PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam perkembangan
kehidupan setiap manusia. Dalam konteks pendidikan manusia dituntut untuk
menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk meningkatkan hajat hidup orang
tersebut. Akan tetapi dalam kehidupan di Indonesia pendidikan sangat penting
tidak terpandang seakan pendidikan tidaklah penting. Dalam persepsi masyarakat
sendiri,pendidikan dianggap membebani dan pada akhirnya pendidikan tidak
dijadikan sebagai hal yang utama.
Persepsi tentang pendidikan yang salah tersebut menjadikan
keterbelakangan didalam kehidupan Negara Indonesia. Kalau kita lihat dari sisi
lain bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan
yang tidak lain digunakan sebagai jalan berpikir manusia untuk menjalani hidup
dan mengemban tugas sang pencipta yang telah member anugerah akal yang
dipergunakan semestinya(Amri&khoiru,2010:1). Dalam konteks teori tersebut
dapat dipahami kembali bahwa pendidikan bukanlah alat belajar saja akan tetapi
juga mempunyai makna dari sang kuasa dan manfaat untuk setiap individu.
Dari permasalahan pendidikan di atas untuk menambah pengetahuan
pembaca tentang pendidikan, asas yang digunakan dan aliran apa yang diikuti
pendidikan Indonesia. Maka, makalah ini penulis buat sebagai sumber informasi
para pembaca dalam memahami pendidikan tersebut. Karena dalam kehidupan
yang sekarang pendidikan hanyalah dipandang sebelah mata dan semua itu
merupakan hasil konsepsi negative masyarakat itu sendiri yang harus dibenahi
dari sekarang.
Jadi, pemahaman akan pendidikan dari segi teori saja belum cukup untuk
mengerti apa itu pendidikan. Dilain hal tersebut pemahaman tentang asas dan
aliran pendidikan yang dianut oleh pendidikan Indonesia juga perlu dipahami
untuk menambah persepsi yang lebih meyakinkan akan arti pendidikan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangdi atas, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah aliran klasik dan modern mempengaruhi jalannya pendidikan di
Indonesia?
2. Apakah asas yang selama ini dipegang Negara Indonesia dalam
melaksanakan pendidikan?
3. Bagaimana hubungan antara asas dan aliran yang ada tehadap
pendidikan di Indonesia?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan aliran-aliran modern yang berpengaruh didalam
jalannya pendidikan Negara Indonesia.
b. Menjelaskan asas-asas yang ada didalam pendidikan baik didalam
negeri maupun asas yang ada didalam di luar negeri.
c. Menjelaskan hubungan antara asas dan aliran terhadap pendidikan
yang ada di Indonesia.
PEMBAHASAN
1. Aliran Kalasik Dalam pendidikan
Aliran klasik merupakan aliran pendidikan yang sudah berkembang pesat
pada masa Yunani kuno. Aliran ini banyak berkembang di dataran Eropa dan
Amerika Serikat. Seiring berjalannya waktu, penyebaran berbagai aliran klasik ke
sejumlah daerah di dunia melalui berbagai cara yang salah satunya adalah lewat
penjajahan terus berjalan.Hingga pada akhirnya aliran tersebut sampai ke
Indonesia melalui penjajah. Adapun aliran-aliran klasik dalam pendidikan antara
lain :
a. Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti asli atau asal dan juga
bisa berarti kelahiran.Tokoh aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860)
seorang filosof jerman yang berpendapat bahwa, sejak lahir manusia telah
memiliki atau membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, yang bersifat
pembawaan atau ke turunan. Sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang bersifat
keturunan inilah yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia
sepenuhnya. Sedangkan pendidikan dan lingkungan boleh dikatakan tidak berarti,
kecuali hanya sebagai wadahdan memberikan rangsangan saja. Dalam ilmu
pendidikan, pandangan tersebut dikenal dengan pesimisme paedagogis (Siti
Nadirah:2013).
