Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z") ... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com
Judul : Panduan Lengkap Nikah (dari "A" sampai "Z")
Penulis : Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin 'Abdir Razzaq
Penerjemah : Ahmad Saikhu
Pengedit Isi : Arman Amri, Lc
Penerbit : Pustaka Ibnu Katsir
Cetakan : Keempat - Juli 2006
Halaman : xxiv + 481
Untuk menikah memang diperlukan ilmu. Banyak hal yang perlu
diketahui dalam masalah pernikahan. Dari mulai tuntunan memilih
pendamping hidup, meminang, mahar, sampai masalah adab-adab
dalam bercampur. Dengan ilmu tersebut seseorang mengetahui apa-
apa yang dibolehkan oleh agama dan apa-apa yang tidak dibolehkan.
Dengan ilmu itu pula, seorang suami atau istri dapat menjadikannya
sebagai panduan dalam mengarahkan biduk rumah tangganya sesuai
dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Yang pada
akhirnya seseorang bisa mengharap pernikahannya mencapai
kebahagiaan yang sejati.
Buku ini menjelaskan banyak hal tentang masalah pernikahan. Mulai
dari keutamaan-keutamaan menikah, penjelasan tentang wanita yang
halal dan haram untuk dinikahi, panduan memilih istri yang shalehah,
nazhor (melihat wanita yang dipinang), sampai adab-adab pernikahan
dalam mencampuri istri. Juga membahas mengenai hak-hak seorang
istri dan juga suami. Pada bagian akhir memuat juga kisah-kisah para
salafush shaleh dalam kehidupan pernikahannya. Perhatikan
bagaimana kesabarannya, kemuliaannya, kesetiaannya, dsb, yang
menjadi contoh teladan buat kita semua. Pembahasan yang begitu
luas dalam buku ini insya Allah cukup menjadi bekal bagi kita untuk
menuju pernikahan yang barakah sesuai dengan Sunnah Nabi
Shallallahu'alahi wa sallam. Dari
membaca buku ini insya Allah kita bisa semakin sadar bahwa untuk
menikah memang diperlukan ilmu.
Berikut saya kutipkan sebagian dari buku tersebut dengan
meringkasnya. Sebagian dari hak-hak isteri, hak-hak suami dan
mutiara kisah dari para salafush shaleh.
[H A K I S T E R I]
--------------------
1. Wasiat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang wanita.
Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dari
Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia
mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab,
mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling
bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka
engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka tetap akan
bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada wanita." (HR. Al
Bukhari no. 5158).
8. Diantara hak isteri adalah dipergauli dengan cara yang ma'ruf.
Ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
"... Dan bergaullah dengan mereka secara patut .." (QS. An Nisaa':
19).
Ibnu Katsir mengatakan: "Yakni perbaguslah ucapan kalian kepada
mereka, dan perbaguslah perbuatan kalian dan keadaan kalian sesuai
kemampuan kalian, sebagaimana kalian menyukai hal itu dari mereka.
Oleh karena itu lakukanlah yang sama terhadap mereka, sebagaimana
Allah berfirman:
"... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 228).
* Diantara mempergauli dengan baik adalah berakhlak baik
terhadapnya *
Dari Abu Hurairah ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam bersabda,
"Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang
paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik
kepada isterinya." (HR. At Tirmidzi no. 1162. Dihasankan oleh Syaikh
Al Albani dalam Silsilah Ash Shahiihah no. 284).
Al Hasan al Bashri berkata, "Hakikat akhlak yang luhur ialah
mencurahkan kebaikan, menahan diri dari menyakiti dan berwajah
manis."
9. Diantara haknya, engkau mengajarkan kepadanya tentang perkara
agamanya.
Ali radhiyallahu'anhu berkata mengenai firman Allah
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka..." (QS. At
Tahriim: 6)
"Yakni ajarkanlah dirimu dan keluargamu kebajikan serta didiklah
mereka."
Qatadah berkata: "Yaitu dengan memerintahkan mereka agar
mentaati Allah dan mencegah mereka dari bermaksiat kepada Nya,
serta memimpin mereka dengan perintah Allah. Memerintahkan
mereka dengan perintah Allah dan membantu mereka atas hal itu.
Apabila engkau melihat kemaksiatan kepada Allah, maka hentikan
dan cegahlah mereka dari perbuatan tersebut." (Tafsiir ath Thabari
(XXVIII/ 166)).
Allah memuji Nabi Nya, Ismail 'Alaihissalam dengan firman Nya:
"Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat,
dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabb nya." (QS. Maryam:
55).
11. Diantara hak isteri adalah diberi nafkah.
Isteri dan anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan nafkah,
yaitu nafkah yang tidak berlebihan dan tidak pula terlalu kikir;
berdasarkan firman-Nya:
".. Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 233).
Nafkah tersebut tidak cukup berupa makanan dan minuman saja,
tetapi mencakup tempat tinggal, makanan dan pakaian, sebagaimana
firman Nya:
"Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka ..." (QS. Ath Thalaaq: 6).
Tetapi, saudaraku yang budiman, usahamu itu haruslah dari yang
halal, tidak mengandung dosa dan syubhat. Dari Ka'ab bin 'Ujrah
radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai Ka'ab bin 'Ujrah! Sesungguhnya tidak akan masuk Surga
daging dan darah yang tumbuh dari keharaman. Maka Neraka lebih
pantas untuknya." (HR. Ahmad no. 14032. Dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahiih at Targhiib wat Tarhiib no. 861).
Karenanya, isteri dari Salafush Shalih berkata kepada suaminya
ketika pergi menuju pekerjaannya: "Bertakwalah kepada Allah! Hati
hati dengan usaha yang haram. Sebab, kami tahan terhadap
kelaparan dan kesulitan, tetapi kami tidak tahan terhadap api
Neraka."
[H A K S U A M I]
-------------------
1. Kepemimpinan laki laki atas wanita
4. Hak suami atasnya ialah isteri tidak mengizinkan seseorang
memasuki rumah suaminya kecuali dengan seizinnya.
Al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahiihnya dari Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:
"Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa padahal suaminya berada
di rumah, kecuali dengan seizinnya, ia tidak pula mengizinkan
(seseorang masuk) ke dalam rumahnya kecuali dengan seizinnya. Dan
tidaklah ia nafkahkan sesuatu tanpa perintahnya, maka separuhnya
diserahkan kepadanya." (HR. Al Bukhari no. 5159).
5. Suami lebih besar haknya atas isterinya dibanding kedua orang
tuanya.
7. Suami berhak ditaati oleh isterinya selama tidak dalam
kemaksiatan.
12. Hak suami atas isterinya ialah dia berterima kasih kepada
suaminya atas apa yang diberikan kepadanya berupa makanan,
minuman, pakaian, dan selainnya yang sanggup dia berikan.
'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu'anhuma mengatakan: "Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
'Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih
kepada suaminya, padahal dia butuh kepadanya.' "(Dishahihkan oleh
Syaikh al Albani dalam as Silsilah ash Shahiihah no. 289).
[CONTOH - CONTOH UNTUK DITELADANI]
----------------------------------
Diantara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita shalihah kepada suami
mereka setelah kematiannya bahwa mereka tidak menikah lagi. Tidak
ada yang dituju melainkan agar tetap menjadi isteri mereka di dalam
Surga.
Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakan: "Mu'awiyah bin Abi Sufyan
radhiyallahu'anhu meminang Ummud Darda', tetapi ia menolak
menikah dengannya seraya mengatakan, 'Aku mendengar Abud
Darda' mengatakan: 'Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam bersabda:
'Wanita itu bersama suaminya yang terakhir,' atau beliau
mengatakan, 'untuk suaminya yang terakhir.' " (As Silsilah Ash
Shahiihah, Syaikh al Albani no. 1281, shahih).
Diantara teladan yang pantas disebutkan sebagai teladan utama para
wanita tersebut adalah Fathimah binti 'Abdil Malik bin Marwan.
Fathimah binti 'Abdil Malik bin Marwan ini pada saat menikah,
ayahnya memiliki kekuasaan yang sangat besar atas Syam, Irak,
Hijaz, Yaman, Iran, Qafqasiya, Qarim dan wilayah di balik sungai
hingga Bukhara dan Janwah bagian timur, juga Mesir, Sudan, Libya,
Tunisia, Aljazair, Barat jauh, dan Spanyol bagian barat. Fathimah ini
bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat
khalifah Islam terkemuka: al Walid bin 'Abdil Malik, Sulaiman bin
'Abdil Malik, Yazid bin 'Abdil Malik dan Hisyam bin 'Abdil Malik. Lebih
dari itu dia adalah isteri Khalifah terkemuka yang dikenal Islam
setelah empat
khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdil 'Aziz.
Puteri khalifah, dan khalifah adalah kakeknya
Saudara khalifah, dan khalifah adalah suaminya
Wanita mulia yang merupakan puteri khalifah dan saudara empat
khalifah ini keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada
hari dia diboyong kepadanya dengan membawa harta termahal yang
dimiliki seorang wanita di muka bumi ini berupa perhiasan. Konon,
diantara perhiasan ini adalah dua liontin Maria yang termasyhur
dalam sejarah dan sering disenandungkan para penya'ir. Sepasang
liontin ini saja setara dengan harta karun.
Ketika suaminya, Amirul Mukminin, memerintahkannya agar
membawa semua perhiasannya ke Baitul Mal, dia tidak menolak dan
tidak membantahnya sedikit pun.
Wanita agung ini -lebih dari itu- ketika suaminya, Amirul Mukminin
'Umar bin 'Abdul 'Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan
sesuatu pun untuk diri dan anak-anaknya, kemudian pengurus Baitul
Mal datang kepadanya dan mengatakan,
"Perhiasanmu, wahai sayyidati, masih tetap seperti sedia kala, dan
aku menilainya sebagai amanat (titipan) untukmu serta aku
memeliharanya untuk hari tersebut. Dan sekarang, aku datang
meminta izin kepadamu untuk membawa (kembali) perhiasan tersebut
(kepadamu)."
Fathimah memberi jawaban bahwa perhiasan tersebut telah
dihibahkannya untuk Baitul Mal bagi kepentingan kaum muslimin,
karena mentaati Amirul Mukminin. Kemudian dia mengatakan,
"Apakah aku akan mentaatinya semasa hidupnya, dan aku
mendurhakainya setelah kematiannya?"
[PERSONAL VIEW]
---------------
Banyak hal -dan bahkan sangat banyak- yang perlu kita ketahui
tentang masalah pernikahan. Buku ini dengan keluasan bahasannya
memang perlu untuk dipelajari bagi mereka yang akan atau telah
menikah. Agar kehidupan pernikahannya bisa selaras dengan aturan
Islam.
