PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED
FREE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI PESERTA DIDIK PADA KONSEP JAMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Sri Endah Sariningsih
1112016100065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Sri Endah Sariningsih, NIM 1112016100065 “Pengaruh Model Pembelajaran
Modified Free Inquiry Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik pada
Konsep Jamur”. Skripsi Program Studi Pendidkan Biologi, Jurusan
Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran modified
free inquiry terhadap hasil belajar biologi peserta didik pada konsep jamur.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Tangerang Selatan tahun pelajaran
2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen
dengan desain pretest-posttest control group design. Teknik pengambilan sampel
dengan simple random sampling. Jumlah sampel terdiri dari 39 peserta didik
sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran modified free inquiry dan
39 peserta didik sebagai kelas kontrol dengan pendekatan scientific. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda
sebanyak 20 soal. Analisis data menggunakan uji-t, dengan taraf signifikansi 5%.
Data menunjukkan bahwa thitung< ttabel yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model
pembelajaran modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik pada
konsep jamur.
Kata kunci: Modified Free Inquiry, Hasil Belajar, Konsep Jamur
vi
ABSTRACT
Sri Endah Sariningsih, NIM 1112016100065 “The Influence ofModified Free
Inquiry to Students Achievement of Biology on Fungi Concept”. Undergraduate
Thesis, Biology Education Program, Science Education Department, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2018.
This research aimed to determine the influence of modified free inquiry to
students achievement of biology on fungi concept. This research conducted at
SMAN 1 South Tangerang in the academic year 2016/2017. The research used
quasi experimental with pretest-posttest control group design. Sample was taken
by simple random sampling. The sample consisted of 39 students as experimental
class that used modified free inquiry and 39 students as control class that used
scientific approach. The instrument were used multiple choice with 20 items.
Analysis of the data used t-test, with a significance level of 5%. Data shows that
thitung<ttabelwhich H0 accepted and Ha is rejected. The conclusion is modified free
inquiry has significant effect on students achievement on the concept of fungi.
Keywords: Modified Free Inquiry, Students Achievement, Fungi Concept
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dalam menjalankan semua
aktivitas sehari-hari, serta dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED
FREE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK
PADA KONSEP JAMUR”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan, kritik,
dan saran serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
tertulis ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan
kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, arahan, tenaga, pikiran, dan motivasi serta kesabaran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.
5. Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan waktu, arahan, dan motivasi selama ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus ikhlas memberikan ilmu dan
bantuannya untuk menyelesaikan penelitian ini.
7. Drs. H. Sujana, M.Pd., Kepala Sekolah SMAN 1 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dan
seluruh dewan guru SMAN 1 Tangerang Selatan, khususnya Hadi
viii
Prasetyo, M.M., selaku guru bidang studi biologi kelas X yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
8. Kedua orang tua, Bapak Sukir Seti Wibowo dan Mamah Dedeh
Kurniasih atas segala doa dan motivasi yang tiada henti diberikan baik
moril maupun materil kepada penulis.
9. Ahmad Ainut Taufiq, S.Ag., yang telah menemani, membantu,
memberikan motivasi serta nasehat, kasih sayang, kesabaran, dan
selalu menekan serta mengingatkan kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat (18++), Asiyah Nur Jannah, Nurlaelah Jamil, Zulfiana
Ulfi, Devi Safrida, dan Nurmala, yang telah memberikan motivasi dan
kenangan serta menjadi obat di kala jenuh melanda selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi 2012
yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan semangat.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu selama
penulisan skripsi ini terselesaikan.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Januari 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................iv
ABSTRAK .........................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................7
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................7
D. Rumusan Masalah ...................................................................................7
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................8
F. Manfaat Penelitian...................................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................9
A. Deskripsi Teoritik....................................................................................9
1. Model Pembelajaran Inquiry .............................................................9
a. Pengertian Model Pembelajaran .................................................9
b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry .....................................11
c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Inquiry ..............................14
d. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inquiry .....................................15
2. Model Pembelajaran Modified Free Inquiry .....................................18
a. Pengertian Model Pembelajaran Modified Free Inquiry .............18
3. Karakteristik Pembelajaran Inquiry ..................................................20
4. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry ................................................21
x
5. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry ................................................21
6. Hasil Belajar ......................................................................................23
a. Pengertian Belajar .......................................................................23
b. Pengertian Hasil Belajar ..............................................................25
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................28
7. Konsep Jamur ....................................................................................28
B. Hasil Penelitian Relevan .........................................................................29
C. Kerangka Bepikir ....................................................................................31
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................34
B. Metode Penelitian....................................................................................34
C. Variabel Penelitian ..................................................................................35
D. Populasi dan Sampel ...............................................................................35
1. Populasi .............................................................................................35
2. Sampel ...............................................................................................35
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................36
F. Instrumen Penelitian................................................................................36
1. Tes .....................................................................................................36
2. Non Tes .............................................................................................36
G. Kalibrasi Instrumen .................................................................................37
1. Tes .....................................................................................................37
a. Uji Validitas ................................................................................37
b. Uji Reliabilitas ............................................................................38
c. Tingkat Kesukaran ......................................................................39
d. Daya Pembeda .............................................................................40
H. Teknik Analisis Data ...............................................................................41
1. Uji Normalitas ...................................................................................41
2. Uji Homogenitas ...............................................................................42
3. Uji Hipotesis .....................................................................................43
4. Uji N-Gain .........................................................................................44
xi
5. Persentase Lembar Observasi ...........................................................44
6. Hipotesis Statistik ............................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................46
A. Hasil Penelitian .......................................................................................46
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan
KelasKontrol .....................................................................................46
2. Data Ketercapaian Hasil Belajar Jenjang Kognitif Prestest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................48
3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan
KelasKontrol .....................................................................................50
4. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ...........................51
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ...........................52
1. Uji Normalitas ...................................................................................53
2. Uji Homogenitas ...............................................................................53
3. Uji Hipotesis .....................................................................................54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................55
BAB V PENUTUP .............................................................................................58
A. Kesimpulan .............................................................................................58
B. Saran ........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................60
LAMPIRAN .......................................................................................................66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Level Pembelajaran Inkuiri .................................................................17
Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri ................................................................21
Tabel 3.1 Desain Penelitian.................................................................................34
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ...............................................................................38
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen .........................................39
Tabel 3.4 Range Tingkat Kesukaran ...................................................................40
Tabel 3.5 Range Daya Pembeda .........................................................................41
Tabel 4.1 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................................47
Tabel 4.2 Data Skor N-Gain ...............................................................................47
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...........................................................48
Tabel 4.4 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................50
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru...........................................................52
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik .............................................52
Tabel 4.7 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................53
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................54
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ................................................................................................54
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Inkuiri...................................................................................13
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...........................................................................32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ....................................................................66
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ..........................................................................82
Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen ...................................................................97
Lampiran 4 LKS Kelas Kontrol ..........................................................................116
Lampiran 5 Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen .......................................134
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .........................................................137
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen ....................................157
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ...........................................161
Lampiran 9 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen .......................165
Lampiran 10 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol............................169
Lampiran 11 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................173
Lampiran 12 Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Hasil Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................174
Lampiran 13 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan
Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..............175
Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.............................................................................187
Lampiran 15 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol.............................................................................195
Lampiran 16 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........................197
Lampiran 17 Hasil Validasi Soal SPSS ..............................................................198
Lampiran 18 Hasil Uji Reliabilitas Soal SPSS ...................................................218
Lampiran 19 Lembar Wawancara Guru ..............................................................219
Lampiran 20 Soal Pretest dan Posttest ...............................................................221
Lampiran 21 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................228
Lampiran 22 Surat Keterangan Pernah Penelitian dari Sekolah .........................229
Lampiran 23 Lembar Uji Referensi ....................................................................230
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian .................................................................237
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke-21 ini atau sering disebut dengan era milenium ke-3,
ilmu pengetahuan semakin berkembang pesat dalam kehidupan di dunia ini.
Dengan semakin berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, maka kita dituntut
untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan selain
Agama, pendidikan pun jua yang bisa menjadi bekal dan mempersiapkan
manusia untuk dapat mengikuti dan dapat beradaptasi mengikuti
perkembangan zaman. Bersamaan dengan hal ini, prestasi dalam dunia
pendidikan di Indonesia saat ini tertinggal jauh di bawah negara-negara Asia
lainnya, seperti Singapura, Jepang, dan Malaysia.
Perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan
signifikan sehingga banyak mengubah pola pikir pendidik, dari pola pikir
yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1Pendidikan merupakan hal pokok yang
penting dalam kehidupan manusia dan menjadi kebutuhan yang dijadikan
pedoman bagi manusia itu sendiri. Pendidikan itu sendiri menuntut untuk
meningkatkan kemajuan bangsa dengan membentuk manusia yang berakhlak
mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II mengenai tujuan pendidikan Pasal 3 menyatakan:
1Otang Kurniawan dan Eddy Noviana, Penerapan Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan
Keteramplan, Sikap, dan Pengetahuan, Vol. 6, No. 2, Oktober 2017, h. 390, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/258351-penerapan-kurikulum-2013-dalam-meningkat-
5f734270.pdf, pada tanggal 19 Januari 2019.
2
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2
Tujuan Sistem Pendidikan Nasional juga berfungsi memberikan arah pada
semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Tujuan
pendidikan tersebut merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh semua
satuan pendidikan. Meskipun tiap satuan pendidikan mempunyai tujuan
sendiri, namun itu semua tidak terlepas dari pendidikan nasional yang ada.
Tujuan satuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.3
Secara umum, tujuan pendidikan yaitu meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan
kesiapan bersaing menghadapi dunia yang sesungguhnya. Kegiatan
pembelajaran yang kurang variatif menyebabkan beberapa peserta didik
menjadi pasif. Hal ini sejalan dengan hasil PISA tahun 2015 yang
menunjukkan bahwa Indonesia masih menempati ranking 62 dari 70 negara
peserta dengan pencapaian skor kompetensi sains sebesar 403.4Pembelajaran
yang bermutu akan membekali peserta didik di dalam kehidupannya sebagai
bekal untuk menghadapi zaman yang semakin berkembang. Salah satu
indikator pembelajaran yang bermutu yaitu dapat memberikan pengajaran
2Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang Republik
Inodnesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,(Jakarta: Departemen
Agama RI, 2006), h. 8-9. 3BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006), h. 9, diakses dari
http://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf, pada
tanggal 10 Desember 2018. 4OECD, PISA 2015 Result in Focus, (USA: OECD, 2016), h. 5, diakses dari
https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf, pada tanggal 10 Desember 2018.
3
kepada peserta didik untuk percaya akan kemampuannya sendiri untuk
memecahkan masalah serta aktif dalam proses belajar mengajar yang memiliki
dampak pada hasil belajar meningkat.
Pendidikan tidak saja hanya proses mentransfer ilmu pengetahuan. Guru
bukanlah juru bicara pendapat seseorang di masa lalu yang disampaikan
kepada peserta didiknya secara terus-menerus, kemudian peserta didik dituntut
harus menghafal dan akan dinilai berdasarkan kemampuan menghafal tiap-tiap
peserta didik. Apabila hal ini masih terus dilakukan dan tidak ditanggulangi
akan menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terlaksana dengan baik dan
tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai sehingga menyebabkan
prestasi belajar peserta didik semakin menurun.
Perkembangan proses pembelajaran kini mengalami pergeseran yang
awalnya guru menjadi pusat pembelajaran berubah menjadi berpusat pada
siswa. Hal ini tentu saja akan berdampak pada usaha optimalisasi aktivitas
peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta
didik menuntut adanya peran guru dalam mengoptimalisasi keaktifan peserta
didik dalam belajar dan memaksimalkan interaksi guru dengan peserta didik
maupun interaksi antar peserta didik.5Proses pembelajaran harus dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik dapat mengkonstruk pemahamannya
sendiri. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat tercipta
untuk mendorong peserta didik dalam menggali kemampuannya sendiri dari
berbagai sumber-sumber belajar melalui observasi dan bukan hanya diberi
tahu.
Banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dengan
mengembangkan kurikulum. Sejak tahun 1945, kurikulum di Indonesia telah
berulang kali diperbaharui dan disempurnakan. Penyempurnaan itu dilakukan
berdasarkan perkembangan-perkembangan yang ada baik dari segi teknologi
yang semakin canggih, perkembangan peserta didik, dan tuntutan standar yang
5Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 1, h. 7-8.
4
ingin dicapai. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurikulum membawa
kebaikan dalam setiap penyempurnaannya, hingga perubahan kurikulum saat
ini menjadi Kurikulum 2013.6
K-13 membawa perubahan mendasar peran guru dalam pembelajaran.
Secara administratif, pemerintah pusat telah menyiapkan perangkat
pelaksanaan pembelajaran yang tidak perlu lagi disiapkan oleh guru. Namun
demikian, guru dituntut berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator
pembelajaran sehingga siswa akan menjadi pusat belajar. Hal ini menjadi
kendala tersendiri bagi para guru karena tidak semua guru memiliki
kompetensi tersebut. Selain itu, guru dituntut kesiapannya untuk
melaksanakan kurikulum dalam waktu yang relatif singkat sementara
perangkatnya belum disiapkan secara matang.7
Di dalam K-13 ini diterapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan scientific. Dimana pendekatan scientific ini dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengkonstruk pemahamannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang standar proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran inkuiri (Inquiry
Based Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based
Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based
Learning).8 Hal ini diperkuat dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
yang dapat ditarik kesimpulan bahwa metode saintifik bukan sati-satunya
metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran; metode pembelajaran
6Otang Kurniawan dan Eddy Noviana, op. cit., h. 390. 7Baiq Emilia Susdiana, Nurachman Hanafi, & Sudirman, Implementasi Kurikulum 2013
pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA di Lombok Tengah, LINGUA, Vol. 6, No. 2,
September 2018, h. 209, diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/328110000_IMPLEMENTASI_KURIKULUM_2013_P
ADA_PEMBELAJARAN_BAHASA_INDONESIA_DI_SMA_DI_LOMBOK_TENGAH, pada
tanggal 19 Januari 2019. 8Sufairoh, Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13”, Jurnal Pendidikan
Profesional, Vol. 5, No. 3, Desember 2016, h. 122, diakses dari
http://www.jurnalpendidikanprofesional.com/index.php/JPP/article/view/186, pada tanggal 19
April 2019.
5
lainnya dapat diterapkan terutama pembelajaran aktif dan guru memiliki ruang
untuk melakukan inovasi pembelajaran di dalam kelas.9
Keberhasilan hasil belajar peserta didik ditentukan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah guru dan peserta didik. Pada kenyataannya, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru seringkali hanya menggunakan
pendekatan scientific saja dan bisa dikatakan jarang sekali menggunakan
model-model pembelajaran lainnya. Adapun strategi yang penulis tawarkan
untuk dijadikan penelitian adalah dengan pembelajaran inkuiri yang
diharapkan sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan yang telah
dikemukakan di atas dengan harapan akan tercipta pembelajaran yang
bermakna yang memberikan kebebasan dalam proses belajar kepada peserta
didik, mencari dan mengemukakan sendiri jawaban atas permasalahan yang
ada serta menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik baik di dalam
kelas maupun di lingkungan yang mereka temui. Hal ini dibuktikan dengan
hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi di SMAN 1 Tangerang
Selatan yang menjelaskan bahwa guru memang dalam pelaksanaan proses
pembelajaran seringkali menggunakan pendekatan scientific dan memang
sangat jarang sekali menerapkan model pembelajaran inquiry atau lainnya.
Hal ini dikarenakan karena guru lebih senang menggunakan model-model
pembelajaran yang dianggap mudah dan tidak membutuh waktu yang panjang
dalam proses pembelajarannya.10
Pembelajaran memiliki keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan
dalam proses pendidikan. Salah satu yang masih perlu diperbaiki yaitu
penggunaan model pembelajaran. Proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat merupakan suatu kegiatan yang
paling utama dalam keseluruhan pendidikan di sekolah. Melalui proses ini
akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah
laku peserta didik. Dengan harapan agar peserta didik dapat mencapai hasil
9Abdul Mahfudin Alim, Model Pembelajaran Kurikulum 2013, Power Point, Slide Ke-3,
diakses dari http://www.staffnew.uny.ac.id/upload/pendidikan, pada tanggal 19 April 2019. 10Lampiran 19.
6
belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, sehingga mampu
menghadapi tantangan zaman.
Pembelajaran merupakan kegiatan komunikatif interaktif antara guru dan
peserta didik dalam situasi edukatif agar mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran merupakan komponen tidak terpisahkan atau berdiri sendiri.
Pembelajaran akan bermakna apabila diwujudkan dalam suatu model
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu cara terstruktur yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar, dalam mencapai tujuan
pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta
didik untuk menemukan konsep sendiri dan keaktifan peserta didik yaitu
model pembelajaran Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas Termodifikasi).
Sedang, sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh
tidak hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti
keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal
melakukan penyelidikan ilmiah. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala
alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud
misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional,
sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data
yang diperoleh.11
Dari uraian di atas, melihat pengaruh positif dari model pembelajaran
modified free inquiry, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik.
Mencermati uraian di atas, penelitian mengenai model pembelajaran modified
free inquiry terhadap hasil belajar belum terlalu banyak sehingga hal ini
menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan model
pembelajaran modified free inquiry dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Modified Free Inquiry Terhadap Hasil Belajar Biologi
Peserta Didik pada Konsep Jamur”.
11Afnidar, op. cit., h. 10.
7
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah diperlukan yaitu untuk memperjelas permasalahan
penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka identifikasi masalah dalam
penelitian yaitu:
1. Implementasi pembelajaran dengan Kurikulum 2013 tidak selalu
menggunakan pendekatan scientific.
2. Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini seringkali menggunakan
pendekatan scientific.
3. Model Modified Free Inquiry dianggap sebagai solusi untuk mengkonstruk
pemahaman peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan agar membatasi ruang lingkup
pelaksanaan penelitian dan agar permasalahan penelitian tidak terlalu luas
ruang lingkupnya, maka penulis membatasi permasalah sebagai berikut:
1. Peserta didik dibatasi pada kelas X MIA 4 dan X MIA 6 di SMAN 1
Tangerang Selatan pada konsep jamur.
2. Model pembelajaran dibatasi pada model modified free inquiry.
3. Hasil belajar hanya diukur dari aspek kognitif dimensi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada jenjang kognitif
(C1 – C6) berdasarkan Taksonomi Bloom yang diukur dengan pretest dan
posttest.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran modified free inquiry berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
peserta didik pada konsep jamur?”.
8
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
modified free inquiry terhadap hasil belajar biologi peserta didik pada konsep
jamur.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi berarti
bagi semua pihak terutama dalam dunia pendidikan, diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan pendekatan
pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran serta menjadi tahu
bahwa melakukan variasi model pembelajaran dalam kegiatan proses
mengajar sangat penting dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
2. Bagi guru, memberikan gambaran kepada guru dalam menentukan atau
memilih model pembelajaran biologi yang efektif dan menjadi umpan
balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran lebih variatif
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Bagi peserta didik, diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan
lebih baik lagi selama proses pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan pada konsep jamur.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Inquiry
a. Pengertian Model Pembelajaran
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal.1Pengertian
model lainnya adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk
merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar,
subyek pembelajar, lingkungan belajar, dan kurikulum. Model
memiliki tahapan:2
1) Sintaks/pentahapan merupakan penjelasan pengoperasian
model,
2) Sistem sosial bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan
pembelajar,
3) Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guru
bersikap dan berespon terhadap aktivitas siswa,
4) Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan
sebagai kelengkapan model di luar manusia.
Joyce & Weil dalam Nurdyansyah mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dalam interaksi
pembelajaran di kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai
peranan yang sama penting. Perbedaannya terletak pada fungsi dan
1Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Cet. 1, h. 23. 2Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 117.
10
peran. Untuk itu pengajar dalam kegiatan pengajaran harus berupaya
membantu peserta didik membangun potensinya.3
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran
mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh stratgei,
metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu:4
1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
(tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai.
Ketercapaian tujuan pembelajaran harus dilaksanakan secara
optimal oleh guru. Guru harus menerapkan model pembelajaran yang
tepat dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta didik dalam
proses belajar mengajar. Maka dari itu, untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran guru harus memahami konsep-konsep pembelajaran
yang ada.
Tuntutan pembelajaran yang menekankan pada tiga ranah aspek
tentu saja harus disikapi oleh pendidik secara cermat dan serius. Serius
artinya bahwa pendidik harus mempersiapkan diri secara sungguh-
sungguh. Pendidik harus mampu menyesuaikan adanya pergeseran
paradigma proses pembelajaran.5Proses pembelajaran diharapkan
dapat dilakukan dengan berpusat kepada peserta didik sehingga dapat
3Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoarjo:
Nizamia Learning Center, 2016), Cet. 1, h. 3-4. 4Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op. cit., h. 24. 5Sigit Mangun Wardoyo, Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter, (Bandung: Alfabeta. 2013), h. 16.
11
dicapai kemandirian dalam belajar dan lebih tanggung jawab terhadap
tugas yang telah diberikan oleh guru.
Dengan demikian, kunci terpenting dari tercapainya tujuan
pembelajaran terletak pada proses pembelajaran yang berlangsung di
dalam kelas. Artinya, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru harus dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap
peserta didik.
Model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang
dijadikan pedoman sebagai langkah-langkah dalam proses belajar
mengajar oleh guru dan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran tertata secara
sistematis.
b. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah
mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan mengajukan pertanyaan. Strategi inkuiri
menekankan pada proses pencarian dan penemuan.6
Dan pembelajaran inkuiri adalah sebuah pendekatan untuk
mengajaran dan pembelajaran yang menempatkan peserta didk untuk
bertanya, menyampaikan ide-ide nya dan melakukan pengamatan
dalam pembelajaran.7National Science Education Standard
menyatakan bahwa:
“Inquiry is a multifaceted activity that involves making
observations, posing questions, examining books and other sources
6Fadhilah Latief, Nuraini, dan Novita Sari, Implementation of Inquiry Learning Model
Using Powerpoint On Psychomotoric of Student Learning in the Coloid System, Proceedings of
International Conference on Innovation in Education, Science, and Culture (ICIESC-2017),
November 2017, h. 35, diakses dari https://iciesc.unimed.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/7.-
Hal-35-39-Fathillah-Lathief.pdf, pada tanggal 7 Februari 2019. 7Ontario, Inquiry-based Learning, h.2, diakses dari
http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_InquiryBased.pdf, pada
tanggal 7 Februari 2019.
12
of information to see what is already known, planning
investigations, reviewing what is already known in light of
experimental evidence, using tools to gather, analyze, and interpert
data, proposing answer,explanations, and predictions, and
communication the result”.8
Pernyataan di atas dapat diartikan sebagai proses yang bervariasi
meliputi kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang
relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara
kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa
yang telah didapatkan dan diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan
hasilnya dikomunikasikan.
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.9
Inquiry learning merupakan salah satu metode yang didasarkan
pada konsep pembelajaran konstruktivisme. Berdasarkan pada
perkembangan kognitif organisme, pandangan konstruktivisme
menyatakan bahwa pembelajar membangun pemahamannya dengan
pengalaman yang dimilikinya yang merupakan hasil interaksi dengan
lingkungan diluarnya. Pengalaman tersebut merupakan rangsangan
yang berasal dari lingkungan terhadap organisme tersebut.10
Rutherford & Ahlgren menyatakan pengertian Scientific inquiry
(inkuiri ilmiah) tidak begitu saja diambil dari konteks penyelidikan
tertentu. Dalam kegiatan ilmiah para saintis melakukan pengamatan,
menemukan masalah, melakukan hipotesis, bereksperimen,
8National Institute of General Medical Sciences, Doing Science: The Process of Scientific
Inquiry, (BSCS: Colorado Springs, 2005), h. 24. 9Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), Cet. 1, h.
132. 10Sigit Mangun Wardoyo, op. cit., h. 64-65.
13
mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang dibuatnya, dan
membuat kesimpulan. Tahapan-tahapan ini sering disebut metode
ilmiah. Sementara itu proses inkuiri menekankan pada pengembangan
pertanyaan pada setiap tahap dari metode ilmiah.11
Berdasarkan konsepsi metode ilmiah, penemuan dapat dicoba
untuk membelajarkan anak tentang beberapa keterampilan dan bahasa.
Latihan penemuan dipercayai mampu mengembangkan independensi
belajar peserta didik. Penemuan merupakan metode yang memerlukan
partisipasi aktif peserta didik dalam (penyelidikan) ilmiah. Tujuan
umum latihan penemuan adalah untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan disiplin berpikir dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah dan mendapatkan jawaban dari
keingintahuan peserta didik.12
Model pembelajaran seperti model inkuiri mendukung pekerjaan
guru dan siswa serta dapat digunakan dalam beberapa cara:13
Inquiry Model
Gambar 2.1 Model Inkuiri
11Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 120. 12Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif & Inovatif,
(Bandung: Satu Nusa, 2016), Cet. 1, h. 86. 13Alberta, Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide To Implementing Inquiry-Based
Learning, (Canada: Learning Resources Center, 2004), h. 7.
Planning
Creating
Processing Sharing
Evaluating Retrieving Reflecting
on the
Process
Scaffold for instruction
Gauge for feelings
Common language for
teachers and students
Guide for students
Guide for monitoring
14
Pembelajaran berbasis inkuiri membutuhkan banyak keterampilan
dan strategi dan berbagai sumber daya dari luar perpustakaan dan
ruang kelas. Penting bagi guru untuk memilih tema, waktu yang layak,
dan upaya yang yang akan menarik bagi siswa. Pemilihan awal tema
dari kegiatan inkuiri, guru akan memberi waktu siswa untuk
membangun pengetahuan, untuk mengembangkan keterampilan dan
strategi inkuiri yang dibutuhkan, serta untuk memperoleh atau
menambah sumber daya yang diperlukan oleh siswa.14
Hasil penelitian Baby Arlita Lubis, Binari Manurung, dan Fauziyah
Harahap menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri sangat perlu
diperhatikan, karena suatu materi pelajaran yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran tersebut sangat tepat untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal dan maksimal sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat dengan baik.15
Berdasarkan beberapa definisi model pembelajaran inquiry di atas
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry merupakan
model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berpikir
kritis dan analitis dalam memecahkan suatu permasalahan dengan
sendirinya.
c. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Inquiry
Dari pengertian model pembelajaran inquiry yang telah dipaparkan
di atas, pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut
ini:16
1) Berorientasi pada pengembangan intelektual
Pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
14Ibid., h. 15. 15Baby Arlita Lubis, Binari Manurung, dan Fauziyah Harahap,Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan di
SMA Swasta PAB 8 Saentis, Vol. 5, No.3, 2016, h. 138, diakses dari
https://doi.org/10.24114/jpb.v5i3.4311, pada tanggal 20 Desember 2018. 16Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op. cit., h. 80.
15
2) Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses inetraksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip bertanya
Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap
langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada
pembelajaran ini juga dikembangkan sikap kritis siswa dengan
selalu bertanya dan mempertanyakan fenomena yang sedang
dipelajarinya.
4) Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan
belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni
“proses mengembangkan potensi seluruh otak”. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.
5) Prinsip keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang
harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru ialah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan
kebenaran hipotesis yang diajukannya.
d. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inquiry
Adapun jenis-jenis model pembelajaran inquiry yaitu sebagai
berikut:17
1) Inkuri Terbimbing (Guided Inquiry)
Inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum
mempunyai pengalaman belajar dengan metode inkuiri. Guru
17Nurdyansyah, op. cit., h. 145-146.
16
memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas.
Bimbingan lebih banyak diberikan pada tahap awal dan sedikit
demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan
pengalaman siswa.Sebagiaan besar perencanaan dibuat oleh
guru dan para siswa tidak merumuskan masalah.
2) Inkuiri Bebas (Free Inquiry)
Siswa melakukan sendiri penelitian seperti seorang ilmuan
pada inkuiri bebas.Siswa harus dapat mengidentifikasi dan
merumuskan masalah berbagai topik permasalahan yang
hendak diselidiki mada pembelajaran.metode yang digunakan
adalah inkuiri role approach yang melibatkan siswa dalam
kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas
sebagai misalnya sebagai koordinator kelompok, pembimbing
teknis, pencatatan data dan pengevaluasian proses.
3) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry)
Guru memberikan permasalahan dan kemudian siswa diminta
memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan,
eksplorasi, dan prosedur pada pembelajaran berbasis
inkuiri.Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran dengan tepat. Setiap siswa
memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat
hidup di masyarakat dan bekal ini diharapkan diperoleh melalui
pengalaman belajar di sekolah.Oleh sebab itu pengalaman
belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa
dalam mencapai kecakapan untuk berkarya.Kecakapan ini
disebut dengan kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas
dibanding hanya sekedar keterampilan.
17
Meador dan Windschitl membagi inkuiri menjadi beberapa level
inkuiri dari level yang paling rendah hingga level yang paling tinggi
berdasarkan penerapannya yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.18
Tabel 2.1 Level Pembelajaran Inkuiri
Level Inkuiri Deskripsi Yang diberikan
pada siswa
Confirmation Siswa memastikan
prinsip melalui
aktivitas yang hasilnya
telah diketahui terlebih
dahulu
Masalah, prosedur
dan solusi
Structures Inkuiri Siswa menyelidiki
pertanyaan yang
disajikan guru melalui
prosedur yang
ditentukan
Masalah dan
prosedur
Guided Inkuiri Siswa menyelidiki
pertanyaan yang
disajikan oleh guru
dengan menggunakan
rancangan dan prosedur
penelitian yang dibuat
siswa
Masalah
Open Inkuiri Siswa menyelidiki
topik yang
berhubungan dengan
pertanyaan yang
dirumuskan melalui
rancangan/prosedur
yang dibuat prosedur
siswa
Topik
(Sumber: Meador, 2010 dan Windschintl, 2002)
Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3
tingkatan inkuiri, yakni: 1) Discovery/Structured Inquiry, dalam
tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi permasalahan
dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil; 2)
Guided Inquiry, tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama
guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan
18Ibid., 146-147.
