i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN TERONG UNGU (Solanum melongena L.)
DENGAN MENGGUNAKAN POLYBAG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Eling Urwan
NIM: 101434043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya saya yang sederhana ini saya persembahkan kepada:
Allah Bapak yang mahakuasa
Kedua Orang tua saya
Keenam adik kandung saya
Segenap keluarga dan sanak saudara saya
Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang
Para sahabat atau teman-teman
Program Studi pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Cita-cita dan impian adalah hak setiap orang, dalam menggapai cita-cita dan
impian kita bisa lakukan dengan baik tetapi kita tidak bisa mengukur
seberapa besar cita-cita dan impian kita.
‘’Anonim’’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN TERONG UNGU (Solanum melongena L.)
DENGAN MENGGUNAKAN POLYBAG
Eling Urwan
101434043
Universitas Sanata Dharma
Terong ungu (Solanum melongena L.) merupakan salah satu produk
holtikultura yang memainkan peran penting bagi perekonomian negara Indonesia
yang merupakan salah satu negara yang memiliki hasil komoditas terbaik serta
memiliki nilai jual yang tinggi dan sangat penting bagi perolehan devisa negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan terong
ungu yang ditanam dengan media tanam yang diberi pupuk organik cair dan
media tanam tanpa pemberian pupuk organik cair dan untuk mengetahui media
tanam yang ditambahkan dengan pupuk organik cair dapat membantu dalam
memaksimalkan pertumbuhan tanaman terong ungu.
Penelitian dilakukan di kebun praktikum Pendidikan Biologi Universitas
Sanata Dharma. Penelitian dilakukan selama 6 bulan satu minggu, mulai dari
tanggal 22 Februari 2016 sampai selesai pada tanggal 29 Agustus 2016. Metode
penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, terdapat 40 polybag tanaman
terong ungu masing-masing terdiri dari 20 polybag tanaman dengan pemberian
pupuk organik cair dan 20 polybag tanaman tanpa pemberian pupuk organik cair
dengan mengukur 2 parameter yaitu tinggi batang dan jumlah daun. Data yang
diperoleh di uji secara statistik menggunakan uji T-Test Independen.
Hasil perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi
terong ungu dan jumlah daun terong ungu terlihat signifikan, artinya tanaman
yang diberi pupuk organik cair dan tanpa diberi pupuk organik cair terjadi
perbedaan. Pertumbuhan tinggi batang diperoleh hasil tobs = 12,925 dan jumlah
daun diperoleh hasil tobs = 12,931 lebih besar dari tcrit = 2,042 (tabel tcrit) dengan α
= 0.05. Kesimpulan yang diperoleh adalah pemberian pupuk organik cair tidak
dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman terung ungu dalam polybag.
Kata Kunci: Pupuk Organik Cair, Pertumbuhan Terong Ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
INFLUENCE OF ORGANIC FERTILIZER FERTILIZER ON UNDREAMED
PLANT GROWTH (Solanum melongena L.) BY USING POLYBAG
Eling Urwan
101434043
Sanata Dharma University
Purple Eggplant (Solanum melongena L.) is one of the horticultural
products that plays an important role for the Indonesian economy which is one of
the best commodity and has high selling value and is very important for the
acquisition of foreign exchange. The purpose of this research is to know the
difference of growth of purple eggplant grown with planting media which is given
organic liquid fertilizer and planting medium without the application of liquid
organic fertilizer and to know the planting medium added with liquid organic
fertilizer can help in maximizing the growth of purple eggplant plant.
The study was conducted in the practice garden of Biology Education of
Sanata Dharma University. The study was conducted for 6 months one week,
starting from February 22, 2016 until it was completed on August 29, 2016. This
research method used experimental research, there are 40 polybag purple
eggplant plants each consisting of 20 polybag plants with the provision of liquid
organic fertilizer and 20 Polybag plant without the provision of liquid organic
fertilizer by measuring 2 parameters ie stem height and number of leaves. The
data obtained were tested statistically using Independent T-Test.
The results of statistical calculations show that the high growth of purple
eggplant and the number of purple eggplant leaf look significant, meaning that
the plants are given organic liquid fertilizer and without being given organic
liquid fertilizer there is a difference. Stem height growth was obtained by tobs =
12,925 and leaf number was obtained by tobs = 12,931 bigger than tcrit = 2,042
(tcrit table) with α = 0.05. The conclusion obtained is the provision of liquid
organic fertilizer can not maximize the growth of purple eggplant in polybags.
Keywords: Liquid Organic Fertilizer, Purple Eggplant Growth
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa karena
atas berkat dan segalah karunianya kepada penulis sehingga menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L) dengan
Menggunakan Polybag”.
Dalam penyusunan skripsi penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan,
semangat, motivasi dan doa yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Allah yang maha kuasa karena atas segala berkat yang telah diberikan
kepada penulis terutama dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. selaku dosen pembimbing dan
selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses
penyusunan skripsi.
3. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
membimbing, mengajari dan memberikan banyak pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi.
4. Segenap staf karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis.
5. Pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang yang telah
membiayai penulis selama mengikuti program Matrikulasi sampai
perkuliahan di Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6. Orang tua, saudara dan segenap keluarga yang selalu memberikan
dorongan baik moril maupun materil kepada penulis dalam mendukung
penulis selama studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
A. Definisi Terung Ungu (Solanum melongena L) ......................................................... 6
B. Pupuk Organik Cair ................................................................................................... 17
C. Pertumbuhan Terung Ungu ....................................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Media Tanam ............................................................................................................. 21
E. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 23
F. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 24
G. Hipotesis .................................................................................................................... 25
Bab II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 26
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................... 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................. 26
D. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 26
E. Alat Dan Bahan Penelitian ......................................................................................... 27
F. Cara Kerja .................................................................................................................. 28
G. Analisis Data .............................................................................................................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 36
A. Hasil Penelitian dan Analisis ..................................................................................... 36
1. Pola Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Terong Ungu ................................. 36
2. Pola Pertumbuhan Jumlah Daun Terong Ungu ................................................... 40
B. Pembahasan ............................................................................................................... 45
1 Pola Pertumbuhan Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L) ................... 45
2 Pengaruh Pemberian Pupuk Organic Cair Terhadap Pertumbuhan
Terong Ungu ........................................................................................................ 48
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pertumbuhan Tanaman Terong
Ungu ..................................................................................................................... 49
4. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 53
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ............... 54
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 56
B. Saran .......................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 57
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Kandungan dan Komposisi Nilai Gizi Tanaman Terong Ungu
per 100 gram buah .......................................................................................... 11
Tabel 3.1 Pertumbuhan Tinggi Terong Ungu dengan Pemberian Pupuk
Organik Cair ................................................................................................... 34
Table 3.2 Pertumbuhan Tinggi Terong Ungu dengan perlakuan Kontrol ...... 34
Table 3.3 Pertumbuhan Jumlah Daun Terong Ungu dengan pemberian
Pupuk Organik Cair ........................................................................................ 35
Table 3.4 Jumlah Daun Terong Ungu dengan perlakuan Kontrol .................. 35
Table 4.1 Rata-rata Pertumbuhan Tinggi Batang Terong Ungu ..................... 37
Table 4.2 Rata-rata Pertumbuhan Jumlah Daun Terong Ungu ....................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Batang Tanaman Terong Ungu .................................................... 8
Gambar 2.2 Buah Terong Ungu ....................................................................... 9
Gambar 2.3 Bunga Terong Ungu ................................................................... 10
Gambar 2.4 Biji Terong Ungu ....................................................................... 10
Gambar 2.5 Ulat Yang Menyerang Daun Terong Ungu ................................ 15
Gambar 2.6 Bercak Daun Pada Tanaman Terong Ungu ................................ 16
Gamabr 3.1 Penyusunan Polybag pada Tanaman Terong Ungu.................... 32
Gambar 4.1 Grafik Pola Pertumbuhan Tinggi Terong Ungu ......................... 39
Gambar 4.2 Grafik Pola Pertumbuhan Jumlah Daun Terong ungu ............... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu
(Solanum melongena L) .................................................................. 60
Lampiran 2. Hasil Perhitungan Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu (Solanum
melongena L) Menggunakan uji T-Test Independen. ...................... 68
Lampiran 3. Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan ..................................... 74
Lampiran 4. Gambar Lokasi dan Hasil Penelitian Tanaman Terung Ungu
(Solanum melongena L) ......................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesi merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang
setiap tahunnya terus bertambah. Kesadaran penduduk akan pentingnya
pangan seperti seperti sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi dapat
menyebabkan permintaan sayuran sangat terus meningkat. Sayuran
merupakan salah satu produk holtikultura yang banyak diminati oleh berbagai
kalangan masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi
kesehatan. Terong ungu merupakan salah satu komoditas unggulan yang
sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai kalangan
masyarakat.
Tanaman terong ungu (Solanum melongena L) adalah tanaman asli
daerah tropis. Tanaman ini awalnya berasal dari benua Asia yaitu India dan
Birma. Daerah penyebaran tanaman terong ungu awalnya di beberapa negara
antara lain di Karibia, Malaysia, Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur
dan Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke seluruh dunia, baik negara-
negara yang beriklim panas (tropis) maupun iklim sedang (sub tropis).
Pengembangan budidaya tanaman terong ungu paling pesat di Asia Tenggara,
salah satunya di Indonesia (Firmanto, 2011). Terong ungu merupakan tanaman
setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai 60-90 cm.
Tanaman terong ungu memiliki daun lebar dan berbentuk lonjong. Bunganya
berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna. Dikatakan bunga
sempurna karena terong ungu memiliki alat kelamin jantan dan betina secara
bersama-sama dalam satu organ. Bunga sempurna disebut juga hemaprodit
karena memiliki benang sari dan puitk di dalam organ yang sama sehingga
dapat mengalami penyerbukan sendiri. Bagian-bagian penting yang terdapat
pada bunga sempurna adalah; kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
danputik. Tanaman terung ungu dapat tumbuh pada hampir setiap jenis tanah.
Tetapi keadaan tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman terong ungu
adalah jenis tanah lempung berpasir, subur, kaya akan banyak organik, aerasi dan
drainasenya baik serta pH antara 6.8-7,3.
Tanaman terong ungu dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi,
suhu udara 22-300C (Rahmat, 2011). Buah terong ungu termasuk salah satu
yang banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat karena
mengandung kalsium, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitami B,
vitamin C, fosfor dan zat besi (Soetasad, 2000). Produksi hasil terong ungu di
Indonesia rata-rata mencapai 32,64 - 34,11 kwintal/hektar, padahal luas area
satu hektar dapat menghasilkan 30 ton terong (Rukmana, 2002). Terong ungu
memiliki potensi pasar tidak hanya di pasar dalam negeri saja tetapi juga
memiliki pasaran yang baik di pasar internasional, karena terong ungu
termasuk salah satu bahan pangan yang sering di ekspor ke beberapa negara
sehingga dapat meningkatkan kebutuhan terong ungu di pasaran lebih tinggi
(Firmanto, 2011).
Menurut Badan Pusat Statistik (2013), produktivitas tanaman terong di
Indonesia pada tahun 2012 mencapai 518,827 ton/ha mengalami kenaikan
sejak tahun 1997 sampai tahun 2012 sebesar 1,43%. Meskipun produksi
terung nasional tiap tahun cenderung meningkat tetapi masih produksi terung
di Indonesia masih rendah dan hanya menyumbang 1% dari kebutuhan dunia
(Simatupang, 2010). Hal ini dapat disebabkan karena luas lahan budidaya
terung yang masih sedikit dan bentuk budidayanya masih bersifat sampingan
dan belum intensif sehingga produksi terong masih terbatas atau rendah
artinya produksi terung tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
mendapatkan hasil produksi terung yang lebih baik, maka salah satu usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan produksi terung di Indonesia dapat
ditempuh melalui pemulihan tanaman yaitu dengan mengembangkan varietas-
varietas yang memiliki hasil dan kualitas yang bagus. Tujuan pemulihan
tanaman adalah untuk menyediakan varietas yang lebih produktif. Untuk
memperoleh informasi tentang berbagai genotipe terung perlu dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
seleksi terhadap genotipe-genotipe yang akan digunakan. Sehingga proses
pemulihan selanjutnya, akan diperoleh varietas unggul baru (Kusandriani dan
Permadi, 1996). Proses pemulihan tanaman terong ungu salah satunya
dilakukan dengan cara pemberian pupuk ke permukaan tanah atau disiramkan
ke permukaan daun sehingga tanaman mendapatkan nutrisi yang baik untuk
proses pertumbuhan.
Pemupukan adalah upaya pemberian nutrisi kepada tanaman guna
menunjang kelangsungan hidupnya. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik
maupun anorganik. Secara umum pupuk dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan bahan yang
mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan bagi tanaman. Pupuk anorganik
atau kata lain pupuk sintesis adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik atau
industri pupuk dengan meramu tanaman. Pupuk anorganik dibagi menjadi dua
golongan yaitu; pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk anorganik tunggal
adalah pupuk yang mengandung hanya satu jenis nutrien pokok seperti N
(Nitrogen), P (Posfor), dan K (Kalium). Pupuk majemuk adalah pupuk yang
mengandung dua atau tiga nutrien utama yang dibutuhkan tanaman yaitu
nitrogen, fosfor, atau kalium dalam satu pupuk. Pemberian pupuk
memperhatikan takaran yang diperlukan oleh tanaman, jangan sampai pupuk
yang digunakan kurang atau melebihi takaran yang akhirnya akan
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk dapat
diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun (Sutedjo, 2010).
Polybag adalah plastik segi empat dengan dominan berwarna hitam
yang digunakan untuk persemaian tanaman dengan ukuran tertentu yang
disesuiakan dengan jenis tanaman dan tujuan dari persemaian. Kegunaan
polybag adalah untuk memudahkan dalam perawatan tanaman, memudahkan
dalam pemiliahn bibit, menghemat lahan, memudahkan dalam pemindahan
polybag. Polybag berwarna hitam berfunsi untuk melindungi akar dari sinar
matahari, karena akar akan kering jika terkena sinar matahari dan akan
menyebabkan tanaman mati. Keuntungan dari polybag adalah biaya lebih
murah untuk pembelian dibanding pot, perawatannya mudah, per individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tanaman mudah dikontrol terutama untuk pemeliharaan seperti serangan
hama atau penyakit, kekurangan unsur hara. Kekurangan dari polybag dalam
perkebunan adalah kurang cocok untuk usaha skala besar, produktivitas
tidak maksimal dibandingkan dengan lahan, media tanam akan terkuras atau
unsur organiknya berkurang dan berat apabila dipindahkan ke tempat lain
(Anonim, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan terong ungu (Solanum
melongena L.) yang ditanam dengan media tanam yang diberi pupuk
organik cair dan media tanam tanpa pemberian pupuk organik cair.
2. Apakah pengaruh media tanam yang ditambahkan dengan pupuk organik
cair dapat membantu dalam memaksimalkan pertumbuhan tanaman terong
ungu (Solanum melongena L.).
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan terong ungu (Solanum
melongena L.) yang ditanam dengan media tanam yang diberi pupuk
organik cair dan media tanam tanpa pemberian pupuk organik cair.
2. Untuk mengetahui media tanam yang ditambahkan dengan pupuk organik
cair dapat membantu dalam memaksimalkan pertumbuhan tanaman terong
ungu (Solanum melongena L.).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
• Dapat mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan tanaman terung ungu (Solanum melongena L.) dengan
menggunakan wadah media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
• Untuk memperoleh pengalaman baru bagi penelitian
• Dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dengan menggunakan
media polybag
• Dapat memperluas dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang
pertanian.
2. Bagi guru
Melalui hasil penelitian dapat dijadikan materi sumbangan dalam
proses pembelajaran di sekolah terutama dalam materi praktikum pada
mata pelajaran biologi.
3. Bagi siswa
Siswa dapat mempraktekkan penelitian secara detail dan sederhana
melalui kegiatan praktikum yang dirancang oleh guru sehingga siswa
dengan mudah memahami karena siswa telah mengalami secara langsung.
4. Bagi masyarakat
Mendapatkan informasi baru yang diperoleh melalui hasil penelitian
ini dan dijadikan pedoman dalam memanfaatkan media polybag sebagai
lahan untuk bercocok tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terong Ungu (Solanum melongena L)
1. Domestikasi tanaman Terong Ungu
Terong merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal
dari Asia, terutama di India dan Birma. Tanaman terong dapat tumbuh
dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter diatas permukaan laut.
Dari kawasan tersebut terong kemudian disebarkan ke Cina pada abad ke-
5, selanjutnya disebarluaskan ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur,
Afrika Barat, Amerika Selatan dan daerah tropis lainnya. Terong
disebarkan pula ke negara-negara sub tropis, seperti Spanyol dan negara
lain di kawasan Eropa. Daerah penyebaran terung sangat luas sehingga
sebutan untuk tanaman terong sangat beraneka ragam, yaitu eggplant,
gardeneg, aubergine, melongene eierplant, atau eirefreuch.
Pengembangan budidaya terong paling pesat terjadi di Asia Tenggara.
Indonesia mulai mengembangkan tanaman terong diperkirakan sekitar
tahun 1960-an. Pada periode tahun 1961-1970 luas areal pertanaman
terong nasional sekitar 19.200 hektar, dan tahun 1991 meningkat pesat
menjadi 46.791 hektar. Pengembangan budidaya terong sangat baik di
dataran rendah. Hampir semua provinsi di Indonesia pada tahun 1991
membudidayakan terong ungu. Sentral pertanaman terong masih terpusat
di pulau Jawa dan Sumatera. Lima provinsi yang paling luas areal
pertanaman terong adalah provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan,
Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah (Rukmana, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Macam-Macam Terong
Berikut ada beberapa macam varietas tanaman terong yang secara
umum dapat dibudidayakan di Indonesia, sebagai berikut:
a. Terong Belanda (Solanum betaceum)
b. Terong Ungu (Solanum mengena L.)
c. Terong Telunjuk
d. Terong Putih
e. Terong Pipit (Solanum torvum Swartz)
3. Klasifikasi Terong Ungu
Terong ungu merupakan salah satu jenis terong yang paling terkenal
dari jenis terong lain. Adapun taksonomi terong ungu secara ilmiah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyte
Class : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familli : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.
