PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN FIQIH UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DI MADRSAH
TSANAWIYAH NEGERI 6 MERANGIN
SKRIPSI
ISNANIL MAHFIROH
TP 151375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN FIQIH UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DI MADRSAH TSANAWIYAH
NEGERI 6 MERANGIN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
ISNANIL MAHFIROH
TP 151375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Hal : Nota dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : isnanil mahfiroh
NIM : TP. 151375
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Penerapan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqih
untuk meningkatkan belajar siswa di Madrsah Tsanawiyah
negeri 6 meragin
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, juni 2019
Mengetahui,
Pembimbing I
Dr. Hj. Hindun S.Ag M.Pd.i
NIP. 197101091997032002
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen
Kode Formulir
Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-10-2019 R-0 - 1 dari 1
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Jambi-Ma. Bulian Km.16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363
Hal :Nota dinas
Lampiran : -
Kepada
Yth. Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di-
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : isnanil mahfiroh
NIM : TP. TP. 151375
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul : Penerapan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqih
untuk meningkatkan belajar siswa di Madrsah Tsanawiyah
negeri 6 meragin
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, Mei 2019
Mengetahui,
Pembimbing II
ISKANDAR ,S.Ag, M.Pd, Ph.d
NIP.19751224 200912 1 001
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokume Kode Formulir
Berlaku
Tanggal
No
Revisi
Tanggal
Revisi
Halaman
In. 08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 1-3-2019 R-0 - 1 dari 1
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Jambi, 25 juni 2019
Penulis,
Isnanil Mahfiroh
TP151375
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang tercinta
Ayah Muh rifai S.Pd.i dan Ibunda Masriah S.Pd.i dan juga kakak kandung saya
Imam Mursalin S.Sy dan Meliana Ariska S.Hum yang telah mengasuh saya mulai
dari lahir hingga dewasa sekarang ini, semoga kedua orang tua saya selalu
mendapat rahmat dari Allah SubhanahuwaTa’ala , Aamiin.
Saya Isnanil Mahfiroh juga berterimakasih kepada Sahabat-sahabat saya
yang tercinta yakni , Nurma, , Anatunnisa, Ulfa, Rino, Kurnia Ilahi dan Olvi
Farozah yang tak kenal lelah menemaniku disaat sulitku, serta penyemangat di
saat lelah, dan seluruh keluarga ku yang telah memberi dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas dukungan dan do‟a kalian sehingga saya dapat
menyelesaikan studi pendidikan di perguruan tinggi ini, Terimakasih untuk semua
yang telah membantuku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah
SubhanahuwaTa’ala selalu memberi taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin yaa Robbal „Alamin.
MOTTO
تعاونوا علي ٱلإثم وٱلعدو ن وٱتقوا ٱلله....وتعاونوا علي ٱلبر وٱلتقوى ولا
٢إن ٱلله شديد ٱلعقاب
“ .....Bertolong-tolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada
Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT sangat berat siksanya”. (Q.S. Al-
Maidah:2)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb yang
Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas
iradah-Nya hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, pembawa risalah pencerahan bagi
manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Muhammad Ridwan, S.Psi, M.Psi, Ps selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam dan Mukhlis, S.Ag, M.Pd.I selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Agama Islam
4. Dr. Hj. Hindun, S.Ag, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I dan Iskandar,
S.Ag,M.Pd.Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr.Usman karim selaku kepala sekolah Mts Ne 6 Merangin yang telah
memberikan kemudahan kepada Penulis dalam memperoleh data di lapangan.
6. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang
telah menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku PAI A angkatan tahun 2015
Akhirnya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan membalas segala
kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Jambi, juni 2019
Penulis,
Isnanil Mahfiroh
TP151375
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
NOTA DINAS .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN ....................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
MOTTO .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................................... xi
DAFTAR ISI. ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah. ................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah.. ....................................................................................... 7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik .......................................................................................... 9
B. Acuan Teoritis .............................................................................................. 27
C. Model Tindakan ............................................................................................ 27
D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 29
E. Hipotesis ....................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 30
B. Rancangan Tindakan ..................................................................................... 30
C. Prosedur Tindakan ......................................................................................... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 32
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 32
F. Jenis Instrumen .............................................................................................. 32
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 33
H. Indikator Keberhasilan .................................................................................. 33
I. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .......................................................................................... 36
B. Analisis Data Penelitian Persiklus......................................................... ...... 43
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 55
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 59
B. Implementasi ................................................................................................. 60
C. Saran ............................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL & BAGAN
Bagan
Bagan 1 Bagan Struktur Organisasi .................................................... 42
Tabel
Tabel 1 Jadwal Penelitian................................................................... 35
Tabel 2 Data Keadaan Guru / Karyawan ........................................... 39
Tabel 3 Data Daftar Jumlah Siswa ..................................................... 40
Tabel 4 Data Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................... 41
Tabel 5 Data Skor Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ...... 48
Tabel 6 Data Skor Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 9 Data Hasil Tes Formatif dan Pengamatan Aktivitas Guru & Siswa
Lampiran 10 Kartu Konsultasi
Lampiran 11 Dokumentasi
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif
mengembangkan potensi dirinnya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-
Undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pada dasarnya semua kegiatan pendidikan, lebih khusus lagi kegiatan
belajar mengajar harus menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti
pendidik menggunakan cara untuk menyampaikan materi ajar yang ingin
disampaikan kepada peserta didik. Banyak metode yang biasanya digunakan
oleh pendidik untuk memperoleh hasil pembelajaran yang diinginkan. Metode
hanya merupakan satu aspek dari pembelajaran. Kenyataannya lebih dari satu
aspek yang harus diperhitungkan dalam keberhasilan pembelajaran.
Sebagai pengajar seseorang harus dapat merangsang terjadinya proses
berfikir dan juga harus dapat membantu tumbuhnya sikap kritis serta mampu
mengubah pandangan para peserta didiknya. Hal demikian perlu menggunakan
bentuk mengajar yang tidak biasa digunakan (non konvensional) dan lebih
menekankan pada aspek kreatif peserta didik.
Metode pengajaran dalam pendidikan adalah suatu proses untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan sehingga pendidik dapat mentransfer
kebudayaan dari generasi ke kegenerasi berikutnya tidak terkecuali di
dalamnya adalah metode pengajaran pada materi pelajaran fiqih.( (Arifin,
1993:11-14)
Metode demonstrasi pada dasarnya suatu metode yang menggunakan
seseorang untuk mempertontonkan gerakan atau suatu proses tertentu dengan
prosedur yang benar. Melalui metode demonstrasi ini peserta didik akan
melihat pemecahan suatu masalah melalui peragaan-peragaan tertentu sehingga
peserta didik memperoleh pengalaman tentang suatu konsep khususnya mata
pelajaran fiqih. Arti penting fiqih bagi umat Islam tidak dapat dipungkiri. Dalam
perkembangan selanjutnya pada saat ini fiqihharus mampu mewujudkan dimensi
kehidupan beragama peserta didik, sehingga lembaga pendidikan formal
bersama-sama lembaga pendidikan yang lain mampu mewujudkan kepribadian
individu yang utuh sejalan dengan pandangan hidup bangsa.
Dalam pembelajaran fiqih bukan hanya metode yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa, rendahnya kesadaran di kalangan siswa dan kurangnya sarana
pendukung untuk mempelajari pelajaran fiqih juga sangat berpengaruh pada
prestasi pelajaran fiqih. Melihat hal tersebut, guru dituntut profesionalitas dalam
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Karena pentingnya metode demonstrasi dalam pembelajaran untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajran fiqih maka penulis tertarik
mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi
pembelajaran Fiqih dalam meningkatkan hasil belajar siswa dikelas VIIA di
Madrasah Tsanawiyah Negri 6 Merngin ” dan memilih siswa Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah sebagai subyek penelitian dengan pertimbangan siswa Kelas VII.
Setelah melakukan analisis permasalahan tersebut,peneliti memilih
penyelesaian permasalahan tersebut. Dengan menerapkan metode demostrasi
dalam kegiatan pembelajaran. Karena metodedemonstrasi memiliki kelebihan
yaitu menggunakan alat peraga percobaan sesuai dengaan karakteristik materi
ajar, proses pembelajaran lebih jelas, sehingga menghindari
vebalisme,mempermudah pemahaman siswa untuk lebih aktif melalukan
demonstrasi atau eksperimen lebih lanjut .
Kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak
didik di kelas. Dalam penyampaian bahan pelajaran guru harus menggunakan
strategi yang tepat. Disinilah kehadiran metode menempati posisi yang penting
dalam penyampaian bahan pelajaran.
Melihat keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu kunci
keberhasilan pengajaran guru, guru harus menguasai metode pengajaran yang baik
dan tepat. Diharapkan dengan penerapan metode yang baik dan tepat akan lebih
efektif dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan, khususnya pembelajaran mata pelajaran
fiqih yang masih dianggap sulit sebagian besar siswa. Begitu pula terjadi di MTs
Negeri 6 Merangin .
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, dibutuhkan metode yang cocok
dengan pembelajaran fiqih di kelas, metode yang dirasa tepat digunakan di dalam
pelajaran fiqih adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan
metode mengajar dimana guru atau orang lain yang mewakili atau murid sendiri
memperlihatkan suatu proses, Metode ini mampu mengefektifkan kembali
suasana kelas yang pasif, tetapi untuk menerapkan metode demonstrasi guru harus
menguasai apa itu metode demonstrasi.
Apakah dengan waktu pelajaran fiqih yang hanya 80 menit ini pelajaran akan
dapat terselesaikan pencapaian materi shalat fardhu atau ada waktu tambahan
untuk menyelesaikan materi tersebut. Ini adalah tantangan untuk seorang guru
karena harus bisa mengatur waktu untuk tetap bisa memenuhi standar kompetensi
pencapaian materi dengan metode demonstrasi, karena menerapkan metode
demonstrasi tidak sama dengan menerapkan metode pembelajaran yang lain,
diperlukan waktu yang sedikit lebih lama untuk menerapkan metode demonstrasi
karena guru harus menguasai materi yang akan diajarkan, mempersiapkan alat
peraga untuk melakukan metode demonstrasi.
Metode demonstrasi disini adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada
seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh
panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara
mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan fikirannya secara logis dan
realistik. Tujuan dan manfaat metode demonstrasi secara umum adalah.
a. Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri anak.
samping itu, metode demonstrasi memiliki 2 (dua) fungsi yaitu:
1. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan
daya fikir dalam anak dapat meningkatkan kemampuan menganal,
mengingat, berfikir konvergen dan berpikir evaluatif. 7informasi kepada
anak.