18
penyelesaian masalah; 3) Open Inquiry, tindakan utama pada open
inquiry ialah guru memaparkan konteks penyelesaian masalah
kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.19
2. Model Pembelajaran ModifiedFree Inquiry
a. Pengertian Model Pembelajaran Modified Free Inquiry
Strategi inkuiri ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dua
strategi inkuiri yaitu strategi inkuiri terbimbing dengan strategi inkuiri
bebas, meskipun demikian permasalahan yang akan dijadikan topik
untuk diselidiki tetap diberikan atau berpedoman pada acuan
kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam strategi pembelajaran ini
siswa tidak memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara
sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima
masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh
bimbingan, namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari
pembelajaran inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.20
Pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi dapat mengakomodasi
kemampuan siswa untuk belajar berpikir kritis, yang ditandai dengan
siswa dapat belajar mengontrol diri dalam membuat pertimbangan dan
mengambil keputusan sendiri mengenai strategi, cara, metode belajar
yang digunakan untuk memahami konsep yang dipelajari secara
bertanggung jawab. Pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
termodifikasi diharapkan dapat mengakomodasi kedisiplinan belajar,
karena kedisiplinan belajar yang terarah dapat menghindarkan siswa
19Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 121-122. 20Afnidar, Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Kepercayaan Diri Terhadap
Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1
Mutiara Pidie, JESBIO Vol. IV No. 1, Mei 2015, h. 11, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/76740-ID-pengaruh-strategi-pembelajaran-inkuiri-
d.pdf, pada tanggal 10 Desember 2018.
19
dari rasa malas dan memotivasi siswa dalam belajar sehingga tercapai
prestasi belajar yang tinggi.21
Pada Modified Free Inquiry kegiatan pembelajaran sama dengan
kegiatan pembelajaran pada Guided Inquiry, yaitu mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan informasi dan data, melakukan eksperimen untuk
mencari solusi permasalahan, sampai pada akhirnya peserta didik
menyimpulkan dan mampu menginformasikan hasil eksperimen
tersebut di dalam kelas.22
Pendidik hanya memberikan pokok permasalahan. Biasanya
disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan, kemudian peserta
didik diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan,
eksplorasi, dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh
jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya
sendiri secara berkelompok atau perorangan. Pendidik berperan
sebagai pendorong, narasumber, dan memberikan bantuan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar peserta
didik.23Bantuan yang diberikan oleh guru harus berupa pertanyaan-
pertanyaan yang memungkinkan peserta didik dapat berpikir dan
menemukan cara-cara penelitian yang tepat. Guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu peserta didik mengerti
arah pemecahan masalah, bukan menjelaskan apa yang harus
dilakukan.24
21Muhamad Ajwar, Baskoro Adi Prayitno, dan Widha Sunarno, Pengaruh Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari
Berpikir Kritis dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 8 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015, Vol. 4, No. 3, 2015, h. 129, diakses dari
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri/article/view/9638/8566, pada tanggal 7 Februari 2019. 22Baby Arlita Lubis, Binari Manurung, dan Fauziyah Harahap, op. cit., h. 136. 23Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, op. cit., h. 90-91. 24Rosa Dewi Pratiwi, Penerapan Constructive Controversy dan Modified Free Inquiry
Terhadap HOTS Mahasiswa Pendidikan Biologi, Jurnal Formatif 4(2), 2014, h. 103, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/234893-penerapan-constructive-controversy-dan-m-
308d4ff0.pdf , pada tanggal 7 Februari 2019.
20
3. Karakteristik Pembelajaran Inquiry
Hinrichen & Jarret dalam program Report The Northwest Regional
Educational Laboratory menyatakan empat karakter inkuiri, yaitu: 1)
Koneksi, pada tahap ini: Siswa mampu menghubungkan pengetahuan
sains pribadi dengan konsep komunitas sains; Dilakukan dengan diskusi
bersama, eksplorasi fenomena; Guru mendorong untuk mendiskusikan dan
menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja,
menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan hubungan
dengan literatur; Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan
observasi. 2) Desain, pada tahap ini: Proses melalui prosedur-materi;
Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakna yang
ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep sains dengan
proses sains; Siswa berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan
materi, menentukan variabel kontrol, pengukuran; Guru memantau
ketepatan aktivitas siswa. 3) Investigasi, pada tahap ini:Proses melalui
koleksi dan mempresentasikan data; Siswa dapat membaca data secara
akurat, mengorganisasi data dalam cara yang logis dan bermakna, dan
memperjelas hasil penyelidikan. 4) Membangun Pengetahuan, pada tahap
ini: Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi; Konsep yang dilakukan
dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu
berpikir kritis. Ia harus menghubungkan antara interpretasi data dengan
interpretasi ilmiah yang diterima; Siswa dapat mengaplikasikan
pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi,
generalisasi, dan prediksi; Guru melalukan sharing pemahaman siswa.25
25Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, op. cit., h. 122-123.
21
4. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry
Pada penelitian ini, tahapan pembelajaran yang digunakan
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh
Eggen & Kauchak (1996). Adapun tahapan pembelajaran inkuiri dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri26
Fase Perilaku Guru
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan
masalah dituliskan di papan tulis.
Guru membagi siswa dalam
kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan
pada siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan memprioritaskan
hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menentukan
langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan
dilakukan.
Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi
Guru membimbing siswa
mendapatkan informasi melalui
percobaan.
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data
Guru memberikan kesempatan
pada tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil pengolahan
data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan.
5. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry
Keunggulan-keunggulan metode inkuiri, antara lain sebagai berikut: 1)
Mendorong peserta didik berpikir secara ilmiah dalam pemecahan masalah
26Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op. cit., h. 86-87.
22
yang dihadapi; 2) Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer
pengetahuan pada situasi proses pengajaran; 3) Mendorong peserta didik
untuk berpikir kreatif dan intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri; 4)
Menumbuhkan sikap objektif, jujur, dan terbuka; 5) Situasi proses
pembelajaran menjadi hidup dan dinamis; 6) Dapat membentuk dan
mengembangkan konsep dasar kepada peserta didik sehingga peserta didik
dapat mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik; 7)
Membantu dalam ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang
baru; 8) Mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, objektif, dan terbuka; 9) Mendorong
peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri;
10) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik; 11) Situasi pembelajaran
lebih menggairahkan; 12) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu; 13) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri; 14)
Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional; 15) Dapat memberikan
waktu kepada peserta didik secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.27
Adapun kelemahan-kelemahan metode inkuiri, diantaranya sebagai
berikut: 1) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi
pendidik yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang
memberatkan; 2) Pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat
memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah
itu memerlukan pembuktian secara ilmiah; 3) Proses jalannya inkuiri akan
menjadi terhambat, apabila peserta didik telah terbiasa cara belajar
“nerimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh pendidiknya; 4)
Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru
memerlukan pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya pada pengajaran
agama, mengenai keimanan, ibadah dan akhlak; 5) Metode inkuiri ini baru
dilaksanakan pada tingkat SMA dan Pendidikan Tinggi. Sementara untuk
tingkat SMP dan SD masih sulit dilaksanakan. Hal ini karena pada tingkat
27Zainal Aqib dan dan Ali Murtadlo, op. cit., h. 92-93.
23
tersebut peserta didik belum mampu berpikir secara ilmiah, yang
merupakan ciri dari metode inkuiri.28
6. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
“niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada
orang-orang beriman dan berilmu . . .”
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan tidak
berpengetahuan, namun Allah SWT telah membekali kita sebagai
manusia dengan fisik maupun psikis yang baik agar dapat digunakan
untuk belajar dan menggunakan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan manusia. Dalam
perspektif Al-Qur’an, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan derajat kehidupan mereka seperti yang telah dijelaskan
dalam penggalan QS. al-Mujadalah tersebut.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan
agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut bermanfaat bagi kehidupan
orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu
sendiri.29Akan tetapi, perlu diingat bahwa orang yang beriman tetapi
tidak berilmu, dia akan lemah. Begitupun sebaliknya, orang yang
berilmu tetapi tidak beriman, ia akan tersesat. Maka dari itu, tingkatan
orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang tidak beriman pun berilmu.
Belajar sedikit lebih kompleks daripada yang dipikirkan oleh
kebanyakan orang. Definisi pembelajaran berikut dan implikasinya
28Ibid, h. 93-94. 29Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), Cet. 14, h.
62-63.
24
untuk pengajaran yaitu: 1) proses memperoleh pengetahuan atau
keterampilan melalui studi, pengalaman, atau pengajaran; 2)
pengalaman yang membawa perubahan perilaku yang relatif
permanen; 3) perubahan fungsi saraf sebagai konsekuensi dari
pengalaman; 4) proses kognitif dari memperoleh keterampilan atau
pengetahuan; 5) peningkatan kecerdasan memori dan merespon suatu
konsep.30
Belajar adalah usaha atau suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar supaya mengetahui atau dapat melakukan sesuatu. Hasil kegiatan
belajar adalah perubahan diri, dari keadan tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu, dari tidak
mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu.31
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan
pada diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah
dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan
perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Perubahan tingkah
laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan,
keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap.32Sedangkan
menurut Cronbach, “Learning is shown by change in behavior as
result of experience”. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman.
Dengan pengalaman tersebut pelajar menggunakan seluru panca
inderanya.33
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada
saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya,
bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.34Kemudian Hintzman
30Douglas Fisher and Nancy Frey, Better Learning Through Structured Teaching: A
Framework for the Gradual Release ofRresponsibility, (Alexandria: ASCD, 2008), h. 1. 31Jumanta Hamdayama, op. cit., h. 28. 32Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar,
(Jakarta: Subbag Publikasi Sekretariat Badan atas izin Sekretaris Balitbang Depdiknas, 2001), h.
82. 33Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2007), h. 13. 34Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 9.
25
(1978) dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory
berpendapat bahwa “Learning is a change in organism due to
experience which can affect the organism’s behavior” (Belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau
hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku oranisme tersebut). Jadi, dalam pandangan Hintzman,
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat
dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.35
Timbulnya berbagai persepsi “belajar” menurut para ahli tersebut
di atas merupakan perbedaan sudut pandang. Pengertian belajar telah
memberikan gambaran mengenai definisi belajar itu sendiri.
Mengingat belajar bisa dilakukan oleh setiap orang dan juga belajar
dapat dilakukan di mana-mana; di kantor, rumah maupun sekolah-
sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara formal. Konsepsi
dari pengertian belajar dikemukakan oleh orang-orang ahli di bidang
ini sebagai hasil dari pemikirannya, sehingga melahirkan beberapa
paham tentang teori belajar.
Dalam beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan
adanya perubahan pada suatu individu, karena pada hakikatnya belajar
dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan diri dalam
menunjukkan perilaku berarti belajar menentukan keterampilan,
pengetahuan maupun sikap yang telah diperoleh dari proses belajar
tersebut.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar
mengajar. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
sampaisejauh mana keberhasilanseorang peserta didik dalam proses
35Muhibbin Syah, op. cit., h. 63.
26
belajar.Selanjutnya, dari informasi tersebut guru dapat memperbaiki
dan menyusun kembali kegiatan belajar pembelajaran lebih lanjut, baik
keseluruhan kelas maupun individu.Hasil belajar yang menjadi objek
penilaian dalam kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang
diperoleh peserta didik setelah mereka mengikuti proses belajar-
mengajar pada setiap mata pelajaran.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar peserta
didik adalah kemampuan yang diperolehnya setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.36
Hasil belajar peserta didik meliputi hasil belajar kognitif,
psikomotorik dan afektif. Hasil belajar kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual, dinyatakan dengan nilai diperoleh dari peserta
didik yang telah menempuh tes. Hasil belajar psikomotorik berkaitan
dengan keterampilan dan kemampuan dalam melakukan tindakan oleh
peserta didik yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap peserta
didik ketika mengamati,menganalisis atau melakukan
percobaan/ekperimen. Sedangkan hasil belajar afektif, diperoleh dari
hasil pengamatan sikap dan perilaku peserta didik ketika mengikuti
pelajaran atau melakukan percobaan.Berdasarkan Taksonomi Bloom,
aspek kognitif memiliki dua dimensi yaitu dimensi pengetahuan dan
dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan berisikan empat
kategori yaitu dimensi pengetahuan faktual,konseptual, prosedural, dan
metakognitif. Sedangkan dimensi proses kognitif berisikan enam
36Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), Cet. 1, h. 5.
27
kategori yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.37
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan Sunal, bahwa evaluasi merupakan proses
penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif
suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan
dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau
tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal
yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan
kepada siswa.38
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi
secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada
tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa
besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: (1)
penguasaan materi akademik (kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat
normatif (afektif), dan (3) aplikatif produktif (psikomotor).39
Pengajaran yang efektif melibatkan kemampuan untuk menerapkan
penelitian di ruang kelas. Pengajaran yang efektif menggabungkan
keterampilan hubungan antar manusia, penilaian, intuisi, pengetahuan
37Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 6. 38Ibid, h. 5-6. 39Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 13.
28
materi pelajaran, dan pemahaman belajar menjadi satu kesatuan yang
menghasilkan peningkatan hasil belajar bagi siswa.40
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami
tentang makna dari hasil belajar, yaitu perolehan kemampuan atau
perubahan diri yang telah diperoleh oleh peserta didik setelah
mengikuti proses belajar-mengajar.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik yaitu sebagai berikut:41
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar peserta didik
yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya,
pertengkaran suami istri, perhatian yang kurang terhadao
anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang
baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh
dalam hasil belajar peserta didik.
7. Konsep Jamur
Biologi sebagai salah satu bidang dalam lingkup IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mempelajari berbagai gejala alam sekitar.
40Donald P. Kauchak and Paul D. Eggen, Learning and Teaching: Research Based-
Methods, (United States of America: Walker and Company, 1993), h. 2. 41Ahmad Susanto, op. cit., h. 12-13.
29
Kajian konsep Jamur ditinjau dari dua buku. Buku pertama yaitu buku
biologi karangan Campbell, Reece, dan Mitchell. Buku kedua yaitu buku
biologi SMA berdasarkan Kurikulum 2013 karangan Rasti Septianing dan
Aggarwal.
Jamur memiliki beberapa definisi ditinjau dari keempat buku tersebut.
Pertama, fungi merupakan heterotrof (jamur tidak dapat membuat
makanan sendiri seperti tumbuhan dan alga). Tetapi tidak seperti hewan,
fungi tidak menelan (memakan) makanannya tetapi fungi mengabsorpsi
nutrien dari lingkungan disekitar tubuhnya.42Tubuh jamur disusun oleh sel
tunggal (uniselular) atau banyak sel (multiselular). Jamur merupakan
organisme eukariota, yaitu organisme yang nukleusnya dikelilingi oleh
membran. Tubuh jamur multiseluler disusun oleh hifa, yaitu benang-
benang halus (filamen) yang mengandung membran sel dan sitoplasma.
Biasanya hifa dilapisi oleh dinding sel dari kitin. Kumpulan hifa disebut
miselium yang berbentuk seperti benang kusut. Pada kebanyakan jamur,
sel-sel penyusun hifa dipisahkan oleh sekat yang disebut septa. Septa
dapat berlubang (berpori) sehingga sitoplasma akan mengalir dari satu
ruangan sel ke ruangan sel lain. Jamur yang memiliki hifa bersekat disebut
hifa septat, sedangkan yang tidak bersepta disebut aseptat (hifasenositik).
Sebagian besar jamur, kecuali khamir yang uniseluler, bersifat senositik
atau dalam sitoplasmanya banyak mengandung nukleus (multinukleus).43
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penerapan model
pembelajaran modified free inquiry. Antara lain:
Noly Shofiyah dalam judul penelitiannya “Penerapan Model Pembelajaran
Modified Free Inquiry untuk Mereduksi Miskonsepsi Mahasiswa pada Materi
42Neil A. Campbell, et. al., Biologi Edisi Kedelapan Jilid II, Terj. dari Biology, Eighth
Edition oleh Damaring Tyas Wulandari, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 204. 43Rasti Septianing dan Aggarwal, Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X, Terj. dari
Biology oleh Savitri Endah Yani dan Dian Malini, (Jakarta: Yudhistira, 2013), Edisi Pertama, Cet.
2, h. 81-92.
30
Fluida”bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep
mahasiswa meningkat dari rata-rata skor 21,3 menjadi 68,3. Berdasarkan
analisis data menggunakan N-gain score dapat disimpulkan bahwa penerapan
model modified free inquiry berpengaruh sedang terhadap penurunan
miskonsepsi mahasiswa pada materi fluida.44
Eka Fitriah dalam penelitiannya yang berjudul, “Implementasi Model
Modified Free Inquiry pada Pembelajaran Zoologi Avertebrata untuk
Menumbuhkan Karakter Kreatif dan Keterampilan Kerja Ilmiah Mahasiswa
Calon Guru Biologi” menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa
berdasarkan uji t diperoleh hasil p value < 0,005 sehingga model modified free
inquiry efektif untuk diterapkan.45
Eko Suryanto, Elfi Susanti, dan Sulistyo Saputro, “Efektivitas Model
Pembelajaran Modified Free Inquiry (MFI) Disertai Peer Tutoring Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI Semester
Genap SMAN 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014”, dalam penelitiannya
menyatakan bahwa (1) penggunaan model pembelajran modified free inquiry
disertai peer tutoring lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah (2)
penggunaan model pembelajaran modified free inquiry tidak lebih efektif
dibanding metode ceramah (3) penggunaan model modified free inquiry
disertai Peer Tutoring lebih efektif dibanding model pembelajaran modified
free inquiry.46
44Noly Shofiyah, Penerapan Model Pembelajaran Modified Free Inquiry untuk
Mereduksi Miskonsepsi Mahasiswa pada Materi Fluida, Science Education Journal, 1 (1), Mei
2017, h. 19, diakses dari http://ojs.umsida.ac.id/index.php/sej, pada tanggal 21 Desember 2018. 45Eka Fitriah, Implementasi Model Modified Free Inquiry pada Pembelajaran Zoologi
Avertebrata untuk Menumbuhkan Karakter Kreatif dan Keterampilan Kerja Ilmiah Mahasiswa
Calon Guru Biologi, e-Journal IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016, Vol. 1, Edisi 2, 2016, h. 144,
diakses dari www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/holistik, pada tangal 21 Desember 2018. 46Eko Suryanto, Elfi Susanti, dan Sulistyo Saputro, Efektivitas Model Pembelajaran
Modified Free Inquiry (MFI) Disertai Peer Tutoring Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi
Hidrolisis Garam Siswa Kelas XI Semester Genap SMAN 1 Kartasura Tahun Pelajaran
2013/2014, Vol. 4, No. 2, 2015, h. 89, diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia,
pada tanggal 21 Desember 2018.
31
C. Kerangka Berpikir
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, secara sadar maupun tidak
sadar akan dihadapkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian,
tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk
pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas yang tidak terlepas dari
fungsi dan tujuan. Fungsi utama pendidikan yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban dalam hidup.
Indonesia saat ini tengah mengaplikasikan dan mengembangkan
kurikulum 2013 yang bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum berbasis
kompetensi sering dikenal dengan KTSP.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar
mengajar adalah pemilihan dan penggunaan metode serta model pembelajaran
yang tepat. Penerapan model pembelajaran yang monoton akan menyebabkan
keaktifan dan hasil belajar peserta didik dapat dikatakan belum optimal.
Model pembelajaran modified free inquiry merupakan model pembelajaran
yang menuntut peserta didik untuk memecahkan pokok permasalahan yang
telah disajikan oleh guru. Pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik yang selanjutnya bisa diterapkan untuk membangun pengetahuan
dan pemahaman peserta didik, mandiri, berpikir secara ilmiah, meningkatkan
kinerja dalam kelompok serta kemampuan untuk berbicara. Pada proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran modified free inquiry,
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan serta hasil belajar peserta didik.
Bagan kerangka berpikir pada penelitian ini yang melibatkan hubungan
antara model pembelajaran Modified Free Inquiry dengan hasil belajar peserta
didik yaitu sebagai berikut:
32
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Model pembelajaran kurang variatif
Hasil belajar kurang maksimal
Model pembelajaran Modified Free Inquiry
Menyajikan pertanyaan atau masalah
Membuat hipotesis
Merancang percobaan
Melakukan percobaan untuk memperoleh
informasi
Mengumpulkan dan menganalisis data
Membuat kesimpulan
Peserta didik berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
Hasil belajar meningkat
33
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya adalah terdapat pengaruh model
pembelajaran modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik pada
konsep jamur.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Tangerang Selatan yang
beralamatkan di Jalan Pendidikan No. 49, Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun
waktu pelaksanaan adalah pada semester II, tanggal 23 Januari – 13 Februari
2017 tahun pelajaran 2016/2017.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment). Quasi eksperiment merupakan suatu metode dimana peneliti
tidak memungkinkan melakukan pengontrolan secara penuh terhadap variabel
penelitian.
Desain dari penelitian ini yaitu pretest-posttest control group design. Hal
ini dikarenakan terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. Desain
penelitian ini digambarkan sebagai berikut:1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 : Tes awal (Pretest)
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen (Model Modified Free Inquiry)
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol (Pendekatan Scientific)
O2 : Tes akhir (Posttest)
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 112-113.
35
Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama
(kelas eksperimen) menggunakan model pembelajaran modified free inquiry
dan kelompok kedua (kelas kontrol) menggunakan pendekatan scientific
.
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan variabel
yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel bebas (variabel X) yaitu model pembelajaran Modified Free
Inquiry,
2. Variabel terikat (variabel Y) yaitu hasil belajar biologi peserta didik.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan diteliti kemudian ditarik
kesimpulannya.2 Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas X SMAN 1 Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari suatu populasi.3 Sampel diambil
dari populasi terjangkau yaitu peserta didik kelas X SMAN 1 Tangerang
Selatan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple
random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada di dalam populasi.4 Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 4 sebagai kelas
eksperimen yaitu kelas yang dalam pembelajarannya diterapkan model
2 Ibid, h. 117. 3Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2015), Cet. 1, h. 39. 4 Sugiyono, op.cit., h. 120.
36
modified free inquiry dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol yang dalam
pembelajarannya diterapkan pendekatan scientific.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan
nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda (PG) untuk
mengukur hasil belajar siswa (dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif), dan nontes berupa lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik berupa
tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal yang terdiri dari 5 pilihan
jawaban yaitu a, b, c, d, dan e.
Penyusunan soal pada tes pilihan ganda mengacu pada aspek kognitif
dan pengetahuan Taksonomi Bloom yang mencakup jenjang
pengetahuan/C1, pemahaman/C2, aplikasi/C3, analisis/C4, evaluasi/C5
dan mencipta/C6 dengan dimensi pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural.
2. Non Tes
Instrumen non tes menggunakan lembar observasi guru dan peserta
didik. Lembar observasi digunakan ketika proses belajar mengajar
berkaitan dengan aktivitas peserta didik dan guru selama pembelajaran
konsep jamur dengan mengunakan model pembelajaran modified free
inquiry. Selain itu, lembar observasi ini bertujuan untuk melihat
konsistensi guru terhadap RPP yang telah dibuat. Lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru berbentuk daftar checklist (ya
dan tidak) sedangkan untuk siswa dengan skala kurang dari 50% dan lebih
dari sama dengan 50%.
37
G. Kalibrasi Instrumen
1. Tes
a. Uji Validitas
Validitas artinya tepat atau sahih. Validitas yakni dapat diartikan
sejauh mana ketepatandan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.5
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini berupa validitas
butir soal dengan rumus korelasi koefisien korelasi bivariat. Analisis
ini digunakan untuk memperoleh koefisien korelasi, yaitu ukuran
hubungan linear antara dua variabel.6
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada responden, dalam
hal ini di luar sampel yang sudah ditetapkan. Setelah ini instrumen
diukur tingkat validitas dan reliabilitasnya, sehingga dapat
dipertimbangkan instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak. Uji tes
pilihan ganda (PG) menggunakan program SPSS Versi 22.
𝑹𝑿𝒀 = 𝑵. 𝜮 𝑿𝒀 − (𝜮𝑿)(𝜮𝒀)
√𝑵. 𝜮𝑿𝟐 − (𝜮𝑿)𝟐 (𝑵. 𝜮𝒀𝟐 − (𝜮𝒀)𝟐)
Keterangan:
RXY : Koefisien relasi antara variabel X dan variabel Y
N : Banyaknya peserta tes
ΣX : Jumlah skor butir soal
ΣY : Jumlah skor total
ΣX2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
ΣY2 : Jumlah kuadrat tiap butir soal
ΣXY : Jumlah perkalian X dengan Y
5Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 105. 6Ignas, Analisis Data Penelitian Dengan SPSS 22, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014),
h. 126.
38
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
Versi 22. Hasil uji validitas yang dilakukan dari total soal pilihan
ganda (PG) sebanyak 40 soal, diperoleh 20 soal pilihan ganda (PG)
yang valid. Hasil uji validitas instrumen soal dapat dilihat pada Tabel
3.2.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Soal7
Uji Validitas
Pilihan Ganda (PG)
Jumlah Soal 40
Jumlah Peserta Didik 40
Nomor Soal yang Valid 3, 5, 2, 11, 14, 15, 19, 21, 18, 25,
22, 24, 27, 30, 29, 26, 32, 35, 34
dan 39
Jumlah Soal Valid 20
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki arti kualitas yang menunjukkan kemantapan
(consistency) ekuivalensi; atau stabilitas dari suatu pengukuran yang
dilakukan.8 Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan
Cronbach Alpha pada SPSS Versi 22, dengan rumus sebagai berikut:
𝒓𝟏𝟏 = 𝒌
𝒌 − 𝟏 [𝟏 −
𝜮σb2
σ𝟐𝒕 ]
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
Σ𝜎b2 : Jumlah varians butir
𝜎2t : Varians total
7Lampiran 17 8Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, op. cit., h. 132.
39
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS Versi 22,
yang diperoleh dari 40 soal pilihan ganda yang diujicobakan pada
n=40 menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,701 dan tergolong dalam
kategori korelasi tinggi. Kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada
tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
< 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan
tujuan tes digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran
sedang, tingkat kesukaran tinggi atau sukar, dan tingkat kesukaran
rendah atau mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal
digunakan rumus berikut ini:9
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑠𝑢𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 (𝑇𝐾) =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙)
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠)
9Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Graha Ilmu,
2012), Edisi Pertama, Cet. 1, h. 174.
40
Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat menggunakan kriteria
berikut:10
Tabel 3.4 Range Tingkat Kesukaran
No. Range Tingkat Kesukaran Kategori Keputusan
0,7 – 1,0 Mudah Ditolak/direvisi
0,3 – 0,7 Sedang Diterima
0,0 – 0,3 Sulit Ditolak/direvisi
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat
membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang
ditanyakan dan siswa yang belum menguasai materi yang diujikan.11
Untuk mengetahui daya pembeda soal dapat digunakan rumus berikut
ini:12
𝐷𝑃 = (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
1
2𝑁
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷𝑃 = 2(𝐵𝐴 − 𝐵𝐵)
𝑁
Keterangan:
DP : Daya pembeda soal
BA : Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
N : Jumlah siswa yang mengerjakan tes
10Ibid, h. 175. 11Ibid, h. 175. 12Ibid, h. 176.
41
Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Range Daya Pembeda13
No. Range Daya
Pembeda Kategori Keputusan
1 0,40 – 1,00 Sangat memuaskan Diterima
2 0,30 – 0,39 Memuaskan Diterima
3 0,20 – 0,29 Tidak memuaskan Ditolak/direvisi
4 0,00 – 0,19 Sangat tidak memuaskan Direvisi total
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
penelitian selesai mengumpulkan seluruh data yang diperlukan.14 Data yang
diperoleh setelah penelitian selanjutnya diolah secara statistik dan dianalisis
agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Data
terbagi menjadi dua kelompok yaitu data kuantitatif (tes) dan data kualitatif
(lembar observasi).
Pengolahan data merupakan tahap penting sebab dengan melakukan
pengolahan data menjadikan data tersebut bernilai makna dan berguna dalam
pemecahan masalah penelitian. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan
menggunakana uji statistik. Adapaun langkah-langkah dalam penggunaan uji
statistik adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengtahui apakah sampel yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji
Liliefors dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Langkah-langkah
perhitunganya yaitu:15 a) Mengurutkan data sampel dari kecil ke besar dan
menentukan frekuensi tiap-tiap data; b) Menentukan nilai Zi dari tiap-tiap
13Ibid, h. 177. 14Rukaesih A. Maolani dan Ucu Cahyana, op. cit., h. 154. 15Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), Cet. 1, h. 69.
42
data dengan rumus: 𝑍𝑖 = 𝑋𝑖− 𝑋
𝑆, keterangan Zi = simpangan baku kurva
standard, Xi = data ke i dari suatu kelompok data, 𝑋 = rata-rata kelompok,
S = simpangan baku; c) Menentukan besar peluang untuk masing-masing
nilai Z berdasarkan tabel Z yang disebut F(Z); d) Menghitung frekuensi
kumulatif dari masing-masing nilai Z, dan disebut S(Z); e) Menentukan
nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = |𝐹 (𝑍) − 𝑆 (𝑍)|; f) Menentukan Ltabel untuk n > 30
dengan taraf signifikansi 5% melalui Tabel Liliefors. Maka 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,886
√𝑛
dengan n adalah jumlah sampel; g) Mengambil harga Lhitung yang paling
besar kemudian dibandingkan dengan Ltabel. Jika Lhitung < Ltabel maka
sampel berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengathui apakah data berdistribusi
homogen (sama) aatau tidak. Uji homogenitas adalah uji perbandingan
varian dua data yang diperbandingkan. Uji homogenitas dilakukan dengan
uji Fisher (uji F) menggunakan rumus:16
F = S1
2
S22 =
varians terbesar
varians terkecil
Keterangan:
F = Homogenitas
S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
HO : Data memiliki varians homogen
Ha : Data memiliki varians tidak homogen
16Aeng Muhidin, Statistika Pendidikan Pendekatan Berbasis Kinerja Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: UNPAM Press, 2017), h. 41.