Bila kita perhatikan, masih banyak para suami yang melupakan
pengajaran agama kepada istri dan keluarganya. Padahal itu
merupakan hak isteri. Ada sebagian lagi yang tidak mempergauli
isteri dengan cara yang ma'ruf, semisal berlaku kasar, dll. Pun
demikian dengan para isteri. Ada yang tidak berterima kasih kepada
suaminya. Ada sebagian lagi tidak mentaati suami, dll. Hal-hal seperti
inilah yang seharusnya diperbaiki. Tidak ada jalan lain kecuali dengan
melihat dan merujuk bagaimana aturan Islam menjelaskan tentang
masalah pernikahan.
Maka dari itu -sekali lagi- bahwa untuk menikah memang diperlukan
ilmu.
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 19 November 2007
Agar Suami Disayang Istri Judul asli : Min Akhtha'i al Azwaj
Penulis : Muhammad bin Ibrahim Al Hamd
Edisi Indonesia : Agar Suami Disayang Istri
Penerjemah : Ahmad Syaikhu
Penerbit : Pustaka At Tazkia - Jakarta
Cetakan : I, Mei 2005
Halaman : xii + 229
Buku ini menyebutkan kekeliruan-kekeliruan yang biasa dilakukan
oleh seorang suami. Dengan maksud sebagai bahan introspeksi agar
rumah tangga menjadi lebih harmonis. Meski perlu diingat bahwa
tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi alangkah baiknya bila
suami tetap terus memperbaiki diri. Demikian juga dengan seorang
istri. Harus terus memperbaiki diri.
Inilah kekeliruan kekeliruan yang disebutkan dalam buku tersebut.
Saya sebutkan dengan meringkas penjelasannya.
1. Mengabaikan orang tua setelah menikah
2. Membiarkan hubungan antara istri dan mertua menjadi renggang
3. curiga terhadap istri
4. Miskin cemburu terhadap istri
Cemburu yang sehat sangat dianjurkan. Cemburu yang didasarkan
pada akal sehat, cinta kasih dan saling percaya. Cemburu adalah
perasaan mulia dari cinta sejati yang mendorong seorang hamba
melindungi istrinya. Juga sebaliknya, mendorong istri untuk menjaga
suaminya.
Cemburu adalah salah satu sifat pria yang mulia. Perasaan itu tidak
boleh pudar dalam diri seorang pria, apa pun situasinya. Bahkan
ketika ia tidak lagi mencintai istrinya. Kecemburuannya tetap kokoh,
selama perempuan tersebut berstatus istrinya, dan karenanya jadi
tanggung jawabnya. Perasaan cemburu membuat kedua belah pihak
merasa dicintai. Masing masing lalu berusaha memperbarui,
menumbuhkan, dan memelihara perasaan cinta.
5. Meremehkan istri
6. Menyerahkan komando rumah tangga pada istri
Suami adalah pemimpin. Mencintai bukan berarti mengikuti semua
kemauan istri. Mencintai berarti bersama sama mengayuh sampan
rumah tangga, dengan penuh cinta dan saling mengerti.
7. Merampas harta istri
8. Malas mengajari istri tentang Islam
Ini salah satu kekeliruan yang dilakukan oleh banyak suami. Suami
malas mengajar, mendidik dan memahamkan istrinya dalam urusan
agamanya. Jika istri bodoh dalam urusan agamanya, ia tidak
mengetahui hak suaminya, tidak mampu mendidik anak anaknya dan
merawat rumahnya dengan baik. Ia pun tidak beribadah pada Rabb
nya dengan cara yang Dia ridhai.
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha mengatakan, "Kewajiban atas suami,
sebagai pemimpin rumah tangga adalah mendidik istri istrinya
semaksimal mungkin agar mereka melaksanakan kewajibannya."
Syaikh Ridha melanjutkan, "Bagaimana mungkin wanita dapat
menunaikan kewajiban dan hak jika mereka tidak mengetahuinya,
baik secara umum maupun rinci? ... "
Suami hendaknya berupaya mengokohkan dalam hati istrinya rasa
cinta pada Allah, takut dan harapan kepada Nya, merasakan
pengawasan Nya, bertawakal dan senantiasa bertaubat pada Nya. Ia
ajarkan hukum hukum bersuci dengan berbagai ragamnya, jinabat,
hadats, haid, nifas dan lainnya.
Selanjutnya yang juga patut diperhatikan, seorang istri sangat
terpengaruh dengan perilaku suaminya. Jika ia melihat suaminya
sangat menyukai auratnya tertutup, iffah (menjaga kesucian diri),
berakhlak dan rajin beribadah, sang istri pun bersegera
melakukannya. Ia terdorong oleh semangat memenuhi perintah Rabb
nya dan mencari ridha suaminya. Sebaliknya jika ia melihat suaminya
meninggalkan hukum hukum agama dan adab berkeluarga, ia pun
mengikuti suaminya demi menyenangkan hatinya.
9. Pelit terhadap istri
Salah satu hak istri atas suaminya adalah diberi nafkah secara ma'ruf.
Maksud nafkah disini adalah harta yang diwajibkan atas suami untuk
diberikan pada istrinya, seperti tempat tinggal, makanan,
pengasuhan, pakaian, dan lain lainnya. Dengan begitu, kehormatan
istri selamat dari pelecehan, kesehatan pun terjaga. Semua itu
hendaknya dilakukan dalam batas batas kesanggupan.
Ibnu Qudamah berkata, "Memberikan nafkah pada istri adalah
kewajiban, berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan ijma'. Allah
berfirman:
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah
memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa
yang Allah berikan kepadanya." (Ath Thalaq: 7).
As Sarakhsi berkata, "Suami wajib memberikan nafkah menurut kadar
kecukupan dan dinilai ma'ruf, yakni tidak kikir dan tidak berlebih
lebihan."
Memberikan nafkah kepada istri lebih didahulukan daripada memberi
nafkah pada orang lain. Ini dilalaikan oleh banyak orang. Abu
Hurairah menuturkan sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam:
"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang
engkau nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang
engkau nafkahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu
nafkahkan pada keluargamu; maka yang paling besar pahalanya
adalah apa yang engkau nafkahkan pada keluargamu." (HR. Muslim
no. 995).
Istri tidak boleh menuntut nafkah melebihi kebutuhannya, atau
membebani suaminya di luar kesanggupannya. Itu berarti
menyusahkan dan membebani. Ketika istri diuji oleh suami yang kikir
terhadapnya, lalu ia bersabar dan mengharapkan pahala, maka ia
akan mendapat pahala dari Allah.
10. Mengejutkan istri setelah lama bepergian
Berikan kesempatan kepada istri untuk bersolek setelah Anda
bepergian lama. Niscaya hasrat dan kasih sayang lebih bertahan
lama.
Dalilnya adalah hadits riwayat Jabir. "Kami bersama Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam dalam suatu peperangan. Ketika kami
telah tiba di Madinah, kami pergi untuk menemui istri kami.
Rasulullah bersabda,
"Perlahan, jangan masuk pada malam hari -yakni Isya'- hingga ia
menyisir rambut yang kusut, dan agar wanita yang ditinggal
bepergian itu bisa berdandan." (HR. Muslim, No. 715; Abu Daud No.
2776; dan At Tirmidzi no. 1172).
Hikmah dilarangnya perbuatan ini, adalah agar hasrat terhadap istri
tetap kuat. Sebab, suami tidak melihat suatu aib pada istrinya atau
sesuatu yang mengurangi keindahannya. Misalnya, rambut acak
acakan, tidak berhias, dan lainnya. Dengan memberi tahu terlebih
dulu, suami dapat melihat istrinya tetap cantik karena telah berhias.
Hatinya pun tetap gembira. Hasratnya pun tetap terjaga.
Ringkasnya, suami tidak semestinya datang menjumpai istrinya
secara tiba tiba setelah bepergian jauh. Hal ini dalam rangka
mengikuti sunnah, ... Saat ini, berbagai sarana tersedia. Seorang
suami bisa berkomunikasi lewat telepon dan memberitahu istrinya
bahwa ia akan datang pada hari dan waktu tertentu. Setelah
mengetahui waktu kedatangan suaminya, istri pun berkewajiban
untuk berdandan dan bersiap siap dengan sempurna untuk
menyambutnya.
11. Hobi mencela dan mengkritik istri
12. Kurang berterima kasih kepada istri
Apa ruginya jika Anda memuji istri Anda karena kecantikannya dan
kerajinannya? Apa ruginya jika Anda berterima kasih padanya atas
suguhan yang ia siapkan untuk tamu Anda? Apa pula ruginya jika
Anda menyatakan terima kasih Anda karena telah mengurus rumah
dan anak anakmu, walaupun itu merupakan tugasnya, walaupun ia
melakukannya sebagai kewajibannya? Semua itu dapat memperkuat
kasih sayang antara suami istri.
13. Sering bertengkar
14. Lama meninggalkan istri tanpa alasan
15. Terlalu sibuk hingga jarang menemani keluarga
16. Bersikap kasar terhadap istri
17. Malas berhias untuk istri
18. Mengabaikan sunnah sebelum bercinta
19. Mengabaikan kesantunan dan etika bercinta
20. Mengumbar rahasia ranjang
21. Buta terhadap kondisi kejiwaan istri
Suami dituntut peka terhadap kondisi psikis sang istri. Dengan
memahami kondisi istri, membantu suami bersikap secara tepat.
Ada juga suami yang tidak tahu problem problem alamiah wanita,
baik ketika mengandung, haidh, nifas, dan lainnya. Ketika
mengalaminya, kadang ia merasakan kesulitan dan kegelisahan.
Apalagi ketika mengandung dan mengidam. Pada saat itu, istri
menginginkan banyak hal.
Kadang pula ia tidak menyukai sesuatu, sehingga tidak tahan
melihatnya atau menciumnya. Terkadang ia tidak menyukai
rumahnya, suaminya, atau hal hal lain. Jika suami tidak mengerti hal
itu, ia bisa saja beranggapan bahwa istrinya telah membencinya dan
bosan dengannya. Kadang pula, suami lantas bersikap keras, dengan
menceraikan istrinya. Ia tidak tahu sikap istrinya itu di luar
keinginannya.
Karena itu, suami sepatutnya memahami masalah masalah ini agar
tidak jatuh dalam kekeliruan kemudian menyesal. Saat itu, penyesalan
tak lagi berguna. Jika ia tidak paham hal hal seperti ini, semestinya ia
bertanya. Sebab, obat kebodohan adalah bertanya.
