iMoving Towards
Gedung Jaya Lantai 6
Jl. MH. Thamrin No. 12 Jakarta 10340
Tel. +62 21 3147654 , +62 21 3157611
Fax. +62 21 3157609
movingtowards
Laporan TahunanAnnual Report2012
Laporan Tahunan Annual Report 2012
movingtow
ards
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
PT Pioneerindo Gourm
et International Tbk
scan me for website info
ii Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbkii Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Dalam bisnis ritel, penampilan gerai memainkan peran penting un-
tuk menarik calon pelanggan dan menjadikan mereka pelanggan
setia. Itu sebabnya, Grup secara berkala melakukan renovasi ber-
skala kecil dan besar dengan desain interior yang menarik, yang
memprioritaskan kenyamanan pelanggan. Selain itu, renovasi juga
bertujuan untuk meningkatkan fasilitas serta mengubah suasana
restoran sesuai tren. Beberapa restoran yang
sudah tidak lay- ak beroperasi
atau karena masa sewa
telah ber akhir dan
t i d a k d a p a t
d i p e r- panjang
k a r e - na satu
d a n l a i n
h a l , t e l a h
d i - t u t u p
s e - mentra
m e n - u n g g u
u n t u k d i p i n -
dahkan ke lokasi lain-
nya. Perusa- haan memilih
sistem franchise untuk ekspansi
jaringan bisnisnya dan secara konsisten me-
monitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk
menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event
pameran ataupun kegiatan usaha franchise.
Pioneerindo 2012 Annual Report
1Moving Towards
Daftar IsiTable of contents
Visi dan Misi
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Sambutan Dewan Komisaris
Laporan Dewan Direksi
Profil Perusahaan
Profil Dewan Komisaris
Profil Dewan Direksi
Jaringan Restoran
Aktifitas Penting 2012
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Komite Audit
Laporan Keuangan
Vision and Mission
Financial Highlights
Management Report
Message From The Board Of Commissioners
Report From The Board Of Directors
Company Profile
Profile Of Commissioners
Profile Of Directors
Restaurant Outlets
Significant Activities In 2012
Good Corporate Governance
Audit Committee’s Report
Financial Report
02
04
07
18
22
27
30
32
34
36
38
43
45
ii Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Dalam bisnis ritel, penampilan gerai memainkan peran penting un-
tuk menarik calon pelanggan dan menjadikan mereka pelanggan
setia. Itu sebabnya, Grup secara berkala melakukan renovasi ber-
skala kecil dan besar dengan desain interior yang menarik, yang
memprioritaskan kenyamanan pelanggan. Selain itu, renovasi juga
bertujuan untuk meningkatkan fasilitas serta mengubah suasana
restoran sesuai tren. Beberapa restoran yang
sudah tidak lay- ak beroperasi
atau karena masa sewa
telah ber akhir dan
t i d a k d a p a t
d i p e r- panjang
k a r e - na satu
d a n l a i n
h a l , t e l a h
d i - t u t u p
s e - mentra
m e n - u n g g u
u n t u k d i p i n -
dahkan ke lokasi lain-
nya. Perusa- haan memilih
sistem franchise untuk ekspansi
jaringan bisnisnya dan secara konsisten me-
monitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk
menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event
pameran ataupun kegiatan usaha franchise.
Pioneerindo 2012 Annual Report
2 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Menjadi restoran pilihan utamadengan pelayanan dan kualitasterbaik di Indonesia.
Mengembangkan eksistensi usaha dengan melahirkan produkberkualitas prima.
Meningkatkan nilai-nilai Perusahaan dari segi keuangan dan sumber daya manusia.
To be the restaurant of choice with the best service and quality in Indonesia
To develop business existence by delivering premium quality products.
To enhance Company’s values, in terms of financial and human resources.
Misi
Visi
Mission
Vision
3Moving Towards
CONSTANTLY LOOKING FOR EFFECTIVE WAYS
Perusahaan berkomitmen untuk menegakkan tata kelola
perusahaan yang baik.
The Company has committed to uphold good corporate governance.
4 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Hasil UsaHa dan KeUangan (RibUan Rp)Result of Operation and Financial (Thousands Rp) :
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Laba Usaha
Laba Sebelum Pajak
Laba Bersih
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas
Jumlah Saham Beredar
posisi saHam (Rp. penUH ) Stock Position (Rp. Full Amount) :
Laba Bersih per Saham
Harga Saham terhadap Laba Bersih per Saham (x)
Rasio KeUangan (%)Financial Ratios (%) :
Pertumbuhan Pendapatan Usaha
Pertumbuhan Laba Usaha
Pertumbuhan Laba Bersih
Beban Usaha terhadap Pendapatan Usaha
Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha
Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha
Laba Bersih terhadap Jumlah Aset
Laba Bersih terhadap Ekuitas
Kewajiban terhadap Ekuitas
Kewajiban terhadap Aset
Operating Revenues
Gross Profit
Operating Profit
Profit Before Tax
Net Profit
Total Assets
Total Liabilities
Total Equity
Stock Issued
Earning Per Share
Price Earning Ratio (X)
Revenue Growth
Operating Profit Growth
Net Profit Growth
Operating Expenses to Revenue
Operating Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Assets
Return on Equity
Liabilities to Equity
Liabilites to Total Assets
201020112012
Ikhtisar Data KeuanganFinancial Highlights
2009 2008
353,780,408
234,474,995
49,300,561
47,758,930
34,371,777
203,876,991
85,038,776
118,838,214
220,808
155.7
17.7
21.0
33.6
32.7
52.3
13.9
9.7
16.9
28.9
71.6
41.7
292,477,519
192,484,508
36,898,144
36,036,602
25,911,802
133,432,784
63,220,957
70,211,826
220,808
117.3
5.9
18.2
58.7
64.3
53.2
12.6
8.9
19.4
36.9
90.0
47.4
247,503,238
162,372,124
23,246,779
22,975,887
15,766,633
109,008,910
67,771,121
41,237,789
220,808
71.4
4.3
9.1
41.1
44.0
56.2
9.4
6.4
14.5
38.2
164.3
62.2
226,789,755
144,801,623
16,479,031
17,101,502
10,948,539
90,667,258
69,399,147
21,268,112
220,808
49.6
5.6
9.4
20.0
155.4
56.6
7.3
4.8
12.1
51.5
326.3
76.5
207,324,401
131,220,041
13,732,430
6,887,730
4,287,123
81,755,257
73,508,285
8,246,972
220,808
2008 62.19
19.4
20.6
26.6
177.7
2,523.5
56.7
6.6
2.1
5.2
52.0
891.3
89.9
201020112012 2009 2008
201020112012 2009 2008
5Moving Towards
Laba KotorGross Profit
Laba UsahaOperating Profit
Dalam Milyar RupiahIn Billion of Rupiah
Pendapatan UsahaOperating Revenues
226
,8
247
,5
292,
5
353,
8
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
Jumlah EkuitasTotal Equity
Dalam Milyar RupiahIn Billion of Rupiah
144
,8
162
,4
192,
5
234,
5
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
16.
5
23,
2
36,9
49,3
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
Jumlah AsetTotal Assets
90
,7
10
9
133,
4
203,
9
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
Laba BersihNet Profit
11,0 15,8
25,9
34,4
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
21,2
41,2
70,2
118
,8
‘09 ‘10 ‘11 ‘12
32.7% up
*Laba Bersih Net Profit
Grup pada tahun 2012 membukukan laba bersih sebesar Rp 34,4 milyar, meningkat sebesar Rp 8,5 milyar atau 32,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 sebesar Rp 25,9 milyar.
Group in 2012 posted a net profit of Rp 34.4 billion, increased by Rp 8.5 billion or 32.7% compared with a net profit of Rp 25.9 billion in 2011.
21% up
*Pendapatan Usaha Revenues
52.8% up
*Jumlah Aset Total Assets
‘08 ‘08 ‘08
‘08 ‘08 ‘08
20
7,3
131,
2
13,
7 8
,2
81,
7
4,3
6 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
2012 2011KuartalQuarter
I
II
II
IV
1820
2100
2400
2450
450
630
670
690
690
1800
1870
2300
375
590
580
600
TertinggiHighest
TertinggiHighest
TerendahLowest
TerendahLowest
Pendapatan UsahaOperating Revenues
Persentase Pendapatan Usaha CFCCFC Percentage Operating Revenue
Persentase Pendapatan Usaha Cal DonatCal Donat Percentage Operating Revenue
Persentase Pendapatan Usaha Sapo Sapo Percentage Operating Revenue
Persentase Pendapatan UsahaPercentage Operating Revenues
Kebijakan DividenThe Policy on Dividends
Kebijakan dividen Perusahaan adalah sebagai berikut:The Company’s policy on dividends is as follows:
LABA BERSIH NET INCOME DIVIDEN TUNAITERHADAP LABA BERSIH
OF CASH DIVIDENDSTO NET INCOME
s/d Rp 5 Milyar Up to Rp 5 Billion 20%
Rp 5 Milyar s/d 10 Milyar
Rp 5 Billion to Rp 10 Billion
25%
Lebih dari Rp10Milyar
More than Rp 10 Million
30%
Analisa Harga SahamShare Price Performance
Catatan Harga saham Perusahaan yang diperdagangkandi lantai Bursa Efek Indonesia selama dua tahun terakhiradalah sebagai berikut:
Recorded share prices the Company traded onThe Indonesia Stock Ecxhange during the last twoyears were as follows:
92,5%
6,2%
1,3%
7Moving Towards
Laporan ManajemenManagement Report
PENDAPATAN USAHA
Pada tahun 2012, pendapatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak (selanjutnya disebut “Grup”) meningkat 21,0% dari Rp 292,5 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 353,8 milyar di tahun 2012. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan penjualan dari gerai-gerai yang baru dibuka, pertumbuhan penjualan dari gerai-gerai yang sudah ada (same store) sebesar 6,53%, penerapan strategi pemasaran yang efektif dan penjualan produk yang tepat sasaran serta layanan yang semakin baik.
Pendapatan dari penjualan CFC memberikan kontribusi terbesar dari seluruh pendapatan usaha Grup, yakni 92,5%. Sisanya berasal dari penjualan Sapo Oriental dan Cal Donut masing-masing 6,2% dan 1,3%.
BEBAN POKOK PENJUALAN
Semakin meningkatnya produktifitas dan efisiensi operasional Grup, ditunjang pula dengan tingkat inflasi yang stabil, membuat beban pokok penjualan pada tahun 2012 menurun sebesar 0,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011, yakni dari 34,8% menjadi 34,3%.
BEBAN USAHA
Beban usaha pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp 185,2 milyar, atau meningkat 19,0% dari tahun 2011, sebesar Rp 155,6 milyar. Peningkatan terbesar terjadi pada beban penjualan akibat adanya penambahan gerai-gerai baru dan kontribusi terbesar terdapat pada biaya gaji dan tunjangan, sewa gedung dan utilitas.
Namun bila dilihat dari perbandingan beban usaha terhadap pendapatan usaha, maka terlihat adanya peningkatan efisiensi sebesar 0,9% dari 53,2% di tahun 2011 menjadi 52,3% di tahun 2012. Efisiensi ini mencerminkan semakin baiknya kontrol dan produktifitas di setiap gerai.
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
Laba sebelum pajak pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp 47,8 milyar, meningkat 32,5% dari tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp. 36,0 milyar. Kenaikan ini terutama disebabkan karena persentase kenaikan pendapatan usaha yang lebih tinggi daripada beban pokok penjualan, beban usaha dan ditambah lagi sedikitnya gerai yang ditutup sepanjang tahun 2012.
OPERATING INCOME
In 2012, the operating revenues of the Company and its subsidiary (hereinafter referred to as “Group”) increased 21.0% from Rp 292.5 billion in 2011 to Rp 353.8 billion in 2012. This is attributable to sales from the newly open outlets, as well as the increase in sales from the existing outlets (same store) as much as 6.53%, effective implementation of marketing strategy, selling the right product on the right target, and improved customers services.
CFC’s sales contributed the biggest portion to total income of the Group, namely 92.5%. The rest comes from the sales of Sapo Oriental and Cal Donut, which were 6.2% and 1.3%respectively.
COST OF REVENUE
With the increasing productivity and efficiency of Group’s operational, supported by stable level of inflation, the cost of goods sold in 2012 decrease by 0.5% compared with the previous year, from 34.8% to 34.3%.
OPERATING COST
Operating cost in 2012 was Rp 185.2 billion, or up by 19.0% from 2011, Rp 155.6 billion. The largest increase of operating cost incurred due to outlet expansion, with the largest contribution came from employee expenses, building rental fee and utility.
However, by comparing operating cost against operating income, there was a 0.9% increase of efficiency from 53.2% in 2011 to 52.3% in 2012. The efficiency aroused in the cost of utilities and rent of building, reflecting the ever better control and productivity in every outlet.
EARNING BEFORE INCOME TAX
Earning before income tax in 2011 was Rp 47.8 billion, rose by 32.5% to Rp 36.0 billion in the previous year. The increase was mostly due to the percentage of increase in operating revenue was higher than that of cost of good sold, operating cost, and the low number of outlets ceased to operate in 2012.
Di tahun 2012, Grup membukukan laba bersih setelah pajak yang signifikan, yaitu sebesar Rp 34,4 milyar. Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) masing-masing sebesar 28,9% dan 16,9%.
In 2012, the Group posted significant net income after tax, amounted Rp 34.4 billion. Return on Equity (ROE) and Return on Assets (ROA) of 28,9% dan 16,9% respectively.
TINJAUAN KEUANGAN FINANCIAL OVERVIEW
8 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
LABA BERSIH
Pada tahun 2012, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk adalah sebesar Rp 34,4 milyar, meningkat sebesar Rp 8,5 milyar atau 32,7% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 25,9 milyar. Laba bersih per saham menjadi Rp 155,7 naik 32,6% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 117,3. EBITDA mengalami pertumbuhan sebesar 30,9% dari Rp 45,7 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 59,8 milyar di tahun 2012.
TOTAL ASET
Total aset Grup meningkat 52,8% dari Rp 133,4 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 203,9 milyar di tahun 2012. Sementara itu, aset lancar meningkat 37,4% atau Rp 22,1 milyar, dimana peningkatan signifikan terdapat pada kas dan setara kas, investasi tersedia untuk dijual, piutang usaha pihak ketiga serta persediaan. Aset tidak lancar naik 65,0% atau Rp 48,3 milyar, peningkatan signifikan terdapat pada penambahan aset tetap dari gerai baru berupa peralatan dan renovasi serta aset tetap pembelian gedung baru untuk kantor di Jln. Palmerah Utara No. 100, Jakarta Barat.
Aset tetap berupa gedung untuk kantor tersebut dibeli dari PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, yang merupakan perusahaan dalam 1 Grup. Transaksi pembelian tersebut adalah :1. Transaksi materal yang tidak perlu RUPS (Per IX.E.2 &
Kep 614/BL/2011).2. Transaksi afiliasi (Per IX.E.1), dengan Laporan
Pendapat Wajar oleh Penilai Independen “Kantor Jasa Penilai Publik Asmawi dan Rekan”.
TOTAL LIABILITAS
Total liabilitas Grup tahun 2012 tercatat sebesar Rp 85,0 milyar naik 34,5% bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar Rp 63,2 milyar. Kenaikan signifikan terletak pada liabilitas jangka panjang bagian utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang sebesar Rp 14,2 milyar. Kenaikan ini disebabkan adanya pinjaman dari bank BCA untuk pembelian gedung kantor Perusahaan.
Meskipun terjadi kenaikan liabilitas, Debt to Aset Ratio masih mengalami penurunan 5,67% dari 47,4% di tahun 2011 menjadi 41,7% di tahun 2012. Penurunan ini disebabkan persentase pertumbuhan aset yang masih lebih besar daripada pertumbuhan liabilitas. Pertumbuhan aset lancar juga lebih besar daripada pertumbuhan liabilitas lancar, sehingga Current Ratio mengalami kenaikan sebesar 28,6% dari 118,7% di tahun 2011 menjadi 147,4% di tahun 2012
TOTAL EKUITAS
Di tahun 2012, Grup mampu mencatat peningkatan ekuitas sebesar Rp 48,6 milyar atau 69,3% dari Rp 70,2 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 118,8 milyar di tahun 2012. Kontribusi terbesar dari peningkatan ekuitas ini disebabkan oleh penambahan laba Grup pada tahun 2012 dan pendapatan komprehensif lainnya dari cadangan keuntungan atas harga pasar surat berharga yang belum direalisir. Pertumbuhan persentase ekuitas yang lebih besar dari pertumbuhan liabilitas, menyebabkan Debt to Equity Ratio menurun dari 90,0% di tahun 2011 menjadi 71,6% di tahun 2012.
NET PROFIT
In 2012, the net profit attributed to parent entity was Rp 34.4 billion increased by Rp 8.5 billion or 32.7% compared to the net profit of Rp 25.9 billion in 2011. Net income per share was Rp 155.7 increased by 32.6% compare to that of 2011, which amounted to Rp 117.3.EBITDA growth amounting to 30.9% from Rp 45.7 billion in 2010 to Rp 59.8 billion in 2012.
TOTAL ASSET
The Grup’s total assets increased by 52.8% from Rp 133.4 billion in 2011 to Rp 203.9 billion in 2012, while Current Assets increased by 37.4% or Rp 22.1 billion, a significant increase in cash and cash equivalents, short term investments, third parties payables, and inventories. Non- Current Assets rose significantly by 65.0%or Rp 48.3 billion, significant increase was due to the addition of fixed assets for new outlets, in form of new equipment and renovation, and from the purchase of new office building at Jln. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta.
The Company’s fixed Asset, i.e. office building, was acquired from PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk, sister company under one Group. The transaction was :
1. Material transaction that does not require GMS (Per IX.E.2 & Kep 614/BL/2011).
2. Affiliation transaction (Per IX.E.1), with a fair value opinion from Independent Appraiser “Public Appraisal Office Asmawi and Associates”.
TOTAL LIABILITIES
The Group’s total liability In 2011 was Rp 85.0 billion increased by 34.5% compared with the year 2011 which amounted to Rp 63.2 billion. Significant increase occurred in long-term loans from bank and financial institution amounted Rp 14.2 billion. This increase was due to loan from Bank BCA for the purchase of the Company’s new office.
Despite the increase in liabilities, the Debt to Asset Ration decreased by 5.67% from 47.4% in 2011 to 41.7% in 2012. This is attributable to the higher percentage of increase in asset growth than liabilities growth. Current assets growth was also higher than the current liabilities growth, resulting an increase in Current Ratio of 28.6% from 118.7% in 2011 to 147.4% in 2012.
TOTAL EQUITY
In 2012, the Group managed to increase its equity by Rp 48.6 billion or 69.3% from Rp 70.2 billion in 2011 to Rp 118.8 billion in 2012. The largest contribution behind the increase in equity is the Group’s profit increase in 2012 and other comprehensive income from reserve for the unrealized gain over market price of the securities held. Growth of equity percentage is higher than the growth of liabilities, resulted in the decrease of Debt to Equity Ratio from 90.0% in 2011 to 71.6% in 2012.
9Moving Towards
Tahun 2012Grup mampu mencatatpeningkatan ekuitas sebesarRp 48,6 milyar In 2012, the Group managed to increase its equity by Rp 48.6 billion
10 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tinjauan OperasiOperation Overview
Strategi ekspansi Grup pada tahun 2012 tetap difokuskan pada upaya membangun lebih banyak gerai bertipe free standing di lokasi-lokasi yang strategis seperti SPBU, rumah sakit, bandara udara dan stasiun kereta api.
Hadirnya gerai bertipe free-standing telah membantu meningkatkan brand awareness. Selain itu juga memberi fleksibilitas operasi yang lebih tinggi dan fasilitas yang lebih lengkap, seperti sarana outdoor merokok, buka lebih awal dan tutup lebih malam dari jam operasional yang telah ditetapkan dan ada juga yang buka 24 jam.
Untuk memperluas jaringan dan memperkuat kehadirannya di tengah masyarakat, Perusahaan menjalin kemitraan yang kuat dengan beberapa mitra usaha lokal maupun internasional, antara lain Jogja Department Store, Borma Department Store, Aksara Supermarket, Naga Department Store, Ramayana Department Store, Matahari Food Court dan Lotte Mart. Aliansi strategis yang saling menguntungkan ini telah berlangsung bertahun-tahun dan akan terus berlangsung hingga bertahun-tahun ke depan.
Dalam bisnis ritel, penampilan gerai memainkan peran penting untuk menarik calon pelanggan dan menjadikan mereka pelanggan setia. Itu sebabnya, Grup secara berkala melakukan renovasi berskala kecil dan besar dengan desain interior yang menarik, yang memprioritaskan kenyamanan pelanggan. Selain itu, renovasi juga bertujuan untuk meningkatkan fasilitas serta mengubah suasana restoran sesuai tren.
Beberapa restoran yang sudah tidak layak beroperasi atau karena masa sewa telah berakhir dan tidak dapat diperpanjang karena satu dan lain hal, telah ditutup sementara menunggu untuk dipindahkan ke lokasi lainnya.
Perusahaan memilih sistem franchise untuk ekspansi jaringan bisnisnya dan secara konsisten memonitor perkembangan gerai franchise yang sudah berjalan. Untuk menambah franchise baru, Perusahaan mengikuti berbagai event pameran ataupun kegiatan usaha franchise.
In 2012, the Group’s expansion strategy was still focused on the effort of establishing more free-standing types of outlet in strategic locations such as petrol stations, hospitals, airports and railway stations.
Free-standing outlets has helped increasing Company’s brand awareness. In addition they also provide us with more flexibility of operation and complete facilities, to name a few are outdoor facilities for smoking, longer service hour, some even open 24 hours.
To expand its network and to strengthen its presence in the community, the Company forged strong partnerships with several local and international business partners, including Jogja Department Store, Borma Department Store, Aksara Supermarket, Naga Department Store, Ramayana Department Store, Matahari Food Court and Lotte Mart. This mutual strategic alliance has been going on for years and will continue for years to come.
In the retail business, outlets appearance plays an important role in attracting customers and making them loyal customers. Therefore, the Group periodically conducts minor as well as major renovations, with attractive interior design, while prioritizing customer convenience. In addition, renovation is intended to add facilities and to change the atmosphere to suit with the latest trend.
Some of the restaurants not worthy of operation or the lease period has ended and cannot be extended because one or other reasons have been temporarily closed while waiting for potential locations to be relocated.
The Company chooses franchise system to expand its business network and consistently monitor the progress of the existing franchise outlets. To add new franchisee, the Company attended various exhibition or activities for franchise business events.
Saat ini, secara total gerai yang beroperasi hingga akhir 2012 adalah 274 gerai dengan perincian 244 gerai CFC, 7 gerai Sapo dan 23 gerai Cal Donat. Untuk gerai CFC masing-masing 40 gerai franchise dan 204 gerai milik sendiri.
To date, total outlets in operation until the end of 2012 are 274 outlets, comprising 244 CFC outlets, 7 Sapo outlets and 23 Cal Donut outlets. For CFC outlets, 40 are franchise outlets and 204 outlets are self-owned.
11Moving Towards
Grup senantiasa memperhatikan kebutuhan dan permintaan pelanggan dan tidak henti melakukan inovasi untuk memenuhi kepuasan daripada pelanggan setianya.
Pada tahun 2012 Grup meluncurkan program up-size nasi atau soft drink. Dengan program up-size ini pelanggan hanya menambah Rp 1.000 untuk mendapatkan nasi atau soft drink dengan ukuran/size yang lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggan usia anak-anak, Grup meluncurkan paket Fun-Meal, dimana setiap pembelian paket tersebut pelanggan mendapatkan makanan, minuman ditambah dengan mainan robot yang menarik dan mendidik. Sedangkan produk unggulan antara lain ayam goreng, chicken strip, nasi goreng, chicken burger, cheese burger, corn soup, cal blend, avocado float, dan chicken teriyaki tetap menjadi produk yang selalu ada di hati pelanggan.
Untuk menarik pelanggan ke restoran untuk sekedar bersantai khususnya di sore hari, tersedia menu seperti: pancake maupun strawberry jelly. Menu ini cocok disantap pada saat santai ataupun bertemu teman dengan suasana dan dekorasi restoran yang nyaman dan menyenangkan.
Kami juga menyadari pentingnya menjaga kualitas operasional seluruh gerai yang ada. Pada tahun 2012, Grup senantiasa menjaga standar seluruh gerai yang tercermin dalam nilai standar ROE (Restaurant Operation Evaluation). Standard ROE mencakup empat pilar penting yaitu Discipline, Quality, Service, Cleanliness. Penilaian dilakukan secara rutin setiap bulan oleh Tim QA (Quality Assurance) dengan cara sidak.
Saat ini, secara total gerai yang beroperasi hingga akhir 2012 adalah 274 gerai dengan perincian 244 gerai CFC, 7 gerai Sapo dan 23 gerai Cal Donat. Untuk gerai CFC masing-masing 40 gerai franchise dan 204 gerai milik sendiri.
The Group, always attentive to customer need and demands, never cease to search for ways to maximize its loyal customer satisfaction through innovation.
In 2012 Group launched the up-size program for rice or soft drink. With this up-size program, customers only add Rp 1,000 to get bigger rice or larger soft drink. As for children customers, the Group launched Fun-Meal package, in which, with every purchase customers get the food, beverage plus an attractive educational toy robot. While other products, such as fried chicken, chicken strips, fried rice, chicken burger, cheeseburger, corn soup, cal blend, avocado float, and chicken teriyaki remains everybody’s choice and always in the hearts of customers.
To attract customers to come in for a cozy time, especially in the afternoon, the restaurant offers menu such as pancakes and strawberry jelly. Suitable for cozy time or meeting with friends, in a comfortable and enjoyable ambiance and decoration.
We also recognize the importance of maintaining operational quality of all existing outlets. In 2012, the Group always maintains the standard of all outlets, as reflected in the standard scores of ROE (Restaurant Operation Evaluation). ROE Standard comprises four essential pillars namely Discipline, Quality, Service, Cleanliness. The assessment is carried out regularly every month by a team of QA (Quality Assurance) using unannounced inspections.
To date, total outlets in operation until the end of 2012 are 274 outlets, comprising 244 CFC outlets, 7 Sapo outlets and 23 Cal Donut outlets. For CFC outlets, 44 are franchise outlets and 204 outlets are self-owned.
Sapo Oriental “ Pondok Indah Mall “
12 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Aktivitas PemasaranMarketing Activities
Untuk mempertahankan brand image dan brand awareness, pada tahun 2012 Perusahaan tetap konsisten melakukan aktivitas promosi secara above the line maupun below the line.
Secara above the line, Perusahaan melalui iklan TV media secara berkala mempromosikan lezatnya berbagai produk CFC seperti : chicken drumz, chicken kranz maupun chicken strip dan melalui iklan media radio lokal secara nasional mempromosikan program up-size nasi dan soft drink, selain itu dilakukan kerjasama promosi dengan media komunikasi seperti Indosat untuk program “ Indosat Senyum”, dimana pelanggan dapat melakukan pembayaran untuk pembelian produk di CFC dengan menukarkan poin dari penggunaan kartu Indosat.
Secara below the line, di tahun 2012 Perusahaan secara konsisten melakukan brand aktivasi melalui event seperti :
Event Pantura, Event Sekolahan Alix Cup, SMAK I Penabur serta co branding dalam acara Kresna Food, hari ulang tahun Pusat Grosir Cililitan. Semua program marketing yang telah dilakukan di tahun 2012 akan menjadi dasar Perusahaan untuk melanjutkan program secara berkesinambungan dan terus menerus untuk tahun-tahun yang akan datang.
Perusahaan juga senantiasa ingin bisa mengenal lebih dekat dengan pelanggannya dengan menyiapkan media website dan jejaring sosial, untuk itu pelanggan dapat mengunjungi website di www.cfcindonesia.com dan jejaring sosial seperti facebook di www.facebook.com maupun twitter di twitter @CFC_pioneerindo. Sampai saat ini fans dari facebook sudah mencapai 927.000 dan talk about sekitar 25.000, sedangkan dari twitter sudah mencapai 1.000. Media ini sangat membantu Perusahaan menjalin komunikasi dua arah antara Perusahaan dengan pelanggan setianya.
To maintain brand image and brand awareness, in 2012 the Company consistently performing promotional activities through above or below the line.
As for above the line, the Company through TV advertising media periodically promotes the deliciousness of CFC various products such as : chicken drumz, chicken kranz or chicken strips and via local radio media, advertising nationally promoting rice and soft drink up-size program, also conducted joint promotions with communication media such as Indosat for ‘Indosat Senyum’ program, where customers can make payment for the purchase of products in CFC with exchange of points from Indosat’s card.
As for below the line, in the year 2012 the Company consistently executed brand activation through events such as : Pantura Event, School Event “Alix Cup”, SMAK I Penabur and co-branding in programs with Kresna Food, anniversary of Pusat Grosir Cililitan. All marketing programs that have been carried out in the year 2012 will be the basis for the Company to continuing the programs on an ongoing basis and extended for many years to come.
The Company always wanted to get to know closer its customers by setting up websites and social networking media, thus, the customers can visit the website at www.cfcindonesia.com and social networks like facebook and twitter on www.facebook.com and twitter @CFC_pioneerindo. Until now the fans of facebook has reached 927,000 and with some 25,000 talk about, while twitter has reached 1,000. This media is helping the Company to establish two-way communication with its loyal customers.
13Moving Towards
Kepuasan PelangganCustomer Satisfaction
Service, yang mencakup pelayanan harus cepat, tepat, ramah, dan antusias.Service, which includes fast, accurate, friendly and enthusiastic services.
03 Cleanliness, yang mencakup kebersihan terhadap diri (badan dan pakaian), lingkungan kerja, equipment, dan kebersihan produk yang dijual.Cleanliness, which includes personal hygiene (body and clothing), work environment, equipment and hygiene on the products sold.
04
Quality, yang mencakup kualitas produk (bau, warna, rasa bentuk, berat & porsi), kualitas penyajian (makanan panas harus disajikan panas dan makanan dingin harus disajikan dingin).Quality, which includes product quality (smell, color, taste, shape, weight & servings), quality of presentation (hot food should be served hot and cold food should be served cold).
02Discipline, yang mencakup disiplin terhadap penampilan kebersihan diri, waktu jam kerja/istirahat dan prosedur (SOP pembuatan produk, SOP administrasi store).Discipline, which includes disciplines on the appearance on personal hygiene, working hour/rest hour and procedures (SOP on product making, SOP on stores administrative).
01
Dalam mengembangkan layanannya bagi konsumen, Grup mengacu pada konsep DQSC, yang telah menjadi budaya kerja Perusahaan, yang harus dijalankan oleh setiap karyawan. Sejak masa Program Orientasi Karyawan Baru, karyawan baru sudah harus mempelajari konsep ini.
Penerapan konsep DQSC ini sangat penting untuk menjaga daya saing di tengah ketatnya persaingan dalam industri layanan. Untuk itulah Grup membentuk departemen khusus, yakni Departemen Quality Assurance (QA), untk melakukan evaluasi/audit secara rutin terhadap pelaksanaan konsep tersebut di setiap gerai. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan dalam bentuk ROE (Restaurant Operation Evaluation) yang dibahas secara rutin setiap bulan dalam operasional meeting. Gerai-gerai yang berhasil mendapatkan nilai ROE tertentu akan mendapatkan insentif setiap bulan.