43
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam
penelitian yaitu:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka HO diterima yang berarti varians anatara
kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka HO ditolak yang berarti varians anatara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian sampel data dengan menggunakan uji
normalitas (uji Liliefors) dan homogenitas (uji Fisher), dan diketahui
bahwa data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya digunakan uji
parametrik untuk menguji hipotesis yaitu dengan rumus uji-t. Pengujian ini
untuk mengetahui pengaruh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Rumus uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebagai berikut:17
𝑆2𝑝 = (𝑛1 − 1)(𝑆1
2) + (𝑛2 − 1)(𝑆22)
(𝑛1 + 𝑛2) − 2
Dan uji-t menjadi:
𝑡 = (𝑋1 − 𝑋2)
√𝑆2𝑝 [1𝑛1
⁄ + 1𝑛2
⁄ ]
Dimana:
t : Nilai distribusi t
𝑋1 : Nilai rata-rata sampel pertama
𝑋2 : Nilai rata-rata sampel kedua
𝑆2𝑝 : Penduga varians gabungan populasi
n1 : Jumlah sampel populasi pertama
n2 : Jumlah sampel populasi kedua
S12 : Varians sampel pertama
S22 : Varians sampel kedua
4. Uji N-Gain
17Suharyadi dan Purwanto S. K., Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
(Jakarta: Salemba Empat, 2009), Edisi 2, h. 128.
44
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman/penguasaan konsep peserta didik setelah
dilakukan pembelajaran oleh guru, maka digunakan Normal Gain.
Peningkatan pemahaman konsep diperoleh N-Gain.18
𝑔 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Terdapat tiga kategorisasi perolehan skor gain ternormalisasi:
a. g-tinggi : nilai (<g>) > 0,7
b. g-sedang : nilai 0,7 ≥ (<g) ≥ 0,3
c. g-rendah : nilai (<g>) < 0,3
5. Persentase Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik sebagai data
pendukung. Berikut format penilaian yang digunakan untuk menghitung
nilai persentase hasil observasi:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑥 100%
6. Hipotesis Statistik
18David E. Meltzer, Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation
and Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible – hidden Variable “in Diagnostic Pretest
Scores”, Vol. 70, No. 12, December 2002, h. 1261, diakses dari
http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf, pada tanggal 1 Februari
2019.
45
Perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
HO : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan:
HO : Tidak terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran
modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik pada
konsep jamur.
Ha : Terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran
modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik pada
konsep jamur.
µ1 : Rata-rata hasil belajar biologi peserta didik pada kelas
eksperimen.
µ2 : Rata-rata hasil belajar biologi peserta didik pada kelas kontrol.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari
tes hasil belajar biologi berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada
peserta didik di SMAN 1 Tangerang Selatan.
Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen (X MIA 4)
menggunakan model pembelajaran modified free inquiry, sedangkan pada
kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan
scientific.Konsep yang diajarkan adalah materi jamur. Pretest diberikan
sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
awal peserta didik pada kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan
posttest diberikan setelah perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan hasil belajar biologi peserta didik dalam memahami konsep
jamur yang telah diajarkan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Adapun instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian
ini meliputi data hasil belajar biologi peserta didik melalui tes kognitif
sebanyak 20 soal pilihan ganda (PG) yang telah diujicobakan dan dianalisis.
Berdasarkan data yang terkumpul maka akan dijelaskan gambaran umum dari
data yang telah diperoleh.
1. Data Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Hasil Pretest yang diperoleh peserta didik kelas X MIA 6 sebagai kelas
kontrol dan kelas X MIA 4 sebagai kelas eksperimen sebelum diberikan
perlakuan pada penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1.
47
Tabel 4.1. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol1
Data Eksperimen Kontrol
Prestest Posttest Pretest Posttest
Jumlah Peserta
Didik
39 39 39 39
Terendah 15 60 10 25
Tertinggi 60 90 55 80
Rata-rata 36,79 73,58 35,38 60,76
SD 11,32 9,59 10,96 10,60
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Selisih nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol (36,79 dan 35,38) yaitu sebesar 1,41. Rendahnya hasil belajar peserta
didik dikarenakan belum dilakukan kegiatan pembelajaran konsep jamur.
Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol
(73,58 dan 60,76) yaitu sebesar 12,82.
Perhitungan Normal Gain (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan skor peserta didik setelah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data N-Gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Skor N-Gain2
N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tertinggi 0,35 0,02
Terendah 0,15 0,43
Rata-rata 0,57 0,38
Kategori Sedang Sedang
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar
biologi peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria N-Gain
1Lampiran 12 2Lampiran 12
48
kedua kelas termasuk dalam kategori sedang. Namun, nilai rata-rata yang
diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
2. Data Ketercapaian Hasil Belajar Jenjang Kognitif Prestest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil belajar peserta didik mengacu pada jenjang proses kognitif. Hasil
perhitungan data penelitian mengenai hasil belajar jenjang proses kognitif
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Jenjang
Kognitif Data
Ranah Pengetahuan
Faktual Konseptual Prosedural Metakoginitif
E K E K E K E K
1 C1 Pretest - - 22,2 22,4 - - - -
Posttest - - 33 29,8 - - - -
2 C2 Pretest - - 10,8 9,5 - - - -
Posttest - - 31,3 26,3 - - - -
3 C3 Pretest - - 6,75 9 - - - -
Posttest - - 24 14,3 - - - -
4 C4 Pretest 36 15 4,5 14,5 45 21 - -
Posttest 34 23 28,5 26 39 35 - -
5 C5 Pretest - - 23 9 - - - -
Posttest - - 17 7 - - - -
6 C6 Pretest - - - - - - 13 14
Posttest - - - - - - 20,5 22,5
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
- : Tidak Ada
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, bahwa hasil belajar pretest baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol sebagian besar belum tercapai. Hal ini
dikarenakan pada kedua kelas tersebut belum diberikan perlakuan. Setelah
diberikan perlakuan, peningkatan posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sangat baik kecuali pada dimensi faktual jenjang C4 (pada kelas
49
eksperimen), dimensi prosedural jenjang C4 (pada kelas eksperimen) dan
dimensi konseptual jenjang C5 (pada kelas eksperimen).
Data pada Tabel 4.3, hasil belajar pretest kelas eksperimen pada proses
kognitifnya menunjukkan bahwa nilai ranahkonseptual jenjang C1 sebesar
22,2% sedangkan kelas kontrol 22,4%. Pada posttest, ketercapaian bagi kelas
eksperimen sebesar 33% dan 29,8% untuk kelas kontrol. Hal ini dikarenakan,
pada jenjang C1 merupakan soal yang mudah diingat oleh peserta didik.
Kemudian hasil belajar pretest kelas eksperimen pada jenjang C2 sebesar
10,8% sedangkan kelas kontrol sebesar 9,5%. Kemudian pada posttest,
ketercapaian bagi kelas eksperimen sebesar 31,3% dan 26,3% untuk kelas
kontrol. Hal ini dikarenakan, pada jenjang C2 merupakan bentuk dari soal-soal
pemahaman. Kemudian hasil belajar pretest jenjang C3 kelas eksperimen
sebesar 6,75% dan 9% untuk kelas kontrol. Sedangkan posttest, 24% untuk
kelas eksperimen dan 14,3% untuk kelas kontrol. Hal ini dikarenakan, pada
jenjang C3 pengaplikasian konsep dan menunjukkan penggunaan prosedur dan
metode yang benar. Kemudian pada pretest pada kelas eksperimen jenjang C4,
menunjukkan nilai sebesar 4,5% dan 14,5% untuk kelas kontrol. Sedangkan
posttest, 28,5% untuk kelas eksperimen dan 26% untuk kelas kontrol. Dan pada
jenjang C5 pada ranah konseptual untuk pretest kelas eksperimen sebesar 23%
dan 9% untuk kelas kontrol. Sedangkan pada posttest kelas eksperimen sebesar
17% dan 7% untuk kelas kontrol. Pada jenjang C5 ranah konseptual terjadi
penurunan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Ketercapaian hasil belajar peserta didik pada ranah faktual jenjang C4,
hasil belajar kelas eksperimen(36% menjadi 34%) dan kelas kontrol (15%
menjadi 23%). Pada kelas eksperimen, ketercapaian belum diraih/tidak tercapai
karena pemecahan masalah pada soal pengetahuan faktual jenjang C4 ini,
menganalisis dari laporan praktikum mengenai dampak pemberian ragi pada
proses pembuatan roti.
Ketercapaian hasil belajar peserta didik pada ranah prosedural jenjang C4,
hasil belajar kelas eksperimen (45% menjadi 39%) dan pada kelas kontrol
(21% menjadi 35%). Pada kelas eksperimen, ketercapaian belum diraih/ tidak
50
tercapai karena proses pengorganisasian mempraktikan proses pembuatan tape
singkong.
Pada ranah faktual jenjang C4 (pada kelas eksperimen), prosedural jenjang
C4 (pada kelas eksperimen), dan pada ranah konseptual jenjang C5 (baik kelas
eksperimen maupun kontrol), mengalami penurunan dimungkinkan terjadi
karena peserta didik berpikir yang terlalu luas serta lupa akan materi yang telah
disampaikan (posttest).
Ketercapaian hasil belajar peserta didik pada ranah metakognitif jenjang
C6 terjadi perubahan kenaikan dari pretest ke posttest dari kelas eksperimen
(13% menjadi 20,5%) dan kelas kontrol (14% menjadi 22,5%). Kenaikan hasil
ini dimungkinkan karena soal pada ranah metakognitif tentang pengetahuan
strategis, bagaimana mereka dapat mendapatkan dan mengolah informasi serta
mempertimbangkan ketepatan konklusi yang didukung oleh data.
3. Data Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol3
Kelas Pertemuan LKS Kelompok Rata-
rata 1 2 3 4 5
Eksperimen Pertemuan
I
LKS
I
77 77 75 85 77 78,2
LKS
II
80 80 82 87 80 81,8
Pertemuan
II
LKS
III
85 80 85 90 80 84
LKS
IV
90 85 87 92 93 89,4
Rata-rata 83 80,5 82,25 88,5 82,5 83,35
3Lampiran 16
51
Kelas Pertemuan LKS Kelompok Rata-
rata 1 2 3 4 5
Kontrol Pertemuan
I
LKS
I
85 82 75 80 85 81,4
LKS
II
85 85 85 87 90 86,4
Pertemuan
II
LKS
III
86 87 80 90 90 86,6
LKS
IV
90 91 85 93 95 90,8
Rata-rata 86,5 86,
25
81,25 85,75 90 86,3
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata LKS kelas kontrol
(86,3) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen (83,35) baik pada
LKS 1 sampai dengan LKS IV. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pada
kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran modified free
inquiry yang menekankan pada peserta didik secara maksimal untuk mencari
dan menemukan dalam hal ini yaitu inti dari materi tersebut.
4. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan bertujuan untuk mengetahui
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran modified free
inquiry. Instrumen observasi disusun berdasarkan dengan tahapan model
pembelajaran modified free inquiry. Observasi dilakukan terhadap guru dan
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Hasil
observasi guru dan peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.
52
Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru4
No. Tahapan Pembelajaran
Pertemuan
I II
1 Menyajikan pertanyaan atau masalah 100% 100%
2 Membuat hipotesis 100% 100%
3 Merancang percobaan 100% 100%
4 Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi 100% 100%
5 Mengumpulkan dan menganalisis data 100% 100%
6 Membuat kesimpulan 100% 100%
Hasil observasi kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah
melakukan semua tahapan model pembelajaran modified free inquiry di setiap
pertemuannya.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Peserta Didik5
No. Tahapan Pembelajaran
Pertemuan
I II
1 Menyajikan pertanyaan atau masalah 100% 100%
2 Membuat hipotesis 100% 100%
3 Merancang percobaan 100% 100%
4 Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
100% 100%
5 Mengumpulkan dan menganalisis data 100% 100%
6 Membuat kesimpulan 100% 100%
Rata-rata 100% 100%
Data pada Tabel 4.6 merupakan prsentase keterlaksanaan kegiatan peserta
didik menggunakan model modified free inquiry pada pertemuan pertama,
kedua dan ketiga.
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Pengujian prasyarat analisis dilakukan sebelum pengujian hipotesis, maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
4Lampiran 7 5Lampiran 9
53
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas didapat dengan menggunakan uji
Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan bahwa data dikatakan
berdistribusi normal apabila memenuhi kriteria Lhitung< Ltabel dengan taraf
signifikansi α = 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol6
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 39 39 39 39
Lhitung 0,127 0,124 0,133 0,121
Ltabel 0,142
Kesimpulan Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh Lhitung pretest dan posttest pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol lebih kesil dari Ltabel (Lhitung< Ltabel). Maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
langkah berikutnya yaitu mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data tersebut.
Uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher terhadap kedua data
tersebut.
6Lampiran 14
54
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol7
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 39 39 39 39
Varians 128,3 120,24 92,04 114,2
Fhitung 1,07 0,81
Ftabel 1,72
Kesimpulan Homogen
Berdasarkan Tabel 4.8, menunjukkan bahwa Fhitung< Ftabel untuk data
pretest diperoleh Fhitung 1,07 dengan Ftabel 1,72 (1,07 < 1,72) dan untuk data
posttest diperoleh Fhitung 0,81 dengan Ftabel 1,72 (0,81 < 1,72). Maka dapat
disimpulkan bahwa data dari kedua kelas tersebut memiliki varians yang sama
atau homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan hasil
belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari perhitungan uji Liliefors dan uji Fisher menyatakan bahwa data
berdistribusi normal dan data homogen, maka selanjutnya dapat dilakukan uji
hipotesis menggunakan uji t. Uji t dilakukan dengan membandingkan pretest
dan posttest pada masing-masing data.
Tabel 4.9 Uji HipotesisPretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 39 39 39 39
Mean 36,79 35,38 73,59 60,51
thitung 2,47 25,11
ttabel 2,024
Kesimpulan Tolak Ho, terdapat pengaruh Tolak Ho, terdapat pengaruh
7Lampiran 15
55
Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukkan bahwa untuk data pretest diperoleh
thitung> ttabel yaitu 2,47 > 2,024 sedangkan pada posttest diperoleh thitung> ttabel
yaitu 25,11 > 2,024. Oleh sebab itu hipotesis data pretest yaitu tolak Ho yang
artinya terdapat pengaruh model pembelajaran modified free inquiry terhadap
hasil belajar peserta didik pada konsep jamur.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan model modified free inquiry pada kelas eksperimen dan
pendekatan scientific pada kelas kontrol. Baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik sebelum diberikan perlakuan yang berbeda. Hasil rata-rata
pretest kelas eksperimen sebesar 36,79 dan untuk kelas kontrol sebesar 35,38.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak jauh berbeda.
Setelah dilakukan pretest, kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda.
Proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model modified free
inquiry. Pada pembelajaran tersebut digunakan lembar kerja siswa (LKS)
untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran. LKS yang digunakan
disesuaikan dengan tahapan yang terdapat pada model modified free inquiry.
Dimulai dengan tahapan pertama dari menghadapkan peserta didik dengan
situati teka-teki. Guru memperlihatkan beberapa jamur kepada peserta didik
kemudian peserta didik mengamati. Dalam hal ini guru memberikan gambaran
mengenai jamur.
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan dan verifikasi data. Peserta
didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 orang. Setelah semua peserta didik bergabung dalam
kelompok masing-masing, guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang
harus dikerjakan bersama kelompoknya masing-masing.
Tahapan ketiga yaitu eksperimen. Peserta didik melakukan kegiatan
menganalisis data yang telah diperoleh dengan cara mengobservasi jamur
56
sebelumnya dan mengolah data hasil diskusi kelompok masing-masing sesuai
dengan lembar kerja siswa (LKS) yang telah diberikan. Guru mendorong
peserta didik untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, baik dari
buku pegangan peserta didik maupun internet. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar peserta didik memiliki informasi tentang jamur yang telah diamati
sebelumnya.
Tahapan keempat adalah mengorganisir data dan merumuskan penjelasan.
Tiap kelompok mendiskusikan bersama kelompoknya masing-masing untuk
menganalisis data hasil mengolah informasi yang telah diperoleh berupa
laporan praktikum pengamatan jamur yang selanjutnya akan dipresentasikan di
depan kelas.
Tahapan terakhir yaitu analisis tentang inkuiri. Guru meminta beberapa
perwakilan dari tiap kelompok untuk mengkomunikasikan hasil diskusi yang
telah diperoleh dan membuat kesimpulan serta bertanya mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami mengenai pengamatan jamur tersebut serta memberikan
evaluasi kepada peserta didik.
Hasil posttest setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-
rata dari kedua kelas tersebut. Perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen
sebesar 73,58 lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 60,76.
Hasil uji normalitas dan uji homogenitas baik pretest dan posttest hasil
belajar biologi peserta didik diperoleh bahwa data bersidtribusi normal dan
homogen. Oleh karena itu, uji statistik yang digunakandalam penelitian ini
adalah uji parametrik dengan rumus uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan baik di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sedangkan uji-t posttest diperoleh
hasil bahwa terdapat perbedaan baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
Dalam konteks ini belajar dikaji dari aktivitas yang disengaja, bertujuan
dan berinteraksi yang kondusif antara peserta didik dengan lingkungan belajar,
dalam situasi pembelajaran. Dalam aktivitas pembelajaran peserta didik
57
senantiata berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperolehnya
peningkatan hasil yang spesifik untuk tujuan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.8
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran modified
free inquiry dan pendekatan scientific memiliki perbedaan terhadap proses
pembelajarannya. Kelebihan model pembelajaran modified free inquiry yaitu
membantu peserta didik dalam menggunakan ingatannya serta dituntut
berpikir secara ilmiah dalam pemecahan masalah yang dihadapi serta dapat
memberikan kebebasan kepada peserta didik untukbelajar sendiri.
Hal ini diperkuat dengan penelitian dari Ninik Triayu Susparini, Ashadi,
dan Mohammad Masykuri bahwa pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT), guru hanya bertugas sebagai
fasilitator dan narasumber. Sedangkan peran aktif siswa secara dominan
ditekankan. Pada tahap pengolahan data siswa dituntut untuk dapat
mensintesis ide baru melalui ekspolarinya sendiri melalui diskusi kelompok.
Tinjauan pustaka dan sumber internet yang dapat digunakan sebagai fasilitas
sedangkan bantuan guru diberikan seminimal mungkin.9
8Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar,
(Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82. 9Ninik Triayu Susparini, Ashadi, dan Mohammad Masykuri, Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Pada Materi Termokimia
Terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016, Vol. 5, No. 2, 2016, h. 49, diakses dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia, pada tanggal 1 Februari 2019.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran modified free
inquiry memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi
peserta didik pada konsep jamur. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan
nilai rata-rata posttest peserta didik dari kedua kelas yaitu untuk kelas
eksperimen sebesar 73,58 dan kelas kontrol sebesar 60,76. Dikarenakan hasil
uji-t pretest menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka untuk hasil pengujian hipotesis
menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5% pada data N-Gain dan diperoleh
harga thitung > ttabel baik pretest (2,47 > 2,024) maupun posttest (25,11 > 2,024),
maka H0 ditolak. Maka sebab itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik
pada konsep jamur.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
model pembelajaran modified free inquiry terhadap hasil belajar peserta didik
pada konsep jamur di SMAN 1 Tangerang Selatan kelas X MIA 4 dan X MIA
6, maka peneliti merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait hal-hal
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran modified free inquiry dapat dijadikan sebagai
salah satu model dalam pembelajaran biologi namun perlu
diperhatikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep biologi lainnya
yang dianggap cocok untuk bisa diterapkan dengan model
pembelajaran modified free inquiry ini.
2. Perlu efisiensi waktu sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.
59
3. Berdasarkan hasil penelitian ini, model pembelajaran modified free
inquiry digunakan untuk mengukur proses kognitif peserta didik pada
konsep jamur. Oleh sebab itu, untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk dapat diperluas pada konsep dan level kelas yang berbeda.
60
DAFTAR PUSTAKA
Afnidar. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dan Kepercayaan Diri
Terhadap Keterampilan Proses Sains Biologi Siswa Pada Topik
Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1 Mutiara Pidie. JESSBIO
Vol. IV No. 1. Mei 2015. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/76740-ID-pengaruh-
strategi-pembelajaran-inkuiri-d.pdf. Pada tanggal 10 Desember 2018.
Ajwar, Muhamad; Baskoro Adi Prayitno; dan Widha Sunarno. Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Berpikir Kritis dan
Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 8 Surakarta
Tahun Pelajaran 2014/2015. Vol. 4. No. 3. 2015. Diakses dari
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri/article/view/9638/8566. Pada tanggal 7
Februari 2019.
Alberta. Focus On Inquiry: A Teacher’s Guide To Implementing Inquiry-Based
Learning. Canada: Learning Resources Center. 2004.
Alim, Abdul Mahfudin. Model Pembelajaran Kurikulum 2013. Power Point. Slide
Ke-3. Diakses dari http://www.staffnew.uny.ac.id/upload/pendidikan.
Pada tanggal 19 April 2019.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. Cet. 1. 2014.
Anderson, Lorin W., David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Bloom.
Terj. Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung
Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.
Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif &
Inovatif. Bandung: Satu Nusa. Cet. 1. 2016.
61
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media. 2007.
BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006), diakses dari http://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf. Pada tanggal
10 Desember 2018.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid II. Terj. dari Biology Eighth Edition oleh Damaring Tyas
Wulandari. Jakarta: Erlangga. 2012.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Departemen Agama RI, 2006.
Djaafar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar. Jakarta: Subbag Publikasi Sekretariat Badan atas izin Sekretaris
Balitbang Depdiknas, 2001.
Fisher, Douglas and Nancy Frey. Better Learning Through Structured Teaching:
A Framework for the Gradual Release of Rresponsibility. Alexandria:
ASCD. 2008.
Fitriah, Eka. Implementasi Model Modified Free Inquiry pada Pembelajaran
Zoologi Avertebrata untuk Menumbuhkan Karakter Kreatif dan
Keterampilan Kerja Ilmiah Mahasiswa Calon Guru Biologi. e-Journal
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016, Vol. 1, Edisi 2, 2016. Diakses dari
www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/holistik. Pada tanggal 21
Desember 2018.
62
Hamdayama, Jumanta, Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 1.
2016.
Hanief, Yulingga Nanda dan Wasis Himawanto. Statistik Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish. Cet. 1. 2017.
Ignas. Analisis Data Penelitian Dengan SPSS 22. Yogyakarta: CV Andi Offset.
2014.
Kauchak, Donald P., and Eggen, Paul D. Learning and Teaching: Research
Based-Methods. United States of America: Walker and Company. 1993.
Kurniawan, Otang dan Eddy Noviana. Penerapan Kurikulum 2013 dalam
Meningkatkan Keterampilan, Sikap, dan Pengetahuan, Vol. 6, No. 2,
Oktober 2017. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/258351-penerapan-
kurikulum-2013-dalam-meningkat-5f734270.pdf. Pada tanggal 19
Januari 2019.
Kusaeri dan Suprananto. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Graha
Ilmu. Edisi Pertama. Cet. 1. 2012.
Lahadisi. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna, Vol. 7, No.
2. Juli-Desember 2014. Diakses dari https://ejournal.iainkendari.ac.id/al-
tadib/article/view/319/309. Pada tanggal 10 Desember 2018.
Latief, Fadhilah; Nuraini; dan Novita Sari. Implementation of Inquiry Learning
Model Using Powerpoint On Psychomotoric of Student Learning in the
Coloid System. Proceedings of International Conference on Innovation in
Education, Science, and Culture (ICIESC-2017). November 2017.
Diakses dari https://iciesc.unimed.ac.id/wp-content/uploads/2018/05/7.-
Hal-35-39-Fathillah-Lathief.pdf. Pada tanggal 7 Februari 2019.
Lubis, Baby Arlita; Binari Manurung; dan Fauziyah Harahap. Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan di SMA Swasta PAB 8 Saentis. Jurnal
Pendidikan Biologi. Vol. 5. No. 3. Agustus 2016. Diakses dari
https://doi.org/10.24114/jpb.v5i3.4311. Pada tanggal 20 Desember 2018.
63
Maolani, Rukaesih A.; dan Ucu Cahyana. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Cet. 1. 2015.
Meltzer, David E. Addendum to: The Relationship between Mathematic
Preparation and Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible –
hidden Variable “in Diagnostic Pretest Scores”. Vol. 70. No. 12.
December 2002. Diakses dari
http://physic.iastate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf.
Pada tanggal 1 Februari 2019.
Muhidin, Aeng. Statistika Pendidikan Pendekatan Berbasis Kinerja Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: UNPAM
Press. 2017.
National Institute of General Medical Sciences. 2005. .Doing Science: The
Process of Scientific Inquiry. BSCS: Colorado Springs.
Nurdyansyah dan Eni Fariyatul Fahyuni. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center. Cet. 1. 2016.
OECD, PISA 2015 Result in Focus, (USA: OECD, 2016), h. 5, diakses dari
https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf. Pada tanggal
10 Desember 2018.
Ontario, Inquiry-based Learning, diakses dari
http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/research/CBS_In
quiryBased.pdf. Pada tanggal 7 Februari 2019.
Pratiwi, Rosa Dewi. Penerapan Constructive Controversy dan Modified Free
Inquiry Terhadap HOTS Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal Formatif
4(2). 2014. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/234893-penerapan-
constructive-controversy-dan-m-308d4ff0.pdf. Pada tanggal 7 Februari
2019.
Rasti Septianing dan Aggarwal. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Terj.
dari Biology oleh Savitri Endah Yani dan Dian Malini. Jakarta:
Yudhistira. Edisi I. Cet. 2. 2013.
64
Shofiyah, Noly. Penerapan Model Pembelajaran Modified Free Inquiry untuk
Mereduksi Miskonsepsi Mahasiswa pada Materi Fluida. Science
Education Journal, 1 (1), Mei 2017. Diakses dari
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/sej. Pada tanggal 21 Desember 2018.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press. 2006.
Sufairoh. Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Profesional. Vol. 5. No. 3. Desember 2016. Diakses dari
http://www.jurnalpendidikanprofesional.com/index.php/JPP/article/view/
186. Pada tanggal 19 April 2019.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. Cet. 18. 2013.
Suharyadi dan Purwanto S. K. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat. Edisi 2. 2009.
Suryanto, Eko; Elfi Susanti; dan Sulistyo Saputro. Efektivitas Model
Pembelajaran Modified Free Inquiry (MFI) Disertai Peer Tutoring
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hidrolisis Garam Siswa
Kelas XI Semester Genap SMAN 1 Kartasura Tahun Pelajaran
2013/2014. Vol. 4. No. 2. 2015. Diakses dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia. Pada tanggal 21 Desember
2018.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Cet. 1. 2013.
Susdiana, Emilia Baiq; Hanafi, Nurachman, & Sudirman, Implementasi
Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA di
Lombok Tengah, LINGUA, Vol. 6, No. 2, September 2018. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/328110000_IMPLEMENTASI
_KURIKULUM_2013_PADA_PEMBELAJARAN_BAHASA_INDON
ESIA_DI_SMA_DI_LOMBOK_TENGAH. Pada tanggal 19 Januari
2019.
65
Susparini, Ninik Triayu; Ashadi; dan Mohammad Masykuri. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Pada
Materi Termokimia Terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2015/2016. Vol. 5. No. 2. 2016. Diakses dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia. Pada tanggal 1 Februari
2019.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Cet. 14. 2015.
Wardoyo, Sigit Mangun. Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta. Cet. 1.
2013.
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
66
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 1 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2 (Genap)
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan : Pertemuan Ke-1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
67
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromososm dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup.
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.6.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan seksama.
Indikator:
3.6.1. Membedakan jamur dan tumbuhan serta jamur dengan protista mirip jamur.
3.6.2. Menyebutkan ciri-ciri jamur.
3.6.3. Menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur.
3.6.4. Mengklasifikan jamur berdasarkan ciri reproduksinya.
3.6.5. Menganalisis data dari permasalahan mengenai jamur.
4.5.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.5.1. Mendiskusikan permasalahan mengenai jamur.
4.5.2. Membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukan.
68
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membedakan jamur dan tumbuhan serta jamur dengan protista
mirip jamur.
2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri jamur.
3. Peserta didik dapat menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur.
4. Peserta didik dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri reproduksinya.
5. Peserta didik dapat menganalisis data dari permsalahan mengenai jamur.
6. Peserta didik dapat mendiskusikan permasalahan mengenai jamur.
7. Peserta didik dapat membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukan.
D. Materi Pembelajaran (Peta Konsep) Pertemuan Pertama
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran:
Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas Termodifikasi)
69
2. Metode Pembelajaran:
- Tanya Jawab, dan
- Diskusi.
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media
- Buku panduan belajar peserta didik,
- LKS 1 (modified free inquiry) mengenai berbagai permasalahan jamur.
2. Alat
- Papan tulis,
- Spidol.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pertemuan Ke-1 (3x45 menit)
1. Pendahuluan (30 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Guru Siswa
Pembukaan • Memberi salam,
• Mengecek kehadiran
peserta didik,
• Membaca doa.
• Menjawab salam,
• Absensi,
• Membaca doa.
5 menit
Pretest • Mengawasi jalannya
pretest.
• Mengerjakan soal-
soal pretest.
20 menit
Apersepsi • Menanyakan hal yang
berkaitan dengan jamur:
Menurut kalian, apakah
kalian pernah melihat
jamur? Lalu apa yang
kalian ketahui tentang
jamur?
• Berpikir dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
3 menit
Motivasi • Memotivasi siswa
terkait materi tersebut
• Memperhatikan dan
termotivasi untuk
2 menit
70
dan menyebutkan
manfaat-manfaat
mempelajari jamur.
lebih mengetahui
tentang jamur.
2. Kegiatan Inti (90 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
• Guru memberikan
pengetahuan awal kepada
peserta didik mengenai
ciri-ciri jamur
makroskopis dan
mikroskopis.
• Membagi kelompok yang
terdiri dari 8 orang dalam
satu kelompok.
• Peserta didik
memperhatikan
penjelasan dari guru
mengenai ciri jamur
makroskopis dan
mikroskopis.
• Peserta didik duduk
secara berkelompok
sesuai dengan
pembagian kelompok
oleh guru.
15 menit
Membuat
hipotesis
• Guru menyajikan
beberapa artikel
mengenai jamur
makroskopis dan
mikroskopis dengan LKS
1 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry).
• Guru mendorong peserta
didik untuk menentukan
hipotesis yang relevan
dengan permasalahan
dalam artikel yang telah
• Peserta didik
memperhatikan arahan
dari guru tentang LKS
1 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free
Inquiry).
• Peserta didik membuat
hipotesis yang mejadi
dasar utama dalam
eksperimen dan
melakukan diskusi
15 menit
71
dibagikan sebelumnya
dan mengaitkannya
dengan LKS 1 (Modified
Free Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry).
dengan kelompok
sesuai instruksi guru.
Merancang
Percobaan
• Guru mengintruksikan
kepada tiap kelompok
untuk mengambil alat
dan bahan yang telah
disediakan.
