METODE DAKWAH K.H MUHAMMAD SUPRIYADI AM,
DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH CISEENG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana (S.Kom.I)
Oleh :
Rahmat Hidayat
Nim: 111051000195
JURUSAN KOMUNIKASI DANPENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H /2015 M
METODE DAKWAH K[I. MUTIAMMAD SUPRTYADI AM.SE,
DI POI\DOK PESAI\TREN RIYADLUL JANNAII, CISEENG
SKRIPSI
Diajukan Unttrk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komtmikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Rahmat HidayatNim: 1 110051000195
.,URUSAN KOMUNIKASI DAN PEI{YIARAI\ ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMI]NIKASI
T]NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAHJAKARTA
t436Ir/ 201s M
Drs.Wdhidin Saputra MANrP 197C0903 199603 1001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul METODE DAKWAH KH. MUHAMMADSUPRIYADI, AM DI PONDOK PESANTREN RIYADLUL JAI\NAH,CISEENG telah diajukan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 30 Juni 2015.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta,30 Juni20l5
Sidang Munaqasah,
Sekertari s Merangkap Anggota
Sanrudin S. PdNIP:19680609 199108 I 001
Anggota Penguji 2
Ketua Merangkap Anggota
19s80910198
:19720807 200312Hj. Nunung KhoiriyaNIP: 19730725 200701 2 018
bimbing
199603 1001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi syarat
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telatr saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan
tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 Juulriz}li
Ratrmat Hidayat
i
ABSTRAK
Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM, DI Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah, Ciseeng
KH. Muhammad Supriadi AM, terbilang sukses dalam penyampaian
dakwahnya. Sistem pun yang cukup baik, beliau dapat merekrut begitu banyak
kalangan mad’u dari berbagai status. Selain dari pada itu, beliaupun berhasil
menyampaikan dakwahnya melalui bidang pendidikan yaitu tepatnya di pondok
Pesantren Riyadlul Jannah yang berada di Ciseeng, Karena beliau adalah seorang
Pendiri, Pengasuh Pondok Pesantren tersebut. Selain seorang Pendiri dan
pengasuh pondok pesantren kemudian beliau juga Merupakan seorang motivator
yang baik untuk santri Riyadlul Jannah selain itu juga beliau adalah merupakan
seorang pemimpin yang sangat tegas dalam segala apapun. Dan beliau juga ingin
menegaskan kepada santrinya untuk malaksanakan Kiamul Lail (Bangun Malam)
selain dari pada itu beliau juga mengajarkan santrinya bertani Jamur Tiram.
Dari konteks di atas, penulis membuat pertanyaan: Bagaimana konsep
metode dakwah menurut KH. Muhammad Supriyadi, AM, di pondok pesantren
riyadlul jannah, ciseeng, parung? Bagaimana penerapan metode dakwah KH.
Muhammad Supriyadi, AM, di pondok pesantren riyadlul jannah, ciseeng,
parung?
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan
menggunakan metodelogi deskriptif analisis yaitu bahwa data dikumpulkan
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara mendalam dengan narasumber dan dokumentasi yang akan
menghasilkan penafsiran penulis.
KH. Muhammad Supriyadi AM. adalah da’i dan ulama yang cukup
berpengaruh di ciseeng. Dalam metode pembinaan dakwah, beliau menggunakan
bentuk dakwah bil-Lisan melalui metode tausiyah, metode motivasi, metode
Tanya jawab. Bentuk dakwah bil-Hal dalam berbagai bidang diantaranya: bidang
keagamaan dan pendidikan, bidang sosial kemasyarakatan, bidang ekonomi dan
bidang perdagangan. Bantuk dakwah bil Qalam menggunakan media tulisan
seperti menulis buku.
Penulis menganalisa metode dakwah KH, Muhammad Supriyadi Am, di
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah melalui pengamatan dan penelitian ini bahwa
kesimpulannya dengan keilmuan dan keagamaan yang tinggi, istiqomah selalu
memberikan contoh dengan bersedekah atau menyantunin anak yatim dan ibadah
yang rajin. Seperti qiamul lail atau disebut juga bangun malam untuk
melaksanakan shalat tahajud, dan segala amal perbuatan beliau menerapkan
metode dakwahnya dengan baik.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah wa syukurillah, pujisyukur senantiasa penulis panjatkan
atas semua nikmat dan karunia Allah SWT berikan selama ini, yang tidak henti-
hentinya memberikan keukuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah.
Jenuh menghadapi semu kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga
skripsi yang berjudul Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi di Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng. Telah selesai disusun.
Sholawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah
Nabi Besar Muhammad SAW. Yang dengan limpahan syafa’atnya menuntun
umatnya kejalan kebaikan, yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Karena
sesungguhnya tanpa kehendaknya segala sesuatu tidak mungkin terjadi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. betapapun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala
sesuatunya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Untuk itu perkenankanlah
penulis secara khusus dengan rasa hormat dan bangga menyampaikan terima
kasih yang sedalam- dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wakil Dekan Bidang Akademik, Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil
Dekan Bidang Administrasi, Dr, Hj. Roudhonah, MA. Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan, Dr, Suhaimi M. Si.
iii
3. Rachmat Baihaky, MA selaku ketua jurusan dan Fita Faturokhmah, M. Si,
selaku skretaris jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Drs. Wahidin Saputra, MA. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, pikiran, tenaga, serta kesabaranya dalam membimbing
serta memberikan arahan, petunjuk, juga saran kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai
harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. Dan tak lupa
kepad seluruh Staff dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga para
Staf Perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan
pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kmpus ini.
6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN SyariF Hidayatullah
Jakarta dan Perpustkaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
7. KH. Muhammad Supriyadi AM. SE, selaku narasumber beserta seluruh
pengurus dan santri Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ustad Rahmat
Hidayat, Muhammad Syarief, Lutfia Ikhwani, khususnya kepada Ustad-
Ustadzah di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
8. Ayahanda sekaligus guru KH. Muhammad Supriyadi AM, selaku objek yang
penulis teliti, penulis mengucapkan banyak terima kasih telah diizinkan
meneliti serta waktu, fikiran, Pengalaman, tenaga, ilmu yang beliau luangkan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Ucapan terima kasih terdalam penulis sampaikan kepada orang tua penulis,
ayahanda tercinta Buyung Ketek (Alm) dan ibunda tercinta Ida Warni (Almh)
iv
yang tak kenal lelah berjuang, membantu, mendoakan, dan memberikan
dukungan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk semua saudara-saudariku tercinta, Efri Dores, Apri Junia Roji, Wahyu,
paling terakhir Pipit terus berjuang semoga kalian bisa menggapai cita-cita
kalian dan selalu diberkahi dan diridhoi didunia dan akhirat Amiin.
11. Teman-tamanku seperjuangan khusunya kelas Kpi F dan semua rekan KKN
Sahabat yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih
semuanya. Semoga jalan hidup yang kita jalani selalu diberikan petunjuk
Allah SWT Amiin, semoga tali silahturrahim kita semua tetap terjaga amiin.
Jakarta, 4 Juni 2015
Rahmat Hidayat
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
E. Metodologi Penelitian ................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11
G. Sistematik Penulisan ................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Metode Dakwah .......................................................................... 14
1. Pengertian Metode ................................................................. 14
2. Pengertian Dakwah ................................................................ 15
3. Pengertian Metode Dakwah ................................................... 19
4. Macam-Macam Metode Dakwah ........................................... 21
B. Bentuk- Bentuk Dakwah ........................................................... 27
C. Tujuan Dakwah ........................................................................... 29
D. Manfaat Dakwah ......................................................................... 32
E. Definisi Pondok Pesantren .......................................................... 32
vi
BAB III PROFIL KH. MUHAMMAD SUPRIYADI AM.SE DAN
PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH CISEENG
A. Biografi KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ............................. 36
1. Keluarga KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ....................... 36
2. Pendidikan KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ................... 36
3. Status KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ........................... 37
4. Karya-Karya KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ................. 37
5. Aktivitas KH. Muhammad Supriyadi AM.SE ....................... 38
B. Pondok Pesantren Riyadlul Jannah ............................................. 39
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah ......... 39
2. Visi, Misi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah ...................... 40
BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH KH. MUHAMMAD
SUPRIYADI AM
A. Metode Dakwah KH. Muhammad Supriayadi AM, di PPRJ .... 44
B. Penerapan Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM,
di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah ......................................... 54
C. Metode Pembinaan Akhlaq Santri Di Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah ......................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran- Saran ................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode dakwah bersal dari bahasa Yunani dari dua kata yaitu “meta” (melalui)
dan “ hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber lain yang
menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa jeraman “metthodica” artinya ajaran
tentang metode.1
Kemudian Dakwah adalah sebuah aktifitas penyampaian ajaran Islam yang
sangat dibutuhkan manusia. Karena dakwah merepukan proses mengajak menusia
dengan bijaksana kepada jalan yang benar-benar sesuai dengan perintah Allah SWT.
Untuk kemaslahatan ummat dan kebahagian di dunia maupun di akhirat.2
Dasar dakwah adalah amar makruf dan nahi munkar, sedangkan tujuannya ialah
Islamisasi dalam kehidupan manusia, pribadi dan masyarakat.3
Agar manusia
mempunyai tujuan dakwah.
1 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah. ( Jakarta : Logos 1997 ) cet. 1 hal. 59
2 Ali Aziz, Ilmu Dakwah ( Jakarta : Pedoman Jaya, 2004 ), Cet. Ke-1. hal. 3.
3 Firdaus, Panji-Panji Dakwah, (Jakarta: Pedoman Jaya, 1991), cet ke, hal. 4.
2
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”( QS.An-Nahl 125).
Ayat ini menjelaskan sekurang kurangnya ada tiga metode dakwah yakni
metode hikmah, mau’izatil hasanah, dan mujaddalah.Ketiga metode ini dapat
dipergunakan sesuai dengan objek yang dihadapi seorang da’i di tempat ia
berdakwah. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang da’i
(komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas hikmah dan kasih
sayang.4
Untuk itu manusia membutuhkan dakwah, karena dakwah merupakan kebtuhan
mutlak bagi manusia. Tanpa dakwah manusia tidak mengenal kebajikan, jika
kebajikan tidak lagi dikenal, sejarah hidup akan kacau (chaus of history), kondisi
demikian ini tidak terjadi terkecuali berakhir dengan fenomena-fenomena kerusakan
di muka bumi.
Dalam dakwah, faktor yang dapat menyababkan berhasil atau tidaknya seorang
da’i dalam mempengaruhi mad’u. meskipun keberhasilan dakwah tidak hanya
ditentukan oleh faktor da’i sendiri, akan tetapi da’i memegang perenan penting dalam
menentukan keberhasilan seorang da’i dalam berdakwah harus memenuhi beberapa
kemungkinan, yaitu:
4 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gema Media Pratama, 1997), hal. 7.
3
1. Karena pesan dakwah yang disampaikan oleh seorang da’i memang
relevan dengan kebutuhan masyarakat merupakan keniscayaan yang tidak
mungkin ditolak mereka menerima pesan dakwah itu dengan antusias.
2. Panampilan/ Personal seorang da’i memiliki daya tarik personal yang
menyebabkan masyarakat mudah menerima pesan dakwahnya, walaupun
kualitas dakwahnya sederhana.
3. Kondisi psikologi masyarakat sedang haus siraman rohani dan mereka
terlanjur memiliki persepsi yang positif kepada seorang da’i tersebut,
sehingga pesan dakwah yang sebenarnya kurang jelas di tafsirkan sendiri
oleh masyarakat dengan penafsiran yang jelas.
4. Sebuah kemasan yang menarik masyarakat yang semula acuh tak acuh
terhadap agama dan juga terhadap da’i setelah melihat kemasan lain
misalnya: kesenian, stimuli, ataupun program pengembangan
masayarakat dan akhirnya merekapun merespon secara positif.5
Dalam metode dakwah, para da’i atau Ulama mempunyai perenan penting
dalam menentukan suatu keberhasilan seorang da’i untuk menyampaikan
kebenaran dalam agama islam, dan harus memiliki kepandaian dan
kemampuan untuk menyampaikan pada mad’u dan diterima dengan baik.
