8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
1/58
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan,
penilaian terhadap pemenuhan syarat substantive yang ditetapkan dalam Dokumen/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya
(RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk jenis – jenis pekerjaan utama dan penunjang atau sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan penawaran untuk
melaksanakan KEGIATAN/PEKERJAAN : Pemeliharaan Gedung Terminal yang memenuhi persyaratan
pelaksanaan, antara lain :
1. Memenuhi persyaratan substantif yangditetapkan dalam Dokumen Pengadaan
Menggambarkan penguasaan penawar untuk
2. menyelesaikan pekerjaan
Tahapan dan cara pelaksanaan yang
3. menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dariawal sampai akhir
Lingkup Pekerjaan untuk Kegiatan Pemeliharaan Gedung Terminal , yang mencakup :
I. PEKERJAAN PEMELIHARAAN ATAPII. PEKERJAAN PEMELIHARAAN PLAFONDIII. PEKERJAAN PEMELIHARAAN DINDING DAN LANTAIIV. PEKERJAAN PEMELIHARAAN PINTU KACA & ALLUMUNIUM
V. PEKERJAAN PEMELIHARAAN TOLIETVI. PEKERJAAN PEMELIHARAAN SANITASI
P a g e | 1 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
2/58
BAB – I
KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI
1. DATA KEGIATAN/PEKERJAAN
Kegiatan : Pemeliharaan Gedung Terminal
Jangka Waktu Pelaksanaan : 365 (TIGA RATUS ENAM PULUH LIMA) HARI KALENDER
2. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
1. Mewujudkan keindahan dan kebersihan bagi pengguna jasa yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan pemeliharaan gedung terminal yang bersih dan nyaman. Meningkatkan ketertiban dan kenyamanankepada para karyawan/karyawati dalam melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dalammenangani pemeliharaan gedung kantor sesuai dengan prosedur
TUJUAN
Mendapatkan hasil pekerjaan yang tepat ;1. KUANTITAS2. KUALITAS
3. WAKTU
3. SASARAN DAN MUTU
SASARAN
Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh bangunan dengansistem yang andal, mudah dan efisien.
MUTU
Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC (Qualty Control) yang memadai.
METODOLOGI PELAKSANAAN
Didalam melakukan pendekatan pekerjaan penyedia jasa dalam hal ini perlu dilaksanakan antara lain :Pekerjaan yang dilaksanakan tiap hari.Pekerjaan Mingguan.Pekerjaan Bulanan.Pekerjaan yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
P a g e | 2 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
3/58
BAB – II
KETENTUAN UMUM TEKNIS
BAGIAN PERTAMA
PERATURAN DAN KETENTUAN
PERATURAN DAN KETENTUAN
1. Melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan kontrak. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :
a. Peraturtan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41 b.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.c. Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE)d. Peraturan Tentang Instalasi Listrik, PUIL 1977.
e.
Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979.f. Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.g. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.h. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.i. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980)
j. Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempatk. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).l. Lain - lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Indonesia.m. Peraturan khusus daerah setempat.
2. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN
1.
Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.
2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.3.
Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam kerja , jika seandainya ada pengiriman bahan bahan pada malam hari, harus seizin Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta pengaturan pembuangan bahan sisa.
5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, Instansi Pemerintah lain yang berwenang.
6. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau menyediakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali yang nyata-nyata disediakan oleh Pemberi Tugas.
7.
Pada saat pekerjaan dimulai, mengetahui serta bertanggung jawab atas setiap ketentuan di atas.
P a g e | 3 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
4/58
BAGIAN KEDUARENCANA KERJA PELAKSANAAN
1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis, instansi terkait daninstansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian / kontrak. b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan
SPMK.c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah :
⇒ Organisasi kerja
⇒ Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan⇒ Jadwal pelaksanaan pekerjaan
⇒ Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
⇒ Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
⇒ Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
⇒ Penyusunan program mutu proyek.
2. Program Mutu
Menyampaikan program mutu lengkap meliputi:
a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan pekerjaan secaralengkap dan terperinci sebagai berikut :
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan
⇒ Kesesuaian penggunaan alat keselamatan
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta
⇒ Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan terperincisebagai berikut:
⇒ Informasi Umum
⇒ Organisasi / Struktur Organisai
⇒ Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta
⇒ Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
3. PERSONIL INTI & ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN
1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, membuatorganisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung
jawabnya masing-masing.2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing - masing
sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam penunjukannyaterlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan / proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, makaPengguna Anggaran berhak memerintahkan supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.
P a g e | 4 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
5/58
4. BAHAN DAN PERALATAN
1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dikirim secara bertahap.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS, gambar danspesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut untukmendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.
d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang akandigunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yangditetapkan.
3.
Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi / lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka wajib mengganti /memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang / jasa.Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang
berlaku.6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan
pekerjaan7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi tanggung jawab
kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.
8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:1. Mobil bak terbuka 1 Unit2. Tangga Alumunium 3 Set3. Scafolding 50 Set
4. Alat Potong kayu 1 Unit
5. Alat Potong Keramik 1 Set
6. Peralatan Pertukangan 1 Set
7. Peralatan Kebersihan 1 Set
8. Seragam kerja,safety vest, 5 Set
9. Safety shoes, safety helmet 5 Set
5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimanamestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelahkegiatan dalam program mobilisasi telah selesai sesuai yang tertuang dalam RKS.
