i
PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF
KEPALA SEKOLAH DAN PERANNYA
BAGI KINERJA GURU PAI DI SMP NEGERI 1 KALASAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun oleh:
Reni Andari
NIM. 11410219
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
vi
MOTTO
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
Artinya: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban
atas kepemimpinannnya.” ( H.R. Bukhari, dan Muslim)1
1 Terjemahan Sunan Abi Dawud, Judul Asli: Muktashar Sunan Abi Dawud, Penerjemah:
H. Bey Arifin dan A. Syinqithu Djamaluddin, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1992), hal. 576.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan untuk
Almamaterku Tercinta
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم
ه د ح و اهلل ل ا ه ل ا ل ن أ د ه ش ، أ ن ي الد ا و ي ن الد ر و م ى أ ل ع ن ي ع ت س ه ن ب ، و ن ي م ال لع ا ب ر هلل د م ح لا
د م ح ا م ن د ي ى س ل ع م ل س و ل ص م ه ، الل ه د ع ب ي ب ن ل ه ل و س ر و عبد ه اد م ح م ن أ د ه ش أ و ه ل ك ي ر ش ل
د ع ا ب م ، أ ين ع م ج أ ه اب ح ص أ و ه ل ى ا ل ع و
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Pelaksanaan
Kepemimpinan Transformatif di SMP Negeri 1. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Nur Hamidi, MA., selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis.
x
ABSTRAK
Reni Andari. Pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif Kepala Sekolah
dan Perannya Bagi Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan. Skripsi.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2015.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa peningkatan
mutu pendidikan melalui standarisasi dan profesionalisai yang sedang dilakukan
dewasa ini, merupakan keniscayaan, dan menuntut pemahaman dari berbagai
pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sisitem
pendidikan. Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,
keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah bergantung kepada guru,
kepala sekolah dan pengawas. Kepala sekolah berperan penting dalam
mengambil kebijakan-kebijakan yang diputuskan karena akan berdampak pada
pencapaian tujuan sekolah. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tentang
pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah dan dampaknya bagi
kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah,
peran kepemimpinan transformatif kepala sekolah bagi kinerja guru PAI, dan
hambatan pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah di SMP
Negeri 1 Kalasan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif, dengan
mengambil latar SMP Negeri 1 Kalasan. Metode pengumpulan datanya adalah
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah kepala
sekolah dan guru PAI. Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan menyusun
data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan kepemimpinan
transformatif kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalasan adalah baik, hal ini dilihat
dari a) kepala sekolah memberi pengaruh yang diidealkan bagi siswa, b) kepala
sekolah memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, c) kepala sekolah
merangsang intelektual siswa, dan d) kepala sekolah peduli terhadap siswa. 2)
Peran pelaksanaan kepemimpinan Transformatif kepala sekolah bagi guru PAI
adalah positif hal ini dilihat dari guru PAI a) merencanakan pembelajaran, b)
melaksanakan pembelajaran, c) menilai pembelajaran, dan d) membimbing dan
melatih siswa baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. 3)
Hambatan dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif adalah a) belum semua
guru memahami visi, misi, dan tujuan sekolah, b) kurang terbiasa dengan hal-hal
yang baru, c) banyak siswa dari kalangan mampu, dan d) masih ada orang tua
yang kurang respon apabila sekolah memerlukan biaya.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB ............................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iv
HALAMAN SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... v
HALAMAN MOTO ..................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................................. x
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 5
D. Kajian Pustaka ............................................................................................. 6
E. Landasan Teori ............................................................................................ 11
F. Metode Penelitian ........................................................................................ 34
G. Sistematika Pembahasan ............................................................................. 40
BAB II: GAMBARAN SMP NEGERI 1 KALASAN SLEMAN .......................... 42
A. Letak dan Keadaan Geografis ..................................................................... 42
B. Sejarah Berdirinya dan Perkembangannya ................................................ 43
C. Visi dan Misi ................................................................................................ 46
D. Struktur Organisasi ...................................................................................... 46
E. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ........................................................ 49
F. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 56
G. Kurikulum ................................................................................................... 60
xii
H. Lingkungan ................................................................................................. 62
BAB III: KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF KEPALA SEKOLAH
DAN DAMPAKNYA BAGI KINERJA GURU PAI .......................... 64
A. Pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif ............................................... 64
B. Peran Kepemimpinan Transformatif Bagi Kinerja Guru PAI .................. 86
C. Hambatan dalam Pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif.................. 94
BAB IV: PENUTUP ..................................................................................................... 100
A. Simpulan ...................................................................................................... 100
B. Saran-saran ................................................................................................... 101
C. Kata Penutup ................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 106
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I : Profil SMP Negeri 1 Kalasan ............................................................. 43
Tabel II : Daftar Guru SMP Negeri 1 Kalasan 2014/2015 ............................... 50
Tabel III : Daftar Karyawan SMP Negeri 1 Kalasan .......................................... 53
Tabel IV : Tabel Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Kalasan TA 2014/2015 .......... 55
Tabel V : Daftar Prestasi Siswa SMP Negeri 1 Kalasan TA 2014/2015 .......... 56
Tabel VI : Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang Pembelajaran,
dan Lapangan SMP Negeri 1 Kalasan .............................................. 58
Tabel VII : Koleksi Buku Perpustakaan................................................................. 61
Tabel VIII : Persetanse kelulusan SMP Negeri 1 Kalasan ..................................... 61
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Pengumpulan Data ............................................................. 106
Lampiran II : Catatan Lapangan Penelitian ............................................................... 111
Lampiran III : Bukti Seminar Proposal....................................................................... 122
Lampiran IV : Kartu Bimbingan Skripsi ..................................................................... 128
Lampiran V : Surat Izin Penelitian Gubernur DIY ................................................... 129
Lampiran VI : Surat Izin Penelitian Sekolah ............................................................. 130
Lampiran VII : Surat Keterangan Gubernur DIY ........................................................ 131
Lampiran VIII: Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 132
Lampiran IX : Sertifikat SOSPEM .............................................................................. 133
Lampiran X : Sertifikat PPL 1 .................................................................................... 134
Lampiran XI : Sertifikat PPL-KKN Integratif ............................................................ 135
Lampiran XII: Sertifikat TOEC . ................................................................................. 136
Lampiran XIII: Sertifikat IKLA .................................................................................. 137
Lampiran XIV: Sertifikat ICT ....................................................................................... 138
Lampiran XV: Curriculum Vitae ................................................................................. 139
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan melalui standarisasi dan
profesionalisasi yang sedang dilakukan dewasa ini, menuntut pemahaman
dari berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai
komponen sistem pendidikan. Perubahan kebijakan pendidikan dari
sentralisasi menjadi desentralisasi telah menekankan bahwa pengambilan
kebijakan berpindah dari pemerintahan pusat (top government) kepada
pemerintah daerah (districk government), yang berpusat di pemerintahan
kota dan kabupaten.1 Dengan demikian, kewenangan penyelenggaraan
pendidikan dasar dan menengah berada dipundak pemerintah kota dan
kabupaten.
Dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan,
keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah sangat bergantung pada
guru, kepala sekolah, dan pengawas. Ketiga figur tersebut merupakan
kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai kompenen dan
dimensi sekolah lain. Implementasi desentralisasi pendidikan menuntut
kepala sekolah untuk menunjukkan profesionalitasnya dan dituntut untuk
1 E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hal. 1.
2
mengembangkan sekolah yang efektif dan produktif, dengan penuh
kemandirian dan akuntabilitas.
Sekolah yang sukses atau berhasil tidak lepas dari kepemimpinan
kepala sekolahnya, dan itupun tergantung pada jenis/tipe
kepemimpinannya. Salah satu tipe kepemimpinan kepala sekolah adalah
tipe transformatif. Kepala sekolah yang transformatif yaitu kepala sekolah
yang selalu mengadakan terobosan-terobosan baru sehingga setiap tahun
selalu ada peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang
transformatif dapat mencapai tujuan pendidikan karena dia selalu kreatif
dalam menciptakan pemikiran baru dan dapat bekerja sama dengan warga
sekolah untuk mencapai tujuan bersama.
Sekolah sukses dikarakterisasikan oleh beberapa faktor yang
berkaitan erat dengan sasaran-sasaran sekolah dan metode untuk
mencapainya. Sasaran sekolah lebih menitik beratkan pada hasil-hasil
siswa, sedangkan metode lebih menekankan pada pencapaian sasaran
tersebut serta mengacu pada proses-proses sekolah. Suatu proses sekolah
sukses mencakup karakteristik kejelasan visi dan arah strategi, kondisi
yang mendukung belajar-mengajar, untuk pengembangan profesional, dan
keterlibatan stakeholders dalam pengambilan keputusan, serta
dibangunnya kerja sama dan kemitraan yang lebih luas.2
Keberhasilan sekolah dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapai
oleh sekolah tersebut baik prestasi akademik maupun non akademik.
2 Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformatif, (Yogyakarta: LKIS, 2010), hal 10.
3
Keberhasilan suatu sekolah tidak lepas dari kepala sekolah dan guru.
Kepala sekolah berperan penting dalam menentukan sukses atau tidaknya
pendidikan di dalam sekolah yang dipimpinnya, karena setiap kebijakan-
kebijakan yang diputuskan akan berdampak pada pencapaian tujuan
pendidikan.
