MUKJIZAT NUMERIK DALAM AL-QUR’AN
Studi Terhadap Mukjizat Angka 7 Abd Ad-Da’im Al-Kahil
Ridha Hayati
Muhammad Misbahul Munir
Studi Qur’an & Hadits
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Artikel ini akan membahas mukjizat angka 7 dalam al-
Qur’an yang digagas oleh Abd ad-Da’im al-Kahil. Sebelum
ini, pembahasan tentang mukjizat angka telah dikenalkan
oleh Rasyad Khalifah dengan teori angka 19-nya, tetapi ia
tidak menggunakan metode yang berbasis al-Qur’an dan
ilmiah. Al-Kahil dengan metode deretnya yang ditarik dari
al-Qur’an dan sesuai secara matematis, mendapatkan
keharmonisasian dan kekoherensian angka 7 dalam al-
Qur’an pada setiap surah, ayat, kata, dan bahkan huruf-
huruf istimewa dalam al-Qur’an. Angka 7 sering ditemukan
berulang yang mengindikasikan keistimewaan angka ini
dalam al-Qur’an. Selain itu, angka 7 juga dapat ditemukan
dalam struktur alam raya, sunnah, aktivitas ibadah dan
kehidupan sehari-hari yang menunjukkan kemukjizatan
angka ini dibanding angka-angka lainnya.
Kata Kunci: al-Qur’an , Numerik , Number 7, Abd ad-
Da’im al-Kahil
A. Pendahuluan
Salah satu fungsi Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW ialah sebagai mukjizat. Al-Qur’an sebagai mukjizat muncul guna
untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) Muhammad. Di
samping mukjizat-mukjizat nabi Muhammad lainnya, al-Qur’an
50 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
merupakan mukjizat yang hidup (al-mu’jizah al-hayy) yang tidak akan
pernah habisnya.
Mukjizat al-Qur’an terdiri dari beberapa macam bentuk (wajh).
Al-Qattan membagi mukjizat al-Qur’an ke dalam tiga aspek umum,
yaitu aspek kebahasaan, ilmiah, dan hukum.1 Salah satu bentuk
mukjizat dari aspek ilmiah ialah i’jaz ‘adadi, yaitu kemukjizatan yang
ditilik dari angka-angka al-Qur’an. Dalam kajian Ulumul Qur’an klasik,
kajian i’jaz ‘adadi ini sebenarnya belum tampak secara eksplisit dalam
pembahasan tetang wajah al’i’jaz, tetapi kajian ini baru muncul pada
masa-masa kontemporer.2
Pembahasan tentang i’jaz ‘adadi pertama kali dikenalkan oleh
Rasyad Khalifah terkait temuannya tentang kemukjizatan angka 19. Ia
beranggapan bahwa al-Qur’an disusun berdasarkan angka ini. Selain
Khalifah, ada beberapa peneliti lain yang memfokuskan pada kajian
numerik al-Qur’an, di antaranya Abd al-Razzaq Nawfal, Abd ad-Da’im
al-Kahil, Abu Zahra al-Najdi, Rosman Lubis, dan Fahmi Basya –dua
nama terakhir berasal dari Indonesia.
Mengenai teori angka 19 Rasyad Khalifah, Abd ad-Da’im al-
Kahil mengkritik bahwa temuan Khalifah tersebut terbukti keliru, dan
terbukti pula bahwa mayoritas angka yang ia paparkan dalam bukunya,
Mu’jizah al-Qur’an al-Karim, jauh dari kebenaran.3 Menurutnya,
1 Manna’ al-Qaththan, Mabahith fi ‘Ulumi al-Qur’an, (Mansyurat al-‘Asr al-
Hadith: 1990), h. 264. 2 Uun Yusufa, “Mukjizat Matematis dalam al-Qur’an: Kritik Wacana dengan
Pendekatan Sains dan Budaya” dalam Jurnal Hermenutik, Vol. 8, No. 2, Desember
2014, h. 347. 3 ‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an, terj. Ahmad Fadhil (Jakarta: Sahara, 2008), h. 35.
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 51
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
Khalifah terburu-buru dan melupakan angka-angka lain dalam al-
Qur’an, terutama angka 7. Kesimpulan-kesimpulan yang diberikan
Khalifah dengan angka 19 tidak dapat dibenarkan seluruhnya. Oleh
karena itu, Abd ad-Da’im al-Kahil menekankan bahwa dalam meneliti
mukjizat angka dalam al-Qur’an diperlukan kaidah-kaidah yang
berdasarkan agama dan ilmiah.