Waktu pelaksanaan yang direncanakan selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender.
Θ Pengajuan a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan. Jadwal
pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkandalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan dalammelaksanakan Pekerjaan.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas teknis dan disahkanoleh pengguna barang / jasa.
c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual.
d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
P a g e | 5 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
6/58
menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan patokan kemajuan bobot pekerjaan.
Θ Detail Jadwal Pelaksanaan a. Membuat Jadwal Kemajuan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva “S” yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :
P a g e | 6 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
7/58
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
8/58
a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun tidakdisengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru.c. Kehilangan - kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran dan alat - alatlainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna Anggaran.
8. PERUBAHAN PEKERJAAN
1. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus dilaksanakan. Apabila
karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbanganyang bisa dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit /Satuan Kerja yang bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik
2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh Perencana yangdidasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Pengawas Teknis serta Perencana.Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama rekanan, Unit / Satuan Kerja, danPengawas Teknis serta Perencana.
3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak dilaksanakandapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama dan dituangkandalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diatas.
9. TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS danGambar Kerja.
2. Kehadiran Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi sarantidak mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.
3. Bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Timbul akibat pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik dan benar.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, berkewajiban memberikansaran - saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, akan
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.5. Bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kami.
7.
Selama pembangunan berlangsung, menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, Pengawas danmilik Pihak ketiga yang ada di lapangan, dan keamanan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap serahterima.Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum,adalah tanggung jawab kami dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - barang maupunkeselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa - sisa bahan bangunan yangsudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
P a g e | 8 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
9/58
BAGIAN KE TIGA
PERSYARATAN UMUM LAPANGAN
1. PERSYARATAN UMUM
1. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja a. Air untuk bekerjaan harus disediakan oleh Instansi terkait.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Pengawas maupun Pemberi Tugas /Pengguna ( user ).
c. Listrik untuk bekerja disediakan dan diperoleh dari sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.d. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas petunjuk Pengawas.
2. Pengadaan material dan peralatan. a. Mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanent
maupun pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnya yang diperlukan. b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi dan lain - lain, mengutamakan
jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat - syarat mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKSTeknis.
3. Pencegahan gangguan terhadap tetangga
Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan,hendaknya dilaksanakan pada jam - jam yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk Pengawas. Untuk haltersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.
4. Penyediaan alat pemadam kebakaran Selama pembangunan berlangsung, menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkapdengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 ( empat ) buah tabung masing - masing tabung berkapasitas 15 kg bila diperlukan dan dipersyaratkan.
5. Drainase / saluran tapak sementara Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, membuat saluran sementarayang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada dilingkungan pembangunan.
6. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan Menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang - barang milik Proyek, Pengawas / Pemilik bangunandan milik Pihak ketiga yang ada di lapangan. Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telahdisetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah merupakan tanggung jawab dan tidak akandiperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.Apabila terjadi kebakaran disebabkan kelalaian dilapangan, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang - arang maupun keselamatan jiwa.
7. Memasuki lapangan dan bangunan proyek Pemberi Tugas / Pemilik / Pengguna bangunan dan Pengawas atau setiap petugas yang iberi kuasa olehnya,setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat - tempat dimana pekerjaan
sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan / barang dibuat. Memberikan fasilitas dan membantuuntuk memasuki tempat – tempat tersebut dengan mengeluarkan Pass /Kartu Izin masuk lokasi pekerjaan.
2. Pemeriksaan Pekerjaan
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaan sendiri ditolak oleh Pengawas / Pemilik / Pengguna harus segera dihentikandan selanjutnya dibongkar dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas / Pemilik.
P a g e | 9 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
10/58
b. Untuk jenis - jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yangtidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka wajib meminta pada Pengawas secaratertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutuptersebut dinyatakan baik, baru diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya atas persetujuanPengawas.
c. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi ) pekerjaan tersebut dapatdilanjutkan. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan.
d. Apabila ketentuan - ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pengawas menyuruh bongkar bagian - bagianyang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan.
3. Kemajuan Pekerjaan
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas / Pemilik /Pengguna.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Pengawas telahterlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yangdiperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah - langkah yang perludiambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telahditentukan.
4. Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapihan a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu menjaga & memelihara kebersihan dan kerapihan lokasi pekerjaan.
Menempatkan petugas khusus dan sarana untuk memelihara kebersihan & kerapihan, termasuk didalamnya
sarana toilet ( air bersih dan air kotor b. Kebersihan lapangan / pembuangan sampah dilakukan sejak dimulainya pekerjaan sampai dengan Serah
Terima II Pekerjaan, menanggung biaya pemeliharaan kebersihan sesuai kesepakatan di lapangan / proyek.
5. Penyediaan Dokumen pelaksanaan di lapangan. a. menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksanaan seperti yang disebut dalam buku RKS ini, untuk masing -
masing diletakkan di Kantor /Direksi Keet. b. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 4 untuk diperiksa dan disetujui Pengawas
dan Perencana.c. Pengadaan Mock up terhadap pekerjaan yang diminta oleh Pemberi Tugas / Pengawas harus dapat
dipersiapkan oleh untuk keperluan proyek.
