PAHAM-PAHAM BARU DAN KESADARAN KEBANGSAAN DI ASIA-AFRIKA
A. Paham-Paham Baru
1. Nasionalisme
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke
berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok suatu
bangsa yang memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta persamaan cita-cita
dan tujuan. Dengan demikian, kelompok tersebut merasakan adanya kesatuan mendalam
terhadap kelompok bangsa itu.
Negara-negara pemula penganut paham nasionalisme adalah Inggris, Jerman, dan Italia.
Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara lain adalah Soekarno
dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen dari Cina, dan lain-lain.
2. Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama kemerdekaan
individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar Eropa. Pendukungnya adalah
kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran liberalisme tidak memiliki ikatan yang kuat.
Peranan kaum Borjuis semakin besar setelah industri dan perdagangannya menjadi mata
pencaharian penting.
3. Pan islamisme
Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan umat Islam
sedunia. Paham ini dalam bahasa Arabnya disebut dengan Al Jami’ah al Islamiyah yang
dicetuskan oleh seorang Afghanistan bernama Jamaluddin al Afgani (1839–1897). Namun,
ada yang berpendapat bahwa paham ini telah ada pada diri tokoh perubahan dari Mesir
bernama Al-Tahtawi (1801 – 1873). Jamaluddin al Afghani menyaksikan bagaimana bangsa
Barat terutama Inggris ikut campur dalam urusan negara-negara Islam. Oleh karena itu,
beliau mengajak kaum muslim untuk kembali pada Alquran dan Hadits, juga menyerukan
untuk berjuang melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa dan tanah
air.
Kehidupan Perkotaan dengan Muncul dan Berkembangnya Pergerakan Nasional
Indonesia
Kehidupan perkotaan dan munculnya pergerakan nasional Indonesia awalnya
dipengaruhi oleh kehidupan dari kolonial yang berasal dari eropa, dimulai oleh golongan
terpejajar, golongan profesional seperti guru, dokter, dan peranan pers Indonesia.
a. Muncul dan berkembangnya Pergerakan Nasional
Muncul dan berkembangnya pergerakan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh dari dalam (internal)
· Kenangan kejayaan masa lampau, misalnya kejayaan kerajaan Sriwijaya, dan
Kerajaan Majapahit.
· Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme dari kaum penjajah.
· Muncunya golongan cendekiawan yag berasal dari sekolah dalam negeri buatan
belanda, dan dari sekolah di luar negeri, maupun cendekiawan dari negeri belanda.
· Kemajuan dibidang politik, sosial- ekonomi, dan kebudayaan, yaitu munculnya partai-
partai poltik, pengahpusan eksploitasi ekonomi asing, dan perlindungan kebudayaan asli
akibat kedatangan budaya dari barat.
2. Pengaruh dari luar (eksternal)
· Kemenangan Jepang atas Rusia (1905).
· Pergerakan kebangsaan India dalm mengahadapi penjajaahan Inggris.
· Gerakan kebangsaan Filipina melawan Spanyol, dan Amerika Serikat.
· Gerakan Nasionalis China yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen.
· Pergerakan Turki muda (1908).
· Pergerakan Nasionalisme Mesir, dipimpin oleh Arabhi Pasha (1881- 1882).
Transformasi Etnik, Terbentuk dan berkembangnya Identitas Kebangsaan Indonesia
Transformasi etnik dan identias kebangsaan indonesia
1.Transformasietnik,terbentuk dan berkembangnya identitas kebangsaan Indonesia
1) Transformasi etnik
Perjuangan etnik-etnik diwilayah Indonesia berlangsung sangat lama. Hal ini disebabkan
masing-masing etnik
hanya mementingkan keselamatan dan kebebasan etniknya sendiri. Bahkan mereka belum
memikirkan hubungan antara etnik satu dengan etnik yang lain nya. Dengan berkembangnya
perlawanan seperti ini mempermudah dan mempercepat proses pendudukan yg dilakukan
oleh pemerintah colonial belanda trhadap wilayah di Indonesia.Mereka dapat memanfaatkan
etnik yg satu untuk etnik yang lainnya.
Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan Cina
Munculnya gerakan nasionalisme di Cina yang dipimpin oleh Dr.SunYatYen, berpengaruh
sangat besar terhadap kehidupan masyarakat keturunan Cina di Indonesia.Dan berbagai
berbagai bentuk usaha yang dibangun oleh masyarakat Cina di Indonesia,dibatasi oleh
pemerintah colonial Belanda.Perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat keturunan China
hampir terjadi diseluruh wilayah Indonesia,seperti di daerah Kalimantan
Barat,JawaBarat,dan daerah-daerah lainnya diwilayah Indonesia.
Dengan demikian, perlawanan masyarakat keturunan Cina diwilayah Indonesia dapat
mempengaruhi kedudukan pemerintah colonial Belanda.
Gerakan Masyarakat Indonesia Keturunan IndoBelanda
Muncul nya masyarakat keturunan Indo Belanda di Indonesia disebabkan karena terjadinya
perkawinan antara orang Belanda dengan pendudukpribumi.Misalnya,laki-laki orang belanda
kawin dengan perempuan dari kalangan pribumi atau perempuan dari orang belanda kawin
dengan laki-laki dari kalangan pribumi. Melalui perkawinan itulah terlahir masyarakat yang
disebut dengan indo-belanda.