Dengan adanya kebijakan ini, Grup berharap dapat meningkatkan kunjungan ulang dari para konsumen akan yang puas dengan layanan yang disajikan.
In developing its customer services, the Group refers to DQSC concept that has been adopted as corporate culture and shall be abode by all employees. Since New Employee Orientation Program, the new employee shall learn about this concept.
The implementation of DQSC is important in maintaining competitiveness in the midst of tight competition in services industry. Therefore, the Group established a special department, namely Quality Assurance (QA) department, to evaluate/audit on regular basis the implementation of this concept in each outlet. The result will be reported in form of ROE (Restaurant Operation Evaluation) and will be discussed routinely each month during operational meeting. Outlets that meet certain score of ROE are entitled to have monthly incentives.
The Group expected this policy would have effect of the repeated visit of customers impressed and satisfied with the services.
Piagam “Pekanbaru Service Excellence Champion 2012“Kategori : Fast Food
Certificate “Pekanbaru Service Excellence Champion 2012“Category : Fast Food
14 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
In 2012, the Company changed the the name of Training Centre Department to Learning Centre in order to provide a more effective two-way training method, in which employees in training besides comprehending the material provided, are also expected to give feedback in the form of ideas, for improvement or for their own practical skills. Meanwhile, the recruitment and supply of labor to the operations department in a timely manner was conducted by HR department. To recruit operational employee, HR Department cooperated with the College of Tourism, actively joined the Job Fair Exhibition and placed online advertisement on jobstreet.com and karir.com.
The success in retaining the best employees in the long term will increase the sustainability of growth. This concept is the Company’s commitment in efforts to maintain and improve the quality of human resources.
The Company is aware of the importance of upholding food safety on the products that are entirely self-produced from raw materials to products ready to be served to the public. This must be supported by reliable human resources.
During the year 2012, the Company consistently implemented integrated training programs to support the continuity and smoothness of its operations effectively. In this regard, the Company has undertaken a continuous program for all levels, crew to management.
Following are the types of training / internal program:
• New Employee Program• Beauty Class• Service Excellent• Food Safety• Guest Satisfaction• Communication• English for Cashier• Greeter• Handling Complain• Management Lost Control
To further motivate its employees, the Company provides opportunity for all employees who excel in their job to get a better career through accelerated promotion of employees, which is called “The Best Staff” program and “The Best Store Manager” program. Both programs are effective and swift in creating future leaders since the employee under this program were continuously assessed during their work at the outlets.
Pada tahun 2012, Perusahaan mengganti nama Departemen Training Centre menjadi Departemen Learning Centre. Penggantian ini dimaksudkan agar pelatihan berjalan lebih efektif dan bersifat dua arah, dimana karyawan yang mengikuti pelatihan, selain dapat mengerti materi yang diberikan diharapkan juga dapat memberikan masukan berupa ide untuk perbaikan maupun peningkatan kemampuan praktis karyawan tersebut. Sementara itu proses perekrutan dan supply tenaga kerja ke departemen operasional yang tepat waktu dilakukan oleh departemen HRD. Untuk merekrut tenaga operasional, Departemen HRD melakukan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata, aktif ikut acara Job Fair dan pasang iklan online di jobstreet.com dan karir.com.
Keberhasilan mempertahankan pegawai terbaik dalam jangka waktu yang lama juga semakin meningkatkan sustainability dari pertumbuhan Perusahaan. Konsep ini merupakan komitmen Perusahaan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Perusahaan sangat sadar untuk mendukung proses food safety atas produk yang sepenuhnya diproduksi sendiri dari raw material sampai produk siap disajikan ke hadapan publik, perlu dipersiapkan kualitas sumber daya manusia yang handal.
Sepanjang tahun 2012, Perusahaan selalu konsisten melaksanakan program-program pelatihan terpadu, sehingga hasilnya dapat menunjang kelangsungan dan kelancaran operasional secara efektif. Dalam hal ini, Perusahaan telah melaksanakan suatu program yang berkesinambungan dari level crew sampai level manajemen.
Adapun jenis-jenis pelatihan/program internal yang telah berjalan secara konsisten berupa :• Program Orientasi Karyawan Baru• Beauty Class• Service Excellent• Food Safety• Guest Satisfaction• Communication• English for Cashier• Greeter• Handling Complain• Management Lost Control
Untuk lebih memberikan motivasi bagi setiap karyawan, Perusahaan juga memberikan kesempatan kepada setiap karyawan yang berprestasi untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih baik melalui program percepatan promosi karyawan, yaitu disebut dengan program “The Best Staff” dan “The Best Store Manager”. Program ini dinilai lebih efektif & cepat menghasilkan calon pemimpin yang diinginkan karena karyawan tersebut terus menerus dinilai selama praktek langsung di gerai.
Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development
15Moving Towards
The parameters for The Best Staff assessment are: The outlets where the said staff is in charge must meet the standard score of Restaurant Operations Evaluation (ROE), has followed a standard training curriculum, discipline, individual and team performance. While the parameters for The Best Store Manager assessment are: the store where the said store manager is in charge must meet the standard score of ROE, target sales, food cost, and has followed the standard training curriculum. Participants who meet the requirements in the selection process is eligible to immediately assuming the position of Assistant / Store Manager for the The Best Staff program and became the Area Manager for The Best Store Manager program.
Each employee that will be promoted to higher level should have followed the training materials, called Curriculum Training. Any training that has been attended will be logged in the Report Card, indicating which training program materials have been attended.
Each level has a training program materials that must be followed:
Besides, the Company also sends outstanding employees for training / workshops organized by renowned external training institutions. Various training programs / workshops for the year 2012 include :
• The Power of Value in Action by Tendi Naim-NHI• HCCP (Hazard Analysis Critical Control) dan PRP
(Pre Requisite Program) by Premysis Consulting-IPB• HR Cafe by Jamil Azzaini-Kubik• Handling & Preparation of US Potato by Mr. Jeffrey
Lieuw• Good Boss Bad Boss by Antonio Dio Martin• 1st Champion Supervisor by James Gwe
Partnerships Program with employee, through incentive program that can better motivate employee, is still in implementation and continuously improved. To award the restaurant management level, the Company implements an incentive program for all employees involved in the outlet. Regional Manager, Area Manager, Store Manager and the rest of the team involved who have demonstrated consistent performance according to criteria applied by the company, including sales targets, food cost, and the ROE, are eligible to receive the incentive. The program is proven to be effective and work well in 2012.
Jenjang Crew
Jenjang Shif Manager
Jenjang Assistant Manager
Jenjang Store Manager
12 materi (Basic Skill)
8 materi (Basic Management)
5 materi (Intermediate Management Training)
5 materi (Advance Management Training)
12 materials (Basic Skill)
8 materials (Basic Management)
5 materials (Intermediate Management Training)
5 materials (Advance Management Training)
Crew Level
Shift Manager Level
Assistant ManagerLevel
Store ManagerLevel
JENJANG LEVEL PROGRAM MATERI
MATERIALSPROGRAMME
Adapun poin yang dinilai daripada The Best Staff adalah : Gerai di mana staff tersebut inchage harus mencapai standar nilai Restaurant Operation Evaluation (ROE) yang ditetapkan, telah mengikuti standar curriculum training, kedisiplinan, performance kerja perorangan beserta tim, sedangkan poin penilaian untuk The Best Store Manager adalah: gerai di mana store manager tersebut inchage harus mencapai standar nilai ROE yang ditetapkan, target sales, food cost serta telah mengikuti standar curriculum training. Peserta yang memenuhi persyaratan dalam proses seleksi tersebut akan dapat langsung menempati jenjang sebagai Assistant/ Store Manager untuk program The Best Staff dan menjadi Area Manager untuk program The Best Store Manager.
Setiap karyawan yang akan naik ke jenjang yang lebih tinggi harus telah mengikuti program materi training yang ditetapkan, yang disebut Curriculum Training. Setiap training yang telah diikuti akan dicatat secara konsisten dalam Buku Rapor, yang menunjukkan program materi training yang telah diikuti.
Setiap jenjang mempunyai program materi training yang harus diikuti :
Disamping itu Perusahaan juga mengirimkan karyawan berprestasi ke pelatihan/lokakarya eksternal yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pelatihan ternama. Berbagai program pelatihan/lokakarya selama tahun 2012 antara lain :• The Power of Value in Action oleh Tendi Naim-
NHI• HCCP (Hazard Analysis Critical Control) dan
PRP (Pre Requisite Program) oleh Premysis Consulting-IPB
• HR Cafe oleh Jamil Azzaini-Kubik• Handling & Preparation of US Potato oleh Mr.
Jeffrey Lieuw• Good Boss Bad Boss oleh Antonio Dio Martin• 1st Champion Supervisor oleh James Gwe
Program kemitraan dengan karyawan melalui program insentif yang secara menyeluruh dapat meningkatkan motivasi karyawan terus dijalankan dan ditingkatkan. Untuk penghargaan tingkat manajemen restoran, Perusahaan melaksanakan suatu program insentif kepada semua karyawan yang terlibat dalam kegiatan gerai. Regional manager, Area manager, Store manager dan seluruh tim yang terlibat yang berhasil menunjukkan prestasi secara konsisten berdasarkan kriteria yang diterapkan perseroan, termasuk mencapai target sales, food cost, dan ROE akan mendapatkan insentif, dan hasil ini telah terbukti efektif dan berjalan dengan baik sepanjang tahun 2012.
16 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
In 2012, the Group recorded a very satisfactory growth performance in line with Indonesia’s economic growth.
Looking at 2013, Indonesia, with its consumer-based economy and a large number of people that reached more than 240 million people, still possesses high growth prospects for the retail industry, particularly food sector. An accelerated growth of GDP of around 6.3% in 2012 coupled with a stable inflation rate at 4.3%, makes Indonesia still appealing as an investment destination.
The modern lifestyle of the growing number of middle classes nowadays, as well as a significant increase in minimum wage in 2013 are expected to increase power consumption, and become main driver for investment opportunities and positive momentum for years to come.
Entering the year 2013, through the planned expansion of new outlets and quality improvement of existing outlets and continually upgrading the quality of human resources, high quality food products and the best service quality for customers, the Company believes that in 2013 the Group will encounter positive and sustainable growth.
Tahun 2012, Grup mencatat pertumbuhan kinerja yang sangat memuaskan seiring juga dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Melihat prospek 2013, Indonesia dengan perekonomian yang berbasis konsumen dan besarnya jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 240 juta orang, masih memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi untuk industri ritel terutama sektor makanan. Daya percepatan pertumbuhan GDP sekitar 6,3% di tahun 2012 dengan tingkat inflasi stabil di tingkat 4,3%, masih menjadi daya tarik sebagai negara tujuan investasi.
Tren gaya hidup konsumen yang semakin modern dengan basis kelas menengah yang semakin luas dari total populasi saat ini, serta kenaikan signifikan UMP di tahun 2013 yang diharapkan dapat meningkatkan daya konsumsi masyarakat, menjadi motor penggerak utama bagi peluang investasi dan momentum positif untuk tahun-tahun mendatang.
Memasuki tahun 2013, melalui rencana ekspansi gerai-gerai baru dan peningkatan kualitas gerai-gerai yang sudah ada serta senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia, produk yang berkualitas tinggi, serta kwalitas layanan terbaik bagi pelanggan, Perusahaan berkeyakinan di tahun 2013 Grup akan mengalami pertumbuhan yang positif dan berkesinambungan.
Prospek UsahaBusiness Prospect
Chicken Drumz
17Moving Towards
18 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sambutan Dewan KomisarisMessage From The Board Of Commissioners
Pada 2012, Grup berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dengan peningkatan Pendapatan 21,0% dan kenaikan Total Aset 52,8%. Angka-angka ini meyakinkan kami bahwa strategi kami tempuh berhasil menempatkan kami di jalur yang tepat dalam mewujudkan visi menjadi produsen makanan cepat saji dengan kualitas produk dan layanan terbaik di Indonesia.
In 2012, the Group attained a remarkableachievement with 21.0% increase in Revenues and 52.8% increase in Total Assets. Those figures convinced us that our strategy has placed us on the right track in realizing our vision to become a fast food producer with the best quality products and services in Indonesia.
Mr. Suhanda WiraatmadjaKomisaris Independen
Independent Commissioner
Mr. Yanto Jayadi WibisonoKomisaris
Commissioner
Mr. Tjan Soen EngPresiden Komisaris
President Commissioner
Mrs. Tjhin Leeris HarniKomisaris
Commissioner
Dari kiri ke kananFrom left to right
19Moving Towards
Pemegang Saham yang terhormat,
Prospek perekonomian global pada tahun 2013 masih menyisakan efek dari krisis yang terjadi antara tahun 2008-2009 lalu dan kemungkinan besar akan masih terasa hingga beberapa tahun ke depan. Di tengah situasi perekonomian global yang masih penuh dengan ketidakpastian ini, Indonesia kembali berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi, yakni sebesar 6,3 persen, sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Selepas dampak merugikan krisis keuangan Asia tahun 1997, perekonomian Indonesia mampu bangkit dan cukup kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi global 2008. Melihat apa yang terjadi dengan perekonomian di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, investor terdorong untuk beralih ke emerging market, termasuk ke Indonesia.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, terutama karena tingkat konsumsi domestik yang cukup tinggi dengan dukungan populasi yang mencapai 240 juta orang, serta situasi politik yang relatif stabil, Indonesia menawarkan peluang bisnis yang besar di industri makanan khususnya makanan cepat saji.
Untuk tetap dapat meraih keuntungan dari pasar makanan yang terus berkembang dan bersaing, kami mengambil keputusan untuk melanjutkan dengan strategi bisnis yang telah kami jalankan selama bertahun-tahun, dan mendukung Direksi untuk lebih agresif dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan memperluas pangsa pasar kami di seluruh Indonesia. Di sisi lain, kami juga menyadari kebutuhan untuk terus meningkatkan kinerja operasional internal kami dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk, gerai, dan pelayanan. Kami yakin bahwa strategi yang kami tempuh ini adalah pilihan terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.
Pada 2012, Grup berhasil mencatat prestasi yang menggembirakan dengan peningkatan Pendapatan 21,0% dan kenaikan Total Aset 52,8%. Angka-angka ini meyakinkan kami bahwa strategi kami tempuh berhasil menempatkan kami di jalur yang tepat dalam mewujudkan misi menjadi restoran pilihan utama dengan pelayanan dan kualitas terbaik di Indonesia. Namun strategi yang baik pasti membutuhkan eksekusi yang baik pula. Itu sebabnya pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kami kepada Dewan Direksi atas kepemimpinan mereka dan kepada seluruh karyawan atas kontribusi mereka dalam pencapaian ini.
Dear Shareholders,
The global economy outlook in 2013 has yet to shake off the effect from the global crisis of 2008-2009 and will likely continue. Against this backdrop of uncertainty across the world, Indonesia managed to post an economic growth of 6.3 percent, slightly slower than the previous year. Having recovered from the detrimental impact of the 1997 Asian financial crisis, Indonesia came through relatively unharmed from the 2008 global economy turmoil. Investors were turning to emerging markets, including Indonesia, as economies in the United States, Europe and Japan stalled.
With rapid economic growth, largely due to domestic consumption supported by population reaching 240 million people and a relatively stable political situation, Indonesia offers a large business opportunity in the food industry especially in the sector of fast-food.
To continuously reap the benefits from the ever-growing and competitive market of food services, we decided to continue with our business strategy from the past years, supporting our Board of Directors to more aggressively improve performance and expand our market share across every part of Indonesia. On the other hand, we also realized the need to continuously improve our internal operations with the goal of improving product quality, store image, and customer service. We firmly believe that those are the best options in facing the ever-increasing competition in food services market.
In 2012, the Group attained a remarkable achievement with 21.0% increase in Revenues and 52.8% increase in Total Assets. Those figures convinced us that our strategy has placed us on the right track in realizing our mission to become the consumer’s number one choice with the best service and quality in Indonesia. And without any doubt, a good strategy need good follow-through. We would like to convey our heartfelt thanks to the Board of Directors for their leadership and to all employees for their contribution in making this achievement possible.
20 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Strategi kami selama ini selalu difokuskan pada tiga pilar, yakni pertumbuhan jumlah gerai, penampilan gerai, serta kualitas makanan dan pelayanan. Selain pertumbuhan Pendapatan dan Total Aset, pada tahun 2012 Perusahaan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 34,4 milyar meningkat sebesar 32,7% dari tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 25,9 milyar. EBITDA juga mengalami pertumbuhan dari Rp 45,7 milyar menjadi Rp 59,8 milyar, atau meningkat sebesar 30,9%.
Dewan Komisaris bersama Komite Audit selalu memantau Direksi dan tim manajemen, dan mengevaluasi kinerja Perusahaan berdasarkan rencana bisnis tahunan yang telah disepakati. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa setiap keputusan manajemen memiliki dampak positif dalam meningkatkan efisiensi operasional atau meningkatkan manajemen risiko secara keseluruhan. Berbagai peningkatan kualitas dan program jaminan kualitas yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan layanan dalam setiap aspek dari operasi dan layanan pelanggan di gerai.
Perusahaan memiliki komitmen untuk menegakkan tata kelola Perusahaan yang baik dengan standar yang tinggi dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari. Hal ini telah menjadi bagian integral dari cara kami beroperasi dan berinteraksi dengan konsumen, mitra bisnis, vendor, regulator, dan pemegang saham.
Sebagai Dewan Komisaris, kami melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan kami melalui berbagai pertemuan dengan baik internal maupun dengan Direksi, eksekutif senior, dan Audit Internal. Selain melalui rapat-rapat formal, kami juga membangun komunikasi terbuka dengan setiap anggota Direksi dan eksekutif senior, sehingga kami dan Dewan Direksi dapat bertindak cepat dan proaktif dalam menangani setiap tantangan atau masalah yang timbul dalam operasional perusahaan sehari-hari.
Pada 2012, kami mengambil sejumlah langkah berikut untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis pada tingkat yang tinggi :
1. Inovasi produk dan perbaikan lebih lanjut dalam layanan pelanggan.
2. Memfokuskan dan mengkonsolidasikan berbagai inisiatif operasional untuk menangkap peluang bisnis di berbagai daerah.
3. Memperkuat kapabilitas manajemen inti.4. Mengoptimalkan penggunaan Teknologi Informasi
dengan terus memanfaatkan infrastruktur TI yang sudah ada untuk meningkatkan kinerja di semua bidang operasi dan pemasaran.
5. Lebih meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki Perusahaan sebagai aset penting dalam pencapaian tujuan.
Our strategy has always been focused on three pillars, namely the growth in number of store outlets, store appearance, and quality of food and services. In addition to the aforementioned Revenues growth and Total Assets growth, in 2012 the Company managed to book a net profit of Rp 34.4 billion, increased by 32.7% from the previous year, which was amounted Rp 25.9 billion. The EBITDA also grew from Rp 45.7 billion to Rp 59.8 billion, or increased by 30.9%.
The Board of Commissioners together with the Audit Committee consistently monitors the Board of Directors and the management team, and evaluate the Company’s performance based on its annual business plan. Our main objective is to ensure that each management decision has the impact to increase operational efficiency or improve overall risk management. Various quality improvement and quality assurance programs are implemented to enhance the speed and sharpness of execution in every aspect of the Company operations and customer service at the store level.
Our Company has a commitment to uphold a high standard of good governance in managing our day-to-day operation. It has become an integral part of how we operates and interacts with our consumers, business partners, vendors, regulators, and shareholders.
As the Board of Commissioners, we discharge our supervisory duties and responsibilities with diligence by conducting board meetings, attended by the Board of Commissioners, the Board of Directors, senior executives, and Internal Audit. In addition to formal board meetings, we also maintain an open line of communication with every member of the Board of Directors and senior executives, to allow us, and the Board of Directors, to act swiftly and proactively in handling any challenges or issues in our day-to-day operations.
In 2012, a number of measures have been taken to maintain the business growth at high level. Among others are :
1. Product innovation and further improvements in customer service.
2. Focus and consolidate operational initiatives to concentrate on capturing business opportunities in regional areas.
3. Strengthen management core capabilities by developing the skills of the management team.
4. Optimize the use of Information Technology by continuing to leverage our existing IT infrastructure to enhance capabilities in all areas of operations and tactical marketing.
5. Further enhance and develop the Company’s human resources as the key asset in driving the achievement of goals.
21Moving Towards
Tjan Soen EngPresiden Komisaris
President Commissioner
Suhanda WiraatmadjaKomisaris Independen
Independent Commissioner
Tjhin Leeris HarniKomisaris
Commissioner
Yanto Jayadi Wibisono, SEKomisaris
Commissioner
Setelah mempelajari rencana bisnis tahun 2013 yang disusun oleh Direksi, kami gembira dan yakin bahwa target pertumbuhan yang ditetapkan oleh Direksi dapat dicapai, dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal.
Akhirnya, atas nama Dewan Komisaris, kami ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Direksi untuk kepemimpinan mereka, kepada karyawan atas dedikasi mereka dan kepada Pemegang Saham atas dukungan mereka. Kami yakin bahwa pencapaian kami di tahun 2012 telah meletakkan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan kami di tahun 2013 dan tahun-tahun selanjutnya.
Having reviewed the business plan for 2013 prepared by the Board of Directors and taking into account external and internal factors, we are pleased and assured that the growth target set by the Board of Directors is attainable.
Finally, on behalf of the Board of Commissioners, we would like to convey our appreciation to the Board of Directors for their consistent leadership, to our employees for their dedication, and to our stakeholders for their continued support. We are confident that the good work we completed in 2012 has laid a strong foundation for our growth in 2013 and many years to come.
Jakarta, Maret 2013 / March 2013Dewan Komisaris / Board of Commissioners
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
22 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Dewan DireksiReport From The Board Of Directors
Mr. Kusuwandi TaminDirektur Utama
President Director
Mr. Iskonda Japiar BudhiDirekturDirector
Mr. Teh Kian KunDirekturDirector
Mrs. Susanna KusnowoDirekturDirector
Dari kiri ke kananFrom left to right
Grup kembali mencatat hasil yang memuaskan, dimana laba bersih setelah pajak meningkat 32,7% dari Rp 25,9 milyar tahun lalu menjadi Rp 34,4 milyar di 2012. Return on Asset (ROA) tercatat sebesar 16,9% dan Return on Equity (ROE) mencapai 28,9%. Our net profit after tax grew 32.7% from Rp 25.9 billion a year ago to Rp 34.4 billion in 2012. Return on Assets (ROA) was 16.9% and Return on Equity (ROE) stood at 28.9%.
23Moving Towards
Pemegang Saham yang terhormat,
Dengan penuh suka cita, ijinkan kami melaporkan bahwa pada tahun 2012, Grup kembali mencatat hasil yang memuaskan, dimana laba bersih setelah pajak meningkat 32,7% dari Rp 25,9 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 34,4 milyar di 2012. Return on Asset (ROA) tercatat sebesar 16,9% dan Return on Equity (ROE) mencapai 28,9%.
Pencapaian ini terutama karena adanya pertumbuhan pendapatan dari Rp 292,5 milyar pada tahun 2011 menjadi Rp 353,8 milyar di tahun 2012, atau meningkat 21,0%. Adanya pertumbuhan pendapatan yang signifikan juga mendorong pertumbuhan aset secara signifikan dari Rp 133,4 milyar di tahun 2011 menjadi Rp 203,9 milyar di tahun 2012, atau naik 52,8%. Ekuitas tumbuh 69,3% dari Rp 70,2 milyar menjadi Rp 118,8 milyar pada tahun 2012.
Di tahun 2012, Perusahaan juga mendapatkan berbagai penghargaan dari lembaga penilai, seperti dari:• Forbes, dimana Perusahaan kami terpilih sebagai
salah satu perusahaan dalam kategori “Best of The Best (Top 50)”, dengan formula penilaian dilihat dari konsistensi pertumbuhan selama 5 tahun operasi untuk kategori pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba usaha, pertumbuhan harga saham dan pertumbuhan laba bersih per saham (EPS Growth).
• Plimsoll, dimana Perusahaan terpilih sebagai salah satu perusahaan dengan kategori “153 Restoran dengan Performance Baik” ranking “STRONG”.
• Dan dari Markplus, dimana Perusahaan terpilih sebagai perusahaan yang memberikan layanan Franchise terbaik.
Pengalaman panjang mengajarkan kami bahwa pelaksanaan strategi yang tepat sasaran adalah kunci mencapai kinerja bisnis yang sukses. Menyadari semakin ketatnya persaingan di industri makanan cepat saji, maka untuk mempertahankan daya saing di tengah pasar yang penuh tantangan, dari waktu ke waktu Perusahaan secara konsisten menyesuaikan strategi dengan kondisi domestik dan kontinjensi.
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 6 persen, walaupun tengah terjadi pelemahan ekonomi global. Pada tahun 2012, Indonesia mampu menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan 6,3% dan tingkat inflasi yang rendah sekitar 4,3%. Kondisi makro-ekonomi yang kuat ini disebabkan konsumsi domestik yang tetap tinggi, iklim investasi yang kuat serta kondisi politik yang relatif stabil.
Dear Shareholders,
We are pleased to report that the financial year 2012 was another satisfactory year for the group. Our net profit after tax grew 32.7% from Rp 25.9 billion in 2011 to Rp 34.4 billion in 2012. Return on Assets (ROA) was 16.9% and Return on Equity (ROE) stood at 28.9%.
This achievement was attributable to the growth in our revenues, from Rp 292.5 billion in 2011 to Rp 353.8 billion in 2012, or increase by 21.0%. With such a significant growth of revenues, our assets also grew significantly from Rp 133.4 billion to Rp 203.9billion in 2012, or a 52.8% increase. Equities grew 69.3% from Rp 70.2 billion to Rp 118.8 billion in 2012.
In 2012, the Company received awards from various rating institutions, such as:• Forbes named our Company as one of the “Best of
The Best (Top 50)”, based on our consistent growth over the past 5 years of operation, for the category of revenue growth, operating income growth, share price growth and Earning Per Share Growth.
• Plimsoll named the Company as one of the “153 Restaurants with Excellent Performance” ranking “STRONG”.
• And Markplus named the Company as the best franchise service provider.
Decades of experience teach us that the implementation of right on target strategy is the key to having a successful business performance. Being aware of the increasing competition in the fast-food industry, to stay competitive in the midst of challenging market place, from time to time the Company consistently adjusts its strategy to suit domestic conditions and contingencies.
Over the past few years, Indonesia has seen growth rates around 6 percent, despites the modest growth of the global economy. In 2012, with a 6.3% growth and a low inflation rate of around 4.3%, Indonesia managed to show a strong economic performance. Such a strong macro-economy condition is attributable to steady domestic consumption, a robust investment climate and relatively stable political condition.
24 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 240 juta jiwa yang memiliki daya beli relatif kuat, Indonesia merupakan lahan subur untuk pertumbuhan bisnis makanan cepat saji. Industri makanan cepat saji itu sendiri merupakan salah satu sub-sektor industri makanan yang memiliki pertumbuhan tercepat. Memanfaatkan dengan baik peluang pasar Indonesia yang terus berkembang, Perusahaan mampu mengembangkan diri menjadi salah satu franchisor terkemuka di Indonesia.
Grup menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 dan terus meningkatkan pangsa pasarnya.
Untuk mendukung pertumbuhan keuangan yang kuat di masa depan, Perusahaan meningkatkan dan menyempurnakan strategi bisnis, rencana pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia. Pada tahun 2013, kami telah menyiapkan Revenue Management Strategy, Menu Management Strategy, dan People - Operational Excellence.
Revenue Management Strategy adalah sistem yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas, penetapan harga dan pengaturan pengunjung hunian sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil terbaik. Menu Management Strategy adalah strategi menyesuaikan tampilan dan nuansa dari menu untuk menarik pengunjung. Sedangkan People-Operational Excellence yaitu sumber daya manusia operasional yang handal dapat dicapai dengan upaya perbaikan sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang lebih baik.
Kami juga menyadari pentingnya mematuhi prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan memantau pelaksanaannya di semua tingkat organisasi dengan mengacu pada standar praktik terbaik. Adalah komitmen kami untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik sebagai dasar untuk membangun rasa saling percaya dengan para pemangku kepentingan dan telah menjadi bagian integral dalam menjalankan kegiatan usaha dan berinteraksi dengan konsumen, mitra bisnis, vendor, regulator, dan pemegang saham. Kami mematuhi sepenuhnya semua standar pelaporan keuangan yang baru yang berlaku pada tahun 2012.
Sementara itu di tahun 2013, Perusahaan menghadapi kenyataan akan besarnya kenaikan Upah Minimum Propinsi yang secara rata-rata lebih dari 30% , kenaikan biaya gas 38%, rencana pemerintah menaikkan biaya listrik yang mencapai 15%.
Semuanya itu menjadi tantangan yang berat untuk industri makanan, namun kami percaya bahwa strategi yang telah kami canangkan di tahun 2013 dan komitmen untuk mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik, akan memungkinkan kami untuk melanjutkan momentum pertumbuhan kami di tahun-tahun mendatang.
As a country with population reaching over 240 million with considerable purchase power, Indonesia provides fertile soil for fast-food business. Fast-food business itself is among the fastest growth sector in the world’s food business industry. Tapping into the opportunities of Indonesia’s growing market, the Company manage to evolve to become one of the leading franchisor in Indonesia.
The group has demonstrated a strong growth in the period of 5 years from the year 2007 to the year 2012 and continued to increase its market share.
In support of solid financial growth in the future, the Company has been improving and refining its business strategy, marketing plan and human resource development. For 2013, we have prepared new Revenue Management Strategy, Menu Management Strategy, and People - Operational Excellence.
Revenue Management Strategy is a system for increasing profitability, pricing and occupancy in such a way to have the greatest effect. Menu Management Strategy is the strategy of adjusting the look and feel of the menu in order to attract visitors. Furthermore, People-Operational Excellence is a good operational human resources development attainable by making continuing human resources improvements to achieve a better competitive advantage.
We also realize the importance of adhering the Good Corporate Governance (GCG) principles by monitoring its implementation at all levels of the organization by referring to the best practice standards. It is of our commitment to uphold GCG principles as a basis for building mutual trust with our stakeholders and has become an integral part of how we operates and interacts with our consumers, business partners, vendors, regulators, and shareholders. We are also in full compliance with all new financial reporting standards that are in effect in 2012.
Meanwhile in 2013, the Company will face the reality of the magnitude of the increase in the minimum wage in provincial with averaging more than 30%, the increase in gas costs about 38%, the Government’s plan to raise the cost of electricity that reaches 15%.
They are a tough challenge for the food industry, but we believe that the strategy we have laid out for 2013 and a commitment to bring about good corporate governance, will allow us to continue our growth momentum in the coming years.
25Moving Towards
Teh Kian Kun DirekturDirector
Susanna Kusnowo DirekturDirector
Iskonda Japiar Budhi DirekturDirector
Kusuwandi Tamin Direktur Utama
President Director
Jakarta, Maret 2013 / March 2013Dewan Direksi / Board of Directors
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Akhir kata, atas nama Dewan Direksi, ijinkan kami menutup laporan ini dengan mengucapkan selamat kepada seluruh karyawan Grup untuk satu tahun yang penuh prestasi dan kerja keras mereka yang inspirasional dalam mempertahankan tren pertumbuhan usaha. Kami juga ingin berterima kasih kepada pelanggan dan mitra, yang telah berjalan bersama kami selama ini. Ucapan terima kasih juga ingin kami sampaikan kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham atas dukungan dan arahannya kepada kami.