22. Menggauli istri ketika haid
23. Menggauli istri lewat dubur
24. Memukul istri tanpa alasan
25. Poligami dengan niat buruk
26. Tidak adil pada para istri
27. Terburu buru memutuskan cerai
28. Enggan menceraikan setelah mustahil berdamai
29. Mencela mantan istri
30. Mengabaikan anak usai bercerai
31. Habis manis sepah dibuang
32. Memandang hijau kebun tetangga.
[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini bagus dibaca agar kita bisa mengetahui bagaimana menjadi
suami yang baik. Tetapi upaya memperbaiki rumah tangga bukan
hanya dari sisi suami saja. Harus dibarengi juga dengan upaya
memperbaiki diri istri. Dengan begitu, niatan untuk membentuk
keluarga yang sakinah mawaddah wa rahma atas dasar aturan aturan
Islam bisa dilakukan dari dua arah. Yaitu suami dan istri sekaligus.
Ketika membaca buku ini, saya terdiam dan berpikir. Untuk kesekian
kalinya -Alhamdulillah- saya semakin yakin pentingnya ilmu agama
dalam beramal. Bahkan untuk berumahtangga pun kita harus punya
ilmunya agar tidak banyak kekeliruan kekeliruan yang kita buat.
Contoh yang menarik adalah kekeliruan sebagian suami sebagaimana
dijelaskan pada point 10, yaitu mengejutkan istri setelah lama
bepergian. Sebagian dari para suami mungkin mengira akan membuat
'surprise' (kejutan) dengan tiba tiba hadir dihadapan istrinya.
Maksudnya mungkin baik -menurut perkiraan mereka- yaitu agar
semakin bertambah rasa cinta diantara keduanya. Tetapi ini malah
suatu kekeliruan. Tidak semestinya seorang suami menjumpai istrinya
secara tiba tiba setelah bepergian jauh. Hendaknya memberi kabar
dulu tentang kedatangannya, bisa dengan menelpon atau sms.
Dengan itu, seorang istri punya waktu yang cukup untuk bersiap siap
menyambut suaminya dengan baik. Inilah yang bisa menambah rasa
cinta diantara suami istri.
Semoga Anda semakin yakin bahwa menuntut ilmu agama itu penting
dan memang perlu...
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 29 Desember 2006
Aku Ingin Menikah, Tapi ... ..:: Aku Ingin Menikah, Tapi ... ::..
Judul : Aku Ingin Menikah, Tapi ...
Pengarang : Salman bin Shafir Abdullah Asy Syahri
Penerjemah : Ust. Abu Ihsan Al Atsary
Penerbit : At Tibyan - Solo
Cetakan : -
Halaman : 80 halaman
Buku ini menjelaskan hambatan hambatan atau batu sandungan
dalam melangkah ke jenjang pernikahan. Tidak semua penghalang -
menuju pernikahan - disebutkan oleh penulis, tetapi hanya
sebagiannya saja. Ada 20 batu sandungan yang disebut dalam buku
itu, yaitu :
. Menyelesaikan studi
. Tingginya mahar
. Cacat
. Reputasi sebagai jejaka dan perawan
. Terlalu memilih milih pasangan
. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan
. Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda
. Menolak kawin dengan pria yang punya istri
. Pandangan sinis masyarakat
. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan
oleh musuh musuh Islam
. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita
. Kemiskinan suami dan ketergantungannya
. Takut mengemban tanggung jawab
. Suka melancong ke luar negeri
. Kemandulan
. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour
. Taklid kepada orang lain
. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita
. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan
untuk memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah
ini
. Kondisi kesehatan
Kemudian, ini sebagian isi yang bisa saya bawakan di ringkasan buku
ini.
[Tingginya Mahar]
-----------------
Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi
untuk puterinya dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia
jadikan pernikahan puterinya sebagai lahan mencari keuntungan
dengan mematok mahar yang sangat tinggi kepada paralelaki yang
datang meminangnya. Oleh karena itu, aku ingin bisikkan ke telinga
orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin ini adalah buah
hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban
tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam
mengurus dirinya? Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang
tinggi itu akan membuat umurnya terbuang percuma? Apalagi
menunda nunda pernikahan dapat membuatnya terjangkit penyakit
penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para perawan tua?
Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan
dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami
yang shalih, taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan
puterimu sebagai barang dagangan untuk mengejar keuntungan
materi, apalagi dengan mengorbankan kemaslahatannya. Janganlah
sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar. Ketahuilah bahwa
engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala
pada hari tiada lagi berguna harta dan anak keturunan kecuali yang
menemui Allah dengan membawa hati yang salim.
[Terlalu Memilih milih Pasangan]
--------------------------------
Banyak pemuda dan pemudi yang terlambat menikah karena terlalu
berlebihan dalam memilih pasangan. Mereka terkungkung dalam
khayalan dan ilusi, sementara umur terus bertambah. Kalaulah kita
kembali kepada tata cara yang benar yang telah digariskan oleh
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita, tentu memadai
dengan jerih payah kita dan niscaya kita akan mencapai tujuan
dengan jalan yang paling mudah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam telah menggariskan kepada kita manhaj yang lurus dalam
memilih istri, demikian pula dalam memilih suami. Beliau tidak
membiarkan para pemuda dan pemudi tenggelam dalam khayalan dan
lamunan yang telah menjadi salah satu penghambat langkah menuju
jenjang pernikahan yang sangat mereka butuhkan itu.
[Takut Mengemban Tanggung Jawab]
--------------------------------
Banyak muda mudi Islam yang menghindari pernikahan karena
anggapan buruk yang menggelayut dalam diri dan benak mereka
bahwa pernikahan itu adalah tanggung jawab, ikatan, dan beban.
Sebagaimana yang telah kami sebutkan, hal ini merupakan akibat
pengaruh budaya luar yang bertentangan dengan nilai nilai ajaran
Islam, yang masuk melalui berbagai macam media, baik audio visual,
media cetak atau media media lainnya. Ditambah lagi dengan
langkanya tarbiyah yang baik yang diterima oleh muda mudi tersebut
dari keluarga mereka yang menyebabkan mereka hidup dalam kondisi
yang sangat memprihatinkan dan lemah.
Yang terpikir oleh mereka hanyalah sebatas urusan makan, minum,
permainan, mengikuti berita berita yang menyibukkan pikirannya
seperti berita para selebritis atau membaca majalah majalah cabul.
Sibuk mengikuti perkembangan berita para aktor dan artis, bintang
bintang film dan lain sebagainya. Apakah muda mudi seperti mereka
mampu mengemban tanggung jawab rumah tangga?
Sesungguhnya ulama tarbiyah menegaskan pentingnya peran
keluarga dalam mendidik generasi muda, pentingnya mengemban
amanah dan adanya rasa tanggung jawab. Sunguh pada diri
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam terdapat contoh dan suri
tauladan yang baik bagi kita semua. Beliau mentarbiyah para sahabat
agar mempunyai tanggung jawab. Beliau sengaja memilih Usamah bin
Zaid radhiyallahu 'anhu - yang pada saat itu masih berusia tujuh belas
atau delapan belas tahun sebagai pemimpin pasukan yang di
dalamnya terdapat para shahabat senior. Dan masih banyak lagi
contoh contoh lain bagi muda mudi Islam supaya mampu mengemban
tanggung jawab dengan sempurna sebagai hasil dari tarbiyah
hasanah yang diberikan kepada mereka. Dan bagi para wali,
hendaklah mendidik generasi muda dengan tarbiyah Islamiyah yang
benar, menanamkan pada diri mereka sifat mandiri agar mereka tidak
menjadi orang yang pemalas, pasrah dan acuh tak acuh.
-----------------
[PERSONAL VIEW]
---------------
Jalan untuk menikah, boleh jadi tidak selamanya mulus. Ada saja
hambatan hambatan yang pada intinya ingin mementahkan niat baik
seseorang untuk menikah. Saya kira buku ini perlu dibaca oleh siapa
saja yang ingin menikah tetapi menghadapi batu sandungan. Semoga
dengan itu bisa diperoleh wawasan yang dapat membantu menepis
halangan untuk menikah.
Kemudian, barengi juga dengan upaya mempermudah jalan untuk
menikah. Diantaranya tidak mempersulit dalam masalah kriteria
pasangan ideal, masalah mahar, syarat - syarat, dll. Sehingga sejalan
dengan doa yang sering kita dengar diantara ikhwan dan akhwat yang
akan menikah yaitu "semoga dimudahkan Allah". Bila kita ingin
dimudahkan Allah dalam masalah pernikahan ini, maka sudah
seharusnya kita berupaya juga dengan mempermudah diri dan tidak
malah mempersulit diri. Dengan itu kita telah membuat jalan agar
turun pertolongan Allah.
Ringkasan ini dibuat oleh Chandraleka
Di Depok 8 Oktober 2006
..:: Al Masaa il 7 :: Memilih Pasangan ..:: Al Masaa il 7 ::..
Judul : Al Masaa'il 7
Pengarang : Abdul Hakim bin Amir Abdat
Penerbit : Darus Sunnah Jakarta
Cetakan : Pertama - Oktober 2006
Halaman : 312 halaman
Al Masaail 7 hadir dengan membahas masalah masalah seputar
muamalah dan hukum
hukum seputar masalah pernikahan. Untuk masalah pernikahan, ada
banyak masalah
yang diulas yang umumnya terjadi di masyarakat dan perlu diketahui
oleh ummat
Islam, sebagiannya yaitu :
Masalah 190
Disyariatkannya Nazhar (Melihat Perempuan Yang Akan Dipinang),
Dan Apa Yang
Dilihat Ketika Nazhar
Masalah 191
Apa Yang Dilarang Dan Dibolehkan Dalam Masalah Meminang
Pinangan Orang Lain
Sesama Muslim?
Masalah 192
Setelah Nazhar atau Dinazhar Tidak Jadi Meminang (Khitbah) Atau
Tidak Jadi Nikah
Masalah 193
Membatalkan Pinangan
Masalah 194
Seorang Wanita Menawarkan Dirinya Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki
Yang Menjadi
Pilihannya
Masalah 195
Seorang Menawarkan Anak Perempuannya Atau Saudara
Perempuannya Kepada Laki Laki
Shalih Yang Dia Pilih Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki Itu Walaupun
Laki Laki
Pilihannya Itu Telah Mempunyai Istri
Masalah 196
Tidak Sah Nikah Tanpa Wali Bagi Gadis Maupun Janda
Masalah 197
Sulthan Adalah Sebagai Wali Bagi Wanita Yang Tidak Mempunyai
Wali
Masalah 198
Apabila Walinya Yang Menikahinya Sendiri
Masalah 199
Apabila Wali Tidak Mau Mewalikan Atau Menghalangi Pernikahan
Masalah 200
Hukum Khotbah Nikah Tidak Wajib
Masalah 201
Perintah Kepada Para Pemuda Yang Telah Mampu Untuk Segera
Menikah
Masalah 202
Orang Yang Tidak Mampu Menikah
Masalah 203
Memilih Pasangan
Masalah 204
Kawin Paksa
Salah satu topik bahasan yang menarik diantara topik topik lain yang
memang
menarik untuk diketahui adalah
[M A S A L A H 2 0 3 : M E M I L I H P A S A N G A N]
Oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat
--------------------------------------------------------
Dari Abi Hurairah, dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam beliau
bersabda:
"Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya,
karena
kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena
agamanya. Maka pilihlah
yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi."
