PENGARUH PENERAPAN BALANCED SCORECARD
TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PT. BANK RAKYAT
INDONESIA TBK
Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
HERSINTA PUSDIKA
NIM: 1112081000019
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
LEMIBAR PENGESAHAN U AN KOR41PREHENSIF
Pada hari Kamis, 14 April2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswi:
1.Nalna
2.NIM
:Hersnta Pusdka
:l112081000019
*'Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwa rnahasiswi tersebut di atas
dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Slcipsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa{ana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,14 Apri1 2016
3. Jurusan :Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : "Penganrh penerapan
Manajemen PT. Bank Ralcyat Indonesia
Indonesia Cabang Pasar Minggu)".
1.Taridi Kasbi Ridho,SE.,MBA
NIP.
2.Faizul Mubarok,M.M
NIP.
Balanced Scorecard Terhadap Kine{a
Tbk (Studi Kasus Pada PT Bank Ralg,at
Penguji I
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
No. Induk Mahasiswa
Jurusan / Konsentrasi
: Hersinta Pusdika
: 1112081000019
: Manajemen / Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmemp ertang gungi awabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari terdapat tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenakan sanksi bedasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Depok, 30 Juni 2016
Hersinta Pusdika
IV
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Hersinta Pusdika
Tempat Tanggal Lahir : Depok, 30 Juni 1993
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Taman Manggis Permai Blok U No. 20
RT 4 RW 29, Depok.
Telp / HP : 021 77828648 / 0899 8707 278
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2000-2005 SD Yaspen Tugu Ibu Depok
2006-2008 SMP Negeri 3 Depok
2009-2011 SMA Negeri 1 Depok
2012-2016 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
PENDIDIKAN NON FORMAL
2006 English Course, IEC Cimanggis
2007-2009 English Course, LBPP LIA Depok
2013 Peserta Sosialisasi Kebijakan Fiskal dengan Materi
Kebijakan Fiskal dalam Menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN dan Ekonomi Hijau yang
vi
diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
2013 Peserta Diskusi Entrepreneurship Chairul Tanjung
dan Joko Widodo, SMESCO Convention Hall
2014 Peserta Seminar Pasar Modal bersama Panin
Sekuritas, Panin Asset Management dan Bursa Efek
Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2014 Peserta International Seminar Toward ASEAN
Economic Community 2015; Fair Governments
Policies in Islamic Finance Sectors Among ASEAN
Countries, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2014 Peserta Seminar Inspiring Leadership and Legacy
of Muhammad (PBUH): A Prophet and An
Enterpreneur, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2014 Peserta Sosialisasi Kebijakan Fiskal dengan Materi
ASEAN 2015, Threat od Opportunity dan Peran
Indonesia dalam Forum APEC dan Kebijakannya,
yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
PENGALAMAN ORGANISASI
2013-2014 Anggota Divisi Hubungan Luar Kampus Himpunan
Mahasiswa Jurusan Manajemen UIN Syari
Hidayatullah Jakarta.
vii
ABSTRACT
This research is purpose to analyze the effect of Balanced Scorecard
method to measure management performance of Bank Rakyat Indonesia.
Sampling method that used in this research is purposive sampling, which 40
employees of Bank Rakyat Indonesia Branch Pasar Minggu, Jakarta is the
research sample. Primary data is used in this research provide by obtained
directly from 40 respondents researched, and secondary data obtained from
books, journals, and other sources. The data obtained were processed by using
SmartPLS Software. The statistical method used is Partial Least Square. The
results of this study showed that the variables financial perspective, customer
perspective, and a learning and growth perspective are significant influential but
internal business process perspective is not significant influential. The most
dominant influences that can affect the management performance is financial
perpective. The result showed that financial perspective, customer perspective,
and a learning and growth perspective can explain variety management
performance in the mount of 71.8% while the remaining 28.2% influenced by
other variables that are not known.
Keywords: Balanced Scorecard, Management Performance, Partial Least Square
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh metode Balanced
Scorecard untuk mengukur kinerja manajemen Bank Rakyat Indonesia. Metode
oemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, dimana 40 karyawan dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar
Minggu, Jakarta menjadi sampel penelitian. Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh langsung dari 40 responden yang diteliti, dan data
sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan sumber lainnya. Data yang
diperoleh, diproses menggunakan bantuan Software SmartPLS. Metode statistik
yang digunakan yaitu Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan berpengaruh secara signifikan, sedangkan perspektif proses bisnis
internal tidak berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Variabel dominan yang
mempengaruhi kinerja manajemen yaitu perspektif keuangan. Hasil menunjukkan
bahwa perspektif keuangan, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan dapat menjelaskan keragaman kinerja manajemen sebesar
71.8% sedangkan sisanya sebesar 28.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diketahui.
Kata Kunci: Balanced Scorecard, Kinerja Manajemen, Partial Least Square
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi yang
berjudul Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Studi Kasus Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Minggu), semata-mata bukanlah hasil
usaha penulis sendiri, melainkan dari berbagai pihak yang memberikan bantuan,
dorongan, bimbingan, dan motivasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu menjadi inspirasi dan mendampingi penulis
melalui doa-doanya. Yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan
kasih sayang, serta selalu memberikan semangat dan dukungan kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
2. Adik tercinta, Deliana Miranda, terima kasih karena selalu mengingatkan
untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan memberikan support dalam
bentuk hal apapun.
3. Audie Yudhistira yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan
dukungan dan selalu menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufrainy. Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan dukungan
serta motivasi kepada penulis selama menimba ilmu di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tiada henti
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sejak awal perkuliahan
hingga akhir.
6. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian
x
skripsi ini, dan tak henti memberikan semangat kepada penulis sejak awal
hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan.
7. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA, sebagai dosen pembimbing II yang
telah bersedia membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini dari sejak awal penulisan hingga skripsi ini selesai.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakartayang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmunya kepada
penulis. Insya Allah ilmu yang diberikan dapat bermanfaat.
9. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Fikri Choirunnisa, Larassanti Dewi Paramitha, Annisa Rivelia, Yulvie
Sabriani, Asri Lestari, dan Rizka Azizi yang sejak awal perkuliahan sudah
menjadi teman terbaik, tempat berbagi suka dan duka.
11. Achmad Fauzi, Lutfi Wijaya, dan Alifikram Mughofir yang telah bersedia
menjadi teman baik dan mau direpotkan oleh penulis sejak masuk ke dalam
finance team.
12. Rekan Manajemen Keuangan 2012 yang sudah memberikan warna indah
pertemanan bagi penulis.
13. Sahabat/i Manajemen 2012 seperjuangan, yang selama ini sudah bersedia
bertukar pikiran, saling memberi semangat dan motivasi, dan memberi warna
pada kehidupan perkuliahan penulis. Kesuksesan menunggu kita di depan!
Akhir kata, dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Semoga segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat pahala
yang berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.
