PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI
KEMITRAAN PEMERINTAH, DUNIA USAHA DAN LEMBAGA SWADAYA
MASYARAKATKECAMATAN MIJEN, KOTA SEMARANG
(TEMATIK KONSEP PEMBIAYAAN)
Kelompok 3A• EREN MARSYUKRILLA
21040111120005• M. FIKRI RUSDIANTO
21040111140105• ANANDA KUSTANTI PUTRI
21040111130039• TIA ADELIA SURYANI
21040111130035• LATIFAH
21040111130089• PUTERI RIZQI AMELIA
21040111140109• JURIKE WINARENDRI
21040111140111
Outline• Latar Belakang• Gambaran Umum Kecamatan Semarang Timur• Karakteristik Permukiman di Kecamatan Semarang Timur• Permasalahan Permukiman di Kecamatan Semarang Timur• Penentuan Lokasi Perencanaan Permukiman Terjangkau• Konsep Perencanaan Permukiman• Desain Permukiman• Rencana Anggaran Biaya• Konsep Pembiayaan• Konsep Pengadaan Lahan• Konsep PPCP• Pelaksanaan Pembangunan• Kesimpulan
1. Latar Belakang
Kebutuhan tempat tinggal atau rumah bagi kehidupan masyarakat
Hunian yang layak dan sesuai dengan standar yang ditetapkan adalah hak dari setiap mayarakat.
Meningkatnya jumlah penduduk.
Kemampuan pihak terkait dalam menyediakan permukiman ini juga sangat terbatas.
Masyarakat kurang mampu untuk memenuhi huniannya secara swadaya, spontan dan tidak terorganisir.
Affordable housing bagiMBR dan pengorganisasian keswadayaan masyarakat dan kemitraan pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah di Kota Semarang.
Strategi perencanaan inovatif dan kreatif yang melibatkan berbagai
stakeholder dalam hal kemitraan
untuk mengatasi masalah
permukiman.
2. Gambaran Umum Kecamatan Semarang Timur
a. Kependudukan
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3A Perumahan dan Permukiman, 2014
Sumber : Kecamatan Semarang Timur Dalam Angka 2011
Jika dilihat dari gambar piramida penduduknya mayoritas penduduk berjenis kelamin perempuan dan Setiap KK yang ada di Kecamatan Semarang Timur rata-rata memiliki keluarga sebanyak 4 jiwa.
0-45-910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+
6,000 4,000 2,000 00 2,000 4,000 6,000
Perempuan
Laki-laki
Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK
Rata-Rata Penduduk Per Rumah Tangga
Karangturi 3480 988 4
Karang Tempel 4151 1511 3
Rejosari 16594 4325 4
Sarirejo 9794 2801 4
Kebon Agung 4449 1698 3
Bugangan 9724 2150 4
Mlatiharjo 5662 1379 4
Mlatibaru 9018 2020 4
Rejomulyo 4186 1100 4
Kemijen 13557 4103 3
Jumlah 79615 22075 4
b. Ekonomi
Sumber : Kecamatan Semarang Timur Dalam Angka 2011
c. TGL
7%
30%
8%38%
9%6% 3%0%
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Ban-gunan
Pedagang
Angkutan
PNS/ABRI
Pensiunan
Jasa/Lainnya
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas
penduduk di Kecamatan Semarang Timur bekerja sebagai pedagang,
selanjutnya buruh industri dan seterusnya.
4. Karakteristik Permukiman di Semarang Timur
76.92 %
23.08 %
Status Milik
Status Sewa
Persentase Penyewa dan Pemilik Rumah
Tidak Sesuai Daya Beli
Sering Berpindah
Alasan Menyewa Rumah
15%
85%
Formal Informal Lainnya0
5
10
15
20
25
30
pemilik
penyewa
21-30 thn 31-40 thn 41-50 thn >51 thn0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
PemilikPenyewa
Sumber : Hasil Survei dan Analisis Kelompok 3A Perumahan dan Permukiman, 2014
Diagram Jenis Pekerjaan Pemilik dan Penyewa Rumah
Diagram Usia Kepala Keluarga Pemilik dan Penyewa Rumah
Rumah Milik
Rumah Sewa
5. Permasalahan Permukiman di Kecamatan Semarang Timur
Fisik Ekonomi Sosial Kebijakan Pemerintah
• Kecamatan Semarang Timur merupakan daerah amblesan tanah dan daerah yang rawan terkena rob dan banjir.
• Kondisi saluran drainase yang tidak mengalir dan menimbulkan bau menyengat.
• Kondisi rumah yang kurang layak huni dari segi fisik maupun lingkungan sekitar.
Pendapatan masyarakat umumnya diperoleh dari pendapatan kepala keluarga yaitu sebesar Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000, - per bulan.