Kegagalan pelaksanaan dakwah yang sering terjadi disebabkan ketidak
pahaman dan kurang telitinya seorang da’i dalam strategi dakwah. Karena
dakwah adalah membicarakan suatu hal yang penting, pengetahuan atau ilmu
dan sebagainya. Bukan suatu pemikiran yang kemudian di keluarkan dengan
kata-kata yang di tujukan untuk orang banyak.6
5 Ahmad Safi’i Ma’arif dan Sahid Tuhu Leley, Al- Qur’an dan tantangan Modernisasi,
(Yogyakarta : Sipres, 1990) cet. Ke -1, hal.. 2. 6 Depdikdup. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 168dan
681.
4
Dan selain itu seorang da’i bukan hanya cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan
akan tetapi seorang pemimpin hendaknya memiliki keahlian berbicara dan
kemampuan berdakwah, karna seorang yang berdakwah dengan baik akan mampu
meyakinkan pendenganrnya untuk menerima informasi siraman rohani dan ilmu yang
diberikan di terima dengan baik.
K.H. Muhammad Supriyadi AM, terbilan sukses dalam penyampaian
dakwahnya. System penyampaian pun yang cukup baik, beliau dapat merekrut begitu
banyak kalangan mad’u dari berbagai status. Selain dari pada itu, beliaupun berhasil
menyampaikan dakwahnya melalui bidang pendidikan yaitu tepatnya di pondok
pesantren Riyadlul Jannah yang berada di Ciseeng, Karena beliau adalah seorang
pendiri, pengasuh dan Pembina pondok pesantren dan juga beliau merupakan seorang
motivator yang baik untuk Santri Riyadlul Jannah selain itu juga beliau adalah
merupakan seorang pemimpin yang sangat tegas dalam segala apapun, beliau juga
ingin menegaskan kepada santrinya untuk melaksanakan kiamul lail (bangun malam)
di dalam dakwah beliau selalu melontarkan ucapan yaitu: “Kawalah Cita-Cita Kita
dengan Kaiamul Lail”.
Selain seorang pendiri dan pengasuh pondok pesantren beliau juga menjadi
pemimpin pesantren tahfidzul qur’an; rasa sosialnya juga membawa beliau untuk
mengelolah usaha jamur tiram di pondok Pesantren Riyadlul jannah dalam
meningkatakan kewirausahan di Pondok Pesantren Riyadlul jannah..
Menurut KH. Muhammad Supriyadi AM. Manusia yang diberikan pengetahuan
lebih terutama dalam agama harus dapat mengaplikasikannya kepada masyarakat
5
terutama masyarakat yang awam akan ilmu agama. Beliau mempunyai tujuan dalam
berdakwah yakni membawa kepada ajaran agama Allah SWT dan mampu membawa
kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menurut beliau beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT merupakan perinsip ajaran Islam.
Konsep tentang orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dalam al-
qur’an dan Hadits sangat akurat untuk dimanifestasikan dalam kehidupan yang riil
secara individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Dengan pembahasan dan alasan yang telah di uraikan di atas dalam strategi
dakwah, para da’i atau Ulama mempunyai peranan penting dalam menentukan suatu
keberhasilan seorang Da’i menyampaikan kebenaran dalam agama Islam, dan harus
memiliki kepandai dan kemampuan untuk menyampaikan pada mad’u diterima
dengan baik. Kegagalan pelaksanaan dakwah yang sering terjadi disebabkan
ketidakpahaman dan kurang telitinya seorang Da’i dalam strategi berdakwah. Karena
hal itulah peneliti tertarik untuk memberi gambaran, meneliti dan mengangkat judul
tentang “ METODE DAKWAH K.H MUHAMMAD SUPRIYADI AM. DI
PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH CISEENG” .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan dan masalah skripsi lebih terarah dan terfokus.
Penulis membatasi pada penelitian ini, tentang Metode Dakwah K.H
Muhammad Supriyadi AM. Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah ciseeng.
6
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut:
a. Bagaimana konsep Metode Dakwah menurut K.H Muhammad
Supriyadi AM.?
b. Bagaiamna Penerapan Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM.
di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui konsep metode K.H Muhammad Supriyadi AM. di
Pondok Pesantren Riyadlul jannah Ciseeng.
2. Untuk mengetahui penerapan Metode dakwah KH. Muhammad Supriyadi
AM. Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Peneliti diharapkan menambah wawasan yang luas mengenai
teknik-teknik dakwah juga pemikiran dakwah KH. Muhammad Supriyadi
AM, SE.dan juga menambah wacana positif dalam rangkaian menerapakan
suatu bentuk pemikiran KH. Muhammad Supriyadi AM.SE.yang
disesuaikan dengan dakwah bil hal, bil hal, dan bil, qalam, hal ini di
lakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya mahasiswa
7
untuk terus mengembangkan dan memberikan sumbangan yang cukup
bernilai dalam pengembangan dakwah yang aktual.
2. Manfaat Praktis
Peneliti berharap dapat menambah wawasan sebagai pengetahuan
terhadap metode dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM,SE dalam
membawa umat khususnya kaum muslimin dapat mengambil hikmah
menurut ajaran Islam, serta memberikan kontribusi bagi para mubaligh
dalam mengambangkan dakwah Islam khususnya di Pondok Pesantren.
E. Metodelogi Penelitian
Agar dapat membahas dan merumuskan masalah penelitian masalah
penelitian dengan baik, maka penulis akan mengambil metode penelitian
dengan langkah-langkah sebagai berikut ini :
1. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, yaitu suatu metodologi penelitian yang dihasilkan dari
sebuah data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar dan suatu
penelitian bersifat alamiah dengan mendatangi langsung tempat penelitian.
Seperti yang dikemukakan Oleh Bodgan dan Taylor mendefinisikan
bahwa metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
8
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7
Tujuan adanya metode ini adalah agar dapat menggambarkan suatu
keadaan serta dapat mengambil manfaat dari penelitian yang sebenarnya
berdasarkan hasil tes wawancara dengan narasumbernya. Untuk itu guna
mempermudah menyelesaikan skripsi ini langkah-langkah metodologi yang
disusun oleh penulis ini sebagai berikut:
a. Subjek penelitian
KH. Muhammad Supriyadi AM., Pimpinan Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah.
b. Objek Penelitian
Metode dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM. Di Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah Ciseeng, Parung, Bogor.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Ciseeng. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian skripsi ini
terhitung dari tanggal 24 November 2014 sampai 24 Mei 2015.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang digunakan penulis adalah deskriptif
analitik. Deskriptif adalah gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu
kelompok tertentu, atau gambaran tantang suatu gejala, hubungan antara
7 Lexy. J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya, 1989), cet ke- 1 h. 4
9
dua gejala atau lebih. Sedangkan analitik berarti uraian hanya memaparkan
situasi atau peristiwa, dalam penyelesaian skripsi8 kemudian data di peroleh
melalui observasi, wawancara, dokumentasi, telaah kepustakaan:
a. Observasi
Dalam penelitian ini mengamati langsung objek yang diteliti,
penulis melakukan observasi kepada KH.Muhammad Supriyadi beserta
para ustadz dan santri pondok pesantren riyadlul jannah dari awal
sampai akhir penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu,
berbentuk Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Pewawancara disebut interview yaitu yang mengajukan
pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe
yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.9 Dalam hal ini penulis
melakukan dua kali wawancara dengan pimpinan Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah KH. Muhammad Supriyadi AM. Sekretaris PPRJ dan
dua Santri PPRJ.
c. Dokumentasi
Adalah merupakan teknik yang juga dilakukan baik berdasarkan
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya,2007), Cet. Ke-33 edisi revisi, Hal. 168
10
buku, makalah, atau sumber literatur-literatur lainya agar data yang
diperoleh lengkap dan akurat. Data tersebut adalah data sekunder.
4. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya adalah pengelolahan
data dengan proses aditing yaitu mempelajari kembali berkas-berkas data
yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas
Itu dapat diketahui dinyatakan baik serta dapat disiapkan untuk
proses selanjutnya teknik yang di lakukan dari hasil pencatatan data adalah
sebagai berikut:
a. Data dan informasi yang didapat melalui observasi yakni mengamati
objek penelitian secara langsung menggunakan seluruh alat indera
kemudian penulis mengumpulkan data secara akurat, dengan mencatat
fenomena (kejadian) dan perilaku yang terlibat dalam objek.
b. Data dan informasi yang diperoleh melalui wawancara yakni peneliti
menyalin hasil wawancara ke dalam catatan lapangan kemudian
memberikan tanggapan kepada bagian-bagian penting.
c. Data yang didapatkan melalui dokumentasi, yakni digunakan sebagai
bahan dan kerangka analisis dalam menimbang dan menguraikan hasil
penelitian ke dalam skripsi ini.
9 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
1989), cet ke-1 h. 186
11
5. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku
pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi) Cetakan ke-1,
yang diterbitkan CeQDa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007
F. Tinjauan Pustaka
Penulis ini terilhami dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
seperti berikut ini :
1. Metode Habib Rizieq Husein Sihab pada Majlis Ta’lim Jami Al- Ishlah”
Jakarta Pusat yang membahas menganalisa Metode Dakwah Habib Rizieq
Husein Sihab Majlis Ta’lim Jami Al-Ishlah, di susun Oleh Siti Masitoh
Lulusan 2011 UIN Syarif Hidayatullah.
2. Metode Dakwah Ustadz Ahmad Zajuli di yayasan Pondok Pesantren
Al-Hanif Ciputat Tanggerang Selatan, yang membahas mengenai konsep
metode dakwah ustadz ahmad zajuli, penerapan metode dakwah hambatan
dan penanggulangannya, penyusun Gin-Gin Ginanjar, Lulusan 2014, UIN
Syarif Hidayatullah.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terbagai menjadi lima bab, dengan sistematika penyusunannya
sebagai berikut:
12
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, tujuan
dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka
Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis
Merupakan Landasan Teoritis tentang dakwah yang di dalamnya
meliputi Pengertian Metode, yang meliputi pengertian, Hakikat
Dakwah, Macam-Macam Dakwah, dan Tujuan dan Landasan Dakwah
BAB III
Gambaran Umum KH. Muhammad Supriyadi AM, Dan Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah: Sekilas tentang profil KH. Muhammad
Supriyadi AM.yang mencakup, Riwayat Hidup KH. Muhammad
Supriyadi AM, Pendidikan dan Karya-Karya K.H Muhammad
Supriyadi AM, Perjalanan Dakwah K.H Muhammad Supriyadi AM,
serta sekilas tentang Profil Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
BAB IV Temuan dan Analisis Data
Membahas Metode Dakwah K.H Muhammad Supriyadi AM., Pesan
Dakwah K.H Muhammad Supriyadi AM, dan faktor pendukung dan
juga penghambat Dakwah K.H Muhammad Supriyadi AM, di Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah.
13
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari penulis mengenai
hal-hal yang telah dibahas oleh penulis dalam penelitian ini.
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Metode Dawah
1. Pengertian Metode
Dari segia bahasa metode bersal dari dua kata yaitu “ meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita dapat artikan
bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Sumber lain yang menyebutkan bahwa metode berasal dari
bahasa Jerman “ methodica” artinya ajaran tentang metode.1
Pengertian yang lain metode adalah “cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dikehendaki ditentukan2
Dalam pengajaran agama islam, maka pembahasan selalu
berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada peserta didik agar
dapat diterima dan dicerna dengan baik. Dengan demikian metode
adalah suatu cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan sehingga tujuan tersebut dapat diperoleh dengan semaksimal
mungkin.