2. Membantu meningkatkan daya fikir anak usia dini terutama Di dalam
perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor
lingkungan. Salah satu dimana faktor lingkungan yang sering dihadapi
oleh anak adalah kegiatan pembelajaran di sekolah, sekolah merupakan
lembaga pendidikan kedua setelah keluarga. Peranan sekolah sebagai
lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang
dimiliki siswa, supaya mampu menjalani tugas-tugas kehidupan, baik
secara individu maupun sosial.9
Namun bila dilihat sekarang ini, bayak siswa yang masih belum lancar dalam
gerakan shalat terutama bacaanya. Menyikapi hal tersebut seorang guru harus
lebih kreatif untuk menggunakan sebuah metode dalam mendidik siswa dalam
meningkatkan kualitas shalat fardhu. Dilihat juga usia anak yang mau menginjak
dewasa akan sulit bila diajari shalat bersama anak yang usianya masih dini karena
akan mempunyai rasa malu. Untuk menghindari hal tersebut, akan lebih mudah
bila pembelajaran shalat ini ditekankan sejak dini mengingat siswa dari latar
belakang dan input yang berbeda. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dan
bimbingan dari orang tua yang hanya terfokus pada kesibukan bekerja, lupa akan
kewajibannya dan tanggung jawabnya mendidik anak dalam shalat.
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti
masalah penerpan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah Negri 6 Merangin. Untuk itu penulis mengambiljudul “ Penerapan
Metode Demonstrasi pembelajaran fiqih untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Negri 6 Merangin ”
B. Fokus penelitian
Oleh karena itu dalam penelitian ini memfokuskan masalah sesuai dengan
tujuan permaslahan yang peneliti bahas. Maka maka peneliti memfokuskan untuk
meneliti “ penerapan metode Demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar di
kelas VII Madrsah Tsanawiyah Negri 6 Merangin.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, agar permasalahan tidak
melebar dan terfokus pada masalah yang akan dibahas, maka peneliti ini
mempunyai rumusan
1. Bagaimana bentuk penerapan metode demonstrasi pelajaran fiqih dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VII A di Madrsah Tsanawiyah
Negeri 6 Merangin ?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan metode
demonstrasi dalam meningkatan hasil belajar siswa di kelas VII A di
Madrsah Tsanawiyah Negeri 6 Merangin ?
D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui langkah penerapan metode demonstrasi di
Kelas VII MTs N 6 Merangin.
2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini secara teori dan
praktek adalah sebagai berikut:
A. Kegunaan Teori
1. Sebagai informasi bagi para penyelenggara pendidikan,
khususnya guru mata pelajaran fiqih.
2. Sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan
prestasi belajar siswa, khususnya prestasi pada mata
pelajaran fiqih.
B. Kegunaan Praktek
1. Dapat menambah pengalaman bagi penulis dari kenyataan yang ada
di lapangan yang belum penulis dapatkan sebelumnya dan bagi para
pembaca dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan
pemilihan alternatif kegiatan pembelajaran.
2. Untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan dan memperbanyak
bahan pustaka yang ada.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi konseptual
1. Metode Demonstrasi
Menurut kamus umum bahasa indonesia, metode adalah cara yang teratur
dan berikir baik untuk mencapai suatu maksud. Metode adalah suatu cara yang
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Metode mengajar adalah suatu teknik menyampaikan bahan pembalajaran
kepada murid-murid agar siswa dapat menagkap pelajaran dengan mudah
efektif dan dapat dicerna dengan baik
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru atau orang lain
yang segaja diminta untuk memeperlihatkan kepada seluruh kelas seluruh kelas
misalnya gerakan solat, sehingga siswa dapat melihat langsung proses solat
yang di sertai bacaan solat . Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang
pengertian metode Demonstrasi, maka dibawah ini penulis mengemukakan
pendapat ahli tentang metode pengajaran sebagai berikut:
a. keterangan diatas dapat dikemukakan bahwa pengertian metode
demonstrasi adalah suatu metode mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru, murid atau orang lain yang sengaja diminta untuk
mendemonstrasikan bentuk suatu kegiatan atau proses suatu kejadian
dalam menyampaikan pelajaran. Dalam mendemonstrasikannya dapat
menggunakan alat bantu maupun tidak, dan biasanya sudah dilakukan
terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan atau
mendemonstrasikannya.
b. Tujuan penerapan metode demonstrasi Metode demonstrasi barang kali
lebih tepat untuk mengajarkan ketrampilan tangan dimana gerakan-
gerakan jasmani dan gerakan-gerakan dalam memegang sesuatu benda
akan dipelajari, ataupun untuk mengajar hal-hal yang bersifat rutin.
Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk mengajarkan
ketrampilan-ketrampilan fisik dari pada ketrampilan-ketrampilan
Menurut Chardille dalam bukunya Stategi Belajar Mengajar bahwa metode
demonstrasi dapat digunakan untuk :
1. Mengajar siswa tentang bagaimana melakukan sebuah tindakan
atau penggunaan Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Stategi
belajar mengajar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Derektorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan tenaga
Pendidikan, hal. suatu prosedur atau produk baru.
2. Meningkatkan kepercayaan bahwa suatu prosedur memungkinkan
bagi siswa melakukannya.
Meningkatkan perhatian dalam belajar dan penggunaan prosedur bahwa tujuan
penerapan metode demonstrasi adalah:
a. mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan,
proses pembuatan, proses kerja, proses mengerjakan dan
menggunakan.
b. mengingformasikan bahan yang diperlukan untuk
membuat produk tertentu.
c. menegangahkan cara kerja. Dari berbagai tujuan
penerapan metode demonstrasi yang dikemukakan oleh
cardille dan winarno,
dapat di identifikasi tujuan penerapan metode demonstrasi yang mencakup :
a. Mengajar siswa tentang suatu tindakan, proses, atau
prosedur ketrampilan-ketrampilan fisik atau motorik.
b. Mengkongkretkan informasi yang disajikan kepada
siswa.
c. mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami
tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu Dengan
demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam;
sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna.
Mengembangkan kemampuan pengamatan pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-samKeunggulan metode demonstrasi Adapun penggunaan teknik demontras
A. Penerapan Metode Demonstrasi
Penerapan Metode Demonstrasi Penerapan metode yaitu suatu cara
penyampaian bahan pelajaran yang sistematis dan terencana untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh seorang guru ketika melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (Yunus Namsa, 2000:).
Metode secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu dari , kata metodus
berarti cara. sedangkan menurut istilah metode adalah istilah yang digunakan
untuk mengungkapkan pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu..
Sedangkan demonstrasi dalam buku Strategi Belajar (Mansyur, 1999: 152)
Mengajar ialah metode yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang
sengaja di datangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan atau
suatu proses dengan prosedur yang benar Dengan demikian pengertian
penggunaan metode demonstrasi artinya adalah salah satu cara yang
menggunakan seseorang yang sengaja di datangkan untuk mempertunjukkan
gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar tentang materi pelajaran
kepada peserta didik.
Metode demonstrasiDemontrasi Dalam mengajar anak lebih mudah diberikan
pelajaran dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan gurunya. Penyajian
bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu
prose, situasi,atau benda tertentu yang sedang dipelajari Dalam hal ini, guru
mengajar melalui demonstrasi .Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan
dan menjelaskan (Drs. Syaiful bahri 2002).
Sementara itu menurut Diah Harianti, menyatakan bahwa demonstrasi juga
diartikan sebagai suatu metode dimana guru mempertunjukkan atau memperagakan
suatu objek, benda atau proses dari suatu kejadian atau perisitiwa. Dari pengertian
di atas terungkap bahwa terdapat tiga komponen yang paling penting pada metode
demonstrasi yakni menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan. Dalam
penerapannya ketiga hal tersebut dipadukan dengan penemuan sehingga guru
memberikan pertanyaan yang mengarahkan misalnya bila seorang kakek akan
menyeberangi jalan,maka apa yang siswa lakukan. Metode demonstrasi yang
dipadukan dengan penemuan, memungkinkan guru membimbing anak untuk
menemukan hal – hal yang baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang disusun
oleh anak.
Metode demonstrasi perlu dilakukan dalam rangka pengembangan motivasi
anak peserta didik karena mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh atau
meniru orang lain dan disertai dengan penejlasan lisan dengan metode demonstrasi
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam
sebagai salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak tersebut sangat konstruktif
dan memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan anak didik untuk
melakukan segi–segi yang berguna dari kehidupan, seperti bagaimana cara makan,
berpakaian dan lain –lain (syaiful bahri djamarah.2002:102)
memberikan pertanyaan yang mengarahkan misalnya bila seorang kakek akan
menyeberangi jalan,maka apa yang siswa lakukan. Metode demonstrasi yang
dipadukan dengan penemuan, memungkinkan guru membimbing anak untuk
menemukan hal – hal yang baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang disusun
oleh anak.
Metode demonstrasi perlu dilakukan dalam rangka pengembangan motivasi
anak peserta didik karena mengingat kecenderungan anak untuk mencontoh atau
meniru orang lain dan disertai dengan penejlasan lisan dengan metode demonstrasi
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam
sebagai salah satu naluri yang sangat kuat. Sifat anak tersebut sangat konstruktif
dan memiliki manfaat sebab guru dapat memotivasikan anak didik untuk
melakukan segi–segi yang berguna dari kehidupan, seperti bagaimana cara makan,
berpakaian dan lain –lain (syaiful bahri djamarah.2002:102)
Hal-hal yang diperlu diperhatikan guru, dalam menggunakan metode Demontrasi:
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di
mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas
mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat
yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh
dari kelas.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat prakti
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori
dari apa yang akan di demonstrasikan.
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan metode demonstrasi untuk
melaksankan metode demonstrasi yang baik dan efektif ada beberpa langkahyang
harus diapahami dan digunkan oleh gru yang terdiri dari perencanaan uji coba
pelaksanaan yang di lakukan oleh guru diikuti oleh siswa dan diakhiri dengan
evaluasi.
Adpaun langkah-langakah metode demonstrasi sebagai berikut :
1. Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang
diaharapkan oleh siswa sesudah demonstrasi di lakukan
2. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apakah metode
dipergunakan dengan baik dan apakahia merupakan metode yang
efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi iu bisa didapat dengan
mudah dan sudah dicoba terlebih dahulu suapaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal.
4. Jumlah siwa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas
5. Menetapkan garis-garis besarlangkah-langkah yang akan di laksankan
sebaiknya sebelum demostrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu
supaya tidak gagal pada waktunya.
6. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia untuk
memberi kesempatan kepada siswamengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi
7. Selama demonstassi berlangsung. Hal-hal yang harus diperhatikan
keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.alat-alat
yang telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa
dapat melihat dengan jelas. Telah disarankan kepada siswa untuk
membuat catatan-catatanseperlunya
8. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.
Faktor-faktor ysng perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi
sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan peserta didik untuk mengulangi demosntrasi dengan
bantuan penyaji
b. Peserta lain mengulangi demosntrasi dengan bantuan dari peserta yang
sudah paham
c. Memberi kesempatan padasemuapeserta untuk berlatih sendiri.
Tindak lanjut yang digunakan dalam penggunaan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut :
1. Bersam peserta mengevaluasi pelaksanaandan hasil peserta
2. Mengulangai semua langkah-langkah demonstrasi ,jika perlu
3. Memberi tugas padapeserta didik Perencanaan telah tersusun
Dan adapun sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru
harus terlebih dulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh
murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.
Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga
kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini
Kelebihan metode demonstrasi: (Achmad Patoni, 2004),
a. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati.
b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di
demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar
d. Dapat menambah pengalaman anak didik
e. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di
sampaikan.
f. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan
kongkrit
g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap
siswa karna ikut serta berperan secara langsung. Setelah melihat
beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam
bidang setudi geografi, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan
seperti pembuatan peta menggunakan kompas dan meteran.