• Masih rendahnya aksesibilitas masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
• terbatasnya kemampuan pemerintah/pemerintah daerah dalam melakukan fasilitasi serta masih kurangnya dukungan dunia usaha dan lembaga keuangan dalam pembangunan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah di Kecamatan Semarang Timur
• Masyarakat sulit mendapatkan lahan dengan harga murah• Adanya biaya-biaya
perijinan akan menambah beban membayar uang muka dan cicilan kredit perumahan bagi MBR• Penyediaan KPR
membutuhkan dana yang besar dan bersifat jangka panjang• Terdapat banyak jenis
pajak harus dibayar pada saat membeli rumah
6. Penentuan Lokasi Perencanaan di Kecamatan Mijen
• Aksesibilitas, dilalui BRT dan lokasi strategis
• Harga Lahan yang masih murah dan terjangkau
• Kelerengan datar dan landai serta hidrologi yang berupa akuifer sedang penyebaran luas
• Tata guna lahan berdasarkan RTRW Kota Semaran yang diperuntukkan sbg kawasan permukiman
7. Konsep Perencanaan Perumahan Terjangkau
Livable And Prosperous Housing
•Livable pada konsep ini mencakup layak secara bangunan serta ruang-ruang di dalam bangunannya.
•Livable pada konsep ini juga mencakup standarisasi kelayakan rumah yang ditinjau dari lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas.
•Prosperous atau Sejahtera yang dimaksud dalam konsep ini adalah bagaimana kebutuhan manusia yang mencakup aspek fisik, sosial dan juga budaya dapat terpenuhi.
•Prosperous atau Sejahtera, rumah merupakan salah satu wujud aktualisasi diri manusia. Maka apabila seseorang memiliki sebuah rumah yang layak sebagai tempat berlindung, dapat dikatakan pula bahwa kesejahteraan orang tersebut semakin meningkat
Siteplan
Denah dan Desain 3D Rumah
Rumah Kecil Tipe 36/72 Rumah Sedang Tipe 45/90
Rumah Besar Tipe 90/120
Memiliki 3 kamar tidur, ruang tengah, 2 kamar mandi, dapur & carport.
didesain minimalis modern dengan plafon yang tinggi untuk mengurangi panas udara dalam bangunan rumah
dan menciptakan kesan megah.
ruang tamu yang tergabung dengan ruang keluarga, didesain dengan ornamen untukmempercantik bangunan dan melindungi penghuni dari panas matahari
Hanya memiliki 1 kamar tidur, ruang tamu yang tergabung dengan ruang keluarga, Atap asbes dan RTH yang cukup
8. Rencana Anggaran Biaya
Total Biaya/Pekerjaan Rumah Kecil Rumah Sedang Rumah Besar
TOTAL 60.150.203 140,331,724 213,283,133
No Nama Prasarana Biaya (Rupiah)1
Pekerjaan Jalan
Jalan Kolektor 3.149.531.466
Jalan Lingkunga 4.847.140.6102 Pekerjaan Pedestrian Ways
Pedestrian Ways Jalan Kolektor 727.256.725
Pedestrian Ways Jalan Lingkunga 2.222.982.1453 Pekerjaan Drainase
Drainase Sepanjang Jalan Kolektor 12.084.835
Drainase Sepanjang Jalan Lingkunga 35.245.6074
Pekerjaan Jaringan Listrik 908.880.3165
Pekerjaan Jaringan Telepon 738.997.5166
Pekerjaan Taman Skala Kawasan 1.687.845.000
Total (Rupiah) 14.329.964.221
No Nama Sarana Biaya (Rupiah)
1 Pertokoan (@20) 45.257.129.000
2 Mushala (@2) 102.469.212
3 Masjid 259.845.825
4 TK 91.031.560
5 SD 1.487.381.655
6 Posyandu 51.584.306
7 Balai Pertemuan 137.141.926
8 Pos Keamanan 34.689.386
TOTAL 59.587.093.221
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 3A Perumahan dan Permukiman, 2014
9. Konsep Pembiayaan dan Penentuan Harga Rumah
Tipe Ruma
h
Jumlah Unit
Luas Lahan /
Unit
Harga Lahan (m2)
Total Harga Lahan
Pembiayaan Rumah
Total Biaya
Harga Jual Rumah
(Keuntungan 20%)
Kecil 500 72 200.000 14.400.000
60.150.204 74.550.204
89.460.245
Sedang
333 90 200.000 18.000.000
140.331.725 158.331.725
189.998.070
Besar 167 120 200.000 24.000.000
213.283.134 237.283.134
284.739.761 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 3A Perumahan dan Permukiman, 2014
Pembiayaan dan Harga Jual Perumahan Tanpa Konsep
Pembiayaan Subsidi
Harga ini tentu masih sangat berat untuk dijangkau oleh kalangan MBR. Jika pemilik harus membayar uang muka pembelian sekitar 10% (hampir 9 juta rupiah).