2) PergerakanBersifatKedaerahan
Sejak masuknya kekuasaan bangsa barat (Eropa) ke wilayah Indonesia, telah membawa
perubahan dan bahkan menyebabkan terjadinya kegoncangan dalam kehidupan rakyat
Indonesia.Pada awal abad ke-19,penguasa pemerintah colonial belanda diwilayah Indonesia
mulai mengadakan pembaharuan pada politik colonial.Pembaharuan dalam bidang politik
pemerintah yang dilakukan oleh pemerintah colonial belanda merupakan awal dari praktik
system ekonomi baru.Namun,sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
colonial Belanda itu muncul berbagai perubahan tatanan kehidupan dikalangan ra kyat
pribumi yaitu rakyat Indonesia.Hal ini menjadi penyebab munculnya berbagai gerakan-
gerakan yang bersifat kedaerahan seperti gerakan melawan pemerasaan,gerakan ratu adil dan
lain-lain.
GerakanMelawanPemerasan
Gerakan rakyat melawan pemerasan banyak terjadi didaerah atau di tanah partikelir
(Swasta).Sepanjang abad ke-19,didaerah-daerah seperti itu terjadi pergolakan rakyat
menentang para penindas.Pada awal abad ke-20,kerusuhan-kerusuhan msih terus
berlangsung.Hampir semua kerusuhan terjadi di tanah partikelir disebabkan oleh adanya
pemungutan pajak yang tinggi dan beban pengerahan tenaga kerja paksa yang sangat
berat.Kerusuhan-kerusuhan itu dilakukan oleh rakyat [petani daerah pedesaan tanah
partikelir].Daerah-daerah yg banyak terdapat tanah partikelir yaitu disekitar daerah Jakarta,di
daerah antara Jakarta dngan Bogor,Banten,Karawang,Cirebon,Semarang,Surabaya dan lain-
lain. Munculnya tanah partikelir pada daerah –daerah itu sebagai akibat terjadinya praktik
penjualan tanah yg dilakukan oleh orang-orang belanda sejak dari jaman VOC hingga abad
ke-19.kerusuhan yg terjadi untuk melawan kaum pemeras seperti di daerah candi udik
(1815),Ciomas(1886),condet Jakarta (1916),tangerang(1924) dan diberbagai daerah lainnya.
Gerakan ratu Adil
Gerakan ini merupakan suatu gerakan rakyat yg membebaskan masyarakatnya dari segala
bentuk penderitaan dan kesengsaraan.Tokoh itu digambarkan sebagai seorg ratu adil atau
Imam Mahdi.Tokoh itu dipercaya oleh masyarakat sebagai juru selamat yang akan
membebaskan masyarakat dari kesengsaraan dan penderitaan hidup.Pda tahun 1903,muncul
pemberontakan dikabupaten sidoarjo (JawaTimur) yg dipimpin oleh kiayi Kasan Mukmin.
Kiayi Kasan Mukmin mengaku sebagai penerima wahyu yg Maha Kuasa untuk memimpin
rakyat dilingkungannya. Didesa bendungan,diwilayah kari sedenan Kediri meletus
pemberontakan rakyat yg dipimpin oleh DERMOJOYO (1907) .Dalam gerakannya
itu,Dermo joyo mengaku mndapat wahyu untuk menjadi ratu adil, sehingga para pengikutnya
hrus bersedia melakukan perjuangan melawan musuh dan akan mengalami kemenangan besar
.
PergerakanBersifat Agama
Gerakan ini dilakukan oleh kelompok-kelompok aliran agama.Munculnya gerakan ini sebagai
akibat rasa tidak puas dan kebencian rakyat terhadap keadaan kehidupan pada masa itu.
Golongan penganut aliran keagamaan ini memandang bahwa pemerintah colonial belanda
dan para pengikutnya merupakan lawanya. Mereka melakukan perlawanan terhadap
kekuasaan yang telah mengekang kehidupannya.
2. PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DAN TERBENTUKNYA
NASIONALISME DI INDONESIA
a. istilah“ Indonesia “
Penggunaan kata atau istilah“ Indonesia” menjadi sangat penting didalam pergerakan dan
perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Kata “ Indonesia “ telah dijadikan identitas
nasional yang dapat mempersatukan seluruh pergerakan bangsa di dalam menentang
kekuasaan pemerintah colonial belanda diwilayah Indonesia. Beberapa tokoh yang pernah
mempergunakan istilah“ Indonesia “ dalam tulisannya yaitu :
a) J.R.Logan yaitu seorang pegawai pemerintah Inggris dipenang. Logan menyebutkan istilah
“Indonesia” dalam suatu tulisan pada majalah yang di pimpinnya
b) Earl G.Windsor pada tahun 1850 menyatakan bahwa penduduk dikepulauan nusantara
memiliki potensi yang sangat besardi dalam perdagangan hasil industrinya karena jumlah
penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di asia tenggara
c)adapun tokoh-tokoh lainnya yg mempopulerkan istilah”Indonesia” didunia internasinal
seperti Adolf Bastian(1884),Van Volenhoven,SnouckHurgronje,Kern dan lain-lain.
Indentitas nasional melalui kongres pemuda dengan mengucapkan ikrar sumpah pemuda
tanggal 28 oktober 1928.Istilah “Indonesia”,yaitu tercantum dlam isi sumpah pemuda yaitu;
.Kami puteraputeri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air Indonesia,
.Kami puteraputeri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia,
.Kami puteraputeri Indonesia menjunjung tinggi bangsa persatuan bangsa Indonesia.
b) Terbentuknya nasionalisme kebangsaan Indonesia
Kekuasaan pemerintah colonial belanda di indonesia dapat menimbulkan terbentuknya
nasionalismeIndonesia.Disamping itu masuknya paham-paham baru dari barat berpengaruh
besar terhadap cara-cara melawan pemerintah colonial belanda.
1)Perkembangan pendidikan
Penyenggaraan pendidikan pda masa pemerintah colonial belanda hanya untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga kerja pda perkantoran milik pemerintah colonial belanda dngan gaji
yg sangat rendah.
