PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR PADA BEI
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Program Manajemen
Oleh :
Muhammad Taufiq Hidayat
2010210093
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2016
0
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Muhammad Taufiq Hidayat
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 September 1992
N.I.M : 2010210093
Jurusan : Manajemen
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur Pada BEI
Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing
Tanggal:
(Dr. Lutfi, S.E., M.Fin.)
Ketua Program Studi Sarjana Manajemen
Tanggal:
(Dr. Muazaroh, SE., MT)
1
“The Effect of Financial Performance and Good Corporate Governance (GCG)
Against Value Manufacturing Companies on Indonesia Stock Exchange”
Muhammad Taufiq Hidayat
STIE Perbanas Surabaya
Email : [email protected]
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of the financial performance
and good corporate governance (GCG) on value of firm (the study of
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2013). The
population in this study are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange from 2011 until 2013. Samples were taken based purposive sampling
technique that is based on specific criteria. Data analysis tool used in this
research is descriptive analysis and multiple regression analysis. The results of
this study are: (1) variables related to leverage significantly positive effect on firm
value. (2) variable profitability significantly positive effect on firm value. (3) The
GCG variables measured through managerial ownership not influence
significantly the value of the firm. (4) variable leverage, profitability, and
managerial ownership jointly affect the value of the firm.
Key Words : leverage, profitability, managerial ownership, firm value
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan jangka
panjang dari suatu perusahaan adalah
meningkatnya nilai perusahaan yang
tinggi, yang dicerminkan dari harga
pasar sahamnya, untuk perusahaan
go public. Nilai perusahaan yang
tinggi dapat meningkatkan
kemakmuran bagi para pemegang
saham, sehingga para pemegang
saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan
tersebut (Haruman, 2008).
Terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi nilai dari saham
perusahaan, diantaranya adalah
kinerja keuangan. Kinerja keuangan
adalah hasil banyak keputusan yang
dibuat secara terus-menerus oleh
pihak manajemen perusahaan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Kinerja keuangan
yang semakin tinggi, maka akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Tolok ukur kinerja suatu
perusahaan bisa banyak dilihat dari
beberapa kemampuan perusahaan,
diantaranya kemampuan perusahaan
tersebut dalam menghasilkan laba.
Profitabilitas merupakan rasio dari
efektivitas manajemen dalam
mengelola perusahaan, efektivitas ini
dinilai dengan mengaitkan laba
bersih dengan aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan laba tersebut.
Return of Assets (ROA) dapat
digunakan untuk mengukur laba
yang mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih berdasarkan
2
tingkat aset yang tertentu. Semakin
tinggi Return of Assets (ROA), maka
dapat menunjukkan semakin baik
kinerja perusahaan tersebut, yang
tentu berimbas pada peningkatan
nilai perusahaan.
Selain laba perusahaan, hutang
perus.ahaan pun dinilai dapat
mempengaruhi nilai perusahaan,
penentuan kebijakan hutang ini
berkaitan dengan struktur modal
karena hutang merupakan salah satu
komposisi dalam struktur modal.
Menggunakan lebih banyak utang
berarti memperbesar resiko yang
ditanggung pemegang saham, tetapi
dengan memperbanyak utang juga
dapat memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan, di
mana perusahaan menukarkan
keuntungan – keuntungan pendanaan
melalui hutang dengan tingkat suku
bunga dan biaya kebangkrutan yang
lebih tinggi (Trade-off Theory). Jadi,
penggunaan hutang menyebabkan
lebih banyak laba operasi perusahaan
(EBIT) yang diterima oleh para
investor. Karenanya, semakin banyak
perusahaan mempergunakan hutang,
maka semakin tinggi tinggi nilai dan
harga sahamnya (Brigham dan
Houston, 2011: 36-38). Oleh sebab
itu, struktur modal yang optimal
harus berada pada keseimbangan
antara risiko dan pengembalian yang
memaksimumkan harga saham.
