PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENTPADA PT VALE INDONESIA, Tbk
(STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)
APPLIED OF KNOWLEDGE MANAGEMENT AT PT. VALEINDONESIA, Tbk (CASE STUDY AT MINING DEPARTEMENT)
NASRUDDIN N. ASLAMNO. POKOK : P2100211604
MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN KNOWLEGE MANAGEMENT PADA PT VALE INDONESIA, Tbk(STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)
Yang disusun dan diajukan oleh :
NASRUDDIN N. ASLAMNO. POKOK : P2100211604
Telah Memenuhi Syarat untuk Ujian Tutup
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si Dr. Indrianty Sudirman,SE., M.Si
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Nasruddin N. AslamNomor Mahasiswa : P2100211604Program Studi : Manajemen Strategik
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakanpengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudianhari terbukti atau dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis inihasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatantersebut.
Makassar, Agustus 2013Yang menyatakan
Nasruddin N. Aslam
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Magister
Manajemen Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Atas rahmat, karunia dan petunjuk-Nya pulalah sehingga berbagai pihak
berkenan memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian
penulisan tesis ini dan dalam masa studi di Program Magister Manajemen
Universitas Hasanuddin. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada
kesempatan ini patutlah kiranya penulis menghaturkan terima kasih kepada
semua pihak, baik yang langsung ataupun tidak langsung, yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian tesis ini:
Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si dan Dr. Indrianty Sudirman SE.,
M.Si selaku Komisi Pembimbing, terima kasih atas bimbingannya dalam
penyusunan tesis.
Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Kadir, SE., M.Si, selaku Ketua Program
Magister Manajemen yang telah memberikan arahan kepada penulis.
Para Dosen Penguji, yang telah memberikan kritikan, koreksi dan saran
demi kesempurnaan tesis ini.
Bapak Rektor, Bapak Ketua Program Pascasarjana, Bapak/Ibu Dosen
serta seluruh Staf/Pegawai Akademik Magister Manajemen Program
Pascasarjana UNHAS, yang telah mengasuh dan membantu penulis dalam
menyelesaikan studi pada Magister Manajemen Universitas Hasanuddin.
v
Kepada yang terhormat Ayahanda, Ibunda dan Mertua yang penulis
sayangi, yang dengan tulus ikhlas telah mendidik dan memberikan pengorbanan
yang tak ternilai, dorongan moril dan materil serta doa dan cinta yang selama ini
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi pada Magister Manajemen
Universitas Hasanuddin.
Istriku tercinta Juni Muslianty dan anak-anakku Athifah Artzazi Aslam dan
Muh Akhtar Arkan Aslam atas segala dorongan, baik moril maupun materil serta
kesabaran, dalam mendukung penulis mulai dari awal hingga selesainya tesis ini.
Kakandaku tercinta Sirajuddin N. Aslam yang telah banyak memberi
dorongan dan bantuan moril dan materil dalam mendukung penulis mulai dari
awal hingga selesainya tesis ini.
Erni Afranisa Yani dan Teman-teman angkatan XXXV Kelas B3 MM
UNHAS antara lain Wirawan. Ardian, Pata Padang dan lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan, dorongan, motivasi
dan dukungannya kepada penulis baik moril maupun materil.
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
juga ikut memberikan dorongan, bantuan dan dukungannya kepada penulis
untuk penyelesaian tesis ini.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan setiap orang yang
membacanya dan akhirnya semoga Allah SWT memberikan yang terbaik kepada
kita semua. Amin.
Makassar, Agustus 2013
PENULIS
vi
ABSTRAK
NASRUDDIN N. ASLAM, 2013. Penerapan Knowledge Management padaPT VALE INDONESIA, Tbk (studi kasus pada Departemen Mining)(dibimbing oleh Nurdin Brasit dan Indrianty Sudirman).
Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengidentifikasi faktor-faktorpengetahuan, Keahlian dan Teknologi informasi yang secara signifikanberpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas karyawan didepartemen mining (2) Menganalisa penerapan knowledge managementterhadap produktifitas karyawan.
Metode analisis yang digunakan yaitu metode kualitatif, data yangdiperoleh dianalisis dengan menggunakan pemodelan SEM (StructuralEquation Modeling)
Hasil analisa dengan pemodel SEM menunjukkan bahwa pengetahuanberpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan, Keahlian kerjatidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan sedangkan Teknologiinformasi berpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan,Knowledge Management berpengaruh terhadap produktivitas karyawankarena secara empiris membuktikan bahwa manajemen DepartemenMining pada PT. Vale Indonesia Tbk mendukung dilaksanakannyapeningkatan pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantupencapaian target kerjanya.
Kata Kunci : Manajemen Stategik, Knowledge Management
vii
ABSTRACT
NASRUDDIN N. ASLAM, 2013. Applied of Knowledge Management at PTVale Indonesia (Study Case at Mining Departement) (supervised byNurdin Brasit and Indrianty Sudirman).
Aim of this study are (1) To identify knowledge, skill, and informationteknology factors that direct influancing employee productivity in Miningdepartment. (2) Analize impelementation Knowledge Management inMining Department to the employee productivity
The analsys method is quantative, and the modelling approach with SEM.
Analysis of SEM showed that the knowledge has contribute directly to theemployee productivity, The skill did not give direct impact but technolgyhas. Empirically the Knowledge Management has contribute to theemployee productivity as showed that Mining Department provide thesupport of the implementation proof of the target achievement.
Key Word : Strategic Management, Knowledge Management
viii
DAFTAR ISIHalaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Pernyataan Keaslian Tesis iii
Kata Pengantar iv
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Batasan Masalah 5
F. Sistimatika Penulisan 6
BAB II TINJAUN PUSTAKA 8
A. Tinjauan Teoritis Knowledge 8
B. Konversi Knowledge 11
C. Menentukan Knowledge apa yang dibutuhkan oleh perusahaan 12
D. Pengertian Knowledge Management 14
E. Hubungan Knowledge Management dengan Manusia 17
F. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Organisasi
dan Knowledge Management 20
G. Pengetahuan dan Knowledge Management 21
H. Teori Produktivitas 26
I. Kerangka konseptual Penelitian 27
J. Hipotesis 28
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian 29
B. Metode Penelitian 29
C. Metode Permodelan Structure Equation Model (SEM) 30
D. Populasi dan Sampel 36
E. Metode Pengumpulan Data 37
F. Teknik Analisis Data 38
G. Jenis dan Sumber Data 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 39
B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 44
C. Karakteristik Responden 45
D. Analisis Estimasi Model Pengaruh Antara Variabel 48
E. Pengaruh Antar Variabel 60
F. Pembahasan Hasil Penelitian 65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 70
A. Kesimpulan 70
B. Saran-saran 71
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Statistik deskripsi variable 45
2. Distribusi Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Umur,
Jenis Kelamin, dan Pendidikan 46
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Model 53
4. Uji Kesesuain Model Produktivitas Karyawan 55
5. Hasil Pengujian Kausalitas 57
6. Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar Variabel
Eksogen dan Endogen Berdasarkan Model SEM 61
7. Hasil Estimasi PengaruhTidak Langsung Masing-Masing Variabel
Eksogen Terhadap Variabel Endogen 62
8. Hasil Estimasi Parameter Total Pengaruh Variabel Eksogen
Terhadap Variabel Endogen 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Spiral SECI Menggambarkan Empat cara Konversi Pengetahuan.12
2. Diagram Analisis kesenjangan Strategic knowledge berbasis
framework tingkat tinggi Zack [Tiwa 2000] 13
3. a. Knowledge Management Lifecycle 15
b. Proces Management Lifecycle 15
4. Siklus Hidup Pengetahuan 22
5. House of Knowledge Management model Jann 26
6. Kerangka Konseptual 27
7. Tahap Pemodelan SEM 31
8. Struktur Organisasi Departemen Mining PT.Vale Indonesia,Tbk 41
9. Gambar Kesesuaian Model 56
10.Skema Pola Hubungan Antara Variabel Melalui Hasil Analisa
Structural Equation Model 60
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini perusahaan mengalami tantangan dalam menjalankan
bisnisnya. Tantangan tersebut antara lain adanya perubahan kebutuhan
pasar dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sebagainya. Sulit bagi
perusahaan untuk dapat tetap bertahan dalam situasi persaingan yang
ketat dengan cara tradisional. Banyak aset fisik, besarnya investasi tidak
lagi dapat menjamin kesuksesan perusahaan. Dimana kemampuan
perusahaan untuk mengelolah intangible asset jauh lebih penting dari
hanya mengelola asset fisik yang mereka miliki. Salah satu intangible
asset penting yang harus dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan-
perusahaan tersebut adalah knowledge atau pengetahuan. Manajer-
manager yang berhasil selalu menyadari nilai dari sebuah pengetahuan.
Jauh sebelum munculnya istilah – istilah seperti expert system (sistem
pakar), core compentencies, best practice, learning organization dan
corporate memory. Pengetahuan menjadi seperti nafas atau kekuatan
baru bagi perusahaan sekarang ini. Begitu pentingnya pengetahuan,
maka satu hal yang harus mulai diperhatikan oleh perusahaan adalah
menggali dan mengelola pengetahuan yang mereka miliki sehingga dapat
digunakan secara optimal dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
tersebut. Proses ini dikenal dengan istilah Knowldge Management (KM).
xiii
PT. Vale Indonesia yang merupakan salah perusahaan tambang
terbesar di dunia yang bergerak dalam bidang pertambangan nikel saat ini
belum semua departemen menerapkan knowledge management sebagai
salah satu faktor yang diharapkan dapat meningkat kemampuan
organisasi untuk meningkatkan hasil produksinya khususnya di
departemen mining yang merupakan salah satu organisasi yang berperan
besar dalam meningkatkan kemampuan organisasi untuk mencapai
produksi Nikel Matte yang sesuai dengan spesifikasi. Saat ini masih
banyak pengetahuan yang dimiliki individu tidak diketahui oleh individu
lain walaupun mereka satu seksi di departemen mining di samping itu juga
masih kurangnya keinginan berbagi pengetahuan di antara karyawan di
departemen mining.
Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan juga masih banyak yang
tidak dituangkan dalam bentuk catatan sehingga sulit sekali jika karyawan
tersebut pensiun atau sudah berhenti bekerja pengetahuan karyawan
tersebut tidak dapat diketahui lagi oleh karyawan yang lain. Disamping itu
juga masih kurangnya pemahaman bagaimana pengetahuan itu di bagi
sehingga terkadang ada karyawan yang ingin berbagi pengatahuannya
tapi tidak tahu bagaimana caranya agar pengetahuan yang dimilikinya
bisa diketahui oleh karyawan yang lain.
Hal ini juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan yang
berbeda sehingga menyebabkan perilaku karyawan juga berbeda, kondisi
karyawan saat ini memang masih terkadang mengandalkan pengetahuan
xiv
yang dimiliki yang menyebabkan tindakan mereka dilapangan juga
terkadang berbeda disampaing itu juga karena beberapa karyawan senior
terkadang sudah sulit menerima pengetahuan dan perubahan teknologi
yang berkembang pesat saat ini. Dalam perakteknya pengetahuan yang
dimiliki karyawan yang senior juga terkadang disimpan sendiri sehingga
pengetahuan tersebut dengan sendirinya hilang bersama dengan
pensiuannya karyawan tersebut.
Pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawan saat ini memang
sangat berangam sehingga produktifitas kerja karyawan juga sangat
beragam, untuk itu diharapakan dengan penerapan knowledge
management di departemen mining akan meningkatkan produktifitas kerja
karyawan sehingga target produksi dari manajemen untuk menghasilkan
ore yang sesuai dengan spesifikasi bisa tercapai dengan baik. Dan
diharapkan juga peran teknologi informasi yang saat ini semakin maju
akan membantu karyawan untuk miningkatkan pengetahuannya dan juga
produktifitasnya.
Dalam penerapan knowledge management di departemen mining
masih terdapat banyak kendala yang harus di hadapi diantaranya peran
manajemen yang masih kurang, disamping itu juga masih banyaknya
karyawan yang belum bisa menerima perubahan-perubahan, dan belum
maksimalnya penggunaan teknologi informasi disamping itu juga keahlian-
keahlian yang dimiliki beberapa karyawan hanya diketahui oleh beberapa
xv
orang saja hal ini diakibatkan oleh rendahnya kesadaran karyawan untuk
berbagi.
Dari penjelasan diatas sehingga mendorong penulis untuk
melakukan penelitian terhadap bagaimana penerapan knowledge
management di departemen mining sehingga produktifitas karyawan
dalam memproduksi nikel ore yang sesuai spesifikasi bisa tercapai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas ada beberapa hal yang menurut penulis
kenapa knowledge management itu tidak bisa berjalan dengan baik di
departemen mining yang penulis bisa rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengetahuan, Keahlian dan Teknologi Informasi secara
signifikan berpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas
karyawan di Departemen Mining.
2. Apakah Penerapan Knowledge Management berpegaruh
terhadap Produktifitas Karyawan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
xvi
1. Mengidentifikasi faktor-faktor pengetahuan, Keahlian dan Teknologi
informasi yang secara signifikan berpengaruh langsung
mempengaruhi produktifitas karyawan di departemen mining
2. Menganalisa penerapan knowledge management terhadap
produktifitas karyawan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada Manjemen di
departemen mining khususnya karyawan di bagian operasional tambang
sehingga diharapkan dengan penerapan knowledge Managament ini
dapat meningkatkan produktifitas karyawan dalam meningkatkan produksi
nikel ore yang sesuai dengan spesifikasi.
E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini agar terarah dan tidak terlalu
meluas, maka penulis memberikan batasan permasalahan :
1. Lokasi penelitian atau wilayah studi dan pengambilan data hanya pada
Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk
2. Metode Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Metode
Kuisioner.