Depok, 30 Juni 2016
(Hersinta Pusdika)
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi.......................................................................................................... xi
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Perumusan Masalah ........................................................................5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................6 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................9
A. Landasan Teori ................................................................................9 B. Konsep Pengukuran Kinerja .........................................................10 C. Sejarah Balanced Scorecard .........................................................11 D. Perkembangan Balanced Scorecard .............................................12 E. Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced
Scorecard ......................................................................................13
F. Keunggulan Balanced Scorecard ..................................................22 G. Konsep Kinerja..............................................................................23 H. Penilitian Terdahulu ......................................................................30 I. Keterkaitan Antar Variabel ...........................................................36 J. Kerangka Pemikiran ......................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................41
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................41 B. Metode Penentuan Sampel ............................................................41 C. Metode Pengumpulan Data ...........................................................42
xii
D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................42 E. Metode Analisis ............................................................................43 F. Definisi Operasional Variabel .......................................................45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................50
A. Gambaran Umum Perusahaan .......................................................50 B. Karakteristik Profil Responden .....................................................54 C. Hasil dan Pembahasan...................................................................86
BAB V PENUTUP .......................................................................................102
A. Kesimpulan .................................................................................102 B. Saran ............................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................105
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 31
3.1 Definisi Operasional Variabel 46
4.1 Data Sampel Penelitian 54
4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis 55
Kelamin
4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang 56
Pendidikan
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi 57
Terakhir
4.5 Pernyataan PK 1 Bank BRI menggunakan 58
sumber modal baik internal maupun eksternal
dalam operasional kegiatan
4.6 Pernyataan PK 2 Modal yang didapatkan oleh 59
bank BRI dinilai sudah efektif dalam
membiayai kegiatan operasional perusahaan
4.7 Pernyataan PK 3 Bank BRI dapat 60
mengendalikan biaya operasional kegiatan
4.8 Pernyataan PK 4 Laporan keuangan yang 61
dikeluarkan oleh Bank BRI membantu dalam
pembuatan kebijakan strategis yang diambil
4.9 Pernyataan PK 5 Bank BRI berusaha 62
memberikan pengembalian yang diharapkan
oleh para pemegang saham
4.10 Pernyataan PK 6 Bank BRI berusaha 63
meningkatkan laba perusahaan
4.11 Pernyataan PP 1 BRI berusaha untuk 64
memberikan kepuasan kepada nasabahnya
4.12 Pernyataan PP 2 BRI selalu memberikan 65
pelayanan yang maksimal kepada para
nasabahnya
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
4.13 Pernyataan PP 3 BRI selalu berusaha 66
menjaga hubungan baik dengan nasabah
4.14 Pernyataan PP 4 BRI selalu memberikan 67
pelayanan yang cepat kepada para nasabah
4.15 Pernyataan PP 5 BRI selalu memberikan 68
fasilitas untuk kenyamanan para nasabah agar
nasabah merasa puas
4.16 Pernyataan PP 6 Nasabah BRI puas terhadap 69
fasilitas yang diberikan oleh BRI
4.17 Pernyataan PBI 1 BRI selalu berinovasi untuk 70
mengembangkan produk baru
4.18 Pernyataan PBI 2 BRI selalu melakukan 71
penelitian atau riset untuk mengembangkan
suatu produknya agar diterima oleh pelanggan
4.19 Pernyataan PBI 3 BRI selalu berhasil 72
mengembangkan produk barunya
4.20 Pernyataan PBI 4 BRI selalu berusaha untuk 73
mengurangi resiko tingkat kerusakan produk pra
penjualan kepada nasabah
4.21 Pernyataan PBI 5 BRI berusaha untuk 74
memenuhi permintaan para nasabahnya agar
nasabah tidak kecewa
4.22 Pernyataan PBI 6 BRI berusaha memperbaiki 75
sistem transaksi agar nasabah merasa nyaman
dan terpuaskan
4.23 Pernyataan PPP 1 Bank BRI berupaya agar 76
para pegawai puas dan nyaman bekerja
4.24 Pernyataan PPP 2 Bank BRI selalu membuka 77
kesempatan bagi pegawai yang berprestasi
untuk naik jabatan
4.25 Pernyataan PPP 3 Tingkat ketepatan informasi 78
yang diterapkan BRI sudah memenuhi standar
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
4.26 Pernyataan PPP 4 Seluruh pegawai 79
memahami visi dan misi Bank BRI
4.27 Pernyataan PPP 5 Bank BRI memberi 80
kebebasan dalam menyampaikan saran
4.28 Pernyataan PPP 6 Banyak nasukan dari 81
pegawai yang diterima oleh BRI
4.29 Pernyataan KM 1 Pihak manajemen berusaha 82
untuk kreatif mengembangkan produk-produk
baru
4.30 Pernyataan KM 2 Pihak manajemen 83
berusaha untuk beradaptasi dengan para
pesaing
4.31 Pernyataan KM 3 Manajemen Bank BRI 84
berhasil meningkatkan laba perusahaan
4.32 Pernyataan KM 4 Hasil yang diperoleh atau 85
dicapai oleh karyawan selalu dilaporkan kepada
pihak internal maupun eksternal
4.33 Data Jumlah Kredit Yang Diberikan dan Dana 87
Pihak Ketiga Tahun 2014-2015
4.34 Nilai Rata-Rata LDR Bank BRI Tahun 88
2014-2015
4.35 Data Laba Bersih Sebelum Pajak dan Total 89
Aktiva Tahun 2014-2015
4.36 Nilai Rata-Rata ROA Bank BRI Tahun 89
2014-2015
4.37 Data Beban Operasional dan Pendapatan 90
Operasional Tahun 2014-2015
4.38 Nilai Rata-Rata BOPO Bank BRI Tahun 91
2014-2015
4.39 Analisis Tingkat Claim Pelanggan Tahun 91
2014-2015
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
4.40 Statistik Deskriptif Jawaban Karyawan 92
(Perspektif Proses Bisnis Internal)
4.41 Statistik Deskriptif Jawaban Karyawan 93
(Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
4.42 Standardized Loading Awal 95
4.43 Pengujian Reliabilitas Awal 97
4.44 Standardized Loading Akhir 97
4.45 Pengujian Reliabilitas Akhir 98
4.46 Uji Hipotesis 100
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Pemetaan Strategi 14
2.2 Perspektif Pelanggan Ukuran Utama 18
2.3 Model Generik Dari Proporsi Nilai Pelanggan 19
2.4 Perspektif Bisnis Internal Model Rantai 21
Nilai Generik
2.5 Kerangka Pemikiran 40
4.1 Output PLS Algorithm 95
4.2 Hasil Output Bootstrapping 99
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner yang Disebar 108
2 Jawaban Responden 113
3 Tabel T 122
4 Pertanyaan Wawancara 124
5 Jawaban Wawancara 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan informasi yang telah mengalami perubahan dengan sangat
cepat di era globalisasi membuat kompetisi antar perusahaan semakin ketat.
Terlebih lagi ketika menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah
dimulai sejak tahun 2015 yang lalu. Kompetisi tersebut menuntut perusahaan
dan pihak-pihak terkait menjadi jauh lebih kompetitif dan bereaksi cepat atas
perubahan yang terjadi. Begitu pun yang terjadi pada dunia perbankan di
Indonesia. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif
menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran,
pengelolaan sumber daya manusia, dan hubungan antara organisasi perbankan
dengan pelanggan (Lestari, 2007: 1).
Karenanya, dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif
dalam mengukur kinerja organisasi agar dapat mengikuti perkembangan pasar.
Sedangkan dalam mengukur tingkat keberhasilan perusahaan selama ini hanya
bergantung kepada model tradisional, dimana pengukuran kinerja hanya
menggunakan penilaian pada aspek finansial saja. Perhitungan finansial
tersebut memang telah cukup baik dalam memberikan gambaran mengenai
performa perusahaan yang telah berjalan bahkan ramalan mengenai
kemampuan investasi jangka panjangnya. Pengukuran kinerja finansial juga
telah menghasilkan inovasi analisis laporan keuangan seperti Return On
2
Investment yang mempunyai peranan penting bagi keberhasilan berbagai
perusahaan di awal abad dua puluh seperti yang diungkapkan Kaplan dan
Norton (1999). Ukuran finansial saja ternyata tidak cukup untuk menuntun dan
mengevaluasi perjalanan perusahaan dalam persaingan usaha saat ini dan masa
depan (Kaplan, 1999). Selain itu, faktanya adalah dengan pengukuran finansial
saja dapat menimbulkan masalah disfungsional karena beberapa alasan.