Di samping kepala sekolah, guru berperan penting dalam
mewujudkan tujuan pendidikan. Sebab, guru merupakan ujung tombak
keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperan
penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan
pencerminan mutu pendidikan.3 Kinerja guru sangat berpengaruh terhadap
prestasi sekolah terutama prestasi akademik.
Tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang berdasarkan standar kinerja
yaitu: merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih siswa. Dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya sebagai pendidik, guru harus memiliki kualitas
unggul dan motivasi yang besar. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan
proses pendidikan atau proses belajar mengajar di sekolah tidak akan
tercapai apabila, guru tidak mempunyai semangat kerja yang tinggi.
Kinerja guru yang meningkat akan berdampak terhadap peningkatan mutu
pendidikan.
3 Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), hal. 19.
4
Adapun alasan peneliti mengambil objek di SMP Negeri 1
Kalasan adalah karena kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalasan yang
sekarang pernah menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 2 Kalasan dan
SMP Negeri 1 Mlati. Selain itu, kepala sekolah dalam memutuskan suatu
kebijakan selalu bermusyawarah, beliau menyatakan bahwa:
“Setiap mengambil kebijakan saya selalu melibatkan guru-guru
dan karyawan/karyawati dan menerima masukan. Selain itu untuk
meningkatkan kedisiplinan warga SMP Negeri 1 Kalasan, saya
memberi contoh dengan cara datang jam 6 dan pulang paling akhir,
dan berpakaian rapi. Prinsip saya adalah ketika kita ingin
mengajarkan orang lain untuk berbuat baik, yang dilakukan adalah
memulai dari diri kita sendiri.”4
Prestasi SMP Negeri 1 Kalasan baik prestasi Akademik maupun
Non-Akademik selalu meningkat dimana saat dipimpin oleh kepala
sekolah yang sekarang , prestasi UN tingkat SMP/MTs pada tahun 2013
peringkat ke 22 tingkat DIY, dan peringkat ke 6 kabupaten Sleman. Pada
tahun 2014, prestasi UN tingkat SMP/MTs menjadi peringkat ke 18
tingkat DIY dan peringkat 5 tingkat kabupaten Sleman.
Adapun prestasi yang berkaitan dengan PAI pada tahun 2014/2015
adalah MTQ putra-putri juara 2 dan 3 tingkat korwil timur kabupaten
Sleman, Adzan, Kutbah Jum’at, dan Kaligrafi putri juara 1 tingkat korwil
timur kabupaten Sleman Timur sampai tingkat Provinsi. Adzan, Kutbah
Jum’at, dan Kaligrafi putri juara 1 tingkat kabupaten, dan Adzan juara 2,
Kutbah Jum’at juara 1, dan Kaligrafi putri juara 3 tingkat provinsi.
4 Hasil wawan cara dengan Ibu Muji Rahayu pada hari kamis, tanggal 12 Maret 2015
pukul: 09.15-09.50.
5
Kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan sudah baik hanya saja
dalam pelaksanaannya masih ada beberapa yang kurang berjalan secara
maksimal. Misalnya terkait dengan pengayaan. Hal ini diungkapkan oleh
Ibu Muji yaitu:” kinerja guru di SMP Negeri 1 Kalasan ini sudah baik,
hanya saja dalam pelaksanaannya ada yang belum maksimal misalnya
pengayaan. Selain itu apabila ada guru yang terpaksa meninggalkan
pembelajaran dengan alasan tertentu, biasanya siswa diberi tugas dan
dikumpulkan pada saat itu juga, sehingga kondisi kelas kurang
terkendali.”5
Dengan alasan yang telah disampaikan di atas maka, peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Kepemimpinan
Transformatif Kepala Sekolah dan Dampaknya Bagi Kinerja Guru PAI di
SMP Negeri 1 Kalasan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah
di SMP Negeri 1 Kalasan?
2. Apa peran pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah
bagi kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan?
5 Hasil wawan cara dengan Ibu Muji Rahayu pada hari kamis, tanggal 12 Maret 2015
pukul: 09.15-09.50.
6
3. Apa hambatan dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala
sekolah di SMP Negeri 1 Kalasan?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
a. Mengetahui pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala
sekolah di SMP Negeri 1 Kalasan.
b. Mengetahui peran pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala
sekolah bagi kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan.
c. Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kepemimpinan
transformatif kepala sekolah di SMP Negei 1 Kalasan.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan teoritik
Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu
pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan
kepala sekolah transformatif.
b. Kegunaan praktik
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi yang positif bagi SMP Negeri 1 Kalasan dalam
upaya meningkatkan kinerja guru.
7
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan kepala sekolah dalam mengambil kebijakan.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah
yang berfungsi untuk membatasi dan membedakan dengan penelitian
sebelumnya serta menghindari terjadinya pengulanggan. Pembahasan yang
pokok dalam penelitian ini adalah mengenai Pelaksanaan Kepemimpinan
Transformatif Kepala Sekolah dan Dampaknya bagi Kinerja Guru PAI di
SMP Negeri 1 Kalasan. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti yang
terkait dengan pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif Kepala Sekolah
dan dampaknya bagi Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan
ditemukan beberapa sekripsi sebagai berikut:
Pertama, Moh Mizan Habibi. Upaya Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Komptensi Guru untuk Menghadapi Penilaian Kinerja
Guru (KPG) di MTs Negeri Banyusoca Playen Gunung Kidul. 2013.
Skipsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Kalijaga. Masalah yang diangkat dalam penelitian
tersebut adalah: upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala madrasah
dalam meningkatkan kompetensi guru untuk menghadapi penilaian kinerja
guru (PKG) dan apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat upaya
kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru untuk penilaian
kinerja guru (PKG). Penelitian tersebut adalah penelitian kualitatif yang
8
berjenis deskriptif analisis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kepala MTs Negeri Banyusoca melakukan langkah tindak lanjut dengan
adanya kebijakan PKG dalam bentuk upaya penigkatan kompetensi guru
diantaranya: mengadakan seminar, mengoptimalkan fasilitas laboratorium,
mushola, dan perpustakaan sebagai media pembelajaran, workshop
pengembangan media pembelajaran, MGMP (musyawarah guru mata
pelajaran), dan pemberian motivasi. Adapun faktor mempengaruhi
diantaranya adalah lingkungan yang baik; respon yang baik dari guru;
sarana dan prasarana; dan anggaran dana.6
Kedua, Emha Dzia’ul Haq. Peran kepala sekolah sebagai
motivator dan supervisor dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Bina
Anak Islam Krapyah Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta . 2013.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah bagaimanakah
peran kepala sekolah sebagi motivator dan supervisor dalam meningkatkan
kinerja guru di SDIT Bina Anak Islam, dan adakah faktor-faktor
pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
guru di SDIT Bina Anak Islam. Hasil penelitian tersebut adalah (1) kepala
sekolah sebagai motivator dan supervisor dalam meningkatkan kinerja
guru. Peran motivator yaitu a. Selalu memberi masukkan dalam kinerja
guru yang kurang baik, b. Menerapkan kondisi situasi dan iklim kerja yang
6 Moh. Mizan Habibi, “Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
untuk Menghadapi penilaian Kinerja Guru (PKG) di MTs Negeri Banyusoca Playen
Gunungkidul”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
9
kondusif, c. mengingatkan bekerja sesuai koridor visi dan misi sekolah, d.
mengedepankan masalah kedisiplinan, e. Musyawarah mufakat dalam
setiap mengambil keputusan, f. Bekerja sebagai keluarga bersama atau
bekerja sabagai tim. Peran supervisi meliputi a. Membantu para guru
dalam metode mengajar, b. Membantu pada guru dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi, c. memberikan pelayanan kepada guru agar
dapat menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin dalam
menjalankan tugas dari sekolah. (2) faktor-faktor pendukung dan
penghambat kepala sekolah sebagai motivator dan supervisor dalam
meningkatkan kinerja guru meliputi: faktor pendukung a, bekerja secara
tim mempermudah kepala sekolah dalam memotivasi dan mensupervisor
guru karena tidak akan canggung-canggung lagi apabila akan menegur
atau memberi arahan, b. Jumlah guru yang masih sedikit akan
mempermudah dalam melaksanakan peran kepala sekolah. Faktor
penghambat meliputi: a.kesibukan masing-masing guru dan kepala
sekolah, b.Pendidikan guru yang berbeda juga mengganggu proses
mensupervisi.7
Ketiga, Septinan Widya Ningrum. Kepala sekolah sebagai
motivator bagi peningkatan kinerja guru di SD N 1 Minomartani. 2014.
Sekripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah bagaimana kinerja
7 Emha Dzia’ul Haq, “Peran kepela sekolah sebagai motivator dan supervisor dalam
meningkatkan kinerja guru di SDIT Bina Anak Islam Krapyah Panggungharjo Sewon Bantul
Yogyakarta”, Sripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2013.
10
guru, bagaimana usaha yang dilakukan kepala sekolah sebagai motivator
bagi peningkatan kinerja guru, apa faktor pendukung dan penghambat
kepala sekolah sebagai motivator bagi peningkatan kinerja guru.
Penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil
penelitiananya adalah sebagai berikut: 1. Kinerja guru sudah mencakup
kemampuan pedagodik, kepribadian, profesional, dan sosial guru. 2.
Usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah dengan mendorong para
guru untuk mengikuti diklat, seminar, KKG. Selain itu, kepala sekolah
memberikan motivasi dengan memberi hadiah, melaksanakan kunjungan
kelas sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh guru dan kepala
sekolah, menyediakan dan menambah alat peraga pendidikan maupun
media pembelajaran yang diperlukan, dan memberikan kesempatan guru
untuk melanjutkan studi, 3. Faktor pendukungnya adalah semangat tinggi
yang dimiliki kepala sekolah, dana cukup, kepribadian guru yang mudah
diajak kerja sama, serta sarana dan prasarana yang memadai. Adapun
faktor penghambat adalah jadwal kunjungan kelas yang meleset karena
kesibukan kepala sekolah, kemampuan para guru untuk menerima
teknologi sudah berkurang karena faktor usia, dan adanya guru yang
kurang merespon.8
Keempat, Ika Khoiriyah Mukin. Peran Kepemimpinan Kepala
Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri
Kupang. 2013. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu
8 Septinan Widya Ningrum, “Kepala sekolah sebagai motivator bagi peningkatan kinerja
guru di SD N 1 Minomartani”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan
Kalijaga, 2014.
11
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut adalah bagaimana peran
kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di Madrasah Aliyah
Negeri Kupang, dan apa hambatan-hambatan kepala madrasah dalam
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri Kupang. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa peran kepala madrasah dalam
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri Kupang adalah
kepala madrasah sebagai pendidik, supervisior, pemimpin, manajer dan
administrator, dan motivator. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
meningkatkan kinerja guru yaitu manajemen sumber daya manusia,
manajemen waktu, kesulitan dalam memehami sifat dan perilaku guru,
serta supervisi pendidikan (bimbingan profesional).9
Dari beberapa skripsi di atas terdapat persamaan yang akan penulis
lakukan yaitu mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru,
adapun perbedaannya penelitian ini akan lebih fokus pada kepemimpinan
transformatif kepala sekolah. Posisi penelitian penulis adalah melengkapi
penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru PAI.
9 Ika Khoiriyah Mukin, “Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kupang”, Skripsi, Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.
12
E. Landasan Teori
1. Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan pada
tingkat mikro yang melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan
pengontrolan.10
b. Kualifikasi Kepala Sekolah
Menurut Permendiknas No. 13 Tahu 2007 tentang standar
kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah harus memilki kualifikasi
umum dan khusus. Adapun kualifikasi umum kepala sekolah
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau
diploma empat (DIV) kependidikan atau
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi;
2) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia
setinggi-tingginya 56 tahun;
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing,
kecuali ditaman kanak-kanak/raudhatul athfal (TK/RA)
10
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal: 31.
13
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun di TK/RA; dan
4) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi
pengawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS
disetarakan dengan kepangkatann yang dikeluarkan
oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.11
Sedangkan kualifikasi yang harus dimiliki oleh kepala
Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;
2) Memiliki sertifikasi pendidik sebagi guru SMP/MTs;
dan
3) Memiliki sertifikasi kepala SMP/MTs yang diterbitkan
oleh lembaga yang diterbitkan pemerintah.12
c. Kompetensi Kepala Sekolah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13
Tahun 2007, kepala sekolah dituntut sekurang-kurangnya memiliki
lima kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan
kompetensi sosial.
11
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal. 92. 12
Ibid., hal. 92.
14
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi kepala
sekolah yang paling mendasar. Kompetensi kepribadian akan
menentukan atau mendukung kompetensi-kompetensi yang
lain. Jika kepala sekolah memiliki kepribadian yang baik, maka
dalam menjalankan kepemimpinan juga akan selalu
mengedepankan norma-norma yang berlaku.13
Indikator kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh
kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi
mulia, dan menjadi teladan bagi komunitas di sekolah/
Madrasah.
b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri.
d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah sebagai
kepala sekolah/madrasah.
f) Memilki bakat dan minat sebagai pemimpin pendidikan.14
2) Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial yaitu kemampuan dan pemahaman
kepala sekolah dalam hal pengelolaan sekolah.15
Selain itu,
13
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal. 40. 14
Ibid., hal. 41.
15
kepala sekolah harus memahami sekolah sebagai sistem,
sehingga semua komponen atau sumber daya yang ada
didalamnya dapat dikelola dengan baik dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Permendiknas No. 13/2007, indikator kompetensi
manajerial kepala sekolah adalah sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kepala sekolah/madrasah untuk
berbagai tingkat perencanaan.
b) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai
dengan kebutuhan.
c) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.
d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/
madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.
e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal.
g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam
rangka pendayaan secara optimal.
15
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal. 42.
16
h) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah/madrasah.
i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta
didik baru, dan penempatan serta pengembangan kapasitas
peserta didik.
j) Mengelola pemgembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan
nasional.
k) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
l) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
m) Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta
didik di sekolah/madrasah.
n) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan.
o) Memanfaatkan kemajuan teknolagi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah.
17
p) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan
prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.16
3) Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi kewirausahaan yaitu kemampuan kepala
sekolah dalam hal menerapkan jiwa-jiwa kewira usahaan untuk
memajukan sekolah yang dipimpinnya.17
Jiwa-jiwa kewirauasahaan yang harus dimiliki kepala
sekolah yaitu: a) Berfikir kreatif; b) berfikir inovatif; c)
berfikir asli/baru/original; d) berfikir divergen; e) berfikir
mengembangkan; f) pionir baru; g) berfikir menciptakan
produk dan layanan baru; h) memiliki sesuatu yang belum
pernah dipikirkan oleh orang lain; i) berfikir sebab-akibat,
berfikir lateral; j) berfikir sistem; k) berfikir sebagai perubah
(agen perubahan); l) berfikir kedepan (berfikir futuristik); m)
berinstuisi tinggi; n) berfikir maksimal; o) terampil mengambil
keputusan; p) berfikir positif; dan q) versalitas berfikir yang
sangat tinggi.18
4) Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi terkait dengan kemampuan kepala
sekolah dalam menilai kinerja guru.19
Kompetensi supervisi
16
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal. 43. 17
Ibid., hal. 47. 18
Ibid., hal 47. 19
Ibid.,hal. 48.
18
sangat strategis dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Upaya meningkatkan kinerja guru dan
tenaga kependidikan diawali dari supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah.20
Hal ini disebabkan karena hasil supervisi
merupakan bahan/masukkan bagi kepala sekolah dalam
melakukan pembinaan selanjutnya.
Kompetensi supervisi mencakup sabagai berikut:
a) Merencanakan program supervisi akademik;
b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan
c) menindaklanjuti hasil supervisi akademik.21
5) Kompetensi Sosial
Kepala sekolah sebagai manusia tentu akan berinteraksi
sosial dengan lingkungannya. Kepala sekolah yang memilki
kompetensi sosial akan mudah melakukan interaksi dengan
siapa saja dan dimana saja.22
Komampuan berinteraksi sosial
kepala sekolah harus menunjang pada upaya memajukan
sekolah yang dipimpinnya.
20
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal 48. 21
Ibid., hal 49. 22
Ibid., hal 51.
19
Kompetensi soasial kepala sekolah mencakup sebagai
berikut:
a) Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan
prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan
memberi manfaat bagi sekolah;
b) Mampu beradaptasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan; dan
c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.23
2. Kepemimpinan Transformatif (Kepemimpinan Transformasional)
a. Pengertian Kepemimpinan Transformatif
Teori tentang kepemimpinan transformatif telah dikemukakan
oleh beberapa ahli antara lain sebagai berikut:
1) Menurut James MacGregor Burn, kepemimpinan transformatif
adalah sebuah proses di mana pemimpin dan bawahannya
berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang
lebih tinggi.24
2) Kepemimpinan transformatif memiliki pengertian
kepemimipinan yang bertujuan untuk perubahan.25
23
Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah..., hal. 121. 24
Muhith, Abd. dan Bahar Agus Setiawan, Transformational Leadership: Ilustrasi di
Bidang organisasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali , 2013), hal. 24. 25
Tikno Lensufiie, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa (Jakarta: Erlangga,
2010.), hal. 81.
20
3) Kepemimpinan transformatif itu merupakan proses dimana
orang terlibat dengan orang lain, dan meningkatkan hubungan
motivasi, dan moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut.26
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepmimpinan transformati adalah proses dimana pemimpin dan
bawahannya berusaha untuk meningkatkan motivasi dan moralitas
yang tinggi.
b. Unsur-Unsur yang terdapat dalam Kepemimpinan Transformatif
1) Unsur Pemimpin
(a) Pemimpin mempunyai karisma di mata pengikut.
(b) Pemimpin mempunyai visi atau idealisme yang sesuai
dengan harapan pengikut.
(c) Pemimpin mampu memberikan pengaruh kepada pengikut.
2) Unsur Pengikut
(a) Pengikut mempunyai inspirasi dari dirinya dan memandang
pemimpin mampu membawanya untuk mewujudkan
inspirasi tersebut.
(b) Pengikut mempunyai motivasi dan pemimpi menangkap
motivasi tersebut untuk diarahkan sehingga menjadi tujuan
bersama.
26
Peter G. Norhhouse, Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam, penerjemah: Ati
Cahayani, (Jakarta: Indeks:2013), hal. 176.