Berdasarkan kajian al-Kahil terhadap angka 7 dalam al-Qur’an,
ia menemukan 700 fakta angka yang merupakan kelipatan dari 7, ia
juga menemukan bahwa angka 7 memiliki keserasian. Angka 7
mempunyai fungsi yang sangat sistematis. Al-Kahil juga menjelaskan
bahwa kajian tentang sistematis angka menunjukkan keharmonisasian
dan kekoherensian al-Qur’an tidak hanya terbatas pada kata dan makna,
melainkan juga terdapat dalam jumlah kata-kata dan pengulangan
huruf-hurufnya.4
Angka 7 memiliki keistimewaan baik dalam struktur alam raya,
al-Qur’an, sunnah, maupun ibadah. Dalam al-Qur’an, Allah jelaskan
bahwa penciptaan langit dan bumi masing-masing 7 lapis.5 Al-Qur’an
diturunkan dengan 7 huruf.6 Hadis-hadis juga banyak menginsyaratkan
dengan angka 7, misalnya menerangkan hal-hal yang merusak dengan
4 Mustar, “I’jaz ‘Adadi (Kemukjizatan Angka 7 dan 19 dalam al-Qur’an)”,
Skripsi Porgram Studi Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, h. 56. 5 Allah berfirman, “Allah-lah yang menciptakan 7 langit dan demikian juga
bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu dan Allah telah meliputi segala sesuatu dengan ilmu-
Nya” (Q.S. ath-Thalaq [65]: 12). 6“al-Fatihah adalah 7 ayat yang terulang-ulang dan al-Qur’an agung yang
diberikan kepadaku.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
52 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
7 hal7 menerangkan orang-orang yang akan dinaungi Allah pada hari
kiamat dengan 7 golongan.8 menerangkan bahwa Allah memerintahkan
sujud dengan 7 organ tubuh.9 Bahkan dalam kegiatan ibadah dan
kehidupan sehari-pun mengandung muatan-muatan angka 7. Dari latar
belakang tersebut, artikel ini akan membahas teori angka 7 yang
digagas oleh Abdad-Da’im al-Kahil, kaidah-kaidah dan unsur-unsur
yang digunakan serta contoh pengaplikasiannya dalam al-Qur’an.
B. Mukjizat Numerik (I’jaz ‘Adadi)
I’jaz ‘Adadi terdiri dari kata i’jaz dan ‘adadi. I’jaz secara bahasa
merupakan masdar dari kata a’jaza-yu’jizu-i’jazan ( إعجازا-يعجز-أعجز ).
Kata‘ajaza (أعجز) sendiri berasal dari kata ‘ajaza (عجز) yang berarti
lemah. Kata ini jika ditambahkan dengan huruf alif di depannya
memberi makna “muta’addi”, bermakna melemahkan atau menjadikan
sesuatu lemah, tidak mampu.
Dalam kamus bahasa Indonesia, mukjizat memiliki makna
kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal
manusia. Al-Thusi mendefinisikan mukjizat dengan suatu kejadian
yang tidak biasa terjadi, atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan hal
yang biasa terjadi disertai dengan perombakan terhadap adat kebiasan,
7“Jauhilah 7 hal yang merusak.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim). 8“Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SAW dengan bayangan-Nya pada
saat tiada naungan kecuali dari bayangan-Nya.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim). 9“Aku diperintahkan untuk bersujud dengan 7 tulang.” (H.R. al-Bukhari dan
Muslim).
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 53
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
dan hal itu sesuai dengan tutunan.10 Dengan kata lain, mukjizat
merupakan sesuatu kejadian ajaib yang membuat orang lain takjub.
Secara istilah, i’jaz menurut al-Qaththan ialah:
إظهار صدق النبي صلى الله عليه وسلم في دعوى الرسالة بإظهار عجز العرب عن معجزته الخالدة وهي القران وعجز الأجيال
11بعدهم“Menunjukkan kebenaran Nabi SAW dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan
orang Arab untuk menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu al-
Qur’an, dan kelamahan generasi-generasi sesudah mereka.
Dari definisi di atas, secara garis besar i’jaz berfungsi sebagai
bukti atau tanda kerasulan Nabi Muhammad, kebenaran al-Qur’an,
menguatkan iman, dan melemahkan musuh-musuh Nabi, karena tidak
mampu menandingi al-Qur’an walaupun 1 surat.