Selain kinerja keuangan, Good
Corporate Governance (GCG)
dinilai dapat mempengaruhi
peningkatan nilai perusahaan,
diperlukan kerja sama antara
manajemen perusahaan dengan pihak
lain yang meliputi sharehoder
maupun stakeholder dalam membuat
keputusan - keputusan keuangan
dengan tujuan memaksimumkan
modal kerja yang dimiliki. Dalam
kenyataan penyatuan kepentingan
kedua pihak tersebut sering kali
menimbulkan masalah. Adanya
masalah diantara manajer dan
pemegang saham disebut masalah
agensi (agency problem). Adanya
agency problem tersebut akan
menyebabkan tidak tercapainya
tujuan keuangan perusahaan, yaitu
meningkatkan nilai perusahaan
dengan cara memaksimumkan
kekayaan pemegang saham (Dwi
Sukirni, 2013).
Mekanisme corporate
governance meliputi kepemilikan
manajerial, jumlah dewan komisaris,
indepedensi dewan komisaris, ukuran
dewan direksi, dan keberadaan
komite audit (Wardoyo dan
Theodora, 2013). Dengan adanya
salah satu mekanisme GCG ini
diharapkan pengawasan terhadap
manajer perusahaan akan lebih
efektif yang nantinya akan berakibat
pada kinerja perusahaan yang lebih
baik, seiring dengan meningkatnya
kinerja perusahaan diharapkan juga
akan meningkatkan harga saham
perusahaan sebagai indikator dari
nilai perusahaan sehingga nilai
perusahaan akan tercapai.
KERANGKA TEORITIS YANG
DIPAKAI DAN HIPOTESIS
Nilai Perusahaan
Sri Sofyaningsih dan
Pancawati (2011) mendefinisikan
Nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual. Nilai perusahaan dinilai
penting karena semakin tinggi nilai
perusahaan, semakin besar
3
Nilai Perusahaan
Kinerja keuangan :
Leverage (+) / (-)
Profitabilitas (+)
Good Corporate Governance :
Kepemilikan Manajerial
kemakmuran yang akan diterima
oleh pemilik perusahaan.
Leverage
Dwi Sukirni (2013)
mendefinisikan kebijakan hutang
adalah kebijakan yang menentukan
seberapa besar kebutuhan dana
perusahaan dibiayai oleh hutang.
Solvabilitas (leverage) digambarkan
untuk melihat sejauh mana asset
perusahaan dibiayai oleh hutang
dibandingkan dengan modal sendiri.
Profitabilitas
Alfredo Mahendra Dj (2012)
Mendefinisikan Profitabilitas
menunjukkan tingkat keuntungan
bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham
adalah keuntungan setelah bunga dan
pajak, sehingga dengan profitabilitas
yang tinggi dapat memberikan nilai
tambah kepada nilai perusahaannya
yang tercermin pada harga
sahamnya.
Kepemilikan Manajerial Dwi Sukirni (2013)
Kepemilikan manajerial
didefinisikan sebagai pemegang
saham dari pihak manajemen
perusahaan yang secara aktif ikut
dalam pengambilan keputusan
perusahaan tersebut (Direksi dan
Komisaris), dalam hal ini
ditunjukkan oleh jumlah saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen
dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar.
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan keterangan dan uraian
di atas, maka hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Variabel leverage,
profitabilitas, dan
kepemilikan manajerial
secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang
signifikan pada nilai
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
4
H2 : Variabel leverage
mempunyai pengaruh yang
signifikan pada nilai
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
H3 : Variabel profitabilitas
mempunyai pengaruh positif
yang signifikan pada nilai
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
H4 : Variabel kepemilikan
manajerial mempunyai
pengaruh positif yang
signifikan pada nilai
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Berdasarkan dari tujuan
penelitian, Penelitian ini termasuk
penelitian studi klausal yang berarti
penelitian ini menunjukkan arah
hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tergantung, dan
untuk mengukur kekuatan
hubungannya.
