Download - PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

Transcript
Page 1: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK

TERHADAP SISWA KORBAN BENCANA MERAPI DI

SMP NEGERI 2 CANGKRINGAN, SLEMAN,

D.I. YOGYAKARTA

Diajukan kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Disusun Oleh:

Nurul Huda Abdullah

NIM: 07220037

Pembimbing :

Muhsin, S.Ag M.A

NIP. 19700403 200312 1 001

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi
Page 3: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi
Page 4: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi
Page 5: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

vi

MOTTO

يكم من ظلمات الب ر والبحر تدعونو تضرعا وخفية لئن قل من ي نجاكرين أنانا من ىذه لنكونن من الش

Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari

bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan

berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan):

"Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini,

tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”

(QS AL-AN’AM: 63)1*

1* Departemen Agama R.I. tt, Alqur’an dan Terjemahnya Juz 1-30, Edisi Baru, Surabaya: Mekar

Page 6: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

vii

Skripsi ini saya Persembahkan Kepada

Ayahanda Noor Hafiedz

Ibunda Siti Thowiyatun

Adek Siti Munawaroh

Yang telah Memberikan Usaha & Doa Restu

Page 7: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Pelaksanaan Konseling

Kelompok Terhadap Siswa Korban Bencana Merapi di SMP N 2 Cangkringan,

Sleman, Yogyakarta pada Tahun 2013), skripsi ini merupakan bentuk

pengungkapan kegiatan secara praktis di lapangan oleh guru bimbingan konseling

yang telah memberikan bimbingan dengan segenap usaha di bimbingan Konseling

di SMP N 2 Cangkringan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih tidak terhingga

kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan

support, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Muhsin, S.Ag., M.A, selaku ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Muhsin, S.Ag., M.A, selaku pembimbing skripsi

4. Bapak Dr. Moch Nur Ichwan, MA, selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Slamet, Ibu Rini dan bapak Joko yang telah memberikan kemudahan

dan keceriaan selama proses penyelesaian skripsi secara administrasi di

jurusan Bimbingan Konseling Islam

7. Pihak SMP N 2 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian

8. Bapak Wajiyo, S.Pd., selaku pembimbing lapangan selama meneliti di SMP N

2 Cangkringan yang telah memberikan arahan dan masukan selama proses

penelitian.

Page 8: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

ix

9. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing Bimbingan Konseling di SMP N 2

Cangkringan yang telah memfasilitasi penelitian, memberikan kritik dan saran

kepada penulis.

10. Bapak Noor Hafiedz dan Ibunda Siti Thowiyatun yang telah ikhlas dan

mendoakan selama proses belajar dan penyelesaian skripsi.

11. Adek Siti Munawaroh yang telah memberikan motivasi lebih dalam

penyeleseaian skripsi.

12. Adinda terdekat Nila Novitasari yang telah memberikan ekstra support serta

dampingan selama penyusunan dan penyelesaian skripsi.

13. Kepada Mas Fuad Hasyim dan Mbak Erma Lia yang telah memberikan

dukungan motivasi dan bantuannya dalam mendampingi dan menyelesaikan

skripsi.

14. Kepada teman seperjuangan saya terutama Fahmi dan Ceem yang telah

berjuang bersama-sama menyelesaikan rintangan di semester akhir.

15. Kepada seluruh pihak yang turut serta membantu penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari meskipun skripsi ini telah dibuat semaksimal mungkin

dengan berbagai proses bimbingan, masukan dari dosen pembimbing, guru

pembimbing lapangan serta pihak-pihak lain, masih dimungkinkan terdapat

banyak hal yang perlu disempurnakan, sehingga dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik, saran serta petunjuk yang membangun untuk penulis

guna mengingatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang terdapat dalam proses

penyelesian skripsi ini. Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 30 Desember 2013

Penulis

Nurul Huda Abdullah

07220037

Page 9: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAKSI .............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Penegasan Judul .............................................................................. 1

B. Latar Belakan Masalah .................................................................... 3

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

E. Kegunaan Penelitian........................................................................ 8

F. Telaah Pustaka................................................................................. 9

G. Kerangka Teori ............................................................................... 11

H. Metode Penelitian ........................................................................... 26

BAB II GAMBARAN UMUM BK DI SMP N 2 CANGKRINGAN ...... 32

A. Gambaran Umum BK Di SMP N 2 Cangkringan ........................... 32

1. Letak Geodrafi ............................................................................. 32

2. Profil SMP N 2 Cangkringan ...................................................... 33

3. Sejarah Singkat SMP N 2 Cangkringan ...................................... 33

4. Data Siswa SMP N 2 Cangkringan ............................................. 35

Page 10: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

xi

5. Visi, Misi, Tujuan SMP N 2 Cangkringan .................................. 37

6. Daftar Guru Staff Karyawan SMP N 2 Cangkringan.................. 41

7. Data Ruang Belajar Pendukung ................................................ 43

B. Profil Bimbingan Konseling SMP N 2 Cangkringan ..................... 43

C. Program Bimbingan dan Konseling di SMP N 2 Cangkringan ...... 45

BAB III PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP

ANAK KORBAN BENCANA MERAPI ....................................... 53

A. Tahap Pembentukan Konseling Kelompok .............................. 53

1. Guru BK Menentukan Peserta Konseling ........................... 53

2. Menyiapkan Materi ............................................................. 55

B. Tahap Peralihan dan Pembahasan Masalah ............................. 57

1. Guru dan Siswa Hadir di Ruang BK .................................. 57

2. Mengawali Kegiatan Dengan Salam .................................. 57

3. Mengabsen Peserta Konseling ........................................... 57

4. Memberikan Pengarahan Kegiatan Bimbingan Konseling

dan Memulai Sesi Konseling .............................................. 59

C. Tahap Pembahasan Masalah dan Penyimpulan .......................... 60

1. Sholat Dhuha dan Dzuhur Berjamaah ................................. 60

2. Konsultasi Lanjutan (Tahap Penyimpulan) .......................... 61

D. Metode Yang digunakan Saat Konseling ................................... 62

1.Observasi .............................................................................. 62

2.Metode Diskusi .................................................................... 64