Finally, on behalf of the Board of Directors, let us in closing, congratulate all of the employees of the group for another year of achievement and for their inspirational efforts in maintaining business growth trend. We wish also to thank our customers and partners, who, in sharing our confidence, have embarked on our journey of growth. Many thanks also go to the Board of Commissioners and shareholders for their continued support and guidance.
26 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
CFC “ Bekasi Junction”
27Moving Towards
CFC “ Bekasi Junction”
Profil Perusahaan Company Profile
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (formerly PT Putra Sejahtera Pioneerindo) was founded in 1983. Among the first to introduce chicken-based fast-food service in Indonesia under the trademark California Pioneer Chicken, a franchisee of Pioneer Take Out from the United States of America, the Company has evolved to become one of the public’s favorite fast-food restaurants thanks to its quality product and services.
In 1989, after seven years of experience and a proven market share, the Company upgraded itself from franchisee to franchisor that produce and market its own brand California Fried Chicken (CFC). Business foundation was strengthened using franchise system and later by establishing subsidiary companies, namely PT Putra Asia Perdana Indah and PT Mitra Hero Pioneerindo, to fully support the Company’s performance with an integrated partnership framework that operated as a synergy to boost its business growth.
Besides CFC, the Company expanded its business to develop other opportunities in the market, by launching Cal Donut in 1993.
Public trust is essential for the Company’s business and therefore shall be safeguarded. The Company always maintains the stability and continuity of its business by upholding the commitment for quality. The Company went public and listed itself in the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) in April 1994.
The year 1996 saw another important step in the milestone of the Company, with the launching of Sapo Oriental, a family restaurant concept that is well accepted by the public, proving the Company’s excellent market recognition.
The Company always keeps abreast with the development of fast-food industry. The increasing competition coupled with the rising of public awareness on health food presented challenges for the future growth of the Company. To answer such challenges, the Company revitalized itself in 2001, and marked with the change of the Company’s name to PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
A 29-year of successful experience and continuous growth has placed the Company as the restaurant of choice by customers. By the end of 2012, the Company has 3 trademarks, and supported by 2,723 permanent employees.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera Pioneerindo) didirikan pada tahun 1983. Menjadi salah satu Perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan model restaurant cepat saji berbahan dasar ayam dengan nama dagang California Pioneer Chicken, terwaralaba Pioneer Take Out dari Amerika Serikat, Perusahaan tumbuh menjadi salah satu restoran cepat saji favorit masyarakat berkat kualitas produk dan layanannya.
Pada tahun 1989, setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji dalam penguasaan pasar, Perusahaan meningkatkan diri dari franchisee menjadi franchisor yang memproduksi dan memasarkan merek sendiri, yaitu California Fried Chicken (CFC). Basis usahapun diperkuat dengan membentuk franchise dan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Putra Asia Perdana Indah dan PT Mitra Hero Pioneerindo, guna mendukung penuh kinerja Perusahaan dengan pola kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah kekuatan sinergi untuk memacu pertumbuhan usaha.
Selain CFC, Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan menggarap peluang pasar berikutnya, melalui Cal Donut pada tahun 1993.
Kepercayaan publik adalah hal penting bagi bisnis Perusahaan dan untuk itu harus senantiasa dijaga. Perusahaan senantiasa menjaga stabilitas dan kontinuitas usaha dengan berpegang teguh kepada komitmen kualitas. Perusahaan mencatatkan diri sebagai Perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada bulan April 1994.
Pada tahun 1996, Perusahaan sekali lagi membuat langkah penting dalam sejarah usahanya dengan membuka Sapo Oriental, sebuah restoran keluarga yang disambut baik oleh masyarakat, membuktikan kemampuan Perusahaan dalam mengenali pasar.
Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya industri makanan cepat saji. Meningkatnya persaingan dan kesadaran masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Pengalaman sukses dan peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan selama 29 tahun, menjadikan Perusahaan merupakan restoran pilihan utama dari pelanggan. Pada akhir tahun 2012, Perusahaan memiliki 3 merek dagang dan didukung oleh 2.723 karyawan tetap.
Pada akhir tahun 2012, Perusahaan memiliki 274 gerai dengan 3 merek dagang dan didukung oleh 2,723 karyawan tetap. At the end of 2012, the Company has 274 outlets and 3 trademarks, and supported by 2.723 permanent employees.
28 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Struktur Organisasi Perusahaan Organization Structure of the Company
29Moving Towards
Struktur Organisasi Perusahaan Better practices
deliver the best results.
Grup senantiasa memperhatikan kebutuhan dan permintaan pelanggan
dan tidak henti melakukan inovasi untuk memenuhi kepuasan daripada
pelanggan setianya.
The Group always attentive to customer needsand demands, never cease to search for ways
to maximize its loyal customer satisfaction through innovation.
30 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Profil Dewan KomisarisProfile of Commissioners
Presiden Komisaris Perseroan sejak tahun 2007. Beliau lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 28 Maret 1956. Pada saat ini beliau berkecimpung dan menangani berbagai tugas eksekutif serta bertindak sebagai pengambil kebijakan dan keputusan strategis pada berbagai perusahaan yang bergerak dalam bidang industri asuransi, jasa pembiayaan, sektor pariwisata dan properti. Pengalaman kerja lainnya adalah beliau berkarya sebagai konsultan keuangan dan partner pada Ernest & Young selama 7 tahun, dan memiliki berbagai pengalaman memimpin tim dan langsung dalam menangani berbagai tugas merger/akuisisi, uji tuntas, penilaian badan usaha, strukturisasi keuangan dan korporasi, serta pembenahan strategi perusahaan.
Beliau memperoleh gelar Sarjana Manajemen dari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya pada tahun 1981. Kemudian beliau melanjutkan studi di University of Nebraska, Lincoln, Nebraska, USA, untuk meraih gelar MBA di tahun 1984 dan PhD tahun 1988.
Mr. Tjan Soen Eng Presiden KomisarisPresident Commissioner
Mr. Suhanda WiraatmadjaKomisaris Independen Independent Commissioner
President Commissioner of the Company since 2007. He was born on 28 March 1956 in Tondano, North of Sulawesi. Currently he is involved and handling a variety of executive duties and act as a strategic policy and decision makers at various companies engaged in the insurance industry, financial services, tourism and property sectors. Other work experience is working as financial consultant and partner at Ernest & Young for 7 years, and has several experiences as team leader and directly involved in handling the various tasks of mergers/ acquisitions, due diligence, company valuation, financial and corporate restructuring and revamping of corporate strategy. He earned a Bachelor’s degree from Atmajaya Catholic University of Indonesia in 1981. Then he continued his studies at the University of Nebraska, Lincoln, Nebraska, United States of America, in order to obtain an MBA degree in 1984 and PhD in 1988.
Lahir di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1954 sebagai Warga Negara Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 1982, dan saat ini beliau adalah Komisaris Utama PT Towers Watson Purbajaga dan PT Dharma Nilaitama serta Komisaris Independen PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, PT Bayu Buana Tbk, dan PT Towers Watson Indonesia.
Dan sebelumnya pernah menjabat sebagaiKomisaris Utama PT Zurich Insurance,PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
Born in Jakarta on 25th March 1954 as an Indonesian Citizen, and who has successfully completed his studies for a degree in accountancy at the Faculty of Economics, University of Indonesia in 1982, and currently has held some positions as President Commissioner of PT Towers Watson Purbajaga & PT Dharma Nilaitama and as Independent Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, PT Bayu Buana Tbk and PT Towers Watson Indonesia.
And before that ever held some positions as President Commissioner of PT Zurich Insurance Indonesia, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.
31Moving Towards
Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, 5 Oktober 1967. Beliau diangkat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2011. Beliau menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1986 dan AKSEK LPK Tarakanita di tahun 1989. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai sekretaris dari Presiden Direktur di Divisi Property PSP Group (1990), legal Officer di Divisi Property PSP Group (1991 - 1993), Chief Legal di Divisi Property PSP Group (1993 - 1997) dan sebagai Coorporate Secretary di PSP Group (1997 - 2000). Beliau juga menjabat sebagai Coorporate Legal dan Lisence di PT Triputra sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang.
Lahir di Jakarta, tanggal 17 Mei 1967. Mendapat gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi, Universitas Parahyangan, Bandung, pada tahun 1990. Sejak Mei 2012 bergabung di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk sebagai Komisaris.
Sebelum bergabung dengan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk menjabat posisi eksekutif sebagai AVP, CFO dan Direktur di beberapa perusahaan antara lain di group Tamara, group Sinarmas dan group Asco yang bergerak di bidang perbankan, investasi, perdagangan dan properti. Juga pernah menjabat sebagai Komisaris di Bank Chinatrust Indonesia dan beberapa perusahaan lainnya.Saat ini menjabat sebagai Direktur di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk dan Komisaris di PT Bayu Buana Tbk.
Mrs. Tjhin Leeris HarniKomisaris Commissioner
Mr. Yanto Jayadi Wibisono, SEKomisarisCommissioner
An Indonesian citizen, born in Jakarta on 5 October 1967. She was appointed as Company’s Commissioner since 2011. She completed her study at Accounting Faculty of Yayasan Administrasi Indonesia in 1986 and AKSEK LPK Tarakanita in 1989. Previously, she has held several positions, as Secretary to the President Director of PSP Group’s Property Division (1990), as Legal Officer of PSP Group’s Property Division (1991 - 1993), as Chief Legal at Property Division of PSP Group (1993 - 1997) and as Coorporate Secretary of PSP Group (1997 - 2000). She is currently holding a position as Corporate Legal and License at PT Triputra since 2001.
Born in Jakarta, May 17, 1967. Graduated from the Faculty of Economics, University of Parahyangan, Bandung, in 1990. He joined PT Pioneerindo Gourmet International Tbk as Commissioner since May 2012,
Prior to joining PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, he held several executive positions as AVP, CFO and Director at several companies, among others in Tamara Group, Sinarmas Group, and Asco Group engaged in banking, investment, trade and property. Also served as a Commissioner in Bank Chinatrust Indonesia and several other companies.Currently, he also serves as Director at PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk and Commissioner at PT Bayu Buana Tbk.
32 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Profil Dewan DireksiProfile of Directors
Presiden Direktur Perseroan sejak tahun 2007. Lahir di Tanjung Pandan 47 tahun yang lalu. Beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia tahun 1990 dan meraih gelar Magister Management di IPMI Business School tahun 2002 dengan spesialisasi bidang Manajemen Internasional. Tahun 1987 berkarir sebagai Chief Accountant di PT Tiga Ikan Engineering dan mulai bergabung di Perusahaan sejak tahun 1988 dengan menempati berbagai posisi mulai dari Chief Accountant, Finance Manager, Direktur Keuangan, Komisaris, Direktur Operasional, dan Managing Direktur.
Warga Negara Indonesia lahir di Pematang Siantar pada tahun 1968, menyelesaikan pendidikan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Administrasi Indonesia pada tahun 1993. Sejak tahun 2007 beliau bergabung dengan PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk sebagai Direktur Keuangan. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai asisten Direktur PT. ABDA Insurance, Tbk. Direktur PT Putra Swareka Perdana, Direktur Utama PT BPR Kumara Abadi dan PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
Mr. Kusuwandi TaminPresiden DirekturPresident Director
Mr. Teh Kian KunDirekturDirektur
Indonesian citizen, born in Pematang Siantar in 1968, graduated from the Accounting School of the Faculty of Economics at the Tertiary School of Economics Education, Foundation of Administrative Indonesia in 1993. Since 2007, he joined PT Pioneerindo Gourmet International Tbk as the Director of Finance. Previously, he served as Assistant Director of PT ABDA Insurance Tbk, Director of PT Putra Swareka Perdana, President Director of PT BPR Kumara Abadi and PT BPR Mitrakarya Aratamulia.
President Director of the Company since 2007. Born in Tanjung Pandan 47 years ago. He graduated with a Degree in Accounting from STIE Yayasan Administrasi Indonesia in 1990 and Magister Management from IPMI Business School in 2002, majoring in International Management. In 1987 served as Chief Accountant in PT Tiga Ikan Engineering and joined the Company in 1988 as Chief Accountant, then Finance Manager, Finance Director, Commissioner, Director of Operation, and Managing Director.
33Moving Towards
Direktur Perseroan sejak tahun 1998. Lahir di Jakarta, 11 Januari 1969. Beliau menyelesaikan pendidikan Bachelor of Science dalam bidang Finance pada Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA, tahun 1990. Selama memasuki dunia kerja sejumlah posisi telah diduduki olehnya, yaitu: 1989 – 1990 sebagai Floor Operation Supervisor di Wells Fargo Bank, Los Angeles, California, USA; tahun 1990 – 1991 sebagai Quality Control Supervisor di raksasa industri restoran McDonalds Corporation, Los Angeles, California, USA; tahun 1991 – 1993 Chief Financial Officer Asean Computer Technology, Walnut, California, USA. Audit Manager di PT Putra Sejahtera Pioneerindo tahun 1993 – 1994 dan tahun 1994 – October 1996 dipromosikan menjadi Direktur PT Putra Sejahtera Pioneerindo, dan tahun 1996 – 1998 menjadi Deputy General Manager Marketing PT Putra Surya Perkasa. Sejak bulan Juli 1998 - 2001 beliau menjabat sebagai Direktur PT Putra Sejahtera Pioneerindo, dan tahun 2001 - sekarang, menjabat sebagai Direktur PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (sebelumnya dikenal sebagai PT Putra Sejahtera Pioneerindo).
Komisaris Perseroan sejak 2006. Beliau lahir di Bandung, 5 Januari 1958 dan lulusan Arsitektur di UK tahun 1982. Pada tahun 1985 - 1990 menjabat sebagai Managing Director di Putra Asia Perdana Indah. Kemudian menjabat juga sebagai Direktur Utama di Perusahaan yang sama sejak tahun 1990 - sekarang. Sejak 2006 - April 2011, beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan sejak Mei 2011 - sekarang beliau sebagai Direktur Operasi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
Mrs. Susanna KusnowoDirekturDirector
Mr. Iskonda Japiar BudhiDirekturDirektur
Director of the Company since 1998. Born in Jakarta on 11 January 1969. She finished her study for Bachelor of Science in Finance degree at Loyola Marymount University, Los Angeles, California, USA, in 1990. Entering the business world, she held several positions during her career, which include: 1989 – 1990, as Floor Operation Supervisor at Wells Fargo Bank in Los Angeles, California, USA; 1990 – 1991, as Quality Control Supervisor at restaurant industry giant McDonalds Corporation, Los Angeles, California, USA; 1991 – 1993,as Chief Financial Officer, Asean Computer Technology, Walnut, California, USA. Audit Manager at PT Putra Sejahtera Pioneerindo for period 1993 – 1994 and subsequently promoted to become a Director of PT Putra Sejahtera Pioneerindo which position she held tor period 1994 – 1996. Following this, she held the position of Deputy General Manager Marketing at PT Putra Surya Perkasa for the period 1996 – 1998. Since July 1998 - 2001, she held position as Director of PT Putra Sejahtera Pioneerindo and since then (2001), she became The Director of PT Pioneerindo Gourmet International, Tbk. (previously known as PT Putra Sejahtera Pioneerindo).
Commissioner of the Company since 2006. Born in Bandung on 5 January 1958, who in 1982 graduated from his studies in architecture in the UK. During the period 1985 – 1990 he held position of Managing Director of PT Putra Asia Perdana Indah, and later he became President Director, also at the same Company and which position he has been holding since 1990. Since 2006 - April 2011, as Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and since May 2011 he was appointed as Operations Director of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.
34 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Jaringan RestoranPembukaan 30 gerai baru di tahun 2012.The opening of 30 new outlets in 2012.
35Moving Towards
244 237Gerai / Outlets Gerai / Outlets Gerai / Outlets
36 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Aktivitas Penting 2012Significant Activities In 2012
01
02
04
05
08
03 06
07
37Moving Towards
01 Forbes - Best of The Best,6 Desember 2012, JakartaForbes - Best of The Best,6 December 2012, Jakarta
09
071110
02 Natal,12 Desember 2012, Pondok GedeChristmas,12 December 2012, Pondok Gede
03 “Buka Puasa bersama anak-anak Panti Asuhan”6 Agustus 2012, Jl. Sabang, Jakarta“Breaking Fast Together with Orphanage “6 August 2012, Jl. Sabang, Jakarta
04 Pameran Franchise,14-16 September 2012, JCC, JakartaFranchise Exhibition,14-16 September 2012. JCC, Jakarta
05 Donor Darah,27 Juni 2012. Gedung Jaya, JakartaBlood Donor Program,27 June 2012. Gedung Jaya, Jakarta
06 Championship 2012,Gedung BPPT, JakartaChampionship 2012,BPPT Building, Jakarta
07 Tur Motivasi Karyawan Manajerial,17-26 Mei 2012, CinaManagerial Employee Motivation Tours,17-26 May 2012, China
08 RUPS 2012,11 Mei 2012. Hotel Morrissey, JakartaRUPS 2012,11 May 2012. Morrissey Hotel, Jakarta
09 Office Outing,14-15 Desember 2012. Lembang, Jawa BaratOffice Outing,14-15 December 2012. Lembang, West Java
10 Rakernas Supervisor,17-18 Oktober 2012. Ciawi, BogorRakernas Supervisor,17-18 October 2012. Ciawi, Bogor
11 Rakernas II,5-8 November 2012, BogorRakernas II,5-8 November 2012, Bogor
38 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
Perusahaan terus berkomitmen untuk menerapkan secara efektif tata kelola Perusahaan yang baik yang antara lain meliputi:1. Tanggung jawab menjaga stabilitas pertumbuhan
usaha.2. Transparan dalam menjalankan kegiatan usaha.3. Akuntabilitas dari anggota Dewan Komisaris dan
Direksi.4. Kemandirian dalam menjaga aset Perusahaan
dan nilai jangka panjang pemegang saham.
Struktur dan prosedur internal yang dijalankan saat ini dibuat sejalan dengan usaha pemenuhan Tata Kelola Perusahaan yang baik.
KARYAWAN
Karyawan merupakan bagian dari struktur internal yang dituntut menjalankan prosedur standar pemenuhan tata kelola Perusahaan yang baik meliputi:
1. ETIKA KERJAEtika Kerja merupakan sistem nilai atau norma yang digunakan seluruh karyawan dalam menjalankan tugasnya masing-masing, seperti: memelihara dengan baik semua milik Perusahaan, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh atasan, menjaga kerahasiaan Perusahaan , menjaga kualitas layanan kepada setiap konsumen, jujur, serta disiplin.
2. ETIKA USAHAEtika Usaha merupakan sistem nilai atau norma Perusahaan yang diwujudkan melalui seluruh karyawannya dalam menjaga hubungan dengan lingkungan usaha, seperti : menjaga hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra usaha, mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, serta mementingkan kejujuran dan integritas dalam usaha.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 4 anggota, merupakan para profesional yang dipilih melalui RUPS dan bertanggung jawab kepada pemegang saham.
Susunan Dewan Komisaris saat ini meliputi 1 Komisaris Utama dan 3 anggota Komisaris yang mana 1 anggota diantaranya merupakan merupakan Komisaris Independen.
Dewan Komisaris berfungsi mengawasi dan memberi nasihat atas kebijakan yang dijalankan oleh Direksi, melakukan pengawasan atas tindakan hukum yang dilakukan Direksi, menerima laporan Direksi atas semua peristiwa penting yang terjadi dalam proses jalannya usaha, serta memberikan laporan atas tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
The Company is fully committed to the effective implementation of Good Corporate Governance practices, among others include:1. The responsibility of maintaining the stability of
business growth. 2. The transparency in conducting any business
activities.3. The accountability of members of the Board of
Commissioners and Directors. 4. The self-sufficiency in keeping the Company’s assets
and long-term shareholders’ value.
Structure and internal procedures executed at present was made in line with the efforts to fulfill a Good Corporate Governance.
EMPLOYEES
Employee is part of the internal structure that is obliged to implement the standard procedure of good corporate governance, which include:
1. WORK ETHIQUEWork ethic is a system of values or norms serving as guidance for all employees in conducting their respective duties, such as: keeping well all properties belonging to Company, obeying the instructions given by their superior, maintaining the confidentiality of Company, maintaining the service quality to every consumer, being honest and discipline.
2. BUSINESS ETHIQUE Business Ethics is a system of value or norms of a Company that are realized through all its employees in keeping the relationship with business environment, such as: maintaining mutually beneficial relationships with business partners, comply with applicable laws and regulations, as well as upholding honesty and integrity in conducting business.
BOARD OF COMMISSIONERS
The Board of Commissioners the Company consists of 4 members, all of them are professionals, appointed in the Annual General Shareholders Meeting and are responsible to shareholders.
Current composition of BOC consists of 1 President Commissioner and 3 Commissioners; one of them is an Independent Commissioner.
BOC oversees and provides advices on the policy undertaken by the Directors, conducts supervision over legal action taken by the Directors, receives reports from the Directors on all the important events that happened in the course of the business activities, as well as providing reports on supervising duty that has been carried out over the pass year to the Annual General Shareholders Meeting.
39Moving Towards
Daftar Kehadiran Rapat Dewan DireksiBoard of Directors’ Meeting Attendance List
JUMLAH KEHADIRANNumber of Attendance
NAMAName
Kusuwandi TaminTeh Kian KunSusanna KusnowoIskonda Japiar Budhi
Jumlah Rapat/ Number of Meetings
39383836
41
Daftar Kehadiran Rapat Dewan KomisarisBoard of Commissioners’ Meeting Attendance List
Tjan Soen EngSuhanda WiraatmadjaTjhin Leeris HarniYanto Jayadi Wibisono
Jumlah Rapat/ Number of Meetings
16171916
20
Dewan Komisaris mengadakan rapat berkala dengan Dewan Direksi yang diatur sebagai berikut:
• Rapat berkala 2 mingguan (Minggu ke 1 dan 3) antara 1 anggota Dewan Komisaris dengan seluruh Dewan Direksi yang membahas progress mingguan yang sudah berjalan dan isu-isu penting yang terjadi sampai dengan minggu tersebut.
• Rapat berkala 2 mingguan (Minggu ke 2 dan 4) antara seluruh anggota Dewan Komisaris dan seluruh Dewan Direksi untuk membahas isu-isu penting yang terjadi dalam menjalankan kegiatan usaha, serta mendiskusikan langsung risalah Komite Audit apabila ada.
DEWAN DIREKSI
Dewan Direksi Perusahaan terdiri dari 1 Direktur Utama dan 3 Direktur Bidang. Direksi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai maksud dan tujuan daripada visi dan misi.
Rapat Direksi diadakan secara berkala kwartalan (rakernas) untuk membahas program kerja yang sudah dicapai dan menentukan rencana kerja kwartal berikutnya dan secara mingguan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program kerja dan hal-hal penting lainnya dalam upaya mencapai maksud dan tujuan Perusahaan.
BOC meets regularly with the Directors, which have been laid out as follows :
• Biweekly periodic meetings (week 1 and 3) between 1 member of the Board of Commissioners with all the Board of Directors discussing on-going weekly progress and important issues that occur up to the week.
• Biweekly periodic meetings (week 2 and 4) among all members of the Board of Commissioners with all the Board of Directors to discuss the important issues that occur in carrying out business activities, as well as discussing directly minutes of meeting of the Audit Committee, if any.
BOARD OF DIRECTORS
The Company’s Board of Directors consists of 1 President Director and 3 Division Director. BOD is responsible for achieving the Company’s vision and mission.
BOD holds regular meeting every quarter (rakernas) to discuss the work program that has been realized and determine the plan for the next quarter; and every week to evaluate the effectiveness of the implementation of the work program and other important things in order to reach the goals and purpose of Company.
JUMLAH KEHADIRAN RAPAT BERKALA / Number of Attendance
MINGGU KE 2 DAN 4 / Week 2 and 4 MINGGU KE 1 DAN 3 / Week 1 and 3
---
15
15
NAMAName
40 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
KOMITE AUDIT
Komite Audit merupakan komite yang tugas dan fungsinya membantu Dewan Komisaris. Komite Audit merupakan pihak independen yang tugas dan fungsinya memenuhi Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia no. Kep-339/BEJ/01-2001 dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK no. Kep-29/PM/2004.
Fungsi dan tanggungjawab Komite Audit adalah mengawasi sistem pengendalian internal Perusahaan dan pertanggungjawaban atas laporan keuangan Grup. Untuk hal ini Komite Audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau informasi Perusahaan dan membuat suatu risalah guna memberikan masukan kepada Dewan Komisaris.
Adapun susunan Komite Audit sudah tertera pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
Kegiatan Komite Audit yang telah dijalankan :
1. Menelaah laporan keuangan yang dikeluarkan Grup secara periodik.
2. Menilai sistem akuntansi serta pengendalian internal.
3. Menelaah kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di Pasar Modal dan peraturan lainnya berhubungan dengan kegiatan usaha.
AUDIT COMMITTEE
The Audit Committee is a committee whose tasks and functions are to help the Board of Commissioners. The Audit Committee is an independent party that was established pursuant to the Decision of Board of Directors of the Indonesia Stock Exchange No. Kep-339/JSE/01-2001 and Bapepam-LK Rules No. IX.I.5 annexes Decisions of Chairman of Bapepam-LK No. Kep-29/PM/2004.
The functions and responsibilities of the Audit Committee is supervising the internal control system of the Company and the responsibility over financial reporting of the group. For this ends, the Audit Committee has the authority to access the records or information of the Company and make a minute in order to provide input to the Board of Commissioners.
As for the composition of the Audit Committee are already set forth in the consolidated financial statements.
The Audit Committee has performed the following activities :1. Reviewing financial statements issued periodically
by the group.2. Assessing the accounting systems and internal
control. 3. Examining the Company’s compliance to laws
and regulations in the capital markets and other regulations related to business activities..
41Moving Towards
INTERNAL AUDIT
Departemen Internal Audit dimaksudkan untuk membantu Direksi untuk melakukan pengawasan internal untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dan kekayaan Perusahaan serta memastikan efektivitas pengendalian internal operasional Perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan dan sistem yang telah ditetapkan. Saat ini Kepala Unit Internal Audit adalah Bapak Simon Situmorang, SE.
Internal Audit melakukan audit atas catatan dan laporan keuangan yang dibuat dan dihasilkan kantor pusat dan cabang. Hasil daripada pemeriksaan audit, saran-saran dan rekomendasi diberikan kepada Direksi sebagai masukan untuk peningkatan efektivitas pengawasan internal.
Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan
yang akan dikeluarkan oleh Grup.2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Grup
terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
3. Melaporkan kepada Direktur Utama tentang berbagai resiko yang dihadapi Grup dan pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi.
4. Menerbitkan laporan kepada Direktur Utama atas hasil penelaahan serta memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan.
SEKRETARIAT PERSEROAN
Perusahaan menunjuk seorang Sekretaris Perusahaan dengan tugas dan fungsi mengacu pada Peraturan nomor IX.1.4 Lampiran Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) nomor Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta nomor Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 20 Juli 2001 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.
Perusahaan telah menunjuk Sekretaris Perusahaan sesuai dengan tujuan untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, transparan, solid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun tugas pejabat Sekretaris Perusahaan sudah tercantum pada Laporan Keuangan Konsolidasian.
Tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Mengikuti perkembangan di Pasar Modal
khususnya untuk peraturan-peraturan yang berlaku.
2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas informasi yang dibutuhkan tentang Perusahan.
3. Memberikan masukan kepada Perusahaan untuk mematuhi ketentuan serta peraturan yang berlaku di Pasar Modal.
4. Sebagai penghubung / contact person antara Perusahaan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia dan masyarakat.
INTERNAL AUDIT
The Internal Audit Department is intended to help Directors to perform internal oversight, in order to prevent the occurrence of irregularities and breach of authority and Company’s wealth, as well as to ensure the effectiveness of internal control of Company’s operational is in compliance with the policies and systems that have been set. The current Head of the Internal Audit Unit is Mr. Simon Situmorang, SE.
The Internal Audit audits the notes and the financial statements from the headquarter and branches. The results of the audit examination, suggestions and recommendations given to the Directors as input for enhancement of the effectiveness of internal control.
The activities conducted are as follows:1. Examination of financial information to be issued
by group. 2. Review on the compliance of the group to the
system and procedures that were set forth by the Company.
3. Report to the President Director about the various risks faced by the group and implementation of risk management by the Directors.
4. Submits report to the President Director on results of review and provide recommendations and suggestions for improvement.
CORPORATE SECRETARY
The company appointed a Corporate Secretary in which tasks and functions refer to rule number IX.1.4 annexes Capital Markets Supervisory Agency (Bapepam) Decision number Kep-63/PM/1996 dated 17 January 1996, regarding the formation of the Corporate Secretary and the Decision of the Directors of PT Jakarta Stock Exchange number Kep-339/JSE/07-2001 dated 20 July 2001 on General Provision for Security Listing in the form of Equity in Exchanges.
The Company has appointed a Corporate Secretary with the objective of implementing the principles of good corporate governance in transparent, solid, and responsible manner.
As for the Corporate Secretary in charge has been shown in the consolidated financial statements.
Duties and functions of the Corporate Secretary are as follows:1. Closely follow the developments in the stock
market especially to the regulations in force. 2. Provide information about the Company to the
public. 3. Giving inputs for the Company to obey the rules
and regulations in the capital market. 4. As liaison / contact person between the Company
with Financial Services Authority, Indonesia Stock Exchange and the public.
42 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Gerai CFCOutlet CFC
Gerai Sapo OrientalOutlet Sapo Oriental
43Moving Towards
Laporan Komite AuditAudit Committee’s Report
Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 dan Bursa Efek Indonesia mengenai pembentukan Komite Audit, Perusahaan telah membentuk Komite Audit untuk membantu Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan.
Tugas dari Komite Audit antara lain untuk memberikan pendapat secara independen dan profesional kepada Dewan Komisaris mengenai laporan keuangan, pengendalian internal dan kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan di Pasar Modal dengan melibatkan audit internal dan eksternal.
Pada tahun 2012, Komite Audit telah melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan Grup, ikut mengawasi program kerja dan secara berkala mengadakan rapat dengan Dewan Direksi. Setiap risalah rapat Komite Audit dilaporkan kepada Dewan Komisaris, disertakan pendapat dan usulan, jika terdapat hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
Untuk lebih memastikan kepatuhan Perusahaan dalam menjalankan peraturan internal maupun eksternal, Komite Audit juga menghadiri pertemuan akhir dengan auditor internal maupun auditor eksternal.
Berdasarkan hasil penelaahan sebagaimana tersebut di atas : • Komite tidak menemukan hal-hal yang cukup
material untuk dilaporkan dalam Laporan Tahunan tahun buku 2012.
• Berdasarkan saran auditor eksternal, Perusahaan telah menjalankan Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang direvisi (PSAK revisi dan ISAK).
Pursuant to Bapepam-LK Regulations No. IX.I.5 and Indonesia Stock Exchange concerning the Establishment of the Audit Committee, the Company has established the Audit Committee to assist the Commissioner in performing the oversight duties.
The Audit Committee’s duty, among others, is to provide independent and professional opinions to the Board of Commissioners with respect to financial reporting, internal control and compliance to regulations in capital market by involving internal and external audits.