6.
JENIS DAN MUTU BAHAN 1. Diutamakan produksi yang disetujui Oleh Perencana / Pemberi Tugas, dan Konsultan Pengawas/Direksi.2. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan Standard yang disyaratkan.
7. MEREK - MEREK DAGANG :
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dansebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek) yang mengikat.Mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf kepada Konsultan engawas/Direksi. Dalam hal inidisebutkan 3 (Tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, menyediakan salah satudari merek dagang sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan Perencana.
P a g e | 10 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
11/58
BAB – III
SYSTEM MANAJEMEN K3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungansekitar tempat kerja. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksisesuai dengan tingkat resiko.
Mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi BidangPekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta
peraturan terkait lainnya.
Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannyasecara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugasuntuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)
a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang, b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaranradioaktif P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakanwadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretarisdan Anggota. Ketua P2K3 adalah Project Manager/Site Manager/Tenaga Ahli dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3
Konstruksi.c. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.d. Melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.e. Melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan
secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.f. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.
K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya
1. Fasilitas Pencucian :
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh pekerja konstruksi.Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dinginc. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya
P a g e | 10 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
12/58
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harusmenyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.
2. Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan didalam atau di sekitar tempat kerja.
Mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengantambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampaidengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.
c. Mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harusdisediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toiletharus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya danterbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar- benar tertutup; mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinaldi dalam toilet tersebut.
3. Air Minum
Menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan :a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlakuc. Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; harus
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
4. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam PertolonganPertama Pada Kecelakaan.
5. Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dangang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya. Penerangantambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangandarurat yang memadai juga harus disediakan.
6. Pemeliharaan Fasilitas
Menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta
dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
7. Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebumisalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya,menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.
P a g e | 11 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
13/58
8. Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman danmempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat. Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut :1. Terali pengaman lokasi kerja, jarring pengaman, sistem penangkap jatuh.2. Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja3. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka.4. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang lain
jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari aksesorang atau dapat digunakan jaring pengaman.
5. Terali pengaman lokasi kerja6. Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift,
maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a. 900 – 1100 mm dari pelataran kerja; b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);
7. Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.
Jaring pengaman 1. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.2. Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi
jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
3. Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.4. Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika
seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
5. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)6. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk system rel inersia (inertia reel system),
safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.7. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.8. Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.9. Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak
terjatuh.10. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman.
Tangga 1. Jika tangga akan digunakan, harus:2. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;3. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;4. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;5. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;6. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-kurangnya 1m
di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding) 1. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh orang yang mempunyai
kompetensi sebagai scaffolder.2. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat :3. sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan
lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.4. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
5. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi.6. Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
a. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah. b. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu,
gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.c. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat.d. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya
untuk mengganti harus dilakukan.
P a g e | 12 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
14/58
e. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.f. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.g. Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.h. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.i. Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
j. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan bahwa bebannya disebarkansecara merata.
k. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.
Elektrikal
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat :a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jikaterjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan
melebihi 55 volt AC; ataue. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).
Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus :a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akanmerusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis.Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
Inspeksi peralatan Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasiyang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
Jarak bersih dari saluran listrik Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
Material Dan Kimia Berbahaya
Alat pelindung diri
Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan :
1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harusmemahami alasan penggunaannya.
2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh,menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dariserpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jarikaki.
P a g e | 13 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
15/58
5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi.6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu
kimia.
Bahaya pada kulit 1. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan
berbahaya.2. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.3. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko
kerusakan kulit.4. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang,
sarung tangan dan sepatu pelindung.5. Menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.6. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.
Penggunaan bahan kimia 1. Mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.2. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.3. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu
dilakukan jika terjadi masalah.
Asbestos 1. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.2. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.3. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.
Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
Memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :1. Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.2. Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.3. Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
4.
Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
Penanganan tabung 1. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan
troli dengan mengikat tabung dengan rantai.2. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.3. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan
Penyimpanan Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.
Peralatan
1. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksatanda kerusakan.
2. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang rusak,gunakan hose coupler dan hoseclamps.
3. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udaraterbuka dan segera kontak suppliernya.
P a g e | 14 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
16/58
Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung 1. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai.2. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.
Penggunaan Alat-Alat Bermesin
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan keselamatan yang salinannya dapatdiakses secara mudah oleh operator atau pengawas lapangan.
Alat pemaku dan stapler otomatis dan portable, menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, makaketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi :1. Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman.
2. Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
3. Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.4. Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga pnematik, tidak diperkenankan
menggunakan sumber gas yang berbahaya dan mudah terbakar.5. Alat yang rusak tidak boleh digunakan.6. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.
Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu.
Ketentuan keselamatan sebagai berikut :1. Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di atas.2. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan.3. Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.4. Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.5. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.6. Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.7. Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan dari peralatan
dan material.8. Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin tersebut.
Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang
1. Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten.2. Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk mengoperasikan alat.3. Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada bangunan atau struktur.4. Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.5. Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan pintu tertutup penuh (solid)
atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm.6. Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau plywood dengan
tebal minimal 18 mm.7. Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid harus mempunyai panel
yang tembus pandang.
8. Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.9. Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektromekanik yang hanya dapat dibuka
dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka.
10. Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat.11. Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).12. Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau bergerak terlalu cepat.13. Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam keranjang.