4. Morfologi Terong Ungu
Menurut Rukmana, (2002), terung termasuk tanaman setahun yang
berbentuk perdu. Adapun morfologi tanaman terong ungu yaitu:
a. Batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Batang terong pada umumnya rendah (pendek), berkayu dan
bercabang. Tinggi batang tanaman bervariasi antara 50-150 cm
tergantung pada jenis varietasnya. Permukaan kulit batang, cabang,
ataupum daun tertutup oleh buluh-buluh halus. Menurut Foodreference
(2010), tinggi tanaman terong mencapai 40-150 cm dan memiliki
daun berukuran panjang 10-20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna
putih hingga berwarna ungu serta memiliki lima mahkota bunga.
Berbagai varietas tanaman terong tersebar luas di dunia, perbedaannya
terletak pada bentuk, ukuran dan warna.
Sumber: dokument pribadi, 2016
Gambar 2.2 Batang Tanaman Terong Ungu
b. Buah
Morfologi buah terong ungu memiliki bentuk yang beragam yaitu
silindris, lonjong, oval atau bulat. Letak buah terong tergantung dari
tangkai buah. Dalam satu tangkai umumnya terdapat satu buah terong
ungu, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu buah. Biji terong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
terdapat dalam jumlah banyak yang tersebar di dalam daging buah.
Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan.
Sumber: Dokument Pribadi, 2016
Gambar 2.3 Buah Tanaman Terong Ungu
c. Bunga
Bunga terong ungu sering disebut sebagai bunga banci, karena
memiliki dua kelamin. Dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan
(benang sari) dan betina (putik). Bunga terong ungu berbentuk bintang,
berwarna biru atau lembayung, cerah sampai gelap. Penyerbukan
bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri
(Rukmana, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sumber :Iinternet, 2016
Gambar 2.4 bunga terong ungu
d. Biji
Buah terong ungu menghasilkan biji yang berukuran kecil-kecil
berbentuk pipih dan berwarna coklat muda. Biji merupakan alat
reproduksi atau perbanyakan secara generatif.
Sumber :Internet, 2016
Gambar 2.5 Biji Terong Ungu
e. Akar
Tanaman terong ungu memiliki akar tunggal dan bercapang-cabang
akar yang dapat menembus ke dalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
akar yang tumbuh mendatar dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari
panggal batang tergantung dari umur tanaman dan kesuburan tanah.
5. Kandungan dan komposisi Terong Ungu
Buah terong ungu merupakan salah satu jenis sayuran yang di gemari
oleh banyak orang. Selain karena rasanya yang enak dan lezat untuk
dimakan khususnya dijadikan sebagai bahan sayuran atau lalapan, terong
ungu juga mengandung gizi yang cukup tinggi, terutama vitamin A
sebesar 30,0 SI dan fosfor sebesar 37,0 mg per 100 gram buah terong ungu
(Rukmana, 1994).
Tabel 2.1 Kandungan dan Komposisi Nilai Gizi tanaman terong
ungu per 100 gram buah.
No Kandungan gizi Kadar/Komposisi
1 Energi 24 kkal
2 Protein 1,1 Gram
3 Lemak 0, 2 Gram
4 Karbohidrat 5,5 Gram
5 Kalsium 15 mg
6 Fosfor 37 mg
7 Besi 0,4 mg
8 Vitamin A 30 SI
9 Vitamin C 0,04 mg
10 Vitamin B1 5 mg
11 Air 92,7 gr
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996
Terong ungu merupakan sumber karbohidrat, protein, lemak, kalori,
seratkasar, kalsium, fosfor, air karotin, vitamin dan asam nikotin. Vitamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang terkandung dalam terong ungu antara lain vitamin B1, vitamin B2,
vitamin A (karotin), vitamin C dan vitamin P. sedangkan Mineral dalam
terong ungu adalah fosfor (P), zat besi (Fe), dan Kalsium (Ca).
6. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman terong ungu meliputi keadaan cuaca atau
iklim dan keadaan tanah.
a. Iklim
Menurut Firmanto (2011) mengatakan bahwa; tanaman terong
ungu dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran tinggi maupun
dataran rendah kurang lebih 1.000 meter diatas permukaan laut.
Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang
pertumbuhannya. Selama pertumbuhannya, terong ungu menghendaki
keadaan suhu udara antara 22 0C – 30 0C, cuaca panas dan iklimnya
kering, sehingga cocok ditanam pada musim kemarau. Pada keadaan
cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan
dan pembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi maka pembungaan dan
pembuahan terong ungu akan terganggu yakni bunga dan buah akan
berguguran. Tanaman terong ungu tergolong tahan terhadap penyakit
dan bakteri. Meskipun demikian penanaman terong ungu di daerah
yang curah hujannya tinggi dapat mempengaruhi kepekaannya
terhadap serangan penyakit dan bakteri. Untuk mendapatkan produksi
yang tinggi, tempat penanaman terong ungu harus terbuka
(mendapatkan sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung,
pertumbuhan terong ungu akan kurus dan kurang produktif.
b. Tanah
Menurut Rukmana pada tahun 2002 mengatakan bahwa: tanaman
terong ungu dapat tumbuh hampir semua jenis tanah. Keadaan tanah
yang paling baik untuk tanaman terong ungu adalah jenis lempung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan drainasenya baik,
serta pH antara 6,8-7,3. Pada tanah yang bereaksi asam (pH kurang
dari 5) perlu dilakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian pada
umumnya berupa kalsir (CaCO3), dolomite atau kapur (CaO). Jumlah
kapur yang dibutuhkan untuk menaikan pH tanah, tergantung kepada
jenis dan derajat keasaman tanah itu sendiri. Pengapuran biasanya
dilakukan sekitar dua minggu sebelum ditanam.
7. Hama dan penyakit
a. Hama
1. Kumbang Daun
Gejalanya biasa dijumpai serangan adanya bekas gigitan pada
permukaan daun bagian bawah. Apabila serangannya berat maka,
dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun
saja. Cara pengendalian dapat dilakukan dengan mengumpulkan
dan memusnahkan hama, selain itu dapat dilakukan dengan
mengatur waktu tanam dan pencegahan dengan PESTANA atau
PETANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.
2. Kutu daun
Hama ini menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama
pada bagian pucuk atau daun-daun yang masih muda sehingga
daun menjadi tidak normal, keriput atau keriting dan menggulung.
Kutu daun sebagai vektor atau perantara virus. Cara
mengendalikan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain;
mengatur waktu tanam dan pergiliran tanam, pencegahan semprot
PETANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu
sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Tungau
Serangan hama ini biasanya terjadi saat musim kemarau.
Tungau menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman,
sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-
coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas atau bawah.
Cara pengendaliannya sama seperti pada pengendalian kutu daun
yaitu dengan cara mengatur tanaman dan pergiliran tanaman.
4. Ulat tanah
Ulat tanah aktif pada senja atau malam hari. Ulat tanah
menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang
masih mudah, sehingga terkulai dan roboh. Cara pegendaliannya
dilakukan dengan cara mengumpulkan dan memusnakan ulat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menyiram atau
menyemprotkan PESTONA + AERP 810. Selain itu dilakukan
dengan cara pengolahan tanah yang baik, menanam serempak dan
sebagainya.
5. Ulat grayak
Hama ini aktif pada senja atau malam hari. Ulat grayak
menyerang dengan cara merusak daun sehingga daun berlubang-
lubang. Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara
mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman. Pencegahan dapat
dilakukan menyemprotkan Natural Vitura. Selain itu dapat
dilakukan dengan mengumpulkan telur dan hama lalu
dimusnahkan.
6. Ulat buah
Ulat buah dapat mmenyerang buah dengan cara menggigit dan
melubanginya sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah
terserang penyakit busuk buah. Cara pengendalian dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan hama, pergiliran
tanaman dan waktu tanaman sanitasi kebun, pencegahan
semprotkan PESTONA+AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.
Sumber: dokument pribadi, 2016
Gambar 2.2 Ulat yang menyerang daun terung ungu
b. Penyakit Tanaman
1. Layu Bakteri
Penyebab layunya tanaman disebabkan karena bakteri
Pseudomonas solanacearum. Bakteri tersebut biasa hidup lama
dalam tanah sehingga terjadi serangan hebat pada temperatur
cukup tinggi. Gejala serangan ini terjadi kelayuan seluruh tanaman
secara mendadak.
2. Busuk Buah
Penyebab busuk buah disebabkan karena jamur Phytophthora
sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Gejala serangan ditandai
dengan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah
sehingga buah busuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Bercak Daun
Penyebab bercak daun disebabkan karena jamur Cercospora
sp, Alternaria solani, Botrytis cinera. Gejala bercak daun terlihat
bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Sumber :Dokumen Pribadi, 2016
Gambar 2.3 Bercak daun pada tanaman terong ungu
4. Antraknose
Penyebab antraknose terjadi karena jamur Gloesporium
melongena. Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah
lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam.
5. Busuk Leher Daun
Penyebab busuk leher daun ini disebabkan karena Scerotium
rolfsii. Gejalanya ditandai dengan adanya pangkal batang
membusuk berwarna coklat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
6. Rebah Semai
Penyebab rebah semai ini dapat disebabkan karena jamur
Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda
kebasa-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati. Cara
pengendalian penyakit; tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan
pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan
jarak tanaman agak lebar. Selain itu cabut dan buang tanaman yang
sakit dan atau rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc/lt + m
Natural GLIO dosis 1 gr/lt. Pencegahannya sebarkan Natural GLIO
yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang
tanam.
B. Pupuk Organik Cair
1. Pengertian Pupuk Organik Cair
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk
hidup, seperti pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, kotoran hewan dan
manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau pun cair yang dapat
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah
satu sumber organik bahan organik berupa pupuk hijau (Nugroho, 2012).
Menurut Pracaya dan P. C. Kahono, (2010) mengatakan bahwa pupuk
hijau, yaitu pupuk alami yang berasal dari sisa tumbuhan terutama polong-
polongan/ kacang-kacangan, daun, batang, dan akar. Pupuk alami adalah
pupuk yang dapat terbentuk melalui proses alamiah. Terbentuk dalam hal
ini melalui proses pembusukan dilakukan oleh mikroorganisme atau
makhluk hidup pengurai (detrivor). Mikroorganisme dapat menguraikan
bangkai, sampah, atau kotoran hewan menjadi tanah yang mengandung
unsur-unsur hara yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman
(Nugroho, 2012).
Menurut Adisarwanto (2008) mengatakan bahwa; pemupukan
sampai saat ini masih merupakan penambahan input yang terpenting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
meningkatkan produktivitas tanaman. Supardi dalam Priangga (2013)
mengatakan pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan,
misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar
ataupun disemprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga, sehingga proses
penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah. Menurut Musnaman dalam
Priangga (2013) pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata,
tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini
disebabkan pupuk organik cair 100 persen larut. Sehingga secara cepat
mengatasi defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga
mampu menyediakan hara secara cepat.
Menurut Alex, S (2015) mengatakan bahwa; pupuk organik cair
adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan pupuk organik cair adalah dapat
secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian
hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pada umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin.
Larutan ini juga memiliki pengikat sehingga laruatan pupuk yang
diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunalam oleh tanaman.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.
Sejak dulu sampai saat ini pupuk organik diketahui banyaik dimanfaatkan
sebagai pupuk dalam sistem usaha tani oleh para petani (Sutedjo, 2010).
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat. Pupuk
cair mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk
pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan
di antaranya pupuk tersebut mengandung zat tertentu seperti
mikroorganisme jarang terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk
kering (Syefani dan Lilia dalam Mufida, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Kandungan Pupuk Organik Cair
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik
seperti kotoran hewan, sampah, sisah tanaman, serbuk gergaji kayu,
lumpur aktif yang kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang
diberikan (Yulipryanto, 2010). Pupuk organik mengandung unsur karbon
dan nitrogen dalam jumlah yang sangat bervariasi dan keseimbangan unsur
tersebut sangat penting dalam mempertahanlan atau memperbaiki
kesuburan tanah. Nisabah karbon dan nitrogen tanah harus selalu
dipertahankan setiap waktu karena kedua unsur tersebut merupakan salah
satu kunci penilaian kesuburan tanah. Unsur karbon dan nitrogen
kebanyakan tanah subur berkisar 1 sampai 2. Penambahan organik dengan
nisbah C/N tinggi mengakibatkan tanah mengalami perubahan imbangan
C dan N dengan cepat, karena mikroorganisme tanah menyerang sisa
pertanaman dan terjadi perkembangan secara cepat (Sutanto, 2002).
Menurut Purwowidodo (1992), mengatakan bahwa: pupuk organik cair
mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses
metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari
ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor
dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses
metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.
C. Pertumbuhan Terong Ungu
Menurut Suwasono, dkk (2001), pertumbuhaan adalah suatau
perubahan yang terjadi pada suatu dimensi tertentu dan juga dapat
dinyatakan secara abstrak hidup atau ada. Pertumbuhan juga dapat
dimaksudkan sebagai perubahan searah dalam ukuran, berbentuk dan
jumlah. Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme
multiseluler tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume,
tetapi juga dalam bobot, jumlah sel dan banyaknya protoplasma. Semua ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pertumbuhan tersebut dapat diukur, tetapi ada dua macam pengukuran yang
lazim digunakan untuk mengukur pertambahan volume atau massa.
Pertumbuhan volume (ukuran) sering ditentukan dengan cara
mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya tinggi
batang), diameter (misalnya diameter batang) atau luas (misalnya luas daun).
Pengukuran volume, misalnya dengan cara pemindahan air, bersifat tidak
merusak, sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulang-ulang pada
waktu yang berbeda. Pertambahan massa sering ditentukan dengan cara
memanen seluruh tumbuhan atau bagian yang diinginkan. Dan
menimbangnya cepat-cepat sebelum air terlalu banyak menguap bahan
tersebut (Salisbury dan Ross, 1995) yaitu:
1. Ukuran Sel
Ukuran tubuh tanaman pada dasarnya ditentukan oleh jumlah
ukuran sel, maka pertumbuhan tanaman yang banyak berhubungan
dengan perubahan ukuran dapat diamati sampai tingkat sel.
2. Pertambahan Volume
Pertambahan volume atau ukuran dapat ditentukan dengan cara
mengukurperbesaran kesatuan atau dua arah, seperti tinggi tanaman,
diameter batang, atau luas daun. Pengukuran volume ini dapat dilakukan
dengan tanpa merusak tanaman, sehingga tumbuhan yang sama dapat
diukur berulang-ulang pada waktu yang berbeda.
3. Pertambahan Massa
Pertambahan massa ditentukan dengan cara memanen sebagian
atau seluruh tubuh tanaman, dan menimbangnya dalam keadaan segar.
Ini disebut dengan massa segar, yang nilainya dapat berubah-ubah
tergantung pada status air, misalnya daun sering memiliki massa segar
yang lebih besar pagi hari daripada tengah hari karena adanya
transpirasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Fenologi Tanaman
Pengamatan fenologi tanaman dilakukan dengan melihat
perubahan massa vegetatif ke massa generatif dan panjang massa
generative. Ini biasanya didekati dengan pengamatan umur berbunga,
pembentukan biji untuk tanaman, biji-bijian dan waktu panen.
D. Media Tanam
1. Pengertian media tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis
tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan
standar untuk jenis tanam yang berbeda habitat asalnya merupakan hal
yang sulit. Hal disebabkan karena setiap daerah memiliki kelembaban dan
kecepatan angin yang berbeda. Pada umumnya media tanam harus
menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara. Jenis media tanam disetiap daerah
tidak selalu sama. Di Asia tenggara misalnya, sejak tahun 1940 media
tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau
batang pakis. Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai
dengan jenis tanam, maka harus memiliki pemahaman mengenai
karakteristik media tanam yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya
(Khaerudin, 1999).
2. Tanah
Media tanam yang paling umum adalah tanah. Tanah sebagai salah
satu indikator terpenting dalam fungsinya secara epidemiologi yaitu
tumbuh dan berkembangnya tanamanan. Memiliki fungsi yang beragam
dalam menyediakan bahan alam yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain
air, hara, dan udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan
sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial,
sedangkan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat adiktif bagi tanaman
(Hanafiah, 2008).
3. Wadah media
Polybag merupakan salah satu wadah media tanam yang sering
digunakan dalam dunia pertanian dan perkebunan. Penggunaan polybag
terutama dalam pembibitan dan bertujuan untuk menghemat lahan
pertanian. Pengertian polybag dalam dunia pertanian ataupun perkebunan
adalah plastik tanaman berwarna hitam untuk persemaian tanaman dan
tanaman dalam pot dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan jenis
tanaman itu sendiri.
Penggunaan paranet terbuat dari bahan yang mengandung
polyethylene dan dibuat dengan cara dianyam. Sebenarnya paranet lebih
sering digunakan sebagai shading (penedu) tanaman untuk mengurangi
sinar matahari yang diterima. Paranet banyak digunakan sebagai
greenhouse/ledhouse yaitu bangunan pelindung tanaman atau atap rumah
pelindung tanaman. Menurut Suhardiyanto, 2009) mengatakan bahwa; ada
beberapa plastik film yang dapat digunakan untuk bahan penutup rumah
tanaman, yaitu Polyethylene (PE), atau polyvynichloride (PVC).