In 2012, the Audit Committee has reviewed the Group’s financial statements, performed control duties over the work programs and regularly attended meeting with the Board of Directors. Each minutes of meeting of the Audit Committee is reported to the Board of Commissioners, including the opinions and recommendations in the event that there is things need to get BOC’s attention.
To ensure compliance with internal and external rules, the Audit Committee also attended the final meeting with internal or external auditors.
Based on the aforementioned review:
• The Committee did not find any material findings that need to be reported in the 2012 Annual Report.
• Based on the suggestions from external auditor, the Company has implemented the application of statement and interpretations of Financial Accounting Standards that was revised (PSAK revised and ISAK).
Jakarta, Maret / March 2013Komite Audit / Audit Committee
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Suhanda Wiraatmadja Ketua
Chairman
44 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Laporan Tahunan ini telah disetujui dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk pada bulan Maret 2013.
This Annual Report have been approved and signed by the Board of Commissioners and Directors of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk in March 2013
Dewan Komisaris - Board of CommissionersPT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
Tjan Soen EngKomisaris Utama
President Commissioner
Suhanda WiraatmadjaKomisaris Independen
Independent Commissioner
Tjhin Leeris HarniKomisaris
Commissioner
Yanto Jayadi WibisonoKomisaris
Commissioner
Dewan Direksi - Board of DirectorsPT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
Kusuwandi TaminDirektur Utama
President Director
Teh Kian KunDirekturDirector
Susanna KusnowoDirekturDirector
Iskonda Japiar BudhiDirekturDirector
45Moving Towards
Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Auditor Independen The Consolidated Financial Statements and Independent Auditor’s Report
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
and susidiaries for the years ended
31 Desember 2012 dan 2011December 31st, 2012 and 2011
Laporan KeuanganFinancial Report
46 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements
taken as a whole
D1/March 21, 2013 1 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta
1 Januari 2011/31 Desember 2010
(Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2012 and 2011, and
January 1, 2011/December 31, 2010
(Expressed in Thousands of Rupiah,Unless Otherwise Stated)
1 Jan 2011/
31 Des 2010/
ASET Catatan/ 2012 2011 Jan 1, 2011/ ASSETS
Dec 31, 2010
Note Rp Rp Rp
ASET LANCAR CURRENT ASSETS
Kas dan Setara Kas 3.d, 3.e, 3.n, 4, 33, 35 18,215,595 15,759,269 10,323,104 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 3.n, 5, 35 23,117,269 10,274,342 7,435,379 Available for Sale Investments
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 3.n, 6, 35 3,252,069 2,096,755 2,587,156 Trade Receivables-Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 3.n, 7, 35 210,760 653,974 1,650,860 Other Current Financial Assets
Persediaan 3.j, 8 20,520,370 14,163,757 12,486,986 Inventories
Pajak Dibayar di Muka 3.f, 18.c -- 131,984 4,419 Prepaid Taxes
Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka 3.l, 9 14,331,599 14,557,970 11,456,437 Current Portion of Prepaid Expenses
Aset Lancar Lainnya 10 1,656,971 1,522,110 2,472,850 Other Current Assets
Total Aset Lancar 81,304,633 59,160,161 48,417,191 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON CURRENT ASSETS
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 11 3,437,542 3,052,093 3,051,494 Other Non Current Financial Assets
Aset Tetap 3.k, 3.r, 12 110,599,515 64,793,193 53,372,833 Fixed Assets
Aset Takberwujud 3.m, 3.r 117,960 140,134 163,489 Intangible Assets
Biaya dibayar dimuka Jangka Panjang 3.l, 9 6,245,916 4,599,287 3,909,154 Long Term Prepaid Expenses
Aset Pajak Tangguhan 3,f, 18.b 237,706 167,749 94,749 Deferred Tax Assets
Aset Tidak Lancar Lainnya 13 1,933,722 1,520,170 -- Other Non Current Assets
Total Aset Tidak Lancar 122,572,361 74,272,626 60,591,719 Total Non Current Assets
TOTAL ASET 203,876,994 133,432,787 109,008,910 TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements
taken as a whole
D1/March 21, 2013 2 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(Lanjutan)
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta
1 Januari 2011 / 31 Desember 2010
(Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)
As of December 31, 2012 and 2011, and
January 1, 2010 / December 31, 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
1 Jan 2011/
31 Des 2010/
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan/ 2012 2011 Jan 1, 2011/ LIABILITIES AND EQUITY
Dec 31, 2010
Note Rp Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK CURRENT LIABILITIES
Utang Usaha-Pihak Ketiga 3.n, 15, 35 16,679,927 16,316,777 16,548,180 Trade Payables-Third Parties
Beban Akrual 3.n, 17, 35 6,589,114 5,611,929 6,998,903 Accrued Expenses
Utang Pajak 3.f, 18.d 12,597,080 10,994,919 8,493,741 Taxes Payable
Utang Bank Jangka Pendek 3.e, 3.n, 14, 33, 35 5,163,361 4,711,067 4,907,005 Short Term Bank Loans
Bagian Lancar atas Utang Bank Current Portion of Bank Loans
dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang 3.e, 3.n, 19, 33, 35 9,373,429 8,161,200 8,991,000 and Long Term Financial Institutions
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 3.n, 16, 35 4,771,392 4,030,644 1,981,805 Other Financial Current Liabilites
Total Liabilitas Jangka Pendek 55,174,303 49,826,536 47,920,634 Total Current Liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG NON CURRENT LIABILITIES
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Bank Loans and Long Term
Jangka Panjang 3.e, 3.n, 19, 33, 35 19,642,857 5,440,800 13,486,500 Financial Institutions
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 3.o, 20 5,059,920 4,106,618 3,814,930 Long Term Employee Benefits Liabilities
Liabilitas Pajak Tangguhan 3.f, 18.b 5,161,697 3,697,049 2,420,882 Deferred Tax Liabilities
Liabilitas Tidak Lancar Lainnya -- 149,955 128,175 Other Non Current Liabilities
Total Liabilitas Jangka Panjang 29,864,474 13,394,422 19,850,487 Total Non Current Liabilities
TOTAL LIABILITAS 85,038,777 63,220,958 67,771,121 TOTAL LIABILITIES
EKUITAS EQUITY
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada: Equity Attributable to:
Pemilik Entitas Induk Owners of the Parent Entity
Modal Saham - nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) per Saham Share Capital - Rp 500 (Full amount) Par Value per Share
Modal Dasar - 883.232.000 saham Authorized Capital - 883,232,000 shares
Modal ditempatkan dan disetor penuh Issued and Paid-Up Capital
220.808.000 saham 22 110,404,000 110,404,000 110,404,000 220,808,000 shares
Tambahan Modal Disetor 23 5,900,000 5,900,000 5,900,000 Additional Paid-In Capital
Saldo Rugi Accumulated Losses
Telah ditentukan penggunaannya 24 75,968 75,968 75,968 Appropriated
Belum ditentukan penggunaannya (24,676,214) (59,047,991) (84,959,796) Unappropriated
Pendapatan Komprehensif Lainnya 3.n, 5, 35 20,680,882 7,837,955 4,998,992 Other Comprehensive Income
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Equity Attributable to
Pemilik Entitas Induk 112,384,636 65,169,932 36,419,164 Owners of the Parent Entity
Kepentingan Non Pengendali 21 6,453,581 5,041,897 4,818,625 Non Controlling Interests
TOTAL EKUITAS-BERSIH 118,838,217 70,211,829 41,237,789 TOTAL EQUITY-NET
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 203,876,994 133,432,787 109,008,910 TOTAL LIABILITIES AND EQUITYSTOCKHOLDERS' EQUITY
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements
taken as a whole
D1/March 21, 2013 3 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF
COMPREHENSIVE INCOME
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Catatan/ 2012 2011
Note Rp Rp
PENDAPATAN USAHA-BERSIH 3.g, 3.h, 3.i, 25 353,780,408 292,477,518 OPERATING REVENUES-NET
BEBAN POKOK PENJUALAN 3.g, 26 (119,305,413) (99,993,010) COST OF GOODS SOLD
LABA BRUTO 234,474,995 192,484,508 GROSS PROFIT
Pendapatan Lainnya 29 2,485,921 758,772 Other Income
Beban Penjualan 3.g, 27 (162,288,015) (133,943,833) Selling Expenses
Beban Umum dan Administrasi 3.g, 28 (23,886,032) (21,275,767) General and Administrative Expenses
Beban Lainnya 3.k, 3.n, 12 (1,486,308) (1,125,536) Other Expenses
LABA USAHA 49,300,561 36,898,144 OPERATING INCOME
Biaya Keuangan (1,878,288) (1,021,522) Finance Costs
Penghasilan Keuangan 336,656 159,983 Finance Income
LABA SEBELUM PAJAK 47,758,929 36,036,605 INCOME BEFORE TAX
Beban Pajak 3.f, 18.a (11,975,468) (8,921,528) Income Tax Expenses
LABA TAHUN BERJALAN 35,783,461 27,115,077 INCOME FOR THE YEAR
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Unrealized Gain on
yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual 12,842,927 2,838,963 Financial Asset Classified as Available For Sale
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
TAHUN BERJALAN 48,626,388 29,954,040 FOR THE YEAR
LABA TAHUN BERJALAN YANG INCOME FOR THE YEAR
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 34,371,777 25,911,805 Owner of the Parent Company
Kepentingan Non Pengendali 21 1,411,684 1,203,272 Non Controlling Interest
35,783,461 27,115,077
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: ATTRIBUTABLE TO:
Pemilik Entitas Induk 47,214,704 28,750,768 Owner of the Parent Company
Kepentingan Non Pengendali 1,411,684 1,203,272 Non Controlling Interest
48,626,388 29,954,040
LABA PER SAHAM 3.p, 31 EARNINGS PER SHARE
Dasar, laba tahun berjalan yang diatribusikan 155.66 117.35 Basic, profit for the year attributable to
kepada pemegang saham biasa entitas induk shareholders of common shares of the parent entity
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The aaccompanying notes to the consolidated financial statements form an intergral part of these consolidated financial statements taken as a whole
D1/March 21, 2013 4 paraf
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
For the Years Ended December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Modal Tambahan Modal Kepentingan Total Ekuitas/
Saham/ Disetor/ Yang Telah Yang Belum Non Total
Share Capital Additional Ditentukan Ditentukan Pengendali/ Equity
Paid In Penggunaannya/ Penggunaannya/ Non
Capital Appropriated Unappropriated Controlling
Interest
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 110,404,000 5,900,000 75,968 (84,959,796) 4,998,992 36,419,164 4,818,625 41,237,789 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2010`
Dividen Kas -- -- -- -- -- -- (980,000) (980,000) Cash Dividend
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 25,911,805 2,838,963 28,750,768 1,203,272 29,954,040 Total Comprehensive Income for the Year
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 110,404,000 5,900,000 75,968 (59,047,991) 7,837,955 65,169,932 5,041,897 70,211,829 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011`
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan -- -- -- 34,371,777 12,842,927 47,214,704 1,411,684 48,626,388 Total Comprehensive Income for the Year
SALDO PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 110,404,000 5,900,000 75,968 (24,676,214) 20,680,882 112,384,636 6,453,581 118,838,217 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012`
Ekuitas yang Dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk/
Equity Attributable to Owners of the Parent Entity
Saldo Laba/ Retained Earnings
Pendapatan
Komprehensif Lainnya-
Aset Tersedia untuk
Dijual/Other
Comprehensive Income-
Asset Available for Sale
Jumlah / Total
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
The aaccompanying notes to the consolidated financial statement form an intergral part of these consolidated financial statements
taken as a whole
D1/March 21, 2013 5 paraf:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir Pada Tanggal
31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan, Rupiah
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Catatan/ 2012 2011
Note Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING
OPERASI ACTIVITIES
Penerimaan Kas dari Pelanggan 352,625,094 292,457,014 Collection from Customers
Pembayaran Pajak Penghasilan (10,442,344) (5,535,317) Cash Paid for Income Tax
Pembayaran kepada Karyawan (78,845,326) (60,768,416) Payments for Employess
Pembayaran kepada Pemasok dan Payment to Suppliers and
Pihak Ketiga (224,212,321) (189,862,593) Third Parties
Arus Kas Bersih Diperoleh Net Cash Flows Provided by
dari Aktivitas Operasi 39,125,103 36,290,688 Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING
INVESTASI ACTIVITIES
Deposito Berjangka Time Deposit
Penempatan (500,000) (500,000) Placement
Pencairan 5,500,000 1,500,000 Proceeds
Penerimaan Penjualan Aset Tetap 12 2,335,189 296,877 Proceeds from Sale of Fixed Assets
Pembelian Aset Tetap (58,069,525) (21,400,894) Purchases of Fixed Assets
Penerimaan Dividen 344,731 337,972 Dividends Received
Pembayaran Dividen oleh Perusahaan Dividend Payment by Subsidiaries
Anak kepada Pemegang Saham Minoritas -- (980,000) to Minority Shareholders
Arus Kas Bersih Digunakan Net Cash Flows Used In
untuk Aktivitas Investasi (50,389,605) (20,746,045) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING
PENDANAAN ACTIVITIES
Penerimaan Utang Jangka Panjang Baru 19 25,000,000 -- Receipt of New Long-Term Loan
Utang Bank (Rekening Koran) Bank Loan (Overdraft Facilities)
Penerimaan 5,163,361 4,711,067 Proceeds
Pembayaran (4,711,067) (4,907,005) Payment
Fasilitas Time Loan Revolving Time Loan Revolving Facility
Penerimaan 2,500,000 -- Proceeds
Pembayaran (2,500,000) -- Payment
Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang (10,170,714) (8,817,500) Payments of Long-Term Loans
Pembayaran Biaya Keuangan (1,559,952) (1,094,918) Payment of Financial Costs
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Net Cash Flows Provided by (Used In)
Aktivitas Pendanaan 13,721,628 (10,108,356) Financing Activities
KENAIKAN BERSIH NET INCREASE IN
KAS DAN SETARA KAS 2,457,126 5,436,287 CASH AND CASH EQUIVALENTS
DAMPAK SELISIH KURS PADA EFFECTS OF FOREIGN EXCHANGE
KAS DAN DIFFERENCE ON CASH AND
SETARA KAS (800) (122) CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS
AWAL TAHUN 15,759,269 10,323,104 AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS
AKHIR TAHUN 4 18,215,595 15,759,269 AT END OF YEAR
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 6 paraf:
1. Umum 1. General
1.a. Pendirian Perusahaan 1.a. The Company’s Establishment
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“Perusahaan”), semula bernama PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Arikanti Natakusumah, S.H., No. 84 tanggal 13 Desember 1983. Akta Pendirian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-2169-HT.01.01.TH.84 tanggal 10 April 1984 dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor pendaftaran 1218/1984 tanggal 4 Mei 1984.
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (“the Company”) formerly known as PT Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk was established under on Notarial Deed of Arikanti Natakusumah, S.H., No.84 dated December 13, 1983. The Articles of Association was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decree No.C2-2169-HT.01.01.TH.84 dated April 10, 1984 and registered at the State Court of Central Jakarta under registration No.1218/1984 dated May 4, 1984.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pemegang Saham No. 79 tanggal 13 Agustus 2008, dari notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai susunan dewan komisaris dan dewan direksi Perusahaan. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sismin Bakum) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-79006.AH.01.02 .Tahun 2008, tanggal 28 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 30 Januari 2009 No. 9, Tambahan No. 2690.
The Company’s Articles of Association has been amended several times, the latest of which was based on Notarial Deed No. 79 dated August 13, 2008 of The General Meeting of Shareholders from Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., a Notary in Jakarta, concerning the changes of the composition of th Board of Directors and Commissioners. The deed had been received and recorded on Legal Entity Administrative System Database (Sismin Bakum) of the Directorate General of Legal Administration of Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No.AHU-79006.AH.01.02. Tahun 2008 dated October 28, 2008 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 9 Supplement No. 2690 dated January 30, 2009.
Aktivitas utama Perusahaan saat ini adalah usaha penyediaan makanan dan minuman dengan menggunakan merek dagang “California Fried Chicken” yang disingkat CFC, Sapo Oriental dan Cal Donat. Semua merek dagang tersebut telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek Dagang, masing-masing dengan nomor pendaftaran No. 362925, No. 382249, dan No. 412199 pada tanggal 26 Juni 1996, 15 Agustus 1997, dan 21 Juni 1996. Pada tahun 2009 semua merk dagang telah diperpanjang masing-masing dengan nomor pendaftaran No. IDM 000177144, No. IDM 000164976 dan No. IDM 000164977 pada tanggal 2 Juni 2009, 16 April 2009 dan 16 April 2009. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1984.
The Company’s main activity is engaged in restaurant business using the trademark of “California Fried Chicken” abbreviated as CFC, Sapo Oriental and Cal Donat. All trademarks had been registered at the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia, Directorate General of Copyright, Patent and Trademark with registration number No. 362925, No. 382249 and No. 412199 dated June 26, 1996, August 15, 1997, and June 21, 1996, respectively. In 2009 all trademarks was extended with registration number No. IDM 000177144, No. IDM 000164976 and No. IDM 000164977 on June 2, 2009, April 16, 2009 and, April 16, 2009. The Company’s commercial operation started in 1984.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Jaya lantai 6, Jl. M.H. Thamrin No. 12 Jakarta Pusat. Jumlah gerai yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan gerai waralaba yang tersebar di seluruh Indonesia sebanyak 274 gerai dan 244 gerai masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The Company’s head office is located at Jaya Building, 6th floor, Jl. M.H. Thamrin No. 12, Central Jakarta. The total Company’s and subsidiaries and franchisee’s outlets throughout Indonesia totalled 274 and 244 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 7 paraf:
1.b. Penawaran Umum Saham Perusahaan 1.b. The Company’s Public Offerings of Shares Penawaran umum perdana efek Perusahaan terdiri dari 9.000.000 saham kepada masyarakat dan telah dinyatakan efektif sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. S-520/PM/1994 tanggal 29 Maret 1994, dan selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 30 Mei 1994.
The Company’s initial public offering was consist of 9,000,000 shares to public and was declared effective by the Chairman of Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) decree No. S-520/PM/1994, dated March 29, 1994, and subsequently, listed at the Jakarta and Stock Exchange on May 30, 1994.
1.c. Struktur Entitas Anak
1.c. Subsidiaries’ Structure
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak
langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai
berikut:
The Company has ownership interest of more than 50%,
directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile
Aktivitas Utama/
Main Activities
Persentase Kepemilikan/ Percentage
of Ownership
Tahun Operasi Komersial/ Years of Commercial
Operation
Jumlah Aset/ Total Assets
2012 2011 % Rp Rp PT Putra Asia Perdana Indah Bandung Restoran Ayam Goreng/
Fried Chicken Restaurant 51 Januari 1985/
January 1985 18,310,739 14,320,121
PT Mitra Hero Pioneerindo Jakarta Restoran Ayam Goreng/ Fried Chicken Restaurant
51 April 1990/ April 1990
778,064 969,856
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini Perusahaan dan
entitas anak secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”.
Perusahaan tidak memiliki entitas induk pengendali karena
tidak terdapat pemegang saham yang memiliki porsi
kepemilikan efektif atau hak suara di atas 50%.
In these consolidated financial statements, the Company
and its subsidiary are collectively referred as (“the Group”).
The Company does not have a controlling parent entity
since there are no stockholders that has effective
ownership or voting rights above 50%.
1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit,
Sekretaris Perusahaan dan Karyawan 1.d. Board of Commissioners Board of Directors, Audit
Committee, Corporate Secretary and Employees
Berdasarkan akta Notaris No. 93 tanggal 11 Mei 2012, yang
dibuat dihadapan Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono,
S.H., mengenai perubahan susunan Komisaris dan Direksi.
Susunan pengurus Perusahaan pada 31 Desember 2012
dan 2011, adalah sebagai berikut:
Based on Notarial Deed No. 93 dated May 11, 2012 of
notary Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., regarding
changes in the composition of Board of Commissioners
and Directors. The Composition of the Company’s Key
Management as of December 31, 2012 and 2011 are as
follow:
2012 2011
Komisaris: Commissioners:
Komisaris Utama Tjan Soen Eng Tjan Soen Eng President Commissioner
Komisaris Independen Suhanda Wiraatmadja Suhanda Wiraatmadja Independent Commissioner
Komisaris Tjhin Leeris Harni Tjhin Leeris Harni Commissioner
Komisaris Yanto Jayadi Wibisono -- Commissioner
Direktur: Directors:
Direktur Utama Kusuwandi Tamin Kusuwandi Tamin President Director
Direktur Teh Kian Kun Teh Kian Kun Director
Direktur Susanna Kusnowo Susanna Kusnowo Director
Direktur Iskonda Japiar Budhi Iskonda Japiar Budhi Director
Komite Audit: Audit Committee:
Ketua Suhanda Wiraatmadja Suhanda Wiraatmadja Chairman
Anggota Teddy Sujana Teddy Sujana Member
Anggota Herlani Sunardi Irawan Kurniadi Member
Audit Internal Simon Situmorang Simon Situmorang Internal Audit
Sekretaris Perusahaan Kusuwandi Tamin Kusuwandi Tamin Corporate Secretary
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 8 paraf:
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah karyawan tetap Grup masing-masing sebanyak 2.723 dan 2.133 orang (tidak diaudit).
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has 2,723 and 2,133 permanent employees, respectively (unaudited).
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi 2. Adoption of Revised Statements of
Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi Accounting Standards and Interpretation to
(PSAK dan ISAK Revisi) Statements of Financial Accounting Standards
(Revised SFAS and IFAS)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia adalah
Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
– IAI) serta peraturan regulator pasar modal, yaitu Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) (atau dahulu disebut Bapepam-LK), untuk
entitas yang berada di bawah pengawasannya. Berikut SAK
baru yang diterapkan dalam Grup beserta dampaknya, yaitu:
Indonesian Financial Accounting Standards (SAK) are
Standards and Interpretations issued by the Financial
Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of
Accountants (DSAK-IAI) and the regulation of capital market
regulator, that is the Indonesia Financial Services Authority
(OJK) (or formerly called Bapepam-LK), for the entity under
its supervision. The following new SAK applied in the Group
along with its impact, which is:
2.a. Peraturan Regulator Pasar Modal
Ketua Bapepam-LK telah menerbitkan Surat Keputusan
No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012, mengenai
ketentuan Penyajian dan Pengungkapan Laporan
Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana
diatur dalam Peraturan No. VIII.G.7 yang berlaku untuk
laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah
tanggal 31 Desember 2012. Berdasarkan keputusan ini,
maka keputusan Ketua Bapepam-LK No.
KEP-554/BL/2010 dan No. KEP-06/PM/2000, serta
Surat Edaran Ketua Bapepam-LK No. SE-03/BL/2011,
No. SE-02/PM/2002 dan SE-02/BL/2008 telah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Desember 2012.
Dalam rangka implementasi ketentuan ini, Grup telah
melakukan penyesuaian nama-nama pos laporan
keuangan, pengelompokan pos-pos laporan keuangan
dalam komponen utama yang sama serta penyesuaian
dan reklasifikasi terhadap pengungkapan dan penyajian
dalam laporan keuangan.
2.a. Regulation of Capital Market Regulator
The Chairman of Bapepam-LK has issued the Decree
No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012, regarding
the Presentation and Disclosure of the Financial
Statements of the Issuers and the Public Companies
as set forth in the Regulation No. VIII.G.7 are effective
for financial statements which ends on or after
December 31, 2012. According to this decree, the
previous decree of the Chairman of Bapepam-LK. No.
KEP-554/BL/2010 and KEP-06/PM/2000, and Circular
of Chairman of Bapepam-LK No. SE-03/BL/2011, SE-
02/PM/2002 and SE-02/BL/2008 are revoked and
declared not applicable since December 31, 2012.
In order to implement this regulation, the Group has
adjusted the names of the financial statement items,
grouping items in the financial statements of the same
main components as well as adjustments and
reclassification to the disclosure and presentation of
the financial statements.
2.b. Standar dan Interpretasi yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan
Berikut ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Interpretasi Standarr Akuntansi
Keuangan (ISAK) dan Pernyataan Pencabutan Standar
Akuntansi Keuangan (PPSAK) yang telah diterbitkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) untuk diterapkan
pada tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2012:
2.b. Standards and Interpretations Effective in the Current Year
The following are the Statement of Financial
Accounting Standards (PSAK), Interpretation of
Financial Accounting Standards (ISAK) and
Revocation of Financial Accounting Standards
(PPSAK) that have been issued by the Indonesian
Institute of Accountants (DSAK-IAI) effective on or
after January 1, 2012:
PSAK No. 10 (Revisi 2010): “Pengaruh Perubahan
Kurs Valuta Asing”
PSAK No. 13 (Revisi 2011): “Properti Investasi”
PSAK No. 16 (Revisi 2011): “Aset Tetap”
SFAS No. 10 (Revised 2010): “The Effects of
Changes in Foreign Exchange Rates”
SFAS No. 13 (Revised 2011): “Investment
Property”
SFAS No. 16 (Revised 2011): “Fixed Assets”
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 9 paraf:
PSAK No. 18 (Revisi 2010): “Akuntansi dan
Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”
PSAK No. 24 (Revisi 2010): “Imbalan Kerja”
PSAK No. 26 (Revisi 2011): “Biaya Pinjaman”
PSAK No. 28 (Revisi 2012): “Akuntansi Kontrak
Asuransi Kerugian”
PSAK No. 30 (Revisi 2011): “Sewa”
PSAK No. 33 (Revisi 2010): “Aktivitas Pengupasan
Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada Pertambangan Umum”
PSAK No. 34 (Revisi 2010): “Kontrak Konstruksi”
PSAK No. 36 (Revisi 2012): “Akuntansi Kontrak
Asuransi Jiwa”
PSAK No. 45 (Revisi 2010): “Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba”
PSAK No. 46 (Revisi 2010): “Pajak Penghasilan”
PSAK No. 50 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan:
Penyajian”
PSAK No. 53 (Revisi 2010): “Pembayaran Berbasis
Saham”
PSAK No.55: (Revisi 2011): “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”
PSAK No.56 (Revisi 2010): “Laba per Saham”
PSAK No. 60: “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
PSAK No. 61: “Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah”
PSAK No. 62: “Kontrak Asuransi”
PSAK No. 63: “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi”
PSAK No. 64: “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada
Pertambangan Sumber Daya Mineral”
ISAK No. 13: “Lindung Nilai Investasi Neto dalam
Kegiatan Usaha Luar Negeri”
ISAK No. 15: “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan
Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya”
ISAK No. 16: “Perjanjian Konsesi Jasa”
ISAK No. 18: “Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi
Spesifik dengan Aktivitas Operasi”
ISAK No. 19: “Penerapan Pendekatan Penyajian
Kembali dalam PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi”
ISAK No. 20: “Pajak Penghasilan - Perubahan Status
Pajak Entitas atau Pemegang Saham Entitas”
ISAK No. 22: “Perjanjian Konsesi Jasa:
Pengungkapan”
ISAK No. 23: “Sewa Operasi – Insentif”
ISAK No. 24: “Evaluasi Substansi Beberapa
Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”
ISAK No. 25: “Hak Atas Tanah”
SFAS No. 18 (Revised 2010): “Accounting and
Reporting by Retirement Benefit Plans”
SFAS No. 24 (Revised 2010): “Employee
Benefits”
SFAS No. 26 (Revised 2011): “Borrowing Costs”
SFAS No. 28 (Revised 2012): “Accounting for
Losses on Insurance Contract”
SFAS No. 30 (Revised 2011): “Leases”
SFAS No. 33 (Revised 2010): “Stripping Activities
and Environmental Management in General
Mining”
SFAS No. 34 (Revised 2011): “Contruction
Contracts”
SFAS No. 36 (Revised 2012): “Accounting for
Life Insurance”
SFAS No. 45 (Revised 2011): “Financial
Reporting for Non-Profit Entity”
SFAS No. 46 (Revised 2010): “Income Taxes”
SFAS No. 50 (Revised 2010): “Financial
Instruments: Presentation”
SFAS No. 53 (Revised 2010): “Share-based
Payment”
SFAS No. 55 (Revised 2011): “Financial
Instruments: Recognition and Measurement”
SFAS No. 56 (Revised 2010): “Earnings Per
Share”
SFAS 60: “Financial Instruments: Disclosures”
SFAS No. 61: “Accounting for Government
Grants and Disclosure of Government
Assistance”
SFAS No. 62: “Insurance Contract”
SFAS No. 63: “Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies”
SFAS No. 64: “Exploration and Evaluation
Activities in the Mining and Mineral Resources”
IFAS No. 13: “Hedges of Net Investment in a
Foreign Operation”
IFAS No. 15: “SFAS No. 24 - The Limit on a
Defined Benefit Asset, Minimum Funding
Requirements and their Interaction”
IFAS No. 16: “Service Concession Arrangements”
IFAS No. 18: “Government Assistance - No
Specific Relation to Operating Activities”
IFAS No. 19: “Applying the Restatement
Approach under SFAS No. 63: Financial
Reporting in Hyperinflationary Economies”
IFAS No. 20: “Income Taxes-Change in the Tax
Status of an Entity or its Stockholders”
IFAS No. 22: “Service Concession Arrangements:
Disclosure”
IFAS No. 23: “Operating Leases – Incentives”
IFAS No. 24: “Evaluating the Substance of
Transactions in the Legal Form of a Lease”
IFAS No. 25: “Landrights”
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 10 paraf:
ISAK No. 26: “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
PPSAK No. 7: “Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi
Aktivitas Pengembangan Real Estat Paragraf 47- 48
dan 56 – 61”
PPSAK No. 8: “Pencabutan PSAK No. 27: Akuntansi
Perkoperasian”
PPSAK No. 9: “Pencabutan ISAK No. 5: Interpretasi
atas Paragraf 14 PSAK No. 50 (1998) tentang
Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek
dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual”
PPSAK No. 11: “Pencabutan PSAK No. 39 Akuntansi
Kerja Sama Operasi”
IFAS No. 26: “Reassessment of Embedded
Derivatives”
PPSAK No. 7: “Revocation of PSAK No. 44:
Accounting for Real Estate Development Activity
paragraph 47-48 and 56-61”
PPSAK No. 8: “Revocation of PSAK No. 27:
Accounting for Cooperatives”
PPSAK No. 9: “Revocation ISAK No. 5:
Interpretation of Paragraph 14 on PSAK No. 50
(1998) regarding the Reporting of Fair Value
Changes in Equity Investment – Available-for-
Sale”
PPSAK No. 11: “Revocation of PSAK No. 39:
Accounting for Joint Ventures”
Perubahan standar akuntansi di atas yang relevan atau
memiliki dampak terhadap laporan keuangan
konsolidasian Grup, antara lain:
The changes of the above new standards which are
relevant or have effect to the Group’s consolidated
financial statements, as follows:
PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”
Standar ini memberikan panduan dalam perhitungan
dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 yang
baru memberikan opsi tambahan dalam pengakuan
keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja di
mana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui
seluruhnya melalui pendapatan komprehensif
lainnya.
Grup telah memilih untuk tetap menggunakan
pendekatan koridor dalam pengakuan keuntungan/
kerugian aktuarial.
Standar yang direvisi juga mensyaratkan
pengungkapan baru tambahan. Pengungkapan yang
disyaratkan tersebut telah diungkapkan dalam
Catatan 20 yang telah disusun sesuai dengan
standar.