• Guru membantu peserta
didik dan membimbing
untuk mengorganisasikan
artikel tersebut dengan
LKS 1 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry).
• Tiap-tiap anggota
kelompok mengambil
alat dan bahan yang
telah disediakan.
• Peserta didik
mengidentifikasi dan
mengorganisasikan
artikel yang telah
didapat dengan LKS 1
(Modified Free Inquiry)
dan LKS 3 (Modified
Free Inquiry).
25 menit
Melakukan
percobaan
untuk
memperoleh
informasi
• Guru memberikan arahan
kepada peserta didik
untuk mengorganisasikan
artikel yang telah didapat
dengan LKS 1 (Modified
Free Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry)
serta memberikan arahan
dalam kelompok.
• Guru mengawasi peserta
didik pada tiap-tiap
kelompok dan
memberikan arahan
• Peserta didik
melakukan percobaan
dengan kelompoknya
masing-masing.
15 menit
72
ketika peserta didik
terlalu jauh dari topik
permasalahan.
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
• Guru membimbing
peserta didik
mendapatkan informasi
melalui percobaan yang
telah dilakukan.
• Peserta didik mengolah
informasi yang telah
didapatkan dan
menuangkannya dalam
LKS 1 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry)
serta membuat
kesimpulannya.
15 menit
Membuat
kesimpulan
• Guru membimbing
peserta didik dalam
mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompok
mengenai artikel yang
didapat tiap-tiap
kelompok dan
mengaitkannya dengan
LKS 1 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 3
(Modified Free Inquiry).
• Guru mengisntrusikan
kepada kelompok lain
agar saling
memperhatikan
kelompok yang sedang
presentasi hasil
diskusinya.
• Peserta didik
mengkomunikasikan
hasil diskusi yang telah
didapat sedangkan
kelompok lain
memperhatikan dan
menanggapi hasil dari
diskusi dari kelompok
yang sedang melakukan
presentasi.
5 menit
73
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Evaluasi • Melakukan evaluasi hasil
kinerja peserta didik.
• Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan dan
melengkapi LKS tersebut
pada pertemuan berikutnya.
• Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari guru.
13 menit
Penutup • Menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
• Peserta didik menjawab
salam dari guru.
2 menit
H. Penilaian Hasil Belajar
No. Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Penilaian Afektif Non Tes Lembar Observasi
2 Penilaian Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
3 Penilaian Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa (LKS)
Modified Free Inquiry
Tangerang Selatan, Januari 2017
Peneliti
Sri Endah Sariningsih
NIM. 1112016100065
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMAN 1 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2 (Genap)
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan : Pertemuan Ke-2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
75
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromososm dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup.
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.6.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan seksama.
Indikator:
3.6.1. Memahami bentuk-bentuk asosiasi jamur.
3.6.2. Menyebutkan peranan dari jamur.
4.5.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.5.1. Mendesain kegiatan praktikum pengamatan jamur makroskopis dan
mikroskopis.
4.5.2. Melakukan kegiatan praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
4.5.3. Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan
praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
76
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu memahami bentuk-bentuk asosiasi jamur.
2. Peserta didik dapat menyebutkan peranan dari jamur.
3. Peserta didik dapat mendesain kegiatan praktikum pengamatan jamur
makroskopis dan mikroskopis.
4. Peserta didik dapat melakukan kegiatan praktikum jamur makroskopis dan
mikroskopis.
5. Peserta didik dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dari
kegiatan praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
D. Materi Pembelajaran (Peta Konsep) Pertemuan Kedua
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran:
Modified Free Inquiry (Inkuiri Bebas Termodifikasi)
2. Metode Pembelajaran:
- Eksperimen, dan
- Diskusi.
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media
- Buku panduan belajar peserta didik,
77
- LKS 2 (modified free inquiry) mengenai berbagai permasalahan jamur.
2. Alat
- Papan tulis,
- Spidol.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pertemuan Ke-2 (3x45 menit)
1. Pendahuluan (12 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Guru Siswa
Pembukaan • Memberi salam,
• Mengecek kehadiran
peserta didik,
• Membaca doa.
• Menjawab salam,
• Absensi,
• Membaca doa.
5 menit
Apersepsi • Menanyakan hal yang
berkaitan dengan jamur:
Apakah semua jamur dapat
dikonsumsi? Produk
makanan apa saja yang
memanfaatkan jamur?
• Berpikir dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
5 menit
Motivasi • Memotivasi siswa
terkait materi tersebut
dan menyebutkan
manfaat-manfaat
mempelajari jamur.
• Memperhatikan dan
termotivasi untuk
lebih mengetahui
tentang jamur.
2 menit
78
2. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
• Guru menginstruksikan
kepada peserta didik
untuk duduk secara
berkolompok.
• Guru menyajikan
beberapa artikel
mengenai bentuk
simbiosis jamur dengan
organisme lain dan
peranan jamur. Guru
mengajukan masalah
dalam artikel tersebut
dan mengaitkannya
dengan LKS 2 (Modified
Free Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry).
• Peserta didik duduk
secara berkelompok.
• Peserta didik diberikan
artikel mengenai bentuk
simbiosis jamur dengan
organisme lain dan
peranan jamur serta
memperhatikan arahan
dari guru.
10 menit
Membuat
hipotesis
• Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
menentukan hipotesis
yang relevan dengan
permasalahan dalam
artikel dan
mengaitkannya dengan
LKS 2 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry).
• Peserta didik
mengidentifikasi dan
mengorganisasikan
artikel yang telah
didapat dengan LKS 2
(Modified Free Inquiry)
dan LKS 4 (Modified
Free Inquiry).
10 menit
Merancang
percobaan
• Guru mendorong peserta
didik untuk
• Peserta didik mencari
informasi yang
40 menit
79
mengumpulkan berbagai
informasi yang sesuai,
mencari penjelasan dan
solusi terkait artikel
tersebut untuk dijawab
dalam LKS 2 (Modified
Free Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry).
berkaitan dengan artikel
tersebut dari berbagai
sumber buku pelajaran
dan internet.
Melakukan
percobaan
untuk
memperoleh
informasi
• Guru memberikan arahan
kepada peserta didik
untuk mengorganisasikan
artikel yang telah didapat
dengan LKS 2 (Modified
Free Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry)
serta memberikan arahan
dalam kelompok.
• Guru mengawasi peserta
didik pada tiap-tiap
kelompok dan
memberikan arahan
ketika peserta didik
terlalu jauh dari topik
permasalahan.
• Peserta didik
melakukan percobaan
dengan kelompoknya
masing-masing.
25 menit
Mengumpulkan
dan
menganalisis
data
• Guru membimbing
peserta didik
mendapatkan informasi
melalui percobaan yang
telah dilakukan.
• Peserta didik mengolah
informasi yang telah
didapatkan dan
menuangkannya dalam
LKS 2 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry)
serta membuat
25 menit
80
kesimpulannya.
Membuat
kesimpulan
• Guru membimbing
peserta didik dalam
mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompok
mengenai artikel yang
didapat tiap-tiap
kelompok dan
mengaitkannya dengan
LKS 2 (Modified Free
Inquiry) dan LKS 4
(Modified Free Inquiry).
• Guru mengisntrusikan
kepada kelompok lain
agar saling
memperhatikan
kelompok yang sedang
presentasi hasil
diskusinya.
• Peserta didik
mengkomunikasikan
hasil diskusi yang telah
didapat sedangkan
kelompok lain
memperhatikan dan
menanggapi hasil dari
diskusi dari kelompok
yang sedang melakukan
presentasi.
3. Penutup (13 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Evaluasi • Melakukan evaluasi hasil
kinerja peserta didik dan
mereview pembelajaran.
• Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan dan
melengkapi LKS tersebut
pada pertemuan berikutnya.
• Peserta didik menyimak
dan mencatat tugas yang
diberikan oleh guru
selanjutnya.
11 menit
81
Penutup • Menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
• Peserta didik menjawab
salam dari guru.
2 menit
H. Penialaian Hasil Belajar
No. Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Penilaian Afektif Non Tes Lembar Observasi
2 Penilaian Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
3 Penilaian Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa (LKS)
Modified Free Inquiry
Tangerang Selatan, Februari 2017
Peneliti
Sri Endah Sariningsih
NIM. 1112016100065
82
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 1 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2 (Genap)
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan : Pertemuan Ke-1
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
83
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
1.4.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromososm dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup.
1.5.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.6.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.3.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.4.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.7.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan seksama.
Indikator:
4.6.1. Membedakan jamur dan tumbuhan serta jamur dengan protista mirip jamur.
4.6.2. Menyebutkan ciri-ciri jamur.
4.6.3. Menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur.
4.6.4. Mengklasifikan jamur berdasarkan ciri reproduksinya.
4.6.5. Menganalisis data dari permasalahan mengenai jamur.
4.5.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.5.1. Mendiskusikan permasalahan mengenai jamur.
4.5.2. Membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukan.
84
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat membedakan jamur dan tumbuhan serta jamur dengan protista
mirip jamur.
2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri jamur.
3. Peserta didik dapat menjelaskan cara hidup dan reproduksi jamur.
4. Peserta didik dapat mengklasifikasikan jamur berdasarkan ciri reproduksinya.
5. Peserta didik dapat menganalisis data dari permsalahan mengenai jamur.
6. Peserta didik dapat mendiskusikan permasalahan mengenai jamur.
7. Peserta didik dapat membuat laporan hasil diskusi yang telah dilakukan.
D. Materi Pembelajaran (Peta Konsep) Pertemuan Pertama
85
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran:
Pendekatan Saintifik
2. Metode Pembelajaran:
- Ceramah,
- Tanya Jawab, dan
- Diskusi.
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media
- Buku panduan belajar peserta didik,
- Power Point (PPT),
- LKS 1 mengenai berbagai permasalahan jamur.
2. Alat
- Papan tulis,
- Laptop,
- Infocus,
- Spidol.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pertemuan Ke-1 (3x45 menit)
1. Pendahuluan (30 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Guru Siswa
Pembukaan • Memberi salam,
• Mengecek kehadiran
peserta didik,
• Membaca doa.
• Menjawab salam,
• Absensi,
• Membaca doa.
5 menit
Pretest • Mengawasi jalannya
pretest.
• Mengerjakan soal-
soal pretest.
20 menit
Apersepsi • Menanyakan hal yang
berkaitan dengan jamur:
• Berpikir dan
menjawab pertanyaan
3 menit
86
Menurut kalian, apakah
kalian pernah melihat
jamur? Lalu apa yang
kalian ketahui tentang
jamur?
dari guru.
Motivasi • Memotivasi siswa
terkait materi tersebut
dan menyebutkan
manfaat-manfaat
mempelajari jamur.
• Memperhatikan dan
termotivasi untuk
lebih mengetahui
tentang jamur.
3 menit
2. Kegiatan Inti (90 menit)
Tahapan
Saintifik
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Mengamati • Membagi kelompok yang
terdiri dari 8 orang dalam
satu kelompok.
• Guru menarik perhatian
peserta didik dengan
menayangkan gambar
dari beberapa jamur
dalam PPT.
Menginstruksikan
kepada peserta didik
untuk memperhatikan
dan memikirkan
pertanyaan mengenai
jamur.
• Menempatkan diri
sesuai kelompoknya
masing-masing.
• Peserta didik
memperhatikan PPT
yang ditampilkan oleh
guru sambil
memikirkan pertanyaan
mengenai jamur.
15 menit
Menanya • Guru memotivasi peserta
didik untuk bertanya
mengenai gambar dari
beberapa jamur dalam
• Peserta didik
mengajukan pertanyaan
mengenai jamur.
15 menit
87
PPT yang telah
ditampilkan.
• Guru menanggapi
pertanyaan setelah
sebelumnya
mempersilahkan kepada
peserta didik lain untuk
menjawab pertanyaan
dari temannya.
• Peserta didik menjawab
pertanyaan dari
temannya.
Mencoba • Guru membagikan LKS
1 dan LKS 3 dan bahan-
bahan yang diperlukan
untuk melakukan
pengamatan terhadap
jamur makroskopis dan
mikroskopis. Guru
memberikan penjelasan
mengenai pengamatan
yang akan dilakukan.
• Guru menyiapkan alat
dan bahan untuk
melakukan pengamatan
jamur makroskopis dan
mikroskopis.
• Guru mengawasi peserta
didik dan memberikan
arahan.
• Peserta didik dalam
kelompoknya masing-
masing mengamati
jamur makroskopis
(jamur tiram, jamur
kuping dan jamur
merang) dan
mikroskopis (jamur
pada tempe dan jamur
pada oncom) dari
berbagai macam jamur
yang telah disediakan
• Peserta didik
mengidentifikasi dan
menuangkan hasil
pengamatan yang telah
di dapat dalam LKS 1
dan LKS 3.
30 menit
Mengasosiasika-
n
• Guru meminta kepada
peserta didik untuk
berdiskusi dalam
• Peserta didik
mencocokkan hasil
diskusi bersama teman
15 menit
88
kelompoknya masing-
masing mengenai
bagaimana bentuk,
warna, ciri yang dimiliki
setiap jamur, dan
peranannya.
• Guru memberikan arahan
untuk membuat
kesimpulan dari hasil
diskusi untuk
menyelesaikan tugas
pada LKS 1 dan LKS 3.
satu kelompoknya
masing-masing yang
telah didapat dengan
pengetahuan dari buku
sumber pembelajaran.
• Peserta didik membuat
kesimpulan dari hasil
pengamatan pada jamur
makroskopis dan
mikroskopis yang telah
didiskusikan bersama
teman satu
kelompoknya.
Mengkomunika-
sikan
• Guru membimbing
peserta didik untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang
telah didapat pada LKS 1
dan LKS 3 yang sudah
diberikan sebelumnya.
• Guru mendorong peserta
didik untuk melakukan
presentasi dan
memperhatikan
kelompok yang
melakukan presentasi.
• Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok yang
telah didapat tentang
pengamatan jamur
makroskopis dan
mikroskopis. Kelompok
lainnya memperhatikan
dan menanggapi
presentasi dari
kelompok yang sedang
tampil.
15 menit
89
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Evaluasi • Melakukan evaluasi hasil
kinerja peserta didik.
• Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan dan
melengkapi LKS tersebut
pada pertemuan berikutnya.
• Peserta didik
mendengarkan
penjelasan dari guru.
13 menit
Penutup • Menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
• Peserta didik menjawab
salam dari guru.
2 menit
H. Penilaian Hasil Belajar
No. Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Penilaian Afektif Non Tes Lembar Observasi
2 Penilaian Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
3 Penilaian Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tangerang Selatan, Januari 2017
Peneliti
Sri Endah Sariningsih
NIM. 1112016100065
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : SMAN 1 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2 (Genap)
Materi Pokok : Fungi (Jamur)
Pertemuan : Pertemuan Ke-2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
1.7.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromososm dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada makhluk hidup.
1.8.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
91
1.9.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengalaman ajaran agama yang
dianutnya.
2.5.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.6.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.8.Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri
dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan seksama.
Indikator:
5.6.1. Memahami bentuk-bentuk asosiasi jamur.
5.6.2. Menyebutkan peranan dari jamur.
4.5.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator:
4.5.1. Mendesain kegiatan praktikum pengamatan jamur makroskopis dan
mikroskopis.
4.5.2. Melakukan kegiatan praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
4.5.3. Membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan
praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu memahami bentuk-bentuk asosiasi jamur.
2. Peserta didik dapat menyebutkan peranan dari jamur.
3. Peserta didik dapat mendesain kegiatan praktikum pengamatan jamur
makroskopis dan mikroskopis.
4. Peserta didik dapat melakukan kegiatan praktikum jamur makroskopis dan
mikroskopis.
92
5. Peserta didik dapat membuat laporan tertulis berdasarkan hasil pengamatan dari
kegiatan praktikum jamur makroskopis dan mikroskopis.
D. Materi Pembelajaran (Peta Konsep) Pertemuan Kedua
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran:
Pendekatan Saintifik
2. Metode Pembelajaran:
- Ceramah,
- Eksperimen, dan
- Diskusi.
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media
- Buku panduan belajar peserta didik,
- Power Point (PPT),
- LKS 2 mengenai berbagai permasalahan jamur.
2. Alat
- Papan tulis,
- Laptop,
- Infocus,
93
- Spidol.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
- Pertemuan Ke-2 (3x45 menit)
1. Pendahuluan (12 menit)
Tahapan Aktivitas Pembelajaran Alokasi Waktu
Guru Siswa
Pembukaan • Memberi salam,
• Mengecek kehadiran
peserta didik,
• Membaca doa.
• Menjawab salam,
• Absensi,
• Membaca doa.
5 menit
Apersepsi • Menanyakan hal yang
berkaitan dengan jamur:
Apakah semua jamur dapat
dikonsumsi? Produk
makanan apa saja yang
memanfaatkan jamur?
• Berpikir dan
menjawab pertanyaan
dari guru.
5 menit
Motivasi • Memotivasi siswa
terkait materi tersebut
dan menyebutkan
manfaat-manfaat
mempelajari jamur.
• Memperhatikan dan
termotivasi untuk
lebih mengetahui
tentang jamur.
3 menit
2. Kegiatan Inti (110 menit)
Tahapan
Saintifik
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Mengamati • Guru menarik perhatian
peserta didik dengan
menampilkan gambar
tentang bentuk simbiosis
jamur dengan organisme
lain dan peranan jamur
• Peserta didik
memperhatian gambar
yang disajikan oleh
guru dalam bentuk PPT
dan memikirkan
pertanyaan mengenai
10 menit
94
dalam bentuk PPT dan
menginstruksikan peserta
didik untuk
memperhatikan dan
memikirkan pertanyaan
mengenai hal tersebut.
hal tersebut.
Menanya • Guru memotivasi peserta
didik untuk memberikan
pertanyaan mengenai
bentuk simbiosis jamur
dengan organisme lain
dan peranan jamur.
• Guru menanggapi setelah
guru mempersilahkan
peserta didik lain untuk
menjawab pertanyaan
dari temannya.
• Peserta didik
mengajukan pertanyaan
terkait bentuk simbiosis
jamur dengan
organisme lain dan
peranan jamur.
• Peserta didik lain
menjawab pertanyaan
dari temannya.
10 menit
Mencoba • Guru menginstruksikan
peserta didik agar duduk
secara berkelompok.
• Guru membagikan LKS
2 (bentuk simbiosis
jamur) dan LKS 4
(peranan jamur).
• Guru memberikan arahan
pada LKS 2 dan LKS 4
serta mengawasi peserta
didik.
• Peserta didik duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
• Peserta didik
mengerjakan LKS dan
berdiskusi bersama
kelompoknya masing-
masing.
40 menit
Mengasosiasi-
kan
• Guru meminta peserta
didik berdiskusi secara
• Peserta didik
mencocokkan hasil
25 menit
95
berkelompok mengenai
bentuk simbiosis jamur
dan peranannya.
• Guru memberikan arahan
untuk membuat
kesimpulan dari hasil
diskuis dan memastikan
tiap-tiap anggota
kelompok berpartisipasi
aktif dalam mengerjakan
LKS.
diskusi kelompok yang
telah didapatkan
dengan pengetahuan
dari buku sumber
pembelajaran dan
internet.
• Peserta didik membuat
kesimpulan dari hasil
diskusi tersebut.
Mengkomunika-
sikan
• Guru memandu peserta
didik untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok pada
LKS 2 (bentuk simbiosis
jamur dengan organisme
lain) dan LKS 4 (peranan
jamur) yang sudah
diberikan sebelumnya.
• Guru mendorong peserta
didik untuk
memperhatikan
kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil
diskusinya.
• Peserta didik
mempresentasikan hasil
diskusinya pada LKS 2
(bentuk simbiosis jamur
dengan organisme lain)
dan LKS 4 (peranan
jamur).
• Peserta didik lainnya
memperhatikan hasil
diskusi kelompok yang
sedang
mempresentasikannya.
25 menit
96
3. Penutup (13 menit)
Kegiatan Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
Evaluasi • Melakukan evaluasi hasil
kinerja peserta didik dan
mereview pembelajaran.
• Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan dan
melengkapi LKS tersebut
pada pertemuan berikutnya.
• Peserta didik menyimak
dan mencatat tugas yang
diberikan oleh guru
selanjutnya.
11 menit
Penutup • Menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
• Peserta didik menjawab
salam dari guru.
2 menit
H. Penialaian Hasil Belajar
No. Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
1 Penilaian Afektif Non Tes Lembar Observasi
2 Penilaian Kognitif Tes Tertulis Pretest dan Posttest
3 Penilaian Psikomotorik Non Tes Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tangerang Selatan, Februari 2017
Mengetahui,
Peneliti
Sri Endah Sariningsih
NIM. 1112016100065
97
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
MODIFIED FREE INQUIRY
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
98
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BIOLOGI 1
MORFOLOGI JAMUR MAKROSKOPIS
(Modified Free Inquiry)
A. Kompetensi Dasar
4.5.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Praktikum
Tuliskan tujuan kegiatan praktikum dengan menyesuaikan judul lembar kerja siswa
diatas!
C. Dasar Teori
Tuliskan dasar teori yang anda ketahui mengenai morfologi jamur makroskopis!
99
D. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah dengan mengaitkan judul lembar kerja siswa dengan dasar
teori yang telah dipaparkan!
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, buatlah hipotesis sebagai jawaban sementara!
100
F. Variabel
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan lembar kerja siswa!
Variabel Terikat:
Variabel Bebas:
Variabel Kontrol:
G. Alat dan Bahan
1. Lup/kaca pembesar
2. Silet/cutter
3. Jamur makroskopis (jamur tiram, jamur kuping, dan jamur merang)
H. Langkah Kerja
1. Jamur Tiram (Pleurotus sp.)
2. Jamur Kuping (Auricularia polytricha)
101
3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
I. Hasil Pengamatan
1. Jamur Tiram (Pleurotus sp.)
Gambar Morfologi Keterangan
2. Jamur Kuping (Auricularia polytricha)
Gambar Morfologi Keterangan
102
3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Gambar Morfologi Keterangan
J. Tabel Hasil Pengamatan
N
o
Nama
Jamur
Hal yang diamati Divisi
Bentuk
tubuh
buah
Warna
tubuh
buah
Hifa Ascom
ycota*)
Basidio
mycota*)
Zygomy
cota*)
Deutero
mycota
*)
Chytrid
iomyco
ta*)
Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi
K. Pertanyaan Diskusi
1. Ciri apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut berdasarkan
hasil pengamatan?
103
2. Perbedaan apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut?
3. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomycota, Ascomycta,
Basidiomycota, dan Deuteromycota yang kalian ketahu! (Positif maupun negatif).
L. Kesimpulan
104
M. Daftar Pustaka
Pratiwi, D. A. dkk., Biologi Untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013.
105
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2
DISKUSI
LIKEN DAN MIKORIZA
(Modified Free Inquiry)
A. Kompetensi Dasar
4.6.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan
Isilah tujuan sesuai dengan judul pada LKS tersebut dengan menghubungan dengan
pertanyaan diskusi!
C. Petunjuk Pengisian
Dengan membandingkan gambar dari jenis-jenis liken dan mikoriza, lalu tulislah dan
diskusikanlah soal-soal diskusi berikut!
1. Liken
No Jenis Liken
1
106
2
3
2. Mikoriza
No Tipe Mikoriza
1
107
2
D. Pertanyaan Diskusi
1. Liken
a. Manakah dari gambar jenis-jenis liken tersebut yang meupakan jenis krustose,
frutikose dan foliose? (Gambarkan!)
b. Menurut anda, mengapa liken dikatakan sebagai indikator pencemaran udara?
2. Mikoriza
a. Apa sajakah manfaat mikoriza bagi tumbuhan?
b. Manakah dari gambar tersebut yang merupakan tipe endomikoriza dan
ektomikoriza? (Gambarkan!)
108
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BIOLOGI 3
MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS
(Modified Free Inquiry)
A. Kompetensi Dasar
4.7.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Praktikum
C. Dasar Teori
109
D. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah dengan mengaitkan judul lembar kerja siswa dengan dasar
teori yang telah dipaparkan!
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, buatlah hipotesis sebagai jawaban sementara!
F. Variabel
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan lembar kerja siswa!
Variabel Terikat:
110
Variabel Bebas:
Variabel Kontrol:
G. Alat dan Bahan
H. Langkah Kerja
1. Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
2. Jamur Oncom (Neurospora crassa)
111
I. Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan Gambar Literatur
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
112
J. Pertanyaan Diskusi
1. Ciri apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut berdasarkan
hasil pengamatan?
2. Perbedaan apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut?
113
3. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomycota, Ascomycta,
Basidiomycota, dan Deuteromycota yang kalian ketahu! (Positif maupun negatif).
K. Kesimpulan
L. Daftar Pustaka
Pratiwi, D. A. dkk., Biologi Untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013.
114
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 4
DISKUSI
PERANAN JAMUR
(Modified Free Inquiry)
A. Kompetensi Dasar
4.8.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan
Buatlah tujuan dengan mengaitkan judul pada lembar LKS dan mengaitkan pada data
dibawah ini!
C. Petunjuk Pengisian
Amatilah data tentang peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan, lalu
lengkapilah tabel tersebut serta diskusikanlah dengan kelompok masing-masing!
No Nama Jamur Peranan
1 Membuat tempe
2 Menghasilkan asam fumarat
3 Aspergillus oryzae
4 Aspergillus niger Menjernihkan sari buah
5 Membuat oncom
6 Aspergillus flavus
7 Kanker pada paru-paru burung
8 Parasit pada tanaman jagung dan tembakau
9 Menghasilkan enzim selulase
10 Volvariella volvaceae
11 Jamur kuping untuk dikonsumsi
12 Penyebab keputihan pada wanita
115
13 Epidermophyton floccosum
14 Aspergillus wentii
15 Membuat tape, roti, minuman sake dan bir
16 Meningkatkan aroma keju
17 Bahan obat
18 Menyebabkan kurap/panu
19 Helminthospium oryzae
20 Pleurotus sp.
116
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PENDEKATAN SCIENTIFIC
Kelas :
Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
117
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BIOLOGI 1
MORFOLOGI JAMUR MAKROSKOPIS
(Pendekatan Scientific)
A. Kompetensi Dasar
4.9.Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan
lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi morfologi jenis-jenis jamur makroskopis,
2. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri yang dimilikinya,
3. Menggambarkan bentuk tubuh jenis-jenis jamur tersebut berdasarkan hasil
pengamatan dan studi literatur,
4. Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis jamur
tersebut.
C. Dasar Teori
Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa
sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin
atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian
batang, daun, maupun akarnya (Dwijeseputro, 2003).
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur
tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan- jalinan
semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
118
D. Rumusan Masalah
Buatlah rumusan masalah dengan mengaitkan judul lembar kerja siswa dengan dasar
teori yang telah dipaparkan!
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, buatlah hipotesis sebagai jawaban sementara!
F. Variabel
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan lembar kerja siswa!
Variabel Terikat:
Variabel Bebas:
Variabel Kontrol:
G. Alat dan Bahan
1. Lup/kaca pembesar
2. Silet/cutter
3. Jamur makroskopis (jamur tiram, jamur kuping, dan jamur merang)
H. Langkah Kerja
1. Jamur Tiram (Pleurotus sp.)
119
2. Jamur Kuping (Auriculariapolytricha)
3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
I. Hasil Pengamatan
1. Jamur Tiram (Pleurotus sp.)
Gambar Morfologi Keterangan
120
2. Jamur Kuping (Auriculariapolytricha)
Gambar Morfologi Keterangan
3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Gambar Morfologi Keterangan
J. Tabel Hasil Pengamatan
N
o
Nama
Jamur
Hal yang diamati Divisi
Bentuk
tubuh
buah
Warna
tubuh
buah
Hifa Ascom
ycota*)
Basidio
mycota*)
Zygomy
cota*)
Deutero
mycota
*)
Chytrid
iomyco
ta*)
121
Beri tanda (√) jika masuk dalam divisi
K. Pertanyaan Diskusi
1. Ciri apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut berdasarkan
hasil pengamatan?
2. Perbedaan apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut?
122
3. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomycota, Ascomycta,
Basidiomycota, dan Deuteromycota yang kalian ketahu! (Positif maupun negatif).
L. Kesimpulan
M. Daftar Pustaka
Pratiwi, D. A. dkk., Biologi Untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013.
123
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2
DISKUSI
LIKEN DAN MIKORIZA
(Pendekatan Scientific)
A. Kompetensi Dasar
4.10. Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi jenis-jenis liken dan mikoriza,
2. Menampilkan data mengenai hasil pengamatan jenis-jenis liken dan mikoriza.
C. Petunjuk Pengisian
Dengan membandingkan gambar dari jenis-jenis liken dan mikoriza, lalu tulislah dan
diskusikanlah soal-soal diskusi berikut!
1. Liken
No Jenis Liken
1
124
2
3
2. Mikoriza
No Tipe Mikoriza
1
125
2
D. Pertanyaan Diskusi
1. Liken
c. Manakah dari gambar jenis-jenis liken tersebut yang meupakan jenis krustose,
frutikose dan foliose? (Gambarkan!)
d. Menurut anda, mengapa liken dikatakan sebagai indikator pencemaran udara?
2. Mikoriza
c. Apa sajakah manfaat mikoriza bagi tumbuhan?
d. Manakah dari gamabr tersebut yang merupakan tipe endomikoriza dan
ektomikoriza? (Gambarkan!)
126
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BIOLOGI 3
MORFOLOGI JAMUR MIKROSKOPIS
(Pendekatan Scientific)
A. Kompetensi Dasar
4.11. Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi morfologi jenis-jenis jamur mikroskopis,
2. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri yang dimilikinya,
3. Menggambarkan bentuk tubuh jenis-jenis jamur tersebut berdasarkan hasil
pengamatan dan studi literatur,
4. Menampilkan data mengenai hasil pengamatan morfologi jenis-jenis jamur
tersebut.
C. Dasar Teori
Jamur adalah tumbuhan yang berinti, berspora, dan tidak berklorofil, berupa
sel atau benang yang bercabang-cabang, dengan dinding dari selulosa atau dari kitin
atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian
batang, daun, maupun akarnya (Dwijeseputro, 2003).
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur
tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan- jalinan
semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
127
D. Rumusan Masalah
Buatlah umusan masalah dengan mengaitkan judul lembar kerja siswa dengan dasar
teori yang telah dipaparkan!