3.Metode Shering Pengalaman ................................................ 64

E. Materi Yang Diberikan Saat Konseling ..................................... 66

1. Bimbingan Pribadi ............................................................... 66

a. Bermain ........................................................................ 66

b. Relaksasi ........................................................................ 67

2. Bimbingan Sosial ................................................................ 68

3. Bimbingan Belajar ............................................................... 69

4. Bimbingan Rohani ............................................................... 70

Page 11: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

xii

BAB IV PENUTUP .................................................................................. 73

A. Kesimpulan ...................................................................................... 73

B. Saran-saran ...................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Siswa SMP N 2 Cangkringan .................................... 36

Tabel 2. Daftar Guru SMP N 2 Cangkringan ....................................... 41

Tabel 3. Daftar Staff Karyawan SMP N 2 Cangkringan ...................... 42

Tabel 4. Data Ruang Belajar Pendukung ............................................. 43

Page 13: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Struktur Organisasi Bimbingan Konseling ................................ 50

Page 14: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Curriculum Vitae

Lampiran 2. Daftar pertanyaan interview

Lampiran 3. Surat izin

Page 15: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Menghindari kesalahan dalam pemahaman dan penafsiran, serta untuk

menyamakan persepsi dalam memahami penelitian ini, maka penulis

memandang perlu terlebih dahulu menjelaskan tentang beberapa istilah yang

terkandung dalam judul skripsi : Pelaksanaan Konseling Kelompok Terhadap

Siswa Korban Bencana Merapi Di SMP N 2 Cangkringan, yakni sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan Konseling Kelompok

Pelaksanaan menurut pengertian dalam kamus adalah proses, cara,

perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan).1 Pelaksanaan juga bisa

diartikan pengerjaan atau perwujudan suatu pekerjaan.

Pada konteks penelitian ini pelaksanaan yang dimaksud ialah cara

seorang guru bimbingan konseling pada SMP N 2 Cangkringan

menyampaikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang pengobatan

trauma pasca bencana, pelaksanaan ini mencangkup: kegiatan sebelum,

saat, sesudah bimbingan, metode, materi.

Konseling kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan

dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), hlm.488

Page 16: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

2

dalam kelompok itu. Proses pemberian bantuan kepada sekelompok yang

sedang mengalami hambatan atau gangguan dalam proses perkembangan.2

Pada konteks penelitian ini konseling yang dimaksud merupakan

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor terhadap

klien siswa-siswi SMP N 2 Cangkringan untuk membantu meningkatkan

pemahaman dalam menemukan dan menyelesaikan suatu permasalahan

terutama masalah akibat bencana letusan Gunung Merapi.

2. Siswa Korban Bencana Merapi

Pengertian siswa adalah pelajar atau individu yang sedang

menjalani kegiatan belajar mengajar baik formal maupun non formal.3

Siswa dalam objek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2

Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, tahun angkatan 2010. yang menjadi

korban Merapi tahun 2010 dan mengalami berbagai dampak akibat letusan

Gunung Merapi.

3. SMP N 2 Cangkringan

SMP N 2 Cangkringan merupakan salah satu sekolah yang terletak

di tengah-tengah lingkungan masyarakat pedesaan di wilayah

Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Berdasarkan penegasan istilah judul di atas, maksud keseluruhan

skripsi dengan judul “Pelaksanaan Konseling Kelompok Terhadap Siswa

2 Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di

Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). hal. 79.

3 WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1985),

hal.38.

Page 17: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

3

Korban Bencana Merapi Di SMP N 2 Cangkringan” adalah pelaksanaan

konseling yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling SMP N 2

Cangkringan terhadap siswa yang menjadi korban bencana Merapi.

Penelitian ini lebih difokuskan kepada siswa kelas VII SMP N 2

Cangkringan, disebabkan siswa kelas VII lebih banyak menjadi korban

bencana Merapi dibandingkan kelas lainnya. Adapun proses konseling ini

mencakup beberapa hal yakni tujuan konseling dan metode konseling.

B. Latar Belakang Masalah

Secara geologis, Indonesia terletak di titik pertemuan dua lempeng

benua. Hal tersebut mengakibatkan banyak terdapat gunung berapi di

Indonesia. Salah satu diantaranya adalah Gunung Merapi yang masuk ke

dalam jajaran gunung paling aktif di dunia. Tentulah hal ini menimbulkan

keuntungan dan kekurangan tersendiri bagi warga sekitar. Keuntungan yang

didapat adalah material vulkanik yang keluar ketika gunung meletus

mengandung unsur-unsur kimia yang mampu menyuburkan tanah, sehingga

lahan yang terletak di kawasan Gunung Merapi merupakan kawasan rawan

bencana bagi para warga sekitar untuk bercocok tanam. Sedangkan

kerugiannya ketika gunung ini meletus mengganggu kehidupan masyarakat

sekitar, mulai dari kehilangan harta benda hingga korban jiwa.

Bencana erupsi Gunung Merapi 2010 merupakan bencana besar yang

menyebabkan kerugian material dan jiwa. Gunung Merapi merupakan gunung

api tipe strato dengan ketinggian 2980 meter dari permukaan laut. Secara

administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Sleman (DIY),

Page 18: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

4

Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng), dan Kabupaten

Klaten (Jateng).

Meletusnya Gunung Merapi pada erupsi 2010 yang menimbulkan

bencana besar yang menyebabkan semburan awan terjadi pada hari selasa 26

Oktober 2010 pukul 17.02 WIB selama sembilan menit diikuti dengan awan

panas kecil sebanyak empat kali. Awan panas besar terjadi kembali sebanyak

dua kali masing-masing selama 30 menit. Awan panas mulai reda pukul 19.45

WIB. Setelah kejadian erupsi 26 Oktober 2010 selama kurang lebih 2 jam

(17.02-18.54 WIB), berdasarkan data kegempaan aktifitas vulkanik Gunung

Merapi tanggal 27 Oktober 2010 pukul 00.00 s/d 24.00 WIB menurun. Suara

guguran tercatat sebanyak empat kali. Jumlah ini masih jauh lebih kecil

daripada aktifitas sebelum erupsi. Sedangkan aktifitas vulkanik kembali

muncul sebanyak tujuh kali gempa.4

Proses erupsi Gunung Merapi dimulai pada tanggal 26 Oktober

sampai tanggal 5 November 2010, menurut pantauan tim tanggap bencana

BNPB proses erupsi diawali dengan semburan awan panas diikuti gempa

vulkanik keluarnya magma dan terbentuknya cekungan kawah pada puncak

Merapi yang sebelumnya mengarah ke utara menjadi ke arah selatan.5

Pada umumnya masyarakat dan pemerintah dalam menyikapi korban

berbagai macam peristiwa, lebih menitik-beratkan pada aspek yang sifatnya

4 BNPB, Laporan Khusus Penanganan Bencana Letusan Gunung Merapi di Prov. Jawa

Tengah dan Prov. DIY”, Tanggal 31 Oktober 2010, hal. 1-2.

