2. Keyakinanbahwakelembagaan (institution)
dapatmenjadisumberefisiensidankemajuanekonomitelahditerimaolehsebagianbesarekonom,
bahkan yang paling liberal sekalipun.
Hinggakinimasihbelumterdapatkejelasanmengenaimaknadandefinisidarikelembagaan.
Banyakekonom yang mendefinisikankelembagaandenganperspektif yang
beranekaragam.
Multiragamdefinisiinidikhawatirkanakanmenimbulkankekaburanterhadapkonsepkelembagaanitusendiri.
Perluadanyaperumusansecaradefinitifpengertiankelembagaansehinggamendonorkanpanduanbagisiapapun
yang berminatuntukmengkajinya.
3. PerilakudanNilai-nilai Fundamental Manusia
Dalamkajianhistoris,
akardariteorikelembagaansesungguhnyasudahdimulaisejak lama.
Terutamaahlikelembagaandaritadisi AS (American Institutionalist
Tradition) seperti:
Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R. Commons, Clarence
Ayres
Di sampingituadajugavarian lain yang
melekatpadaekonomklasikmisalnya:
Adam Smith dan John Stuart Mill; Karl Marx, danaliran Marxian
lainnya
Mazhab Austria sepertiMenger, von Wieser, dan Hayek;
Schumpeter
Dan tokohneoklasikkhususnya Marshall
4. Tradisi yang pertama (American institutionalist tradition)
kemudiandikenalsebagai IlmuEkonomiKelembagaan Lama.
Sedangkan yang berikutnya,
umumnyadipandangsebagaikelanjutandanperluasandarielemen-elemenkelembagaan
yang ditemukandalamaliranekonomkiklasik, neoklasik, danmazhab
Austria; biasanyadisebutsebagai: IlmuEkonomiKelembagaanBaru
Penggunaanistilah lama dan baru tidakberarti yang lama
telahmatidantidakdigunakanlagi,
melainkanlebihdalamkontekspembedaantradisiberpikirdankonsentrasiisu.
Istilah New Institutional Economics diambildari Oliver Williamson
(1975). Biasanyadisebutdengan Mathematical Institutional Economics,
Theoritical Institutional Economics, Modern Institutional Economics
dan Neo-Institutional Economics (Shubik, 1975; Schotter, 1981;
Coase, 1984) [Rutherford, 1994]
5. Menyangkutekonomikelembagaan lama
sebagianbesarbersumberdariduaproyekpenelitian.
PenelitianpertamadipeloporiolehThorstein Veblen (yang
kemudiandikembangkandandimodifikasioleh Clarence Ayres)
Penelitiankeduadipanduoleh John R. Commons
6. Veblen memusatkanperhatiannyapadadikotomiantarabisnisdanaspek
industrial dalamperekonomian yang
selanjutnyafokuskajianinimengembangkandikotomiantarakelembagaandanteknologi.
Dalampenjelasan yang lebihmendalam,
risetinidifokuskankepadainvestagiefekteknologibaruterhadapskemakelembagaan,
sertamendeskripsikanbagaimanakesepakatan-kesepakatansosial (social
conventions) dankelompokkepentingan (vested interest)
dimapankanuntukmenolakperubahan.
Idetersebutseringdisandingkandenganpandangantentangstrukturekonomi
modern yang
melihatkekuasaanpolitikdanekonomidarikepentingankorporasibesar.
7. Commons lebihberkonsentrasikepadahukum, hakkepemilikan (properti
rights), danorganisasi yang
memilikiimplikasiterhadapkekuatanekonomi, transaksiekonomi,
dandistribusipendapatan.
Di sini, kelembagaandilihatsebagaipencapaiandariproses formal dan
informal dariresolusikonflik.
Jikakonfliktersebutbermuarakepadapenciptaan (perubahan) kelembagaan
yang memiliki nilaiyang masukakal (reasonable value)
ataumenghasilkan iramakerja yang salingmenguntungkan (workable
mutually), makadapatdikatakanprosestersebuttelahberhasil.
Demikiansebaliknya.
8.
Kesulitanterbesardalammenjelaskanilmuekonomikelembagaanadalahpada
saatmendefinisikankelembagaanitusendiri.
Untukmemudahkan,
kadang-kadangkelembagaandipandangsebagaikerangkahukumatauhak-hakalamiah
(natural rights) yang mengaturtindakanindividu.