2)Diskriminasi
Diskriminasi dilaksanakan dan berkembang dlam alam penjajahan.Diskriminasi ini dilakukan
untuk dapat membedakan antra penguasa dengan yang di kuasainya. Akibat dari diskriminasi
ini terjadi perbedaan hidup yg mencolok antara penjajah dengan yg dijajah. perbedaan–
perbedaan itu sngat jelas tampak dalam bidang pendidikan,ekonomi.sosial dan budaya.Dalam
bidang pendidikan terlihat dengan sangat jelas terjadinya diskriminasi, karena pendidikan yg
diselenggarakan oleh pemerintah belanda pda saat itu dilatarbelakangi oleh system pelapisan
social.
c)Nasionalisme Indonesia dan perkembangan nasionalisme di Asia Tenggara
Terbentuknya nasionalisme kebangsaan di indonesia dipengaruhi oleh perkembangan paham-
paham baru dari luar wilayah Indonesia.Paham baru yang berkembang diluar wilayah
Indonesia pda masa itu seperti paham nasionalisme.Ini muncul dibeberapa Negara di wilayah
Asia dan Afrika seperti Cina ,Jepang , Negara – Negara di Timur Tengah , Mesir dsb.
Pergerakan nasional di India dimulai lahirnya partai kongres( All Indian National Congres ) .
gerakan – gerakan nasionalisme India yang sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
Nasional di Indonesia seperti pergerakan Swadesioleh Mahatma Gandhi ,Pendidikan
Santinikentan oleh Rabindranath Tagore . kebangkitan Nasionalisme Cina yang di
pimpinoleh Dr. Sun Yat Sen menentang kekuasaan Dinasti Mandisyu sangat besar
pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia.
Strategi Organisasi Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Dengan munculnya pengaruh,baik dalam maupun luar dapat mempercepat proses
terbentuknya Nasionalisme kebangsaan Indonesia.
Budi Utomo
Didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 mei 1908, yang menjadi hari
pergerakan nasional, organisasi ini bertujuan memajukan pendidikan serta membiayai anak-
anak kurang mampu untuk bersekolah. Organisasi diprakasai oleh lulusan STOVIA termasuk
Dr. Sutomo yang menjadi ketua dan juga Dr. Whidin tentunya.
2. Perhimpunan Indonesia ( PI)
Pada tahun 1922 Indische Veregening diubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia.
Organisasi ini didirikan oleh para pelajar, yang ada di belanda, dan melakukan perjuangan
non fisik dengan cukup radikal revolusioner. Tokoh- tokohnya antara lain G. Mangun
Kusumo, Muhammad Hatta, Iwa Kusumantri, Sastro Mulyono, dan M. Sartono.
3. Sarekat Islam( SI)
Didirikan di Solo tahun 1911, yang mulanya bernama Sarekat Dagang Islam yang diketuai
oleh Haji Samanhudi tahu 1909. Setelah H. Oemar Said Cokroaminoto menjadi ketua SI yang
dulunya tujuannya melindungi para pedagang kini meluas melindungi seluruh masyarakat.
Dalam SI terdpat perpecahan yaitu adanya SI putih dan SI merah yang akan menjadi PKI.
4. Indische Partij
Partai ini diprakarsai oleh 3 serangkai yaitu Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suuryaningrat, berdiri pada tahun 1912. Tujuan partai ini yaitu mempersiapkan
kehidupan berbangsa Indonesia yang merdeka, yang anggotanya masyarakt seluruh wilayah
Indonesia.
5. Partai Komunis Indonesia( PKI )
Di bentuk pada tahun 1920 dari pecahan SI yang di ketuai oleh Semaun dan Darsonoo
sebagai wakilnya, PKI ini awalnya bekerja sama dengan ISDP, organisasi bentukan belanda
yang beraliran marxis, namun berpisah karena tidak disetujui oleh beberapa tokoh- tokoh
belanda, maka banyak terjdi pemberontakan- pemberontakan kepada belanda.
6. Partai Nasional Indonesia( PNI)
Pada tahun 1927, PNI didirikan oleh Ir. Soekarno, Dr. Ciptomangunkusumo, Ir. Anwari,
Sartono SH, Budiarto SH, dan Dr. Samsi. PNI memprakarsai berdirinya PPPKI
( Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Imdonesia). Dasaar perjuangan PNI yaitu
sosio- nasionalis dan sosio- demokratis yang disingkat dengan marhaenisme.
7. Partai Indonesia( Partindo)
Setelah PNI dibubarkan maka Partindo dbentuk pada tahun 1931 dan stelah Soekarno
dibebaskan pada tahun 1937 dari Flores maka ia pun berpartisipasi di Partindo ini.
8. PNI Pendidikan
Mereka yang tidak menyetujui pembubaran PNI memlih untuk membentuk PNI Pendidikan
yang dipimpin oleh Muhammad Hatta, dan Sutan Syahrir pada tahun 1931, yang berpusat di
Bandung. Prinsip perjuangannya yaitu nonkooperatif.
9. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Dibentuk oleh Dr. Sutomo di Surabaya. Tujuan perjuangannya yaitu menyempurnakan
derajat bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia dengan melakukan hal- hal yang nyata dan
dapat dirasakan oleh rakyat indonesia seperti pendidikan, koperasi rakyat, mendirikan bank-
bank rakyat dan mendirikan persatuan rakyat.
10. Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Muhammadiyah didirikan oleh KH. Achmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta.
Pengurus Muhammadiyah terdiri atas KH. Achmad Dahlan, Abdullah Sirad, H. Ahmad, H.
Abdurrachman, RH Sorkawi, H. Muhammad, R.H. Jailani, H. Anis dan H.M. Fakih. Bidang
dakwah menjadi kegiatan sekaligus alat perjuangan baik dalam hal keagamaan maupun
nasionalisme. Sampai sekarang muhammadiyah masih berjalan sampai sekarang, dan terus
berkembang.
