DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. i
DAFTAR TABEL..................................................................................... ii
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................... 1
Tujuan Praktikum.......................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
BAHAN DAN METODE.......................................................................... 13
Bahan dan Alat............................................................................... 13
Waktu dan Tempat......................................................................... 14
Prosedur Kerja............................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 15
Hasil............................................................................................... 15
Pembahasan................................................................................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 21
Kesimpulan.................................................................................... 21
Saran.............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Hasil Pengamatan Bagian-Bagian Mikroskop ....................................... 15
2. Hasil Pengamatan Bagian-Bagian Sel Tanaman .................................... 16
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam mengamati berbagai objek yang sangat besar ataupun yang sangat
kecil sekalipun, seperti makhluk hidup mikroorganisme, tentu peranan alat yang
berteknologi canggih sangat di butuhkan untuk mengamatinya. Oleh karena itu,
berbagai alat penunjang yang canggih banyak di ciptakan dewasa ini, dan alat
yang menjadi rujukan permasalahan itu antara lain adalah mikroskop. Alat
penunjang pengamatan di bidang sains dan teknologi ini menjadi peranan penting
untuk melihat sejauh mana objek yang dapat di lihat ketika kita melakukan
pengamatan terhadap objek yang tidak dapat di lihat oleh mata telanjang sekalipun
(Koesmadji, 2008).
Mikroskop yang erat kaitannya dengan biologi juga sebagai alat penunjang
untuk mengamati berbagai objek yang sangat kecil seperti halnya sel pada
makhluk hidup. Mikroskop dibedakan menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya
dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan
mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel
(Brotowidjoyo, 1989).
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa
okuler, mikroskop binokuler (memiliki 2 lensa okuler). Berdasarkan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop
opriset,yang biasanya sering digunakan sebagai penelitihan (Koesmadji, 2008).
2
Para peneliti pengamat umumnya menggunakan mikroskop untuk
mengamati objek yang erat kaitannya dengan ilmu biologi. Mereka menggunakan
berbagai macam mikroskop sesuai dengan tinggkat akurasi, ketajaman, sumber
cahaya, dan tingkat objek yang dapat dilihat oleh mikroskop dari yang berukuran
milimikron hingga nanomikron (Darmono, 2001).
Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir
serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat
memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur
renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, adalah
lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan
mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali. Lensa kondensor, adalah lensa
yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan
dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah
maksimal (Kartasapoetra, 1991).
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi
satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal. Mikroskop yang sekarang ini
memiliki dua lensa dengan kemampuan pembesarannya tinggi. Maka mikroskop
yang memiliki dua lensa itu disebut mikroskop majemuk. Melihat kenyataan itu,
maka mikroskop diartikan sebagai alat penunjang penelitian yang sangat
dibutuhkan pada masa ini (Kartasapoetra, 1991).
3
Sel yang merupakan bagian terkecil dari setiap organ tumbuh-tumbuhan
dan makhluk hidup. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu
sendiri. Sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel organisme eukariotik lainnya.
Berbeda dengan sel-sel tumbuhan muda, sel-sel tumbuhan dewasa berbeda satu
dengan yang lain dalam ukuran, bentuk, struktur dan fungsinya. Walaupun
demikian semua sel tumbuhan memiliki persamaan dalam beberapa segi sehingga
dapat dibanyangkan suatu hipotesis sebuah sel yang segi-segi dasarnya ada dalam
bentuk yang secara menyeluruh tidak termodifikasi (Sandra, 1999).