Jika dilihat dari datanya,
penelitian ini termasuk penelitian
sekunder. Data sekunder pada
umumnya berupa bukti, catatan, atau
laporan historis yang telah tersusun
data arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan maupun tidak (Arfan
Ikhsan, 2008). Karena data yang
digunakan dalam penelitian ini sudah
tersedia dan menggunakan data
saham-saham perusahaan manufaktur
yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, Indonesia Capital Market
Directory (ICMD).
Batasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai
batasan yang berarti ruang lingkup
penelitian yaitu pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI
hanya pada periode 2011 sampai
dengan 2013. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini
hanya kinerja perusahaan yang
diukur dengan leverage dan
profitabilitas, serta Good Corporate
Governance (GCG) yang diukur hanya dengan kepemilikan manajerial.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel – variable yang
digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan hipotesis terdiri dari
variable independen yaitu Leverage,
Profitabilitas, Kepemilikan
Manajerial dan variable dependen
yaitu Nilai Perusahaan.
Definisi Operasional dan
Pengukuran Variabel
Berikut ini adalah definisi
operasional variabel dan pengukuran
variabel yang digunakan dalam
penelitian :
Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual. Nilai perusahaan dinilai
penting karena semakin tinggi nilai
perusahaan, semakin besar
kemakmuran yang akan diterima
oleh pemilik perusahaan. Nilai
perusahaan dapat dihitung dengan
menggunakan Price Book Value.
5
Leverage (X1)
Rasio leverage digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang.
Artinya, berapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya.
Rasio leverage juga digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh
kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio
leverage dapat dihitung dengan
menggunakan Debt to Equity Ratio.
Profitabilitas (X2)
Rasio profitabilitas menilai
kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan.
Profitabilitas juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan, dalam
hal ini di tunjukkan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan Investasi. Rasio
Profitabilitas dapat dihitung dengan
menggunakan Return on Assets.
Kepemilikan Manajerial (X3)
Kepemilikan manajerial
didefinisikan sebagai pemegang
saham dari pihak manajemen
perusahaan yang secara aktif ikut
dalam pengambilan keputusan
perusahaan tersebut (Direksi dan
Komisaris), dalam hal ini
ditunjukkan oleh jumlah saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen
dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar (Dwi Sukirni, 2013).
Kepemilikan Manajerial dapat
dihitung dengan menggunakan
perbandingan saham yang dimiliki
manajemen dan jumlah saham yang
beredar.
Populasi, Sampel, dan Teknik
Pengambilan Sampel
Perusahaan yang menjadi
populasi adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang sudah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2011
hingga 2013. Tidak semua anggota
populasi ini akan menjadi obyek
penelitian sehingga perlu dilakukan
pengambilan sampel. Penelitian ini
mengambil sampel dengan cara
menggunakan metode Purposive
sampling dengan tipe Judgement
sampling yaitu pemilihan sampel
dengan mendasarkan pada kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan
adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan
keuangannya selama periode
penelitian.
2. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki Book Value
negatif selama periode
penelitian, hal ini dikarenakan
Book Value yang negatif tidak
dapat diinteprestasikan atau
dianalisis.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki ekuitas negative
selama periode penelitian, hal ini
dikarenakan ekuitas yang negatif
tidak dapat diinteprestasikan
atau dianalisis.
6
4. Perusahaan manufaktur yang mempunyai kepemilikan
manajerial berturut - turut
selama periode penelitian.
Data dan Metode Pengumpulan
Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder.
