PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)
PADA PAKAN BUATAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN
IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
(SKRIPSI)
Oleh
Renaldo Syaputra
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)
PADA PAKAN BUATAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN
IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
OLEH
RENALDO SYAPUTRA
Ikan gurami menjadi salah satu ikan air tawar yang paling di minati masyarakat
Indonesia. Harga pakan yang semakin meningkat mengakibatkan permasalahan
dalam kegiatan budidaya ikan gurami, untuk menekan biaya pakan perlu dicari
bahan baku pakan alternatif. Salah satunya dengan memanfaatkan daun gamal
sebagai bahan baku pakan. Daun gamal memiliki komponen pakan yang
berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi untuk pertumbuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun
gamal (Gliricidia sepium) pada pakan buatan terhadap sintasan dan pertumbuhan
ikan gurami (Osphronemus gouramy). Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu A (0 %), B (5
%.), C (10 %) dan D (15 %). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji
Anova. Pemberian pakan sebanyak dua kali sehari dengan feeding rate 5% selama 60
hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan
penambahan tepung daun gamal (Gliricidia sepium) memberikan hasil tidak
berbeda nyata terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan Gurami (Oshpronemus
gouramy) dengan sintasan terbaik pada perlakuan C yaitu sebesar 94,45 % dan
dengan pertumbuhan terbaik pada perlakuan C yaitu sebesar 1,13 g.
Kata Kunci :Ikan Gurami, Daun gamal, Pakan Buatan, Sintasan, Pertumbuhan
ABSTRACT
THE EFFECT OF ADDITION Gliricidia sepium MEAL ON FEED OF
SURVIVAL RATE AND GROWTH OF GOURAMY (Osphronemus
gouramy)
By
RENALDO SYAPUTRA
Gouramy is one of fresh water fish that Indonesian people most like. Increasing
feed price lead to problem of gouramy cultivation activities, to reduce the cost of
feed is necessary to find alternative raw materials. One of them by using
Gliricidia sepium as raw material. Gliricidia sepium have contribution to supply
material and energy for growth. The study aims to determine effect of addition
Gliricidia sepium meal on feed of survival rate and growth of gouramy
(Osphronemus gouramy). This study was use Completely Random Design with 4
treatments and 3 replicants; A (0%), B (5%), C (10%), D (15%). Data were
analyzed using Anova test. Feeding twice a day with feeding rate 5% during 60
days. The result of this study showed that feeding with addition of Gliricidia
sepium meal was not give significant result to survival rate and growth of
(Osphronemus gouramy) with best of survival rate on treatment C was 94,45%
and best weight growth on treatment C was 1,13g.
Keywords: Gouramy, Gliricidia sepium, Feed, Growth and Survival Rate
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)
PADA PAKAN BUATAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN
IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
Oleh
Renaldo Syaputra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Muaradua Ogan Komering Ulu
Selatan pada tanggal 08 Desember 1994, merupakan
anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak
Rizal Marindra dan Ibu Ety Sumiati. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 05
Muaradua OKU Selatan pada tahun 2006.
Menyelesaikan pendidikan di MTS Negeri Muaradua
pada tahun 2009, dan Sekolah Menengan Kejuruan
Negeri 01 Muaradua pada tahun 2012.
Tahun 2012, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S1 ke
Perguruan Tinggi Universitas Lampung di Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan
Ilmu Kelautanm program studi Budidaya Perairan melalui jalur SBMPTN
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa
penulis ikut organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Peraira Unila
(HIDRILA) sebagai anggota bidang pengkaderan, dan menjadi kepala bidang
pengkaderan pada tahun 2013-2014.
Selama menikmati perkuliahan pada bulan juli - agustus 2015 penulis mengikuti
Praktik Umum (PU) di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut
(BBPPBL) Gondol Bali, dengan judul “Perawatan Induk dan Larva Abalon
(Haliotis squamata)”. Kemudian penulis juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Batu Ampar, Kecamatan Gedong Aji Baru, Kabupaten Tulang
Bawang selama 60 Hari. Dan yang terakhir penulis melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Penambahan Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) Pada
Pakan Buatan Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy)” di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
Dengan menyebut nama allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada Jurusan Perikanan Ilmu Kelautan, Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Dengan judul
“Pengaruh Penambahan Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) Pada Pakan
Buatan Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy)” di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan perikanan Ilmu Kelautan
Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku ketua jurusan Perikanan Ilmu Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing akademik
yang memberikan suport dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Limin Santoso, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si, selaku dosen pembimbing II atas segala masukan ,
kritik dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Deny Sapto C.U. S.Pi., M.Si, selaku dosen pembahas atas segala
kritik, saran dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.
7. Dosen dan staff Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menjalani
perkuliahan dikampus tercinta Universitas Lampung.
8. Teristimewa keluargaku tersayang, Ibu dan Ayah serta Uni dan Adik-adiku
atas cinta dan kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan dukungan serta doa
yang selalu dipanjatkan demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan,
penulis mengucapkan terimakasih yang tak terbatas atas segalanya.
9. Keluarga besar yang berada di Lampung tempat penulis bernaung selama ini,
terimakasih sebesar-besarnya yang telah memberikan banyak pelajaran dan
bimbingan dengan sabar. Terimakasih atas segala kebersamaannya.
10. Perempuan spesial yang telah sabar menemani penulis hingga saat ini Eshy
Tri Wulandari, terimakasih atas dukungan dan semua hal yang telah
dikorbankan untuk terus memotivasi penulis.
11. Sahabat yang entah dari apa dia diciptakan terimaksih Rahajeng Utami Putri
dan Shara Anbia Putri yang telah memberikan semangat, cacian, gamparan,
keceriaan, motivasi dan siksaannya selama ini.
12. Sahabat superkuh M. Rukni A, Ardian Thomas S, M Rio M, Ranindia Akbar
A, Tatang Purnama, Khanif Ardiansyah, M. Zainal A, Auliyan Azizi, Agi
Ramanda, dan Andika Wirya yang telah banyak direpotkan dan selalu
membantu, memberikan semangat dan canda tawa selama ini.
13. Partner penelitian Agasi Ala Anarki terimakasih atas kesabaran dan
kerjasamanya.
14. Abang-abang terunik bang Dimas (Komber), bang Puraka, bang Imam, bang
Jamed, bang Yuti, bang Anggi, bang Rudi, bang Anjar, bang sandi dan bang
Dian Puja yang telah memberikan dukungan, motivasi dan keceriaan selama
ini.
15. Sahabat sahabat ku disana, Khaidir ali, Rezza, Agusti, Robek, Randika,
Zamzami, yogi, agil, dendi dan Docik.
16. Teman teman seperjuangan BDPI 2012 terimakasih atas kebersamaan dan
kekompakannnya selama ini.