SFAS No. 24 (Revised 2010) “Employee Benefits”
The standard provides guidance for calculation and
disclosure for employee benefits. The revised SFAS
No. 24 and another option for recognition of actuarial
gain/loss post employment benefits which is full
recognition through other comprehensive income.
The Group has determined to continue to use the
corridor approach in the recognition of actuarial
gains/losses.
The revised standard also introduces additional new
disclosures. The new disclosure requirements as
disclosed in Note 20 have been in accordance with
the standard.
PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
Standar ini mensyaratkan pengungkapan dalam
laporan keuangan yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen
keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan; dan
sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen
keuangan yang mana entitas terekspos selama
periode dan akhir periode pelaporan, dan bagaimana
entitas mengelola risiko tersebut.
Pengungkapan tambahan sehubungan dengan PSAK
No. 60 telah diungkapkan pada Catatan 35 atas
laporan keuangan konsolidasian.
SFAS No. 60 “Financial Instrument: Disclosures”
The standard requires disclosures to consolidated
financial statements that enable users to evaluate
the significance financial instruments for financial
position and performance; and the nature and extent
of risks arising from financial instruments to which
the entity is exposed during the period and at the
end of the reporting period, and how the entity
manages those risks.
Additional disclosures related to SFAS No. 60 is
disclosed in Note 35 to the consolidated financial
statements.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 11 paraf:
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting 3. Summary of Significant Accounting Policies
3.a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan” dan Keputusaan No. KEP-
347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan emiten atau perusahaan publik.
3.a. Compliance to the Financial Accounting Standards (FAS)
The Group’s consolidated financial statements has been
prepared in accordance with Indonesian Financial
Accounting Standards which include the Statements of
Financial Accounting Standards (SFAS) and
Interpretation of Financial Accounting Standards (IFAS)
issued by the Financial Accounting Standards Board -
Indonesian Institute of Accountants (FASB-IIA) and
Regulations from Capital Market and Supervisory Board
and Financial Institution (Bapepam-LK) No. VIII.G.7
regarding the “Preparation of Financial Statements” and
Decree No. KEP-347/BL/2012 regarding presentation
and disclosure of financial statements the issuer or public
company.
3.b.Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan
asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual,
kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan
dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya
perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi masing-masing akun tersebut.
3.b. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements
The consolidated financial statements have been
prepared based on the going concern assumption and
accrual basis, except for the consolidated statements of
cash flows which used the cash basis. The basis of
measurement in preparation of these consolidated
financial statements is the historical costs concept,
except for certain accounts which have been prepared on
the basis of other measurements as described in their
respective accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode
langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus
kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared
using the direct method by classifying cash flows into
operating, investing and financing activities.
Mata uang fungsional Grup adalah Rupiah. Transaksi
dicatat menggunakan mata uang fungsional.
The functional currency of the Group is Rupiah.
Transactions are recorded using the functional currency.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
The reporting currency used in the preparation of the
consolidated financial statements is Rupiah.
3.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan
keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan
secara langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari
50% seperti disebutkan pada Catatan 1.c.
3.c. Principles of Consolidation
The consolidated financial statements incorporate the
financial statements of the Company and entity in which
the Company has the ability to directly exercise control
with ownership percentage of more than 50%, as
described in Note 1.c.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki
setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika
terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai
perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan
operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
Control also exists when the parent entity owns half or
less of the voting power of an entity when there is:
a. power over more than half of the voting rights by
virtue of an agreement with other investors;
b. power to govern the financial and operating policies
of the entity under a statute or an agreement;
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 12 paraf:
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian
besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ
tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada
rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ
tersebut.
c. power to appoint or remove the majority of the
members of the board of directors or equivalent
governing body and control of the entity is by that
board or body; or
d. power to cast the majority of votes in the meetings
of the board of directors or equivalent governing
body and control of the entity is by that board or
body.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang
dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode
pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah
suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana
pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak
lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai
pengendalian efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara
perusahaan-perusahaan di dalam Grup yang material
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan
hasil usaha Grup sebagai satu kesatuan.
Kepentingan nonpengendali atas laba (rugi) tahun
berjalan dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar
proporsi pemegang saham minoritas atas laba (rugi)
tahun berjalan dan ekuitas entitas anak.
The existence and effect of potential voting rights that
can be implemented or converted on the date of the
reporting period should be considered when assessing
whether an entity has the power to govern financial and
operating policies of another entity.
The entities are consolidated from the date on which
effective control was transferred to the Company and are
no longer consolidated when the Company ceases to
have effective control.
The effects of all significant transactions and balances
between companies within the Group have been
eliminated in the consolidated financial statements to
reflect the financial position and results of operations of
the Group as one business entity.
Non controlling interest in the net income (loss) and
equity of subsidiary is stated as a proportion of the
minority shareholders on profit (loss) for the year and
equity of subsidiary.
3.d. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito yang jangka waktunya kurang
dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan dan tidak
dijadikan jaminan.
3.d. Cash Equivalents
Cash equivalents consist of time deposits with maturity
date of not more than 3 (three) months since their
placement and not pledged as collateral.
3.e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing 3.e. Foreign Currency Transactions and Balances
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan
dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.
Pada tanggal pelaporan, aset dan kewajiban moneter
dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
yang berlaku untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada
tanggal tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kurs yang
digunakan adalah:
Transactions involving foreign currencies are recorded at
the rates of exchange prevailing at the time the
transactions are made. At each reporting dates, monetary
assets and liabilities denominated in foreign currencies are
converted to reflect the rates of exchange prevailing at
Bank Indonesia at that date.
The prevailing exchange rate on December 31, 2012 and
2011 are as follows:
2012 Rp
2011 Rp
1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9,670 9,068 1 United States Dollar
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 13 paraf:
Keuntungan/kerugian yang timbul sebagai akibat dari
penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang
asing dicatat sebagai laba atau rugi tahun berjalan. Gain/loss resulting from conversion of monetary assets and liabilities in foreign currency are recorded as gain or loss in current year.
Gain/loss resulting from conversion of monetary assets
and liabilities in foreign currency are recorded as gain or
loss in current year.
3.f. Pajak Penghasilan
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset
dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui
sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas neraca.
Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku
atau yang secara subtansial telah berlaku.
3.f. Income Tax
All temporary differences between the tax bases of
assets and liabilities and their carrying value for financial
reporting purposes are recognized as deferred tax using
balance sheet liability method. Currently or substantially
enacted tax rates are used to determine deferred income
tax.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat
ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan.
Adjustments to tax obligations are recognized when the tax
decision letter is received or, if an appeal is filed, when the
decision of such appeal has been determined.
Pajak penghasilan kini dihitung dari laba kena pajak, yaitu
laba yang telah disesuaikan dengan peraturan pajak yang
berlaku.
Current income tax is determined based on taxable
income, which is computed using the prevailing tax rates.
Atas pendapatan yang terkena pajak final, tidak terdapat
perbedaan temporer antara pelaporan komersial dan
fiskal. Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang
berhubungan dengan pajak penghasilan final untuk
laporan komersial berbeda dengan nilai untuk pelaporan
fiskal, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset
dan liabilitas pajak tangguhan.
For revenues subject to final income tax, there is no
temporary difference between commercial and tax
reporting purposes. If the carrying value of assets and
liabilities related to the final income tax between
commercial and tax reporting is different, it is not
recognized as deferred tax assets or liabilities.
Saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini
dilakukan jika, dan hanya jika, entitas:
1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang
diakui; dan
2) bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto,
atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas
secara bersamaan.
Saling hapus atas aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak
tangguhan dilakukan jika, dan hanya jika, entitas:
1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
2) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan
terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh
otoritas pajak yang sama atas entitas kena pajak yang
sama.
Current tax assets dan current tax liabilites are offset if,
and only if, the entity:
1) has a legally enforceable right to set off the recognised
amount; and
2) intents to settle in net basis, or realizes and settles the
asset and liability simultaneously.
Deferred tax assets dan deferred tax liabilites are offset if,
and only if, the entity:
1) has a legally enforceable right to set off current tax
asset against current tax liability; and
2) the deferred tax asset and the deferred tax liability
relate to income taxes levied by the same tax authority
on the same taxable entity.
3.g. Pengakuan Pendapatan dari Penjualan dan Beban 3.g. Revenue from Sales and Expenses Recognition
Pendapatan dari penjualan diakui berdasarkan penerimaan
tunai dari cash register, sedangkan beban diakui pada saat
terjadinya (accrual basis).
Revenue from sales is recognized based on the cash
receipt from cash register, while expenses are recognized
when they are incurred (accrual basis).
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 14 paraf:
3.h. Pendapatan Royalti 3.h. Royalty Revenues Pendapatan royalti merupakan hasil yang diperhitungkan sebesar persentase tertentu dari penjualan kotor entitas waralaba yang memakai merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Pendapatan royalti dihitung dan diakui berdasarkan penjualan kotor bulanan entitas waralaba.
Royalty revenue represents income which is computed at certain percent of gross sales of franchisee using the Company’s trademark and logo of California Fried Chicken. Royalty revenue is computed and recognized based on the franchisee’s monthly gross sales.
3.i. Initial Fee 3.i. Initial Fee Initial fee merupakan pendapatan yang diterima Grup dengan entitas waralaba yang menggunakan merek dagang berikut logo California Fried Chicken milik Perusahaan. Besarnya Fee ini ditetapkan dalam perjanjian waralaba tergantung lokasi atau tempat usaha dimana Perusahaan waralaba tersebut didirikan. Pendapatan initial fee diakui pada saat penandatanganan perjanjian waralaba dan lisensi.
Initial fee represents revenue received by the Group with the franchisee of California Fried Chicken trademark and logo. The amount of the fee is defined in Franchise Agreement depends on the location or the place of franchise Company was established. The initial fee is recognized upon signing of the franchise and license agreement.
3.j. Persediaan 3.j. Inventories Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode first-in first-out (FIFO) yang meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang.
Inventories are carried at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined using the first-in first-out method which includes expenditures incurred in acquiring the inventories and bringing them to their present location and condition.
Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut.
Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.
3.k. Aset Tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan PSAK
No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap”. Penerapan PSAK yang
direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan.
Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2011), Grup telah memilih
metode biaya untuk pengukuran aset tetapnya.
3.k. Fixed Assets
Effective on January 1, 2012, the Group has applied SFAS
No. 16 (Revised 2011) “Fixed Assets”. The adoption of this
revised SFAS has no significant impact on the related
disclosures in the financial statements. In accordance with
SFAS No. 16 (Revised 2011), the Group have choosen the
cost model for the measurement of its fixed assets.
Aset tetap, setelah pengakuan awal, dinyatakan berdasarkan
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai. Penyusutan aset tetap dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap
yang bersangkutan. Taksiran masa manfaat ekonomis untuk
masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut:
Fixed assets, after initial recognition, are stated at cost
less accumulated depreciation and impairment losses.
Depreciation is computed using the straight-line method
based on the estimated useful lives of the assets as
follows:
Tahun/Years
Bangunan 20 Building
Furniture 10 Furniture
Mesin 10 Machineriess
Peralatan Restoran 2 dan/and 10 Store Equipments
Kendaraan Bermotor 5 Motor Vehicles
Renovasi Bangunan Sewa
10 Renovation of Rented Building
Tanah tidak disusutkan
Land is not depreciated
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 15 paraf:
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak
disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal
diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya
tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan
pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud
dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah.
Biaya-biaya setelah perolehan awal dimasukkan di dalam
nilai tercatat aset dan diakui secara terpisah, hanya jika
terdapat kemungkinan besar biaya yang dikapitalisasi
tersebut akan memberikan manfaat ekonomis bagi Grup
dan dapat diukur secara andal. Nilai tercatat dari komponen
yang diganti dihentikan pengakuannya.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan langsung ke
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian saat
terjadinya biaya-biaya tersebut.
Grup melakukan evaluasi atas penurunan nilai aset tetap
apabila terdapat peristiwa atau keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tetap tersebut
kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Bila nilai tercatat suatu
aset melebihi estimasi jumlah terpulihkan, nilai aset tersebut
diturunkan menjadi sebesar estimasi jumlah terpulihkan,
yang ditentukan berdasarkan nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai.
Land is stated at cost and is not depreciated. Initial legal
costs incurred to obtain legal rights are recognized as part
of the the acquisition cost of the land, and these cost are not
depreciated. Cost related to renewal of landrights are
recognized as intangible assets and amortized over the
period of the landrights.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying
amount and recognized as a separate asset, only when it is
probable that future economic benefits associated with the
item will flow to the Group and the cost of the item can be
measured reliably. The carrying amount of replaced parts is
derecognized.
The cost of maintenance and repairs is charged to
consolidated statements of comprehensive income as
incurred.
The Group evaluates its fixed assets for impairment
whenever events and circumstances indicate that the
carrying amount of the assets may not be recoverable.
When the carrying amount of an asset exceeds its
estimated recoverable amount, the asset is written down to
its estimated recoverable amount, which is determined
based upon higher of fair value less cost to sell and value in
use.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual,
nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut
dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan
keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan
dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun
yang bersangkutan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their
costs and the related accumulated depreciation are
removed from the accounts and any resulting gain or loss is
reflected in the current consolidated statements of
comprehensive income.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode
penyusutan di review setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektip.
The estimated usefull lives, residual values and depreciation
method are reviewed at each year end, with the effect of
any changes in estimated accounted for on a prospective
basis.
3.l. Biaya Dibayar di Muka 3.l. Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka akan diamortisasi dalam jangka
waktu tertentu dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method).
Prepaid expenses is amortized over the periods benefited
using straight-line method.
3.m. Aset Takberwujud 3.m. Intangible Asset Aset takberwujud merupakan hak paten atas merek dagang, disajikan sebesar nilai tercatat, yaitu biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Aset takberwujud diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya 5 (lima) tahun.
Intangible asset represents patent of trademark which is carried at carrying amount which is acquisition cost less accumulated amortization. Intangible assets is amortized using the straight-line method based on the estimated useful life of 5 (five) years.
3.n. Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam
kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi; (ii) pinjaman yang diberikan dan
3.n. Financial Instruments Financial Assets
The Group classifies its financial assets in the following
categories (i) financial assets at fair value through profit or
loss; (ii) loans and receivables; (iii) held-to-maturity
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 16 paraf:
piutang; (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset
keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi
aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi adalah aset keuangan yang
ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika
diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti
mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek
yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset
diperdagangkan, kecuali telah ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, Grup tidak
memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
diakui pada nilai wajarnya. Biaya transaksi
sehubungan dengan perolehannya diakui pada
laporan laba rugi tahun berjalan. Kenaikan atau
penurunan nilai wajar selanjutnya diakui pada
laporan laba rugi.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di
pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman
yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur
pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif.
Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman
yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara
kas, piutang usaha pihak ketiga dan aset keuangan
lancar lainnya.
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah
aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi
positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a. Investasi yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
investments; and (iv) available-for-sale financial assets.
This classification depends on the Group’s purpose of
financial assets’ acquisition. The management recognizes
financial assets’ classification upon initial acquisition.
(i) Financial Assets At Fair Value Through Profit or Loss (FVTPL)
Financial assets which recognized at FVTPL are
financial assets for trading. Assets are classified in
this category when they are held principally for the
purpose of selling or repurchasing in the near term
and there is evidence of a recent actual pattern of
short-term profit taking. Derivatives are classified as
trading assets, except when designated and effective
as hedging instruments.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has
no financial assets at fair value through profit or loss.
At initial recognition, financial assets measured at
FVTPL are measured at fair value. Transaction costs
related to the acquistion are recognized in the current
year profit or loss. Subsequent increase or decrease
in fair value is recognized in profit or loss.
(ii) Loans and Receivables
Loans and receivables are non-derivative financial
assets with fixed or determinable payments that are
not quoted in an active market. At initial recognition,
loans and receivables are recognized at fair value
plus transaction costs and subsequently measured at
amortized cost using the effective interest rate
method.
The financial assets which classified as loans and
receivables are cash and cash equivalents, trade
receivables-third parties and other current financial
assets.
(iii) Held-to-Maturity (HTM) Investments
HTM investments are non-derivative financial assets
with fixed or determinable payments and fixed
maturity that Management has the positive intention
and ability to hold to maturity, other than:
a. Investments which from initial recognition, were
designated as financial assets measured at
FVTPL;
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 17 paraf:
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok
tersedia untuk dijual; dan
c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga
jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif.
Grup mengklasifikasikan deposito yang jatuh tempo
dalam 6 (enam) bulan sebagai investasi yang dimiliki
hingga jatuh tempo.
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS)
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset
keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki
selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam
rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku
bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang,
investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia
untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan
ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan laba rugi konsolidasian dari
selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan
pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk
dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi
yang sebelumnya diakui pada bagian laporan
perubahan ekuitas konsolidasian akan diakui pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung
menggunakan metode suku bunga efektif dan
keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai
tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai
kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
Grup mengklasifikasikan investasi jangka pendek
dalam bentuk saham ke dalam kategori aset
keuangan tersedia untuk dijual.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i)
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi.
b. Investments which designated as available-for-
sale; and
c. Investments that meet the definition of loans and
receivables.
At initial recognition, HTM investments are recognized
at fair value plus transaction costs and are
subsequently measured at amortized cost using the
effective interest rate method.
The Group classified time deposits which mature in 6
(six) months as held to maturity investments.
(iv) Available-for-Sale Financial Assets (AFS)
Available for sale financial asset are non-derivative
financial assets that held during a certain period with
intention for sale in order to fulfill liquidity needs,
changes in interest rates or foreign exchange, or
those that are not classified as loans and receivables,
investments that classified into held-to-maturity or
financial assets at fair value through profit or loss.
At initial recognition, available for sale financial assets
are recognized at fair value plus transaction costs and
subsequently measured at fair value with any gain or
loss recognized in the consolidated statements of
changes in equity, except for impairment loss and
foreign exchange to derecognized. If available for sale
financial assets are impaired, the accumulated profit
or loss previously recognized in the consolidated
statements of changes in equity is recognized in the
consolidated statements of comprehensive income.
Interest income is calculated using the effective
interest rate method and gains or losses from
changes in exchange rates of monetary assets that
classified as available for sale financial assets are
recognized in the consolidated statements of
comprehensive income.
The Group classified its short term investment in form
of shares as available for sale financial assets.
Financial Liabilities and Equity Instruments
Financial Liabilities
Financial liabilities are classified into (i) financial liabilities
at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities
at amortized cost.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 18 paraf:
• Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar
Melalui Laporan Laba Rugi
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang
ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil
untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali
ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan
diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya
transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.
Pada 31 Desember 2012 dan 2011, Grup tidak memiliki
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
• Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya
Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi terdiri dari utang usaha pihak ketiga, liabilitas
keuangan jangka pendek lainnya, beban akrual, utang
bank jangka pendek dan utang bank dan lembaga
keuangan jangka panjang.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi
terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal
pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat
bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa
yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang
dapat diestimasi secara handal.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak
tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah
biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
penurunan nilai.
• Financial Liabilities at Fair Value through Profit or
Loss
The fair value of financial liabilities measured at fair value
through profit or loss are the financial liabilities that are
designated for trade. Financial liabilities are classified for
trade if acquired primarily for the purpose of selling or
repurchasing in the near term and there is evidence of a
pattern of short-term profit taking. Derivatives are
classified as trading liabilities except those effectively
designated as hedging instruments.
At initial recognition, financial liabilities measured at fair
value, net of transaction costs, and are subsequently
measured at amortized cost using effective interest rate
method.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group has no
financial liabilities at fair value through profit or loss.
• Financial Liabilities at Amortized Cost
Financial liabilities not classified as financial liabilities at
fair value through profit or loss are categorized and
measured using amortized cost.
Financial liabilities at amortized cost consists of trade
payables-third parties, other current financial liabilities,
accrued expenses, short term bank loan and bank loans
and long term financial institutions. Impairment of Financial Assets
Financial assets, other than those at FVTPL, are
assessed for indicators of impairment at reporting date.
Financial assets are impaired where there is objective
evidence that, as a result of one or more events that
occurred after the initial recognition of the financial asset,
the estimated future cash flows of the investment have
been impacted.
For listed and unlisted equity investments classified as
AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of
the equity investment below its cost is considered to be an
objective evidence of impairment.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 19 paraf:
Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai
berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit
atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi
atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan
dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang,
penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti
objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat
termasuk pengalaman Grup atas tertagihnya piutang di
masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan
pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan
juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi
nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas
piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan
yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan
dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif
awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan
kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset
keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi
melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang
tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun
penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang
sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun
penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan
piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya,
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya
telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian dalam periode yang
bersangkutan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada
periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah
peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui
dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan
kerugian penurunan nilai dilakukan.
Some objective evidence for impairment value are as
follows:
significant financial difficulty of the issuer or
counterparty; or
default or delinquency in interest or principal
payments; or
it becoming probable that the borrower will enter
bankruptcy or financial reorganization.
For certain categories of financial asset, such as
receivables, the impairment value of assets are assessed
individually. Objective evidence of impairment for a
portfolio of receivables could include the Group’s past
experience of collecting payments, an increase in the
number of delayed payments in the portfolio past the
average credit period and observable changes in the
national or local economic conditions that correlate with
default on receivables.
For financial assets carried at amortized cost, the amount
of impairment is the difference between the assets’s
carrying amount and the present value of estimated future
cash flows, discounted at the financial assets’s original
effective interest rate.
The carrying amount of the financial asset is directly
reduced by the amount of impairment loss for all financial
assets with the exception of receivables, where the
carrying amount is reduced through the use of an
allowance account. When a receivable is considered
uncollectible, it is written-off against the allowance
account. Subsequent recoveries of amounts previously
written-off are credited against the allowance account.
Changes in the carrying amount of the allowance account
are recognized in the consolidated statement of
comprehensive income.
When an AFS financial asset is considered to be
impaired, cumulative gains or losses previously
recognized in equity are reclassified to the consolidated
statement of comprehensive income in the current period.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a
subsequent period, the amount of the impairment loss
decreases and the decrease can be related objectively to
an event occurring after the impairment was recognized,
the previously recognized impairment loss is reversed
through profit or loss to the extent that the carrying
amount of the investment on the date of the impairment is
reversed does not exceed the amortized cost had there
been no impairment recognized.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 20 paraf:
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai
yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian tidak boleh dipulihkan melalui
laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah
penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas. Reklasifikasi Aset Keuangan
Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang
jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk
tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal,
reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen
utang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar asset
keuangan pada tanggal reklasifikasi.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan
jumlah netonya dilaporkan pada laporan posisi keuangan
konsolidasian ketika terdapat hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang
telah diakui tersebut dan adanya niat untuk merealisasikan
aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan
hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari
aset berakhir, atau Grup mentransfer aset keuangan dan
secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat
atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup tidak
mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas
seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih
mengendalikan aset yang ditransfer, maka Grup mengakui
keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan
liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus
dibayar. Jika Grup memiliki secara substansial seluruh
risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang
ditransfer, Grup masih mengakui aset keuangan dan juga
mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang
diterima. Grup menghentikan pengakuan liabilitas
keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah
dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Metode Suku Bunga Efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan
untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan
pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat
mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang
dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku
bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto
lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan,
atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat
untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan
pada saat pengakuan awal.
In respect of AFS equity securities, impairment losses
previously recognized in the consolidated statement of
comprehensive income are not reversed through profit or
loss. Any increase in fair value subsequent to an
impairment loss is recognized directly in equity.
Reclassification of Financial Assets
Reclassification is only permitted in rare circumstances
and where the asset is no longer held for the purpose of
selling in the short-term. In all cases, reclassification of
financial assets is limited to debt instruments.
Reclassifications are accounted for at the fair value of the
financial asset on the date of reclassification.
Offsetting of Financial Instruments
Financial assets and liabilities are offset and the net
amount is reported in the consolidated statements of
financial position when there is a legally enforceable right
to offset the recognized amounts and there is an intention
to settle on a net basis, or realize the asset and settle the
liability simultaneously.
Derecognition of Financial Assets and Liabilities
The Group derecognizes a financial asset only when the
contractual rights to the cash flows from the asset expire,
or when it transfers the financial asset and substantially
all the risks and rewards of ownership of the asset to
another entity. If the Group neither transfers nor retains
substantially all the risks and rewards of ownership and
continues to control the transferred asset, the Group
recognizes their retained interest in the asset and an
associated liability for the amounts they may have to pay.
If the Group retains substantially all the risks and rewards
of ownership of a transferred financial asset, the Group
continues to recognize the financial asset and also
recognizes a collateralized borrowing for the proceeds
received. The Group derecognizes financial liabilities
when, and only when, the Group’s obligations are
discharged, cancelled or are expired.
Effective Interest Method
The effective interest method is a method of calculating
the amortized cost of a financial instrument and of
allocating interest income over the relevant period. The
effective interest rate is the rate that exactly discounts
estimated future cash receipts (including all fees and
others paid or received that form an integral part of the
effective interest rate, transaction costs and other
premiums or discounts) through the expected life of the
financial instrument, or, where appropriate, a shorter
period to the net carrying amount on initial recognition.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 21 paraf:
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk
instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for
financial instruments other than those financial
instruments at FVTPL.
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar aset dan liabillitas keuangan diestimasi untuk
keperluan pengakuan dan pengukuran atau untuk
keperluan pengungkapan.
Fair Value Determination
The fair value of financial assets and liabilities must be
estimated for recognition and measurement or for
disclosure purposes.
PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
mensyaratkan pengungkapkan atas pengukuran nilai wajar
dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
(i) harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1)
(ii) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam
tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari
harga) (tingkat 2), dan
(iii) input untuk aset atau liabilitas yang bukan
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi
(input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
PSAK 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires
disclosure of fair value measurements by level of the
following fair value measurement hierarchy:
(i) quoted prices (unadjusted) in active markets for
identical assets or liabilities (level 1)
(ii) inputs other than quoted prices included within level 1
that are observable for the asset or liability, either
directly (as prices) or indirectly (derived from prices)
(level 2), and
(iii) inputs for the asset or liability that are not based on
observable market data (unobservable inputs) (level
3).
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan
kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai
pasar yang digunakan Grup untuk aset keuangan adalah
harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas
keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen
keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in active
markets is based on quoted market prices at the reporting
date. The quoted market price used for financial assets held
by the Group is the current bid price, while financial
liabilities use ask price. These instruments are included in
level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak
diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut
menggunakan data pasar yang dapat diobservasi
sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin tidak
mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan
atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini
termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not traded in
an active market is determined using valuation techniques.
These valuation techniques maximize the use of observable
market data where it is available and rely as minimum as
possible on estimates. If all significant inputs required to fair
value an instrument are observable, the instrument is
included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak
berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka
instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3. Ini berlaku
untuk surat-surat berharga ekuitas yang tidak
diperdagangkan di bursa.
If one or more of the significant inputs is not based on
observable market data, the instrument is included in level
3. This is the case for unlisted equity securities.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan
nilai instrumen keuangan mencakup:
penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau
pedagang efek untuk instrumen sejenis dan;
teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto
digunakan untuk menentukan nilai instrumen
keuangan lainnya.
Specific valuation techniques used to value financial
instruments include:
the use of quoted market prices or dealer quotes
for similar instruments and;
other techniques, such as discounted cash flow
analysis, are used to determine fair value for the
remaining financial instruments.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 22 paraf:
3.o. Imbalan Kerja 3.o. Employee Benefits Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek yang mencakup
upah dan gaji diakui pada dibayarkan kepada karyawan.
Short-Term Employee Benefits Liabilities
Short term employee benefits liabilities is includes wages
and salaries paid to employees.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang diakui sebesar
jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar
diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya
kepada Grup dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas
dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria
yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul
dari praktik kebiasaan Grup. Dalam perhitungan
liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan
menggunakan metode projected unit credit.
3.p. Laba per Saham
Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan
membagi laba (rugi) bersih residual (laba atau rugi
setelah pajak dikurangi dividen saham utama) yang
tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah
rata rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam
tahun yang bersangkutan
3.q. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait
dengan Grup (sebagai entitas pelapor), yang meliputi:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian
bersama atas entitas pelapor;
Long-Term Employee Benefits Liabilities
Long term employee benefits liabilities are recognized at
discounted amount when the employees have rendered
their service to the Group during the accounting period.
The liabilities and expenses are measured using actuarial
techniques which include constructive obligation that
arises from the Group’s common practices. In calculating
liabilities, the benefit must be discounted using the
projected unit credit method.
3.p. Earnings Per Share
Earnings per share is computed by dividing residual net
income (loss) (income after income tax less dividends of
primary stockholders) by the weighted average number of
shares outstanding during the year.
3.q. Transactions and Balances with Related Parties
A related party is a person or an entity related to the
Group (as reporting entity) which consist of:
(a) A person or a close member of that person’s family
is related to a reporting entity if that person:
(i) has control or joint control over the reporting
entity;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas
pelapor; atau
(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau
entitas induk entitas pelapor.
(ii) has significant influence over the reporting
entity; or
(iii) is a member of the key management personnel
of the reporting entity or of a parent of the
reporting entity.
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
memenuhi salah satu hal berikut:
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari
kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain);
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura
bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya);
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama
dari pihak ketiga yang sama;
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari
entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga;
(b) An entity is related to a reporting entity if any of the
following conditions applies:
(i) The entity and the reporting entity are members
of the same business group (i.e. parent entity,
subsidiary and the fellow subsidiary is related
to the others);
(ii) One entity is an associate or joint venture of
the other entity (or an associate or joint venture
of a member of a business group of which the
other entity is members);
(iii) Both entities are joint ventures of the same
third party;
(iv) One entity is a joint venture of a third entity and
the other entity is an associate of the third
entity;
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 23 paraf:
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan
pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan
entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah
entitas yang menyelenggarakan program
teresebut, maka entitas sponsor juga berelasi
dengan entitas pelapor;
(v) The entity is a post-employment benefit plan for
the benefit of employees of either the reporting
entity or an entity related to the reporting entity.
If the reporting entity is itself such a plan, the
sponsoring employers are also related to the
reporting entity;
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan
bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (a); atau
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i)
memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas
induk dari entitas).
(vi) The entity is controlled or jointly controlled by a
person identified in (a); or
(vii) A person identified in (a)(i) has significant
influence over the entity or is a member of the
key management personnel of the entity (or of
a parent of the entity).
3.r. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset
non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi
bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika
terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh
kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat
kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak
memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat
diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup
mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit
penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah
nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika
jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-
keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai
tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas)
dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh
kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba
rugi.
3.r. Impairment of Non-Financial Assets
At reporting date, the Group reviews the carrying amount
of non-financial assets to determine whether there is any
indication that those assets have suffered any
impairment. If any such indication exists, the recoverable
amount of the assets is estimated in order to determine
the extent of any impairment loss. Where it is not possible
to estimate the recoverable amount of an individual asset,
the Group estimates the recoverable amount of the cash-
generating unit (CGU) of the asset.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling
price or value in use. If the recoverable amount of non-
financial assets (cash-generating unit) is lower than its
carrying amount, the carrying amount of the asset (cash-
generating unit) is reduced to its recoverable amount and
impairment loss is recognized immediately to profit or
loss.