Data yang digunakan merupakan
laporan keuangan tahunan
perusahaan manufaktur yang go
public. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dokumentasi,
karena penelitian ini menggunakan
laporan keuangan perusahaan yang
telah dipublikasikan dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 yang
diambil dari Bursa Efek Indonesia
dan Indonesia Capital Market
Directory (ICMD)
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisisi data
dalam penelitian ini langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan analisis deskriptif. Dengan melakukan analisis
deskriptif dapat memberikan
gambaran dan penjelasan tentang
variabel yang diteliti.
2. Analisis Linear Berganda
Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini
adalah teknik analisis regresi
berganda yang digunakan untuk
mengolah dan membahas data
yang sudah didapatkan dan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
Pengujian hipotesis dengan
analisis regresi berganda,
determinasi, uji t dan uji F melalui
alat SPSS. Berikut ini adalah
model regresi yang digunakan :
Y=ɑ +b1X1+b2X2+b3X3 +e Y = Nilai perusahaan
ɑ = Konstanta b1…b2 = Parameter
koefisien regresi
variabel I (i=1,2,3)
X1 = Leverage
X2 = Profitabilitas
X3 =Kepemilikan
manajerial
ei = Residual eror
Berdasarkan model yang
terbentuk maka akan dapat diketahui
apakah semua variabel bebas secara
serempak (Uji F) mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak
terhadap nilai perusahaan, sehingga
dapat disimpulkan apakah hipotesis
pertama penelitian ini diterima atau
ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
TABEL 1
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
Variabel N Mean Minimum Maximum Std. Deviation
ROA (%) 117 5.2470 -13.72 32.11 7.17803
DER (x) 117 1.4295 0.04 13.05 2.09394
KM (%) 117 0.0556 0,0001 0.3130 0.08095
7
PBV (x) 117 1,3553 0,11 6.53 1.20382
Valid N (litwise) 117
Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa selama periode
pengamatan rasio tertinggi sebesar
32.11% dimiliki oleh PT. Lionmesh
Prima Tbk pada tahun 2012, ini
menandakan bahwa perusahaan
tersebut dapat mengelola assetnya
secara efektif sehingga dapat
memberikan kontribusi laba yang
lebih besar dibandingkan perusahaan
manufaktur lainnya. Sedangkan rasio
terendah sebesar -13.72 dimiliki oleh
PT. Intanwijaya Internasional Tbk
pada tahun 2011, hal ini
menunjukkan bahwa laba perusahaan
setelah pajak yang negatif, atau bisa
disebut perusahaan mengalami
kerugian. Dari keseluruhan data
Return on Assets (ROA) perusahaan
yang memenuhi kriteria dari tahun
2011 sampai dengan 2013
menghasilkan rata-rata sebesar
5,2470 dan standar deviasi 7.17803
dimana standar deviasi lebih besar
daripada rata rata. Hal ini
menunjukkan adanya fluktuasi
variabel Return on Assets (ROA)
yang besar pada perusahaan yang
menjadi sampel.
Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa selama periode
pengamatan rasio tertinggi sebesar
13.05 satuan kali dimiliki oleh PT.
Argo Pantes Tbk pada tahun 2011.
Dari angka tersebut dapat diartikan
bahwa perusahaan tersebut banyak
menggunakan hutang untuk
pembiayaan operasional maupun
investasi dari pada mengandalkan
ekuitas perusahaan itu sendiri.
Sedangkan rasio terendah sebesar
0.04 satuan kali dimiliki oleh PT.
Jaya Pari Steel Tbk pada tahun 2013,
angka yang rendah tersebut
menandakan perusahaan tersebut
lebih banyak menggunakan ekuitas
dalam membiayai operasional
maupun investasinya. Dari
keseluruhan data Debt to Equity
Ratio (DER) perusahaan yang
memenuhi kriteria dari tahun 2011
sampai dengan 2013 menghasilkan
rata-rata sebesar 1,4295 dan standar
deviasi sebesar 2.09394 dimana
standar deviasi lebih besar dari rata –
rata. Hal ini menunjukkan adanya
fluktuasi variabel Debt to Equity
Ratio (DER) pada perusahaan yang
menjadi sampel.
Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa selama periode
pengamatan kepemilikan manajerial
tertinggi sebesar 0.3130 dimiliki oleh
PT. Siantar Top Tbk pada tahun
2013. Hal ini menunjukkan bahwa
kemakmuran pemegang saham
dalam perusahaan tersebut tinggi
yang disebabkan oleh terpacunya
manajer bertindak dan mengambil
keputusan sesuai yang diinginkan
oleh pemegang saham. Sedangkan
kepemilikan manajerial terendah
sebesar 0.0001 dimiliki oleh PT.
Langgeng Makmur Industri Tbk pada
tahun 2011 – 2013. Dari keseluruhan
data Kepemilikan Manajerial
perusahaan yang memenuhi kriteria
dari tahun 2011 sampai dengan 2013
menghasilkan rata-rata sebesar
0.0556 dan standar deviasi 0.08095
dimana standar deviasi lebih besar
dari rata – rata. Hal ini menunjukkan
adanya fluktiasi rendah variabel
8
Kepemilikan Manajerial pada
perusahaan yang menjadi sampel.
Berdasarkan tabel 1
menunjukkan bahwa selama periode
pengamatan Price to Book Value
(PBV) tertinggi sebesar 6.53 dimiliki
oleh PT. Tembaga Mulia Semanan
Tbk pada tahun 2013. Hal ini
menandakan bahwa harga saham
perusahaan mengalami over value
karena harga saham lebih tinggi
dibanding nilai wajarnya, dengan ini
perusahaan memperlihatkan
kinerjanya yang baik, sehingga
kemakmuran pemegang saham juga
dapt terwujud. Sedangkan Price to
Book Value (PBV) terendah sebesar
0.11 dimiliki oleh PT. Jaya Pari Steel
Tbk pada tahun 2013. Hal ini
menunjukkan harga saham yang
semakin menurun, yang berarti
memperlihatkan kinerja perusahaan
yang buruk, dengan kinerja yang
seperti ini perusahaan dinilai tidak
mempunyai prospek ke depan yang
baik, sehingga investorpun enggan
untuk menanamkan dananya di
perusahaan tersebut. Dari
keseluruhan data Price to Book
Value (PBV) perusahaan yang
memenuhi kriteria dari tahun 2011
sampai dengan 2013 menghasilkan
rata-rata sebesar 1,3553.
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian
dimana pengujiannya menggunakan
analisis regresi berganda. Tujuan dari
pengujian hipotesis ini untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh
pada variabel profitabilitas, leverage,
dan kepemilikan manajerial terhadap
variabel nilai perusahaan.
Untuk memudahkan pembaca
maka peneliti menyajikan hasil dari
pengujian hipotesis kedalam bentuk
tabel sebagai berikut :.
Tabel 2
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
Variabel Koefisien
Regresi
t
Hitung
t
Tabel
Nilai
Sig. Keterangan
Konstanta 0.810 4.508 0.000
Profitabilitas (ROA) 0.052 3.444 1.981 0.001 H0 ditolak
Leverage (DER) 0.205 3.877 ±1.658 0.000 H0 ditolak
Kepemilikan Manajerial -0.398 -0.302 1.981 0.763 H0 diterima
R Square 0.160
F Hitung 7.156
F Tabel 2.68
Sig. F 0.000
Sumber : data diolah
Menentukan model MRA
Berdasarkan output SPSS pada Tabel
2, maka dapat dibuat persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
Y = 0.810 + 0.052ROA + 0.205DER
– 0.398KM + e
Dari persamaan regresi
berganda tersebut dapat dijelaskan
masing – masing koefisien regresi
dalam interpretasi model berikut:
a. Konstanta (a) = 0.810
9
Nilai konstanta dari persamaan
tersebut adalah sebesar 0.810
menunjukkan bahwa jika variabel
Profitabilitas (ROA), Leverage
(DER), dan Kepemilikan Manajerial
sama dengan nol, maka Nilai
Perusahaan (PBV) perusahaan
manufaktur sebesar 0.810 satuan.