Selanjutnya disebutkan bahwa memiliki sifat fisik yang fleksibel dan
ringan sehingga sering digunakan pada rumah tanaman dengan atap
melengkung. Kelemahan polyethylene (PE) adalah umur pakainya hanya
dua sampai empat tahun. PE lebih popular sebagai bahan penutup rumah
tanaman dibandingkan dengan PVC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Manfaat Media Tanam
Ada beberapa manfaat media tanam yang membantu dalam
perkembangan tumbuhan, yaitu:
a) Dapat menopang tanaman dalam medi tanam, agar tanaman tetap dapat
berdiri tegak.
b) Mensuplai oksigen yang cukup, karena akar juga perlu respirasi untuk
mendapatkan energi yang akhirnya digunakan untuk penyerapan
matahari, media juga harus mensuplai air yang cukup, air di dalam
media untuk memfasilitasi agar hara dapat terlarut dalam larutan tanah
dan dapat diambil oleh tanaman, media harus mampu mensuplai hara
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman.
c) Media tanam harus cukup berat agar wadah tanaman dapat tetap tegak
dan tidak mudah terguling.
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Marpaung, (dkk), 2014, dengan judul
‘’PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN TEKNIK
PENANAMAN DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN
HASIL KENTANG (THE UTILIZATION OF LIQUID ORGANIC
FERTILIZIER AND PLANTING TECHNIQUES FOR INCREASING THE
POTATO GROWTH AND YIELDING). Hasil peneitiannya menunjukkan
bahwa pertambahan tinggi tanaman kentang pada umur 1 dan 2 bulan
menghasilkan interaksi yang nyata antara perlakuan pupuk organik cair
dan teknik penanaman.
2. Penelitian yang dilakuan oleh Wayan Agus Yona dengan judul ‘’
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PROBIOTIK NOPKOR
TERHADAP PERTUMBUHAN STUM OKULASI MATA TIDUR
KARET (Havea brasiliensis). Dari hasil penelitiannya menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bahwa pemberian Nopkor pada tanaman karet (Havea brasiliensis) tidak
terjadi perbedaan pada pertumbuhan tanaman karet, kemudian media
tanam yang ditambahkan Nopkor tidak dapat membantu memaksimalkan
pertumbuhan tanaman karet dikarenakan tanaman karet merupakan
tanaman dikotil bersifat tahunan yang membutuhkan nutrisi yang cukup
banyak dalam pertumbuhannya.
F. Kerangka Berpikir
Terong merupakan salah satu bahan tanaman holtikultura yang sangat
diminati oleh masyarakat, sehingga salah satu upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan hasil produksi terung adalah melalui pemulian tanaman.
Metode pemuliaan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi
pada hakikatnya dapat dilakukan dengan cara pemilihan dari keragaman
populasi baik yang alami, hasil persilangan, seleksi serta yang secara
konvensional dengan cara genetika (Soetarso, 1991).
Salah satu langkah penting dalam melakukan pemulihan tanaman untuk
menghasilkan produksi terung ungu yang lebih baik yaitu dengan cara
pemberian pupuk salah satunya pupuk organik cair. Pemberian pupuk organik
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyuburkan tanaman
serta memberikan sejumlah nutrisi untuk pertumbuhan tanaman terong ungu.
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergaji kayu, lumpur aktif yang
kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan (Yulipryanto,
2010). Pupuk organik mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam jumlah
yang sangat bervariasi, dan imbangan unsur tersebut sangat penting dalam
mempertahanlan atau memperbaiki kesuburan tanah. Nisbah karbon dan
nitrogen tanah harus selalu dipertahankan setiap waktu karena kedua unsur
tersebut merupakan salah satu kunci penilaian kesuburan tanah. Unsur karbon
dan nitrogen kebanyakan tanah subur berkisar 1 sampai 2. Penambahan
organik dengan nisbah C/N tinggi mengakibatkan tanah mengalami perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
keseimbangan C dan N dengan cepat, karena mikroorganisme tanah
menyerang sisa pertanaman dan terjadi perkembangan secara cepat (Sutanto,
2002). Menurut Purwowidodo (1992), mengatakan bahwa pupuk organik cair
mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses
metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-
ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik
sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin
kesinambungan pemanjangan sel.
Penelitian ini berjudul tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu (Solanum melongena L.) dalam
polybag. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan model rancangan
eksperimen, dikarenakan metode penelitian kuantititaif merupakan salah satu
jenis penelitian kuantitatif yang dapat membandingkan efek variasi variabel
terhadap pertumbuhan. Parameter penelitian yang diukur dalam penelitian ini
adalah tinggi batang dan jumlah daun tanaman terong ungu.
G. Hipotesa
1. Terdapat perbedaan pertumbuhan terong ungu (Solanum melongena L.)
yang ditanam dengan media tanam yang diberi pupuk organik cair dan
media tanpa pemberian pupuk organik cair.
2. Media tanam yang ditambahkan dengan pupuk organik cair dapat
membantu dalam memaksimalkan pertumbuhan tanaman terong ungu
(Solanum melongena L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan model rancangan penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat
dalam mengukur sebab akibat yaitu dapat membandingkan efek variasi
variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui memanipulasi atau
pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah, 2011).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 6 bulan satu minggu, mulai dari tanggal 22
Februari 2016 sampai selesai pada tanggal 29 Agustus 2016. Tempat
penelitian dilakukan di kebun praktek Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
tanaman terong. Sampel penelitian yang digunakan adalah tanaman terong
ungu (Solanum melongena L.) dengan pemberian pupuk organik cair sebanyak
20 tanaman dan tanpa pemberian pupuk organik cair sebanyak 20 tanaman
dalam wadah media.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan tiga variabel terdiri dari varibel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah media tanam dan pemberian pupuk organik cair. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah tinggi batang dan jumlah daun tanaman terong ungu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah umur bibit tanaman terong ungu,
pemeliharaan, dan penyiraman dengan takaran yang sama.
E. Alat dan Bahan
1. Alat:
a) Gelas kecil ukuran 250 Ml
b) Polybag
c) Cangkul
d) Cetokan
e) Tong Plastik/Sampah
f) Paranet
g) Paku
h) Palu
i) Ember
j) Semprotan Kecil
k) Saringan
l) Gayung
m) Alat Tulis
n) Mistar cm
o) Kamera
2. Bahan:
a) Bibit Terong Ungu
b) Daun Bambu
c) Daun Pepaya
d) Daun Singkong
e) Daun Kacang Panjang
f) Air Kela
g) Gula Pasir
h) Kotoran Sapid
i) Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
F. Cara Kerja
1. Penyiapan Lahan
Dalam penelitian ini tanaman terong ungu (Solanum melongen L.) di
tanam dalam polybag yang berukuran 35 x 35 cm yang di letakan dalam
lahan, oleh karena itu lahan perlu di siapkan dengan baik. Penyimpanan
lahan dari gulma serta rumput yang ada di sekitarnya. Kemudian di buat
rumah persegi empat dengan tinggi tiang 4 meter dan lebar 4 meter serta
panjang 4 meter dan di tutupi dengan menggunakan paranet. Penggunaan
paranet berfungsi sebagai bahan pembuat ruangan. Penggunaan paranet
dapat mengontrol jumlah intensitas cahaya matahari yang di butuhkan.
Penggunaan paranet juga berfungsi untuk menyerap jumlah intensitas air
hujan sehingga tanaman tidak terlalu bnyak air. Selain itu penggunaan
paranet sangat penting untuk menjaga kelembaban tanaman yang di
tanaman di dalam polybag secara keseluruhan.
2. Penyiapan Sarana Tanam
Penyiapan sarana penanaman bibit tanaman terong ungu yang
diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Penyiapan wadah tanam
Wadah media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah
polybag berwarna hitam berdiameter 25 cm dengan ukuran 35 cm x 35
cm, ketebalan 0,08 mm dengan alas 17,5 cm x 17,5 cm, tinggi 35 cm
dan isi 52 lembar. Penggunaan wadah media ini berfungsi untuk
mempermudah pemeliharaan dan juga pemindahan tanaman terong
ungu sehingga mempermudah dalam pengambilan data penelitian.
b) Penyiapan media tanam
Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah
lapisan atas dan pupuk organik cair. Pupuk organik cair digunakan
dengan perbandingan 2 : 10 artinya ambil MOL atau pupuk organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
cair dari tong plastik sebanyak 250 ml sebanyak 2 kali kemudian
masukkan kedalam ember dan campurkan dengan air sebanyak 250 ml
ambil sebanyak 10 kali dan selanjutnya diaduk sampai rata. Kemudian
pupuk yang sudah jadi siap digunakan. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik cair sebagai perlakuan dengan dosis yang diberikan ke
tanaman sama. Pemberian pupuk organik cair dilakukan dengan cara
menyiram ke permukaan tanah pada wadah media yaitu polybag.
c) Penyiapan bibit
Bibit tanaman terong ungu yang di gunakan dalam penelitian ini
berasal dari salah satu varietas ungul yang di beli dari tempat
persemaian bibit unggul di daerah Babadan, Maguwoharjo,
Yogyakarta. Pemilihan bibit yang di gunakan dalam penelitian ini
berumur 9 hari dan tumbuh sehat.
d) Pembuatan pupuk organik cair
Bahan-bahan pembuatan pupuk organic cair berasal dari daun
papaya, daun singkong, daun bambu, daun kacang panjang, kotoran
hewan (kotoran sapi), air kelapa, gula pasir dan tanah.
Langkah-langkah dalam pembuatan pupuk organik cair, antara
lain:
Pertama, penyiapan tong plastik ukuran sedang,kira-kira
berukuran volumenya 50 liter. Selanjutnya cuci sampai bersih agar
sisa-sisa zat kimia atau deterjen hilang dan kemudian tong di jemur
sampai kering.
Kedua, penyiapan daun-daun hijau segar dengan cara
mengumpulkan daun pepaya, daun singkong, daun bambu dan
daun kacang panjang yang ada di sekitar area Paingan kurang lebih
sekitar 1 kg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Ketiga, siapkan kotoran hewan (sapi) kurang lebih sekitar 1 kg
dan menyiapkan gula pasir sekitar ½ kg dan juga air kelapa kira-
kira ukuran 2 gelas minum atau masing-masing diambil 250 ml.
Keempat, menyiapkan tanah yang hidup kurang lebih sekitar ½
kg. Upayakan tanah yang digunakan tidak terkena deterjen atau
bahan kimia dan di dalam tanah di harapkan banyak
mikroorganisme yang hidup.
Kelima, setelah daun-daun hijau segar di potong kecil-kecil,
selanjutnya bersama bahan-bahan lain telah disiapkan semua di
masukan kedalam tong plastik.
Keenam, campur air sebanyak 40 ml,kemudian diaduk sampai
rata, selanjutnya tong plastik ditutup dengan penutup yang
berlubang supaya ada sirkulasi.
Ketujuh, setelah semua bahan dicampurkan, selanjutnya diaduk
tiap hari dan diamati perubahan warna yang terjadi setiap hari.
Setelah 5 hari terjadi perubahan warna menjadi hijau pekat dan
baunya agak menyegat selanjutnya pupuk organik cair siap
dimanfaatkan.
Pupuk cair ini juga MOL (mikro organisme local). Warna
pupuk cair ini hijau pekat, maka lebih di sebut MOL hijau dan
baunya agak menyengat. Cara memanfaatkannya yaitu ambil
pupuk organik cair dari tong plastik sebanyak 250 ml sebanyak 2
kali kemudian masukkan kedalam ember dan campurkan dengan
air sebanyak 250 ml ambil sebanyak 10 kali. Aduk sampai rata,
lalu kemudian siramkan ke permukaan tanah. Penyiraman pupuk
organik cair ke tanaman tidak dilakukan setiap hari tetapi
penyiraman pupuk organik cair dilakukan setiap 3 hari sekali pada
media tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Penanaman Bibit Terong Ungu
Penanaman terong ungu (Solanum melongen L.) dilakukan dengan
beberapa langkah yaitu:
a) Pengisian Media Tanaman dalam Polybag
Media tanam yang digunakan adalah tanah. Tanah yang digunakan
untuk mengisi dalam polybag adalah tanah lapisan atas yang subur dan
dapat mengandung bahan organik. Tanah tersebut diacak agar terpisah
dari sisa-sisa akar dan rumput yang bisa dapat menjadi sumber
penyakit. Ketinggian tanah dalam semua polybag ukurannya sama
yaitu dengan ukuran 16 cm. Media tanam yang digunakan hanya media
tanah, tidak divariasikan dengan media tanam lain seperti media sekam
padi, media kompos, media tanam dari pasir, media kerikil, serabut
kelapa, media arang, pecahan batu bata dan media tanam dari humus.
b) Penyusunan Polybag (Wadah Media)
Polybag yang telah diisi media tanam, selanjutnya disusun sejajar
dengan ukuran lebar 20 cm x panjang 20 cm sesuai dengan
perbandingannya yaitu penelitian A (dengan pemberian POC) menjadi
4 baris dan penelitian B (tanpa POC) menjadi 4 baris. Adanya
penyusunan jarak pada setiap polybag berfungsi untuk memperoleh
cahaya secara merata sehingga proses fotosintesis pada setiap tanaman
dapat tumbuh dengan baik. Jarak antara sampel penelitian A dengan
pemberian POC dan penelitian B dengan tanpa pemberian POC yaitu
40 cm, hal ini dikarenakan untuk membantu dalam pengontrolan
tanaman.
Adapun gamabar penyusunan wadah media (polybag) dibuat
seperti gambar 3.2 berikut d ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.1 Penyusunan polybag yang ditanami Terong Ungu
c) Penanaman
Penanaman dilakukan setelah wadah media diisi dengan media
tanam yaitu tanah dan setelah bibit tanaman berumur 10 hari. Bibit
tanaman yang dipilih secara intensif dan kemudian mulai penanaman
bibit tanaman terong ungu pada polybag yang berisi media tanam.
4. Pemeliharaan Tanaman
a) Penyiraman
Penyiraman tanaman di dalam wadah media menjadi sangat
penting bagi tanaman terong ungu dikarenakan pada awal
pertumbuhan tanaman terong ungu membutuhkan air dalam jumlah
yang cukup banyak, sehingga tanaman tumbuh secara optimal.
Kemudian media tanam di dalam wadah media (polybag) tetap terjaga
agar tanaman tidak mengalami kekurangan atau kelebihan air sehingga
tumbuhan tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Pada saat penanaman
bibit dilakukan saat musim hujan sehingga penyiraman tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dilakukan dua kali sehari. Penyiraman juga dilakukan dengan
menyesuaikan kondisi kelembaban media tanam didalam polybag,
dikarenakan wadah media diletakkan dalam lahan yang diberi naungan
oleh paranet sehingga penyerapan cahaya matahari kurang maksimal
sehingga tetap terjaga kelembaban dalam wadah media.
b) Pemberian POC
Pemberian pupuk organik cair atau MOL (Mikroorganisme Lokal)
dilakukan setiap 3 hari sekali. Pemberian pupuk organik cair dilakukan
sebelum melakukan pengambilan data. Pupuk organik cair hanya
diberikan ke sampel yang diberi perlakuan dengan pupuk organik cair.
Jumlah sampel yang dilakukan penyiraman pupuk organik cair yaitu
terdapat 20 polybag tanaman terong ungu. Pupuk organik cair atau
MOL dapat diberikan dengan perbandingan 2 : 10 artinya MOL
(pupuk orgaik cair) sebanyak 250 ml diambil sebanyak 2 kali dan
dicampurkan dengan air 250 cc sebanyak 10 kali artinya 250 ml x 10
cc = 2500 ml. Penyiraman MOL atau pupuk organic ke tanaman tidak
dilakukan setiap hari tetapi penyiraman pupuk organik dilakukan
setiap 3 hari sekali pada media tanah, pupum tidak menyiramkan ke
batang atau daun tanaman.
5. Pengambilan dan Pengamatan Data
a) Pengambilan data
Pengambilan data penelitian ini dilakukan untuk mengukur tinggi
batang tanaman terong ungu dengan menggunakan penggaris dan
selanjutnya dicatat kedalam lembar pengamatan. Kemudian
menghitung jumlah daun tanaman terong ungu dengan cara
menghitung banyaknya tangkai dalam setiap polybag dan dicatat ke
dalam lembar pengamatan sebagai data hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b) Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang akan
dianalisis. Pengambilan data dilakukan setiap 3 hari selama 2 bulan 2
hari. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengukur tinggi batang tanaman terong ungu sebagai indikator
pertumbuhan tanaman dan menghitung jumlah daun terong ungu
sebagai indikator keutuhan tanaman terong ungu.
Untuk membantu dalam pengambilan data hasil pengamatan,
maka data hasil pengamatan dimasukkan kedalam tabulasi data dengan
cara mencatat data seperti berikut:
1. Tabel Tinggi Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)
Tabel 3.1 Tinggi Tanaman Terong Ungu dengan Pemberian POC Hari/ Tanggal
Pengambilan
Data
Tinggi Tanaman Terong Ungu dengan Pemberian POC (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rata-Rata
Tabel 3.2 Tinggi Tanaman Terong Ungu dengan Perlakuan Kontrol
Hari/ Tanggal
Pengambilan
Data
Tinggi Tanaman Terong Ungu dengan Perlakuan kontrol (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Tabel Jumlah Daun Tanaman Terong Ungu (Solanum
melongena L).