Hadits Shahih.
Telah dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5090) dan Muslim (no. 1466) dan
yang selain
keduanya.
Hadits yang lain:
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku pernah menikahi seorang
wanita pada
zaman Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam, maka beliau bertanya (kepadaku): "Ya
Jabir, apakah
engkau telah menikah?"
Aku menjawab : "Ya"
Beliau bertanya lagi : "Dengan perawan atau janda?"
Aku menjawab : "Dengan janda."
Beliau bertanya lagi: "Kenapa tidak perawan saja yang engkau dapat
bermain
dengannya?"
Aku menjelaskan : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai
beberapa orang
saudara perempuan, maka aku khawatir dia masuk diantaraku dan di
antara saudara
saudara perempuanku."[1]
Beliau bersabda: "Kalau begitu (alasanmu) bagus. Sesungguhnya
perempuan itu
biasanya dinikahi karena agamanya, karena hartanya, karena
kecantikannya, maka
hendaklah engkau memilih yang beragama pasti engkau akan
beruntung."
Hadits Shahih. Telah dikeluarkan oleh Muslim sesudah hadits Abu
Hurairah.
FIQIH HADITS
------------
Di dalam dua buah hadits yang mulia ini Nabi telah menjelaskan
kepada kita akan
adat atau kebiasaan laki laki menikahi wanita karena salah satu dari
empat
perkara yang tersebut di atas. Kemudian Nabi shallallahu'alaihi wa
sallam telah
memberikan petunjuk kepada kita untuk memilih yang tertinggi dan
yang termulia
yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu pilihlah
yang
beragama. Yang dimaksud dengan yang beragama ialah wanita yang
shalihah
sebagaimana hadits selanjutnya setelah ini dari hadits 'Abdullah bin
'Amr.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa laki laki tidak boleh memilih wanita
yang
cantik dan seterusnya sebagaimana yang tersebut di hadits. Tidak
demikian! Ini
adalah sebuah kesalahan di dalam memahami hadits. Akan tetapi
maksudnya -Insya
Allah Ta'ala- seperti ini: Misalnya ada seorang laki laki memilih
seorang wanita
yang cantik parasnya. Kemudian dia melihat, apakah pilihannya
seorang wanita
shalihah? Apakah agamanya dan akhlaqnya secantik wajahnya? Kalau
jawabannya
adalah "ya", maka dia boleh melanjutkan pilihannya. Kiaskanlah
dengan
keistimewaan yang lainnya! Tetapi kalau jawabannya "tidak", maka
dia dihadapkan
kepada dua pilihan yang salah satunya harus dia tentukan dan
tetapkan. Imma dia
melanjutkan pilihannya, berarti dia telah mendahulukan kecantikan
dari
keshalihan. Imma dia membatalkan pilihannya, berarti dia telah
mendahulukan
keshalihan (yakni agama) dari kecantikan. Atau ketika akan memilih
dia
menentukan sesuai dengan apa yang dia mau -atau katakanlah
olehmu sesuai dengan
seleranya- : Saya akan memilih wanita yang cantik, yang tinggi, yang
putih, yang
begini dan begitu dan seterusnya. Pilihan yang seperti ini dibolehkan
dan agama
tidak pernah melarangnya, karena memang berjalan bersama dengan
adat atau
kebiasaan yang berlaku pada manusia. Oleh karena itu Nabi kita yang
mulia
shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan : "Wanita itu biasa dinikahi
karena
empat perkara :..."
Akan tetapi tetap saja penentuan akhirnya ada pada agama
sebagaimana Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam mengakhiri dan menutup sabdanya: Maka
pilihlah yang
beragama!
Dari sini Nabi yang mulia shallallahu'alaihi wa sallam telah
memberikan
pengarahan dan petunjuk serta nasehat yang sangat besar, bahwa:
Janganlah kau
kalahkan agamamu dengan segala macam kecantikan dan harta
benda duniawi. Padahal
sebaik baik kesenangan, kemewahan, harta benda dunia dalah wanita
shalihah.
Maknanya, kalau pilihanmu jatuh kepada wanita shalihah, berarti
engkau telah
memiliki harta benda dan kesenangan dunia yang terbaik. Istimewa
kalau wanita
shalihah pilihanmu itu adalah seperti yang kau ingini. Demikian juga
hukum ini
berlaku kepada setiap muslimah yang akan menjatuhkan pilihannya
kepada laki laki
muslim.
Dari 'Abdullah bin 'Amr (ia berkata): Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu'alaihi
wa sallam telah bersabda: "Dunia ini adalah kesenangan, dan sebaik
baik
kesenangan dunia ialah wanita shalihah."
Hadits shahih. Telah dikeluarkan oleh Muslim (no. 1467).
Hadits yang mulia ini sebagai tafsir dari apa yang dimaksud dengan
sabda beliau
shallallahu'alaihi wa sallam: Pilihlah yang beragama! Yaitu wanita
yang
shalihah.
Demikian juga dengan wanita, maka hendaklah dia memilih laki laki
yang shalih
yang akan menuntunnya ke jannah dan menjaganya dari api
jahannam. Perhatikanlah
sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam di bawah ini:
Dari Sahl bin Sa'ad As Saa'idiy, ia berkata: Ada seorang laki laki lewat
dihadapan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam maka beliau
bertanya kepada
laki laki yang sedang duduk di sisi beliau: "Bagaimana pendapatmu
tentang orang
ini?" Maka laki laki (yang lagi duduk di sisi beliau itu) menjawab: "Dia
adalah
seorang laki laki dari orang yang paling mulia (yakni karena
kekayaannya).
(Orang) ini, demi Allah, layak sekali kalau dia meminang (pasti) akan
(diterima
pinangannya kemudian) dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong
(pasti) akan
ditolong, dan kalau dia berkata (pasti) akan didengar."
Sahl bin Sa'ad As Saa'aidiy berkata: "Maka Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa
sallam diam (tidak menjawab). Kemudian lewat lagi seorang laki laki
(yang lain),
maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam kembali bertanya
kepada laki laki
yang sedang duduk di sisi beliau: "Bagaimana pendapatmu tentang
orang ini?"
Maka laki laki itu menjawab: "Wahai Rasulullah, ini adalah seorang
laki laki
dari orang orang faqir kaum muslimin. (Orang) ini patut kalau dia
meminang
(pasti) tidak akan dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong (pasti)
tidak akan
ditolong, dan kalau dia berkata (pasti) tidak akan didengar."
Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Orang ini
lebih baik
sepenuh bumi dari yang seperti orang itu (yakni orang yang
sebelumnya)."
Hadits shahih. Telah dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5091 & 6447).
-------------------
Demikian masalah 203 yang ditulis oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir
Abdat.
[PERSONAL VIEW]
Dari pembahasan tersebut kita mengetahui bahwa tidak terlarang bila
kita mencari
pendamping hidup yang cantik / ganteng, dst, sepanjang tidak
melupakan masalah
agama orang yang kita pilih. Karena inilah yang paling penting, agar
kita tidak
merugi nantinya.
Mengingat pentingnya pembahasan tentang pernikahan ini, alangkah
baiknya bila
suatu saat Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat menuliskan suatu buku
khusus yang
memuat panduan bagi para ikhwan dan akhwat yang membahas jalan
menuju
pernikahan. Yaitu apa apa yang perlu dipersiapkan dan ditempuh
untuk menuju
pernikahan sesuai Al Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam. Bila
pada buku beliau Menanti Buah Hati, tema pembahasan adalah
seputar persiapan dan
pendidikan anak, maka perlu juga dibuat suatu buku khusus pra
pernikahan, yang
membahas hal hal yang perlu diketahui sebelum pernikahan.
Wassalamua'alaikum
Ringkasan buku ini dibuat oleh :
Chandraleka
Independent IT Writer
Hukum - Hukum Walimah .. Hukum - Hukum Walimah ..
Judul Asli : Min Ahkaami 'l-Waliimah min Syarhi Manaari's Sabiil
Penulis : Kholid bin Ibrohim Ash Shoq'abii
Judul Indonesia : Hukum - Hukum Walimah - Penjelasan Penting
Seputar Penyelenggaraan Pesta Pernikahan
Alih Bahasa : Hidayat Joko W
Penerbit : Al Qowam Solo
Cetakan : Pertama, September 2005
Halaman : x+86
Buku yang ringkas ini, dikemas dalam bentuk buku saku. Isinya
seputar masalah penyelenggaraan walimah atau pesta pernikahan.
Yaitu hukumnya, hikmahnya, waktu pelaksanaannya, hukum
memenuhi undangan, dst. Semuanya disusun dalam 13 bab. Inilah
sebagian pembahasannya yang bisa saya kutip dengan meringkasnya:
[PERMASALAHAN KE-1]
PENGERTIAN WALIMAH DITINJAU DARI ASPEK BAHASA DAN
SYARA'
--------------------------------------------------------
Walimah ditinjau dari aspek bahasa artinya adalah sempurna dan
berhimpunnya sesuatu.
Sedangkan walimah, bila ditinjau dari aspek istilah, pengertiannya
adalah hidangan yang khusus diperuntukkan untuk pesta pernikahan.
[PERMASALAHAN KE-2]
HIKMAH DIADAKANNYA PESTA PERNIKAHAN
-----------------------------------
1. Untuk mengumumkan akad nikah. Mengumumkan akad nikah
adalah diwajibkan, demi untuk membedakannya dari perzinaan.
2. Untuk melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dan meneladani perbuatan beliau.
3. Untuk memberi makan para fakir miskin.
4. Adanya silaturahmi jika mereka yang menyelenggarakan pesta
pernikahan tersebut masih kerabat dekat.
5. Untuk menampakkan nikmat bisa menikah, karena bisa menikah
merupakan suatu nikmat, serta bisa menjadikan hati menjadi lega,
senang dan tentram
6. Untuk mensyukuri Allah atas limpahan nikmat bisa menikah
tersebut.
[PERMASALAHAN KE-3]
HUKUM MENYELENGGARAKAN PESTA PERNIKAHAN
---------------------------------------
Dalam kaitannya dengan hal ini, terdapat dua pendapat,
Pendapat pertama, mayoritas ulama berpandangan bahwa
menyelenggarakan pesta pernikahan hukumnya adalah sunnah
muakkadah.