11. Taman Siswa
Taman siswa berdiri pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Dewantara, organisasi ini bertujuan
mengembangkan edukasi kultural, dan juga semangat nasionalisme didalaamnya. Sampai
sekarang Taman Siswa masih berjalan sampai sekarang, dan terus berkembang.
12. Gerakan Pemuda
· Gerakan pemuda yang pertama yaitu Tri koro darmo tanggal 7 maret 1915 di Jakarta.
· Pada tahun 1926 kongres java di solo
· Tahun 9 Desember 1927 adanya Jong Sumatera bond
· Organisaasi kepanduan di solo tahun 1916 atas prakrsa SP Mangkunegoro.
13. Gerakan Wanita
Inspirasi R.A Kartini menjadi pemikiran bagi pemudi- pemudi di Indonesia untuk melakukan
gerakan- gerakan terbukti dengan adanya kongres- kongres wanita yaitu sebagai berikut:
· Kongres Perempuan I: dihadiri oleh Ny. Sukanto ( wanito utomo), Nyi Hajar
Dewantara( taman siswa), Nona Suyatin( Pemuda Indonesia bagian keputrian), dan lain-
lain.Tujuannya yaitu mempersatukan cita- cita dan memajukan wanita indonesia.
· Konggres Perempuan II: terjadi pada tanggal 20- 24 juli 1935 yang dipimpin oleh Ny.
Sri Mangunsarkoro. Pembicaraan di kongres yaitu perbaikan masyarakat untuk terpisah dari
agama dan politik.
· Kongres Perempuan III: terjadi tanggal 23- 28 juli di Bandung dipimpin oleh Ny.
Emma Puradireja. Di kongres diputuskan undang- undang perkawinan modern, soal politik,
hak pilih wanita dan memutuskan hari ibu pada tanggal 22 desember, yang menambah
kesadaran kaum wamita bahwa ia adalah ibu bangsa.
GAGASAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
1. Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Munculnya PPPKI dipelopori oleh Ir. Soekarno. Gagasan munculnya PPPKI ini adalah
sebagai akibat gagalnya gerakan PKI dalam menumbangkan kekuasaan pemerintah kolonial
Belanda. Oleh karena itu, Ir. Soekamo ber-pendapat bahwa pemerintah kolonial Belanda
tidak akan dapat diusir dari wilayah Indonesia tanpa adanya persatuan dan kesatuan di antara
rakyat maupun organisasi-organisasi di wilayah Indonesia. Dalam upaya mewujudkan
pembentukan federasi organisasi-organisasi politik di wilayah Indonesia, maka diadakanlah
suatu pertemuan. Pertemuan itu diselenggarakan di Bandung dari tanggal 17-18 Desember
1927 dan dihadiri wakil dari berbagai organisasi. Wakil-wakil dari PSI, BU, PNI, Pasundan,
Sumateranen Bond, Kaum Betawi dan kelompok studi Indonesia sepakat mendirikan federasi
partai politik yang bernama Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI).
Setelah PPPKI terbentuk, maka PPPKI berupaya untuk menyelenggara-kan kongres dalam
rangka memantapkan perjuangan untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka. Kongres
PPPKI pertama diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 2 September 1928. Dalam kongres
itu wakil-wakil partai politik menyatakan harapannya bahwa kongres itu merupakan
permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan Indonesia. Rapat kerja yang diselenggarakan
pada kongres PPPKI itu membahas masalah pendidikan nasional, bank nasional, dan cara-
cara memperkuat kerja sama. Tokoh-tokoh yang hadir dalam rapat kerja itu di antaranya HOS
Cokroaminoto (PSI), Ir. Soekarno (PNI), Otto Subrata (Pasundan), Muhammad Husni
Thamrin (Kaum Betawi). Tokoh-tokoh tersebut berhasil menyiapkan aksi jangka pendek.
Sementara itu kongres juga berhasil menunjuk Sutomo menduduki jabatan Ketua Majelis
Pertimbangan PPPKI. Namun sebelum PPPKI berhasil menjadi federasi dari kekuatan partai
politik, tiba-tiba pemerintah kolonial Belanda melakukan intervensi terhadap partai-partai
yang bersifat nonkooperasi. Intervensi pemerintah kolonial Belanda itu dapat mempercepat
runtuhnya PPPKI. Maka dalam kongres PPPKI kedua di Solo 25-27 Desember 1929
perpecahan semakin tampak jelas antara golongan moderat dan golongan radikal.
Di samping itu, juga masalah kebangsaan dipersoalkan kembali. Hal ini disebabkan
kelompok Islam tidak mau menerima istilah kebangsaan (alasannya karena yang digabung
pada PPPKI itu hanyalah organisasi dari kelompok nasionalis saja). Namun Ir. Soekarno
sebagai pencetus berdirinya PPPKI menyatakan bahwa istilah nasionalis itu bukan hanya
istilah kebangsaan saja tetapi nasional. Bahkan secara tegas setiap partai menyatakan cita-cita
nasional yaitu bertujuan untuk mencapai Indonesia merdeka /istilah kebangsaan telah itu
tercantum di dalamnya.
Perpecahan yang terjadi dalam PPPKI tidak dapat dihindarkan lagi. Ir. Soekarno yang
dipandang sebagai simbol pemersatu dalam tubuh PPPKI, pada bulan Agustus 1930
dihadapkan pada pengadilan negeri Bandung. la ditangkap setelah menghadiri kongres
PPPKI di Yogyakarta.
2. Kongres Pemuda
a. Latar Belakang Munculnya Kongres Pemuda Indonesia
Perkembangan nasionalisme Indonesia terjadi secara simultan dan tidak menjangkau partai-
partai politik serta organisasi-organisasi pemuda yang berada dalam proses politik yang
makin meningkat. Perhimpunan dan federasi dari berbagai kelompok organisasi tersebut
merupakan salah satu wadah yang diinginkan pada waktu itu, karena hanya melalui
kerjasama dan wadah bersama itu gerakan kebangsaan menjadi lebih kuat.