Tabel 3.3 Jumlah Daun Terong Ungu dengan Pemberian POC
Hari/ Tanggal
Pengambilan
Data
Jumlah Daun Tanaman Terong Ungu dengan Pemberian POC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rata-Rata
Tabel 3.4 Jumlah Daun Terong dengan Perlakuan Kontrol
Hari/ Tanggal
Pengambilan
Data
Jumlah Daun Tanaman Terong Ungu dengan Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rata-Rata
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya dianalisis dengan
cara uji statistik dengan menggunakan uji T-tes untuk 2 kelompok
independent. T-test digunakan untuk membandingkan apakah hasil pemberian
pupuk organic cair dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman terong ungu
lebih baik daripada tanpa pemberian pupuk organik cair atau kontrol.
Kemudian yang diperlukan dalam uji T-test adalah mean dari sampel, satandar
deviasi dari sampel, dan besarnya kedua group independent untuk
dibandingkan (Suparno. 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis
Dalam penelitian ini terdapat 40 polybag sampel tanaman terong ungu
(Solanum melongena L), yang diberi pupuk organik cair terdapat 20 polybag
tanaman terong ungu, sementara yang diberi perlakuan kontrol terdapat 20
polybag tanaman terong ungu dengan parameter pertumbuhan yang diamati
adalah tinggi batang dan jumlah daun terong ungu. Dari hasil pengukuran
pertumbuhan tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair dan
tanpa pemberian pupuk organik cair adalah sebagai berikut:
1. Pola Pertumbuhan Tinggi Batang Tanaman Terong Ungu
Berdasarkan hasil penelitian di atas pengukuran tinggi batang terong
ungu dilakukan setiap 3 hari sekali, yaitu dimulai pada tanggal 27 Juni
sampai 29 Agustus 2016. Pengukuran tinggi batang terong ungu dilakukan
pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah ditanam dalam polybag
sampai tanaman berbunga. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
penggaris atau mistar. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman terong
ditampilkan pada tabel 4.1 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.1 Rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu
Ulangan
Pertambahan tinggi batang (cm)
Pemberian POC
(𝑥1)
Kontrol
(𝑥2)
1 14,8 17
2 12,8 12,2
3 10,4 18,1
4 12,3 14,1
5 12,9 13
6 12,5 16,1
7 11,3 14,8
8 13,2 13,6
9 14,6 16,4
10 12,4 15,7
11 11,1 14
12 10,5 9,5
13 11,8 14,7
14 10,8 8,7
15 12,9 13,2
16 13,6 9,5
17 11,3 12,2
18 10,3 13,8
19 8,6 16,1
20 11,3 14,7
Rata-rat �̅�1 = 11,97 �̅�2 = 13,87
Keterangan:
Pemberian POC : Tanaman terong dengan pemberian POC
Kontrol : Tanaman yang tidak diberi POC
Ulangan : Pengulanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
�̅�1 : Rata-rata tanaman dengan pemberian POC
�̅�2 : Rata-rata tanaman yang tidak diberi POC
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat rata-rata pertumbuhan
tinggi batang tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair
maupun tinggi tanaman terong ungu dengan perlakuan kontrol hasilnya
berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
pertambahan tinggi tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk
organik cair yaitu berada pada ulangan ke-1 dengan tinggi mencapai 14,8
cm, sementara yang terendah berada pada ulangan ke-19 dengan tinggi
batang mencapai 8,6 cm. Sedangkan hasil tertinggi pertambahan tinggi
tanaman terong ungu yang tanpa pemberian pupuk organik cair yaitu
berada pada ulangan ke-3 dengan tinggi batang mencapai 18,1 cm,
sementara hasil pengukuran yang terendah berada pada ulangan ke-14
dengan tinggi batang mencapai 8,7 cm. Berdasarkan hasil perhitungan
tabel di atas, maka dapat dilihat rata-rata pertumbuhan tinggi batang
tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair yaitu 11,97
cm, sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu
tanpa pemberian pupuk organik cair yaitu 13,87 cm.
Setelah dianalisis dengan menggunakan uji T-test independen maka
hasilnya menunjukkan bahwa tobs = 12,931 lebih besar dari tcrit = 2,042
(ttabel tcrit) dengan α = 0,05 maka hasilnya signifikan. Hal ini berarti terjadi
perbedaan yang sangat berarti pada pertumbuhan tinggi batang tanaman
ungu yang diberi pupuk orgaik cair dan tanpa diberi pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 4.1 diatas, dapat dibuat
grafik pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu (Solanum
melongena L.) setiap tiganya, yaitu:
Gambar 4.1 Grafik pola pertumbuhan tinggi batang tanaman
terong ungu
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi
batang tanaman terong ungu yang di amati pada setiap 3 hari sekali
memiliki pola pertumbuhan yang berbeda. Dilihat dari bentuk garis dalam
grafik di atas, maka ada dua garis berwarna yang menunjukkan ada dua
bentuk pertumbuhan tinggi tanaman yaitu pertumbuhan tinggi batang
tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair dan dengan
perlakuan kontrol. Berdasarkan bentuk garis pada grafik dapat terlihat
bahwa pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu dengan pemberian
pupuk organik cair garisnya berwarna biru, sementara pertumbuhan tinggi
batang tanaman terong ungu dengan perlakuan control garisnya berwarna
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Tin
ggi
Tan
aman
(cm
)
Tanggal Pengamatan
Pemberian
POC
Tanpa
POC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
merah. Dilihat dari bentuk grafik di atas menunjukkan bahwa
pertumbuhan tinggi tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk
organik cair dan pertumbuhan terong ungu dengan perlakuan kontrol yaitu
pertumbuhannya ada yang meningkat dan ada yang merata, ada juga yang
meningkat tetapi tidak merata. Dari grafik di atas terlihat pertumbuhan
tinggi batang tanaman terong dapat meningkat pada tanaman terong ungu
dengan perlakuan kontrol. Hal ini dapat dilihat dari garis yang meningkat
atau naik yaitu mulai dari tanggal 27 Juni sampai tanggal 29 Agustus.
Pada umumnya pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu dengan
perlakuan kontrol terlihat hampir meningkat dan pertumbuhannya merata.
Pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk
organik cair terlihat bahwa pertumbuhannya mulai meningkat dari tanggal
27 Juni sampai tanggal 18 Juli agak mendatar. Namun secara perlahan
meningkat sampai tanggal 29 Agustus hari terakhir pengambilan data.
Pertumbuhannya dapat meningkat hampir sama seperti pertumbuhan
tanaman terong ungu dengan perlakuan kontrol tetapi pertumbuhan terong
ungu dengan perlakuan control meningkat dan lebih merata. Pertumbuhan
tinggi batang tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair
terlihat meningkat tetapi sedikit tidak merata.
2. Pola Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Terong Ungu
Pengukuran pertambahan jumlah daun terong ungu juga dilakukan
bersamaan dengan pengukuran tinggi batang tanaman terong ungu yaitu
dilakukan setiap 3 hari sekali, dimulai pada tanggal 27 Juni sampai 29
Agustus 2016. Pengukuran jumlah daun dilakukan pada saat tanaman
berumur 1 minggu setelah ditanam dalam polybag, pengukuran dilakukan
dengan cara menghitung jumlah daun. pertambahan jumlah daun terong
ungu ditampilkan pada tabel 4.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.2 Rata-rata pertumbuhan jumlah daun terong ungu
Ulangan
Pertambahan jumlah daun (cm)
Pemberian POC
(𝑥1)
Kontrol
(𝑥2)
1 1 3
2 1 2
3 1 3
4 2 2
5 0 0
6 -1 0
7 1 0
8 1 1
9 1 3
10 1 2
11 -1 1
12 -1 1
13 0 4
14 1 3
15 0 2
16 4 0
17 1 3
18 0 1
19 1 2
20 0 1
Rata-rata �̅�1 = 0,65 �̅�2 = 1,7
Keterangan:
Dengan POC : pertambahan jumlah daun terong dengan
pemberian pupuk organic cair
Kontrol : pertambahan jumlah dengan perlakuan kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Ulangan : pengamatan di lakukan berulang-ulang
�̅�1 : Rata-rata tanaman dengan pemberian POC
�̅�2 : Rata-rata tanaman yang tidak diberi POC
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat rata-rata pertambahan
jumlah daun tanaman terong ungu pada setiap sampel hasilnya berbeda.
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun
terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair yaitu 0,65 hal ini
menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun sangat terlambat
(berkurang). Pertambahan jumlah daun pada setiap tanaman menunjukkan
adanya pertumbuhan tanaman terong ungu. Dari tabel 4.2 di atas
menunjukkan bahwa pertumbuhan daun lebih maksimal 1 sampai 3 helai
daun pada setiap sampel. Sementara pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat
bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman terong ungu yang
dilakukan dengan perlakuan kontrol yaitu 1,7. Hal ini berarti pertambahan
jumlah daun lebih baik, dikarenakan pertumbuhan daun lebih maksimal 3
sampai 5 helai daun dalam setiap tanaman dalam polybag.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2 atas, maka dapat
dibuat grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman terong ungu (Solanum
melongena L.) setiap 3 hari sekali adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.2 Grafik pola pertumbuhan jumlah daun terong ungu
(Solanum melongena L.)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah
daun tanaman terong ungu pada setiap tiga harinya dapat memiliki pola
pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan tanaman terong ungu pada
polybag ditandai dengan adanya pertambahan jumlah daun, baik tanaman
yang diberikan pupuk organik cair maupun tanaman yang dilakukan
dengan perlakuan kontrol. Pertumbuhan jumlah daun terong ungu paling
dominan terdapat pada tanaman terong ungu dengan perlakuan kontrol,
masing-masing terdapat batang memiliki 3 sampai 5 helai daun pada setiap
polybag yang terdapat 20 sampel tanaman terong ungu. Pada tanaman
terong ungu diberikan pupuk organik cair masing-masing memiliki 3
sampai 4 helai daun pada setiap polybag yang terdapat 20 sampel tanaman
terong ungu diamati.
0
1
2
3
4
5
6
7
Jum
lah
Dau
n
Tanggal Pengamatan
PemberianPOC
Tanpa POC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa bertambahnya jumlah daun
atau berkurangnya jumlah daun ditandai dengan adanya naik atau turunnya
bentuk garis pada grafik. Pertumbuhan jumlah daun tanaman terong ungu
dengan pemberian pupuk organik cair mulai bertambah dari tanggal 27
Juni sampai tanggal 04 Juli 2016 pertumbuhan jumlah daun agak mendatar
tetapi dari tanggal 11 Juli secara perlahan pertambahan jumlah daun mulai
bertambah sampai tanggal 18 Juli. Sementara pertumbuhan jumlah daun
terlihat mulai berkurang dari tanggal 25 Juli dan seterusnya berkurang
sampai hari terakhir pengambilan data yaitu tanggal 29 Agustus.
Sedangkan berdasarkan grafik d iatas pertumbuhan jumlah daun dengan
tanpa pemberian pupuk organik cair mulai bertambah dari tanggal 27 Juni
sampai tanggal 11 Juli dan ditanggal 11 pertumbuhan daun terlihat
berkurang tetapi diperkirakan sekitar tanggal 13 Juli pertumbuhan daun
bertambah sampai tanggal 18 Juli, namun pertumbuhan daun dari tanggal
18 sampai sekitar tanggal 20 pertumbuhan jumlah daun mendatar, artinya
tidak terjadi pertambahan jumlah daun di tanggal tersebut atau bisa terjadi
pertumbuhan daun berkurang karena daun mengalami rontokan atau
gugur. Diperkirakan sekitar tanggal 20-an pertumbuhan jumlah daun mulai
bertambah sampai tanggal 25 Juli dan dari tanggal 25 sampai tanggal 01
Agustus pertumbuhan jumlah daun berkurang. Kemudian dari sekitar
tanggal 01 Agustus pertumbuhan daun bertambah sampai tanggal 15
Agustus dan kemudian pertumbuhan daun berkurang ditanggal yang sama
yaitu tanggal 15 Agustus sampai hari terakhir pengamatan yaitu tanggal 29
Agustus.
Berkurangnya pertumbuhan jumlah daun pada tanaman terong ungu
dengan pemberian pupuk organik cair disebabkan karena kurang
mendapatkan nutrisi karena pupuk yang disiramkan ke permukaan tanah
sedikit sehingga asupan nutrisi yang diserap oleh tanaman juga sedikit,
atau bisa juga disebabkan karena pupuk organik cair yang disiramkan ke
permukaan tanah jumlahnya berlebihan sehingga dapat menghambat
pertumbuhan tanaman terong. Atau bisa disebabkan karena hama yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menyerang tanaman dengan memotong batang tanaman atau memakan
daun tanaman terutama di bagian daun atau pucuk tanaman karena peneliti
menemukaan beberapa hama saat melakukan pengukuranan maupun
penyiraman. Selain itu bisa juga disebabkan kerena kurang mendapatkan
cahaya matahari dari luar sehingga menghambat pertumbuhan tanaman
terong. Kemudian beri pupuk organik bisa disebabkan karena hama dan
gulma atau bisa disebabkan juga karena kurang mendapatkan cahaya
matahari sehingga pertumbuhan dapat menghambat. Cahaya matahari
yang kurang karena tanaman yang diamati ditempatkan di lahan yang
diberi naungan yang ditutupi oleh paranet sehingga keduanya kurang
mendapatkan cahaya matahari.
B. Pembahasan
1. Pola Pertumbuhan Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bentuk garis dalam grafik 4.1
bahwa ada dua bentuk garis berwarna yang menunjukkan adanya
pertumbuhan tanaman terong ungu dengan pemberian pupuk organik cair
dan tanpa pemberian pupuk organik cair. Tanaman yang diberi pupuk
organik cair pertumbuhannya dapat meningkat tetapi tidak merata,
sedangkan pertumbuhan tanaman terong ungu tanpa pemberian pupuk
organik cair pertumbuhannya meningkat dan merata. Pertumbuhan
tanaman terong ungu pada tahap meningkat dapat disebabkan karena
terbentuknya meristem apikal yang menghasilkan sel-sel seperti
protoderm, prokambium, dan meristem dasar, dapat menyebabkan
terbentuknya jaringan hingga menjadi organik yang aktif membelah dan
juga pembesaran organ. Sedangkan pertumbuhan tanaman terong pada
tahap mendatar dapat disebabkan karena proses penuaan organ pada
batang, daun dan serta pembentukan tunas apikal yang baru dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pembentukan kanopi. Selain karena sel-sel tersebut di atas, pertumbuhan
tahap meningkat dan menurun atau mendatar juga disebabkan karena
faktor lingkungan dan genetik tanaman terong seiring pertambahan umur
tanaman tersebut.
Tanaman terong dapat tumbuh pada hampir setiap jenis tanah. Tetapi
keadaan tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman terong ungu
adalah jenis tanah lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik,
aerasi dan drainasenya baik serta pH antara 6,8-7,3. Tanaman terong ungu
dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi, suhu udara 22-300C
(Rukmana, 2011).
Pola pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu (Solanum
melongena L.) pada gambar 4.1 menunjukkan pertambahan tinggi batang
tanaman terong ungu dalam setiap tiga harinya dapat memiliki pola
pertumbuhan yang berbeda. Dari data di atas tanaman terong ungu yang
ditanam dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair
pertumbuhan tinggi batangnya lebih maksimal 21,9 cm sedangkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu tanpa pemberian pupuk
organik cair lebih maksimal 18,5 cm.
Rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu pada
perlakuan dengan pemberian pupuk organik cair yaitu �̅�1 = 11,97 cm,
sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu tanpa
pemberian pupuk organik cair yaitu �̅�2 = 13,87 cm. Setelah data hasil
penelitian dianalisis dengan menggunakan uji T-test independen maka
hasilnya menunjukkan tobs = 12,925 lebih besar dari tcrit = 2,042 (ttabel)
dengan α = 0,05 sehingga hasilnya signifikan. Hal ini berarti dapat terjadi
perbedaan pada pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu yang
diberikan pupuk organik cair dan tanpa pemberian pupuk organik cair.
dengan demikian pertumbuhan tinggi batang tanaman tanpa pemberian
pupuk organik cair lebih baik daripada dengan pemberian pupuk organik
cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pola pertumbuhan jumlah daun tanaman terong ungu (Solanum
melongena L.) pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah
daun tanaman terong ungu dalam setiap tiga harinya dapat memiliki pola
pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan jumlah daun pada tanaman
terong yang diberikan pupuk organik cair lebih maksimal 2-4 helai daun
pada setiap wadah media (polybag), sedangkan pertumbuhan jumlah daun
pada tanaman terong ungu tanpa pemberian pupuk organik cair lebih
maksimal 3-7 helai daun pada setiap polybag. Rata-rata pertumbuhan
jumlah daun tanaman terong yang diberikan pupuk organik cair yaitu �̅�1 =
0,65 dan rata-rata pertumbuhan jumlah daun terong tanpa pemberian
pupuk organik cair yaitu = �̅�2 = 1,7. Setelah data hasil penelitian dianalisis
dengan menggunakan uji T-test independen maka hasilnya menunjukkan
tobs = 12,931 lebih besar dari tcrit = 2,042 (ttabel tcrit) dengan α = 0.05
sehingga hasilnya juga signifikan. Hal ini berarti terjadi perbedaan pada
pertumbuhan tanaman terong ungu yang diberikan pupuk organik cair dan
tanpa pemberian pupuk organik.