5 BNPB, Laporan Kronologi Bencana Letusan Gunung Merapi di Prov. Jawa Tengah

dan Prov. DIY”, Tanggal 31 Oktober 2010, hal. 3.

Page 19: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

5

fisik; misalnya bantuan pengobatan, sandang, pangan dan papan. Aspek

kejiwaan, mental, psikologi yang mengarah pada gangguan stres pasca trauma

kurang diperhatikan. Stres pasca trauma itu sendiri bila tidak ditangani dengan

sungguh-sungguh dan profesional dapat berlanjut pada gangguan jiwa seperti

kecemasan, depresi, psikosis (gangguan jiwa berat) bahkan sampai pada

tindakan bunuh diri.6

Peristiwa meletusnya Gunung Merapi tersebut dapat menciptakan

trauma tersendiri bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi, terutama

terhadap anak yang masih menempuh pendidikan di sekolah. Hal ini

diakibatkan oleh tekanan yang muncul dari rasa sakit yang diderita saat

kejadian, kehilangan orang tua dan harta bendanya serta perubahan akan

kegiatan sosial anak.

Trauma yang dirasakan oleh anak-anak yang menjadi korban bencana

letusan Gunung Merapi merupakan salah satu penyebab gangguan psikologis.

Hal ini semakin diperparah oleh pengalaman mereka dalam menyaksikan,

mendengarkan bahkan mengalami sendiri bencana letusan Gunung Merapi.

Anak yang hidup dalam pengungsian, berada dalam suasana

mencekam, rasa cemas dan mimpi buruk. Selain itu, terdapat beberapa anak

yang tidur di tenda-tenda darurat. Hal tersebut disebabkan rumah tempat

tinggal mereka rata dengan tanah akibat terjangan letusan Gunung Merapi.

Adapula yang kehilangan orang tuanya serta mengalami peristiwa tidak

6 Dadang Hawari, Pendekatan Psikoreligi Pada Trauma Bencana (Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2011), hal. 85-86.

Page 20: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

6

menyenangkan lainnya. Kondisi ini membuat mereka terkena gangguan

emosional, kognitif dan tingkah laku dalam jangka waktu yang lama.

Dalam keadaan trauma, individu mengalami perasaan takut akibat

pengalaman atau kondisi yang merugikan dirinya. Trauma yang dialami oleh

siswa pada umumnya memiliki gejala-gejala perasaan benci, tiba-tiba lemas,

kehilangan nafsu makan, kehilangan sensitivitas pikiran dan perasaan serta

sebaliknya sangat sensitif terhadap suara, tatapan mata dan kerumunan orang.

Selain itu, indikator yang ditunjukkan yaitu hilangnya gairah dalam belajar

dan bermain, hilangnya kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap

lingkungan sosialnya.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang penulis dapatkan,

diketahui bahwa ada beberapa siswa korban letusan Gunung Merapi yang

menunjukkan indikator masalah kepercayaan diri. Gejala masalah percaya diri

yang tampak pada siswa yaitu cenderung diam, sering menyendiri dan

melamun, pemalu, kurang berani berbicara dengan orang lain, kurang dapat

mengemukakan pendapat, keyakinan terhadap pendapat diri yang kurang,

tidak adanya keberanian untuk tampil ke depan kelas, sikap agresi, mudah

putus asa, mudah marah, merasa tidak berdaya, berprasangka buruk kepada

orang lain dan memiliki cara berkomunikasi yang kurang baik antar teman.7

Bila kurang kepercayaan diri dibiarkan berlarut-larut yang dikhawatirkan dari

kondisi ini yakni bila siswa tersebut berada di lingkungan masyarakat,

kemungkinan besar mereka akan mengalami konflik dengan lingkungan dalam

7 Hasil observasi di SMP N 2 Cangkringan, pada tanggal 06 Desember 2012

Page 21: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

7

artian masyarakat ataupun keluarga.

Penanggulangan terhadap kurangnya kepercayaan diri pada individu

yang mengalami trauma sangat penting dilakukan terutama bagi anak dan

remaja yang mengalami langsung kejadian traumatis. Oleh karena itu, untuk

dapat meningkatkan kepercayaan diri tersebut diperlukan layanan konseling

yang diberikan oleh pihak ahli yang kompeten.

Layanan konseling sebagai bagian yang integral dalam pendidikan,

mempunyai peranan untuk memfasilitasi perkembangan anak sehingga potensi

yang dimiliki anak dapat berkembang optimal. Kurangnya percaya diri

membuat potensi yang dimiliki individu (anak) tidak dapat berkembang secara

optimal, oleh karena itu pembimbing di sekolah dapat membantu individu

mencapai perkembangan potensi yang optimal dengan memberikan layanan

dengan setting pendidikan akademik yang menerapkan juga pencapaian

perkembangan diri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan konseling kelompok yang

dilaksanakan guru BK pada siswa korban bencana Merapi di SMP N 2

Cangkringan?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:

1. Mendeskripsikan pelaksanaan konseling yang dilakukan pihak sekolah

Page 22: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

8

SMP N 2 Cangkringan guna mendampingi serta memulihkan kondisi

psikologis siswa pasca bencana Merapi.

2. Mendeskripsikan dampak yang dialami para siswa di SMP N 2

Cangkringan setelah mendapatkan pendampingan dan konseling.

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan tersebut di

atas, maka adapun kegunaan penelitian bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1. Penelitian ini menjadi salah satu rujukan pola pelayanan konseling

terhadap kondisi psikologis siswa korban bencana Merapi di masa yang

akan datang.

2. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pemerintah dan lembaga

pendidikan, dalam pelaksanaan pendidikan yang lebih optimal, bagi masa

depan anak-anak atau siswa.

3. Penelitian berguna sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan di bidang

bimbingan dan konseling, berupa informasi ilmiah pada pola

pendampingan yang tepat bagi anak-anak korban bencana Merapi pada

masa yang akan datang.

F. Telaah Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang

telah ada sebelumnya, maka penulis mengadakan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebalumnya, diantaranya sebagai

berikut:

Page 23: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

9

1. Skripsi dengan judul: “ Pelaksanaan Bimbingan Kepada Masyarakat

Korban Bencana Gunung Merapi Oleh Yayasan Kappala Indonesia Di

Palemsari, Cangkringan, Sleman”. Skripsi ini disusun oleh Suparlan

tahun 2002. Kesimpuan dalam penelitian ini adalah membahas tentang

bagaimana pelaksanaan bimbingan yang dilakukan oleh yayasan kappala

indonesia kepada warga masyarakat yang menjadi korban bencana

Gunung Merapi.

Mengenai arah dan sasarannya, dalam penelitian ini mengarah

kepada bimbingan secara umum dan sasarannya masyarakat secara umum,

tidak terdapat pengelompokan berdasar usianya. Sedangkan dalam

penelitian yang penulis lakukan mengarah kepada konseling dan sasaran

penulis adalah siswa-siswa yang menjadi korban bencana Merapi.

Penulis berharap nantinya mereka mampu hidup bermasyarakat

dengan normal, mampu untuk mengembangkan diri dan juga mampu

melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam di dalam kehidupan sehari-hari

sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri mereka.8

2. Skripsi dengan judul: “Peran Relawan NU Di Magelang Dalam

Pendampingan Masyarakat Korban Erupsi Merapi 2010”. Kesimpulan

penelitian yang dilakukan oleh Mega Bayu Endrawan adalah peran

relawan NU dalam memberikan pendampingan terhadap masyarakat

korban erupsi Merapi 2010. Adapun pelaksanaan pendampingan yang

8 Suparlan, Pelaksanaan Bimbingan Kepada Masyarakat Korban Bencana Gunung

Merapi, Oleh Yayasan Kappala Indonesia Di Palemsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta,

(Skripsi Strata 1 Fakultas Dakwah UIN SUKA, 2002).

Page 24: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

10

dilakukan diwujudkan dalam peran-peran NU adalah peran relawan NU

pada pendampingan pada masa tanggap darurat dan pada masa pasca

bencana alam. Pendampingan yang dilakukan relawan NU tersebut lebih

difokuskan dalam memulihkan mental dan psikologis masyarakat yang

menjadi korban erupsi Merapi 2010. 9

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

peran konseling dalam menangani siswa korban Merapi. Di mana guru BK

sangat berperan aktif dalam memberikan pendampingan terhadap anak

pasca terjadinya bencana alam Gunung Merapi.

3. Skripsi dengan judul: “Bimbingan Keagamaan Bagi Anak-anak Pasca

Gempa Bumi Di Dusun Ponggok 2 Trimulyo, Jetis, Bantul”. Skripsi ini

disusun oleh Mohammad Yasin pada tahun 2008. Penelitian ini membahas

tentang bagaimana pelaksanaan bimbingan keagamaan yang dilandaskan

pada ajaran agama Islam dalam bentuk bimbingan bagi anak-anak pasca

gempa bumi.10

Sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan adalah

pelaksanaan konseling terhadap siswa korban bencana Merapi.

Berdasarkan karya-karya ilmiah tersebut, terdapat perbedaan yang

sangat mendasar antara judul penulis dan judul karya ilmiah yang sudah

ada. Penelitian ini menfokuskan pada anak yang menjadi siswa di SMP

N 2 Cangkringan, hal ini jelas berbeda dengan karya-karya di atas

9 Mega Bayu Endrawan, Peran Relawan NU Di Magelang Dalam Pendampingan

Masyarakat Korban Erupsi Merapi 2010, (Skripsi Strata 1 Fakultas Dakwah UIN SUKA)

10 Mohammad Yasin, Bimbingan Keagamaan Bagi Anak-anak Pasca Gempa Bumi Di

Dusun Ponggok 2 Trimulyo, Jetis, Bantul, (Skripsi Strata 1 Fakultas Dakwah UIN SUKA, 2008).

Page 25: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

11

dikarenakan penelitian yang sebelumnya menfokuskan pada

pendampingan masyarakat korban bencana Merapi secara umum yang

dikelola oleh lembaga swasta non pendidikan (LSM).

G. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Konseling Kelompok

a. Pengertian Konseling Kelompok

Secara etimologi, konseling berasal dari bahasa Latin yaitu

consilium (dengan atau bersama), yang dirangkai dengan menerima atau

memahami. Menurut Anglo Saxon dalam bukunya Farid Marshudi, istilah

konseling berasal dari sellan yang berarti menyerahkan atau

menyampaikan.11

Menurut Achmad Juntika Nurihsan, konseling merupakan upaya

membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara

konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan

lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan

berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan

efektif perilakunya.12

Sedangkan konseling dari sudut pendidikan menurut Singgih D.

Gunarsa merupakan bantuan perorangan dan pribadi kepada mereka yang

menghadapi masalah pribadi, pendidikan, kejuruan yang mana semua

11 Farid Mashudi, Psikologi Konseling,(Yogyakarta: IRCISOD, 2012), hal.16

12 Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling (Dalam Berbagai Latar

Belakang Kehidupan), ( Bandung: Refika Aditama, 2006), hal. 10.

Page 26: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

12

faktor yang penting dipelajari dan dianalisis, dicari jalan keluarnya,

seringkali dengan bantuan ahli yang khusus, sumber-sumber yang ada di

sekolah dan masyarakat, dan wawancara pribadi untuk mengajak klien

memutuskan sendiri.13

Konseling dengan pendekatan islami memiliki pengertian sebagai

berikut: Konseling islami adalah aktifitas yang bersifat ”membantu”,

dikatakan membantu karena pada hakekatnya individu sendirilah yang

perlu hidup sesuai tuntunan Allah dan mentaatinya.14 Bantuan itu

terutama berbentuk pemberian dorongan dan pendampingan dalam

memahami dan mengamalkan syari’at islam. Dengan memahami dan

mengamalkan syari’at islam itu diharapkan segala potensi yang

dikaruniakan Allah kepada individu bisa berkembang optimal. Akhirnya

diharapkan agar individu menjadi hamba Allah yang muttaqin, mukhlasin,

mukhsinin, dan mutawakkilin; yang terjauh dari godaan syetan, terjauh

dari tindakan maksiat, dan ikhlas melaksanakan ibadah kepada Allah.