b. Koefisien Regresi Profitabilitas (ROA) = 0.052
Nilai koefisien regresi Profitabilitas
(ROA) dari persamaan tersebut
sebesar 0.052. Nilai koefisien regresi
yang positif menunjukkan adanya
hubungan yang searah terhadap Nilai
Perusahaan (PBV). Jika profitabilitas
mengalami kenaikan sebesar satu
persen, maka PBV perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 0.052
kali.
c. Koefisien Regresi Leverage (DER) = 0.205
Nilai koefisien regresi Leverage
(DER) dari persamaan tersebut
sebesar 0.205. Nilai koefisien
regresi yang positif
menunjukkan adanya hubungan
yang searah terhadap Nilai
Perusahaan (PBV). Jika leverage
mengalami kenaikan sebesar
satu persen, maka PBV
perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 0.205 kali.
d. Koefisien Regresi Kepemilikan Manajerial (KM) = -0.398
Nilai koefisien regresi
Kepemilikan Manajerial (KM)
dari persamaan tersebut sebesar -
0.398. Nilai koefisien regresi
yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang
berlawanan arah terhadap Nilai
Perusahaan (PBV). Jika
kepemilikan manajerial
mengalami kenaikan sebesar
satu persen, maka PBV
perusahaan mengalami
penurunan sebesar 0.398 kali.
2. Uji Serempak (Uji F) Uji serempak (Uji F) digunakan
untuk menguji pengaruh secara
serempak / simultan profitabilitas,
leverage, dan kepemilikan
manajerial terhadap nilai
perusahaan. Hasil uji F dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan hasil uji F,
dengan menunjukkan nilai Fhitung sebesar 7.156 lebih besar dari Ftabel
(5%;3;113) 2.684, maka dapat
disimpulkan bahwa Fhitung > Ftabel
sehingga H0 ditolak, dapat dikatakan
bahwa profitabilitas, leverage, dan
kepemilikan manajerial secara
serempak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Koefisien Determinasi (R2) Tabel 2 menunjukkan bahwa ketiga
variabel profitabilitas (ROA),
leverage (DER), dan Good
Corporate Governance (KM) dapat
menjelaskan variabel nilai
perusahaan sebesar nilai R Square
0.160. Hal ini berarti besarnya
pengaruh profitabilitas, leverage dan
Good Corporate Governance dapat
menjelaskan variabel nilai
perusahaan sebesar 16 persen,
sedangkan 84 persen dijelaskan oleh
faktor – faktor lain di luar
penelitian, seperti variabel ukuran
perusahaan yang dipakai dalam
penelitian Sri Sofyaningsih (2011) ,
likuiditas yang dipakai dalam
penelitian Alfredo Mahendra (2012).
4. Uji Parsian (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji
seberapa besar pengatuh
profitabilitas, leverage, dan
kepemilikan manajerial secara
individu berpengaruh signifikan
10
terhadap nilai perusahaan. Hasil uji t
dapat dilihat pada tabel 2.