17. Kepada teman teman perjuangan abang mbak angkatan 2009, 2010, 2011, dan
adik-adik angkatan 2013, 2014 dan 2015 Budidaya Perairan.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas bantuan dan
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk
mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Bandar Lampung, 20 Maret 2018
Penulis,
Renaldo Syaputra
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 2
1.4 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 2
1.5 Hipotesis ............................................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Gurami .............................................................................. 5
2.1.1 Klasifikasi ......................................................................................... 5
2.1.2 Morfologi .......................................................................................... 5
2.1.3 Habitat............................................................................................... 7 2.2 Pertumbuhan Ikan Gurami ................................................................................ 7
2.3 Kebutuhan Nutrisi ikan gurami ......................................................................... 8
2.4 Proses Pencernaan Makanan .................................................................. 10
2.5 Tepung Daun Gamal .............................................................................. 11
2.6 Pakan Buatan ......................................................................................... 12
2.7 Kecernaan Pakan .................................................................................... 12
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................................ 16
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................................. 16
3.2.1. Alat Penelitian ............................................................................................ 16
3.2.2. Bahan Penelitian ......................................................................................... 16
3.3 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 17
3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 19
3.4.1. Persiapan ..................................................................................................... 19
3.4.2. Pelaksanaan ................................................................................................ 20
3.4.3. Pengamatan ................................................................................................. 20
a. Kecernaan Protein dan Kecernaan Total ............................................... 21
b. Jumlah Konsumsi Pakan (JKP)............................................................. 21
c. Sintasan ................................................................................................. 21
d. Pertumbuhan Berat Mutlak dan Berat Harian ....................................... 22
e. Feed Convertion Ratio (FCR) ............................................................... 22
f. Kualitas Air ............................................................................................ 23
3.5 Analisis Data .................................................................................................... 23
IV.
.............................................. 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Kecernaan ................................................................................ 24 4.2 Pertumbuhan Berat Mutlak dan Berat Harian
............................................................................... 37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 39
5.2 Saran ...................................................................................................... 39
VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 40
VII . LAMPIRAN ............................................................................................. 44
4.3 Jumlah Konsumsi Pakan ........................................................................ 31
4.4 Feed Convertion Ratio (FCR) ...................................................................... 32
4.5 Sintasan .................................................................................................. 34
4.6 Kualitas Air ........................................................................................... 36
4.7 Biaya Pembuatan Pakan
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji ................................................................. 17
2. Ratio Energi Tepung Daun Gamal ................................................................. 17
3. Hasil Uji Proksimat Pakan Perlakuan ............................................................ 26
4. Data Kualitas Air Selama Penelitian .............................................................. 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 3
2. Morfoligi Ikan Gurami ................................................................................... 6
3. Tata Letak Akuarium ...................................................................................... 18
4. Histogram Kecernaan Total Pakan Perlakuan ................................................ 24
5. Histogram Kecernaan Protein Pakan Perlakuan ............................................. 25
6. Histogram Pertumbuhan Berat Mutak Ikan Gurami ...................................... 28
7. Histogram Pertumbuhan Berat Harian Ikan Gurami ...................................... 28
8. Histogram Jumlah Konsumsi Pakan Perlakuan .............................................. 31
9. Histogram Feed Convertion Ratio Ikan Gurami ............................................ 32
10. Histogram Sintasan Ikan Gurami ................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Diagram Alir Penelitian .................................................................................. 43
2. Prosedur Uji Proksimat .................................................................................. 44
3. Analisis Cr2O3 (Metode Takeuchi) ................................................................ 48
4. Layout Akuarium Percobaan .......................................................................... 50
1
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu sumber pangan yang bergizi. Ikan gurami
menjadi salah satu ikan air tawar yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia. Sehingga, ikan gurami memiliki prospek menjanjikan untuk
dibudidayakan. Harga jual gurami lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air
tawar lainnya, sehingga secara ekonomi relatif lebih menguntungkan.
Produksi ikan gurami di Indonesia pada tahun 2015, 2016 dan 2017
mengalami kenaikan berturut-turut dari 160.300 ton, 197.400 ton, 203.700 ton.
Peningkatan produksi ini menunjukkan permintaan pasar akan ikan gurami
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Permasalahan yang sering dihadapi
dalam usaha budidaya ikan gurami biasanya terjadi pada masa pembenihan dan
pendederan. Salah satunya yaitu ketersediaan paka. Pakan yang digunakan dalam
kegiatan budidaya mengalami kenaikan harga setiap tahunnya.
Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi
untuk pertumbuhan adalah protein, karbohidrat, dan lemak.Tepung kedelai
merupakan bahan baku utama sebagai sumber protein nabati di dalam pakan. Hal
tersebut dikarenakan tepung kedelai memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi yaitu 35-40% (Dedin et al, 2014) akan tetapi harga tepung kedelai terus
meningkat di pasaran mengakibatkan harga pakan ikan juga terus meningkat.
Ikan gurami membutuhkan nutrisi yang tepat agar kelangsungan hidupnya
tidak terganggu dan kebutuhan nutrisi pada ikan gurami dapat dipenuhi dengan
adanya pakan. Salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan pakan tersebut
adalah tepung daun gamal yang jumlahnya cukup banyak di lingkungan sekitar
kita. Kebutuhan nutrisi pada ikan gurami menjadi acuan dalam proses penyusunan
formulasi pakan. Ikan gurami membutuhkan protein 43,29% untuk ukuran 0,15-
0,18 g/ekor. Sedangkan pada ikan Gurami yang berukuran 27-35 g/ekor
dibutuhkan kadar protein 32,14% (Mokoginta et al, 1994). Kandungan nutrisi
daun gamal diharapkan dapat dimanfaatkan pada pakan ikan gurami.
2
Pada dasarnya saluran pencernaan pada tubuh ikan tidak dapat menyerap
semua komponen pakan. Ada beberapa komponen pakan yang tidak dapat dicerna
dengan baik oleh tubuh ikan. Saat ini pengaruh penambahan tepung daun gamal
pada pakan terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gurami belum diketahui.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan tepung
daun gamal pada pakan buatan terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gurami
(Osphronemus gouramy).
1.2.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintasan dan pertumbuhan ikan
gurami (Osphronemus gouramy) yang diberikan pakan yang ditambahkan tepung
daun gamal.
1.3.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah memberikan informasi kepada pembudidaya ikan
tentang bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai komposisi pembuatan
pakan, salah satunya penggunaan tepung daun gamal (Gliricidia sepium).
1.4.Kerangka Pemikiran
Ikan gurami memiliki nilai ekonomis dan permintaan konsumen yang cukup
tinggi. Ikan gurami banyak dibudidayakan, dalam kegiatan budidaya ikan gurami
masih banyak kendala yang dapat ditemukan salah satunya ialah pertumbuhan
yang relatif lambat dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Sistem budidaya
intesif yang diterapkan dalam budidaya ikan gurami membutuhkan pakan yang
cukup, sedangkan harga pakan ikan di pasaran mulai mengalami kenaikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan upaya untuk mencari
alternatif bahan protein nabati sebagai campuran pembuatan pakan dengan
memanfaatkan tepung daun gamal. Tepung daun gamal mempunyai kandungan
gizi yang cukup tinggi yaitu protein kasar 25 %, serat kasar 14 %, lemak kasar 4,3
%, Lignin 8,6%, Abu 8,8%, Ca 2,7%, P 0,35%, dan kaya akan asam-asam amino.