1 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Dakwah. ( Jakarta: Logos, 1997) cet. 1 h. 59
2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembianaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. ke-1, edisi Tiga, h. 740
15
Dalam pengertian harfiahnya, “Metode adalah jalan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan”. Akan tetapi pengertian hakiki dari
metode adalah segala sarana yang digunakan untuk tujuan yang
diinginkan baik sarana itu secara fisik maupun non fisik. Sedangkan
menurut Arif Burhan, metode adalah menunjukan pada proses, prinsip
serta prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari
jawaban atas masalah tersebut.3
Dari berbagai pengertian tentang metode di atas, maka dapat
penulis pahami bahwa metode adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui dalam melaksanakan proses bimbingan agar tercapai tujuan yang
di harapkan.
Karena jika metode tidak dilakukan dengan tahap demi tahap,
maka besar kemungkinan hasil yang diraih dengan cara yang tidak
bertahap tersebut tidak akan maksimal, dan memuaskan, hendak metode
yang benar-benar terkonsep secara matang sebaiknya dilaksanakan
secara bertahap sesuai prosedur.
a. Macam-Macam Metode Umum
1) Metode Historis
Metode historis disebut juga metode documenter. Karena
penelitian yang dilakukan adalah pada dokumen yang telah
silam. Metode historis yang sebagaimana juga metode lainya
bermula dari menemukan masalah dan berakhir dengan
genaralisasi. Oleh karena itu pula metode historis memerlukan
hipotesis dengan teknik analisis dokumenter dan teknik analisis
statistik, memerlukan macam-macam rumus statistik dan analisis
3 Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), H. 17.
16
2) Metode Deskriptif
Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data
aktual. Terdapat dua pengeertian, yang pertama mengartikannya
sebagai kegiatan mengumpulkan data dengan melukiskanya
sebagaimana adanya, tidak diiringi dengan ulasan atau pandang
atau analisis dari penulis. Deskripsi semacam ini berguna untuk
mencari masalah sebagaimana halnya penelitian pendahuluan
atau eksplorasi.
3) Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara melakukan penelitian
dengan percobaan, yaitu melakukan manipulasi variabel-variabel
eksperimental; mencari hubungan beberapa variabel, atau satu
variabel dengan variabel lain.
4) Metode Survei
Motode survei bertujuan mengmpulkan data sederhana
dalam rangka menguji survei juga bisa melangkah lebih jauh,
yaitu mempelajari fenomena, menerangkan dan menjelaskannya.
Baik untuk keperluan praktis maupun untuk keperluan teoritis.
2. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da‟wah” berarti: panggilan, seruan
atau ajakan, bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab masdar.
Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti memanggil,
menyeru atau mengajak. Orang yang berdakwah biasa disebut da’i dan
17
orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut
dengan mad’u
Banyak ahli ilmu dakwah memberikan definisi dakwah yang
berbeda-beda hal ini terkait dari sudut mana mereka memberikan
pandangannya tentang dakwah. Untuk lebih jelasnya penulis akan
kemukakan beberapa definisi menurut para ahli diantaranya:
a. Menurut Syaikh Ahli Makhfudz, yang dikutip Samsul Munir Amin,
dakwah adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan,
mengikuti petujuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah
kemungkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat.4
b. Menurut Prof. Dr. Hamka yang dikutip Wahidin Saputra, adalah
seruan panggilan untuk suatu pendirian yang dasarnya berkonotasi
positif dengan substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan
amar ma‟ruf nahi mungkar.5
c. Menurut Quraish Shihab dakwah adalah “seruan ajakan kepada
keinsafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman
keagamaan dan tingkah laku saja, tetapi juga menuju sasaran yang
lebih luas, apalagi pada masa sekarang ia harus berperan menuju
4.
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), cet ke-1, h. 3 5.
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet ke-1, h. 1.
18
kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh.6
Dengan diketahui pengertian tersebut, dakwah memiliki unsur-
unsur yang berpengaruh dalam proses penyampaian pesan dakwah yang
harus diperhatikan ketika menyampaikan pesan dakwah secara tepat.
Kemudian menurut pendapat syekh ali mahfudz, dakwah adalah
mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti
petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan meninggalkan perbuatan
yang buruk agar mereka mendapat kebahagian dunia akhirat. Pendapat
ini sesuai dengan pendapat Iman Al- Ghazali bahwa amar ma‟ruf nahi
munkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika
masyarakat Islam7
Dakwah harus dilaksanakan oleh setiap muslim hal ini
diperintahkan Allah dalam surat Al-Imran/3: 104 yang berbunyi:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung. (Qs. Al- Imran/3:104)
Berdasarkan penngertian di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan
atas dasar hikmah dan kasih sayang.
6.
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2009), cet. Ke-6, h.
194. 7.
Al-Munawar, Said Aqil Husni dan Yusuf Yunan, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada,
Media Kencana, 2003), h. 7-8
19
3. Pengertian Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seseorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u nya untuk mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Dakwah dengan lisan berupa, ceramah, seminar,
simposium, diskusi, khutbah, brainnstroming dan lain-lain.
Dakwah dengan tulisan berupa buku, majalah, surat kabar,
spanduk, lukisan dan lain-lain. Dakwah perbuatan berupa perilaku yang
sopan sesuai dengan jaran Islam, memelihara lingkungan, mencari
nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat, kerja keras, menolong
sesame manusia, sedangkan dalam seni yang meliputi seni lukis, tari dan
musik.8
Ada beberapa istilah yang erat kaitanya dengan dakwah, antara
lain:
a. Tabligh, artinya menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain.
Sedangkan pelakunya disebut mubaligh. Tabligh dalam pengertian ini
yang terdapat dalam al-Qur‟an, antara lain : “Hai rasul, sampaikan
apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu, dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang di peringatkan itu) berarti kamu tidak
menyampaikan amanatnya. Allah memelihara kamu dari gangguan
manusia. Sesungguhnya Allah tidak pada orang-orang kafir” . (Qs.
Al-Maidah: 67)
8 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 31.
20
b. Khutbah, istilah ini berasal dari kata “khataba” yang artinya
mengucap atau berpidato. Orang yang menyampaikan khatbah
disebut khotib.
c. Nashihah, adalah menyampaikan perkataan yang baik kepada
seseorang atau baberapa orang untuk memperbaiki sikap dan tingkah
lakunya. Menurut Muhammad bin „Alan As- Shidiq arti asal nashihah
adalah membersihkan sesuatu dari segala hal yang mengotorinya atau
memperbaiki sesuatu yang rusak atau kurang sempurna. Secara
terminologi, nasihat adalah memerintah atau melarang atau
menganjurkan yang dibarengi dengan motivasi dan ancaman.
Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia nasihat diartikan sebagai
member petunjuk kepada jalan yang benar. Atau mengatakan sesuatu
yang benar dengan cara “melunakan hati”. Orang yang
menyampaikan nasihat disebut nashih.
d. Fatwa, yaitu pemberian uraian keagamaan kepada orang lain yang
isinya berupa berita-berita menggembirakan orang yang
menerimanya seperti janji Allah dengan pahala dan surga kepada
orang yang selalu beriman dan bertaqwa. Istilah ini hampir sama
dengan tarhib yaitu menerangkan ajaran agama yang dapat
menyenangkan hati dan dapat memberikan semangat untuk
mengamalkannya bagi orang yang menerimanya.
e. Tandzir, yaitu menyampaikan ajaran agama Islam kepada orang lain
yang isinya berupa peringatan, atau ancaman bagi orang-orang yang
21
melanggar syariat Allah dengan harapan orang tersebut berhenti dari
perbuatan tersebut. Orang yang memberikan Tandzir disebut Nadzir.
4. Macam-Macam Metode Dakwah
Bentuk-Bentuk metode dakwah Rasulullah SAW senantiasa
berlandaskan pada nilai-nilai Al- Qur‟an. Seperti disebutkan dalam surat
An- Nahl Ayat 125, yaitu:
Artinya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-
Nahl; 125)
Pada ayat tersebut mengandung arti tentang cara menjalankan
dakwah atau seruan terhadap manusia, agar mereka berjalan diatas jalan
Allah dengan memakai tiga macam cara, yaitu:
a. Metode Al-Hikmah (Kebijaksanaan atau adil)
Kata “Hikmah” sering disebut dalam Al-Qur‟an baik dalam
bentuk nakiroh maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah
“Hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah.
Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman, jika
dikaitkan dengan dakwah berarti maka menghindari hal-hal yang
kurang relevan dalam melakukan tugas dakwah.
22
Alhikmah juda sering diartikan sebagai al‟adl (keadilan), al-
haq (kebenaran), al-ilmu (pengetahuan) terakhir dan nubuwah
(kenabian). Disamping itu, al-Hikmah juga diartikan sebagai
menempatkan sesuatu pada porsinya.
Hikmah dalam bahasa Arab berarti kebijaksanaan, pandai,
adil, lemah lembut, kenabian sesuatu yang mencegah kejahilan dan
kerusakan, keilmuan, dan pemaaf. Perkataan hikmah sering kali
diterjemahkan dalam pengertian bijaksana yaitu suatu pendekatan
hikmah sering kali pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa
yang didakwahkan atas kemaunya sendiri, tidak ada paksaan,
konflik, maupun rasa ketakutan.9
Menurut M. Abduh seperti yang dikutip H. Munzier Suparta,
M.A dalam bukunya metode dakwah berpendapat bahwa, hikmah
mengetahui rahasia dan faedah didalam setiap hal-hal. Hikmah juga
digunakan dalam arti ucapan yang sedikit lafadz akan tetapi banyak
makana ataupun diartikan meletakan sesuatu pada tempat atau
semestinya.
Dalam bahasa komunikasi, hikmah ini menyangkut situasi
total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa apa yang disebut dengan bil hikmah itu
merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan
9 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), h. 321.
23
atas dasar persuasif.10
Jadi, perkataan hikmah (kebijaksanaan) itu bukan saja
dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga tindakan, perbuatan,
dan keyakinan, serta peletakan sesuatu pada tempatnya.
Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentu sukses
tidaknya dakwah. Dalam mengahadapi mad‟u yang beragam tingkat
pendidikan, strata sosial, dan latar belakang budaya, para da‟i
memerlukan hikmah, sehingga ajaran mampu memasuki ruang hati
para mad‟u dengan tepat. Oleh karena itu para da‟i dituntut untuk
mampu mengerti dan memahami sekaligus memanfaatkan latar
belakangnya, sehingga ide-ide yang diterima dirasakan sebagai
sesuatu yang menyejukan kalbunya.
Dengan demikian, maka dakwah bil- hikmah ini bisa
diartikan sebagai kemampuan seorang da‟i dalam melaksanakan
tugas dakwahnya, yang menyajikannya dengan berbagai strategi dan
pendekatan jitu, efektif, dan efisien karena keluasan pengetahuan
dan banyaknya pengalaman tentang dakwah. Mengetahui benar
tentang waktu, tempat, dan keadaan manusia sehingga ia dapat
memilih metode yang tepat untuk menyampaikan materi dakwahnya,
serta menempatkan segala sesuatu pada tempatnya masing-masing.11
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa al-hikmah
adalah merupakan kemampuan da‟i dalam memilih dan
10
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), cet ke-1 h.
10.
11 Fathul Bahri An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuang Para Da’i, h. 241.
24
menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad‟u.
disamping itu juga al-hikmah merupakan kemampuan da‟I dalam
menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan
argumentasi yang logis dan bahasa yang komukatif.
b. Metode Al- Mauidzatil Hasanah
Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata,
mau’izhah dan hasanah. Kata mau’izhah yang berarti: nasihat,
bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah
merupakan kebaikkan dari sayyi‟ah yang artinya kebaikan lawannya
kejelekkan. Menurut Al-Munawar, Said Aqil Husni dan Yusuf
Yunan, dari beberapa ahli bahasa dan pakar tafsir memberikan
pengertian sebagai berikut:
1) Pelajaran dan nasehat yang baik, berpaling dari perbuatan jelek
melalui tarhib dan targhib (dorongan dan motivasi), petunjuk
penjelasan, keterangan gaya bahasa, peringatan, dan penuturan,
misalnya teladan, pengarahan, dan pencegahan dengan cara yang
halus.