Pertama, mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan
kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin
tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna
memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, hanya menggunakan laba jangka
pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara
manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan
yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data (Kasnawati,
2011: 17).
Dengan demikian, pengukuran kinerja yang tidak hanya berpedoman pada
aspek finansial sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat bersaing di era
pasar global. Hubungan dengan pelanggan, karyawan, dan proses bisnis yang
sebenarnya merupakan satu kesatuan dari kelangsungan hidup perusahaan
dalam jangka waktu panjang yang tidak bisa terlihat dalam ukuran-ukuran
finansial.
Untuk itu, maka diperkenalkanlah pengukuran yang tidak hanya berbasis
pada ukuran finansial. Salah satu yang dikembangkan adalah pengukuran
3
kinerja organisasi dan perusahaan dengan menggunakan metode Balanced
Scorecard. Metode ini pertama dikenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun
1992, melalui artikel mereka yang berjudul balanced scorecard-measure that
drive performance. Pada konsep ini, mereka memperkenalkan empat perspektif
yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh,
yaitu: perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan
(customer perspective), perspektif bisnis internal (internal business
perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and
growth perspective).
Metode Balanced Scorecard dipilih dalam penelitian ini untuk mengukur
kinerja perusahaan karena metode ini dapat menyeimbangkan antara perspektif
keuangan dalam pengukuran kinerja tradisional dengan aspek-aspek di luar
keuangan yang juga sama pentingnya bagi perkembangan perusahaan.
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI atau Bank BRI) adalah salah satu
bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya, Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria
Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebahai hari kelahiran BRI. Pada
periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun
4
1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank pemerintah pertama
di Republik Indonesia. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang
Perbankan No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992
status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih
100% di tangan pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)
Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini (www.bri.co.id, diakses
tanggal 1 Maret 2016 pada pukul 23.27 WIB).
Sebagai salah satu bank nasional milik pemerintah, tentunya Bank Rakyat
Indonesia tunduk pada hukum, peraturan, dan kebijakan lainnya yang berlaku
di Indonesia. Oleh karena itu, terus dilakukan perbaikan berkelanjutan di
berbagai bidang, terutama untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi
perusahaan.
Saat ini, sistem pengukuran kinerja Bank Rakyat Indonesia bersifat finansial
dan non finansial, namun terlihat ketidakseimbangan terhadap nilai perusahaan
sesungguhnya karena Bank Rakyat Indonesia masih memandang pengukuran
finansial dan non finansial sebagai dua hal penting yang tidak berkorelasi.
Bank Rakyat Indonesia mengandalkan pengukuran kinerja yang bersifat
finansial yang bersumber dari laporan keuangan, dan tidak terintegrasi dengan
pengukuran kinerja lain yang bersifat non finansial, sehingga data tersebut
5
hanya menunjukkan efisiensi dan tidak dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan secara keseluruhan.
Mengingat lingkungan persaingan bisnis saat ini yang begitu ketat, maka
Bank Rakyat Indonesia tentu membutuhkan sistem pengukuran kinerja tepat
yang dapat memberikan sudut pandang terhadap bisnis secara keseluruhan agar
dapat bersaing dan bahkan unggul dalam persaingan.
Dengan demikian, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena
cukup penting mengetahui penerapan Balanced Scorecard yang telah
diterapkan oleh perusahaan dalam mengukur kinerja manajemen. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Manajemen
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Cabang Pasar Minggu).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perspektif keuangan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2. Apakah perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajemen PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
6
3. Apakah perspektif bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
4. Apakah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh terhadap
kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
5. Variabel independen (perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) manakah
yang paling dominan mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan memperoleh bukti empiris tentang:
a. Untuk menganalisa pengaruh perspektif keuangan terhadap kinerja
manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
b. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pelanggan terhadap kinerja
manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
c. Untuk menganalisa pengaruh perspektif bisnis internal terhadap
kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
d. Untuk menganalisa pengaruh perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan terhadap kinerja manajemen PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk.
e. Untuk menganalisa variabel independen (perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif
7
pembelajaran dan pertumbuhan) manakah yang paling dominan
mempengaruhi kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk pihak intern:
a. Sebagai alternatif pengkuran kinerja yang lebih komprehensif
dalam menilai kinerja manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
b. Menambah wawasan bagi manajemen mengenai pentingnya faktor-
faktor non finansial yang mempengaruhi kinerja manajemen PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
c. Hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai pertimbangan-
pertimbangan dalam menentukan suatu kebijakan dan strategi PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
d. Sebagai alat pembanding dan pengukur keberhasilan kinerja
manajemen dalam mencapai visi dan misi PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk.
2. Manfaat untuk pihak esktern:
a. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai kinerja manajemen
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, sehingga dapat menimbulkan
kepercayaan pada perusahaan.
b. Sebagai alat pertimbangan bagi investor yang ingin
menginvestasikan modalnya di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
8
c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan
dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan
penelitian yang menyangkut kepada evaluasi kinerja manajemen
perusahaan dalam bidang jasa perbankan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius
(www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul 20.09 WIB).
Kinerja menurut Kasnawati (2011: 25) merupakan istilah umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu
organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti
biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,
pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.
Sedangkan penilaian kinerja sebagai suatu proses komunikasi, berarti penilai
berusaha memberikan informasi kepada organisasi tentang kinerja karyawan.
Dengan demikian, kinerja merupakan prestasi yang dicapai pegawai berdasarkan
kualitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan yang berpedoman pada standar dan kriteria yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan satndar dan kriteria yang ditetapkan
10
untuk pekerjaan itu (Rivai, 2005: 17). Kinerja adalah menilai bagaimana
seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan
(Cushway, 2002: 1998). Kinerja menurut Mangkunegara (2000: 67) adalah hasil
kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
B. Konsep Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan parameter
hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akuisisi yang dilakukan. Proses
pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk
menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan
mendasar dilakukannya pengukuran kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja
secara umum (www.wikipedia.org, diakses tanggal 14 Oktober 2015 pada pukul
20.36 WIB).
Menurut Gaspersz (2003: 6-7) dalam melaksanakan kegiatan organisasi
memiliki berbagai rumusan sasaran dan tujuan. Untuk mengetahui apakah
sasaran dan tujuan suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai, dibutuhkan
suatu pengukuran yang didefinisikan sebagai suatu cara memantau dan
menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis perusahaan. Pengukuran dapat
berupa indikator yang memimpin kinerja atau hasil akhir yang merupakan
indikator kinerja kunci dan suatu tingkat kinerja yang diharapkan atau
11
peningkatan yang diperlukan di masa mendatang ditetapkan dengan
menggunkan target.
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
selama proses kerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau
apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan, atau
apakah hasil kinerja telah tercapai.
C. Sejarah Balanced Scorecard
Awalnya, Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang
kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek
keuangan. Selanjutnya, Balanced Scorecard mengalami perkembangan
implementasinya. Tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun
meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. Dengan
demikian konsep dan penerapan Balanced Scorecard telah mengalami
perubahan pesat sejak saat diperkenalkan pertama kali di USA.
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, menyeponsori studi tentang
Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan. Balanced Scorecard
digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja
keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek maupun jangka
panjang.