Para pelajar dan mahasiswa dari beberapa organisasi mulai bergabung dalam satu wadah
bersama, yaitu Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tahun
1926. Anggota terbanyak berasal dari mahasiswa fakultas hukum, teknik, dan kedokteran di
Bandung dan Jakarta. Untuk merealisasikan semangat persatuan dalam wadah nasionalisme
itu, mereka menyelenggarakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei tahun 1926. Mereka ingin
menyingkirkan perbedaan-perbedaan sempit berdasarkan daerah dan ingin menciptakan
kesatuan seluruh bangsa Indonesia. Maka pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926
diselenggarakan Kongres Pemuda I di Jakarta (Batavia) dengan dipimpin oleh Moh. Tabrahi
dari Jong Java.
Tujuan kongres adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan kebangsaan,
dan mempererat hubungan di antara semua per¬kumpulan pemuda kebangsaan.
Kongres diadakan oleh semua perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond,
Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak dan Jong Islamieten Bond. Mereka
membentuk badan komite yang diketuai oleh Moh. Tabrani dari Jong Java, sekretaris
Jamaluddin Adi Negoro dari Jong Sumatranen Bond dan bendahara Suwarso. Anggota
panitia penyelenggara kongres lain adalah Bahder Johan (Jong Sumatera Bond), Jan Toule
Soulemwir, Paul Pinontoan, Hamami, Sanusi Pane, dan Sarbini.
Dalam buku Verslag Van Hel Eerste Indonesisch }ong Conggres yang diterbitkan oleh
panitia kongres, Moh Tabrani, di dalam karangannya tentang Kongres Pemuda I mengatakan,
"menggugah semangat kerjasama di antara bermacam organisasi pemuda tanah air kita,
supaya dapat mewujudkan kelahiran persatuan Indonesia, di tengah bangsa-bangsa di dunia".
Dalam kongres tersebut Muhammad Yamin dari Jong Sumatranen Bond memberikan
ceramah tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. la mengatakan, tanpa
mengurangi penghargaan terhadap bahasa-bahasa daerah seperti Sunda, Aceh, Bugis,
Madura, Minangkabau, Rotti, Batak dan lain-lain, menurutnya hanya ada dua bahasa yaitu
bahasa Jawa dan bahasa Melayu yang mendukung harapan menjadi bahasa persatuan di masa
depan. Namun menurut keyakinannya, bahasa Melayu lambat laun akan menjadi Bahasa
Persatuan atau Bahasa Pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Akan tetapi, pembicaraan mengenai fusi dari semua perkumpulan pemuda tidak
mendatangkan keputusan di dalam kongres. Meskipun demikian, kongres telah memperkuat
cita-cita Indonesia bersatu. Setelah kongres selesai, diadakan konferensi lanjutan pada
tanggal 15 Agustus 1926 yang dihadiri oleh wakil-wakil Jong Java, Jong Islamieten Bond,
Jong Sumatranen Bond, dan Jong Batak. Koferensi mengambil suatu keputusan, supaya
usaha yang telah dirintis pada Kongres Pemuda Indonesia I dilanjutkan dengan membentuk
fusi pemuda atau federasi pemuda.
b. Kongres Pemuda Indonesia II
Perkumpulan pemuda yang memegang peranan aktif dalam Kongres Pemuda Indonesia II
adalah Pemuda Indonesia dan PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia). Mereka
mengambil inisiatif untuk melaksanakan kongres. Di samping itu, kongres juga dihadiri oleh
Jong Java, Jong Suma¬tranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon dan Jong Batak.
Pemuda Indonesia didirikan di Bandung pada tanggal 20 Pebruari 1927. Para mahasiswa
yang tergabung dalam Algemene Studie Club dan PPPI mendirikan PNI pada tanggal 4 Juli
1927 di Bandung. Mahasiswa-mahasiswa anggota Perhimpunan Indonesia yang telah kembali
dari Belanda antara lain Sartono S.H, Surname S.H, Ir. Soekarno, IT. Anwari, Iskaq S.H,
Budiarto S.H, dan Wiryono S.H. Seperti halnya PNI, Pemuda Indonesia berpaham
kebangsaan Indonesia yang radikal. Mereka menggelarkan semangat kebangsaan atau
nasionalisme Indonesia yang berasaskan persatuan (unitaris) serta bertujuan untuk
memperluas dan menyebarkan ide persatuan Indonesia di kalangan perkumpulan pemuda.
Dengan demikian Pemuda Indonesia adalah perkumpulan pemuda yang bersifat nasionalis
dan meninggalkan sifat-sifat kedaerahannya.
PPPI adalah perkumpulan dari para mahasiswa Recht Shoolgeschar dan STOVIA. Organisasi
ini didirikan pada bulan September 1926 di Jakarta oleh beberapa mahasiswa di antaranya
Sugondo, Suwiryo, Suryono, dan Susalit. Anggotanya terdiri atas para mahasiswa Jakarta dan
Bandung.
Asas PPPI sangat dipengaruhi oleh asas Perhimpunan Indonesia di Belanda, yaitu:
1) Kebangkitan Indonesia;
2) Antitesis kolonial di antara penjajahan dan yang dijajah, nonkooperatif;
3) mendidik para anggotanya dalam memenuhi kewajibannya di masyarakat, yaitu berjuang
untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dengan demikian asas PPPI sama dengan Pemuda Indonesia, yaitu sama-sama meninggalkan
sifat kedaerahan. Oleh karena itu, peranan PPPI dan Pemuda Indonesia sangat besar dalam
mempelopori cita-cita kesatuan bangsa Indonesia dalam Kongres Pemuda II. Ketua PPPI
pertama adalah Prof. A. Sigit dan kemudian digantikan Sugondo Joyopuspito (juga menjadi
ketua pelaksana Kongres Pemuda II).