Pendapat kedua, wajib.
[PERMASALAHAN KE-4]
BATASAN SEDIKIT BANYAKNYA HIDANGAN PADA PESTA
PERNIKAHAN
--------------------------------------------------------
Tidak ada batasan bagi penyelenggaraan pesta pernikahan dari segi
banyak atau sedikitnya hidangan yang dihidangkan.
[PERMASALAHAN KE-5]
WAKTU PELAKSANAAN PESTA PERNIKAHAN
----------------------------------
Berkaitan dengan permasalahan ini, terdapat perbedaan pendapat
dikalangan para ulama.
Para ulama pengikut madzhab Hambali berpendapat, "Waktunya
setelah dilangsungkan akad."
Para ulama pengikut madzhab Maliki berpendapat, "Waktunya setelah
terjadinya persetubuhan." Yakni setelah suami bersetubuh dengan
istrinya.
Yang lebih mendekati kebenaran dalam hal ini adalah bahwa cakupan
permasalahan ini amatlah luas. Pesta pernikahan bisa saja
diselenggarakan setelah terjadinya akad sampai terjadinya
persetubuhan. Rentang waktu pada hari hari itu adalah saat saat bisa
diselenggarakan pesta pernikahan, karena penyebabnya masih ada,
yakni adanya kebahagiaan yang masih berlangsung.
[PERMASALAHAN KE-6]
HUKUM MEMENUHI UNDANGAN PESTA PERNIKAHAN
----------------------------------------
Pendapat pertama, mayoritas ulama berpendapat bahwa menghadiri
undangan pesta pernikahan hukumnya wajib.
Pendapat kedua, sebagian pengikut madzhab Syafi'i dan Hambali
berpendapat bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan
hukumnya adalah fardhu kifayah.
Pendapat ketiga, sebagian pengikut madzhab Hambali dan Syafi'i lagi
berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah, tidak wajib
[PERMASALAHAN KE-7]
BERBAGAI SYARAT DARI KEWAJIBAN MENGHADIRI
UNDANGAN
-----------------------------------------
Menghadiri undangan untuk bisa sampai pada taraf wajib, haruslah
ada berbagai syaratnya, karena tidak semua undangan wajib untuk
dihadiri. Adapun berbagai syaratnya tersebut adalah:
1. Undangan itu adalah yang pertama kali. Maksudnya pada pesta
pernikahan di hari pertamanya. Sedangkan undangan pesta
pernikahan pada hari keduanya tidaklah wajib untuk dihadiri.
2. Orang yang diundang itu tidak punya udzur. Jika ia mempunyai
udzur, maka tidak diwajibkan untuk menghadiri pernikahan itu.
3. Dalam pesta pernikahan itu tidak ada kemungkaran.
4. Orang yang mengundang adalah seorang muslim.
5. Hendaknya orang yang mengundang adalah seorang muslim yang
mana ia diharamkan untuk mendiamkannya.
6. Orang yang mengundang mempunyai sumber mata pencaharian
yang baik (halal).
7. Hendaknya undangan itu disampaikan secara khusus, seperti jika
orang yang mengundang itu mendatangi atau menelpon orang yang
diundang, kemudian ia berkata kepadanya, "Datanglah engkau!"
[PERMASALAHAN KE-8]
HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN ORANG KAFIR
-------------------------------------
Masalah menghadiri undangan orang kafir, tidaklah terlepas dari dua
hal berikut ini:
1. Undangan itu berkaitan dengan simbol simbol agama mereka.
Menghadiri undangan yang seperti ini hukumnya adalah diharamkan
dan memang tidak diperbolehkan untuk menghadirinya.
2. Undangan itu berkaitan dengan urusan duniawi, seperti jika ada
momen pernikahan pada mereka, dan kemudian mereka
mengundangmu. Maka menurut pendapat yang masyhur, undangan
yang seperti ini tidak boleh dihadiri. Sedangkan menurut pendapat
Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah), ia dibolehkan dihadiri jika memang
ada maslahat syar'inya. Sebagai dalilnya adalah Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam pernah menghadiri undangan seorang
Yahudi.
[PERSONAL VIEW]
Buku ini cukup ringkas dan global dalam membahas permasalahan
seputar walimah. Saya kira baik untuk dijadikan sebagai pengantar
untuk mengetahui hal hal yang umum seputar walimah. Dari
membaca buku ini kita juga bisa mengetahui bahwa ada beberapa
bagian dari masalah walimah yang diserahkan / dikembalikan kepada
kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya saja dalam masalah biaya
pesta pernikahan. Bila Anda penasaran, silahkan baca buku ini
selanjutnya.
Istri Shalihah Anugrah Terindah Resensi Buku
Judul : Istri Shalihah Anugrah Terindah
Penulis : Abdul Malik Al Qosim
Penerbit : At Tibyan - Solo
Cetakan : (Tidak tertulis)
Tahun : (Tidak tertulis)
[ISI BUKU]
- Mukaddimah
- Buah yang dipetik karena memiliki istri shalihah
- Gadis itu dari kalangan mereka
- Pengalaman nyata
- Buah memperistri wanita shalihah
- Dimana Anda mendapatkan wanita shalihah?
- Contoh istri shalihah
- Keteguhan
- Seruan
Buku ini dimulai dengan satu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam (yang artinya) :"Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara
kalian telah mampu, maka hendaknya segera menikah. Karena ia
lebih bisa menjaga pandangan dan menjaga kemaluan." (Muttafaq
'alaih).
[BUAH YANG DIPETIK KARENA MEMILIKI ISTRI SHALIHAH]
Kemudian sang penulis menurunkan puluhan point point - ada 36
point - sebagai buah yang bisa didapat karena memiliki istri shalihah.
Sebagiannya akan saya kutip di sini. Inilah dia :
- Bernilai taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam karena
Nabi menganjurkan untuk menikah.
- Mentaati Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang memberikan
arahan agar menikah dengan wanita shalihah.
- Menjauhkan prasangka orang bahwa dia seorang yang lemah
(syahwat), fajir atau prasangka buruk lainnya.
- Menghasilkan keturunan yang baik dan menyambung nasab,
dengannya dia bisa mendapatkan pahala. Sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya)
"Jika anak Adam mati, maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga
perkara." Nabi menyebutkan diantaranya, (yang artinya) "atau anak
shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
- Pahala yang akan diperoleh oleh pasangan suami istri setiap kali
berinfak, menolong, mengucapkan kata kata yang baik dan
menyingkirkan gangguan.
- Istri shalihah akan mendoakan suaminya ketika shalat, berdiri
maupun duduk. Dia juga akan mengucapkan terima kasih atas
usahamu, atas nafkah yang telah engkau berikan kepadanya dan
kebaikanmu. Karena tanda wanita shalihah adalah berterima kasih
kepada suami yang telah berlaku baik kepadanya.
- Pahala yang besar sebagai konsekuensi mendidik anak anak dengan
baik.
- Sesungguhnya menikahi wanita shalihah adalah merupakan
perhiasan dunia, keelokannya dan keindahannya. Sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya) :
"Dunia itu adalah perhiasan, sebaik baik perhiasan adalah istri yang
shalihah." (HR. Muslim)
- Menikah dengan wanita shalihah akan mendukungnya untuk
melakukan ketaatan dan memudahkan baginya untuk menekuni
ibadah.
- Menikah dengan istri shalihah lebih dekat (mudah) untuk
mendatangkan kebahagiaan, ... Dia mengetahui hak kepemimpinan
suami.
- Istri shalihah senantiasa berorientasi padala setiap kali bekerja. Dia
tidak akan mendurhakai suami atau membangkang kepadanya.
- Wanita shalihah menjadi teman yang betah tinggal di rumah, bukan
orang yang hobi keluar masuk rumah sebagai realisasi dari firman
Allah (yang artinya) :
"Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumahmu." (QS. Al Ahzaab : 33)
- Jika suatu ketika musibah kematian menimpa seorang suami, ketika
Allah mewafatkannya, maka istri shalihah akan setia mendoakanmu,
memohonkan rahmat dan maghfirah serta berusaha meninggikan
derajatmu di akhirat.
[BUAH MEMPERISTRI WANITA SHALIHAH]
Buah dan akibat pernikahan dengan wanita shalihah, salah satunya
adalah terjaganya anak anak, baik ketika anaknya masih hidup
maupun setelah wafat. Sang penulis menjelaskan kiprah wanita -
wanita muslimah dalam membina pemimpin umat, para ulama dan
tokoh tokoh islam. Saya kutip salah satunya, yang cukup menarik,
yaitu kisah Rabi'ah Ar Ra'yi, gurunya Imam Malik bin Anas. Inilah
kisahnya.
Abdul Wahhab bin Atha' Al Khaffaf berkata: Para masyayikh di
Madinah bercerita bahwa Farrukh Abu Abdurrahman ayahanda
Rabi'ah rahimahullah keluar untuk berperang ke Khurasan di masa
pemerintahan Bani Umayyah. Ketika itu Rabi'ah, putra beliau masih
menjadi janin di rahim ibunya. Farrukh meninggalkan untuk istrinya
Ummu Rabi'ah 30 000 dinar. Selanjutnya dia menghilang dari
Madinah dalam jangka waktu yang sangat lama.
Kemudian baru kembali setelah dua puluh tujuh tahun kemudian. Dia
mengendarai kuda dengan membawa tombak di tangannya. Ketika dia
sampai di Madinah langsung menuju ke rumahnya dan membuka
pintu dengan tombaknya, lalu masuk rumah. Tiba tiba Rabi'ah keluar
menemui dia sedangkan beliau tidak tahu bahwa dia adalah ayahnya.
Rabi'ah berkata : "Wahai musuh Allah, apakah engkau hendak
menyerang rumahku?" Farrukh menyahut : "Wahai musuh Allah,
engkau yang hendak mengganggu istriku di rumahku."
Lalu keduanya saling terkam, masing masing mencengkeram leher
yang lain dan bermaksud untuk memukulnya. Suara keduanya makin
keras hingga para tetangga berkumpul. Lalu sampailah kabar
tersebut kepada Malik bin Anas rahimahullah dan beberapa syeikh.
Mereka segera ingin membantu gurunya (Rabi'ah) untuk
mengalahkan musuh yang memasuki rumahnya. Rabi'ah sampai
berkata : "Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu sampai
melaporkannya kepada Sulthan". Begitupun Farrukh, dia berkata :
"Aku tidak akan melepaskanmu kecuali di hadapan Sulthan, karena
engkau mengganggu istriku!"