Pembahasan
Hasil dari pengujian variabel
penelitian yang meliputi
profitabilitas, leverage, dan
kepemilikan manajerial secara
serempak mempunyai pengaruh yang
sgnifikan terhadap nilai perusahaan
yang ditandai dari nilai signiikansi
0.000 < 0.05, yang berarti
profitabilitas, leverage, dan
kepemilikan manajerial secara
serempak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Leverage terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil thitung dari leverage
adalah sebesar 3.877 lebih besar dari
ttabel (2,5%;116) sebesar 1.658, hal ini
menunjukkan bahwa thitung > ttabel,
sehingga H0 ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa leverage yang
diukur dengan debt to equity ratio
(DER) secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian ini
mendukung Trade off Theory yang
menyatakan tingkat hutang yang
optimal tercapai ketika penghematan
pajak mencapai jumlah yang
maksimal terhadap biaya kesulitan
keuangan. Teori ini
memperbandingkan manfaat dan
biaya atau keseimbangan antara
keuntungan dan kerugian atas
penggunaan hutang. Jadi nilai
perusahaan yang menggunakan
hutang akan lebih tinggi dari pada
yang menggunakan ekuitas. Nilai
perusahaan akan meningkat
dikarenakan perusahaan
mendapatkan penghematan pajak
yang didapat dari bunga hutang yang
tidak kena pajak. Pengurangan dari
bunga hutang tidak kena pajak
tersebut akan menyebabkan
perusahaan mempunyai arus kas
lebih besar kepada investor
perusahaan. Perusahaan
menggunakan hutang yang optimal
tersebut untuk membeli mesin
produksi yang termasuk dalam asset
tetap, dengan tujuan menambah
produktifitas perusahaan, yang
nantinya berpengaruh pada
peningkatan penjualan produk
perusahaan itu sendiri. Sejalan
dengan peningkatakan penjualan
produk itu perusahaan juga akan
mendapat peningkatan laba.
Hal ini sejalan dengan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Sukirni (2013) yang menyatakan
bahwa kebijakan hutang (leverage)
memiliki pengaruh positif signiikan
terhadap nilai perusahaan di sektor
manufaktur.
Pengaruh Proftabilitas terhadap Nilai
Perusahaan
Nilai thitung dari variabel ROA
sebesar 3.444 lebih besar dari nilai
ttabel (5%;116) sebesar 1.981, hal ini
berarti thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas yang diukur dengan
return on assets (ROA) secara
parsial memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa profitabilitas
secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini menunjukkan perusahaan
dengan profitabilitas yang besar juga
berarti semakin besar kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba.
Semakin besar laba perusahaan,
11
menunjukkan kinerja perusahaan
yang makin baik serta prospek
perusahaan ke depannya juga
semakin baik, sehingga akan menarik
minat para investor untuk
menanamkan dananya dalam
perusahaan. Hal ini selanjutnya dapat
meningkatkan harga saham dan nilai
perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Wardoyo dan
Theodora Martina Veronica (2013)
yang menghasilkan bahwa variabel
profitabilitas memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan di industri perbankan dan
sama halnya dengan penelitian
Alfredo Mahendra (2012) yang juga
menghasilkan variabel profitabilitas
berpengaruh positif pada nilai
perusahaan di industri manufaktur.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan
Nilai thitung dari kepemilikan
manajerial adalah sebesar -0.302
lebih kecil dibandingkan nilai ttabel (5%;116) sebesar 1.981, hal ini
menunjukkan bahwa thitung < ttabel,
sehingga H0 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan
manajerial secara parsial memiliki
pengaruh tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial secara
parsial berpengaruh negatif namun
tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini tidak
mendukung hipotesis yang diajukan
sebelumnya dalam penelitian ini
yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial secara
parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga tidak
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Sukirni (2013)
yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan. Pada penelitian ini
kepemilikan manajerial tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hal ini mungkin
dikarenakan rendahnya kepemilikan
saham oleh pihak manajemen dengan
jumlah yang cukup signifikan, dilihat
dari rata – rata kepemilikan
manajerial hanya 5.56%. Jumlah
kepemilikan manajerial yang rendah
menyebabkan pihak manajemen
perusahaan lebih banyak
mementingkan kepentingannya
sendiri daripada kepentingan
perusahaan, yang berarti lebih
mementingkan tujuannya sekedar
sebagai manajer daripada sebagai
pemegang saham dan juga pihak
manajemen tidak termotivasi dengan
rendahnya deviden maupun capital
gain yang akan diterima apabila
memiliki saham perusahaan, mereka
lebih memilih gaji ataupun intensif
yang akan mereka terima sebagai
manajer biasa.
