LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOSARCOMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang.Tempat yang paling sering terserang tumor ini
adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah penderita
kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker diantara
100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar 11.000
anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12
juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.
Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati
yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari
jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka harapan
hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-paru.
Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar
ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang
memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
Kanker tulang (osteosarkoma) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25 tahun
(pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka
kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja
penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti
belum diketahui.
1 | P a g e
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Kanker adalah neoplasma
yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi jaringan dan cenderung
bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.
Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) adalah tumor yang muncul dari mesenkim pembentuk
tulang. Sarkoma osteogenik ( Osteosarkoma ) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat yang paling sering
terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Osteosarkoma ( sarkoma osteogenik ) merupakan tulang primer maligna yang paling sering
dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini
menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien
pertama kali berobat.
Klasifikasi tumor pada muskuloskletal adalah :
1. Tumor – tumor jinak ( benigna )
a. Osteoma
Osteoma merupakan lesi tulang yang bersifat jinak dan ditandai oleh pertumbuhan tulang
yang abnormal. Oateoma berwujud sebagai suatu benjolan yang tumbuh dengan lambat dan
tidak nyeri. Pada pemeriksaan radiografi osteoma perifer tampak sebagai lesi yang meluas
pada permukaan tulang. Sedangkan osteoma sentral tampak sebagai suatu masa berbatas jelas
dengan tulang.
b. Kondroblastoma
Kondroblastoma adalah tumor jinak yang sering ditemukan pada tulang humerus. Gejala
yang sering timbul adalah nyeri yang timbul pada tulang rawan.
2 | P a g e
c. Enkondroma
Enkondroma adalah tumor jinak sel –sel rawan displastik yang timbul pada metafisis tulang
tubular, terutama pada tangan dan kaki.
2. Tumor – tumor ganas ( maligna )
a. Multipel mieloma : tumor ganas pada tulang akibat proliferasi ganas dari sel sel plasma.
b. Sarkoma osteogenik : neoplasma tulang primer yang sangat ganas
c. Kondrosarkoma : tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit anaplastik yang dapat
tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral.
B. Anatomi dan fisiologi
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam tubuh,
pembeda Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang
membentuk berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium
dan posfat. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang
membentuk berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium
dan posfat.
Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel.
Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang
terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas.
Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai
matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.Ketika
sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah besar
fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat ke
dalam matriks tulang.
Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar
fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat
pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke
tulang.Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3 | P a g e
Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang
dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini
menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulan90g sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.
C. Etiologi
Etiologi dari osteosarkoma adalah :
1) Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.
2) Keturunan ( genetik ).
3) Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan oleh penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).
4) Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat.
5) Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet, merokok
dan lain-lain
D. PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul
reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran
tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal.Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum
tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari osteosarkoma adalah :
1. Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
2. Pembengkakan atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas.
3. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena.
4. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise.
4 | P a g e
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti-bodi,infeksi yang biasa
disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga efek dari
kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat menyokong terjadinya leucopenia dan fraktur
patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta hilangnya anggota
ekstremitas.Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda apatis dan kelemahan.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis seperti CT,
biopsi, dan pemeriksaan biokimia darah dan urine. Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai
prosedur rutin serta untuk follow-up adanya stasis pada paru-paru. Hiperkalsemia terjadi pada
kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi
kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma.
Hiperkalsemia harus diidentifikasi dan ditangani segera. Biopsi bedah dilakukan untuk
identifikasi histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan
kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor.
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis. Tujuan
penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi jika
memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau
ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau
terapi kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan atau radiasi dan kemoterapi. Protokol
kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis
tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini
mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal
intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau
kortikosteroid.
5 | P a g e
2. Tindakan keperawatan
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi,dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi (pemberian analgetika).
b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi
atau rohaniawan.
c. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika
dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi
parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
e. Program terapi
Berbagai jenis perawatan tersedia untuk pasien dengan osteosarkoma. Beberapa
perawatan yang standar (yang saat ini digunakan terapi), dan beberapa sedang di uji
dalam uji klinis. Perawatan klinis dalam percobaan adalah penelitian studi yang
dimaksudkan untuk membantu meningkatkan perawatan saat ini atau memperoleh
informasi tentang perawatan baru untuk pasien dengan kangker.Ketika uji klinis
menunjukkan bahwa perlakuan yang lebih baik dari standar perawatan, pengobatan
baru yang dapat menjadi standar perawatan. Jika di duga bahwa masalah adalah
esteosarkoma, sebelum pertama bicpsi, penderita dapat merekomendasikan dokter
spesialis yang disebut pembedahan tulang ahli onkologi.