3. Pengujian yang dilakukan menggunakan Pemodelan SEM (Structural
Equation Modeling)
F. Sistimatika Penulisan
Sistimatika penulisan tesis ini disusun sebagai berikut :
xvii
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan
masalah,tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan laporan tesis.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian dan teori-teori yang bisa
mendukung hasil penelitian yang akan dilakukan tentang analisa
penerapan Knowledge managemet pada departemen Mining di PT
Vale Indonesia Tbk
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini ditulis mengenai pola pikir yang digunakan peneliti
dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitiannya,
pendekatan penelitian, pelaksanaan survei, pengumpulan data,
asumsi-asumsi yang digunakan dan metode analisis yang digunakan.
Bab IV Analisa dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data dan analisis yang
kemudian dilakukan pengujian statistik dan pembahasannya yaitu
analisa penerepan knowledge management terhadap peningkatan
kinerja bagian operasional tambang dengan variabel-variabel yang
telah ditentukan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
xviii
Pada bab ini akan memuat suatu kesimpulan hasil dari penelitian
yang dimaksud serta memberikan saran untuk pengambilan langkah
kebijakan lebih lanjut berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
Sebagai pelengkap laporan disertakan juga beberapa data pendukung
sebagai
LAMPIRAN.
xix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis Knowledge
Knowledge dalam hal ini tidak terjemahkan, karena pengertian
knowledge itu sendiri masih diperdebatkan. Knowledge bukan hanya
pengetahuan, menurut Davenport dan Prusak (1998), pengetahuan atau
knowledge, bukanlah data, bukan pula informasi, namun sulit sekali
dipisahkan dari keduanya. Data dan informasi merupakan bahan baku
yang diolah oleh aksi atau tindakan menjadi pengetahuan. Menurut
Probst, Raub, dan Romhardt (2000), pengetahuan adalah keseluruhan
kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk
memecahkan masalah. Sedangkan defenisi sederhana mengenai
pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan yang efektif.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, knowledge menjadi sangat
penting dengan alasan sebagai berikut :
a. Knowledge adalah asset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja,
informasi, keterampilan dan struktur organisasi yang diperlukan.
b. Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya
yang berkelanjutan (suistainable resources) dari keuntungan daya
saing kompetitif (competitive advantanges) dibandingkan dengan
produk andalan dan teknologi yang dimiliki.
xx
c. Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan,
mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai
semua hal terkait untuk mencapai tujuan bisnis.
Knowledge di bagi menjadi dua jenis yaitu Explicit knowledge dan
Tacit knowledge, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Explicit Knowledge
Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dalam kata-kata dan
angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk formula ilmiah, spesifikasi,
prosedur operasi standar, bagan, manual-manual, dan sebagainya.
Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke
individu lain secara formal dan sistematis.
b. Tacit Knowledge
Adalah suatu pengetahuan yang terbatinkan, terletak dalam benak
manusia, bersifat sangat personal dan sulit dirumuskan, sehingga
membuatnya sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan pada orang
lain. Perasaan pribadi, instuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik, petunjuk
praktis (rule of thumb) termasuk dalam jenis pengetahuan yang
terbatinkan.
Pendekatan lain mendefinisikan knowledge dalam empat tingkatan
1. Knowing That berhubung dengan pengetahuan proposisi
(propositional), misalnya saja ‘kebenaran’ (truth). Knowing that
mempunyai makna bahwa kita percaya bahwa sesuatu itu adalah
demikian, bukan lainnya (something is so and not otherwise).
xxi
2. Knowing what merupakan definisi yang lebih luas dan mengandung
banyak knowing that. Menurut machlup (1980, dalam tuomi, 1999),
kebanyakan orang merasa mengetahui tentang sesuatu hal yang
kompleks sebenarnya hanya mengetahui sebagian saja dari
keseluruhan pengetahuan-pengetahuan proposisi yang membentuk
seluruh hal tersebut
3. Knowing how merupakan jenis pengetahuan yang paling banyak
dimiliki organisasi saat ini karena berhubungan dengan kemampuan
melakukan sesuatu tugas atau kegiatan. Proses pembelajaran
merupakan bagian penting dari knowing how ini. Devinney (1997)
menambahkan bahwa belajar untuk ‘melakukan’ sesuatu tidak sama
dengan belajar ‘tentang’ sesuatu. Kegiatan yang pertama akan
menghasilkan know how, sedangkan kegiatan kedua hanya akan
menghasilkan knowing what atau bahkan knowing that.
4. Know-why merupakan level pengetahuan yang dapat membuat
seseorang atau organisasi mampu memanfaatkan pengetahuan-
pengetahuan di tingkat know-what dan know-how untuk menghasilkan
penyempurnaan-penyempurnaan dan inovasi. Teknologi informasi
dapat mendukung akuisisi, pengembangan, dan penyimpanan
pengetahuan dari tingkat know-what sampai know-why. Namun
pengetahuan di tingkat care-why terletak pada budaya organisasi.
Komponen dari pengetahuan di tingkat care-why terutama terdiri dari
nilai-nilai dan keyakinan yang membuat orang bersemangat, focus,
xxii
dan kreatif. Itulah sebabnya dengan care-why organisasi dapat
menunjukkan kinerja prima dan mengungguli pesaing-pesaingnya.
B. Konversi Knowledge
Menurut Nonaka dan takeuchi (1995) interaksi dinamis antara satu
bentuk pengetahuan ke bentuk lain di sebut konversi pengetahuan,
terdapat 4 cara konversi pengetahuan yaitu Sosialiasi, eksternalisasi,
kombinasi, dan internalisasi keempat modus konversi pengetahuan ini
sering disebut sebagai spiral SECI di bawah ini adalah uraian masing-
masing cara konversi pengetahuan :
a. Tacit knowledge ke tacit knowledge: disebut proses
socialization.
b. Tacit knowledge ke explicit knowledge: disebut proses
externalization.
c. Explicit knowledge ke explicit knowledge: disebut proses
Combination.
d. Explicit knowledge ke tacit knowledge: disebut proses
Internalization.
xxiii
Gambar 1. Spiral SECI Menggambarkan Empat cara Konversi
Pengetahuan.
C. Menentukan Knowledge apa yang dibutuhkan oleh perusahaan
Perusahaan dapat menggunakan kerangka berpikir zack sebagai
alat bantu dalam usaha untuk mengetahui knowledge apa yang harus
dimiliki dan yang sudah dimiliki. Kerangka berpikir zack digambarkan
sebagai berikut [TIWA 2000]:
Gambar 2. Diagram Analisis kesenjangan Strategic knowledge
berbasis framework tingkat tinggi Zack [Tiwa 2000]
xxiv
Gambar diagram diatas memperlihatkan bahwa analisis
kesenjangan knowledge pada dasarnya merupakan kegiatan yang sulit
sekali dipisahkan dari kegiatan penyusunan strategi perusahaan.
Kegiatan pengkajian posisi saat ini dari knowledge perusahaan
memerlukan suatu pendokumentasian aset knowledge yang ada. (langkah
keempat dari 10-langkah roadmap knowledge management). Namun
untuk analisis ini knowledge dapat diklasifikasikan dalam 3 kerangka: core
knowledge, advanced knowledge dan innovative knowledge [TIWA 2000].
a. Core knowledge
Merupakan knowledge yang dibutuhkan untuk melaksanakan bisnis
perusahaan. Pada dasarnya tidak menghasikan suatu yang
membedakan perusahaan dengan competitor.
b. Advanced knowledge
Merupakan knowledge yang membuat suatu perusahaan mungkin
untuk bersaing (competitively viable), dimana knowledge ini
memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan sesuatu yang
membedakan dengan competitor.
c. Innovative knowledge
Merupakan knowledge yang memungkinkan perusahaan untuk
memimpin industrinya dan yang membedakannya dengan competitor.
xxv
Menurut Michael zack innovative knowledge dapat memungkinkan
sebuah perusahaan untuk merubah aturan main bisnis.
D. Pengertian Knowledge Management
Knowledge management adalah usaha untuk meningkatkan
pengetahuan yang berguna dalam organisai, diantaranya membiasakan
budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan untuk
belajar, dan mengalahkan saling berbagi knowledge. Dimana usaha ini
akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti
kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.
Knowledge management adalah pendekatan secara terintegrasi
berbagai disiplin yang mempunyai tahap yakni menciptakan dan
menumbuhkan serta memodifikasi pengetahuan kemudian
memformulasikan secara spesifik, menyusun pengetahuan,
berbagi/mendistribusikan pengetahuan, pemanfaatan pengetahuan dan
tahap terakhir adalah pengembangan pengetahuan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sedangkan untuk siklus proses manajemen pada
integrasi proses manajemen terdiri atas beberapa tahap yakni rancangan
proses/modifikasi diciptakan, spesifikasi proses pada model, melakukan
analisa model, mengatur dan mengkoordinasikan serta mengendalikan
proses, melakukan anlisa dan evaluasi terhadap implementasi proses
dan terakhir dilakukan pengembangan proses. Siklus knowledge
management dan process management seperti pada Gambar 3.a dan 3.b.
xxvi
Gambar 3a Gambar 3bKnowledge Management Lifecycle Process Management Lifecycle
Pada penerapannya diperusahaan kedua siklus ini dintegrasikan
sehingga didapatkan process knowledge yang menunjang efisiensi
aktivitas proses perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis proses. Proses
knowledge dibagi atas tiga yakni
1. Proses template knowledge
Merupakan proses analisa dan simulasi informasi yang didapatkan dari
tahap desain, yang didalamnya terdapat latar belakang
pengembangan dari template.
2. Proses instance knowledge
Merupakan proses yang ditetapkan sebagai model dengan kinerja
proses yang diukur dan dievaluasi secara terintegrasi, yang
didalamnya terdapat pengaruh lingkungan, sumber daya, tujuan dan
hasil.
3. Proses related knowledge
Merupakan proses yang ditetapkan sebagai knowledge yang telah
dibuat dan digunakan sebagai sebuah bisnis proses. Secara umum
proses pengetahuan ini secara eksplisit dinyatakan oleh manajemen
tradisional sebuah proses yang persepektif.
xxvii
Proses pengetahuan bukan saja memuat pengetahuan seperti
dalam sistem manajemen konvensional akan tetapi juga mengembangkan
pengetahuan dari informasi yang diciptakan dari siklus business process
management.
E. Hubungan Knowledge Management dengan Manusia
Manusia sebagai individu mempunyai perilaku individu dalam
sebuah organisasi membawa ke suatu tatanan, kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Hal ini
merupakan karakteristik yang dipunyai individu manakala ia akan
memasuki suatu lingkungan organisasi atau lainnya. Beberapa
karakteristik kepribadian dapat digunakan untuk meramalkan perilaku
manusia dalam organisasi, meliputi :
1. Karakteristik berkaitan dengan control pusat pribadi seseorang
2. Orientasi keberhasilan otoritas individualism, harga diri, pengawasan
diri, dan keberanian menghadapi risiko.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, menurut Robbins (1996),
individu dan manajer perlu mengembangkan keterampilan antar pribadi
dan penanganan orang agar efektif dalam pekerjaan mereka. Perilaku
individu dalam organisasi menawarkan sejumlah tantangan dan
kesempatan bagi para manajer membantu dan memperbaiki kualitas
individu dengan menunjukkan manajer bagaimana memberi kuasa orang-
orangnya maupun merancang melakukan perubahan dalam organisasi.
xxviii
Pendapat lain dikemukakan oleh Nadler, et,al (1979), organisasi
merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula.
Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi, di antaranya keteraturan
yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan-pekerjaan, satuan
tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian, sistem
pengendalian dan lain sebagainya. Jikalau karakteristik individu
berinteraksi dengan karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah
perilaku individu dalam organisasi.
Di samping perilaku individu dalam organisasi, terdapat perilaku
kelompok. Robbins (1996) mengemukakan bahwa suatu kelompok adalah
dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling tergantung untuk
mencapai sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal dan informal.
Dalam bentuk teori, Homans (1950, dalam Thoha, 2009) mengemukakan
bahwa teori pembentukan kelompok yang lebih komprehenshif adalah
suatu teori yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada
aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, dan sentiment-sentimen (perasaan
atau emosi). Tiga elemen ini satu sama lain berhubungan secara
langsung dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang
lain (Share), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga
semakin kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka.
xxix
b. Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka
semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang
ditularkan pada orang lain.
c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang
lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang
lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan
interaksi-interaksi.
Dalam organisasi, kedua perilaku baik individu maupun kelompok,
keduanya selalu direspons dalam meningkatkan dinamika organisasi yang
berdaya saing. Sehubungan dengan pembentukan perilaku secara koletif
dalam knowledge management tidak terlepas dari nilai-nilai yang
membutuhkan proses yang tidak mudah, baik dari sisi waktu maupun
upaya, tindakan, walaupun sering menjadi klise, juga membutuhkan
komitmen manajemen senior untuk memimpin langsung proses
perubahan organisasi. Komitmen kepemimpinan ditunjukkan oleh praktik-
praktik manajemen yang memberi keteladanan dan konsistensi dalam
berperilaku yang suportif terhadap penerapan manajemen pengetahuan di
organisasi yang terkait dengan penyebaran pengetahuan (knowledge
sharing).
Dalam hal ini, Tobing (2007) mengatakan, pada hakikatnya
knowledge sebagian besar berada kepala manusia dalam bentuk tacit
knowledge, bukan di sistem informasi yang canggih. Kenyataan ini
membawa kita kepada kesadaran bahwa pendekatan-pendekatan yang
xxx
bersifat konsentrasi pada masyarakat tidak hanya sekedar perlu, tetapi
sudah menjadi keharusan untuk dilakukan.
