8/17/2019 Optimasi Penisilin
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas di Indonesia, sehingga
kebutuhan penangkal penyakit seperti antibiotika cukup besar diperlukan. Pola
hidup dan kondisi lingkungan yang buruk memacu timbulnya penyakit baru yang
pada tingkatannya memerlukan pengobatan dengan memerlukan obat baru.
Antibiotika yang beredar saat ini perlu dikembangkan lebih lanjut karena banyak
penyakit infeksi berspektrum luas yang sulit disembuhkan dengan jenis
antibiotika yang ada, hal ini disebabkan faktor resistensi.Kebutuhan antibiotika yang meningkat terus, yang sebagian besar masih
diimpor dari luar negeri, hendaknya memacu Indonesia untuk dapat memproduksi
sendiri antibiotik yang dikembangkan secara maksimal baik menggunakan
mikroorganisme yang sudah diketahui maupun menggunakan mikroorganisme
yang diisolasi sendiri sehingga kelak Indonesia dapat mandiri dalam hal produksi
antibiotika.
Penicillium chrysogenum adalah jamur berfilamen yang digunakan untuk
memproduksi antibiotik penisilin. Jamur ini mampu mensintesis penisilin dengan
rantai samping hidrofobik khusus ketika prekursor yang sesuai ditambahkan pada
media fermentasi. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asam
fenilasetat atau phenylacetic acid PAA! merupakan prekursor terbaik untuk
produksi penisilin ini "eena # Panneersel$am, %&''!. (fekti$itas dari prekursor
rantai samping tergantung pada toksisitas dan ketahanannya terhadap oksidasi
oleh P. chrysogenum. Pada kondisi tidak adanya prekursor rantai samping
eksogen, hasil metabolisme utama dari P. chrysogenum adalah 6-
aminopenicillanic acid )-APA! dan beberapa isopenicillin *. +engan kondisi
tersebut, mono-substituted acetic acid terdapat pada konsentrasi intraselular yang
rendah dan digunakan untuk membentuk sejumlah kecil penisilin seperti
benzilpenisilin, 2-pentenylpenicillin, n-amylpenicillin, n-heptylpenicillin dan p-
hydroxybenzylpenicillin Kardos # +emain, %&''!.
olongan penicillin dan turunannya termasuk dalam kategori antibiotik
lini pertama, yaitu antibiotik yang direkomendasikan untuk mengatasi gejala
'
8/17/2019 Optimasi Penisilin
2/35
infeksi awal. Antibiotik lini pertama ini biasanya lebih tua dan lebih murah
dibandingkan antibiotik kategori lini kedua yang memiliki cakupan lebih luas
terhadap mikroorganisme dibandingkan dengan pendahulunya Kardos #
+emain, %&''!.
aat ini antibiotik golongan penicillin dan turunannya menghilang sejak -
/ tahun terakhir dari pasaran obat di Indonesia. 0bat tersebut telah digantikan oleh
antibiotik golongan sefalosporin dan antibiotik lini kedua lainnya yang harganya
lebih mahal sehingga sulit terjangkau oleh masyarakat, terlebih untuk beberapa
jenis mikroba, perbedaan tingkat kesuksesan kedua kategori antibiotik tersebut
tidak signifikan Piccirillo, %&&'!.
Pihak produsen obat selalu berdalih enggan memproduksi antibiotik lama
karena bakteri telah resisten terhadap antibiotik tersebut, namun alasan itu ditolak
oleh Prof +r Iwan +$$ipra-hasto, Ketua Jurusan 1armakologi dan 2erapi 1akultas
Kedokteran 34, pada diskusi yang bertema 5inergi unsur akademisi, bisnis,
dan pemerintah untuk membangun industri bahan baku obat antibiotik beta-
laktam5 di Jakarta tanggal '' *o$ember %&'& idik, %&'&!.
1.2 Tujuan
'. 4empelajari dan memahami pengaruh penambahan prekursor
Phenylacetic acid PAA! terhadap produksi penisilin- pada jamur
Penicillium chrysogenum koloni % dan .
%. 4empelajari dan memahami metode 6P-78 untuk analisis penisilin- dan
PAA dan analisa gula.
. 4enentukan $olume Phenylacetic acid PAA! optimal dalam
menghasilkan penisilin- dari hasil analisis 6P-78, gula total dan
perbandingan morfologi antar koloni tersebut.
%
8/17/2019 Optimasi Penisilin
3/35
1.3 Waktu dan Tempat
Kerja Praktek dilaksanakan pada ' Juni %&'' sampai %9 Juli %&'' di
7aboratorium 4ikrobiologi :alai Pengkajian :ioteknologi, :adan Pengkajian
dan Penerapan 2eknologi :alai Pengkajian :ioteknologi! erpong.
8/17/2019 Optimasi Penisilin
4/35
BAB II
PR!IL Bala" Pengkaj"an B"#tekn#l#g"$BPPT
2.1 %ejara& dan Perkem'angan Bala" Pengkaj"an B"#tekn#l#g"$BPPT
:alai Pengkajian :ioteknologi-:PP2 adalah sebuah balai yang berdiri
pada tanggal %; 0ktober '99&, dimulai dengan ditandatanganinya kontrak antara
pemerintah Indonesia dan Italia tentang grant atau soft loan, dan dilanjutkan
dengan ditandatanganinya implementasi dari grant atau soft loan tersebut antara
4enristek dan 1I8(2(8, Italia, pada tanggal ; 4aret '99'.
ejak April '99% sampai Juni '99/, :PP2 mulai mendirikan sarana fisik
berupa sebuah gedung yang berlokasi di gedung )&, Puspiptek, erpong,
2angerang. etelah persiapan gedung, peralatan, dan pegawai selesai, maka pada
tanggal %9 +esember '99; dilakukan peresmian operasional :PP2-:ioteknologi
oleh Presiden "epublik Indonesia, dan peresmian kelembagaan menjadi :alai
Pengkajian :ioteknologi oleh
8/17/2019 Optimasi Penisilin
5/35
:ioteknologi :PP2 erpong juga menyediakan kursus dan pelatihan bagi
masyarakat dan swasta dalam bidang bioteknologi industri, bioteknologi tanaman,
dan pelatihan teknik kultur jaringan tanaman.
2.2 (")" dan Tuga)
4isi :alai Pengkajian :ioteknologi-:PP2 dirumuskan sebagai berikut?
a. 4elaksanakan pengembangan dan menguasai bioteknologi unggul
yang mempunyai nilai tambah tinggi.
b. 4emanfaatkan bioteknologi unggul secara optimal untuk memenuhi
kebutuhan stakeholders dan key customer.
c. 4enciptakan kondisi dan meningkatkan akti$itas secara nasional.
d. 4elakukan dan menyiapkan kebijakan, perancangan, dan pelaksanaan
program-program bioteknologi industri pertanian.
2ugas :alai Pengkajian :ioteknologi adalah sebagai pusat pengembangan
bioteknologi nasional dan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian,
pengembangan, dan penerapan bioteknologi unggul dalam rangka mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berbudaya IP2(K melalui pemberdayaan sumber daya
nasional.
2.3 %um'er Da*a (anu)"a
Program pengembangan +4 diadakan dengan tujuan untuk mencapai
terbentuknya pendidikan dan pelatihan pada tataran tertinggi baik di dalam
maupun di luar negeri dalam spesialisasi sesuai program yang akan dilakukan.
:idang spesialisasi, pengkaderan, jadwal peningkatan pendidikan training) dan
pembinaan serta kesejahteraan pegawai akan mengacu pada program
pengembangan +4 yang disusun secara menyeluruh. umber daya manusia di
balai :iotek perlu diarahkan pada pengembangan diri menjadi peneliti yang
tangguh dan mampu memasarkan hasil penelitian.