Kata selanjutnya,‘adadi (عددي) merupakan gabungan
kata‘adada(عدد) dan ya’ nisbah. ‘Adad sendiri berasal dari kata‘adda
menghitung.12 Menurut ,(حسب وأحصى) yang berarti hasiba wa ahsa (عد)
Ibnu Manzur, ‘adad adalah ukuran atau jumlah (miqdar dan mablagh)
dari sesuatu yang dihitung.13 Adapun gabungan ‘adad dan ya’ nisbah
berfungsi untuk menghubungkan kepada suatu jenis –dalam hal ini
10 Abu Zahra’ an-Najdi, Al-Qur’an dan Rahasia Angka- angka, (Pustaka
Hidayah, Bandung: 1996), h. 17. 11 Manna’ al-Qaththan, Mabahith fi ‘Ulumi ..., h. 258-259. 12 Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 903. 13 Muhammad Ibn Makram Ibn Manzhur, Lisan al-‘Arab, (Beirut, Dar Sadir),
juz. III, h. 282.
54 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
berkaitan dengan hitungan, angka, dan bilangan. Jadi, pengertian ‘adadi
secara bahasa adalah suatu hal yang berkaitan dengan angka, numerik.
Kemudian, ketika kata i’jaz dan ‘adadi digabungkan maka artinya
keajaiban atau kemukjizatan dalam segi hitungan, angka atau bilangan
yang dimiliki al-Qur’an. Karena memang seluruh isi al-Qur’an
merupakan mukjizat. Begitu juga dengan angka atau bilangan yang
terdapat dalam al-Qur’an jika ditelusuri dengan seksama maka akan
menunjukkan susunannya yang teratur pada serangkaian mukjizatnya.14
C. Biografi Abd ad-Da’im al-Kahil
Abd ad-Da’im al-Kahil adalah seorang peneliti tentang
kemukjizatan ilmiah al-Qur’an dan Sunnah, yang terkenal dengan teori
angka 7-nya. Ia dilahirkan di kota Homs, Syiria, pada tahun 1966.15
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh dan disabet oleh al-
Kahil ialah Gelar Bachelor di bidang Mechanical Engineering dari
Universitas Damaskus, Diploma dalam bidang pendidikan, Diploma
dalam Rekayasa Mekanika Fluida, dan pengalaman kepemimpinan
komputer. Al-Kahil fasih dalam bahasa Arab dan Inggris. Saat ini, ia
bekerja di bidang teknik pengawasan, Departemen Kehakiman, seorang
ahli hukum peradilan Suriah dan pengawas dan pemilik website
www.kaheel7.com, situs dalam lima bahasa dan jumlah artikel ilmiah
yang dipublikasikan mencapai lebih dari 1500 artikel dan penelitian.
Selain pekerjaannya itu, al-Kahil juga berpatisipasi dalam berbagai
seminar dan konferensi internasional salah satunya Konferensi
14 Dr. Abu Zahra’ an-Najdi, Al-Qur’an dan Rahasia ..., h. 65. 15 www.kaheel7.com
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 55
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
Internasional Kedelapan tentang mukjizat ilmiah di Kuwait pada tahun
2006.16
Adapun misi al-Kahil melalui kajian ilmiahnya adalah dakwah
kepada Allah melalui ilmu pengetahuan dan dialog ilmiah yang jauh
dari fanatisme dan kebodohan, memberikan bukti fisik ilmiah bahwa
Qur’an tidak bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yaqiniyah (pasti),
menampilkan citra sejati Islam, menyampaikan penelitian mukjizat
ilmiah kepada non-Muslim dengan cara menerjemahkan berbagai
penelitian ini ke dalam bahasa dunia, dan penelitian-penelitiannya telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris-Perancis-Indonesia-Persia.