Selanjutanya, dijelaskan bahwa salah satu cara pendekatan yang
berpusat kepada manusia adalah dengan menumbuhkan budaya kondusif
terhadap berjalannya proses-proses di dalam knowledge management,
mulai dari proses knowledge creation, knowledge retention, knowledge
sharing dan knowledge utilization. Dalam kaitan ini, memfokuskan
bagaimana membentuk tradisi dan budaya sharing, karena berbagi
merupakan inti dari keberhasilan knowledge management, tanpa berbagi
maka proses pembelajaran yang merupakan proses penambahan
pengetahuan (akuisisi knowledge), akan terhambat. Tanpa sharing, maka
skala knowledge utilization sangat terbatas, karena knowledge hanya
dimanfaatkan oleh orang unit secara terbatas.
Namun demikian, bagaimanapun kondisi ketersediaan knowledge-
nya, maka pendekatan yang bersifat cultural merupakan cara yang telah
terbukti lebih bersifat mendasar dan lebih efektif dalam implementasi
knowledge managemen, karena knowledge management tidak hanya
sekedar melakukan kodifikasi knowledge agar dapat dikendalikan oleh
organisasi, tetapi lebih kepada pembentukan budaya berbagi
pengetahuan (knowledge sharing), budaya belajar dan inovasi.
F. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Organisasi
dan Knowledge Management
xxxi
Teknologi informasi dan komunikasi di era pengetahuan ini
mempunyai peran strategis dalam organisasi. Peran strategis dalam
organisasi dapat dikelompokkan sebagai support (efektivitas atau
efisiensi), enabler dan transformer. Dalam perannya sebagai support
teknologi informasi dan komunikasi hanya digunakan sebatas mencapai
efesiensi dan efektivitas dalam rangka mendapatkan tujuan organisasi.
Sedangkan peran teknologi informasi sebagai enabler, organisasi
menjadikan teknologi informasi dan komunikasi suatu hal yang dapat
membangkitkan keuntungan kompetitif organisasi.
Adapun peran teknologi informasi dan komunikasi sebagai
transformer, organisasi dalam melakukan persaingan bisnisnya
melakukan kreasi dan inovasi terhadap produk atau jasa yang dibuatnya,
dimana teknologi informasi dan komunikasi menjadi transformer yang
memungkinkan organisasi melakukan manuver bisnisnya dengan
melakukan kreasi dan inovasi baru demi menjaga keberlangsungan
organisasi. Ketika organisasi melakukan kreasi dan inovasi berkelanjutan
dalam rangka menghadapi persaingan yang hyper kompetitif, maka yang
menjadi tumpuannya adalah pengetahuan yang telah diolah sedemiakian
rupa menjadi kekuatan organisasi.
G. Pengetahuan dan Knowledge Management
Pengetahuan adalah data dan atau informasi yang telah disusun
dan diproses untuk menyampaikan pemahaman, pengalaman, akumulasi
pelajaran serta keahlian yang ditetapkan pada suatu masalah atau
xxxii
aktivitas saat ini. Sedangkan informasi adalah data yang telah disusun
sehingga memiliki arti dan nilai, adapun data merupakan gambaran dasar
dari sesuatu, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi
dan disimpan tetapi belum tersusun. Apa yang menjadikan pengetahuan
itu baru dan bermanfaat bagi orang dan organisasi dewasa ini adalah
ketika merenungkan hasil dari kekuatan pengetahuan bagi manajemen
yang lebih baik dan evolusi dalam bidang teknologi yang dapat disaksikan
dalam beberapa decade terakhir (Natarajan dan Shekar, 2001).
Gambar 4. siklus hidup pengetahuan
Oleh Sierhuis dalam Akib (2003) dinyatakan bahwa knowledge
Management mengandung makna kemampuan untuk mengelola
pengetahuan. Lebih jauh dikatakan bahwa teknik dan metoda yang
digunakan dalam mengelola pengetahuan dapat dikembangkan sebagai
bagian dari teknologi pengetahuan untuk menganalisis sumber
pengetahuan dalam organisasi. Analisis pengetahuan merupakan langkah
yang perlu dilakukan sebagai kemampuan mengelola pengetahuan,
xxxiii
karena dengan langkah tersebut teknik pemodelan dan akuisisi
pengetahuan dapat digunakan.
Organisasi yang bersaing secara global harus mampu untuk
mengembangkan sumber pengetahuannya, baik melalui pelatihan
sumberdaya manusia atau melalui pengembangan sistem berbasis
pengetahuan sebagai sarana untuk tetap mendapatkan daya saing global.
Organisasi dapat menerapkan manajemen pengetahuan dengan tiga
dimensi yang berbeda. Pertama, menekankan kecerdasan organisasi
diartikan sebagai cara organisasi dan anggotanya mempersepsi,
memahami dan mempelajari lingkungannya. Dengan menggunakan
metafora kecerdasan, dapat ditelusuri beragam tradisi penelitian yang
masuk dalam perspektif ini telah terpusat pada persepsi, pemahaman,
pembelajaran dan memori organisasi. Kedua, strategi dan pengembangan
organisasi yaitu kecerdasan bersaing, yang berarti cara organisasi
mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai situasi persaingan
dan pengembangan pasar. Tindakan yang cerdas dilihat sebagai hasil dari
akuisisi, kategorisasi, distribusi, dan penggunaan informasi secara efektif.
Ketiga, sistem informasi organisasi dan pemrosesan organisasi dimana
jaringan kerja intelejensi bisnis telah dikonseptualisasikan sebagai
jaringan yang terpencar yang mengumpulkan dan memproses rumor,
memberi akses terhadap sumber pengetahuan eksternal dan internal,
serta memberikan informasi analisis bagi pengembangan keputusan
strategis (Tuomi dalam Muluk, 2003). Wiig dalam Akib (2003) menyatakan
xxxiv
manajemen pengetahuan dalam organisasi perlu dipahami dari tiga
perspektif berdasarkan masa depan dan tujuan yang berbeda yaitu
perspektif bisnis, perspektif manajemen dan perspektif operasional.
Perspektif bisnis menekankan pada pertanyaan mengapa, dimana dan
untuk apa organisasi melakukan investasi atau eksploitasi pengetahuan.
Menurut perspektif ini, strategi, produk, layanan, aliansi, akuisisi
atau divestasi perlu didasarkan pada sudut pandang yang terkait dengan
pengetahuan. Perspektif manajemen memfokuskan pada penentuan
tujuan, pengorganisasian, pengarahan penyediaan fasilitas dan monitoring
praktek dan kegiatan yang terkait dengan pengetahuan yang diperlukan
untuk mencapai strategi dan tujuan bisnis yang diinginkan. Perspektif
operasional terfokus pada aplikasi keahlian dan kecakapan untuk
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan.Organisasi dalam
konteks transfer manajemen pengetahuan secara global harus menyadari
bahwa :
1. Transfer manajemen pengetahuan jarang dilakukan secara langsung
melalui budaya. Bukti menyatakan bahwa masyarakat lebih menyukai
pendekatan yang disebut langkah yang bijak terhadap pelaksanaan
sistim transfer pengetahuan (Voelpel dkk.,2005).
2. Transfer manajemen pengetahuan terjadi sepanjang tahun serta
melibatkan jenis pengetahuan dan pengakuan bahwa proses
pemindahan itu sendiri merupakan bagian dari pengetahuan yang
xxxv
diterima. Jadi rancangan proses pemindahan itu ke penerima yang
diinginkan adalah sangat vital (May dkk.,2005).
3. Transfer manajemen pengetahuan menghendaki pengurangan
kompleksitas di dalam organisasi dan pembentukan empati budaya
dalam manajemen operasi internasional serta penanganan hal-hal
yang spesifik (Hurt dan Hurt,2005)
4. Transfer manajemen pengetahuan sangat tergantung pada bagaimana
nilai, sikap, kemampuan dan jenis kepribadian saling memberikan
dukungan. Pencarian atau pengembangan individu yang berkompoten
bisa sangat sulit dilakukan dan kadangkala tidak dapat dilakukan
(Friel,2005).
5. Jika Transfer manajemen pengetahuan melibatkan prosedur yang
sama, maka manajemen lokal atau regional mungkin menetapkan
rutinitas dan subsistem-nya sendiri yang informal (Javidan dkk., 2005).
Organisasi yang akan membangun manajemen pengetahuan menurut
Jann harus fokus pada 4 hal (Jann, 2008):
a. mengembangkan strategi manajemen perubahan
b. mengembangkan sistem dan organisasi adaptif
c. mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi
d. mengembangkan sistem performansi
Jann menggambarkan knowledge management dengan dalam model
sebagai berikut(Jann, 2008)
xxxvi
Gambar 5 House of Knowledge Management model Jann
H. Teori Produktivitas
Teori produktivitas digunakan untuk menjelaskan jumlah atau
kuantitas suatu kelompok dalam menyatukan tujuan atau tugas-tugas
dalam organisasi atau kelompok. Teori ini bisa dijelaskan dengan
menggabungkan teori produktivitas itu sendiri dengan teori system,
termasuk system informasi manajemen secara bersama-sama, guna
memahami proses perjalanan suatu kelompok dalam pekerjaannya
mencapai tujuan umumnya (Pavit, C., & Curti, E., 1994)
Kekuatan teori ini ada pada kemampuan penjelasannya mengenai
bagaimana dan di mana keterpaduan anggota kelompok harus dijalani
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan kelompok. Kalo dalam teori system,
yang dijelaskannya adalah peran dan fungsi-fungsi dan kedudukan
anggota kelompok dan juga termasuk struktur kelompok, maka
produktivitas lebih diarahkan kepada keterpaduan semua anggota
kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan umum yang telah
ditetapkan.
xxxvii
I. Kerangka konseptual Penelitian
Penerapan knowledge Management di departemen mining pada
PT. Vale Indonesia Tbk di pengaruhi oleh, Pengetahuan, Keahlian dan
Teknologi Informasi
X1
Y2Y1
X3
X2
Gambar 6 Kerangka Konseptual
J. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas penulis menyusun hipotesis
sebagai berikut :
xxxviii
1. Pengetahuan, Keahlian dan Teknologi informasi secara signifikan
berpengaruh langsung mempengaruhi produktifitas karyawan di
departemen mining pada PT. Vale Indonesia Tbk.
2. Knowledge Management berpengaruh secara langsung terhadap
produktifitas karyawan.
xxxix
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Mining PT. Vale Indonesia Tbk.
Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan April sampai dengan Mei 2013
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode descriptive analysis dengan pendekatan kuantitatif.
Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh antara
variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Neuman dalam Sujoko Efferin (2004:9) descriptive
analysis bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah
situasi, lingkungan sosial, atau hubungan. Tujuan dari studi deskriptif
adalah untuk mempelajari aspek siapa, apa, bilamana dan bagaimana dari
suatu topik (Cooper-Emory, 1996:131).
Descriptive analisys yaitu dengan menggambarkan suatu
fenomena berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung dan melihat
hubungan antara fenomena yang diteliti. Adapun metode deskriptif analitis
(Nazir, 1988:105) memiliki ciri :
1. Mengemukakan fakta dengan interpretasi yang tepat.
xl
2. Melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena,
kelompok atau individu.
3. Memberikan interpretasi yang mendalam mengenai hubungan
antar fenomena yang diteliti.
Sedangkan verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan Structural Equisition Model. Menurut Mashuri (2009:45)
pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan
yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah
yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk
menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y serta pengaruh variabel
X dan variabel Y terhadap variabel Z secara parsial dan simultan.
C. Metode Permodelan Structure Equation Model (SEM)
Structural equation modeling merupakan suatu teknik statistik yang
dipakai untuk menguji serangkaian hubungan antara beberapa variabel
yang terbentuk dari variabel faktor atau variabel terobservasi. Metode
analisis verifikatif statistik pada penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode Structural Equation Modeling (SEM), Menurut Cooper & Schindler
(2006: 626) SEM dapat dikerjakan melalui tahapan, sebagai berikut:
xli
Gambar 7. Tahapan Permodelan SEM
Menurut Basuki (2006) prinsip structural equation model
merupakan pendekatan terintegrasi dari confirmatory factor analysis dan
path analysis (analisis jalur). Analisis jalur mempelajari apakah hubungan
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari
variabel independen terhadap variabel dependen, mempelajari
ketergantungan sejumlah variable dalam suatu model (model kausal),
menganalisis hubungan antar variabel dari model kausal yang telah
dirumuskan oleh peneliti atas dasar pertimbangan teoritis, serta menguji
seperangkat hipotesis kausal dan menginterpretasikan hubungan tersebut
(langsung atau tidak langsung).
Salah satu keunggulan SEM ialah kemampuan untuk membuat model
konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel – variabel yang
xlii
tidak diukur secara langsung, tetapi diestimasi dalam model dari variabel-
variabel yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan
variabel tersebut– variabel latent. Dengan demikian hal ini memungkinkan
pembuat model secara eksplisit dapat mengetahui ketidak-reliabilitas
suatu pengukuran dalam model yang mana teori mengijinkan relasi –
relasi struktural antara variabel-variabel laten yang secara tepat dibuat
suatu model.
Kenggulan-keunggulan SEM lainnya dibandingkan dengan regresi
berganda diantaranya ialah
1. Memungkinkan adanya asumsi-asumsi yang lebih fleksibel;
2. Penggunaan analisis faktor penegasan (confirmatory factor
analysis) untuk mengurangi kesalahan pengukuran dengan
memiliki banyak indikator dalam satu variabel laten;
3. Daya tarik interface pemodelan grafis untuk memudahkan
pengguna membaca keluaran hasil analisis;
4. Kemungkinan adanya pengujian model secara keseluruhan dari
pada koefesien-koefesien secara sendiri-sendiri;
5. Kemampuan untuk menguji model – model dengan menggunakan
beberapa variabel tergantung;
6. Kemampuan untuk membuat model terhadap variabel-variabel
perantara;
7. Kemampuan untuk membuat model gangguan kesalahan (error
term);
xliii
8. Kemampuan untuk menguji koefesien-koefesien diluar antara
beberapa kelompok subyek;
9. Kemampuan untuk mengatasi data yang sulit, seperti data time
series dengan kesalahan otokorelasi, data yang tidak normal, dan
data yang tidak lengkap.