2.+ La'#rat#r"um Bala"
7aboratorium di balai terdiri dari 7aboratorium Analisa Kimia,
4ikrobiologi, 2eknologi en, yang ketiganya telah mendapatkan akreditasi I0
;
8/17/2019 Optimasi Penisilin
6/35
'@&%; sejak tanggal ') April %&'&. elain itu, ada juga 7aboratorium Proses 6ilir,
1ermentasi, 4ikropropagasi 2anaman, 4ikrobiologi >eteriner dan Akuakultur,
Agromikrobiologi, dan enetika.
2., Pr#duk -aj"an Bala" Pengkaj"an B"#tekn#l#g"$BPPT
• B"#le)ta merupakan produk berbahan fungisida dengan bahan aktif viable
spores dari tiga galur unggulan richoderma sp. Produk ini ditujukan
untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
patogen tular tanah.
• Bionic adalah pupuk organik ramah lingkungan yang mengandung unsur
hara dan berbagai macam mikroba yang mampu meningkatkan kesuburan
tanah dan tanaman secara alami.
• B"'"t Tanaman Unggul hasil mikropropagasi diantaranya jati, kelapa
sawit, jarak pagar, lidah buaya, $anili, anggrek, strawberi, dan lain-lain.
• Decomic merupakan konsorsium mikroba dekomposer. !ecomic
bermanfaat untuk mempercepat penguraian bahan organik mentahmenjadi kompos.
• In#kulan a&aru merupakan konsorsium mikroba yang memacu
pembentukan gubal pada pohon gaharu.
• /atr#)"n adalah sterilant jamur dan bakteri pada persiapan penanaman ex-
vitro tanaman yang tumbuh di lapangan! jarak pagar.
• /atr#d"0 digunakan sebagai perangsang pertumbuhan akar pada
penanaman ex-vitro jarak pagar.
• /atr#ert merupakan pupuk daun yang dapat berfungsi untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman jarak pagar pada fase $egetatif dalam
pembibitan.
• ("kr#)"l merupakan produk yang mengandung konsorsium mikroba aktif
sebagai pemicu pembentukan silase untuk pakan ternak.
)
8/17/2019 Optimasi Penisilin
7/35
• Pr#'"#t"k akuakultur air tawar! adalah konsorsium mikroba yang
bermanfaat untuk peningkatan pertumbuhan pada ikan, memperbaiki
lingkungan dan mencegah timbulnya penyakit pada ikan.
• Pr#'"#t"k P% merupakan konsorsium mikroba aktif. Probiotik P8
memiliki fungsi untuk menciptakan keseimbangan mirkoflora dalam
saluran pencernaan dan meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi pada
ternak ruminansia.
• Prochick adalah konsorsium mikroba aktif yang berperan untuk
peningkatan daya kecernaan pakan dan daya tahan terhadap penyakit
ternak unggas.
• %"nk#n"n dan -"n"d"n berfungsi sebagai bahan aktif obat yang diisolasi
dari pohon kulit kina.
• Te&n#ert merupakan kumpulan cendawan mikroba arbuskular yang
berfungsi untuk meningkatakna efesiensi penyerapan unsur hara terutama
P dan * serta unsur mikro penting lainnya seperti n, 4o, 1e, dan 8u.
2.4 Peranan Bala" Pengkaj"an B"#tekn#l#g"$BPPT
Tekn#l#g" m"kr#pr#paga)" tanaman
2eknologi mikropropagasi tanaman merupakan teknologi
perbanyakan bibit tanaman secara aseptik dalam media yang berisi nutrisi
teroptimasi. arana riset dan penerapannya didukung oleh laboratorium
yang sangat memadai. 2anaman yang dikembangkan di :alai Pengkajian
:ioteknologi-:PP2 adalah tanaman yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan mempunyai prospek cerah pada skala potensial. Produk
tanaman yang dikembangkan diantaranya tanaman hortikultura anggrek,
kina, coklat, karet, kelapa sawit!.
Pela*anan penguj"an k"m"a5 m"kr#'"#l#g"5 dan genet"ka
@
8/17/2019 Optimasi Penisilin
8/35
Pengujian di :alai Pengkajian :ioteknologi-:PP2 yang sudah
dilakukan adalah pengujian kimia, mikrobiologi, dan genetika yang
meliputi makanan, minuman, jamu, bahan jamu, air, dan bahan baku obat.
Tekn#l#g" ermenta)" dan pr#)e) &"l"r
Produk teknologi fermentasi dan proses hilir yang dikembangkan
antara lain bahan baku obat seperti antibiotika, antikolesterol, dan bahan
baku non obat seperti tepung lidah buaya, ekstrak mengkudu dan mikroba
probiotik untuk kesehatan.
Tekn#l#g" agr#m"kr#'"#l#g"
2eknologi agromikrobiologi merupakan pengkajian dan penerapan
teknologi mikroba yang dimanfaatkan untuk peningkatan produkti$itas
pertanian dalam arti luas biofertili=er, biopestisida, dekomposer, dan
probiotik ternak.
Reka*a)a "ndu)tr" 'er'a)") '"#tekn#l#g"
"ekayasa industri berbasis bioteknologi ditujukan untuk melakukan
rancangan bangun untuk industri berbasis bioteknologi serta paket tekno-ekonomi untuk industrialisasi bioteknologi. Produk yang dihasilkan antara
lain filtrasi nano, mirko, ultra!, sistem penapisan produk dengan membran
filtrasi, solid dan li"uid fermentor , spray drier , rolling drier , mixer , dan
homogenizer .
Reka*a)a genet"ka terapan
"ekayasa genetika terapan merupakan pembudidayaan teknologi gen
untuk meningkatkan kualitas dan produkti$itas mikroba tanaman.
"ekayasa genetika terapan yang telah dilakukan di :alai Pengkajian
:ioteknologi-:PP2 antara lain pengembangan tanaman kelapa sawit
rendah asam lemak jenuh, peningkatan produkti$itas kualitas karet secara
rekayasa genetika, peningkatan produkti$itas $itaman :'% Pseudomonas
denitrificans.
2.6 %truktur rgan")a)" Bala" Pengkaj"an B"#tekn#l#g" BPPT
B
8/17/2019 Optimasi Penisilin
9/35
:alai Pengkajian :ioteknologi-:PP2 dipimpin oleh seorang kepala balai
dan dibantu oleh satu sub tata usaha, seksi teknis, serta satu kelompok jabatan
fungsional, yang strukturnya dapat dilihat pada ambar %.'. 2ugas dari masing-
masing bagian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut?
a. ub bagian tata usaha administrasi!
:ertugas dalam mengatur urusan kepegawaian, keuangan, tata
laksana, surat-menyurat, kearsipan, perlengkapan, dan rumah
tangga balai.
b. eksi bioteknologi pertanian
:ertugas dalam melaksanakan urusan pengembangan pengkajian
dan penerapan teknologi gen, agromikrobiologi, dan mikrobiologi
pertanian.
c. eksi bioteknologi industri
:ertugas dalam melakukan urusan pengembangan perngkajian dan
penerapan mikrobiologi, teknologi fermentasi, dan proses hilir di
bidang industri.
d. eksi jasa teknologi
:ertugas dalam melakukan jasa analisis dan kontrol kualitas serta
pengelolaan sarana teknik dan pemasyarakatan hasil.
am'ar 2.1 %truktur rgan")a)" d" Bala" Pengkaj"an BPPT$Tekn#l#g"
9
8/17/2019 Optimasi Penisilin
10/35
2.7 Peraturan -erja
Peraturan kerja di :alai :ioteknologi-:PP2 dimulai pada pukul &@.&
sampai ').&&
8/17/2019 Optimasi Penisilin
11/35
BAB III
PELA-%ANAAN -ER/A PRA-TE-
3.1 De)kr"p)" Akt"8"ta)
3.1.1 Pem'uatan (ed"a (P$1 9(ed"a %p#rula)":
Ba&an Untuk 1;; mL Untuk ,;; mL Untuk 1;;; mL
Ceast eDtract &,; g %,; g ; g
8ane molasses &,@; g ,@; g @,; g
lyserin &,@; g ,@; g @,; g
*a8l ' g ; g '& g
8a0/ &,&%; g &,'%; g &,%; g
Asam fenoksi
asetat
&,' m7 ; m7 '& m7
:acto agar %,; g '%,; g %; g
6%0 '&& m7 ;&& m7 '&&& m7Ta'el 3.1 Ba&an$'a&an *ang d"'utu&kan untuk mem'uat med"a (P$1
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan media sporulasi ini antara lain
labu erlenmeyer %&&& m7 untuk pembuatan '&&& m7 medium!, sumbat kapas,
alumunium foil, p6 meter, autoklaf, cawan petri, magnetic stirrer , hot plate, dan
gelas ukur ';&& ml.
