7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
1/20
10/27/200
PEMERIKSAAN MOTORIK
Urutan tindakan pemeriksaan motorik :
1. Observasi
2. Ketangkasan gerakan Volunter
3. Status otot skeletal
4. Tonus Otot
Observasi
Gaya berjalan
Sikap pasien
Simetris/ asymetris sikap tubuh
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
2/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
3/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
4/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
5/20
10/27/200
Ketangkasan gerakan Volunter
Yaitu untuk mengetahui apakah pasien masih
dapat menekukkan lengannya di sendi siku,
mengangkat lengan di sendi bahu, mengepal
& meluruskan jari jari tangan.
Demikian pula untuk tungkai, apakah pasien
dapat menekukkan tungkainya di sendi lutut &
panggul serta menggerakkan jari kakinya.
Status otot skeletal
Atropi otot : yaitu hilangnya / mengecilnya bentuk otot yang
disebabkan oleh musnahnya serabut otot
Atropi neurogenik : karena kerusakan disalah satu
komponen motorneuron yaitu di motorneuronnya sendiri
atau aksonnya.
Atropi miogenik : atropi oleh karena penyakit otot.
Ditemukan pada:
distropia muskulorum
miositis
miopatia
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
6/20
10/27/200
Status otot skeletal
Atropi otot
Atropi artrogenik : akibat artropatia atau arthritis, otot-ototdisekitar persendian yang terkena menjadi atropik.
Disuse atropi : akibat anggota gerak yang lama sekali tidakdigunakan.
Biasanya ditemukan pada :
Anggota gerak yang lama dibungkus gips
Penyakit sistemik menahun
Paralysis neurogenik yang sudah lama
Hipertropi otot
Hipertropi tulen : kontraksi otot yang berlangsung berulang-
ulang & terus menerus.
Misalnya : tortikolis spasmodic disini otot
sternokleidomastoideus menjadi besar.
Pseudohipertropi : bertambahnya jaringan lemak &
pengikat, sehingga konsistensinya lembik dan tenagaberkurang.
Misalnya : distrofi muskulorum progresiva
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
7/20
10/27/200
Fasikulasi :
Kedutan kedutan kulit yang timbul secara cepat tapi sejenak.
Ini disebabkan oleh kontraksi sekelompok serabut otot yang
berada dibawah kulit tersebut.
Mioklonia yaitu fasikulasi yang benigna, kedutan kulit yang
timbul tidak secepat gerakan fasikulasi & berlangsung lebih
lama.
Perubahan konsistensi otot
Konsistensi otot yang keras oleh karena spasmus otot
disebabkan oleh kelumpuhan UMN, kontraktur otot.
Konsistensi otot yang lembik kelumpuhan LMN
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
8/20
10/27/200
Nyeri tekan otot
Gejala miosistis, jejas otot
Keletihan karena terlampau lama berdiam dalam
sikap tertentu
Dalam keadaan spasmus secara reflektorik
Efek otot terhadap perkusi
Mioedema : penimbulan sejenak tempat yang telah
diperkusi dapat dijumpai pada :
orang sehat tertentu (jarang)
penderita miksedema
penderita dengan keadaan gizi buruk
Reaksi miotonik : dapat dibangkitkan pada penderita
miotonia. Tempat yang diperkusi menjadi ekunguntuk beberapa detik oleh karena kontraksi otot yang
bersangkutan lebih lama.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
9/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
10/20
10/27/200
Tonus Otot
Yaitu tegangan / tahanan otot saat relaksasi /
kendor terhadap gerakan pasif.
Syarat pemeriksaan:
Pasien harus tenang dan bersikap santai
Ruang periksa harus tenang, tidak terlaludingin atau panas.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
11/20
10/27/200
PENILAIAN TONUS OTOT :
Normal
Meningkat
Menurun
Tonus sangat meningkat berarti pemeriksa
mendapat kesulitan untuk menekukkan dan
meluruskan lengan & tungkai di sendi siku &
lutut.