21
3) Unsur Kerja Sama
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pemimpin mampu
merangsang atau memicu kreatifitas intelektual dari para
pengikut.
4) Unsur Keputusan
Dalam kerja sama transformasional, pengikut bebas
mengambil keputusan dan bukan karena ada tekanan.
c. Ciri-Ciri Kepemimpinan Transformatif
Menurut Bass ciri-ciri kepemimpinan Transformatif
(transformasional) ada 4 yaitu: pengaruh ideal, stimulasi
intelektual, kepedulian perorangan, dan motivasi yang
menginspirasi.27
1) Pengaruh yang diidealkan (idealized influence)
Idealized influence adalah sifat-sifat keteladanan (role
model) yang ditunjukkan kepada pengikut dan sifat-sifat yang
dikagumi pengikut dari pemimpinnya.28
Pengikut
menghubungkan dirinya dengan pemimpinnya dan sangat ingin
menirunya. Pemimpin ini biasanya memiliki standar yang
sangat tinggi akan moral dan sangat dihargai oleh pengikutnya
yang biasanya sangat percaya kepada mereka.29
Pada dasarnya
27
Mulyono, Educational Leadership: Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan
Pendidikan, (Malang: UIN Malang, 2009), hal. 31. 28
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta: Erlangga, 2012), hal. 130.
29 Peter G. Norhhouse, Kepemimpinan: Teori..., hal. 181.
22
pengaruh yang ideal pemimpin meberikan keteladanan pada
pengikut melalui perilaku dan ucapan.
Dalam mempraktikan aspek keteladanan ini, pemimpin
melakukan hal-hal sebagai berikut: dia memberikan makna
yang terkandung dalam visi sekolah secara menarik dan
menggugah agar ada dorongan dari dalam diri pengikutnya
untuk bersama-sama mewujudkan visi tersebut, dia
menunjukkan keteladanan dengan berkomunikasi secara efektif
dan mempraktikan perilaku yang mendukung visi, misi, dan
tata nilai sekolah, dia rela berkorban, dan menunjukkan
keberanian untuk mengambil risiko pribadi untuk mencapai
visi tersebut, dia menunjukkan kepada pengikutnya bahwa apa
yang dia lakukan adalah kepetingan bersama, dia
menyampaikan harapan kepada pengikutnya agar termotivasi
untuk berbuat yang lebih baik, dia memperlihatkan rasa
percaya diri dan kenyakinan atas apa yang dikatakan kepada
pengikutnya. Dia menunjukkan bahwa dirinya adalah bagian
dari kelompok, rendah hati, dan menghargai orang lain. Dia
menjujung etika dan moral dalam bekerja dan mempraktikan
tata nilai sekolah dengan tulus.
2) Motivasi yang menginspirasi (inspirational motivation)
Motivasi yang menginspirasi adalah sifat pemimpin yang
memberikan inspirasi dalam bekerja, mengajak pengikut untuk
23
mewujudkan sebuah cita-cita bersama agar hidup dan karya
mereka menjadi bermakna.30
Seorang pemimpin memberikan
kesempatan kepada pengikutnya untuk menemukan kearifan
dan mencari tantangan diri untuk berbuat sesuatu yang lebih
baik. Memotivasi pengikut agar bisa mencapai hasil kerja yang
luar biasa, baik dalam pekerjaan maupun dalam pengembangan
dirinya.31
Pemimpin mengembangkan rasa bangga pada diri
anggota atas pekerjaan dan tujuan organisasi tempat ia
bekerja.32
Sebagai pemimpin, dia menggunakan kata-kata yang
membangkitkan semangat juang pada pengikutnya dan
memberi contoh apa yang diharapkan dalam kerja dan kerja
sama. Selain itu, dia juga membuat pengikutnya merasa bangga
pada tim kerjanya dengan memberikan apresiasi terhadap
konstribusi keberhasilan dirinya dan tim kerjanya.
3) Rangsangan intelektual (intellectual stimulation)
Seorang pemimpin yang transformatif adalah pemimpin
yang mengembangkan kompetensi pengikutnya dengan cara
memberikan tantangan dan pertanyaan agar pengikutnya
berolah pikir mencari cara baru dalam melakukan suatu
pekerjaan.33
Pemimpin merangsang pemikiran kreatif
pengikutnya untuk memunculkan gagasan inovatif dalam diri
30
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan..., hal. 132. 31
Ibid., hal: 132. 32
Ibid., hal. 132. 33
Ibid., hal. 131.
24
mereka. Dia juga memperluas cara pandang pengikutnya
tentang suatu hal dengan mengajak berfikir tantang suatu hal
dengan berbagai alternatif baru.34
Dia menyediakan fasilitas
bagi pengikutnya untuk terus belajar dan menambah wawasan.
Dalam menghadapi kesalahan yang dilakukan pengikutnya, dia
memanfaatkan kesalahan tersebut sebagi media belajar.
Dangan mengevaluasi kesalahan yang dibuat oleh pengikutnya,
pemimpin merangsang pengikutnya untuk memikirkan kembali
gagasan/tindakan yang lebih baik.
4) Kepedulian secara perorangan (individual consideration)
Keperdulian secara perorangan adalah ciri pemimpin yang
memperhatikan kebutuhan pengikutnya dan membuat para
pengikutnya agar maju dan berkembang dalam karier dan
kehidupan mereka. Pemimpin memperlakukan pengikut dengan
penuh rasa hormat, sesuai dengan keunikan masing-masing
anggota. Sebagai pemimpin ia mengkaji dan meneliti
kemampuan dan kekurangan pengikut, serta
mengembangkannya agar pengikut bisa berkonstribusi secara
maksimal pada oraganisasi.35
Selain itu dia juga memberi
apresiasi kepada pengikutnya, karena dengan ia memberikan
apresiasi kepada pengikutnya berarti ia merasa puas karena
34
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan..., hal. 131. 35
Ibid.,hal. 132.
25
pengikutnya telah memenuhi standar kinerja yang telah
disepakati.
Pemimpin transformatif mampu memahami dan
menghargai bawahannya berdasarkan pada kebutuhan bawahannya
dan memperhatikan keinginan berprestasi bawahannya serta
berkembang para bawahannya. Adapun wujud nyata karakter ini
adalah memperhatikan kebutuhan, bertukar pengalaman, selalu
menghadirkan dirinya, memberi penghargaan dan hukuman,
memperhatikan potensi dan kemampuan.
d. Indikator Pemimpin yang Menerapkan Kepemimpinan
Transformatif
Menurut Tichy dan Devanna seorang pemimpin yang sudah
menerapkan kepemimpinan transformatif, yaitu:
1. Pemimpin menempatkan diri sebagai agen of change (agen
perubahan)
2. Mereka berani bertindak untuk melakukan perubahan,
pemimpin berani menghadapi resistensi, menanggung risiko,
dan berani menghadapi kenyataan.
3. Pemimpin percaya kepada pengikut, dengan cara
mengembangkan kepercayaan melalui motivasi, kejujuran dan
pemberdayaan, peduli terhadap aspek-aspek humanistik.
4. Pemimpin transformatif menjujung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan seperti mengembangkan rasa empati, simpati,
26
saling menghargai, memperhatikan harkat dan martabat
sesama, saling memperdulikan, ramah, bertindak secara santun,
perduli terhadap aspek-aspek pribadi dan sosio-emosional.
5. Pemimpin selalu belajar sepanjang hayat.
6. Pemimpin mampu mengatasi permasalahan yang kompleks,
tidak menentu, dan membingungkan.
7. Pemimpin memiliki pandangan jauh kedepan.36
e. Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja
Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja demi tercapainya
tujuan. Peran gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja
pegawai, perlu dipahami bahwa pemimpin bertanggung jawab
mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus
berbuat baik.37
Di samping itu, pemimpin harus menjadi contoh,
sabar, dan penuh perhatian. Dalam meningkat kinerja pemimpin
dapat melakukan pembinaan disiplin, membangkitkan motivasi dan
penghargaan.
36
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah,(Yogyakarta: Kaukaba, 2012), hal.97. 37
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 118.
27
3. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris,
yaitu performance. Kata performance berasal dari kata to perform
yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance berarti
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau penampilan
kerja.38
Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan
dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai
akumulasi dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang
telah dimiliki.39
Menurut Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang diciptakan oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.40
Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau
kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, serta kemapuan untuk mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan.41
Kinerja guru adalah kemampuan yang
ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau
38
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, dan Penilaian
Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar ruzz Media, hal. 11. 39
E. Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 88. 40
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 11. 41
Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya,
(Yogyakarta: Gava Media, 2013), hal. 16.
28
pekerjaannya.42
Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenang, berdasarkan standar kinerja yang telah
ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai
tujuan pendidikan.43
b. Indikator Kinerja Guru
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan
spesifik/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Indiktor kinerja guru adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran
Guru diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada awal tahun/awal semester, sesuai
dengan rencana sekolah. RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.44
Lingkup
rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi
dasar yang terdiri dari satu atau beberapa indikator untuk satu
kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP kurikulum 2006
(KTSP) sekurang-kurangnya terdiri atas: identitas RPP, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
42
Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja..., hal. 16. 43
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 11. 44
Ibid., hal. 15.
29
langkah-langkah pembelajaran, sumber, bahan dan alat belajar,
serta penilaian hasil belajar.