Penimbangan dilakukan terhadap masing-masing bahan yang dibutuhkan
2abel .'!, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer %&&& ml satu per
satu sambil dilakukan pengadukan dengan menggunakan magnetic stirrer di atas
hot plate. etelah semua bahan tercampur dengan baik selanjutnya dilakukan
pengukuran p6 awal dengan menggunakan p6 meter yang dikalibrasi, kemudian
dilakukan penyesuaian p6 sampai dengan p6 ),B dengan menambahkan larutan
*a06 %*. 7abu erlenmeyer tersebut ditutup dengan sumbat kapas dan
alumunium foil. +ilakukan sterilisasi dengan autoklaf selama & menit pada suhu
'%'&8. etelah itu, media dituang ke dalam cawan petri di dalam laminar air flo#
dan dibiarkan mendingin pada suhu ruang. 4edia kemudian ditutup dan disimpan
dalam wadah plastik yang ditutup rapat sebelum digunakan.
3.1.2 Pem'uatan (ed"a (P$2 9(ed"a
8/17/2019 Optimasi Penisilin
12/35
8a80 ; &,; ' ',;
6%0 '&&& m7 '&& m7 %&& m7 && m7Ta'el 3.2 Ba&an$'a&an *ang d"'utu&kan untuk mem'uat med"a (P$2
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan media $egetatif ini antara lain
labu erlenmeyer %;& ml, labu erlenmeyer %&&& m7 untuk pembuatan '&&& m7
medium!, sumbat kapas, p6 meter, magnetic stirrer , glass beads, alumunium foil,
autoklaf, hot plate, gelas ukur ';&& ml.
Penimbangan dilakukan terhadap masing-masing bahan yang dibutuhkan
2abel .%!, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer %&&& ml satu per satu dengan
6%0 dan 8a80 terlebih dahulu sambil dilakukan pengadukan dengan
menggunakan magnetic stirr er di atas hot plate. +iukur p6 awal dari seluruh
campuran bahan dengan menggunakan p6 meter yang telah dikalibrasi.
+ilakukan penyesuaian p6 sampai didapatkan nilai p6 ;,B dengan menambahkan
larutan *a06 %*. 4asing-masing labu erlenmeyer %;& ml yang sudah diisi
dengan buah glass beads berdiameter ; mm kemudian diisi dengan %& ml
medium. +itutup dengan sumbat kapas dan alumunium foil kemudian dilakukan
sterilisasi dengan autoklaf selama & menit dengan suhu '%'&8.
3.1.3 Pem'uatan (ed"a (P$3 9(ed"a !ermentat":
Ba&an g=L
87 /%
7aktosa '&
K6%P0/ /
*6/!%0/ /,;
8a80 '&
*a%0/ ',;
6%0 '&&& m7
Alat-alat yang diperlukan antara lain labu erlenmeyer atau gelas ukur %&&&
m7, labu erlenmeyer %;& ml, p6-meter, magnetic stirrer, hot plate, glass beads,
aluminium foil, autoklaf, pipet ukur, bulb.
Pertama-tama, dilakukan penimbangan tiap-tiap bahan di atas sesuai
dengan kebutuhan pembuatan. Kemudian dimasukkan satu per satu ke dalam labu
erlenmeyer atau gelas ukur %&&& m7 sambil dilakukan pengadukan dengan
magnetic stirrer di atas hot plate. +iukur p6 awal-nya dan dilakukan ad$ust p6
'%
Ta'el 3.3 Ba&an$'a&an *ang d"'utu&kan
untuk mem'uat med"a (P$3
8/17/2019 Optimasi Penisilin
13/35
sampai mencapai nilai p6 sekitar ;,9 dengan cara menambahkan larutan *a06
/* sedikit demi sedikit. +iambil & m7 dengan pipet ukur dimasukkan ke dalam
beberapa labu erlenmeyer sesuai keperluan pembuatan. Ke dalam tiap-tiap labu
erlenmeyer %;& m7 sebelumnya ditambahkan &,'; m7 minyak kacang kedelai
dan butir glass beads. +iberikan perlakuan PAA yang berbeda yaitu &,; m7E
&,) m7E dan &,@ m7 PAA. 7abu erlenmeyer ditutup dengan sumbat kapas dan
aluminium foil untuk kemudian disterilisasi di autoklaf selama & menit dengan
suhu '%'&8.
3.1.+ Pem'uatan (ed"a NA
:ahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan media *A adalah nutrient
agar %& g, akuades '&&& m7, larutan *a06 /*. edangkan alat-alat yang
diperlukan diantaranya hot plate, magnetic stirrer , ph meter, labu erlenmeyer '&&&
ml, sumbat kapas, aluminium foil, laminar air flo#, cawan petri, autoklaf.
+ilakukan penimbangan *A sesuai kebutuhan yang kemudian dilarutkan di dalam
labu erlenmeyer berisi aFuades sesuai kebutuhan lalu diaduk di atas hot plate
sambil dilakukan pengukuran p6 awal sampai mencapai p6 @ dengan
menambahkan larutan *a06 /* tetes demi tetes. 7abu erlenmeyer tersebut lalu
ditutup dengan sumbat kapas dan aluminium foil. Kemudian disterilisasi selama
& menit dengan suhu '%'&8. elesai disterilisasi, dilakukan penuangan media *A
steril ke dalam beberapa cawan petri di dalam laminar air flow. etelah media
memadat, cawan Petri ditutup dan dimasukkan ke dalam kantung plastik.
'
8/17/2019 Optimasi Penisilin
14/35
3.1., Pem'uatan Larutan Nal ;5>? @ 2 tete) Teen
*a8l seberat &,9 gram, % tetes larutan 2ween, dan akuades '&& m7
merupakan bahan-bahan yang diperlukan. Alat-alat yang digunakan yaitu tabung
reaksi, pipet ukur, hot plate, magnetic stirrer , autoklaf, gelas ukur && m7.
Padatan *a8l &,9 gram dimasukkan ke dalam becker glass && m7 dan dilakukan
pengadukan dengan menggunakan magnetic stirrer di atas hot plate. +itambahkan
% tetes larutan 2ween ke dalam becker glass tersebut. etelah semuanya larut,
diambil sebanyak 9 ml untuk dimasukkan ke dalam beberapa tabung reaksi.
:eberapa tabung reaksi itu kemudian disterilisasi selama '; menit dengan suhu
'%'&8.
3.1.4 Pem'uatan Hl +N 1;; ml
:ahan-bahan yang digunakan antara lain larutan 68l @G, akuades. Alat-
alat yang dibutuhkan yaitu labu ukur ;&& ml. ebanyak ');,) ml larutan 68l @G
dimasukkan ke dalam labu ukur ;&& ml. 7alu ditambahkan akuades ke dalam labu
ukur sampai mencapai batas tera '&&ml. Pengerjaan ini dilakukan di dalam ruang
asam.