Konseling merupakan proses pertemuan tatap muka atau hubungan

atau relasi timbal balik antara guru BK selaku pembimbing (konselor)

dengan klien yaitu siswa yang bersangkutan. Dalam proses pertemuan atau

hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan yang

13 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: Gunung Mulia, 2007),

hal.20.

14 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Semarang: Widya Karya, 2007),

hal. 23

Page 27: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

13

disebut dengan wawancara konseling.15Kemudian dengan pengertian

lainnya “konseling juga merupakan bantuan yang diberikan kepada

individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara

dan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk

mencapai kesejahteraan hidupnya”.16

Konseling dalam penelitian ini adalah bagian integral di sekolah

yang memberikan layanan bantuan kepada siswa-siswi yang terkena

korban bencana Gunung Merapi di SMP N 2 Cangkringan, Sleman,

Yogyakarta.

b. Dasar Konseling di Sekolah

Dasar dari pelaksanaan suatu konseling di sekolah tidak dapat

terlepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di sekolah

khususnya. Dasar dari pendidikan tidak dapat terepas dari dasar negara di

mana pendidikan itu berada di mana dasar dari pendidikan dan

pengajaran di Indonesia dapat dilihat sebagaimana tercantum dalam

undang-undang No.12 tahun 1954 bab III pasal 4 yang berbunyi :

pendidikan dan pengajaran berdasar atas asas-asas yang termaktub dalam

pancasila dan undang-undang dasar negara republik Indonesia dan atas

kebudayaan kebangsaan Indonesia.17

15 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007), hal.22

16 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, hal.20.

17 Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989),

hal.24-25

Page 28: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

14

Berkenaan dengan hal itu maka dapat dikemukakan bahwa dasar

dari suatu konseling sekolah adalah pancasila yang merupakan dasar

falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

c. Tujuan Konseling di Sekolah

Menurut Farid Marshudi, tujuan konseling adalah membantu klien

belajar membuat keputusan-keputusan dan membantu klien memecahkan

problem-problemnya.18

Ada beberapa tujuan konseling secara global

yaitu:

1) Klien menjadi lebih menyadari diri, bergerak kearah kesadaran yang

lebih penuh atas kehidupan batinnya dan menjadi kurang melakukan

penyangkalan atau pendistorsian.

2) Klien dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dan

meghindari tindakan menyalahkan lingkungan dan orang lain atas

keadaan dirinya.

3) Klien menjadi lebih berpegang kepada kekuatan-kekuatan batin dan

pribadinya sendiri.

4) Klien menjadi lebih mempercayai diri serta bersedia mendorong

dirinya sendiri untuk melakukan apa yang dipilih untuk

dilakukannya.19

Sedangkan yang menjadi tujuan konseling di sekolah yaitu sebagai

berikut:

1) Mengadakan perubahan perilaku pada individu sehingga

18 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, hal. 21

Page 29: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

15

memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan.

2) Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif.

3) Penyelesaian masalah.

4) Mencapai keefektifan pribadi, maksudnya pribadi yang sanggup

memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya serta bersedia memikul

resiko-resiko ekonomis, psikologis dan fisik.

5) Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting

bagi dirinya.20

Jadi tujuan pelayanan konseling di sekolah adalah membantu

peserta didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Yang Maha

Esa, memiliki sikap positif, dinamis terhadap perkembangan fisik dan

psikisnya, memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi,

memiliki pola hubungan sosial yang baik di dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan

dan mengembangkan karirnya.21

d. Fungsi Konseling di Sekolah

Ada beberapa fungsi pelayanan konseling di sekolah yaitu:

1) Fungsi Pemahaman

Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya

pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau

pihak-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien,

19 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung, Refika Aditama,1999), hal. 325.

20 Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling, hal. 26

Page 30: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

16

maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan

dibantu.22

Fungsi pemahaman itu meliputi:

a) Pemahaman tentang lingkungan siswa, meliputi : keluarga dan

sekolah terutama oleh siswa sendiri, orang tua dan guru.

b) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, meliputi :

informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, informasi

sosial dan budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.

2) Fungsi Pencegahan (preventif)

Merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya kemungkinan timbul yang dapat

mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan

kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan

dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif siswa dalam

rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan

berkelanjutan.23

21 KTSP SMP, Pedoman Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kementrian

Pendidikan, 2011), hal. 34

22 Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineke Cipta, 1999),

hal. 197

23 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal.

56-57.

Page 31: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

17

4) Fungsi Penyembuhan (currative)

Merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa selama atau setelah

ia mengalami kesulitan,24

yaitu agar dapat membantu siswa dalam

memecahkan masalah yang sedang dihadapi.25

e. Metode Konseling di Sekolah

Metode adalah cara yang telah tersalur dan terfikir baik-baik

untuk mencapai suatu maksud,26

. Mulyanto Sumardi menegaskan

bahwa yang dimaksud metode adalah rencana menyeluruh yang

berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara tersalur, dan

tidak saling bertentangan dan didasarkan atas suatu pendekatan.27

Secara umum ada dua metode pelayanan konseling yaitu

pelayanan konseling kelompok atau yang biasa disebut group

counseling dan pelayanan konseling individual atau yang biasa disebut

individual konseling.28

1) Konseling Kelompok

Konseling kelompok (group counseling) merupakan salah satu

bentuk konseling yang memanfaatkan kelompok untuk membantu,

memberi umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling

24 Hibana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press,

2003), hal. 18.

25 Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta: UII, 1992), hal. 34.

26 WJS Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Iindonesia, hal. 647

27 Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hal. 12.

Page 32: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

18

kelompok berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari.