1) Perawatan Standar
Tiga jenis perawatan standar yang digunakan.
a. Bedah (mengambil yang kanker dalam suatu opersi).
b. Kemoterapi (menggunakan obat untuk membunuh kanker sel).
c. Terapi radiasi (menggunakan tinggi dosis x-ray untuk membunuh sel kanker).
6 | P a g e
Selain standar terapi ini, perawatan yang disebut perawatan biologis.Tetapi sedang di uji
untuk local dan melastastik osteosarcoma. Terapi bioologis adalah perawatan yang
menggunakan system kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Zat yang dibuat oleh
badan atau dilakukan di laboratorium yang digunakan untuk meningkatkan, langsung, atau
mengembalikan perlawanan alami tubuh terhadap kanker. Jenis ini perawatannya disebut
biotherapy atau immunotherapy.
2) Bedah
Perawatan bedah untuk osteosarkoma terdiri dari amputasi baik atau operasi penyelamatan
anggota badan. Saat ini, kebanyakan remaja dengan kasus osteosarkoma lengan atau kaki
dapat ditangani dengan operasi penyelamatan anggota badan dari pada amputasi. Dalam
operasi penyelamatan anggota badan, tulang dan otot yang dipengaruhi oleh osteosarkoma
disingkirkan, meniggalkan kesenjangan di tulang yang baik yang diisi oleh tulang cantum
(biasanya dari tulang bank) atau lebih sering logam bagian khusus.
Ini dapa tepat dicocokkan dengan ukuranyang cacat tulang. Resiko infeksi lebih tinggi dan
patah tunlang dengan tulang bank ini dan oleh karena itu penggantinya logam prostheses
lebih umum digunakan untuk rekonstruksi dari tulang setelah pengangkatan tumor. Jika
kanker telah menyebar ke saraf dan pembuluh darah sekitar tumor asliya pada tulang,
amputasi (mengeluarkan bagian dari anggota badan bersama osteosarcoma) sering kali satu-
satunya pilihan.
Ketika osteosarkoma telah menyebar ke paru-paru atau tempat lain, pembedahan mungkin
juga dilakukan untuk menghapus tumor ini di lokasi yang jauh tersebut.
Semua pasien dengan osteosarkoma harus operasi untuk menghapus tumor, jika
memungkinkan. Dokter mungkin hanya menghapus beberapa kanker dan bagian yang sehat
dari jaringan di sekitar kanker. Ketika Tumor adalah dalam berat tulang, tulang harus
dilindungi selama kegiatan untuk menghindari fraktur. Kadang-kadang semua atau sebagian
dari lengan atau kaki mungkin akan dibuang (diamputasi) untuk memastikan bahwa semua
yang diambil dengan kanker. Jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar
getah bening yang akan dihilangkan (getah bening mode pemotongan).
7 | P a g e
Pada pasien dengan osteosarkoma yang belum tersabar di luar tulang, penelitian menemukan
tidak adanya perbedaan dalam keseluruhan hidup telah melakukan operasi dengan amputasi.
Bila kanker dapat dibawa keluar tanpa amputasi, perangkat buatan atau tulang dari tempat-
tempat lain di dalam tubuh dapat digunakan untuk menggantikan tulang yang telah dibuang.
Proses pembangunan kembali (kembali) merupakan bagian dari tubuh diubah dengan operasi
sebelumnya disebut rekonstruksi operasi. Pilihan untuk rekonstruksi di operasi dengan pasien
osteosarkoma tergantung pada banyak factor, termaksuk dimana letak tumor, bagaimana
besarnya, usia pasien, dan lain sebagainya.
3) Kemoterapi
Kemoterapi biasanya diberikan baik sebelum maupun setelah operasi. Ia menghilangkan
kantong kecil dari sel kanker di tubuh, bahkan yang terlalu kecil untuk tampil saat scan
medis. Seseorang dengan osteosarkoma diberi oabt kemoterapi Intravena (melalui pembuluh
darah)atau secara oral(dengan mulut). Obat memasuki aliran darah dan bekerja untuk
membunuh kanker di bagian tubuh dimana penyakit telah menyebar, seperti paru-paru atau
organ lain.
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat
dilakukan dengan pil atau dimasukkan ke dalam tubuh dengan jarum lewat pembuluh darah
atau otot. Kemoterapi dengan lebih dari satu obat disebut kemoterapi kombinasi.