Meskipun tidak merupakan hal yang wajib, sangat direkomendasikan
untuk mengetahui teknik analisis faktor, jika seorang peneliti ingin
menggunakan SEM.
Aplikasi utama structural equation modeling meliputi:
1. Model sebab akibat (causal modeling) atau disebut juga analisis
jalur (path analysis), yang menyusun hipotesa hubungan-hubungan
sebab akibat (causal relationships) diantara variabel - variabel dan
menguji model-model sebab akibat (causal models) dengan
menggunakan sistem persamaan linier. Model-model sebab akibat
dapat mencakup variabel-variabel manifest (indikator), variabel-
variabel laten atau keduanya;
2. Analisis faktor penegasan (confirmatory factor analysis), suatu
teknik kelanjutan dari analisis faktor dimana dilakukan pengujian
hipotesis – hipotesis struktur factor loadings dan interkorelasinya;
3. Analisis faktor urutan kedua (second order factor analysis), suatu
variasi dari teknik analisis faktor dimana matriks korelasi dari faktor-
faktor tertentu (common factors) dilakukan analisis pada faktornya
sendiri untuk membuat faktor-faktor urutan kedua;
xliv
4. Model-model regresi (regression models), suatu teknik lanjutan dari
analisis regresi linear dimana bobot regresi dibatasi agar menjadi
sama satu dengan lainnya, atau dilakukan spesifikasi pada nilai-
nilai numeriknya;
5. Model-model struktur covariance (covariance structure models),
yang mana model tersebut menghipotesakan bahwa matrix
covariance mempunyai bentuk tertentu. Sebagai contoh, kita dapat
menguji hipotesis yang menyusun semua variabel yang mempunyai
varian yang sama dengan menggunakan prosedur yang sama;
6. Model struktur korelasi (correlation structure models), yang mana
model tersebut menghipotesakan bahwa matrix korelasi
mempunyai bentuk tertentu. Contoh klasik adalah hipotesis yang
menyebutkan bahwa matrix korelasi mempunyai struktur
circumplex.
Berbagai jenis model dalam SEM sudah termasuk dalam kategori di atas.
Prosedur SEM bersifat penegasan (confirmatory) dibandingkan sebagai
prosedur yang bersifat eksploratori. Hal ini dikarenakan penggunaan salah
satu pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan penegasan saja (strictly confirmatory approach):
artinya suatu model diuji dengan menggunakan uji keselarasan
SEM (goodness-of-fit tests) untuk menentukan jika pola varians
dan kovarians dalam suatu data bersifat konsisten dengan model
jalur struktural yang dibuat secara spesifik oleh peneliti. Sekalipun
xlv
demikian pada saat model-model lain yang tidak teramati dapat
sesuai dengan datanya atau bahkan lebih baik, maka model yang
diterima model yang diterima hanya berupa model penegasan
saja.
2. Pendekatan model-model alternatif (alternative models approach):
hhhhmaksudnya peneliti dapat melakukan pengujian dua atau lebih
model-model sebab akibat untuk menentukan model mana yang
paling cocok. Ada banyak pengukuran keselarasan yang
mencerminkan pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dan
biasanya peneliti melaporkan 3 atau 4 saja.
3. Pendekatan pengembangan model (model development approach):
Dalam praktiknya, banyak penelitian yang menggunakan SEM
menggabungkan antara tujuan-tujuan yang bersifat konfirmatori
dan eksploratori, yaitu suatu model diuji dengan menggunakan
prosedur-prosedur SEM, karena merasa tidak cukup efisien, maka
suatu model alternatif kemudian diuji didasarkan pada perubahan-
perubahan sebagaimana disarankan dalam indeks-indeks
modifikasi SEM. Masalah dengan pendekatan ini ialah bahwa
model – model yang ditegaskan dengan menggunakan cara seperti
bisa tidak stabil atau tidak akan cocok dengan data yang baru
karena sudah di buat didasarkan pada keunikan seperangkat data
awal. Untuk mengatasi hal ini, peneliti dapat menggunakan strategi
validasi silang dimana model dikembangkan dengan sampel data
xlvi
kalibrasi dan kemudian dikonfirmasi dengan menggunakan sampel
validasi yang independen.
Dengan mengabaikan pendekatan apapun yang digunakan, SEM tidak
dapat secara otomatis menggambar panah-panah sebab akibat dalam
model – model tersebut atau menyelesaikan ambiguitas sebab akibat
Oleh karena itu, pengertian secara teoritis dan penilaian yang dilakukan
oleh peneliti tetap menjadi satu faktor yang paling penting.
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah Karyawan
Supervisor, Manajer, Mine Engginer dan juga operator di departemen
Mining pada PT Vale Indonesia Tbk sebanyak 200 orang.
Untuk menentukan besarnya jumlah sampel menggunakan rumus
Slovin (Prasetyo dan Jannah,2005),yaitu :
21 NeNn
21.04001
400
n 200n orang
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang inginkan 10% (persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)
Sampel yang dipilih menggunakan teknik aksidental sampling yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bagi siapa saja yang
xlvii
bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai untuk dijadikan sumber data
dan dijadikan sebagai sampel (Sugiyono,2003)
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut
:
1. Daftar pertanyaan (kuisioner), teknik pengumpulan data dengan
memberikan atau menyebarkan daftar petanyaan kepada responden
yang menjadi sampel, yang memberikan respon atas daftar
pertanyaan tersebut.
2. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari
data-data yang relevan dan mendukung penelitian antara lain yang
diperoleh dari Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk dan
literature lain yang mendukung penelitian.
F. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif, dalam penelitian ini penulis melakukan perhitungan
distribusi frekuensi dan mean (nilai rata-rata) untuk memberikan
gambaran atau deskripsi dari data yang diperoleh.
2. Metode analisis menggunakan Permodelan SEM (Structural Equation
Modeling)
G. Jenis dan Sumber Data
xlviii
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah :
1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari daftar
pertanyaan dari wawancara pada responden dan wawancara langsung
kepada karyawan Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
Departemen Mining di PT Vale Indonesia Tbk dan data lain yang
mendukung penelitian ini.
xlix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
PT Vale Indonesia, Tbk. sebelumnya lebih dikenal dengan PT
International Nickel Indonesia Tbk atau disingkat PT. INCO, Tbk yang
merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dari Vale
Canada (sebelumnya dikenal sebagai Inco Limited) yang mendapatkan
izin usaha dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi,
kegiatan penambangan, pengolahan dan produksi Nikel dengan luas
konsesi 190.000 hektar di Pulau Sulawesi dan berpusat di Sorowako,
Sulawesi Selatan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1968 yang perjanjian
Kontrak Karyanya (KK) dilakukan dengan pemerintah Indonesia.
Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian KK pertama dengan
pemerintah pada 27 Juli 1968. Lalu pada 15 Januari 1996, dilanjutkan
penandatanganan perjanjian modifikasi dan perpanjangan kontrak awal
KK, yang berlaku mulai 1 April 2008 sampai 28 Desember 2025.
Sejak bulan Februari 2012, PT. Inco Tbk. telah melakukan program
rebranding dengan mengubah nama dan logo menjadi PT. Vale
Indonesia, Tbk. sebagai bagian dari salah satu anak perusahaan korporat
Vale di Brasil, industri tambang terkemuka yang ikut diperhitungkan di
antara jajaran eksportir bahan tambang yang lain. Perubahan nama dan
logo juga diimbangi dengan perubahan visi, misi dan nilai sebagai bagian
dari semangat yang baru yang diadopsi dari visi, misi dan nilai dari
l
perusahaan korporat. Visinya adalah Menjadi perusahaan sumber daya
alam nomer 1 di dunia yang memberikan manfaat jangka panjang melalui
keunggulan dan semangat hidup untuk manusia dan lingkungan hidup.
Adapun yang menjadi misinya adalah Mengubah sumber daya alam
menjadi kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan. Dengan Visi dan
misi tersebut, nilai-nilai perusahaan dituangkan menjadi 6, yaitu:
a. Hidup sangat berharga (Life matters most)
b. Menghargai sumber daya manusia (Value our people)
c. Cintai bumi kita (Prize our planet)
d. Melakukan hal yang benar (Do what is right)
e. Meningkatkan kinerja bersama-sama (Improve together)
f. dan mewujudkan tujuan bersama-sama (Make it happen)
Struktur Organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan
aspek-aspek pokok hubungan antara bagian seluruh pengawasan dan
masing-masing bertanggungjawab terhadap tugasnya. Struktur organisasi
PT Vale Indonesia Tbk- Mine and Exploration Department digambarkan
sebagai berikut :
li
Gambar 8 Struktur Organisasi Departemen Mining PT.ValeIndonesia,Tbk
Kegiatan penambangan dilakukan oleh Departemen Mining
didahului dengan eksplorasi dan pemetaan lokasi-lokasi dengan kadar
bijih Nikel yang relatih baik dan sesuai untuk ditambang. Kemudian oleh
tim operasional melakukan kegiatan pengupasan dan penggalian lapisan
lii
terluar dari tanah untuk mencapai ke dalam lapisan tanah dan bebatuan
yang mengandung bijih Nikel. Penambangan semacam ini disebut dengan
Open Pit Minining, atau penambangan terbuka. Kegiatan penambangan
terbuka dinilai memiliki keuntungan lebih mudah selain risikonya lebih
rendah dibandingan penambangan tertutup di dalam terowongan di bawah
tanah. Setelah bijih Nikel diambil, kemudian disaring dengan ukuran
tertentu yang diterima di Stasiun Penyaringan (Screening Station) lalu
kemudian disalurkan ke penampungan basah (Stock Pile). Adapun
perawatan dan pemeliharaan peralatan berat utama dan penunjang
penambangan juga dilakukan di dalam bagian ini.
Kegiatan pemrosesan dilakukan oleh Departemen Process Plant
didahului dengan pengangkutan bijih Nikel dari penampungan basah
menuju ke tiga fasilitas pengeringan (Ore Dryer) agar kadar air dalam
bahan baku yang mengandung bijih Nikel mencapai 19-20%, lalu
disimpan di gudang penyimpanan yang disebut DOS (Dried Ore Storage).
Dari gudang inilah kemudian bahan baku akan mengalami tahap
pemrosesan yang lebih mutakhir dan kompleks, yang didahului dengan
pemasokan bahan baku (ore) menuju ke lima fasilitas Bejana Reduksi
Berputar (Reduction Kiln) dimana bahan baku akan dilanjutkan
pemrosesan pemanasan (penghilangan kadar air, bahkan kadar kristal air
pun harus ditiadakan) dan dilakukan reaksi pengikatan Besi dan Nikel
dengan Oksida dengan pencampuran batu bara serta belerang. Keluar
dari fasilitas ini, bahan baku kemudian menjadi bahan setengah jadi yang
liii
disebut Kalsin (Calcine) yang akan ditransportasikan melalui fasilitas CTS
(Calcine Transfer System) menuju ke empat fasilitas tungku peleburan
listrik (Electric Furnace), di sini peleburan Kalsin dilakukan sampai pada
titik lelehnya sekitar 1500-1700°C. Dengan perbedaan berat jenis, material
cair yang mengandung besi akan lebih ringan dan berada di lapisan atas
akan dibuang sementara material cair yang mengandung Nikel akan
mengendap di dasar tungku untuk diproses lebih lanjut menuju ke tiga
fasilitas Konverter. Di konverter, material cair akan diproses dengan
penambahan flux dan skrap untuk pememurnian, dan selanjutnya
digranulasikan dengan menuang logam nIkel cair ke saluran air
bertekanan. Nikel granular yang dihasilkan berbentuk seperti pasir halus
dan disebut Nickel Matte tingkat menengah yang mengandung rata-rata
78% Nikel dan 20% Belerang. Seluruh produksi Vale Indonesia ini dikirim
ke Jepang yang dilakukan di bawah kontrak jangka panjang. Berapa pun
hasilnya tetap akan diterima oleh Sumitomo Corp., sebuah perusahaan
logam dasar terbesar di Jepang untuk kembali dimurnikan sebagai bahan
dasar pembuatan baja tahan karat.
Selain kedua departemen utama di atas, departemen lain di PT.
Vale Indonesia juga ada yang mengemban tugas sebagai departemen
layanan dan penunjang, seperti Maintenance & Utilities, Operation
Excellence, Engineering Trade Development System, Human Resource
and Corporate Services, Operational Support, External Relation, Finance,
Internal Audit, Information Technology dll. Begitulah PT. Vale Indonesia
liv
menjalankan bisnisnya untuk kelanjutan organisasi yang berdaya guna
dan bermanfaat bukan saja bagi PT. Vale Indonesia sendiri, tetapi sebagai
harapannya juga bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan yang
ada.
B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian merupakan uraian tentang sebaran
jawaban hasil kuesioner sehingga dapat diketahui tanggapan responden
terhadap variable pengetahuan, keahlian, teknologi informasi, dan
knowledge management, yang berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas karyawan pada pada Departemen mining PT Vale Indonesia
Tbk. Untuk menggambarkan variabel penelitian atas jawaban responden,
digunakan label frekuensi.