Dalam konseling kelompok bertujuan untuk memberikan dorongan

dan pemahaman pada klien untuk memecahkan masalah yang

dihadapi klien.29

Menurut Prayitno konseling kelompok, yaitu layanan

bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa (klien)

memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah

yang dibahas adalah masalah pribadi yang dialami masing-masing

anggota kelompok. Tujuan konseling kelompok adalah untuk

memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan

pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.30

Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan

konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam suasana kelompok.

Di sana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok

(yang jumlahnya minimal dua orang). Di sana terjadi hubungan

konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam

konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka dan penuh

keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah

28 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, hal. 16

29 Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2001),

hal. 178.

30 Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1995), hal. 36

Page 33: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

19

klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan

masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus),

kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.

Menurut Dewa Ketut Sukardi layanan konseling kelompok

ialah fungsi pengentasan. Konseling kelompok merupakan konseling

yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan

dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. Masalah-

masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di

dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap

bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan

karier. Seperti dalam konseling perorangan, setiap anggota, kelompok

dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah-masalah

tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh

anggota kelompok, masalah demi masalah satu per satu tanpa kecuali

sehingga semua masalah terbicarakan. 31

Menurut Gerald Corey (dalam W.S. Winkel & M.M Sri

Hastuti) tujuan secara umum dari konseling kelompok adalah sebagai

berikut :

a. Masing-masing konseli memahami dirinya dengan lebih baik dan

lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.

31 Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di

Sekolah, hal. 79

Page 34: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

20

b. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu

sama lain, sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan

dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk

fase perkembangan mereka.

c. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri

dan mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antar

pribadi di dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan

sehari-hari di luar lingkunagn kelompoknya.

d. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain

dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain.

e. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin

mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang

lebih konstruktif.32

1. Tahapan-tahapan Konseling Kelompok

Tahapan kegiatan konseling kelompok Kegiatan pelaksanaan

konseling kelompok meliputi :

a) Tahap I Pembentukan, tahapan pembentukan konseling

kelompok meliputi :

(1) Mengenalkan diri

(2) Mengenalkan tujuan kelompok

(3) Menumbuhkan minat mengikuti kegiatan

Page 35: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

21

(4) Mengenal cara dan norma yang harus diikuti

(5) Menumbuhkan rasa kebersamaan

Penampilan fasilitator/konselor pada tahap pengawalan

adalah menerima dan sepenuhnya serta bersedia membantu

peserta, aktif dalam mengembangkan keterbukaan, dekat,

hormat, tulus, hangat dan bersimpati. Kegiatan yang dilakukan

fasilitator adalah memimpin doa, mengucapkan terimakasih,

menjelaskan pengertian, tujuan, asas, cara kegiatan konseling

kelompok, dan mengajak perkenalan lebih dalam.

b) Tahap II Peralihan, tahapan peralihan dalam konseling kelompok

menegaskan tentang kesiapan para peserta untuk memasuki tahap

kegiatan selanjutnya, yaitu membahas masalah yang dihadapi

anggota, dan dapat dikaitkan dengan karakter masing-masing

peserta. Kegiatan peserta yang digalang pada tahap II ini

menjamin bagi suksesnya tahap III yang merupakan pokok

konseling kelompok. Tujuan tahap II adalah:

(1) Memantapkan kesiapan peserta memasuki tahap berikutnya

(2) Mengenal secara teknis operasional kegiatan pembahasan

masalah.

Penampilan fasilitator/konselor pada tahap II adalah makin

mengembangkan keikutsertaan peserta dan mulai mengeksplorasi

karakter-karakter setiap peserta, memimpin permainan

32 Gerald Coray, E. Koeswara, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, hal. 592

Page 36: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

22

kelompok. Kegiatan fasilitator adalah :

(1) Menjelaskan kegiatan kelompok berikutnya disertai tanya

jawab

(2) Mengenali suasana kesiapan kelompok

(3) Mengaitkan karakter setiap peserta dengan nilai kehidupan

(4) Memberi contoh masalah pribadi.

c) Tahap III Pembahasan Masalah, membahas masalah pada tahap

III merupakan puncak dan kegiatan utama dalam konseling

kelompok. Tujuan tahap pembahasan masalah adalah :

(1) Membahas masalah yang dihadapi anggota kelompok

(2) Membina suasana untuk pengembangan diri secara aktif dan

produktif.

Penampilan fasilitator/konselor kelompok adalah sebagai

pengendali, titik kesatuan, pelurus, dan pengatur jalannya

pembahasan masalah. Fasilitator perlu melakukan teknik dasar

konseling seperti pada konseling individual. Kegiatan yang

dilakukan fasilitator pada tahap III adalah :

(1) Mempersilakan anggota kelompok mengemukakan masalah

yang dihadapi

(2) Menentukan masalah yang dibahas berdasarkan

pertimbangan dan usul saran dari anggota

(3) Memandu membahas masalah secara tuntas dengan memberi

kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berperan

Page 37: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

23

aktif bertanya, saling memberi nasehat, dan berbagi

pengalaman

(4) Mengaitkan permasalahan yang muncul dengan karakter

d) Tahap IV Penyimpulan, tujuan tahap ini adalah memahami arah

perilaku anggota khususnya yang masalahnya dibahas dan

mengembangkan keinginan anggota untuk mengikuti kegiatan

lebih lanjut.

Penampilan fasilitator/konselor adalah membangkitkan

kemampuan anggota untuk menilai diri, menumbuhkan

keinginan terus mengikuti kegiatan, dan menegaskan perlunya

nilai-nilai karakter siswa dalam berperilaku dan berkehidupan.

Kegiatan yang dilakukan fasilitator/konselor kelompok adalah

(1) Memberi kesempatan kepada anggota yang masalahnya

dibahas untuk menyampaikan rencana tindakan yang akan

dilakukan dalam rangka menyelesaikan masalah dan

perasaan sekarang.

(2) Menanyakan tentang manfaat mengikuti konseling

kelompok. Pada tahap ini fasilitator memberi kesempatan

anggota untuk menyampaikan kesan dan pesan, serta

membahas kegiatan selanjutnya.

e) Tahap V Penutupan, tahap ini merupakan kegiatan pengakhiran

konseling kelompok. Tujuannya adalah mengakhiri kegiatan

dalam suasana nyaman, sukses, dan kepuasaan anggota.