Fenyelenggaraan Kongres Pemuda II mengadakan tiga kali rapat. Rapat dilakukan di Gedung
Katholik Jonglingen Bond di Waterloopein. Rapat kedua tanggal 28 Oktober 1928 pagi di
Gedung Oost Java Bioscoop di Koningsplein Noord dan rapat ketiga (rapat terakhir) pada
tanggal 28 Oktober 1928 malam di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat 106 Jakarta.
Dalam rapat ini disetujui usul resolusi yang dirancang oleh Muhammad Yamin, yakni
Sumpah Pemuda yang berisi satu bangsa, satu nusa, dan satu bahasa Indonesia. Rapat dihadiri
oleh sekitar 750 orang yang terdiri atas wakil-wakil perkumpulan pemuda.
Kongres berhasil menetapkan ikrar atau Sumpah Pemuda yang selanjutnya menjadi landasan
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Oleh karena itu, pada malam penutupan
kongres, untuk kali pertama diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya, W.R
Supratman. la menyanyikan lagu tersebut dengan mengguna-kan biola, karena jika
dinyanyikan dengan syaimya kemungkinan akan dilarang oleh polisi. Sejak saat itu lagu
Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan oleh PNI, PPKI, Indonesia Muda, dan hampir
semua perkumpulan Pemuda.
3. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
a. Petisi Sutarjo
Langkah-langkah baru dalam pergerakan nasional perlu dilakukan karena terjadinya
perubahan situasi. Gerakan-gerakan nonkooperatif jelas tidak mendapat jalan, dan harus ada
di bawah persetujuan pemerintah Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda. Oleh karena itu,
rupanya masih ada jalan untuk meneruskan perjuangan lewat Dewan Rakyat. Partai-partai
politik masih ada kesepakatan untuk melakukan aksi bersama, sehingga muncul apa yang
dikenal sebagai Petisi Sutarjo pada tanggal 15 Juli 1936.
Sutarjo mengajukan usul kepada pemerintah Hindia Belanda agar diadakan konferensi
Kerajaan Belanda yang membahas status politik Hindia Belanda. la menginginkan kejelasan
status politik Hindia Belanda dalam 10 tahun mendatang yang berupa status otonomi,
meskipun masih ada dalam batas pasal 1 Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda. Hal ini
dimaksudkan agar tercapai kerja sama yang mendorong rakyat untuk memajukan negerinya
dengan rencana yang mantap dalam menentukan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial. Jelas
bahwa petisi ini bersifat moderat dan kooperatif melalui
cara-cara yang sah dalam Dewan Rakyat.
Petisi yang ditandatangani I.J. Kasimo, Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Kwo Kwat Tiong
dapat dipandang sebagai upaya untuk keluar dari jalan sempit yang dilalui para nasionalis.
Berbagai pihak memberikan kritik. Sebagian mengatakan bahwa penganjur petisi itu tidak
ada bedanya dengan r peminta-minta yang minta dikasihani, sedangkan yang lain mengatakan
petisi .itu mengurangi perjuangan otonomi. Pada umumnya pihak Belanda menolak petisi itu
dan Vaderlandse Club (VC) menganggap hal itu terlalu prematur. rPartai Kristen, Partai
Katolik, dan kaum Indo berpandangan bahwa petisi tersebut diajukan pada saat yang tidak
tepat, karena ada masalah-masalah lain yang lebih besar dan sedang dihadapi.
Meskipun dalam Dewan Rakyat lebih banyak menyetujui petisi itu, tetapi peme¬rintah
menganggap masih terlalu prematur dan otonomi yang diusulkan dianggap tidak wajar.
Dengan kata lain, pemerintah tidak menginginkan adanya perubahan yang di¬anggap
membuka peluang yang mengancam runtuhnya bangunan kolonial.
Makin majunya tuntutan para nasionalis membuktikan runtuhnya politik etis yang selalu
didambakan, karena pemerintah masih memegang kuat paternalismenya, sehingga dapat
diramalkan bahwa Petisi Sutarjo itu tidak akan berhasil. Para nasionalis sendiri menganggap
bahwa petisi harus disebarluaskan ke tengah masyarakat. Pada tahun 1938 banyak
diselenggaarakan rapat untuk mendukung petisi itu. Rapat-rapat itu merupakan suatu usaha
gigih yang dilakukan para nasionalis waktu itu.
b. Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dan Indonesia Berparlemen
1) Latar Belakang Berdirinya GAPI
Keputusan penolakan Petisi Sutarjo itu sangat mengecewakan para pemimpin nasibnal.
Lebih-lebih kalau dilihat dari lamanya petisi itu meng-gantung sampai dua tahun baru
diberitahukan penolakan, yang sudah barang tentu mengecewakan barisan nasional. Hal ini
jelas melemahkan semangat mereka dan ada tanda-tanda terjadi perbedaan pendapat.
Sebagian mengata¬kan bahwa kegagalan itu karena kemauan kita kurang kuat. Namun perlu
dilihat mengapa kegagalan itu tidak menimbulkan reaksi di pihak pergerakan secara jelas.
Memang perlu diketahui bahwa saat itu kekuatan pemukul pergerakan sedang dalam keadaan
terikat dan sudah tidak bebas lagi mengayunkan tangannya secara bebas. Mereka hanya mau
menerima kenyataan dan menerima keadaan mengenai kelemahan sendiri sambil mencari
jalan keluar untuk mengatasinya. Aksi secara besar-besaran tidak tampak dan PPPKI yang
sudah ada ternyata tidak mampu menyusun kekuatan baru.