Pada Tabel 1 menunjukkan unsur keahlian salah satu variabel yang
memiliki celah jangkauan yang sangat berbeda dengan variabel lainnya,
yaitu minimum 1 dan maksimum 5, nilai jangkauannya 4, sedangkan nilai
rata-ratanya 3,785, sedangkan nilai tengahnya ialah 4. Indikasi tersebut
menurut Pavitt dan Curtis (1994) bahwa keahlian sangat diperlukan dalam
meningkatkan produktivitasnya, dan mencapai tujuan perusahaan. Hal
yang sama menurut Robbins (1996), bahwa individu dan manajer perlu
mengembangkan keterampilan antar pribadi dan penanganan orang agar
efektif dalam pekerjaan mereka. Jadi indikasi tersebut memerlukan
peningkatan keahlian dalam Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk.
lv
Tabel 1. Statistik Deskripsi Variabel
Indikator Pengetahuan Keahlian TeknologiInformasi
KnowledgeManagement
Produktivitaskaryawan
Valid 200 200 200 200 200Missing 3 3 3 3 3Mean 3.840 3.785 3.825 3.660 3.720Median 4. 4. 4. 4. 4.Range 3 4 3 3 3Minimum 2 1 2 2 2Maximum 5 5 5 5 5
Sumber: Hasil Olah Data
C. Karakteristik Responden
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.
dengan pendekatan probality sampling. Tehnik sampling yang digunakan
adalah Two Stages Sampling yaitu gabungan antara Area Random
Sampling dan Proportional Stratified Random Sampling. Untuk menjaga
keterkaitan sampel, maka digunakan metode Sampel Area (Area
Sampling) yang pada dasarnya merupakan metode pemilihan sampel
acak berdasarkan kelompok yang digunakan untuk memilih sampel dan
populasi yang lokasi geografisnya terpencar (Indriantoro: 1999, 129).
Metode Proportional Stratified Random Sampling dinilai sebagai
metode pemiIihan sampel secara acak yang paling efisien dan relevan
dengan masalah atau pertanyaan penelitian. Jumlah sampel dalam
penelitian ini didasarkan pada data perkiraan statistik berdasarkan
parameter populasi yang akan diambil sampelnya, tingkat
lvi
kepercayaan/keyakinan yang dipergunakan (1-α) untuk menjamin hasil
penelitian agar kesalahan samplingnya tidak melebihi nilai tertentu (B =
bound of error), dan tingkat variasi atau heterogenitas populasi, dimana
sampel akan diambil. .
a. Karakteristik Responden Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
memilih sampel penelitian pada pada beberapa struktur dalam institusi di
Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk kemudian melakukan tabulasi
data pada Tabel 2.
Tabel 2.Distribusi Persentase Responden Berdasarkan KarakteristikUmur, Jenis Kelamin, dan Pendidikan.
Umur Jumlah Persentase15-25 9 5%26-40 133 66%41-55 58 29%
200 100%Jenis Kelamin
laki-laki 183 92%Perempuan 17 8%
200 100%Pendidikan
SD 0 0%SLTP 0 0%SLTA 117 59%
Akademi 21 10%S1 60 30%
S2/S3 2 1%200 100%
Masa Kerja0-5 Tahun 53 26%
>5-10 Tahun 86 43%>10-15 Tahun 42 21%
lvii
>15-20 Tahun 12 6%>20 Tahun 7 4%
200 100%Sumber : Data primer diolah 2013.
Jumlah responden yang menjadi sampel utama dalam penelitian ini
sebesar sejumlah 200 responden, seperti yang tampak pada Tabel 2 yang
diklasifikasi dalam tiga kelompok umur. Dari Tabel 2 hampir seluruh
karyawan dalam Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk telah berusia
diatas 25 tahun. Pada kelompok umur tersebut produktif pada
Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk banyak didominasi oleh
karyawan bagian operasi. Pada usia antara 15 – 25 tahun menunjukkan
sebanyak 5%, tidak ada lagi karyawan pada kelompok umur tersebut
adalah karyawan yang baru diangkat. Pada usia antara 26 – 40 tahun
menunjukkan sebanyak 66%, dimana sebagian besar pada kelompok
umur tersebut adalah para pegawai yang senior. Kelompok umum 41-55
tahun sebanyak 29%, menunjukkan bahwah kelompok umur tersebut
pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk semakin berkurang.
Namun untuk kelompok ini merupakan pergawai yang menjelang pensiun
tetapi masih diminta untuk memberikan ilmunya dalam memperkuat
potensi teknis dan operasional dalam bidangnya.
Distribusi pendidikan seperti pada Tabel 2. bagi responden yang
berlatar pendidikan SLTA memiliki dominasi tertinggi sebagai pegawai
dalam Departemen mining, sedangkan tamatan SD dan SLTP tidak ada.
Disamping itu pendidikan S1 juga yang bekerja di departemen mining
lviii
cukup tinggi, Indikasi tersebut menunjukkan bahwa potensi sumberdaya
manusia pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk sangat
didukung oleh latar belakang pendidikan. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin tinggi kompetensinya terhadap kemampuan
pengelolaannya dan implementasi ilmunya pada Departemen mining PT
Vale Indonesia Tbk karena sudah mengerti tentang fungsi dan manfaat
layanan secara teoritis dan implementasi. Dengan demikian maka latar
belakang pendidikan sangat mendukung penguatan kompetensinya.
Distribusi jenis kelamin pada Departemen mining PT Vale Indonesia
Tbk seperti pada Tabel 2. Dominan pekerja adalah laki-laki, sedangkan
wanita hanya sebagian kecil mejadi operator dan selebihnya membantu
pergerakan pertambangan dalam bidang administrasi.
Distribusi usia kerja pada Departemen mining PT Vale Indonesia
Tbk pendidikan seperti pada Tabel 1.Dominan karyawan sudah berada
sekitar 10 tahun bekerja pada areal tambang, dimana tenaga kerja baru
terangkat masih sekitar 26% masa kerja dibawah 5 tahun, sementara
yang bekerja sekitar 20 tahun sudah tidak terlalu banyak berada pada
bidang pertambangan karena sudah dimutasikan pada bidang lain .
t
dipisah-piD. Analisis Estimasi Model Pengaruh Antara Variabel
Dalam penelitian ini akan menunjukkan pengujian model secara
keseluruhan antara variabel eksogen dan endogen untuk mengetahui
seberapa jauh fakor tersebut dapat mempengaruhi kinerja tim pada
lix
Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Indikasi model yang baik
adalah telah dilakukannya pengujian antara model yang didukung oleh
teori kemudian dibuktikan dengan data empiris, atau secara statistik
dilakukan secara uji-t yaitu membandingkan antara t-hitung dengan t-
tabel pada α=5% dan n=150.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Konstruk pada teknik SEM disebut dengan latent variable (variabel
yang tidak dapat diukur secara langsung) dan indikatornya adalah
observed variable (variabel yang diamati, sebagai operasionalisasi
pengukuran atas variabel laten). Setelah susunan konstruk dan
indikatornya dinyatakan dalam model, kemudian dengan menggunakan
prosedur SEM dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas dilakukan untuk melihat butir-butir pertanyaan mana
yang layak (representative) untuk dipergunakan untuk mewakili variabel-
variabel bebas dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan analisis factor konfirmatori (confirmatori factor analysis)
pada masing-masing variabel laten dengan menggunakan program AMOS
18. Apabila nilai loading factor pada indikator lebih besar dari 0,5; maka
indikator dapat digunakan untuk mengukur variabel (Chin, dalam Ghozali,
2005).
Validitas yang berarti ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya (Sugiyono,2008). Suatu
instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
lx
menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukan
pengukuran tersebut. Singarimbun dan Syofian (1989) menjelaskan
bahwa validitas instrumen menunjukan kualitas dari keseluruhan proses
pengumpulan data dalam suatu penelitian. Uji validitas instrumen yang
dilakukan dengan menggunakan uji validitas konstruk. Uji validitas
konstruk yaitu menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan
kerangka teori konsep yang akan diukur. Secara sederhana dapat
dikemukan, bahwa validitas konstruk dari sebuah instrumen ditentukan
dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan
total skor masing-masing item.
Uji validitas tidak terlalu ditekankan dalam penelitian kuantitatif
dibanding dengan penelitian kualitatif dan yang lebih penting adalah uji
reabilitasnya (Susan, 1998) dalam Sugiyono (2008). Selanjutnya Jika r-
hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan tertentu, berarti
instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. Taraf kepercayaan yang
digunakan dalan uji validitas item pada penelitian ini adalah 95% dengan
jumlah responden 90 (N=90). Item-item yang memiliki nilai r hitung > r
tabel (0,196) itu item yang digunakan dalam penelitian. Baumgartner dan
Homburg (1996), dan Hershberger ( 2003) mengatakan model linier tidak
signifikan jika berada dibawah (t=0.850, p=0.41) sehingga SEM
berkembang secara linier.
Uji alat ukur yang kedua adalah reliabilitas, yaitu indeks yang
menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dapat
lxi
dipercaya. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-
indikator sebuah konsruk yang menunjukkan derajat sampai dimana
masing-masing indikator itu mengidentifikasikan sebuah variabel bentukan
atau faktor laten yang umum. Reliabilitas dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan composite (construct) reliability dengan cut off
value minimal sebesar 0,6 (Maholtra, dalam Solimun, 2002).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dimana: Standard Loading diperoleh langsung dari standardized loading
untuk tiap-tiap indikator yakni nilai lambda yang dihasilkan oleh masing-
masing indikator. adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.
Measurement error sama dengan 1 – reliabilitas indikator yakni pangkat
dua dari standardized loading setiap indikator yang dianalisis. Nilai batas
yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat
diterima adalah 0.60 (Maholtra, dalam Solimun, 2002: 71). Bila penelitian
yang dilakukan adalah eksploratori maka nilai di bawah 0.60 pun masih
dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik yang
terlihat dalam proses eksploratori.
Setelah kecocokan model dan data secara keseluruhan adalah
baik, langkah berikutnya adalah evaluasi atau uji kecocokan model
penelitian. Evaluasi ini akan dilakukan terhadap setiap konstruk atau
model pengukuran (hubungan antara sebuah variabel laten dengan
beberapa variabel teramati secara terpisah melalui :
lxii
A. Evaluasi terhadap validitas (validity) dari model penelitian
B. Evaluasi terhadap reliabilitas (reliability) dari model penelitian
Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang
seharusnya diukur. Meskipun validitas tidak akan pernah dapat dibuktikan,
tetapi dukungan kearah pembuktian tersebut dapat dikembangkan.
Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi
menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi
dalam mengukur konstruk latennya.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya.
Kemudian Susan (1998) dalam Sugiyono (2008) mengatakan bahwa
realibilitas atau kehandalan adalah konsistensi atau stabilitas data atau
temuan-temuan dalam pandangan penelitian data kuantitatif, yaitu jika dua
orang peneliti melakukan penelitian pada objek yang sama dan
menemukan hal yang sama dalam waktu yang sama dan atau berbeda
waktu maka kondisi tersebut dikatakan konsisten. Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama
aspek yang diukur tidak berubah. Reliabilitas instrumen adalah hasil
pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk
mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Dari perhitungan construk reliability (CR) dan nilai estimasi pada
Tabel 3 terhadap variabel produktivitas karyawan pada Departemen
lxiii
mining PT Vale Indonesia Tbk terdiri dari pengetahuan (X1), keahlian
(X2), teknologi informasi(X3), dan knowledge management (Y1).
Diperoleh nilai CR sebesar 1,00 dan estimasi diatas 0,7, berarti sudah
reliabel untuk mengembangkan model penelitian ini, sementara Variance
Extracted memiliki nilai 0,719 berarti sudah diatas 0,5, menunjukkan
seluruh variabel tersebut sudah valid, dan tidak ada yang saling
terkandung didalamnya. Nilai ini menunjukkan bahwa semua variabel
dalam model ini reliabel dan valid untuk membentuk/mengukur variabel
produktifitas karyawan di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk.
Tabel 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Model
IndikatorVariabel
Estimasi(Loading=λ) λ²
KesalahanPengukuran Construct
ReliabilityVarianceExtracted(1 - λ²)
X1 0.345 0.119 0.881
1.000 0.719X2 0.039 0.002 0.998X3 0.091 0.008 0.992Y1 0.244 0.060 0.940
Jumlah 0.719 0.188CR ≥0.70VE ≥0.50
Sumber : Data diolah (output AMOS 7,0)
2. Analisis Structural Equation Model (SEM)
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada semua variabel
laten yang hasilnya valid dan reliable, maka variabel laten tersebut dapat
dilanjutkan dengan uji kesesuaian model dan uji signifikansi kausalitas.
a. Uji Kesesuaian Model (Goodness-of-fit Test)
Pengujian model pada SEM bertujuan untuk melihat kesesuaian
model. Menurut Kline (1998) bahwa model dapat dilanjutkan apabila hasil
pengujian model keseluruhan atau F-test pada α =5% berada diluar batas
lxiv
± 1,96 dalam uji dua arah, berarti indikator tersebut menunjukkan tidak
ada hubungan antara sesama variebel eksogen.
Chi-square test menunjukkan perbedaan antara harapan dan
pengamatan matriks covarians. Nilai yang mendekati nol menunjukkan
rendahnya perbedaan antara harapan dan pengamatan, disamping itu
probability level harus lebih besar dari 0.05 ketika chi-square mendekati
angka nol.
The Comparative Fit Index (CFI) adalah indikator fungsi perbedaan
sampel yang tersesuaikan (the discrepancy function adjusted). Nilai CFI
mulai dari 0 sampai 1, model dikatakan fit apabila nilainya lebih besar.
Model sangat fit jika nilai CFI sama atau lebih besar dari 0.80 (Hu &
Bentler, 1999).
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah
besarnya nilai residu dalam model. Nilai RMSEA mulai dari 0 sampai 1,
nilai yang lebih kecil adalah lebih cocok model fit. Nilai standar terbaik dari
RMSEA ialah 0.06 atau lebih kecil (Hu & Bentler, 1999). Jika model telah
fit maka parameter estimates telah teruji. Rasio masing-masing parameter
estimate terhadap standar diviasi terdistribusi dalam statistik z, dan
signifikan pada level 0.05 atau lebih dari 1.96, kemudian pada level 0.01
nilainya lebih dari 2.56 (Hoyle, 1995). Parameter estimates yang
unstandardized dapat diinterpretasi skalanya masing-masing variabel.