3.1.6 Pem'uatan NaH +N 1;; ml
:ahan-bahan yang harus disiapkan adalah larutan *a06 ;&G orensen,
akuades.Alat-alat yang digunakan antara lain labu ukur ;&& ml. +iambil sebanyak
%,@' ml larutan *a06 ;&G, dimasukkan ke dalam labu ukur. +ilakukan
pengenceran dengan menambahkan akuades sampai batas tera '&& ml.
3.1.7 Pem'uatan Reagen DN%:ahan-bahan yang digunakan diantaranya ,; +* ,; !initrosalicylic
acid ! '&,) g, *a06 '9,B g, natrium kalium tartat &) g, fenol @,) m7, *a-
metabisulfit B, g, &,' * 68l, larutan *a06, indikator PP dan akuades '/') g.
+alam pembuatan reagen +* ini digunakan beberapa alat seperti gelas ukur,
pipet ukur, bulb, alat timbangan, magnetic stirrer, hot plate.
,; +* '&,) gram, '9,B gram *a06, dan akuades '/') m7 dicampur
dan dilarutkan terlebih dahulu. Kemudian ditambahkan &) gram natrium kalium
'/
8/17/2019 Optimasi Penisilin
15/35
tartrat, @,) m7 fenol dan B, gram *a-metabisulfit. Pengadukan dilakukan dengan
menggunakan magnetic stirrer di atas hot plate. +iambil sebanyak m7 untuk
dititrasi dengan &,' * 68l dan indikator PP sampai berubah warna ke warna
semula setidaknya membutuhkan ;-) m7 68l!. Jika kurang dari ;-) m7 68l,
maka ditambahkan *a06 sebanyak % gram untuk setiap penambahan ' m7 68l.
3.1.> Pem'uatan Larutan Alk#l 6;?
:ahan-bahan yang perlu disiapkan adalah larutan alkohol 9)G dan
akuades. Alat yang digunakan gelas ukur '&& m7 dan corong. Ke dalam gelas
ukur '&& m7 ditambahkan @& m7 alkohol 9)G kemudian ditambahkan akuades
sampai batas tera '&& m7.
3.1.1; Tran)er %p#ra dar" Agar %lant ke (ed"a (P$2 dan Uj" %ter"l"ta)
:ahan-bahan yang perlu disiapkan diantaranya larutan *a8l &,9G, agar
slant Penicillium chrysogenum, media 4P-%, media *A, media 4P-', dan
alkohol @&G. Alat-alat yang digunakan antara lain laminar air flo#, pipet ukur
steril, bulb, incubator shaker , oose, inkubator %;&8 dan @&8.
8/17/2019 Optimasi Penisilin
16/35
3.1.12 Tran)er (ed"a dar" (ed"a (P$2 ke (ed"a (P$3
:ahan-bahan yang perlu disiapkan diantaranya media 4P-, media 4P-%,
media *A, media 4P-', dan alkohol @&G. Alat-alat yang digunakan antara lain
laminar air flo#, pipet ukur steril, bulb, shaker , oose, ob$ect glass, deck glass,
inkubator %;&8 dan @&8. 4edia 4P-%, media 4P-, media 4P-' dan media *A
dimasukkan ke dalam laminar air flo# yang sebelumnya sudah disiapkan. +engan
menggunakan pipet ukur steril sebanyak ',; m7 dari media 4P-% dimasukkan ke
dalam media 4P-. Kemudian, dilakukan uji sterilitas dengan melakukan streak
dari tiap media 4P-% ke dalam media 4P-' dan *A di dalam cawan petri.
3.1.13 Anal")") HPL 9H"g& Per#rmane$L"u"d &r#mat#grap&*:
4edia 4P- yang sudah dishaker selama '& hari merupakan sampel yang
dianalisis untuk menghitung jumlah penisilin- yang dihasilkan dan jumlah PAA
yang tersisa dalam media 4P-. Alat-alat yang digunakan antara lain alat
sentrifuge, alat 6P78, tabung sentrifuga '; m7, tutup tabung sentrifuga,
mikropipet ' m7, tabung $ial, dan labu erlenmeyer %;& m7.
7abu erlenmeyer %;& m7 yang berisi media 4P- disiapkan. +ari tiap
labu erlenmeyer tersebut diambil sebanyak '& m7, lalu dimasukkan ke tabung
sentrifuga '; m7. etelah ditutup dengan tutupnya, semua tabung dimasukkan ke
dalam alat sentrifuga yang diatur kecepatannya ;&& rpm, '& selama '; menit.
elesai disentrifugasi, diukur jumlah padatan yang mengendap sebagai P4>
Packed %ass &olume!, sementara itu supernatannya dipindahkan ke dalam ku$et
sebanyak /&& H7 untuk disentrifugasi kembali dengan kecepatan '&&&& rpm, '&
selama '; menit. 7alu, %&& H7 supernatan dipindahkan ke dalam tabung $ial
untuk dianalisis pada alat 6P78. 2iap-tiap sampel diatur tingkat pengencerannyaagar konsentrasi penisilin- dan PAA yang terukur masih berada dalam batas
kur$a standar yang digunakan.
3.1.1+ Anal")") ula T#tal
:ahan-bahan yang dipakai dalam analisis gula total antara lain larutan
sampel yang akan diuji, larutan +*, akuades, *a06 %*, 68l /*. edangkan
alat-alat yang digunakan seperti timbangan 4etler, p6-meter, alat $orteD,
')
8/17/2019 Optimasi Penisilin
17/35
spektrofotometer, waterbath, labu ukur ;& m7, tabung reaksi besar dan kecil,
aluminium foil, mikropipet ' m7, corong, ku$et, parafilm, pipet ukur steril.
Pertama-tama sampel yang akan diuji ditimbang dan dipindahkan ke
dalam tabung reaksi kecil. esudah dilakukan penimbangan ditambahkan &,; m7
larutan 68l /* ke dalam masing-masing sampel. 'aterbath diatur untuk suhu
9)&8. ampel yang telah diberi penambahan &,; m7 68l /* dipanaskan dalam
#aterbath selama %& menit. etelah %& menit, ditambahkan ' m7 *a06 %* ke
dalam larutan sampel tersebut.
2abung reaksi besar dipersiapkan dan ke dalamnya dimasukkan sebanyak
m7 dan ) m7 larutan +* untuk sampel dan blanko. elain itu, labu ukur ;&
m7 dan corong juga dipersiapkan. ampel yang akan dianalisis tersebut
dimasukkan ke dalam labu ukur ;& m7 serta ditambahkan akuades hingga
mencapai batas tera ;& m7 dan dipindahkan kembali ke tabung reaksi kecil yang
sudah dibilas.
2abung reaksi besar yang sudah berisi m7 larutan +* ditambahkan B&&
H7 akuades dan %&& H7 sampel untuk pengenceran ;D. edangkan untuk kontrol
sampel dilakukan pengenceran '&D dengan ditambahkannya 9&& H7 akuades dan
'&& H7 kontrol sampel. Kemudian di$orteD dan dipanaskan selama % menit di
#aterbath dengan suhu 9)&8. :lanko yang berisi ) m7 larutan +* juga
dipanaskan.
2erakhir, dilakukan pengukuran spektrofotometer pada panjang gelombang
;;& nm untuk mengetahui nilai absorbansi sampel tersebut. etelah didapatkan
nilai absorbansi melalui pengukuran, data-data yang didapat diproses dan dihitung
hingga mendapatkan nilai gula totalnya.
3.2 Pengamatan dan Anal")") Data
Penicillium chrysogenum merupakan spesies jamur yang dipakai untuk
memproduksi antibiotik penisilin yang sangat penting dalam dunia kesehatan
sehingga dilakukanlah produksi secara komersial dengan cara biosintesis,
semisintesis dan sintesis kimia total. 2erdapat dua cara dalam biosintesis yaitu
surface culture method jamur P. chrysogenum ditumbuhkan pada permukaan
wadah yang berisi media padat yang lembabcair! dan submerged agitated method
'@
8/17/2019 Optimasi Penisilin
18/35
jamur P. chrysogenum ditumbuhkan dengan media cair yang selalu digoyang!