Dalam kegiatan budidaya ikan masih belum diketahui pengaruh penambahan
3
tepung daun gamal bagi kecernaan, sintasan, dan pertumbuhan ikan. Secara
umum kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Budidaya IkanGurami
Pakan Alami
Pakan Buatan
Sumber
Karbohidrat
Sumber
Protein
Sumber
Lemak
Sumber Vitamin
dan Mineral
Protein Nabati Protein Hewani
Tepung kedelai :
- Kandungan Protein 35-40%
(Dedin, et al.2014)
- Harga mahal
- Bahan baku impor
- Pertumbuhan dan sintasan pada ikan
baik
- Sudah dikenal sebagai bahan baku
Tepung daun gamal :
-Kandungan protein 25% (Saptono,1995)
-Harga murah : bahan baku lokal
-Pertumbuhan dan sintasan pada ikan
belum diketahui
-Daun gamal berpotensi menjadi bahan baku
pakan
Dilakukan pengamatan terhadap sintasan
dan pertumbuhan ikan gurami dengan
penambahan tepung daun gamal pada
pakan buatan
Diketahui sintasan dan pertumbuhan ikan
gurami yang diberi pakan dengan
penambahan tepung daun gamal
4
1.5.Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah :
1.5.1. Hipotesis Pertumbuhan
H0 = τi = 0 : Tepung daun gamal dengan proporsi berbeda tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ikan gurami.
H1 = τi ≠ 0 : Setidaknya ada proporsi tepung daun gamal yang memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan pada ikan gurami.
1.5.2. Hipotesis Sintasan
H0 = τi = 0 : Tepung daun gamal dengan proporsi berbeda tidak berpengaruh
terhadap sintasan ikan gurami.
H1 = τi ≠ 0 : Setidaknya ada proporsi tepung daun gamal yang memberikan
pengaruh terhadap sintasan pada ikan gurami.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi IkanGurami
2.1.1. Klasifikasi
Klasifikasi ikan gurami menurut Mahyuddin (2009) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemous
Spesies : Osphronemous gouramy
2.1.2 Morfologi
Gurami mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih (compressed) dan
lebar. Sisiknya berukuran besar dengan tipe ctenoid, tepi sisik agak kasar terutama
pada sisik di bagian kepala. Kepala gurami muda berbentuk lancip dan berdahi
rata, sedangkan gurami dewasa memiliki bentuk kepala yang lebih tumpul. Pada
guramijantan dewasa terdapat tonjolan seperti cula pada bagian dahi atau kepala
(Mahyuddin 2009).
Gurami memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung cukup panjang dan berada di
bagian belakang tubuh. Sirip dada berukuran kecil, letaknya berada di belakang
tutup insang. Sirip perut mengalami modifikasi menjadi sepasang benang yang
panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Sirip ekor berbentuk bulat, sedangkan
sirip dubur bentuknya panjang mulai dari belakang sirip perut hingga pangkal
bawah sirip ekor.
6
Gurami mempunyai organ pernafasan tambahan yang disebut labirin, yaitu
selaput berlekuk-lekuk yang terletak di dalam rongga insang.Labirin memiliki
pembuluh darah kapiler yang dapat mengambil oksigen dari udara bebas sehingga
kadang-kadang ikan gurami menyembulkan kepalanya ke atas permukaan
air.Gurami dapat hidup pada perairan minim oksigen dengan bantuan labirin.
Morfologi ikan gurami (Osphronemous gouramy) dapat dilihat pada gambar 2.
Sumber :http://afiesh.blogspot.co.id/2013/04/ikan-gurami-osphronemus-gouramy.html
Gambar 2. Morfologi Ikan Gurami (Osphronemous gouramy)
Ikan gurami merupakan ikan air tawar yang berasal dari Indonesia
(Welcomme, 1988). Gurami merupakan spesies ikan yang berukuran besar,
memiliki sifat herbivora dan dapat hidup pada kelarutan oksigen rendah di dalam
air (Welcomme, 1988). Gurami disukai karena dagingnya yang tebal dan rasanya
yang enak. Gurami telah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat Indonesia
dan menyebar ke negara lain. Teknik budidaya gurami menyebar dari Indonesia
ke India tahun 1916, Filipina tahun 1927, Srilanka tahun 1939 dan Mauritius
tahun 1951 (Welcomme, 1988).
Ikan gurami tergolong ikan air tawar yang pertumbuhannya lambat.Di
perairan alam, gurami hidup di sungai, rawa air tawar yang berada 50–600 meter
di atas permukaan laut.Tempat ideal untuk budidaya gurami berada pada
ketinggian 50–400 meter di atas permukaan laut dengan suhu optimal bagi
pertumbuhan gurami adalah 24–28°C (Murtidjo 2001).Salah satu lokasi di
Sumatera Utara yang menjadi pusat budidaya gurami adalah
Perbaungan.Perbaungan merupakan kecamatan di Kabupaten Serdang
7
Bedagai.Wilayah Perbaungan yang berada pada ketinggian 0–500 meter di atas
permukaan laut merupakan daerah ideal untuk budidaya gurami.
2.1.3. Habitat
Habitat gurami adalah perairan tawar, misalnya rawa dan sungai. Gurami
akan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan di daerah daratan rendah
pada ketinggian 50-600 meter dari permukaan laut dan menunjukkan tingkat
pertumbuhan optimal apabila dikembangkan di daratan dengan ketinggian 50-400
m dari permukaan laut dengan suhu sekitar 24-28ºC (Agri, 2011). Gurami
termasuk ikan air tawar yang hidup di dalam air yang tenang dan tergenang dalam
kedalaman 1 meter, dengan kadar oksigen yang cukup dan mutu air yang baik. Air
untuk gurami tidak harus mengalir deras seperti untuk ikan mas.Lokasi yang tepat
untuk memelihara gurami secara lebih produktif adalah daerah daratan rendah
yang beriklim panas dengan suhu sekitar 25-28ºC (Adnan, et al., 2002).Gurami
dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis dan subtropis (Djarijah dan
Puspowardoyo, 1992 dalam Arie, 2009).