Parameter estimates yang Standardized dapat digunakan sebagai
indikator dalam model. Jika model tidak fit maka dapat diperbaiki.
lxv
CMIN/DF adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang
dibagi dengan Degree of Freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi
square, χ2 dibagi DF-nya disebut χ2 relatif. Bila nilai χ2 relatif kurang dari
2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit
antara model dan data (Arbuckle dalam Ferdinand, 2002).
TLI (Tucker Lewis Index) merupakan incremental index yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline
model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai accuan untuk dapat
diterimanya sebuah model adalah ≥ 0.95 (Hair dalam Ferdinand, 2002)
dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan very good fit (Arbuckle dalam
Ferdinand, 2002).
Adapun hasil pengujian kesesuaian model secara keseluruhan
dalam penelitian ini akan disajikan pada Tabel 4. Hasil uji kesesuaian
pada Tabel 4 menunjukkan semua model ini sudah sesuai dengan
variabel yang serta hasil tabulasi data yang telah dikumpulkan melalui
survey pada responden karyawan Departemen mining PT Vale Indonesia
Tbk
Tabel 4. Uji Kesesuain Model Produktivitas KaryawanKriteria Cut-Off Hasil Evaluasi
Chi-Square diharapkan kecil 0.016 BaikProbability ≥ 0.05 0.055 BaikRMSEA ≤ 0.06 0.035 BaikTLI ≥ 0.95 0.977 BaikCFI ≥ 0.80 0.932 BaikCMIN/ DF ≤ 2.00 0.000 BaikSumber : Data diolah (output AMOS 7,0)
lxvi
Gambar 9 Gambar Kesesuaian Model
b. Hubungan Kausalitas Antara Variabel
Setelah dilakukan pengujian kesesuaian terhadap model dalam
penelitian ini, maka selanjutnya adalah menguji kausalitas hipotesis. Pada
Table 5 berikut ini ditunjukkan signifikansi pengaruh antara variabel yang
ditandai pada nilai probabilitasnya apabila berada dibawah P≤5% atau
diluar batas ± 1,96 dalam uji dua arah maka signifikan, sedangkan apabila
berada dalam area ± 1,96 maka tidak siginikan.
lxvii
Tabel 5. Hasil Pengujian KausalitasEstimate S.E. C.R. P Label
Y1 <--- X1 0,218 0,059 3,701 0,000 SignifikanY1 <--- X2 -0,086 0,050 -1,709 0,087 Tidak SignifikanY1 <--- X3 0,257 0,061 4,243 0,000 SignifikanY2 <--- X1 0,345 0,053 6,536 0,000 SignifikanY2 <--- X2 0,039 0,055 0,710 0,477 Tidak SignifikanY2 <--- X3 0,091 0,044 2,088 0,037 SignifikanY2 <--- Y1 0,244 0,061 3,977 0,000 SignifikanSumber : Data diolah (output AMOS 7,0)
Interprestasi data masing-masing koefisien jalur berdasarkan
Tabel 5 adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan berpengaruh terhadap penerapan knowledge
management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil
perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa pengetahuan (X1)
berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1). Hal
ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,218
dengan nilai C.R. sebesar 3,701 dan diperoleh probabilitas signifikan
sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α)
yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa hipotesis diterima.
2. Pengetahuan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada
Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil perhitungan pada
Tabel 5 menunujukkan bahwa pengetahuan (X1) berpengaruh
terhadap produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur
yang bertanda positif sebesar 0,345 dengan nilai C.R. sebesar 6,536
dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,000. Nilai probabilitas
lxviii
ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.
3. Keahlian tidak berpengaruh terhadap penerapan knowledge
management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil
perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa keahlian (X2) tidak
berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1). Hal ini
terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,086
dengan nilai C.R. sebesar -1,709 dan diperoleh probabilitas signifikan
sebesar 0,087. Nilai probabilitas ini lebih besar dari taraf signifikansi
(α) yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa hipotesis tidak diterima.
4. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan
pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil perhitungan
pada Tabel 5 menunujukkan bahwa keahlian (X2) tidak berpengaruh
terhadap produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur
yang bertanda positif sebesar 0,039 dengan nilai C.R. sebesar 0,710
dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,477. Nilai probabilitas
ini lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis tidak diterima.
5. Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap penerapan knowledge
management di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil
perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa teknologi informasi
(X3) berpengaruh terhadap penerapan knowledge management (Y1).
lxix
Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,257
dengan nilai C.R. sebesar 4,243 dan diperoleh probabilitas signifikan
sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α)
yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa hipotesis diterima.
6. Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Hasil
perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa teknologi (X3) tidak
berpengaruh terhadap Produktivitas Karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari
koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,091 dengan nilai C.R.
sebesar 2,088 dan diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,037.
Nilai probabilitas ini lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan
sebesar 0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis
diterima.
7. Penerapan knowledge management berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia
Tbk. Hasil perhitungan pada Tabel 5 menunujukkan bahwa knowledge
management (Y1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
produktivitas karyawan (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang
bertanda positif sebesar 0,244 dengan nilai C.R. sebesar 3,977 dan
diperoleh probabilitas signifikan sebesar 0,000. Nilai probabilitas ini
lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.
lxx
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis hubungan antara variabel
hubungan antara, maka selanjutnya dapat digambarkan pada Gambar 10
berikut ini.
Gambar 10 Skema Pola Hubungan Antara Variabel Melalui Hasil Analisa
Structural Equation Model
E. Pengaruh Antar Variabel
Hubungan lansung merupakan pengaruh langsung dari satu
variabel bebas ke satu variabel tidak bebas, atau dalam model
digambarkan dengan satu anak panah. Sedangkan jalur tidak langsung
melalui satu variabel interverning atau variabel antara. Persamaan
struktural banyak melibatkan variabel dan jalur antar variabel, sehingga
lxxi
terdapat pengaruh antar variabel yang meliputi pengaruh langsung,
pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total. Berikut pembahasan
masing-masing pengaruh tersebut :
1. Pengaruh Langsung Antar Variabel Eksogen dan Endogen
Hasil estimasi nilai-nilai intercept atau constanta dan koefesien
regresi hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat
dalam analisis SEM dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter Pengaruh Langsung Antar VariabelEksogen dan Endogen Berdasarkan Model SEM
Pengaruh LangsungVariabel Endogen
KnowledgeManagement
ProduktivitasKaryawan
Var
iabe
lE
ksog
en
Pengetahuan 0.218 0.345
Keahlian -0.086 0.091
TeknologiInformasi 0.257 0.039
Var
iabe
lIn
terv
ewni
ng
KnowledgeManagement 0.244
Sumber : Data diolah (output AMOS 7,0)
Tabel 6 menjelaskan besarnya hubungan langsung (direct effect)
dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil yang ada
memberikan arti bahwa variabel eksogen memberikan kontibusi dalam
mempengaruhi knowledge management dan upaya peningkatan
produktivitas karyawan pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk..
Tabel 6 menjelaskan besarnya hubungan langsung (direct effect) dari
variabel intervewning terhadap variabel tujuan Consequency Variable,
memberikan arti bahwa variabel intervewning memberikan kontibusi
lxxii
dalam mempengaruhi peningkatan produktivitas karyawan pada
Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk..
2. Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel
Hubungan tidak langsung terjadi antara variabel eksogen yaitu
pengetahuan, keahlian, dan teknologi informasi, dengan variabel tujuan
yaitu terhadap peningkatan produktivitas karyawan melalui knowledge
management. Tabel 7 menunjukkan hubungan yang negatif secara tidak
langsung antara variabel sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa knowledge management tidak tepat untuk
mendukung keahlian.
Tabel 7. Hasil Estimasi Pengaruh Tidak Langsung Masing-MasingVariabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Pengaruh Tak Langsung
Variabel Consequency(Produktivitas Karyawan
Melalui Variabel Intervening
Knowledge Management
VA
RIA
BEL
EK
SO
GE
N
Pengetahuan 0.053
Keahlian -0.021
TeknologiInformasi 0.063
Sumber : Data diolah (output AMOS 18)
Tabel 7 mendeskripsikan besarnya hubungan tidak langsung
(indirect effect) dari variabel eksogen terhadap variabel tujuan. Efek tidak
langsung jika melalui variabel knowledge management
lxxiii
3. Total Pengaruh Antar Variabel (Total Effect)
Total effect adalah pengaruh secara keseluruhan pengaruh
langsung dan tak langsung antara variabel dalam model. Adapun
tujuannya adalah untuk melihat besarnya hubungan langsung antara
variabel dan setelah melalui variabel intervening, dan menurut Ferdinand
(2002) bahwa total pengaruh akan dijumlahkan antara pengaruh langsung
dan tak langsung seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8 Hasil Estimasi Parameter Total Pengaruh Variabel EksogenTerhadap Variabel Endogen
HubunganLangsung Tidak
Langsung TotalNilai Notasi Nilai Melalui
YKnowledgeManagement Langsung Pengetahuan 0.218 α1 0 0 0.218
KnowledgeManagement Langsung Keahlian -0.086 α2 0 0 -0.086
KnowledgeManagement Langsung Teknologi
Informasi 0.257 α3 0 0 0.257
ProduktivitasKaryawan Langsung Pengetahuan 0.345 β1 0.053 α1β4 0.398
ProduktivitasKaryawan Langsung Keahlian 0.091 β2 -0.021 α2β4 0.070
ProduktivitasKaryawan Langsung Teknologi
Informasi 0.039 β3 0.063 α3β4 0.102
ProduktivitasKaryawan Langsung Knowledge
Management 0.244 β4 0 0 0.244
ProduktivitasKaryawan
Mel
alui
Kno
wle
dge
Man
agem
ent Pengetahuan 0.053 α1β4 0 0 0.053
ProduktivitasKaryawan Keahlian -0.021 α2β4 0 0 -0.021
ProduktivitasKaryawan
TeknologiInformasi 0.063 α3β4 0 0 0.063
Sumber : Data diolah (output AMOS 18)
Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka dapat dijelaskan total pengaruh
pengetahuan, keahlian, teknologi informasi, dan knowledge management
lxxiv
terhadap peningkatan produktivitas karyawan pada Departemen mining
PT Vale Indonesia Tbk. sebagai berikut :
1. Pengaruh Langsung pengetahuan (X1) terhadap knowledge
management (Y1) sebesar 0.218, terhadap peningkatan produktivitas
karyawan (Y2) sebesar 0.345.
2. Pengaruh langsung keahlian (X2) terhadap knowledge management
(Y1) sebesar -0.086, terhadap peningkatan produktivitas karyawan
(Y2) sebesar 0.091.
3. Pengaruh langsung teknologi informasi (X3) terhadap knowledge
management (Y1) sebesar 0.257, terhadap peningkatan produktivitas
karyawan (Y2) sebesar 0.039.
4. Pengaruh langsung knowledge management (Y1) terhadap
peningkatan produktivitas karyawan (Y2) sebesar 0.244
5. Pengaruh tidak langsung pengetahuan (X1) terhadap terhadap
peningkatan produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge
management (Y1) sebesar 0.053.
6. Pengaruh tidak langsung keahlian (X2) terhadap peningkatan
produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge management (Y1)
sebesar -0.021.
7. Pengaruh tidak langsung teknologi informasi (X3) terhadap
peningkatan produktivitas karyawan (Y2) melalui knowledge
management (Y1) sebesar 0.063.
lxxv
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan
terdahulu, maka pada sub bab ini dilakukan pembahasan untuk
membuktikan hipotesis. Pembahasan dilakukan dengan cara
mendeskripsi kuatnya pengaruh antara varibel eksogen yang terdiri dari
pengetahuan, keahlian, dan teknologi informasi, yang dimediasi oleh
knowledge management terhadap peningkatan produktivitas karyawan
pada Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk. Deskripsi kuatnya
pengaruh antara variabel kemudian diperbandingkan dengan bukti empiris
yang diperoleh di lapangan, dan teori yang mendukung hipotesis. Berikut
ini tahapan pembahasan berdasarkan jalur hubungan antara variabel
dalam model:
1. Pengetahuan berpengaruh langsung terhadap produktivitas karyawan,
dan secara tidak langsung berpengaruh melalui knowledge
management.
Temuan ini sesuai dengan temuan Probst, Raub, dan Romhardt
(2000), pengetahuan sangat penting karena bersifat asset institusi,
yang menentukan jenis tenaga kerja, informasi, keterampilan dan
struktur organisasi yang diperlukan, pengetahuan dan pengalaman
perusahaan merupakan sumber daya yang berkelanjutan (suistainable
resources) dari keuntungan daya saing kompetitif (competitive
advantanges) dibandingkan dengan produk andalan dan teknologi
yang dimiliki, dan Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan,
lxxvi
mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai
semua hal terkait untuk mencapai tujuan bisnis.
Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk
a. Karyawan senior senang berbagi pengetahuan
b. Karyawan puas dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini
c. Diskusi kelompok sering dilakukan secara formal dan informal
2. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan,
dan secara tidak langsung juga tidak berpengaruh melalui knowledge
management.
Temuan ini tidak mendukung teori prduktivitas menurut Pavitt
dan Curtis (1994) yaitu menyatukan tujuan atau tugas-tugas dalam
organisasi atau kelompok. Teori menggabungkan produktivitas dengan
teori sistem, termasuk sistem infomasi manajemen secara bersama-
sama, guna memahami proses perjalanan suatu kelompok dalam
pekerjaannya mencapai tujuan umumnya .