P a g e | 15 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
17/58
14. Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarkan orang yang terjebak dalamkeranjang.
15. Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.16. Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang bekerja.
Helm Proyek - Alat pelindung kepala Baju Rompi – Alat Pelindung Badan
P a g e | 16 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
18/58
BAB – IV
TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN
BAGIAN PERTAMA
PEKERJAAN PENDAHULUAN
PERSIAPAN ADMINISTRASI & LAPANGAN
A. ADMINISTRASI
1. Perijinan (Izin Mulai Kerja)2. Penyiapan Buku Direksi, Buku ijin pelaksanaan, Form Lapangan (Lap.Harian, Lap.Mingguan)3. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Direksi (Pengawas) dan Pree Construction Meeting (PCM)
Dokumentasi Pengadministrasian
Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek. Salah satu tugas penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang memadai, proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah seiring dengan kemajuan pelaksanaan proyek.Pada tahap persiapan (initiation), kita memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan, batasan dan syarat-syarat / kriteria keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini adalah Project Charter.Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).
Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta langkah-langkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal seperti :(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi untuk setiap
aktifitas (project schedules)
(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap aktifitas(project cost management).
(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin kualitas danrencana untuk pengendalian kualitas.
Dokumen perencanaan itu biasanya disebut dengan Project Plan.
Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi tentangstruktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress report (projectcommunication), daftar resiko dan menanggulangannya (project risk) dan rencana kerjasama dengan vendoruntuk pengadaan barang/jasa (project procurement).
Ketika proyek memasuki tahap pelaksanaan (execution), terdapat dua jalur dokumentasi.1. Jalur pertama adalah untuk melaksanakan project tracking – yaitu memantau kemajuan proyek apakah ada
simpangan dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga kita dapat menjaga agar proyek tetap `on the righttrack' (controlling). Dokumen yang biasa digunakan untuk ini adalah Dokumen Project Progress Report.Jalur kedua adalah untuk melacak keputusan dan dampaknya terhadap pelaksanaan proyek.
2. Jalur kedua ini, Lesson Learned Document tentang : Bagaimana kita memetik pengalaman dari masalahdan peluang yang dihadapi? Apa keputusan, ketika menghadapinya , Bagaimana cara kita memutuskan ?Solusi apa yang dihasilkan? Bagaimana kita tahu kalau solusi yang dipilih itu akan berhasil?
P a g e | 17 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
19/58
Dua jalur dokumen harus tetap dipertahankan walaupun intensitas proyek menurun. Hal ini penting karena,(1) kita perlumendokumentasi proses yang berlangsung selama proyek dan pelajaran yang telah didapat, baik
untuk kemajuan pribadi maupun untuk dibagi dengan orang lain.(2) lota perlu dokumen untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi – baik dari sisi lingkup kerja, waktu,
biaya maupun kualitas. Sebagai manajer proyek, tidak hanya sekedar pemimpin tim proyek, dalam porsitertentu, berperan sebagai manajer operasional perusahaan. Karena itu, dalam hal dokumentasi ada
beberapa kiat yang diperhatikan :
⊥ Jenis dokumen yang harus dipelihara secara berkala – arsip karyawan,dokumen kontrak, pesanan pembelian, anggaran, actual cost dan sebagainya.
⊥ Dokumen (document retention). Sebagian dokumentasi hanya digunakan selama proyek berlangsung seperti notulen rapat tim dan lain-lain. Dan ada yang digunakan terus walaupun proyek telah usai seperti peta proses, standard operating procedure baru, kode hasil revisi dan lain-lain. Dokumentasi
jenis pertama, dapat dibuat dalam format yang menurut kita terbaik, akan tetapi untuk dokumentasi kedua, kita perlu memikirkan kebutuhan dan standard yang dimiliki/dipahami oleh Pengguna Jasa.
1. Dokumentasi Foto Proyek
2. Membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan meliputitiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan pekerjaan.Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat tigarangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan padasket/situasi lapangan atau denah bangunan.
3. Jenis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas.4. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai dengan
tahapnya.5. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat foto yang
menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :a) Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b) Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapanc) Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaand) Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulane) Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.
6. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan foto menggunakanfoto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan Pengawas / MK
7. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
& dilakukan sampai penyerahan pertama.
8. Untuk Foto Kegiatan, diperlukan:
Bahan ;
Roll FilmBaterayAlbum Foto
Tenaga Kerja ;Personil Kerja
Peralatan ;
Kamera
P a g e | 18 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
20/58
2. PAPAN NAMA PROYEK
Θ Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuatsesuai sesuai ketentuan, sebagai berikut : Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm, dengan tiang kaso
ukuran 5 x 7. Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam. Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna Putih. Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian (B) warna orange.
Θ Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah terlihat umum dandipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan
Θ Papan Nama Kegiatan tersebut dicabut setelah penyerahan kedua (Final Hand Over / FHO).
Pembuatan Papan Nama Kegiatan, diperlukan:
Bahan ;1. Triplek tebal 3 mm2. Kayu Meranti uk.2x30x400 cm3. Paku4. Cat Warna (kayu) glotex5. Beton tanpa tulang 1pc : 3psr : 5krl
Material No. 5 ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih)
Tenaga Kerja ;1. Pekerja
2. Tukang3. Mandor
Peralatan Kerja :1. Gergaji kayu2. Palu Martil3. Penggaris4. Pensil5. Kuas6. Meteran7. Waterpass /lot8. Benang
9.
