio (CR)
dibandingkan dengan ᶐ = 5%. Apabila Standardized Koefisien Parameter
bernilai positif dan nilai probabilitas kurang dari ᶐ = 5% atau nilai CR lebih
besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian didukung
oleh data (terbukti secara signifikan).
55
Adapun model regresi Struktural I
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi Struktural I
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,405a ,164 ,115 211,27088
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi
b. Dependent Variable: Pengangguran
Tabel 4.10
Hasil Regresi Struktural I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 148710,863 1 148710,863 3,332 ,086b
Residual 758801,558 17 44635,386
Total 907512,421 18
a. Dependent Variable: Pengangguran
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.11
Koefisien Struktural I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 191,134 163,227 1,171 ,258
56
Pertumbuhan Ekonomi ,475 ,260 ,405 1,825 ,086
a. Dependent Variable: Pengangguran
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka deskripsi dari analisisnya adalah
sebagai berikut:
1. Pada tabel terlihat bahwa nilai R sebesar 0,405 yang berarti bahwa
terdapat hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pengangguran dalam membentuk regresi yang diajukan dalam
penelitian ini. Sedangkan, nilai koefisien determinasi R2 sebesar
0.164 yang berarti bahwa kemampuan indikator pada variabel bebas
dalam menjelaskan pengaruh terhadap indikator pada variabel
terikat sebesar 16,4%, sehingga terdapat 83,6% indikator pada
variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh indikator
variabel bebas. Artinya, terdapat 83,6% variabel bebas yang tidak
terlibat dalam membentuk persamaan sub struktur pertama dalam
penelitian ini.
2. Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan linear
yang signifikan dengan ᶐ = 0,05 antara variabel pertumbuhan
ekonomi dan pengangguran, dengan melihat tabel ANOVA dimana
angka pada kolom sig menunjukkan angka 0,086 yang lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian persamaan regresi tersebut tidak dapat
57
digunakan untuk melihat besaran peran atau kontribusi
pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran.
3. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran dapat
dilihat pada tabel Coefficient. Dari tabel tersebut dapat dilihat
angka signifikan 0,086 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan memiliki peran yang tidak
berpengaruh atas pengangguran.
Model regresi Struktural II
Tabel 4.12
Determinasi Struktural II
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,712a ,507 ,446 276,83271
a. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
b. Dependent Variable: KEMISKINAN
Tabel 4.13
Regresi Struktural II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1262434,537 2 631217,269 8,237 ,003b
Residual 1226181,568 16 76636,348
Total 2488616,105 18
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
58
b. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
Tabel 4.14
Koefisien Struktural II
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1292,154 222,338 5,812 ,000
PERTUMBUHAN EKONOMI -1,434 ,373 -,738 -3,846 ,001
PENGANGGURAN ,872 ,318 ,526 2,742 ,014
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka deskripsi dari analisisnya adalah
sebagai berikut:
1. Pada tabel terlihat bahwa nilai R sebesar 0,712 yang berarti bahwa
terdapat hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
terhadap kemiskinan dalam membentuk regresi yang diajukan
dalam penelitian ini. Sedangkan, nilai koefisien determinasi R2
sebesar 0.507 yang berarti bahwa kemampuan indikator pada
variabel bebas dalam menjelaskan pengaruh terhadap indikator pada
variabel terikat sebesar 50,7%, sehingga terdapat 49,3% indikator
pada variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh indikator
variabel bebas. Artinya, terdapat 49,3% variabel bebas yang tidak
59
terlibat dalam membentuk persamaan sub struktur pertama dalam
penelitian ini.
2. Analisis regresi menunjukkan adanya hubungan linear yang
signifikan dengan ᶐ = 0,05 antara variabel pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, dan kemiskinan dengan melihat tabel ANOVA
dimana angka pada kolom sig menunjukkan angka 0,003 yang lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian persamaan regresi tersebut dapat
digunakan untuk melihat besaran peran atau kontribusi
pertumbuhan ekonomi, pengangguran terhadap kemiskinan.
3. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dapat dilihat
pada tabel Coefficient. Dari tabel tersebut dapat dilihat angka
signifikan 0,001 yang lebih kecil dari 0,05, sedangkan
pengangguran dapat dilihat angka signifikan 0,014 lebih kecil dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan
pengangguran memiliki peran yang berpengaruh atas kemiskinan.