Misi al-Kahil termanifestasi dari karya-karyanya baik yang berupa
buku, artikel, maupun buklet. Di antara buku-bukunya yaitu Fenomena
Global (Dubai: International Holy Qur’an Award, 2008), Rahasia
Angka Tujuh dalam al-Qur’an al-Karim (Dubai: International Holy
Qur’an Award, 2006), Rahasia Alam Semesta antara Sains dan al-
Qur’an (dalam situsnya, 2006), Fenomena Mukjizat Angka dalam
Qur’an (Dar Wahyu al-Qalam: 2006), dan Dahsyatnya Mukjizat Ilmiah
dalam al-Qur’an al-Karim (Homs: Dar Mehrat, 2006).17
D. Mukjizat Angka 7 Menurut Abd ad-Da’im al-Kahil
Banyaknya angka 7 dalam al-Qur’an menandakan adanya urgensi
tersendiri dalam angka tersebut. Penyebutan angka 7 dalam al-Qur’an
paling banyak disebutkan setelah angka 1. Kesemuanya ini dapat
dilacak kebenarannya dalam al-Qur’an. Penyebutan angka-angka 7
dalam al-Qur’an yaitu Q.S. al-Baqarah [2]: 29, Q.S. al-Baqarah [2]:
16 www.kaheel7.com 17 www.kaheel7.com
56 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
196, Q.S. al-Baqarah [2]: 261, Q.S. al-A’raf [7]: 155, Q.S. at-Taubah
[9]: 80, Q.S. Yusuf [12]: 43 dan 46-48, Q.S. al-Hijr [15]:44, Q.S. al-
Hijr [15]:87, Q.S. al-Israa’ [17]: 44, Q.S. al-Kahfi [18]: 22, Q.S. al-
Mukminun [23]: 17 dan 86, Q.S. Lukman [31]: 27, Q.S. Fushilat [41]:
12, Q.S. ath-Thalaq [65]:12, Q.S. al-Mulk [67]: 3, Q.S. al-Haqqah [69]:
7 dan 32, Q.S. Nuh [71]: 15, dan terakhir Q.S. an-Naba’ [78]: 12.
Selain terungkap dalam al-Qur’an, angka 7 juga bisa ditemukan
dalam hadis-hadis Nabi. Diantara hadis-hadis yang menyebut angka 7
yakni:
1. Nabi menerangkan bahwa Allah memerintahkan manusia
bersujud dengan 7 organ tubuh. Beliau mengisyaratkan tulang
dengan angka 7, Nabi bersabda: أعظم سبعة على أسجد أن أمرت “aku
diperintahkan untuk bersujud dengan 7 tulang.” (H.R. al-
Bukhari dan Muslim).
2. Orang-orang yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat, Nabi
membatasinya pada 7 golongan, dan bersabda: في الله يظلهم سبعة
tujuh golongan yang akan dinaungi Allah“ ظله الا ظل لا يوم ه ظل
dengan bayangan-Nya pada saat tiada naungan kecuali dari
bayangan-Nya.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
3. Tentang perihal kezaliman dan mengambil tanah orang lain
tanpa alasan, beliau menjadikan angka 7 sebagai simbol azab
pada hari kiamat, dan bersabda: من طوقه الارض من شبر قيد ظلم من
ارضين سبع “orang yang menzalimi orang lain walau hanya
beberapa jengkal tanah akan dikalungkan kepadanya azab dari
7 bumi.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 57
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
Hadis diatas hanya sebagian dari penyebutan-penyebutan angka
7 dalam hadis, masih banyak lagi penyebutannya. Tidak hanya dalam
al-Qur’an dan hadits saja penyebutan angka 7 ini, dalam fenomena-
fenomena keseharianpun banyak dijumpai seperti dalam ranah ibadah
misalnya. Penyebutan angka 7 khususnya pada praktik Haji. Dalam
ibadah ini ketika mengelilingi Ka’bah melakukan putaran sebanyak 7
kali putaran, Sa’i dari Safa dan Marwa sebanyak 7 kali, dan melempar
jumrahpun sebanya 7 lemparan. Sebagaimana kebenaran penyebutan
angka 7 ini dapat dibuktikan dalam al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat
196.
Kemudian penyebutan angka 7 dan tasbih, dalam al-Qur’an
terdapat 7 surat yang dimulai dengan kata tasbih kepada Allah, yaitu:
dalam surat al-Isra, al-Hadid, al-Hasyr, ash-Shaff, al-Jumu’ah, at-
Taghabun, dan al-A’la. Yang lebih menariknya lagi, penyebutan angka
7 dapat ditemui dalam kisah-kisah al-Qur’an, yakni: penyebutan angka
7 pada kisah Nabi Nuh yang menyeru kaumnya untuk memikirkan 7
lapis langit sebagaimana dalam Q.S. Nuh [71]: 15, kemudian kisah
Nabi Yusuf yang menafsirkan mimpi raja yang berbasis angka 7 yang
disebut berkali-kali dalam surah Yusuf. Dapat dilacak dalam Q.S.
Yusuf[12]: 43. Mengenai Azab dalam kisah kaum Nabi Hud yang
dibinasakan oleh Allah selama 7 hari, terdapat dalam Q.S. Al-
Haqqaqah: [69]: 6-7. Dan penyebutan angka 7 pada Kisah Ashabul al-
Kahfi (penghuni gua) telah diutarakan oleh Allah dalam Q.S.Al-Kahfi:
[18]: 22.