Cangkul10. Ember11. Sendok Semen12. Dan peralatan bantu lainnya
3. DIREKSI KEET
Θ Membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok danmemenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya pekerjaandengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Θ Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau dibersihkandari lokasi.
Θ Mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.Θ Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah
disetujui dan merupakan bagian dari Program, dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkindengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan dilengkapi obat-obatan P3K serta memenuhi syarat kesehatan.
Θ Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusiyang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
P a g e | 19 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
21/58
Θ
Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yanglebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkanmenggunakan bahan/ barang bekas pakai.
Θ Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yangdisimpan tidak akan mengalami kerusakan.
Θ Menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-materialyang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat pemadamapi ringan)
Θ Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
Θ Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untukditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalanmasuk dari kerikil serta tempat parkir.
Θ Mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama kegiatan berlangsung.Θ Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai
yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunantersebut setelah Pekerjaan selesai.
Kelengkapan Kantor Dan Fasilitas
Menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek selamakelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :1. Meja dengan kursinya.
2.
1 set meja dan kursi tamu.3. Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen.4. Papan tulis beserta pelengkapannya.5. Panel untuk gambar.6. Lemari Obat-obatan dan P3K7. Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.
Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 6 m, dengan jenis dan mutu bahan dipakaiadalah sebagai berikut :a) Atap : Seng gelombang
b) Dinding : Papan triplekc) Rangka : Kayu borneod) Lantai : Beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split
e) Jendela : Kaca nakof) Pintu : rangka kayu borneog) Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja
4. Pembuatan Direksi Keet, jika diperlukan:
Pekerjaan Bawah :1. Pekerjaan beton tanpa tulang 1:2:3 split (lantai kerja + pondasi tiang)
Pekerjaan Atas :1. Pekerjaan kayu meranti uk 5/10 cm Palembang (tiang, balok penglari, bubungan, kuda-kuda)2. Pekerjaan kayu meranti uk 4/6 cm Palembang (balok apit, gordin, rangka dinding)
3.
Pas. dinding triplex uk. 4 x 8 ft tebal 3 mm4. Pas. atap asbes semen gelombang uk. 210 x 105 cm tebal. 4 mm5. Pas. nok sirap6. Pas. pintu & jendela kaca kayu kelas I7. Pek. engsel pintu8. Pek. engsel jendela9. Kunci gembok uk. 60 mm10. Papan tulis board, alumunium marker/eraser whiteboard,spidol
Material Pek.Beton ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih)
P a g e | 20 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
22/58
Tenaga Kerja :1. Pekerja2. Tukang3. Mandor
Peralatan Kerja :1. Gergaji kayu2. Palu/Martil3. Pensil4. Kuas5. Meteran6. Waterpass /lot7. Benang
8. Cangkur9. Ember10. Sendok Semen11. Dan peralatan bantu lainnya
PEMBUATAN GUDANG MATERIAL DAN ALAT-ALAT
Θ Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja sesuai kebutuhan Pelaksana Pekerjaan uk. 5x6 (30 m2).
Θ Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama memakai kayu meranti atau sejenisnya. Penutup atap memakai asbes gelombang, dinding ditutup multiplex 4 mm, rangka kayu borneo 5/7, 5/10 cm diserut halus. Penutup dinding dan rangka harus difinish
cat tembok, plafond memakai triplex 4mm finish cat. Daun pintu dilapis triplex finish cat, jendela memakai kaca polos, lantai difloor.
Θ Dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan, dan bahaya kebakaran, serta dilengkapi tabung pemadam kebakaran serta perlengkapan K3.
Θ Los kerja dibuat batas pemisah terhadap gudang material/alat-alat kerja.
Θ Khusus untuk tempat bahan - bahan seperti pasir pasang, pasir beton, split, harus dibuatkan kotak simpan yang dibatasi dengan papan yang cukup rapat dan kuat, sehingga masing - masing bahan tidak tercampur.
Θ Alas lantai untuk gudang semen, harus dinaikkan setinggi 30cm atau lebih, memakai kayu lapis atau lainnya, rangka dibuat sedemikian rupa supaya kuat.
Θ Lokasi Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja atas persetujuan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
5. ALAT BANTU/SCAFOLDING
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, alat bantu scafolding senantiasa akan terpasang dilapangan. Scafoldingdipersiapkan sesuai kebutuhan dilapangan. Scafolding diset dengan kokoh untuk menjaga keselamatan dalam
bekerja.
6. PEMBERSIHAN LOKASI
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotorandan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan,seluruh permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pembersihan Selama Pelaksanaan
Θ Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempathunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkanoleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
P a g e | 21 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
23/58
Θ
Menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalamkondisi operasional pada setiap saat.
Θ Menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud sampingdipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
Θ Menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahanlainnya.
Θ Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
Θ Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan PeraturanPusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
Pembersihan Akhir
Θ Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrakke kondisi semula.
Θ Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk mengetahuikerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerjadan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikatsampai bersih.
Θ Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul kemudian dibuang.