Sel itu kecil tetapi kompleks, sulit untuk melihat strukturnya, sulit pula
untuk mengetahui komposisi molekul-molekul selnya. Yang dapat dipelajari dari
sel ini tergantung pada peralatan yang tersedia dan juga kemampuan untuk
mengidentifikasinya. Dan sesungguhnya, kemajuan-kemajuan besar sering
muncul segera setelah teknik pengamatan atau penelitian baru ditemukan. Ada
makhluk yang terdiri atas satu sel (uniseluler), tetapi ada juga yang terdiri dari
banyak sel (multiseluler). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel merupakan
satuan terkecil dari tubuh makhluk hidup yang merupakan satuan terkecil dari
molekul pada tanaman (Sardjoko, 1991).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nama bagian-bagian
mikroskop, mengetahui fungsinya dan terampil menggunakannya untuk
mengamati bentuk sel mati serta bagian sel yang hidup pada tumbuhan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam sejarah perkembangan mikroskop, sejarah perkembangan
mikrobiologi oleh mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antonius Van
Leuweenhook (1632-1723), pada tahun 1675, antonius membuat mikroskop
dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa
sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang
menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan
gigi. Ia menyebut benda-benda yang bergerak tadi dengan ‘animalcule’ (Solomon,
1995).
Pada mulanya mikroskop di gunakan untuk melihat mikroorganisme
seperti bakteri. Bakteri yang memiliki bentuk struktur yang beragam juga sangat
kecil. Mulai dari yang berukuran mikron hingga nanomikron. Ukuran yang
sedemikian rupa haruslah menggunakan alat bantu berupa mikroskop, sehingga
bentuk dan bagian-bagian yang terdapat dalam sel makluk hidup dapat dengan
mudah terlihat dan teridentifikasi dengan mudah dan jelas (Solomon, 1995).
Sel makhluk hidup yang tidak dapat terlihat tentu akan mudah terlihat
dengan mikroskop, di dalam jaringan tumbuhan banyak kita temukan berbagai
macam struktur dan bentuk penyusun sel, seperti inti sel, protoplasma, cairan sel
(sitoplasma) dan membran sel yang berbeda-beda bentuk antara sel satu dan sel
lainnya. Pada awal kemunculannya, mikroskop hanya memiliki satu lensa saja
yakni jenis lensa okuler. Terlepas dari polemik sejarah yang ada, Leuweenhook
telah membuat sekitar 250 buah dengan pembesaran lensa 200 sampai 300 kali
(Kartasapoetra, 1991).
5
Berkat penemuan ini, lembaga pemberi Nobel di Norwegia
menganugerahkan Nobel Fisika padanya di tahun 1986. Mikroskop yang
dikembangakan oleh Dr. Ernest Ruska menggunakan dua lensa dengan medan
magnet. Selanjutnya, 3 tahun berselang, ia kemudian menciptakan mikroskop
dengan tiga buah lensa yang mampu membidik dengan resolusi yang sangat kecil
hingga sampai 100 mm. Dalam perkembangannya dan sejarah mikroskop,
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kajian mengenai mikroorganisme
menjadi lebih mudah dan berdampak baik pada berbagai bidang salah satunya
adalah medis. Dengan mikroskop, peneliti lebih bisa mengamati berbagai bakteri
juga virus yang menyebabkan sejumlah penyakit serius untuk kemudian mencari
kelemahannya dan menciptakan formula untuk menanggulanginya (Kartasapoetra,
1991).
Semua keajaiban tersebut tak bisa dipisahkan dari keberadaan mikroskop.
Dan bukan hal yang berlebihan jika generasi saat ini berterima kasih pada ilmuan
cerdas bernama Thonius Philips Van Leuweenhook. Salah satu alat yang sering
digunakan terutama dalam bidang sains ialah mikroskop yang berfungsi sebagai
alat untuk mengamati objek yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan mata
telanjang (Volk et all, 1993).
Sejarah sel untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli biologi,
yang bernama Robert Hooke (1635-1703). Ia mencoba melihat struktur sel pada
sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat
berbagai macam dan bentuk rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika
dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari
6
rongga tersebut dinamakan sel. Sel tumbuhan juga berbeda dengan sel hewan,
salah satu perbedaannya adalah dinding sel pada sel tumbuhan mengandung bahan
selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel dan memberi bentuk
pada sel. Apabila dalam ruang sel/lumen terdapat protoplasma, sel itu dikatakan
hidup karena pada protoplasma sel tumbuhan terdapat plasma: sel, inti sel, butir-
butir plastid dan mitokondria dan apabila sel/lumen hanya berupa dinding sel, sel
itu di katakan mati (Campbell, 2006).