Perdebatan semakin ramai. Ketika mereka melihat Imam Malik,
mereka pun diam. Lalu Malik berkata kepada Farrukh: "Wahai syeikh,
Anda memiliki bukti selain rumah ini?" Farrukh berkata: "Ini adalah
rumahku dan saya adalah Farrukh." Ketika itu, istrinya mendengar
suaranya, lalu dia bergegas keluar dan berkata: "Ini suamiku, dan ini
adalah anakku yang dia tinggalkan ketika saya masih
mengandungnya." Lalu keduanya saling berpelukan, yakni Farrukh
dan putranya Rabi'ah dan keduanya pun menangis haru.
Setelah itu Farrukh masuk rumah dan berkata kepada istrinya:
"Inikah anakku yang aku tinggalkan ketika masih janin?" Istrinya
menjawab: "Benar." Farrukh berkata: "Keluarkanlah harta yang
pernah aku tinggalkan kepadamu. Saya juga masih membawa uang
sebanyak 4000 dinar". Istrinya berkata : "Aku telah menabungnya dan
aku akan mengeluarkannya untukmu beberapa hari lagi".
Kemudian Rabi'ah keluar menuju masjid dan duduk di halaqahnya.
Lalu Imam Malik mendatanginya, begitupun Al Hasan bin Yazid dan
Ibnu Abi Ali yang dikenal sebagai tokoh tokoh penduduk Madinah.
Mereka hendak menuntut ilmu kepada Rabi'ah, orang yang paling
menguasai ilmu.
Sementara itu Ummu Rabi'ah berkata kepada Farrukh suaminya:
"Keluarlah dan shalatlah di Masjid Rasulullah. Farrukh keluar menuju
masjid dan melihat suatu majlis ilmu yang dipenuhi oleh para
penuntut ilmu. Dia mendatanginya dan ikut di dalamnya. Mereka
menyisihkan sedikit tempat untuknya lalu ikut mendengarkan kajian.
Ketika itu, Rabi'ah menundukkan kepala sehingga Farrukh tidak
melihatnya. Akan tetapi ketika sang ayah mendengar suara syeikh
yang berbicara, juga komentar orang orang: "Dia adalah Rabi'ah bin
Abi Abdirrahman!" diapun berkata: "Sungguh Allah telah mengangkat
derajat anakku!"
Diapun bergegas pulang dan berkata kepada istrinya: "Demi Allah,
aku melihat anakmu berada dalam kedudukan yang belum pernah aku
melihat ahli ilmu dan ahli fikih yang seperti itu!" Istrinya berkata :
"Manakah yang lebih Anda suka, 30 000 dinar ataukah kemuliaan
yang diraih oleh anakmu?" Farrukh menjawab: "Demi Allah keadaan
anakku lebih aku sukai daripada uang 30 000 dinar." Lalu istrinya
berkata: "Sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh harta yang
engkau tinggalkan untuk pendidikan anakmu." Farrukh berkata :
"Sungguh engkau tidak menyia nyiakan harta itu." (Hal. 64 - 67).
[SERUAN]
Pada halaman terakhir, Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata,
"Sudah seharusnya Anda menyempurnakan syarat istiqomah dalam
pribadimu. Sehingga engkau sukses bersama seorang istri yang
shalihah. Yakni hendaknya Anda berupaya menjadi laki laki yang
shalih yang berakhlak dengan akhlak Al Qur'an, mentaati Allah
Subhanahu wa ta'ala dan perintah Rasul Nya yang mulia. Adalah sia
sia jika seorang yang lalai ingin melamar wanita baik baik. Barang
siapa hendak melamar wanita baik baik maka tidak perlu memberikan
mahar yang terlalu mahal. Yang perlu Anda pikirkan pertama ketika
hendak menikah dengan wanita shalihah adalah memikirkan upaya
untuk memperbaiki dirimu sendiri." (Hal. 81).
[PERSONAL VIEW]
Ini satu buku yang memberikan jawaban kenapa harus menikahi
wanita shalihah. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menikahi
wanita shalihah. Dijelaskan puluhan manfaat di buku tersebut.
Dilanjutkan dengan banyak kisah yang menggambarkan kiprah para
wanita shalihah dalam berbakti kepada suaminya, termasuk juga
dalam mendidik anak anaknya. Saya kira buku ini patut sekali dibaca
dan dipahami oleh mereka yang akan menikah. Dan tidak tertutup
juga buat mereka yang sudah menikah. Baik para ikhwan dan juga
akhwat. Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah (yang artinya),
"Hendaklah engkau memilih wanita yang baik agamanya, niscaya
engkau akan beruntung." (Muttafaq 'alaihi).
Karena bila tidak, doa mereka pun tidak bisa diharapkan ....
Istriku Menikahkanku Resensi Buku
Judul : Istriku Menikahkanku
Penulis : As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani
Penerbit: Darul Falah
Cetakan : I
Tahun : Agustus 2004 M
Halaman : xxii + 173
[ISI BUKU]
Buku ini berbicara panjang lebar tentang ta'addud (poligami).
Buku ini terdiri dari tiga bagian besar:
1. BAB I
Berbicara tentang kisah seorang istri yang meminangkan seorang
wanita untuk suaminya. Diikuti dengan contoh contoh lain dari wanita
wanita yang meminangkan untuk suami suami mereka, diantaranya
adalah kisah Sarah yang meminang Hajar untuk Ibrahim Alaihissalam.
Dilanjutkan dengan sebab sebab ketakutan para wanita terhadap
poligami, sebab sebab wanita menerima poligami, dan juga sebab
sebab keberhasilan dan kegagalan sebagian laki laki dalam
berpoligami.
2. BAB II
Pada bab ini pembahasan seputar keutamaan poligami, hukum
poligami, faedah faedah poligami, bahaya dilarangnya poligami, dan
tidak kalah menariknya tentang poligami sepanjang sejarah; yaitu
poligami dalam Yahudi, Nasrani, Masa Jahiliyah, dan dalam Islam.
3. BAB III
Pembahasan seputar nasihat nasihat untuk istri pertama, kedua, dan
juga untuk suami yang berpoligami, dll. Termasuk juga dibahas
tentang bagaimana membuat para istri menerima poligami.
[SEBAB SEBAB KETAKUTAN WANITA TERHADAP POLIGAMI]
Berikut saya kutipkan point point penting dan menarik dari Bab I
Pasal 6.
Koran 'Ukazh telah menyebarkan angket tentang ta'addud, yang
diberikan pada 100 orang dari kedua jenis. Dari hasilnya disimpulkan
bahwasanya wanita wanita takut suami mereka menikah lagi karena:
1. Takut perhatian suaminya terhadap dirinya akan berkurang
2. Berkurangnya keberadaan suami di rumah dan tidak adanya
perhatian terhadap anak anak
3. Perasaan takut disia siakan ketika suaminya menikah lagi.
Begitu juga pertanyaan pertanyaan yang disebarkan dalam bentuk
angket; menjelaskan penyebab yang mendorong keinginan untuk
menikah lagi dengan wanita lain :
1. Meningkatnya tingkat ekonomi suami
2. Kebutuhan kebutuhan emosi dan pemikiran yang tidak terpenuhi
pada laki laki
3. Tidak adanya kecocokan kecenderungan dan tujuan hidup
4. Perbedaan dalam tingkat kehidupan sosial
5. Buruknya kondisi kesehatan istri
Angket tersebut juga menjelaskan bagaimana kondisi istri ketika
suami memberitahukan keinginannya menikah lagi:
1. Istri istri meminta suami berlaku adil ketika telah memiliki anak
anak
2. Mereka meminta suami membatalkan keinginan untuk menikah lagi
3. Mereka minta cerai ketika suami ingin menikah lagi
4. Menolak ta'addud walaupun suami berlaku adil
[SEBAB SEBAB SEBAGIAN WANITA MENERIMA TA'ADDUD]
Sang penulis menurunkan 11 sebab, saya akan tuliskan sebagian
sebab sebagian wanita menerima ta'addud :
1. Keinginan mereka mendapatkan pahala di sisi Allah yang besar
bagi orang yang mentaati Allah dan Rasul Nya. Allah Ta'ala
berfirman :
"... Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sungguh ia
telah mendapatkan keberuntungan yang besar." (Al Ahzab : 71)
2. Memiliki ilmu tentang hukum hukum syar'iyyah dan penyerahan
diri yang sempurna terhadap qadha' Allah membuat mereka
menerima syariat ta'addud dengan jiwa yang ridha dan tenang karena
mengamalkan firman Nya,
"Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila
Allah dan Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka
memiliki pilihan lain dari urusan mereka. Barangsiapa yang
bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya, sungguh ia telah tersesat
dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36)
3. Kepahaman mereka terhadap bahaya bertambahnya jumlah wanita
yang menua, tapi belum menikah, serta dampak dampak negatif yang
ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat
4. Rasa tanggung jawab wanita, cintanya terhadap saudari saudarinya
dari kalangan perawan tua dan janda.
5. Wanita percaya terhadap agama suaminya bahwa ia akan berlaku
adil diantara istri istrinya
6. Meningkatnya taraf ekonomi suami di antara perkara yang
membuatnya tenang
[KEUTAMAAN TA'ADDUD]
Pada halaman 78 dimuat keutamaan poligami, saya kutip beberapa
ayat dan haditsnya :
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair Radhiyallahu anhu bahwasanya
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma bertanya kepadanya, "Apakah kamu
telah menikah?" Sa'id bin Jubair menjawab, "Tidak". Dia berkata,
"Menikahlah! Sesungguhnya sebaik baik umat ini adalah yang paling
banyak istrinya." (Diriwayatkan Bukhari (9/140).
"... Maka nikahilah wanita wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga,
atau empat, ..."(An Nisaa : 3)
Ayat ini menunjukkan bahwa HUKUM ASAL dalam pernikahan itu
adalah TA'ADDUD. Dalam ta'addud ada bentuk ketaatan kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan meneladani sunnahnya.
"Sungguh bagi kalian pada diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang
baik ..."(Al Ahzab : 21)
Juga perlu diingat bahwa ta'addud merupakan sunah para nabi dan
rasul sebelumnya. Ibrahim alaihissalam menikahi dua istri. Daud -
sebagaimana disebutkan dalam Taurat - menikah dengan seribu
wanita. Sulaiman menikah dengan seratus wanita.
Telah berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Berkata
Sulaiman alaihissallam, 'Aku pasti akan menggilir seratus atau
sembilan puluh sembilan wanita (istrinya) malam ini. Seluruhnya pasti
melahirkan pahlawan yang berperang dijalan Allah'. Sahabatnya
berkata kepadanya, 'Ucapkanlah, 'Insya Allah'. Dia lupa
mengucapkannya. Oleh karena itu tidak satu pun dari istrinya yang
hamil, kecuali seorang, yang melahirkan setengah manusia.'