Untuk mengatasi krisis kekuatan nasional ini, Muhammad Husni Thamrin mencari jalan
keluar yang ditempuhnya melalui pembentukan organisasi baru yaitu mendirikan GAPI pada
tanggal 21 Mei 1939. Organisasi ini adalah gabungan dari Parindra, Gerindo, Persatuan
Minahasa, Partai Islam Indonesia, Partai Katolik Indonesia, Pasundan, dan PSII. Dari
banyaknya partai yang tergabung jelas bahwa organisasi itu ingin membentuk satu kekuatan
nasional baru yang lebih efektif dari pada bergerak sendiri-sendiri. Itu semua adalah
dorongan dari dalam yang ingin membentuk wadah bersama guna memobilisasikan kekuatan
massa, sedangkan dorongan dari luar berupa ancaman perang yang segera timbul karena
Jepang sudah bergerak ke Selatan. Kerja sama ini dapat direalisasikan jika rakyat Indonesia
diberi hak-hak baru.
2) Perkembangan GAPI
GAPI hendak mengadakan aksi, menuntut pemerintah dengan mengadakan parlemen yang
disusun dan dipilih oleh rakyat Indonesia dan kepada parlemen itulah pemerintah harus
bertanggung jawab. Jika tuntutan GAPI itu diluluskan oleh pemerintah, GAPI akan mengajak
seluruh rakyat untuk mengimbangi kemurahan hati pemerintah. Itulah jawaban pergerakan
nasional terhadap pemerintah karena penolakan Petisi Sutarjo.
Pada tanggal 24 Oktober 1939, GAPI membentuk badan Kongres Rakyat Indonesia (KRI)
yang bertujuan untuk membahagiakan dan memakmurkan penduduk. Kegiatan GAPI
selanjutnya dilakukan oleh KRI dengan mengadakan kongres-kongres. "Indonesia
Berparlemen" tetap merupakan tujuan utama GAPI, selain memajukan masalah-masalah
sosial-ekonomi. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi, lagu Indonesia Raya menjadi lagu
kebangsaan dan bendera Merah Putih menjadi bendera Indonesia.
Pemerintah memberikan reaksi dingin terhadap resolusi GAPI dan sangat disayangkan karena
ia tidak akan memberi perubahan sebelum perang selesai. Untuk ini semua pemerintah hanya
menjawab dengan membentuk Komisi Visman. Meskipun demikian, GAPI terus menempuh
demi tercapainya "Indonesia Berparlemen". Jelas bahwa GAPI benar-benar merealisasikan
pikiran rakyat yang mengingin kan negara yang berdiri sendiri.
Untuk lebih mengefektifkan perjuangan GAPI, KRI yang sudah ada itu diubah menjadi
Majelis Rakyat Indonesia (MRI) dalam konferensi di Yogyakarta pada tanggal 14 September
1941. MRI dianggap badan perwakilan segenap rakyat Indonesia yang akan mencapai
kesentosaan dan kemuliaan berdasarkan demokrasi. Kepentingan rakyatlah yang harus
didahulukan di berbagai bidang. Sebagai satu federasi, maka yang duduk dalam dewan
pimpinan adalah GAPI, MIAI, dan PVPN, berturut-turut mewakili federasi organisasi politik,
organisasi Islam, dan Federasi Serikat Sekerja dan Pegawai Negeri.
Setiap organisasi yang menjadi wadah federasi partai politik mempunyai organ-organ
pelaksanaan. Hal ini dapat dibanding-bandingkan antara PPPKI dengan kongres Indonesia
Raya, GAPI dengan KRI, dan Dewan Pimpinan dengan MRI. Organisasi yang terakhir ini
dipandang sebagai bentuk yang paling maju, karena di dalamnya tergabung tidak hanya
organisasi politik, tetapi juga organisasi sosial dan keagamaan. Pemilihan Pengurus Dewan
Pimpinan yang diadakan pada bulan November 1941 memilih Mr. Sartono sebagai ketua.
Persiapan ke arah kongres MRI bulan Mei 1942 sudah dilakukan. Seperti biasanya, organisasi
yang federatif tidak mampu bertahan lama, karena di dalamnya terdapat perbedaan pendapat,
maka satu persatu keluar dari federasi itu. Bulan Desember 1941, PSII keluar dari GAPI.
Meskipun demikian organisasi ini menghadiri Kongres Rakyat Indonesia di Yogya pada
tanggal 13 September 1942 yang juga didukung oleh MIAI, PVPN, Kongres Perempuan
Indonesia, Isteri Indonesia, Perti, PSII, Parindra, Gerindo, Pasundan, PII, PPKI, PAI, NU,
PPBB, Muhammadiyah, PMM, dan Taman Siswa yang semuanya mendukung pendirian
MRI.
c. Komisi Visman
Satu-satunya kaum nasionalis yang dipenuhi oleh pemerintah ialah pembentukan Komisi
Visman pada bulan Maret 1941. Panitia bertugas menyelidiki sampai di mana kehendak
rakyat Indonesia sehubungan dengan perubahan pemerintah. Akan tetapi pelaksanaan komisi
ini sangat men-jengkelkan, karena hasil yang dicapai komisi itu adalah keinginan orang-
orang Indonesia yang hanya menginginkan bahwa Indonesia masih tetap dalam ikatan dengan
Kerajaan Belanda. Dengan kata lain, sebenarnya Komisi Visman ini pun tidak memuaskan
dan boleh dikatakan bahwa komisi ini hanya sekedar memberi angin kaum nasionalis dan
tidak sungguh-sungguh ingin mengadakan perubahan ketatanegaraan bagi Indonesia.