Dari percobaan penggunaan Balanced Scorecard pada tahun 1990-1992,
perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam eksperimen tersebut
12
memperlihatkan pelipatgandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini
disadari sebagai akibat dari penerapan pendekatan Balanced Scorecard sebagai
ukuran kinerja yang komprehensif.
Pada awal tahun 2000, Balanced Scorecard telah menjadi inti sistem
managemen strategik, tidak hanya bagi eksekutif, namun bagi seluruh personil
perusahaan, terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara
intensif teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Dengan teknologi
informasi, Balanced Scorecard dikomunikasikan ke seluruh personil, dan
dengan teknologi informasi, koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran
strategik yang telah ditetapkan dapat dilakukan.
D. Perkembangan Balanced Scorecard
Pada tahap awal perkembangannya, Balanced Scorecard ditujukan untuk
memperbaiki pengukuran kinerja eksekutif yang diukur dari perspektif
keuangan saja, akibatnya fokus perhatian hanya dicurahkan untuk
mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan pelanggan, produktivitas,
keberdayaan, dan komitmen karyawan.
Mulai pertengahan tahun 1993, David P. Norton memperkenalkan Balanced
Scorecard sebagai pendekatan alat ukur kinerja, namun berkembang menjadi
sistem manajemen strategik. Balanced Scorecard membagi kerangka kinerja
yang jelas dan masuk akal untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui
perwujudan sebagai kinerja non keuangan.
13
E. Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard
Salah satu metode pengukuran metode kinerja yang mampu mengukur
kinerja secara komprehensif adalah metode Balanced Scorecard, yaitu
merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan
mempertimbangkan empat perpspektif untuk mengukur kinerja perusahaan,
yaitu pertama perspektif keuangan, kedua perspektif pelanggan, ketiga
perspektif bisnis internal, keempat perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Hansen dan Mowen (2006) menyebutkan Balanced Scorecard sebagai
sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. Balanced Scorecard
menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran yang
menyeluruh dan memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem
manajemen strategi (Kaplan dan Norton, 2000:9). Jika visi dan strategi dapat
dinyatakan dalam bentuk tujuan strategi, ukuran-ukuran dan target yang jelas,
yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, diharapkan
setiap anggota organisasi dapat mengerti dan mengimplementasikannya agar
visi dan strategi organisasi tercapai.
Menurut Mulyadi (2001:1-2) istilah Balanced Scorecard terdiri dari dua
kata yaitu Balanced (berimbang) dan Scorecard (kartu skor). Kata berimbang
(balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari
dua sisi, yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan
jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal. Sedangkan
14
pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang maupun untuk
perencanaan di masa datang.
Sedangkan menurut Atkinson, Banker, Kaplan and Young (2000:7),
Balanced Scorecard is a measurement and management system a business unit
performancefor four perspectives, yang berarti bahwa pengukuran dan sistem
manajemen penilaian kinerja dengan menggunakan empat aspek sebagaimana
yang telah diuraikan di atas.
Untuk membangun sebuah Balanced Scorecard, diperlukan tahapan dalam
penerjemahan strategi. Menurut Hansen dan Mowen (2003: 405), strategy
translation means specifying objectives, targets and initiatives for each
perspective.
Gambar 2.1
Pemetaan Strategi
Sumber: Kaplan dan Norton, http://www.executive-dashboard.org/balanced-
scorecard/balanced-scorecard-principle.html
15
Dapat dilihat bahwa gambar di atas menunjukkan keempat perspektif
menyatakan hubungan sebab akibat. Dimana sasaran strategis keuangan dapat
dicapai jika sasaran strategis pelanggan telah tercapai, dan sasaran strategis
pelanggan dapat tercapai apabila sasaran dalam proses bisnis internal serta
sasaran pertumbuhan dan pembelajaran tercapai.
Empat perspektif dalam metode Balanced Scorecard dan penerapan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perspektif Finansial
Ukuran finansial sangatlah penting dalam memberikan ringkasan
konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan.
Tolak ukur finansial sangatlah penting, akan tetapi tidak cukup
mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value) bagi perusahaan.
Menurut Kaplan (Kaplan: 1996) pada saat perusahaan melakukan
pengukuran secara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
mendeteksi keberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan
tiga tahap perkembangan industri yaitu: growth, sustain, dan harvest. Dari
tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-
strategi yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek
dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan yaitu (1) pertumbuhan
pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi
16
bisnis, (2) penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan
aset yang optimal dan strategis investasi.
Kaplan dan Norton (2000: 42) mengidentifikasikan tahapan dalam
siklus hidup bisnis yaitu sebagai berikut:
a. Bertumbuh (Growth)
Pada tahap ini perusahaan berada pada awal siklus hidup, dimana
perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi
pertumbuhan yang baik. Secara keseluruhan tujuan finansial pada tahap
ini adalah mengukur presentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan
tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran. Untuk menciptakan
potensi ini, seorang manajer dituntut untuk mengembangkan suatu
produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas
produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem
yang mendukung hubungan global, juga mengasuh dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
b. Bertahan (Sustain)
Pada tahap ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi
dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian yang baik. Tujuan
finansial pada tahap ini terkait dengan profitabilitas yang dinyatakan
oleh ukuran yang terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan
margin kotor. Pada tahap ini tujuan finansial yang ingin dicapai adalah
memperoleh keuntungan.
17
c. Panen (Harvest)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana
perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi pada dua
tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh
kecuali hanya untuk memelihara dan memperbaiki fasilitas, tidak untuk
melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke
perusahaan dan penghematan berbagai kebutuhan modal kerja.
Perspektif finansial dalam penelitian ini adalah mengenai penilaian
kinerja finansial yang dihasilkan oleh manajemen PT Bank Rakyat
Indonesia untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba karena dalam manajemen Balanced Scorecard penilaian kinerja
finansial menjadi penting sebab keberlangsungan bisnis suatu perusahaan
sangat tergantung pada posisi dan kekuatan finansial.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan memiliki fokus kepada bagaimana organisasi
melakukan identifikasi pelanggan dan mengetahui segmen pasar yang
melingkupinya. Tolak ukur kepuasan pelanggan menunjukkan apakah
perusahaan mampu memenuhi harapan pelanggan atau tidak.
Dalam perspektif pelanggan, Kaplan dan Norton membagi dua
kelompok pengukuran pelanggan yaitu:
18
a. Kelompok pengukuran pelanggan utama (customer core measurement
group). Kelompok ukuran pelanggan utama ini terdiri dari ukuran:
pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, kepuasan
pelanggan, dan tingkat profitabilitas pelanggan.
Gambar 2.2
Perspektif Pelanggan Ukuran Utama
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000
b. Diluar kelompok utama, nilai dari sebuah produk harus ditentukan dan
ditonjolkan yang dominan. Atribut-atribut yang membentuk proporsi
nilai adalah atribut produk atau jasa, hubungan pelanggan, dan citra dan
reputasi.
19
Gambar 2.3
Model Generik Dari Proporsi Nilai Pelanggan
Sumber: Kaplan dan Norton, 2000
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada pendekatan Balanced Scorecard, tuntutan kinerja proses internal
dipengaruhi oleh harapan pihak eksternal tertentu. Organisasi perlu
mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai dengan baik
agar dapat memenuhi harapan stakeholder. Dalam proses bisnis internal,
organisasi harus mengidentifikasi proses internal mana yang mengharuskan
perusahaan menjalankannya dengan baik karena proses internal tersebut
mempunyai value yang diinginkan pelanggan, sehingga dapat menarik dan
mempertahankan pelanggan dan dapat memberikan pengembalian yang
diharapkan oleh para penanam modal atau pemegang saham.