Rudolf Virchow (1821-1902), seorang ahli fisiologi menyatakan bahwa sel
membelah menjadi dua sel. Sel berasal dari sel yang sudah ada.
Analis mikroskopis pada pertengahan abad 19 membuktikan bahwa sel adalah
unit terkecil kehidupan yang berlangsung terus menerusberasal dari pertumbuhan
dan pembelahan menjadi sel tunggal. Beberapa teori tentang sel, menunjukkan
betapa pentingnya peranan sel bagi berbagai macam organisme khususnya
tumbuhan, karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup
dipengaruhi oleh sel (Auliana, 2001).
Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel
ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk
membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf. Dalam keadaan tertentu
beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar, pembuluh
darah, kulit dal lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua
kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun
dari kata pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel
7
prokariotik artiya ”sebelum inti”. Ini mengandung pengertian bahwa sel
prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik yang tersebar
di dalam sitoplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da Karyon. Eu, berarti
sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel yang telah
memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam
suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Auliana, 2001).
Telah diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal
dari sel tunggal yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini
digambarkan dengan suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit
yang memimpin penetapan hidup di atas bumi. Molekul organik sederhana
tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang memungkinkannya
hidup dan lestari di bumi dalam status awal kehidupannya (Auliana, 2001).
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu
tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas
sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Manihot utilissima pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian
dikembangkan pada masa prasejarah di Brasil dan Paraguay. Bentuk-bentuk
modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di
Brazil Selatan. Meskipun spesies Manihot yang liar ada banyak, semua kultivar
Manihot utilissima dapat dibudidayakan (Parjimo, 2007).
Klasifikasi tanaman ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot
utilissima) adalah sebagai berikut (Parjimo, 2007) :
Kerajaan : Plantae
8
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Upafamili : Crotonoideae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies : Mahinot utilissima
Batang tanaman sawi berupa batang yang pendek dan beruas-ruas,
sehingga hampir tidak kelihatan. Daun tanaman sawi berupa daun yang bersayap,
bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta berwarna hijau. Bunga tanaman
sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang
(tinggi) dan bercabang banyak. Tipa kuntumnya terdiri atas empat helai kelopak,
empat helai mahkota bunga yang berwarna kuning cerah, empat helai benang sari
dan satu buah putik yang berongga dua (Cahyono, 2003).
Klasifikasi tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah sebagai berikut
(Cahyono, 2003) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
9
Ordo : Capparales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa var. parachinensis L.
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk
dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika
tropic namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai
sayuran sumber zat besi yang penting. Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal
di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai
Chinese amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalah artikan
menjadi soinach dalam bahasa inggris (Setiawan, 1995).
Klarifikasi tanaman bayam (Amaranthus tricolor) adalah sebagai berikut
(Setiawan, 1995) :
Kigdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Sub class : Monochlamydeae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L.
10
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn.Syn. Curcuma domestica Val),
adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta
bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk untuk menjaga kesehatan dan
kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan Janar. Kunyit
tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai
daerah dengan beberapa nama lokal, seperti Tumeric (Inggris), Curcuma
(Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa), koneng (Sunda), konyet
(Madura) (Taryono, 2001).
Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma domestica) adalah sebagai berikut
(Taryono, 2001) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa L. syn. Curcuma domestica Val.
11
Hydrilla verticillata sebagai sumber hara pada sistem budidaya kacang
tanah. Sebagai tumbuhan air Hydrilla verticillata mengandung beberapa unsur
hara yang penting sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pupuk organik yang
berguna untuk kegiatan pertanian (WS, 2000).
Klasifikasi tanaman Hydrilla verticillata adalah sebagai berikut (WS,
2000) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata
Bunga bawang merah (Allium cepa L.) merupakan bunga majemuk
berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga.Bunga bawang
merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala
putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel,
yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon
biji. Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji
12
bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generative (Wibow, 1994).