3.s. Informasi Segmen 3.s Segment Information
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal
mengenai komponen dari Grup yang secara regular
direview oleh pengambil keputusan operasional dalam
rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja
segmen operasi.
Operating segments are identified on the basis of internal
reports about components of the Group that are regularly
reviewed by the operational decision maker in order to
allocate resources to the segments and to assess their
performances.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana
memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan
transaksi dengan komponen lain dari entitas yang
sama);
b) yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh
pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan
pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) dimana tersedia informasi keuangan yang dapat
dipisahkan.
An operating segment is a component of an entity:
a) that engages in business activities from which it may
earn revenue and incur expenses (including revenue
and expenses relating to the transaction with other
components of the same entity);
b) whose operating results are reviewed regularly by the
Company’s operational decision maker to make
decision about resources to be allocated to the
segments and assess its performance; and
c) for which discrete financial information is available.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 24 paraf:
3.t. Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting 34. Critical Accounting Estimates and Judgements 3.t. Critical Accounting Estimates and Judgements
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup
mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi
jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan
liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi,
pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai
asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan
penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of the Group’s consolidated financial
statements requires management to make judgments,
estimates and assumptions that affect the reported
amounts of revenues, expenses, assets and liabilities,
and the disclosure of contingent liabilities, at the end of
the reporting period. Uncertainty about these
assumptions and estimates could result in outcomes that
require a material adjustment to the carrying amount of
the asset and liability affected in future periods.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi
ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang
memiliki resiko signifikan bagi penyesuaian yang material
terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk
tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Grup
mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang
tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi
dan situasi mengenai perkembangan masa depan,
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi
diluar kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan
dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key
sources of estimation uncertainty at the reporting date
that have a significant risk of causing a material
adjustment to the carrying amounts of assets and
liabilities within the next financial year/period are
disclosed below. The Group based its assumptions and
estimates on parameters available when the financial
statements were prepared. Existing circumstances and
assumptions about future developments may change due
to market changes or circumstances arising beyond the
control of the Group. Such changes are reflected in the
assumptions as they occur.
Estimasi Umur Manfaat Aset Tetap
Grup melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat
ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti
kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa
depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi
secara material atas perubahan estimasi ini yang
diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan
di atas.
Estimated Useful Lives of Fixed Asset
The Group reviews periodically the estimated useful lives
of fixed assets based on factors such as technical
specification and future technological developments.
Future results of operations could be materially affected
by changes in these estimates brought about by changes
in the factors mentioned.
Grup melakukan penelaahan berkala atas masa manfaat
renovasi bangunan sewa berdasarkan faktor-faktor
seperti manfaat di masa depan dan potensi keuntungan
yang diperoleh dari lokasi gerai yang disewa. Kondisi ini
dapat menyebabkan Grup melakukan penutupan gerai
apabila selama 3 tahun berturut-turut pendapatan yang
diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan biaya
operasional gerai yang bersangkutan.
The Group reviews periodically the estimated useful lives
of renovation of rented buildings based on factors such as
future benefits and potential income that can be
generated from the rented store. This condition may
cause the Group to close the store if during 3 consecutive
year, the revenue generated is lower than the related
operational costs.
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek
Nilai kini liabilitas imbalan kerja jangka pendek tergantung
pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar
aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan
asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan
kerja jangka pendek.
Short Term Employee Benefit Liabilities
The present value of the short term employee benefit
liabilities depends on a number of factors that are
determined on an actuarial basis using a number of
assumptions. Any changes in these assumptions will
impact the carrying amount of short term employee
benefit liabilities.
Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada
akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang
harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas
keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk
menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku
bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat
The Group determines the appropriate discount rate at
the end of each reporting period. This is the interest rate
that should be used to determine the present value of
estimated future cash outflows expected to be required to
settle the obligations. In determining the appropriate
discount rate, the Group considers the interest rates of
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 25 paraf:
suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan
dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki
jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas
yang terkait.
Asumsi kunci liabilitas imbalan kerja jangka pendek
sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
government bonds that are denominated in the currency
in which the benefits will be paid and that have terms to
maturity approximating the terms of the related obligation.
Other key assumptions for short term employee benefit
liabilities are based in part on current market conditions.
Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia
di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian termasuk penggunaan model
matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari
data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut
tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak
tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk
menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut
mencakup pertimbangan likuiditas tingkat diskonto,
tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal
bayar.
Fair Value of Financial Instruments
Where the fair values of financial assets and financial
liabilities recorded on the financial statement position
cannot be derived from active markets, they are
determined using a variety of valuation techniques that
include the use of mathematical models. The inputs to
these models are derived from observable market data
where possible, but where observable market data are
not available, judgment is required to establish fair values.
The judgments include considerations of liquidity discount
rates, prepayment rates, and default rate assumptions.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan
provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi
dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya
adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.
Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan
berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak
penghasilan badan.
Income Tax
Significant judgement is involved in determining provision
for corporate income tax. There are certain transaction
and computation for which the ultimate tax determination
is uncertain during the ordinary course of business. The
Group recognized liabilities for expected corporate income
tax issues based on estimates of whether additional
corporate income tax will be due.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui hanya ketika pajak
tangguhan yang timbul dapat dipulihkan, dalam hal ini
tergantung pada pembentukan laba kena pajak yang
mencukupi di masa depan. Asumsi pembentukan laba
kena pajak di masa depan tergantung pada estimasi
manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini
tergantung pada estimasi jumlah penjualan produk
makanan, penambahan outlet, harga bahan baku, biaya
operasi, belanja modal, deviden dan transaksi
manajemen modal lainnya di masa depan.
Deferred Tax Asset
Deferred tax asset are recognized only when deferred tax
will be recovered, in this case is dependent on generation
of sufficient future taxable profits. Assumptions about the
generation of future taxable profits depend on
management estimates of future cash flows. These
depend on estimates of the number of sales product,
additional outlet, raw material cost, operating cost, capital
expenditure, dividends, and other capital management
transactions.
Liabilitas Pajak Tangguhan
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan
temporer yang kena pajak dan aset pajak tangguhan
diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
dan rugi fiskal yang belum terpakai, sepanjang besar
kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia
sehingga perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
dan rugi fiskal yang belum terpakai tersebut dapat
dimanfaatkan.
Deferred Tax Liabilities
Deferred tax liabilities are recognized for all taxable
temporary differences and deferred tax assets are
recognized for deductible temporary differences and
unused tax losses to the extent that it is probable that
taxable income will be available in future years against
which the deductible temporary differences and unused
tax losses can be utilized.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 26 paraf:
Pertimbangan Penting dalam Penentuan Kebijakan Akuntansi
Critical Judgments in Applying the Accounting Policies
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam
rangka penerapan kebijakan akuntansi Grup yang
memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
The following judgments are made by management in the
process of applying the Group’s accounting policies that
have the most significant effects on the amounts
recognized in the consolidated financial statements:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas
tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan
pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset
keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan
kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada
Catatan 3.n.
Classification of Financial Assets and Liabilities
The Group determine the classifications of certain assets
and liabilities as assets and financial liabilities by judging if
they meet the definitions set forth in SFAS No. 55
(Revised 2011). Accordingly, the financial assets and
financial liabilities are accounted for in accordance with the
Group accounting policies disclosed in Note 3.n.
4. Kas dan Setara Kas 4. Cash and Cash Equivalents
2012 2011
Rp Rp
Kas 8,103,085 1,151,172 Cash on Hand
Bank Cash in Bank
Rupiah Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 4,830,633 4,270,674 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk 2,118,312 1,848,264 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 690,198 -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Permata Tbk 689,440 1,521,855 PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 533,106 -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 401,351 520,759 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 280,810 104,079 PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk 42,615 1,061,848 PT Bank Mega Tbk
Deutsche Bank 8,655 -- Deutsche Bank
PT Bank OCBC NISP Tbk 4,579 266,209 PT Bank OCBC NISP Tbk
9,599,699 9,593,688
US Dolar US Dollar
PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Mutiara Tbk
(2012 : USD 1,325 ; 12,811 14,409 (2012 : USD 1,325 ;
2011 : USD 1,589) 2011 : USD 1,589)
12,811 14,409
Total Bank 9,612,510 9,608,097 Total Cash in Banks
Deposito Berjangka Time Deposit
Rupiah RupiahPT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 500,000 -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Victoria International Tbk -- 5,000,000 PT Bank Victoria International Tbk
Total Kas dan Setara Kas 18,215,595 15,759,269 Total Cash and Cash Equivalents
Deposito Berjangka Time Deposits
Tingkat Suku Bunga 7,25% 8,5% Interest Rates
Jatuh Tempo 3 bulan 1 bulan Maturity Period
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 27 paraf:
5. Investasi Tersedia untuk Dijual 5. Available for Sale Investments
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Tersedia untuk Dijual Available for Sale
Instrumen Ekuitas 2,436,387 2,436,387 Equity Instrument
Laba yang Belum Direalisasi atas Aset Keuangan Unrealized Gain on
yang dikategorikan Sebagai Tersedia untuk Dijual 20,680,882 7,837,955 Financial Asset Classified as Available For Sale
Total Investasi 23,117,269 10,274,342 Total Investments
Investasi pada efek ekuitas merupakan investasi 8.447.600
lembar saham PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)
yang merupakan investasi tersedia untuk dijual dengan harga
perolehan sebesar Rp 135 per saham. Pada bulan Juni 2004
Perusahaan menerima dividen saham sebesar 1.689.520 saham
dengan nilai Rp 400 per saham serta saham bonus sebesar
844.760 saham. Bulan Agustus 2009 menerima 1.937.978
saham deviden dengan nilai Rp 320 per saham serta saham
bonus sebesar 599.012 saham. Perusahaan mempunyai
13.518.870 saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai pasar MREI per
lembar masing-masing sebesar Rp 1.710 dan Rp 760 sehingga
nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-
masing sebesar Rp 23.117.269 dan Rp 10.274.342. Selisih
harga pasar dengan harga perolehan yang merupakan laba yang
belum direalisasikan masing-masing sebesar Rp 20.680.882 dan
Rp 7.837.955 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
disajikan sebagai komponen ekuitas.
Investment in equity instrument is represented by investment in
8,447,600 shares of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
(MREI) which is classified as available for sale with an
acquisition price of Rp 135 per share. In June 2004, the
Company received shares dividend of 1,689,520 shares, at
Rp 400 per share and bonus shares of 844,760 shares. In
August 2009 recieved 1,937,978 shares dividend, at Rp 320
per shares and bonus shares of 599,012 shares, the Company
has 13,518,870 shares as of December 31, 2012 and 2011.
On December 31, 2012 and 2011, market price for MREI
shares is Rp 1,710 and Rp 760 respectively, which resulted in
fair value of on December 31, 2012 and 2011 amounting to
Rp 23,117,269 and Rp 10,274,342 respectively. The Difference
between market price over its acquisition price which
represents the unrealized gain of Rp 20,680,882 and
Rp 7,837,955 as of December 31, 2012 and 2011,
respectively, were recorded as a component of equity.
6. Piutang Usaha-Pihak Ketiga 6. Trade Receivables-Third Parties
Piutang ini merupakan tagihan atas pemakaian bahan baku
kepada franchise, pengguna merek dan logo Grup melalui
perjanjian waralaba masing-masing per 31 Desember 2012 dan
2011 sebesar Rp 3.252.069 dan Rp 2.096.755. Seluruh piutang
ini jatuh tempo dalam waktu satu bulan.
This account represents the receivables from usage of raw
material by franchisees, the users of trademark and logo of the
Group through franchise agreement, the balance were
Rp 3,252,069 and Rp 2,096,755 as of December 31, 2012 and
2011, respectively. All of these trade receivables are due within
one month.
Grup tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
piutang usaha karena tidak terdapat indikasi penurunan nilai dan
manajemen juga berkeyakinan bahwa piutang usaha seluruhnya
dapat ditagih.
The Group did not provide allowance for impairment of trade
receivables since there was no indication of impairment issue,
and the management also believes that all trade receivables
are collectible.
7. Aset Keuangan Lancar Lainnya 7.Other Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
Piutang Lain-lain 210,760 153,974 Other Receivables
Deposito Berjangka -- 500,000 Time Deposit
Total Aset Keuangan Lancar Lainnya 210,760 653,974 Total Other Current Financial Assets
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 28 paraf:
Piutang kepada karyawan diberikan oleh Grup tanpa bunga
dan pembayarannya dilakukan dengan memotong gaji
karyawan yang bersangkutan. Selain itu pula terdapat
pembayaran dari pelanggan melalui kartu kredit.
The other receivables account represents non-interest bearing
loan provided by the Group to its employees which are being
paid through salary deduction. Other than that there are
payments from customers via credit card.
8. Persediaan 8. Inventories
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Persediaan Barang Dagangan Merchandises
Ayam Segar dan Ayam Marinasi 5,791,386 2,734,158 Fresh and Marinated Chicken
Bahan Pelengkap 4,034,192 3,446,598 Complimentary Material
Bahan Pembungkus 3,519,991 2,441,510 Packaging
Bahan Makanan 2,012,482 1,542,909 Food Material
Bahan Minuman 1,576,142 1,293,205 Beverages
16,934,193 11,458,380
Persediaan Non Barang Dagangan Non Merchandises
Suku Cadang 1,968,077 1,405,185 Spareparts
Gas dan Bahan Pembersih 767,968 689,785 Gas and Cleaner
Souvenir 662,337 187,663 Souvenir
Seragam 142,673 311,905 Uniform
Lain-lain 45,122 110,839 Others
3,586,177 2,705,377
Total 20,520,370 14,163,757 Total
Persediaan Grup dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang
diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14).
Inventories of the Group are secured for loan facilities obtained
from PT Bank Central Asia Tbk (see Note 14).
Persediaan barang dagangan Grup per 31 Desember 2012 dan
2011 telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan masing-
masing sebesar Rp 16.742.800 dan Rp 13.991.300. Manajemen
berpendapat bahwa jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
As of December 31, 2012 and 2011, the Group’s merchandise
inventories have an insurance coverage amounting to
Rp 16,742,800 and Rp 13,991,300, respectively. Management
believes that the coverage value is adequate to cover any
possible losses on the insured assets..
Manajemen Grup berkeyakinan bahwa tidak terjadi penurunan
terhadap nilai persediaan serta tidak terdapat persediaan yang
usang.
Management of the Group believes that there is no event or
change in circumstances that indicates material impairment on
inventories and there are no obsolete inventories.
9. Bagian Lancar atas Biaya Dibayar di Muka 9. Current Portion of Prepaid Expenses
Akun ini terdiri dari:
This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Sewa dan Service Charge 17,599,473 14,977,103 Rental and Service ChargeAsuransi 359,126 422,528 InsuranceLain-lain (saldo masing-masing di bawah -- --
Rp 50 Juta) 2,618,916 3,757,626 Others (below Rp 50 million each)
20,577,515 19,157,257
Dikurangi: Bagian Jangka Panjang (6,245,916) (4,599,287) Less: Long Term Portion
Total Bagian Lancar atas Biaya Dibayar Di Muka 14,331,599 14,557,970 Total Current Portion of Prepaid Expenses
Sewa dan service charge merupakan pembayaran di muka atas
sewa ruang kantor pusat, gerai dan gudang.
Rental and service charge represent the advance payment of
rental for head office, outlets and warehouse.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 29 paraf:
10. Aset Lancar Lainnya 10. Other Current Assets
Akun ini merupakan uang muka pembukaan gerai baru, uang
muka pembelian persediaan dan uang muka operasional
lainnya, masing-masing sebesar Rp 1.656.971 dan
Rp 1.522.110 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
This accounts represents advance payments for opening new
outlets, purchase of inventories and other operational advances,
the balance were Rp 1,656,971 and Rp 1,522,110 as of
December 31, 2012 and 2011, respectively.
11. Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 11. Other Non Current Financial Assets
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Uang Jaminan Sewa Gerai 3,064,884 2,743,386 Outlets Rental Deposits
Uang Jaminan Listrik, Telepon dan Lainnya 372,658 308,707 Electricity, Telephone and Other Deposits
Total 3,437,542 3,052,093 Total
Uang jaminan sewa gerai dikenakan atas lokasi gerai yang
disyaratkan pengelola gedung dalam perjanjian. Uang jaminan ini
dapat diterima kembali bila Grup telah memenuhi segala liabilitas
yang disyaratkan pada saat kontrak sewa berakhir
Outlets rental deposits are charged to outlet locations which is
required by the property owners as stated in the related
agreement. The deposit is refundable if the Group have
completed all terms and conditions stated in the agreement at the
end of rental period.
12. Aset Tetap 12. Fixed Assets
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Hak atas Tanah 958,054 24,699,465 -- -- 25,657,519 Landright
Bangunan 2,216,470 6,084,222 -- -- 8,300,692 Building
Mesin 691,076 -- 5,184 -- 685,892 Machineries
Kendaraan Bermotor 4,376,520 1,828,258 315,588 408,812 6,298,002 Motor Vehicles
Furniture 7,257,216 1,040,708 2,400 (194,627) 8,100,897 Furniture
Perlengkapan 69,360,522 11,801,023 3,016,847 (480,708) 77,663,990 Equipments
Subtotal 84,859,858 45,453,676 3,340,019 (266,523) 126,706,992 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 53,772,257 12,615,850 520,800 266,523 66,133,830 Renovation of Rented Building
Total harga perolehan 138,632,115 58,069,526 3,860,819 -- 192,840,822 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 1,765,289 243,613 -- (235,166) 1,773,736 Building
Mesin 517,013 27,705 5,184 (4,061) 535,473 Machineries
Kendaraan Bermotor 3,261,135 592,396 315,586 260,892 3,798,837 Motor Vehicles
Furniture 4,046,662 482,477 2,400 30,731 4,557,470 Furniture
Perlengkapan 44,069,832 4,701,959 1,634,163 (671,181) 46,466,447 Equipments
Subtotal 53,659,931 6,048,150 1,957,333 (618,785) 57,131,963 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 20,178,991 4,464,628 259,382 725,107 25,109,344 Renovation of Rented Building
Total akumulasi penyusutan 73,838,922 10,512,778 2,216,715 106,322 82,241,307 Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih 64,793,193 110,599,515 Net book value
2012
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 30 paraf:
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo Akhir/
Beginning Additions Deductions Reclassification Ending
Balance Balance
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan Acquisition Cost
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Hak atas Tanah 958,054 -- -- -- 958,054 Landright
Bangunan 2,216,470 -- -- -- 2,216,470 Building
Mesin 674,199 16,877 -- -- 691,076 Machineries
Kendaraan Bermotor 4,118,120 258,400 -- -- 4,376,520 Motor Vehicles
Furniture 6,227,078 1,063,869 33,731 -- 7,257,216 Furniture
Perlengkapan 62,384,057 7,654,339 677,874 -- 69,360,522 Equipments
Subtotal 76,577,978 8,993,485 711,605 -- 84,859,858 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 43,215,120 12,407,409 -- (1,850,272) 53,772,257 Renovation of Rented Building
Total harga perolehan 119,793,098 21,400,894 711,605 (1,850,272) 138,632,115 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 1,664,042 101,247 -- -- 1,765,289 Building
Mesin 476,336 40,677 -- -- 517,013 Machineries
Kendaraan Bermotor 2,967,244 293,891 -- -- 3,261,135 Motor Vehicles
Furniture 3,731,030 342,806 27,174 -- 4,046,662 Furniture
Perlengkapan 40,591,493 3,938,304 459,965 -- 44,069,832 Equipments
Subtotal 49,430,145 4,716,925 487,139 -- 53,659,931 Subtotal
Renovasi Bangunan Sewa 16,990,120 3,906,256 717,385 -- 20,178,991 Renovation of Rented Building
Total akumulasi penyusutan 66,420,265 8,623,181 1,204,524 -- 73,838,922 Total accumulated depreciation
Nilai buku bersih 53,372,833 64,793,193 Net book value
2011
Rincian pengurangan aset tetap yang merupakan penjualan aset
adalah sebagai berikut:
Deductions in fixed assets which represent sale of assets are
as follows:
2012 2011
Rp Rp
Nilai Buku 1,382,685 223,862 Book Value
Harga Jual 2,335,189 296,877 Selling Price
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 952,504 73,015 Gain on Sale of Fixed Assets
Pengurangan aset tetap selain karena penjualan juga merupakan penghapusan aset tetap. Penghapusan aset tetap pada tahun 2012 dan 2011, masing-masing dengan nilai buku sebesar nihil dan Rp 605 diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan dalam akun “Kerugian Penghapusan Aset Tetap”.
Deduction of fixed assets consist of written-off and sale of fixed assets. The net book value of the written-off fixed assets in 2012 and 2011 amounting to nil and Rp 605 respectively was recognized in the consolidated statement of comprehensive income as “Loss on Write off of Fixed Assets”.
Pembebanan penyusutan tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (Catatan 27 dan 28):
Depreciation charged for 2012 and 2011 are as follows (Notes 27 and 28):
2012 2011
Rp Rp
Biaya Penjualan 9,698,260 7,393,940 Selling Expenses
Biaya Umum dan Administrasi 814,518 1,229,241 General and Administrative Expenses
Total 10,512,778 8,623,181 Total
Pada tanggal 29 Juni 2012, Grup melakukan pembelian atas
tanah dan bangunan perkantoran di Jl. Palmerah Utara
No. 100, Jakarta Barat dengan nilai total Rp 30.881.823
On June 29, 2012, the Group purchased land and office
buildings on Jl. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta with a
total value of Rp 30,881,823.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 31 paraf:
Aset tetap berupa tanah dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman
yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (lihat Catatan 14).
Land is pledged as collateral for loan obtained from PT Bank
Central Asia Tbk (see Note 14).
Aset tetap Grup per 31 Desember 2012 dan 2011 telah
diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan
Rp 84.468.385 dan Rp 69.632.674. Manajemen berpendapat
bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The Group’s fixed assets as of December 31, 2012 and 2011
have been insured with the coverage value of
Rp 84,468,385 and Rp 69,632,674, respectively. The
Management believes that the coverage value is adequate to
cover possible loss over the insured assets.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 manajemen
berkeyakinan bahwa tidak ada indikasi perubahan keadaan-
keadaan yang menyebabkan nilai aset mengalami penurunan
nilai.
As of December 31, 2012 and 2011 the management believes
that there are no indications of changes in condition that might
cause an impairment in value of fixed assets.
Pada tahun 2012 dan 2011, pengurangan nilai buku renovasi
bangunan sewa pada Grup merupakan penghapusan renovasi
bangunan sewa sehubungan dengan penutupan gerai yang tidak
menguntungkan dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian tahun berjalan dalam akun “Kerugian
Penghapusan Aset Tetap”.
During 2012 and 2011, the deduction in the book value of
renovation of rented building in the Group represents writte-off
in connection with the closure of unprofitable outlets. This was
recognized and presented in the consolidated statements of
comprehensive income under “Loss on Write-off of Fixed
Asset”.
Rincian kerugian penghapusan renovasi bangunan sewa
sehubungan dengan penutupan gerai sebagai berikut :
The details of loss on write-off of renovation of rented Building
are as follows:
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan 53,426 1,105,567 The Company
Entitas Anak 207,992 19,969 Subsidiaries
Total 261,418 1,125,536 Total
Renovasi bangunan sewa per 31 Desember 2012 dan 2011,
telah diasuransikan masing-masing dengan nilai pertanggungan
sebesar Rp 51.317.142 dan Rp 44.344.345. Manajemen
berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
Renovation of rented building as of December 31, 2012 and
2011, have been insured with coverage value of
Rp 51,317,142 and Rp 44,344,345, respectively. The
Management believes that the coverage value is adequate to
cover any possible loss.
13. Aset Tidak Lancar Lainnya 13. Other Non Current Assets
Akun ini merupakan aset yang belum digunakan seperti
peralatan kantor yang dibeli untuk digunakan untuk outlet baru
oleh Grup, masing-masing sebesar Rp 1.933.722 dan
Rp 1.520.170 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
This account represent unused assets such as store equipments
purchased by the Group to be used for the new stores, the
balance amounted to Rp 1,933,722 and Rp 1,520,170 as of
December 31, 2012 and 2011, respectively.
14. Utang Bank Jangka Pendek 14. Short Term Bank Loans
Pada tanggal 10 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh
fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan jumlah plafon
Rp 7.500.000 dari PT Bank Central Asia Tbk. Perjanjian fasilitas
ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui
akta perjanjian kredit No. 242, tanggal 29 Juni 2012 yang
memperpanjang jatuh tempo fasilitas ini sampai dengan
10 Agustus 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga 10,25% per
tahun. Saldo pinjaman rekening koran per 31 Desember 2012
dan 2011 adalah Rp 5.163.361 dan Rp 4.711.067.
On August 10, 2009, the Company obtained Overdraft facility
with maximum limit of Rp 7,500,000 from PT Bank Central Asia
Tbk. This facility agreement has been amended several times,
most recently, through loan agreement deed No. 242 dated
June 29, 2012 which extended the term period of facility up to
August 10, 2013. This loan bears annual interest rate of 10.25%
per annum. The outstanding balance of loan as of
December 31, 2012 and 2011 were Rp 5,163,361 and
Rp 4,711,067, respectively.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 32 paraf:
Berdasarkan perjanjian kredit tanggal 22 Juli 2011, Perusahaan
juga memperoleh fasilitas pinjaman Time Loan Revolving dengan
jumlah plafon Rp 2.500.000. Perjanjian fasilitas ini telah
mengalami perubahan, terakhir melalui akta perjanjian kredit
No. 242 tanggal 29 Juni 2012. Pinjaman ini jatuh tempo pada
10 Agustus 2013 dan dikenakan tingkat bunga 10% per tahun.
Pada tanggal 1 Agustus 2012 seluruh saldo pinjaman ini sudah
dilunasi.
Related to the above mentioned loan agreement dated
July 22, 2011, the Company also obtained a Time Loan
Revolving facility with maximum limit of Rp 2,500,000. This
facility agreement has been amended, most recently, through
loan agreement deed No. 242 dated June 29, 2012. This loan
will mature on August 10, 2013 and bears an annual interest
rate of 10% per annum. On August 1, 2012 the entire balance
of the loans had been repaid.
Utang bank ini dijamin dengan aset Perusahaan sebagai berikut:
a. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 481 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Karya Jasa, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kotamadya Medan (lihat Catatan 12).
b. Tanah dan bangunan (ruko) dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 548 atas nama Perusahaan, yang terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (lihat Catatan 12).
This bank loans are secured by the Group’s assets as follows:
a. Land and building under Building Right Title No. 481 registered under the name of the Company, located at Jl. Karya Jasa, Pangkalan Masyhur sub district, Medan Johor district, Medan City (see Note 12).
b. Land and building (shop) under Building Right Title No.548 registered under the name of the Company, located at Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (see Note 12).
c. Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 549 atas nama Perusahaan, yang terletak di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat, Kabupaten Bekasi (lihat Catatan 12).
d. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 722 atas nama Perusahaan, yang terletak di Perkav. Mas Naga Blok A6 Kav No 13, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur (lihat Catatan 12).
e. Persediaan barang berupa bahan makanan dan minuman yang dimiliki oleh Perusahaan (lihat Catatan 8).
c. Land under Building Right Title No.549 registered under the name of the Company, located at Kotabaru sub district, West Bekasi district, Bekasi Regency (see Note 12)
d. Land and building under Building Right Title No. 722 registered under the name of the Company, located at Perkav. Mas Naga Blok A6 Kav No 13, Pondok Kopi sub district, Duren Sawit district, East Jakarta (see Note 12).
e. Inventories of goods in the form of food and beverages that are owned by the Company (see Note 8).
15. Utang Usaha-Pihak Ketiga 15. Trade Payables-Third Parties
Merupakan utang usaha Grup kepada para pemasok bahan
baku, terdiri dari:
This account represents the Group's payable to suppliers for
purchase of raw material, consist of the following:
2012 2011
Rp Rp
Pihak Ketiga Third Parties
PT Putra Mandiri 2,183,213 1,966,482 PT Putra Mandiri
PT Unilever Indonesia 1,380,925 845,882 PT Unilever Indonesia
PT Buana Distrindo 1,264,327 1,066,542 PT Buana Distrindo
PT Sukanda Jaya 897,314 814,021 PT Sukanda Jaya
PT Ciomas Adisatwa 877,377 426,006 PT Ciomas Adisatwa
PT Sinar Sosro 835,619 491,080 PT Sinar Sosro
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 822,558 313,194 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
PT Heinz ABC Indonesia 746,579 433,629 PT Heinz ABC Indonesia
Michael Leong 708,817 -- Michael Leong
PT Sinar Meadow International Indonesia 625,089 348,085 PT Sinar Meadow International Indonesia
Toko Yanti -- 868,689 Toko Yanti
PD Petra Foods -- 521,279 PD Petra Foods
Lain-lain (masing-masing di bawah Others (each below
Rp 500 juta) 6,338,109 8,221,888 Rp 500 million)
Total 16,679,927 16,316,777 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 33 paraf:
Rincian umur utang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal
faktur adalah sebagai berikut:
A detail of aging trade payables-third parties based on its
invoice date is as follows:
2012 2011
Rp Rp
Belum jatuh tempo 10,565,430 9,245,676 Not yet due
Telah Jatuh Tempo: Over Due :
1 - 30 Hari 5,208,352 6,450,330 1 - 30 days
31 - 60 Hari 906,145 620,771 31 - 60 days
Total Utang Usaha Pihak Ketiga 16,679,927 16,316,777 Total Trade Payables-Third Parties
Seluruh utang usaha Grup adalah dalam mata uang Rupiah.
All Group’s trade payables are denominated in Rupiah.
16. Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 16. Other Current Financial Liability
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya merupakan utang
lainnya kepada pihak ketiga atas pembelian lainnya selain bahan
baku dan deposit royalti, masing-masing sebesar Rp 4.771.392
dan Rp 4.030.644 per 31 Desember 2012 dan 2011.
Other current financial liability account represents other
payable to third parties for purchases other than raw materials
and royalty deposits, amounting to Rp 4,771,392 and Rp
4,030,644 as of December 31, 2012 and 2011, respectively.
Seluruh liabilitas jangka pendek lainnya Grup adalah dalam mata
uang Rupiah.
All Group’s other current liabilities are denominated in Rupiah.
17. Beban Akrual 17. Accrued Expenses
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Sewa Gedung dan Service Charge 3,068,706 2,832,961 Building Rent and Service Charges
Listrik, Air, Telepon, dan Gas 1,951,670 1,438,113 Electricity, Water, Telephone and Gas
Bunga Pinjaman 196,043 214,363 Interest on Loan
Jamsostek 81,004 22,669 Jamsostek
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 Juta ) 1,291,691 1,103,823 Others (each below Rp 50 million)
Total 6,589,114 5,611,929 Total
Bunga pinjaman merupakan bunga atas fasilitas pinjaman bank
diperoleh Grup (lihat Catatan 14 dan 19).
Loan interest represents accrual of interest from bank loan
facilities obtained by the Group (see Notes 14 and 19).