2) Pelajaran, keterangan, penuturan, peringatan, pengarahan dengan
gaya bahasa yang mengesankan, atau menyentuh dan terpatri
dalam nurani.
3) Simbol, alamat, tanda, janji, penuntun, petunjuk, dan dalil-dalil
yang memuaskan melalui al- qoul al-rafiq (ucapan lembut dan
penuh kasih sayang).
25
4) Nasihat bimbingan, dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan
dengan baik dan dengan penuh tanggung jawab, akrab,
komunikatif, mudah dicerna, dan terkesan di hati sanubari
mad‟u.12
Mau‟ izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan
yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan pengajaran, kisah-
kisah, berita gambira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang
bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan
keselamatan dunia dan akhirat.
Al-Mauidzatil Hasanah artinya memberi nasihat pada orang
lain dengan cara yang baik, berupa petunjuk-petunjuk kearah
kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati13
Dengan rela hati atas kesadaran dapat mengikuti ajaran yang
disampaikan oleh pihak subjek dakwah. Nasehat biasanya dilakukan
oleh orang yang levelnya lebih tinggi kepada orang yang lebih
rendah, baik tingkat umur maupun pengaruh, misalnya nasehat orang
tua kepada anaknya. Mau‟izhah Hasanah dalam bentuk bimbingan,
pendidikan, dan pengajaran ini sering kali digunakan dalam bentuk
kelembagaan (instisisi) formal maupun non formal, misalnya;
maizhah nabi kepada umatnya, guru kepad muridnya, kiya‟I kepada
istrinya.
12
Al-Munawar, Said Aqil Husni dan Yusuf Yunan, (Jakarta: Prenada Media Kencana,
2003), h. 7-8 13
Munzier Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), cet ke-1, h. 18
26
Jadi, kalau kita telusuri kesimpulan Mau‟izhah Hasanah akan
mengandung arti kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh
kasih sayang dan kedalam dengan perasaan yang penuh kelembutan,
tidak membongkar kesalahan orang lain sebab kelemah lembutan
dalam menasehati sering kali dapat meluluhkan hati yang keras dan
menjinakan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan
dari pada larangan dan ancaman.
c. Metode Al- Mujadallah Billati Hiya Ahsan (berdebat,
berdiskusi)
Menurut bahasa mujadalah berasal dari asal kata jaadalah-
mujaadalatan-jidaalan yang artinya berbantah, berdebat, mereka
bertukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis,
yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan
menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi
dan bukti yang kuat.14
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-
Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak
secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan
agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan
argumentasi dan bukti yang kuat. Antar satu dan lainnya saling
menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada
kebenaran, dan mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima
14
Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab- Indonesia, hal. 89.
27
hukuman kebenaran tersebut.15
Apabila ada suatu perbantahan antara da‟i dan mad‟u, yang
disebut polemik, maka dapat diluruskan dengan bantahan yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan As- Sunnah dengan penyampaian
yang baik. Sehingga mad‟u tersebut dapat menerimanya.
Dari ketiga kondisi diatas dapat disesuaikan dengan kondisi
dan tingkat pemahaman masing-masing jamaahnhya, dan bahkan
implikasinya yang lebih parah akan semakin menjauhkan mereka
pada ajaran agama. Metode dakwah juga bukanlah satu-satunya
kunci kesuksesan akan tetapi keberhasilan dakwah ditunjang dari
seperangkat syarat baik pribadi da‟i sebagai subjek dakwah maupun
lainnya.
B. Bentuk- Bentuk Metode Dakwah
Dalam penyampaian dakwah dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk
dakwah, yaitu:
1. Dakwah Bil Lisan
Dakwah bil lisan ini adalah sebuah penyampaian dakwah melalui
lisan berupa ceramah atau komunikasi secara langsung antara da‟i dan
mad‟u (objek dakwah).16
Syamsul Munir dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah,
mengatakan bahwa dakwah bil lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan
15
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 225.
16 Rubinah dan Ade Maturi, Pengantar Ilmu Dakwah ( Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 42
28
melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah,
khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain, dari aspek jumlah barangkali
dakwah melalui lisan (ceramah dan lainnya) ini sudah banyak cukup
dilakukan oleh para juru dakwah di tengah-tangah masyarakat.17
Metode ceramah lisan sebagai jembatan dari pada isi yang
terdapat dalam hati. Sebuah perkataan yang baik, benar, masuk akal dan
tepat mengenai sasaran akan menjadikan mad‟u tersentuh, sehingga
akhirnya bisa kembali kejalan yang benar, serta di ridhai oleh Allah
SWT.
2. Dakwah Bil Haal
Dakwah ini merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan
dengan tindakan atau amal nyata terhadap kebutuhan mad‟u. sehingga
tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
penerima dakwah, seperti, dakwah dengan membangun rumah sakit
untuk keperluan masyarakat skitar yang membutuhkan keberadaan
rumah sakit.
Menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat secara luas,
seperti dengan cara mewujudkan gamelan sekatan, kesenian wayang
kulit yang sarat berisikan ajaran Islam, mengajarkan lagu-lagu daerah
yang disisipi dengan ajaran Islam, serta mendirikan sebuah
pesantrean.18
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dakwah bil hal ini adalah
sebuah dakwah yang dilakukan da‟i untuk mengatasi kebutuhan dan
17
Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, ( Jakarta: Amzah, 2009), h. 11
18 Wahyu Ilahi, Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta: Kencana, 2007), h.
176.
29
kepentingan para mad‟u khususnya dalam bidang Ekonomi, Pendidikan,
Masyarakat. Ketika dakwah ini sampai dan tepat kepada seorang yang
membutuhkannya, maka tujuan dakwah untuk mengajak seseorang ke
jalan yang benar akan lebih mudah diterima.
3. Dakwah Bil Qolam
Dakwah bil qalam adalah dakwah melalui tulisan baik
menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, surat kabar, internet Koran, dan
tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan
afektif. Serta tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk
kegiatanya.19
Dakwah bil qalam ini sebenarnya sudah dimulai serta
dikembangkan oleh Rasulullah SAW sejak awal kelahiran dan
kebangkitan Islam melalui pengiriman surat-surat dakwah kepada para
kaisar, raja dan pemuka masyarakat.20
Maka dakwah bil qalam ini
merupakan bentuk dakwah yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW.
C. Tujuan Dakwah (Maqashid al-Dakwah)
Tujuan dakwah sebagai bagian dari seluruh aktivitas dakwah yang
mempunyai peran penting sama seperti unsur-unsur dakwah. Seperti subtansi dan
objek dakwah, metode dan lain sebagainya. Tujuan jangka pendek adalah untuk
memberikan pemahaman Islam kepada masyarakat sasaran dakwah agar supaya
terlihat dari sikap dan perbuatan yang tidak sesuai dangan akidah Islam. Tujuan
jangka panjang adalah untuk mengadakan perubahan sikap masyarakat dakwah.21
19
Syamsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Hamzah, 2009), h. 11 20
Rubianah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu dakwah (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 53. 21
Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet-ke 3.
h. 13.
30
Tujuan dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Jadi tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia
kepada jalan yang benar dan yang diridhai oleh Allah SWT, agar hidup bahagia
dan sejahtera di dunia dan akhirat.22
Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin dalam bukunya dakwah aktual
menerangkan tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran
dakwah agar mau menerima ajaran Islam yang mengamalkannya dalam dataran
kenyataan kehidupan sehari-hari baik yang sangkutan dengan masalah pribadi,
keluarga, maupun sosial kemasyarakatannya agar terdapat kehidupan yang penuh
dengan keberkahan samawi dan keberkahan ardhi (Al-A‟raf: 96) mendapat
kebaikan dunia dan akhirat serta terbebas dari azab neraka (Al-Baqarah: 202-
202).23
Syekh Ali Mahfudz merumuskan, bahwa tujuan dakwah ada lima perkara,
yaitu:
1. Menyiarkan tuntunan Islam, membetulkan aqidah dan meluruskan amal
perbuatan manusia, terutama budi pekertinya.
2. Memindahkan hati dari kesadaran yang jelek kepada kesadaran yang
baik.
3. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum
muslimin.
4. Menolak paham Atheisme, dengan mengimbangi cara-cara mereka
bekerja.
5. Menolak syubhat-syubhat, Bid‟ah dan Khurafat atau kepercayaan yang
bersumber dari agama dengan mendalami ilmu Ushuluddin.24
22
Hasanudin, Manajemen Dakwah,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 1996), h.58-62.
23 Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 78.
24 Hasanudin, Hukum Dakwah (Tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia), h.34
31
Namun Moh Ardani menyatakan bahwa tujuan dakwah terdiri dari tujuan
umum (mayor objektif) dan tujuan khusus (minor objektif)
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi
orang mukmin, kafir, atau musrik) kepada jalan yang benar yang
diridhai Allah agar dapat hidup bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus adalah dakwah merupakan perumusan tujuan
sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan
agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat di ketahui
kemana arahnya, atau jenis kegiatan apa yang hendak di kerjakan,
kepada siapa berdakwah, dengan cara yang bagaimana dan sebagainya
secara terperinci.25
Di bawah ini akan diuraikan tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari
tujuan umum dakwah diantaranya:
1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
2. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada
Allah (memeluk agama Allah).
3. Mendidik dan mengajarkan anak agar tidak menyimpang dari
fitrahnya.26
25
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya
Utama, 2006), h. 10. 26.
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, h. 10.
32
D. Manfaat Dakwah
1. Mendatangkan pertologan dan batuan rabbani dalam perjuangan
melawan kebathilan dan jahiliyah.
2. Menggugah dan membangunkan manusia dari tidur panjangnya menuju
kebangkitan hakiki yang agung bersama Islam.
3. Menegakan hijrah kepada orang-orang yang terus-menerus berbuata
salah dan dosa.
4. Membentuk opini umum yang benar dan selamat. Opini umum inilah
yang mempunyai peran besar di dalam menjaga dan memelihara adab,
akhlak, dan hak-hak umat serta membentuk kepribadian dalam
kehidupan masyarakat.
5. Dengan dakwah kita akan memperoleh keberuntungan berupa jannah
dan keridhaan Allah di Akhirat.
6. Dengan dakwah kita akan terlepas dari siksa di dunia dan akhirat.
7. Berusaha menanamkan nilai-nilai ukhuwah, kebersamaan ta‟awun
dalam kebaikan taqwa serta rasa saling memperhatikan antara kaum
muslimin.27
E. Definisi Pondok Pesantren
1. Pengertian Santri Dan Pesantren
Menurut Nurcholis Majid kata santri ini bisa dilihat dari dua
pendapat: yang pertama: pendapat yang mengatakan bahwa santri
berasal perkataan sastri, sebuah kata dari bahasa sansakerta yang artinya
melek huruf. Pendapat ini didasarkan pada kaum santri adalah kitab-
kitab bertulisan dan berbahasa Arab.
27
Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah dalam pendekatan personal dalam
Dakwah, (Solo: Era Intermedia, 1996), Cet ke-1, h. 33-42.
33
Yang kedua: pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri
sesungguhnya berasal dari jawa. Dari katan “cantrik” yang berarti
seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana gurunya pergi
menetap.28
Sedangkan menurut Zamaksyari Dhofier, kata santri berasal dari
bahasa India yang berarti orang-orang yang tahu buku-buku agama
hindu. Atau seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Atau acara
umum dapat diartikan buku-buku suci agama atau buku tentang
pengetahuan umum29
Di Indonesia sebutan pesantren sebutan pesantren lebih popular
dengan sebutan Pondok Pesantren, berbeda dengan Pesantren, Pondok
bersal dari bahasa arab yaitu funduq, yang berarti asrama, rumah dan
tempat tinggal sederhana.30
Dari pengertian terminology pesantren secara historis cultural
lahir budaya Indonesia. Munurut Nurcholis Majid Pesantren tidak
hanya mengandung makna keIslaman, namun juga mengandung
keaslian Indonesia. Sebab cikal bakal pesantren sudah ada sejak masa
Hindu-Budha, dan Islam dating dan Tinggal Meneruskan, Melestarikan
dan mengIslamkanya31
28
Yasmadi, Modernisasi Pesatren: Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), Cet ke-2.