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, buatlah hipotesis sebagai jawaban sementara!
F. Variabel
Tentukan variabel-variabel yang terkait dalam kegiatan lembar kerja siswa!
Variabel Terikat:
Variabel Bebas:
Variabel Kontrol:
G. Alat dan Bahan
1. Mikroskop cahaya
2. Pipet tetes
3. Cover glass
4. Object glass
5. Aquades
6. Jarum pentul/tusuk gigi
7. Jamur mikroskopis (jamur tempe dan jamur oncom)
128
H. Langkah Kerja
1. Jamur Tempe (Rhizopus oryzae)
2. Jamur Oncom (Neurospora crassa)
I. Hasil Pengamatan
Gambar Hasil Pengamatan Keterangan Gambar Literatur
129
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
Nama Jamur:
Perbesaran:
J. Pertanyaan Diskusi
1. Ciri apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut berdasarkan
hasil pengamatan?
130
2. Perbedaan apa saja yang dapat ditemukan dalam ketiga jenis jamur tersebut?
3. Uraikan secara singkat mengenai peranan jamur Zygomycota, Ascomycta,
Basidiomycota, dan Deuteromycota yang kalian ketahu! (Positif maupun negatif).
131
K. Kesimpulan
L. Daftar Pustaka
Pratiwi, D. A. dkk., Biologi Untuk SMA/MA kelas X: Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013.
132
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 4
DISKUSI
PERANAN JAMUR
(Pendekatan Scientific)
A. Kompetensi Dasar
4.12. Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan
dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
B. Tujuan
1. Memahami peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan.
2. Menganalisis data peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan.
C. Petunjuk Pengisian
Amatilah data tentang peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan, lalu
lengkapilah tabel tersebut serta diskusikanlah dengan kelompok masing-masing!
No Nama Jamur Peranan
1 Membuat tempe
2 Menghasilkan asam fumarat
3 Aspergillus oryzae
4 Aspergillus niger Menjernihkan sari buah
5 Membuat oncom
6 Aspergillus flavus
7 Kanker pada paru-paru burung
8 Parasit pada tanaman jagung dan tembakau
9 Menghasilkan enzim selulase
10 Volvariella volvaceae
11 Jamur kuping untuk dikonsumsi
12 Penyebab keputihan pada wanita
13 Epidermophyton floccosum
14 Aspergillus wentii
15 Membuat tape, roti, minuman sake dan bir
16 Meningkatkan aroma keju
133
17 Bahan obat
18 Menyebabkan kurap/panu
19 Helminthospium oryzae
20 Pleurotus sp.
134
Lampiran 5
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS EKSPERIMEN (MODIFIED FREE INQUIRY)
No. Komponen Skor Kriteria Penilaian
1 Rumusan Masalah 5 Mengajukan rumusan masalah, terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya, tepat
serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
4 Mengajukan rumusan masalah, terdapat variabel X dan Y dalam kalimat tanya,
kurang tepat serta dalam bahasa yang bertele-tele.
3 Mengajukan rumusan masalah, hanya terdapat salah satu variabel X /Y dalam kalimat
tanya, tepat serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
2 Mengajukan rumusan masalah, hanya terdapat salah satu variabel X /Y dalam kalimat
tanya, kurang tepat serta dalam bahasa yang bertele-tele.
1 Mengajukan rumusan masalah, tidak terdapat variabel dalam kalimat tanya, kurang
tepat serta dalam bahasa yang bertele-tele.
2 Hipotesis 5 Mengajukan hipotesis, terdapat variabel X dan Y, tepat, dalam bentuk pernyataan,
valid (sesuai dengan referensi) dan dikemas dalam bahasa yang singkat, padat, dan
jelas.
4 Mengajukan hipotesis, terdapat variabel X dan Y, kurang tepat, dalam bentuk
pernyataan namun berdasarkan opini penulis, dan bertele-tele.
3 Mengajukan hipotesis, hanya terdapat variabel X/ Y, tepat, dalam bentuk pernyataan,
valid (sesuai dengan referensi) dan dikemas dalam bahasa yang singkat, padat, dan
jelas.
135
2 Mengajukan hipotesis, hanya terdapat variabel X/Y, kurang tepat, dalam bentuk
pernyataan namun berdasarkan opini penulis, dan bertele-tele.
1 Mengajukan hipotesis, tidak terdapat variabel X dan Y, kurang tepat, dalam bentuk
pertanyaan, berdasarkan opini penulis dan bertele-tele.
3 Variabel 3 Menyebutkan ketiga jenis variabel dengan tepat.
2 Menyebutkan dua jenis variabel dengan tepat.
1 Menyebutkan satu variabel dengan tepat.
5 Tabel Hasil Pengamatan 30 Mengisi data pada tabel pengamatan dengan lengkap yaitu habitat, bentuk tubuh,
warna tubuh, hifa, pengelompokkan divisi, didukung dengan referensi yang valid,
serta dikemas dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
7 Pertanyaan Diskusi 30 Menjawab pertanyaan diskusi dengan lengkap berdasarkan hasil pengamatan,
didukung dengan refenrensi yang valid, serta dikemas dalam bahasa yang singkat,
padat, dan jelas.
8 Membuat Kesimpulan 4 Memberikan kesimpulan, lengkap dan mengaitkan ciri-ciri pembeda diantara jenis
jamur yang diamati sesuai dengan data dan referensi yang valid, dalam bahasa yang
singkat, padat, dan jelas.
3 Memberikan kesimpulan, mengaitkan ciri-ciri pembeda diantara jenis jamur yang
diamati sesuai dengan data valid, dalam bahasa yang bertele-tele.
2 Memberikan kesimpulan, tidak mengaitkan ciri-ciri pembeda diantara jenis jamur
yang diamati sesuai dengan data valid, dalam bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
136
1 Memberikan kesimpulan, tidak mengaitkan ciri-ciri pembeda diantara jenis jamur
yang diamati sesuai dengan data valid, dalam bahasa yang bertele-tele.
Nilai = Skor yang diperoleh / skor maksimal x 100
137
Lampiran 6
KISI-KISI INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMA Materi Pokok : Fungi
Mata Pelajaran : Biologi Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)
Kurikulum : Kurikulum 2013 Jumlah Soal : 40 butir
Kelas/Semester : X/Ganjil
NO. Indikator Soal Soal Kunci
Jawaban
Dimensi
Kognitif
1. Menyebutkan ciri-ciri jamur Manakah ciri-ciri jamur berikut ini yang benar ...
a. Dinding sel berupa kitin, uniselular/multiselular, memiliki
miselimum vegetatif
b. Simbiosis fiksasi nitrogen, Botulisme, uniselular/multiselular
c. Dinding sel berupa kitin, agen biologis, uniselular/multiselular
d. Botulisme, dinding sel berupa kitin, agen biologis
e. Kapsul, agen biologis, uniselular/multiselular
A C1
2. Berikut ini merupakan sifat-sifat dari jamur, kecuali ...
a. Tubuh jamur multiselular disusun oleh hifa
b. Jamur dapat hidup diberbagai substrat
c. Dapat berfotosintesis
d. Bersifat heterotrof
e. Dinding sel disusun oleh kitin
C C2
3. Tubuh jamur disusun oleh sel tunggal atau banyak sel dan tubuh jamur
tersusun dari benang-benang halus yang mengandung membran sel dan
sitoplasma. Kumpulan benang-benang tersebut disebut ...
a. Spora
b. Septa
E C1
138
c. Haustoria
d. Fermentasi
e. Hifa
4. Ciri khas yang yang dimiliki oleh Divisi Ascomycota pada daur reproduksi
seksualnya adalah ...
a. Sporangium
b. Rizoid
c. Konidia
d. Askus
e. Foliose
D C1
5. Secara mikroskopik miselium pada Divisi Zygomycotamemiliki tiga tipe
hifa. Tiga hifa tersebut adalah ...
a. Rizoid, stolon, kotak spora
b. Askus, stolon, rizoid
c. Askus, anteridium, kotak spora
d. Rizoid, stolon, sporangiofor
e. Stolon, sporangiofor, septa
D C1
6. Menjelaskan cara hidup jamur
Gambar diatas adalah siklus hidup dari jamur ...
a. Jamur tiram
b. Jamur pada oncom
c. Jamur pada tempe
d. Jamur kuping
A C3
139
e. Jamur shitake
7. Untuk memenuhi kebutuhan makanan. Jamur hidup sebagai saprofit, parasit
atau melakukan simbiosis dengan tumbuhan, hewan dan protista. Salah satu
bentuk simbiosis antara jamur dan orgnisme lain adalah ...
a. Hifa
b. Stolon
c. Dikarion
d. Konidia
e. Lichen
E C2
8. Peleburan inti dan meiosis terjadi di dalam basidium yang memproduksi
empat spora seksual haploid disebut ...
a. Basidiokarp
b. Basidiospora
c. Plasmogami
d. Askokarp
e. Inset
B C2
9. Menjelaskan cara reproduksi jamur Ada tiga cara utama bagi jamur untuk bereproduksi secara aseksual. Ketiga
cara tersebut yaitu ...
a. Fragmentasi, pembentukan tunas, pembentukan spora aseksual
b. Isogami, anisogami, oogami
c. Isogami, anisogami, haustoria
d. Fragmentasi, stolon, isogami
e. Heterokarion
A C1
10. Gambar disamping merupakan contoh reproduksi
jamur secara ...
a. Aseksual
b. Cangkok
c. Membelah diri
D C2
140
d. Seksual
e. Lisis
11. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk ...
a. Konidium
b. Hifa
c. Dikarion
d. Lichen
e. Mikoriza
A C2
12.
Dari gambar di atas, bagian tubuh yang berfungsi untuk bisa tegak di
permukaan substrat dan menghasilkan spora adalah ...
a. Spora
b. Hifa stolon
c. Sporangiofor
C C3
141
d. Hifa rizoid
e. Gemma
13. Mengklasifikasikan jamur berdasarkan
ciri reproduksinya
Salah satu contoh jamur Zygomycota adalah ...
a. Rhyzopus stolonifer
b. Aspergillus niger
c. Neurospora crassa
d. Amanita sp.
e. Fusarium sp.
A C3
14. Ada tiga jenis bentuk liken yaitu krustose, frutikose, dan foliose. Dari ketiga
jenis bentuk liken tersebut, liken yang berupa anyaman dari cabang-cabang
pipih atau melingkar contohnya adalah ...
a. Lecidia sp.
b. Parmelia
c. Curvularia
d. Microsporum
e. Usnea
E C3
15. Contoh liken yang termasuk dalam bentuk foliose adalah ...
a. Parmelia
b. Usnea
c. Lecidia sp.
d. Curvularia
e. Allomyces
A C3
142
16.
Manakah dari gambar tersebut di atas yang menunjukkan hifa ...
a. 1
b. 2
c. 4
d. 5
e. 6
A C4
17. Mediskusikan berbagai permasalahan
mengenai jamur di dalam kehidupan
sehari-hari
Selain bermanfaat bagi kita, jamur juga memiliki dampak negatif bagi
kehidupan, contohnya akibat dari jamur Epidermophyton yang menyebabkan
penyakit ...
a. Kaki pada atlet
b. Panu
c. Kadas
d. Sariawan
e. Karat pada gandum
A C4
18. Perhatikan tabel berikut!
NO Nama Jamur Dampak
1 Candida albicans Keputihan
2 A. flavus Kanker pada manusia
D C4
1
2
3 4 5 6
143
3 Ustilago maydis Kurap atau panu
4 Helminthospium oryzae Parasit pada jagung dan
tembakau
Manakah pasangan yang benar dari jamur yang merugikan dan akibat yang
diberikannya!
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 3 dan 4
d. 1 dan 2
e. 2 dan 3
19. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
(1) Merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit kepala
(2) Rambut tampak kusam dan mudah patah
(3) Dapat ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut
(4) Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan bernanah
Jamur yang menyebabkan penyakit tersebut adalah jamur Mycrosporum dan
Trchophyton yang disebut dengan penyakit ...
a. Coccidiodomycosis
b. Maduromycosis
c. Tinea capitis
d. Blastomikosis
e. Tinea cruris
C C2
20. Dari sekian banyak jamur yang kita ketahui, ada beberapa jamur yang
merugikan manusia, diantaranya adalah ...
a. Jamur pada tape dan oncom
b. Jamur pada kecap dan jamur shitake
c. Jamur karat dan jamur kuping
E C3
144
d. Jamur pinisilin dan jamur tiram
e. Jamur pinisilin dan jamur karat
21.
Salah satu jamur yang dapat bersifat parasit dan merusak kecambah dan
tubuh buah serta menimbulkan noda berwarna hitam adalah ...
a. Candida albicans
b. Ustilago maydis
c. Rhyzopus oryzae
d. Amanita phalloides
e. Helminthosporium oryzae
E C3
22. Memahami bentuk-bentuk asosiasi jamur Beberapa jenis jamur bekerja sama dengan organisme lain membentuk suatu
asosiasi untuk memperoleh zat makanan, bentuk asosiasi tersebut berupa ...
a. Liken dan mikoriza
b. Liken dan protista
c. Mikoriza dan stolon
d. Sporangiofor dan liken
e. Mikoriza dan rizoid
A C2
23. Reproduksi aseksual pada liken yaitu dengan fragmentasi, pelepasan bagian
tubuh. Bagian tubuh yang dilepasan berupa ...
a. Sterigma
B C1
145
b. Soredia atau isidia
c. Konidia
d. Askus
e. Stolon
24. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Ditemukan diberbagai tempat dari arktik – tropis
(2) Dapat hidup pada substrat yang miskin zat organik
(3) Struktur reproduktif berbentuk seperti tongkat sebagai alat reproduksi
(4) Peka terhadap polutan
(5) Masing-masing ujung hifa membentuk gamet
Manakah pernyataan yang salah mengenai ciri-ciri liken ...
a. 3 dan 5
b. 1,3 dan 5
c. 4 dan 5
d. 2 dan 3
e. 2,3 dan 4
A C5
25. Di alam, dapat dijumpai dua tipe dari mikoriza, yaitu ...
a. Endomikoriza dan sterigma
b. Sterigma dan konidia
c. Endomikoriza dan ektomikoriza
d. Askus dan askospora
e. Rizoid dan ektomikoriza
C C1
26. Meyebutkan peranan jamur Perhatikan gambar berikut untuk soal nomor 26 dan 27! D C4
146
Gambar tersebut diamati dibawah mikroskop. Gambar tersebut menunjukkan
bahwa jamur tersebut yang diamati adalah jamur ...
a. Jamur tiram
b. Jamur shitake
c. Mikoriza
d. Jamur pada tempe
e. Basidium
27. Nama latin dari jamur tersebut adalah ...
a. Rhizopus stolonifer
b. Rhizopus nigricans
c. Volvariella volvaceae
d. Saccharomyces cerevisiae
e. Aspergilus niger
A C1
28.
Keju merupakan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat
dalam susu melalui proses koagulasi dan dengan bantuan jamur untuk
A C2
147
memberikan aroma khas pada keju. Jamur yang memberikan aroma khas
tersebut adalah ...
a. Penicillium camemberti
b. Neourospora crassa
c. Aspergillus oryzae
d. Ganoderma lucidum
e. Trichoderma sp.
29. Tape merupakan hasil fermentasi menggunakan jamur, bahan yang
diperlukan dalam pembuatan tape adalah ...
a. Alkohol, ragi, jagung
b. Jagung, ragi, garam
c. Garam, gula, ragi
d. Beras ketan, ragi, santan
e. Beras ketan, ragi, gula
E C3
30.
Gambar tersebut merupakan salah sau bahan makanan yang memanfaatkan
adanya jamur, jamur tersebut adalah ...
a. Rhyzopus oryzae
b. Neurospora crassa
c. Aspergillus wentii
d. Volvariella volvaceae
B C2
148
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan
di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape. Tape merupakan
makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir
Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
31 Manakah rumusan masalah yang paling tepat dari latar belakang tersebut ...
a. Bagaimanakah proses terjadinya fermentasi pada singkong/beras
ketan?
b. Apakah tape singkong/beras ketan dapat dijadikan sebagai bahan
baku pembuatan tape?
c. Apakah hanya di Indonesia saja yang kaya akan produk panganan
hasil dari proses fermentasi?
d. Bagaimanakah bahan baku yang di olah dari proses fermentasi dapat
dijadikan bahan makanan?
e. Apa sajakah bahan baku untukpembuatan tape singkong?
A C6
32 Berikut ini langkah-langkah proses pembuatan tape singkong!
(1) Siapkan pinset dan lup,
(2) Kupas singkong, cuci bersih agar getah terbuang,
(3) Goreng sebentar kemudian jemur hingga mengeras selama 3 hari,
(4) Masukkan ke dalam panci yang berisi air,
(5) Lumuri gula pasir pada lapisan daging singkong yang paling luar,
(6) Taburi ragi secukupnya,
C C4
e. Ganoderma lucidum
149
(7) Simpan dalam ruang tertutup selama beberapa hari,
(8) Jemur kembali agar ragi tidak menumpuk pada singkong yang telah
difermentasikan.
Urutan langkah-langkah yang tepat dalam proses pembuatan tape singkong
adalah ...
a. (2) – (6) – (4) – (5)
b. (2) – (3) – (6) – (7)
c. (2) – (4) – (6) – (7)
d. (2) – (4) – (7) – (8)
e. (2) – (4) – (5) – (7)
33 Perhatikan laporan praktikum berikut untuk nomor 33 dan 34!
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelembapan terhadap pertumbuhan jamur pada
roti.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kelembapan mempengaruhi pertumbuhan jamur pada
roti?
C. Hipotesis
......................................................................................................
C C6
150
D. Hasil Pengamatan
No Lama
Penyimpanan
Kelembapan Permukaan
Roti
Warna
Jamur
pada Roti
1
14 hari
0 %
(tidak diberi
apapun)
0 % -
2 0 %
(tidak diberi
apapun)
0 % -
3 50 %
(diberi sedikit
air)
± 50 % Putih
(benang hifa)
dan hijau
E. Pembahasan
Dari hasil tabel pengamatan di atas, kita dapat mengetahui bahwa
roti tawar A yang telah dikeringkan, tidak diberi air dan
kelembabannya mendekati 0% tidak muncul satu pun jamur. Roti B
yang tidak dikeringkan namun dibiarkan saja tanpa ada air (untuk
menambah kelembaban), juga tidak ada tanda–tanda munculnya
jamur. Jika diperhatikan pada Roti C yang telah diberi 50ml air
sehingga kelembabannnya tinggi, Jamur muncul hamper diseluruh
permukaan roti, sekitar ± 50% permukaannya. Jamur yang muncul
pada roti C adalah jamur–jamur yang berwarna Hijau dan putih.
151
F. Kesimpulan
.......................................................................................................
Dari percobaan praktikum tersebut, maka hipotesis yang dapat anda tarik
adalah ...
a. Tidak ada pengaruh kelembapan terhadap pertumbuhan jamur pada
roti
b. Ada pengaruh kelembapan, namun jamur tidak berwarna pada roti
c. Ada pengaruh kelembapan terhadap pertumbuhan jamur pada roti
d. Kelembapan tidak mempengaruhi pertumbuhan jamur Penicilium sp.
saja sedangkan jamur yang lainnya tidak tumbuh pada roti tersebut
e. Kelembapan mempengaruhi pertumbuhan jamur Penicilium sp. saja
sedangkan jamur yang lainnya tidak tumbuh pada roti tersebut
34 Berdasarkan percobaan praktikum tersebut, maka kesimpulan yang tepat
adalah ...
a. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih banyak
ditumbuhi berbagai jenis jamur. Jenis jamur yang muncul di masing-
masing roti yaitu jamur yang berwarna hijau (Penicilium). Sedangkan
roti tawar yang tidak diberi tindakan masih dapat bertahan dari jamur
karena bantuan pengawet
b. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih banyak
ditumbuhi berbagai jenis jamur. Sedangkan roti tawar yang tidak
diberi tindakan akan bertumbuh jamur lebih beranekaragam
c. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, tidak ditumbuhi
A C6
152
berbagai jenis jamur. Sedangkan roti tawar yang tidak diberi tindakan
ditumbuhi berbagai jenis jamur
d. Roti tawar yang tidak memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih
banyak ditumbuhi berbagai jenis jamur dan sirkulasi udara masih
terjadi akibatnya roti banyak ditumbuhi jamur
e. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, banyak ditumbuhi
jamur karena faktor intern yaitu tangan kita terlalu sering memegang
dan menekan-nekan roti sehingga pertumbuhan jamur tidak
terhambat
35 Pada proses pembuatan roti, pemberian ragi membuat adonan menjadi
mengembang. Hal ini disebabkan oleh ...
a. Pemanasan menyebabkan ragi dan tepung mengembang
b. Hasil fermentasi glukosa menghasilkan CO2 yang dapat
mengembangkan adonan
c. Ragi merupakan fungi dari kelompok Ascomycota
d. Tepung dan ragi bereaksi dan menghasilkan O2
e. Tepung dan rag tidak bereaksi sama sekali
B C4
36 Gambar jamur berikut ini yang merupakan Basidiomycota adalah ...
a.
D C5
153
b.
c.
d.
e.
154
37 Simbiosis yang terjadi antara jamur dan ganggang pada lumut kerak adalah
salah satu contoh simbiosis mutualisme pada tumbuhanyang paling sering
dijumpai. Apabila jamur dan alga tidak saling bertemu maka yang terjadi
adalah ...
a. Keduanya dapat hidup dengan sendirinya
b. Keduanya dapat hidup namun bersimbiosis dengan tumbuhan lain
disekitarnya
c. Keduanya tidak dapat hidup dengan sendirinya
d. Keduanya tidak dapat hidup, namun dapat hidup dan tumbuh di
daerah tertentu saja
e. Keduanya tidak dapat hidup namun dapat hidup apabila dibiakkan
dengan bantuan tangan manusia
A C5
38 Angkak atau beras merah hasil fermentasi memiliki banyak manfaat
diantaranya meningkatkan jumlah trombosit di dalam tubuh penderita
demam berdarah, menurunkan hipertensi, menjaga kadar kolesterol dan
masih banyak lagi. Pembuatan angkak tersebut menggunakan kapang atau
jamur ...
a. Rhizopus stolonifer
b. Aspergillus flavus
c. Mucor mucedo
d. Monascus purpureus
e. Saccharomyces cerevisiae
D C5
39 Perhatikan laporan praktikum berikut untuk nomor 39 dan 40!
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran dari Rhizopus oligosporus dalam proses
A C6
155
pembuatan tempe
B. Rumusan Masalah
Apakah Rhizopus oligosporus berperan dalam proses pembuatan
tempe?
C. Hipotesis
Ada pengaruh dari Rhizopus oligosporus dalam proses pembuatan
tempe
D. Tinjauan Pustaka
Tempe adalah sumber protein yang penting bagi pola makanan di
Indonesia, terbuat dari kedelai. Pembuatan tempe dilakukan
sebagai berikut: kedelai kering dicuci, rendam semalaman
pada suhu -25⁰C. Kemudian esok harinya kulit
dikeluarkan/dikelupaskan dan air rendaman dibuang. Lalu
kedelai dimasak ± 30 menit. Setelah itu dinginkan lalu
taburkan dengan spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus
oryzae kemudian taruh pada tempat dengan suhu 30⁰C dalam waktu
± 20 – 24 jam. Dalam keadaan tersebut, kedelai terbungkus sempurna
oleh mycelia putih dari jamur. Dan jamur telah siap untuk
dikonsumsi. (Wirakartakusumah, dkk; 1992)
E. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: ......................................................................
b. Variabel kontrol: suhu, tempat penyimpanan dan jenis ragi yang
digunakan.
c. Variabel terikat: .....................................................................
156
Dari percobaan praktikum pada proses pembuatan tempe, maka variabel
bebas yang dapat anda tarik adalah ...
a. Pembungkus yang digunakan saat proses pembuatan tempe
b. Tekstur dan kondisi kedelai yang telah difermentasikan
c. Waktu dalam proses pembuatan tempe
d. Bahan baku utama dalam pembuatan tempe
e. Peran dari Rhizopus oligosporus pada proses pembuatan tempe
40 Dari percobaan praktikum pada proses pembuatan tempe, maka variabel
terikat yang dapat anda tarik adalah ...
a. Pembungkus yang digunakan saat proses pembuatan tempe
b. Tekstur dan kondisi kedelai yang telah difermentasikan
c. Waktu dalam proses pembuatan tempe
d. Bahan baku utama dalam pembuatan tempe
e. Peran dari Rhizopus oligosporus pada proses pembuatan tempe
B C6
157
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MODIFIED FREE INQUIRY
(Morfologi Jamur Makroskopis dan Mikroskopis)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 4
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Aspek yang Diamati Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Menyajikan pertanyaan atau masalah Memberikan pemahaman mengenai berbagai permasalahan jamur. √
2 Membuat hipotesis Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dalam artikel.
√
3 Merancang percobaan Memberi kesempatan kebebasan kepada peserta didik untuk
menentukan langkah yang sesuai dengan hipotesis.
√
4 Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Membimbing peserta didik dalam mengolah data informasi. √
5 Mengumpulkan dan menganalisis
data
Memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk megumpulkan
data yang diperoleh dan menganalisis serta mengaitkannya dengan
√
158
LKS.
6 Membuat kesimpulan Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi.
√
Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi.
√
Tangerang Selatan, 27 Januari 2017
Observer
Yani Sutriyani
159
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MODIFIED FREE INQUIRY
(Bentuk Simbiosis Jamur dengan Organisme lain dan Peranan Jamur)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 4
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Aspek yang Diamati Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Menyajikan pertanyaan atau
masalah
Memberikan pemahaman mengenai berbagai permasalahan jamur. √
2 Membuat hipotesis Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dalam artikel.
√
3 Merancang percobaan Memberi kesempatan kebebasan kepada peserta didik untuk
menentukan langkah yang sesuai dengan hipotesis.
√
4 Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Membimbing peserta didik dalam mengolah data informasi. √
5 Mengumpulkan dan menganalisis
data
Memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk megumpulkan
data yang diperoleh dan menganalisis serta mengaitkannya dengan
√
160
LKS.
6 Membuat kesimpulan Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi.
√
Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi.
√
Tangerang Selatan, 10 Februari 2017
Observer
Yani Sutriyani
161
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC
(Morfologi Jamur Makroskopis dan Mikroskopis)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 6
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran
Pendekatan Saintifik
Aspek yang Diamati Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Mengamati Menampilkan gambar beberapa jamur dalam PPT dan menginstruksikan peserta
didik untuk memperhatikan dan bertanya
√
2 Menanya Memotivasi peserta didik untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada peserta
didik lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya.
√
3 Mencoba Membagikan LKS dan menginstruksikan untuk melakukan pengamatan serta
mengawasi jalannya diskusi.
√
4 Mengasosiasikan Memberi arahan dan mendorong peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
√
162
5 Mengkomunikasikan Membimbing peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan. √
Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk mengkomunikasikan
hasil pengamatan.
√
Tangerang Selatan, 30 Januari 2017
Observer
Yani Sutriyani
163
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC
(Bentuk Simbiosis Jamur dengan Organisme lain dan Peranan Jamur)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 6
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran
Pendekatan Saintifik
Aspek yang Diamati Keterlaksanaan
Ya Tidak
1 Mengamati Menampilkan gambar beberapa jamur dalam PPT dan menginstruksikan peserta
didik untuk memperhatikan dan bertanya
√
2 Menanya Memotivasi peserta didik untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada peserta
didik lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya.
√
3 Mencoba Membagikan LKS dan menginstruksikan untuk melakukan pengamatan serta
mengawasi jalannya diskusi.
√
4 Mengasosiasikan Memberi arahan dan mendorong peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
√
5 Mengkomunikasikan Membimbing peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan. √
Meminta perwakilan dari setiap kelompok yang dipilih untuk mengkomunikasikan √
164
hasil pengamatan.
Tangerang Selatan, 13 Februari 2017
Observer
Yani Sutriyani
165
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MODIFIED FREE INQUIRY
(Morfologi Jamur Makroskopis dan Makroskopis)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 4
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran
Inkuiri
Aspek
Yang
Diamati
Keterlaksanaan
K.1 K.2 K.3 K.4 K.5
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Menyajikan pertanyaan atau
masalah
Duduk berkelompok dan mengidentifikasi
masalah yang tersaji dalam artikel.
√ √ √ √ √
2 Membuat hipotesis Menentukan hipotesis yang relevan. √ √ √ √ √
3 Merancang percobaan Menentukan langkah percobaan yang
sesuai dengan hipotesis.
√ √ √ √ √
4 Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Melakukan percobaan dalam kelompok
masing-masing untuk memperoleh
informasi.
√ √ √ √ √
166
5 Mengumpulkan dan
menganalisis data
Mengolah informasi yang telah didapatkan
dalam prcobaan yang telah dilakukan.
√ √ √ √ √
6 Membuat Kesimpulan Mengkomunikasikan hasil diskusi. √ √ √ √ √
Membuat kesimpulan. √ √ √ √ √
Bertanya mengenai hal yang masih belum
dipahami mengenai pengamatan tersebut.
√ √ √ √ √
Tangerang Selatan, 27 Januari 2017
Observer
Yani Sutriyani
Keterangan:
1. Ya : Lebih atau sama dengan 50% dalam satu kelompok melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu
kelompok terdiri dari 8 orang maka minimal 4 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : Kurang dari 50% dalam satu kelompok yang melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu kelompok
terdiri dari 8 orang maka minimal 3 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
167
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MODIFIED FREE INQUIRY
(Bentuk Simbiosis Jamur dengan Organisme lain dan Peranan Jamur)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X Mia 4
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No. Tahapan Pembelajaran
Inkuiri
Aspek
Yang
Diamati
Keterlaksanaan
K.1 K.2 K.3 K.4 K.5
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Menyajikan pertanyaan atau
masalah
Duduk berkelompok dan mengidentifikasi
masalah yang tersaji dalam artikel.
√ √ √ √ √
2 Membuat hipotesis Menentukan hipotesis yang relevan. √ √ √ √ √
3 Merancang percobaan Menentukan langkah percobaan yang
sesuai dengan hipotesis.
√ √ √ √ √
4 Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Melakukan percobaan dalam kelompok
masing-masing untuk memperoleh
informasi.
√ √ √ √ √
5 Mengumpulkan dan
menganalisis data
Mengolah informasi yang telah didapatkan
dalam prcobaan yang telah dilakukan.