Padasaat lain kelembagaandimengertisebagaiapa pun yang
bernilaitambahanataukritikterhadapilmuekonomiklasikatauhedonik
(hedonic economics).
Bahkan, kelembagaanjugadimaknaisebagaiapa pun yang
berhubungandengan perilakuekonomi (economics behavior)
9. Lebihrumitlagi, apa pun yang berupayauntukmenghadapkanhal-hal
yang dinamis denganh statis, proses dengan komoditas,
kegiatandenganperasaan, tindakankolektifdenganindividu,
manajemendengankeseimbangan, danpengawasandengankebebasan;
dilihatsebagaiekonomikelembagaan.
Namun, seperti yang dikonsepkanolehBardhan (1989:3),
kelembagaanakanlebihakuratbiladidefinisikansebagaiaturan-aturansosial,
kesepakatan (conventions), danelemen lain
laindaristrukturkerangkakerjainteraksisosial.
10. Secaradefinitif, kelembagaandapat pula
dimaknaisebagairegulasiperilaku yang
secaraumumditerimaolehanggotakelompok-kelompoksosial.
Baik yang dapatdiawasisendirimaupundimonitorolehotoritasluar
(External Authority) [Rutherford, 1994:1].
Manig (1991:18)
mencatatbahwakelembagaanmerefleksikansistemnilaidannormadalammasyarakat.
Ekspresilainnya, North (1994:360)
memaknaikelembagaansebagaiaturan-aturan yang
membatasiperilakumenyimpangmanusiauntukmembangunstrukturinteraksipolitik,
ekonomidansosial.
11. Melaluirentetansejarah, kelembagaan yang
dapatmeminimalisasiperilakumanusia yang
menyimpangtelahberhasilmenciptakanketertibandanmengurangiketidakpastiandalammelakukanpertukaran.
Dalamkonteksinikelembagaanmemilikitigakomponen, yakni:
Aturan Formal (Formal institutions)
Aturan Informal (Informal institutions)
MekanismePenegakan (enforcement mechanism)
12. Aturan formal membentuksistempolitik (strukturpemerintahan,
hak-hakindividu), sistemekonomi
(hakkepemilikandalamkondisikelangkaansumberdaya, kontrak),
dansistemkeamanan (peradilan, polisi).
Aturan informal meliputipengalaman, nilai-nilaitradisional, agama,
danseluruhfaktor yang
mempengaruhibentukperspektifsubyektifindividutentangduniatempathidupmereka
(Pejovic, 1999:4-5)
Mekanismepenegakan
bahwasemuakelembagaantersebuttidakakanefektifapabilatidakdiiringidenganmekanismepenegakan.
Adanya UU danupayapemerintahsuatunegaradalammenegakkan UU
merupakansalahsatubentukmekanismepenegakan.
13. Yeager (1999:9)
secararingkasmenjelaskankelembagaansebagaiaturan main (rules of the
game) dalammasyarakat.
Kelembagaandapatmengurangiketidakpastian yang
inherendalaminteraksimanusiamelaluipenciptaanpolaperilaku (Pejovic,
1995:30)
Termasukdalamkelembagaanadalahefektivitaspenegakanhakkepemilikan,
kontrakdanjaminan formal, trademarks, limited liability,
regulasikebangkrutan,
organisasikorporasibesardenganstrukturtatakelola yang
membatasipersoal-persoalanagency.
14. Sebagaiabstraksi, Challen (2000:13-14)
mengungkapkanbeberapakarakteristik
umumdarikelembagaan, yakni:
Kelembagaansecarasosialdiorganisasikandandidukung.
Kelembagaanadalahaturan-aturan formal dankonvensi informal,
sertatataperilaku. [North, 1990]
Kelembagaansecaraperlahan-lahanberubahataskegiatan-kegiatan yang
telahdipandumaupundihalangi.
Kelembagaanjugamengaturlarangan-larangandanpersyaratan-persyaratan[North,
1990]
15.
Ekonomikelembagaanmemfokuskankepadastudimengenaistrukturdanfungsidarisistemhubunganmanusiaataubudaya,
yang
secaraeksplisitmencakupperilakudankeinginanindividudenganmempertimbangkanperilakukelompokdantujuan-tujuanumummasyarakat
(publik)
Ekonomikelembagaantidakberupayauntukmempelajariperilakurasionaltetapijugaberusahauntukmengenalibentuk-bentukperilakusepertipolaperilakutradisionaldariindividu-individudankelompok-kelompok
yaknipolamendonorkanstabilitasdankeseragaman yang
dapatdilembagakan.
