PENEGAKAN DIAGNOSA
1. Glaukoma
a. Anamnesa
Pada pasien dengan glaukoma didapatkan keluhan berupa munculnya
kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo, serta mual
dan muntah. Temuan lainya adalah peningkatan tekanan intraokuler yang
mencolok, bilik mata depan dangkal, kornea berkabut, pupil berdilatasi sedang
yang terfiksasi. Hal ini muncul karena peningkatan tekanan intra okuler yang
menekan nervus optikus, yang bila terjadi lama akan menyebabkan kebutaan.
Pada pasien glaukoma sudut tertutup akut terjadi penutupan sudut pada
mata hiperopia yang sudag mengalami penyempitan anatomikbilik mata
depan, biasanya dieksaserbasi oleh pembesaran lensa kristalina yang brkaitan
dengan penuaan. Serangan akut tersebut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil,
yang terjadi secara spontan dimalam hari, atau saat pencahayaan berkurang.
b. Pemeriksaan fisik
Pada pasien dengan glaukoma dilakukan palpasi pada mata dengan
menggunakan Posisi kedua tangan pemeriksa pada dahi dan pipi penderita,
sedangkan jari tengah di dahi dan ibu jari di pipi dan penderita disuruh melirik
ke bawah kemudian pemeriksa menekan bola mata pada sklera di belakang
kornea menggunakan telunjuk satu tangan sedangkan telunjuk yang lain
merasakan. Hal ini seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Pemeriksaan palpasi ini diinterpretasikan dengan normal, meningkat atau
menurun.
c. Pemeriksaan penunjang
i. Tonometri
Adalah pengukuran intraokular. Instrumen yang paling luas digunakan adalah
Tonometer Aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang
diperlukan untuk daerah kornea tertentu. Ketebalan kornea berpengaruh terhadap
keakuratan pengukuran.
Rentan tekanan intra okular normal adalah 10-21 mmHg. Pada usia lanjut,
tekanan intra okular lebih tinggi sehingga batas atasnya adalah 24 mmHg. Pada
glaukoma sudut terbuka primer, 32-50% individu yang terkena akan memperlihatkan
tekanan intraokular yang normal saat pertama kali diperiksa, namun pada individu
dengan glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan intra okular dengan
cepat.
Untuk penegakan diagnosa lebih lanjut perlu dilakukan pemeriksaan untuk
melihat ada atu tidaknya discus optikus glaukomatosa atau kelainan lapang pandang.
ii. Penilaian diskus optikus
Discus optikus normal mempunyai cekungan dibagian tengahnya (depresi
sentral) –cawan fisiologis- yang ukurannya tergantung pada jumlah relatif serat
penyusun nervus optikus terhadap ukuran lubang sklera yang harus dilewati oleh
serat-serat tersebut.
Pada glaukoma, mungkin terdapat pembesaran konsentrik cawan optik atau
pencekungan (cupping) superior dan inferior dan disertai pembentukan takik
(notching) fokal ditepi diskus optikus.
“Rasio cawan-diskus” adalah cara yang berguna untuk mencatat ukuran diskus
optikus pada pasien glaukoma. Besaran tersebut adalah perbandingan antara ukuran
cawan optik terhadap diameter diskus.
Berikut ini adalah gambaran diskus optikus pada individu normal.
Terlihat rasio diskus oprikusnya normal yaitu kurang dari 0,5. Sedangkan
dibawah ini adalah rasio diskus optikus pada pasien glaukoma.
Pada pasien dengan glaukoma terlihat adanya perbesaran rasio diskus optikus,
yaitu lebih dari 0,5 dan terdapat tanda khas pada glaukoma yaitu adanya pergeseran
pembuluh darah ke nasal dan tampilan diskus optikus yang bergaung (hallowed-out),
mengecualikan sebuah tepi tipis.
iii. Pemeriksaan lapang pandang
Pemeriksaan lapang pandang secara teratur berperan penting dalam diagnosis dan
tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak
spesifik karena gangguan ini akibat defek berkas serat saraf yang dijumpai pada semua
penyakit nervus optikus; namun pola pola kelainan lapang pandang, sifat progresivitas,
dan hubungannya dengan kelainan diskus optikus merupakan ciri khas penyakit ini.
Gangguan lapang pandang akibat glaukoma terutama mengenai 30 derajat lapang
pandang bagian sentral. Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya titik buta.
Pada gambar diatas menunjukkan gembaran penglihatan pada individu normal
Pada gambar diatas menunjukkan gambaran penglihatan pada pasien dengan
glaukoma, yang menunjukkan adanya penyempitan lapang pandang.
Top Related