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,'Demi (Allah) Yang
jiwaku berada di tangan Nya, kalau ia mengucapkan insya Allah,
niscaya mereka akan berperang di jalan Allah sebagai pahlawan
seluruhnya'. (HR. Bukhari Muslim).
[FAEDAH FAEDAH TA'ADDUD]
Sesungguhnya ta'addud memiliki faedah faedah yang agung,
diantaranya (pasal 3 hal. 88 - 93):
1. Mengentaskan permasalahan bertambahnya jumlah wanita wanita
yang menjadi perawan tua karena banyaknya kaum lelaki yang
terbunuh di dalam peperangan.
2. Ta'addud adalah jalan untuk menjaga kesucian, menutup pintu
zina, dan mencegah tersebarnya kekejian. Diantara laki laki ada yang
memiliki syahwat yang kuat, tidak cukup dengan seorang wanita. Dia
juga seorang yang bertakwa, bersih dan takut zina. Oleh karena itu
ta'addud adalah cara untuk menjaga kesucian.
3. Ta'addud merupakan salah satu kebutuhan masyarakat. Misalnya,
istri telah lanjut usia atau sakit dan ia mempunyai anak anak. Jika
suami menahannya dan tidak menikah lagi, ia takut jatuh pada
perbuatan zina. Jika diceraikannya, ia akan memisahkan antara
dirinya dan diri anak anaknya, maka masalah tidak hilang, kecuali
dengan ta'addud.
4. Setelah pernikahan bisa jadi terungkap bahwa istri mandul, jalan
keluarnya adalah menceraikannya. Apabila ia memiliki kemampuan
untuk menikah lagi dengan wanita lain dan tanpa menceraikannya,
maka seorang yang berakal tidak akan mengatakan, "menceraikannya
adalah lebih baik".
5. Merupakan suatu ketetapan secara ilmiah bahwa kesuburan wanita
untuk melahirkan berhenti setelah berumur 50 tahun, sedangkan
suami terus memiliki kemampuan untuk memiliki anak sampai
berumur lebih 70 tahun. Kita tidak boleh membatasi suami yang
masih ingin memiliki anak. Sehubungan dengan itu, jalan keluarnya
adalah dengan ta'addud.
6. Ta'addud mewujudkan keadilan dan persamaan karena ia membuat
wanita tidak memonopoli seorang laki laki, sementara banyak janda,
gadis dan perawan tua yang tidak dapat merasakan kehidupan suami
istri.
7. Ta'addud adalah salah satu sebab untuk menjadi kaya,
mendapatkan kebaikan, dan rejeki yang banyak.
[PERSONAL VIEW]
Buku yang ditulis oleh As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani ini
merupakan buku yang cukup lengkap membahas tentang poligami.
wallahu'alam. Sebab sebab wanita membenci poligami, hukum
poligami, faedah faedahnya, dll, termasuk saran saran bagi istri,
orang tua dan juga suami yang akan berpoligami. Cukup lengkap.Ada
kesalahpahaman di masyarakat kita, mereka memandang bahwa
pernikahan itu asalnya monogami (satu istri), kecuali bila sang istri
sakit, maka sang suami boleh menikah lagi. Ini adalah pola pikir yang
terbalik. Yang benar, adalah hukum asal pernikahan itu adalah
poligami, dengan syarat adil. Bila tidak mampu berlaku adil maka
menikahlah satu saja.
Pada bagian lain di buku tersebut ada juga manfaat / faedah yang
didapat bagi istri yang suaminya menikah lagi, yaitu :
1. Membantu wanita agar lebih bisa berkonsentrasi untuk ibadah dan
mengawasi anak anak
2. Memberi peluang baginya untuk menyiapkan diri untuk suaminya
dan menantinya dengan kerinduan
3. Menginapnya suami dengan istri yang lain berarti meringankan
beban istri yang belum sampai jadwalnya dalam menginap dari
beratnya beban berkhidmat kepada suami
Bagi para wanita yang membenci poligami, ingatlah ayat berikut ini
"Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila
Allah dan Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka
memiliki pilihan lain dari urusan mereka. Barangsiapa yang
bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya, sungguh ia telah tersesat
dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36)
Bagi kaum laki yang berpoligami, ingatlah hadits Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam ini
"Barangsiapa yang memiliki dua orang istri lalu ia condong pada salah
satunya, maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan bahunya
miring." (HR. Abu Daud (2/242))
Perlu diingat, bahwa poligami sudah ada sejak agama agama
terdahulu, sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Para nabi berpoligami, para raja raja berpoligami, termasuk orang
orang besar juga berpoligami. Ketika diutusnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, poligami DIBATASI sampai hanya EMPAT saja.
Maka sangat salah sekali orang orang yang menuduh Islam yang
melakukan poligami. Islam datang membatasi poligami hanya sampai
empat saja. Inilah yang tengah tengah, tidak melarang poligami dan
tidak membebaskan poligami sebebas bebasnya.
"Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kalian diberi rahmat." (Ali Imran
: 132)
Semoga bermanfaat.
Larangan Shalat di Masjid yang dibangun di Atas Kubur
... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com
Judul : Larangan Shalat di Masjid yang dibangun di Atas Kubur
Penulis : Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani
Penerbit : Pustaka Imam Asy Syafi'i
Cetakan : I - April 2004 M
Halaman : xviii + 275
Ini adalah satu buku ilmiyah yang perlu dan penting untuk dipelajari
oleh
kaum muslimin. Karena memuat pokok permasalahan yang mendasar
dalam
kaitannya dengan penegakan tauhid dan menutup jalan menuju
kemusyrikan.
secara garis besar buku ini berfokus pada dua hal:
1. Hukum pendirian masjid di atas kuburan.
2. Hukum shalat di masjid masjid yang didirikan di atas kuburan.
Lebih detailnya pembahasan pada masing masing bab adalah:
BAB SATU
Hadits-hadits tentang larangan menjadikan kuburan sebagai masjid
BAB DUA
Arti menjadikan makam sebagai masjid
BAB TIGA
Membangun masjid di atas kuburan termasuk dosa besar
BAB EMPAT
Beberapa syubhat dan jawabannya
BAB LIMA
Hikmah diharamkannya membangun masjid di atas kuburan
BAB ENAM
Dimakruhkan shalat di masjid yang dibangun di atas kubur
BAB TUJUH
Semua ketentuan hukum ini mencakup seluruh masjid kecuali masjid
Nabawi
Berikut akan saya kutipkan sebagian dari isi buku tersebut yang
semoga
bermanfaat buat pembaca. Dengan meringkasnya dan tidak
menyertakan takhrij
lengkap dari hadits yang saya kutip, semata mata demi ringkasnya
tulisan
ini.
[HADITS HADITS TENTANG LARANGAN MENJADIKAN KUBURAN
SEBAGAI MASJID]
-----------------------------------------------------------------
[] Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha dia bercerita, Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda ketika beliau sakit dan
dalam
keadaan berbaring:
"Allah melaknat orang orang Yahudi dan orang orang Nasrani.
Mereka telah
menjadikan kuburan Nabi Nabi mereka sebagai tempat ibadah."
'Aisyah berkata: "Kalau bukan karena takut (laknat) itu, niscaya
kuburan
beliau akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut
kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid." (HR. Bukhari (III/156,
198
dan VIII/114).
[] Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia bercerita, Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah memerangi orang orang Yahudi, karena mereka telah
menjadikan makam
Nabi Nabi mereka sebagai tempat bersujud." (HR. Al Bukhari II/422).
[] Dari al Harits an Najrani, dia bercerita, aku pernah mendengar
Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam menyampaikan lima hal sebelum wafat.
Beliau
bersabda:
"Ketahuilah, sesungguhnya orang orang sebelum kalian telah
menjadikan makam
Nabi Nabi mereka dan orang orang shalih di antara mereka sebagai
masjid.
Maka, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid.
Sesungguhnya aku
melarang kalian melakukan hal tersebut." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah
(II/83/2 dan II 376), dan sanadnya shahih menurut syarat Muslim).
[ARTI MENJADIKAN MAKAM SEBAGAI MASJID]
--------------------------------------
Yang mungkin dipahami dari kalimat 'menjadikan kuburan sebagai
masjid'
adalah tiga pengertian:
PERTAMA: Shalat di atas makam, dengan pengertian sujud di
atasnya.
KEDUA: Sujud dengan menghadap ke arahnya dan menjadikannya
kiblat shalat dan
do'a.
KETIGA: Mendirikan masjid di atas makam dan tujuan mengerjakan
shalat di
dalamnya.
[] Mengenai pengertian yang pertama, Ibnu Hajar al Haitami
mengatakan di
dalam kitab, az Zawaajir (I/121): "Menjadikan makam sebagai masjid
berarti
shalat di atasnya atau dengan menghadap ke arahnya."
Pengertian pertama ini didukung oleh beberapa hadist berikut ini:
"Janganlah kalian shalat menghadap ke arah makam dan jangan pula
shalat di
atasnya." (Diriwayatkan oleh ath Thabrani dalam al Mu'jamul Kabiir
(III/145/2)).
[] (Untuk pengertian yang kedua).
Dapat saya (syaikh Albani) katakan, pengertian itulah yang secara
jelas
dilarang, di mana Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula shalat
menghadap ke
arahnya." (Diriwayatkan oleh Muslim (III/62)).
[] Sedangkan makna ketiga, Imam al Bukhari telah
menyampaikannya, di mana
dia telah menerjemahkan hadits pertama dengan mengatakan, "BAB
MAA YUKRAHU
MIN ITTIKHAADZIL MASAAJID 'ALAL QUBUUR (BAB
DIMAKRUHKAN MEMBANGUN MASJID DI
ATAS KUBURAN)."
Dengan demikian, dia telah mengisyaratkan bahwa larangan
menjadikan kuburan
sebagai masjid berkonsekuensi pada larangan membangun masjid.
Dan ini sudah
sangat jelas.
[MEMBANGUN MASJID DI ATAS KUBURAN TERMASUK DOSA
BESAR]
------------------------------------------------------
Setiap orang yang memperhatikan secara seksama hadits hadits mulia
tersebut,
maka akan tampak jelas olehnya dan tanpa ada keraguan sama sekali
bahwa
membangun masjid di atas kuburan itu adalah haram, bahkan
merupakan salah
satu perbuatan dosa besar, karena adanya laknat Allah dan penyifatan
para
pelakunya sebagai makhluk paling jahat (buruk) di sisi Allah
Tabaaraka wa
Ta'ala. Dan hal itu tidak akan di dapat oleh orang yang tidak
melakukan
perbuatan dosa besar.