Selanjutnya fenomena penyebutan angka 7 dalam hari kiamat,
penyebutan angka 7 tidak terbatas pada kehupan dunia, tapi kita dapati
58 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
juga dalam kehidupan akhirat. kata القيمة terulang dalam al-Qur’an
sebanyak 70 kali, kelipatan 7, karena 70 adalah hasil dari perkalian 7
dengan 10: 10x7=70. Kata jahannam terulang 77 kali, yang mana
kelipatan 7: 11x77=77. Tentang 7 pintu jahannam, Allah berfirman “
ia memiliki 7 pintu. Setiap pintu untuk golongan tertentu dari mereka.”
(QS. Al-Hijr: 44). Tentang azab Allah pada hari kiamat, Allah
berfirman, “Tangkaplah ia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya,
lalu masukkanlah ia ke dalam api nereka yang menyala-nyala, lalu
belitlah ia dengan rantai yang panjangnya 70 hasta. “ (QS. Al-Haqqah:
[69]: 30-32). Allah menyebut angka 7 ketika mendeskripsikan kata-
katanya. Allah berfirma: Jika pohon-pohon di bumi menjadi pena dan
lautan menjadi tinta, lalu ditambahkan kepadanya 7 lautan lagi, maka
kata-kata Allah tidak akan habis-habusnya. Sesungguhnya Allah
Mahaperkasa dan Maha bijaksana. (Q.S. Luqman. 27).
Angka 7 dan sedekah, angka 7 disebut untuk menunjukkan pahala
yang diberikan Allah kepada orang yang menginfakkan hartanya
dijalan-Nya. Dapat dilacak dalam Q.S al-Baqarah[2]:261. Kemudian
Kata sebuah kelipatan 7, juga disebut dalam ,(tujuh puluh) سبعين
istighfar Nabi. Allah berfirman: Kamu memohonkan ampun bagi
mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama
saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh
kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada
mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah
dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
fasik. (QS. At-Taubah:[9] 80).
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 59
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
Angka 7 dan huruf-huruf al-Qur’an, Allah menurunkan al-Qur’an
dengan bahasa Arab dan menjadikan alfabet bahasa ini berjumlah 28
huruf yang merupakan hasil perkalian dari 4x7=28. Ketika membuka
al-Qur’an terdapat angka 7 yang mana Allah menjadikan al-Fatihah
sebagai pembuka al-Qur’an dan menetapkan ayat-ayatnya berjumlah 7.
Sebagaimana firman-Nya. Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah
berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran
yang agung. (QS. Al-Hijr: 87). As-sab’ al-matsani (Tujuh ayat yang
dibaca berulang-ulang) adalah nama lain dari al-Qur’an yang terdiri dari
7 ayat dan tersusun dalam 21 huruf hijaiyah. Hal juga ini kelipatan dari
angka 7: 3x7=21. Al-Qur’an memuat surat-surat istimewa, surat-surat
tersebut diistimewakan oleh-Nya karena dimulai dengan huruf-huruf
istimewa, seperti ق يس الر الم . Surah yang memiliki pembukaan seperti
ini selain diulang-ulang, berjumlah 14 yang merupakan kelipatan 7.
Angka 7 dan Penciptaan Langit, Langit dan bumi diciptakan
dalam 6 hari. Fenomena angka 7 ini dapat dilacak dalam Q.S. al-
A’raf[7]: 54, QS. Yunus[10]: 3, Q.S. Hud[11]: 7, Q.S. al-Furqan[25]:
59, Q.S Sajadah [32]: 4, Q.S. Qaf[50]: 38 dan Q.S. al-Hadid[57]: 4.
Dan yang terakhir adalah fenomena penyebutan 7 langit, Kata سبع
berkaitan erat dengan penyebutan kata tersebut yang (langit 7) سموت
jumlah penyebutannya dalam al-Qur’an tepat 7 kali. Sebagaimana telah
diungkap oleh-Nya dalam QS. Al-Baqarah[2]: 29, QS. Al-Isra[17]: 44,
Al-Mu’minun[23]:86, QS. Fushilat[41]: 12, QS. at-Thalaq[65]: 12, QS.
Al-Mulk[67]: 67, QS. Nuh[71]: 15. Berikut ini 3 contoh dari 7 ayat
mengenai penyebutan 7 langit.