Page 38: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

24

Penampilan fasilitator/konselor kelompok pada tahap ini adalah

mempertahankan keakraban, kebersamaan, santai, dan rileks,

menghargai partsisipasi anggota kelompok, dan menciptakan

suasana perpisahan yang mengesankan. Kegiatan yang dilakukan

fasilitator adalah mengucapkan terima kasih, menyatakan

kegiatan akan berakhir, memimpin doa, dan salam penutup.33

2) Konseling Individu

Konseling individu yaitu bimbingan konseling yang memungkinkan

klien mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)

dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan

pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Konseling

individu memungkinkan siswa (konseli) mendapatkan layanan

langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing (konselor)

dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.

1. Siswa Korban Bencana Merapi

Pengertian anak menurut Augustinus Suryabrata, mengatakan bahwa

anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai

kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita

kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang

diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Sehingga dapat

33 Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, hal. 52

Page 39: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

25

disimpulkan bahwa anak adalah manusia yang belum dewasa yang

umumnya berumur di bawah 18 tahun dan masih rentan terhadap

kesalahan sehingga perlu pengawasan dari manusia dewasa.34

Selain itu

kata anak-anak juga dapat diartikan sebagai anak kecil, kata “anak adam”

dapat diartikan seluruh manusia, karena adam adalah asal mula manusia

pertama kali di dunia. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan anak

adalah siswa-siswa yang menjadi korban bencana Merapi di SMP N 2

Cangkringan.

Secara umum Undang-undang No. 24 Tahun 2007, sebagai undang-

undang Penanggulangan Bencana Indonesia, mengartikan Bencana sebagai

suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor

alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis. Sedangkan Bencana Alam lebih diartikan

sebagai bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian

peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,

stunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

longsor.

Pengertian tersebut merujuk pada sebab akibat yang muncul dari

bebagai hal yang tidak diinginkan oleh manusia. Sehingga dianggap perlu

adanya bebagai upaya untuk menanggulangi permasalahan yang muncul

34 Agustinus Suryabrata, Psikologi Anak, (Jakarta, UI Press, 1997), hal. 47

Page 40: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

26

akibat bencana. Upaya tersebut secara umum disebut sebagai upaya

penanggulangan bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana

berarti serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan

pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan

bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.35

Siswa korban bencana Merapi pada penelitian ini adalah siswa

SMP N 2 Cangkringan yang berada di kelas IX yang mengikuti proses

konseling kelompok yang dilaksanakan guru BK pada tahun 2010.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Yakni penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari

orang lain dan tingkah laku subyek yang diamati.36

Metode ini digunakan

karena data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis atau lisan bukan

penghitungan. Maka data yang diperoleh murni dari subyek yang diteliti.

Pada penelitian ini penulis mencari dan mengumpulkan data-data

yang berkaitan dengan subjek dan obyek penelitian tentang konseling

kelompok terhadap siswa korban bencana Merapi yang sedang bersekolah

di SMP N 2 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, pengolahan data penelitian

35 Undang-undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana Alam.

36 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1991), hal. 3.

Page 41: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

27

bersifat non-statistik, karena bersifat deskriptif, maka penulis memaparkan

sesuai realita yang ada untuk kemudian secara cermat dianalisa dan

diinterpretasi.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian di SMP N 2 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

adalah :

a. Guru BK SMP N 2 Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yaitu bapak

Wajiyo, S,Pd dan bapak Mursito, S.Pd

b. Siswa kelas 3 SMP N 2 Cangringan, Sleman, Yogyakarta.

1. Jumlah siswa korban Merapi : 90 siswa

2. Jumlah Kelompok : 3 kelompok

3. Jumlah siswa perkelompok : 30 siswa

Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen profil lembaga

sekolah, dokumen profil siswa, dokumen pelaksanaan konseling kelompok

korban bencana, daftar absensi siswa peserta konseling, materi-materi

konseling kelompok, dokumen evaluasi hasil konseling kelompok.

Sedangkan objek penelitian ini adalah pelaksanaan konseling

kelompok terhadap siswa korban bencana Merapi di SMP N 2

Cangkringan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dalam mengungkap

permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

Page 42: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

28

a. Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan yang khusus serta pencatatan

yang sistematis ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam

penelitian, yang bertujuan untuk mendapatkan data yang diperlukan

untuk pemecahan masalah yang dihadapi.37

Penggunaan metode ini

untuk mendapat gambaran yang objektif tentang keadaan subjek yang

diteliti.

b. Wawancara

Menurut Sutrisno Hadi, wawancara adalah metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dikerjakan secara

sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penelitian.38

Jenis

wawancara yang digunakan adalah wawancara berpedoman terpimpin,

yakni pewawancara menentukan sendiri tentang urutan dan juga

pembahasan dalam wawancara, baik itu wawancara secara langsung

maupun wawancara secara tertulis apabila narasumber sulit untuk

ditemui.

Metode wawancara ini digunakan untuk mewawancarai guru

BK yang berperan aktif dalam memberikan konseling terhadap siswa,

dan penulis juga mewawancarai siswa peserta konseling kelompok,

guru mata pelajaran. Aspek yang diwawancarai adalah berkenaan

dengan guru BK di SMP N 2 Cangkringan dalam membimbing siswa

37

Sapari Iman Asyari, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Petunjuk Ringkas, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1981), hal. 44.

Page 43: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

29

yang terkena korban bencana Merapi 2010, penulis mewawancarai

siswa untuk mengetahui pelaksanaan konseling kelompok korban

bencana Merapi dari sudut pandang siswa, penulis mewawancarai

guru mata pelajaran untuk mengetahui proses koordinasi guru BK

dengan guru mata pelajaran terkait pelaksanaan konseling kelompok

tersebut.

Data-data yang didapat dari metode wawancara ialah penulis

mendapatkan data-data tentang langkah-langkah pelaksanaan

konseling kelompok meliputi kegiatan sebelum pelaksanaan konseling

kelompok yakni guru BK menyiapkan materi dan menentukan peserta

konseling kelompok, kegiatan saat proses pelaksanaan konseling

kelompok yakni tahapan guru dan siswa hadir di ruangan BK, metode

yang digunakan untuk mengawali konseling kelompok, metode

pengarahan dikegiatan konseling kelompok, lalu kegiatan setelah

konseling kelompok yakni sholat dhuha dandzuhur berjamaah dan

konsultasi lanjutan, penulis juga mendapatkan informasi dari hasil

wawancara tentang metode konseling kelompok, materi-materi yang

diberikan saat konseling kelompok dan dampak yang dialami anak

setelah mengikuti proses konseling kelompok.

c. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto dokumentasi adalah cara penggunaan

data dari catatan, surat kabar, majalah, atau catatan harian.