Kadang-kadang kemoterapi adalah menyuntikkan langsung ke dalam wilayah dimana
ditemukan kanker (kometerapi daerah). Dalam osteosarkoma, operasi ini sering digunakan
untuk menghapus lokal tumor kemoterapi dan kemudian diberikan untuk membunuh semua
sel kanker yang tetap dalam tubuh. Kemoterapi diberikan setelah operasi dalam penghapusan
juga dapat diberikan sebelum operasi yang mengecilkan kanker sehingga dapat dihapus selam
operasi ini disebut neoadjuvant kemoterapi.
a. Neoadjuvant kemoterapi
Kebanyakan perawatan osteosarkoma menggunakan protocol untuk periode awal selama
sistemik kemoterapi sebelum reseksif definitive dari dasar tumor (reseksi dari metastases
untuk pasien dengan penyakit metastatic). Patolog yang menilai nekrosis di tumor yang
terdeteksi. Pasien dengan lebih besar atau sama dengan 90% nekrosis di dasar tumor setelah
induksi kemoterapi memiliki prognosa lebih baik dibandingkan dengan kurang nekrosis.
Pasien dengan nekrosis kurang (<90%)di dasar tumor berikut awal kemoterapi memiliki
8 | P a g e
pengulangan lebih tinggi dalam 2 tahun pertama dibandingkan dengan pasien yang lebih baik
dengan jumlah kebekuan (≥90%). Foto modalitas seperti dinamis resonan magnetic imaging
mungkin bisa noninvasive menawarkan metode untuk menilai nekrosis. Kurang nekrosis
tidak boleh diartikan dengan arti yang telah kemoterapi tidak efekif; tariff untuk
menyembuhkan pasien dengan sedikit atau tidak kebekuan berikut induksi kemoterapi jauh
lebih tinggi dibandingkan harga obat untuk pasien yang tidak menerima
kemoterapi.
Perawatan osteosarkoma termasuk kemoterapi (penggunaan obat medis untuk membunuh sel
kanker dan bersembunyi di kanker) diikuti oleh operasi(untuk menghapus sel kanker atau
tumor)dan kemudian kemoterapi lebih lanjut(untuk membunuh semua sisa kanker dan
meminimalkan kkesempaptan dari kanker dating kembali). Bedah sering dapat secara efektif
menghapus kanker tulang,sementara kemoterapi dapat membantu menghilangkan sisa sel
kanker di tubuh.
4) Terapi Radiasi
Menggunakan terapi radiasi x-ray energy sinar yang tinggi lainnya untuk membunuh sel
kanker dan tumor yang bersembunyi. Radiasi untuk osteosarcoma umumnya berasal dari
mesin di luar tubuh (eksternal terapi radiasi).
5) Perawatan dalam percobaan klinis
Menguji perawatan yang baru menggunakan kombinasi kemoterapi dan lokalisasi,radiasi
dosis tinggi.
6) Prosedur Diagnostik
a. Biopsi-Biopsi harus dilakukan oleh ahli bedah tulang
b. Definitif resection
c. Reseksi dari dasar luka dan apapun berkenaan dengan metastase paru-paru adalah
penting untuk disembuhkan.
d. Reseksi ini harus dilakukan dengan pembedahan tulang (dasar luka) dan yang
berkenaan dengan bedah dada (tubece paru metastases).
e. Pracperasi (neoadjuvant) kemoterapi sering perlu bantuan ahli bedah melakukan
reaksi dengan penyusutan tumor serta memungkinkan penilaian histopathologic
tumor secara responsive, yang utama untuk memperkirakan hasil.
9 | P a g e
Untuk mendiagnosa osteosarkoma, tenaga kesehatan mungkin akan melakukan ujian fisik,
memperoleh lebih detail sejarah medis, dan ketertiban x-ray untuk mendeteksi perubahan
dalam struktur tulang. Tenaga kesehatan x-ray untuk mendeteksi resolusi magnetic (MRI)
scan daerah yang terjangkit, dan akan menemukan daerah yang terbaik untuk biopsy dan
menunjukkan apakah osteosarkoma telah menyebar dari tulang dekat ke otot dan lemak.
Tenaga kesehatan juga akan biopsy tulang untuk mendapatkan sempel dari tumor untuk
pemeriksaan di laboratorium. Ini adalah pembedahan tulang yang terbaik yang dilakukan oleh
ahli bedah berpengalaman dalam perawatan dari osteosarkoma (pembedahan tulang ahli
onkologi).
Kadang-kadang juga biopsy jarum, dengan panjang rongga jarum untuk mengambil sempel
dari tumor. Obat bius local yang biasanya digunakan di daerah yang sedang dibiopsi.