D. Pembahasan Penelitian
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran
Nilai t-hitung untuk variabel pertumbuhan ekonomi adalah 1,825,
sementara itu nilai t-tabel untuk n = 19 dengan tingkat signifikansi 5%
60
adalah 1,740. Artinya, t-hitung > t-tabel (1,825 >1,740), sehingga
diinterpretasikan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap tingkat pengangguran. Namun, nilai signifikansi menunjukkan
0,086 > 0,05 yang artinya pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran. Pengambilan keputusan
didasarkan pada kriteria uji signifikansi, sehingga hipotesis H1 dalam
penelitian ini yang berbunyi “pertumbuhan ekonomi berpengaruh langsung
dan signifikan terhadap tingkat pengangguran” ditolak.
H0= diterima
H1= ditolak
Pengaruh pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap tingkat
pengangguran tidak signifikan dengan nilai pengaruh langsung sebesar
0,475. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori Hukum Okun
yang dikemukakan oleh Arthur Okun yang menjelaskan bahwa tingkat
pengangguran memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan GDP. Hal
ini menjelaskan, jika GDP mengalami kenaikan, maka tingkat
pengangguran akan turun. Jika GDP tidak mengalami pertumbuhan, maka
tingkat pengangguran akan tetap pada tingkat yang sama, bahkan akan
naik sebesar 1,5% dari kondisi sebelumnya.
Berdasarkan teori tersebut, pertumbuhan ekonomi berkorelasi
negatif dengan tingkat pengangguran. Namun, berdasarkan hasil analisis
dalam penelitian ini, kenyataan yang terjadi di lapangan adalah pengaruh
61
dari pertumbuhan ekonomi tersebut bersifat positif namun tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jambi. Hal ini
sesuai dengan penelitian Dahma Amar Ramdhan, Djoko Setyadi, Adi
Wijaya dalam judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengangguran Dan Kemiskinan Di Kota Samarinda” yang menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap pengangguran di Kota Samarinda.
Pengaruh yang positif namun tidak signifikan dari
pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran ini lebih
disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang
cenderung melambat selama kurun waktu tahun 2005 hingga 2014. Di
sisi lain, tingkat pengangguran di Provinsi Jambi cenderung
mengalami penurunan yang disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi
walaupun pertumbuhan ekonominya cenderung melambat. Lambannya
pertumbuhan perekonomian Provinsi Jambi pada tahun 2016,
berdampak pada melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa
sektor industry. Hal ini membuat angka pengangguran di Provinsi
Jambi kian meningkat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
meningkatnya jumlah pengangguran ini antara lain, struktur lapangan
pekerjaan sampai dengan februari 2016 tidak mengalami perubahan.
Turunnya produksi sawit dan karet yang merupakan komoditas
unggulan di Provinsi Jambi, juga menjadi penyebab berkurangnya
62
pekerja di sector Pertanian mencapai 60.4 orang atau turun 7,36
persen.46
Selain itu. Dengan menggunakan indikator Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan data menggunakan data Indeks Pembangunan
Manusia disebabkan karena sumber daya manusia yang memiliki
pekerjaan dengan tamatan pendidikan tinggi seperti SMA dan
perguruan tinggi masih sangat rendah dibanding pendidikan SD dan
SLTP, padahal tingkat pendidikan menggambarkan ketersediaan
sumber daya manusia pada masa kini. Menurut Hamish Mc. Rae
mengemukakan bahwa ada keterkaitan antara perluasan kesempatan
memperoleh pendidikan dengan peningkatan pendapatan perkapita.
Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan
pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan
produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi masalah
keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan
kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi.
Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses
produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif
karena kualitasnya. Pembangunan sumber daya manusia di Provinsi
Jambi akan sangat sia-sia jika tidak memiliki peran dalam mengatasi
45http://www.jambiupdate.co/artikel-pengangguran-di-jambi-meningkat-ini-jumlahnya.html.
Diakses pada tanggal 5 juli 2019.