2) Melaksanakan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan ketika guru dan
peserta didik melakukan interaksi edukatif, dan merupakan
kegiatan tatap muka yang sebenarnya. Guru melakukan tatap
muka/pembelajaran dengan tiga tahapan yaitu:
a) Kegiatan awal tatap muka/pembelajaran
Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup
kegiatan pengecekan dan atau penyiapan fisik kelas,
bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat
administrasi.45
b) Kegiatan tatap muka
Dalam kegiatan tatap muka terjadi interaksi edukatif
antara peserta didik dengan guru dapat dilakukan
dengan cara face to face atau menggunkan media lain
seperti video, modul mandiri, kegiatan
observasi/eksplorasi.46
c) Membuat resume proses tatap muka
Resume adalah catatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan tatap muka yang telah dilaksanakan.
45
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 16. 46
Ibid., hal. 17.
30
Catatan tersebut dapat berupa refleksi, rangkungman,
dan rencana tindak lanjut.
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti dari
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya
kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan
sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi
pembelajaran.47
3) Menilai hasil pembelajaran
Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan dalam rangka memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik
maupun dalam mengambil keputusan yang lainnya. Pendekatan
yang digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik, yaitu
melelui penilaian acuan normatif (PAN) dan penilaian acuan
patokan (PAP). PAN ialah cara penilaian yang tidak selalu
tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian yang
dimaksudkan untuk mengetahuai kedudukan hasil belajar yang
dicapai berdasarkan norma kelas, sehingga peserta didik yang
memiliki skor tertinggi dikelasnya adalah peserta didik yang
memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya. Sedangkan PAP
47
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 17.
31
ialah cara penilaian, di mana nilai yang diperolah peserta didik
tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam
soal-soal tes yang dikuasai oleh peserta didik. Nilai tertinggi
adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal yang dijawab
benar oleh peserta didik.48
Dalam pelaksanaan penilaian dapat
dilaksanakan dengan menggunakan tes dan non-tes. Penilaian
non-tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran
sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek
fisik, atau produk jasa.49
Adapun penilaian dalam tes dapat
dilakukan secara tertulis atau lisan dalam bentuk ujian akhir
semester, tengah semester, atau ulangan harian, yang
dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal yang telah
ditentukan.50
4) Membimbing dan melatih peserta didik
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi
tiga, yaitu melatih dan membimbing peserta didik dalam
pembelajaran, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.
a) Membimbing dan melatih pada kegiatan pembelajaran
Kegiatan bimbingan dan latihan ini dilakukan secara
menyatu dengan proses pembelajaran.
b) Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler.
48
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 19. 49
Ibid., hal. 19. 50
Ibid., hal. 19.
32
Kegiatan bimbingan dan latihan terdiri dari remidial
dan pengayaan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
guru.
c) Bimbingan dan latihan pada kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan
pilihan dan bersifat wajib bagi peserta didik, diantaranya
pramuka, olahraga, kesenian, PMR, dan UKS. Bimbingan
dan laihan ekstrakurikuler ini termasuk dalam tatap muka.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan serta
sebagai orang yang berperan penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan. kinerja guru tidak terwujud begitu saja, akan tetapi
dipengaruh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
kinerja guru adalah faktor yang datang dari dalam diri guru yang
dapat mempengaruhi kinerjanya, antara lain: kemampuan,
ketrampilan, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru,
pengalaman lapangan, dan latar belakang keluarga. Pada dasarnya
faktor internal dapat direkayasa melalui pre-service training dan
in-service training. Pada pre-service training, cara yang dilakukan
ialah dengan menyeleksi calon guru secara ketat, penyelenggaraan
proses pendidikan guru yang berkualitas, dan penyaluran lulusan
yang sesuai dengan bidangnya.51
Sedangkan pada in-service
51
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 43.
33
training, cara yang bisa dilakukan ialah dengan menyelenggarakan
diklat yang berkulaitas secara berkelanjutan.52
Faktor eksternal guru adalah adalah faktor yang datangnya dari
luar guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya contohnya ialah
gaji, sarana dan prasarana, lingkungan kerja fisik, dan
kepemimpinan. 53
a) Gaji
Faktor utama yang mempengaruhi kinerja guru ialah gaji.
Gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi atas prestasi
kerja yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja.54
Setiap orang yang memperoleh gaji tinggi, hidupnya akan
sejahtera, orang akan menjadi penuh antusias dalam bekerja
bila pekerjaannya mampu menyejahterakan hidupnya. Namun
sebaliknya, orang yang tidak sejahtera atau serba kekurangan
akan bekerja tanpa gairah.
b) Sarana dan prasarana
Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah.55
Prasarana pendidikan adalah semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
52
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal 43. 53
Ibid., hal 43. 54
Ibid., hal. 45. 55
Ibid., 49.
34
menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah.56
Sarana dan
prasarana sekolah sangat menunjang pekerjaan guru, karena
guru yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
memadai akan menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada
guru yang tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
tidak memadai.
c) Lingkungan kerja fisik
Menurut Netisemito dan France Chandra, lingkungan kerja
fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan,57
seperti kebersihan, pencahayaan,
pewarnaan, dan udara. Lingkungan kerja merupakan faktor
situasional yang berpengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap kinerja pengawai.
d) Kepemimpinan
Kepemimpinan memainkan peran yang sangat penting
dalam menentukan kinerja pegawai. Hal ini disebabkan karena,
baik buruknya pegawai selalu dikaitkan dengan
kepemimipinan. Rekso Hadiprodjo dan Handoko menyatakan
bahwa dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi
moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas hidup kerja, dan
56
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal 49-50. 57
Ibid., hal. 54.
35
terutama tingkat prestasi suatu organisasi.58
Mengusahakan
pemimpin yang baik adalah keharusan dalam rangka
meningkatkan kinerja guru.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang
terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis
maupun teoritis.59
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fild reseach), karena
peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data
yang digunakan dalam menyusun penelitian. Selain itu, penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian sedang dilakukan.60
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi, dimana
pendekatan sosiologi adalah suatu pendekatan yang menggunakan
studi sistematik tentang interaksi sosial manusia.61
Penulis
menggunakan pendekatan ini untuk mengetahui bagaimana interaksi
kepala sekolah dan guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan.
58
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan..., hal. 75. 59
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya,
(Jakarta: Grasindo, 2010), hal. 5. 60
Suharsmi Arikuto, Manajemen penelitian, (Jakarta,: Rineka Cipta, 1998), hal. 309. 61
Damsar, Pengantat Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 2.
36
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang
memliliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti.62
Adapun
teknik pengambilan subjek penelitian ini dengan purposive dan
snowball sampling. Penentuan subjek pada proposal masih bersifat
sementara, dan akan berkembang ketika penulis terjun ke lapangan.
Pada tahap awal memsuki lapangan penulis mengambil subjek kepala
sekolah dan guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan. Hal ini dilakukan
karena kepala sekolah memiliki otoritas pada situasi sosial atau objek
yang mau diteliti, sehingga mampu “membuka pintu” kemana saja
peneliti akan melakukan pengumpulan data.63
Menurut Spradley
mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat
disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam
muara dari banyak domain lainnya.64
Sehingga yang dijadikan subjek
dan berapa jumlahnya dapat diketauhi setelah penelitian selesai.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan
data.65
Adapun teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan
data antara lain:
62
Saifuddin Azwar, Metode penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 34-35. 63
Sugiono, Metode penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 400. 64
Ibid., hal. 400. 65
Ibid., hal. 308.
37
a. Observasi
Istilah observasi mengacu pada prosedur objektif yang
digunakan untuk mencatat subjek yang sedang diteliti.66
Observasi
ini dilalukan dengan cara non partisipan (non partiacipatory) yaitu
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan dan hanya berperan
mengamati kegiatan atau tidak ikut dalam kegiatan.67
Metode ini
digunakan untuk mengetahui kondisi dan proses interaksi sosial
antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan, khususnya
interaksi antara kepala sekolah dengan guru PAI di SMP Negeri 1
Kalasan.
b. Interview/ Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehigga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.68
Wawancara
(interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak
dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner.69
Penulis
memilih menggunakan wawancara mendalam (indepth interview)
yaitu penulis mengajukan pertanyaan yang terbuka sehingga
memungkinkan informan memberikan jawaban yang luas.
66
Durri Andriani, dkk, Metode Penelitian, (Banten: Universitas Terbuka, 2014), hal. 5.3. 67
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) hal. 220. 68
Sugiono, Metode penelitian ..., hal. 317. 69
J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya,
(Jakarta: Grasindo, 2010), hal. 116.
38
Penulis menggunakan pedoman wawancara semi struktur.
Mula-mula peneliti menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk mengorek
keterangan lebih lanjut. Dengan demikian, jawaban yang diperoleh
bisa meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.70
Metode wawancara ini digunakan untuk mengungkap
pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah dan
dampaknya bagi kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan menggunakan penyelidikan terhadap dokumen berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.71
Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
memperoleh dokumen berbentuk tulisan dan gambar yang
berkaitan dengan profil sekolah dan pelaksanaan kepemimpinan
transformatif kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kalasan.
5. Analisa Data Penelitian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan-catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
70
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 270. 71
Sugiono, Metode penelitian ..., hal. 301.