29 Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Kiyai, (Jakarta:
Press, 1994), cet ke-6 h,. 19-20 30
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan
dan Perkembangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 138 . 31
Yasmadi, Modernisasi Pesantren : Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam
Tradisional, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005) cet ke-2.
34
Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri,
juga menjadi sebuah lembaga pengembangan studi keIslaman, dimana
banyak ilmu agama baik dibidang fiqih, nahwu-sharaf dan ilmu lainya
yang di kaji didalami pemahamannya untuk kemudian di bawa pada
masyarakat melalui santrinya sebagai duta pesantren. Hal ini menjadi
nilai tambahan bagi keberadaan pesantren di tengah berkembangnya
dunia pendidikan di Indonesia.
36
BAB III
GAMBARAN UMUM KH. MUHAMMAD SUPRIYADI AM.
DAN SEJARAH PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH
CISEENG.
A. Biografi KH. Muhammad Supriyadi AM.
1. Keluarga KH. Muhammad Supriyadi AM.
KH.Muhammad Supriyadi AM. lahir di Jakarta 8 juni 1966,
beliau lahir dari pasangan H. Ammirudin dan ibunda Hj. Marwiyah
mempunyai Sembilan saudara kandung, di antaranya: ada dua orang
yang sudah meninggal dan tinggal tujuh orang dan dimana ada empat
orang laki-laki dan tiga orang perempuan, KH. Muhammad Supriyadi
AM.SE, sendiri adalah anak pertama dari tujuh bersaudara.1
KH. Muhammad Supriyadi AM. yang akrab di panggil Abah
berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan sabar, patuh sama
kedua orang tua rajin ibadah. kareana orang tua beliau juga merupakan
salah satu keluarga yang sangat sederhana di daerah tersebut. Beliau
adalah putra betawi asli yang sudah di didik untuk taat beribadah sejak
kecil oleh orang tuanya, dan sejak kecil beliau di ajarkan tentang ilmu
agama, fiqih dan tauhid dan umum secara lembaga seperti madrasah dan
juga pondok pesantren. Itu semua menurut beliau bentuk kegigihan
1 KH. Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Ciseeng, Parung Bogor 24 April 2015
36
orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi seseorang yang di
banggakan oleh keluarga dan lingkungannya. Beliau dibesarkan dengan
kasih sayang orang tuanya, juga di ajarkan untuk hidup mandiri dan
hidup sederhana sejak kecil sehingga ketika besar menjadi orang yang
mempunyai sosok pemimpin yang baik, sabar, bijaksana, dan di segani.
Keinginan beliau ketika masih kecil ingin menjadi seorang da’i
sangatlah kuat. Dan ketika beliau sudah besar beliau ingin mempunyai
pesantren, kemudian beliau berangkatlah ke tanah suci pada tahun 1994
untuk melaksanakan haji, dan di sana beliau berdoa dan berikhtiar, apa
yang di inginkan beliau mudahan-mudahan terkabuli, dan ketika beliau
pulang dari tanah suci setelah kemudian hari ada seseorang yang
bernama Bapak H samsudin ingin mewakafkan tanahnya seluas satu
hektar untuk di kelolah menjadi sebuah pendidkan yang bernuansa
pondok pesantren.
2. Pendidikan KH. Muhammad Supriyadi AM.
Ketika kecil KH. Muhammad Supriyadi AM. menimba ilmu
tingkat pendidikan di sekolah dasar (SD) di Jakarta selama enam tahun,
kemudian setelah lulus sekolah dasar beliau melanjutkan sekolah di
madrasah tsanawiyah dan aliyah pondok pesantren darul qalam gintung
blaraja, tanggerang selama enam tahun dari tahun 1983 sampai dengan
1987 kemudian setelah lulus dari Pondok Pesantren Darrul Qolam,
Gintung, Blaraja Tangggerang. kemudian beliau melanjutkan kuliah di
37
ibnu khaldun sampai tahun 1991 dan tidak melanjutkan lagi kuliah nya 2
Setelah selasai kuliah beliau mengabdikan diri di Pondok
Pesantren Darrul Ulum Lido Bantar Kemang selama tiga tahun dan
kemudian melanjutkan ngabdi lagi di Pondok Pesantren Assidiqiah yang
di pimpim oleh KH. Nur Muhammad Iskandar SQ,selama tiga tahun di
tahun 1993 lalu di tahun 1993 pak kiai berangkat haji.
3. Status KH. Muhammad Supriyadi AM.
KH. Muhammad Supriyadi AM. menikahi gadis pujaannya yang
bernama Hj Ifat Fatimah binti bapak H Jazuli pada tahun 1992, dan dari
hasil pernikahan dangan istrinya tersebut, Allah memberikan amanat
berupa empat orang anak yaitu:
a. Putri Aulia
b. Syarifah Kamilah
c. Iqbalullah
d. Farah Azizah
4. Karya-Karya KH. Muhammad Supriyadi AM.
Sampai saat ini ada beberapa karya tulis beliau, walaupun buku /
tersebut diterbitkan belum untuk umum, hanya untuk santri dan alumni.
Buku-bukunya yang berjudul yaitu:
a. Dakwah Melalui Pondok Pesantren (tahun terbit, 2005)
b. Majmul Aurad
2 KH. Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng, 24 April 2015
38
5. Aktivitas Dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM.
Aktivitas KH. Muhammad Supriyadi AM.SE, dari mulai remaja
sampai sekarang ini beliau sudah aktif dalam kegiatan berdakwah
dikalangan masyarakat dan mengajar di Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah Ciseeng, yang beliau bina untuk mencukupi kebutuhan keluarga
beliau berwira usaha yaitu usahanya adalah mengelolah jamur tiram dan
Travel Haji dan Umroh.
Adapun kegiatan sehari-hari KH. Muhammad Supriyadi AM. di
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah yaitu beliau mengajar Al-qur’an dan
Kitab Kuning setiap ba’da magri dan shubuh, beberapa kitap yang beliau
gunakan adalah kitab: Jurumiyah, Alfiah, safinah tunnnajah, Ta’liimul
Ta’lim, Bidayatul Mujtahid dll.
Aktivitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih. Begitu juga yang di lakukan oleh KH.Muhammad
Supriyadi AM. ia adalah suami sekaligus da’i yang aktif dalam semua
perannya. Beliau juga telah banyak melakukan hal-hal yang positif,
diantaranya: belajar mengajar, mengajari berpidato, mengurus santri dan
juga membangun atau mengurus dua pondok pesantren, dan sebagainya.
KH. Muhammad Supriyadi AM. memiliki kepribadian yang
bersih, humoris, tegas, ramah, taqwa, sabar dan trampil. Contohnya
apabila ada orang yang tidak senang dan tidak suka dengan keberhasilan
beliau, dan berbuat jahat, maka beliau tidak akan membalasnya, karena
39
menurut belaiau Allah yang akan membalasnya.3
Akativitas dakwah yang ia geluti sekarang ini juga sangatlah banyak.
Diantaranya, melakukan ceramah di Majlis Ta’lim yang ia pimpin di
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, begitupun demikian beliau sering
berdakwah di luar-luar lingkungan pesantren antara lain sejabodetabek
Jakarta bogor, tanggerang, bekasi, belum jauh paling lama ke Bangka
Belitung, riau, lampung, Palembang dsb. diundang ke acara-acara besar
seperti Maulid Nabi SAW, Isra’ Mi’raj dan undangan ceramah keluar kota.4
B. Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Pondok pesantren adalah bentuk pendidikan yang telah lama ada
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pesantren adalah salah satu
cikal bakal santri sistem pendidikan Islam yang ada di tanah air ini.
Keberhasilan pesantren dalam mengemban amanat pendidikan tidak
akan di ragukan lagi, telah terbukti akan partisipasi pesantren
memajukan bangsa.
Dengan alumni pesantren yang banyak tampil di tengah-tengah
masyarakat sebagai pembawa pelita dan motivator lajunya
pembangunan, masyarakat semakin yakin akan pentingnya keberadaan
pesantren. Pondok pesantren Riyadlul Jannah ini berada di daerah desa
3 KH. Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng, 24 April 2015 4 KH. Muhammad Supriyadi AM.Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng, 24 April 2015
40
babakan, kampong binong, kecamatan ciseeng bogor.
Sejarah dan berkembanganya pondok pesantren adalah
merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengajaran yang berdiri pada
tanggal 2 Mei 1994 atas gagasan pewakaf Bapak H Syamsuddin.
Pondok Pesantren Riyadlul Jannnah tidak hanya membekali
santri ilmu pengatahuan agama dan umum. Tapi mendidik mereka
menjadi seorang yang mukmin, berkhlak karimah, muttaqien dan
rashikiin fil’ilmi dan selalu membimbing santrinya untuk berpola
kehidupan yang sederhana dalam berbagai hal dengan mengutamakan
semangat bersilahturahmi.5
2. Visi, dan Misi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
a. Visi
“Mewujudkan siswa yang cerdas, trampil, percaya diri,
mampu mengendalikan diri dan mampu mengemban amanat umat
serta bertanggung jawab terhadap masyarakat.”
Membangun pendidikan yang berakhlaq, modern, terbuka,
agamis, berwawasan ilmu pengatahuan dan menjunjung tinggi nilai
budaya bangsa dan pancasila sebagai media dakwah Islam yang
baik.
b. Misi
1) Membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
2) Membantu pemerintah dalam pemerataan kesempatan belajar
5 KH. Muhammad Supriyadi AM.Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul jannah, Wawancara
Pribadi, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng, 24 April 2015
41
3) Membina umat Islam dalam memahami ajaran-ajaran Islam dan
mengembangkan menjadi umat yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, sehingga memiliki:
a) Akhlakul karimah
b) Pengetahuan dan keterampilan
c) Kesehatan jasmani dan rohani
d) Rasa tanggung Jawab atas masa depan agama, nusa dan
bangsa
c. Tujuan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Terdapat beberapa tujuan didirikannya Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah antara lain:
1) Mendidik para santri yang memiliki keimanan dan ketqwaan
yang kuat terhadap seluruh kebenaran ajaran Islam yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
2) Mendidik para santri yang berakhlak mulia, beramal sholeh,
cerdas trampil, serta memilki rasa tanggung jawab terhadap masa
depan umat dan bangsa.
3) Mendidik para santri agar mampu berfikir logis didasari dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengembangkan
pada masyarakat luas dan menjaga ciri khas Islam dan nilai-nilai
sekolah didalam maupun diluar sekolah.
42
d. Program Unggulan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng,
Parung Bogor
1) Program Muhadoroh
Muhadoroh adalah belajar berbicara di depan audiens
atau orang banyak dan juga berpidato , program ini adalah
pembelajaran yang di gunakan sebagian besar pendidikan formal
dan non formal Islam dan juga pondok pesantren untuk melatih
siswa dan santrinya agar terbiasa berbicara di depan hal layak
banyak atau umum, karena itu modal santri nantinya terjun di
masyarakat untuk berdakwah, itu juga yang beliau pelajari
sewaktu dipesantren dan itu diterapkan di Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah.6 Program ini dilaksanakan setiap hari jum’at
dan hari sabtu, hari jum’at malam dan hari sabtu malam ba’da
shalat isya, program ini suadah sangat baik untuk menghasilkan
santri agar terbiasa berbicara di depan audiens atau juga terbiasa
berpidato.