√ √ √ √ √
168
6 Membuat Kesimpulan Mengkomunikasikan hasil diskusi. √ √ √ √ √
Membuat kesimpulan. √ √ √ √ √
Bertanya mengenai hal yang masih belum
dipahami mengenai pengamatan tersebut.
√ √ √ √ √
Tangerang Selatan, 10 Februari 2017
Observer
Yani Sutriyani
Keterangan:
1. Ya : Lebih atau sama dengan 50% dalam satu kelompok melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu
kelompok terdiri dari 8 orang maka minimal 4 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : Kurang dari 50% dalam satu kelompok yang melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu kelompok
terdiri dari 8 orang maka minimal 3 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
169
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC
(Morfologi Jamur Makroskopis dan Mikroskopis)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 6
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No Tahapan Pembelajaran
Pendekatan
Saintifik
Aspek
Yang
Diamati
Keterlaksanaan
K.1 K.2 K.3 K.4 K.5
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Mengamati Mengamati gambar yang tersaji dalam PPT. √ √ √ √ √
2 Menanya Mengajukan pertanyaan terkait berbagai
permasalahan jamur.
√ √ √ √ √
3 Mencoba Mengidentifikasi dan menuangkan hasil
percobaan dalam LKS. .
√ √ √ √ √
4 Mengasosiasikan Mencocokkan hasil diskusi dengan sumber
pembelajaran.
√ √ √ √ √
5 Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan hasil diskusi. √ √ √ √ √
Membuat kesimpulan. √ √ √ √ √
170
Tangerang Selatan, 30 Januari 2017
Observer
Yani Sutriyani
Keterangan:
1. Ya : Lebih atau sama dengan 50% dalam satu kelompok melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu
kelompok terdiri dari 8 orang maka minimal 4 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : Kurang dari 50% dalam satu kelompok yang melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu kelompok
terdiri dari 8 orang maka minimal 3 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
Bertanya mengenai hal yang masih belum
dipahami mengenai pengamatan tersebut.
√ √ √ √ √
171
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC
(Bentuk Simbiosis Jamur dengan Organisme lain dan Peranan Jamur)
Nama Sekolah/Kelas : SMAN 1 Tangerang Selatan/X MIA 6
Konsep : Jamur (Fungi)
Observer : Yani Sutriyani
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
Petunjuk Pengisian:
Beri tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda!
No Tahapan Pembelajaran
Pendekatan
Saintifik
Aspek
Yang
Diamati
Keterlaksanaan
K.1 K.2 K.3 K.4 K.5
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Mengamati Mengamati gambar yang tersaji dalam PPT. √ √ √ √ √
2 Menanya Mengajukan pertanyaan terkait berbagai
permasalahan jamur.
√ √ √ √ √
3 Mencoba Mengidentifikasi dan menuangkan hasil
percobaan dalam LKS. .
√ √ √ √ √
4 Mengasosiasikan Mencocokkan hasil diskusi dengan sumber
pembelajaran.
√ √ √ √ √
5 Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan hasil diskusi. √ √ √ √ √
Membuat kesimpulan. √ √ √ √ √
Bertanya mengenai hal yang masih belum √ √ √ √ √
172
Tangerang Selatan, 13 Februari 2017
Observer
Yani Sutriyani
Keterangan:
1. Ya : Lebih atau sama dengan 50% dalam satu kelompok melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu
kelompok terdiri dari 8 orang maka minimal 4 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
2. Tidak : Kurang dari 50% dalam satu kelompok yang melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks. Misal satu kelompok
terdiri dari 8 orang maka minimal 3 anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut.
dipahami mengenai pengamatan tersebut.
173
Lampiran 11
Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Skor Pretest Skor Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
1 55 40 65 60
2 25 10 60 60
3 30 25 70 60
4 30 30 70 50
5 60 45 80 65
6 45 25 70 60
7 50 20 75 25
8 35 50 60 60
9 40 25 70 65
10 30 30 80 65
11 40 35 85 70
12 30 40 60 70
13 20 20 65 60
14 40 30 60 60
15 30 45 65 75
16 50 40 90 70
17 50 45 65 45
18 50 35 75 55
19 25 30 75 65
20 50 50 80 60
21 50 50 75 80
22 20 45 70 60
23 45 50 85 60
24 20 40 70 50
25 20 55 75 75
26 35 35 80 55
27 30 30 70 70
28 35 30 65 45
29 35 35 75 50
30 40 20 60 45
31 25 45 65 65
32 35 40 90 60
33 35 40 85 70
34 15 30 80 60
35 50 55 90 70
36 50 35 85 55
37 35 30 80 65
38 35 30 60 55
39 20 15 90 80
174
Lampiran 12
Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest N-
Gain
Kriteria Pretest Posttest
N-
Gain
Kriteria
1 55 65 0,22 Rendah 40 60 0,33 Rendah
2 25 60 0,38 Sedang 10 60 0,56 Sedang
3 30 70 0,57 Sedang 25 60 0,47 Sedang
4 30 70 0,57 Sedang 30 50 0,29 Rendah
5 60 80 0,5 Sedang 45 65 0,36 Sedang
6 45 70 0,45 Sedang 25 60 0,47 Sedang
7 50 75 0,5 Sedang 20 25 0,06 Rendah
8 35 60 0,38 Sedang 50 60 0,2 Rendah
9 40 70 0,5 Sedang 25 65 0,53 Sedang
10 30 80 0,71 Tinggi 30 65 0,5 Sedang
11 40 85 0,75 Tinggi 35 70 0,54 Sedang
12 30 60 0,33 Rendah 40 70 0,5 Sedang
13 20 65 0,56 Sedang 20 60 0,5 Sedang
14 40 60 0,33 Rendah 30 60 0,43 Sedang
15 30 65 0,5 Sedang 45 75 0,55 Sedang
16 50 90 0,8 Tinggi 40 70 0,5 Sedang
17 50 65 0,3 Rendah 45 45 0 Rendah
18 50 75 0,5 Sedang 35 55 0,31 Rendah
19 25 75 0,67 Tinggi 30 65 0,5 Sedang
20 50 80 0,6 Sedang 50 60 0,2 Rendah
21 50 75 0,5 Sedang 50 80 0,6 Sedang
22 20 70 0,63 Sedang 45 60 0,27 Rendah
23 45 85 0,73 Tinggi 50 60 0,2 Rendah
24 20 70 0,63 Sedang 40 50 0,17 Rendah
25 20 75 0,69 Tinggi 55 75 0,44 Sedang
26 35 80 0,69 Tinggi 35 55 0,31 Rendah
27 30 70 0,57 Sedang 30 70 0,57 Sedang
28 35 65 0,46 Sedang 30 45 0,21 Rendah
29 35 75 0,62 Sedang 35 50 0,23 Rendah
30 40 60 0,33 Rendah 20 45 0,31 Rendah
31 25 65 0,53 Rendah 45 65 0,36 Sedang
32 35 90 0,85 Tinggi 40 60 0,33 Rendah
33 35 85 0,77 Tinggi 40 70 0,5 Sedang
34 15 80 0,76 Tinggi 30 60 0,43 Sedang
35 50 90 0,8 Tinggi 55 70 0,33 Rendah
36 50 85 0,7 Tinggi 35 55 0,32 Rendah
37 35 80 0,69 Tinggi 30 65 0,5 Sedang
38 35 60 0,38 Sedang 30 55 0,36 Sedang
39 20 90 0,88 Tinggi 15 80 0,76 Tinggi
Rata-rata 36,79 73,59 0,57 Sedang 35,38 60,77 0,38 Sedang
Tertinggi 60 90 0,88 55 80 0,76
Terendah 15 60 0,22 10 25 0,17
SD 11,33 9,56 0,16 10,97 10,61 0,16
175
Lampiran 13
Persentase Ketercapaian Hasil Belajar Dimensi Pengetahuan Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest Kelas Eksperimen
Peserta
Didik
Konseptual Konseptual Konseptual Faktual Konseptual Prosedural Konseptual Metakognitif
C1
Σ
C2
Σ
C3
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C5
Σ
C6
Σ No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
1 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 2 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
2 0 1 0 1 1 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
3 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
4 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
5 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
6 1 1 0 0 0 2 1 1 0 1 3 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
7 0 1 0 1 1 3 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
8 1 1 0 0 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
9 0 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
10 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
12 1 1 1 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
14 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
176
Pesert
a Didik Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Faktua
l
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal
No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
15 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
16 1 1 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
17 1 1 1 1 1 5 0 0 1 1 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
18 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
19 1 1 1 0 0 3 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
20 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 1 1 0 0 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
21 1 1 1 1 1 5 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
22 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
23 1 1 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1
24 1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1 1 0 1 0 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 2 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
27 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
28 1 0 0 1 1 3 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
29 1 1 1 0 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
30 1 1 1 0 0 3 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
31 1 0 0 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
177
Pesert
a
Didik
Koseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Faktua
l
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
32 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
33 1 1 1 0 0 3 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
34 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
35 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
36 1 1 1 1 1 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
37 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
39 0 1 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
Jml 3
3
3
5
2
0
3
6
3
1
1
1
1
1
7
1
6
2
0 27
4
3 6
2
0
1
4
2
4
2
7 36
3
6 9 19 9 45 45 23 23 41
2
3
2
6
% 22,2 10,8 6,75 36 4,5 45 23 13
178
Pretest Kelas Kontrol
Peserta
Didik
Konseptual Konseptual Konseptual Faktual Konseptual Prosedural Konseptual Metakognitif
C1
Σ
C2
Σ
C3
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C5
Σ
C6
Σ No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal
No.
Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
1 1 1 0 1 0 3 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 0 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
4 0 1 1 1 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
6 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1
7 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 4 0 1 0 0 1 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
10 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
11 1 1 0 1 1 3 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
13 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
14 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
15 1 0 1 1 0 3 0 1 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
179
Pesert
a Didik Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
17 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
18 1 1 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1
19 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
20 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 2 0 0 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0
21 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
22 0 1 0 1 0 2 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2
23 1 0 0 1 1 3 1 1 0 0 2 0 0 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0
24 1 1 0 1 1 4 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
25 1 1 0 1 0 3 0 0 1 1 2 0 1 1 0 2 1 1 0 1 2 1 1 0 0 1 0 1
26 0 1 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
27 1 1 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
28 0 0 1 0 1 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 2 1 1 0 0 0 0 0
29 0 1 1 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2
30 1 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
31 1 1 0 1 0 3 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
32 1 1 1 1 0 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1
33 1 1 1 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
180
Pesert
a
Didik
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
34 1 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0
35 1 1 1 1 1 5 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2
36 0 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
37 1 0 1 1 1 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 1 1 1 1 0 4 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 1 1 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jml 2
9
2
8
1
4
3
2
1
1
1
1
2
7 1
5
1
3 3
3
8 0 9
1
4
1
3
3
6 15 15 1 13
2
9 21 21 9 9 21 7
2
8
% 22,4 9,5 9 15 14,5 21 9 14
181
Posttest Kelas Eksperimen
Peserta
Didik
Konseptual Konseptual Konseptual Faktual Konseptual Prosedural Konseptual Metakognitif
C1
Σ
C2
Σ
C3
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C5
Σ
C6
Σ No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal
No.
Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 1 1 1 0 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
2 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
3 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
4 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
6 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
7 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
8 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 2 0 1 0 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
9 1 1 0 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 4 1 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0
10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
11 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1
12 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
13 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
14 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 2 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
15 1 1 1 1 0 4 1 1 1 0 3 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
16 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1
182
Pesert
a Didik
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
17 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2
18 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
19 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 3 1 1 0 1 3 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
21 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
22 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 3 1 1 0 0 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
23 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
24 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 3 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
25 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
26 1 1 1 1 1 5 1 1 0 1 3 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
27 1 1 1 1 0 4 1 0 1 0 2 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
28 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 3 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
29 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
30 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
31 1 1 1 1 0 4 0 1 0 1 2 1 1 0 1 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
32 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1
33 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
183
Pesert
a
Didik
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
34 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
35 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1
36 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
37 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 1 1 0 3 1 1 0 1 2 1 1 0 0 1 0 1
38 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
39 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 0 1 0 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
Jml 3
8
3
8
2
6
3
6
2
7
1
6
5
2
5
3
1
3
6 32
1
2
5
2
9
3
1
3
1 7
9
6 34 34 18 36
5
7 39 39 17 17 35 6
4
1
% 33 31,3 24 34 28,5 39 17 20,5
184
Posttest Kelas Kontrol
Peserta
Didik
Konseptual Konseptual Konseptual Faktual Konseptual Prosedural Konseptual Metakognitif
C1
Σ
C2
Σ
C3
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C4
Σ
C5
Σ
C6
Σ No. Soal No. Soal No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal
No.
Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
1 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 1 1 1 1 1 5 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1
4 1 1 1 1 0 4 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
5 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1
6 1 1 0 1 1 4 1 0 1 0 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
7 1 0 0 0 1 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
9 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
10 1 1 1 1 0 4 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
11 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
12 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 1 1
13 1 1 0 1 1 4 1 0 1 0 2 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
14 1 0 0 1 0 2 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 2
15 1 1 1 1 1 4 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
16 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
185
Pesert
a Didik Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal No. Soal
No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
17 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
18 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
19 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
20 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
21 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
22 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
23 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
24 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
25 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
26 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 1
27 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
28 1 1 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0
29 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
30 1 1 0 1 0 3 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
31 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
32 1 1 0 1 1 4 1 0 1 0 2 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 0 1
186
Pesert
a
Didik
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Konseptual
Σ
Fakt
ual
Σ
Konseptu
al
Σ
Prose
dural
Σ
Kons
eptua
l
Σ
Metakog
nitif
Σ C1 C2 C3 C4 C4 C4 C5 C6
No. Soal No. Soal
No. Soal No.
Soal No. Soal
No.
Soal
No.
Soal No. Soal
1 2 3 12 14 4 8 10 16 5 6 9 15 19 7 13 17 11 18 20
33 1 1 1 1 1 5 1 0 1 0 2 1 0 1 1 3 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
34 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 2
35 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 4 0 1 1 0 2 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
36 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
37 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 4 0 0 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 0 0 0 0
38 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 3 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
39 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 0 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 0 0 1 1 2
Jml 3
9
3
7
2
5
3
8
1
1
1
4
9
2
7
1
6
3
5 27
1
0
5
4 4 2
1
2
8
5
7 23 23 23 29
5
2 35 35 7 7 35
1
0
4
5
% 29,8 26,3 14,3 23 26 35 7 22,5
187
Lampiran 14
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
No X F Fi*Xi Fkum Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|
1 15 1 15 1 -1,92 0,027 0,025 0,001
2 20 1 20 2 -1,48 0,069 0,051 0,017
3 20 1 20 3 -1,48 0,069 0,076 0,007
4 20 1 20 4 -1,48 0,069 0,102 0,033
5 20 1 20 5 -1,48 0,069 0,128 0,059
6 20 1 20 6 -1,48 0,069 0,153 0,084
7 25 1 25 7 -1,04 0,148 0,179 0,030
8 25 1 25 8 -1,04 0,148 0,205 0,056
9 30 1 30 9 -0,6 0,274 0,230 0,043
10 30 1 30 10 -0,6 0,274 0,256 0,017
11 30 1 30 11 -0,6 0,274 0,282 0,007
12 30 1 30 12 -0,6 0,274 0,307 0,033
13 30 1 30 13 -0,6 0,274 0,333 0,059
14 35 1 35 14 -0,16 0,437 0,359 0,078
15 35 1 35 15 -0,16 0,437 0,384 0,052
16 35 1 35 16 -0,16 0,437 0,410 0,026
17 35 1 35 17 -0,16 0,437 0,435 0,001
18 35 1 35 18 -0,16 0,437 0,461 0,024
19 35 1 35 19 -0,16 0,437 0,487 0,050
20 35 1 35 20 -0,16 0,437 0,512 0,075
21 35 1 35 21 -0,16 0,437 0,538 0,101
22 35 1 35 22 -0,16 0,437 0,564 0,127
23 40 1 40 23 0,283 0,611 0,589 0,021
24 40 1 40 24 0,283 0,611 0,615 0,003
25 40 1 40 25 0,283 0,611 0,641 0,029
26 40 1 40 26 0,283 0,611 0,667 0,055
27 40 1 40 27 0,283 0,611 0,692 0,080
28 45 1 45 28 0,724 0,765 0,717 0,047
29 45 1 45 29 0,724 0,765 0,743 0,022
30 50 1 50 30 1,166 0,878 0,769 0,108
31 50 1 50 31 1,166 0,878 0,794 0,083
32 50 1 50 32 1,166 0,878 0,820 0,057
33 50 1 50 33 1,166 0,878 0,846 0,032
34 50 1 50 34 1,166 0,878 0,871 0,006
35 50 1 50 35 1,166 0,878 0,897 0,019
36 50 1 50 36 1,166 0,878 0,923 0,044
37 50 1 50 37 1,166 0,878 0,948 0,070
38 55 1 55 38 1,607 0,946 0,974 0,028
39 60 1 60 39 2,049 0,979 1 0,020
1435 39 1435
188
Ltabel = 𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝒏=
𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝟑𝟗= 𝟎, 𝟏𝟒𝟐
Jadi, L hitung = 0,127< L tabel = 0,142, sehingga data Gain Pretest Kelas Eksperimen
berdistribusi normal.
189
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
No X F Fi*Xi Fkum Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|
1 10 1 10 1 -2,31 0,010 0,025 0,015
2 15 1 15 2 -1,86 0,031 0,051 0,019
3 20 1 20 3 -1,4 0,080 0,076 0,003
4 20 1 20 4 -1,4 0,080 0,102 0,022
5 20 1 20 5 -1,4 0,080 0,128 0,047
6 25 1 25 6 -0,95 0,171 0,153 0,017
7 25 1 25 7 -0,95 0,171 0,179 0,007
8 25 1 25 8 -0,95 0,171 0,205 0,033
9 30 1 30 9 -0,49 0,311 0,230 0,080
10 30 1 30 10 -0,49 0,311 0,256 0,055
11 30 1 30 11 -0,49 0,311 0,282 0,029
12 30 1 30 12 -0,49 0,311 0,307 0,004
13 30 1 30 13 -0,49 0,311 0,333 0,021
14 30 1 30 14 -0,49 0,311 0,359 0,047
15 30 1 30 15 -0,49 0,311 0,384 0,072
16 30 1 30 16 -0,49 0,311 0,410 0,098
17 30 1 30 17 -0,49 0,311 0,435 0,124
18 35 1 35 18 -0,04 0,486 0,461 0,024
19 35 1 35 19 -0,04 0,486 0,487 0,001
20 35 1 35 20 -0,04 0,486 0,512 0,026
21 35 1 35 21 -0,04 0,486 0,538 0,052
22 35 1 35 22 -0,04 0,486 0,564 0,078
23 40 1 40 23 0,421 0,663 0,589 0,073
24 40 1 40 24 0,421 0,663 0,615 0,047
25 40 1 40 25 0,421 0,663 0,641 0,022
26 40 1 40 26 0,421 0,663 0,667 0,003
27 40 1 40 27 0,421 0,663 0,692 0,029
28 40 1 40 28 0,421 0,663 0,717 0,054
29 45 1 45 29 0,877 0,809 0,743 0,066
30 45 1 45 30 0,877 0,809 0,769 0,040
31 45 1 45 31 0,877 0,809 0,794 0,014
32 45 1 45 32 0,877 0,809 0,820 0,010
33 45 1 45 33 0,877 0,809 0,846 0,036
34 50 1 50 34 1,333 0,908 0,871 0,036
35 50 1 50 35 1,333 0,908 0,897 0,011
36 50 1 50 36 1,333 0,908 0,923 0,014
37 50 1 50 37 1,333 0,908 0,948 0,040
38 55 1 55 38 1,789 0,963 0,974 0,011
39 55 1 55 39 1,789 0,963 1 0,036
1380 39 1380
190
Ltabel = 𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝒏=
𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝟑𝟗= 𝟎, 𝟏𝟒𝟐
Jadi, L hitung = 0,124< L tabel = 0,142, sehingga data Gain Pretest Kelas Kontrol
berdistribusi normal.
191
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
No X F Fi*Xi Fkum Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|
1 60 1 60 1 -1,42 0,078 0,025 0,052
2 60 1 60 2 -1,42 0,078 0,051 0,027
3 60 1 60 3 -1,42 0,078 0,076 0,001
4 60 1 60 4 -1,42 0,078 0,102 0,024
5 60 1 60 5 -1,42 0,078 0,128 0,049
6 60 1 60 6 -1,42 0,078 0,153 0,075
7 65 1 65 7 -0,9 0,185 0,179 0,005
8 65 1 65 8 -0,9 0,185 0,205 0,019
9 65 1 65 9 -0,9 0,185 0,230 0,045
10 65 1 65 10 -0,9 0,185 0,256 0,071
11 65 1 65 11 -0,9 0,185 0,282 0,096
12 65 1 65 12 -0,9 0,185 0,307 0,122
13 70 1 70 13 -0,37 0,354 0,333 0,020
14 70 1 70 14 -0,37 0,354 0,359 0,004
15 70 1 70 15 -0,37 0,354 0,384 0,030
16 70 1 70 16 -0,37 0,354 0,410 0,056
17 70 1 70 17 -0,37 0,354 0,435 0,081
18 70 1 70 18 -0,37 0,354 0,461 0,107
19 70 1 70 19 -0,37 0,354 0,487 0,133
20 75 1 75 20 0,147 0,558 0,512 0,045
21 75 1 75 21 0,147 0,558 0,538 0,019
22 75 1 75 22 0,147 0,558 0,564 0,005
23 75 1 75 23 0,147 0,558 0,589 0,031
24 75 1 75 24 0,147 0,558 0,615 0,056
25 75 1 75 25 0,147 0,558 0,64 0,082
26 80 1 80 26 0,668 0,748 0,667 0,081
27 80 1 80 27 0,668 0,748 0,692 0,055
28 80 1 80 28 0,668 0,748 0,717 0,030
29 80 1 80 29 0,668 0,748 0,743 0,004
30 80 1 80 30 0,668 0,748 0,769 0,021
31 80 1 80 31 0,668 0,748 0,794 0,046
32 85 1 85 32 1,189 0,882 0,820 0,062
33 85 1 85 33 1,189 0,882 0,846 0,036
34 85 1 85 34 1,189 0,882 0,871 0,011
35 85 1 85 35 1,189 0,882 0,897 0,014
36 90 1 90 36 1,711 0,956 0,923 0,033
37 90 1 90 37 1,711 0,956 0,948 0,007
38 90 1 90 38 1,711 0,956 0,974 0,017
39 90 1 90 39 1,711 0,956 1 0,043
2870 39 2870
192
Ltabel = 𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝒏=
𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝟑𝟗= 𝟎, 𝟏𝟒𝟐
Jadi, L hitung = 0,133< L tabel = 0,142, sehingga data Gain Posttest Kelas Eksperimen
berdistribusi normal.
193
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
No X F Fi*Xi Fkum Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|
1 25 1 25 1 -3,32 0,004 0,025 0,025
2 45 1 45 2 -1,45 0,073 0,051 0,022
3 45 1 45 3 -1,45 0,073 0,076 0,003
4 45 1 45 4 -1,45 0,073 0,102 0,029
5 50 1 50 5 -0,98 0,162 0,128 0,034
6 50 1 50 6 -0,98 0,162 0,153 0,008
7 50 1 50 7 -0,98 0,162 0,179 0,016
8 55 1 55 8 -0,52 0,303 0,205 0,097
9 55 1 55 9 -0,52 0,303 0,230 0,072
10 55 1 55 10 -0,52 0,303 0,256 0,046
11 55 1 55 11 -0,52 0,303 0,282 0,020
12 55 1 55 12 -0,52 0,303 0,307 0,004
13 55 1 55 13 -0,52 0,303 0,333 0,030
14 60 1 60 14 -0,05 0,480 0,359 0,121
15 60 1 60 15 -0,05 0,480 0,384 0,096
16 60 1 60 16 -0,05 0,480 0,410 0,070
17 60 1 60 17 -0,05 0,480 0,435 0,044
18 60 1 60 18 -0,05 0,480 0,461 0,019
19 60 1 60 19 -0,05 0,480 0,487 0,006
20 60 1 60 20 -0,05 0,480 0,512 0,031
21 60 1 60 21 -0,05 0,480 0,538 0,057
22 60 1 60 22 -0,05 0,480 0,564 0,083
23 60 1 60 23 -0,05 0,480 0,589 0,108
24 65 1 65 24 0,42 0,662 0,615 0,047
25 65 1 65 25 0,42 0,662 0,641 0,021
26 65 1 65 26 0,42 0,662 0,667 0,003
27 65 1 65 27 0,42 0,662 0,692 0,029
28 65 1 65 28 0,42 0,662 0,717 0,055
29 65 1 65 29 0,42 0,662 0,743 0,080
30 70 1 70 30 0,888 0,812 0,769 0,043
31 70 1 70 31 0,888 0,812 0,794 0,017
32 70 1 70 32 0,888 0,812 0,820 0,007
33 70 1 70 33 0,888 0,812 0,846 0,033
34 70 1 70 34 0,888 0,812 0,871 0,059
35 70 1 70 35 0,888 0,812 0,897 0,084
36 75 1 75 36 1,356 0,912 0,923 0,010
37 75 1 75 37 1,356 0,912 0,948 0,036
38 80 1 80 38 1,824 0,965 0,974 0,008
39 80 1 80 39 1,824 0,965 1 0,034
2360 39 2360
194
Ltabel = 𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝒏=
𝟎,𝟖𝟖𝟔
√𝟑𝟗= 𝟎, 𝟏𝟒𝟐
Jadi, L hitung = 0,121< L tabel = 0,142, sehingga data Gain Posttest Kelas Kontrol
berdistribusi normal.
195
Lampiran 15
Uji Homogenitas
1. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji
Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
𝑆12
𝑆22
Dimana 𝑆12 adalah varians terbesar dan 𝑆2
2 adalah varians terkecil. langkah-langkah uji
homogenitas sebagai berikut:
A. Hipotesis
H0 = data memiliki varians homogen
Ha = data memiliki varians tidak homogen
B. Kriteria Pengujian
- Jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol homogen.
- Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak yang berarti varians antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak homogen.
C. Menentukan db (derajat kebebasan) pembilang (varians terbesar) dan db penyebut
(varians terkecil)
db1 = n – 1 = 39 – 1 = 38
db2 = n – 1 = 39 – 1 = 38
D. Menentukan nilai Fhitung
Berdasarkan perhitungan data Gain kedua kelas eksperimen diperoleh:
𝑆12 = 128,3d an 𝑆2
2 = 120,24
Fhitung = 128,3
120,24= 1,067
E. Ftabel (1,7166)
F. Untuk db pembilang dan db penyebut (39 dan 39) pada taraf signifikansi α = 0,05
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
(FINV(0,05;38;38), dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,7166. Dengan demikian
Fhitung< Ftabel (1,067 < 1,7166). Hal ini berarti H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
varians homogen.
196
2. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians atau uji
Fisher. Rumus yang digunakan adalah:
𝑆12
𝑆22
Dimana 𝑆12 adalah varians terbesar dan 𝑆2
2 adalah varians terkecil. langkah-langkah uji
homogenitas sebagai berikut:
A. Hipotesis
H0 = data memiliki varians homogen
Ha = data memiliki varians tidak homogen
B. Kriteria Pengujian
- Jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima yang berarti varians antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol homogen.
- Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak yang berarti varians antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol tidak homogen.
C. Menentukan db (derajat kebebasan) pembilang (varians terbesar) dan db penyebut
(varians terkecil)
db1 = n – 1 = 39 – 1 = 38
db2 = n – 1 = 39 – 1 = 38
D. Menentukan nilai Fhitung
Berdasarkan perhitungan data Gain kedua kelas eksperimen diperoleh:
𝑆12 = 114,2 dan 𝑆2
2 = 92,04
Fhitung = 92,04
114,2= 0,806
E. Ftabel (1,7166)
F. Untuk db pembilang dan db penyebut (39 dan 39) pada taraf signifikansi α = 0,05
tidak terdapat pada tabel distribusi F maka dicari dengan rumus Excel
(FINV(0,05;38;38), dan didapatkan nilai Ftabel sebesar 1,7166. Dengan demikian
Fhitung< Ftabel (0,806 < 1,7166). Hal ini berarti H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
varians homogen.
197
Lampiran 16
Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Nilai LKS Kelas Eksperimen
Kelas Pertemuan LKS Kelompok Rata-
rata 1 2 3 4 5
Eksperimen Pertemuan I LKS I 77 77 75 85 77 78,2
LKS II 80 80 82 87 80 81,8
Pertemuan II LKS
III
85 80 85 90 80 84
LKS
IV
90 85 87 92 93 89,4
Rata-rata 83 80,5 82,25 88,5 82,5 83,35
Nilai LKS Kelas Kontrol
Kelas Pertemuan LKS Kelompok Rata-
rata 1 2 3 4 5
Kontrol Pertemuan I LKS I 85 82 75 80 85 81,4
LKS II 85 85 85 87 90 86,4
Pertemuan II LKS
III
86 87 80 90 90 86,6
LKS
IV
90 91 85 93 95 90,8
Rata-rata 86,5 86,25 81,25 85,75 90 86,3
198
Lampiran 17
Hasil Validasi Soal SPSS
Correlations
S
1
S
2
S
3
S
4
S
5
S
6
S
7
S
8
S
9
S
10
S
11
S
12
S
13
S
14
S
15
S
16
S
17
S
18
S
19
S
20
S
21
S
22
S
23
S
24
S
25
S
26
S
27
S
28
S
29
S
30
S
1
Pears
on
Correl
ation 1
,1
94
,3
32
*
,1
34
,1
00
-
,2
78
-
,1
08
,2
39
-
,0
08
,2
13
,0
03
-
,1
76
,2
23
,1
34
,2
39
-
,0
66
,2
82
,2
24
-
,0
65
-
,1
08
,1
59
,3
92
*
,0
71
-
,2
78
,4
15
**
,1
74
-
,1
73
,2
79
,0
65
-
,2
08
Sig.
(2-
tailed)
,2
25
,0
34
,4
04
,5
36
,0
79
,5
01
,1
32
,9
61
,1
82
,9
87
,2
71
,1
62
,4
04
,1
32
,6
80
,0
74
,1
59
,6
87
,5
01
,3
21
,0
11
,6
59
,0
79
,0
07
,2
77
,2
81
,0
78
,6
87
,1
93
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
2
Pears
on
Correl
ation
,1
94 1
,4
60
**
-
,1
44
-
,0
15
-
,0
85
-
,1
12
-
,0
61
,2
37
,0
87
-
,0
36
-
,0
20
,1
42
,2
04
,0
71
,1
83
,2
04
,1
62
,2
89
,0
36
,0
95
,3
12
*
-
,0
68
-
,0
85
,2
57
,2
58
,2
25
,2
58
,0
85
,0
87
Sig.