38

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Andi, 2000), hal. 44.

Page 44: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

30

Dokumentasi berawal dari proses perhimpunan dan pemilihan sesuai

dengan tujuan penelitian, menerangkan, mencatat dan menafsirkan.

Metode ini bertujuan untuk memperkuat data yang telah diperoleh dari

hasil wawancara dan observasi.39 Dari hasil metode dokumentasi yang

dilakukan oleh penulis data yang didapat ialah dokumen profil

lembaga sekolah, dokumen profil lembaga siswa, dokumen proses

pelaksanaan konseling kelompok korban bencana, daftar absensi

siswa peserta konseling kelompok, materi-materi konseling kelompok,

dokumen evaluasi hasil konseling dan daftar kegiatan, daftar prilaku,

serta catatan lainnya yang berkenan tentang kegiatan konseling

kelompok dan pendampingan terhadap siswa korban bencana Merapi

2010.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan satuan urai dasar.40 Tujuan dari analisis

adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca

dan dipahami. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yang merupakan suatu proses menggambarkan

keadaan yang sebenarnya dari objek dan tempat yang diteliti. Dan

penelitian yang secara apa adanya sesuai dengan hasil observasi,

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineke Cipta, 1993), hal. 202

40 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),

hal. 103.

Page 45: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

31

wawancara, maupun dokumentasi.41

Adapun langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi

maupun interview.

b) Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai urutan pembahasan baik itu

data yang bersumber dari hasil wawancara, observasi maupun

dokumentasi.

c) Melakukan interpretasi terhadap data yang disusun.

d) Menjawab rumusan masalah.

41 Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Pres, 1992), hal. 15.

Page 46: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

73

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab terdahulu, skripsi dengan judul

Pelaksanaan Konseling Kelompok Terhadap Siswa Korban Bencana Merapi,

maka penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan konseling kelompok yang

dilaksanakan dalam mendampingi para siswa korban bencana Merapi

meliputi:

1. Tahap Pembentukan Konseling Kelompok; meliputi: Menentukan peserta

konseling dan menyiapkan materi.

2. Tahap Peralihan dan Pembahasan Masalah; meliputi: Guru BK dan siswa

hadir di ruang BK, mengawali kegiatan dengan salam, mengabsen peserta

konseling, memberikan pengarahan dan konseling.

3. Tahap Pembahasan Masalah dan Penyimpulan; meliputi: Sholat dhuha dan

dzuhur berjamaah, konsultasi lanjutan.

B. Saran-saran

Setelah melakukan analisis dari hasil penelitian dalam rangka dalam

meningkatkan kualitas pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa

korban bencana Merapi di SMP N 2 Cangkringan, melalui skripsi ini

perkenankan penulis menyampaikan saran-saran kepada pihak-pihak

Page 47: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

74

pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana Merapi

yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Rapat Koordinasi Pelaksanaan Konseling kelompok dan kegiatan sholat

dhuha dan dzuhur berjamaah di lingkungan SMP N 2 Cangkringan dapat

dilaksanakan dengan baik.

2. Terdapat anggaran khusus dari pihak sekolah untuk pelaksanaan konseling

kelompok terhadap siswa korban bencana Merapi.

3. Merumuskan buku panduan materi Konseling Kelompok Korban Merapi

agar materi yang disampaikan bisa sesuai dengan kelas siswa.

4. Merumuskan dokumen-dokumen administratif sebagai kelengkapan

Bimbingan Konseling.

5. Mengadakan pelatihan untuk guru pembimbing Bimbingan Konseling

Terhadap Siswa Korban Merapi.

Page 48: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

75

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling (Dalam Bebagai Latar

Belakang Kehidupan), Bandung: Refika Aditama, 2006.

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, Semarang: Widya Karya, 2007

Bimo Walgito, Bimbingan Konseling (Studi dan Karier), Yogyakarta: ANDI,

2005.

Dadang Hawari, Pendekatan Psikoreligi Pada Trauma Bencana, Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2011.

Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di

Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Farid Mashudi, Psikologi Konseling, Yogyakarta: Ircisod, 2012

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: Refika

Aditama, 1999.

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Hibana S. Rahman, Bimbingan dan Konseling Pola 17, Yogyakarta: UCY Press,

2003.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Latipun, Psikologi Konseling, Universitas Muhammadiyah Malang, 2001.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991.

Mega Bayu Endrawan, Peran Relawan NU Di Magelang Dalam Pendampingan

Masyarakat Korban Erupsi Merapi 2010, Skripsi S1, Yogyakarta,

Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.

M. Fachrudin, Masalah Anak Dalam Hukum Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1985.

Mohammad Yasin, Bimbingan Keagamaan Bagi Anak-anak Pasca Gempa Bumi

Di Dusun Poggok 2, Trimulyo, Jetis, Bantul, Skripsi S1, Yogyakarta,

UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan Dari Segi

Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Page 49: PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP SISWA …digilib.uin-suka.ac.id/11568/2/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · pelaksanaan konseling kelompok terhadap siswa korban bencana merapi

76

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineke Cipta,

1999.

Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok, Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1995

Sapari Iman Asyari, Metodologi Penelitian Sosial Suatu Petunjuk Ringkas,

Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia,

2007.

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineke Cipta, 1993.

Suparlan, Pelaksanaan Bimbingan Kepada Masyarakat Korban Bencana Gunung

Merapi Oleh Yayasan Kappala Indonesia Di Palemsari, Cangkringan,

Sleman, Yogyakarta, Skripsi S1, Yogyakarta, Fakultas Dakwah UIN

Sunan Kalijaga, 2002.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1983.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Yogyakarta: Andi, 2000.

Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

Yogyakarta: UII, 1992.

Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Pres, 1992.

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007.

Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.

WJS Purwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1985.