2) Program Pembelajarann Kitab-Kitab Kuning
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional,
adalah mengajarkan kitab-kitab klasik, khususnya kitab-kitab
karangan madzhab Syafi’iyah. Pengajaran kitab-kitab kuning
berbahasa arab tanpa syakal atau sering disebut kitab Gundul.
Kitab kuning ini adalah salah satu metode yang secara formal
6 Rahmat Hidayat, murid KH. Muhammad Supriyadi AM. dan Pengurus Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah, Ciseeng, 26 April, 2015
43
diajarkan dalam komunitas pesantren sallaf. Dan di Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah ini menggabungkan antara konsep
modern dan tradisional maka dari itu tetap mempelajari
kitab-kitab kuning. Kitab-kitab pedomana yang di pelajari santri
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah diantaranya:
1. Tafsir Jalalain 6.Safinahtunnajah
2. Riyadhussalihin 7.Alfiyah
3. Bulugul Maram 8.Arba’in Nawawi
4. Mustalahalahul Hadist 9. Nasahihul Ibad
5. Imritie 10Jurumiayah
44
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM. Di Pondok Pesantren
Riyadlul Jannah Ciseeng.
Dakwah dalam pandangan KH.Muhammad Spriyadi AM. dakwah sebagai
suatu kegiatan untuk mengajak manusia kejalan yang benar dan kejalan yang lurus
sesuai dengan perintah Allah SWT untuk mencapai kebahagian dan kesejahteraan
bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka di dunia dan akhirat. Banyak
macam-macam dakwah itu, dakwah bil Hal, dakwah bil Lisan, dakwah bil Qalam,
sesuai dengan tuntunan agama, hidup harus bermanfaat untuk orang lain, dan
hidup ini harus banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat. Di dalam hidup itu
bagaimana mengamalkan ilmunya melalui Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
Menurut KH. Muhammad Supriyadi dakwah adalah mengajak atau menyeru
manusia kepada perubahan yang lebih baik yang sesuai dengan ketentuan syari‟at
Islam. Dalam penyampaian itu sendiri dibutuhkan metode yang tepat agar sesuai
dengan situasi dan kondisi para mad‟u.1
Penulis menganalisis metode dakwah yang digunakan oleh KH. Muhammad
Supriyadi itu menjadi dua jenis, yaitu metode dakwah berdesarkan pendekatan
pada mad’u dan metode dakwah berdasarkan aktivitas.
1 KH. Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah,
Wawancara Pribadi, Ciseeng, 24 April 2015
45
1. Metode Dakwah Berdasarkan Pendekatan Pada mad’u
a. Metode Al-Hikmah (kebijaksanaan)
Metode dakwah yang di ajarkan KH. Muhammad Supriyadi
adalah dakwah harus sesuai dengan mad’unya, dakwah kepada orang
berpendidikan tinggi itu harus dengan al-hikmah yaitu mampu
menyajikan ajaran agama dengan pendekatan yang rasional. Dalam
dakwah beliau tidak menyampaikan suatu materi melainkan dengan
kerendahan hati beliau untuk menyampaikan suatu meteri atau
ceramah, sifat beliau bukan saja rendah hati melainkan beliau juga
mempunyai kepribadian yang sangat bersahaja tegar, beribawa, apa
adanya dan bijaksana terhadap santri dan lingkungan sekitarnya.2
Bukan hanya dilikungan pesantren tetapi di luar lingkungan
pesantren, jika memberikan tausyiah atau ceramah beliau sangat
berhati-hati tidak pernah memaksakan kehendak, akan tetapi dengan
pembawaanya beliau yang berwibawa, bersahabat dan ramah itu
menjadikan oranglain segan dan tertarik terhadap beliau. Dan ketika
mengajak mad’u untuk berbuat baik beliau mengajak dengan cara
perlahan dan lemah lembut tidak memaksa dan selalu memberikan
contoh yang baik terlebih dahulu terhadap mad’unya, agar mad’unya
bisa melihat dan menerapkannya. Itu semua di kembalikan pada
mad’u dengan pilihan tersebut.
2.Rahmat Hidayat AM, Pengurus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Ciseeng, 26 April 2015
46
b. Metode Mau‟idzatul Hasanah (nasihat yang baik)
Beliau menerapkan metode ini pada saat mengisi ceramah
dan di sisipkan dengan nasihat-nasihat dan juga dalam penyampaian
dakwah KH. Muhammad Supriyadi banyak di sukai oleh mad’unya
karena beliau selalu memberikan contoh yang baik yang sesuai
dengan materi yang disampaikan yaitu berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari permasalahan fiqh dan berkaitan dengan ketakwaan
kepada Allah. Dan sasaran dakwah terhadap orang –orang yang
awam, beliau menerpakan metode dakwah al- Mau’idzatul Hasanah,
yaitu dengan pembelajaran yang baik, dengan keteladanan dan
percontohan, tentang kehidupan dan keseharian Islami.3
Beliau juga suka memberikan pengeetian yang mudah dan
masuk akal dan secara perlahan dengan kata yang bijaksana dengan
pembawaan yang santai dan mudah diterima, sasaran dakwah pun
merasa tersirami hatinya, sehingga para santri, atau orang skitar yang
sering beliau ajak bicara yang berkaitan dengan agama banyak yang
berubah dan menyadari menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Diantara metode-metode yang KH. Muhammad Supriyadi terapkan
metode ini yang sering digunakan oleh beliau kepada santri ataupun
para jamaah, selalu memberikan nasihat-nasihat yang baik.
3 Rahmat Hidayat AM, Pengurus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara
Pribadi, Ciseeng, Parung Bogor, 26 April 2015.
47
c. Metode Al-Mujadalah Billati Hiya ahsan (berdiskusi)
Dakwah kepada orang berpenddidikan menengah beliau
menggunakan metode mujadalah yakni menyampaikan informasi
dengan disertasi argument yang jelas dan baik dari yang dimiliki
oleh objek dakwah. Dakwah yang sering dilakukan oleh
KH.Muhammad Supriyadi tidak hanya berbicara diatas mimbar saja,
akan tetatapi beliau melibatkan Mad’u dengan member kesempatan
untuk bertanya atas materi dakwah yang mungkin kurang dipahami,
Tanya jawab ini biasanya sering dilakukaan setelah beliau
mengakhiri ceramahnya atau setelah membacakan kitab salafi
didalam majlis.
Hanya saja apa yang disampaikan memang tidak lepas dari
Al-qur‟an dan Assunnah, jadi apabila ada beberapa mad‟u yang
kurang memahami atas isi ceramahnya, maka harus menjelaskan
dengan kata-kata yang mudah dimengerti. Bila perlu beliau
menjelaskan dengan contoh dan cerita-cerita yang terkait dengan
pembahasan dakwah beliau. Metode dakwah dalam bentuk ini
biasanya dilakukan juga oleh KH. Muhammad Supriyadi didalam
majelis fajar yang dimana dilaksanakan setiap hari ba‟da subuh ashar
itu dilakukan antar beliau dengan para pengurus dan pengajar di
Pondok Pesantren, beliau selalu istiqomah untuk mengadakan majlis
ini.
48
Didalam majlis fajar beliau memberi tausiah dan membahas
suatu permasalahan yang berkaitan dengan pesantren serta bertukar
pikiran tentang agama Islam. Musyawarah ini dilakukan di
aula.masjid.
Jadi metode dakwah KH. Muhammad Supriyadi disamping
melakukan upaya-upaya melakukan ceramah. Beliau juga
melakukan tindakan terjun lansung kelapangan dan menyempatkan
berkumpul dengan masyarakat dalam menyampaikan misi
dakwahnya.
2. Metode Dakwah Berdasarkan Bentuk-Bentuk Ativitasnya Terdiri
Dari Tiga, yaitu Bentuk Dakwah Bil- Lisan, Bil- Hal, Dan Bil-
Qolam
a. Bentuk Dakwah Bil- Lisan
Metode yang digunakan dalam aktivitas dakwah melalui
perkataan atau komunikasi langsung dengan mad‟unya. KH.
Muhammad Supriyadi sering menggunakan metode bil- lisan kepada
santri atau jama‟ah pengajian, karena dengan mengunakan metode
bil- Lisan bisa menyampaikan informasi atau pesan dakwahnya
melalui perkataan “tabligh” atau berkomunikasi dengan mad’unya.
Dalam Al-Qurana dengan tegas mengenai hal ini dengan
menitik beratkan kepada kata ahsan kaulan( Ucapan yang baik) dan
uswatun hasanah (perbuatan yang baik) yaitu:
49
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya Aku Termasuk Orang-Orang yang
Menyerah Diri” (QS. Al- Fushilat Ayat 33)
Dakwah yang diungkapakan oleh ayat tersebut tidak hanya
dakwah berbentuk ucapan atau lisan tetapi dakwah dengan perbuatan
yang baik seperti di contohkan Rasulullah SAW. Yang dimaksud
dakwah bil- lisan memanggil, mengajak, menyeru kejalan Allah untuk
kebahagiaan hidup didunia dan akhirat, tentunya dengan menggunakan
bahasa sesuai keadaan mad’u dalam berdakwah. Dan metode dakwah
KH. Muhammad Supriyadi yang berkaitan dengan metode bil- lisan
antara lain:
1) Tausyiah
Beliau selalu mengadakan tausiyah ketika selesai mem bacakan
kitab-kitab dan hadist di Pondok maupun majlis-majlis di luar
pondok pesantren seperti kitab-kitab tentang fiqih, tafsir, dan
tauhid.
2) Motivasi
Dalam materi KH. Muhammad Supriyadi memberikan motivasi-
motivasi bertujuan agar santri-santri semangat dalam belajar dan
mendekatkan diri kepada Allah, supaya kelak menjadi orang yang
sukses menjadi generasi penerus bangsa. Yang mempunyai
50
semangat beragama dan semangat berprestasi, dapat menjaga diri,
serta mempunyai jiwa kepemimpinan. Beliau memberikan
motivasi yang diselaraskan dengan perkembangan zaman saat ini.
3) Majlis Taklim
Mengadakan majlis ta‟lim dan majlis dzikir yang diadakan setiap
hari minggu pada minggu ke empat ba‟da shalat dhuha. Untuk
sarana berbagi „ilmu agama kepada para santri dan jama‟ah di
dalam pondok maupun diluar pondok pesantren berkaitan dengan
masalah keseharian dalam ibadah, sesekali beliau menceritakan
pengalaman-pengalamannya kepada para jama‟ah.
b. Bentuk Dakwah Bil- Hal
Menurut KH. Muhammad Supriyadi dakwah bil-hal adalah
metode dakwah yang menggambarkan secara langsung dan nyata
apakah perbuatan seorang da‟i sesuai dengan perkataannya atau
tidak. Metode bil-hal merupakan bentuk perbuatan nyata dari
seorang da‟i, artinya, ketika da‟i mengajak mad’u untuk berbuat
baik, ketika seorang da‟i menyeru untuk banyak-banyak bersedekah
dan sholat, maka ia harus terlebih dahulu melaksanakannya.
Dari sekian banyak metode dakwah KH. Muhammad
Supriyadi, beliau lebih banyak menggunakan metode bil-hal, beliau
setiap berbicara tentang kebaikan diantara sholat, sedekah,
menyantuni anak yatim, beliau selalu mengaplikasikannya langsung
dan satu hal beliau tidak pernah mengajukan proposal dalam acara
51
apapun sampai pembangunan pondok pesantren.
Agar para mad’u khusu para santri dapat melihat langsung
pengalaman dan beliaupun langsung mempertanggung jawabkan apa
yang beliau katakana ketika berdakwah atau menyampaikan
tausiyah, itu yang membuata beliau menjadi sosok yang disegani
bukan karena dengan kewibawaannya akan tetapi dengan „ilmunya.
Dan karena beliau juga memang mudah bergaul dengan para santri
atau jama‟ah dan juga cepat dalam bertindak untuk kebaikan.
Singkatnya dakwah bil hal adalah bukti pengaplikasian ajaran Islam
sesuai dengan apa yang seorang da‟i katakana pada saat berdakwah.