Berdasarkan hasil penelitian di atas yang diukur adalah tinggi batang
dan jumlah daun tanaman terong ungu dengan dua perlakuan yaitu dengan
pemberian pupuk organik cair dan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji T-test independen
bahwa hasil dari kedua parameter yang diukur signifikan. Maka hasil uji
statistik dari kedua perlakuan tersebut terdapat perbedaan pertumbuhan
tinggi batang tanaman terong ungu yang diberikan pupuk organik cair dan
tanpa diberikan pupuk organik cair. Hasil yang signifikan menunjukkan
pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu yang diberi perlakuan
dengan pemberian pupuk organik cair kurang maksimal daripada
pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu yang tanpa pemberian
pupuk organik cair, begitu juga pertumbuhan jumlah daun tanaman terong
yang diberi pupuk organik cair kurang maksimal daripada pertumbuhan
jumlah daun tanaman terong ungu yang tanpa pemberian pupuk organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
cair. Hal ini berarti penggunaan pupuk organik cair tidak perlu diberikan
(disiramkan) pada permukaan tanah dalam wadah media yang ditanami
tanaman terong ungu. Karena pertumbuhan tanaman terong ungu juga
dapat tumbuh lebih maksimal tanpa pemberian pupuk organik cair. Atau
pupuk organik cair tersebut bisa disiramkan secukupnya ke permukaan
tanah pada wadah media yang ditanami tanaman terong ungu sehingga
tanaman bisa menyerap asupan nutris yang cukup baik untuk menunjang
pertumbuhan, sementara pemberian pupuk organik cair lebih banyak maka
bisa dapat menghambat pertumbuhan karena kandungan nitrogen dalam
tanah juga bisa berpengaruh sehingga tanaman tidak tumbuh secara
maksimal. Selain itu pertumbuhan yang kurang maksimal bisa disebabkan
karena pupuk organik cair yang diberikan porsinya sedikit sehingga
tanaman terong ungu kurang mendapatkan nutrisi yang maksimal. Bisa
juga disebabkan karena pupuk organik cair yang diberikan banyak
sehingga menghambat permukaan tanah dan akhirnya pertumbuhan kurang
maksimal. Selain itu disebabkan juga karena batang tanaman terong ungu
pada wadah media yang diberi pupuk organik cair terkena pupuk organik
cair sehingga pertumbuhan tanaman kurang maksimal, dikarenakan
pemberian pupuk organik cair cukup hanya disiramkan diatas permukaan
tanah.
2. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Terong Ungu
Pupuk organik cair merupakan bahan yang mengandung sejumlah
nutrisi yang diperlukan bagi tanaman. Pemupukan adalah upaya pemberian
nutrisi kepada tanaman guna menunjang kelangsungan hidupnya dalam hal
ini menunjang pertumbuhan. Pemberian pupuk memperhatikan takaran
yang diperlukan oleh tumbuhan, jangan sampai pupuk yang digunakan
kurang atau melebihi takaran sehingga pada akhirnya akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Pupuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
diberikan lewat tanah atau disemprotkan ke daun. Sejak daulu sampai saat
ini pupuk organik diketahui banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dalam
sistem usaha tanai oleh para petani (Sutedjo. 2010).
Berdasarkan uji T-test independen hasilnya adalah signifikan artinya
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair dalam penelitian ini
tidak berpengaruh secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan
pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu yang diberi perlakuan
dengan pemberian pupuk organik cair lebih lambat pertumbuhannya
daripada pertumbuhan tinggi batang tanaman terong ungu tanpa pemberian
pupuk organik cair lebih cepat. Begitu pula pertumbuhan jumlah daun
tanaman terong ungu (Solanum melongena L.) yang diberi perlakuan
dengan pemberian pupuk organik cair jumlahnya lebih sedikit daripada
pertumbuhan jumlah daun tanaman terong ungu tanpa pemberian pupuk
organik cair lebih banyak.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Pertumbuhan Tanaman
Terong Ungu (Solanum Melongena L.)
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola pertumbuhan
tanaman terong ungu yang ditanam dalam media polybag dalam penelitian
adalah tanah, curah hujan, hama dan gulma serta keterbatasan penelitian.
a. Tanah
Tanah merupakan salah satu media tempat tumbuhnya tumbuhan
dan tanah yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair, dan gas. Oleh
karena itu tanah merupakan salah satu media penting dan banyak
mengandung unsur-unsur penting. Dalam penelitian ini media tanam
yang digunakan adalah tanah regosol. Tanah regosol adalah tanah
berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol
berupa tanah alluvial yang baru diendapkan atau juga disebut tanah
regosol yang terbentuk dari abu vulkanik. Karena material jenis tanah
regosol berupa abu vulkanik dan pasir vulkan. Tanah regosol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
merupakan hasil erupsi gunung berapi, bentuk sebarannya berombak
sampai gunung, bersifat subur, berbutir kasar, tekstur tanah regosol ini
kasar, peka terhadap erosi, berwarna keabuan dan bahan organik
rendah. Tanah ini juga cenderung gembur. Sifat tanah yang demikian
membuat tanah dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan
tanaman dengan baik sehingga kemampuan menyerap air cukup tinggi.
Pada umumnya tekstur tanah jenis ini semakin produktif. Tanah
regosol juga kaya akan unsur hara seperti P dan K yang masih segar,
sedangkan Kandungan N kurang dan pH tanah sekitar 6-7. Tanah
regosol dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian seperti tanaman
tembakau, kelapa, sayuran, tebu, dan sebagainya (Anonim. 2016).
Persebaran tanah regosol berupa tanah alluvial ini di Indonesia
terdapat disetiap pulau yang memiliki gunung api, baik yang masih
aktif maupun yang sudah tidak aktif seperti Jawa, Sumatera, Bali dan
NTB.
b. Curah Hujan yang Tinggi
Air merupakan salah satu faktor yang lebih penting dalam
produksi tanaman pangan dibanding faktor lingkungan lainnya.
Tanaman memperoleh persediaan air dari akar, sehingga pemeliharaan
kelembaban tanah merupakan faktor yang penting dalam pertanian.
Jumlah air yang berlebihan dalam tanah akan mengubah berbagai
proses kimia dan biologi yang membatasi ketersediaan jumlah oksigen
juga meningkatkan pembentukan senyawa berbahaya bagi akar
tanaman.
Curah hujan yang lebat dapat mengganggu proses pembungaan
dan pernyerbukan. Curah hujan yang tinggi dapat menghambat
pertumbuhan tanaman terong ungu di dalam wadah media yang
ditanami tanaman terong ungu sehingga tanaman kurang mendapatkan
intensitas cahaya yang kurang maksimal. Dikarenakan curah hujan
memegang peranan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
disebabkan karena air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke
akar diteruskan ke bagian-bagian lain.
c. Hama dan Gulma
Hama dan guma juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
terong ungu. Tumbuhnya gulma disekitar polybag dapat menyebabkan
adanya kompetesi dalam penyerapan nutrisi sehingga kebutuhan
tanaman terong ungu sendiri kurang maksimal. Tentunya dapat
menghambat pertumbuhan tanaman terong ungu sehingga tumbuhnya
tidak maksimal. Pengendalian untuk memberantas penyebaran gulma
ini dilakukan dengan cara mencabut (membersihkan) gulma di sekitar
polybag sehingga tanaman mendapatkan nutrisi yang maksimal untuk
menunjang pertumbuhan.
Sumber : dokumen pribadi, 2016
Gambar 4.3 Hama (Kupu-kupu) yang menyebarkan telur di daun
Tumbuhnya gulma dapat menyebabkan penyebaran hama seperti
kutu daun, semut, belalang dan ulat daun yang dapat menyerang daun
dan tunas tanaman. Hama yang paling banyak dijumpai adalah ulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
daun, kutu daun serta semut hitam, kupu-kupu dan belalang. Ulat daun
dapat memotong atau memakan daun tanaman. Adanya ulat daun ini
berawal dari kupu-kupu yang berhasil masuk melalui celah-celah
paranet yang menutupi area penyusunan polybag kemudian kupu-kupu
menyebarkan telur ke permukaan daun sehingga pada akhirnya telur
kupu-kupu tersebut menjadi ulat dan memakan daun terong yang
diamati.
Sumber :dokumen pribadii, 2016
Gambar 4.4 Hama yang memotong batang dan pucuk daun
Belalang termasuk salah satu hama yang dapat menyerang
tanaman dengan cara memotong titik tumbuh seperti bagian pucuk dan
batang tanaman terong ungu sehingga pertumbuhan kurang maksimal.
Kemudian tanaman yang batangnya dipotong langsung diganti dengan
tanaman yang cadangan. Untuk mengurangi penyebaran belalang,
dilakukan dengan cara menangkap lalu buang ke tempat lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
4. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini masih ada
keterbatasan dalam penelitian yang dialami oleh peneliti sebagai berikut:
1. Bibit yang digunakan dalam penelitian hanya satu jenis dan tidak
divariasikan dengan jenis lain karena peneliti membeli bibit hasil
persemaian di toko pertanian, sehingga peneliti tidak memvariasikan
jenis bibit yang digunakan dalam penelitian ini dan peneliti tidak
membandingkan pertumbuhan tanaman terong ungu yang ditanam dari
biji. Hal ini dikarenakan dalam penyiapan waktu penelitian yang
dibutukan merasa kurang dan tidak memenuhi target sehingga peneliti
memilih satu jenis varietas yaitu terong ungu.
2. Mengenai proses pemberian pupuk organik cair dalam penelitian ini,
peneliti hanya mengamati pengaruh pemberian pupuk organik cair
pada tanaman terong ungu dengan takaran atau dosis yang sama yaitu
dengan perbandingan 2 : 10 artinya MOL (pupuk orgaik cair) sebanyak
250 ml diambil sebanyak 2 kali dan dicampurkan air 250 ml sebanyak
10 kali artinya 250 ml x 10 = 2500 ml. Peneliti belum mencoba
memvariasikan dosis dalam pemberian pupuk organik cair, hal ini
dikarenakan peneliti hanya melihat perbandingan dari pengaruh
pertumbuhan tanaman terong ungu yang diberi pupuk organik cair dan
tanpa pemberian pupuk organik cair.
3. Peneliti hanya mengukur pertumbuhan tinggi batang dan menghitung
jumlah daun tanaman pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah
ditanam sampai tanaman berbunga, tidak diukur sampai pada proses
pembuahan atau tanaman terong yang dewasa. Sehingga dalam
penelitian ini peneliti hanya melihat pengaruh pemberian pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan tanaman terong ungun yang
ditanam dalam wadah media yaitu polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian ‘’Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.) dengan
menggunakan Polybag’’ dapat digunakan oleh guru sebagai materi praktikum
sehingga dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam mendukung proses
belajar mengajar di Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian seperti ini siswa
diajarkan untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk mendukung
proses belajarnya. Bahan belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar
mengajar pada mata pelajaran biologi materi SMA kelas XII semester 1 yaitu
tentang materi Pertumbuhan dan Perkembangan dengan sub-bab Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam perencanaan pembelajaran terkait
dengan penelitian ini adalah menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi Inti (KI)
yang digunakan adalah Kompetensi Dasar (KD) 3.1: Mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya berdasarkan hasil percobaan dan pengamatannya, (KD) 4.1:
Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta
melaporkan secara tertulis menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang tepat dan
benar. Dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya materi merencanakan
dan merancang percobaan terkait materi pertumbuhan dan perkembangan, maka
dilakukan praktikum di luar jam pelajaran sekolah sehingga dapat dijadikan
sebagai pendalaman materi. Kemudian siswa dipandu oleh guru untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
percobaan atau eksperimen tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kegiatan pembelajaran baik Silabus
maupun Rencana Pelaksanaan pembelajaran dapat terlampir pada lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, pengamatan pengolaan data serta analisis data
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian pupuk organik cair pada tanaman terong ungu (Solanum
melongena L.) yang ditanaman pada wadah media (polybag) ini terjadi
perbedaan pada pertumbuhan tanaman terong, karena terbukti pada data
dan hasil perhitungan dengan menggunakan uji T-Test independen, dan
dari kedua parameter yang diukur adalah tinggi batang dan jumlah daun
menunjukkan hasil signifikan.
2. Media tanam dalam hal ini tanah yang diberikan pupuk organik cair tidak
dapat membantu dalam memaksimalkan pertumbuhan tanaman terong
ungu (Solanum melongena L.) hal tersebut dikarenakan tanaman terong
merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga
mencapai tinggi 60 cm – 90 cm dan dapat tumbuh di dataran rendah
maupun dataran tinggi, suhu udara 22-300C dengan pH 6,8-7,3.
B. Saran
1. Dalam penelitian ini sebaiknya memperhatikan factor-faktor yang dapat
mempengaruhi terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terong ungu saat diberi perlakuan dengan penyiraman pupuk organic cair.
2. Dalam melakukan penelitian untuk mengurangi cuaca yang tidak menentu
alangka baiknya menggunakan atap penutup berbahan plastik putih
(plastik bening).
3. Dalam penelitian ini ada baiknya diamati bibit terong ungu hasil
persemaian dengan langsung ditanam dari biji dengan perlakuan
pemberian pupuk organik cair sehingga dapat diketahui mana yang lebih
cepat dalam proses pertumbuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2008. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim, 2014. http://digilib.unila.ac.id/7019/8/BAB%20I%20PENDAHULUAN.
pdf, Diakses tanggal 14 Desember 2016.
Anonim, 2016. http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-
1-pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan. Diakses tanggal 14
Desember 2016.
Anonim, 2017, http://persemaian-hutankalimantan.co.id/2012/10/polybag-fungsi-
dan-ukurannya.html. Diakses pada tanggal 24 Juli 2017
Alex, S, 2015, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik,
Yogyakarta, Pustaka Baru Press.
Campbell A. Neil, Reece B. Jane dan Mitchell G. Lawrence. 2003. BIOLOGI
Edisi Kelima Jilid 2, Jakarta, Erlangga.
Campbell A. Neil, Reece B. Jane dan Mitchell G. Lawrence. 2012. BIOLOGI
Edisi Kedelapan Jilid 2, Jakarta, Erlangga.
Firmanto, B. 2011. Sukses Bertanam Terung Secara Organik. Angkasa: Bandung.
Foodrefrence,2010.Eggplant.Dalam:http//:www.foodrefrence.com/html/arteggpla
nt2.thml. Diundu pada 25 Juli 2017.
Galuh, Y.M., 2014. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Anggur (Vitis vinifera) Varietas Probolinggo Biru, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma.
Hanafiah, K. A., Napoleon, A., dan Ghofar, N. 2003. Ekologi dan Mikrobiologi
Tanah. Jakarta. Rajawali Press.
Jumin, B H., 2014. Dasar-Dasar Agronomi Edisi Revisi, Jakarta, Rajawali Press.
Khaerudin, 1999. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya. Jakarta. Dalam:
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/innofarm/article/viewFile/969/821.Jurna
l InovasiPertanian Vol. 14, No. 1, April 2015. Diundu pada 21 Juli 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kusandriani, Y. dan Permadi, A., H. Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam: A. S.
Duriat, A. Widjaja, W. Hadisoeganda, T. A. Soetarso, L. Prabaningrum
(eds). Teknologi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Lembang. 27-35p.
Marpaung, A. E., Karo, B., dan Tarigan, R. 2014. Pemanfaatan Pupuk Organik
Cair dan Teknik Penanaman dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil
Kentang.Dalam:http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/
viewFile/3335/2838. J. Hort. 24 (1) :49-55, 2014 . diundu pada 21 Juli
2017.
Mufida, L. 2013. Pengaruh Penggunaan Konsentrasi FPE (Fermentasi Plant
Extrac) Kulit Pisang terhadap Jumlah Daun. Kadar Klorofil Dan Kadar
Kalium Pada Tanaman Seledri (Apium graveolens). IKIP PGRI Semarang.
Semarang.
Nugroho, P. 2012. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta
Priangga, R., Suwarno, dan Nur, H. 2013. Pengaruh Level Pupuk Organik Cair
Terhadap Produksi Bahan Kering Dan Imbangan Daun Batang Rumput
Gajah Defoliasi Keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan. April 2013. 1 (1) :365-
373.
Purwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung.126.
html
Reny, R, 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman,
Yogyakarta, Pustaka Baru Press.
Rukmana, R. 1994. Bertanam terong. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Rukmana, R. 2002. Bertanam Terung. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R. 2011. Sukses Bertanam Terong Secara Organik. Penerbit Angkasa.
Bandung.
Salibury, F. B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga. Bandung:
ITB Press.
Simatupang, D. V. 2010. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan,
Produksi Daun Segar, dan Kandungan Minyak Atsiri Dari Dua Aksesi
Kemangi (Ocinum basilicum L.). Skripsi. Bogor: Institu Pertanian Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Soetarso, 1991. Ilmu Pemuliaan Tanaman. Jur. Budidaya Pertanian Fak. Pertanian
UGM.Yogyakarta.Dalam:http://portalgaruda.org/article.php?article=15771&
val=988. Jurnal. Diakses pada 25 Juli 2017
Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman Untuk Iklim Tropika Basah:
Pemodelan dan Pengendalian Lingkungan. Bogor: IPB Press.
Suparno, P. 2010. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan dan Psikologi,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan
Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.
Sutedjo, M. M., 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Taniredja, T. dan Mustafidah, H., 2011, Penelitian Kuantitatif, Bandung:
Alfabeta.
Yulipryanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Wayan, Y. A., 2015. Pengaruh pemberian Probiotik Nopkor Terhadap
Pertumbuhan Stum Okulasi Mata Tidur Karet (Have brasiliensis), Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Pertumbuhan Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L)
A. Tinggi batang tanaman terung ungu dengan pemberian POC
Hari, tanggal
pengambilan
data
Tinggi tanaman terung ungu (cm)
2016 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Senin, 27-06 3,7 3,7 3,7 3,5 2,8 2,8 3,9 2,8 2,9 3,5 3,8 3,7 3,7 3,7 3,7 3,8 3,7 3,2 3,8 3,7
Kamis, 30-06 4,3 4,1 4,2 3,7 3,1 3,1 4,5 3,1 3,5 3,8 4,5 4,1 4,5 4,1 4,4 4,2 4,5 3,5 4,5 4,5
Minggu, 03-07 4,7 4,5 4,7 4,2 3,3 3,5 4,9 3,5 4,4 4,2 4,9 4,5 5 4,5 5,1 4,5 4,9 4,1 4,8 5,4
Rabu, 06-07 5,5 5 5,1 4,7 3,7 4,1 5,5 4 4,9 4,7 5,5 4,8 5,5 5 5,7 4,8 5,4 4,5 5,1 6
Sabtu, 09-07 6 5,4 5,5 5,4 4,3 4,6 5,8 4,5 5,5 5,1 5,8 5,3 6,4 5,5 6,5 5,4 5,7 4,8 5,5 6,5
Selasa, 12-07 6,5 6 6 5,9 4,5 5,5 6,3 5 6,1 5,5 6,4 5,7 6,9 6,1 6,9 5,7 6 5,3 6 7
Jum’at 15-07 7,4 6,5 6,5 6,5 5,1 6,4 6,7 5,5 6,5 6 6,7 6 7,5 6,5 7,4 6,5 6,5 5,7 6,5 7,5
Senin, 18-07 7,9 7,1 6,9 6,8 5,5 7 7,2 6 7 6,5 7 6,5 7,8 7,4 7,8 7 7 6,2 6,8 8,1
Kamis, 21-07 8,6 7,5 7,4 7,3 6,1 7,5 7,6 6,5 7,5 7 7,5 7,1 8,8 7,8 8,5 7,5 7,5 6,6 7,1 8,5
Minggu, 24-07 9,1 8,2 7,7 7,8 6,5 8,1 8 7,5 8,4 7,5 8 7,5 9,7 8,5 8,9 8,1 8,2 7,1 7,3 9,2
Rabu, 27-07 9,5 8,6 8,5 8,3 7,4 8,5 8,5 8,4 9,5 8,1 8,5 8 10,2 8,9 9,5 8,5 8,7 7,5 7,5 9,7
Sabtu, 30-07 10,5 9,1 9,5 8,7 8,5 9,2 9 9,3 10,5 8,5 9,1 8,5 10,6 9,5 10,4 9 9,3 8,2 7,7 10,5
Selasa, 2-08 11,4 9,5 9,8 9,4 9,5 9,6 9,5 9,7 11,5 9,5 9,6 9 11,5 10,4 11,5 9,5 9,8 8,7 7,9 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Jum’at, 05-08 12,3 10,2 10 9,9 10,5 10,2 10 10,5 12,5 10,5 10,5 9,5 12,5 11 12 10,4 10,3 9,5 8,1 11,5
Senin, 08-08 12,7 10,6 10,3 10,4 11,5 10,5 10,5 11,5 13,5 11 11,4 10,3 13 11,5 12,3 11,5 10,8 10,7 8,5 12
Kamis, 11-08 13 11 10,7 10,9 12,4 11 11 12,4 13,8 11,5 11,7 10,7 13,5 12,3 12,7 12,6 11 11,3 9 12,5
Minggu, 14-08 14,5 11,5 11 11,6 12,8 11,5 11,5 12,9 14,5 12,1 12,3 11,5 14,1 12,7 13,2 13,5 11,4 11,5 9,5 13
Rabu, 17-08 15,1 12,4 11,5 12,5 13,3 12,1 12,1 13,4 15,1 12,7 12,8 11,8 14,5 13,3 13,5 14,1 12,3 11,8 10,2 13,4
Sabtu, 20-08 15,7 13,3 12 12,8 13,7 12,5 12,5 13,7 15,7 13,3 13,3 12,6 14,9 13,5 14 14,6 12,7 12,1 10,5 13,7
Selasa, 23-08 16,6 14,5 12,5 13,3 14,5 13,4 13,5 14,5 16,1 13,5 13,5 13,2 15,1 13,7 14,5 15,5 13,5 12,3 11,2 14,2
Jum’at, 26-08 17,7 15,6 13,5 14,6 15,1 14,8 14,7 15,5 16,7 14,4 14,4 13,6 15,3 14,2 15,5 16,5 14,5 12,6 11,6 14,5
Senin, 29-08 18,5 16,5 14,1 15,8 15,7 15,3 15,2 16 17,5 15,5 14,7 14,2 15,5 14,5 16,6 17,4 15 13,5 12,4 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Tinggi batang tanaman terung ungu tanpa pemberian POC
Hari, tanggal
pengambilan
data
2016 Tinggi tanaman terung ungu (cm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Senin, 27-06 3,7 3,4 3,8 2,7 3,5 3,7 3,7 3,9 3 3,7 3,7 3,7 3,7 3,7 3,9 3,7 3,9 3,9 3,6 3,7
Kamis, 30-06 4 3,6 4,5 3 4,1 4,5 4 4,7 3,5 4 4,5 4,5 4 4 4,5 4,4 4,5 4,7 4 4,2
Minggu, 03-07 4,5 4 5 3,5 4,6 5 4,5 5,5 4,5 4,5 5,5 5 4,5 4,5 5 4,7 5 5,5 4,5 4,5
Rabu, 06-07 5,7 4,5 5,5 4,1 5 5,5 5 6,5 5,5 6,1 6 5,5 5 5 5,5 5,3 5,5 6 5 5
Sabtu, 09-07 6,5 5 6,5 4,5 5,5 6 5,5 7,5 6,5 6,6 6,5 6,1 5,5 5,6 6 5,6 6 6,5 5,5 5,5
Selasa, 12-07 7,6 5,6 7 5 6,2 6,6 6 8,5 7,5 7,5 7,1 6,5 6,5 6 6,5 6,2 6,6 7,1 6,5 6,5
Jum’at 12-07 8,5 6 7,5 5,6 6,8 7 6,5 9,2 8,5 8,5 7,6 7,2 7,3 6,5 7,1 6,6 7 7,5 7,4 7,1
Senin, 18-07 9,5 6,5 8,2 6 7,6 7,5 7,1 9,6 9,5 9,5 8,2 7,6 7,9 7,1 7,5 7,3 7,5 8 7,8 7,5
Kamis, 21-07 10,4 7 8,7 6,5 8,5 8 7,6 10,2 10 10,5 8,7 8,1 8,5 7,6 8 7,7 8 8,5 8,5 8,5
Minggu, 24-07 11,5 7,5 9,5 7 9,1 8,5 8,2 10,6 10,5 11,5 9,5 8,5 9,4 8,2 8,5 8,5 8,4 9 9 9,5
Rabu, 27-07 12,5 8,3 10,5 7,5 9,6 9 8,7 11 11 12,5 9,8 9 9,8 8,7 9,1 8,9 9 9,5 9,5 10,1
Sabtu, 30-07 13,5 8,8 11,5 8,1 10,5 9,5 9,6 11,5 11,5 13 10,3 9,5 10,6 9,4 9,5 9,4 9,5 10 10,5 10,7
Selasa, 2-08 14 9,5 12,4 8,6 11 10,5 10,5 12 12,5 13,5 10,7 10 11,5 9,7 10,2 9,8 10 10,5 11,5 11,5
Jum’at, 05-08 14,5 10,5 13,5 9,5 11,5 11,5 11,5 12,5 13,1 14 11 10,5 12,6 9,9 10,5 10,5 10,5 11 12,6 12,1
Senin, 08-08 15,6 10,9 14,6 10,5 12,1 12,6 12,5 13,1 13,6 14,5 11,5 11,1 13,9 10,1 11,5 10,8 11 11,5 13,7 12,6
Kamis, 11-08 16,5 11,7 15,5 10,9 12,5 13,5 13,5 13,5 14 15 12,5 11,5 14,7 10,4 12,5 11,2 11,5 12 14,6 13,5
Minggu, 14-08 17,7 12,4 16,5 11,5 13,6 14,5 14,5 14 14,5 15,5 13,5 11,8 15,5 10,7 13,5 11,6 12,5 12,5 15,7 14,5
Rabu, 17-08 18,3 12,8 17,7 12,5 14,5 15,5 15,6 14,5 15,6 16,1 14,5 12,3 15,8 11,2 14,5 12,3 13,5 13,5 16,5 15,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sabtu, 20-08 18,7 13,5 18,5 13,6 14,8 16,4 16,5 15 16,5 16,5 15,3 12,5 16,3 11,5 15,3 12,5 14,5 14,5 17,1 16,3
Selasa, 23-08 19,2 13,9 19,5 14,7 15,3 18,5 17,3 15,5 17,5 17,5 15,8 12,7 16,6 11,8 15,7 12,8 15 15,5 17,6 16,5
Jum’at, 26-08 19,8 14,5 20,8 15,5 15,5 18,9 17,6 16,4 18,6 18,5 16,5 13 17,5 12 16,5 13 15,5 16,5 18,3 17,5
Senin, 29-08 20,7 15,6 21,9 16,8 16,5 19,8 18,5 17,5 19,4 19,4 17,7 13,2 18,4 12,4 17,1 13,2 16,1 17,7 19,7 18,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
C. Jumlah daun tanaman terung ungu dengan pemberian POC
Hari, tanggal
pengambilan
data
Jumlah daun tanaman terung ungu
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Senin, 27-06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3
Kamis, 30-06 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4 3 3 3 4 3 4 3
Minggu, 03-07 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4
Rabu, 06-07 6 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
Sabtu, 09-07 6 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5
Selasa, 12-07 7 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5
Jum’at 12-07 7 5 6 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5
Senin, 18-07 7 5 5 4 6 5 4 6 5 6 5 5 5 5 5 6 6 5 2 6
Kamis, 21-07 6 6 5 5 6 5 5 6 6 6 5 5 5 5 5 6 5 5 1 5
Minggu, 24-07 5 6 5 5 5 5 5 6 6 5 5 6 5 4 6 5 5 5 1 5
Rabu, 27-07 5 6 4 6 5 5 5 6 6 5 5 6 5 5 5 5 6 4 1 5
Sabtu, 30-07 5 5 4 6 6 5 6 6 4 5 5 5 5 6 4 5 5 5 2 5
Selasa, 2-08 6 5 4 5 6 5 4 5 5 5 4 6 5 5 4 5 4 4 2 4
Jum’at, 05-08 6 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4
Senin, 08-08 6 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 4 5 3 3 5
Kamis, 11-08 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Minggu, 14-08 5 6 3 4 4 3 5 5 4 5 3 4 2 4 3 5 4 3 3 4
Rabu, 17-08 5 6 3 4 4 3 4 5 4 5 4 5 2 5 4 5 5 3 3 3
Sabtu, 20-08 5 5 3 5 4 3 4 6 3 4 4 4 2 4 4 6 5 4 3 3
Selasa, 23-08 5 5 4 5 5 3 4 6 3 3 4 3 2 4 4 6 4 4 3 3
Jum’at, 26-08 4 4 4 5 4 3 5 5 3 3 3 3 2 3 3 5 4 4 3 3
Senin, 29-08 4 4 4 5 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 6 4 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
D. Jumlah daun tanaman terung ungu tanpa pemberian POC
Hari, tanggal
pengambilan data
2016 Jumlah daun tanaman terung ungu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Senin, 27-06 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
Kamis, 30-06 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3
Minggu, 03-07 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4
Rabu, 06-07 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
Sabtu, 09-07 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5
Selasa, 12-07 5 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5
Jum’at 12-07 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 6
Senin, 18-07 5 5 5 4 4 6 5 5 3 6 3 6 6 5 5 4 6 5 6 6
Kamis, 21-07 6 5 5 5 5 5 4 5 3 6 3 6 6 5 5 4 6 5 5 7
Minggu, 24-07 6 5 6 5 5 5 4 5 4 6 4 6 7 6 6 5 6 6 5 7
Rabu, 27-07 6 5 5 6 5 6 5 6 4 5 4 5 7 6 6 5 7 6 6 8
Sabtu, 30-07 7 4 5 5 5 6 5 6 4 5 4 5 6 5 5 4 6 6 6 8
Selasa, 2-08 6 4 5 5 5 6 5 5 4 5 5 5 6 5 5 4 6 6 6 8
Jum’at, 05-08 5 4 6 6 5 4 5 5 5 5 5 4 6 6 5 5 5 4 5 7
Senin, 08-08 5 4 5 6 4 4 5 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 4 5 6
Kamis, 11-08 6 4 5 7 4 4 5 6 4 6 5 5 5 6 6 4 5 4 5 4
Minggu, 14-08 6 5 6 5 4 5 4 6 4 5 5 4 5 6 6 5 5 4 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Rabu, 17-08 6 5 7 6 3 4 4 6 5 6 6 4 6 5 6 5 6 4 4 5
Sabtu, 20-08 6 4 5 6 3 4 4 5 5 6 6 5 6 5 6 5 7 3 4 5
Selasa, 23-08 6 4 4 6 3 4 4 5 5 7 7 5 6 4 6 4 7 4 4 4
Jum’at, 26-08 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 7 5 6 4 8 4 5 4
Senin, 29-08 6 4 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 7 6 5 4 6 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 2. Hasil perhitungan pertumbuhan tanaman terung ungu
(Solanum melongena L) menggunakan uji T-Test Independen.
A. Tabel perhitungan tinggi batang tanaman terung ungu
No Dengan POC
(𝑥1)
Tanpa POC
(𝑥2) (𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1) (𝑥2 – �̅�2)
(𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1)
1 14,8 17 2,83 8,0938 3,13 9,7969
2 12,8 12,2 0,83 0,7138 -1,67 2,7889
3 10,4 18,1 -1,57 2,4178 4,23 16,92
4 12,3 14,1 0,33 0,1188 0,23 0,0529
5 12,9 13 0,93 0,8928 -0,87 0,7569
6 12,5 16,1 0,53 0,2968 2,23 4,9729
7 11,3 14,8 -0,67 0,4288 0,93 0,8649
8 13,2 13,6 1,23 1,5498 -0,27 0,0729
9 14,6 16,4 2,63 6,9958 2,53 6,4009
10 12,4 15,7 0,43 0,0258 1,83 3,3489
11 11,1 14 -0,87 0,9048 0,13 0,0169
12 10,5 9,5 -1,47 2,1168 -4,37 19,0969
13 11,8 14,7 -0,17 0,0238 0,83 0,6889
14 10,8 8,7 -1,17 1,3338 -5,17 26,7289
15 12,9 13,2 0,93 0,8928 -0,67 0,4489
16 13,6 9,5 1,63 2,7058 -4,37 19,0969
17 11,3 12,2 -0,67 0,4288 -1,67 2,7889
18 10,3 13,8 -1,67 2,7388 -0,07 0,0049
19 8,6 16,1 -3,37 11,2558 2,23 4,9729
20 11,3 14,7 -0,67 0,4288 0,83 0,6889
�̅�𝟏 = 11,97 �̅�𝟐 = 13,87 ∑ =
2,2182
∑ =
6,025455
Perhitungan:
S1 = √∑(𝑥1 − �̅�1)2
𝑛1−1
S1 = √2,2182
20−1
S1 = √0,117
S1 = 0,342
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
S2 = √∑(𝑥2 − �̅�2)2
𝑛2−1
S2 = √6,025455
20−1
S2 = √0,318
S2 = 0,563
Dari perhitungan sebelumnya telah didapatkan hasil bahwa:
�̅�1 = 11,97 S1 = 0,342
�̅�2 = 13,87 S2 = 0,563
tobs = |�̅�1−�̅�2|
√𝑆1
2
𝑛1+
𝑆22
𝑛2
tobs = −1,9
√0,3422
20+
0,5632
20
tobs = −1,9
√0,0058 +0,0158
tobs = −1,9
√0,0216
tobs = 1,9
0,147
tobs = 12,925
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
Ho : 𝜇1 ≠ 𝜇2
α = 0,05
Derajat kebebasan : f = N – 2 = 𝑛1 + 𝑛2 - 2 = 20 + 20 –2 = 38
tcrit = 2,042 (ttabel tcrit)
Kesimpulan : |𝑡𝑜𝑏𝑠| |𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙|
|12,925| > |2,042|
Berdasarkan analisa (uji T-test independen) terjadi perbedaan yaitu
tobs = 12,925 lebih besar dari tcrit = 2,042 (ttabel) dengan α = 0,05 maka
signifikan. Hal ini berarti terjadi perbedaan pada pertumbuhan tinggi
batang tanaman terong ungu yang diberi pupuk organik cair dan tanpa
pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Tabel perhitungan pertambahan jumlah daun terung ungu
No Dengan POC
(𝑥1)
Tanpa POC
(𝑥2) (𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1) (𝑥2 – �̅�2)
(𝑥1 – �̅�1)
(𝑥1 – �̅�1)
1 1 3 0,35 0,1225 1,3 1,69
2 1 2 0,35 0,1225 0,3 0,09
3 1 3 0,35 0,1225 1,3 1,69
4 2 2 1,35 1,8225 0,3 0,09
5 0 0 -0,65 0,4225 -1,7 2,89
6 -1 0 -1,65 2,7225 -1,7 2,89
7 1 0 0,35 0,1225 -1,7 2,89
8 1 1 0,35 0,1225 -0,7 -0,49
9 1 3 0,35 0,1225 1,3 1,69
10 1 2 0,35 0,1225 0,3 0,09
11 -1 1 -1,65 2,7225 -0,7 0,49
12 -1 1 -1,65 2,7225 -0,7 0,49
13 0 4 -0,65 0,4225 2,3 5,29
14 1 3 0,35 0,1225 1,3 1,69
15 0 2 -0,65 0,4225 0,3 0,09
16 4 0 3,35 11,2225 -1,7 2,89
17 1 3 0,35 0,1225 1,3 1,69
18 0 1 -0,65 0,4225 -0,7 0,49
19 1 2 0,35 0,1225 0,3 0,09
20 0 1 -0,65 0,4225 -0,7 0,49
x̅1 = 0,65 x̅2 = 1,7 ∑= 1,2275
∑ =
1,361
Perhitungan :
S1 = √∑(𝑥1 − �̅�1)2
𝑛1−1
S1 = √1,2275
20−1
S1 = √0,065
S1 = 0,252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
S2 = √∑(𝑥2 − �̅�2)2
𝑛2−1
S2 = √1,361
20−1
S2 = √0,071
S2 = 0,266
Dari perhitungan sebelumnya telah didapatkan hasil bahwa:
가̅̅̅1 = 0,65 S1 = 0,252
�̅�2 = 1,7 S2 = 0,266
tobs = |�̅�1−�̅�2|
√𝑆1
2
𝑛1+
𝑆22
𝑛2
tobs = −1,05
√0,2522
20+
0,2662
20
tobs = −1,05
√0,0031+0,0035
tobs = −1,05
√0,0066
tobs = 1,05
0,0812
tobs = 12,931
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
Ho : 𝜇1 ≠ 𝜇2
α = 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Derajat kebebasan : f = N – 2 = 𝑛1 + 𝑛2 - 2 = 20 + 20 –2 = 38
tcrit = 2,042 (ttabel tcrit)
Kesimpulan : |𝑡𝑜𝑏𝑠| |𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙|
|12,931| > |2,042|
Berdasarkan analisa (uji T-test independen) terjadi perbedaan yaitu
tobs = 12,931 lebih besar dari tcrit = 2,042 (ttabel) dengan α = 0,05 maka
signifikan. Hal ini berarti terjadi perbedaan pada pertumbuhan tinggi
batang tanaman terong ungu yang diberi pupuk organik cair dan tanpa
pupuk organik cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Rancangan Hasil Penelitian Untuk Pendidikan
Rancangan Hasil Penelitian Untuk Pembelajaran di Sekolah
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan pendidikan : SMA
Kelas : XII
Semester : 1 (satu)
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan metode sesuai kaidah
keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.2 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
dengan baik.