2.2. Pertumbuhan Gurami
Pertumbuhan adalah penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat balik
(irreversible).Penambahan biomassa ditandai dengan penambahan berat, panjang,
volume, jumlah sel, dan lain-lain.Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dilihat
dari perubahan ukurannya.Oleh karena itu, pertumbuhan dapat dinyatakan dalam
ukuran panjang maupun berat. Ciri-ciri pertumbuhan antara lain sebagai berikut :
(a) Terjadi perubahan fisik dan perubahan ukuran,(b) Terjadi peningkatan jumlah
sel,(c) Terdapat penambahan kuantitatif individu,(d) Dapat dinyatakan dalam
ukuran panjang maupun berat,(e) Dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal, dan(f) Bersifat terbatas.Pada usia tertentu makhluk hidup sudah tidak
tumbuh lagi (Cecha, 2011).
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, berupa panjang atau berat
dalam waktu tertentu.Ada beberapa indikator yang mempengaruhi pertumbuhan
yaitu faktor jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, suhu, 10 oksigen terlarut,
kualitas air, umur, dan ukuran organisme serta kematangan gonad.Ikan yang
8
mempunyai nilai koefisien laju pertumbuhan (K) yang tinggi serta kecepatan
pertumbuhan yang tinggi memerlukan waktu yang singkat untuk mencapai
panjang maksimumnya. Ikan yang mempunyai laju koefisien pertumbuhan yang
rendah membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai panjang maksimumnya
maka cenderung berumur lebih panjang (Sparre, et al., 1989)
2.3. Kebutuhan Nutrisi pada Ikan Gurami
Setiap ikan membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya
dan dipengaruhi oleh umur/ukuran ikan, pada umumnya ikan membutuhkan
beberapa nutrisi tersebut :
a. Protein
Protein merupakan nutrien yang harus ada atau esensial untuk pertumbuhan
dan pertahanan hidup semua hewan. Diantara makronutrien, protein merupakan
komponen yang paling mahal dalam pakan buatan terutama untuk ikan, karenakan
ikan membutuhkan protein pada tingkat yang lebih tinggi (yaitu 30 hingga 55%)
dibandingkan dengan hewan darat lainnya.
Terdapat sedikitnya 2 penentu nilai protein untuk ikan.Pertama
adalahkecernaannya, jika protein tidak tercerna, maka protein tersebut tidak
memiliki nilai nutrisi.Faktor lainnya adalah komposisi kimiawi dari protein 13
tersebut. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan dengan berbagai macam
spesies ikan untuk menetapkan tingkat protein yang optimal dalam pakan, maka
informasi itu sendiri tanpa dibantu data akan kebutuhan asam amino esensial akan
memiliki nilai yang terbatas.
Jumlah dan jenis asam amino seperti asam amino esensial dan non esensial
merupakan termasuk faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan. Kadar
protein yang optimal untuk pertumbuhan benih ikan gurami adalah 43,29% untuk
ukuran 0,15-0,18 g/ekor. Sedangkan pada ikan gurami berukuran 27-35 g/ekor
dibutuhkan kadar protein 32,14% (Mokoginta, 1994).
Kebutuhan ikan terhadap protein bergantung pada spesies, ukuran, faktor
lingkungan, dan jenis makanan. Penurunan bobot tubuh ikan secara cepat
dipengaruhi oleh kurangnya protein pada pakan.Di dalam tubuh ikan terjadi
penarikan kembali protein dari berbagai jaringan untuk mempertahankan fungsi
9
jaringan yang lebih penting. Namun jika ketersediaan protein terlalu banyak,
maka protein akan digunakan untuk membuat protein baru dan sisanya akan
menghasilkan energi (NRC, 1983)
b. Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C),
Hidrogen (H), dan oksigen (O) sebagai sumber unsur utama. Pada ikan, lemak
digunakan sebagai sumber energi utama, pembentuk struktur sel, dan
pemeliharaan keutuhan biomembran yang berperan dalam pengangkutan antarsel
untuk nutrien.
Menurut Jangkaru (2004), lemak secara normal dicerna cukup baik = 8,5
kcal ME/gram. Ikan membutuhkan lemak sebagai : sumber energi dan untuk
memelihara bentuk dan fungsi membran/jaringan (phospolipid), serta untuk
cadangan energi untuk kebutuhan energi jangka panjang selama periode yang
penuh aktifitas atau tanpa makan dan menjaga keseimbangan dan daya apung ikan
di dalam air. Kadar lemak yang dianjurkan berkisar 4 - 16% peranan lemak bagi
ikan adalah sebagai sumber energi diurutan kedua setelah protein. Lemak dalam
makanan ikan mempunyai peran yang penting sebagai sumber energi karena
lemak dapat mengahasilkan sumber energi yang lebih besar (Mudjiman, 1984)
c. Karbohidrat
Menurut karbohidrat terdiri dari beberapa bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN), serat kasar, unsurnya terdiri dari 17 (C, H, O), menurut ukurannya KH
digolongkan menjadi 3 yaitu, monosacharida, disacharida, polysacharida. Ikan
mempunyai kemampuan lebih rendah dalam memanfaatkan karbohidrat
dibandingkan dengan hewan daratan, namun karbohidrat harus tersedia dalam
pakan ikan, karena jika karbohidrat tidak cukup tersedia maka nutrien yang lain
seperti protein dan lemak akan dimetabolisme untuk dijadikan energi sehingga
pertumbuhan ikan akan menjadi lambat. Karbohidrat merupakan zar organik yang
Wilson (1994), mewakili 50-75 % jumlah bahan kering dalam pakan ikan, yang
berasal dari biji-bijian serat kasar yang dibutuhkan untuk pakan gurami 8-20 %
(Wilson, 1994).
10
d. Mineral
Mineral merupakan bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan dalam
jumlah yang kecil tetapi memegang peranan yang sangat penting. Mineral
mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai komponen utama dalam struktur tulang,
eksoskleton, menjaga keseimbangan tekanan osmotik, struktur dari jaringan,
transmisi impul saraf, dan kontraksi otot sebagai kofaktor dalam
metabolisme,katalis, dan enzim aktivator (Tacon, 1997). Menurut Reezky (2012),
mineral pada ikan diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang, gigi, dan bahkan
sisik. Kadar mineral yang baik sebesar 10-15 %.
e. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit,
tetapi penting untuk mempertahankan tubuh normal dan Vitamin ini harus
didapatkan dari makanan, karena tubuh sendiri tidak dapat membuatnya (Hanna,
2009).Vitamin dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah sedikit untuk menjaga
kesehatan dan pertumbuhan ikan.Vitamin terdiri dari 2 jenis yaitu vitamin yang
larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini berfungsi untuk
merombak karbohidrat, lemak,protein dan mineral menjadi energi untuk
pertumbuhan dan reproduksi (Widayati dan Lestari, 1996).
2.4. Proses Pencernaan Makanan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme
fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (Fujaya, 2004). Secara
anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan
makanan, tingkah laku ikan, dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada
ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan
kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).Pencernaan ikan dapat berlangsung
secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara fisik dimulai dari bagian rongga
mulut yaitu dengan berperannya dalam proses pemotongan dan penggerusan
makanan.
11
a. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang
nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan herbivora.
Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya
(lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Yandez, 2003).
Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses
pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak,
berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian
bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat
organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat
memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang
berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada
yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus
depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu
saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan
terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
2.5. Tepung Daun Gamal
Gamal atau Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa yang dapat
tumbuh dengan cepat didaerah tropis,dapat tumbuh pada berbagai macam tipe
tanah, dan pH rendah sampai tinggi (4,5-6,9), serta tahan terhadap curah hujan
yang rendah sampai tinggi (50–100mm/bln).Tanaman gamal merupakan tanaman
yang cocok tumbuh di daerah tropis sehingga dapat ditemukan pada semua
tempat. Selain sebagai pakan ternak, tanaman gamal juga digunakan sebagai
tanaman pelindung dan mencegah erosi pada lahan-lahan yang kritis.Walaupun
12
sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun daun gamal juga sudah dikenal sejak
lama. Menurut Parakasi (1990), masalah utama dari Gliricidia bukan pada tingkat
racunnya, tetapi pada tingkat kesukaan (palatability).
Tepung daun gamal mempunyai kandungan zat-zat gizi yang tinggi yaitu
protein kasar 25 %, serat kasar 14 %, lemak kasar 4,3 %, lignin 8,6%, abu 8,8%,
Ca 2,7%, P 0,35% dan kaya akan asam-asam amino. Namun demikian
pemakaiannya terbatas yaitu sekitar 2,5 % dari total pakan, hal ini dikarenakan
tepung daun gamal mengandung zat anti nutrisi yang berupa HCN dan tanin
(Saptono, 1995)
Raharjo (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi level tepung daun gamal,
maka kandungan serat kasar semakin tinggi.Hal ini akan mempengaruhi volume
pakan karena mempunyai sifat bulky. Disamping itu juga ada peningkatan bau
daun gamal dan rasa pahit pada pakan yang mempengaruhi palatabilitas pakan.
2.6. Pakan Buatan
Pakan buatan merupakan makanan bagi ikan yang dibuat dengan formulasi
tertentu berdasarkan kebutuhan nutrien pada ikan.Komposisi pakan dapat berbeda
sesuai dengan jenis ikan.Komponen utama dalam pakan adalah protein, lemak dan
karbohidrat.Karena itu, ketersediaan pakan merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap pertumbuhan (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
MenurutMurtidjo (2001) penyusunan makanan ikanperlu
memperhitungkanbiaya yang efektif dan efisien. Selain itu memerlukan
penanganan yang tepat dan cermat mulai dari pemilihan dan seleksi bahan
makanan. Kualifikasi yang diperlukan untuk maksud tersebut adalah pengetahuan
tentang makanan ikan, khususnya metode penyusunan makanan ikan.
2.7.Kecernaan Pakan
Kecernaan adalah zat-zat makanan dari konsumsi pakan yang tidak
diekskresikan kedalam feses, selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan
yang dieksresikan dalam feses merupakan jumlah zat makanan yang dapat
dicerna.Jadi kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan
pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Tinggi rendahnya kecernaan bahan
13
pakan memberikan arti seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat
makanan dalam bentuk yang dapat dicernakan ke dalam saluran
pencernaan.Kecernaan dapat dipergunakan sebagai salah satu cara untuk
menentukan nilai pakan dan selanjutnya dikatakan tinggi nilainya kecernaan suatu
bahan pakan penting karena:
1. Semakin tinggi nilai kecernaan suatu bahan pakan makin besar zat-zat
makanan yang diserap.
2. Walaupun tinggi kandungan zat makanan, jika nilai kecernaannya rendah,
maka tidak ada gunanya.
3. Untuk mengetahui seberapa besar zat-zat yang dikandung pakan yang dapat
diserap untuk kehidupan pokok, pertumbuhan dan produksi.
Nilai kecernaan suatu bahan pakan menunjukkan bagian dari zat-zat
makanan yang dicerna dan diserap, sehingga siap untuk mengalami metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan adalah: (1)
penyiapan makanan, (2) jumlah makanan, (3) komposisi ransum, (4) jenis hewan,
(5) komposisi zat makanan, (6) bentuk fisik bahan pakan, (7) lemak, (8) defisiensi
zat makanan, dan (9) zat anti-nutrisi. Pengujian kecernaan dilakukan untuk
mengetahui kualitas suatu bahan karena salah satu faktor penting yang harus
dipenuhi oleh suatu bahan pakan adalah daya cerna bahan tersebut.
Pencernaan adalah proses penghancuran pakan menjadi molekul-molekul
mikro melalui rangkaian proses fisik maupun kimiawi, sehingga dapat diserap
melalui dinding usus ke dalam kapiler darah. Proses ini terus-menerus diawali
dengan pengambilan pakan dan berakhir dengan pembuangan sisa pakan
(Zoonneveld, et al., 1991). Kecernaan adalah suatu parameter yang menunjukkan
berapa banyak makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh tubuh (Lovel, et al.,
1988), karena dalam suatu proses pencernaan selalu ada bagian makanan yang
tidak dapat dicerna dan dikeluarkan dalam bentuk feses (Affandi, et al., 1992).
Ikan mempunyai kemampuan mencerna yang berbeda dengan hewan darat
(Watanabe, 1988).
Hepher (1988) menyatakan bahwa kecernaan pakan dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu: keberadaan enzim dalam saluran pencernaan ikan, tingkat aktivitas
enzim-enzim pencernaan, dan lamanya pakan yang dimakan bereaksi dengan
14
enzim pencernaan. Setiap faktor tersebut akan dipengaruhi oleh faktor
sekunderyang berhubungan dengan spesies ikan, umur dan ukuran ikan, kondisi
lingkungan dan komposisi serta ukuran dan jenis pakan yang dikonsumsi.
Kapasitas lambung dan laju pakan dalam saluran cerna merupakan variabel
dari kecernaan. Ikan yang berbobot lebih kecil akan mengosongkan sejumlah
pakan (persentase bobot tubuh per jam) dari dalam lambungnya lebih cepat
dibanding ikan yang berbobot lebih besar. Akan tetapi semakin besar ukuran ikan,
kecernaan komponen serat semakin baik.Selain faktor ukuran ikan, nilai
kecernaan dipengaruhi oleh komposisi pakan, jumlah konsumsi, status fisiologi
dan manajemen pemberian pakan.
Menurut Affandi et al. (1992) dalam proses pencernaan tidak semua
komponen pakan yang dimakan dapat terserap, karena pada kenyataannya ada
sebagian pakan yang tidak dapat tercerna. Bagian tersebut akan dikeluarkan dari
dalam tubuh ikan berupa feses. Penentuan nilai kecernaan suatu bahan makanan
adalah membandingkan kadar nutrien atau energi pakan dengan energi feses yang
dinyatakan dalam satuan persen.