60 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
1. Q.S. Al-Baqarah ayat 29
يٱهو ل ق لذ ال كمخ ٱفمذ يع ضرل ت و ى سٱثمذاج ا ٱإل م ى ءلسذ وذ هنذف س
ب م ع س و س و هو ت بكل ليم ء ش ٢٩ع
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.”
2. Q.S. Fushilat ayat 12
ى ض ق بهنذف م ع س يي وفو ات س وم أ و ا ك فح م مء س
ا أ يذنذار ه ز ا ٱو م ء لسذ
نٱ زيزلٱديرت قلك ذ ا ظ و حفبيح بم ص ي الد ١٢ع ليملٱع
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah
ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
3. Q.S. at-Thalaq ayat 12
ٱ يٱللذ ل ق لذ بخ م ع س ٱو من ت و س لل هنذ مثضرل ذ ت ن ٱي
ن هنذب يرمل
نذا ل مو ل ع ٱأ للذ ك ع نذق دير ء ش
أ ٱو ق دللذ اط ح
بكل أ ام علء ش
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.”
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 61
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
E. Syarat-Syarat dalam Meneliti Mukjizat al-Quran
Dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah tidak akan terlepas
dari sebuah data, metode, dan kesimpulan. Pada penelitian Al-Qur’an
data merupakan dasar penting. Begitu juga dengan metode, jika data
dan metode yang dipegang untuk mengolah data shahih maka tahap
selanjutnya akan shahih. Namun sebaliknya, jika data dan metode yang
digunakan kontradiktif maka akan menghasilkan kesimpulan yang
salah.
Abd Dhaim al-Kahil dalam mengaplikasikan temuannya
menggunakan 3 kaidah:18 pertama, kaidah-kaidah yang berkaitan
dengan data-data penelitian. Kedua, Kaidah-kaidah yang berkaitan
dengan metode penelitian. Ketiga, kaidah-kaidah yang berkaitan
dengan kesimpulan penelitian.
Kaidah pertama, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan data
penelitian. Sering kali para peneliti menyusupkan apa yang tidak
selayaknya dimasukkan. Hal tersebut dilakukan karena memiliki
tujuan-tujuan tertentu dalam meneliti sehingga menyebabkan hilangnya
validitas dikarenakan memasukkan angka-angka diluar al-Qur’an.19
Kaidah kedua, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan metode. Al-
Qur’an merupakan kitab yang tersusun secara rapi telah mengingatkan
pentingnya sebuah metode yang digunakan dalam penelitian dengan
dasar ilmiah dan agama. Sebagaimana dalam firman-Nya (Q.S Hud :1)
18‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 46. 19‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H.
49.
62 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
كت ر ال حب تأ ل تثمذۥهتء اي كم نمنفص كيم لدذ بي ح ١خ
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun
dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan
dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.”
Abdu Dhaim dalam temuannya menggunakan metode
menderetkan angka sesuai dengan urutan angka yang sesuai dengan
urutan atau matan rantai dalam kitabnya. Menurutnya dengan metode
ini dapat menjaga rangkaian kata-kata al-Qur’an. Metode yang
dilakukannya sangat sederhana, yakni dengan menghitung huruf setiap
kata dalam ayat, lalu membaca angka yang dihasilkan apa adanya, tanpa
menjumlahkan, mengurangi atau mengalikannya dan angka 7 adalah
bilangan yang selalu menjadi hasil akhirnya. Selanjutnya memasukkan
data-data angka al-Qur’an ke dalam tabel dan mengolahnya sehingga
kita melihat keselarasannya dengan angka 7. Alasanya selalu
menggunakan angka 7 adalah sebuah pilihan Allah.
Kaidah ketiga,20 yakni kaidah-kaidah yang berkaitan dengan
kesimpulan kesimpulan. Penelitian harus benar-benar mencerminkan
sebuah mukjizat yang hakiki, artinya tidak memberi sedikit ruang pun
untuk sebuah kebetulan. Peneliti harus memastikan bahwa semua
kesimpulannya tidak asal dari sebuah kebetulan. Peneliti mukjizat
numerik al-Qur’an penting untuk menghindari kecenderungan terhadap
hal-hal yang menyimpang seperti meramal keghaiban yang hal tesebut
hanya diketahui Allah. Selain itu perlu menyadari bahwa angka-angka
20 Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 50.
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 63
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
hanya sebuah instrumen untuk melihat sistem numerik al-Qur’an,
bukan tujuan utama dalam penelitian.