1. Pertumbuhan dan
perkembangan
• Faktor luar dan
faktor dalam
pada
pertumbuhan
2. Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
• Mengkaji hasil
kerja ilmiah
• Bagimana
membuat
langkah-langkah
melakukan
percobaan
menurut kerja
ilmiah dari hasil
diskusi dan
mengkaji contoh
karya ilmiah dari
berbagai sumber.
1. Membuat konsep
pertumbuhan dan
perkembangan
Mengamati
• Mengamati pertumbuhan
dan perkembangan pada
tumbuhan
• Membaca teks tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Menanya
• Siswa diminta untuk
membuat pertanyaan yang
menuntut berfikir kritis
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan makhluk
hidup serta faktor-faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan.
Tugas
Observasi
Portofolio
Tes
• Konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
Tugas
Observasi
• Kerja ilmiah
dan sikap
ilmiah serta
keselematan
kerja
Portofolio
• Laporan hasil
percobaan
5 minggu
x 4 JP • Buku
biologi
kelas XII
• Buku
biologi
Campbel
• Video
tentang
pertumbu
han dan
perkemba
ngan
2.1 Berperilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu,
objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati,
bertanggung jawab,
terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli
lingkungan) dalam
melakukan eksperimen,
pengamatan dan percobaan
di dalam kelas atau lab.
maupun diluar kelas/lab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
3.1 Mendeskripsikan proses
pertumbuhan dan
perkembangan makhluk
hidup serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
berdasarkan hasil
percobaan dan
pengamatannya.
Mengumpulkan data
melalui eksperimen atau
ekplorasi
• Siswa menggali informasi
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan makhluk
melalui baca teks atau
video.
• Melakukan diskusi konsep
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan menggunakan
LKS
• Diskusi tentang faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan.
Test
• Membuat
jadwal
perencanaan
untuk
percobaan
• Pemahaman
tentang hasil
percobaan
dan membuat
kesimpulan
• Pemahaman
tentang apa
hal-hal yang
akan
dilakukan
dalam
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
4.1 Merencanakan dan
melaksanakan percobaan
tentang faktor- faktor
yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan,
serta melaporkan secara
tertulis menggunakan tata
cara penulisan ilmiah yang
tepat dan benar.
Mengasosiasikan
• Membaca dan
menganalisis grafik
pertumbuhan melalui LKS
untuk mendapatkan
konsep pertumbuhan dan
perkembangan.
• Membuat kesimpulan
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan serta
faktor-faktor yang
mempengaruhi dan
mempresentasikan.
• Pemahaman
tentang
faktor luar
dan faktor
dalam
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembanga
n tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan hasil
diskusi atau hasil kajian
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
• Merencanakan dan
melaksanakan percobaan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Mengamati
• Mengkaji hasil kerja
ilmiah (contoh kerja karya
ilmiah).
• Bagaimana langkah-
langkah melakukan
percobaan menurut cara
kerja ilmiah berdasarkan
hasil diskusi dan
mengkaji contoh karya
ilmiah dari berbagai
sumber yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Menanya
• Memberikan pertanyaan
terkait langkah-langkah
eskperimen dan langkah-
langkah penyusunan
laporan hasil eksperimen
yang benar.
Mengumpulkan data
melalui
eksperimen/eksplorasi
• Mendiskusikan
perencanaan dan usulan
penelitian tentang faktor
luar yang dapat
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
• Melakukan eksperimen
sesuai usulan yang
disusun oleh setiap
kelompok.
• Melakukan pengamatan
melalui eksperimen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
mencatat hasil
eksperimen.
Mengasosiasikan
• Mengola data hasil
eksperimen dan menjawab
permasalahan
• Menyimpulkan hasil
pengamatan eksperimen
• Menarik kesimpulan
berdasarkan hasil diskusi
dalam kelompok
mengenai usulan
eksperimen.
Mengkomunikasikan
• Menyusun usulan
eksperimen/penelitian
tentang faktor luar yang
mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan
dalam bentuk laporan.
• Melaporkan hasil
eksperimen dalam bentuk
laporan/presentasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XII/1
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif,
dan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
KD 1.2 : Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses dengan baik.
KD 2.1 : Berperilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif,
inovatif dan peduli lingkungan) dalam melakukan eksperimen,
pengamatan dan percobaan di dalam kelas atau lab. maupun diluar
kelas/lab.
KD 3.1 : Mendeskripsikan proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup serta faktor-faktor yang mempengaruhinya berdasarkan hasil
percobaan dan pengamatannya.
KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor- faktor
yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, serta melaporkan secara tertulis menggunakan tata cara
penulisan ilmiah yang tepat dan benar.
C. Indikator
1.1.1 Bersyukur kepada Tuhan karena adanya pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup.
1.1.2 Menyadari pola pikir ilmiah dalam berkemampuan mengamati
bioproses yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
2.1.1 Berperilaku jujur dan teliti dalam melakukan pengamatan tentang
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui media
video atau observasi secara langsung.
2.1.2 Berperan aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dengan melakukan
diskusi mengenai macam-macam pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan melalui penyusunan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3.1.1 Memahami serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui eksperimen atau
percobaan.
3.1.2 Menganalisis tahapan atau proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan melalui langkah kerja ilmiah.
4.1.1 Melakukan pengamatan di sekitar lingkungan sekolah mengenai
macam-macam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1.2 Merancang percobaan tentang faktor luar yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1.3 Melakukan eksperimen atau percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
D. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Siswa dapat menyadari pola berpikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses yang dapat terjadi pada pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2.1.1.1 Siswa dengan teliti dapat melakukan pengamatan tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui percobaan
2.1.2.1 Siswa aktif dalam mengerjakan LKS tentang macam-macam atau
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui
penyusunan gambar.
2.1.3.1 Siswa diharapkan percaya diri dalam melakukan presentasi hasil
diskusi didepan kelas.
3.1.1.1 Siswa mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui eksperimen atau
percobaan.
3.1.2.1 Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah kerja ilmiah tentang
proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui
eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.1.1.1 Siswa mampu melakukan pengamatan dan mengidentifikasi tentang
macam-macam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di
lingkungan sekolah dengan tidak merusak tanaman yang ada.
4.1.2.1 Siswa mampu merancang percobaan atau eksperimen mengenai faktor
luar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
melalui diskusi kelompok.
4.1.3.1 Siswa dapat melakukan eksperimen tentang faktor-faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
E. Materi Ajar
❖ Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
❖ Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
❖ Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan
F. Metode Pembelajaran
• Pendekatan : Scientific learning
• Model Pembelajaran : diskusi, presentasi kelompok, pemberian tugas
baik dikelas maupun diluar kelas.
• Metode belajar : Ceramah, Pengamatan, Diskusi, dan Tugas
G. Alat/Media Pembelajaran
• Alat/Media pembelajaran yang digunakan adalah:
- LCD
- Labtop
- Video animasi
- LKS
H. Sumber Pembelajaran
- Buku biologi kelas XII, ppt, jurnal, makalah, artikel atau laporan
penelitian
- Lingkungan disekitar sekolah dan diluar sekolah dan internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
I. Langkah-langka Pembelajaran
Pertemuan pertama (3JP)
Tahap Kegiatan Belajar Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru membuka pertemuan dengan
mengucapkan salam.
2. Guru bersama siswa berdoa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mempersiapkan kelas agar suasana
lebih kondusif untuk memulai proses
kegiatan belajar mengajar.
5. Guru menyampaikan informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Siswa dibagi kelompok menjadi 8
kelompok dan guru memberikan motivasi
tentang mempelajari peranan pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan dalam
kehidupan sehari-hari.
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
1. Siswa mengamati gambar yang terkait
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan.
Menanya
2. Siswa diberi pertanyaan terkait dengan
gambar tersebut.
Mengeksplorasi
3. Siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari 3-4 siswa dan masing-masing
kelompok mendapatkan LKS.
4. Guru memberikan tema diskusi untuk
usulan penelitian/eksperimen eksperimen
secara berkelompok dengan topik pengaruh
pemberian pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5. Siswa mendiskusikan rancangan dan usulan
penelitian/eksperimen secara berkelompok
berdasarkan sumber yang di dapat.
Mengasosiasikan
6. Siswa membuat rancangan dan usulan
penelitian/eksperimen dalam kelompok
tentang faktor luar yang mempengaruhi
dengan topik pengaruh pemberian pupuk
organik cair terhadap pertumbuhan dan
115
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
perkembangan tanaman.
Mengkomunikasikan
1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok didepan kelas.
2. Guru dan siswa kelompok lain menanggapi
hasil diskusi yang dipresentasikan
kelompok lain.
Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran dengan sikap tanggung jawa,
responsif dan santun.
2. Siswa melakukan refleksi
3. Siswa diberi tugas oleh guru untuk
melaksanakan eksperimen sesuai dengan
rancangan percobaan yang sudah disusun
dan disepakati dalam kelompok, dan siswa
melakukan pengamatan selama 2 minggu
serta siswa dapat membuat laporan tertulis
secara berkelompok.
4. Pembelajaran pada hari ini ditutup dengan
doa.
10 menit
Pertemuan ke dua (3 JP)
Tahap Kegiatan Belajar Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka kegiatan belajar dengan
mengucapkan salam
2. Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan bagimana kabar kalian
semua hari ini, apakah ada yang tidak
masuk, serta guru mengkondisikan
ruangan kelas yang kondusif.
3. Guru menayangkan beberapa gambar
tanaman yaitu gambar tanaman yang
tumbuh subur atau hijau segara,
tanaman yang kering, layu, kerdil dan
tanaman yang mati kemudian
mengajukan pertanyaan terkait dengan
gambar yang ditampilkan.
4. Siswa diminta untuk mengemukakan
pendapat tentang gambar yang
ditampilkan.
5. Menyampaikan materi yang akan
dipelajari beserta indikator yang akan
dicapai.
6. Siswa diberi pertanyaan tentang faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan.
Kegiatan Inti Mengamati
1. Mengamati proses pertumbuhan pada
tumbuhan melalui eksperimen
(percobaan).
Menanya
2. Siswa disuruh membuat pertanyaan yang
menuntut berpikir kritis tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan melalui diskusi kelompok.
Mengeksplorasi
3. Diskusi tentang konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dengan
menggunakan LKS.
4. Setiap anggota kelompok diminta terlibat
secara aktif dalam mempresentasikan
tugas melalui hasil eksperimen/percobaan
sesuai tugas kelompok.
5. Mendiskusikan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan pada
tumbuhan.
Mengasosiasikan
6. Menganalisis gambar tumbuhan dari LKS
untuk mendapatkan konsep pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.
7. Menarik kesimpulan tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi dan
mempresentasikan didepan kelas.
Mengkomunikasikan
8. Siswa dapat mempresentasikan hasil
eksperimen/percobaan didepan kelas.
9. Guru dan siswa menanggapi siswa lain
yang sedang mempresentasikan hasil
percobaan.
Evaluasi
10. Siswa mengerjakan evaluasi untuk
mengetahui kompetensi yang telah dikuasi
pada materi tersebut.
115
menit
Penutup 1. Guru bersama siswa dapat menyimpulkan
pembelajaran dengan sikap tanggung
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
jawab, responsif dan santun.
2. Siswa diajak untuk merefleksikan hasil
pembelajaran hari ini.
3. Pembelajaran diakhiri dengan doa
penutup.
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Metode penilaian : Tes (Uraian) Non Tes (Tugas, Observasi dan
portofolio)
2. Teknik Penilaian : Pengamatan berupa (Sikap, keterampilan) dan test
(pengetahuan)
3. Instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian, Pedoman
Skoring, lembar observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lembar Kerja Siswa 1
A. Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan
B. Tujuan :
• Menjelaskan konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan :
• Alat tulis
• Kartu bergambar tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
D. Cara Kerja
1. Amatilah beberapa kartu gambar mengenai berbagai pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibawah ini.
4 2
3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Urutkan gambar diatas ini dengan benar.
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini secara berkelompok:
a. Berdasarkan urutan gambar tersebut diatas apa pengertian dari
pertumbuhan dan perkembangan? Jelaskan!
b. Sebutkan masing-masing contoh dari:
1) Pertumbuhan: ..................................................................................
2) Perkembangan: ...............................................................................
c. Pertumbuhan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
pertumbuhan................... dan pertumbuhan........................ serta
berikan penjelasan masing-masing!
d. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan!
4. Buatlah peta konsep tentang pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
5. Diharapkan setiap siswa mencatat hasil diskusi sebagai catatan untuk
dipelajari kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kunci Jawaban LKS 1
1. Pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat kembali), pertumbuhan terjadi karena adanya
pertambahan jumlah sel dan perkembangan dari tiap-tiap sel.
b. Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan
berjalan sejajar dengan pertumbuhan tetapi perkembangan merupakan
proses yang tidak dapat diukur, dengan kata lain perkembangan
bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
2. Contoh dari pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan: tinggi batang, diameter batang, jumlah daun serta lebar
daun.
b. Perkembangan: adanya tunas batang, tunas daun, dan perubahan warna
daun.
3. Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
a. Pertumbuhan primer adalah proses pertumbuhan yang ditanda dengan
pemanjangan ujung akar dan ujung batang pada tumbuhan.
b. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang ditandai dengan
adanya pembesaran jaringan kambium yang merupakan meristem
sekunder, sehingga kambium akan membelah ke arah luar membentuk
kulit kayu disebut floem dan membelah ke arah dalam membentuk
kayu disebut xilem.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal adalah faktor yang dipengaruhi dari dalam, seperti
hormon yang dihasilkan dari tumbuhan dan berfungsi secara fisiologis
mengendalihkan arah dan kecepatan tumbuh pada bagian tumbuhan.
Contoh hormon yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
(auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat dan etilen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. Faktor eksternal adalah yang dipengaruhi dari luar seperti faktor fisik,
kimia dan lingkungan. Faktor eksternal meliputi cahaya, temperatur,
air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, suhu, nutrisi, pH,
oksigen..
5. Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Titik tumbuh
Batang
Oksigen
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan
Sekunder
Terdiri atas Dipengaruhi oleh
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
Titik tumbuh
Akar
Hormon
Tumbuhan
Kambium
Ph Air Temperatur Cahaya Nutrisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lembar Kerja Siswa 2
A. Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
B. Tujuan :
1. Mampu memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
2. Mampu menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan
C. Alat dan Bahan :
D. Cara Kerja :
1. Siswa diminta untuk bergabung dalam kelompok yang sudah ditentukan
2. Masing-masing kelompok mengamati dengan cermat contoh permasalahan
terkait pemberian pupuk organik cair yang dapat mempengaruhi tanaman
dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
3. Kemudian di diskusikan dalam untuk membuat rancangan eksperimen yang
sesuai dengan langkah-langkah kerja ilmiah.
4. Selanjutnya melakukan eskperimen berdasarkan rancangan yang telah
dibuat dalam kelompok, dan eksperimen dilakukan selama 3 minggu.
5. Hasil percobaan/eksperimen dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk
makalah.
E. Hasil
Hasil eksperimen dapat dibuat dalam bentuk makalah dan ditulis tangan
dengan lengkap sesuai dengan langkah kerja ilmiah. Sistem penulisan ilmiah
yang mencakupu: Judul, Rumusan Masalah, Tujuan eksperimen, Alat dan
Bahan, Langkah Kerja, Data serta Analisis dan Kesimpulan disertai Daftar
Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Instrumen Penilaian Kinerja
Kelas : ................................................
Kelompok : ................................................