Dalam metode dakwah bil-hal ini, KH. Muhammad Supriyadi
menerapkannya dalam berbagai hal diantaranya:
1) Dalam Bidang Keagamaan, Pendidikan, Sosial:
a) Mendirikan pengajian rutin untuk para ibu-ibu dan bapak-
bapak sekitar Ciseeng
b) Mendirikan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Riyadlul
Jannah cabang dimana santrinya dari kelas ibtidaiyah sampai
kelas satu SMP di wajibkan untuk menghafal Al-qur‟an.4
c) Kiyai membiasakan para santri untuk Qiyamul Lail Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah membiasakan para santrinya
bangun pada malam hari sampai menjelang waktu shubuh,
4 KH.Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah,
Wawancara Pribadi, di Pondok Pesatren Riyadlul Jannah, Ciseeng 24 April 20015.
52
untuk bermunjat dan mendekatkan diri kepada Allah.5
d) Memerintahkan dan mengajak para santri untuk
melaksanakan shalat dhuha dan berdoa bersama. KH.
Muhammad Supriyadi membiasakan para santrinya juga
untuk melakukan atau melaksanakan shalat dhuha bersama-
sama di masjid ketika istirahat sekolah tiba pukul 09.40 pagi
hari. Para santri lansung menuju mesjid dan melaksanakan
shalat dhuha setelah itu berdoa bersama-sama yang di pimpin
langsung oleh KH. Muhammad Supriyadi.6
e) Memerintah dan mewajibkan para santri untuk melakukan
puasa senin dan kamis agar para santri terbiasa puasa senin
kamis
f) Sebagai pembimbing Haji untuk Tour dan Travel
g) Dan beliau juga berwirausaha dalam mengelolah jamur tiram,
dari awal pembuatan sampai panen.
2) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat
Dakwah di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, ciseeng,
parung bogor, bukan hanya di bidang keagamaan aja namun
juga dibidang lain seperti contoh dibawah ini:
a) Bidang perdagangan
Dalam bidang ini Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
5 Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara Pribadi,
Ciseeng, 24 April 2015. 6 Rahmat Hidayat AM, murid KH. Muhammad Supriyadi AM. dan Pengurus Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah, Wawancara Pribadi Ciseeng, 26 April 2015
53
mendirikan sebuah koperasi santri. Karena, agar santri mudah
untuk membeli segala makanan yang ada di koperasi dan yang
bikin menarik ustadz-ustadz di bolehkan oleh kiyai untuk
berjualan di koperasi santri, untuk menambahkan menu
tambahan bagi santri Pondok Pesantren Riyadlul jannah. Dan
selain itu pondok pesantren juga mendirikan butieq karena
butieq tersebut didalam menjual alat-alat tulis dan pakaian guna
untuk memenuhi kebutuhan santri,.
b) Bidang Ekonomi
Dalam bidang ini, Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
mendirikan Tour dan Travel yang didalamnya dikelolah oleh
ustadz dan pengurus Pondok Pesantren sendiri, hal ini
ditujukan agar para pengurus memiliki usaha lain disamping
mengurus Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, dan dapat untung
dari pekerjaannya tersebut
c. Bentuk Dakwah Bil-Qolam
Metode ini adalah adalah metode dakwah melalui media
tulis, menurut beliau menulis adalah kegiatan yang efektif bagi
mereka yang senang berbagi ilmu dan pelajaran melalui tulisan.
Dengan metode ini KH. Muhammad Supriyadi menulis sebuah buku
tetang riwayat hidupnya yang tidak lepas dari do‟a, wirid,
pendidikan dan suasana di pesantren. Karena menurut beliau setiap
ada kesempatan berdakwah melalui apa saja, itu akan beliau lakukan
54
agar bermanfaat untuk orang lain. Sampai saat ini ada beberapa
karya tulis beliau diantaranya adalah:
1) Dakwah Melalui Pondok Pesantren 2005 (tahun terbit,2005)
2) Menyibak Takdir dan Lain-lain.
Dalam perkembangan seperti ini dakwah memang harus
menyesuaikan situasi dan kondisi karena dunia semakin berubah
kearah yang lebih maju. Untuk itulah keberhasilan dakwah
ditentukan oleh da‟i dan da‟iyyah itu sendiri. Keberhasilan dan
kesuksesan yang diraih sekarang ini tidak beliau dapatkan dengan
mudah, justru keberhasilan itu datang dengan ketekunan dan
istiqamah dalam beramal, selalu berusaha dan mempunyai tekad
yang kuat utnuk membangun kader-kader Islam yang cinta agama
dan negara.
B. Penerapan Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi di Pondok
Pesantren Riyadlul Jannah
KH. Muhammad Supriyadi AM.SE., dalam keberhasilan mengembangkan
dan memajukan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah juga menerapkan beberapa
metode dakwah diantarnya yaitu:
1. Metode Ceramah
Dalam kaitanya dengan teoritis, metode ceramah merupakan
sebuah aplikasi atau penerapan metode yang mengambil dasarnya dari
Al-qur‟an, yaitu merupakan metode bil-hikmah, yang maksudnya adalah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
55
hak dan yang bathil. Selain itu metode ceramah juga masuk kedalam
metode mauidzatil hasanah yaitu nesihat yang baik,
Menurut KH. Muhammad Supriyadi, Rasulullah adalah tokoh
yang selama masa perjalanan dakwahnya, selalu bersikap bijak dalam
menyampaikan pesan, selalu memilih kata yang sama dalam bertutur
kata, selalu mensinergikan dari perbedaan pendapat yang ada yang pasti
melahirkan sebuah solusi.
KH. Muhammad Supriyadi AM.SE, mempunyai karakteristik
tersendiri dalam dakwahnya, baik materi maupun cara penyampaiannya
dengan mengacu kepada metode bil-hikmah. Berangkat dari konsep ini
kiyai menggabungkan unsur utama dakwah, yaitu kejujuran dan dengan
kata-kata yang benar.
Kemudian dakwah disajikan membumi, dekat dengan keseharian
sehingga benar-benar dapat difahami dan di amalkan. Agar dakwah
dapat di fahami maka dakwah harus dikemas dengan kesederhanaan dan
dengan kata-kata yang bermasyarakat.
2. Pendidikan dan Pengajaran Agama
Pendidikan dan pengajaran dapat pula dijadikan sebagai metode
dakwah. Sebab dalam defenisi dakwah telah disebutkan bahwa dakwah
dapat diartikan dengan dua sisi manfaat, yakni bersifat pembinaan dan
pengembangan.
56
Metode ini digunakan KH. Muhammad Supriyadi dikarenakan
beliau ingin mendidik jama‟ahnya tidak hanya mengikuti pengajian
melalui dakwah saja, akan tetapi beliau juga mengajarkan siapapun yang
ingin mengikuti pengajian yang diadakan di Pondok Pesantren di majlis
taklim Cogreg untuk mengikuti pengajian kitab-kitab kuning agar
bertambah wawasanya seperti fiqih dan akhlak.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini adalah metode pelengkap dari metode ceramah dan
biasanya dibawakan ketika setelah beliau selesai memberikan ceramah.
Dan biasanya diberikan waktu oleh beliau untuk bertanya, bilamana ada
materi yang diberikan terdapat ketidak pahaman mad’u yang
mendengarkan. Dengan adanya metode sudah dapat dikatakan
berkomunikasi efektif dan lebih akrab.
Metode ini dimaksudkan melayani masyarakat atau santri yang
sedang mendengarkan ceramah beliau paham dengan ceramah atau
kultum yang dibawakan beliau. Sebab dengan bertanya berarti orang ini
mengerti dan dapat mengamalkannya.
4. Pengajian Melalui Hari Besar Islam dan Acara Khusus
Hampir semua hari besar Islam dirayakan oleh Pondok pesantren
Riyadlul Jannah di antaranya peringatan mauled Nabi Muhammad
SAW, Isra‟ Mi‟raj, Tahun Baru hijriyah (1 muharam), nuzulul Qur‟an
dan Khataman Al-Qur‟an atau acara lainnya seperti ceramah agama,
57
rathibul hadad dan lain-lain.
Peringatan hari-hari besar dan acara khataman Al-qur‟an
biasanya di lakukan di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dan diikuti
oelh para santri dan masyarakat sekitar serta tamu undangan.
5. Percakapan Atar Pribadi
Metode ini di lakukan KH. Muhammad Supriyadi karena metode
percakapan antar pribadi bisa membuat antar da‟I dan audiens/mad‟u
bisa lebih mengenal dan memiliki psikologis yang baik. Misalnya
banyak jama‟ah berkunujung kerumah beliau untukbertukar argument
atau fikiran, dan mencari solusinya yang terbaik dalam setiap masalah
yang sering terjadi terhadap mad‟unya. Cara ini juga dapat membuat
beliau dengan para jama‟ahnya menjadi bagitu dekat. Deketan
psikologis dan kedekatan emosi sangatlah berpengaruh pada kegiatan
pengajian yang beliau pimpin.
Menurut penulis, metode ini hanyalah sebagai pelengkap dari
metode dakwah. Jadi setiap kegiatan pengajian beliau memberikan
waktu bagi jama‟ahnya untuk datang kerumahnya bersilahturahmi.
C. Metode Pembinaan Akhlaq Santri Di Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah
Adapun pembianaan metode akhlaq disini adalah segala kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengaturan, pengawasan, penilian, dan pemberian yang
dilakukan oleh KH. Muhammad Supriyadi AM. SE, dari sekian banyaknya
58
metode dalam pembinaan akhlaq baik secara umum maupun khusus (berdasarkan
nilai-nilai Islam) ternyata KH. Muhammad Supriyadi AM. SE, memiliki karakter
tersendiri. Adapun metode pembentukan akhlaq santri yang di terapkan KH.
Muhammad Supriyadi AM. SE, adalah:
1. Metode pembinaan akhlaq yang pertama adalah melalui kedisiplinan dan
keteladanan, secara psikologis manusia sangat memerlukan
kedisipilanan untuk mengembangkan tingkah laku atau sifat-sifat dan
potensinya. Keteladanan dan kedisipilanan ini adalah suatu
pembentukan dengan cara memberikan contoh kongkrit kepada santri.7
Dalam hal ini santri-santri yang berada dilingkungan pondok pesantren
dapat meliahat langsung bagaimana KH. Muhammad Supriyaadi AM.
SE, menyesuaikan ucapan dan tingkah laku. Seperti contoh beliau
menyuruh shalat tahajud dan shalat lima waktu kepada santri-santrinya
maka beliau pun bukan menyuruh saja tetapi beliau hendak melakukan
shalat tahajud. Selain itu KH. Muhammad Supriyadi AM. SE,
memerintahkan kepada santrinya agar dilingkungan pondok pesantren
wajib memakai busana muslim seperti baju koko, dan kain sarung, dan
beliaupun bukan hanya memerintah saja akan tetapi beliau juga ketika
berada di dalam maupun di luar pondok pesantren memakai busana
muslim yang sopan. Kareana hal-hal tersebut sebagai bahan acuan bagi
para santri pondok pesantren riyadlul jannah yang menjadi suri tauladan
bagi para santri.
7
KH. Muhammad Supriyadi AM. Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah,
Wawancara Pribadi, Ciseeng, 24 April 2015.