Kemampuan cerna ikan terhadap suatu jenis makanan bergantung pada
faktor fisik dan kimia makanan, jenis makanan, umur ikan, sifat fisik dan kimia
air serta jumlah enzim pencernaan pada sistem pencernaan gastrointestinal (NRC,
1983).Secara umum daya cerna untuk protein berkisar 70-90%, untuk karbohidrat
berkisar antara 5-15%, serta untuk tepung selulosa dan glukosa 1%.Daya cerna
ikan terhadap karbohidrat sangat rendah, bergantung pada spesies
ikannya.(Zonneveld,et al., 1991).Pakan yang berasal dari bahan nabati biasanya
lebih sedikit dicerna dibanding dengan bahan hewani. Hal tersebut dikarenakan
bahan nabati memilik serat kasar yang sulit dicerna dan mempunyai dinding sel
kuat yang sulit dipecahkan (Hepher, 1988)
Untuk mengukur kecernaan terdapat dua metode yaitu metode koleksi feses
dan metode indikator (Maynard, et al., 1979).Sangat sulit memisahkan feses dari
air dan sisa sisa ransum. Oleh sebab itu, pendekatan yang paling tepat untuk
mengatasi sulitnya pengukuran jumlah konsumsi dan pengumpulan feses adalah
dengan metode indikator (Cho, et al., 1985)
15
Indikator adalah bahan yang bersifat inert yang berarti dapat ditemukan
kembali di dalam feses, dengan kriteria : (1) harus tidak dapat doabsorbsi, (2)
harus tidak disamarkan oleh proses pencernaan, (3) harus secara fisik sama atau
bergabung dengan bahan pakan yang akan diuji dan (4) metode pengambilan
sampel digesta harus spesifik dan sensitif (Maynard, et al., 1979).
Indikator yang mempunyai sifat tersebut adalah Chromium Oxide (Cr2O3).
Jumlah kromium yang digunakan dalam penentuan kecernaan adalah 0,5-1,0%.
Keuntungan dari penggunaan indikator ini adalah feses yang telah dikumpulkan
dapat dianalisa kandungan nutriennya sehingga dapat diketahui koefesien daya
cerna suatu nutrien dalam pakan tersebut (Takeuchi, 1982).
16
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017 di Laboratorium
Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Lampung. Analisis proksimat
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri
Lampung Sedangkan uji kecernaan pakan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi
Ikan, Institut Pertanian Bogor.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1. Alat penelitian
Alat yang akan digunakan dalam penelitian antara lain bak
penampunganukuran 200 × 100 × 100 cm, wadah pemeliharaan berupa akuarium
berukuram 50 x 40 x 40 cm sebanyak 12 buah, mesin pencetak pakan, oven,
instalasi aerasi, timbangan digital, blower, termometer, DO meter, pH paper, botol
sampel, plastik, serokan, saringan, baskom, penggaris dan alat tulis.
3.2.2. Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ikan uji
Ikan uji adalah ikan gurami yang berasal dari petani ikan dengan ukuran 5–7cm
sebanyak 144 ekor.
2. Pakan uji
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung daun gamal,
tepung ikan, tepung jagung, tepung kedelai, tepung pollard, minyak jagung,
minyak ikan, premix, tepung terigu dan Cr2O3 (sebagai bahan indikator).
Komposisi bahan baku untuk pakan uji yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
17
Tabel 1. Komposisi Bahan Baku Pakan Uji
Bahan Pakan Perlakuan (%)
A B C D
Tepung Ikan 56 56 56 56
Tepung Kedelai 23,5 20,5 17,5 14,5
Tepung Jagung 4 4 4 4
Tepung Daun Gamal 0 5 10 15
Tepung Pollar 8 6 4 2
Tepung Tapioka 2 2 2 2
Minyak Ikan 3 3 3 3
Minyak Jagung 1 1 1 1
Premix 1 1 1 1
Vitamin C 0,5 0,5 0,5 0,5
Cr2O3 `1 1 1 1
Jumlah 100% 100% 100% 100%
Tabel 2. Ratio Energi Tepung Daun Gamal
No Hasil Proksimat Tepung Daun
Gamal
1. Kadar Air (%) 6,2121
2. Kadar Abu (%) 10,1676
3. Protein (%) 27,4402
4. Lemak (%) 4,9830
5. Serat Kasar (%) 14,6421
6. Karbohidrat (%) 36,5551
GE (Gross Energy) (Kkal) 3508,29
3.3. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan
diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
Perlakuan A = Proporsi tepung daun gamal 0 %
Perlakuan B = Proporsi tepung daun gamal 5 %
Perlakuan C = Proporsi tepung daun gamal 10 %
Perlakuan D = Proporsi tepung daun gamal 15 %
18
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
i = Perlakuan A, B, C dan D
j = Ulangan 1, 2, 3
Yij = Nilai pengamatan dari pemberian pakan dengan persentase tepung daun
gamal yang berbeda ke-I terhadap sintasan dan pertumbuhan pada
ulangan ke-j.
𝜇 = Nilai tengah pengamatan
𝜏i = Pengaruh pemberian pakan dengan persentase tepung daun gamal yang
berbeda ke-i terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gurami.
εij = Pengaruh galat percobaan pada pemberian pakan dengan persentase
tepung daun gamal yang berbeda ke-i terhadap sintasan dan pertumbuhan
pada ulangan ke-j
Untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan analisis ragam
(Anova) pada selang kepercayaan 95% dan akan dilanjutkan dengan uji beda
nyata terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001).
Tata letak akuarium yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :
Gambar 3. Tata letak akuarium selama penelitian
Gambar 3. Tata letak akuarium selama penelitian
Yij = 𝜇 + 𝜏i + εij
A2 B3 D1 B2 C2 D3
D2 A3 C3 B1 A1 C1
19
Keterangan :
A1 : Perlakuan A ulangan 1 C1 : Perlakuan C ulangan 1
A2 : Perlakuan A ulangan 2 C2 : Perlakuan C ulangan 2
A3 : Perlakuan A ulangan 3 C3 : Perlakuan C ulangan 3
B1 : Perlakuan B ulangan 1 D1 : Perlakuan D ulangan 1
B2 : Perlakuan B ulangan 2 D2 : Perlakuan D ulangan 2
B3 : Perlakuan B ulangan 3 D3 : Perlakuan D ulangan 3
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan
a. Pembuatan tepung daun gamal
1. Dilakukan persiapan penelitian yang meliputi pembuatan tepung daun gamal,
pembuatan pakan, persiapan wadah dan media pemeliharaan, serta persiapan
ikan uji.
2. Pembuatan tepung daun gamal, diawali dengan dikumpulkan daun gamal dari
pohon gamal disekitar wilayah Lampung. Daun gamal dicuci hingga bersih.
3. Setelah dicuci bersih daun gamal dikeringkan menggunakan oven pada suhu
60°C selama 6 -10 jam.