Apabila teori pembuatan peta menggunakan kompas dan meteran yang
betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba
mendemonstrasikan di depan para murit.
Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati
langkah dari langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada
kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan
mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan
kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman
kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun
bagi yang menyaksikannya.
Kekurangan Metode Demonstrasi (Achmad Patoni, 2004),
a. Memerlukan waktu yang cukup banyak
b. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien
c. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahanbahannya.
d. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
e. e. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak
efektif.
f. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi
Dalam
menggunakan metode demonstrasi, guru perlu memperhatikan beberapa
hal-hal sebagai berikut :
1. Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa. Susun
langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur
sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.
2. Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi
dimulai. Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai
dengan kenyataan sebenarnya
Aspek penting dalam metode demonstrasi (Dr. Armai Arif, M.A)
1. Demonstrasi akanmenjadi metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diketahui oleh aktivitas
dimana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan
aktivitas mereka sebagai pengalaman berharga
3. Tidak semua hal di demonstrasikan didalam kelas misalnya alat-alat
yang terlalu besar atau yang berada ditempat lain yang jauh dari kelas
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam
pembelajaran yang pelaksanaannya memeliki keahlian yang dilakukan melalui
penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan menggunakan alat atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik dalam bentuk alamiah (asli) maupun dalam bentuk buatan
(tiruan), ( martinis yahmin.2013:65)
yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode demonstrasi,
proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
menguraikan bahwa metode demonstrasi mempunyai peran, di antaranya dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), siswa lebih
mudah memahami apa yang dipelajari, proses pembelajaran lebih menarik, siswa
dirangsang untuk lebih aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa metode demonstrasi
merupakan metode yang sangat membantu siswa untuk meningkatkan daya
khayal, daya pikir, sehingga sesuatu yang diajarkan mudah dipahami dan
dimengerti. Dengan demikian, materi bagaimana pun bentuknya, siswa akan lebih
mudah memahami jika diajarkan melalui metode demonstrasi.
Berdasrkan uraian di atas, penulis termotivasi meneliti pembelajaran puisi
melalui metode demonstrasi. Hal ini dilakukan dengan pemahaman bahwa
pembelajaran deklamasi puisi saat ini sangatlah rendah intensitasnya. Padahal,
aspek ini telah menjadi bagian penting dalam kurikulum yang berlaku dalam
dunia pendidikan di sekolah. Sejalan dengan hal tersebut mengemukakan bahwa
kondisi pembelajaran sastra sejauh ini sangatlah kurang memuaskan. Hal ini
dirasakan oleh banyak kalangan seperti: sastrawan, pemerhati sastra, masyarakat,
siswa, dan bahkan juga kalangan guru sastra sendiri. Demonstrasi merupakan
praktek yang diperagakan kepada peserta didik. Karena itu, demonstrasi dapat
dibagi menjadi dua tujuan yaitu demonstrasi proses untuk memahami langkah
demi langkah ; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan
hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan
praktek oleh peserta didik sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh
pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan praktek adalah membuat
perubahan pada rana keterampilan.
B. Beberapa Model Demonstrasi
Berdasarkan siapa yang melakukan secara aktif berdemonstrasi, apakah guru atau
siswa, dapatlah dikelompokkan beberapa model demonstrasi, yaitu
a. Guru yang demonstrasi sendiri dan siswa hanya mengamati atau
melihat dari jauh. Di sini siswa kurang partisipan.
b. Demonstrasi dilakukan oleh guru dan siswa bersama. Siswa ikut
aktif melakukan demo bersama guru. Misalnya ikut mengukur,
mengamati, mengumpulkan data, menjawab, menunjukkan alatnya,
dll.
c. Dilakukan oleh sekelompok siswa yang telah ditunjuk sebelumnya
sehingga dapat mempersiapkannya dengan baik.
d. Dilakukan oleh seorang siswa. Siswa yang telah ditunjuk atau yang
menawarkan diri dapat melakukan demonstrasi di depan kelas.
Sebaiknya sebelum demonstrasi, guru membantu dalam persiapan
sehingga demonstrasinya lancar.
e. Dilakukan oleh tamu yang diundang. Kadang ada tamu atau
seorang ahli yang datang ke sekolah dan mereka diminta
demonstrasi tentang suatu alat atau topik tertentu.
C. Keunggulan Metode Demonstrasi
Adapun penggunaan teknik demontrasi mempunyai tujuan agar siswa
mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya penggunaan simpul grany dan simpul mati untuk mengikat tali
sepatu, dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari
suatu benda Siswa dapat menyaksikan kerjanya suatu alat atau mesin
seperti penggunaan gunting untuk memotong kain.
Dengan demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan sesuatu
alat atau perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan
memperbandingkan cara yang terbaik dan mereka akan mengetahui
kebenaran dari suatu teori dalam praktek.
Dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan
memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran
berlangsung, sehingga siswa dapat langsung melihat bagaimana gerakan
dan bacaannya atau proses terjadinya sesuatu pada benda. Agar lebih jelas
dalam pengertian bentuk kebaikan metode demonstrasi, maka dibawah ini
penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli tentang bentuk kebaikan
metode demonstrasi.
Diantaranya Menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi
Pengajaran Agama Islam memaparkan beberapa kebaikan metode demonstrasi
2. Keaktifan murid akan bertambah, lebih-lebih jika murid diikut sertakan.
3. Pengalaman murid-murid bertambah karena murid-murid turut membantu
pelaksanaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa
mengembangkan kecakapannya.
4. Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, murid-
murid tidak hanya mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru tetapi
juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan demonstrasi.
5. Pengertian lebih cepat tercapai, murid dalam menanggapi suatu proses adalah
dengan mempergunakan alat pendengar, penglihat dan bahkan dengan
perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman murid dan menghilangkan
sifat verbalisme dalam belajar.
6. Perhatian anak-anak dapat dipusatkan dan titik yang dianggap penting oleh
guru dapat diamati oleh anak-anak seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian
anak-anak hanya tertuju pada suatu yang didemontrasikan sebab murid-murid
lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada
semata-mata hanya mendengarkan saja.
7. Mengurangi kesalahan-kesalahan, penjelasan secara lisan banyak
menimbulkan salah faham atau salah tafsir dari murid-murid apalagi kalau
penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi di samping
penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit
Basyiruddin Usman mengemukakan dalam bukunya Metodologi Pengajaran
Agama Islam memaparkan beberapa kebaikan metode demonstrasi.
1. Perhatian siswa akan dapat terpusat pada anak yang
mendemonstrasikannya.
2. Memberikan pengalaman praktis yang membentuk ingatan yang kuat dan
ketrampilan dalam berbuat.
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa akan terjawab menghindarkan
kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka
mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang diadakan.
Sedangkan Roestiyah berpendapat dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
memaparkan kebaikan metode demonstrasi Penggunaan teknik demonstrasi
sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas.
Keuntungan yang diperoleh adalah dengan demonstrasi perhatian siswa lebih
dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan
contoh konkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal
lebih lama dalam jiwanya, selanjutnya memberikan motivasi untuk siswa agar
lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat partisipasi aktif, dan
memperoleh penglaman langsung, serta dapat mengembangkan kecakapannya.
Moejiono mengemukakan dalam bukunya Stategi Belajar Mengajar
memaparkan beberapa kebaikan metode demonstrasi
a. Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa
hanya membaca atau mendengar pejelasan saja, karena
demonstrasi memberikan gambaran kongkrit yang memperjelas
perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.
b. Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan
demonstrasi, sehingga memberikan kemungkinan yang besar bagi
para siswa memperoleh pengalamanpengalaman langsung. Peluang
keterlibatan siswa memberikan kesempatan siswa mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari
teman-temannya.
c. Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang
dianggap penting, sehingga para siswa akan benar-benar
memberikan perhatian khusus terhadap hal tersebut. Dengan kata
lain, perhatian siswa lebih mudah di pusatkan kepada proses
belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.
Memungkinkan para siswa mengajukan pertayaan tentang hal-hal yang belum
mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertayaan dapat
disampaikan guru pada saat itu pula.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikemukakan bahwa kebaikan atau
keunggulan metode demonstrasi adalah siswa akan lebih terfokus pada materi
yang diberikan dengan metode demonstrasi, dan akan tahan lama daya ingatnya
pada siswa karena siswa pada metode demonstrasi akan merasakan atau
melakukan sendiri apa yang di demonstrasikannya, juga dengan metode
demonstrasi yang diterapkan pada suatu materi pelajaran akan menghilangkan
kerancuan pemahaman atau kesalah fahaman dalam memahami suatu penjelasan
dari seorang guru yang biasanya terjadi pada model pembelajaran dengan metode
ceramah, terlebih dahulu untuk menggambarkan suatu bentuk kegiatan atau
bentuk proses kejadian sesuatu selain itu siswa akan mudah mencapai pemahaman
terhadap apa yang disampaikan seorang guru
2.Pembelajaran
a. Pengertian pembelajaran
Secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai
upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai
upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan
yang telah direncanakan.”Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. pada dasarnya
merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan/merangsang seseorang agar
bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. mendefinisikan
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedural yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran adalah pemindahan
pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain
yang belum mengetahui.
Pengetahuan yang dipindahkan tersebut berasal dari dua sumber, yakni:
sumber Ilahi dan sumber manusiawi. Pemindahannya dilakukan melalui proses
pembelajaran, dimana terjadi interaksi antara pengajar sebagai katalisator dengan
pelajar sebagai katalis. Pelajar secara kontinue menyempurnakan diri sehingga
mampu menjadi katalis yang semakin meningkat kemampuannya. Sejalan
dengan pengertian pembelajaran sebagai suatu proses. Proses pembelajaran
adalah interaksi yang bernilai positif antara siswa dan pendidik yang bertujuan
adanya perubahan ke arah peningkatan kemampuan siswa.
Terlaksananya proses pembelajaran yang baik adalah tercapainya efektivitas
pembelajaran, dimana siswa merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran. Dari
pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian kejadian ekstrim yang
berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami
siswa.
Menurut Oemar Hamalik mendefinisikan pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang terorganisir yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedural yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
Pembelajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang
mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.
Pengetahuan yang dipindahkan tersebut berasal dari dua sumber, yakni: sumber
ilahi dan sumber manusiawi. Pemindahannya dilakukan melalui proses
pembelajaran, dimana terjadi interaksi antara pengajar sebagai katalisator dengan
pelajar sebagai katalis. Belajar secara kontinu menyempurnakan diri sehingga
mampu menjadi katalis yang semakin meningkat kemampuannya
Sejalan dengan pengertian pembelajaran sebagai suatu proses. Proses
pembelajaran adalah interaksi yang bernilai positif antara siswa dan pendidik
yang bertujuan adanya perubahan kearah peningkatan kemampuan siswa.
Terlaksananya proses pembelajaran yang baik adalah tercapainya efektivitas
pembelajaran, dimana siswa merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mancapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru,
dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku,
papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan filem, audio dan vidio tape. Fasilitas
dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer.
Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar,
ujian, dan sebagainya.
b. Kegunaan Metode pembelajaran
Pembelajaran Secara umum, kegunaan metode pembelajaran sebagai
pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dan
ilmu pendidikan. Di samping itu, metode merupakan sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu
ilmu.
Menurut Darwin Syah, “metode mengajar dapat menciptakan terjadinya
interaksi belajar mengajar yang baik, efektif dan efisien”. Sedangkan, Khoiron
Rosyadi menyatakan bahwa, “keberadaan metode juga bermanfaat sebagai alat
untuk menolong para pelajar untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan,
sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan.
Sehubungan kegunaan metode pembelajaran, Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain mengemukakan bahwa metode pembelajaran memiliki kegunaan
sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat
untuk mencapai tujuan Lebih lanjut, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
menjelaskan kegunaan metode pembelajaran sebagai berikut:
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Metode berfungsi sebagai alat
perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2. Metode sebagai strategi pengajaran Metode berfungsi sebagai cara
untuk menciptakan belajar yang efektif dan efisien serta mengena
pada tujuan yang diharapkan.
3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Metode berfungsi sebagai
alat yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai selama salah satu dari komponen-
komponen pembelajaran tidak digunakan. Salah satu komponen
tersebut adalah metode pembelajaran.
Dengan demikian, jelaslah bahwa metode pembelajaran sangat berfungsi dalam
menyampaikan materi pendidikan dan pembelajaran.
c. Prinsip-prinsip pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran,agar tercapai secara optimal
perlu diperhatikan beberpa prinsip pembelajaran,.prinsip pembeljaran dibagun
atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori
belajar dan hasil penelitian dalam kegiatan pembeljaran
Beberpa prinsip pemebelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan
mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974) sebagai berikut
1. Respon baru ( new respon ) Diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi
sebelumnya
2. Prilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respons ,tetapi juga dibawah
pengaruh kondisi atau tanda-tanda dilingkuan siswa
3. Prilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu hilang atau berkurang
4. Belajar berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan di trsnfer
pada situasi lai n yang terbatas pula kebutuhan memecahkan materiyang
kompleks menjadi kegiatan kegiatan kecil dapat dikurangi pada dengan
mewujudkan dalam suatu model
3.Pembelajaran mata pelajaran fiqih
1. Penegrtian pembelajaran fiqih
Pembelajaran mata pelajaran fiqih adalah suatu mata pelajaran yang
diajarkan di setiap madrasah. Sedangkan dalam mata pelajaran fiqih yaitu salah
satu bagaian dari mata pelajaran Pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok–pokok
hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli,
serta melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.( zen
Amirudin 2006 hlm2)
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran mata pelajaran fiqih di sini
adalah salah satu materi pendidikan agama Islam yang diajarkan di
sekolah/madrasah sebagai proses pemberian petunjuk kepada orang lain untuk
memperoleh suatu kaidah tentang keimanan kepada Tuhan dan tata peribadatan,
serta tata kaidah yang bertalian dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Hukum ilmu fiqih
Fiqih di dalam bahasa Arab, “ditulis fiqh atau kadang-kadang fekih setelah
diindonesiakan, artinya paham atau pengertian Kemudian “secara harfiah, kata
fiqih berarti paham yang mendalam Jadi kata fiqih berarti suatu paham
yang berisi tentang ilmu lahir dan batin manusia dari keadaan lahir sampai
pada jiwanya yang dibahas secara mendalam. Al-Qur‟an juga menyebutkan
bahwa fiqih mempunyai “bentuk kata kerja (fi‟il) sebanyak 20 kali, dan dalam
penggunaannya, kata fiqih berarti memahami
Fiqih Secara istilah, memiliki beberapa pengertian di kalangan para ahli
hukum Islam. Menurut Al-Qardlawi, “fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-
hukum syari‟ah yang bersifat praktis yang digali dari dalil-dalil yang rinci
Sedangkan menurut Al-Jurjani, “fiqih adalah ilmu yang digali melalui penalaran
atau ijtihad Jadi, fiqih merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu bidang
ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi,
bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.
Ilmu fiqih sangat mempengaruhi dalam kehidupan manusia sehari-hari,
karena fiqih paling banyak membentuk karakter dan cara hidup manusia yang
menuju ke arah kebaikan, seperti yang dinyatakankan oleh M.H. Hooker, bahwa
“fiqih memang memiliki posisi dan peranan yang cukup penting dalam
kehidupan umat islam”.
Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat islam untuk mempelajari fiqih
ialah :
1. Untuk mencari kebiasaan paham dan pengertian dari agama islam
2. Untuk mempelajari hukum-hukum islam yang berhubungan dengan
kehidupan manusia.
3. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan
hukum agama dengan baik dalam bidang aqidah dan akhlak maupun dalam
bidang ibadah dan muamalat.
Hukum mempelajari ilmu fiqih menjadi dua bagian
a. Ada ilmu fiqih yang wajib dipelajari oleh seluruh umat muslim yang
mukhalaf seperti mempelajari masalah shalat,puasa dan lain-lain
b. Ada ilmu fiqih yang wajib sebagaian orang yang ada dalam kelompok
mereka ( umat islam, seperti mengetahui masalh rujuk, syarat-syarat
menjadi qadhi( wali hakim) dan lain-lain
Di samping itu hukum di tunjukan pula dengan cara melaksankan suatu
perbuatan dalam menempuh garis lintas hidup yang tidak dapat dipastikan liku
dan panjangnya, sebagai makhluk sosial budaya,manusia hidup memerlukan
hubungan antra dirinya sendiri ataupun diluar dirinya.
3. Fungsi dan tujuan mata pelajaran fiqih adalah sebagai berikut
a. Mendorong timbulnya kesadaran beribadah siswa kepadaAllah SWT
b. Menanamkan kebiasaan melaksanakan hukum islam dikalangan siswa
dengan ikhlas
c. Membentuk kebiasaan disiplin dan rasa tanggung jawab
d. Menorong timbulnya kesadaran siswa untuk mensyukuri nikmat Allah
SWT dengan menggelola dan memanfaatkan alam untu ksejahteraan
hidup
4. Pendekatan pembelajaran fiqih
a. Penedekatan rasional
Pendekatan dalam proses belajarmengajar yang lebih menekankan
kepada aspek berfikir .
b. Pendeketan emosional
Upaya untukmenggugah perasaan atau emosi peserta didik.
c. Pendekatan pengalaman
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperaktekkan
dan merasakan hasil-hasil pengalam.
5. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih
1. Perencanaan Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran
Fiqih
Perencanaan pembelajaran menurut standar proses merupakan tahap pertama
dalam pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).56 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pada hakikatnya adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih Dengan demikian, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran yang
mengacu pada silabus atau buku panduan guru untuk satu pertemuan atau lebih.
Adapun pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien,
maka diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses
belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang
dalam suatu skenario yang jelas.
Oleh karena itu, di dalam Pedoman Teknis Implementasi Kurikulum
pembelajaran fiqih di MTs Negeri 6 MeranginRencana pelaksanaan pembelajaran
adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup:
1. Identitas Madrasah, mata pelajaran, kelas/semester; materi pokok; dan
alokasi waktu
2. Kompetensi Inti (KI)
3. Kompetnsi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Tujuan Pembelajaran (boleh tidak dicantumkan)
5. Materi Pembelajaran
6. Metode Pembelajaran
7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
8. Media, Alat dan Sumber belajar dan
9. penilaian.
Untuk merencanakan pembelajaran yang berkualitas, maka pengembangan RPP
menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap guru. Pengembangan RPP
dapat dilakukan pada setiap awal semester
6. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih
Langkah-langkah pembelajaran merupakan tahapan-tahapan pembelajaran
yang terdiri kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran Fiqih dengan penerapan demonstrasi oleh guru,
berdasarkan kurikulum 2013 dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan:
1. Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
3. Guru mengantarkan siswa kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan
tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai
dan.
4. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti meliputi:
1 Mengamati:
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas danbervariasi
kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru Memfasilitasi siswa untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
2. Menanya:
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada
siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat. Guru perlu membimbing siswa 49 untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada
yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang
lebih abstrak.
3. Mengeksplorasi
sebagai tindak lanjut dari aktivitas bertanya, siswa diajak menggali
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara
yang efektif.
4. Mengasosiasi
Informasi yang diperoleh siswa menjadi dasar untuk kegiatan
berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan
satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari
pola yang ditemukan.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasi dapat dilakukan melalui aktivitas
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola dari konsep ataupun
pengalaman baru yang didapatnya.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
Adapun menurut Didi Supriadie dan Deni Darmawan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi, yakni:
Lngkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi, diawali dengan menata ruang dan alat, mengoganisasi siswa,
memberikan informasi materi pokok yang akan didemonstrsikan,
menginformasikan indicator hasil belajar yang ingin dicapai, dan
menginformasikan langkah-langkah pembelajaran, memperlihatkan alat, bahan,
benda, objek, atau peristiwa, mengembangkan tanya jawab. Kemudian
melaksanakan demonstrasi yang dimulai dengan menjelaskan secara singkat teori,
dalil, rumus, hokum, mekanisme kerja, proses, yang akan dibuktikan melalui uji
coba, perangaan, praktik bekerjanya sesuatu, dan sebagainya, lakukan
pengulangan seperlunya, lakukan penilaian melalui Tanya jawab pada setiap
penggalan secara efektif dan esfisien. Akhiri dengan merangkum dan kesimpulan,
lakukan penilaian dengan mengajukan pertanyaan lisan dan/atau tulisan untuk
mengetahui apakah indikator hasil belajar tercapai dan dapat mencapai
kompetensi dasar. Sebagai cataan, metode demonstrasi seringkali berpadan
dengan metode simulasi. Metode demonstrasi dalam praktiknya menggunakan
benda, objek, peristiwa sebenarnya,
sedangkan metode simulasi menggunakan benda, objek, peristiwa tiruan atau
model. Simulasi digunakan, karena benda, objek, dan peristiwa sulit untuk
digunakan karena faktor ketersediaan, faktor keamanan, atau faktor pembiayaan
yang mahal, dan sebagainya. Senada dengan penjelasan di atas, Kemeterian
Agama RI juga memberikan penjelasan terkait langkah-langkah pembelajaran
dengan penerapan metode demonstrasi yaitu: a. Memilih KD/tujuan pembelajaran
yang menuntut kemampuan penerapan atau prakte
Madrsah Tsanawiyah Negri 6 Merangin adalah lembaga pendidikan di bawah
naungan Kementrian Agama, yang merupakan jenjang pendidikan setingkat SLTP
yang berdomisili di desa margoyoso Kabupaten Merangin , sebagai tempat
penelitian yang penulis laksanakan. Dengan demikian yang dimaksud “penerapan
metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih di Madrasahadalah suatu penelitian
ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan penggunaan metode demonstrasi
pembelajaran pada siswa kelas VII (tujuh)
4.Hasil Belajar
Pendidikan merupakan kunci kemajuan dan kesuksesan masa depan
suatu bangsa dan pembimbingan seseorang ke arah dewasa, baik secara
biologis, ekonomis, maupun secara sosiologis. Seseorang yang dewasa harus
memiliki life skill atau kecakapan hidup, sehingga tidak menjadi beban bagi
orang lain. Dia harus mempunyai kepribadian yang mandiri sehingga setiap
tantangan, rintangan dan persoalan dapat diterima dengan tenang, kemudian
dihadapi dengan cermat dan memecahkannya dengan bijaksana.