Temuan ini berbeda dengan temuan menurut Robbins (1996),
individu dan manajer perlu mengembangkan keterampilan antar
pribadi dan penanganan orang agar efektif dalam pekerjaan mereka.
Temuan ini berbeda dengan temuan menurut Tobing (2007)
mengatakan, pada hakikatnya knowledge management sebagian
besar berada kepala manusia dalam bentuk tacit knowledge, bukan di
sistem informasi yang canggih.
Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk
lxxvii
a. Karyawan senior tidak memiliki keinginan untuk mengikuti pelatihan
teknis yang ada
b. Keahlian yang dimiliki karyawan terkadang tidak sesuai dengan
jenis pekerjaannya
c. Keahlian diperoleh berdasarkan pengalaman
d. Karyawan senior tidak mau diarahkan oleh atasan atau
managernya yang lebih muda
3. Teknologi informasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, dan
secara tidak langsung juga berpengaruh melalui knowledge
management.
Temuan ini tidak mendukung temuan Tuomi dalam Muluk
(2003) bahwa teknologi informasi organisasi merupakan jaringan kerja
mengumpulkan dan memproses, member akses terhadap sumber
pengetahuan eksternal dan internal, serta memberikan informasi
analisis bagi pengembangan keputusan strategis .
Oleh Sierhuis dalam Akib (2003) dinyatakan bahwa knowledge
Management mengandung makna kemampuan untuk mengelola
pengetahuan yang meningkatkan produktivitas. Lebih jauh dikatakan
bahwa teknik dan metoda yang digunakan dalam mengelola
pengetahuan dapat dikembangkan sebagai bagian dari teknologi
pengetahuan untuk menganalisis sumber pengetahuan dalam
organisasi.
lxxviii
Temuan ini juga mendukung Teori produktivitas oleh Pavit &
Curti (1994) digunakan untuk menjelaskan jumlah atau kuantitas suatu
kelompok dalam menyatukan tujuan atau tugas-tugas dalam
organisasi atau kelompok.
Fakta empiris pada di Departemen mining PT Vale Indonesia Tbk
a. Teknologi yang ada saat ini sudah bagus
b. Karyawan senang dengan penerapan teknologi informasi
c. Terdapat kesesuaian antara informasi dan teknologi.
4. Knowledge management berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan. Karena secara empiris membuktikan bahwa manajemen
PT.Vale Indonesia,Tbk mendukung dilaksanakannya peningkatan
pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantu pencapaian
target kerjanya. Temuan ini mendukung temuan Natarajan dan Shekar
(2001) bahwa pengetahuan bermanfaat bagi orang dan organisasi
ketika kekuatan pengetahuan bagi manajemen yang lebih baik .Wiig
dalam Akib (2003) menyatakan manajemen pengetahuan dalam
organisasi meningkatkan produktivitas individu. Transfer manajemen
pengetahuan jarang dilakukan secara langsung melalui budaya. Bukti
menyatakan bahwa masyarakat lebih menyukai pendekatan yang
disebut langkah yang bijak terhadap pelaksanaan sistem transfer
pengetahuan (Voelpel dkk.,2005). Transfer manajemen pengetahuan
terjadi sepanjang tahun serta melibatkan jenis pengetahuan dan
pengakuan bahwa proses pemindahan itu sendiri merupakan bagian
lxxix
dari pengetahuan yang diterima. Jadi rancangan proses pemindahan
itu ke penerima yang diinginkan adalah sangat vital (May dkk.,2005).
Transfer manajemen pengetahuan menghendaki pengurangan
kompleksitas di dalam organisasi dan pembentukan empati budaya
dalam manajemen operasi internasional serta penanganan hal-hal
yang spesifik (Hurt dan Hurt,2005). Transfer manajemen pengetahuan
sangat tergantung pada bagaimana nilai, sikap, kemampuan dan jenis
kepribadian saling memberikan dukungan. Pencarian atau
pengembangan individu yang berkompoten bisa sangat sulit dilakukan
dan kadangkala tidak dapat dilakukan (Friel,2005).
lxxx
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka beberapa hal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. a. Pengetahuan berpengaruh langsung terhadap produktivitas
karyawan, dan secara tidak langsung berpengaruh melalui
knowledge management. Karena sikap dan perilaku karyawan
senior senang berbagi pengetahuan, kemudian karyawan puas
dengan pengetahuan yang dimiliki saat ini, disamping itu setiap saat
dilaksanakan diskusi kelompok sering dilakukan secara formal dan
informal yang terkait dengan pekerjaan.
e. b. Keahlian kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan, dan secara tidak langsung juga tidak berpengaruh
melalui knowledge management. Karena banyak karyawan senior
tidak memiliki keinginan untuk mengikuti pelatihan teknis yang ada,
disamping itu keahlian yang dimiliki karywan terkadang tidak sesuai
dengan jenis pekerjaannya, jadi keahlian diperoleh berdasarkan
pengalaman, hal lain yang ditemukan ialah karyawan senior tidak
mau diarahkan oleh atasan atau managernya yang lebih muda
lxxxi
c. Teknologi informasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan,
dan secara tidak langsung juga berpengaruh melalui knowledge
management. Karena implemenntasi teknologi pertambangan yang
ada saat ini sudah bagus, karyawan senang dengan penerapan
teknologi informasi. Dan adanya kesesuaian antara informasi dan
teknologi.
2. Knowledge management berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan. Karena secara empiris membuktikan bahwa manajemen
PT.Vale Indonesia,Tbk mendukung dilaksanakannya peningkatan
pengetahuan teknis dan non teknis yang dapat membantu pencapaian
target kerjanya.
B. Saran – saran
Dari berbagai temuan tesis ini dapat diaplikasikan terhadap
pengembangan produktivitas kerja di Departemen mining PT Vale
Indonesia Tbk sebagai berikut :
1. a. Peningkatan pengetahuan teknis sebaiknya didukung oleh pimpinan
agar semua karyawan dapat menunjukan prestasinya.
b. Semua teknologi informasi sebaiknya diperkenalkan secara teknis
dan manajemen agar knowledge management semaking tinggi dan
terintegrasi dengan produktivitas karyawan.
c. Semua inovasi yang dilakukan oleh karyawan sebaiknya dijadikan
motivasi tim untuk dikembangkan lebih lanjut.
lxxxii
2. Tingkatkan knowledge management untuk memperkuat produktivitas
karyawan yang berada dalam tim Departemen mining PT Vale
Indonesia Tbk.
lxxxiii
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle. 2006. Amos 7,0 User’s Guide , Chicago, IL:SPSS Inc.
Baiq Anggun Hilendry Lestari, SE, M.SI, AK, DRA. Zulaikha, M.SI, AK(2007) Universitas Mataram. Simposium Nasional Akuntansi XUnhas Makassar. Pengaruh Information TechnologyRelatedness Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan KnowledgeManagement Capability Sebagai Variabel Intervening (KajianEmpiris Pada Perusahaan Perbankan di Jawa Tengah)
Benni Taslim Agatha Septianna SR STIE (2011) Musi Palembang. JurnalEkonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius). Pengaruh KnowledgeManagement Terhadap Kreativitas Tenaga Pendidik SMAMethodist 2 Palembang.
Blog kumpulan definisi dan pengertian online (2012). Definisi danPengertian. Pengertian Definisi Teknologi Menurut Para Ahli.(Online).(http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-mahasiswa-menurut-para-ahli/)
Dian Srirezeki, STP.,MM. Structural Aquation Modeling
Ferdinand,Agusty.2003.Sustainable Competitive Advantange: SebuahExplorasi Model Konseptual, Research paper Serie, Seri PustakaKunci 03/2003.UNDIP Semarang.
Ferdinand, Augusty.2002. Structural Equation Modeling Dalam PenelitianManajemen,Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian UntukTesis Magister & Disertasi Doktor. BP Undip, Semarang.
Hair, J. F. Jr., Ralph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C. Black,1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-HallInternational, New Jersey.
Imam Gunawan (2009). Structural Equation Modeling. (online)(http://masimamgun.blogspot.com/)
Irham Fahmi (2010). Manajemen Kinerja. Teori dan Aplikasi
Jurnal post jsofian (2012). Apa dampak knowledge management bagiperusahaan, (online)
lxxxiv
Kusno Prijono. Perancangan Knowledge Management (KM) ReadinessTool. PT. INTI Bandung Program Magister CIO Sekolah TeknikElektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia (2007). Artidefinisi/Pengertian Budaya Kerja Dan Tujuan/ManfaatPenerapannya Pada Lingkungan Sekitar. (Online)
Madu,C.N., C.H.Kuei, dan C. Lin.1995. A Comparative Analysis of QualityPractice in Manufacturing Firms in the U.S. and Taiwan.DecisionSciences 26(5) (Sept/Oct):621-635.
Malhotra, Naresh K., Mark, Peterson, dan Susan Bardi Kleiser.1999.Marketing research: A state-of-the-art review and directions forthe twenty-first century. Journal Acad. Marketing Sci.<b>27</b>(2) 160-183.
Mirawati Purnama (2008) Praktisi Bisnis/Alumnus Pascasarjana PsikologiUniversitas Indonesia, Depok Bogor - Jawa Barat. AndreasBudihardjo Prasetiya Mulya Business School, Jakarta. PeranBudaya Pembelajaran Dan Knowledge Management TerhadapKinerja Perusahaan : Studi Kasus PT XYZ .
Ningky Munir (2008). Knowledge Management Audit. Pedoman EvaluasiKesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan.
Natalia Kosasih (2007) Dosen Program Manajemen Perhotelan, FakultasEkonomi, Universitas Kristen Petra. Sri Budiani Alumnus ProgramManajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas KristenPetra. Jurnal Manajemen Perhotelan. Pengaruh KnowledgeManagement Terhadap Kinerja Karyawan. Studi KasusDepartemen Front Office Surabaya Plaza Hotel
Nenny Anggraeni (2012). Dosen Manajemen Produksi Jurusan KarawitanSekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. PengaruhKemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PadaSekolahTinggiSeniIndonesia(STSI)Bandung.(online).(http://jurnal.upi.edu/file/Nenny_Anggraeni.pdf). Diakses 29 September 2012)
Pawit M. Yusup (2012). Perspektif. Manajemen Pengetahuan Informasi,Komunikasi, Pendidikan, dan Perpustakaan.
Prof. Dr. Ismail Nawawi, M.P.A., M.Si. (2002). Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management). Teori dan Aplikasi Dalam MewujudkanDaya Saing Organisasi Bisnis dan Publik.
lxxxv
Ridho Nur Irmasnyah. Pengukuran Nilai dan Performansi KnowledgeManagement. Binus University Graduate program
Ratna Indriyanti, SE., MM. Kajian Knowledge Management danPengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan
Setiorini, Djabir Hamzah, Yansor Djaya 1Fakultas Pertanian UniversitasHasanuddin, 2,3Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.Jurnal Faktor-Faktor Knowledge Management Yang BerpengaruhTerhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Universitas Hasanuddin.
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai.LP3ES, Jakarta.
Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta, Bandung.
Suh, Eunyoung Eunice .2004.The model of cultural competence throughan evolutionary concept analysis. Journal of TransculturalNursing. (15) 2, 93-102.
Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. GrahaIlmu, Yogyakarta.
Tanaka, J.S.1987. How big is big enough Sample size and goodness of fitin structural equation models with latent variables. ChildDevelopment 58, 134–146.
Zuhal (2010). Knowledge & Innovation. Flatform Kekuatan Daya Saing.