7. PENGANGKUTAN PUING
Pengangkutan puing dalam pekerjaan ini mencakup : Puing-puing hasil bongkaran, Puing-puing sisa hasil bahanyang tidak terpakai. Puing-puing diangkut keluar dari lokasi pekerjaan dimana tempat dan lokasi pembuangan
berkoordinasi dengan direksi/pengawas.
.
P a g e | 22 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
24/58
BAGIAN KEDUA
PEMELIHARAAN GEDUNG TERMINAL
A. PEKERJAAN BONGKARAN Pekerjaan bongkaran pada pekerjaan mencakup :
1 Bkr. Atap genteng ,atap beton, atap galvalum, polycarbonat,kerpus talang air.
2 Bkr. Kaso reng
3 Bkr. Kuda2 kayu
4 Bkr. Plafond,lis plafond
5 Bkr. Lisplank
6 Bkr. Lantai keramik dan granito 60x60
7 Bkr. Kuzen pintu/jendela
8 Bkr. Plesteran
9 Bkr. Partisi lt. II
Yang dimaksud dengan pekerjaan bongkaran adalah :
⊥ Pembongkaran bagian - bagian yang rusak, untuk diperbaiki kembali sesuai bahan dan bentuk aslinya. Untuk itu sebelum dibongkar, wajib dan harus dibuat dokumentasi berupa foto - foto, gambar kerja / as built drawing dan tanda letak dari bahan / bentuk benda tersebut.
⊥ Bagian-bagian dari hasil bongkaran yang bias dipakai akan kami serahkan kepada Pemberi Tugas dengan membuat Berita Acara Penyerahan Barang Hasil Bongkaran., sedangkan barang yang sudah tidak terpakai dan puing - puing bekas bongkaran harus dikeluarkan, dibuang, dan dibersihkan dari
proyek.
⊥ Pembongkaran harus dilakukan dengan hati - hati, bilamana terjadi kerusakan pada bagian lain yang memang tidak boleh dibongkar, yang diakibatkan atas kesalahan Pelaksana Pekerjaan, maka biaya
perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
⊥ Bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini termasuk pembiayaannya.
⊥ Semua barang - barang bekas bongkaran harus disimpan untuk diperiksa dan diteliti serta mendapat persetujuan tertulis dari dinas Purbakala sebelum dibawa keluar dari lokasi proyek.
⊥ Barang bekas bongkaran hanya dapat dibawa keluar dari lokasi proyek setelah mendapat ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
Peralatan Tenaga Kerja Bahan
PaculBelincongBodemPengkiGerobakPick UpDan alat bantu lainnya
MandorPekerja
Waktu Pelaksanaan Sesuai Jadwal dan Network Planning
P a g e | 23 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
25/58
B. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP
Pasang Atap Genteng
P a g e | 24 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
26/58
PasangNok Genteng
P a g e | 25 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
27/58
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batangyang telah dilapisi lapis an anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiridari : 1. Rangka utama atas (top chord) 2. Rangka utama bawah (bottom chord) 3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup. 4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi: 1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi 2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda -kuda dan bahan lain yang terkai t ke lokasi proyek 4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan 5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok
(top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku) 6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi: 1. Pemasangan penutup atap 2. Pemasangan kap finishing atap 3. Talang selain jurai dalam 4. Accesories atap
Pekerjaan rangka atap baja ringan zincalume adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap beruparangka batang ( t r u s s ) yang telah dilapisi bahan zincalume untuk ketahanan terhadap karat.
Pemilihan rangka atap baja ringan (zincalume) didasarkan didapatkan antara lain :1. Material yang tahan lama dan tahan terhadap segala kondisi cuaca .2. Bahan zincalume adalah bahan yang kuat terhadapa air, tahan bakar dan tidak mudah berkarat.3. Dengan berat bersih hanya 8kg/m2 terpasang sehingga sangat effisien dan tidak akan membebani konstruksi dan
pondasi rumah. Rangka Baja ringan adalah material dengan berat yang cukup ringan bila dibandingkan denganrangka kayu ataupun rangka baja.
4. Dari segi pemasangan , rangka atap baja ringan adalah bahan yang mudah, flexible dan cepat dikerjakan.5. Jenis profile yang digunakan adalah ideal sehingga memudahkan perakitan yang sesuai dengan bentuk bangunan ,
rangka dapat dirakit dipabrik maupun dilokasi.6. Penggunaan baja ringan bisa diaplikasikan dalam bentuk atap datar, miring, dan melengkung7. Rangka atap bergaransi 15 tahun
Penggunaan jenis dan dimensi harus berdasarkan petunjuk dari pabrikator yang menyediakan material, dimana jarakmaksimum bentang dan jenis atap yang digunakan berdasarkan dimensi jenis C Canal yang digunakan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.
Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah :1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).5. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.6. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:a. Dipasang langsung di atas ringbalk. b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
P a g e | 26 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
28/58
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall -platehanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibatkedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadikurang stabil.
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudur tertentu, pada pertemuan sisidalam harus menggunakan talang dalam (Valley Gutter mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalamminimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.
Alat Sambung (Screw)Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 22. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm3. Kepadatan Alur 16 alurlinci4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mmKekuatan Mekanikal1. Gaya geser satu baut 5,10 KN2. Gaya aksial 8,60 KN3. Gaya Torsi 6,90 KN
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut :
a. Langkah : Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda, dan tidak diperkenankan menggunakangambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatandan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuktentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas ketinggian.