(2-
tailed)
,2
25
,0
02
,3
68
,9
24
,5
96
,4
84
,7
03
,1
36
,5
87
,8
23
,9
00
,3
77
,2
01
,6
59
,2
51
,2
01
,3
12
,0
66
,8
22
,5
55
,0
47
,6
72
,5
96
,1
04
,1
03
,1
58
,1
03
,5
96
,5
87
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
199
S
3
Pears
on
Correl
ation
,3
32
*
,4
60
**
1 ,0
94
,0
51
-
,0
39
-
,1
20
-
,0
89
,2
83
-
,0
17
,2
10
-
,1
37
-
,0
51
,0
94
,1
54
,0
84
,0
94
,0
74
,1
91
,1
53
,1
63
,2
00
-
,1
74
,1
91
,1
18
,2
32
-
,0
76
,0
06
,0
39
,2
10
Sig.
(2-
tailed)
,0
34
,0
02
,5
60
,7
52
,8
08
,4
55
,5
80
,0
73
,9
18
,1
87
,3
93
,7
52
,5
60
,3
35
,6
00
,5
60
,6
44
,2
33
,3
38
,3
08
,2
09
,2
76
,2
33
,4
61
,1
44
,6
38
,9
73
,8
08
,1
87
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
4
Pears
on
Correl
ation
,1
34
-
,1
44
,0
94 1
,0
48
-
,2
08
-
,1
14
-
,2
82
-
,2
35
,3
07
,1
69
-
,0
61
,0
93
,2
19
,3
11
*
-
,1
54
,0
24
-
,1
36
,0
72
,0
53
,1
38
-
,0
88
,3
19
*
,0
72
-
,0
61
-
,1
48
-
,0
07
-
,1
48
,3
48
*
,0
30
Sig.
(2-
tailed)
,4
04
,3
68
,5
60
,7
64
,1
91
,4
78
,0
74
,1
40
,0
51
,2
92
,7
06
,5
62
,1
69
,0
48
,3
35
,8
83
,3
96
,6
56
,7
43
,3
88
,5
84
,0
42
,6
56
,7
06
,3
55
,9
65
,3
55
,0
26
,8
50
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
5
Pears
on
Correl
ation
,1
00
-
,0
15
,0
51
,0
48 1
-
,0
37
-
,0
62
,1
15
,1
80
,2
42
,2
42
-
,1
46
,3
33
*
,0
48
,1
15
-
,1
60
,0
48
,0
95
,0
64
-
,0
62
-
,0
57
-
,0
98
,1
42
-
,1
39
,0
80
,1
20
,1
54
,3
20
*
,1
39
,1
42
Sig.
(2-
tailed)
,5
36
,9
24
,7
52
,7
64
,8
18
,7
01
,4
73
,2
60
,1
27
,1
27
,3
63
,0
34
,7
64
,4
73
,3
17
,7
64
,5
57
,6
89
,7
01
,7
25
,5
41
,3
77
,3
87
,6
20
,4
57
,3
35
,0
42
,3
87
,3
76
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
6
Pears
on
Correl
ation
-
,2
78
-
,0
85
-
,0
39
-
,2
08
-
,0
37
1 ,2
07
-
,0
42
-
,1
39
-
,3
85
*
-
,0
87
,2
86
-
,0
64
-
,0
68
,0
65
,2
92
-
,0
68
,0
57
-
,0
05
,2
07
-
,0
84
-
,1
46
-
,4
14
**
,2
97
,0
63
,0
29
,1
25
-
,2
68
,1
05
,3
10
*
200
Sig.
(2-
tailed)
,0
79
,5
96
,8
08
,1
91
,8
18
,1
94
,7
97
,3
87
,0
13
,5
88
,0
70
,6
89
,6
71
,6
87
,0
64
,6
71
,7
23
,9
76
,1
94
,6
01
,3
62
,0
07
,0
60
,6
97
,8
57
,4
37
,0
90
,5
12
,0
49
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
7
Pears
on
Correl
ation
-
,1
08
-
,1
12
-
,1
20
-
,1
14
-
,0
62
,2
07 1
,2
35
-
,1
83
-
,2
16
,2
57
,0
78
-
,0
59
-
,1
14
-
,1
45
,0
18
-
,1
14
-
,2
23
,2
07
,2
88
-
,1
15
-
,1
25
-
,3
34
*
,2
07
,2
11
-
,0
46
-
,2
39
-
,1
64
-
,2
07
,0
20
Sig.
(2-
tailed)
,5
01
,4
84
,4
55
,4
78
,7
01
,1
94
,1
40
,2
53
,1
75
,1
05
,6
29
,7
14
,4
78
,3
65
,9
13
,4
78
,1
61
,1
94
,0
68
,4
73
,4
38
,0
33
,1
94
,1
86
,7
75
,1
32
,3
06
,1
94
,9
00
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
8
Pears
on
Correl
ation
,2
39
-
,0
61
-
,0
89
-
,2
82
,1
15
-
,0
42
,2
35 1
-
,2
07
-
,2
13
,1
03
,1
76
-
,1
15
-
,2
82
-
,0
14
,0
66
-
,1
34
-
,2
24
-
,2
54
-
,1
45
-
,3
80
*
-
,1
80
,0
61
-
,3
61
*
,1
76
-
,1
74
-
,1
59
,1
41
-
,1
71
-
,2
13
Sig.
(2-
tailed)
,1
32
,7
03
,5
80
,0
74
,4
73
,7
97
,1
40
,1
94
,1
82
,5
23
,2
71
,4
73
,0
74
,9
32
,6
80
,4
04
,1
59
,1
09
,3
65
,0
14
,2
59
,7
03
,0
21
,2
71
,2
77
,3
21
,3
80
,2
84
,1
82
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
9
Pears
on
Correl
ation
-
,0
08
,2
37
,2
83
-
,2
35
,1
80
-
,1
39
-
,1
83
-
,2
07
1 ,1
42
-
,0
59
-
,0
33
,0
25
,1
90
,1
15
,1
45
-
,0
93
,2
63
,1
66
,0
59
,1
54
,2
04
,0
15
-
,0
37
,0
80
,1
20
,1
54
,3
20
*
-
,0
64
,2
42
Sig.
(2-
tailed)
,9
61
,1
36
,0
73
,1
40
,2
60
,3
87
,2
53
,1
94
,3
76
,7
15
,8
38
,8
77
,2
35
,4
73
,3
65
,5
62
,0
97
,3
00
,7
14
,3
35
,2
01
,9
24
,8
18
,6
20
,4
57
,3
35
,0
42
,6
89
,1
27
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
201
S
10
Pears
on
Correl
ation
,2
13
,0
87
-
,0
17
,3
07
,2
42
-
,3
85
*
-
,2
16
-
,2
13
,1
42 1
,1
17
-
,1
00
,2
59
,3
07
-
,0
03
-
,1
97
,1
69
,1
89
,1
11
-
,3
34
*
,1
56
,1
63
,2
83
-
,0
87
-
,1
00
,2
22
,0
53
,3
20
*
-
,1
11
,0
19
Sig.
(2-
tailed)
,1
82
,5
87
,9
18
,0
51
,1
27
,0
13
,1
75
,1
82
,3
76
,4
65
,5
35
,1
02
,0
51
,9
87
,2
17
,2
92
,2
37
,4
88
,0
33
,3
30
,3
07
,0
73
,5
88
,5
35
,1
63
,7
43
,0
42
,4
88
,9
05
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
11
Pears
on
Correl
ation
,0
03
-
,0
36
,2
10
,1
69
,2
42
-
,0
87
,2
57
,1
03
-
,0
59
,1
17 1
,0
11
-
,0
42
,0
30
,2
08
-
,0
47
-
,2
46
-
,1
41
,2
11
,0
20
,0
53
-
,0
34
,0
36
,4
09
**
,1
21
,2
22
,0
53
,0
26
,2
86
,2
15
Sig.
(2-
tailed)
,9
87
,8
23
,1
87
,2
92
,1
27
,5
88
,1
05
,5
23
,7
15
,4
65
,9
47
,7
96
,8
50
,1
93
,7
69
,1
20
,3
80
,1
86
,9
00
,7
43
,8
35
,8
23
,0
08
,4
50
,1
63
,7
43
,8
71
,0
70
,1
76
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
12
Pears
on
Correl
ation
-
,1
76
-
,0
20
-
,1
37
-
,0
61
-
,1
46
,2
86
,0
78
,1
76
-
,0
33
-
,1
00
,0
11 1
,0
33
-
,2
17
,0
58
,2
26
,0
95
,0
14
,0
63
-
,3
21
*
-
,0
28
-
,0
19
,0
20
,0
63
,0
06
-
,0
40
,0
88
-
,0
40
,0
49
,1
21
Sig.
(2-
tailed)
,2
71
,9
00
,3
93
,7
06
,3
63
,0
70
,6
29
,2
71
,8
38
,5
35
,9
47
,8
38
,1
74
,7
20
,1
56
,5
55
,9
33
,6
97
,0
41
,8
61
,9
06
,9
00
,6
97
,9
70
,8
03
,5
85
,8
03
,7
61
,4
50
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
13
Pears
on
Correl
ation
,2
23
,1
42
-
,0
51
,0
93
,3
33
*
-
,0
64
-
,0
59
-
,1
15
,0
25
,2
59
-
,0
42
,0
33 1
-
,0
48
-
,1
15
-
,1
45
,0
93
,0
74
,2
40
-
,0
59
,2
67
-
,0
02
,1
11
-
,2
67
,1
46
,2
81
,1
62
,1
81
-
,0
37
-
,1
42
202
Sig.
(2-
tailed)
,1
62
,3
77
,7
52
,5
62
,0
34
,6
89
,7
14
,4
73
,8
77
,1
02
,7
96
,8
38
,7
64
,4
73
,3
65
,5
62
,6
46
,1
31
,7
14
,0
91
,9
88
,4
90
,0
91
,3
63
,0
76
,3
12
,2
59
,8
18
,3
76
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
14
Pears
on
Correl
ation
,1
34
,2
04
,0
94
,2
19
,0
48
-
,0
68
-
,1
14
-
,2
82
,1
90
,3
07
,0
30
-
,2
17
-
,0
48
1
,3
11
*
,2
67
,0
24
,3
29
*
,3
52
*
,2
20
,2
84
,3
29
*
,3
19
*
,0
72
,0
95
,1
28
,2
84
,4
04
**
,0
68
,1
69
Sig.
(2-
tailed)
,4
04
,2
01
,5
60
,1
69
,7
64
,6
71
,4
78
,0
74
,2
35
,0
51
,8
50
,1
74
,7
64
,0
48
,0
91
,8
83
,0
36
,0
24
,1
68
,0
72
,0
36
,0
42
,6
56
,5
55
,4
25
,0
72
,0
09
,6
71
,2
92
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
15
Pears
on
Correl
ation
,2
39
,0
71
,1
54
,3
11
*
,1
15
,0
65
-
,1
45
-
,0
14
,1
15
-
,0
03
,2
08
,0
58
-
,1
15
,3
11
*
1
,3
87
*
,0
14
,1
29
,1
71
-
,0
19
,3
94
*
,2
42
,1
94
,1
71
,0
58
,0
36
,1
73
-
,0
69
,4
67
**
,4
18
**
Sig.
(2-
tailed)
,1
32
,6
59
,3
35
,0
48
,4
73
,6
87
,3
65
,9
32
,4
73
,9
87
,1
93
,7
20
,4
73
,0
48
,0
12
,9
28
,4
21
,2
84
,9
08
,0
11
,1
27
,2
25
,2
84
,7
20
,8
24
,2
81
,6
68
,0
02
,0
07
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
16
Pears
on
Correl
ation
-
,0
66
,1
83
,0
84
-
,1
54
-
,1
60
,2
92
,0
18
,0
66
,1
45
-
,1
97
-
,0
47
,2
26
-
,1
45
,2
67
,3
87
*
1 ,0
57
,3
80
*
,1
40
,0
18
,0
46
-
,0
29
,0
05
,1
40
,0
57
-
,0
84
,0
46
,0
65
,0
11
,2
52
Sig.
(2-
tailed)
,6
80
,2
51
,6
00
,3
35
,3
17
,0
64
,9
13
,6
80
,3
65
,2
17
,7
69
,1
56
,3
65
,0
91
,0
12
,7
25
,0
14
,3
82
,9
13
,7
75
,8
56
,9
77
,3
82
,7
21
,6
03
,7
75
,6
84
,9
45
,1
13
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
203
S
17
Pears
on
Correl
ation
,2
82
,2
04
,0
94
,0
24
,0
48
-
,0
68
-
,1
14
-
,1
34
-
,0
93
,1
69
-
,2
46
,0
95
,0
93
,0
24
,0
14
,0
57 1
,3
29
*
,2
12
-
,4
47
**
,4
29
**
,4
68
**
,1
44
,0
72
,2
51
,2
66
-
,1
53
,1
28
,0
68
-
,1
08
Sig.
(2-
tailed)
,0
74
,2
01
,5
60
,8
83
,7
64
,6
71
,4
78
,4
04
,5
62
,2
92
,1
20
,5
55
,5
62
,8
83
,9
28
,7
25
,0
36
,1
84
,0
03
,0
05
,0
02
,3
68
,6
56
,1
14
,0
93
,3
41
,4
25
,6
71
,5
01
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
18
Pears
on
Correl
ation
,2
24
,1
62
,0
74
-
,1
36
,0
95
,0
57
-
,2
23
-
,2
24
,2
63
,1
89
-
,1
41
,0
14
,0
74
,3
29
*
,1
29
,3
80
*
,3
29
*
1 ,2
24
-
,0
24
,2
83
,3
72
*
,0
46
,0
57
,0
14
,3
21
*
,1
10
,1
56
,1
10
,1
89
Sig.
(2-
tailed)
,1
59
,3
12
,6
44
,3
96
,5
57
,7
23
,1
61
,1
59
,0
97
,2
37
,3
80
,9
33
,6
46
,0
36
,4
21
,0
14
,0
36
,1
59
,8
81
,0
73
,0
17
,7
77
,7
23
,9
33
,0
41
,4
94
,3
29
,4
94
,2
37
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
19
Pears
on
Correl
ation
-
,0
65
,2
89
,1
91
,0
72
,0
64
-
,0
05
,2
07
-
,2
54
,1
66
,1
11
,2
11
,0
63
,2
40
,3
52
*
,1
71
,1
40
,2
12
,2
24 1
,2
07
,3
34
*
,2
53
,0
85
,1
96
,3
98
**
,2
27
,0
20
-
,0
70
,1
05
,3
10
*
Sig.
(2-
tailed)
,6
87
,0
66
,2
33
,6
56
,6
89
,9
76
,1
94
,1
09
,3
00
,4
88
,1
86
,6
97
,1
31
,0
24
,2
84
,3
82
,1
84
,1
59
,1
94
,0
33
,1
10
,5
96
,2
19
,0
10
,1
53
,8
99
,6
63
,5
12
,0
49
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
20
Pears
on
Correl
ation
-
,1
08
,0
36
,1
53
,0
53
-
,0
62
,2
07
,2
88
-
,1
45
,0
59
-
,3
34
*
,0
20
-
,3
21
*
-
,0
59
,2
20
-
,0
19
,0
18
-
,4
47
**
-
,0
24
,2
07 1
-
,1
15
-
,1
25
-
,1
85
,0
88
,0
78
-
,1
64
,0
09
-
,1
64
,0
32
,0
20
204
Sig.
(2-
tailed)
,5
01
,8
22
,3
38
,7
43
,7
01
,1
94
,0
68
,3
65
,7
14
,0
33
,9
00
,0
41
,7
14
,1
68
,9
08
,9
13
,0
03
,8
81
,1
94
,4
73
,4
38
,2
47
,5
86
,6
29
,3
06
,9
55
,3
06
,8
42
,9
00
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
21
Pears
on
Correl
ation
,1
59
,0
95
,1
63
,1
38
-
,0
57
-
,0
84
-
,1
15
-
,3
80
*
,1
54
,1
56
,0
53
-
,0
28
,2
67
,2
84
,3
94
*
,0
46
,4
29
**
,2
83
,3
34
*
-
,1
15
1
,5
03
**
,1
65
,1
25
,0
88
,2
91
,0
24
,0
85
,1
88
,0
53
Sig.
(2-
tailed)
,3
21
,5
55
,3
08
,3
88
,7
25
,6
01
,4
73
,0
14
,3
35
,3
30
,7
43
,8
61
,0
91
,0
72
,0
11
,7
75
,0
05
,0
73
,0
33
,4
73
,0
01
,3
04
,4
37
,5
85
,0
65
,8
83
,5
96
,2
38
,7
43
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
22
Pears
on
Correl
ation
,3
92
*
,3
12
*
,2
00
-
,0
88
-
,0
98
-
,1
46
-
,1
25
-
,1
80
,2
04
,1
63
-
,0
34
-
,0
19
-
,0
02
,3
29
*
,2
42
-
,0
29
,4
68
**
,3
72
*
,2
53
-
,1
25
,5
03
**
1 ,1
85
,2
53
,2
03
,3
72
*
,1
92
,1
75
,3
46
*
,1
63
Sig.
(2-
tailed)
,0
11
,0
47
,2
09
,5
84
,5
41
,3
62
,4
38
,2
59
,2
01
,3
07
,8
35
,9
06
,9
88
,0
36
,1
27
,8
56
,0
02
,0
17
,1
10
,4
38
,0
01
,2
48
,1
10
,2
03
,0
17
,2
29
,2
74
,0
27
,3
07
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
23
Pears
on
Correl
ation
,0
71
-
,0
68
-
,1
74
,3
19
*
,1
42
-
,4
14
**
-
,3
34
*
,0
61
,0
15
,2
83
,0
36
,0
20
,1
11
,3
19
*
,1
94
,0
05
,1
44
,0
46
,0
85
-
,1
85
,1
65
,1
85 1
-
,1
65
-
,1
19
-
,1
35
,1
65
,2
34
,2
89
,0
36
Sig.
(2-
tailed)
,6
59
,6
72
,2
76
,0
42
,3
77
,0
07
,0
33
,7
03
,9
24
,0
73
,8
23
,9
00
,4
90
,0
42
,2
25
,9
77
,3
68
,7
77
,5
96
,2
47
,3
04
,2
48
,3
04
,4
60
,4
00
,3
04
,1
40
,0
66
,8
23
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
205
S
24
Pears
on
Correl
ation
-
,2
78
-
,0
85
,1
91
,0
72
-
,1
39
,2
97
,2
07
-
,3
61
*
-
,0
37
-
,0
87
,4
09
**
,0
63
-
,2
67
,0
72
,1
71
,1
40
,0
72
,0
57
,1
96
,0
88
,1
25
,2
53
-
,1
65
1
-
,0
49
,2
27
,1
25
-
,2
68
,4
07
**
,4
09
**
Sig.
(2-
tailed)
,0
79
,5
96
,2
33
,6
56
,3
87
,0
60
,1
94
,0
21
,8
18
,5
88
,0
08
,6
97
,0
91
,6
56
,2
84
,3
82
,6
56
,7
23
,2
19
,5
86
,4
37
,1
10
,3
04
,7
61
,1
53
,4
37
,0
90
,0
08
,0
08
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
25
Pears
on
Correl
ation
,4
15
**
,2
57
,1
18
-
,0
61
,0
80
,0
63
,2
11
,1
76
,0
80
-
,1
00
,1
21
,0
06
,1
46
,0
95
,0
58
,0
57
,2
51
,0
14
,3
98
**
,0
78
,0
88
,2
03
-
,1
19
-
,0
49
1 ,1
80
-
,0
28
,2
90
,1
61
,0
11
Sig.
(2-
tailed)
,0
07
,1
04
,4
61
,7
06
,6
20
,6
97
,1
86
,2
71
,6
20
,5
35
,4
50
,9
70
,3
63
,5
55
,7
20
,7
21
,1
14
,9
33
,0
10
,6
29
,5
85
,2
03
,4
60
,7
61
,2
60
,8
61
,0
66
,3
15
,9
47
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
26
Pears
on
Correl
ation
,1
74
,2
58
,2
32
-
,1
48
,1
20
,0
29
-
,0
46
-
,1
74
,1
20
,2
22
,2
22
-
,0
40
,2
81
,1
28
,0
36
-
,0
84
,2
66
,3
21
*
,2
27
-
,1
64
,2
91
,3
72
*
-
,1
35
,2
27
,1
80 1
,2
91
,0
24
,0
70
,3
20
*
Sig.
(2-
tailed)
,2
77
,1
03
,1
44
,3
55
,4
57
,8
57
,7
75
,2
77
,4
57
,1
63
,1
63
,8
03
,0
76
,4
25
,8
24
,6
03
,0
93
,0
41
,1
53
,3
06
,0
65
,0
17
,4
00
,1
53
,2
60
,0
65
,8
83
,6
63
,0
42
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
27
Pears
on
Correl
ation
-
,1
73
,2
25
-
,0
76
-
,0
07
,1
54
,1
25
-
,2
39
-
,1
59
,1
54
,0
53
,0
53
,0
88
,1
62
,2
84
,1
73
,0
46
-
,1
53
,1
10
,0
20
,0
09
,0
24
,1
92
,1
65
,1
25
-
,0
28
,2
91 1
,2
91
,3
97
*
,4
65
**
206
Sig.
(2-
tailed)
,2
81
,1
58
,6
38
,9
65
,3
35
,4
37
,1
32
,3
21
,3
35
,7
43
,7
43
,5
85
,3
12
,0
72
,2
81
,7
75
,3
41
,4
94
,8
99
,9
55
,8
83
,2
29
,3
04
,4
37
,8
61
,0
65
,0
65
,0
10
,0
02
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
28
Pears
on
Correl
ation
,2
79
,2
58
,0
06
-
,1
48
,3
20
*
-
,2
68
-
,1
64
,1
41
,3
20
*
,3
20
*
,0
26
-
,0
40
,1
81
,4
04
**
-
,0
69
,0
65
,1
28
,1
56
-
,0
70
-
,1
64
,0
85
,1
75
,2
34
-
,2
68
,2
90
,0
24
,2
91 1
-
,0
29
-
,1
69
Sig.
(2-
tailed)
,0
78
,1
03
,9
73
,3
55
,0
42
,0
90
,3
06
,3
80
,0
42
,0
42
,8
71
,8
03
,2
59
,0
09
,6
68
,6
84
,4
25
,3
29
,6
63
,3
06
,5
96
,2
74
,1
40
,0
90
,0
66
,8
83
,0
65
,8
57
,2
90
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
29
Pears
on
Correl
ation
,0
65
,0
85
,0
39
,3
48
*
,1
39
,1
05
-
,2
07
-
,1
71
-
,0
64
-
,1
11
,2
86
,0
49
-
,0
37
,0
68
,4
67
**
,0
11
,0
68
,1
10
,1
05
,0
32
,1
88
,3
46
*
,2
89
,4
07
**
,1
61
,0
70
,3
97
*
-
,0
29
1
,3
85
*
Sig.
(2-
tailed)
,6
87
,5
96
,8
08
,0
26
,3
87
,5
12
,1
94
,2
84
,6
89
,4
88
,0
70
,7
61
,8
18
,6
71
,0
02
,9
45
,6
71
,4
94
,5
12
,8
42
,2
38
,0
27
,0
66
,0
08
,3
15
,6
63
,0
10
,8
57
,0
13
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
30
Pears
on
Correl
ation
-
,2
08
,0
87
,2
10
,0
30
,1
42
,3
10
*
,0
20
-
,2
13
,2
42
,0
19
,2
15
,1
21
-
,1
42
,1
69
,4
18
**
,2
52
-
,1
08
,1
89
,3
10
*
,0
20
,0
53
,1
63
,0
36
,4
09
**
,0
11
,3
20
*
,4
65
**
-
,1
69
,3
85
*
1
Sig.
(2-
tailed)
,1
93
,5
87
,1
87
,8
50
,3
76
,0
49
,9
00
,1
82
,1
27
,9
05
,1
76
,4
50
,3
76
,2
92
,0
07
,1
13
,5
01
,2
37
,0
49
,9
00
,7
43
,3
07
,8
23
,0
08
,9
47
,0
42
,0
02
,2
90
,0
13
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
207
S
31
Pears
on
Correl
ation
,1
08
-
,3
21
*
,0
36
,3
82
*
,1
26
-
,1
33
,0
84
-
,1
08
-
,1
98
,1
70
,1
70
,0
96
-
,1
26
-
,0
65
,2
32
-
,0
59
-
,0
65
-
,0
52
-
,1
33
-
,2
98
-
,1
14
-
,1
40
-
,0
78
,1
88
-
,2
61
-
,1
62
-
,1
14
-
,1
62
,1
33
,1
70
Sig.
(2-
tailed)
,5
03
,0
41
,8
24
,0
14
,4
31
,4
07
,6
02
,5
03
,2
15
,2
88
,2
88
,5
52
,4
31
,6
84
,1
44
,7
14
,6
84
,7
47
,4
07
,0
58
,4
78
,3
83
,6
29
,2
39
,0
99
,3
12
,4
78
,3
12
,4
07
,2
88
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
32
Pears
on
Correl
ation
-
,3
61
*
-
,1
65
-
,1
91
,0
68
,0
37
,4
07
**
,2
71
-
,0
65
-
,1
66
-
,1
11
,0
87
,1
61
-
,1
39
,2
08
,3
61
*
,3
14
*
-
,0
72
,1
10
,3
06
,1
52
-
,0
20
-
,0
54
,1
65
,3
06
-
,0
63
,0
70
,3
97
*
-
,2
27
,2
97
,6
83
**
Sig.
(2-
tailed)
,0
21
,3
04
,2
33
,6
71
,8
18
,0
08
,0
86
,6
87
,3
00
,4
88
,5
88
,3
15
,3
87
,1
91
,0
21
,0
46
,6
56
,4
94
,0
51
,3
44
,8
99
,7
40
,3
04
,0
51
,6
97
,6
63
,0
10
,1
53
,0
60
,0
00
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
33
Pears
on
Correl
ation
-
,2
35
,0
36
,1
53
,0
53
,1
80
,2
07
-
,1
39
-
,3
98
**
,0
59
-
,2
16
,0
20
-
,1
88
-
,0
59
,0
53
,2
35
,0
18
,0
53
-
,0
24
,2
07
,1
46
,1
33
,2
32
-
,0
36
,3
27
*
-
,0
55
-
,0
46
,3
82
*
-
,1
64
,3
91
*
,2
57
Sig.
(2-
tailed)
,1
40
,8
22
,3
38
,7
43
,2
61
,1
94
,3
86
,0
10
,7
14
,1
75
,9
00
,2
39
,7
14
,7
43
,1
40
,9
13
,7
43
,8
81
,1
94
,3
63
,4
06
,1
45
,8
22
,0
37
,7
32
,7
75
,0
14
,3
06
,0
12
,1
05
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
34
Pears
on
Correl
ation
,2
44
,1
37
,0
63
,0
28
,1
19
-
,0
80
-
,1
58
-
,1
35
,2
23
-
,0
05
-
,0
05
-
,1
17
-
,0
15
,3
14
*
,4
09
**
,2
83
,0
28
,2
50
,2
28
,0
87
,2
27
,3
66
*
,1
18
-
,0
80
,2
26
-
,2
35
,2
27
,2
72
,2
86
,0
97
208
Sig.
(2-
tailed)
,1
24
,3
93
,6
95
,8
62
,4
59
,6
18
,3
23
,3
99
,1
61
,9
75
,9
75
,4
66
,9
25
,0
45
,0
08
,0
73
,8
62
,1
15
,1
51
,5
91
,1
54
,0
19
,4
61
,6
18
,1
56
,1
40
,1
54
,0
86
,0
70
,5
48
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
35
Pears
on
Correl
ation
-
,1
59
,1
65
,0
76
-
,1
38
-
,0
49
,1
88
-
,0
09
,0
49
-
,0
49
-
,2
59
-
,1
56
,0
28
,1
54
-
,2
84
-
,3
94
*
-
,2
03
-
,2
84
-
,1
10
-
,1
25
,2
39
-
,1
32
-
,3
99
**
-
,4
24
**
-
,3
34
*
,0
28
-
,0
85
-
,0
24
-
,0
85
-
,2
93
-
,2
59
Sig.
(2-
tailed)
,3
21
,3
04
,6
38
,3
88
,7
62
,2
38
,9
55
,7
63
,7
62
,1
02
,3
30
,8
61
,3
35
,0
72
,0
11
,2
03
,0
72
,4
94
,4
37
,1
32
,4
10
,0
10
,0
06
,0
33
,8
61
,5
96
,8
83
,5
96
,0
63
,1
02
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
36
Pears
on
Correl
ation
,0
61
,2
57
,3
74
*
,2
51
-
,0
33
-
,1
61
-
,0
55
-
,1
79
,1
93
,1
21
,1
21
,0
06
-
,0
80
,2
51
,1
76
,0
57
,0
95
,0
14
,2
86
,0
78
-
,0
28
-
,0
19
-
,1
19
,0
63
,0
06
,4
00
**
-
,0
28
-
,0
40
-
,0
63
,2
32
Sig.
(2-
tailed)
,7
07
,1
04
,0
16
,1
14
,8
38
,3
15
,7
32
,2
63
,2
27
,4
50
,4
50
,9
70
,6
20
,1
14
,2
71
,7
21
,5
55
,9
33
,0
70
,6
29
,8
61
,9
06
,4
60
,6
97
,9
70
,0
10
,8
61
,8
03
,6
97
,1
45
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
37
Pears
on
Correl
ation
,0
31
-
,1
04
-
,1
98
-
,0
04
,0
97
,1
44
-
,0
73
-
,1
70
-
,0
36
,0
98
-
,1
62
-
,1
64
,1
69
,1
79
-
,0
31
-
,1
69
-
,0
04
-
,1
49
-
,1
19
,0
84
-
,0
53
,1
21
,1
04
,0
13
,1
28
,0
54
,3
57
*
,1
83
,2
50
,0
98
Sig.