F. Metode Mederet Angka
Dalam mengurai kemukjizatan angka dalam al-Qur’an, al-Kahil
menggunakan metode menderet angka. Dasar metode ini dalam ilmu
matematika dikenal sebagai sistem perhitungan persepuluhan. Sistem
ini menjelaskan bahwa bilangan apa pun yang tersusun dari beberapa
tingkatan, maka (jumlah) setiap tingkatan adalah sepuluh kali lipat dari
tingkatan sebelumnya: satuan, puluhan, ratusan, ribuan dan seturusnya.
Sistem perhitungan persepuluh ini memiliki dasar dari al-Qur’an, yakni
dalam firman Allah, “orang yang melakukan kebaikan, akan mendapat
ganjaran 10 kali lipat.” (Q.S. al-An’am [6]: 160).21
Adapun alasan al-Kahil memilih metode mederet angka ialah
karena metode ini memiliki keistimewaan yang tidak ada pada metode
lain. Dengan mederet nomor ayat atau jumlah huruf setiap kata, mata
rantai ayat atau kata-kata itu dapat tetap terjaga. Sedangkan jika
menggunakan metode penjumlahan, maka mata rantainya akan
menghilang. Dengan mederer angka juga, seluruh angka itu secara
langsung pada bilangan dapat dilihat dan diperoleh jika dideretkan
jumlah huruf tiap katanya, berbeda apabila menggunakan metode
penjumlahan, maka angka-angka tersebut akan tercampur dan tidak
dapat dibeda-bedakan lagi.22
21 ‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 56 22‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 57
64 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
Untuk menggunakan metode mederet angka ini, al-Kahil
menganggap wawu ‘athaf sebagai kata yang terpisah dari kata
sebelumnya dan sesudahnya. Sebab, sistem angka berbasis angka 7 al-
Kahil tidak dapat berjalan kecuali dengan dasar ini. Dengan demikian,
ketika ada kata ولبثوا misalnya, maka wawu dihitung satu dan labisu
juga dihitung satu.23
G. Contoh Pengapliksian Metode Mederet Angka Abdu ad-Dai’m
al-Kahil
Untuk pengaplikasian kelipatan angka 7 Abdu Da’im berhasil
menemukan 700 fakta angka dalam al-Qur’an. Namun, di sini penulis
hanya akan mepaparkan 3 contoh pengaplikasian metode mederet
angka Abdu ad-Da’m al-Kahil:24
1. Pada Basmalah
Angka di atas merupakan angka yang dihasilkan dari
penghitungan huruf-hurus setiap kata. Dimulai dari bismi, ba’, sin,
dan mim berjumlah 3 dan seterusnya sampai al-rahim. Angka-
23‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 54. 24‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 46.
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 65
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
angka tersebut kemudian dideretkan dari kanan ke kiri sehingga
membentuk rangkain bilangan 6643.
Setelah mendapat angka 6643 dari penderetan, kemudian
angka ini dikaitkan dengan angka 7. Ternyata, bilangan tadi
merupakan kelipatan 7: 6643=7x949. Hasil ini bukanlah kebetulan,
kita akan dapati perbandingan ini terulang ribuan kali dalam al-
Qur’an pada huruf, kata, ayat, surah, nama-nama-Nya dan huruf-
huruf istimewa al-Qur’an.
2. Jumlah huruf kata pertama dan terakhir
Kata pertama adalah بسم berjumlah 3 huruf, dan kata terakhir
adalah الرحيم yang jumlah hurufnya 6.
Bilangan yang mewakili huruf-huruf kata pertama dan
terakhir adalah 6 dan 3. Pada model penderetan ini maka menjadi
63. Awal basmallah terikat dengan bagian akhirnya oleh ikatan
yang basisnya angka 7, dapat dibuktikan bahwa 63 kelipatan 7:
9x7=63. Bilangan 63 ini, Abdu ad-Daim mengatakannya bahwa
mencerminkan bilangan dari usia Nabi Muhammad saw.
3. Contoh pada Surah Pertama dan Surah Terakhir25
Diketahui, nomor surah terakhir, an-Nas, adalah 144 dan
surat pertama, al-Fatihah, adalah 1. Jika dideretkan dua angka ini,
25 ‘Abd ad-Da’im al-Kahil, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an..., H. 19.
بسم الله الرحمن الرحيم
6
h
n
u
i
3
h
n
u
i
66 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
maka akan kita dapat bilangan baru, yaitu 1441. Angka ini
merupakan kelipatan dari angka 7: 163x7=1141. Jumlah angka ini
juga merupakan angka 7 dari penjumlahan 1+1+4+1.