lxxxvi
Lampiran Olah Data SEM
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label
Y1 <--- X1 ,218 ,059 3,701 *** par_1Y1 <--- X2 -,086 ,050 -1,709 ,087 par_2Y1 <--- X3 ,257 ,061 4,243 *** par_3Y2 <--- X1 ,345 ,053 6,536 *** par_4Y2 <--- X3 ,039 ,055 ,710 ,477 par_5Y2 <--- X2 ,091 ,044 2,088 ,037 par_6Y2 <--- Y1 ,244 ,061 3,977 *** par_7
Intercepts: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label
Y1 2,163 ,378 5,720 *** par_11Y2 1,012 ,353 2,869 ,004 par_12
Variances: (Group number 1 - Default model)Estimate S.E. C.R. P Label
X1 ,604 ,061 9,975 *** par_13X2 ,834 ,084 9,975 *** par_14X3 ,574 ,058 9,975 *** par_15Z1 ,419 ,042 9,975 *** par_16Z2 ,313 ,031 9,975 *** par_17
Total Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1
Y1 ,257 -,086 ,218 ,000Y2 ,101 ,070 ,398 ,244
Direct Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1
Y1 ,257 -,086 ,218 ,000Y2 ,039 ,091 ,345 ,244
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1
Y1 ,000 ,000 ,000 ,000Y2 ,063 -,021 ,053 ,000
Implied (for all variables) Covariances (Group number 1 - Default model)
lxxxvii
X3 X2 X1 Y1 Y2X3 ,574X2 ,000 ,834X1 ,000 ,000 ,604Y1 ,148 -,072 ,132 ,492Y2 ,058 ,059 ,240 ,164 ,443
Implied Correlations (Group number 1 - Default model)X3 X2 X1 Y1 Y2
X3 1,000X2 ,000 1,000X1 ,000 ,000 1,000Y1 ,278 -,112 ,242 1,000Y2 ,115 ,097 ,464 ,352 1,000
Variance-covariance Matrix of Estimates (Default model)par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10 par_11 par_12 par_13 par_14 par_15 par_16 par_17
par_1 ,003par_2 ,000 ,003par_3 ,000 ,000 ,004par_4 ,000 ,000 ,000 ,003par_5 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_6 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002par_7 ,000 ,000 ,000 -,001 -,001 ,000 ,004par_8 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_9 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004
par_10 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_11 -,013 -,010 -,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,143par_12 ,000 ,000 ,000 -,008 -,008 -,008 -,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,124par_13 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,004par_14 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,007par_15 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003par_16 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002par_17 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001
Lampiran Tabulasi Data
No X1 X2 X3 Y1 Y11 4 4 4 4 42 3 5 4 3 43 5 4 5 3 44 5 4 5 3 45 5 4 4 3 46 4 4 4 4 47 4 4 4 4 48 4 4 4 3 49 4 4 4 4 4
lxxxviii
10 3 4 4 4 311 4 4 4 3 412 4 4 4 4 413 4 5 4 3 414 4 4 3 4 315 4 4 4 3 316 4 4 4 4 417 5 5 5 4 418 4 4 2 3 419 3 4 4 3 420 5 5 5 4 521 4 2 4 5 422 3 3 4 3 323 3 4 4 5 424 3 4 4 4 425 5 5 5 5 526 5 4 4 4 427 4 4 4 3 328 5 4 4 4 429 4 4 4 3 330 5 5 5 5 531 3 3 4 3 332 5 5 5 5 533 5 5 5 5 534 2 2 2 2 235 5 5 3 4 336 5 5 5 5 537 5 4 4 3 338 4 4 4 4 439 5 5 5 5 540 5 5 4 5 541 5 5 5 5 542 5 5 5 5 543 4 4 4 3 444 4 4 4 3 445 4 3 3 3 346 4 5 4 4 447 2 0 2 3 348 2 3 2 4 3
lxxxix
49 2 3 2 3 350 2 2 3 3 351 4 0 3 3 452 5 4 4 4 553 2 3 3 4 354 4 3 3 3 355 3 3 5 5 556 5 4 4 4 457 4 5 4 4 458 2 3 3 3 459 3 2 3 4 260 4 4 4 4 461 4 4 4 4 362 3 3 4 3 463 4 4 4 3 364 4 5 4 4 465 4 4 4 4 466 4 3 4 4 467 4 4 4 4 468 2 2 3 4 369 4 4 4 4 470 3 4 3 4 471 3 2 3 4 472 4 3 3 3 473 4 3 4 4 474 3 4 4 3 475 4 4 4 5 476 3 3 4 4 477 3 2 2 4 478 4 4 4 4 479 5 3 4 4 580 5 2 3 4 581 4 3 3 4 382 3 4 4 4 483 4 3 3 4 384 3 4 3 4 385 4 4 5 3 386 3 4 3 4 487 4 4 4 3 4
xc
88 5 4 4 4 489 4 4 5 4 490 5 5 5 5 591 4 4 4 2 292 4 4 4 4 493 4 4 4 3 494 4 3 4 3 295 4 3 5 4 396 5 4 5 4 397 5 4 3 3 498 3 4 4 4 499 4 4 3 3 3100 3 5 4 3 2101 2 2 3 4 2102 4 4 4 4 4103 3 4 3 4 3104 3 2 3 4 3105 4 3 3 3 4106 4 3 4 4 4107 3 4 4 3 3108 4 4 4 5 4109 3 3 4 4 3110 3 2 2 4 3111 2 2 4 2 2112 4 4 4 4 4113 3 4 4 4 3114 3 2 4 4 3115 4 3 3 3 4116 4 3 3 4 4117 3 4 4 4 3118 4 4 4 4 4119 2 2 4 3 3120 4 4 4 3 3121 3 4 5 4 2122 3 2 2 2 4123 4 3 4 4 3124 4 3 3 4 3125 3 4 3 2 4126 4 4 4 3 4
xci
127 2 2 4 3 3128 4 4 3 4 4129 3 4 4 4 4130 3 2 4 2 2131 4 3 4 4 4132 4 3 5 3 4133 3 4 2 2 2134 4 4 4 4 3135 4 4 3 4 3136 3 4 3 2 4137 4 4 4 3 4138 4 4 4 3 4139 4 5 3 4 4140 4 4 4 4 3141 4 4 4 3 3142 4 4 4 4 4143 5 5 5 4 4144 4 4 2 3 4145 3 4 4 3 4146 5 5 5 4 5147 4 2 4 5 4148 4 4 4 3 4149 4 4 4 4 4150 3 4 4 4 3151 4 4 4 3 4152 4 4 4 4 4153 4 5 4 3 4154 4 4 3 4 3155 4 4 4 3 3156 4 4 4 4 4157 5 5 5 4 4158 4 4 2 3 4159 3 4 4 3 4160 5 5 5 4 5161 4 2 4 5 4162 4 4 4 3 4163 4 4 4 4 4164 3 4 4 4 3165 4 4 4 3 4
xcii
166 4 4 4 4 4167 4 5 4 3 4168 4 4 3 4 3169 4 4 4 3 3170 4 4 4 4 4171 5 5 5 4 4172 4 4 2 3 4173 3 4 4 3 4174 5 5 5 4 5175 4 2 4 5 4176 4 4 4 3 4177 4 4 4 4 4178 3 4 4 4 3179 4 4 4 3 4180 4 4 4 4 4181 4 5 4 3 4182 4 4 3 4 3183 4 4 4 3 3184 4 4 4 4 4185 5 5 5 4 4186 4 4 2 3 4187 3 4 4 3 4188 5 5 5 4 5189 4 2 4 5 4190 4 4 4 3 4191 4 4 4 4 4192 3 4 4 4 3193 4 4 4 3 4194 4 4 4 4 4195 4 5 4 3 4196 4 4 3 4 3197 4 4 4 3 3198 4 4 4 4 4199 5 5 5 4 4200 4 4 2 3 4
Lampiran Deskripsi Data
xciii
Statistics
Pengetahuan KeahlianTeknologiInformasi
KnowledgeManagement
Produktivitaskaryawan
N Valid 200 200 200 200 200
Missing 3 3 3 3 3
Mean 3.8400 3.7850 3.8250 3.6600 3.7200
Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000
Range 3.00 4.00 3.00 3.00 3.00
Minimum 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Pengetahuan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 1,00 0 0 0 0
2,00 12 5.9 6.0 6.0
3,00 43 21.2 21.5 27.5
4,00 110 54.2 55.0 82.5
5,00 35 17.2 17.5 100.0
Total 200 98.5 100.0
Missing System 3 1.5
Total 203 100.0
Keahlian
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 1,00 2 1.0 1.0 1.0
2,00 21 10.3 10.5 11.5
3,00 28 13.8 14.0 25.5
4,00 116 57.1 58.0 83.5
5,00 33 16.3 16.5 100.0
Total 200 98.5 100.0
Missing System 3 1.5
Total 203 100.0
Teknologi Informasi
xciv
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 1,00 0 0 0 0
2,00 14 6.9 7.0 7.0
3,00 36 17.7 18.0 25.0
4,00 121 59.6 60.5 85.5
5,00 29 14.3 14.5 100.0
Total 200 98.5 100.0
Missing System 3 1.5
Total 203 100.0
Knowledge Management
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 1,00 0 0 0 0
2,00 8 3.9 4.0 4.0
3,00 71 35.0 35.5 39.5
4,00 102 50.2 51.0 90.5
5,00 19 9.4 9.5 100.0
Total 200 98.5 100.0
Missing System 3 1.5
Total 203 100.0
Produktivitas karyawan
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 1,00 0 0 0 0
2,00 10 4.9 5.0 5.0
3,00 55 27.1 27.5 32.5
4,00 116 57.1 58.0 90.5
5,00 19 9.4 9.5 100.0
Total 200 98.5 100.0
Missing System 3 1.5
Total 203 100.0
Lampiran 1:
Lembaran Kuesioner
xcv
KepadaYth. Bapak/Ibu …………………………………………..di Tempat
Saya adalah Mahasiswa Program Magister Manajemen FakultasEkonomi Universitas Hasanuddin, Makassar, yang saat ini sedangmelakukan penelitian untuk Tesis. Penelitian ini merupakan syaratkelulusan untuk jenjang pendidikan Strata Dua (S2) bidang IlmuManajemen Strategi.
Oleh karena itu, saya memohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisikuesioner penelitian ini secara jujur sesuai dengan pernyataan-pernyataanyang tertera didalamnya. Identitas dan jawaban Bapak/Ibu akan terjaminkerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.
Tidak ada jawaban benar atau salah, tetapi menceriminkan realitas.Kuesioner ini bukan merupakan penilaian terhadap karyawan ataupunpimpinan perusahaan, Jawaban dari kuesioner ini semata-mata ditujukanuntuk kepentingan penelitian. Demikianlah permohonan ini disampaikan.Atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
(Nasruddin N.Aslam)
Kuesioner untuk penulisan tesis dengan Judul:ANALISIS PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT.VALE INDONESIA ,Tbk (STUDI KASUS PADA DEPARTEMEN MINING)
Nama : Nasruddin N Aslam : NirwanaNim : P2100211604
IDENTITAS RESPONDEN
( Identitas Responden Dijamin Kerahasiaannya )Nama Responden :....................................................Umur : …………….... TahunJenis Kelamin : ...................................................Pendidikan Terakhir : ...................................................Jabatan : ...................................................
Petunjuk Pengisian:
Bapak/ibu/Sdr(i) mohon memberikan pilihan tentang seberapa setuju atas pendapat-pendapat seperti yang terdapat dalam penyataan-pernyataan dibawah ini dengan cara
xcvi
mencontreng pada kotak yang memiliki judul kombinasi huruf (STS=Sangat Tidak Setuju,TS=Tidak Setuju, R=Ragu-ragu, S=Setuju, SS=Sangat Setuju) yang dianggap palingsesuai.
No. PernyataanSikap Responden
STS TS R S SS1 2 3 4 5
A. Pengetahuan (X1)1. Manajemen Departemen Mining pada PT.Vale
Indonesia,Tbk selalu berupaya meningkatkanpengetahuan teknis karyawannya.
2 Segenap karyawan Departemen Mining di PT.Vale Indonesia, Tbk mengutamakan pentingnyapengetahuan yang mendukung produktivitaskerja
3 Disepakati oleh karyawan dalam lingkupDepartemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk untuk saling membagi ilmudalam meningkatkan produktivitasnya
4 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk mengutamakan penguasaankeilmuan dan daya inovasi dalam bidang teknispertambangan
5 Progran peningkatan pengetahuan dalambentuk pendidikan, pelatihan, dan bimbinganteknis lapangan dalam organisasi DepartemenMining pada PT.Vale Indonesia,Tbk sangatmendukung produktivitas kerja karyawannya
B. Keahlian (X2)1. Keterampilan dan keahlian karyawan
Departemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbkmemberikan dukungan dalam peningkatanproduktivitas karyawan
2 Pimpinan Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk selalu melakukan monitoring danmengevaluasi hasil kerja karyawan sertamengarahkan karyawan untuk lebih ahli dalambidangnya
3 Pimpinan menempatkan karyawan DepartemenMining di PT.Vale Indonesia,Tbk untukmelakukan peningkatan pengetahuan tentangteknis pekerjaan
4 Semua level pimpinan pada DepartemenMining di PT.Vale Indonesia,Tbk tetapmelakukan upaya teknis untuk membantumeningkatkan pengetahuan karyawan dalambidangnya masing-masing
5 Setiap karyawan Departemen Mining padaPT.Vale Indonesia,Tbk diberi peluang untuk
xcvii
meningkatkan pengetahuan dan keahliannyadalam berbagai bidang, baik melalui pendidikanformal maupun informal
a. Teknologi Informasi (X3)1. Penerapan teknologi informasi dalam
Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk sesuai dengan apa tekniskeilmuan dan pengetahuan karyawan.
2 Semuan tingkatan pekerjaan di DepartemenMining pada PT.Vale Indonesia,Tbk dapatdiselesaikan secara tepat waktu setelahdiimplementasikan teknologi informasi
3 Hubungan antara kebutuhan dan input kerjadapat diefisienkan karena adanya teknologiinformasi di Departemen Mining pada PT.ValeIndonesia,Tbk
4 Jaringan kerja dalam beberapa fungsi padaDepartemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbksaling berperan karena adanya teknologiinformasi.
5 Prosedur kerja pada Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk akan lebih efektifsetelah teknologi informasi diterapkan didalambekerja
b. Knowledge Management (Y1)1. Menurut saya karyawan Departemen Mining di
PT.Vale Indonesia,Tbk selalu mendengarkan,menghargai dan saling membagi pengetahuandalam setiap permasalahan yang dihadapi.
2 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk akan lebih terampil bekerjakarena adanya alih pengetahuan antarakaryawan yang terampil pada karyawan yangkurang terampil
3 Produktivitas karyawan Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk didukung olehkemampuan ilmu pengetahuan dan dayainovasinya.
4 Upaya karyawan untuk mencari temuan ataumetode baru membuat karyawan DepartemenMining di PT. Vale Indonesia, Tbk lebih matangdalam pengetahuan dan keterampilan
5 Sinkronisasi antara tugas utama denganpengetahuan karyawan Departemen Miningdi PT.Vale Indonesia,Tbk perlu dilakukansetiap saat.
C. Produktivitas Karyawan (Y2)1. Produktivitas karyawan Departemen Mining di
PT.Vale Indonesia,Tbk selalu diutamakan
xcviii
dengan menetapkan target dan rencana kerja.2 Meningkatnya produktivitas kerja karyawan
Departemen Mining di PT.Vale Indonesia,Tbkakan lebih memacu manajemen untukmeningkatkan input kerjanya
3 Produktivitas karyawan Departemen Mining diPT.Vale Indonesia,Tbk karena adanya sharingilmu antara pimpinan dengan karyawan.
4 Kematangan dalam melakukan inovasikaryawan dan mencari temuan baru bagikaryawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk membuat karyawan lebihproduktif
5 Karyawan Departemen Mining di PT.ValeIndonesia,Tbk selalu beruapaya meningkatkanproduktivitasnya dengan menyelesaikanpekerjaanya secara sistematis dan sesuaidengan rencana kerja
Respondenttd
Top Related