4. Hasil yang didapat digiling menjadi tepung dan di analisa kadar proteinnya.
b. Pembuatan pakan uji
1. Dalam tahap pembuatan pakan, bahan baku yang digunakan seperti
tepungdaun gamal terfermentasi, tepung ikan, tepung jagung, tepung kedelai,
minyak ikan, minyak jagung, premixdan Chromium oxide(Cr2O3) sebagai
bahan indikator.
2. Kemudian bahan baku ditimbang sesuai dengan formulasi perlakuan
dandicampurkan semua bahan baku hingga homogen.
3. Proses selanjutnya dicetak dengan menggunakan mesin pencetak pelet dan
dikeringkan dengan cara dijemur selama 2 hari.
4. Setelah pelet benar-benar kering pelet dibentuk sesuai dengan bukaan mulut
ikan Gurami.
5. Proses terakhir yaitu dilakukan uji proksimat untuk mengetahui kandungan
nutrisi formulasi pakan untuk setiap perlakuan.
20
c. Persiapan wadah dan media pemeliharaan
1. Persiapan tempat pemeliharaan diawali dengan akuarium dicuci dengan
dibersihkan dan dikeringkan, diatur letak wadah, disiapkan aerasi, dan
diisi air.
2. Setiap akuarium diisi air sebanyak 25 liter dan diberi aerasi. Sebelum
digunakanair tersebut ditampung terlebih dahulu dan diberi aerasi selama 24
jam.
3. Persiapan ikan uji meliputi ikan gurami diambil dari petani ikan berukuran 5 -
7 cm dan diaklimatisasiselama 3-5 hari untuk mengadaptasikan pada kondisi
lingkungan yangbaru.
3.4.2. Pelaksanaan
1. Benih ikan gurami dimasukan ke dalam dalam akuarium dengan kepadatan
12 ekor/akuarium.
2. Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 60 hari dengan pemberian pakan
sebanyak 5% dari bobot tubuh dan frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga
kali sehari pada pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB dan 17.00 WIB.
3. Selama masa pemeliharaan dilakukan sampling setiap 10 hari sekali untuk
mengukur pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
4. Pada hari ke delapan pemeliharaan, feses ikan gurami mulai diambil dengan
cara disipon.
5. Kemudian feses dimasukkan ke dalam botol film untuk dianalisis tingkat
kecernaannya.
3.4.3.Pengamatan
Selama penelitian berlangsung parameter yang diamati adalah sintasan,
pertumbuhan berat mutlak, kecernaan protein, kecernaan total, pertumbuhan
harian, FCR, kandungan nutrisi pakan uji dan kualitas air.
21
𝑆𝑅 =𝑁𝑡
𝑁𝑜𝑥 100%
a. Kecernaan Protein dan Kecernaan Total (%)
Nilai kecernaan protein dan kecernaan total dihitung berdasarkan persamaan
Takeuchi (1982) :
Keterangan : a = % Cr2O3 dalam pakan (%)
a’ = % Cr2O3 dalam feses (%)
b = % nutrien (protein) dalam pakan (%)
b’ = % nutrien (protein) dalam feses (%)
b. JumlahKonsumsi Pakan(JKP)
Tingkat palatabilitas pakan diukur dari jumlah konsumsi pakan (JKP) .Jumlah
konsumsi pakan (JKP) ditentukan dengan menimbang jumlah pakan yang
diberikan pada ikan uji setiap hari selama percobaan dilakukan. Pada akhir
percobaan, pakan yang telah diberikan dijumlahkan dan dikurangi sisa pakan
yang diambil dari wadah pemeliharaan karena tidak dimakan ikan dan telah
dikeringkan.
c. Sintasan
Sintasan merupakan nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup
diakhir pemeliharaan dengan jumlah organisme awal saat penebaran yang
dinyatakan dalam bentuk persen. Sintasan atau kelangsungan hidup (SR)
dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Effendi (1997) yaitu:
Kecernaan Protein (%) = 100-(100 x a/a’ x b’/b)
Kecernaan Total (%) = 100-(100 x a/a’)
JKP = Jumlah Pakan yang diberikan – Jumlah Sisa Pakan
22
Keterangan : SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan Akhir (ekor)
No = Jumlah ikan awal (ekor)
d. Pertumbuhan Berat Mutlak dan Berat Harian
Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir
pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1997).
Keterangan : Wm = Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = Berat rata-rata awal (g)
Average Dailly Gain (ADG) adalah rata-rata kecepatan pertambahan berat badan
harian yang diperoleh dengan berat akhir dikurangi berat awal kemudian dibagi
lama pemeliharaan.
Keterangan : ADG = Pertumbuhan berat harian (g/hari)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = Berat rata-rata awal (g)
t = Lama Pemeliharaan (hari)
e. Feed Convertion Ratio (FCR)
Feed Convertion Ratio (FCR) adalah :perbandingan antara jumlah pakan
yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan (Mudjiman, 1984).
𝐹𝐶𝑅 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝑊𝑡 −𝑊𝑜
𝐴𝐷𝐺 = 𝑊𝑡 −𝑊𝑜
𝑡
𝑊𝑚 = 𝑊𝑡 −𝑊𝑜
23
Keterangan : FCR = Nilai Konversi pakan
Wt = Berat rata-rata ikan akhir (g)
Wo = Berat rata-rata ikan awal (g)
f. Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah: pH, Suhu,
DO (Oksigen terlarut), Amoniak (NH3). Parameter tersebut diukur pada awal,
tengah dan akhir pemeliharaan.
3.5. Analisis Data
Pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan dianalisis dengan
menggunakan analisis ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda
nyata maka dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT) dengan selang
kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001).
39
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan
dengan penambahan tepung daun gamal (Gliricidia sepium) memberikan hasil
tidak berbeda nyata terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gurami
(Osphronemus gouramy) maka dapat disimpulkan bahwa tepung daun gamal
dapat mengantikan tepung kedelai dalam pakan dengan dosis optimum 5-15 %
dalam komposisi pakan.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pertumbuhan dan tingkat
kecernaan pakan buatan dengan penambahan proporsi tepung daun gamal dalam
bentuk pakan terapung.
40
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, D.W., Martawijaya, E.L., dan Setiawan, B.D. (2002). Pembenihan
Gurami di Dalam Akuarium. PT. Agro Media Pustaka, Jakarta
Affandi, R., Sjafei,D.S., Rahardjo,M.F., dan Sulistiono. (2009). Fisiologi ikan.
Pencernaan dan Penyerapan Makanan.IPB Press, Bogor
Affandi, R. (2016). Studi Kebiasaan Makanan Ikan Gurame Osphronemus
Gouramy. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 1(2), 56-
67.
Afrianto, E. dan Liviawaty, E. (2005). Pakan Ikan. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta. dalamPutri, N.T., Santoso, L., dan Samsudin, R. (2013).
Aplikasi Bungkil Inti Sawit Melalui Pemberian Enzim Rumen dan
Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ikan Nila Best (Oreochromis
niloticus). AQUASAINS, 2(1), 53-56.
Agri(2011). Panduan Lengkap Budidaya Gurami. Agro Media, Jakarta.