4. Peristiwa-peristiwa penting dan Kebijakan Keras Pemerintah Kolonial terhadap Indonesia
Indische Partij Menetang Perayaan Kemerdekaan Negeri Belanda. Pada tahun 1913,
merupakan tahun yang ke seratus terbebasnya negeri Belanda dari kekuasaan Perancis.
Pemerintah kolonial Belanda ingin merayakan kemerdekaan negeri Belanda di Indonesia.
Perayaan ini dilakukan dengan memungut dana dari rakyat Indonesia. Mengetahui keinginan
pemerintah kolonial Belanda seperti itu, maka tokoh-tokoh Indische Partij melakukan protes
keras. Protes itu terlihat jelas pada artikel yang ditulis oleh Suwardi Suryaningrat yang
berjudul "Als ik een Nederlanders Was" yang berarti "Andaikan Aku Seorang Belanda."
Berdasarkan tulisan itu, maka ketiga tokoh Indische Partij, yaitu Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda.
Mereka diadili dan kemudian dibuang ke negeri Belanda.
Penyebaran Paham Sosialis oleh ISDV. Seorang pegawai berpaham sosialis dan
berkebangsaan Belanda dipekerjakan pada jawatan perkeretaapian. Tokoh sosialis itu
bernama Sneevliet. la dengan cepat melihat bagaimana keadaan dan kehidupan rakyat
Indonesia di bawah kekuasan pemerintah kolonial Belanda.
Kehidupan rakyat penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan, karena dipaksa untuk
melakukan apapun yang menjadi kehendak pemerintah kolonial Belanda. Namun keinginan
untuk memberikan bantuan terhadap rakyat Indonesia sudah tidak mungkin, karena rakyat
Indonesia sudah terianjur anti terhadap orang-orang Belanda. Oleh karena itu, Sneevliet
berusaha untuk dapat berhubungan dengan tokoh-tokoh bangsa Indonesia, agar dapat
menyalurkan pahamnya itu kepada rakyat Indonesia.
Sneevliet sangat beruntung bertemu dengan Semaun, seorang tokoh Sarekat Islam cabang
Semarang. Melalui Semaun ide-ide itu berhasil disalurkan ke masyarakat, sehingga
masyarakat menyadari dan mulai melakukan berbagai gerakan yang menuntut pemerintah
kolonial Belanda. Akibat berkembangnya ide sosial itu, menyebabkan pemerintah kolonial
Belanda memutuskan untuk mengembalikan Sneevliet ke negeri asalnya, Belanda.
Pemberontakan PK1 tahun 1926 dan 1927. Pada tahun 1920 terjadi penggabungan ISDV
dengan Sarekat Islam Merah dan kemudian membentuk partai baru yang bernama Partai
Komunis Indonesia (PKI). Organisasi PKI ini bersifat non-kooperatif dan bergerak sangat
radikal. PKI dengan cepat berpengaruh di kalangan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, pada
tahun 1926 dan 1927 PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial
Belanda. Kedua pemberontakan itu mengalami kegagalan. Akibatnya pemerintah kolonial
Belanda mengambil tindakan tegas kepada PKI dan menyatakannya sebagai partai terlarang
di wilayah Hindia Belanda. Selain itu para pemimpinnya banyak yang ditangkap serta
dibuang ke luar negeri, atau ada juga yang berhasil meloloskan dirinya ke luar negeri seperti
ke Rusia maupun ke negeri Belanda.
Propaganda Soekarno melalui PNI. Sejak awal Partai Nasional Indonesia (PNI) terbentuk.
Bung Kamo telah menyadari bahwa untuk melawan kaum imperialisme hendaknya dengan
kekuatan yang seimbang dengan yang dimiliki oleh pemerintah kolonial Belanda.
Perjuangannya adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka yang berdasarkan kepada sosio-
nasionalisme , dan sosio-demokrasi.
Propaganda-propaganda yang dilakukan oleh Soekarno melalui PNI ternyata menggoyahkan
kedudukan pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu. Soekarno bersama para pemimpin
PNI lainnya ditangkap dan diadili di Pengadilan Tinggi Negeri Bandung. Pada Pengadilan
Negeri Bandung itu. Selanjutnya Soekarno memberikan pidato pembelaan yang berjudul
"Indonesia Menggugat". Walaupun demikian, akhirnya pengadilan memutuskan bahwa
Soekarno bersama para pemimpin lainnya dianggap bersalah dan kemudian dijatuhi hukuman
penjara.
e. Tuntutan GAPI tentang Indonesia Berparlemen
Akibat kegagalan perjuangan organisasi-organisasi politik, baik yang bersifat non-kooperasi
maupun kooperasi, beberapa tokoh politik menghimpun suatu kekuatan dan bersepakat untuk
membentuk organisasi baru yang kemudian diberi nama Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Perjuangan GAPI sebagai organisasi politik adalah menuntut Indonesia berparlemen. Hal ini
dimaksudkan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secara bertahap melalui
parlemen. Namun tuntutan GAPI tidak mendapat tanggapan dari pemerintah pusat Kerajaan
Belanda, karena khawatir daerah jajahannya lepas.
Namun satu-satunya tuntutan kaum nasionalis yang dipenuhi oleh Pemerintah Kerajaan
Belanda adalah pembentukan Komisi Visman pada bulan Maret 1941. Komisi ini bertugas
untuk menyelidiki kehendak rakyat Indonesia sehubungan dengan terjadinya perubahan
pemerintahan. Namun ternyata komisi ini tidak memuaskan kehendak rakyat maupun para
pemimpin perjuangan, hingga jatuhnya kekuasaan kolonial Belanda ke tangan pasukan
Jepang. Di samping hal-hal tersebut masih terdapat banyak masalah yang mengakibatkan
pemerintah kolonial Belanda mengambil tindakan tegas, terhadap kaum pergerakan bangsa
Indonesia.
Top Related