Aliran nativisme menganggap bahwa kemampuan dan perkembangan anak
sudah ditentukan sejak lahir. Baik atau buruknya manusia itu sudah ditentukan
dari pembawaan manusia sejak lahir. Faktor lingkungan yang termasuk dari
kategori pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
Menurut kenyataan faktor lingkungan sangatlah berpengaruh untuk
perkembangan manusia. Dalam aliran nativisme peran pendidik tidak dapat
mempengaruhi perkembangan manusia, dengan kata lain tidak diperlukan seorang
pendidik. Untuk faktor gen orang tuanya sangat berpengaruh terhadap pembawaan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu, hasil dari pendidikan sudah ditentukan oleh
pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir dalam aliran nativisme.
b. Aliran Empirisme
Tokoh utama aliran ini adalah John Locke filsuf Inggris (1704-
1932),berpendapat bahwa perkembangan menjadi manusia dewasa itu ditentukan
oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak
kecil. Manusia dapat dididik apa saja (ke arah yang baik dan ke arah yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Dalam hal ini, alamlah yang
membentuknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan
nama optimisme paedagogis (Siti Nadirah:2013).
Pendidik sangat berpengaruh, sebab dalam perkembangan menjadi
manusia dewasa ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan
pengalaman yang diterimanya sejak kecil. seseorang bisa menjadi baik atau buruk
tergantung dari lingkungannya. Aliran empirisme lebih mementingkan peran dari
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, sedangkan kemampuan dasar yang di
bawa manusia sejak lahir di anggap tidak menentukan. Menurut kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang berhasil karena mempunyai bakat
dalam dirinya, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Jadi, dalam
aliran empirisme faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
anak yang mejadi baik atau menjadi lebih buruk.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini ada persamaan dengan aliran nativisme filsuf dari Prancis yaitu
Jean Jaquest Rousseau (1722-1778) berpendapat bahwa, sejak lahir manusia
sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri, baik bakat, minat, kemampuan, sifat,
watak, maupuun pembawaan lainnya. Pembawaan itu akan berkembang sesuai
dengan perkembangan lingkungan. Semua yang baik dari tangan sang pencipta,
dan semua yang buruk ada di tangan manusia (Moh. Suardi, halaman 24 : 2012).
Pada aliran naturalisme, sejak lahir manusia mempunyai pembawaan yang
baik dari sang pencipta. Akan tetapi, akhirnya rusak sewaktu berada ditangan
manusia. Pendidikan diserahkan kepada alam, untuk peran pendidik tidak
diperlukan dalam hal ini. Manusia berkembang dengan sendirinya sesuai dengan
pembawaannya. Jika manusia itu sendiri melakukan suatu pelanggaran atau
kesalahan, biarkan manusia itu sendiri yang akan merasakan apa yang
diperbuatnya.
d. Aliran Konvergensi
Aliran ini dimunculkan oleh ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, William Stern.
Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan
perkembangan manusia (Siti Nadira:2013). Pembawaan dan lingkungan sangat
berperan dalam menentukan perkembangan manusia. Bakat yang sudah dimiliki
atau pembawaan sejak lahir tidak akan bisa berkembang tanpa adanya dukungan
dari lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, lingkungan yang baik tidak dapat
menghasilkan perkembangan manusia yang baik jika dalam dirinya tidak terdapat
bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat tersebut.Dalam aliran
konvergensi seorang pendidik maupun bakat dari manusia sangat berperan
terhadap kedewasaan manusia. Jadi, faktor lingkungan dan pembawaan sejak lahir
sama-sama mempunyai peranpenting.
2. Aliran Pembaharuan Pendidikan ( Aliran Modern )
Dalam aliran pembaruan atau aliran modern ini merupakan aliran
peningkatan mutu pendidikan pada beberapa atau salah satu komponen saja.
Meskipun demikian penanganan beberapa atau salah satu komponen tersebut akan
mempengaruhi komponen lainnya. Beberapa gerakan pembaharuan tersebut
berusaha untuk memusatkan diri dalam peningkatan dan perbaikan mutu
perbaikan belajar mengajar pada sistem persekolahan(Suparlan,1984:
Soejono,1958)
a. Developmentalisme
Aliran ini merupakan perkembangan dari aliran naturalisme J.S rosseau.
Aliran ini menekankan pendidikan alam yang artinya pendidikan untuk
mengembangkan bakat alami yang pada dasarnya baik. aliran ini juga
mengajarkan bagaimana untuk mempersiapkan hidup di dalam masyrakat
walupun dalam posisi yang kurang baik akan tetapi tetap harus berpartisipasi di
dalamnya.selain itu perkembangan pendidikan yang dimaksud dalam konteks
aliran developmenisme ini adalah bagaimana melakukan pendidikan yang alami,
sesuai dengan peserta didik, dan wajar untuk dilakukan(Mudyahardjo,2012:113)
Karakteristik dari aliran yang mengembangkan paham naturalisme dari
rosseou ini adalah pendidikannya yang menekankan terhadap karakteristik proses
pengajaran yang lebih baik untuk mengembangkan pendidikan dasar terutama
agar tetap pada acuan pendidikan yang ada. Atau bisa kita katakan aliran ini
berpegang teguh pada personal pendidikan yang terfokus pada pengajaran dan
pemahaman setiap potensi peserta didik agar diperoleh pelajar yang berpotensi.