63
masalah pengangguran berdasarkan data yang di peroleh dari badan
pusat statistik Provinsi Jambi di peroleh data pekerja berdasarkan
pendidikan yang telah ditamatkan, berikut grafik pekerja berdasarkan
pendidikan yang di tamatkan:
Grafik 4.2
Index Pembangunan Manusia
Berdasarkan grafik di atas pengangguran dilatar belakangi masih
tingginya pekerja yang berpendidikan sekolah dasar, meski pekerja dengan
pendidikan tingkat SMA dan perguruan tinggi mengalami grafik
396559396129417660
359407
441154
450470
473944
295964
258190270381275115
272003
299565
306196336971319527 317709
341253364159
387356
446101
105231
142553141938153765146918
162172180461
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tamatan SD
Tamatan SLTP
tamatan SMA
tamatan
diploma/akademi
/universitas
64
peningkatan tiap tahunnya namun tingginya pekerja yang berpendidikan SD
tetaplah menjadi persoalan, tentu inilah penghambat dalam menurunkan
pengangguran, penduduk yang memiliki pendidikan rendah tentu kualitas
serta pengetahuannya juga rendah sehinga hanya mendapatkan pekerjaan
yang penghasilannya kecil, bahkan sulit mendapatkan pekerjaan.
Penghasilan yang kecil dan sulitnya mendapatkan pekerjaan membuat
penduduk masih kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga
sumber daya manusia yang ada masih banyak berada dilingkaran
pengangguran.
Hal inilah yang menyebabkan pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jambi menunjukkan hubungan
yang positif namun tidak signifikan.
Langkah nyata yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan pihak
swasta untuk dapat meningkatkan peran pertumbuhan ekonomi dalam
mengurangi tingkat pengangguran di Provinsi Jambi adalah dengan
mempercepat peningkatan laju pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya
serta menjaga konsistensi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
bertujuan agar dapat mempercepat penurunan tingkat pengangguran di
Provinsi Jambi.
2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat
Kemiskinan
65
Nilai t-hitung untuk variabel pertumbuhan ekonomi adalah -3,846
sementara itu nilai t-tabel untuk n=19 dengan tingkat signifikansi 5%
adalah 1,746. Artinya t-hitung > t-tabel (-3,846 >1,746), sehingga
diinterpretasikan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan. Hasil analisis ini diperkuat oleh nilai
signifikansi 0,001< 0,05 yang artinya pengaruh variabel pertumbuhan
ekonomi signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Dengan demikian,
hipotesis H1 dalam penelitian ini yang berbunyi “pertumbuhan ekonomi
berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan”
diterima.
Pengaruh pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap tingkat
kemiskinan signifikan dengan nilai pengaruh langsung sebesar -1,434.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Sukirno yang mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan menyebabkan peningkatan permintaan akan tenaga kerja
dan peningkatan upah yang pada akhirnya mengurangi kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi juga memperbaiki pendapatan publik dan
meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk prasarana fisik dan sosial,
sehingga membantu mengurangi kemiskinan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat dikatakan bahwa mempercepat
peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah akan mempengaruhi
tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi Provinsi
66
Jambi relatif mengalami peningkatan sejak tahun 2005 hingga 2014,
dimana tingkat kemiskinan cenderung menurun setiap tahunnya selama
kurun waktu yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
kemiskinan di Provinsi Jambi turut dipengaruhi oleh cepat-lambatnya
pertumbuhan ekonomi di Provinsi tersebut, dimana pertumbuhan
ekonominya relatif mengalami penurunan sehingga jumlah penduduk
miskin cenderung meningkat.
Pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan
tersebut dikarenakan dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi
yang terjadi maka menyebabkan berkurangnya permintaan akan tenaga
kerja serta tidak adanya peningkatan upah yang diberikan kepada tenaga
kerja. Hal tersebut pada akhirnya menyebabkan jumlah penduduk miskin
bertambah sehingga tingkat kemiskinan akan meningkat. Selain itu,
melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi juga
menyebabkan pemerintah tidak dapat meningkatkan pengeluaran untuk
menyediakan prasarana fisik dan sosial yang dapat membantu
mengurangi kemiskinan. Permasalahan kemiskinan tersebut dapat diatasi
dengan cara mempercepat serta menjaga konsistensi peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi agar dapat segera mengurangi
tingkat kemiskinan di Provinsi tersebut.
67
3. Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat
Kemiskinan
Nilai t-hitung untuk variabel tingkat pengangguran adalah 2,742,
sementara itu nilai t-tabel untuk n = 19 dengan tingkat signifikansi 5%
adalah 1,740. Artinya t-hitung > t-tabel (2,742 > 1,740), sehingga
diinterpretasikan bahwa variabel tingkat pengangguran berpengaruh
terhadap tingkat kemiskinan. Hasil analisis ini diperkuat oleh nilai
signifikansi 0,014< 0,05 yang artinya pengaruh variabel tingkat
pengangguran signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Dengan demikian
hipotesis H1 dalam penelitian ini yang berbunyi “tingkat pengangguran
berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan”
diterima.