Ada tiga prinsip dasar dari rantai nilai proses bisis internal dalam
Balanced Scorecard, yaitu:
20
a. Inovasi
Inovasi dalam tahapan proses bisnis internal dilakukan perusahaan
dengan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta
merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
b. Proses Operasi
Merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan
solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Tolak ukur yang digunakan antara lain tingkat
kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang
percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya
kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat
dipenuhi, penyimpangan biaya produksi aktual terhadap biaya anggaran
produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan produksi.
c. Layanan Purna Jual
Aktivitas layanan purna jual berupaya memberikan manfaat tambahan
kepada pelanggan yang telah membeli dan menggunakan berbagai
produk layanan. Tolak ukur yang digunakan yaitu jangka waktu yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk,
perbaikan kerusakan atau penggantian suku cadang dari pelanggan,
banyaknya pelanggan yang dapat dilayani hanya dengan satu kali
permintaan, dan perbaikan pembayaran.
21
Gambar 2.4
Perspektif Bisnis Internal Model Rantai Nilai Generik
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif terakhir dalam Balanced Scorecard dimaksudkan bertujuan
untuk mendorong organisasi agar tumbuh menjadi organisasi belajar
sehingga dapat mendorong pertumbuhannya. Tujuan perspektif ini adalah
menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif
lainnya.
Menurut Kaplan dan Norton (2000: 110), terdapat tiga perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu:
a. Kemampuan pekerja, dapat diukur dengan:
1.) Tingkat kepuasan pegawai.
2.) Tingkat perputaran pegawai.
3.) Besarnya pendapatan perusahaan per pegawai.
b. Kemampuan sistem informasi, dapat diukur dengan:
1.) Tingkat ketersediaan informasi.
2.) Tingkat ketepatan / keakuratan informasi.
22
3.) Kecepatan / jangka waktu memperoleh informasi.
c. Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu perusahaan, dapat
diukur dengan:
1.) Pemahaman pegawai tentang visi dan misi perusahaan.
2.) Adanya kebebasan pegawai menyampaikan saran.
3.) Banyaknya saran per pegawai.
4.) Jumlah saran yang diimplementasikan.
F. Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan perbedaan
yang signifikan dengan metode tradisional. Adapun keunggulan Balanced
Scorecard menurut Mulyadi (2001 : 18 24) adalah komprehensif, koheren,
seimbang, dan terukur. Uraian lengkapnya sebagai berikut:
1. Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif
keuangan, kemudian meluas ke tiga perspektif lainnya yaitu perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan.
2. Koheren
Dalam Balanced Scorecard dikenal istilah hubungan sebab akibat (causal
relationship). Setiap perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan) mempunyai suatu sasaran
23
strategik yang mungkin jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran
strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang
akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan.
3. Seimbang
Balanced Scorecard memberikan keseimbangan antara tolok ukur eskternal
dengan tolak ukur internal yang berakibat jangka pendek maupun jangka
panjang. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin dengan
selarasnya scorecard karyawan dengan scorecard perusahaan sehingga
setiap karyawan yang ada di dalam perusahaan bertanggung jawab untuk
memajukan perusahaan.
4. Terukur
Setiap perspektif dapat diukur. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti
pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat dikelola
sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, pengukuran sasaran-sasaran
strategi dari ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai
strategi non finansial, sehingga kinerja keuangan perusahaan berlipat ganda
dan berjangka panjang.
G. Konsep Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang kinerja diantaranya
adalah:
24
a. Menurut Soeprihanto (2003: 42), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil
kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/ sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
b. Menurut Suyadi (2003: 27), kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja
yng dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
c. Menurut Ruky (2002:31), kinerja adalah sebuah penilaian sistematis
atas individu karyawan mengenai prestasi kerjanya dan potensi untuk
pengembangan.
2. Tujuan Sistem Manajemen Kinerja
Menurut Ruky (2002:32), ada sejumlah tujuan yang biasanya dicapai
oleh organisasi dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja,
yaitu:
a. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan
pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam
kerangka pencapaian tujuan perusahaan.
b. Peningkatan prestasi yang terjadi pada prestasi karyawan secara
perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya
25
manusia secara keseluruhan, yang direfleksikan dengan kenaikan
produktivitas.
c. Merangsang minat dan pengembangan pribadi dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten
karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang
prestasi mereka.
d. Membantu organisasi menyusun program pengembangan dan pelatihan
karyawan yang lebih tepat guna.
e. Menyediakan alat / sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
dengan tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan
dan sistem imbalan yang baik.
f. Memberikan kesempatan pegawai untuk mengeluarkan perasaannya
tentang pekerjaan atau hal yang ada kaitannya.
3. Unsur Pengukuran Kinerja
Salah satu teknik dalam bidang sumber daya manusia yang mengalami
evolusi adalah dalam pendekatan terhadap cara penilaian prestasi karyawan.
Pendeketan orientasi kinerja menurut Ruky (2002:35) yaitu sebagai berikut:
a. Kinerja berorientasi pada input, yang menekankan pada pengukuran
atau penilaian ciri-ciri kepribadian karyawan. Ciri-ciri atau karakteristik
kepribadian yang banyak dijadikan objek pengukuran adalah kejujuran,
ketaatan, kedisiplinan, loyalitas, kreativitas sopan santun, adaptasi, dan
lain-lain.
26
b. Kinerja berorientasi pada proses, diukur dengan cara menilai sikap dan
perilaku seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Yang diteliti adalah bagaimana tugas-tugas dilakukan
c. dan membandingkan perilaku dan sikap yang diperlihatkan dengan
standar yang telah ditetapkan untuk setiap tugas yang dibebankan.
d. Kinerja berorientasi pada output, disebut juga sistem manajemen kinerja
yang berbasiskan pencapaian sasaran kerja individu. Berfokus pada
hasil yang diperoleh atau dicapai oleh karyawan.
4. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Menurut Simamora (1995:60) yang dikutip oleh Mangkunegara
(2005:14), kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual, yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
b. Faktor psikologis, yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,
pembelajaran, dan motivasi.
c. Faktor organisasi, yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur, dan job design.
Sementara menurut Timple (1992: 31) yang dikutip oleh
Mangkunegara (2005: 15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-
sifat seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena
mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras,
27
sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang itu
mempunyai kemampuan rendah dan orang itu tidak memiliki upaya-upaya
untuk memperbaiki kemampuannya.
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan
tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan
iklim organisasi. Faktor internal dan eksternal ini merupakan jenis-jenis
atribut yang mempengaruhi kinerja seseorang. Jenis-jenis atribusi yang
dibuat para karyawan memiliki sejumlah akibat psikologis dan berdasarkan
pada tindakan. Seorang karyawan yang menganggap kinerjanya baik
berasal dari faktor-faktor internal seperti kemampuan atau upaya, orang
tersebut tentunya akan mengalami lebih banyak perasaan positif tentang
kinerjanya dibandingkan dengan jika ia menghubungkan kinerjanya yang
baik dengan faktor eksternal.
5. Pihak Penilaian Kinerja
Untuk mendapatkan informasi atas kinerja pegawai, maka ada beberapa
pihak baik itu perorangan maupun kelompok yang biasanya melakukan
penilaian atas kinerja pegawai perusahaan.