Klasifikasi tanaman bawang adalah sebagai berikut (Wibow, 1994) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Spesies : Allium cepa var. aggregatum L.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Sel Tanaman batang singkong (Manihot utilisima) sebagai bahan yang
diamati.
2. Sel Tanaman bayam (Amaranthus tricolor) sebagai bahan yang diamati.
3. Sel Tanaman kunyit (Curcuma domestica) sebagai bahan yang diamati.
4. Sel Tanaman sawi (Brassica juncea L.) sebagai bahan yang diamati.
5. Sel Tanaman hydrilla verticillata sebagai bahan yang diamati.
6. Sel Tanaman bawang (Allium cepa L.) sebagai bahan yang diamati.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Mikroskop, digunakan untuk melihat sel-sel tanaman atau benda yang
berukuran mikro.
2. Slide glas dan cover glass, digunakan sebagai tempat menaruh preparat yang
diamati.
3. Silet/cutter, untuk memotong benda-benda/ sel yang akan diamati.
4. Kamera, untuk mendokumentasikan benda-benda yang diamati.
5. Alat tulis, pensil warna, dan buku gambar.
14
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksankan pada hari Kamis 22 Oktober 2015 pada jam
16.00-18.00 WITA. Tempat pelaksanaan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur kerja
Pelaksanaan praktikum ini meliputi dua tahapan dalam pelaksanaan
praktikum, yaitu :
Pelaksanaan
1. Mencari bidang penglihatan.
2. Mencari baying sediaan.
3. Mempersiapkan bahan untuk diamati.
4. Memelihara mikroskop.
5. Pengukuran mikroskop/mikrometri
Pengamatan
Mengamati bagian-bagian mikroskop dan sel tanaman menggambarkannya
secara visual serta memberikan keterangan pada tiap-tiap bagian pada gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
dilihat pada beberapa tabel berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan bagian-bagian mikroskop.
Mikroskop Cahaya ( Monokuler )KETERANGAN
1. Lensa Okuler
2. Tabung
3. Makrometer
4. Mikrometer
5. Lensa Obyektif
6. Penjepit
7. Diafragma
8. Panggung / meja
9. Cermin / reflector
10. Kaki / dasar
11. Lengan
16
Tabel 2. Hasil pengamatan bagian-bagian sel pada beberapa tanaman.
No Gambar sel tanaman Keterangan bagian sel
1.Sel sawi
(Brassica juncea L). 1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
2.Sel Gabus pada Ubi Kayu
(Manihot utilissima). 1. Inti sel
2. Ruang antar sel
3.Sel Bayam
(Amaranthus tricolor). 1. Dinding sel
2. Ruang antar sel
4.Sel Kunyit
(Curcumae domesticae). 1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
17
Tabel 2. Lanjutan
5.Sel Hydrilla
(Hydrilla verticillata). 1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
6.
Sel Bawang(Allium cepa L). 1. Inti sel
2. Dinding sel
3. Ruang antar sel
Pembahasan
Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian
tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik yang digunakan untuk
mengamati benda-benda yang mikroskopis dan transparan. Mikroskop cahaya
mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap pengunaan listrik. Daya pisah
adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam membedakan
dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai satu titik dan
dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat sebagai dua titik
18
bukannya satu titik. Hal inilah yang membedakan mikroskop canggih dari
mikroskop cahaya.
Mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut
mempunyai fungsi tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur
pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.
Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau
untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk
menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang,
sehingga, cahaya yang dipantulkan oleh cermin reflektor akan memperjelas
perbesaran objek. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses
bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler. Sehingga bayangan akan tepat
jatuh pada lensa yang berada pada fokus bayangannya.
Mikrofokus juga berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat
fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Mega
objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi
untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang.
Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur lensa kondensor terhadap
preparat. Pemegang (lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma
berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar
berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop. Sekrup engsel berfungsi
menyesuaikan mikroskop yang baik. Pada percobaan kali ini digunakan
19
mikroskop untuk mengamati struktur dari suatu tumbuhan dimana obyek-obyek
yang digunakan yaitu gabus ubi kayu, sawi, bayam, kunyit , hydrilla dan bawang.