Pengaruh tingkat pengangguran secara langsung terhadap tingkat
kemiskinan signifikan dengan nilai pengaruh langsung sebesar 0,872.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dian
Octaviani dan Sukirno. Dian Octaviani mengatakan jumlah
pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan yang penduduknya
memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap pendapatan atau
upah yang diperoleh pada saat itu. Hilangnya lapangan pekerjaan
menyebabkan berkurangnya sebagian besar penerimaan yang digunakan
untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Artinya, semakin tinggi
pengangguran maka akan meningkatkan kemiskinan. Hal serupa
68
dikemukakan oleh Sukirno yang mengatakan efek buruk dari
pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada
akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai seseorang.
Semakin rendah kesejahteraan masyarakat akibat menganggur tentunya
akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena
tidak memiliki pendapatan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran di suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat
kemiskinan di daerah tersebut. Pengaruh tingkat pengangguran yang
positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi
sesuai dengan teori di atas, dimana tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi
secara persentase cenderung mengalami penurunan dikarenakan tingkat
pengangguran juga mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan
kegiatan perekonomian di Provinsi Jambi yang semakin membaik dan
berkembang dari tahun ke tahun sehingga tingkat pengangguran semakin
berkurang dan pada akhirnya tingkat kemiskinan juga berkurang.
4. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat
Kemiskinan melalui Tingkat Pengangguran
Tabel 4.5
Sobel Test
69
Analisis Pengaruh pertumbuhan ekonomi Melalui pengangguran
Terhadap kemiskinan: diketahui pengaruh langsung yang diberikan
pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan sebesar -1,434. Sedangkan
pengaruh tidak langsung pertumbuhan melalui pengangguran terhadap
kemiskinan adalah perkalian antara nilai beta pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran dengan nilai beta pengangguran terhadap
kemiskinan yaitu : 0,475 x 0,872 = 0,414. Maka pengaruh total yang
diberikan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan adalah pengaruh
langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu : -1,434 + 0,213
= -1,433. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai langsung
sebesar -1,434 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,414 yang berarti
bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari nilai pengaruh tidak
langsung, hasil ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung
pertumbuhan ekonomi melalui pengangguran dengan nilai signifikan yag
70
di lihat pada tabel sobel test (one-tailed probability) adalah 0.064 lebih
besar daripada 0,05 mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap kemiskinan.
Tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi yang cenderung mengalami
peningkatan sejak tahun 2005 hingga 2014 ternyata berkorelasi negatif
dengan pertumbuhan ekonomi walaupun pertumbuhan ekonomi tersebut
cenderung mengalami penurunan sepanjang kurun waktu yang sama. Hal
ini mengindikasikan bahwa tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi yang
cenderung mengalami peningkatan tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor
lain di luar pertumbuhan ekonomi. Bahkan, berkurangnya tingkat
pengangguran selama kurun waktu tersebut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap berkurangnya tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di
Provinsi Jambi masih rendah karena pertumbuhan ekonomi yang
cenderung melambat sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap
berkurangnya tingkat pengangguran di Provinsi Jambi.
2. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Jambi karena melambatnya laju pertumbuhan
ekonomi yang terjadi menyebabkan berkurangnya permintaan akan tenaga
kerja serta tidak adanya peningkatan upah yang diberikan kepada tenaga
kerja sehingga menyebabkan tingkat kemiskinan meningkat.
3. Tingkat pengangguran berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Jambi karena kegiatan perekonomian di Provinsi
Jambi yang semakin membaik dan berkembang dari tahun ke tahun
sehingga tingkat pengangguran semakin berkurang dan pada akhirnya
tingkat kemiskinan juga berkurang.
4. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan melalui
tingkat pengangguran di Provinsi Jambi masih minim karena laju
72
pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi tidak menentu, dimana hal ini
menyebabkan pengurangan tingkat pengangguran menjadi tidak optimal
yang pada akhirnya menyebabkan pengendalian tingkat kemiskinan juga
tidak optimal, bahkan tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi cenderung
mengalami peningkatan.