b. Herbartianisme
Aliran herbartianisme merupakan sebuah aliran yang di kembangkan oleh
Herbart pada tahun 1776-1841 sebagai lanjutan dari aliran yang di ciptakan oleh
peztalozzi tentang mempsikologikan pendidikan dengan memadukan antara
filsafat dan psikologi. Dalam aliran ini pendidikan lebih ditekankan pada
pembentukan karakter yang bermoral sehingga kemauan, bakat dan minat lebih
berkembang pesat. Herbartianisme menempatkan pendidikan bukan sebagai
pengajaran saja melainkan pengajaran yang menyertakan pendidikan moral yang
kuat guna menciptakan peserta didik yang lebih kompeten dengan memberikan
sebuah gagasan-gagasan yang dapat merangsang perhatian sehingga peserta didik
lebih mengembangkan pikiran yang inovatif,kreatif, dan bernalar tinggi.
Oleh karena itu minat dan bakat peserta didik bisa tercapai secara maksimal yaitu
dengan menyajikan gagasan yang menimbulkan sebuah pemikiran bernalar dari
setiap peserta didik. Bukan sebuah pengajaran yang kaku dan membosankan
hanya dengan terpampang pada buku dan tidak fleksibel sehingga bakat dan
minat peserta didik terkengkang.
c.Froebelianisme
Aliran pendidikan yang di ciptakan oleh Froebel adalah aliran yang
memadukan unsur dari paham Pestalozzi dan paham herbart, yang memandang
pendidikan bukan hanya sebagai pengajaran semata, melainkan pendidikan adalah
pengajaran yang didasarkan pada pembentukan karakter peserta didik dan
pengembangan intuisi religius(keagamaan) pada jiwa(rohani). Dengan kata lain
pendidikan tidaklah hanya membaca buku,bernalar dan berpikir kritis melainkan
nilai keagamaan yang digunakan sebagai penunjang sangatlah penting dalam
pendidikan yang baik dan terarah(Mudyahardjo,2012:130)
Dalam aliran yang dikembangkan Froebel pendidikan bukan hanya
mendapat ilmu melainkan pendidikan yang ditekankan kepada pendidikan yang
membangun moral dan karakter serta jiwa yang religius dengan metode
permainan yang sistematis sehingga peserta didik tidak terkengkang pemikirannya
dan lebih bisa mengembangkan berpikir yang lebih baik.
d. Progresivisme
Aliran progresivisme mempunyai prinsip menyelenggarakan pendidikan
yang berpusat pada anak. Dalam perjalanannya aliran ini lebih mengesampingkan
pendidikan yang berpusat hanya pada buku semata melainkan pendidikan yang
lebih ke dalam pemberdayaan fasilitas untuk mengembangkan bakat dan minat
para peserta didik(Ahmadi,2014:109). Aliran ini juga menitik beratkan pada
pengawasan kepada anak. Karena Anak adalah pusat dari kegiatan-kegiatan
pendidikan.
Menurut Parker, mengajar yang bermutu berarti aktivitas peserta didik,
pengembangan kepribadian siswa, studi ilmiah tentang pendidikan dan latihan
guru sebagai seniman pendidikan.
Dalam aliran ini guru mempunya beberapa peran penting yang diperlukan
oleh peserta didik selain sebagai pengajar juga sebagai fasilitator,motivator,dan
konselor untuk membantu dalam perkembangan potensi diri peserta didik. Dilain
itu guru juga harus mengerti karakteristik dari setiap individu,menciptakan
kepemimpinan perkembangan peserta didik, dan kecintaannya terhadap peserta
didik agar terciptanya lingkungan kelas yang harmons dan guru dapat
melaksanakan peranan-peranannya dengan baik.
e. Rekonstruksionalisme Sosial
Aliran rekonstruksionalisme dipelopori oleh John Dewey yang
memandang pendidikan sebagai pembangunan kembali pengalaman-pengalaman
dalam kehidupan masyarakat dan sekolah menjadi objek dalam skala gambaran
kecil dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. Dengan kata lain pendidikan
dalam aliran ini bisa diartikan sebagai tempat untuk belajar bagaimana kita
bersikap didalam lingkup kehidupan masyarakat.