H. Kesimpulan
I’jaz ‘adadi, yaitu keajaiban atau kemukjizatan dalam segi
hitungan, angka atau bilangan yang dimiliki al-Qur’an. Abd Dhaim al-
Kahil dalam kajiannya terhadap angka 7 dalam al-Qur’an telah
menemukan bahwa angka 7 memiliki keserasian. Angka 7 mempunyai
fungsi yang sangat sistematis. Sistematis angka menunjukkan
keharmonisasian dan kekoherensian al-Qur’an tidak hanya terbatas
pada kata dan makna, melainkan juga terdapat dalam jumlah kata-kata
dan pengulangan huruf-hurufnya.
Temuannya bertitik pijak pada angka 7 dalam al-Qur’an. Ia
berhasil menemukan 700 fakta angka yang merupakan kelipatan 7.
Angka 7 ini memiliki keistimewaan baik dalam struktur alam raya, al-
Qur’an, sunnah, maupun ibadah. Penelitian Abd Dha’im mampu
mengungkap penyebutan angka 7 ditemukan 23 penyebutan dalam
Qur’an. Selain itu di dalam hadits Nabi juga banyak ditemukan
penyebutan angka 7. Menerangkan orang-orang yang akan dinaungi
Allah pada hari kiamat dengan 7 golongan misalnya.
Misinya melalui kajian ilmiahnya adalah berdakwah melalui ilmu
pengetahuan dan dialog ilmiah yang jauh dari fanatisme dan
kebodohan, memberikan bukti fisik ilmiah bahwa Qur’an tidak
bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yaqiniyah (pasti). Abd Dhaim
dalam mengaplikasikan temuannya dengan memperhatikan 3 kaidah:
Mukjizat Numerik dalam Al-Qur’an | 67
Ridha Hayati & Muhammad Misbahul Munir
pertama, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan data-data penelitian.
Kedua, Kaidah-kaidah yang berkaitan dengan metode penelitian.
Ketiga, kaidah-kaidah yang berkaitan dengan kesimpulan penelitian.
Dalam temuannya ia menggunakan metode menderetkan angka
sesuai dengan urutan angka yang sesuai dengan urutan atau matan
rantai dalam kitabnya. Dengan metode ini dapat menjaga rangkaian
kata-kata al-Qur’an. Metode yang dilakukannya sangat sederhana,
dengan menghitung huruf setiap kata dalam ayat, lalu membaca angka
yang dihasilkan apa adanya, tanpa menjumlahkan, mengurangi atau
mengalikannya dan angka 7 adalah bilangan yang selalu menjadi hasil
akhirnya.
Rahasia yang terdapat dalam al-Qur’an sangat banyak karena
Allah banyak menyimpan berbagai mukjizat dalam al-Qur’an. Baik itu
berkaitan dengan keghaiban, penetapan hukum, ilmu pengetahuan, dan
mukjizat numerik ini adalah salah satunya. Mukjizat angka belum
terlalu familiar dikalangan masyarakat oleh karenanya penting untuk
mengetahuinya, dengan membaca mukjizat angka 7 yang digagas oleh
Abdu Da’im akan menambah keimanan serta mengukuhkan keyakinan
umat.
68 | Jurnal Syahadah
Vol. VII, No. 2, Oktober 2019
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Da’im al-Kahil, Abd, Misteri Angka dalam Mujizat Matematika al-
Qur’an, terj. Ahmad Fadhil, Jakarta: Sahara, 2008.
Al-Qaththan, Manna’, Mabahith fi ‘Ulumi al-Qur’an, Mansyurat al-
‘Asr al-Hadith: 1990.
An-Najdi, Abu Zahra’, Al-Qur’an dan Rahasia Angka Angka, Pustaka
Hidayah, Bandung: 1996.
Ibn Makram Ibn Manzhur, Muhammad, Lisan al-‘Arab, Beirut, Dar
Sadir.
Mustar, “I’jaz ‘Adadi (Kemukjizatan Angka 7 dan 19 dalam al-
Qur’an)”, Skripsi Program Studi Tafsir-Hadis Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2011.
Warson Munawwir, Ahmad, al-Munawwir Kamus Arab Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Yusufa, Uun, “Mukjizat Matematis dalam al-Qur’an: Kritik Wacana
dengan Pendekatan Sains dan Budaya” dalam Jurnal
Hermenutik, Vol. 8, No. 2, Desember 2014.
www.kaheel7.com
Top Related