B. SARAN
Saran penulis, pemerintah lebih memperhatian pendidikan yang merupakan
salah satu indikator yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi. Agar
Pertumbuhan ekonomi meningkat dan mengurangi jumlah pengangguran dan
kemiskinan
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur Buku
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surat Hud:61, Departemen RI (Bandung:
Penerbit Diponegoro, 2011
Imam Gunawan, “Pengantar Statistika Inferensial,” ed. 1, cet. 1,
Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Irfan Syauqi Beik, Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta: Rajawali
Pers, 2016.
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam persfektif
Pembangunan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Napa J. Awat, “Metode Statistik Dan Ekonometri,” ed. 1, cet. 1,
Yogyakarta: Liberty, 1995.
Nurul Huda, Dkk, Ekonomi Pembangunan Islam, Jakarta : Kencana
2015.
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan
Dasar Kebijakan, Jakarta: Kencana, 2006.
Sadono Sukirno, “Makroekonomi Modern,” ed. 1, cet. 6, Jakarta:
Rajawali Pers, 2016.
Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makroekonomi, Edisi kedua,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995.
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, DanR&D,” cet.25, Bandung:
Alfabeta, 2017
Sukestiyarno,” statistika dasar,” Yogyakarta: Andi, 2013.
Syahirman Yusi & Umiyati Idris, “Metedologi Penelitian Ilmu Sosial
Pendekatan Kuantitatif,” Citra Books Indonesia, t.t.
B. Literatur Karya Ilmiah
Darman, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat
Pengangguran: Analisis Hukum Okun” (Binus University)
Dio Syahrullah, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan
Di Provinsi Banten Tahun 2009-2012, Skripsi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014.
Duma Lasmaria Siagian, “Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Pengangguran (Studi Kasus di Sumatera
Utara)”. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi Pascasarjana.
Fitri, Junaidi, “Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja
terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi” e-Jurnal
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Vol. 5. No.1, Januari –
April 2016.
Irhamni, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Penganggguran, Dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Kemiskinan Di Indonesia
Tahun 1986-2015,” (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta,
2017)
Juliyanti Maria Marpaung, “Pengaruh Migrasi Masuk Dan Upah
Minimum Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Pekanbaru
Tahun 2000 – 2014,” (Skripsi Universitas Riau, 2017)
Khusnul Khotimah, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan
Ekonomi, Angkatan Kerja, Dan Upah Minimum Terhadap
Tingkat Pengangguran Di Diy Tahun 2009-2015, Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta,2018.
Patryano G Anggara, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan
pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi
Sumatera Utara”, (Universitas Negeri Medan)
Prabowo Dwi Kristanto, Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Upah Minimum, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah
Penduduk Miskin Di Kabupaten Brebes tahun 1997-2012,
(Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2014)
Rusmawati, “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pola Konsumsi
terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2011-2016.
(Universitas Islam Negeri STS Jambi, 2018)
Saiful Jalaluddin, Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sumber Daya
Manusia, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di
Provinsi Jambi tahun 2010-2016, (Universitas Islam Negeri
Jambi, 2018)
Sari Ratni, Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Provinsi
Jambi tahun 2015-2016. (Universitas Islam Negeri Jambi, 2018)
Syahril, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan
Kerja Terhadap Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat”
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia Vol. 1. No. 2,
November 2014, 79.
Umaruddin Usman dan Diramita, “Pengaruh Jumlah Penduduk,
Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau”, jurnal Ekonomi
Regional Unimal Volume 01 nomor 02 tahun 2018.
C. Badan Pusat Statistik
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Grafik 1.1
Jumlah Kemiskinan, PDRB dan Pengangguran di Provinsi Jambi tahun 2010-2018.