Dalamkonteksindustri, kelembagaanmerupakanseperangkataturan yang
mempengaruhibagaimanaperusahaanmengorganisasiuntukmemproduksidanmenyediakanbarang/jasamaupunberinteraksidenganpelakuekonomi
lain.
16. SolusiPragmatisdanEvolusiSistemSosial
Jikadidasarkanatasdefinisi-definisi yang
telahdikemukakanmakaekonomikelembagaantidaklahberhubungandenganbatangpemikiranekonomisebagaimetodeuntukmendekatimasalah-masalahekonomi.
Ekonomikelembagaanhanyaberfokuskepadapenyelesaianpersoalanekonomi
yang spesifiksehinggadapatmenghasilkanperbaikan yang
signifikan.
Lebihspesifiklagi ekonomikelembagaanpedulidenganjawaban-jawaban
yang benarataspertanyaan-pertanyaankebijakanpublik.
Dalamupayapencarianpenyelesaianatas problem-problem praktis,
pendekatanekonomikelembagaanmencobauntukmemberipertimbanganterhadapseluruhaspekdarimasalah-masalahtersebut.
17. Secarasingkat,
ciriekonomikelembagaandapatditandaidaritigakarakteristik
Berikut (Kapp, 1988a:99):
Adanyakritikumumterhadapanggapanawaldanelemennormatif yang
tersembunyidarianalisisekonomitradisional (konvensional).
Pandanganumumprosesekonomisebagaisebuahsistemterbukadansebagaibagiandarijaringansosio-kulturalsebuahhubungan
(socio-cultural network of relationship).
Penerimaanumumatasprinsip aliransebabakibat (circular causation)
sebagaihipotesisutamauntukmenjelaskandinamikaprosesekonomi,
termasukprosesketerbelakangandanpembangunan.
18. Samuels (1995:573; diikutioleh Prasad, 2003:744-745)
menyimpulkan
delapanaspekekonomikelembagaansebagaiberikut:
Ekonomikelembagaancenderungmenekankankepadaprosesevolusionermelaluipenolakannyateoriekonomiklasik
yang percayaterhadapmekanismepenyesuaianotomatis.
Ahli-ahlikelembagaanmenolakpandanganneoklasikmengenaipasarbebasdanpasar
yang efisien.
Merekamengutamakanpandangantentangpandangantentangeksistensikelembagaan
yang
mengandaikanadanyatindakankolektifdariindividu-individudalammasyarakat.
Merekajugaberargumentasibahwasistempasaritumerupakanhasildariperbedaankelembagaan
yang telaheksisdalamkurunwaktutertentu.
19. Idepenting yang
dibuatolehekonomikelembagaanadalahbahwafaktorteknologitidaklah
given. Teknologimerupakanprosesperubahan yang
berkesinambungandanhalitumenyebabkanperubahan yang penting pula.
Denganpandanganitu,
teknologidapatmenentukanketersediaandanketerjangkauansumberdayafisik.
Ahlikelembagaanmengkampanyekanpandangan yang
menyatakanbahwasumberdayadialokasikanmelaluistrukturkelembagaan
yang bermacam-macamdandalamberagamhubungankekuasaan yang
hidupdimasyarakat.
Menurut Samuels, teorikelembagaanmerupakannilai (value) yang
tidakmelihatharga-hargarelatif (relative prices),
namunnilaikepentinganterhadapkelembagaan,
struktursosialdanperilaku.
20. Kulturdankekuasaanmenentukancarabagaimanaindividuberperilaku.
Individu-individudiikatolehmasyarakatmelaluinorma-normadannilai-nilaisehinggamerekacenderungbertindaksecarakolektifdaripadapribadi-pribadi.
Samuels berpandanganbahwaahliekonomikelembagaanlebih pluralistik
ataudemokratisdalamorientasinya.
Diameyakinibahwapandanganneoklasiksering kali
menerimastruktursepertiapaadanyadanberdasarkanhalitumenganggapstruktursosialdankekuasaanjugatelahadadengansendirinya.
Akhirnya, ekonomkelembagaanmelihatekonomimerupakancarapandang yang
menyeluruh (holistic way)
danmencobauntukmenjelaskanaktivitasekonomidalamperspektifmultidisipliner.