Tipe Jumlah Unit
Total Biaya
Harga Jual
DP (10%)
Total Angsuran
Cicilan Perbulan (15
thn)
Kecil 500 60.150.204
72.180.244
7.218.024
64.962.220 360.901
Sedang
333 140.331.725
168.398.069
16.839.807
151.558.262
841.990
Besar 167 213.283.134
255.939.760
25.593.976
230.345.784
1.279.699
Ruko 20 226.285.645
316.799.903
31.679.990
285.119.913
1.584.000
Total Angsuran Rumah dan Ruko Dengan Konsep Subsidi dan FLPP
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 3A Perumahan dan Permukiman, 2014
Rumah tipe kecil untuk MBR :• Cicilan selama 15 tahun • Pembayaran awal sebesar 10% pembayaran awal hanya sebesar Rp 7.200.000,• Biaya cicilan hanya sekitar Rp 360.000,- dan tetap setiap bulan karena mendapatkan subsidi keringan bunga kredit FLPP Harga ini tentunya sangat terjangkau bagi MBR untuk memperoleh unit rumah.
10. Konsep Pengadaan Lahan
Pengadaan lahan menggunakan strategi sites-and-services yaitu membagi tanggung jawab antara pemerintah dengan masyarakat/developer. Dalam hal ini, lahan disediakan oleh pihak pemerintah. Sehingga dapat mengurangi harga jual rumah.
Konsep & Strategi Pengorganisasian Masyarakat dan Kemitraan (PPCP)
Adapun 7 tahap pengorganisasian proyek perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah adalah sebagai berikut :
Memilih Permukiman Yang Layak untuk Direlokasi Dan Ditata Kembali
1Memperkuat Organisasi Internal Masyarakat
2 Mengatur Pertemuan Untuk Melibatkan Stakeholder
3 Melakukan Survey Semua Aspek Masyarakat
4
Mendesain Semua Aspek Rencana Penataan Dan Relokasi Permukiman MBR
5 Melaksanakan Proyek Penataan Secara Nyata
6 Melanjutkan Pertemuan Sebagai Jembatan Untuk Tahap Berikutnya
7
• Aktor Pembangunan dan Perannya
12. Pelaksanaan Pembangunan
Pemerintah Swasta Masyarakat
• Kementrian Perumahan Rakyat, mempunyai peran untuk menerbitkan subsidi yang berasal dari APBN berupa pemberian bunga tetap (FLPP) dan kemudian menyalurkannya kepada bank pelaksana untuk menerbitkan KPR.
• Pemerintah Kota Semarang berperan dalam pengadaan lahan bagi perumahan MBR, sehingga nantinya rumah yang dibangun dapat terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.
• Pihak developer bertanggung jawab dalam pembangunan fisik perumahan.
• Bank bertanggung jawab dalam penyediaan dana pembangunan
• Gabungan antara dana FLPP dan dana Bank Pelaksana dengan proporsi tertentu nantinya akan digunakan oleh developer untuk membangun perumahan dan kemudian dikreditkan ke MBR
• Masyarakat menjadi pihak yang berperan dalam sistem subsidi silang
• Masyarakat yang membeli rumah tipe besar akan dikenakan harga yang lebih tinggi, dengan tujuan keuntungan yang diperoleh dapat digunakan untuk subsidi penjualan rumah tipe kecil, yang mana rumah tipe kecil tersebut diperuntukkan bagi MBR
• Timeline Pembangunan Perumahan Terjangkau
13. Kesimpulan• Kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah perlu untuk dipenuhi secara baik
seperti penyediaan sarana dan prasarana, lokasi yang strategis dan pembiayaan
yang terjangkau menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, konsep Livable and
Prosperous Housing menjadi salah satu konsep yang dapat mewujudkannya
dengan menyediakan bangunan layak secara fisik, mental dan lingkungan serta
strategi sites and services dan pembagian tanggung jawab antara pemerintah,
masyarakat dan developer.
• Kemitraan merupakan solusi yang baik untuk penyediaan rumah MBR. Hal ini
karena kemitraan padadasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan
keuntungan dan manfaat pembebanan biaya penanggungan resiko yang timbul
dalam kegiatan usaha tersebut. Konsep pembiayaan yang digunakan dalam
pembangunan perumahan bagi MBR adalah dengan menggunakan Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada MBR yang pengelolaannya
dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat dan pihak Bank Pelaksana,
untuk menerbitkan sistem kredit KPR Sejahtera Tapak.
Top Related