1. Hakikat Belajar Mengajar
Menurut Abu Ahmadi sebagai mana di kutip Zainal Aqib hakekat
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Hakekat belajar adalah usaha sadar untuk menguasai ilmu,
untuk dapat menerapkan pengetahuan untuk dapat
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik.
Sedangkan mengajar itu ada beberapa jenis,yaitu:
1. Pengetahuan dan kebudayaan kepada anak,
2. menyampaikan kebudayaan dan pengetahuan kepada anak,
3. Suatu aktifitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses
belajar.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hakikat belajar mengajar adalah proses
perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan
adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahakan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Jadi belajar mengajar merupakan suatu komponen yang saling terkait dan
selalu berhubungan dalam suatu proses menuju perubahan pengetahuan, perubahan
perilaku, perubahan ketrampilan dan dapat menguasai, mengatasi persoalan hidup
dengan baik dan mandiri.
1. Proses belajar mengajar
Dalam suatu proses pembelajaran/belajar mengajar selalu ada guru dan
siswa. Suatu proses tidak akan dapat disebut belajar mengajar apabila salah
satunya tidak ada. Selain kedua hal tersebut, hal penting lainnya adalah materi
pembelajaran yang akan disampaikan guna menambah ilmu pengetahuan bagi
siswa dan juga bagi guru itu sendiri. Secara umum tujuan belajar mengajar
adalah untuk mengubah pengetahuan peserta didik, mengubah kepribadian,
mengubah ketrampilan, dan untuk membentuk peserta didik. Jadi dalam
pendidikan harus ada perubahan. Kalau tidak ada perubahan maka kegiatan
belajar mengajar itu tidak berhasil.
Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan
hasil dari proses belajar. Akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang merupakan hasil proses belajar, yang perlu di garis
bawahi bahwa perubahan hasil belajar diperoleh karena individu yang
bersangkutan berusaha untuk belajar. Dari uraian tersebut dapat di
identifikasikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu:
1. Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri
seseorang, baik secara aktual maupun potensial.
2. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan
di tempuh dalam jangka waktu yang lama.
3. Perubahan terjadi karena adanya usaha dari dalam setiap individu.
Gagne mendefinisikan belajar suatu proses perubahan tingkah laku yang
meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan
perubahan kemampuan yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai
jenis kinerja.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang di rencanakan atau di desain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu
disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak
pada orang lain dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda.
Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai
karakteristik individualnya yang khas, seperti minat , intelegensi, perhatian, bakat,
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai cara yang khas untuk mengusahakan
proses belajar terjadi dalam dirinya. Individu yang berbeda dapat melakukan
proses belajar dengan kemampuan yang berbeda dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Siswa dikatakan belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik dengan baik terhadap lingkungannya. Dalam proses hasil
belajar menurut taksonomi pembelajaran Ben yamin S. Bloom menyatakan bahwa
pembelajaran meliputi 3 aspek, yaitu:
a. Aspek Kognitif
1) Pengetahuan, yaitu tingkat kemampuan yang harus dikuasai siswa
untuk mengenal (recognition) dan mengingat kembali (recall)
konsep, fakta, dan informasi.
2) Pemahaman, yaitu tingkat kemampuan yang diharapkan agar dikuasai
siswa untuk memahami atau menangkap makna dan fakta dari bahan
yang dipelajari. Tingkat ini lebih sulit dari pada pengetahuan, karena
memerlukan pemikiran.
3) Penerapan, yaitu kemampuan yang dituntut agar yang bersangkutan
mampu menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dan
dipahami dalam situasi baru.
4) Analisa, yaitu kemampuan untuk menguraikan atau merinci sesuatu
ke dalam unsur-unsurnya, sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan sebaik-baiknya.
5) Sintesa, yaitu kemampuan untuk membentuk atau menyatukan unsur-
unsur menjadi suatu bentuk yang menyeluruh.
6) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk membentuk pendapat yang
mengandung penilaian atas suatu pernyataan, konsep, situasi, dan
sebagainya berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dan kegiatan ini bisa
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerjanya, cara pemecahannya
dan sebagainya.
b. Aspek Afektif
1. Penerimaan, yaitu kepekaan terhadap suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikannya, seperti buku pelajaran, penjelasan guru.
2. Merespon (responding), yaitu kerelaan untuk memperlihatkan reaksi
terhadap norma tertentu; menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk
merespon: dan merasa puas dalam merespon.
3. Penilaian, yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
4. Organisasi, yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
konsep tentang suatu nilai sebagai pedoman dalam kehidupan dan
menyusun suatu sistem nilai.
5. Karakteristik menurut suatu nilai atau komplek nilai (pembentukan pola
hidup), yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati dan
mewujudkan nilai-nilai dalam kehidupannya sedemikian rupa sehingga
menjadi milik pribadinya dan menjadi bagian dari pribadinya.
c. Aspek Psikomotorik
1. Persepsi, yaitu mencakup kemampuan untuk membedakan secara tepat
dua perangsang atau lebih, berdasarkan ciri-ciri fisik yang khas dari
masing-masing perangsang tersebut.
2. Kesiapan, yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya
dalam memulai suatu gerakan atau serangkaian gerakan, baik secara
jasmani atau mental.
3. Gerakan yang terbimbing, yaitu mencakup kemampuan menirukan
serangkaian gerakan yang dicontohkan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam menggerakkan anggota badan menurut contoh yang
diperlihatkan atau diperdengarkan.
4. Gerakan yang terbiasa, yaitu mencakup kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh
yang pernah diberikan, karena sudah terlatih secukupnya.
5. Gerakan yang kompleks, yaitu mencakup kemampuan suatu
ketrampilan, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancar, tepat
dan efisien.
6. Penyesuaian pola gerakan, yaitu mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan kondisi
setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku.
d. Aspek Kognitif
Pengetahuan, yaitu tingkat kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk
mengenal (recognition) dan mengingat kembali (recall) konsep, fakta, dan
informasi. Pemahaman, yaitu tingkat kemampuan yang diharapkan agar
dikuasai siswa untuk memahami atau menangkap makna dan fakta dari
bahan yang dipelajari. Tingkat ini lebih sulit dari pada pengetahuan, karena
memerlukan pemikiran. Penerapan,
yaitu kemampuan yang dituntut agar yang bersangkutan mampu
menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dan dipahami
dalam situasi baru diantaranya :
1. Analisa, yaitu kemampuan untuk menguraikan atau merinci sesuatu ke
dalam unsur-unsurnya, sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan sebaik-baiknya.
2. Sintesa, yaitu kemampuan untuk membentuk atau menyatukan unsur-
unsur menjadi suatu bentuk yang menyeluruh.
3. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk membentuk pendapat yang
mengandung penilaian atas suatu pernyataan, konsep, situasi, dan
sebagainya berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dan kegiatan ini bisa
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerjanya, cara pemecahannya
dan sebagainya.
e. Aspek Afektif
1) Penerimaan, yaitu kepekaan terhadap suatu perangsang dan kesediaan
untuk memperhatikannya, seperti buku pelajaran, penjelasan guru.
2) Merespon (responding), yaitu kerelaan untuk memperlihatkan reaksi
terhadap norma tertentu; menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk
merespon: dan merasa puas dalam merespon.
3) Penilaian, yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
4) Organisasi, yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
konsep tentang suatu nilai sebagai pedoman dalam kehidupan dan
menyusun suatu sistem nilai.
5) Karakteristik menurut suatu nilai atau komplek nilai (pembentukan
pola hidup), yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati dan
mewujudkan nilai-nilai dalam kehidupannya sedemikian rupa
sehingga menjadi milik pribadinya dan menjadi bagian dari pribadinya
f. Aspek Psikomotorik
1) Persepsi, yaitu mencakup kemampuan untuk membedakan secara
tepat dua perangsang atau lebih, berdasarkan ciri-ciri fisik yang khas
dari masing-masing perangsang tersebut.
2) Kesiapan, yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya
dalam memulai suatu gerakan atau serangkaian gerakan, baik secara
jasmani atau mental.
3) Gerakan yang terbimbing, yaitu mencakup kemampuan menirukan
serangkaian gerakan yang dicontohkan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam menggerakkan anggota badan menurut contoh yang
diperlihatkan atau diperdengarkan.
4) Gerakan yang terbiasa, yaitu mencakup kemampuan untuk melakukan
serangkaian gerakan dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh
yang pernah diberikan, karena sudah terlatih secukupnya.
5) Gerakan yang kompleks, yaitu mencakup kemampuan suatu
ketrampilan, yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancar, tepat
dan efisien.
6) Penyesuaian pola gerakan, yaitu mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan
kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku..
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Hasil belajar juga merupakan puncak dari proses belajar. Hasil
belajar meliputi aspek pembentukan watak seorang siswa. Dengan demikian hasil
belajar Fiqih tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dalam bentuk perubahan sikap Hasil belajar yang dicapai
siswa.
B. Acuan Teoritis
Penelitian tindakan ini menggunakan model kemmisdan Mc taggart dengan
dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning),tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan ini
diawali dengan dilakukan penelitian pendahulua, dilanjutkan dengan tindakan
pertama atau siklus I yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,
refleksi, pada mata pelajaran Fiqih kelas VII, penelitian akan dilanjutkadengan
pemberian siklus II sebagai perbaikan
C. Model tindakan
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model
1. Rencana
Rencana merupakan serangkain rancangan tindakan sistematis untuk
meningkatkan apa yang henda terjadi. Dalam penelitian tindakan ,
rencana tindakan tersebut harus berorientasi kedepan. (H.M sukardi
2013)
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara
sadar dan terkendalai.yang merupakan variasi praktik yang cermat dan
bijaksana
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokmentasikan pengaruh tindakan
terkait. Observasi perlu direncakan dan juga didasarkan dengan
keterbukaan pandangan dan pikiran bersifat responsif
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut,maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran
fiqih untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di Madrsah
Tsanawiyah Negri 6 Merangin.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan disekolah Mts Negeri 6
Merangin mata pelajaran FIQIH dikelas VII penelitian ini akan
dilaksakan pada semster genap 2018/2019.
B. Rancangan Tindakan
1. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaa
pembelajaran (RPP),silabus ,sumber dan media pembelajaran, lembar
kerja siswa dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan alat peraga yang di perlukan
2. Guru mengadakan perabsensi kehadiran siswa
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi
pelajaran
Kegiatan inti
a) Siswa diberi pertanyaan
b) Siswa ikut memperaktekan satu persatu media yang digunakan
Kegiatan akhir
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut.