Alternatif lain, mungkin menawarkan biopsy yang terbuka, dimana bagian dari tumor akan
dihapus dalam ruang operasi oleh ahli bedah sedangkan pasien di bawah control obat bius.
Jika diagnose osteosarkoma terjadi, tenaga kesehatan akan memesan CT pendek termasuk
anemia, pendarahan yang tidak normal, dan peningkatan resiko infeksi karena lerusakan
pada tulang sumsum, serta kerusakan ginjal dan penyimpangan haid. Beberapa obat
membawa resiko radang kandung kemih dan pendarahan ke dalam air kencing,gangguan
pendengaran, dan kerusakan hati lainnya dapat menyebabkan masalah jantung dan kulit.
Tahun – tahun setelah kemoterapi untuk osteosarkoma,pasien memiliki penigkatan resiko
kanker lainnya yang berkembang.
7) Kesempatan Sembuh
Hasil penelitian terakhir kesempatan sembuh antara 60% - 80% untuk penderita yang
kankernya belum menyebar.Studi baru-baru ini telah dilaporkan bahwa tingkat kelangsungan
hidup dari 60% menjadi 80% adalah memungkinkan untuk osteosarkoma yang belum
tersebar di luar tumor, tergantung pada keberhasilan kemoterapi. Osteosarkoma yang telah
tersebar tidak dapat selalu diobati dengan berhasil. Selain itu, seseorang yang osteosarkoma
terletak di lengan atau kaki umumnya memiliki lebih dari satu prognosa penyakit yang
melibatkan tulang rusuk, bahu, punggung, atau tulang panggul.
Masa (kesempatan pemulihan) sangat dipengaruhi oleh beberapa factor sebelum dan setelah
perawatan. Masa dari saat osteosarkoma diobati tergantung pada berikut :
10 | P a g e
a. Lokasi yang bengkak
b. Ukuran yang bengkak
c. Terhadap dari kanker (apakah yang tersebar dimana ia mulai dari tempat lain ke
dalam tubuh)
d. Usia pasien
e. Hasil tes darah dan tes lainnya.
f. Jenis Tumor (berdasarkan bagaimana melihat sel kanker di bawah mikroskop)
11 | P a g e
LAPORAN KASUS OSTEOSARCOMA
PENGKAJIAN UMUM
1. Identitas
Nama : Ny. M
Usia : 43 tahun
Status : Menikah, suami 1 dan 2 orang anak; SMP dan SD
Agama : Katolik
Alamat : Cengkareng
Asal : Semarang
Suku : Chinese
Status ekonomi : Pasien membuka bimbel, dan suami adalah seorang pemborong
Pendidikan : Pasien adalah sarjana arsitektur sipil
Dx medis : Osteosarkoma femur dextra
2. Riwayat penyakit
Pasien dan suami mengetahui penderita osteosarkoma sudah 5 tahun yang lalu, dari awal
keputusan di amputasi tapi pasien dan pihak keluarga ingin bertahan dengan obat saja
maka lebih memilih tradisionil. Kondisi pasien meskipun menyatakan tahan sakit, namun
sangat terlihat kesakitan saat bergerak.
3. Riwayat keluarga
Adakah keluarga yang pernah mengalami kanker?
4. Riwayat perawatan/ pengobatan
Pasien dan pihak keluarga ingin bertahan dengan obat saja maka lebih memilih
tradisionil. Diputuskan sementara hanya mengganti balutan semampu pasien. Dengan
catatan hari berikutnya berkolaborasi dengan dokter anastesi untuk memberikan pain
killer secara central. Membuat laporan kondisi pasien, mohon kolaborasi dengan
menggunakan pain killer saat dilakukan perawatan luka. Dan pasien mampu bertahan
selama 3 jam menjalani perawatan luka total, hanya karena kondisi pasien yang rawan
nyeri dan posisi yang sulit membuat tim perawatan luka tidak sempat mendokumentasi
kondisi luka secara lengkap.
12 | P a g e
5. Keluhan saat ini
Resti perdarahan, full pain, gerakan terbatas, nyeri saat bergerak dan nyeri yang sangat
hebat bila pasien harus berbaring apalagi terlentang, luka kaki kanan yang mengeluarkan
cairan berbau amis menyengat bercampur darah mati. Sebuah masa jaringan lunak
hypoechoic tidak teratur terlihat di dekat ujung bawah tulang paha.
Pengkajian Biologis
Pola nutrisi : Kurang asupan nutrisi karena pasien merasa mual karena lukanya yang
bau.