Abraham et al., '9/'!.
0ptimasi PAA merupakan salah satu metode untuk meningkatkan
produkti$itas penisilin dari jamur Penicillium chrysogenum karena komposisi
dari medium yang digunakan untuk kulti$asi mikroorganisme dapat secara
langsung berpengaruh pada fenotip fisiologis dan kinerja fermentasi
mikroorganisme tersebut. 4enurut penelitian yang telah dilakukan oleh "eena et
al. pada %&'', penggunaan Phenylacetic Acid PAA! sebagai prekursor
menunjukkan hasil yang optimal jika dibandingkan dengan Phenyl ActeAmide
PAA4! dan PhenoDyacetic Acid P0AA!.
+alam pelaksanaan kerja praktek ini, tujuan utamanya adalah untuk
mengoptimasi $olume PAA yang digunakan dalam percobaan ini digunakan PAA
dengan $olume &,; m7, &,) m7, dan &,@ m7! terhadap sampel koloni jamur
Penicillium chrysogenum digunakan koloni % dan koloni ! untuk dapat
menghasilkan antibiotik penisilin- sehingga dapat dilakukan scale up di
fermentor secara efektif dan efisien.
ambar .' ambar morfologi koloni P. chrysogenum a! dan miselia P.
chrysogenum dengan produksi penisilin- di atas ;&&& ppm
umber ? tefaniak et al., '9/)!
ambar .' di atas memperlihatkan koloni dan miselia Penicillium
chrysogenum yang dapat menghasilkan penisilin- hingga di atas ;&&& ppm.
Koloni tersebut memiliki ciri-ciri morfologi antara lain memiliki warna hijau
'B
a! b!
8/17/2019 Optimasi Penisilin
19/35
yang gelap serta membentuk struktur menyerupai gunung dengan kawah yang ada
di tengah. +alam seleksi koloni yang sudah dikerjakan di 7aboratorium
4ikrobiologi :iotek-:PP2 warna sampel koloni Penicillium chrysogenum yang
dapat memproduksi penisilin- dengan jumlah di atas ;&&& ppm hampir selalu
berwarna hijau pekat dengan konidifor berbentuk seperti kuas.
Pengamatan morfologi terhadap setiap sampel koloni Penicillium
chrysogenum yang dianalisis dilakukan secara kasat mata atau menggunakan
mikroskop kemudian difoto. Pengamatan morfologi dilakukan dua kali. Pertama,
pengamatan bentuk tumbuh koloni saat jamur akan diambil sampelnya dan
dipindahkan dari agar miring tempat penyimpanannya ke medium $egetatif 4P-%.
Pengamatan ini dilakukan secara kasat mata. Pengamatan morfologi kedua
dilakukan sebelum sampel dipindahkan dari media $egetatif 4P-% ke media
fermentasi 4P-. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop untuk memilih
sampel yang tepat untuk difermentasi. 6asil pengamatan kemudian difoto dan
dibandingkan dengan literatur. +ari foto tersebut diamati dan dicatat ciri-ciri
morfologinya apakah sesuai atau berbeda dengan ciri-ciri morfologi sampel
koloni Penicillium chrysogenum yang dapat menghasilkan penisilin- di atas
;&&& ppm.
Pada 2abel ./dapat dilihat hasil pengamatan morfologi terhadap sampel
koloni % dan koloni .
2abel ./ 4orfologi Penicillium chrysogenum sampel koloni % dan
N
#
-#l#n" am'ar (#r#l#g"
' Koloni %
8/17/2019 Optimasi Penisilin
20/35
Koloni %.'
Perbesaran? ;&D
/ Koloni %.%
Perbesaran? ;&D
; Koloni .'
Perbesaran? ;&D
) Koloni .%
Perbesaran? ;&D
Apabila diamati dari perbedaan morfologi tiap sampel koloni Penicillium
chrysogenum yang diuji, berdasarkan 2abel ./ di atas koloni merupakan koloni
yang lebih baik jika dibandingkan dengan koloni %. Koloni memiliki struktur
morfologi yang paling mendekati ciri-ciri struktur morfologi koloni Penicillium
chrysogenum yang dapat menghasilkan penisilin- di atas ;&&& ppm menurut
tefaniak et al ., '9/)! yaitu memiliki warna hijau gelap serta membentuk
struktur menyerupai gunung dengan kawah yang ada di tengah.
4asing-masing sampel kemudian diberi perlakuan yang berbeda dengan
menambahkan prekursor PAA dengan $olume yang dibagi menjadi $ariasi,
yakni PAA &,; m7, &,) m7, dan &,@ m7. emua sampel kemudian dianalisis lebih
lanjut dengan metode 6P78 dan analisis gula.
Phenylacetic Acid PAA! sampai saat ini merupakan prekursor yang
terbukti paling baik untuk menginduksi sintesis penisilin-. Percobaan dengan
menggunakan $olume PAA yang ber$ariasi diharapkan dapat mengetahui $olume
optimal yang dapat mempercepat dan memperbanyak produksi penisilin- dari
koloni Penicillium chrysogenum secara efektif dan efisien. 7ee et al ., '99/!.
4enurut :aker # 7onergan %&&%!, dalam suatu senyawa penisilin-
sepertiganya merupakan senyawa PAA. Agar lebih jelasnya perlu dibandingkan
%&
8/17/2019 Optimasi Penisilin
21/35
struktur kimia masing-masing yaitu antara struktur kimia pensiilin- dan PAA,
serta struktur dasar penisilin pada umumnya.
6P78 merupakan suatu alat yang sangat bermanfaat dalam suatu analisis
kimia serta memiliki prinsip penggunaan yang sama dengan kromatografi lapis
tipis dan kolom. 6P78 memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran
sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi
luas permukaan lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul
yang melintasinya sehingga memungkinkan terjadinya pemisahan yang lebih baik
dari komponen-komponen dalam campuran tefaniak et al ., '9/)!.
Analisis 6P78 dan gula total dilakukan pada dua hari yang berbeda untuk
masing-masing koloni awal pengerjaan masing-masing koloni berselang hari!
yaitu pada tanggal %; Juli %&'' terhadap sampel koloni % dan pada tanggal %B Juli
%&'' terhadap koloni . Analisis dilakukan terhadap kultur yang berumur @ hari.
+ari analisis dengan menggunakan 6P-78 ini didapatkan data mengenai jumlah
penisilin- yang dihasilkan, PAA yang digunakan, pemakaian gula sebagai
sumber karbon yang dipakai serta p6 dan P4> Packed %ass &olume!.
ambar .% sampai ambar .) memperlihatkan perbandingan hasil
analisis 6P78 dan gula total masing-masing perlakuan pada sampel koloni % yang
dilakukan pada tanggal %; Juli %&''.
Dua 0.5 Dua 0.6 Dua 0.73200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
3900
3544.6
3404.6
3787.2
Kelompok Perlakuan (Koloni 2)
Penisilin-G (ppm)
ambar .% Perbandingan hasil penisilin- rata-rata pada semua kelompok
perlakuan koloni %
%'
%-&.;
8/17/2019 Optimasi Penisilin
22/35
:erdasarkan ambar .% dapat diketahui bahwa dari penelitian yang
dilakukan pada koloni %, sampel dengan kandungan PAA sebanyak &.@ m7
menghasilkan penisilin- dengan nilai rata-rata paling tinggi, yaitu sebesar
@B@,% ppm, dibandingkan dengan sampel yang diberi PAA sebanyak &,; m7 dan
&,) m7. 6al ini mungkin disebabkan oleh keefisienan metabolisme koloni
Penicillium chrysogenum yang ada pada sampel tersebut. +engan melihat hasil
tersebut, maka koloni % belum dapat dilanjutkan scale-up pada fermentor karena
jumlah penisilin- minimal yang dibutuhkan untuk scale-up adalah ;&&& ppm
karenanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana memaksimalkan
produksi penisilin pada koloni % untuk mendapatkan trend jumlah penisilin-
seperti yang diharapkan. Perlu juga dilakukan pembandingan dari segi morfologi
agar didapatkan koloni yang lebih unggul.