39
menyusun kedalam pola, memilih yang penting dan akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.72
Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis
data dengan cara sebagai berikut:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama
penulis ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
komplek dan rumit. Oleh sebab itu, data tersebut perlu dianalisis
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.73
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah
mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar katogori,
flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.74
c. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verifikation)
Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat
penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
72
Sugiono, Metode penelitian ..., hal. 335. 73
Ibid., hal. 338. 74
Ibid., hal. 341.
40
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.75
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, mungkin
juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penulis berada di lapangan.
6. Uji Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data penulis menggunakan
trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding data itu.76
Dalam pengecekan
data penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber yaitu,
suatu teknik pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan
memeriksa data yang didapat melaui beberapa sumber.77
Hal ini ini
dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara.
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang.
75
Sugiono, Metode penelitian ..., hal. 345. 76
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal.330. 77
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 269.
41
c. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang
berkaitan.78
G. Sistematika Pembahasan
Guna mendapat gambaran yang jelas dan menyeluruh serta
memudahkan pembahasan persoalan di dalam penelitian ini, maka susunan
dan sistematika pembahasannya akan diuraikan pada masing-masing bab.
Skripsi ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan
bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari halaman judul, surat pernyataan
keaslian,surat pernyataan berjilbab, halaman persetujuan skripsi, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
Bagian tengah merupakan bagian utama skripsi yang berupa uraian
penelitian yang terdiri dari empat bab yaitu bab I, bab II, bab III, dan bab
IV.
Bab I merupakan pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian, kajian
pustaka, landasan teori, metode penelian, dan sistematika pembahasan.
Bab II merupakan uraian tentang gambaran umum sekolah, bab ini
berisi tentang letak geografis, sejarah berdiri dan perkembangan, visi dan
78
S. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsiti, 1996), hal. 331.
42
misi, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa, sarana dan
prasarana, kurikulum, dan lingungan.
Bab III merupakan pembahasan mengenai hasil penelitian tentang
pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah dan dampaknya
bagi kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan, yang terdiri atas laporan
hasil penelitian berisi data mengenai pelaksanaan kepemimpinan
transformasional, dampaknya bagi kinerja guru PAI, dan faktor
penghambat pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah di
SMP Negeri 1 Kalasan.
Dan yang terakhir adalah Bab IV, bab ini merupakan bab penutup,
yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan kata penutup dari penulis.
Pada bagian akhir skripsi ini, berisi daftar pustaka dan lampiran-
lampiran yang berkaitan dengan penelitian.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti menguraikan beberapa hasil diatas baik berupa teori,
maupun penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kepemimpinan transformatif kepala sekolah di SMP Negeri 1
Kalasan tergolong baik. Hal ini dibuktikan bahwa kepala sekolah telah a)
memberikan pengaruh yang diidealkan bagi siswa dalam persiapan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta
refleksi pembelajaran; b) kepala sekolah memotivasi siswa dalam persiapan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
refleksi pembelajaran; c) kepala sekolah merangsang intelektual siswa
melai dari persiapan pembelajaran dalam bentuk metode dan strategi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
refleksi pembelajaran; dan d) kepala sekolah peduli kepada siswa dalam
persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
dan refleksi pembelajaran.
2. Pelaksanaan kepemimpinan transformasional memberikan peran yang
positif terhadap kinerja guru PAI di SMP Negeri 1 Kalasan. Hal ini dapat
dilihat dari guru PAI telah merencanakan pembelajaran dengan baik, yaitu
dengan membuat RPP tepat waktu dan komponen RPPnya lengkap,
melaksanakan pembelajaran dengan baik, menilai pembelajaran dan
101
membimbing dan melatih siswa baik pada kegiatan intrakurikuler maupun
ektrakurikuler.
3. Hambatan-hambatan yang dialami kepala sekolah dalam pelaksanaan
kepemimpinan transformatif ada dua faktor yaitu: faktor internal dan faktor
internal. Hal tersebut tidak terlalu serius karena kepala sekolah yakin setiap
kebijakan pasti ada yang pro dan kontra meskipun kebijakan tersebut
diambil dari musyawarah.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas dan kesimpulan diatas, dapat
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk kepala sekolah, kepemimpinan transformatif yang telah
dilaksanakan selama ini terbukti memberikan peran positif terhadap
kinerja para guru dan karyawan. Sehingga akan lebih baik jika kepala
sekolah tetap mempertahankan gaya kepemimpinan ini dan berusaha
memaksimalkan segala sumber yang ada demi kemajuan SMP Negeri 1
Kalasan. Lebih baik lagi bila kepala sekolah mengubah tradisi yang mana
biasanya antara guru senior dan guru junior sam-sama sungkan bila ingin
bertanya atau membenarkan. Masih adanya guru yang acuh terhadap visi,
misi, dan tujuan sekolah bisa jadi disebabkan karena kurang jelasnya
intruksi dari kepala sekolah, untuk itu guru yang masih acuh terhadap visi,
misi, dan tujuan sekolah perlu didekati dan dijelaskan lagi agar paham dan
tak acuh lagi.
102
2. Untuk para guru dan karyawan, sekiranya dapat menjaga ritme yang ada
dan tetap menjaga komunikasi, baik dengan kepala sekolah maupun antar
guru dan karyawan. Sehingga usaha ini dapat memperkecil terjadinya
konflik internal yang dapat menghambat kerja tim yang sedang
berlangsung.
3. Bagi kalangan akademika, dalam memimpin kita dapat menerapkan gaya
kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 1 Kalasan, karena kepala
sekolah dalam mengubah kultur budaya di SMP Negeri 1 Kalasan adalah
dengan memulai dari diri sendiri.
C. Kata Penutup
Rasa syukur yang mendalam, saya haturkan sepenuhnya kepada Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti sudah berusaha dengan semaksimal
mungkin dan melalukan dengan segala kemampuan ikhtiar dan berdo’a untuk
menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberi
manfaat khususnya bagi peneliti, bagi SMP Negeri 1 Kalasan, dan bagi
kalangan akademis khususnya dunia pendidikan. tidak lupa peneliti
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya skripsi ini. Semoga amal baik mereka mendapat ganjaran
yang setimpal dari Allah SWT. dengan balasan rahmat yang melimpah. Aamiin
ya robbal ‘alamiin. Skripsi ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
peneliti membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abd., Muhith, dan Bahar Agus Setiawan, Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang organisasi Pendidikan ,(Jakarta: Rajawali , 2013)
Ancok, Djamaludin, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, Jakarta: Erlangga,
2012.
Andriani, Durri dkk., Metode Penelitian, Banten: Universitas Terbuka, 2014.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Azwar, Saifuddin. Metode penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, dan
Penilaian Kinerja Guru Profesional, Yogyakarta: Ar ruzz Media, 2012.
Damsar, Pengantat Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011.
Daryanto dan Tutik Rahmawati, Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka
Kreditnya, Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Habibi, Moh. Mizan “Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi
Guru untuk Menghadapi penilaian Kinerja Guru (PKG) di MTs Negeri
Banyusoca Playen Gunungkidul”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Haq, Emha Dzia’ul, “Peran kepela sekolah sebagai motivator dan super visor
dalam meningkatkan kinerja guru di SDIT Bina Anak Islam Krapyah
Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta”, Sripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Yogyakarta: Kaukaba,
2012.
104
Lensufiie, Tikno, Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa, Jakarta:
Erlangga, 2010.
Moleong, Lexy J., Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Mukin, Ika Khoiriyah, “Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri Kupang”, Skripsi,
Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2013.
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
__________, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
__________, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya 2013.
Mulyono, Educational Leadership: Mewujudkan Efektivitas Kepemimpinan
Pendidikan, Malang: UIN Malang, 2009.
Nasution, S, Metode Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsiti, 1996.
Ningrum, Septinan Widya, “Kepala sekolah sebagai motivator bagi peningkatan
kinerja guru di SD N 1 Minomartani”, Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Norhhouse, Peter G., Kepemimpinan: Teori dan Praktik edisi keenam,
penerjemah: Ati Cahayani, Jakarta: Indeks:2013.
Prastowo, Andi, Metode Penelitian Kualitatf dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media: 2011.
Raihani, Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta: LKIS, 2010.
105
Raco, J. R., Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
Keunggulannya, Jakarta: Grasindo, 2010.
Suhardiman, Budi Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Sugiono, Metode penelitian Pendidikan: pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Terjemahan Sunan Abi Dawud, Judul Asli: Muktashar Sunan Abi Dawud,
Penerjemah: H. Bey Arifin dan A. Syinqithu Djamaluddin, Semarang:
CV. Asy Syifa, 1992.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF
KEPALA SEKOLAH DAN DAMPAKNYA
BAGI KINERJA GURU PAI DI SMP NEGERI 1 KALASAN
A. PEDOMAN OBSERVASI
1. Kondisi fisik SMP Negeri 1 Kalasan
2. Kondisi lingkungan SMP Negeri 1 Kalasan
3. Kondisi siswa, guru dan tenaga karyawan di SMP Negeri 1
Kalasan
4. Sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Kalasan
B. PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Letak geografis SMP Negeri 1 Kalasan
2. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Kalasan
3. Struktur organisasi SMP Negeri 1 Kalasan
4. Visi, misi, dan tujuan SMP Negeri 1 Kalasan
C. PEDOMAN WAWANCARA
1. Instrument wawancara
No variabel Komponen yang diukur
1 Kepemimpinan
transformatif
1. Usaha kepala sekolah dalam
mengembangkan komitmen pendidik
dan tenaga kependidikan dengan nilai
lembaga pendidikan.