21. EkonomiKelembagaanBaru
SecaragarisbesarNew Institutional Economics (NIE) merupakanupaya
perlawanan terhadapdansekaliguspengembanganideekonomineoklasik
(neoclassical economics)
NIE menempatkandirisebagaipembangunteorikelembagaannonpasar
(non-market institutions) denganfondasiteoriekonomineoklasik.
Seperti yang diungkapkan North, NIE
masihmemakaidanmenerimaasumsidasardarineoklasikmengenai kelangkaan
dan kompetisi tetapimenanggalkanasumsirasionalitas instrumental
(instrumental rationality)
NIE
mengeksplorasigagasankelembagaannonpasarsebagaijalanuntukmengkompensasikegagalanpasar.
22. Menurut Williamson, istilah NIE
digunakanuntukmemisahkandenganistilah lain yaitu OIE (Old
Institutional Economics) yang dipeloporioleh Common dan
Veblen.
Mazhab OIE
berargumentasibahwakelembagaanmerupakanfaktorkuncidalammenjelaskandanmempengaruhiperilakuekonomi,
namundengansedikitanalisisdantanpakerangkateoritis yang
mumpuni.
NIE mencobamemperkenalkanpentingnyaperandarikelembagaan,
namuntetapberargumentasibahwapendekataninidapatdipakaidenganmenggunakankerangkaekonomineoklasik.
23. Pendekatan OIE sangatmemfokuskankajiannyamengenai kebiasaan.
Bagiparaahli OIE, kebiasaan/perilakudianggapsebagaifaktorkrusial
yang akanmenentukanformasidansustenancekelembagaan.
Sementara NIE lebihmemberikanperhatiankepadakendala yang
menghalangiprosespenciptaan/pengondisiankelembagaandanutamanyamemfokuskankepadapentingnyakelembagaansebagaikerangkainteraksiantarindividu
(Hodgson, 1998:180-181; Williamson, 1998:75).
Karakteristikdariparaahli NIE
adalahselalumencobamenjelaskanpentingnyapentingnyakelembagaan
(emergency of institutions), sepertiperusahaanataunegara, sebagai
model referensibagiperilakuindividu yang
rasionaluntukmencegahkemungkinan yang
tidakdiinginkandalaminteraksimanusia.
24. Padaakhirnya, NIE (danekonomibiayatransaksi)
membangungagasanbahwakelembagaandanorganisasiberupayamencapaiefisiensi,
meminimalisasikanbiayamenyeluruh (bukanhanyabiayaproduksi, seperti
yang disuarakanolehpendekatanneoklasik,
tetapijugabiayatransaksi).
NIE beroperasipadadua level,
yaknilingkungankelembagaan/institutional environment (makro level)
dankesepakatankelembagaan/instituitonal arrangement (mikro
level)
Williamson mendeskripsikaninstitutional
environmentsebagaiseperangkatstrukturaturanpolitik, sosialdan legal
yang memapankankegiatanproduksi, pertukaran, dandistribusi.
Sebaliknya, level
analisismikroberkutatdenganmasalahtatakelolakelembagaan.
25. KarakteristikUmumEkonomiKelembagaan:
Seluruhkelembagaanmemasukkaninteraksipelakudenganadanyaumpanbalik
yang penting.
Seluruhkelembagaanmemilikisatuankarakteristik,
sertakonsepsidanrutinitasumum.
Kelembagaanberlanjutdandilanjutkanoleh, ekspektasidankonsepsi yang
terbagi.
Meskipunkelembagaantidakabadi,
namunmempunyaikemampuanrelatifuntukbertahan (durable),
memaksakansendiri (self-enforcing) dankualitaskegigihan.
Kelembagaanmemasukkannilai-nilaidanprosesevaluasinormatif.
Secarakhusus, kelembagaanmemaksakankembalilegitimasi moral yang
dimiliki: bahwadayatahansering kali (benaratausalah)
merupakansoalapakahsecara moral diterimaatautidak.
26. Untuktujuananalisiskelembagaan,
beberapaperubahankrusialdiperkenalkan
kedalamteoriortodoksmengenaiproduksidanpertukaran
(Furubotndan
Richter, 1991:4):
Metodologiindividualisme (methodological individualism):
merupakaninterpretasibaru yang
telahdiberikanuntukperanindividusebagaipengambilkeputusandalamsebuahorganisasi.
Pusatgagasaniniadalah masyarakat, negara, perusahaan, atau partai
tidaklahdipahamisebagaientitaskolektif yang
menyingkapiaktor-aktorindividu.