01000200030004000500060007000
3409
773
4449
1357.8
5741
1752.4
Kelompok Perlakuan
PAA (ppm)
ambar . Perbandingan nilai PAA rata-rata saat 6P-78 pada semua kelompok
perlakuan koloni %
:erdasarkan ambar . dapat diketahui rata-rata konsentrasi PAA yang
tersisa dalam medium pada saat panen dilaksanakan dan dibandingkan dengan
masing-masing kontrolnya. Kelompok perlakuan dengan PAA sebanyak &,@
memiliki konsentrasi PAA sisa yang paling banyak, yaitu '@;%,/ ppm, dibanding
kelompok perlakuan lainnya. +ari ambar . dapat diperkirakan konsumsi PAA
pada masing-masing kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan yang
%%
8/17/2019 Optimasi Penisilin
23/35
mendapatkan PAA sebesar &,; m7 diperkirakan mengkonsumsi PAA sebanyak
%)) ppm. Kelompok perlakuan PAA &,) m7 diperkirakan mengkonsumsi PAA
sebesar &9',% ppm. Konsumsi PAA terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok
perlakuan PAA &,@ m7 yaitu 9BB,) ppm. edangkan kelompok kontrol &.; PAA
&.; yang ditambahkan kedalam medium tanpa kultur! memberikan konsentrasi
akhir @@ ppm, kontrol &.) dan &@ masing-masing memberikan konsentrasi akhir
';@,B ppm dan '@;%,/ ppm.
0
20
40
6080
100
120
92.16
46.54
92.75
58.59
112.75
67.81
Kelompok Perlakuan
Gula Total (g/L)
ambar ./ Perbandingan gula total rata-rata pada semua kelompok perlakuan
koloni %
:erdasarkan ambar ./ dapat diketahui rata-rata konsentrasi gula total
yang terdapat dalam medium pada saat panen dilaksanakan dan dibandingkan
dengan masing-masing kontrolnya. Kelompok perlakuan PAA &,; pada koloni %
mengkonsumsi gula rata-rata sebesar /;,)% g7. Kelompok perlakuan PAA &,)
dan PAA &,@ masing-masing diperkirakan menghabiskan gula rata-rata sebesar
/,') g7 dan /,') g7. Konsumsi gula yang cenderung menurun ini
diperkirakan memiliki hubungan dengan konsumsi PAA dari masing-masing
kelompok perlakuan yang cenderung meningkat. +engan kata lain, dapat
dikatakan bahwa semakin banyak mikroba mengkonsumsi PAA untuk mensintesis
%
8/17/2019 Optimasi Penisilin
24/35
penisilin-, semakin sedikit sumber karbon yang dikonsumsi untuk pertumbuhan
mikroba tersebut.
Kontrol 0.5 2-0.5 Kontrol 0.6 2-0.6 Kontrol 0.7 2-0.75.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
6.21
6.44
6.16
6.6
6.12
6.73
Kelompok Perlakuan
pH
ambar .; Perbandingan p6 rata-rata pada semua kelompok perlakuan koloni %
:erdasarkan ambar .; dapat diketahui rata-rata p6 medium pada saat
panen dilaksanakan dan dibandingkan dengan masing-masing kontrolnya. p6
perlakuan cenderung naik dan lebih tinggi daripada p6 kontrolnya. 6al ini dapat
dikarenakan PAA dalam media tersebut berkurang karena ada yang di konsumsi
oleh mikroba. eperti yang kita ketahui, phenylacetic acid PAA! bersifat asamsehingga semakin banyak PAA yang terkandung dalam medium, semakin rendah
pula p6 nya. 6asil ini mendukung data sebelumnya yang menyatakan bahwa
koloni % yang diberi PAA &,@ m7 mengkonsumsi PAA paling banyak
dibandingkan perlakuan PAA &,; dan PAA &,) karena kenaikan p6 dari koloni %
perlakuan PAA &,@ ini juga yang paling tinggi, yaitu naik sebesar &,)', diantara
perlakuan lainnya yang hanya mengalami kenaikan p6 sebesar &,% dan &,;.
%/
8/17/2019 Optimasi Penisilin
25/35
0
0.51
1.5
2
2.5
3
1
2.6
1
2.4
1
2.2
Kelompok Perlakuan
PMV (mL/10 mL)
ambar .) Perbandingan P4> rata-rata pada semua kelompok perlakuan koloni
%
Pada ambar .) dapat terlihat bahwa P4> yang didapat pada saat panen
cenderung semakin menurun dari perlakuan dengan PAA &,; sampai perlakuan
dengan PAA &,@. Packed %ass &olume P4>! dapat dikorelasikan dengan massa
sel mikroba yang ada dalam medium perlakuan. emakin besar P4> maka
semakin besar massa sel mikroba yang juga berarti semakin banyak terjadi
pertumbuhan sel. 6asil ini dapat dijelaskan oleh data sebelumnya yang
menyatakan bahwa koloni dengan PAA &,; mengkonsumsi gula paling banyak
diantara koloni dengan PAA &,) dan PAA &,@. +engan semakin banyaknya gula
yang dikonsumsi maka semakin besar pula pertumbuhannya sehingga P4> yang
didapat juga semakin besar.
:erdasarkan ambar .; di atas, sampel koloni % yang diberikan PAA &,;
m7 menghasilkan penisilin- dengan nilai rata-rata sebanyak ;//,) ppm dan
dari 2abel .; tersebut dapat diketahui rata-rata PAA yang tersisa dalam mediumadalah sebanyak @@ ppm, sedangkan rata-rata gula yang tersisa dari sampel
koloni % PAA &,; adalah sebanyak /),;/ g7 serta rata-rata p6 dan P4> masing-
masing sebanyak ),// dan %,% m7'& m7.
Pada hasil analisis koloni % yang diberikan PAA &,) m7 menghasilkan
penisilin- dengan nilai rata-rata sebanyak /&/,) ppm dan rata-rata PAA yang
tersisa dalam medium adalah ';@,B ppm, sedangkan rata-rata gula yang tersisa
%;
8/17/2019 Optimasi Penisilin
26/35
dari sampel koloni % PAA &,) adalah sebanyak ;B,;9 g7 serta rata-rata p6 dan
P4> masing-masing sebanyak ),)& dan %,/ m7'& m7.
Pada sampel koloni % dengan prekursor PAA yang ditambahkan sebanyak
&,@ m7, penisilin- rata-rata yang dihasilkan sebanyak @B@,% ppm. "ata-rata
PAA yang tersisa dalam medium adalah '@;@,% ppm sedangkan rata-rata gula
yang tersisa dari sampel koloni % PAA &,@ m7 sebanyak )@,B' g7 serta rata-rata
p6 dan P4> masing-masing sebanyak ),@ dan %,) m7 '& m7.
ambar .@ sampai ambar .'' memperlihatkan perbandingan hasil
analisis 6P78 dan gula total masing-masing perlakuan pada sampel koloni yang
dilakukan pada tanggal %B Juli %&''.