Menurut Randall (1999) terdapat beberapa penilaian kinerja yang
secara strategis dapat mengungkap kinerja bawahan secara lebih
komprehensif. Berbagai penilaian kinerja tersebut ialah:
28
a. Penilaian Atasan
Istilah atasan yang mengacu pada pimpinan langsung bawahan yang
sedang dievaluasi. Banyak perusahaan/ organisasi yang menganggap
atasan lebih mengetahui pekerjaan dan kinerja bawahan daripada
siapapun dan karena itu organisasi memberikan seluruh tanggung jawab
penilaian kepada atasan.
b. Penilaian Diri Sendiri
Penggunanaan penilaian diri sendiri, khususnya melalui partisipasi
bawahan dalam menetapkan tujuan, dipopulerkan sebagai
komponen management by objectives (MBO). Bawahan yang
berpartisipasi dalam proses evaluasi mungkin akan lebih terlibat dan
punya komitmen pada tujuan. Partisipasi bawahan mungkin juga akan
membantu menjelaskan peran karyawan dan mengurangi konflik peran.
c. Penilaian Rekan Sejawat atau Anggota Tim
Penggunaan penilaian anggota tim agaknya meningkat saat memasuki
abad ke-21 ditinjau dari fokus korporasi Amerika yaitu partisipasi
karyawan, kerjasama tim dan pemberian wewenang. Salah satu
alasannya adalah bahwa penilaian rekan sejawat terlihat sebagai alat
prediksi kinerja masa mendatang yang bermanfaat.
d. Penilaian Ke Atas atau Terbalik
Yaitu penilaian yang dilakukan oleh karyawan untuk menilai
manajemen organisasi, bagaimana opini karyawan tentang manajemen
29
organisasi. Meskipun karyawan tidak mempunyai akses ke informasi
mengenai seluruh dimensi kinerja penyeliaan, mereka sering
mempunyai akses ke informasi mengenai interaksi penyelia-bawahan.
e. Penilaian Pelanggan
Adalah penilaian yang dilakukan oleh pelanggan untuk menilai kinerja
karyawan dan pimpinan organisasi melalui kualitas pelayanan yang
diberikan dan kualitas produk yang ditawarkan oleh organisasi.
Dimensi yang digunakan di dalam melakukan penilaian kinerja karyawan
menurut Lubis (2008: 23) yang dikutip oleh Kasnawati (2011: 44), sebagai
berikut:
a. Pengetahuan atas pekerjaan, kejelasan pengetahuan atas tanggung jawab
pekerjaan yang menjadi tugas karyawan.
b. Perencanaan dan organisasi, kemampuan membuat rencana pekerjaan
meliputi jadwal dan urutan pekerjaan, sehingga tercapai efisiensi dan
efektivitas.
c. Mutu pekerjaan, ketelitian, dan ketepatan pekerjaan.
d. Produktivitas, jumlah pekerjaan yang dihasilkan dibandingkan dengan
waktu yang digunakan.
e. Pengetahuan teknis, dasar teknis dan kepraktisan sehingga pekerjaannya
mendekati standar kinerja.
f. Judgement, kebijakan naluriah dan kemampuan menyimpulkan tugas
sehingga tujuan organisasi tercapai.
30
g. Komunikasi, kemampuan berhubungan secara lisan dengan orang lain.
h. Kerjasama, kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan sikap yang
konstruktif dalam tim.
i. Kehadiran dalam rapat, kemampuan dan keikutsertaan (partisipasi)
dalam rapat beruba pendapat atau ide.
j. Manajemen proyek, kemampuan mengelola proyek, baik membina tim,
membuat jadwal kerja, anggaran dan menciptakan hubungan baik antar
karyawan.
k. Kepemimpinan, kemampuan mengarahkan dan membimbing bawahan,
sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.
l. Kemampuan memperbaiki diri sendiri, kemampuan memperbaiki diri
sendiri dengan studi lanjutan atau kursus-kursus.
Berdasarkan teori tentang kinerja tersebut, maka dalam penelitian ini
dimensi kinerja yang akan digunakan adalah dimensi dimensi kejujuran,
ketaatan, kedisiplinan, loyalitas, kreativitas, kemampuan adaptasi, komitmen,
sopan santun, tanggung jawab dan perolehan hasil.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh penerapan Balanced Scorecard terhadap
kinerja manajemen telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan
Balance Scorecard terhadap kinerja manajemen.
31
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Variabel
yang Diteliti
Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
1.
Ondrej
Zizlavsky
(2014)
The Balanced
Scorecard:
Innovative
Performance
Measurement
and
Management
Control
System
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
BSC adalah suatu
konsep sistem
pengendalian
strategi yang
memperhitungkan
antara finansial
maupun non
finansial, juga
faktor eksternal
dan internal.
2. Sulasni
(2014)
Pengaruh
Penerapan
Balanced
Scorecard
Terhadap
Kinerja
Manajemen
Pada PT
Bank BRI
Cabang
Ponorogo
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Hasil penelitian
dapat diketahui
bahwa variabel
perspektif
keuangan,
perspektif
pelanggan, dan
perspektif
pembelajaran dan
pertumbuhan
berpengaruh
positif signifikan
terhadap kinerja
manajemen PT
BRI Cabang
Ponorogo,
sedangkan
perspektif proses
bisnis internal
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
manajemen PT
BRI Cabang
Ponorogo.
32
3.
Arman
Poureisa,
Mohaddeseh
Bolouki Asli,
Ako Efteghar
(2013)
Balanced
Scorecard: A
New Tool for
Performance
Evaluation
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Riset yang
dilakukan oleh
Kaplan dan
Norton
menemukan
sebanyak 54%
perusahaan yang
menggunakan
strategi proses
formal. 70% dari
perusahaan
tersebut
memperoleh
kinerja yang lebih
baik dibanding
perusahaan
sejenis lainnya.
4.
George
Giannopoulos,
Andrew Holt,
Ehsan
Khansalar &
Stephanie
Cleanthous
(2013)
The Use of
the Balanced
Scorecard in
Small
Companies
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Terdapat
kekurangan fakta
empiris
sehubungan
dengan
penggunaan BSC
pada perusahaan
kecil. Perusahaan
kecil di UK dan
Cyprus
mengetahui
konsep BSC dan
mengimplementas
ikannya. Namun
mereka tidak
mengetahui
secara detail
konsep dari BSC.
33
5.
Dr. Sagar R.
Dave, Dr.
Swati R. Dave
(2012)
Applying
Balanced
Scorecard in
Indian
Banking
Sector: An
Empirical
Study of the
State Bank of
India
1. Persepektif
keuangan2.
Perspektif
pelanggan3.
Perspektif
proses bisnis
internal4.
Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
BSC membantu
membuat design
strategi dan
proses
pengimplementasi
an strategi
menjadi lebih
efisien.
6.
Petera Petr,
Wagner
Jaroslav,
Menk Michal
(2012)
Strategic
Performance
Measurement
Systems
Implemented
in the Biggest
Czech
Companies
with Focus
on Balanced
Scorecard -
An Empirical
Study
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
empiris
Perusahaan yang
mengimplementas
ikan BSC, pada
dasarnya
berpendapat
bahwa BSC
memiliki
kontribusi dalam
pencapaian
kesuksesan
perusahaan.
34
7. Ade Gustika
(2011)
Rancangan
dan Evaluasi
Kinerja Pada
PT Bank
Muamalat
Indonesia
Tbk Cabang
Serang
dengan
Balanced
Scorecard
1. Persepektif
keuangan
2. Perspektif
pelanggan
3. Perspektif
proses bisnis
internal
4. Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Tujuan penelitian
ini adalah
merancang sistem
pengukuran
kinerja dengan
pendekatan BSC
di PT BMI Tbk
Cabang Serang,
serta mengukur
pencapaian
kinerja PT BMI
Tbk Cabang
Serang pada
tahun 2010
dengan
pendekatan BSC.