Maksimisasikegunaan (utility maximization):
Individudiasumsikanmencarikeuntunganpribadidanberupayamemaksimalkankepuasanberhadapandenganrintangan-rintangan
yang eksisdalamstrukturorganisasi.
27. Rasionalitasterikat (bounded rationality):
mendektaikondisidunianyatamelaluikelembagaansecaradekat.
Adalahpentinguntukmemahamiidebahwaindividumemilikiketerbatasankemampuanuntukmendapatkandanmemprosesinformasi.
Perilakuoportunistik (opportunistic behavior): Seperti yang
dikemukakanoleh Williamson (1975),
sementararasionalitasterikat/terbatasmencegahpembuatankontrak yang
lengkap,
dimanahalituterjadisecaraumumtidaklahmenjadimasalahapabilaseluruhpelakuekonomibertindakjujur.
28. NIE iniberanjakdarirealitasbahwainformasijarang yang
kompletdanmasing-masingindividumemilikiide yang berbeda-bdea.
Transaksikemudiandiasosiasikansebagaikeniscayaandalam model
dansebaliknyatidakberlakudalam model neoklasik:
yaitubiayauntukmencariharga yang relevan,
negosiasidanmenyepakatikontrak,
sertakemudianmengawasidanmemaksakannya.
Secaradefinitifkelembagaanberartiupayauntukmengurangibiayainformasidantransaksitersebut.
NIE adalahpengembangandariekonomineoklasik yang
memasukkanperanbiayatransaksidalampertukarandanjutgamengambilkelembagaansebagairintangankritisdalamupayamemperolehkinerjaekonomi
(Harris, et. al. 1995:3).
29. SistemKontrakdanMekanismePenegakan
Dalampendekatanekonomibiayatransaksi (transaction costs
economics/TCE), basis dari unit analisisadalah kontrak
atautransaksitunggalantaraduapihak (parties) yang
melakukanhubunganekonomi.
Dalam TCE, badanpenegakankontrakdariluar (external
contract-enforcement agency), yang biasadisebutlembagahukum (legal
institution) yang mengaturkontrak, diasumsikaneksis,
meskipunkadangkalakinerjanyamengalamihambatan-hambatanakibatkesulitanmemverifikasi,
baik-burukpelaku-pelaku yang terikatdalamkontrak.
Dengankata lain, TCE mengasumsikanbahwakontrakdapatditegakkan
(dipaksakan) dalamkoridorlembagahukum yang
eksisdanketersediaanhinformasi yang cukup (Dixit, 1996:48).
30. Konsepkontrakdalam NIE, menurut Richter,
sebetulnyaadalahkonsepmengenaihakkepemilikan (property rights) yang
dalambanyakhallebihluasdibandingdengankonsephukumtentangkontrak.
Asumsidasarnyaadalahmasing-masingjenisdaripertukaranhakkepemilikandapatdimodelkansebagaitransaksi
yang mengaturkontraktersebut (Birner, 1999:48).
Dalamteoristandar (neoklasik)
kontrakbiasanyadisumsikandalamkondisilengkap (complete contract)
yang dapatdibuatdanditegakkantanpabiaya (costlessty).
Dalamrealitasnya, untukmembuatdanmenegakkankontrak yang
kompletsangatlahsulitkarenaadanyabiayatransaksi.
Secaraumumtidaklahmungkinuntukmenghitungseluruhpotensiketidakpastiandalammembuatkontrak.
Salahsatucara yang
mungkinadalahdenganmembuatpermodelanpersoalan-persoalan yang
berkaitandenganinformasi yang terbatas
untukkemudiandigunakansebagaibahanreferensiuntukmembuatkontrak yang
komplet.
31. Dalamkenyataannya,
kontrakselalutidaklengkapkarenaduaalasan:
Adanyaketidakpastian.
Kinerjakontrakkhusus misalnya, menentukanjumlahenergi yang
dibutuhkanpekerjauntukmelakukanpekerjaanrumit.
Olehkarenaitu, adanyapelanggarankontraksering kali
menyulitkanpihakketiga (pengadilan)
untukmemberikanbuktisebagaidasarkeputusan.
Hampirseluruhkesepakatankontrak yang
aktualberisikombinasieksplisitdanimplisitdarimekanismepenegakan.