Tiga 0.5 Tiga 0.6 Tiga 0.70
1000
2000
3000
4000
50004021.4
3149.6
4543.2
Kelompok Perlakuan
Penisilin-G (ppm)
ambar .@ Perbandingan hasil penisilin- rata-rata pada semua kelompok
perlakuan koloni
:erdasarkan ambar .@ dapat diketahui bahwa dari penelitian yang
dilakukan pada koloni , sampel dengan kandungan PAA sebanyak &.@ m7
menghasilkan penisilin- dengan nilai rata-rata paling tinggi, yaitu sebesar
/;/,% ppm, dibandingkan dengan sampel yang diberi PAA sebanyak &,; m7 dan
&,) m7. 6al ini mungkin disebabkan oleh keefisienan metabolisme koloni
Penicillium chrysogenum yang ada pada sampel tersebut. +engan melihat hasil
tersebut, maka koloni belum dapat dilanjutkan scale-up pada fermentor karena
jumlah penisilin- minimal yang dibutuhkan untuk scale-up adalah ;&&& ppm
karenanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana memaksimalkan
%)
8/17/2019 Optimasi Penisilin
27/35
produksi penisilin pada koloni untuk mendapatkan trend jumlah penisilin-
seperti yang diharapkan. Perlu juga dilakukan pembandingan dari segi morfologi
agar didapatkan koloni yang lebih unggul.
0
2000
4000
6000
8000
100007436
170.4
7806
559
9266.5
1385.6
Kelompok Perlakuan
PAA (ppm)
ambar .B Perbandingan nilai PAA rata-rata saat 6P78 pada semua kelompok
perlakuan koloni
Pada ambar .B dapat diketahui rata-rata konsumsi PAA masing-masing
perlakuan dibandingkan dengan kontrolnya. :erdasarkan ambar .B dapatdiketahui rata-rata konsentrasi PAA yang tersisa dalam medium pada saat panen
dilaksanakan dan dibandingkan dengan masing-masing kontrolnya. Kelompok
perlakuan dengan PAA sebanyak &,@ memiliki konsentrasi PAA sisa yang paling
banyak, yaitu 'B;,) ppm, dibanding kelompok perlakuan lainnya. +ari ambar
.B dapat diperkirakan konsumsi PAA pada masing-masing kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan yang mendapatkan PAA sebesar &,; m7 diperkirakan
mengkonsumsi PAA sebanyak @%)) ppm. Kelompok perlakuan PAA &,) m7diperkirakan mengkonsumsi PAA sebesar @%/@ ppm. Konsumsi PAA terbesar
diperkirakan terjadi pada kelompok perlakuan PAA &,@ m7 yaitu @BB&,9 ppm.
%@
8/17/2019 Optimasi Penisilin
28/35
020406080
100120140160
130.28
73.68
136.26
81.72
132.66
74.79
Kelompok Perlakuan
Gula Total (g/L)
ambar .9 Perbandingan gula total rata-rata pada semua kelompok perlakuan
koloni
:erdasarkan ambar .9 dapat diketahui rata-rata konsentrasi gula total
yang terdapat dalam medium pada saat panen dilaksanakan dan dibandingkan
dengan masing-masing kontrolnya. Kelompok perlakuan PAA &,; pada koloni
mengkonsumsi gula rata-rata sebesar ;),) g7. Kelompok perlakuan PAA &,) dan
&,@ masing-masing diperkirakan menghabiskan gula rata-rata sebesar ;/,;/ g7dan ;@,B@ g7. Karakter koloni dalam mengkonsumsi gula terlihat berbeda
dengan karakter yang dimiliki oleh koloni %. Pada koloni , jika PAA yang di
konsumsi sedikit, maka konsumsi gula juga cenderung mengikuti menjadi lebih
sedikit!, begitu pula sebaliknya. 6al ini mungkin dikarenakan karakteristik dari
masing-masing koloni yang beragam.
%B
8/17/2019 Optimasi Penisilin
29/35
Kontrol 0.5 3-0.5 Kontrol 0.6 3-0.6 Kontrol 0.7 3-0.75.95
6
6.05
6.16.15
6.2
6.25
6.3
6.2
6.25
6.18
6.08
6.16
6.08
Kelompok Perlakuan
pH
ambar .'& Perbandingan p6 rata-rata pada semua kelompok perlakuan koloni
:erdasarkan ambar .'& dapat diketahui rata-rata p6 medium pada saat
panen dilaksanakan dan dibandingkan dengan masing-masing kontrolnya. p6
perlakuan PAA &,; pada koloni lebih tinggi daripada p6 kontrolnya,
penyebabnya mungkin sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa
kenaikan p6 bisa terjadi akibat PAA dalam media tersebut berkurang karena ada
yang di konsumsi oleh mikroba. ementara itu penurunan p6 dibandingkan
dengan kontrolnya pada kelompok percobaan PAA &,) dan PAA &,@ dapat
disebabkan oleh banyaknya asam laktat yang terbentuk sebagai hasil dari
terjadinya fermentasi.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1
2.1
1
2.1
1
2.2
Kelompok Perlakuan
PMV (mL/10 mL)
%9
8/17/2019 Optimasi Penisilin
30/35
ambar .'' Perbandingan P4> rata-rata pada semua kelompok perlakuan
koloni
Pada ambar .'' dapat terlihat bahwa P4> yang didapat pada saat
panen relatif sama dari perlakuan dengan PAA &,; sampai perlakuan dengan PAA
&,@. Pada koloni , kelompok perlakuan dengan PAA &,@ yang mengkonsumsi
PAA dan gula paling tinggi juga memiliki P4> yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok perlakuan pada koloni lainnya.
Pada hasil analisa koloni yang diberikan PAA &,; m7 menghasilkan
penisilin- dengan nilai rata-rata sebanyak '/9,) ppm dan rata-rata PAA yang
tersisa dalam medium adalah sebesar ;;9 ppm, sedangkan rata-rata gula yang
tersisa dari sampel koloni % PAA &,) adalah sebanyak 81,72 g7 serta rata-rata
p6 dan P4> masing-masing sebanyak ),&B dan %,' m7'& m7.
Pada hasil analisa koloni yang diberikan PAA &,) m7 menghasilkan
penisilin- dengan nilai rata-rata sebanyak /&%',/ ppm dan rata-rata PAA yang
tersisa dalam medium adalah '@&,/ ppm, sedangkan rata-rata gula yang tersisa
dari sampel koloni % PAA &,) adalah sebanyak @,)B g7 serta rata-rata p6 dan
P4> masing-masing sebanyak ),%; dan %,' m7'& m7.
Pada hasil analisis koloni yang diberikan PAA &,@ m7 menghasilkan
penisilin- dengan nilai rata-rata sebanyak 4021,4 ppm dan rata-rata PAA yang
tersisa dalam medium adalah sebanyak 'B;,) ppm, sedangkan rata-rata gula
yang tersisa dari sampel koloni % PAA &,@ adalah sebanyak @/,@9 g7 serta rata-
rata p6 dan P4> masing-masing sebanyak ),&B dan %,% m7'& m7.
+ari hasil analisis yang didapatkan, jumlah penisilin- pada koloni %
tidak dapat dilakukan scale-up pada fermentor karena jumlah penisilin- minimalyang dibutuhkan untuk scale-up adalah ;&&& ppm karenanya perlu dilakukan
seleksi koloni berkelanjutan untuk mendapatkan trend jumlah penisilin- seperti
yang diharapkan. Apabila dilihat dari rentang nilai p6-nya, sudah baik karena
memiliki rentang p6 berkisar antara )-@.