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa
obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler
mempunyai peran seperti lup sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis
pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi
maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser
jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft
adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus).
Sel gabus ubi kayu termasuk sel mati karena sel gabus tidak memiliki isi,
tidak memiliki inti sel dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada sel mati hanya
terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong. Sel mati ini tidak
berperan dalam kehidupan. Bentuk sel singkong ini segi delapan dan ada juga segi
enam.
Sel bayam termasuk sel hidup karena sel ini memiliki inti sel dan adanya
aktifitas didalam sel. Bentuk sel sawi ini bulat tidak beraturan dan berwarna
kehijauan.
Sel sawi termasuk sel hidup karena sel ini memiliki inti sel dan adanya
aktifitas didalam sel. Bentuk sel sawi ini bulat tidak beraturan dan berwarna putih
kehijauan.
Sel kunyit (umbi) termasuk sel hidup karena sel ini memiliki inti sel dan
adanya aktivitas didalam sel. Bentuk sel kunyit ini bulat tidak beraturan dan
berwarna kekuningan.
20
Sel hidrila termasuk sel hidup karena sel ini memiliki inti sel dan adanya
aktifitas didalam sel. Bentuk sel hidrila ini bulat tidak beraturan dan berwarna
hijau.
Sel bawang termasuk sel hidup karena sel ini memiliki inti sel dan adanya
aktifitas didalam sel. Bentuk sel bawang ini seperti balok yang disusun miring.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Percobaan yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan
yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang.
2. Mikroskop dapat digunakan untuk melihat benda-benda kecil yang transparan.
3. Kita dapat mengetahui jenis-jenis mikroskop.
4. Suatu sel dikatakan hidup jika di dalamnya terdapat komponen yang utama
sebagai substansi kehidupan, yaitu inti sel.
5. Suatu sel dikatakan sel mati jika sel tersebut sudah tidak memiliki inti sel dan
sitoplasma, sehingga ruang selnya tampak kosong.
6. Pada sel mati hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong,
selain itu bentuknya seperti segi lima atau segi enam.
Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya menggunakan berbagai alat-alat
yang sesuai dengan kapasitas jumlah praktikan, agar masing-masing praktikan
dapat memahami materi praktikum, selain itu juga, agar terciptanya suasana yang
kondusif, menggunakan alat-alat seperlunya, dan menjaga ruangan agar tetap
bersih. Praktikum di luar lapangan juga perlu, agar terciptanya rasa kekerabatan
yang lebih antar praktikan, juga dengan lingkungan dan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Auliana, R. 2001. Anatomi Sel Tumbuhan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Brotowidjoyo, M. D. 1989. Mikroskop dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
Cahyono. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Campbell, N. A. 2006. Biology Concepts and Connections. Yogyakarta: UGM Press.
Darmono. 2001. Cara Menggunakan Mikroskop. Jakarta: UI Press.
Kartasapoetra. 1991. Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: Rineka Cipta.
Koesmadji. 2008. Tth. Teknik Laboratium. Bandung: Unversitas Pendidikan Indonesia.
Parjimo. 2007. Budi Daya Singkong: umbi jalar, Jakarta: Agromedia Pustaka
Sandra. 1999. Biologi dan Penerapannya Dalam Kehidupan. Semarang: Sinar Grafika.
Sardjoko. 1991. Sel Tanaman: Sejarah dan Bagian-Bagiannya. Jakarta: Gramedia.
Setiawan. 1995. Sayuran Dataran Tinggi Budidaya dan Pengaturan Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.
Solomon, E. P. 1995. The World of Biology. Massachussets: Harvard Universty Publications.
Taryono. 2001. Budidaya dan Pengolahan Tanaman Kunyit. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 31 hal.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Wibowo, S, 1994. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm. 179.
WS. 2000. Tanaman Air. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
Top Related