2. Siswa mengerjakan tes formatif padaakhir pelajaran
b. Tindakan
Pada pertemuan ini,peneliti menggunakan metode demonstrasi
dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP yang telah
dibuat
c. Observasi
Pada tahap penelitian ini,kegiatanyang dilakukan peneliti, dimana
secara berbarengan kolaborator/ observer melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
d. Refleksi
Pada tahapan ini peneliti bersam guru melakukan reflsi hasil
evaluasi dari pelaksanaan siklus I tentang keempat aspek tersebut
penelian pembelajaran , aktitifitas siswa,guru, hasil belajar, jika hasil
yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan refleksi untuk
perbaikn yang dilakukan disiklu
2. Tindakan sikulus II
Kegiatan yang dilakukakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai
perbaikan darisiklus pertama.tahapan pada siklus kedua identikdengan siklus
pertamayaitu diawali perencanaan (observation) dan refleksi. Pada tahap ini
dilakukan refleksi terhadap sikulus I dan II.Apabila hasil yang dilakukakan
sudah mencapai target maka siklus sudahdianggap selesai.
a. Perencanan
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan oleh
peneliti bersama guru adalah menyiapkan perangkat pembeljaran
kemudian dilanjutkan menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen
tes berupa soal tes unjuk kerja serta peniliannya, instrumen non tes
lembar padauan observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja
guru dalam proses pembelajaran
b. Pelaksanaan
Tahap ini adalah pelaksanaan dari perencanaan yang telah ditetapkan
dalam siklus
C. Sumber Data
1. Sumber data dalam penelitian ini terdiri beberapa sumber yaitu peserta
didik,guru,kolaborator.
2. Jenis data: kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif terdiri dari
hasil pengamatan peneliti. Sedangkan kuantitatif berasal dari
lembar kerja siswa dan lembar soal tiap siklus
D. Iinstrumen Pengumpulan data
1. Definisi konseptual
a. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran denga mempertunjukan secara
langsungsung objek atau caranya melalukan suatu untuk
mempertunjukan proses tertentu.
b. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang diperoleh
setelah melalaui kegiatan belajar,karena hasil belajar itu adalah
proses dari seorang yang berusaha memperoleh suatu perubahan
prilaku.perubahan sifat maupun pengetahuan dari tidak tau menjadi
tau atau dari tidak bisa menjadi bisa
E. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negri 6 Merangin,
yang terletak di Desa Margoyoso ,kecamtan margo tabir Kab, Merangin .
Alasan peniliti mengadakan penelitian disekolah ini karena sekolah ini
belum menerapkan pelaksanaan metode demonstrasi pada pembeljaran Fiqih
dalam meningkatkan kerampilan ibadah siswakelas VII di Madrsah
Tsanawiya Negri 6 Merangin yang menurut peneliti hal tersebut menarik
untuk dijadikan penelitian.
F. Kriteria keberhasilan tindakan
Hasil belajar siswa
1. Hasil belajar ditunjukan dalam ranah kognitif. Hasil belajar kognitif
dapat diukur melalui tes dan dapat dilihat dari nilai yang diperoleh.
Enam tingkatan itu adalah pengetahuan, pemehaman, penerpan
analisis,sitensis, evaluasi.
G. Jenis Instrumen
1. Instrumen tes
Instrumen tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
melakukan pengukuran.tes sebagai alat penilaian adalah pertanyan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan maupun tulisan
2. Lembar panduan observasi
Instrumen ini dirancang peneiliti dengan melakukan penilian
sikap,karekteristik siswa atau kepribadian peserta didik, kemauan
tanggapan atau pandangan siswa terhadap pembelajaran.lembar
observasi ini berkolaborasi dengan guru kelas untuk mengumpulkan data
mengenai kinerja guru dan keaktivasan siswa
H. Teknik Analisis data
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data kulitatif
1. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan
peroses yang memberikan permaknaan secara konteksual dan mendalam
sesuaidengan permasalahan peneliti yaitu tentang aktivitas belajar
siswa.data aktivitas siswa diperoleh dai hasilobservasi dan analisis
menggunakan rumus ( Aqib,2009:42)
NA=
×100%
Keterangan :
NA: nilai aktiv yang dicari
Js: jumlsh skor yang diperoleh
SM: skor maksimun
100: Bilangan tetap
2. Analisis kualitif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari
hasil belajar setiap siswa siklusnya. Analisis kuantitatifdihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Nilai hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus
berikut :
Nilai siswa =
x 100
b. ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan
menggunakan rumus : ketentuan klasikal =
x100
I. Indikator keberhasilan
Pembelajaran dalam menerapkan metode demonstrasi dalam penelitian ini
dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap
pembelajaran dari siklus I sampai siklus II dan mencapai 75 serta
peningkatan hasil belajar dalam setiap pembelajaran dari siklus I sampai
siklus II. Adapun kriteria indikator keberhasilan aktivitas dan indikator
keberhasilan belajar siswa adalah sebagai berikut :
90%-100%= sangat baik
80%-89% =baik
65%-79%=cukup
55%-645=kurag
0-55%=sangat kurang dan gagal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum
1. Sejarah sekolah
MTs Negeri 6 Merangin pada awalnya adalah MTS Swasta Mambaul
Ulum yang merupakan lembaga pendidikan yang terletak di Desa Sumber
Agung kecamtan Margo Tabir Kabupaten Merangin. Berdiri pada tahun 1998
yang didirikan oleh Bapak Muh.Rifai S.Pd.I Pada awalnya lembaga
pendidikan Mambaul Ulum adalah Madrasahdiniyah Takmiliyah, namun atas
kemauan dan dorongan masyarakat untuk memebentuk suatu pendidikan
formal maka Diniyah Takmiliyah Mambaul Ulum berubah menjadi MTs
Swasta Mambaul Ulum, dikarenakan belum adanya sarana yang memadai
maka MTs Mambaul Ulum diletakan berdekatan dengan balai Desa Sumber
Agung bahkan ada beberapa ruangan kantor Desa yang digunakan untuk
sarana belajar mengajar dan pada tahun 2009 sesuai surat keputusan Menteri
Agama Nomer 42 tahun 2009 MTs Mambaul Ulum, dinaikan statusnya
menjadi MTs Negeri 6 Merangin adapun tokoh pendidri Madrasah ini adalah
H.Muh Rifai S.Pd.I Jafar ( Kepala Desa Sumber Agung 1980 ).
1. Kurikulum MTs Negeri 6 Merangin
Mata pelajaran di MTs Negeri 6 Merangin
1. Kurikulum KTSP terdiri dari
A. Pendidikan agama islam
Al-Quran Hadist
Akidah akhlak
Fiqih
Sejarah kebudayaan islam
B. Pendidikan kewarganegaraan.
C. Bahasa indonesia.
D. Bahasa inggris.
E. Matematika.
F. Ilmu pengetahuan alam.
G. Seni budaya.
H. Pendidikan jasmani,olahraga,dan kesehatan.
I. Keterampilan /teknologi informasi dan komunikasi.
Tabel 1.1 daftar nama guru dan mata pelajaran
Nama guru Pendidikan Mata pelajaran
Anwaar S.Ag SI Akidah akhlak
Masriah S.Pd.i SI Akidah akhlak
Muhamamad arifin S.Pd.I SI Bahasa inggris
Suherman S.Pd.I SI Alquran Hadist
Sukin S.Pd.I SI Pendidikan jasmani dan kesehtan
Suparji S.Pd.I SI Fiqih
Rini mardalena S.Pd SI Matematika
Susini S.Pd SI Mulok
Hagusniati S.Pd.I SI Ipa
Wannie ekananda SI Al-quran Hadist
Paijo S.Pd SI Bahasa inggris
Gusni purnama sari S.Pd SI Bahasa inggris
Wahyuni ekowati S.S SI Bahasa indonesia
Sukro S.Pd.I SI Ski
Sunarseh S.Pd SI Pendidikan kewarganwgaraan
Pardi S.Pd.I SI Bahasa arab
Supiati S.Pd SI matematika
Vertika desima S.Pd SI Ipa
Hendra S.Pd S.Pd. SI Bahasa indonesia
Tabel 1.2 daftar jumlah siswa
No
Kelas Perempuan
Laki-laki
Jumlah
1
Kelas 1
32
28
60
2
Kelas 2
27
29
56
3 Kelas 3 15 28 43
B. Analisis Data Penilitian Prasiklus
1. Hasil penelitian Pra siklus
Sebagaimna hasil identifikasi masalah, ditemukan bahwa hasil
belajaran mata pelajaran fiqih kelas VII sebelumnya dikatakan masih
rendah atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
dengan nilai rata-rata 75. Hal ini diketahui dari jumlah 20 siswa yang
tuntas baru 12 anak yang belum tuntas 8 anak . selanjutnya untuk
mengetahui hasil pra siklus dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel distribusi hasil prestes ( pra siklus )
No Nama Skor Keterangan
T TT
1 Adi setiawan 60 √
2 Ahmad sahrul 75 √ √
3 Apriliasi 68 √
4 Asri wahyuni 75 √
5 Bima octaviani 85 √
6 Dea rahmawati 65 √
7 Dian hiayatul 60 √
8 Dira rahmawati 55 √
9 Ferdi firmansya 55 √
10 Gita rahmawati 65 √
11 Hasbi asodiky 80 √
12 Herman 60 √
13 Julianto 55 √
14 Lailatun zahro 75 √
15 M. rahmadani 60 √
16 Natasya adelia 55 √
17 Reno 55 √
18 Riko fernando 60 √
19 Serli juliani 90 √
20 Yuliani 90 √
Jumlah 1288 12 8
Jumlah Skor 1343
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-rata Skor Tercapai 67.51
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa 60%
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 12
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 8
Rata-rata skor tercapai : 67.51
Presentase ketuntasan belajar siswa : 60%
Pernyataan : Belum Tuntas
Berdasarkan data tersebut diatas, untuk meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran fiqih siswa kelas VII semester I pada komptensi dasar memperaktikan
shalat jamak dan qasar yang menggunkan metode demonstrasi yang melaksankan
dua siklus.
Selanjutnya untuk mengetahui data penelitian tindakan kelas ini diperoleh
dari hasil tes formatif, aktivitas siswa pada akhir proses pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas VII MTs Negeri 6 Merangin setiap siklus dengan
menggunkan pendekatan kualitatif, sedangkan hasil observasi dan tes formatif
digunakan sebagai instrumen peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih
kompetensi dasar memperaktekan shalat jamak dan qasar
Adapaun kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran fiqih di kelas
VII MTs Negeri 6 Merangin kecamtan Margo Tabir Kabupaten Merangin adalah
70, sebagai ukuran ketuntasan individul, jika siswa tersebut memperoleh ≥
70,sedangkan kelas dapat dikatakan tuntas belajarnya pada kompetensi dasar
memperaktikan shalat jamak dan qasar mencapai 70% siswa yang telah tuntas
belajar.
2. Data hasil penelitian
A. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti memepersiapkan perangkat pembeljaran yang
teridi dari RPP, soal tes formatif dan alat-alat peraga pengajaran yang
mendukung , selain itu juga di persiapkan lembar observasi aktivitas guru
dan siswa.
1. RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran )
2. Menyiapkanlembar observasi siswa dan guru
3. Menyiapkan tes formatif
B. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksankan pada
tanggal 15 april 2019 dikelas VII dengan jumlah 20 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses pembelajran mengacu
pada RPP yang telah di persiapkan pengamtan observasi dilaksankan
bersamaan dengan pelaksanaan. Belajar mengajar dengan menggunkan
metode demonstrasi terdiri dari
1. Menyampaikan tujuan pembeljaran kepada siswa sebelum menyampaikan
materi menggenai pengertian jamak dan qasar
2. Penyajian informasi, guru menyampaikan materi pembelajran yang akan di
ajarkan secara singkatdan padat
3. Guru melakukan tanya jawab
Pada akhir proses belajar mengajar siswa di beri tes formatif dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang di lakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
adalah pada tabel berikut :
Tabel distribusi hasil tes formatif siklus I
No Nama Skor Keterangan
T TT
1 Adi setiawan 70 √
2 Ahmad sahrul 75 √
3 Apriliasi 70 √
4 Asri wahyuni 80 √
5 Bima octaviani 80 √
6 Dea rahmawati 65 √
7 Dian hiayatul 75 √
8 Dira rahmawati 65 √
9 Ferdi firmansya 70 √
10 Gita rahmawati 70 √
11 Hasbi asodiky 65 √
12 Herman 65 √
13 Julianto 60 √
14 Lailatun zahro 65 √
15 M.rahmadani 65 √
16 Natasya adelia 60 √
17 Reno 75 √
18 Riko fernando 75 √
19 Serli juliani 95 √
20 Yuliani 95 √
Jumlah 1288 13 7
Jumlah Skor 1343
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-rata Skor Tercapai 67.51
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa 60%
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 13
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 7
Rata-rata skor tercapai : 72,25
Presentase ketuntasan belajar siswa : 65%
Pernyataan : Belum Tuntas
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa pelajaran fiqih dengan
penerpanmetode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
72,25 dan ketuntasan belajar mencapai 65% atau ada 13 siswa dari 20 siswa sudah
tuntas belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥70
hanya sebesar 72,25%, lebih kecil dari presentase ketuntasan belajar yang
dikehendaki yakni sebesar 70%. Dengan demikian, perlu dilakukan peningkatan
untuk mencapai kriteria yang telah ditetapkan tersebut.
Sedangkan lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran metode
demonstrasi pada siklus I ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Skor Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
No. Data Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
1. Skor yang diperoleh 20
2. Skor maksimal 40
3. Presentase 50,%
4. Kriteria Cukup
Dari tabel diatas, kinerja guru dalam kriteria cukup dengan nilai
presentas 50%. Dari hasil analisis lembar pengamatan guru yang belum maksimal
tersebut akan diperbaiki dalam siklus selanjutnya. Guru harus berusaha mengelola
kelas dengan baik lagi, dan guru juga harus dapat membimbing pembelajaran
melalui strategi pembelajaran metode demonstrasi kepada siswa dengan
membimbing siswa agar dapat mamahami materi pelajaran fiqih yang sedang
diajarkan.
Skor Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No Data Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
1 Skor yang diperoleh 25
2 Skor maksimal 40
3 Presentase 62,5%
4 Kriteria Cukup
Tabel diatas ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus I masih
jauh dari yang diharapkan atau bisa dikatakan masih kurang, dilihat dari skor yang
diperoleh yakni sebesar 25 dari 40 (cukup). Hal ini terlihat bahwa siswa belum
terbiasa dengan pembelajaran model seperti ini bahkan memang benar-benar
siswa belum pernah mendapatkan cara belajar dengan pembelajaran berkelompok,
ditambah lagi siswa dituntut untuk aktif dan siswa harus benar-benar belajar dan
bekerja sama dengan teman kelompoknya bukan hanya mendengar dan mencatat
saja. Untuk mengetahui hasil secara rinci tabel diatas, perhitungan skor lembar
pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran strategi metode demonstrasi
siklus I dapat dilihat pada lampiran.
C. Observasi
Dari pengamatan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi, bahwa :
1) guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran,
2) guru belum maksimal dalam pengelolaan waktu sehingga kurang efektif nya
diskusi,
3) guru kurang membimbing serta memperhatikan siswa dalam mengerjakan
tugas kelompok
4) guru kurang mendorong dan melatih siswa dalam pembelajaran kooperative
5) guru kurang membimbing siswa memahami serta merangkum materi
pembelajaran.
D. Refleksi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya
yaitu pada siklus II. Hal-hal yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya meliputi:
1) guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran,
2) guru perlu mengelola waktu dan mendistribusikan secara tepat sehingga
siswa dapat melakukan demonstrasi.
3) Media yang digunakan perlu menggunkan sesuatu yang lebih nyata agar
siswa bisa lebih semangat dalam melakukan demonstrasi sehingga hasilnya
akan maksimal
e. Keputusan
Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, hanya 14 siswa yang tuntas
dari 22 orang siswa yang mendapat nilai >70 sesuai dengan KKM dengan
persentase 63,64%. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan dalam pembelajaran
siklus I ke Pembelajaran siklus II.
3. Data hasil penelitian siklus II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari :
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Merancang Pembentukan Kelompok
Menyusun Kuis
Menyiapkan lembar Observasi Siswa dan GurU
Menyiapkan Lembar Tes Formatif Siswa
b). Tahap pelaksanaan tindakan
pelaksanaan tindakan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
tanggal 14 mei 2019 dikelas VII dengan jumlah 20 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar. Adapun proses pembelajaran mengacu pada RPP yang
telah dipersiapkan pengamtan observasi dilaksankan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. pada akhir proses belajar mengajar, siswa diberi tes
formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Adapaun
hasil siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
tabel 3.5 distribusi hasil tes formatifsiklus II
No Nama Skor Keterangan
T TT
1 Adi setiawan 85 √
2 Ahmad sahrul 75 √
3 Apriliasi 80 √
4 Asri wahyuni 75 √
5 Bima octaviani 85 √
6 Dea rahmawati 85 √
7 Dian hiayatul 80 √
8 Dira rahmawati 85 √
9 Ferdi firmansya 85 √
10 Gita rahmawati 85 √
11 Hasbi asodiky 70 √
12 Herman 75 √
13 Julianto 85 √
14 Lailatun zahro 75 √
15 M.rahmadani 90 √
16 Natasya adelia 85 √
17 Reno 70 √
18 Riko fernando 85 √
19 Serli juliani 95 √
20 Yuliani 90 √
Jumlah 1288 18 2
Jumlah Skor 1640
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2000
Rata-rata Skor Tercapai 82.00
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa 90,37 %
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 2
Rata-rata skor tercapai : 82.00
Presentase ketuntasan belajar siswa : 90,23%
Pernyataan : Belum Tuntas
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa pelajaran fiqih dengan
menerapkan metode demonstrasi siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa adalah 82.00 dan ketuntasan belajar mencapai 90,37% atau ada 18 siswa
dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan
signifikan lebih baik dari siklus I. Artinya, peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus II dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode demonstrasi sehingga siswa menjadi termotivasi, antusias,
aktif, partisipatif serta interaktif dengan metode demonstrasi,sehingga siswa lebih
mudah dalam memahami materi dan bisa memperaktekkan secara langsung.
No. Data Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
1. Skor yang diperoleh 30
2. Skor maksimal 40
3. Presentase 75,0%
4. Kriteria Baik
Pada siklus II ini, telah ada perbaikan yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki kesalahan yang terjadi pada siklus I. Guru telah melakukan upaya
perbaikan cara mengajar, guru menyusun kembali perangkat pembelajaran, guru
telah mampu mengkondisikan kelas dan mampu mengatur waktu pembelajaran
dengan baik, guru memberi pemahaman tentang metode demonstrasi dalam
pelajaran fiqih.
No. Data Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
1. Skor yang diperoleh 34
2. Skor maksimal 40
3. Presentase 85,0%
4. Kriteria Sangat Baik
Tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus II ini
tergolong sangat baik dengan presentase 85%. Terjadi peningkatan antara siklus I
dan siklus II.
c. Observasi
Dari pengamatan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
diperoleh informasi, bahwa :
1. selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Meskipun ada beberapa
aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaannya untuk
masing-masing aspek cukup besar,
2. berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif dan
semangat selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD berlangsung,
3. kekurangan pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga hasilnya menjadi lebih baik, serta
4. hasil pembelajaran siswa pada siklus II sudah tuntas, baik individu
atau klasikal.
d. Refleksi
Pada siklus II guru telah menerapkan metode demonstrasi dalam
pemebelajaran dengan baik, dan dapat dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pada pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah
menyempurnakan kekurangan yang ada dan mempertahankan apa yang telah
dicapai sehingga tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan maksimal.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajan metode demonstrasi ini adalah model pembelajaran
yang paling sederhana. Gagasan utama dari pembelajaran metode demonstrasi ini
adalah untuk memotivasi siswa agar mengerti secara langsung bagaimana
memperaktekkan suatu pembelajaran iru dengan menggunakan alat yang di
gunakan agar dilihat secara real dalam menguasai pembelajaran tersebut dan
siswa bisa terlibat langsung dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi ini agar siswa lebih terbangun lagi dan
pencapain hasil belajar akan lebih sangat bagus .
Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran
mereka dipersilahkan untuk melakukan metode demonstrasi tentang materi shalat
jamak dan qasar, para siswa satu persatu mendemonstrasikan atau meragakan
bagaimana cara melaksankan shalat jamak dan qasar untuk melatih kemampuan
mereka agar lebih berani
Sebelum dilakukan tindakan metode demonstrasis ini, pembelajaran fiqih
lebih banyak dilakukan dnegan metode ceramah dan meperaktiekkan materi guru
lebih banyak mendominasi kelas. Sehingga siswa kurang aktif selama proses
pembelajaran berlangsung. Bahkan banyak siswa yang tidak konsentrasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, banyak dari mereka yang mengantuk, bercanda,
melakukan aktifitas yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembelajaran.
Hal ini juga yang mengakibatkan nilai akidah akhlak siswa rendah.
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan
pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi, hasil belajar fiqih
siswa mengalami peningkatan. Adapun data yang diperoleh dari penelitian yakni
sebagai berikut :
1. Ketuntasan Hasil Belajar
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
metodedemonstrasi ini berimplikasi positif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru. Kentuntasan hasil belajar meningkat dari
prasiklus, siklus I dan siklus II, yaitu masing-masing 67,51%, 72,25%, dan
82,00%. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan penerapan metode demonstrasi dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran sudah baik, sehingga dampak positif nya terhadap hasil
belajar siswa cukup signifikan. Hal ini juga dapat dilihat dari meningkatnya nilai
rata-rata siswa setiap siklus yang mengalami peningkatan.
Guru juga lebih ringan dalam melaksanakan pembelajaran dan
penyampaian materi kepada siswa. Guru tidak mendominasi kelas, melainkan
siswa lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu selama
pembelajaran guru telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan mengkombinasikan model
pengajaran langsung dan konseptual dengan pendekatan pada metode demonstrasi
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran fiqih pada kompetensi tentang shalat jamak dan qasar dengan
menggunakan metode demonstrasi yang paling dominan adalah antusiasme dan
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan hidupnya suasana
kelas.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang peneliti lakukan tentunya mempunyai banyak
keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud, antara lain :
a. Keterbatasan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama penyusunan skripsi. Waktu
yang singkat inilah dapat mempersempit ruang gerak penelitian, sehingga
dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan.
b. Keterbasan tempat penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya tebatas pada satu tempat
penelitian, yaitu di MTs Negeri 6 Merangin , sehingga jika penelitian ini
dilaksanakan di semua sekolah menengah pertama atau di tempat sekolah
lain, dimungkinkan hasilnya akan berbeda.
c. Keterbatasan biaya
Penulis menyadari bahwa biaya bukan merupakan satu-satunya
faktor yang menunjang keberhasilan penelitian. Namun demikian, karena
minimnya biaya yang dimiliki penulis telah memperlambat penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah di
paparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan terdapat
peningkatan hasil belajar dan psikomotorik siswa yang diajarkan melalui
pembelajaran metode demonstrasi Pada materi shalat jamak dan qasar,
terbukti hasil tes formatif siklus ke-1 dengan presentase 62,5% dan hasil
dari lembar observasi siswa sebesar 62,25 dan lembar observasi guru
sebesar 50,00%.