6asil analisa 6-78 menunjukkan bahwa baik koloni % dan koloni
menghasilkan penisilin- rata-rata pada pemberian PAA &,@ m7 @B%,% ppm!
dan /;/,% ppm!. "ata-rata konsentrasi gula total koloni % dan pada masing-
&
8/17/2019 Optimasi Penisilin
31/35
masing perlakuan tidak termasuk tinggi yaitu /),;/ g7, ;B,;9 g7, dan )@,B' g7,
@,)B g7, B',@% g7, dan @/,@9 g7. umber karbon akan dirombak dan
digunakan untuk membangun massa sel dan membentuk produk. Komposisi dari
medium yang digunakan untuk fermentasi secara langsung berpengaruh pada
kemampuan produksi mikroorganisme tersebut, yang juga akan berdampak pada
efekti$itas dan efisiensi dalam aplikasi industri. Pada penelitian yang dilakukan
oleh "eena A. dan Panneersel$am A. %&'&!, diketahui bahwa dibandingkan
dengan glukosa, laktosa merupakan sumber karbon yang lebih baik untuk
fermentasi penisilin ini. Konsentrasi gula laktosa di dalam media fermentasi
harus dipertimbangkan dengan seksama. Konsentrasi gula total yang lebih tinggi
di atas %&& g7! masih dapat ditoleransi oleh ragi dan jamur seperti P.
chrysogenum yang mampu merombak %& /& g7 gula total menjadi asam laktat
pada saat proses fermentasi berlangsung. Pada konsentrasi tertentu, sumber
karbon dan katabolit karbon dapat menghambat satu atau beberapa en=im yang
berperan dalam proses pembentukan produk dalam hal ini penisilin-. alah satu
pendekatan untuk mencegah penghambatan tersebut adalah dengan memberikan
sumber karbon secara terus menerus pada konsentrasi tertentu di bawah
konsentrasi penghambatan huler dan Kargi, '99%!. 4enurut tanbury et al .,
'99; !, konsentrasi gula total yang paling sesuai untuk pertumbuhan koloni P.
chrysogenum adalah diantara B& '%& g7 sehingga dapat mendukung
pembentukan sporanya dan tetap dapat menghasilkan penisilin-.
Konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi penyerapan nutrisi dan akti$itas
fisiologi mikroba sehingga mempengaruhi pertumbuhan biomassa dan
pembentukan produk. "agi dan jamur memiliki p6 optimal petumbuhan pada
rentang /,; ;,; namun p6 optimal pertumbuhan tidak selalu sama dengan p6optimal pembentukan produk. Produksi penisilin- maksimum oleh P.
chrysogenum diperoleh pada rentang p6 ),& @,&. :erdasarkan hasil pengamatan
pada ambar .; dan ambar .'& diperoleh rata-rata p6 yang masih berada
dalam rentang p6 optimal ),& @,& untuk menghasilkan penisilin-.
Pengendalian p6 pada proses fermentasi ini cukup sulit dilakukan karena
terjadinya penurunan konsumsi glukosa dan cepat terbentuknya asam laktat
menyebabkan terjadinya penurunan p6. Penambahan 8a80 pada media 4P-%
'
8/17/2019 Optimasi Penisilin
32/35
dan media 4P- dapat mencegah terjadinya penurunan p6 huler dan Kargi,
'99%!.
Pada proses fermentasi, asam fenilasetat PAA! ditambahkan pada medium
fermentasi sebagai senyawa prekursor pada pembentukan penisilin-.
Penambahan fenilasetat PAA! diharapkan dapat mempercepat dan
memperbanyak produksi penisilin- dari koloni P. chrysogenum.
:erdasarkan hasil pengamatan pada ambar . dan ambar .@, $olume
PAA &,@ m7 menghasilkan penisilin- dalam jumlah yang paling banyak
dibandingkan dengan kelompok perlakuan dengan $olume PAA yang lebih
rendah, akan tetapi rata-rata PAA dari masing-masing ulangan koloni tidak selalu
berada pada rata-rata konsentrasi PAA optimal yang diperlukan untuk
pembentukan penisilin- sehingga penisilin- yang dihasilkan belum mencapai
;&&& ppm 7ee et al ., '99/!.
4enurut :aker # 7onergan %&&%!, dalam suatu senyawa penisilin-
sepertiganya merupakan senyawa PAA. Agar lebih jelasnya perlu dibandingkan
struktur kimia masing-masing yaitu antara struktur kimia pensiilin- dan PAA,
serta struktur dasar penisilin pada umumnya.
%
ambar .9 truktur umum penisilin
http?en.wikipedia.orgwikiPeniciliin!
A :
8/17/2019 Optimasi Penisilin
33/35
ambar .'& truktur kimia A! Penisilin dan :! PAA
http?en.wikipedia.orgwikiPhenylaceticLacid!
:erdasarkan ambar .'& di atas tersebut, struktur kimia PAA pada
ambar .'& :! juga terdapat pada struktur kimia penisilin- pada ambar .'&
A!. ehingga dapat dikatakan bahwa sepertiga dari senyawa penisilin- adalah
senyawa PAA. ecara teoritis apabila ingin dihasilkan penisilin- sebanyak ;&&&
ppm maka jumlah PAA yang ditambahkan haruslah sebesar sepertiganya yaitu
sebanyak '))@,)@ ppm senyawa PAA tanbury et al., '99;!.
intesis penisilin dari Penicillium chrysogenum diinduksi oleh
Phenylacetic Acid PAA! dan garamnya. *amun, juga dapat ditekan oleh
keberadaan glukosa, laktosa, fruktosa, dan sumber karbon lainnya. PAA memang
berperan untuk menginduksi pembentukan penisilin , namun PAA juga berperan
sebagai penghambat pertumbuhan jamur pada konsentrasi yang melebihi derajat
optimumnya "odrigue=, 4.(. et al., '99/!.
:erdasarkan informasi tersebut, maka konsentrasi PAA yang diberikan
pada semua perlakuan tidak mencukupi konsentrasi yang dibutuhkan oleh
Penicillium chrysogenum untuk menghasilkan penislin- di atas ;&&& ppm.
4eskipun berdasarkan percobaan ini konsentrasi penisilin- yang dihasilkan pada
semua koloni adalah sampel yang diberikan PAA dengan $olume &,@ m7, namun
menurut kami hasil ini kurang memuaskan karena apabila dibandingkan dengan
sampel yang diberikan PAA dengan $olume &,; m7 hasilnya tidak berbeda jauh.
6asil produksi penisilin- yang tidak sesuai dengan keinginan bisa jadi
disebabkan oleh konsentrasi PAA yang diberikan terlalu berlebih sehingga bersifat
toksik bagi Penicillium chrysogenum, bisa juga disebabkan oleh metabolisme darikoloni sampel yang tidak efektif dan efisien sehingga diperlukan seleksi koloni
dan penelitian berkelanjutan agar hasil produksi penisilin- yang diharapkan
dapat tercapai.
8/17/2019 Optimasi Penisilin
34/35
BAB I<
-E%I(PULAN DAN %ARAN
+.1 -e)"mpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dalam kerja praktek ini
adalah ?
'. Pada koloni % dan , pemberian PAA &,@ menghasilkan rata-rata
penisilin- dalam jumlah yang paling besar @B@,% ppm!
dibandingkan dengan pemberian PAA &,; dan PAA &,). *amun
pengaruh pemberian PAA terhadap produksi penisilin- koloni % dan
ini tidak berbanding lurus.%. Koloni memiliki morfologi yang mendekati dengan morfologi koloni
ideal yang dapat menghasilkan penisilin- di atas ;&&& ppm, yaitu
berwarna hijau gelap dengan struktur yang menyerupai gunung dengan
sebuah kawah di bagian tengah.
. :elum bisa ditentukan $olume PAA yang dapat digunakan untuk
menghasilkan penisilin- dengan jumlah maksimal.
+.2 %aran
'. +ari hasil penelitian ini, diperkirakan koloni yang digunakan memiliki
metabolisme yang kurang efektif dan efisien sehingga dibutuhkan seleksi
koloni berkelanjutan agar dapat menghasilkan penisilin- dalam jumlah
maksimal.
%. Produkti$itas koloni terpilih hasil seleksi koloni dapat ditingkatkan dengan
rekayasa genetik yaitu dengan penambahan situs gen-gen yang
bertanggungjawab untuk mengekspresikan penisilin-.
/
8/17/2019 Optimasi Penisilin
35/35
DA!TAR PU%TA-A
Abraham (. P., 8hain, (., 1letcher 8. 4. 1lorey 6.
Top Related