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bordan hexagonal socket,meteran, selangair (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergajibesi, palu, dan sebagainya.
b. Langkah 2 : Leveling dan marking
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakanselangair (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
P a g e | 27 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
29/58
2.
Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada dibawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
c. Langkah 3: Pengangkatandanpemasangankuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kudayang telah selesai dirakit.
2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya diatas ring balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja
P a g e | 28 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
30/58
3.
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapatditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian disebelah kiri pekerja disebutsisi kiri, sedangkan yang berada disebelah kanannya adalahsisi kanan.
4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurusdenganringbalok menggunakan benang dan lot(unting-unting)
5. Mengencangkan kuda-kuda denganp lat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.
6. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopangsementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalamgambar kerja.
8. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum1,2 meter).9. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki
ketinggian yang sama (datar)
P a g e | 29 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
31/58
10. Memasang balok nok.
11. Memasangbracing (pengikat) sebagaiperkuatan, jikabekerjabebanangin. Bracing dipasang diatastop-chorddan dibawah reng.
12. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter
P a g e | 30 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
32/58
13.
Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak2 (dua) buah
14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuring balk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kudaterluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
15. Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing ceiling battens adalah 120 cm. Komponen inidipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceiling battens dengan ring balok diberibantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harusdi-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya
P a g e | 31 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
33/58
d.
TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN
Mandor/Pengawas
Pekerja
Tukang Besi
Tukang Las
Bar CutterBar BenderMesin LasMeteranWaterpass/lotPensilMesin Bor Kayu/BesiKunci Pas, reng, inggrisObeng ( + - )TambangTakel
ScafooldingJaring PengamanStegerMesin GurindaCompressorMeteranWaterpass/lotDan alat bantu lainnya
Galvanized (Hot Deep Zinc – Z 220)
Profil Z dipergunakan sebagai Top Chord, Bottom
Chord dan Rafter
Profil W dipergunakan sebagai Top Plate, Walling Plate,
dan Webs
Profil C dipergunakan sebagai Webs.
Profil B50 (Ώ) dipergunakan sebagai reng/Top Chord
Bracing, Bottom Chord Bracing, Diagonal Webs Bracingdan Lateral Tie.
Self Drilling Screw (SDS)
Baut dengan lapisan anti karat galvanis (class 2–Zinc
plated)
Connector MGN
Connector Strap Brace
Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan
Dokumen Kerja : Gambar Kerja
P a g e | 32 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
34/58
PAS. ATAP GENTENG PEMASANGAN TRIPLEK TBL. 4 MM Pemasangan triplek ini dilaksanakan setelah pekerjaan Kuda-kuda baja ringan telah selesai. Triplek disusunsedekikian rupa pada bidang atap dan diletakkan diatas Kaso dengan baut screw sesuai blok masing-masing.Pemasangan harus rapih dan kuat.
PEMASANGAN ALUMINIUM FOIL Pemasangan Aluminium Foil dilaksanakan diatas Triplek dan reng.Cara pemasangan aluminium foil sebagai berikut :
1. Periksa lebar rangka reng pada atap rumah2. Potong alumunium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki. Alumunium foil dapat dipasang
mengikuti bidang horisontal atau vertikal mengikuti bidang miring atap rumah3. Bentangkan alumunium foil di atas rangka kaso pada area yang hendak dipasang4. Tarik erat dan jepit alumunium foil dengan menggunakan reng, dapat dipaku / disekrup antara reng
dengan kaso5. Bentangkan alumunium foil pada sisi samping bidang yang sudah terpasang dan lakukan cara yang sama
dengan di atas6. Untuk bagian sambungan alumunium foil cukup dilakukan overlap selebar minimal 1 cm. Bila
diperlukan dapat ditambahkan alumunium tape sebagai perekatnya.
PEMASANGAN GENTENG : a) Pemasangan penutup atap genteng yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa
terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap. b) Pemasangan genteng dilakukan mulai dari bawah KANAN arah KEKIRI dan dilanjutkan sampai ke atas.c) Pemasangan genteng harus pola ZIG-ZAG atau berselang sesuai dengan modul pemasangan.d) Genteng harus terpasang dengan benar sehingga saling mengunci antar sesame Genteng (Interlocking)e) Atap genteng ini memenuhi syarat terhadap daya tolak bunyi, panas maupun dingin disamping tidak banyak
perawatannya. genteng ini berpenampang cekung dalamnya 4 – 5 cm dan tepi kanan menekuk cembung. Tebalgenteng 8 – 12 mm. Pada bagian bawah tepi atas dibuatkan hubungan ( tonjolan ) sebagai kait untuk reng yang
berjarak 21-25 cm tergantung ukuran genteng. Pada sudut bawah kiri serta sudut kanan atas dipotong seronguntuk mendapatkan kerapatan dalam pemasangan dan sebagai tanda batas saling tumpang tindihnya genteng.
f) Lebar tutup genteng adalah lebar genteng dikurangi serongan. Begitu juga panjang tutup sehinggamendapatkan luas tutup.
g) Sudut Kemiringan atap genteng yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat
diatas sayap nok bagian samping.