1. MADZHAB SYAFI'I MENYATAKAN BAHWA PERBUATAN
TERSEBUT TERMASUK DOSA BESAR
Di dalam kitab az Zawaajir 'an Iqtiraafil Kabaa ir (I/20), ahli fiqih, Ibnu
Hajar al Haitami mengatakan: "Dosa besar ketiga, keempat, kelima,
keenam,
ketujuh, kedelapan, dan yang kesembilan puluh adalah menjadikan
kuburan
sebagai masjid, menyalakan obor di atasnya, menjadikannya sebagai
berhala,
berjalan berputar putar mengelilinginya, dan shalat menghadapnya."
2. MENURUT MADZHAB HANAFI, PEMBANGUNAN MASJID DI ATAS
MAKAM ITU MAKRUH
DENGAN PENGERTIAN HARAM
Makruh dengan pengertian syari'at ini telah dikemukakan oleh
madzhab Hanafi,
di mana Imam Muhammad, murid Abu Hanifah, di dalam bukunya al
Aatsaar (hal.
45) mengatakan: "Kami tidak memandang perlu adanya penambahan
dari apa yang
ada pada kuburan. Dan kami memakruhkan mengecat, menyemen
kuburan dan
membangun masjid di sekitarnya."
Makruh menurut pandangan penganut madzhab Hanafi ini adalah
dengan
pengertian haram, sebagaimana yang sudah sangat populer di
kalangan mereka.
3. MADZHAB MALIKI MENGHARAMKAN
Di dalam Tafsirnya (X/38), setelah menyebutkan hadits kelima, al
Qurthubi
mengemukakan : "Ulama ulama kami mengatakan, 'Diharamkan bagi
kaum muslimin
untuk menjadikan makam para Nabi dan ulama sebagai masjid.' "
4. MADZHAB HAMBALI JUGA MENGHARAMKAN
Madzhab Hambali juga mengharamkan pembangunan masjid di atas
makam,
sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Syarhul Muntahaa,
I/353, dan juga
kitab lainnya. Bahkan sebagian mereka menetapkan tidak sahnya
shalat di
masjid yang di bangun di atas makam.
[PERSONAL VIEW]
---------------
Dari ringkasan ini dan dari membaca buku karya Syaikh Albani
tersebut, insya
Allah kita bisa mengetahui bahwa dalam Islam itu dilarang
menjadikan kuburan
sebagai masjid atau tempat sujud atau tempat ibadah. Dengan
demikian tidak
boleh mendirikan masjid di kuburan. Dengan demikian pula, masjid
dan kuburan
tidak boleh dihimpunkan. Ini merupakan suatu konsekuensi yang jelas
dalam
hal ini.
Kesimpulan ini tentu saja akan berseberangan dengan kenyataan
yang ada pada
sebagian masyarakat. Tetapi perlu kita ingat,
"Hai orang orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah
Rasul(Nya), dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu BERLAINAN PENDAPAT
TENTANG
SESUATU, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(An
Nisaa': 59).
Maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul Nya. Sedangkan
Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam telah bersabda dalam hadits haditsnya
diantaranya,
Dari 'Aisyah radhiyallahu'anha dia bercerita, Rasulullah
shallallahu'alaihi
wa sallam pernah bersabda ketika beliau sakit dan dalam keadaan
berbaring:
"Allah melaknat orang orang Yahudi dan orang orang Nasrani.
Mereka telah
menjadikan kuburan Nabi Nabi mereka sebagai tempat ibadah."
'Aisyah berkata: "Kalau bukan karena takut (laknat) itu, niscaya
kuburan
beliau akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut
kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid." (HR. Bukhari (III/156,
198
dan VIII/114).
Maka ta'atilah Rasul Nya, karena dengan begitu kita telah menta'ati
Allah.
"Barang siapa yang mentaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah
mentaati
Allah." (An Nisaa': 80).
Demikian semoga bermanfaat.
Kunci Kunci Rizqi Menurut Al Qur'an dan as Sunnah
:: Ringkasan Buku ::
Judul asli : Mafatihur Rizq Fi Dhau'il Kitab wa Sunnah
Penulis : Dr. Fadhl Ilah
Edisi Indonesia : Kunci Kunci Rizqi Menurut Al Qur'an dan as Sunnah
Penerjemah : Ainul Haris Arifin, LC
Penerbit : Darul Haq - Jakarta
Cetakan : VII, Juni 2004 M
Halaman : xii + 102
Buku ini menerangkan tentang sebab sebab turunnya rizqi. Tidak
semua sebab sebab turunnya rizki dituliskan oleh sang penulis buku.
Tetapi hanya sebagiannya saja yang dia dimudahkan oleh Allah Jalla
wa 'Ala untuk mengumpulkannya. Dalam buku tersebut diterangkan
sepuluh pasal yang menjadi sebab turunnya rizki. Yaitu :
1. Istighfar dan taubat
2. Taqwa
3. Bertawakkal kepada Allah
4. Beribadah kepada Allah sepenuhnya
5. Melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya
6. Silaturrahim
7. Berinfak di jalan Allah
8. Memberi nafkah kepada orang orang yang sepenuhnya menuntut
ilmu syariat (agama)
9. Berbuat baik kepada orang orang lemah
10.Hijrah di jalan Allah
Pada ringkasan buku ini, saya kutipkan sebagiannya yang ada di buku
tersebut dan tentunya juga dengan meringkasnya. Inilah dia..
[ISTIGHFAR DAN TAUBAT]
----------------------
Dalil syar'i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rizki.
Yaitu apa yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Nuh
Alaihi salam yang berkata kepada kaumnya,
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak anakmu dan mengadakan untukmu kebun kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai sungai'." (Nuh : 10 -
12).
Imam Al Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia
berkata: "Ada seorang laki laki mengadu kepada Al Hasan Al Bashri
tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya,
"Beristighfarlah kepada Allah!"
Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau
berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!"
Yang lain berkata lagi kepadanya, "Do'akanlah (aku) kepada Allah,
agar ia memberiku anak!" Maka beliau mengatakan kepadanya,
"Beristighfarlah kepada Allah!"
Dan yang lain mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya
maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, "Beristighfarlah kepada
Allah!" (hal. 14).
Dalam hadits diterangkan,
"Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah),
niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan
untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya
rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka sangka." (Al Musnad
no. 2234, 4/55-56).
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang
berbicara berdasarkan wahyu, mengabarkan tentang tiga hasil yang
dapat dipetik oleh orang
memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha
Memberi rizki, yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari
arah yang tidak disangka sangka dan tidak diharapkan serta tidak
pernah terbetik dalam hatinya.
[ T A Q W A ]
-------------
Dalil syar'i bahwa taqwa merupakan kunci rizki.
"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah
yang tiada disangka sangkanya." (Ath Thalaq: 2-3).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al A'raf:
96).
Menafsirkan firman Allah (yang artinya)
"Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah
dari langit dan bumi", Abdullah bin Abbas mengatakan: "Niscaya Kami
lapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan Kami mudahkan
bagi mereka untuk mendapatkannya dari segala arah." (Tafsir Abu As
Su'ud, 3/253). (hal. 25).
[BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH]
--------------------------
Dalil syar'i bahwa bertawakkal kepada Allah termasuk kunci rizki.
Imam Ahmad, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al Mubarak, Ibnu
Hibban, Al Hakim, Al Qudha'i dan Al Baghawi meriwayatkan dari
Umar bin Al Khaththab radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
"Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar benar
tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung
burung. Mereka berangkat pagi pagi dalam keadaan lapar, dan
pulang sore hari dalam keadaan kenyang."
Allah berfirman,
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki) nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu." (Ath Thalaq: 3)
APAKAH TAWAKKAL ITU BERARTI MENINGGALKAN USAHA?
-----------------------------------------------
Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki laki yang hanya
duduk di rumah atau masjid seraya berkata, 'Aku tidak mau bekerja
sedikit pun, sampai rizkiku datang sendiri'. Maka beliau berkata, ia
adalah laki laki yang tidak mengenal ilmu. Sunnguh Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku melalui panahku."
Dan beliau bersabda:
"Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar benar
tawakkal, niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikan
Nya kepada burung burung berangkat pagi pagi dalam keadaan lapar
dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang."
Dalam hadits tersebut dikatakan, burung burung itu berangkat pagi
pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari rizki.
Selanjutnya Imam Ahmad berkata: "Para shahabat juga berdagang
dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan
kita." (Fathul Bari, 11/305 - 306). (Hal. 36-37).
[SILATURRAHIM]
--------------
Dalil syar'i bahwa silaturrahim termasuk kunci rizki.
"Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan
ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknyalah ia menyambung
(tali) silaturrahim." (HR. Bukhari, Kitabul Adab, no. 5985, 10/415).
"Belajarlah tentang nasab nasab kalian sehingga kalian bisa
menyambung silaturrahim. Karena sesungguhnya silaturrahim adalah
(sebab adanya) kecintaan terhadap keluarga (kerabat dekat), (sebab)
banyaknya harta dan bertambahnya usia." (Al Musnad, no. 8855).
[BERINFAK DI JALAN ALLAH]
-------------------------
Dalil syar'i bahwa berinfak di jalan Allah adalah termasuk kunci rizki.
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik baiknya." (Saba':
39).
Maka, barangsiapa berinfak berarti dia telah memenuhi syarat untuk
mendapatkan ganti. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfak maka
hartanya akan lenyap dan ia tidak berhak mendapatkan ganti.
Hartanya akan hilang tanpa ganti, artinya lenyap begitu saja.
Dalil lain adalah hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memberitahukan
kepadanya:
"Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Wahai anak Adam, berinfaklah,
niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu." (Shahih Muslim,
kitab Az Zakah, no. 36 (993), 2/690-691).
[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini memuat sebab sebab turunnya rizki yang perlu sekali
diketahui oleh kaum muslimin. Buku ini mengungkap bagaimana agar
Allah berkenan memberikan rizki kepada kita. Sebagai contoh yang
menarik untuk kita garisbawahi nasehat Al Hasan Al Bashri ketika ada
orang yang mengeluh tentang kekeringannya, kemiskinannya dan
keinginannya untuk mempunyai anak. Al Hasan Al Bashri
menasehatinya untuk bertaubat dan beristighfar berdasar firman
Allah Jalla wa 'Ala dalam Surat Nuh. Hal hal seperti inilah yang
banyak kaum muslimin tidak / belum mengetahuinya. Dengan
membaca buku ini kita jadi mengetahui jalan jalan agar Allah
menurunkan rizkinya kepada kita.
Semoga ringkasan ini bermanfaat buat kaum muslimin. Dan saya
berharap semoga Allah menjadikan rizkiku melalui penaku..
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 4 Desember 2006