(Dalam bentuk Ribuan dan Milyar)
Tahun Kemiskinan Pengangguran PDRB
2010 260.5 72792 90618411.27
2011 251.9 60169 103522912.7
2012 270.2 42296 105070400.1
2013 268.5 70361 129976040.5
2014 281.75 79784 144814418.3
2015 300.71 70349 155065656
2016 289.81 67671 171199468.1
2017 286.55 66816 189868125
2018 281,47 69075 208378559.4
Tabel 4.1
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2010-2018 dalam
(Ratusan Ribu)
TAHUN KEMISKINAN
Persen Nominal
2010 8.4 260.5
2011 7.9 251.9
2012 8.28 270.2
2013 8.41 268.5
2014 8.39 281.75
2015 8.86 300.71
2016 8.41 289.81
Tabel 4.2
Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jambi Tahun 2010-2018
(Ribuan Jiwa)
TAHUN PENGANGGURAN
Persen Nominal
2010 5.08 72792
2011 4.02 60169
2012 3.22 42296
2013 4.84 70361
2014 5.08 79784
2015 4.34 70349
2016 4 67671
2017 3.87 66816
2018 3.86 69075
Tabel 4.3
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Provinsi Jambi Tahun 2010-2018
(Dalam Persen dan Milyar)
TAHUN PDRB
persen Nominal
2010 7.35 90618411.27
2011 8.54 103522912.7
2012 7.03 105070400.1
2013 7.07 129976040.5
2017 8.19 286.55
2018 7.92 281,47
2014 7.76 144814418.3
2015 4.21 155065656
2016 4.37 171199468.1
2017 4.64 189868125
2018 4.73 208378559.4
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5
Hasil Uji T Pada Persamaan Sub Struktural I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 191,134 163,227 1,171 ,258
PERTUMBUHAN EKONOMI ,475 ,260 ,405 1,825 ,086
Tabel 4.6
Hasil Uji T pada Persamaan Sub Struktur Kedua
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1292,154 222,338 5,812 ,000
PERTUMBUHAN
EKONOMI
-1,434 ,373 -,738 -3,846 ,001
PENGANGGURAN ,872 ,318 ,526 2,742 ,014
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Tabel 4.7
Hasil Uji F Struktural I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 148710,863 1 148710,863 3,332 ,086b
Residual 758801,558 17 44635,386
Total 907512,421 18
a. Dependent Variable: PENGANGGURAN
b. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN EKONOMI
Tabel 4.8
Hasil Uji F Struktural II
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1262434,537 2 631217,269 8,237 ,003b
Residual 1226181,568 16 76636,348
Total 2488616,105 18
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
b. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
Tabel 4.9
Koefisien Determinasi Struktural I
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,405a ,164 ,115 211,27088
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi
b. Dependent Variable: Pengangguran
Tabel 4.10
Hasil Regresi Struktural I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 148710,863 1 148710,863 3,332 ,086b
Residual 758801,558 17 44635,386
Total 907512,421 18
a. Dependent Variable: Pengangguran
b. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.11
Koefisien Struktural I
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 191,134 163,227 1,171 ,258
Pertumbuhan Ekonomi ,475 ,260 ,405 1,825 ,086
a. Dependent Variable: Pengangguran
Tabel 4.12
Determinasi Struktural II
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,712a ,507 ,446 276,83271
a. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
b. Dependent Variable: KEMISKINAN
Tabel 4.13
Regresi Struktural II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1262434,537 2 631217,269 8,237 ,003b
Residual 1226181,568 16 76636,348
Total 2488616,105 18
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
b. Predictors: (Constant), PENGANGGURAN, PERTUMBUHAN EKONOMI
Tabel 4.14
Koefisien Struktural II
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1292,154 222,338 5,812 ,000
PERTUMBUHAN EKONOMI -1,434 ,373 -,738 -3,846 ,001
PENGANGGURAN ,872 ,318 ,526 2,742 ,014
a. Dependent Variable: KEMISKINAN
Tabel 4.15
Sobel Test
396559396129417660
359407
441154
450470
473944
295964
258190270381275115
272003
299565
306196336971319527 317709
341253364159
387356
446101
105231
142553141938153765146918
162172180461
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
tamatan SD
Tamatan SLTP
tamatan SMA
tamatan
diploma/akade
mi/universitas
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Syaripah Fitriana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 7 Februari 1997
Nim : EES150888
Alamat : JL. Kh. Abdul Qadir Ibrahim RT 02, Kelurahan Olak
Kemang, Kec. Danau Teluk Kota Jambi
Nama Ayah : Sayyid Usman Almuhdhar
Nama Ibu : Mainun
Pekerjaan Orang Tua : Satpam
Alamat Orang Tua : JL. Kh. Abdul Qadir Ibrahim RT 02, Kelurahan Olak
Kemang, Kec. Danau Teluk Kota Jambi
Riwat Hidup : 1. SDN 3 Kota Jambi 2003-2009
2. SMP N 3 Kota Jambi 2009-2012
3. Aliyah As’ad 2012-2013
4. SMA N 7 Kota Jambi 2013-2015
5. UIN STS JAMBI 2015-2019
Pengalaman Organisasi: 1. KSEI AL-Fath
2. PMII
3. Pramuka
Top Related