PEMASANGAN NOK GENTENG : a) Setelah penutup atap sudah terpasang dengan baik dan benar selanjutnya dilakukan pemasanan Nok Genteng.
b) Nok dipasang dengan bantuan benang agar pasangan lurus, Nok diletakkan dan selanjutnya direkat denganmemberi adukan 1:3 (1 semen : 3 pasir) pada bagian wuwung sehingga rongga antar genteng tertutup danadukan menutupi daerah antara genteng dan Nok.
c) Setelah selesai segera bersihkan adukan yang tercecer sebelum mengering.
TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN
Mandor/Pengawas
Pekerja
Tukang kayu
Tukang batu
TakelJaring PengamanStegerSendok semenEmberCangkulTakaran PengadukDrum
Genteng Kanmuri Type Espanica
Cisangkan
Nok Genteng Bulat Kanmuri
Pasir Pasang
P a g e | 33 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
35/58
Dan alat bantu lainnya Semen (PC)
Air bersih
Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan
Dokumen Kerja : Gambar Kerja
PAS.LISPLANK PAPAN GRC
Pemasangan Listplank GRC dilaksanakan setelah pekerjaan Rangka Baja ringan selesai dikerjakan.Rangka Lisplank Besi Hollow ditempelkan dengan Baut ke Kuda-kuda Baja ringan. Setelah rangkalistplank GRC selesai Plat GRC ditempelkan ke rangka dengan baut Screw/Paku Rivet.
P a g e | 34 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
36/58
PEKERJAAN PLAFOND
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD DAN GRC
P a g e | 35 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
37/58
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi: a) Pekerjaan langit -langit gypsum board rangka Hollow.
b) Pekerjaan langit -langit GRC untuk KM/WC dengan rangka hollow.
PERSYARATANPELAKSANAAN 1. Rangka Plafon.
Θ Cara dan pola pemasangan rangka plafond Metal Furring harus sesuai dengan petunjuk dan referensi dari pabrik panel.
Θ Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai Gambar Kerja.
Θ Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di lapangan.
Θ Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh MK, maka menjadikewajiban dan tanggungan untuk menambahkannya setelah disetujui Mk dan Tim Teknis.
2. Panel Gypsum dan GRC a. Panel yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
presisi, tidak ada bagian yang retak, cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari MK. b. Panel dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya, dipasangn dengan sekrup khusus untuk panel Gypsum, dan pola pemasangan sesuaiGambar Kerja. Sambungan antar panel adalah sambungan "flush joint" dengan metode "joint tape".
c. Bidang permukaan plafon yang terpasang harus lurus, rata (waterpass) dan tidak bergelombang; sambunganantar panel saling tegak lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Lubang sekrup dibuat dengan mesin bar menembus hingga ke rangka panel.Jarak sekrup : a) Pada bagian tepi lembaran : maksimum 200 mm.
b) Pada bagian tengah lembaran: maksimum 300 mm. c) Terhadap sudut : 50 mm. d) Terhadap tepi : 10 mm. Pada sambungkan dipasang "self adhesive joint tape", kemudian ditutup kompon gypsum selebar 250 mm.
d. Penyelesaian akhir C'finishing") adalah dicat.
P a g e | 36 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
38/58
PEKERJAAN PASANG PLAFOND GYPSUM
Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa- pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Konsultan
MK. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepadaPemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencanap lafond mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
Tahapan Pelaksanaan:
⊥ Sebelum pemasangan, Pelaksana Pekerjaan memberikan contoh/sample bahan penutup plafond dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan MK danPemberi Tugas.
⊥ Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafond yang rata, datar dan tidak
melengkung, sedang bagian bawah dari rangka penggantung rata.
⊥ Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan harus segera diganti.
⊥ Bertanggungjawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh rangka plafond
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan(man-hole)
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnya alat-alat penggantung, sehingga plafond menjadi bergelombang karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond luifel di luar bangunan.
⊥ Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong(cutter) mekanik.
⊥ Untuk meratakan naad memakai hard compound khusus gypsum.
⊥ Semua list profil yang dipakai adalah lis gybsum, type dan ukuran sesuai dengan gambar.
PASANG PLAFOND GYPSUM
P a g e | 37 METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Terminal Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang
8/17/2019 Metode Pemeliharaan-Gedung
39/58
PEKERJAAN PASANG KOMPON GYPSUM
Prosedur Penyambungan Papan Gypsum :
1. Lapisan pertama (lebar lapisan 150 mm)
⊥ Isi pertemuan gypsum dengan lapisan kompon setebal kira–kira 6 mm.
⊥ Melekatkan pita kain sepanjang sambungan, kemudian tekan kain ke dalam lapisan kompon dengan scrub.
⊥ Pegang kape dengan sudut ± 450 dari permukaan papan dan tarik sepanjang sambungan dengan tekanan yang cukup
untuk menghilangkan gelembung udara dibawah pita.
⊥ Sisakan kompon secukupnya dibawah pita kertas untuk memperoleh perekatan yang baik.
⊥ Lapisi pita kain dengan kompon (tipis saja), untuk mengurangi kemungkinan tepi pita berkerut atau bergelombang
yang dapat mengakibatkan keretakan. ⊥ Menutup semua kepala paku/sekrup dengan kompon.
Top Related