(2-
tailed)
,8
49
,5
19
,2
14
,9
78
,5
45
,3
68
,6
52
,2
88
,8
25
,5
41
,3
12
,3
05
,2
92
,2
63
,8
49
,2
91
,9
78
,3
52
,4
60
,6
01
,7
40
,4
51
,5
19
,9
37
,4
23
,7
38
,0
22
,2
51
,1
14
,5
41
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
209
S
38
Pears
on
Correl
ation
,0
71
,0
87
,1
11
-
,0
30
,0
15
,0
85
,2
61
-
,2
03
,1
42
,1
60
-
,0
87
-
,1
19
,1
11
,3
19
*
,0
61
,3
81
*
,3
19
*
,2
53
,2
10
-
,0
36
,2
94
,1
85
-
,0
87
,2
10
,0
20
-
,0
12
-
,2
25
,1
11
-
,2
10
,0
36
Sig.
(2-
tailed)
,6
59
,5
88
,4
88
,8
54
,9
24
,5
96
,0
99
,2
03
,3
77
,3
19
,5
87
,4
60
,4
90
,0
42
,7
03
,0
14
,0
42
,1
11
,1
87
,8
22
,0
62
,2
48
,5
88
,1
87
,9
00
,9
41
,1
58
,4
89
,1
87
,8
23
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
39
Pears
on
Correl
ation
-
,2
12
,0
71
,1
54
,3
11
*
,1
15
-
,1
48
,1
08
-
,2
39
-
,1
00
,1
03
,4
18
**
-
,0
61
-
,0
08
,1
63
,3
24
*
-
,0
94
,0
14
-
,2
24
,2
78
-
,0
19
,1
73
,1
37
,1
94
,3
84
*
-
,1
79
,3
50
*
,3
94
*
-
,0
69
,3
61
*
,4
18
**
Sig.
(2-
tailed)
,1
84
,6
59
,3
35
,0
48
,4
73
,3
56
,5
01
,1
32
,5
36
,5
23
,0
07
,7
07
,9
61
,3
09
,0
39
,5
60
,9
28
,1
59
,0
79
,9
08
,2
81
,3
95
,2
25
,0
13
,2
63
,0
25
,0
11
,6
68
,0
21
,0
07
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S
40
Pears
on
Correl
ation
,2
82
,2
04
,0
94
,0
24
-
,2
35
-
,0
68
,0
53
,3
11
*
-
,2
35
-
,1
08
-
,2
46
-
,0
61
-
,0
48
-
,1
71
-
,1
34
,0
57
,0
24
-
,1
36
-
,3
48
*
,0
53
-
,1
53
-
,2
27
-
,0
30
-
,3
48
*
,0
95
-
,1
48
-
,2
98
,1
28
-
,2
12
-
,3
85
*
Sig.
(2-
tailed)
,0
74
,2
01
,5
60
,8
83
,1
40
,6
71
,7
43
,0
48
,1
40
,5
01
,1
20
,7
06
,7
64
,2
84
,4
04
,7
25
,8
83
,3
96
,0
26
,7
43
,3
41
,1
53
,8
54
,0
26
,5
55
,3
55
,0
58
,4
25
,1
84
,0
13
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
J
U
M
L
Pears
on
Correl
ation
,2
58
,4
05
**
,3
53
*
,1
96
,3
22
*
,1
12
,0
30
-
,2
15
,2
71
,2
26
,3
35
*
,0
66
,2
46
,5
32
**
,5
62
**
,2
90
,2
66
,3
73
*
,5
74
**
,0
66
,4
56
**
,5
18
**
,1
95
,3
23
*
,3
90
*
,4
60
**
,4
76
**
,3
01
,5
12
**
,5
64
**
210
A
H
Sig.
(2-
tailed)
,1
04
,0
09
,0
24
,2
20
,0
40
,4
87
,8
51
,1
76
,0
86
,1
55
,0
32
,6
83
,1
20
,0
00
,0
00
,0
66
,0
93
,0
16
,0
00
,6
81
,0
03
,0
01
,2
21
,0
40
,0
12
,0
02
,0
02
,0
55
,0
01
,0
00
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
Correlations
S31 S32 S33 S34 S35 S36 S37 S38 S39 S40
JUML
AH
S1 Pearson
Correlation ,108 -,361* -,235 ,244 -,159 ,061 ,031 ,071 -,212 ,282 ,258
Sig. (2-tailed) ,503 ,021 ,140 ,124 ,321 ,707 ,849 ,659 ,184 ,074 ,104
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S2 Pearson
Correlation -,321* -,165 ,036 ,137 ,165 ,257 -,104 ,087 ,071 ,204 ,405**
Sig. (2-tailed) ,041 ,304 ,822 ,393 ,304 ,104 ,519 ,588 ,659 ,201 ,009
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S3 Pearson
Correlation ,036 -,191 ,153 ,063 ,076 ,374* -,198 ,111 ,154 ,094 ,353*
Sig. (2-tailed) ,824 ,233 ,338 ,695 ,638 ,016 ,214 ,488 ,335 ,560 ,024
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S4 Pearson
Correlation ,382* ,068 ,053 ,028 -,138 ,251 -,004 -,030 ,311* ,024 ,196
Sig. (2-tailed) ,014 ,671 ,743 ,862 ,388 ,114 ,978 ,854 ,048 ,883 ,220
211
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S5 Pearson
Correlation ,126 ,037 ,180 ,119 -,049 -,033 ,097 ,015 ,115 -,235 ,322*
Sig. (2-tailed) ,431 ,818 ,261 ,459 ,762 ,838 ,545 ,924 ,473 ,140 ,040
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S6 Pearson
Correlation -,133 ,407** ,207 -,080 ,188 -,161 ,144 ,085 -,148 -,068 ,112
Sig. (2-tailed) ,407 ,008 ,194 ,618 ,238 ,315 ,368 ,596 ,356 ,671 ,487
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S7 Pearson
Correlation ,084 ,271 -,139 -,158 -,009 -,055 -,073 ,261 ,108 ,053 ,030
Sig. (2-tailed) ,602 ,086 ,386 ,323 ,955 ,732 ,652 ,099 ,501 ,743 ,851
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S8 Pearson
Correlation -,108 -,065 -,398** -,135 ,049 -,179 -,170 -,203 -,239 ,311* -,215
Sig. (2-tailed) ,503 ,687 ,010 ,399 ,763 ,263 ,288 ,203 ,132 ,048 ,176
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S9 Pearson
Correlation -,198 -,166 ,059 ,223 -,049 ,193 -,036 ,142 -,100 -,235 ,271
Sig. (2-tailed) ,215 ,300 ,714 ,161 ,762 ,227 ,825 ,377 ,536 ,140 ,086
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S10 Pearson
Correlation ,170 -,111 -,216 -,005 -,259 ,121 ,098 ,160 ,103 -,108 ,226
Sig. (2-tailed) ,288 ,488 ,175 ,975 ,102 ,450 ,541 ,319 ,523 ,501 ,155
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S11 Pearson
Correlation ,170 ,087 ,020 -,005 -,156 ,121 -,162 -,087 ,418** -,246 ,335*
212
Sig. (2-tailed) ,288 ,588 ,900 ,975 ,330 ,450 ,312 ,587 ,007 ,120 ,032
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S12 Pearson
Correlation ,096 ,161 -,188 -,117 ,028 ,006 -,164 -,119 -,061 -,061 ,066
Sig. (2-tailed) ,552 ,315 ,239 ,466 ,861 ,970 ,305 ,460 ,707 ,706 ,683
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S13 Pearson
Correlation -,126 -,139 -,059 -,015 ,154 -,080 ,169 ,111 -,008 -,048 ,246
Sig. (2-tailed) ,431 ,387 ,714 ,925 ,335 ,620 ,292 ,490 ,961 ,764 ,120
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S14 Pearson
Correlation -,065 ,208 ,053 ,314* -,284 ,251 ,179 ,319* ,163 -,171 ,532**
Sig. (2-tailed) ,684 ,191 ,743 ,045 ,072 ,114 ,263 ,042 ,309 ,284 ,000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S15 Pearson
Correlation ,232 ,361* ,235 ,409** -,394* ,176 -,031 ,061 ,324* -,134 ,562**
Sig. (2-tailed) ,144 ,021 ,140 ,008 ,011 ,271 ,849 ,703 ,039 ,404 ,000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S16 Pearson
Correlation -,059 ,314* ,018 ,283 -,203 ,057 -,169 ,381* -,094 ,057 ,290
Sig. (2-tailed) ,714 ,046 ,913 ,073 ,203 ,721 ,291 ,014 ,560 ,725 ,066
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S17 Pearson
Correlation -,065 -,072 ,053 ,028 -,284 ,095 -,004 ,319* ,014 ,024 ,266
Sig. (2-tailed) ,684 ,656 ,743 ,862 ,072 ,555 ,978 ,042 ,928 ,883 ,093
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
213
S18 Pearson
Correlation -,052 ,110 -,024 ,250 -,110 ,014 -,149 ,253 -,224 -,136 ,373*
Sig. (2-tailed) ,747 ,494 ,881 ,115 ,494 ,933 ,352 ,111 ,159 ,396 ,016
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S19 Pearson
Correlation -,133 ,306 ,207 ,228 -,125 ,286 -,119 ,210 ,278 -,348* ,574**
Sig. (2-tailed) ,407 ,051 ,194 ,151 ,437 ,070 ,460 ,187 ,079 ,026 ,000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S20 Pearson
Correlation -,298 ,152 ,146 ,087 ,239 ,078 ,084 -,036 -,019 ,053 ,066
Sig. (2-tailed) ,058 ,344 ,363 ,591 ,132 ,629 ,601 ,822 ,908 ,743 ,681
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S21 Pearson
Correlation -,114 -,020 ,133 ,227 -,132 -,028 -,053 ,294 ,173 -,153 ,456**
Sig. (2-tailed) ,478 ,899 ,406 ,154 ,410 ,861 ,740 ,062 ,281 ,341 ,003
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S22 Pearson
Correlation -,140 -,054 ,232 ,366* -,399** -,019 ,121 ,185 ,137 -,227 ,518**
Sig. (2-tailed) ,383 ,740 ,145 ,019 ,010 ,906 ,451 ,248 ,395 ,153 ,001
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S23 Pearson
Correlation -,078 ,165 -,036 ,118 -,424** -,119 ,104 -,087 ,194 -,030 ,195
Sig. (2-tailed) ,629 ,304 ,822 ,461 ,006 ,460 ,519 ,588 ,225 ,854 ,221
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S24 Pearson
Correlation ,188 ,306 ,327* -,080 -,334* ,063 ,013 ,210 ,384* -,348* ,323*
Sig. (2-tailed) ,239 ,051 ,037 ,618 ,033 ,697 ,937 ,187 ,013 ,026 ,040
214
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S25 Pearson
Correlation -,261 -,063 -,055 ,226 ,028 ,006 ,128 ,020 -,179 ,095 ,390*
Sig. (2-tailed) ,099 ,697 ,732 ,156 ,861 ,970 ,423 ,900 ,263 ,555 ,012
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S26 Pearson
Correlation -,162 ,070 -,046 -,235 -,085 ,400** ,054 -,012 ,350* -,148 ,460**
Sig. (2-tailed) ,312 ,663 ,775 ,140 ,596 ,010 ,738 ,941 ,025 ,355 ,002
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S27 Pearson
Correlation -,114 ,397* ,382* ,227 -,024 -,028 ,357* -,225 ,394* -,298 ,476**
Sig. (2-tailed) ,478 ,010 ,014 ,154 ,883 ,861 ,022 ,158 ,011 ,058 ,002
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S28 Pearson
Correlation -,162 -,227 -,164 ,272 -,085 -,040 ,183 ,111 -,069 ,128 ,301
Sig. (2-tailed) ,312 ,153 ,306 ,086 ,596 ,803 ,251 ,489 ,668 ,425 ,055
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S29 Pearson
Correlation ,133 ,297 ,391* ,286 -,293 -,063 ,250 -,210 ,361* -,212 ,512**
Sig. (2-tailed) ,407 ,060 ,012 ,070 ,063 ,697 ,114 ,187 ,021 ,184 ,001
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S30 Pearson
Correlation ,170 ,683** ,257 ,097 -,259 ,232 ,098 ,036 ,418** -,385* ,564**
Sig. (2-tailed) ,288 ,000 ,105 ,548 ,102 ,145 ,541 ,823 ,007 ,013 ,000
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S31 Pearson
Correlation 1 ,133 ,084 ,120 -,220 ,096 -,072 -,078 ,232 -,065 -,005
215
Sig. (2-tailed) ,407 ,602 ,455 ,168 ,552 ,656 ,629 ,144 ,684 ,973
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S32 Pearson
Correlation ,133 1 ,271 ,080 -,293 ,049 ,250 ,040 ,467** -,352* ,411**
Sig. (2-tailed) ,407 ,086 ,618 ,063 ,761 ,114 ,806 ,002 ,024 ,008
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S33 Pearson
Correlation ,084 ,271 1 ,576** -,133 -,188 ,241 -,036 ,361* -,447** ,306
Sig. (2-tailed) ,602 ,086 ,000 ,406 ,239 ,130 ,822 ,020 ,003 ,052
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S34 Pearson
Correlation ,120 ,080 ,576** 1 -,227 -,231 ,075 ,118 -,027 -,259 ,407**
Sig. (2-tailed) ,455 ,618 ,000 ,154 ,146 ,639 ,461 ,869 ,103 ,008
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S35 Pearson
Correlation -,220 -,293 -,133 -,227 1 -,088 -,357* -,294 -,394* ,298 -,351*
Sig. (2-tailed) ,168 ,063 ,406 ,154 ,585 ,022 ,062 ,011 ,058 ,024
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S36 Pearson
Correlation ,096 ,049 -,188 -,231 -,088 1 -,164 ,020 ,413** -,061 ,256
Sig. (2-tailed) ,552 ,761 ,239 ,146 ,585 ,305 ,900 ,007 ,706 ,106
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S37 Pearson
Correlation -,072 ,250 ,241 ,075 -,357* -,164 1 -,060 ,109 -,188 ,155
Sig. (2-tailed) ,656 ,114 ,130 ,639 ,022 ,305 ,710 ,499 ,239 ,332
216
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S38 Pearson
Correlation -,078 ,040 -,036 ,118 -,294 ,020 -,060 1 -,071 -,204 ,233
Sig. (2-tailed) ,629 ,806 ,822 ,461 ,062 ,900 ,710 ,659 ,201 ,143
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S39 Pearson
Correlation ,232 ,467** ,361* -,027 -,394* ,413** ,109 -,071 1 -,282 ,455**
Sig. (2-tailed) ,144 ,002 ,020 ,869 ,011 ,007 ,499 ,659 ,074 ,003
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S40 Pearson
Correlation -,065 -,352* -,447** -,259 ,298 -,061 -,188 -,204 -,282 1 -,295
Sig. (2-tailed) ,684 ,024 ,003 ,103 ,058 ,706 ,239 ,201 ,074 ,061
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
JUML
AH
Pearson
Correlation -,005 ,411** ,306 ,407** -,351* ,256 ,155 ,233 ,455** -,295 1
Sig. (2-tailed) ,973 ,008 ,052 ,008 ,024 ,106 ,332 ,143 ,003 ,061
N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
217
ANALISIS: Hasil pada kolom JUMLAH, jika nilai < sig. 0,05 maka butir soal dinyatakan VALID.
No. Soal Hasil Keterangan No. Soal Hasil Keterangan
1 0,104 TIDAK VALID 21 0,003 VALID
2 0,009 VALID 22 0,001 VALID
3 0,024 VALID 23 0,221 TIDAK VALID
4 0,220 TIDAK VALID 24 0,04 VALID
5 0,040 VALID 25 0,012 VALID
6 0,487 TIDAK VALID 26 0,002 VALID
7 0,851 TIDAK VALID 27 0,002 VALID
8 0,176 TIDAK VALID 28 0,055 TIDAK VALID
9 0,086 TIDAK VALID 29 0,001 VALID
10 0,155 TIDAK VALID 30 0,000 VALID
11 0,032 VALID 31 0,973 TIDAK VALID
12 0,683 TIDAK VALID 32 0,008 VALID
13 0,120 TIDAK VALID 33 0,052 TIDAK VALID
14 0,000 VALID 34 0,008 VALID
15 0,000 VALID 35 0,024 VALID
16 0,066 TIDAK VALID 36 0,106 TIDAK VALID
17 0,093 TIDAK VALID 37 0,322 TIDAK VALID
18 0,016 VALID 38 0,143 TIDAK VALID
19 0,000 VALID 39 0,003 VALID
20 0,681 TIDAK VALID 40 0,61 TIDAK VALID
Jumlah Soal Valid = 20
Soal
Jumlah Soal Tidak Valid
= 20 Soal
218
Lampiran 18
Hasil Uji Reliabilitas Soal SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,701 40
Cronbach’s Alpha pada tabel Realiability Statistics yaitu: 0,701
Maka dapat disimpulkan bahwa tes ini memiliki tingkat reliabilitas TINGGI.
219
Lampiran 19
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama Sekolah : SMAN 1 Tangerang Selatan
Alamat : Jl. Pendidikan No. 49, Ciputat, Tangerang Selatan
Nama Guru : Hadi Prasetyo, MM.
1. Kurikulum apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam mengajar Biologi di sekolah?
Jawab: Kurikulum 2013
2. Bagaimana respon peserta didik ketika Bapak/Ibu mengajar Biologi di kelas?
Jawab: Responnya bermacam-macam. Secra umum 60% peserta didik sudah
tergolong aktif namun 40% peserta didik masih kurang. Namun, untuk kemampuan
bertanya sudah lumayan bagus.
3. Berapa jam mata pelajaran Biologi yang diajarkan dalam setiap pertemuannya?
Jawab: Setiap pertemuan dalam kelas itu 3 jam.
4. Berapa nilai Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) Biologi?
Jawab: Untuk KKM Biologi 75.
5. Model dan metode pembelajaran apakah yang sering Bapak/Ibu gunakan pada saat
proses pembelajaran di kelas?
Jawab: Biasanya saya menggunakan metode ceramah dengan menggunakan
powerpoint dan diskusi kelompok menggunakan buku paket biologi dan LKS yang
sudah ditentukan oleh sekolah.
6. Sumber belajar apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam diskusi kelompok?
Jawab: Saya menggunakan buku paket biologi dan LKS yang sudah disediakan oleh
sekolah serta internet pun juga digunakan jika memang dibutuhkan.
7. Model pembelajaran apakah yang biasanya Bapak/Ibu gunakan dalam menyampaikan
konsep Biologi?
Jawab: Biasanya saya menggunakan pendekatan saintifik sesuai kurikulum 2013.
8. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan model pembelajaran modified free inquiry
saat mengajar?
Jawab: Untuk Inquiry, saya belum pernah menggunakan jenis-jenis Inquiry lainnya.
Tapi, guided inquiry atau inkuiri terbimbing pernah digunakan.
9. Bagaimana dengan hasil belajar Biologi peserta didik? Apakah peserta didik
mengalami kesulitan belajar?
Jawab: Nilai peserta didik Alhamdulillah baik. Selama ini kesulitan belajar ya wajar
namanya juga peserta didik terkadang jenuh ataupun apa, jadi ya seperti itu namun
untuk hasil belajar Alhamdulillah baik.
220
10. Apakah Bapak/Ibu melakukan praktikum saat materi jamur?
Jawab: Pernah dan saya menggunakan media baglog jamur tiram yang telah disiapkan
untuk mereka bawa pulang sebagai penugasan mengamati pertumbuhan jamur.
Tangerang Selatan, 20 Januari 2017
Narasumber ,
Hadi Prasetyo, MM.
221
Lampiran 20
Soal Pretest dan Posttest
1. Berikut ini merupakan sifat-sifat dari jamur, kecuali ...
a. Tubuh jamur multiselular disusun oleh hifa
b. Jamur dapat hidup diberbagai substrat
c. Dapat berfotosintesis
d. Bersifat heterotrof
e. Dinding sel disusun oleh kitin
2. Tubuh jamur disusun oleh sel tunggal atau banyak sel dan tubuh jamur tersusun dari
benang-benang halus yang mengandung membran sel dan sitoplasma. Kumpulan
benang-benang tersebut disebut ...
a. Spora
b. Septa
c. Haustoria
d. Fermentasi
e. Hifa
3. Secara mikroskopik miselium pada Divisi Zygomycota memiliki tiga tipe hifa. Tiga hifa
tersebut adalah ...
a. Rizoid, stolon, kotak spora
b. Askus, stolon, rizoid
c. Askus, anteridium, kotak spora
d. Rizoid, stolon, sporangiofor
e. Stolon, sporangiofor, septa
4. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk ...
a. Konidium
b. Hifa
c. Dikarion
d. Lichen
e. Mikoriza
5. Ada tiga jenis bentuk liken yaitu krustose, frutikose, dan foliose. Dari ketiga jenis bentuk
liken tersebut, liken yang berupa anyaman dari cabang-cabang pipih atau melingkar
contohnya adalah ...
a. Lecidia sp.
b. Parmelia
c. Curvularia
d. Microsporum
e. Usnea
6. Contoh liken yang termasuk dalam bentuk foliose adalah ...
a. Parmelia
b. Usnea
c. Lecidia sp.
d. Curvularia
e. Allomyces
222
7. Perhatikan tabel berikut!
No
.
Nama Jamur Dampak
1 Candida
albicans
Keputihan
2 B. flavus Kanker pada manusia
3 Ustilago
maydis
Kurap atau panu
4 Helminthospiu
m oryzae
Parasit pada jagung dan
tembakau
Manakah pasangan yang benar dari jamur yang merugikan dan akibat yang
diberikannya!
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 3 dan 4
d. 1 dan 2
e. 2 dan 3
8. Perhatikan pernyataan dibawah ini!
(1) Merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit kepala
(2) Rambut tampak kusam dan mudah patah
(3) Dapat ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut
(4) Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan bernanah
Jamur yang menyebabkan penyakit tersebut adalah jamur Mycrosporum dan
Trchophyton yang disebut dengan penyakit ...
a. Coccidiodomycosis
b. Maduromycosis
c. Tinea capitis
d. Blastomikosis
e. Tinea cruris
9.
Salah satu jamur yang dapat bersifat parasit dan merusak kecambah dan tubuh buah serta
menimbulkan noda berwarna hitam adalah ...
a. Candida albicans
b. Ustilago maydis
c. Rhyzopus oryzae
d. Amanita phalloides
e. Helminthosporium oryzae
10. Beberapa jenis jamur bekerja sama dengan organisme lain membentuk suatu asosiasi
untuk memperoleh zat makanan, bentuk asosiasi tersebut berupa ...
a. Liken dan mikoriza
b. Liken dan protista
223
c. Mikoriza dan stolon
d. Sporangiofor dan liken
e. Mikoriza dan rizoid
11. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Ditemukan diberbagai tempat dari arktik – tropis
(2) Dapat hidup pada substrat yang miskin zat organik
(3) Struktur reproduktif berbentuk seperti tongkat sebagai alat reproduksi
(4) Peka terhadap polutan
(5) Masing-masing ujung hifa membentuk gamet
Manakah pernyataan yang salah mengenai ciri-ciri liken ...
a. 3 dan 5
b. 1, 3 dan 5
c. 4 dan 5
d. 2 dan 3
e. 2, 3 dan 4
12. Di alam, dapat dijumpai dua tipe dari mikoriza, yaitu ...
a. Endomikoriza dan sterigma
b. Sterigma dan konidia
c. Endomikoriza dan ektomikoriza
d. Askus dan askospora
e. Rizoid dan ektomikoriza
13. Perhatikan gambar berikut untuk soal nomor 13 dan 14!
Gambar tersebut diamati dibawah mikroskop. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa jamur tersebut yang diamati adalah jamur ...
a. Jamur tiram
b. Jamur shitake
c. Mikoriza
d. Jamur pada tempe
e. Basidium
14. Nama latin dari jamur tersebut adalah ...
a. Rhizopus stolonifer
b. Rhizopus nigricans
c. Volvariella volvaceae
d. Saccharomyces cerevisiae
e. Aspergilus niger
15. Tape merupakan hasil fermentasi menggunakan jamur, bahan yang diperlukan dalam
pembuatan tape adalah ...
a. Alkohol, ragi, jagung
b. Jagung, ragi, garam
c. Garam, gula, ragi
224
d. Beras ketan, ragi, santan
e. Beras ketan, ragi, gula
16.
Gambar tersebut merupakan salah satu bahan makanan yang memanfaatkan adanya
jamur, jamur tersebut adalah ...
a. Rhyzopus oryzae
b. Neurospora crassa
c. Aspergillus wentii
d. Volvariella volvaceae
e. Ganoderma lucidum
17. Berikut ini langkah-langkah proses pembuatan tape singkong!
(1) Siapkan pinset dan lup,
(2) Kupas singkong, cuci bersih agar getah terbuang,
(3) Goreng sebentar kemudian jemur hingga mengeras selama 3 hari,
(4) Masukkan ke dalam panci yang berisi air,
(5) Lumuri gula pasir pada lapisan daging singkong yang paling luar,
(6) Taburi ragi secukupnya,
(7) Simpan dalam ruang tertutup selama beberapa hari,
(8) Jemur kembali agar ragi tidak menumpuk pada singkong yang telah difermentasikan.
Urutan langkah-langkah yang tepat dalam proses pembuatan tape singkong adalah ...
a. (2) – (6) – (4) – (5)
b. (2) – (3) – (6) – (7)
c. (2) – (4) – (6) – (7)
d. (2) – (4) – (7) – (8)
e. (2) – (4) – (5) – (7)
18. Perhatikan laporan praktikum ini!
A. Tujuan
Untuk mengetahui kelembapan terhadap pertumbuhan jamur pada roti.
B. Rumusan Masalah
Apakah kelembapan mempengaruhi pertumbuhan jamur pada roti?
225
C. Hipotesis
Ada pengaruh kelembapan terhadap pertumbuhan jamur pada roti
D. Hasil Pengamatan
No Lama
Penyimpanan
Kelembapan Permukaan
Roti
Warna
Jamur
pada
Roti
1
14 hari
0 %
(tidak diberi
apapun)
0 % -
2 0 %
(tidak diberi
apapun)
0 % -
3 50 %
(diberi
sedikit air)
± 50 % Putih
(benang
hifa)
dan
hijau
E. Pembahasan
Dari hasil tabel pengamatan di atas, kita dapat mengetahui bahwa roti tawar A yang
telah dikeringkan, tidak diberi air dan kelembabannya mendekati 0% tidak muncul
satu pun jamur. Roti B yang tidak dikeringkan namun dibiarkan saja tanpa ada air
(untuk menambah kelembaban), juga tidak ada tanda–tanda munculnya jamur. Jika
diperhatikan pada Roti C yang telah diberi 50ml air sehingga kelembabannnya tinggi,
Jamur muncul hamper diseluruh permukaan roti, sekitar ± 50% permukaannya. Jamur
yang muncul pada roti C adalah jamur–jamur yang berwarna Hijau dan putih.
F. Kesimpulan
.........................................................................
Berdasarkan percobaan praktikum tersebut, maka kesimpulan yang tepat adalah ...
a. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih banyak ditumbuhi berbagai
jenis jamur. Sedangkan roti tawar yang tidak diberi tindakan masih dapat bertahan
dari jamur karena bantuan pengawet
226
b. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih banyak ditumbuhi berbagai
jenis jamur. Sedangkan roti tawar yang tidak diberi tindakan akan bertumbuh jamur
lebih beranekaragam
c. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, tidak ditumbuhi berbagai jenis
jamur. Sedangkan roti tawar yang tidak diberi tindakan ditumbuhi berbagai jenis
jamur
d. Roti tawar yang tidak memiliki kelembaban lebih tinggi, lebih banyak ditumbuhi
berbagai jenis jamur dan sirkulasi udara masih terjadi akibatnya roti banyak
ditumbuhi jamur
e. Roti tawar yang memiliki kelembaban lebih tinggi, banyak ditumbuhi jamur karena
faktor intern yaitu tangan kita terlalu sering memegang dan menekan-nekan roti
sehingga pertumbuhan jamur tidak terhambat
19. Pada proses pembuatan roti, pemberian ragi membuat adonan menjadi mengembang. Hal
ini disebabkan oleh ...
a. Pemanasan menyebabkan ragi dan tepung mengembang
b. Hasil fermentasi glukosa menghasilkan CO2 yang dapat mengembangkan adonan
c. Ragi merupakan fungi dari kelompok Ascomycota
d. Tepung dan ragi bereaksi dan menghasilkan O2
e. Tepung dan ragi tidak bereaksi sama sekali
20. Perhatikan laporan praktikum!
A. Tujuan
Untuk mengetahui peran dari Rhizopus oligosporus dalam proses pembuatan tempe
B. Rumusan Masalah
Apakah Rhizopus oligosporus berperan dalam proses pembuatan tempe?
C. Hipotesis
Ada pengaruh dari Rhizopus oligosporus dalam proses pembuatan tempe
D. Tinjauan Pustaka
Tempe adalah sumber protein yang penting bagi pola makanan di Indonesia, yang
terbuat dari kedelai. Pembuatan tempe dilakukan sebagai berikut: kedelai
dicuci, rendam semalaman pada suhu -25⁰C. Pada keesokan harinya kulit
kedelai dikeluarkan/ dikelupaskan dan air rendaman dibuang. Lalu
kedelai dimasak ± 30 menit. Setelah itu dinginkan lalu taburkan dengan
sporaRhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae kemudian taruh pada tempat dengan
suhu 30⁰C dalam waktu ± 20 – 24 jam. Dalam keadaan tersebut, kedelai terbungkus
sempurna oleh mycelia putih dari jamur. Dan jamur telah siap untuk dikonsumsi.
(Wirakartakusumah, dkk; 1992)
E. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: .........................................
b. Variabel kontrol: suhu, tempat penyimpanan dan jenis ragi yang digunakan.
c. Variabel terikat: tekstur yang digunakan saat proses pembuatan tempe
227
Dari percobaan praktikum pada proses pembuatan tempe, maka variabel bebas yang
dapat anda tarik adalah ...
a. Pembungkus yang digunakan saat proses pembuatan tempe
b. Tekstur dan kondisi kedelai yang telah difermentasikan
c. Waktu dalam proses pembuatan tempe
d. Bahan baku utama dalam pembuatan tempe
e. Peran dari Rhizopus oligosporus pada proses pembuatan tempe
228
Lampiran 21
229
Lampiran 22
230
Lampiran 23
231
232
233
234
235
236
237
Lampiran 24
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Top Related