Jika tonus hilang, maka dalam menekukkan &meluruskan lengan & tungkai pasien tidak
dirasakan sedikit tahananpun
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
12/20
10/27/200
Apabila terdapat tahanan yang terasa secara
sinambung , maka tonus otot yang meningkat
itu disebut SPASTISITAS.
Bila tahanan itu hilang timbul secara
berselingan sewaktu bagian anggota gerak
ditekuk dan diluruskan disebut RIGIDITAS.
Tindakan pemeriksaan tonus otot lainnya
yaitu
Test Kepala Jatuh
Kepala pasien yang berbaring terlentangdiangkat dengan tangan kanan pemeriksa,kemudian kepala dilepaskan dan ditangkapoleh tangan kiri si pemeriksa yang sudahdisiapkan untuk menangkap kepala yang
jatuh itu.
Pada spastisitas & rigiditas kepala tidaklangsung jatuh.
Jika tonus rendah, kepala langsung jatuh.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
13/20
10/27/200
Test tungkai Bergoyang Menurut Wartenberg
Pasien diperiksa sambil duduk dengan kedua tungkai
digantung, kemudian sipemeriksa meluruskan salah satu
tungkai pasien dan secara tiba-tiba tungkai itu dilepaskan.
Tungkai bawah pasien akan bergoyang goyang kian kemari
bagaikan bandul lonceng jika ada hipotonia.
Bila hipertonia maka gerakan hanya dua tiga kali saja
kemudian berhenti bergoyang.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
14/20
10/27/200
Hipotonia : pada palpasi sekelompok otot
terasa kendor, anggota gerak dapat
digoyangkan dengan mudah & tahanan otot
sewaktu difleksikan & diekstensikan tak
terasa.
Refleks tendon menurun / tidak ada
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
15/20
10/27/200
Terdapat pada :
Kelainan LMN poliomyelitis, polyneuritis, lesi
traumatic saraf perifer, distrofi muskulorum
progresif.
Penyakit serebellar
Lesi transversal medulla spinalis spinalis akut.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
16/20
10/27/200
Hipertonia : keadaan tonus otot yang meninggi
dapat bersifat spastic / rigid.
Spastisitas : tahanan yang berlangsung secara
sinambung sewaktu gerakan fleksi & ekstensi
anggota gerak dilakukan.
Refleks tendon meningkat.
Tenaga otot menurun.
Rigiditas : hipertonia yang pada penilaian
tonus otot dirasakan adanya tahanan yang
hilang timbul secara berselingan.
Refleks tendon tidak terlalu meningkat.
Tenaga otot tidak menurun.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
17/20
10/27/200
Kekuatan Otot :
Penilaian kekuatan otot ini merupakan salah satupemeriksaan yang harus dilakukan pada pemeriksaanneurology.
Kekuatan otot yang diperiksa : Sewaktu otot melakukan gerakan (power, kinetic)
Sewaktu menahan / menghambat / melawan gerakan (static).
Kadang kelemahan otot baru diketahui bila penderita disuruhmelakukan serentetan gerakan pada satu periode(endurance).
Untuk melakukan pemeriksaan kekuatan otot harus
diketahui fungsi masing masing otot yang diperiksa.
Penilaian kekuatan otot :
0 : Tidak ada kontraksi otot.
1 : Kontraksi otot tanpa gerakan yang nyata 0 10%
2 : Dapat menggerakkan / menggeser lengan tanpa adanya
beban 11 25%
3 : Dapat mengangkat lengan melawan gaya berat 26 50%
4 : Dapat mengangkat lengan ditambah dengan tahanan 51
75 %
5 : Dapat mengangkat lengan melawan gaya berat & bebantahanan maksimum beberapa kali tanpa tanda-tanda
kelelahan 76 100%.
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
18/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
19/20
10/27/200
7/24/2019 Pemeriksaan Motorik [Compatibility Mode]
20/20
10/27/200
Top Related