2. Usaha kepala sekolah dalam
mengembangkan komitmen pendidik
dan tenaga kependidikan dengan visi
lembaga pendidikan.
3. Kepala sekolah sebagai teladan.
4. Kepala sekolah sebagai motivator
5. Kepala sekolah sebagai stimulator
intelektual dalam kreatifitas dan
inovator.
6. Pemahaman kepala sekolah terhadap
perbedaan guru dan karyawan.
7. Peran kepala sekolah dalam
memberdayakan guru dan karyawan.
8. Hambatan kepala sekolah dalam
melaksanakan kepemimpinan
transformatif.
2 Kinerja guru
PAI
1. Peran kepala sekolah berkenaan dengan
kinerja guru PAI.
2. Peran kepala sekolah sebagai teladan,
motivator, dan stimulator intelektual
guru PAI.
3. Peran kepala sekolah dalam
mengembangkan kinerja guru PAI.
2. Pedoman wawancara dengan kepala sekolah
a. Sejak kapan anda menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 1
kalasan?
b. Bagaimana proses pengangkatan anda sebagai kepala sekolah?
c. Apakah anda mengikuti training khusus setelah terpilih
menjadi kepala sekolah?
d. Tindakan apa yang anda lakukan setelah pertama kali terpilih
menjadi kepala sekolah?
e. Bagaimana cara anda mengelola tata ruang di lingkungan
sekolah?
f. Apa yang anda lakukan untuk mengembangkan rasa
persahabatan dan rasa kebersamaan antar guru maupun
karyawan, khususnya guru PAI?
g. Bagaimana anda dalam mengatasi berbagai perbedaan diantara
guru dan karyawan?
h. Apakah anda terbuka terhadap sumbangan ide dari guru dan
karyawan dalam penyusunan program pengembangan sekolah?
i. Bagaimana anda menilai kinerja guru dan karyawan khususnya
guru PAI?
j. Bagaimana anda memberikan penghargaan kepada guru dan
karyawan yang telah melakukan tugasnya dengan baik?
k. Bagaimana anda menyikapi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan guru dan karyawan?
l. Bagaimana anda memberikan kepercayaan terhadap
kemampuan setiap guru dan karyawan?
m. Bagaimana anda menghindari tindakan yang dapat mencampuri
urusan pribadi guru dan karyawan?
n. Bagaimana cara anda mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan mengajar para guru?
o. Kegiatan apa saja yang anda lakukan untuk meningkatkan
kinerja guru dan karyawan?
p. Bagaimana anda mendorong guru dan karyawan untuk berani
mewujudkan tujuan bersama dalam pengembnagan program?
q. Usaha apa saja yang anda lakukan untuk melengkapi sarana,
prasarana, dan sumber belajar?
r. Apa saja perbaikan fisik yang telah anda lakukan?
s. Apa saja pengembangan bidan pengajaran yang telah anda
lakukan?
t. Bagaimana cara anda meningkatkan mutu bahan pengajaran?
u. Usaha apa yang anda lakukan untuk menolong siswa yang
kurang dalam belajar?
v. Apa hambatan anda dalam melaksanakan kepemimpinan
transformatif?
w. Apa program yang direncanakan sekolah dan masyarakat
sekitar?
x. Apakah setiap tujuan yang disepakati bersama-sama selalu
sesuai target?
3. Pedoman wawancara dengan guru dan karyawan
a. Apakah kepala sekolah anda menjelaskan tugas-tugas
kelompok?
b. Apakah kepala sekolah anda menunjukkan hal-hal yang dapat
menarik minat guru dan karyawan?
c. Apakah kepala sekolah anda dalam merumuskan tujuan selalu
mengajak guru dan karyawan?
d. Apakah kepala sekolah anda memberi tahu apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya?
e. Apakah kepala sekolah anda berjiwa sahabat?
f. Apakah kepala sekolah anda mendampingi guru dan karyawan
untuk menyusun tugas masing-masing?
g. Apakah kepala sekolah anda menetapkan hubungan yang jelas
tentang garis-garis komando?
h. Apakah kepala sekolah anda memberikan kesempatan kepada
guru dan karyawan untuk menyampaikan perhatian dan
perasaannya?
i. Apakah kepala sekolah memperhatikan konflik antar guru dan
karyawan?
j. Apakah kepala sekolah anda lebih memperhatikan kerja
kelompok daripada individu? Atau sebaliknya?
k. Apakah kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru
dan karyawan yang kinerjanya baik?
l. Apakah kepala sekolah memberikan kesempatan untuk
membicarakan masalah-masalah kepemimpinan?
m. Apa dampak kepemimpinan kepala sekolah anda terhadap
kinerja anda?
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN I
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 5 Mei 2015
Jam :12.15-12.55
Lokasi : Depan kelas 9 A SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Ibu Muji Rahayu
Deskrepsi data:
Informan merupakan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kalasan. Beliau
mengampu pelajaran matematika kelas VII E dan VII F. Wawancara ini
dilaksanakan di depan kelas 9A. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
adalah terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif, hambatan-
hambatan, dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif masih ditemukan beberapa
hambatan-hambatan baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal.
Interpretasi:
Pelaksanaan kepemimpinan transformatif membutuhkan keberanian
karena dalam perubahan selalu ada pro dan kontra.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN II
Metode Pengumpulan Data: Observasi
Hari/ Tanggal : 06 Mei 2015
Jam : 12.15-12.55
Lokasi : Sekitar SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Letak Geografi SMP Negeri 1 Kalasan
Deskrepsi data:
Data observasi adalah letak dan geografis SMP Negeri 1 Kalasan.
Observasi ini tentang letak; visi dan misi; sejarah berdirinya; stuktur
organisasi; keadaan guru, karyawan dan siswa; sarana dan prasarana;
kurikulum; lingkungan; dan batas-batas SMP Negeri 1 Kalasan.
Dari hasil observasi peneliti memperoleh hasil bahwa letak SMP Negeri 1
Kalasan berada di jalan Jogja-Solo Km. 14 Glondong, Tirtomartani,
Kecamatan Kalasan. Letak SMP Negeri 1 Kalasan ini sebelah timur berbatasan
dengan jalan Jogja-Solo arah utara dan selatan, sebelah selatan berbatasan
lapangan sepak bola dan rumah warga, sebelah barat berbatasan dengan
Koramil Kalasan, dan sebelah utara berbatasan dengan Rumah Sakit
Bhayangkara. Visi dan misi; sejarah berdidrinya; struktur organisasi; keadaan
guru, karyawan dan sisw; sarana dan prasarana; kurikulum; dan lingkungan
akan penulis paparkan pada gambaran umum SMP Negeri 1 Kalasan Sleman.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN III
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 11 Mei 2015
Jam :10.00-1o.30
Lokasi : Ruang Waka. Kurikulum SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Pak Mudrik Asrori, S. Ag.
Deskrepsi data:
Informan merupakan Waka. Kurikulum PAI di SMP Negeri 1 Kalasan.
Beliau mengampu pelajaran PAI kelas VIIA, VIIB, dan kelas IXA-F.
Wawancara ini dilaksanakan di ruang Waka. Kurikulum. Pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan
kepemimpinan transformatif dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif masih menjadikan guru dan
karyawan menjadi lebih bersemangat dalam bekerja.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak yang
positif bagi guru dan karyawan khususnya kedisiplinan.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN IV
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 11 Mei 2015
Jam :10.30-11.00
Lokasi : Ruang Waka. Kurikulum SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Ibu A. Niken H., M. Pd
Deskrepsi data:
Informan merupakan Koord. Mapel Bahasa Inggris di SMP Negeri 1
Kalasan. Beliau mengampu pelajaran Bahasa Inggris kelas VIIA-VIID.
Wawancara ini dilaksanakan di ruang Waka. Kurikulum. Pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan
kepemimpinan transformatif dan damppaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif masih ditemukan beberapa hal yang
perlu dibenahi meskipun sudah bagus.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif harus lebih menekankan
sifat humanistik agar antara pemimpin dan yang dipimpin lebih baik dalam proses
interaksi dan mencapai tujuan bersama .
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN V
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 12 Mei 2015
Jam : 09.00-09.30
Lokasi : Ruang Komputer
Sumber Data : Pak Muhammad Wahid, S. Ag.
Deskrepsi data:
Informan merupakan Waka. Kurikulum di SMP Negeri 1 Kalasan. Beliau
mengampu pelajaran PAI kelas VIIC-VIIF, dan kelas VIIIA-VIIIE.
Wawancara ini dilaksanakan di ruang komputer. Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif
dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak positif bagi guru
dan karyawan khususnya komitmen terhadap tugas.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif telah membawa dampak
positif bagi guru dan karyawan.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN VI
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 11 Mei 2015
Jam :09.00-09.30
Lokasi : Ruang Waka. Kurikulum SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Pak Prapto Nugroho, M. Pd.