Dalam prakteknya, pendidikan rekonstruksionalisme lebih
mengedepankan pendidikan untuk mengatasi permasalahan social,ekonomi, dan
politik yang sering terjadi di lingkup kehidupan masyarakat. Pendidikan yang
diberikan dalam aliran ini diantaranya masalah-masalah social dan politik yang
sering terjadi di masyarakat, yang termasuk dalam masalah individu itu sendiri
dan progam-progam ilmiah yang yang bersangkutan dengan pemecahan masalah-
masalah yang ada.
f. Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran yang menekankan pada pengajaran
yang menyertakan nilai budaya/sosial di dalam diri masyarakat. Dalam aliran ini
menegaskan bahwa nilai-nilai budaya yang terdapat dalam sejarah terdahulu
merupakan nilai-nilai kemanusiaan bentukan dari kerja keras selama beratus-ratus
tahun dan di dalamnya berakar sebuah gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah
teruji dalam perjalanan waktu(Mudharjo,2012:160).
Aliran Esensialisme yang dipelopori oleh William C. Bagey (1874-
1946)mengemukakan tentang karakteristik aliran esensialisme yaitu :
1. Upaya yang kuat diawal dapat menumbuhkan minat belajar. Minat belajar
bukan berasal dari niat dalam diri
2. Pengawasan,pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah
melekat pada masa bayi yang panjang.
3. Disiplin adalah kunci utama untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang lebih kokoh daripada yang lain.
Aliran esenialisme selain mengajarkan tentang sosial dan budaya juga
mengajarkan tentang sikap disiplin diri terhadap peserta didik. Selain itu dalam
aliran ini peran guru adalah vital dimana guru menjadi pusat pendidikan dan
murid dipaksa untuk belajar. Jadi, kelemah-lembutan dari pengajaran di dalam
kelas mulai dihindari dan mulai memusatkan pikiran kedalam penggunaan metode
pengajaran yang tepat.
g. Perennialisme
Aliran Perennialiasme adalah aliran yang menentang paham progevisme
dan meyakini bahwa nilai-nilai universal itu ada dan hendaknya pendidikan harus
dijadikan sebagai pencari dan penanaman kebenaran-kebenaran serta nilai-nilai
pendidikan dan kehidupan yang ada(Mudyahardjo,2012:165)
Parennialisme berpegang teguh pada pendidikan yang mengandung
pengetahuan dan pengetahuan itu benar. Sehingga pendidikan tidaklah
pengkhususan semata,melainkan bersifat universal dan konstan. Sehingga
kebenaran yang ada pada pengetahuan seharusnya dijadikan tujuan pendidikan
yang murni.
Dalam prakteknya parennialisme guru merupakan penyelenggara kegiatan
belajar mengajar didalam kelas dan seorang guru hendaknya menguasai bidang
khusus yang digelutinya sehingga peran guru tidak diragukan baik cara mengajar
dan apa yang diajarkannya.
3. Asas-Asas Pendidikan di Indonesia
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan
Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas
Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam
belajar.
1. Asas Tutwuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada
awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari
Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini
dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif
dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing
Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya
persatuan dalam peri kehidupan umum.
Jadi ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu :
1.Ing Ngarsa Sung Tulada ( Jika di depan, menjadi contoh )
2.Ing Madya Mangun Karsa ( Jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak,
hasrat, atau Motivasi )
3.Tut Wuri Handayani ( Jika dibelakang, mengikuti dengan hati-hati ).
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut
pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).
Pendidikan seumur hidup merupakan a concept (P. Lengrad, 1970) yang new
significance of an old idea (Dave, 1970) tetapi universally acceptable definition
is difficult (Cropley, 1979)
Selanjutnya pendidikan sepanjang hayat didefinisikan sebagai tujuan atau
ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan
usia, dari usia yang paling muda sampai yang paling tua. (Cropley:67, dalam
http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-indonesia)
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau
motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.(Haris
Mujiman, 2005:1, dalam http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-
indonesia).
Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari
para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan
pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya
(Lyman;Morrow,Sharkey,&Firestone,dalam:http://www.slideshare.net/widemulia/
asas-pendidikan-di-indonesia).
Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting di
dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam
mengambil keputusan, dan kemaua menopang kehendak untuk menyelami suatu
tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai (Corno;Garrison,dalam:
http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-indonesia).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan pertimbangan di atas, maka
belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan
belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan
motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu
sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di
dunia nyata.
g. Hubungan Antara Aliran dan Asas Yang Ada Terhadap Konteks Pendidikan
Indonesia
Dari beberapa aliran dan asas yang telah dijelaskan di atas, dapat dilihat
aliran dan asas yang dianut oleh pendidikan Indonesia saat ini adalah aliran
esensialisme yang berpegang teguh terhadap pengajaran yang ketat dan disiplin
serta guru dijadikan pusat pendidikan. Tanpa disadari Indonesia telah melupakan
sebagian besar prinsip-prinsip pendidikan yang tidak hanya melatih berpikir
melainkan bernalar,bermoral dan berkarakter. Serta asas tut wuri handayani yang
kurang direalisasikan dalam pendidikan dalam usaha meningkatakan pendidikan.
Oleh sebab itu pendidikan di Indonesia terhambat dalam perkembangannya. Tidak
lain dikarenakan oleh aliran yang di jalani didalam pendidikan yang selama ini di
tempuh mengalami ketidakcocokan ke peserta didik sehingga mengalami banyak
penyimpangan dalam pengajaran dan objek yang diajar serta asas yang kurang
direalisasikan dalam perkembangan pendidikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas diatas dalam aliran
pendidikan dibagi atas aliran klasik dan aliran modern yang mempunyai pendapat
didalam pandangan tentang pendidikan yang berbeda. Ada yang bersifat sama
dengan pendidikan di indoensia dan ada yang bertolak belakang dengan
pendidikan Indonesia saat ini. Serta asas pendidikan Indonesia yang diantaranya
(1) asas tut wuri handayani,(2) Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan(3)asas
Kemandirian dalam belajar. Dalam hubungannya dengan pendidikan yang ada di
Indonesia hanya terdapat satu aliran yang sangat melekat dengan pendidikan saat
ini yaitu aliran esensialisme(dalam aliran modern)dimana pendidikan yang hanya
terpampang pada bahan ajar dan guru dijadikan sebagai pusat pendidikan.
Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas,saran penulis untuk
permasalahan tersebut adalah dengan pendidikan yang seperti sekarang ini
seharusnya dalam pelaksanaannya tidak hanya berfokus pada penyeleseian
kurikulum saja namun disetiap waktu yang ada diberikan pendidikan karakter dan
pendidikan yang mendorong pemikiran-pemikiran bernalar peserta didik agar
pendidikan bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu yang diberikan pengajar
melainkan sebagai tempat mengembangkan diri disamping untuk mendapatkan
ilmu dari apa yang disampaikan pengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Suardi,Mohammad.2012.Pengantar Pendidikan:Teori dan Aplikasi .Jakarta: PT INDEKS.
Nadirah, Sitti.2013.Lentera Pendidikan: Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergens,(Online),(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CEMQFjAGahUKEwjAid3J_4bIAhVQWo4KHRgAfo&url=http%3A%2F%2Fwww.uinalauddin.ac.id%2Fdownload06%2520Anak%2520Didik%2520Center.pdf&usg=AFQjCNFhontH_sK937v4tco0ft6zA45SHw&sig2=pYkEPVmIFuczmyvSTjI_Vw&bvm=bv.103073922,d.c2E), diakses 2 Desember 2013.
Mudyahardjo,Redja.2012.Pengantar Pendidikan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers
Amri,Sofan&Iif Khoirul Ahmadi.2010.Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.jakarta:Prestasi Pustaka
Ahmadi,Rulam.2014.Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
http://www.slideshare.net/guzaal/kelompok-7-penerapan-landasan-dan-asas-pendidikan-dalam-sekolah( kelompok 7, Shinta Andarista Ragastria, Punky Ahmad Sulaiman, Muhammad Zulfahmi: penerapan landasan dan asas pendidikan dalam aplikasi pembelajaran , UNESA)
Herni.2014.Asas-Asas Pendidikan,(online),(http://www.slideshare.net / widemulia /asas-pendidikan-di-indonesia),diakses 19 september 2015
Burhanuddin,Afid.2013.Asas-Asas Pendidikan,(online),(https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/),diakses 19 september 2015
Suardi,M.2012.Pengantar Pendidikan:Teori dan Aplikasi.Jakarta Barat:PT Indeks
Top Related