N
o
Aspek yang dinilai Skor
1 Persiapan 1 2 3
a. Penentuan judul
a. Perumusan masalah
b. Penyiapan alat, bahan dan cara kerja
2 Pelaksanaan
a. Kehadiran kerja dilapangan
b. Partisipasi kerja
c. Tanggung jawab alat yang dipinjam
d. Menjaga kebersihan kerja
3 Laporan
a. Ketepatan waktu pengumpulan laporan hasil
eskperimen/percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Rubrik Penilain Kinerja
Aspek yang Dinilai
Skor Kriteria Penilaian
Persiapan
a. Judul
1 Apabila judul salah
2 Apabila judul lengkap tapi
kurang tepat
3 Apabila judub lengkap dan
benar
b. Penentuan masalah
1 Apabila masalah ada dan
salah
2 Apabila masalah ada dan
kurang tepat
3 Apabila masalah ada dan
benar
c. Penyiapan alat dan
bahan
1 Apabila penyiapan alat dan
bahan salah
2 Penyiapan alat dan bahan
benar tetapi kurang lengkap
3 Apabila alat dan bahan
lengkap dan benar
Pelaksanaan
a. Kehadiran kinerja
di lapangan
1 Apabila kehadiran kurang
40% dari total dalam
praktikum
2 Apabila hadir hanya 41 – 70%
dari total praktikum
3 Apabila hadirnya lebih 70%
dari total praktikum
b. Partisipasi kerja
dilapangan
1 Apabila hadir tetapi tidak
berpartisipasi dalam kinerja
2 Apabila hadir dan
berpartisipasi tetapi setengah-
setengah (diawal/akhir)
kinerja
3 Hadir dan partisipasi dari
awal sampai akhir praktikum
c. Tanggung jawab
alat yang dipinjam
1 Apabila pengembalian alat
dalam keadaan rusak dan
tidak sesuai tempat
2 Apabila pengembalian sudah
benar tetapi tidak sesuai
tempat
3 Apabila pengembalian alat
benar dan sesuai tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
d. Menjaga
keberseihan
1 Apabila keadaan kotor dan
berantakan diakhir praktikum
2 Apabila dalam keadaan bersih
tetapi kurang rapi
3 Apabila bersih dan rapi
sesudah praktikum
Laporan a. Ketepatan waktu
pengumpulan data
1 Apabila pengumpulan laporan
terlambat lebih dari satu hari
2 Apabila pengumpulan laporan
terlambat satu hari
3 Apabila pengumpulan
laporan tepat waktu
Keterangan :
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Penilaian Akhir = Skor perolehan
Skor maksimal x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
FORMAT LAPORAN TERTULIS
A. Acara Praktikum (5)
1. Judul : .................................
2. Hari/Tanggal :...................................
3. Tempat :..................................
B. Rumusan Masalah (5)
C. Tujuan praktikum (5)
D. Hipotesa (5)
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja (15)
F. Hasil pengamatan dalam bentuk tabel/grafik (20)
G. Pembahasan (25)
H. Kesimpulan (15)
I. Daftar pustaka yang sesuai literatur yang digunakan (5)
Pedoman penilaian:
Nilai = Jumlah skor yang diperoleh
100 x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Rubrik Penilaian Laporan Hasil Percobaan
Aspek Penilaian Skor Kriteria Penilain
A. Kegiatan
praktikum
1 Apabila hanya menuliskan 1 komponen dan
tidak lengkap
2 Apabila menuliskan 1 komponen lengkap
3 Apabila menuliskan 2 komponen yang
lengkap
4 Apabila salah satu komponen kurang lengkap
5 Apabila semua komponen ditulis dengan jelas
dan lengkap dimulai dari judul, Hari/Tanggal
dan tempat
B. Rumusan masalah
1 Apabila tidak merumuskan rumusan masalah
2 Apabila rumusan masalah tidak sesuai dengan
percobaan yang dilakukan
3 Apabila masih terkait dengan rumusan
masalah yang dilakukan tetapi penggunaan
bahasa yang kurang jelas sehingga
menimbulkan ambigu
4 Rumusan masalah sesuai topik yang
dilakukan percobaan tetati kurang lengkap
5 Perumusan masalah sesuai dengan pertanyaan
atau pernyataan yang lengkap, jelas dan tepat
sesuai dengan percobaan yang dilakukan
C. Tujuan praktikum
1 Apabila tidak menuliskan judul praktikum
2 Tujuan praktikum tidak sesuai dengan
percobaan yang dilakukan
3 Tujuan praktium masih terkait dengan topik
percobaan yang dilakukan, tetapi dalam
penggunaan bahasa kurang jelas sehingga
menimbulkan ambigu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4 Tujuan praktikum sudah sesuai dengan topik
percobaan dan jelas tetapi kurang lengkap
5 Menuliskan judul dengan tepat, lengkap dan
sesuai dengan percobaan yang dilakukan
D. Hipotesis
1 Tidak merumuskan hipotess
2 Perumusan hipotesis tidak sesuai dengan
topik percobaan yang dilakukan
3 Perumusan hipotesis masih terkait dengan
topik percobaan yang dilakukan, tetapi dalam
penggunaan bahasa kurang jelas sehingga
menimbulkan ambigu
4 Hipotesis sudah sesuai dengan topik
percobaan dan jelas tetapi kurang lengkap
5 Merumuskan hipotesis dengan tepat, jelas dan
lengkap sesuai dengan percobaan yang
dilakukan
E. Alat, Bahan dan
Cara Kerja
1 Apabila menuliskan salah satu komponen dan
tidak lengkap
3 Apabila menuliskan 1 komponen yang
lengkap
5 Menuliskan 2 komponen yang lengkap
10 Semua komponen dituliskan dengan benar
tetapi salah satu komponen tidak dituliskan
15 Apabila menuliskan dengan lengkap, jelas
dan tepat. Meliputi alat, bahan dan cara kerja
F. Hasil pengamatan
1 Tidak mencantumkan hasil pengamatan
5 Parameter yang diamati kurang lengkap
10 Data hasil pengamatan kurang lengkap tetapi
parameter yang diukur lengkap dan benar
15 Apabila data hasil pengamatan kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dilengkapi dengan judul atau grafik
20 Data hasil pengamatan tercatum dengan
lengkap dan jelas baik dalam tabel
pengamatan ataupun grafik
G. Pembahasan
0 Apabila tidak mencantumkan pembahasan
5 Poin-poin pembahasan yang dibahas kurang
lengkap dan tidak didukung dengan teori yang
sesuai
10 Poin-poin pembahasan sudah lengkap serta
jelas tetapi tidak didukung dengan teori
15 Pembahasan sudah didukung dengan teori
tetapi poin-poin pembahasan kurang lengkap
dan kurang tepat
20 Pembahasan sudah didukung dengan teori
serta sudah mencakup poin-poin pembahasan,
tetapi ada yang kurang lengkap
25 Poin-poin pembahasan sudah sesuai dengan
hasil percobaan dan didukung dengan teori
yang lengkap, jelas dan tepat
H. Kseimpulan 0 Tidak menuliskan kesimpulan
3 Kesimpulan yang ditulis tidak sesuai tujuan
5 Kesimpulan yang ditulis kurang lengkap
10 Kesimpulan sudah ditulis sesuai dengan
tujuan tetapi bagian yang seharusnya ditulis
dalam poin-poin pembahasan
15 Kesimpulan yang ditulis singkat, jelas dan
sudah sesuai dengan tujuan percobaan
I. Daftar pustaka 1 Tidak mencatumkan daftar pustaka
2 Daftar pustaka banyak dan berasal dari blog
(sumber kurang terpercaya) dan tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dengan sumber yang dicantumkan dalam
poin-point pembahasan
3 Daftar pustaka berasal dari sumber yang
kurang terpercaya
4 Daftar pustaka yang ditulis berasal dari
sumber yang terpercaya dan sesuai dengan
poin-poin pembahasan tetapi penulisannya
kurang lengkap
5 Daftar pustaka yang dituliskan berasal dari
sumber terpercaya (buku, jurnal, artikel dan
lain-lain) serta lengkap dan sesuai dengan
poin-poin pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Instrumen Tes Tertulis
Kisi-kisi soal
Indikator
Men
gin
gat
(C!)
Mem
aham
i
(C2)
Men
erap
kan
(C3)
Men
gan
alis
is
(C4)
Men
gev
aluas
i
(C5)
Men
cipta
kan
(C6)
Jum
lah
3.1.3 Memahami serta
menganalisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan melalui
eksperimen atau
percobaan.
2,3 4,5 3
3.1.4 Menganalisis tahapan
atau proses
pertumbuhan dan
perkembangan
tumbuhan melalui
langkah kerja ilmiah.
1 2
Soal
1. Apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
Jelaskan! (15)
2. Jelaskan dan sebutkan macam-macam pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan! (10)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a. Jelaskan macam-macam faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan!(20)
b. Sebutkan dan jelaskan salah satu faktor internal yang berfungsi
mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Pentingnya pupuk organik bagi pertumbuhan tanaman.
Masyarakat menengah ke atas saat ini semakin peduli akan pentingnya
kwantitas produk, tuntutan untuk produk berkwalitas telah mengarah ke
berbagai sector termasuk pertanian. Belakangan ini terdapat tendensi
kebutuhan konsumen yang mengarah pada produk pertanian organik.
Penggunaan pupuk organik dipercaya membawa manfaat lebih bagi produk-
produk pertanian. Karena dengan penggunaan pupuk organik produk
pertanian menjadi lebih sehat, lebih ramah lingkungan dan sedikit banyak
mengurangi dampak negative dari bahan kimia yang digunakan untuk
memperoleh hasil pertanian yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan
manusia. Program pembenah tanah tidak lepas dari peran serta pupuk organik
yang saat ini sedang digencarkan oleh pemerintah dan petani pun mulai
menggandrungi pupuk tersebut, karena selain dapat meningkatkan produksi
usaha tani juga dinilai lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu dalam
kebijakan pengembangan produksi pupuk di Indonesia disertakan juga
program pengembangan pupuk organic melalui bantuan-bantuan dari
pemerintah untuk kepentingan pertanian maupun disektor lainnya.
Permasalahan yang mungkin dihadapi petani dalam penggunaan pupuk
organik adalah pupuk organic bias menyita modal petani apabila kwalitasnya
tidak jelas sehingga pupuk tersebut kurang bermanfaat, volume
penggunaannya per hektar lahan yang besar yaitu lebih dari 1 ton/ha, pupuk
organic akan menimbulkan masalah pengangkutan dari pabrik ke desa, dan
dari pinggir jalan kelelahan petani, serta kebutuhan tenaga kerja yang banyak
untuk mencampurkannya merata dipermukaan tanah. Permasalahan tersebut
akan berujung pada kesulitan modal kerja dan bias mincul keengganan petani
dalam menggunakan pupuk organik. Lalu ada keluhan dari beberapa daerah
bahwa penggunaan pupuk organik bentuk granule kurang efektif dikarenakan
masa panen bentuk granule tidak terurai, sehingga hara yang terkandung
dalam pupuk tidak terserap secara optimal. Upaya penambahan unsur hara
(N,P,K) dengan mencampurkan pupuk pabrik dalam proses pembuatan pupuk
organic yang dilakukan oleh perusahan untuk menarik pembeli, beresiko akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
penurunan kwalitas. Manfaat pupuk organic bukan sebagai penambahan hara
tanah, kecuali beberapa jenis hara mikro, tetapi yang utama adalah
memperbaiki kesuburan fisik dan biologi tanah. Penambahan mikrobia tanah
pada pembuatan pupuk organik bias menimbulkan masalah. Secara teoritis
hal ini akan memperkaya tanah dengan mikroba yang bermanfaat, tetapi perlu
diwaspadai.
4. Berdasarkan permasalah diatas, solusi apa yang dapat anda merumuskan
dalam bentuk penelitian? Solusi dirumuskan dalam bentuk judul, rumusan
masalah, tujuan permasalahan dan manfaat!(30)
5. Berdasarkan judul yang telah anda rumuskan pada soal nomor 4, buatlah
hipotesisnya?(15)
Kunci Jawaban Tes Tertulis
1. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat kembali), pertumbuhan terjadi karena adanya pertambahan
jumlah sel dan perkembangan dari tiap-tiap sel. Pertumbuhan ditandai
dengan adanya bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada
jaringan. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses
perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan tetapi perkembangan
merupakan proses yang tidak dapat diukur, dengan kata lain
perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Perkembangan merupakan suatu perubahan kualitatif yang berupa
perubahan struktur serta fungsi yang lebih kompleks.
2. Pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 2 macam pertumbuhan yaitu;
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
c. Pertumbuhan primer adalah proses pertumbuhan yang ditanda dengan
pemanjangan ujung akar dan ujung batang pada tumbuhan.
d. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang ditandai dengan
adanya pembesaran jaringan kambium yang merupakan meristem
sekunder, sehingga kambium akan membelah ke arah luar membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
kulit kayu disebut floem dan membelah ke arah dalam membentuk
kayu disebut xilem.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan terdiri
c. Faktor eksternal merupakan faktor yang dipengaruhi dari luar seperti
faktor fisik, kimia dan lingkungan. Faktor eksternal meliputi cahaya,
temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi bumi, suhu,
nutrisi, pH, oksigen.
d. Salah satu factor internal yang berperan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah hormone tumbuhan contohnya auksin
dan giberelin yang dapat berfunsi dalam dominasi apical, pemanjangan
sel, perkembangan buah, perbuangaan, dan mobilisasi nutrisi dari
dalam biji serta ikut berpengaruh terhadap pembentukan akar
tumbuhan karena giberelin terdapat di bagian meristem akar.
4. Solusi yang diberikan dalam bentuk penelitian adalah dengan menentukan
judul.
❖ Judul: Pengaruh pemberian pupuk organic cair terhadap pertumbuhan
terung ungu (Solanum melongena L) menggunakan polybag.
❖ Rumusan masalah: apakah terdapat perbedaan pertumbuhan terung
ungu dengan pemberian pupuk organik cair dan terung ungu tanpa
pemberian pupuk organik cair?
❖ Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan tanaman terung ungu menggunakan polybag.
5. Pemberian pupuk organic cair dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman terung ungu (Solanum melongena L).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Format Penilaian Tes
Nomor Nama siwa
Butir soal Jumlah
skor
Nilai
siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Rubrik Penilaian Tes
Soal Skor Aspek
1
11-25 Apabila semua soal menjawab benar dan lengkap
5-10 Apabila menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-4 Apabila menjawab benar tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
11-20 Apabila menjawab benar dan lengkap pada pertanyaan a
dan b
5-10 Apabila menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-4 Apabila menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-15 Apabila semua menjawab benar dan lengkap
5-10 Apabila menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-4 Apabila menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
21-30 Semua soal menjawab benar dan lengkap
11-20 Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1-10 Apabila menjawab tetapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-15 Semua menjawab benar dan lengkap
5-10 Apabila menjawab benar tetapi jawaban kurang lengkap
1-4 Apabila menjawab tetapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Rubrik penilaian Observasi
No Aspek Indicator kategori
1 Keaktifan Aktif mengemukakan pendapat Baik Cuku Kurang
Aktif bertanya
Aktif menanggapi pendapat
teman lain
2 Kerjasama Mengerjakan tugas kelompok
bersama teman kelompok
;lainnya
Bertanggungjawab terhadap
tugas kelompok
Menghargai pendapat teman lain
3 Percaya
diri
Mampu berbicara dengan suara
yang lantang
Mampu mempresentasikan hasil
diskusi kelompok didepan kelas
Berani mempertahankan
pendapat kelompok
Kategori Penilaian :
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1
Nilai Akhir = Skor Perolehan
Skor Maksimal x 100
Keterangan:
Nilai Kategori
91 - 100 Amat Baik
81 - 90 Baik
75 - 80 Cukup
65 - 74 Kurang
< 65 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Rubrik Penilaian Observasi
No Aspek Penilaian Skor Kriteria penilaian
1 Keaktifan
1 Apabila hanya memenuhi satu indicator
seperti aktif mengemukakan pendapat
2 Apabila hanya memenuhi dua indicator
seperti aktif mengemukakan pendapat atau
aktif bertanya
3 Apabila memenuhi semua indikator seperti
aktif mengemukakan pendapat, aktif
bertanya dan aktif menanggapi pendapat
teman lain
2 Kerjasama
1 Apabila hanya memenuhi satu indicator
seperti bertanggungjawab terhadap
kelompok
2 Apabila memenuhi dua indikator seperti
bertanggungjawab, mengerjakan tugas
kelompok serta menghargai pendapat teman
lain
3 Apabila memenuhi semua indikator seperti
bertanggungjawab, mengerjakan tugas
kelompok dan menghargai pendapat teman
kelompok
3 Percaya diri
1 Apabila hanya memenuhi satu indikator
seperti mampu berbicara dengan suara
lantang
2 Apabila mampu memenuhi dua indikator
seperti mampu berbicara dengan suara
lantang dan mampu mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas
3 Apabila ketiga indikator terpenuhi seperti
mampu berbicara dengan suara lantang,
mampu mempresentasikan hasil diskusi dan
berani mempertahankan pendapat/hasil
diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4. Penanaman Awal Bibit
Terung Ungu Dalam Wadah Media
Gambar 4. Pengisian Media Tanam
Dalam Dalam Wadah Media
Lampiran 4. Gambar Lokasi dan Hasil Penelitian Tanaman Terung Ungu
(Solanum melongena L.)
Gambar 2. Bibit Terung Ungu
(Solanum melongena L)
Gambar 1. Lokasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar 5. Penyusunan
Polybag/Wadah Media
Gambar 6. Pertumbuhan bibit
terung ungu (Solanum melongena
L)
Gambar 7. Daun terung yang
terserang ulat daun
Gambar 8. Kutu daun yang
menyerang daun terung ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 13. Hasil pembuatan Pupuk
Organik Cair sebelum dipindahkan
Gambar 14. Hasil pembuatan Pupuk
Organik Cair yang diambil dari tong
Gambar 9. Bercak daun pada
tanaman terung
Gambar 10. Ulat Daun yang
menyerang daun
Gambar 11. Hama belalang yang
memotong daun tanaman terung
ungu
Gambar 12. Hama kupu-kupu yang
menyebarkan telur di daun terung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related