Deskrepsi data:
Informan merupakan Waka. Kesiswaan di SMP Negeri 1 Kalasan. Beliau
mengampu pelajaran IPA kelas VIIIA, kelas IXA dan kelas IXB. Wawancara
ini dilaksanakan di ruang Waka. Kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif
dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa kultur SMP Negeri 1
Kalasan menjadi baik, khususnya dalam ketertiban.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif berdampak positif
khususnya terkait ketertiban.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN VII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 12 Mei 2015
Jam :08.30-09.00
Lokasi : Ruang Waka. Kurikulum SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Ibu Dra. Sri Kismiyati.
Deskrepsi data:
Informan merupakan Waka. Humas dan Sarpras di SMP Negeri 1
Kalasan. Beliau mengampu pelajaran IPA kelas VIIIB-VIIIF. Wawancara ini
dilaksanakan di ruang Waka. Kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif
dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak yang positif
karena kepala sekolah juga memberi teladan.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif keteladanan di butuhkan
untuk merubah kultur di SMP Negeri 1 Kalasan.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN VIII
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 12 Mei 2015
Jam :09.20-09.50
Lokasi : Ruang perpustakaan SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Mbak Indri Atiningsih.
Deskrepsi data:
Informan merupakan tenaga perpustakaan di SMP Negeri 1 Kalasan.
Wawancara ini dilaksanakan di ruang perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan adalah terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan
transformatif dan dampaknya bagi guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak yang positif
karena guru atau karyawan dapat menyampaikan aspirasinya.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak positif
karena pemimpin tidak otoriter.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN IX
Metode Pengumpulan Data: Obervasi
Hari/ Tanggal : 13 Mei 2015
Jam :08.45-10.15
Lokasi : Ruang Kelas 8C
Sumber Data : Pak Muhammad Wahid S. Ag.
Deskrepsi data:
Observasi pe,belajaran PAI di kelas 8C, pada jam ke 4 dan ke 5 dengan
materi tentang binatang yang halal dan binatang yang haram.
Dari observasi didapat hasil bahwa guru PAI telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain itu RPP yang telah dipersiapkan telah
sesuai dengan komponen RPP KTSP.
Interpretasi:
Guru PAI telah membuat RPP dan komponen RPP telah sesuai dengan
komponan RPP KTSP, dan melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN X
Metode Pengumpulan Data: Wawancara
Hari/ Tanggal : 13 Mei 2015
Jam :10.00-10.25
Lokasi : Ruang TU SMP Negeri 1 Kalasan
Sumber Data : Pak Sunaryo, S. Sos.
Deskrepsi data:
Informan merupakan kepala TU di SMP Negeri 1 Kalasan. Wawancara
ini dilaksanakan di ruang TU. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan adalah
terkait tentang pelaksanaan kepemimpinan transformatif dan dampaknya bagi
guru dan karyawan.
Dari hasil wawancara tersebut tersebut terungkap bahwa dalam
pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak yang positif bagi
karyawan khususnya kedisiplinan dan komitmen.
Interpretasi:
Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformatif membawa dampak yang
positif yaitu guru dan karyawan menjadi disiplin dan komitmen terhadap tugas
masing-masing.
CATATAN LAPANGAN PENELITIAN XI
Metode Pengumpulan Data: Obervasi
Hari/ Tanggal : 22 Mei 2015
Jam :08.10- 09.30
Lokasi : Ruang Kelas 7B
Sumber Data : Pak Mudrik, S. Ag.
Deskrepsi data:
Observasi pe,belajaran PAI di kelas 7B, pada jam ke 3 dan ke 4 dengan
materi tentang menjelaskan misi kerasulan Nabi Muhammad saw. untuk
menyempurnakan akhlaq mulia.
Dari observasi didapat hasil bahwa guru PAI telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP. Selain itu RPP yang telah dipersiapkan telah
sesuai dengan komponen RPP KTSP.
Interpretasi:
Guru PAI telah membuat RPP dan komponen RPP telah sesuai dengan
komponan RPP KTSP, dan melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Kalasan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas /Semester : VIII/2
Standar Kompetensi : 14. Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber
bahan makanan
Kompetensi Dasar : 14.1. Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram
dimakan
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit ( 1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian, jenis-jenis, binatang halal dan haram melalui dalil naqlinya.
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Materi Pembelajaran
Pengertian binatang yang halal dan yang haram.
Jenis-jenis hewan yang halal dimakan.
Dalil naqli tentang hewan yang halal dimakan.
Jenis-jenis hewan yang haram dimakan.
Dalil naqli tentang hewan yang haram dimakan.
Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Siswa berdo’a bersama-sama.
Siswa menjawab salam.
Guru mengabsensi kehadiran siswa.
Apersepsi .
Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya memakan makanan halal.
Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (small group).
No. Dokumen : FM-SMPN 1 Kls02/02-02
No. Revisi : 0
Tanggal Berlaku : 26 Januari 2015
Kegiatan Inti
1). Eksplorasi
Guru menjelaskan pengertian, jenis-jenis, binatang halal.
2). Elaborasi
Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang binatang halal.
Tiap kelompok diberi tugas.
Tiap kelompok berdiskusi tentang tugas yang diberikan oleh guru, kemudian hasil diskusinya dituangkan dalam bentuk mind map.
Setelah selesai, tiap kelompok di minta untuk maju kedepan kelas dan menyampaikan hasil diskusi.
Kelompok yang lain boleh bertanya.
Guru memberi aplos setelah tiap kelompok maju menyampaikan hasil diskusinya.
3) Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan )
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam KD ini.
Guru melakukan evaluasi dengan memberi 10 soal pilihan ganda terkait materi tadi.
Guru memberi tahu gambaran umum materi minggu depan.
Guru mengucapkan terima kasih dan memberi salam.
Siswa menjawab salam.
Sumber Belajar
Buku Ayo Belajar Agama Islam Erlangga Tim Abdi Guru Kelas VIII
LKS PAI SMP/MTS
Mushaf Al-Quran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik
Penilaian Bentuk
Instrumen Instrumen / Soal
Menjelaskan pengertian makanan halal dan haram.
Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dimakan.
Menjelaskan jenis-jenis hewan yang haram dimakan.
Menunjukkan dalil naqli
dan aqli yang terkait dengan hewan yang halal dan haram dimakan.
Tes tertulis
Tes uraian
Jelasakan pengertian binatang halal!
Tulislah dalil naqli tentang binatang halal!
Jelasakan pengertian binatang halal!
Tulislah dalil naqli tentang binatang halal!
Buatlah klasifikasi binatang yang halal dan yang haram!
Kalasan, 26 Januari 2015
Mengetahui Guru Mapel PAI
Kepala Sekolah
Muji Rahayu,M.Pd Muhammad Wahid,S.Ag
NIP 19571205 195710 2 001 NIP 19740715 201406 1 004
Saran Kepala Sekolah :
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
Evaluasi Materi Jenis-jenis Hewan Halal dan Haram
Berilah tandan silang ( X ) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang yang paling benar ! 1. Alloh swt menciptakan berbagai jenis binatang adalah untuk ....
a. manusia c. menjadi ancaman manusia
b. pelengkap dunia d. memakan tumbuhan
2. Binatang berikut ini yang diharamkan karena dilarang untuk membunuhnya adalah ....
a. ular c. tikus
b. lebah d. kalajengking
3. Berikut ini yang tidak termasuk binatang darat yang dihalalkan adalah ....
a. celeng c. kerbau
b. sapi d. ayam
4. Binatang yang menjijikkan itu hukumnya haram. Hal ini dijelaskan dalam al-qur’an al a’raf
ayat ....
a. 153 c. 157
b. 155 d. 159
5. Binatang berikut ini yang termasuk haram adalah ....
a. biawak c. kelinci
b. burung dara d. keledai jinak
6. Binatang yang hidup di air laut hukumnya halal untuk dimakan. Hal ini dijelaskan dalam a-
qur’an surat al-maidah ayat ....
a. 92 c. 96
b. 94 d. 98
7.
Firman Allah swt disamping menjelaskan tentang haramnya ....
a. badak c. tikus
b. bangkai d. ular
8. Binatang yang mati karena terpukul dan mati karena jatuh hukumnya haram. Hal ini
dijelaskan dalam al-qur’an surat al-maidah ayat ....
a. 3 c. 7
b. 4 d. 9
9. Berikut ini binatang yang dianjurkan supaya membunuhnya adalah ...
a. anjing gila c. belalang
b. semut d. serangga
10. Babi adalah binatang yang diharamkan langsung dalam al-qur’an. Keharaman babi dijelaskan
Allah swt dalam al-qur’an surat ....
a. al-Maidah ayat 1 c. al-A’raf ayat 157
b. al-Maidah ayat 3 d. at-Taubah ayat 100
---------------- selamat mengerjakan ----------------
Scanned by CamScanner
CURRICULUM VITAE
Identitas Pribadi
Nama : Reni Andari
Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 27 April 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Yogyakarta : Klitren Lor GK III no. 353 Rt 09 Rw 06
Alamat Asal : Penjalinan, Kajoran, Magelang
Nama Orang Tua :
a. Ayah : Sarjono
b. Ibu : Sutinah
Pekerjaan Orang Tua :
a. Ayah : Petani
b. Ibu : Petani
Riwayat Pendidikan Formal
1. MI Al-Islam Madugondo (1999-2005)
2. MTs Ma’arif Wali songo Sidowangi (2005-2008)
3. MA Negeri 1 Magealang (2008-2011)
4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011-2015)
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya,
semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 09 Juni 2015
Penulis,
Reni Andari
NIM. 11410219
Top Related