Sebagaitambahan, biayakontrak yang
mengandaikanadanyaketidaklengkapandarikontrak yang eksplisit,
membutuhkankehadiran biayasemu yang
dapatdigunakanbagiperusahaanuntukmelakukaninvestasi.
32. Dalamkegiatanekonomi modern saatini,
tipekontraksetidaknyadapat
Dipilahdalamtigajenis:
Teorikontrakagen (agency-contract theory)
Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements theory)
Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
33. Teorikontrakagen (agency-contract theory)
Terdapatduapelaku yang berhubungan; prinsipaldanagen
dalamposisiduapelakuiniinformasi (setelahkontrakdilakukan)
diandaikanasimetriskarena:
Tindakanagentidakdapatdiamatisecaralangsungolehprinsipal.
Pihakagenmembuatbeberapapengamatan yang
tidakdikerjakanolehprinsipal (dalamkasusshare-shopping,
misalnyaagentahupersisberapa output yang
dihasilkantetapiprinsipaltidakmengetahuinya)
Padakasusinisangatmahalbagiprinsipaluntukmengawasitindakan
agensecaralangsungataumendapatkanpengetahuan yang lengkap
dariinformasi yang diperolehagen.
34. Teorikesepakatanotomatis (self-enforcing agreements
theory)
Dalamteoriiniasumsi yang
bekerjaadalahtidakseluruhhubunganataupertukarandapatditegakkansecarahukum
(Furubotndan Richter, 2000:156-157).
Di
sinidinyatakanbahwasistemhukumsangatmungkintidaksempurnaatauinformasi
yang relevantidakdapatdiverifikasiolehpengadilan.
Salahsatukemungkinanbagirelasibisnisdalamjangkapanjangadalahmembuatataumenemukansebuahkontrak
yang berisikesepakatan yang dapatditegakkansecaraotomatis.
Kontraksemacaminididesainuntukmemastikanbahwakeuntungandariberbuatcurangakanlebihkecildaripadakeuntungan
yang didapatdenganmematuhiisikontrak.
35. Teorikontrak-relasional (relational-contract theory)
Kontrakrelasionaldapatdipahamisebagaikontrak yang
tidakdapatmenghitungseluruhketidakpastiandimasadepan,
tetapihanyaberdasarkankesepakatandimasasilam,
saatinidanekspektasiterhadaphubungandimasadepandiantarapelaku-pelaku
yang terlibatdalamkontrak (Macneil, 1974; dalamFurubotndan Richter,
2000:158).
Olehkarenaitu, kontrakdalampengertianinimengacukepadaderajat yang
bersifatimplisit, informal dantanpaikatan
36. Dari review terhadapberagamstuditentangkontrak yang
telahdilakukan,
terdapatempataspek yang
dapatdisimpulkanmenjadifaktorperedaanjenis
kontrak (Menrad, 2000:236):
Jangkawaktudarikontrak
Derajatkelengkapan mencakupvariabel-variabelharga, kualitas,
aturanketerlambatan (delay), danpenalti.
Insentif
Prosedurpenegakan yang berlaku.
37. Dalammasyarakat yang
kelembagaanpenegakannyatidakberjalandenganbaik,
individu-individudanperusahaan-perusahaancenderungmenghindariuntukmembuatkesepakatan-kesepakatan
yang kompleks, yaknitransaksi yang
penegakannyatidaksecaraotomatis.
Setidaknyaterdapatduatipepenegakan yang eksisdalammasyarakat,
yakniaturan formal dan informal
Derajataturan-aturan yang
mencobauntukmengelolaperilakusangattergantungkepadapenegakantersebut.
Penegakansendiridipengaruhiolehkekuasaanpenekanandarinegaraataunorma-normadalammasyarakat.
38.
Kontrakmenghubungakanantarasatupelakudenganmitralainnyakarenaadanyaasassalingmenguntungkan,
tetapipadasaat yang
samakontrakjugaberesikomelaluipraktekoportunisme.
Hasilnyaterdapatgodaanbagisatuataulebihpelakuuntukberbuatmenyimpang.
Hal inimembuattugasmengaturhak-hakmenjadiisuutama,
denganprosedurpenegakanmenjadikunciuntukmenentukanberhasilatautidaknyasebuahkesepakatan
(Mnard, 2000:240).
Isu yang utamaadalahmencarikesepakatan yang optimal,
yaknikontrakdidesainsebegiturupasehinggapelaku (agents)
memilikiinsentif yang memadaiuntukmematuhiataskontrak yang
telahdisepakati.
Top Related