1. Pada pelaksanaan siklus I, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar tes
formatif siswa sebesar 67,51 dengan nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 90. Pada siklus II diperoleh rata-rata nilai hasil belajar tes
formatif siswa sebesar 87,5 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi
90 . Dari data ini bisa dikatakan bahwa hasil belajar pada siklus I
hingga siklus II terjadi peningkatan, dilihat dari rata-rata nilai hasil tes
formatif.
2. Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari hasil tes formatif siklus II
siswa yang mendapat nilai >70 mencapai 87,5% atau sebanyak 18
siswa. Berdasarkan kegiatan siklus II ini, hasil yang dicapai sudah
baik, yang ditandai dengan adanya peningkatan pada nilai hasil tes
formatif siswa yang melebihi KKM. Adapun nilai yang sudah
ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 dengan ketentuan 85%. Oleh karena
itu, peneliti dianggap cukup sampai siklus II.
3. Maka dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi materi
pembelajaran shalat jamak dan qasar di MTs Negeri 6 Merangin di
Desa Sumber Agung Kecamatan Margo tabir Kabupaten Merangin
berdasarkan sub masalah penelitian disimpulkan sebagai bentuk
penerapan meode demonstrasi pembelajaran fiqih dalam meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas VII Madrsah Tsanawiyah negeri 6
Merangin masih banyak siswa yang kurang dalam melaksankan
metode demonstrasi dalam pembelajaran sehari-hari
B. Implementasi
Dari hasil penelitian ini siswa dapat menjelaskan pengertian dan
menunjukkan nilai-nilai serta dampak negatif serta dalil tentang menghindari
akhlak tercela, dan juga diharapkan siswa agar senantiasa dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun
masyarakat luas.
C. SARAN
1. Pembelajaran dengan metode demonstrasi perlu mendapat perhatian
dan tanggapan yang serius dari guru, karena melalui pembelajaran
ini siswa dapat belajar dengan aktif.
2. Pada pelaksanaan metode pembelajaran ini guru harus lebih
memperhatikan waktu, banyak waktu yang terbuang karena guru
belum terbiasa mengelola waktu secara baik, untuk kesempatan
selanjutnya guru diharapkan dapat menggunakan waktu secara baik.
D. KATA PENUTUP
Dengan mengucapkan Alhamdullah dan memanjatkan rasa syukur kepada
Allah SWT. Maka akhirnya penulis dapat meyelesaikan penulisan dan
penyusunan skripsi ini dengan baik dengan harapan agar semua pihak dapat
memberikan sumbangan saran-saran sehingga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun, (dalam Buku Martinis Yamin, 2012). Jakarta : Ciputat
Mega Mall.
Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam Prespektif Islam. Jakarta : Sinar
Grafika Offset.
Ahmadi, Iif Khoiru dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu:
Pengaruhnya terhadap Konsep, Mekanisme dan Proses Pembelajaran
Sekolah Swasta dan Negeri. Cet. I; Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Ali Mudhlofi dan Evi Fatimatur Rusydyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif
Dari Teori ke Praktik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Amin, Samsul Munir. 2016. Ilmu Akhlak. Jakarta : Amzah.
Aqib, Zainal. 2017. Pedoman Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Yogyakarta : Gava Media.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Darajat, Zakiah, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Gege dan Berliner (dalam Buku Martinis Yamin, 2012). Jakarta : Ciputat Mega
Mall.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Ibrahim, M. Dkk. 2000. Pembelajaran Cooperativ. Surabaya : University Press..
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabet.
Jurnal, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan hasil belajar akidah akhlak : penelitian tindakan kelas di
MA Nihatul Amal Karawang. 2014
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/25148)
Jurnal, Pengertian hasil belajar menurt para ahli dan faktor yang mempengaruhi
hasil belajar https://www.karyatulis.com/2017/10/pengertian-hasil-
belajar-dan-jenis-jenis-hasil-belajar.html?m=1
Kindsvatter, Wile, and Ishler (dalam Buku Martinis Yamin). 2012. Desain Baru
Pembelajaran Konstruktif. Jakarta : Ciputat Mega Mall.
Maghfur, Muhammad. Koreksi atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat
Islam. Cet. Al-Izzah-Bangil.
Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mudharjo Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Pannen, Paulina. 1999. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta : Dediknas.
Robert E, Slavin. 2010. Cooperativ Learning :Teori, Riset dan Praktik.
Terjemahan Narulita.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenanda Media Group.
Tampubolon, Saur M. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi
Aksara
Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta :
Ciputat Mega Mall.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs N 6 MERANGIN
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran :fiqih
Topik : shalat jamak dan qasar
Alokasi Waktu : 1 x 40 menit ( 2 x pertemuan )
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran dan agama yang di anutnya
2. Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengelolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan zang di pelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi dasar
1.2 Menghayati tentang tata cara shalat jamak dan qasar
2.2Memahami pengertian tentang jamak danqasar
3.2 menunjukan contoh prilaku tentang shalat jamak dan qasar
C. Indikator
1. Menghayati tentang tata cara shalat jamak dan qasar
2. Memahami pengertian tentang jamak danqasar
3. menunjukan contoh prilaku tentang shalat jamak dan qasar
D. Tujuan pembelajaran
Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintific
dengan metode komperatif siswa dapat:
1. Siswa dapat menjelaskan tentang shalat jamak dan qasar
2. Siswa dapat menunjukan contoh tentang shalat jamak danqasar
E. Materi Pengajaran
1. mengetahui pengertian shalat jamak dan qasar
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi
Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam
b. Do' bersama
c. Absensi
d. Tanya jawab sebagai opersepsi
2 menit
KegiataN Inti Mengamati
1). Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang pengertian
shalat jamak dan qasar
2). Peserta didik mengamati tentang shalat jamak dan qasar
Mempertanyakan
1). Peserta didik berdiskusi, bertanya, dan mendemonstrasikan
Mengkomunikasikan
1. Peserta didik mengidentifikasikan tentang tentang shalat
jamak dan qasar
15 menit
Penutup 1) Peserta didik di minta untuk menyimpulkan materi yang di
ajarkan, dengan di bimbing oleh guru
2) Bersama-sama menutup pembelajaran dengan do‟a
3) salam.
3 menit
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media/alat
Alat-alat untuk mendemonstrasikan ( mobil-mobilan )
Sumber:
Buku akidah akhlak kelas VIII
H. Penilaian
1) Jenis/teknik penilaian
Kompetensi Sikap: Observasi
Kompetensi Pengetahuan: Tes Tulisan
Kompetensi Keterampilan: Unjuk Kerja
2) Bentuk Instrumen :
a. Kompetensi Sikap:
Lembar Pengamatan Sikap
No Nama
Religius Jujur Tanggung
jawab Santun
S
B B C K
S
B B C K
S
B B C K
S
B B C K
1
2
3
Ds
t
Keterangan:
SB = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
b. Kompetensi pengetahuan
a) Teknik penilaian : tes tertulis
b) Bentuk instrumen: isian
c) Instrumen :
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian tawakal ikhtiar,sabar,syukur,qannah ?
2. Berikan contoh prilaku tawakal,ikhtiar,sabar,syukur,qannah
c. Keterampilan
a) Teknik penilaian: perfomance/praktik bermain peran
b) Bentuk instrumen: Lembar Observasi
c) Instrumen:
Instrumen penilaian portofolio
No KriteriaPengamatan
SkorNilai
4
(sangatbaik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
1 SistematikaPenulisan
2 Kesesuaianpaparandengantema
3 Analisismenampilkanperan
4 Kesimpulan
SkorMaksimum:16
N=
KonfersiNilaiKualitatif
MK = 14-16
MB = 11-13
MT=7-10
BT=4-6
Keterangan:
BT : Belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
perilaku yang dinyatakan didalam indikator).
MT : Mulai terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan tanda-
tanda di awal prilaku yang dinyatakan didalam indikator tetapi belom
konsisten).
MB : Belom berkembang (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
berbagai tanda prilaku yang didalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan prilaku
yang dinyatakan didalam indikator secara konsisten
Mengetahui
Kepala sekolah Guru
Masriah S.Pd.i
Usman Karim
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Nama Sekolah : MTs Negeri 6 merangin Nama Guru :Masriah S.Pd.I
Mata Pelajaran : fiqih Hari/tanggal : 15 Maret 2019
Materi : shalat jamak dan qasar Kelas : VII A
Petunjuk :
Berikut ini merupakan daftar pengelolaan kegiatan berdasarkan prinsip
pebelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pernyataan.
No Aspek yang diamati (Aktivitas guru
selama kegiatan inti)
Dilakukan
Ya Tidak
Penilaian
1 2 3 4 1. Berkumpul dengan kelompok √ √
2. Ikut berdiskusi dalam membahas materi yang
sedang dipelajari
√ √
3. Aktiv dalam memecahkan masalah dalam diskusi
kelompok
√ √
4 Dapat berkomunikasi dengan baik bersama
teman sekelompok
√ √
5. Aktif dalam presentasi kelas √ √
6. Saling membantu teman yang kesulitan dalam
memahami materi diskusi
√ √
7. Aktif bertanya serta menjawab soal diskusi yang
diberikan kepada kelompok lain ketika presentasi
√ √
8. Dapat memahami serta menjawab pertanyaan
teman dari kelompok lain
√ √
9. Dapat menjawab soal kuis yang diberikan guru √ √
10. Tertib dan kompak dalam diskusi kelompok √ √
Skor Penilaian 21 ( Cukup)
Keterangan : Jumlah skor
1 = Tidak Baik 10 – 16 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik 17 – 24 = Cukup
3 = Baik 25 – 33 = Baik
4 = Sangat Baik 34 – 40 = Sangat baik
Jambi,16 maret 2019
Pengamat
Isnanil Mahfiroh
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Isnanil Mahfiroh
JenisKelamin : Perempuan
Tempat/tanggalLahir : sumber agung, 01 juli 1997
Alamat : sumber agung, kec. Mago tabir kab. Merangin
Pekerjaan : -
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 085377122192
Pengalaman-PengalamanPendidikanFormal :
1. TK Satu Atap Sumber Agung, kec. Margo tabir kab. Merangin
2. SD 28 Sumber Agung, kec. Margo tabir kab. Merangin
3. MTs N 6 Sumber Agung, kec. Margo tabir kab. Merangin
4. MAN 1 Bangko, kab. Merangin
5. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi
Pengalaman Organisasi :
- PMR
Moto hidup
Yakin adalah kunci dari segala permasalahan
Photo 3x4
Warna
Top Related