Keluhan: Nyeri saat bergerak dan nyeri yang sangat hebat bila pasien harus berbaring
apalagi terlentang, luka kaki kanan yang mengeluarkan cairan berbau amis menyengat
bercampur darah mati.
Pengkajian Psikososial
Sikap : Pasien dan pihak keluarga ingin bertahan dengan obat saja di bandingkan
harus melakukan amputasi maka lebih memilih tradisionil. Diputuskan sementara
hanya mengganti balutan semampu pasien dan dilakukan perawatan luka. Setelah
perawatan luka hari yang ke 9 suami, keluarga dan dokter melakukan pendekatan
agar dilakukan amputasi, tetapi pasien menolak keras tindakan amputasi. Dengan
pendekatan aspek paliatif yaitu qualitas hidup, pasien bersedia di amputasi.
Komunikasi : Jelas, dapat mengungkapkan sesuatu kepada orang yang membuatnya
nyaman.
Pengetahuan tentang penyakit : Pasien dan keluarga kurang mengerti tentang kondisi
penyakitnya.
Aspek spiritual : Pasien beragama katolik.
13 | P a g e
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keterbatasan gerak berhubungan dengan nyeri.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh (tindakan
amputasi).
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan luka
yang bau.
ANALISA DATA 1
DS : Nyeri saat bergerak dan nyeri yang sangat hebat bila pasien harus berbaring apalagi
terlentang.
DO : Pasien sangat terlihat kesakitan saat bergerak
ETIOLOGI
Kerusakan gen
Proliferasi sel tulang secara abnormal
Neoplasma
Osteosarkoma
Terdapat luka yang mengeluarkan cairan berbau amis
menyengat bercampur darah mati
Nyeri saat bergerak dan nyeri yang sangat hebat bila pasien
harus berbaring apalagi terlentang
Keterbatasan gerak
INTERVENSI
1. Dampingi dan libatkan keluarga pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
ADL.
2. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik.
3. Ajarkan dan libatkan keluarga dalam teknik relaksasi.
14 | P a g e
4. Gunakan alat bantu (bantal dan guling) untuk menyangga tubuh pada saat posisi
miring agar memberikan posisi nyaman.
5. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik, televisi ).
EVALUASI
S : Pasien mengatakan nyeri hilang dan terkontrol.
O : Pasien tampak rileks, tidak meringgis, dan mampu istirahat/tidur dengan tepat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan teknik manajemen nyeri (teknik relaksasi).
2. Menyediakan obat analgesik.
ANALISA DATA 2
DS : Pasien menolak dilakukannya amputasi
DO : Dilakukan tindakan amputasi
ETIOLOGI
Proliferasi sel tulang secara abnormal
Neoplasma
Osteosarkoma
Tindakan medis amputasi
Gangguan citra tubuh
INTERVENSI
1. Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien.
2. Diskusikan dengan orang terdekat pengaruh diagnosis dan pengobatan terhadap
kehidupan pribadi pasien dan keluarga.
3. Perhatikan perilaku menarik diri, membicarkan diri tentang hal negatif, penggunaan
penyangkalan atau terus-menerus melihat perubahan nyata/ yang diterima.
15 | P a g e
4. Berikan waktu dan dorongan untuk mengungkapkan perasaan dan masalah.
5. Berikan penjelasan dokter tentang proses penyakit, tindakan, dan hasil yang
diharapkan; klarifikasi setiap salah konsep yang terjadi.
EVALUASI
S : Mengungkapkan perasaan/perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang positif
dalam mengatasi perubahan citra.
O : Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien dan
memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
ANALISA DATA 3
DS : Pasien mengatakan tidak bisa makan karena mual akibat bau lukanya
DO : Pasien tidak makan makanannya
ETIOLOGI
Kerusakan gen
Proliferasi sel tulang secara abnormal
Neoplasma
Osteosarkoma
Terdapat luka yang mengeluarkan cairan berbau amis
menyengat bercampur darah mati
Pasien tidak bisa makan karena mual akibat bau lukanya
INTERVENSI
1. Perawat / keluarga harus teratur melakukan perawatan luka untuk menghilangkan bau
pada luka.
16 | P a g e
2. Kaji keluhan mual dan muntah.
3. Berikan makanan dalam porsi sedikit agar pasien dapat merasakan rasa makanan.
4. Buat jadwal pemberian makanan sesuai dengan kebutuhan.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
EVALUASI
S : Pasien mengatakan mual berkurang
O : Mengalami peningkatan berat badan, menghabiskan makanan satu porsi setiap makan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti emetic sebelum makan atau
sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan .Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.
Jakarta : EGC.
18 | P a g e
Top Related