8. Kasnawati
(2011)
Pengaruh
Penerapan
Balance
Scorecard
Terhadap
Kinerja
Manajemen
PT. Bank
Danamon
Indonesia
Tbk. Cabang
Pondok Indah
Jakarta
Selatan
1. Persepektif
keuangan2.
Perspektif
pelanggan3.
Perspektif
proses bisnis
internal4.
Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Tujuan penelitian
ini adalah untuk
menganalisa
pengaruh
penerapan
Balanced
Scorecard
terhadap kinerja
manajemen.
Hasilnya yaitu
bahwa variabel
perspektif
keuangan,
perspektif
pelanggan, dan
perspektif proses
bisnis internal
berpengaruh
positif.
35
9.
Dedi
Kusmayadi
(2009)
Pengukuran
Kinerja
dengan
Balanced
Scorecard:
kajian teoritis
dan empiris
1. Persepektif
keuangan2.
Perspektif
pelanggan3.
Perspektif
proses bisnis
internal4.
Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Balanced
Scorecard adalah
salah satu sistem
pengukuran
kinerja strategis
pengukuran
kinerja keuangan
dan kinerja non
keuangan. Dalam
perkembangannya
, Balanced
Scorecard lahir
menjadi suatu alat
pengukuran
kinerja strategis,
yang sampai saat
ini teruji selain
mampu
memberikan
informasi kinerja
yang kebih baik
juga merupakan
salah satu alat
implementasi
strategi untuk
memicu
pencapain kinerja
yang lebih baik.
36
10.
Yudi
Hardiyanto,
Achmad Holil
Noor Ali dan
Her Arsa
Pambudi
(2005)
Perancangan
dan
Pembuatan
Sistem
Informasi
Pengukuran
Kinerja
Pemasaran
dengan
Metode
Balance
Scorecard
Studi Kasus
PT. Semen
Gresik
1. Persepektif
keuangan2.
Perspektif
pelanggan3.
Perspektif
proses bisnis
internal4.
Perspektif
proses belajar
dan
pertumbuhan
Kajian
teoritis dan
empiris
Tugas akhir ini
menghasilkan
aplikasi untuk
menganalisa data
perusahaan
seingga dapat
digunakan untuk
mengukur kinerja
perusahaan.
Fungsi utama
sistem ini pada
proses data secara
dinamis dengan
filter dan
pengelompokkan,
serta
perbandingan
hasil realisasi
kinerja dengan
target perusahaan.
Fungsi analisa
pengukuran
kinerja tersebut
dimulai dengan
penetapan target
kinerja dan fungsi
masukkan data-
data pemasaran.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
I. Keterkaitan Antar Variabel
1. Perspektif Keuangan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Budiarti (2004), mengenai
Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja dan alat pengendalian sistem
manajemen strategis menunjukkan bahwa Balanced Scorecard merupakan
suatu sistem manajemen yang menjabarkan visi dan strategi suatu
perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak
37
ukur dikembangkan untuk setiap perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran untuk
keempat perspektif ini tergantung dari strategi yang telah ditetapkan
perusahaan sebelumnya. Oleh karena itu Balanced Scorecard selain dapat
digunakan sebagai alat pengukur kinerja, juga dapat digunakan sebagai alat
untuk menilai apakah strategi yang digunakan perusahaan sudah tepat, dan
juga untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali
apakah variabel perspektif keuangan berpengaruh terhadap kinerja
manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha1 : Perspektif keuangan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajemen.
2. Perspektif Pelanggan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusmayadi (2009) mengenai
pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard: kajian teoritis dan empiris
menghasilkan Balanced Scorecard adalah salah satu sistem pengukuran
kinerja strategis pengukuran kinerja keuangan dan kinerja non keuangan.
Dalam perkembangannya, Balanced Scorecard lahir menjadi suatu alat
pengukuran kinerja strategis, yang sampai saat ini teruji selain mampu
38
memberikan informasi kinerja yang kebih baik juga merupakan salah satu
alat implementasi strategi untuk memicu pencapain kinerja yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali
apakah variabel perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja
manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha2 : Perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
manajemen.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Hardiyanto, dkk (2005)
mengenai Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Pengukuran
Kinerja Pemasaran dengan Metode Balance Scorecard Studi Kasus PT.
Semen Gresik menghasilkan aplikasi untuk menganalisa data perusahaan
seingga dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Fungsi utama
sistem ini pada proses data secara dinamis dengan filter dan
pengelompokkan, serta perbandingan hasil realisasi kinerja dengan target
perusahaan. Fungsi analisa pengukuran kinerja tersebut dimulai dengan
penetapan target kinerja dan fungsi masukkan data-data pemasaran.
39
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, membuat
peneliti terdorong untuk menguji kembali apakah variabel perspektif proses
bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian,
maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha3 : Perspektif proses bisnis internal berpengaruh signifikan terhadap
kinerja manajemen.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan terhadap Kinerja Manajemen
Penelitian yang telah dilakukan oleh Helmi (2004) mengenai
Balance Scorecard: pengukuran kinerja organisasi menunjukkan bahwa
pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah sangat penting bagi manajer,
guna mengevaluasi perencanaan masa depan. Aplikasi Balanced Scorecard
dimulai dari akarnya yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, yang
memberikan kontribusi pada internal bisnis, sehingga pelanggan menjadi
puas, dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
tercermin dalam performasi keuangan.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para
peneliti sebelumnya, membuat peneliti terdorong untuk menguji kembali
apakah variabel perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh
terhadap kinerja manajemen. Dengan demikian, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
40
Ha4 : Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajemen.
J. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh penerapan
Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen, maka dibuat kerangka
pemikiran penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
Hasil Kinerja Manajemen PT BRI Tbk tahun 2015
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Pelanggan Perspektif Proses
Bisnis Internal
Pengukuran Kinerja Manajemen PT BRI Tbk dengan Balanced Scorecard
Visi, Misi, dan Tujuan PT BRI Tbk
Penjabaran Visi, Misi, dan Tujuan PT BRI Tbk ke dalam Balanced Scorecard
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti
terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
seberapa besar pengaruh Balanced Scorecard terhadap kinerja manajemen PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk. Populasi penelitian ini adalah para karyawan PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk di wilayah Kota Jakarta yang berlokasi di Jalan
Ragunan Raya 39, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling. Teknik tersebut merupakan bagian dari teknik non probability
sampling. Teknik purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner
pembobotan BSC. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik purposive
sample yaitu memilih sampel dari suatu populasi didasarkan pada informasi
yang tersedia dengan kriteria atau penilaian sebagai berikut:
1. Merupakan pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Pasar Minggu.
2. Telah bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Pasar Minggu
dua tahun.
42
Responden yang dipilih untuk pengisian kuesioner BSC yaitu pimpinan PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Pasar Minggu yang dianggap memiliki
peranan besar dalam pengambilan keputusan dan memahami serta mengetahui
kondisi perusahaan secara menyeluruh, selain itu kuesioner juga diisi oleh
karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Pasar Minggu.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu
penelitian lapangan dan tinjauan pustaka.
1. Penelitian Lapangan
Yaitu metode pengamatan dari yang dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung pada objek yang diteliti serta dengan mengadakan
wawancara dengan bagian-bagian yang terkait dalam penelitian ini.