18. Perpajakan 18. Taxation a. Beban Pajak Penghasilan
a. Income Tax Expense
2012 2011
Rp Rp
Kini (10,580,777) (7,718,361) Current
Tangguhan (1,394,691) (1,203,167) Deferred
Total Beban Pajak Penghasilan Total Consolidated Income
Konsolidasian- Bersih (11,975,468) (8,921,528) Tax Expenses - Net
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 34 paraf:
Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba fiskal
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31.Desember
2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Current Tax
A reconciliation between income before income tax as
presented in the consolidated statements of comprehensive
income with tax income for the years ended December 31,
2012 and 2011, is as follows:
2012 2011
Rp Rp
Laba Sebelum Taksiran Pajak Income Before Income Tax
Penghasilan Sesuai dengan Laporan presented in the to Consolidated
Laba Rugi Konsolidasian Komprehensif 47,758,929 36,036,605 Statements of Comprehensive Income
Dikurangi : Less:
Laba Sebelum Pajak Entitas Anak 3,981,476 3,145,550 Income Before IncomeTax of Subsidiaries
Laba Sebelum Pajak Income Before
Penghasilan Perusahaan 43,777,453 32,891,055 Income Tax of The Company
Perbedaan Waktu: Timing Differences:
Penyusutan Aset Tetap (6,721,798) (5,371,276) Depreciation of Fixed Assets
Manfaat Imbalan Kerja 895,972 243,528 Employee Benefits
(5,825,826) (5,127,748)
Perbedaan Permanen: Permanent Differences:
Penyusutan Penghapusan Depreciation from Fixed
Aset Tetap (3,571) (10,185) Assets Written-Off
Perjamuan dan Hadiah 6,440 8,037 Entertainment and Donation
Laba Penghapusan Aset Lain-lain 27,545 47,988 Gain on Other Assets Written Off
Pendapatan Deposito -- -- Interest Income on Time Deposit
dan Jasa Giro (307,950) (10,338) and Current Accounts
(277,536) 35,502
Estimasi Laba Kena Pajak Tahun Berjalan 37,674,091 27,798,809 Estimated Taxable Income for the Year
Pembulatan 37,674,000 27,798,800 Rounded - off
Estimasi Pajak Kini - Perusahaan 9,418,500 6,949,700 Estimated Current Income Tax - The Company
Estimasi Pajak Kini Entitas Anak 1,162,255 768,659 Estimated Current Income Tax - Subsidiaries
Beban Pajak Kini Konsolidasian 10,580,755 7,718,359 Consolidated Current Tax Expenses
Pajak Penghasilan Dibayar di Muka Prepayments of Income Tax
Perusahaan The Company
Pasal 23 (908,521) (735,402) Article 23
Pasal 25 (6,002,888) (3,661,313) Article 25
Estimasi Utang Pajak - Perusahaan 2,507,091 2,552,985 Estimated Tax Payable - The Company
Entitas Anak Subsidiaries
Pasal 25 (743,079) (651,225) Article 25
Estimasi Utang Pajak - Entitas Anak 419,176 117,434 Estimated Tax Payable - Subsidiaries
Estimasi Utang Pajak Penghasilan Badan Estimated Corporate Income Tax Payable
Konsolidasian 2,926,267 2,670,419 Consolidated
Sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Indonesia, pajak
penghasilan badan dihitung secara tahunan untuk Perusahaan
dan masing-masing entitas anak sebagai entitas hukum yang
terpisah (laporan keuangan konsolidasian tidak dapat
digunakan untuk menghitung pajak penghasilan badan).
In accordance with Indonesia Taxation Law, corporate income
tax is calculated for the Company and each of its subsidiaries
in the understanding that they are separate legal entities (the
consolidated financial statements are not permitted for
computing corporate income tax) on an annual basis.
Perhitungan Penghasilan Kena Pajak Laba Fiskal untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2011 tersebut di atas telah sesuai
dengan Surat Pemberitahuan Tahun (SPT) Pajak 2011 yang
dilaporkan Perusahaan kepada kantor pajak untuk tahun pajak
2011. Laba kena pajak tahun 2012 tersebut diatas akan
menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahun 2012.
Calculation of Taxable Income Tax Income for the year ended
December 31,2011 above are in accordance with the
Corporate Income Tax Returns (SPT) for Fiscal Year 2011
that the Company reported to the tax office for 2011 fiscal
year. Taxable income for 2012 above will be the basis in filling
SPT for Fiscal Year 2012.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 35 paraf:
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba
komersial sebelum pajak penghasilan dengan dan tarif pajak
penghasilan yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income tax expense with the result of
computation of commercial income with the prevailing tax rate
is as follows:
2012 2011
Rp Rp
Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan Income Before Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi as presented in the to Consolidated
Komprehensif Konsolidasian 47,758,929 36,036,605 Statements of Comprehensive Income
Dikurangi: Less :
Laba Entitas Anak (3,981,476) (3,145,550) Income of Subsidiaries
Laba Komersil Perusahaan 43,777,453 32,891,055 Commercial Income - the Company
Pajak Penghasilan Dihitung dengan Income Tax Calculated using
Tarif Pajak Yang Berlaku (10,944,363) (8,222,764) Current Tax Rate
Beban yang Tidak Dapat Menjadi
Pengurang Pajak (7,604) (11,460) Non Deductible Expenses
Penghasilan Tidak Kena Pajak/Dikenakan Non-Taxable Income/
Pajak Final 76,988 2,585 Subject to Final Tax
Total Beban Pajak Penghasilan Perusahaan (10,874,979) (8,231,639) Total of Company Income Tax Expenses
Pajak Kini Entitas Anak (1,162,255) (768,659) Current Tax - Subsidiaries
Pajak Tangguhan Entitas Anak 61,766 78,770 Deferred Tax - Subsidiaries
Total Beban Pajak Penghasilan - Total of Income Tax Expenses-
Entitas Anak (1,100,489) (689,889) Subsidiaries
Total Beban Pajak Penghasilan Konsolidasian (11,975,468) (8,921,528) Total Consolidated Income Tax Expenses
b. Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan b. Deferred Tax Assets (Liabilities)
Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan, seperti yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The detail of deferred asset and liabilities as presented in
consolidated statements of financial position as of
December 31, 2012 and 2011 are as follows:
31 Des 2010/ Dibebankan 31 Des 2011/ Dibebankan 31 Des 2012/
Dec, 31 2010 (Dikreditkan) Dec, 31 2011 (Dikreditkan) Dec, 31 2012
pada Laporan pada Laporan
Laba Rugi Laba Rugi
Komprehensif Komprehensif
Konsolidasian/ Konsolidasian/
Charged Charged
(Credited) to (Credited) to
Consolidated Consolidated
Statement of Statement of
Comprehensive Comprehensive
Income Income
Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Entitas Anak Subsidiaries
PT Putra Asia Perdana Indah 94,749 73,000 167,749 69,957 237,706 PT Putra Asia Perdana Indah
Liabilitas Pajak Tangguhan Deferred Tax Liabilities
Perusahaan The Company
Imbalan Kerja 858,140 60,882 919,022 223,993 1,143,015 Employee Benefits
Penyusutan Aset Tetap (3,263,520) (1,342,819) (4,606,339) (1,680,450) (6,286,789) Depreciation of Fixed Assets
(2,405,380) (1,281,937) (3,687,317) (1,456,457) (5,143,774)
Entitas Anak Subsidiaries
PT Mitra Hero Pionerindo (15,502) 5,770 (9,732) (8,191) (17,923) PT Mitra Hero Pionerindo
Total Liabilitas Pajak Tangguhan - Bersih (2,420,882) (1,276,167) (3,697,049) (1,464,648) (5,161,697) Deferred Tax Liabilities - Net
c. Pajak Dibayar di Muka c. Prepaid Taxes
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan The Company
Pajak Pertambahan Nilai -- 131,984 Value Added Tax
Total Pajak Dibayar di Muka -- 131,984 Total Prepaid Taxes
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 36 paraf:
d. Utang Pajak d. Taxes Payable
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan The Company
Pajak Penghasilan Income Tax
Pasal 15 533 -- Article 15
Pasal 21 182,565 389,523 Article 21
Pasal 23 9,531 20,833 Article 23
Pasal 25 534,952 360,870 Article 25
Pasal 29 2,507,114 2,552,987 Article 29
Pasal 4 ayat (2) 315,211 432,708 Article 4 verse 2
Pajak Pembangunan I 7,957,599 6,749,417 Development Tax 1
Pajak Pertambahan Nilai 228,221 -- Value Added Tax
11,735,726 10,506,338
Entitas Anak Subsidiaries
PT Putra Asia Perdana Indah 813,315 440,713 PT Putra Asia Perdana Indah
PT Mitra Hero Pioneerindo 48,039 47,868 PT Mitra Hero Pioneerindo
Total Utang Pajak 12,597,080 10,994,919 Total Taxes Payable
19. Utang Bank dan Lembaga Keuangan 19. Bank Loans and Long Term Financial
Jangka Panjang Institutions
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan The Company
Utang Bank Bank Loans
Rupiah Rupiah
PT Bank Central Asia, Tbk (Kredit Investasi) 23,214,286 -- PT Bank Central Asia, Tbk (Credit of Investment)
Lembaga Keuangan Financial Institutions
US Dolar US Dolar
Tuscan Asset Ltd (d/h Coralbells Tuscan Asset Ltd (formerly Coralbells
International Ltd) (2012: USD 600,000 International Ltd) (2012: USD 600,000
2011: USD 1,100,000) 5,802,000 9,974,800 2011: USD 1,100,000)
Income Holding Ltd (2012: USD 0; Income Holding Ltd (2012: USD 0;
2011:USD 400,000) -- 3,627,200 2011:USD 400,000)
Total Utang Bank dan Lembaga Keuangan Total Bank Loans and Long Term
Jangka Panjang 29,016,286 13,602,000 Financial Institutions
Dikurangi Bagian Lancar (9,373,429) (8,161,200) Less : Current Portion
Bagian Jangka Panjang 19,642,857 5,440,800 Non Current Portion
Berdasarkan akta perjanjian fasilitas kredit No. 242 tanggal
29 Juni 2012, yang diaktakan oleh Notaris Paulus Widodo
Sugeng Haryono, S.H. Perusahaan memperoleh fasilitas
pinjaman Kredit Investasi dengan jumlah plafon
Rp 25.000.000. Pinjaman ini jatuh tempo pada
28 Juni 2019 dan dikenakan tingkat bunga 10% per tahun. Pada
tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman Perusahaan atas
fasilitas ini adalah Rp 23.214.286.
Based on credit facilities agreement deed No. 242 dated
June 29, 2012, by notarial deed of Paulus Widodo Sugeng
Haryono, S.H. the Company also obtained a Investment
Credit facility with maximum limit of Rp 25,000,000.
This loan will mature on June 28, 2019 and bears an interest
rate of 10% per annum. As of December 31, 2012, the
Company outstanding balances of the loans was
Rp 23,214,286.
Fasilitas Kredit Investasi digunakan untuk pembiayaan
pembelian tanah di Jl. Palmerah Utara No. 100 Jakarta
Barat yang akan digunakan sebagai Kantor Pusat,
Processing, Operasional dan Gudang.
Facility Credit Investment is used to finance the purchase
of land in Jl. Palmerah Utara No. 100, West Jakarta, which
will be used as an Officer Center, Processing, Operations
and Warehouse.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 37 paraf:
Utang bank untuk fasilitas kredit investasi ini dijamin dengan aset
Perusahaan sebagai berikut:
a. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 455 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 100, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (lihat Catatan 12).
b. Tanah dan bangunan dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 502 atas nama Perusahaan, yang terletak di Jl. Palmerah Utara No. 14 B, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Kotamadya Jakarta Barat (lihat Catatan 12).
This bank loans for facility credit investment are secured by the Company’s assets as follows:
a. Land and building under Building Right Title No. 455 registered under the name of the Company, located at Jl. Palmerah Utara No. 100, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (see Note 12).
b. Land and building under Building Right Title No.502 registered under the name of the Company, located at Jl Palmerah Utara No. 14 B, located at Palmerah sub district, Palmerah district, West Jakarta City (see Note 12).
Lembaga Keuangan Financial Institutions
a. Pada tanggal 22 Pebruari 2002 dan 24 Juni 2004,
Perusahaan memperoleh pinjaman jangka panjang dari Coralbells International Ltd., pihak ketiga, dengan jumlah keseluruhan sebesar USD 6,000,000. Pinjaman ini digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan.
Berdasarkan surat tanggal 30 April 2008 dari Coralbells International Ltd. kepada Perusahaan, efektif tanggal 1 Mei 2008 seluruh saldo pinjaman jangka panjang sebesar USD 2,750,000 berikut bunganya dialihkan ke Tuscan Assets Ltd., pihak ketiga. Efektif sejak Juni 2008, pinjaman ini dikenakan bunga tetap 6% per tahun sesuai dengan addendum perjanjian pada tanggal 30 Mei 2008. Berdasarkan addendum perjanjian pada tanggal 16 Desember 2009 jatuh tempo pinjaman ini diperpanjang sampai tanggal 2 Juli 2015.
a. On February 22, 2002 and June 24, 2004, the Company obtained a long term loan from Coralbells International Ltd., third party, totaling USD 6,000,000. This loan is used to support the Company’s operational activities.
Based on letter dated April 30, 2008 from Coralbells International Ltd. to the Company, effective on May 1, 2008, all outstanding principal long term loans amounted to USD 2,750,000 included the interest were transferred to Tuscan Assets Ltd., third party. Effective since June 2008, this loan bears interest rate of 6% per annum according to the amendment of the agreement dated May 30, 2008. Based on amendment of the agreement dated December 16, 2009 which states that the term period of loan is extended up to July 2, 2015.
b. Perusahaan memperoleh pinjaman dari Income Holding Ltd
sebesar USD 1,100,000. Pinjaman ini tanpa jaminan.
Berdasarkan addendum perjanjian tanggal 29 Mei 2008,
terhitung efektif sejak tanggal 1 Juni 2008, pinjaman ini
dikenakan bunga tetap 6% per tahun. Perjanjian pinjaman
telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir
berdasarkan addendum perjanjian tanggal 21 Desember
2009 yang memperpanjang pinjaman sampai dengan
tanggal 25 Pebruari 2015. Pada tanggal 10 September 2012
seluruh saldo pinjaman ini sudah dilunasi.
b. The Company obtained loan from Income Holding Ltd amounting to USD 1,100,000. The loan has no collateral. Based on amendment of agreement dated May 29, 2008, effectively on June 1, 2008, the loan bears an annual fixed interest of 6%. The loan agreement had been amended several times and the latest amendment was made on December 21, 2009 which extended the loan up to February 25, 2015. On September 10, 2012, the entire balance of the loans had been repaid.
20. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang 20. Long Term Employee Benefits Liabilities Grup menghitung dan membukukan beban imbalan kerja
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tanggal
25 Maret 2003. Jumlah tenaga kerja yang berhak atas imbalan
kerja sejumlah 2.723 dan 2.133 orang masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The Group calculated and recognized the liabilities on
employee benefits based on Labor Law No. 13 dated
March 25, 2003. The number of employees who are entitled to
receive the benefit totalled 2,723 and 2,133 employees as of
December 31, 2012 and 2011, respectively.
Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dihitung oleh Aktuaris
Independen PT Prima Bhaksana Lestari yang menerbitkan
laporan masing-masing pada tanggal 18 Februari 2013 dan
12 Maret 2012.
Estimated liabilities on employee benefits are calculated by the
Independent Actuary of PT Prima Bhaksana Lestari which
issued their report dated February 18, 2013 and
March 12, 2012, respectively.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 38 paraf:
Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan
liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011, adalah sebagai berikut:
Actuarial assumptions used for determination of expenses and
liabilities of employee benefits as of December 31, 2012 and
2011, are as follows:
2012 2011
Usia pensiun normal 55 tahun/55 years old 55 tahun/55 years old Normal pension age Tingkat diskonto 6.4% 7.3% Discount rate Estimasi kenaikan gaji di masa datang 6.5% 6.5% Estimated future salaries increase Tingkat pengunduran diri Umur/Age 18 - 35 = 18% per
tahun/per annum Umur/Age 18 - 35 = 15% per
tahun/per annum Resignation rate
Umur/Age 36 - 44 = 15% per tahun/per annum
Umur/Age 36 - 44 = 10% per tahun/per annum
Umur/Age 45 - 54 = 5% per tahun/per annum
Umur/Age 45 - 54 = 1% per tahun/per annum
Tabel mortalita CSO - 1980 CSO – 1980 Mortality table Metode Projected Unit Credit Projected Unit Credit Method
Mutasi liabilitas imbalan pascakerja yang diakui di laporan posisi
keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Movements in employee benefits liability in the consolidated
statements of financial position are as follows:
2012 2011
Rp Rp
Saldo Awal 4,106,618 3,814,930 Beginning Balance
Pembayaran Manfaat Karyawan Selama Payment of Employee Benefit during the
Tahun Berjalan (978,025) (1,067,088) Current Year
Beban Imbalan Employees' Benefits Expenses
Kerja Tahun Berjalan 1,931,327 1,358,776 in the Current Year
Liabilitas Akhir Tahun 5,059,920 4,106,618 Liabilities at the End of Year
Rincian beban manfaat pasca kerja karyawan yang diakui di
tahun berjalan adalah sebagai berikut:
The details of employee benefits expenses for the current year
are as follows:
2012 2011
Rp Rp
Biaya Jasa Kini 1,235,935 872,029 Current Services Cost
Biaya Bunga 565,888 441,090 Interest Expenses
Keuntungan (Kerugian) Aktuarial yang Diakui 129,504 45,657 Realized Actuarial Gain (Loss)
Total Beban Imbalan Kerja Karyawan 1,931,327 1,358,776 Total Employee Benefits Expenses
Liabilitas imbalan pascakerja yang diakui dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Employee benefits liabilities recognized in the consolidated
statements of financial position are as follows:
2012 2011
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti 11,174,345 8,718,257 Present Value of Defined Benefits Obligation
Kerugian Aktuarial yag belum diakui (6,114,425) (4,611,639) Unrecognized Actuarial Losses
Total 5,059,920 4,106,618 Total
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 39 paraf:
Rekonsiliasi saldo awal dan akhir dari nilai kini liabilitas imbalan
pasti yang adalah sebagai berikut:
Reconciliation of beginning and ending balance of present
value of defined benefits obligation is as follows:
2012 2011
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Present Value of Defined Benefits Obligation
Awal Tahun 8,718,257 5,661,780 at Beginning of Year
Beban Jasa Kini 1,235,935 872,029 Current Service Cost
Beban Bunga 565,888 441,090 Interest Cost
Pembayaran Imbalan (978,025) (1,067,088) Expected Benefit Payment
Kerugian Aktuarial yang belum diakui 1,632,290 2,810,446 Actuarial Gain on Obligation
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Pasti Present Value of Defined Benefits Obligation
Akhir Tahun 11,174,345 8,718,257 at End of Year
Rincian nilai kini liabilitas, surplus dan defisit program serta
penyesuaian pengalaman pada liabilitas program untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan empat tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Detail of present value of liabilities, surplus and deficit program
and experience adjustment on liability program for the year
ended December 31, 2012 and previous four annual periods
are as follows:
2012 2011 2010 2009 2008
Rp Rp Rp Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas 11,174,345 8,718,257 5,661,780 3,682,983 4,399,972 Present Value of Liabilities
Defisit Program 11,174,345 8,718,257 5,661,780 3,682,983 4,399,972 Deficit Program
Penyesuaian Pengalaman Experience Adjustment
pada Liabilitas Program -- -- -- -- -- on Liability Program
21. Kepentingan Non Pengendali 21. Non Controlling Interest
Hak minoritas pada entitas merupakan hak pada PT Mitra Hero
Pioneerindo dan PT Putra Asia Perdana Indah sesuai dengan
kepemilikannya pada ekuitas dan laba rugi komprehensif pada
entitas anak.
Non Controlling Interest in subsidiary represents interest in
PT Mitra Hero Pioneerindo and PT Putra Asia Perdana Indah
according to its shares of ownership in the equity and
comprehensive income in subsidiary entity.
22. Modal Saham 22. Share Capital
Susunan pemegang saham Grup berdasarkan laporan PT EDI
Indonesia, Biro Administrasi Efek pada
31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Composition of the Group’s stockholders based on report from
PT EDI Indonesia, Share Registrar as of
December 31, 2012 and 2011 is as follows:
Jumlah Jumlah/ Persentase
Saham/ Total Kepemilikan/
Number of Percentage of
Shares Ownership
(Lembar)
Pemegang Saham /Shares Rp (%) Stockholders
BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd. 104,997,320 52,498,660 47.55 BNYM SA/NV as Custodian of Bank of Singapore Ltd.
Deutsche Bank AG Singapore 48,234,900 24,117,450 21.84 Deutsche Bank AG Singapore
ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd 20,697,000 10,348,500 9.37 ABN AMRO Nominees Singapore Pte.Ltd
PT Bayu Buana Tbk 19,682,000 9,841,000 8.91 PT Bayu Buana Tbk
Masyarakat/Publik (masing-masing di bawah 5%) 27,196,780 13,598,390 12.33 Public (below 5 % each)
Total 220,808,000 110,404,000 100.00 Total
2012 dan/and 2011
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 40 paraf:
23. Tambahan Modal Disetor 23. Additional Paid-in Capital
Akun ini merupakan selisih antara hasil penjualan saham (agio
saham) kepada masyarakat (penawaran umum perdana) dengan
nilai nominalnya yang dilakukan tahun 1994 setelah dikurangi
dengan pelunasan saham bonus yang dikeluarkan tahun 1995,
dengan rincian sebagai berikut:
This account represents the difference between the price in
which the shares were sold to the public (initial public offering)
and its par value in 1994 after deducting the bonus shares
issued in 1995, with details as follows:
Rp
Hasil penjualan 9.000.000 lembar Saham Proceeds from sale of 9,000,000
dengan nilai @ Rp 5.100 45,900,000 Shares @ Rp 5,100
Nilai nominal 9.000.000 lembar Saham Face value of 9,000,000
dengan nilai @ Rp 1.000 (9,000,000) Shares @ Rp 1,000
36,900,000
Dikurangi: Saham Bonus (31,000,000) Less: Distribution of Bonus Shares Total
5,900,000
Total
24. Cadangan Umum 24. General Reserves
Pada tahun 1997, berdasarkan Akta Notaris Mudofir Hadi, S.H.,
No. 55 tanggal 19 Juni 1997, Grup menyisihkan sebagian dari
saldo laba sebagai dana cadangan umum sebesar Rp 75.968.
In 1997, based on the Notarial Deed of Mudofir Hadi, S.H.,
No. 55 dated June 19, 1997, the Group provided general
reserves amounting to Rp 75,968 from retained earnings.
25. Pendapatan Usaha - Bersih 25. Operating Revenues- Net
Akun ini merupakan pendapatan dari penjualan Grup masing-
masing pada 234 dan 208 gerai pada tahun 2012 dan 2011
dengan rincian sebagai berikut :
This account represents revenue generated by the Group from
the 234 and 208 outlets in 2012 and 2011, respectively, with
the following details:
2012 2011
Rp Rp
California Fried Chicken 322,238,243 262,853,308 California Fried Chicken
Sapo Oriental 21,520,789 20,787,113 Sapo Oriental
Cal Donat 4,467,922 3,895,658 Cal Donat
Subtotal 348,226,954 287,536,079 Subtotal
Pendapatan dari Royalti dan Franchise Fee 5,553,454 4,941,439 Revenue from Royalty and Initial Fee
Total 353,780,408 292,477,518 Total
26. Beban Pokok Penjualan 26. Cost of Goods Sold
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
2012 2011
Rp Rp
Persediaan Awal 11,458,380 11,017,219 Beginning Balance of Inventories
Pembelian 124,781,226 100,434,171 Purchases
Barang Tersedia untuk Dijual 136,239,606 111,451,390 Goods Available for Sale
Persediaan Akhir (16,934,193) (11,458,380) Ending Balance of Inventories
Beban Pokok Penjualan 119,305,413 99,993,010 Cost of Goods Sold
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 41 paraf:
Pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian
bersih masing-masing pada tahun 2012 dan 2011 merupakan
pembelian bahan baku kepada pihak ketiga adalah sebagai
berikut:
Purchases of raw materials which represent more than 10% of
net purchases in 2012 and 2011 represent purchases from third
parties are as follows:
2012 2011 2012 2011
Rp Rp % %
PT Putra Mandiri 20,009,736 14,389,304 16.04 14.33 PT Putra Mandiri
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 7,879,010 12,739,051 6.31 12.68 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Total 27,888,746 27,128,355 22.35 27.01 Total
of Total Purchases
Persentase dari
Total Pembelian/
Percentage
Total
27. Beban Penjualan 27. Selling Expenses
2012 2011
Rp Rp
Gaji dan Tunjangan 63,130,930 46,648,456 Salaries and Allowances
Sewa dan Service Charge 33,114,882 30,423,675 Rent and Service Charges
Listrik, Air, dan Telepon 27,789,616 22,814,254 Electricity, Water and Telephone
Penyusutan Aset Tetap 9,698,260 7,393,940 Depreciation of Fixed Assets
Biaya Pemasaran 9,352,122 11,198,804 Marketing Expenses
Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi 7,312,954 6,504,180 Expedition, Travel and Transportation
Perbaikan, Pemeliharaan dan Pemakaian Suku Cadang 5,227,725 3,969,694 Repaired, Maintenance and Usage of Spareparts
Alat-alat Kantor 2,451,570 1,661,002 Office Supplies
Iuran dan Retribusi 1,600,935 1,203,446 Fees and Retribution
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 milyar) 2,609,021 2,126,382 Others (each below Rp 1 billion)
Total Beban Penjualan 162,288,015 133,943,833 Total Selling Expenses
28. Beban Umum dan Administrasi 28. General and Administrative Expenses
2012 2011
Rp Rp
Gaji dan Tunjangan 15,714,396 14,086,428 Salaries and Allowances
Sewa dan Service Charge 1,452,270 1,388,247 Rent and Service Charges
Listrik, Air, dan Telepon 1,004,038 716,526 Electricity, Water and Telephone
Biaya Angkut, Perjalanan dan Transportasi 983,616 1,249,718 Expedition, Travel and Transportation
Kesejahteraan Karyawan 953,302 291,688 Employee Benefits
Penyusutan Aset Tetap 814,518 1,229,241 Depreciation of Fixed Assets
Jasa Profesional dan Pelatihan 779,075 400,388 Professional Fees and Training
Alat-alat Kantor 703,100 500,141 Office Supplies
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 1,481,717 1,413,390 Others (each below Rp 500 million )
Total Beban Umum dan Administrasi 23,886,032 21,275,767 Total General and Administrative Expenses
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 42 paraf:
29. Pendapatan Lainnya 29. Other Income
2012 2011
Rp Rp
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 952,504 73,016 Gain on Disposal of Fixed Assets
Pendapatan Dividen 405,566 337,972 Dividend Income
Lain-lain 1,127,851 347,784 Others
Total Pendapatan Lainnya 2,485,921 758,772 Total Other Income
30. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi 30. Related Party Transactions
Manajemen kunci termasuk dewan direksi, dewan komisaris dan
personil manajemen kunci lainnya (Catatan 1.d).
Key management includes board of directors, board of
commisioners and other key management personnel
(Note 1.d).
Tidak ada imbalan pasca kerja untuk personil manajemen kunci.
Manfaat jangka pendek untuk personil manajemen kunci
merupakan gaji kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris
masing-masing sebesar Rp 4.756.063 dan Rp 4.489.727.
No post employment benefit for key management personnel.
The short-term benefits for key management personnel
represents salaries paid to Board of Directors and Board of
Commisioners amounting to Rp 4,756,063 and Rp 4,489,727,
respectively.
Hubungan dan sifat saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi
adalah sebagai berikut:
The relationship and nature of transactions with related
parties are as follows:
No. Pihak Berelasi/ Related Parties
Hubungan dengan Perusahaan/ Relationship
Transaksi/ Transaction
1. Komisaris dan Direksi/
Commissioners and
Directors
Manajemen Kunci/ Key
Management
Beban Imbalan Kerja/ Employee Benefit Expense
Seluruh transaksi dengan pihak berelasi telah diungkapkan
dalam laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties have been disclosed the
consolidated financial statements.
31. Laba per Saham 31. Earnings Per Share
2012 2011
Rp Rp
Laba yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Income Attributable to Owner of the
Entitas Induk (Rupiah Penuh) 34,371,777,658 25,911,801,751 Parent Entity (Full Amount)
Total Saham Beredar (Lembar) 220,808,000 220,808,000 Total Common Outstanding Share (shares)
Laba per Saham (Rupiah Penuh) 155.66 117.35 Earnings per Share (Full Amount)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 43 paraf:
32. Ikatan dan Perjanjian 32. Commitments and Agreements
Grup melakukan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga untuk
menggunakan merek dagang milik Grup “California Fried
Chicken (CFC)”. Sesuai dengan perjanjian waralaba, masing-
masing pihak pengguna hak waralaba diwajibkan membayar
kepada Group berupa biaya waralaba (initial fee) sebesar
Rp 125.000 dan biaya royalty sebesar 7% dari penjualan kotor.
The Group entered into franchise agreements with the third
parties to use Group trademark “California Fried Chicken
(CFC)”. According to franchise agreement, the user of franchise
brand should pay initial fee to the Group amounting to
Rp 125,000 and 7% royalty from gross sales.
Jumlah gerai waralaba sampai dengan 31 Desember 2012 dan
2011 masing-masing sebanyak 40 dan 36 yang tersebar di
beberapa wilayah di Indonesia. Jangka waktu perjanjian selama
5 (lima) tahun, perjanjian terakhir sampai dengan tahun 2017.
The number of franchise outlets as of December 31, 2012 and
2011 totalled 40 and 36, repectively that located spreadly
throughout Indonesia. The term of agreement is 5 (five) years
which the latest will be ended in 2017.
33. Transaksi dan Saldo dalam 33. Balances and Transactions in
Mata Uang Asing Foreign Currencies
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Group mempunyai
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai
berikut:
As of December 31, 2012 and 2011, the Group’s monetary
assets and liabilities denominated in foreign currency are as
follows:
2012 2011 2012 2011Aset / Assets
Kas dan Setara Kas / Cash and Cash Equivalents
Pihak Ketiga / Third Parties USD 1,324.86 1,588.99 12,811 14,409
12,811 14,409Liabilitas / Liabilities
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang/
Bank Loan and Long Term Financial InstitutionsPihak Ketiga / Third Parties USD 600,000 1,500,000 5,802,000 13,602,000
5,802,000 13,602,000Total - Bersih / Total - Net
(5,789,189) (13,587,591)
Mata Uang Asing / Foreign Currency Ekuivalen / Equivalent Rupiah
34. Informasi Segmen 34. Segment Information
Manajemen telah menentukan segmen operasi didasarkan pada
laporan yang ditelaah oleh Direksi, yang digunakan dalam
mengambil keputusan strategis. Direksi mempertimbangkan
operasi bisnis dari perspektif jenis bisnis dan geografis.
The management has classified segment operation based on
the report evaluated by the Director, which has been used as a
basis of strategic decision. The Director considered the
business operation from the perspective of business
classification and geographics.
Segmen operasi Grup dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) unit
bisnis stratejik yang menawarkan produk yang berbeda yaitu
ayam goreng (California Fried Chicken), masakan oriental (Sapo
Oriental) dan donat (Cal Donat).
Operating segment of the Group can be classified into 3 (three)
strategic business units which provide various products consist
of fried chicken (California Fried Chicken), oriental food (Sapo
Oriental) and donuts (Cal Donuts).
Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan
operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur
dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan konsolidasian. Aset dan liabilitas ini
dialokasikan berdasarkan operasi segmen.
The amounts provided to the chief operating decision-maker
with respect to total assets and liabilities are measured in a
manner consistent with that of the consolidated financial
statements. These assets and liabilities are allocated based on
the operations of the segment.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 44 paraf:
Tidak ada pendapatan, aset, dan liabilitas yang tidak dapat
dialokasikan kepada operasi segmen tertentu.
There are no revenue, assets, and liabilities that cannot be
allocated to a particular operating segment.
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Revenues
Pihak Eksternal 332,471,639 21,520,789 4,467,922 358,460,350 (4,679,942) 353,780,408 External Parties
Antar Segmen -- -- -- -- -- -- Among Segment
Jumlah Pendapatan 332,471,639 21,520,789 4,467,922 358,460,350 (4,679,942) 353,780,408 Total Revenues
Hasil Results
Hasil Segmen 84,873,812 (1,502,337) (221,821) 83,149,654 (4,679,942) 78,469,712 Segment Results
Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasi (30,168,762) (30,168,762) Unallocated Operating Expenses
Laba (Rugi) Usaha 84,873,812 (1,502,337) (221,821) 52,980,892 (4,679,942) 48,300,950 Income (Loss) from Operation
Penghapusan Aset Tetap dan Fixed Assets Written
Lain-lain (261,417) -- -- (261,417) -- (261,417) off and Others
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 952,504 -- -- 952,504 -- 952,504 Gains on Sale of Fixed Assets
Pendapatan (Beban) Lain-lain Unallocated Other Income
Tidak Dapat Dialokasi: (Expenses):
Keuntungan Selisih Kurs (1,016,227) -- -- (1,016,227) -- (1,016,227) Gain on Foreign Exchange
Pendapatan Dividen 405,566 -- -- 405,566 -- 405,566 Dividend Income
Pendapatan Bunga 336,656 -- -- 336,656 -- 336,656 Interest Income
Beban Bunga (1,878,288) -- -- (1,878,288) -- (1,878,288) Interest Expenses
Beban Lain-lain 919,185 -- -- 919,185 -- 919,185 Others Expenses
(542,021) -- -- (542,021) -- (542,021)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 84,331,791 (1,502,337) (221,821) 52,438,871 (4,679,942) 47,758,929 Income (Loss) Before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan Tidak Unallocated Income Tax
dapat Dialokasi -- -- -- (11,975,468) -- (11,975,468) Expense
Kepentingan Non Pengendali -- -- -- (1,411,684) -- (1,411,684) Non Controlling Interest
Laba (Rugi) Setelah Income (Loss) After
Pajak Penghasilan Income Tax
dan Hak Minoritas 84,331,791 (1,502,337) (221,821) 39,051,719 (4,679,942) 34,371,777 and Minority Interest
2012
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Segmen 154,600,250 9,279,311 613,020 164,492,581 15,518,332 180,010,913 Segment Assets
Investasi Tersedia Untuk Dijual 23,117,268 -- -- 23,117,268 (23,117,268) -- Available for Sale Investments
Aset tidak dapat Dialokasi 23,866,081 -- -- 23,866,081 -- 23,866,081 Unallocated Assets
Total Aset 201,583,599 9,279,311 613,020 211,475,930 (7,598,936) 203,876,994 Total Assets
Liabilitas Segmen 27,844,390 -- -- 27,844,390 -- 27,844,390 Segment Liabilities
Liabilitas tidak dapat Dialokasi 57,194,387 -- -- 57,194,387 -- 57,194,387 Unallocated Liabilities
Jumlah Liabilitas 85,038,777 -- -- 85,038,777 -- 85,038,777 Total Liabilities
2012
California Fried Sapo Cal Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Consolidated
Rp Rp Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 38,125,271 901,002 98,830 39,125,103 Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (49,946,212) (406,562) (36,831) (50,389,605) Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 13,721,628 -- -- 13,721,628 Cash Flows from Financing Activities
2012
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 45 paraf:
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Revenues
Pihak Eksternal 271,604,484 20,787,113 3,895,658 296,287,255 (3,809,737) 292,477,518 External Parties
Antar Segmen -- -- -- -- -- -- Among Segment
Total Pendapatan 271,604,484 20,787,113 3,895,658 296,287,255 (3,809,737) 292,477,518 Total Revenues
Hasil Results
Hasil Segmen 72,795,706 (1,753,339) (83,178) 70,959,189 (3,809,737) 67,149,452 Segment Results
Beban Usaha Tidak Dapat Dialokasi -- -- -- (29,884,547) -- (29,884,547) Unallocated Operating Expenses
Laba (Rugi) Usaha 72,795,706 (1,753,339) (83,178) 41,074,642 (3,809,737) 37,264,905 Income (Loss) from Operation
Penghapusan Aset Tetap dan Fixed Assets Written
Lain-lain (1,125,536) -- -- (1,125,536) -- (1,125,536) off and Others
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 73,016 -- -- 73,016 -- 73,016 Gains on Fixed Assets
Pendapatan (Beban) Lain-lain Unallocated Other Income
Tidak Dapat Dialokasi: (Expenses):
Keuntungan (Kerugian) Selisih Kurs 54,094 -- -- 54,094 -- 54,094 Gain on Foreign Exchange
Pendapatan Dividen 357,940 -- -- 357,940 -- 357,940 Dividend Income
Pendapatan Bunga 159,983 -- -- 159,983 -- 159,983 Interest Income
Pendapatan Sewa -- -- -- -- -- -- Rent Income
Beban Bunga (1,021,522) -- -- (1,021,522) -- (1,021,522) Interest Expenses
Beban Lain-lain 304,709 -- -- 304,709 (30,984) 273,725 Others Expenses
(1,197,316) -- -- (1,197,316) (30,984) (1,228,300)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 71,598,390 (1,753,339) (83,178) 39,877,326 (3,809,737) 36,036,605 Income (Loss) Before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan Tidak Unallocated Income Tax
dapat Dialokasi (8,921,528) -- -- (8,921,528) -- (8,921,528) Expense
Kepentingan Non Pengendali (1,203,272) -- -- (1,203,272) -- (1,203,272) Minority Interest
Laba (Rugi) Setelah Income (Loss) After
Pajak Penghasilan Income Tax
dan Hak Minoritas 61,473,590 (1,753,339) (83,178) 29,752,526 (3,809,737) 25,911,805 and Minority Interest
2011
California Fried Sapo Cal Total/ Eliminasi/ Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Total Elimination Consolidated
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Aset Segmen 97,986,999 8,899,816 616,322 107,503,137 3,952,390 111,455,527 Segment Assets
Investasi Tersedia untuk Dijual 10,274,341 -- -- 10,274,341 (10,274,341) -- Available for Sale Investments
Aset tidak dapat Dialokasi 21,977,257 -- -- 21,977,257 -- 21,977,257 Unallocated Assets
Jumlah Aset 130,238,597 8,899,816 616,322 139,754,735 (6,321,951) 133,432,784 Total Assets
Liabilitas Segmen 26,969,204 -- -- 26,969,204 (1,074,262) 25,894,942 Segment Liabilities
Liabilitas tidak dapat Dialokasi 37,326,016 -- -- 37,326,016 -- 37,326,016 Unallocated Liabilities
Jumlah Liabilitas 64,295,220 -- -- 64,295,220 (1,074,262) 63,220,958 Total Liabilities
2011
California Fried Sapo Cal Konsolidasian/
Chicken Oriental Donat Consolidated
Rp Rp Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 34,351,801 1,860,461 78,426 36,290,688 Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi (19,215,241) (1,460,529) (70,275) (20,746,045) Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (10,108,356) -- -- (10,108,356) Cash Flows from Financing Activities
2011
Grup tidak menyajikan informasi geografis dalam catatan atas
laporan keuangan, karena informasi yang relevan digunakan
untuk pengambilan keputusan manajemen didasarkan pada
informasi segmen usaha atas produk yang ditawarkan.
Seluruh kegiatan Grup dijalankan dan terpusat di Indonesia.
The Group does not disclose geographical information in the
notes to the consolidated financial statements, since relevant
information used for the management’s decision making is based
on the operating segment information for the deliverable
products.
Whole operation of the Group are solely based in Indonesia.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 46 paraf:
35. Instrumen Keuangan: Manajemen Risiko 35. Financial Instruments: Financial Risk
Keuangan Management
a. Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
a. Factors and Policies of Financial Risk Management
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan, Grup menghadapi risiko keuangan yaitu, risiko
likuiditas, risiko mata uang, risiko suku bunga dan risiko
kredit. Grup mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai
berikut:
In its operating, investing and financing activities, the
Group are exposed to the following financial risks:
liquidity risk, foreign currency risk, interest rate risk and
credit risk and define those risks as follows:
Risiko likuiditas merupakan risiko atas ketidakmampuan
Grup membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo.
Saat ini Grup berharap dapat membayar semua
liabilitas pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk represents risk of the Group’s inability
to repay all their liabilities at maturity date. At
present the Group does expect to pay all liabilities at
their contractual maturity.
Risiko mata uang merupakan risiko fluktuasi nilai
instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai
tukar mata uang asing.
Foreign currency risk represents fluctuation of
financial instrument caused by changes of foreign
currency exchange.
Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas
nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga
pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko
arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena
perubahan suku bunga pasar.
Risiko suku bunga terdiri dari risiko suku bunga atas
nilai wajar, yaitu risiko fluktuasi nilai instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga
pasar, dan risiko suku bunga atas arus kas, yaitu risiko
arus kas di masa datang akan berfluktuasi karena
perubahan suku bunga pasar.
Interest rate risk consists of fair value interest rate
risk, which is the risk of fluctuation of financial
instrument caused by changes in in market interest
rate, and cash flow interest rate risk, which is the risk
that the future cash flow of a financial instruments
will fluctuate due to changes in market interest rate.
Interest rate risk consists of fair value interest rate
risk, which is the risk of fluctuation of financial
instrument caused by changes in in market interest
rate, and cash flow interest rate risk, which is the risk
that the future cash flow of a financial instruments
will fluctuate due to changes in market interest rate.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara
efektif, Direksi Grup telah menyetujui beberapa strategi
untuk pengelolaan risiko keuangan, yang sejalan dengan
tujuan Grup. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan
yang harus diambil dalam rangka mengelola risiko
keuangan yang dihadapi Grup.
In order to effectively manage those risks, the Board of
Directors of the Group has approved some strategies for
the management of financial risks, which are in line with
corporate objectives. These guidelines set up objectives
and action to be taken in order to manage the financial
risks that the Group faces.
Pedoman utama dari kebijakan ini adalah sebagai berikut:
Meminimalkan dampak dari perubahan mata uang dan
risiko pasar atas semua jenis transaksi dengan
menyediakan cadangan mata uang yang cukup;
Memaksimalkan penggunaan lindung nilai alamiah
yang menguntungkan sebanyak mungkin off-setting
alami antara pendapatan dan biaya dan hutang piutang
dalam mata uang yang sama; dan
Semua kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan
secara bijaksana, konsisten, dan mengikuti praktik
pasar terbaik.
The major guidelines of this policy are the following:
Minimize effect of changes in foreign exchange and
market risk for all kind of transactions by providing
adequate foreign currencies reserve;
Maximize the use of “natural hedge” favouring as
much as possible the natural off-setting of revenue
and costs and payables receivables denominated in
the same currency; and
All financial risk management activities carried out
on a prudent, consistent basis, and following the
best market practices.
(i) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup tidak bisa
memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Pada saat ini Grup berharap dapat membayar semua
liabilitas pada saat jatuh tempo. Grup memiliki kas dan
setara kas dan aset keuangan lainnya yang dapat
(i) Liquidity Risk
Liquidity risk is the risk that the Group is unable to
meet its obligations when they fall due.
At present the Group expects to pay all liabilities at
their contractual maturity. The Group has cash and
cash equivalents and other financial assets which
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 47 paraf:
digunakan untuk memenuhi memenuhi liabilitas
keuangan jangka pendeknya.
can be used to meet its short term financial liabilities.
Untuk memenuhi liabilitas keuangan jangka panjangnya,
Grup berharap dapat meningkatkan pendapatan
usahanya setiap tahun melalui penambahan gerai dan
peningkatan kerjasama waralaba dengan pihak ketiga
maupun pihak berelasi.
Tabel berikut menganalisis liabilitas keuangan berdasarkan
sisa umur jatuh temponya:
To fulfill their long term financial liabilities, the Group
expects to increase their annual revenues through
expansion of stores and increase the franchise
cooperation with third parties and related parties.
The following table analyses financial liabilities by
remaining contractual maturity:
Kurang dari 1 - 2 Tahun/ 2 - 5 Tahun/ Diatas 5 Tahun/ Jumlah/ Total
Satu Tahun/Less Years Years More than 5 Years
than One Year
Liabilitas Keuangan diukur pada Financial Liabilities at Amortized
Biaya perolehan diamortisasi: cost:
Utang Usaha-Pihak Ketiga 16,679,927 -- -- -- 16,679,927 Trade Payables-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 4,771,392 -- -- -- 4,771,392 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 6,589,114 -- -- -- 6,589,114 Accrued Expenses
Utang Bank Jangka Pendek 5,163,361 -- -- -- 5,163,361 Short Term Bank Loans
Bagian Lancar atas Utang Bank Current Portion of Bank Loans
dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang 5,802,000 3,571,429 -- -- 9,373,429 and Long Term Financial Institutions
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Bank Loans and Long-Term
Jangka Panjang -- -- -- 19,642,857 19,642,857 Financial Institutions
Total 39,005,794 3,571,429 -- 19,642,857 62,220,080 Total
2012
Kurang dari 1 - 2 Tahun/ 2 - 5 Tahun/ Diatas 5 Tahun/ Jumlah/ Total
Satu Tahun/Less Years Years More than 5 Years
than One Year
Liabilitas Keuangan diukur pada Financial Liabilities at Amortized
Biaya perolehan diamortisasi: cost:
Utang Usaha-Pihak Ketiga 16,316,777 -- -- -- 16,316,777 Trade Payable-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 4,030,644 -- -- -- 4,030,644 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 5,611,929 -- -- -- 5,611,929 Accrued Expenses
Utang Bank Jangka Pendek 4,711,067 -- -- -- 4,711,067 Short Term Bank Loans
Bagian Lancar atas Utang Bank Current Portion of Bank Loans
dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang 8,161,200 -- -- -- 8,161,200 and Long Terrm Financial Institutions
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Bank Loans and Long-Term
Jangka Panjang -- -- 5,440,800 -- 5,440,800 Financial Institutions
Total 38,831,617 -- 5,440,800 -- 44,272,417 Total
30,670,417
2011
(ii) Risiko Mata Uang
Grup tidak signifikan terekspos risiko mata uang asing
untuk pinjaman jangka panjang dalam US. Dolar. Grup
tidak mempersiapkan kebijakan khusus untuk
meminimalkan risiko. Tidak ada aktivitas lindung nilai mata
uang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
(ii) Foreign Currency Risk
The Group is exposed to currency risk for payment
of long term loan in US. Dollar. The Group did not
prepare any specific policy to minimize the risk.
There is no currency hedging activities as of
December 31, 2012 and 2011.
Aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada
31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan jenis mata uang
disajikan pada Catatan 33.
Financial assets and liabilities denominated in
foreign currency as of December 31, 2012 and
2011 based on foreign currency represented in
Note 33.
Tabel berikut ini menunjukkan sensitivitas kemungkinan
perubahan tingkat pertukaran mata uang asing terhadap
Rupiah, dengan asumsi variabel lain konstan, dampak
terhadap laba sebelum beban pajak penghasilan sebagai
berikut:
The following table demonstrates the sensitivity to
a reasonably changes of foreign currencies against
Rupiah, with all other variable held constant, with
the effect to the consolidated income before
corporate tax expense:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 48 paraf:
2012 2011
Rp Rp
Dampak Terhadap Laba Sebelum Pajak Penghasilan Effect on Income Before Income Tax
Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (1%) (57,892) (135,876) Change in exchange rate against Rupiah (1%)
Perubahan tingkat pertukaran terhadap Rupiah (-1%) 57,892 135,876 Change in exchange rate against Rupiah (-1%)
(iii) Risiko Suku Bunga
Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus
kas masa depan dari suatu instrumen keuangan
berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.
Grup memiliki pinjaman jangka pendek dengan bunga
mengambang dan jangka panjang dengan bunga tetap.
Grup akan memonitor secara ketat pergerakan suku
bunga di pasar dan apabila suku bunga mengalami
kenaikan yang signifikan maka Grup akan
menegosiasikan suku bunga tersebut dengan pemberi
pinjaman.
Pada saat ini, Grup tidak mempersiapkan kebijakan atau
pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga
untuk mengarungi risiko nilai wajar yang berhubungan
dengan risiko arus kas yang terkait dengan liabilitas
tingkat bunga mengambang. Tidak terdapat aktivitas
lindung nilai tingkat bunga pada tanggal
31 Desember 2012 dan 2011.
(iv) Risiko Kredit
Grup mengendalikan eksposur risiko kredit dengan
menetapkan kebijakan, dimana persetujuan atau
penolakan kontrak kredit baru dan kepatuhan atas
kebijakan tersebut dipantau oleh Direksi. Sebagai bagian
dari proses dalam persetujuan atau penolakan tersebut,
reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan
pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko kredit yang
terkonsentrasi secara signifikan.
Jumlah aset keuangan merupakan eksposur kredit
maksimum. Eksposur maksimum risiko kredit pada
tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai
berikut:
(iii) Interest Rate Risk
Cash flow interest rate risk is the risk that the future cash
flows of a financial instrument will fluctuate because of
changes in market interest rates.
The Group has short term and long term debt with
floating interest rates. The Group will strictly monitor the
market interest rate fluctuation and if the interest rate
significantly increased, the Group will renegotiate the
interest rate to the lender.
At present, the Group did not prepare certain policy or
arrangement in order to manage the interest rate risk to
mitigate the fair value risk relating to the cash flow risk
related to floating interest rate liabilities. There is no
interest rate hedging activities in place as of
December 31, 2012 and 2011.
(iv) Credit Risk
The Group controls its exposure to credit risk by setting
its policy in approval or rejection of new credit contract
and compliance is monitored by the Board. As part of the
process in approval or rejection, the customer reputation
and track record is taking into consideration. There are
no significant concentrations of credit risk.
The amount of financial assets represents the maximum
credit exposure. The maximum exposure to credit risk as
at December 31, 2012 and 2011 are as follows:
2012 2011
Kas dan Setara Kas 18,215,595 15,759,269 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual -- -- Available for Sale Investments
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 3,252,069 2,096,755 Trade Receivables -Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 210,760 653,974 Other Current Financial Assets
Total 21,678,424 18,509,998 Total
Pada tanggal pelaporan, tidak ada konsentrasi signifikan
atas resiko kredit. As of reporting date, there were no significant
concentrations of credit risk.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 49 paraf:
b. Estimasi Nilai Wajar b. Fair Value Estimation
Tabel di bawah ini menyajiakan nilai tercatat masing-masing
kategori aset dan liabilitas keuangan pada 31 Desember
2012 dan 2011:
The schedule below presents the carrying amount of the
respective categories of financial assets and liabilities as
of December 31, 2012 and 2011:
Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/ Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/
Carrying Value Fair Value Carrying Value Fair Value
Rp Rp Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Kas dan Setara Kas 18,215,595 18,215,595 15,759,269 15,759,269 Cash and Cash Equivalents
Investasi Tersedia untuk Dijual 23,117,269 23,117,269 10,274,342 10,274,342 Available for Sale Investments
Aset Lancar Lainnya 1,656,971 1,656,971 1,522,110 1,522,110 Other Current Asset
Piutang Usaha-Pihak Ketiga 3,252,069 3,252,069 2,096,755 2,096,755 Trade Receivable-Third Parties
Aset Keuangan Lancar Lainnya 210,760 210,760 653,974 653,974 Other Current Financial Assets
Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnya 3,437,542 3,437,542 3,052,093 3,052,093 Other Non Current Financial Assets
Total 49,890,206 49,890,206 33,358,543 33,358,543 Total
Liabilitas Keuangan Financial Liabilities
Utang Bank Jangka Pendek 5,163,361 5,163,361 4,711,067 4,711,067 Short Term Bank Loans
Utang Usaha-Pihak Ketiga 16,679,927 16,679,927 16,316,777 16,316,777 Trade Payables-Third Parties
Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 4,771,392 4,771,392 4,030,644 4,030,643 Other Current Financial Liabilites
Beban Akrual 6,589,114 6,589,114 5,611,929 5,611,929 Accrued Expenses
Bagian Lancar atas Utang Bank Current Portion of Bank Loans
dan Lembaga Keuangan Jangka Panjang 9,373,429 9,373,429 8,161,200 8,161,200 and Long Term Financial Institutions
Utang Bank dan Lembaga Keuangan Bank Loans and Long Term
Jangka Panjang 19,642,857 19,642,857 5,440,800 5,440,800 Financial Institutions
Total 62,220,080 62,220,080 44,272,417 44,272,416 Total
2012 2011
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 manajemen
memperkirakan bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas
keuangan jangka pendek dan yang jatuh temponya tidak
ditentukan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
dalam laporan posisi keuangan, mendekati nilai wajarnya,
dan tingkat bunga hutang bank dan sewa pembiayaan
diasumsikan sama dengan tingkat diskon pasar.
As of December 31, 2012 and 2011 management
considers that the carrying amount of financial assets and
liabilities recorded at amortized cost in the consolidated
statements of financial position approximate their fair
value for both short term and those which maturities were
not determined, and bank loans and financial lease
interest rate assuming equal with the market discount
rate.
36. Pengelolaan Permodalan 36. Capital Management
Tujuan Grup ketika mengelola modal adalah untuk
mempertahankan kelangsungan usaha Grup serta
memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.
The Group’s objectives when managing capital are to
safeguard the Group’s ability to continue as a going concern
whilst seeking to maximize benefits to shareholders and
other stakeholders.
Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur
permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil
pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan
mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi
modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang,
proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi
peluang investasi yang strategis. Dalam rangka
mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Grup dapat
menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset
untuk mengurangi utang.
The Group actively and regularly reviews and manages its
capital structure to ensure optimal capital structure and
shareholder returns, taking into consideration the future
capital requirements and capital efficiency of the Group,
prevailing and projected profitability, projected operating
cash flows, projected capital expenditures and projected
strategic investment opportunities. In order to maintain or
adjust the capital structure, the Group may adjust the
amount of dividends paid to shareholders, issue new shares
or sell assets to reduce debt.
Grup memonitor modal berdasarkan rasio gearing konsolidasian.
Rasio gearing dihitung dengan membagi pinjaman bersih dengan
jumlah ekuitas yang disesuaikan. Pinjaman bersih dihitung
dengan mengurangkan jumlah pinjaman dengan kas dan setara
kas serta kas yang dibatasi penggunaannya.
The Group monitors capital on the basis of the Group’s
consolidated gearing ratio. The gearing ratio is calculated as
net debt divided by adjusted equity. Net debt is calculated as
total borrowings less cash and cash equivalents and
restricted funds.
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 50 paraf:
Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah sebagai berikut:
The gearing ratios as of December 31, 2012 and 2011 are
as follows:
2012 2011
Rp Rp
Total Utang Bank dan Lembaga Keuangan 34,179,647 18,313,067 Total Bank Loans and Financial Institutions
Dikurangi: Less:
Kas dan Setara Kas 18,215,595 15,759,269 Cash and Cash Equivalents
Pinjaman - Bersih 15,964,052 2,553,798 Net - Payable
Total Ekuitas Yang Disesuaikan 118,838,217 70,211,829 Adjusted Equity
Rasio Gearing Konsolidasian 13% 4% Consolidated Gearing Ratio
37. Perkembangan Terakhir Standar 37. Latest Development in Financial
Akuntansi Keuangan Accounting Standard
Pada tahun 2012 DSAK – IAI telah mengeluarkan PSAK No. 38
(Revisi 2012) mengenai Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
dan PPSAK No. 10 mengenai Pencabutan PSAK No. 51:
Akuntansi Kuasi Reorganisasi yang berlaku untuk diterapkan
pada periode tahun buku laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2013.
Selain itu DSAK-IAI juga telah mengeluarkan ISAK No. 21
mengenai Perjanjian Konstruksi Real Estat dan PPSAK No.7
mengenai Pencabutan PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estat paragraf 1 – 46, 49 – 55 dan 62 –
64 yang sampai dengan tanggal laporan ini masih belum
ditentukan efektif berlakunya sesuai dengan surat
pengumuman DSAK-IAI No.0643/DSAK/IAI/IX/2012 tanggal
21 September 2012.
Manajemen masih mengevaluasi dan belum menentukan
dampak penerapan PSAK, ISAK dan PPSAK tersebut di atas
terhadap laporan keuangan konsolidasian.
In 2012 DSAK - IAI has issued SFAS No.38 (Revised 2012)
regarding the Business Combination and PPSAK No. 10
regarding Revocation. SFAS 51: Accounting Quasi-
Reorganization that apply t to the period of fiscal year financial
statements beginning on or after January 1, 2013.
Additionally DSAK-IAI has also issued No. IFAS. 21 of the
Real Estate Construction Agreement and PPSAK No.7
regarding Revocation SFAS No. 44: Accounting for Real
Estate Activities paragraphs 1-46, 49-55 and 62-64 are up to
the date of this report has not been determined in accordance
with the letter of the effective-IAI No.0643/DSAK/IAI/IX/2012
DSAK announcement dated September 21, 2012.
Management is still evaluating and has not determined the
Impact os SFAS, IFAS and PPSAK above to the consolidated
financial statements.
38. Reklasifikasi Akun 38. Accounts Reclassification
Laporan keuangan konsolidasian, pada tahun 2012
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan Entitas Anak
telah menerapkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK
No. KEP-347/BL/2012 tentang Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan
Publik. Penerapan ini mengakibatkan beberapa angka
perbandingan di laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember
2011 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2010 telah
direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun dalam
laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember
2012. Rincian akun – akun signifikan yang direklasifikasi adalah
sebagai berikut:
The consolidated financial statements, in 2012 the Group have
implemented The Decision of Chairman BAPEPAM-LK
No. KEP-347/BL/2012 regarding Guidelines on Financial
Statements Presentations and Disclosures for Issuer or Public
Companies. The implementation of this makes several
comparative figures in the statement of financial position on
December 31, 2011 and January 1, 2011/ December 31, 2010
have been reclassified to conform with the presentations of the
consolidated statement of financial position as of December
31, 2012. The details of the significant accounts being
reclassified are as follows:
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 51 paraf:
Sebelum Setelah
reklasifikasi/ reklasifikasi/
Before Reklasifikasi/ After
reclassification Reclassification reclassification
Laporan posisi keuangan Consolidated statement
konsolidasian of financial position
31 Desember 2011 December 31, 2011
Aset Lancar Current Assets
Investasi 10,774,342 (10,774,342) -- Short - term investments
Investasi tersedia untuk dijual -- 10,774,342 10,774,342 Available for sale investments
Investasi tersedia untuk dijual 10,774,342 (500,000) 10,274,342 Available for sale investments
Aset keuangan lancar lainnya -- 500,000 500,000 Other current financial assets
Piutang lain-lain 153,974 (153,974) -- Other receivables
Aset keuangan lancar lainnya -- 153,974 153,974 Other current financial assets
Uang muka 1,522,110 (1,522,110) -- Advances
Aset lancar lainnya -- 1,522,110 1,522,110 Other current assets
Aset tidak Lancar Non Current Assets
Aset lain-lain(Jaminan) 3,052,093 (3,052,093) -- Other assets(Deposit)
Aset keuangan tidak lancar lainnya -- 3,052,093 3,052,093 Other non current financial assets
Aset tetap 31,199,926 33,593,265 64,793,191 Fixed assets
Renovasi bangunan sewa 33,593,265 (33,593,265) -- Renovation of Rented Building
Aset lain-lain 1,520,170 (1,520,170) -- Other assets
Aset tidak lancar lainnya -- 1,520,170 1,520,170 Other Non Current Assets
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Bagian lancar atas utang bank dan Current portion of bank loans
lembaga keuangan jangka panjang -- 8,161,200 8,161,200 and long term financial institution
Liabilitas Jangka Panjang Non Current Liabilities
Utang bank dan lembaga Bank loans and long term
keuangan jangka panjang 13,602,000 (8,161,200) 5,440,800 financial institutions
Sebelum Setelah
reklasifikasi/ reklasifikasi/
Before Reklasifikasi/ After
reclassification Reclassification reclassification
Laporan posisi keuangan Consolidated statement
konsolidasian of financial position
31 Desember 2012 dan 2011, serta December 31, 2012 and 2011,
1 Januari 2011/31 Desember 2010 and January 1, 2011/December 31, 2010
Aset Lancar Current Assets
Investasi 8,935,379 (8,935,379) -- Short - term investments available for sale
Investasi tersedia untuk dijual -- 8,935,379 8,935,379 Available for sale investments
Investasi tersedia untuk dijual 8,935,379 (1,500,000) 7,435,379 Available for sale investments
Aset keuangan lancar lainnya -- 1,500,000 1,500,000 Other current financial assets
Piutang lain-lain 150,860 (150,860) -- Other receivables
Aset keuangan lancar lainnya -- 150,860 150,860 Other current financial assets
Uang muka 2,472,850 (2,472,850) -- Advances
Aset lancar lainnya -- 2,472,850 2,472,850 Other current assets
Aset tidak Lancar Non Current Assets
Aset lain-lain(Jaminan) 3,051,493 (3,051,493) -- Other assets(Deposit)
Aset keuangan tidak lancar lainnya -- 3,051,493 3,051,493 Other non current financial assets
Aset tetap 27,147,834 26,224,999 53,372,833 Fixed assets
Renovasi bangunan sewa 26,224,999 (26,224,999) -- Renovation of Rented Building
Liabilitas Jangka Pendek Current Liabilities
Bagian lancar atas utang bank dan Current portion of bank loans
lembaga keuangan jangka panjang -- 8,991,000 8,991,000 and long term financial institution
Liabilitas Jangka Panjang Non Current Liabilities
Utang jangka panjang Bank loans and long term
keuangan jangka panjang 22,477,500 (8,991,000) 13,486,500 financial institutions
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PIONEERINDO GOURMET INTERNATIONAL Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
For the Years Ended
December 31, 2012 and 2011
(Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated)
D1/March 21, 2013 52 paraf:
39. Tanggung Jawab dan Penerbitan 39. Responsibility and Authorisation of
Laporan Keuangan Konsolidasian Consolidated Financial Statements
Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyajian laporan
keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian
telah diotorisasi dan disetujui untuk terbit oleh Direksi pada
tanggal 8 Maret 2013.
The management of the Group is responsible for the
preparation and presentation of the consolidated financial
statements. The consolidated financial statement have been
authorized and approved for issuance by the Board of
Directors on March 8, 2013.
47Moving Towards
48 Laporan Tahunan Annual Report 2012 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
Gedung Jaya Lantai 6
Jl. MH. Thamrin No. 12 Jakarta 10340
Tel. +62 21 3147654 , +62 21 3157611
Fax. +62 21 3157609
movingtowards
Laporan TahunanAnnual Report2012
Laporan Tahunan Annual Report 2012
movingtow
ards
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
PT Pioneerindo Gourm
et International Tbk
scan me for website info
Top Related