Ahmad, N., Martudi, S., dan Dawami, D. (2017). Pengaruh Kadar Proteinyang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy). JURNAL AGROQUA: Media Informasi Agronomi dan
Budidaya Perairan, 15(2), 51-58.
Pengkajian, B. dan Utara, T.P.S. (2008). Teknologi Penggemukan Sapi
Menggunakan Daun Gamal. Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian,
Sulawesi Utara.
Cecha, A. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy).http://sasmithapraja.wordpress.com/2011/01/10/pertumbuhand
anperkembangan/. Diakses tgl 27 November 2017 (13:00 WIB).
Pangan, J. T., Rosida, D. F., Yulistiani, R., dan Ardiani, W. (2015). Isolasi Protein
Biji Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) Menggunakan Cairan Rumen
Domba. REKAPANGAN, 8(1),117-127.
Djajasewaka, H. (1985). Pakan Ikan (Makanan Ikan). Edisi II. Penerbit CV
Yasaguna, Jakarta.
Djarijah, A. S. dan Puspowardoyo, H. (1992). Membudidayakan Gurami secara
Intensif. Kanisius, Yogyakarta.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya,Jakarta
41
Effendi, M.I. (1991). Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Effendie, M.I. (1997). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara,
Yogyakarta.
Fujaya, Y. (2004). Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.
Cetakan pertama. Rineka Putra, Jakarta.
Handayani, S. (2006). Studi efisiensi pemanfaatan karbohidrat pakan bagi
pertumbuhan ikan gurame (Osphronemusgouramy)Sejalan dengan
Perubahan Enzim Pencernaan dan Insulin. Skripsi.Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor, Bogor
Hepher, B. (1988). Nutrition of Pond Fishes. Cambridge Univ. Press, Cambrige,
New York, USA.
Hickling, C.F. (1971). Fish Culture. Faber and Faber, London.
Khairuman dan Amri, K. (2005). Membuat Pakan Ikan Konsumsi. PT AgroMedia
Pustaka, Depok.
Khalil, M., Zahnila, Z., dan Hartami, P. (2015). Studi Pengunaan Pakan Pelet
Hasil Formulasi dari Bahan Baku Nabati Untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemusgouramy). Jurnal
Terubuk, 43(1), 32-44.
Mathius, I. W., Rangkuti, M., dan Djajanegara, A. (1981). Daya Konsumsi dan
Daya Cerna Gliricidia (Gliricidia maculata HB & K). Lembaran LPP,
(IX)2-4 . 21-24 .
Maynard, L.A., Loosli, J.K.,Hintz, H.F., danWarner, R.G.(1979). Animal
Nutrition. Seventh Edition McGraw-Hill Book Company, New Delhi.
Mokoginta, I., Suprayudi, M. A., dan Setiawati, M. (1994). Kebutuhan nutrisi
ikan gurame (Oshpronemus gouramy) untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Lap. Pen. HB. II/2, Dirbinlitabnas, Dikti, Dcpdikbud. IPB.
Phromkunthong, W., Vong Yai, S., Nakachart, D., dan Chittiwan, V. (2002).
Digestibility Uplifts of Palm Kernel Cake and Soybean Meal Confined by
Ronozyme VP in Sex-Reversed Black Tilapia (Oreochromisniloticus).
Roche Aquaculture Asia Pacific, Bangkok.
Piper, R. (2010). Fish Hatchery Management. www.Forgotten book.Org. Diakses
pada tanggal 23 Juli 2017 pukul 15.00 WIB.
Rasoarahona, J.R.E., Barnathan, G., Bianchini, J.P. dan Gaydou, E.M. (2005).
Influence of Season on the Lipid Content and Fatty Acid Profiles of Three
42
Tilapia Species (Oreochromis niloticus, O. macrochir and Tilapia
rendalli) From Madagascar. Food Chemistry, 91(4), 683–694.
Reezky. (2012). http://www.zonaikan.com/2012/11/kebutuhan-nutrisi-
ikan.htmlIdiakses pada tanggal 23 Juli 2017 pukul 16.00 WIB.
Robinson, T. (1991). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke–6. a.b.
Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB, Bandung.
Saptono, E. (1995). Penggunaan Tepung Daun Gamal Sebagai Pakan Ayam
Pedaging. Sinar Tani, Yogyakarta.
Sparre, S. W., dan Chow, W. G. (1989). Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis
II. The International Society of Nephrology Massachusetts, USA.
Steel, G. D., dan, Torrie, J. H. (2001). Principles and Procedure of Statistics A
Biometrical Approach, Mc Graq-Hill Inc, New York.
Tacon, A. G. J. (1997). Feed preparation and feed management strategies within
semi-intensive fish farming systems in the tropics. Aquaculture, 151(1-4),
379-404.
Takeuchi, T. (1982). Laboratory Work-Chemical Evaluation Of Dietary Nutrients.
Fish nutrition and mariculture. 179-233. dalam Watanabe, T. (1988) Fish
Nutrition And Mariculture. Departement Of Aquatic Biosciences Tokyo
Univercity Of Fisheries. JICA, Tokyo.
Wardoyo, S.T.H. (1975). Pengelolaan Kualitas Air. IPB. Bogor. 41 hal. Dalam
Kelabora, D. M. (2012). Pengaruh suhu terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan larva ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Terubuk, 38(1).
242-248.
Watanabe, T. (1988). Fish Nutrition and Mariculture, JICA Textbook the General
Aquaculture Course. Kanagawa International Fish Training Center,Tokyo.
Welcomme, R.L. (1988). International Introductions of Indland Aquatic Species.
FAO Fisheries Technical Paper 294: 212-214.
Wiadnya, D. G., Kartikaningsih, H., Suryanti, Y., dan Subagyo, S. (2017). Periode
Pemberian Pakan yang Mengandung Kitin untuk Memacu Pertumbuhan
dan Produksi Ikan Gurami(Osphronemus gouramy). Jurnal Penelitian
Perikanan Indonesia, 6(2), 62-67.
Widayati, E.dan Lestari, Y. W.(1996). Limbah Untuk Pakan Ternak.Trubus
Agrisarana.Surabaya. 18-25.
Price, S. dan Wilson, A. (1994). Patofisiologi, Konsep klinik Proses-Proses
Penyakit. Buku ke-2, Edisi, 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta.
43
Wootton, R. J., Allen, J. R. M., dan Cole, S. J. (1980). Effect of body weight and
temperature on the maximum daily food consumption of Gasterosteus
aculeatus L. and Phoxinus phoxinus (L.): selecting an appropriate
model. Journal of Fish Biology,17(6), 695-705.
Yuniarti. (2006). Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.)
Terhadap Produksi pada Sistem Budidaya dengan Pnegndalian Nitrogen
melalui Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2),
137-147
Zonneveld, N., Huisman, E.A., danBoon, J. H. (1991). Prinsip-Prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Top Related