2. Tinjauan Pustaka
Yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur,
karangan ilmiah serta berbagai bahan pustaka lainnya yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
43
a. Data Kuantitatif
Yaitu data berupa angka-angka secara tertulis seperti: data neraca serta
laporan perhitungan laba rugi (sebagai data pendukung).
b. Data Kualitatif
Yaitu data yang berupa keterangan-keterangan tertulis seperti metode
pengukuran Balanced Scorecard, aspek-aspek manajemen pada PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang bersumber dari hasil pengamatan/ observasi dan
wawancara dengan pimpinan dan sejumlah karyawan perusahaan.
Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan teknik personally
administered questionnaire, yaitu kuesioner diajukan langsung seperti
halnya wawancara tatap muka.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh berupa laporan-laporan dan informasi lain
yang bersumber dari literatur dan informasi lain yang berhubungan
dengan penelitian ini.
E. Metode Analisis
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data keuangan dan non
keuangan. Data non keuangan berupa jawaban responden dari pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan, merupakan suatu hal yang terpenting dalam
44
penelitian ini, karena data dikumpulkan melalui kuesioner. Keabsahan dari
suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji
dengan pengujian validitas (tingkat keaslian) dan reliabilitas (tingkat
keandalan). Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square dengan
alasan karena penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai sumber data.
Permodelan Stuctural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik statistik
untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal menggunakan kombinasi
data statistik dan asumsi kausal (Yamin, 2011).
PLS merupakan metode analisis yang powerful karena dapat digunakan
pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal, interval, dan rasio) serta syarat
asumsi yang lebih fleksibel. PLS tidak mengasumsikan data harus mengikuti
suatu distribusi tertentu. Pendekatan PLS merupakan distribution free serta
ukuran sampel yang fleksibel. Dalam pendekatan PLS, uji yang dilakukan
adalah:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada
dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam
penelitian ini (Ghozali, 2005:45). Maksudnya untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut
mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
45
2. Uji Realibilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji
berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2005: 41-42).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis
dengan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis varians.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling Bootstrap.
Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t.
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari variabel
ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran Likert atau Interval. Berikut
ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti yaitu:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran
Perspektif
Keuangan
(X1) (Sumber:
1. Perkembangan
1. Sumber modal
perusahaan.
Skala Interval
46
Kaplan dan
Norton
(2000))
2. Bertahan
3. Panen
2. Pengendalian
biaya
operasional.
1. Membuat
kebijakan
strategis sesuai
petunjuk dari
laporan
keuangan.
2. Mengupayakan
pengembalian
yang diharapkan
oleh para
pemegang
saham.
1. Usaha dalam
meningkatan
laba.
Skala Interval
Perspektif
Pelanggan
(X2) (Sumber:
Julianto
(2000))
1. Kepuasan
pelanggan
2. Customer
Relationship
3. Kecepatan
Layanan
1. Berusaha
memberikan
kepuasan pada
nasabah.
1. Menjaga
hubungan baik
dengan nasabah.
1. Berusaha
memberikan
pelayanan yang
Skala Interval
47
cepat kepada
nasabah.
Perspektif
Proses Bisnis
Internal (X3)
(Sumber:
Putri (2008))
1. Inovasi
2. Proses Operasi
3. Layanan Purna
Jual
1. Produk baru
yang
dikembangkan.
2. Lama waktu
yang dibutuhkan
untuk
mengembangkan
suatu produk.
1. Tingkat
kerusakan
produk pra
penjualan.
2. Lamanya proses
transaksi yang
dilakukan.
1. Jangka waktu
yang dibutuhkan
untuk memenuhi
permintaan
pemeliharaan
produk.
2. Frekuensi
pengerjaan
ulang produk
akibat
kerusakan.
Skala Interval
48
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
(X4) (Sumber:
Kaplan dan
Norton
(2000))
1. Kemampuan
Pekerja
2. Sistem
Informasi
3. Motivasi,
pemberdayaan
dan keserasian
individu
perusahaan
1. Tingkat kepuasan
pegawai.
2. Tingkat
perputaran
pegawai.
1. Tingkat
ketepatan/
keakuratan
informasi.
1. Pemahaman visi
dan misi
perusahaan.
2. Adanya
kebebasan
menyampaikan
saran.
3. Banyaknya saran
yang diterima.
Skala Interval
Kinerja
Manajemen
(Y) (Sumber:
Ruky (2002))
1. Kinerja
berorientasi
pada input
2. Kinerja
berorientasi
pada proses
3. Kinerja
berorientasi
pada output
1. Kreativitas
dalam
pengembangan
produk.
1. Kemampuan
beradaptasi
dengan pesaing.
1. peningkatan
laba perusahaan.
2. Hasil yang
diperoleh atau
Skala Interval
49
dicapai oleh
karyawan.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Awal berdirinya BRI dipelopori oleh seorang Patih Banyumas (Jawa
Tengah) yang bernama Raden Bel Aria Wirjaatmadja sebagai putra pribumi
yang kala itu memiliki kesadaran untuk melakukan kegiatan bidang
perbankan. Kegiatan tersebut dirintis mulai tahun 1894 dengan mendirikan
De Poerwokertosche Hulp en Sparrbank de Inlandsche Hoofden : yang
awalnya hanya menampung pembayaran angsuran para peminjam Kas
Masjid. Pada tanggal 16 Desember 1895 dengan bantuan Asisten Residen
Banyumas bernama E Sieburgh, pendirian bank tersebut diresmikan
sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal berdirinya PT. Bank
Rakyat Indonesia. Pada saat awal beroperasi secara resmi, bank tersebut
berganti nama menjadi Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs
Ambtenaren yang kemudian dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat
yang dianggap sebagai embrio BRI.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100%
di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga
51
menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
BRI mempunyai visi dan misi yang menjadi pedoman dari setiap
langkah yang diambil organisasinya, sebagai berikut:
a. Visi BRI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
b. Untuk mencapai visi tersebut, Bank Rakyat Indonesia memiliki daftar
misi sebagai berikut:
1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk
menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dan teknologi informasi yang handal dengan
melaksanakan manajemen risiko serta praktek Good Corporate
Governance (GCG) yang sangat baik.
3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders).
52
2. Jenis Produk Simpan Pinjam Layanan Bank Rakyat Indonesia
a. Simpanan
1) Tabungan
a) BritAma
b) Simpedes
c) Simpedes TKI
d) Tabungan Haji
e) BritAma Dollar
f) BritAma Bisnis
g) BritAma Rencana
h) BritAma Valas
i) TabunganKu
j) Tabungan BRI Junio
2) Deposito
a) Deposito BRI Rupiah
b) Deposito BRI Valas
c) Deposito on Call
3) Giro
a) Giro BRI Rupiah
b) Giro BRI Valas
53
b. Pinjaman
1) Pinjaman Mikro
2) Pinjaman Ritel
a) Kredit Agunan Kas
b) Kredit Investasi
c) Kredit Modal Kerja
d) KMK Ekspor
e) KMK Konstruksi
f) KMK Konstruksi BO I
g) Kredit BRIGuna
h) Kredit Waralaba
i) Kredit SPBU
j) Kredit Resi Gudang
k) Kredit Pemilikan Gudang
l) KMK Talangan SPBU
m) Kredit Batubara
n) Kredit Waralaba Alfamart
o) Kredit dengan Pola Angsuran Tetap
3) Pinjaman Menengah
4) Pinjaman Program
5) Kredit Usaha Rakyat (KUR)
54
B. Karakteristik Profil Responden
1. Deskripsi Data
Berdasarkan data yang dihasilkan dalam penelitian, kuesioner yang
dibagikan berjumlah 40 lembar eksemplar, dan sebanyak 40 orang
karyawan telah bersedia menjawab arau mengisi kuesioner yang diberikan.
Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dan deskriptif dapat dilihat
Top Related