KESIMPULAN,KETERBATASAN
DAN SARAN Berdasarkan analisis hasil
penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
a. Profitabilitas, leverage, dan kepemilikan manajerial
secara serempak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
manufaktur.
b. Leverage secara parsial memiliki pengaruh positif
12
signifikan terhadap nilai
perusahaan manufaktur.
c. Profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan manufaktur.
d. Kepemilikan manajerial secara parsial memiliki pengaruh
negatif namun tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan manufaktur.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan. Adapun
keterbatasan dalam penelitian ini
adalah Periode Penelitian yang
dilakukan terhitung singkat, hanya
tiga tahun, yaitu tahun 2011 – 2013
dan dalam penelitian ini ketiga
variabel profitabilitas (ROA),
leverage (DER), dan Good
Corporate Governance (KM) hanya
dapat menjelaskan variabel nilai
perusahaan sebesar 16 persen,
sedangkan 84 persen lainnya
dijelaskan variabel lain di luar
model.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan
peneliti dalam penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian,
karena dampak dari variabel
tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance) yang
diukur melalui kepemilikan
manajerial membutuhkan
waktu yang lebih lama.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel –
variabel lain yang sekiranya
dapat mempengaruhi nilai
perusahaan, seperti likuiditas
dan ukuran perusahaan.
DAFTAR RUJUKAN
Alfredo Mahenda DJ, Luh Gede Sri
Ardini dan A.A Gede
Suarjaya, 2012. “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Manajemen, Strategi
Bisnis dan Kewirausahaan.
Vol.6 (2).
Brigham, Eugene F. Dan Joel F.
Houston, 2011. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Edisi
11. Buku II. Jakarta: Salemba
Empat.
Candra Wijaya, 2002. “Pengaruh
Kebijakan Dividen Terhadap
Nilai Perusahaan Di Indonesia
; Pengujian Empiris
Berdasarkan CAPM Pada
Perusahaan Yang Telah Go
Public Di Bursa Efek Jakarta”.
Thesis, Program Pascasarjana
Magister Manajemen Bisnis
dan Administrasi Teknologi.
Dwi Sukirni, 2012, “Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan
Deviden dan Kebijakan Hutang
Analisis Terhadap Nilai
Perusahaan”. AAJ Vol 1, No. 2,
2012.
Harmono. 2009. Manajemen
Keuangan Berbasis balanced
scorecard, Pendekatan Teori,
Kasus, dan Riset Bisnis.
Jakarta : Bumi Aksara
13
Kasmir. 2010. Pengantar
Manajemen Keuangan Jakarta :
Kencana
Ni Wayan Rustiarini, 2010.
“Pengaruh Corporate
Governance Pada Hubungan
Corporate Social
Responsibility dan Nilai
Perusahanan”. Simposium
Nasional Akuntansi XIII.
AKPM_12.
Reny Dyah Retno M dan Denies
Priantinah, 2012, “Pengaruh
Good Corporate Governance
dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode, 2007-
2010)” , Jurnal Nominal Vol 1,
No. 1, Tahun 2012.
Sri Sofyaningsih dan Pancawati
Hardiningsih, 2011. “Struktur
Kepemilikan, Kebijakan
Dividen, Kebijakan Utang Dan
Nilai Perusahaan”. Jurnal
Dinamika Keuangan dan
Perbangkan. Vol.3 (1) hal. 68-
87.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti,
2012. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Edisi 6.
Yogyakarta : Penerbit UPP
STIM YKPN.
Wardoyo dan Theodora Martina
Veroca, 2013. “Pengaruh Good
Corporate Goernance,
Corporate Social
Responsibility dan Kinerja
Keuangan terhadap Nilai
Perusahaan”, JDM Vol 4, No.
2, 2013 (132-149).
Top Related