59
2. Metode pembentukan akhlaq santri di pondok pesantren riyadlul jannah
yaitu di lakukan dengan kesederhanaan, sehingga dengan metode yang
beliau lakukan dalam pembentukan akhlaq santri dapat membentuk
kepribadian santri/anak didik yang sederhana, dalam hal ini
kesederhanaan dalam berperilaku, berpakaian, dan beraktifitas.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kemudian dilakukan analisa,
maka hasil uraian yang dikemukakan pada bab-bab belumnya tentang metode
dakwah KH. Muhammad Supriyadi AM. di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
cieng, bogor maka dapat disimpulkan bahwa Metode Dakwah Yeang diterapkan
antara lain:
1. Metode Dakwah Berdasarkan Pendekatan Pada Mad’u
a. Metode Al-Hikmah , kebijaksanaan
Yaitu mampu menyajikan penyampaian ajaran agama dengan
pendekatan yang rasional. Dengan pembawaan yang bijaksana,
mengajak mad’u untuk berbuat baik, tidak memaksa dan lalu
memberikan contoh yang baik terlebih dahulu terhadap mad’unya,
agar mad’unya bisa melihat dan menerapkannya.
b. Metode Mau’idzatil Hasanah, nasihat yang baik
Yaitu dengan pembelajaran yang baik, dengan keteladanan dan
nasihat-nasihat baik dan percontohan, tentang kehidupan dan
keharian yang Islami.
c. Metode Al-Mujadalah Billati hiya ahsan, berdiskusi
Metode berdiskusi atau Tanya jawab yang dilakukan telah beliau
mengakhiri ceramahnya, dan memepersilahkan mad’unya untuk
menanyakan atau bertukar pikiran tetang hal-hal yang belum jelas.
61
d. Metode Dakwah Berdasarkan Bentuk-Bentuk Aktivitasnya
Terdiri dari Tiga Metode, Yaitu Metode Dakwah Bil-Lisan, Bil-
Qolam, dan Bil-Hal.
e. Metode Dakwah Bil-Lisan
KH. Muhammad Supriyadi menggunakan metode bil-lisan yaitu
tausiyah atau dakwah, Tanya Jawab, dan ketika membacakan kitab-
kitab, kuning khususnya di dalam Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
maupun diluar Pondok Pesantren Riyadlul Jannah.
f. Metode Dakwah Bil-Hal
KH. Muhammad Supriyadi mengaplikasikannya dalam berbagai
bidang keagamaan, pendidikan, dan perdagangan.
g. Metode Dakwah Bil-Qalam
KH. Muhammad Supriyadi menggunakanya untuk media tulisan perti
menulis buku agar bermanfaat untuk orang banyak.
B. Saran
Perlu diakui bahwa metode dakwah yang dilakukan oleh KH. Muhammad
Supriyadi AM. di dalam maupun diluar Pondok cukup berhasil, karena bnayak
masyarakat kitar cieng, parung bogor sangat mengenal dan mengagumi beliau.
Namun makin tinggi pohon tumbuh maka makin kencang angin menerjangnya
begitu juga dengan KH. Muhammad Supriyadi AM. makin dikenal beliau oleh
masyarakat, maka makin banyak pula rintangan dalam berdakwah. Saran-saran
untuk da’i dan masyarakat:
62
1. Untuk para da’i, peneliti member saran supaya membuka hati untuk
terjun langsung dalam rangka berdakwah di kalangan santri baik yang
menetap maupun tidak menetap, dan moga hasil penelitian ini dapat
digunakan bagai bahan rujukan dan refrensi yang bermanfaat.
2. Untuk abah terus mangat dalam berdakwah untuk kemajuan umat dan
bangsa. Beliau adalah da’i kaligus pendidik yang kredibilitasnya suadah
tidak diragukan lagi dalam dunia dakwah.
3. Terus berjuang untuk memajukan umat dan kader umat islam dan juga
konp-konp dan program-program yang belum terlaksana oleh KH.
Muhammad Supriyadi AM. agar cepatnya diwujudkan, hal ini demi
kemajuan dakwah yang beliau bnagun.
4. Kepada masyarakat agar memperhatikan kepada anak didik yang makin
lama makin merosot nilai akhlaqnya dan membuka hati untuk lembaga
pendidikan Islam agar anak didik memiliki tujuan hidup kedepannya
makin jelas dan berguna bagi masyarakat.
63
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009
Ardani, Moh, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, Jakarta: PT. Mitra Cahaya
Utama, 2006
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Aziz, Ali, Ilmu Dakwah Jakarta : Pedoman Jaya, 2004
Bachtiar, Wardi, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos 1997
Bahri, Fathul An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuang Para Da’i,
Jakarta: Sinar Grafika Offset,2008
Burhan, Arif, Pengantar metode Kualitatif, Surabaya : Usaha Nasional, 1992
Depdikdup. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990
Dhofier, Zamaksyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Kiyai, Jakarta:
Press, 1994.
Firdaus, Panji-Panji Dakwah, Jakarta: Pedoman Jaya, 1991
Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998
Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983
Hasanudin, Hukum Dakwah, (Tinjauan Aspek Dalam Berdakwah di Indonesia),
Jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya 1996.
Hasanudin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 1996
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan perkembangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996.
Husni, Said, Aqil, dan Yusuf Yunan, Al-Muanawar, Metode Dakwah Jakarta,
Prenada Media Kencana, 2003.
J Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 1989
64
Leley, Sahid, Tuhu, dan Ahmad Safi’I Ma’arif, Al- Qur’an dan tantangan
Modernisasi, Yogyakarta: sipres, 1990.
Nuh, Sayid, Muhammad, Dakwah Fardiyah dalam pendekatan personal dalam
Dakwah, Solo: Era Intermedia, 1996
Rubinah, dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011
Shaleh, Abdul Rasyad, Manajemen Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1993
Shihab, M. Qurash, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2009
Suparta, Munzier, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003.
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gema Media Pratama, 1997
Tim Penyusun Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Indonesia,
Jakarta:Balai Pustaka, 1998.
Wahyu Ilahi, Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana, 2007
Yasmadi, Modernisasi Pesatren: Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional Jakarta: PT Ciputat Press, 2005
Yunus, Mahmud, Kamus Bahasa Arab- Indonesia
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM1 NIIGIIITI (UTN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKAITTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KON{UNIIG.SIT'elepon/Fax : (02 I ) 7,132728 / 71701580
Il. Ir. I-l. .lirarrda No 95 Ciputat 1 54 1 2 Indonesia website uyu-l3lruralaru.ac.rd, E-nrail : tlaksf ,rr tilk r.rrrlt1e{itjr_!t..r_d
Nonror[-ampiranF{al lzin Penelitian (Shripsi)
I(epada Yth,Pirrpinan Pondoh Pesarrtrerr Riyadlul .larrnah
diTenrpat
A.r,s a I a ntu' al cr i ku m Wr. If b.
Dekan FakultasJakarla rrenerangkan
NanraNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemester.l urusan/KonsentrasiAlamatTelp.
Tembusan :
l. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan/Prodi. Kon-runikasi dan penyiaran Islam
Dakwah dan Ilmu Kornunikasi UIN Syarif ,Hidayatullah
bahwa:
Rahmat Hidayat1 l 1005100019s.lakafta. l9 Februari 1990X (SepulLrh)
l(on.iunikasi dan Penyiaran Islarr.rJl. H. Daiman Taman Cipulir Kreo Selatan082285378379
: Lln.01iF5/PP.00.9/ 1201s .laharta" / April
adalah benar ntahasisr.ta aktif pada Fakultas Dakwah dan Ilmu KomupikasiUIN Syarif Flidayatullah Jakarta yang akan melaksanakarr penelitian/n'rencari datadalam rar.rgka penulisan skripsi berjudul A4etode Dolor,ah KH. l,luhantmcrd Supril,,acliA]4, ,\E
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/lbLr/Sdr. dapattl,enerima,/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalan-r pelaksanaar-r kegiatandimal<sud.
Demikian. atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Wa s s a I a ntu' a I a i kum Wr. tltb.
Dekan.
ubhan, N{A60r r0 r9e30i
SURAT KETERANGANNomor : 54S/PPRJ/IY t20ts
Yang bertanda tangan dibawah ini Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng Kab. BogorJawa Barat, menerangkan bahwa :
NamaNIMTempat. Tanggal LahirFakultasJurusanJudul
Rahmat Hidayat11.00.51.00019sPadang, 19 Februari 1990Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiKomunikasi Penyerian IslamMetode Dakwah KH. Muhammad Supriadi AM, SE.Di Pondok Pesantren Riyadlul JannatrKecamatan Ciseeng - Kabupaten Bogor.
Narna tersebut diatas,benar telatr mengadaktur wawancara dengan Pengasuh, Guru dan SantriPondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng, Kabupaten Bogor pada tanggal ZS ya 26 Aprit 2015.
Demikian surat keterangan ini dibuat, kepada yang berkepentingan agar maklum adanya. Dan suratketerangan ini dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Ciseeng, 26 Apnl20l5
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
Nama : KH. Muhammad Supriyadi AM, Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah, Tanggal: 24-04-2015
Tempat Penelitian: Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Cieng
1. Pertanyaan: Bagaimana Latar Belakang Riwayat Hidup Pak Kiai?
Jawaban : KH. Muahammad Supriyadi AM, lahir di Jakarta 8 juni 1966, beliau
lahir dari pasangan H.Amirrudin dan ibunda Hj Marwiyah
mempunyai mbilan saudara kandung, di antaranya; ada dua orang
sudah meninggal dan tinggal tujuh orang dan dimana ada empat orang
laki-laki dan tiga orang perempuan. KH. Muhammad Supriyadi AM.
ndiri adalah adalah anak pertama dari tujuh saudara.
KH. Muhammad Supriyadi AM. yang akrab di panggil abah berasal
dari keluarga yang sangat derhana dan sabar, patuh, dan rajin ibadah .
karena orang tua beliau juga merupakan salah satu keluarga yang
sangat derhana di daerah terbut. Beliau adalah putra betawi asli yang
sudah di didik untuk taat beribadah jak kecik oleh orang tuanya, dan
jak kecil beliau juga di ajarkan tentang ilmu agama, fiqh, dan tauhid
dan umum cara lembaga sperti madrasah dan juga pondok pesantren.
Itu mua menurut beliau bentuk kegigihan orang tuanya yang
menginginkan anaknya menjadi orang yang dibanggakan oleh
keluarga dasn lingkungannya. Keinginan beliau ketika kecil ingin
menjadi da’I sangatlah kuat.
- Status KH. Muhammad Supriyadi AM.
KH. Muhammad Supriyadi AM. menikahi gadis pujaanya yang
bernama Hj Ifat Fatimah binti bapak H Zajuli pada tahun 1992, dan
dari hasil pernikahan dengan istrinya terbut, Allah memberikan
amanat berupa emepat orang anak yaitu:
a. Putri Aulia
b. Syarifah Kamilah
c. Iqbalullah
d. Farah Azizah
2. Pertanyaan: Menurut Pak kiai Apa akitvitas Dakwah itru?
Jawaban: aktivitas dakwah itu adalah mengajak kepadas kebaikan bagai mana
Allah menyampaikan ayat Alqur’an surah An-nahal ayat 125 yang
berbunyi rulah manusia kepada jalan tuhanmu. Dengan cara bil-
hikamh, al mauidzatil Hasanah, dan Almujaddalh billati ihya hasan. Itu
dakwah yang lama ini pak kiai lakukan. Tugas orang da’I itu adalah
bagaimana ia memberikan contoh keteladanan, itupun da’i-da’i karang
di harapkan mampu memberikan keteladanan kepada orang-orang yang
di ajak kepada kebaikan.
3. Pertanyaan: Bagaiamana Pendidikan Pak Kiai?
Jawaban: Ketika kecil KH. Muhammad Supriyadi AM. menimba ilmu
tingkatpendidikan di kolah dasar (SD) di Jakarta lama enam tahun,
kemudian telah lulus dari SD beliau melanjutkan kolah di madrasah
tsanawiyah dan Aliyah di Pondok Pesantren Daarul Qolam Gintung
Blaraja Tanggerang lama enam tahun dari tahun 1983 sampai dengan
1987 kemudian telah lulus dari pondok pesantren daarul qolam gintung
blaraja tanggerang. Dan beliau juga melanjutkan kuliah di ibnu khaldun
sampai tahun 1991 saja, dan belaiau tadak melanjutka kulaihnya lagi.
telah lasai kuliah beliau mengabdikan diri di pondok pesantren Daarul
ulum lido Bantar Kemang lama tiga tahun dan kemudian melajutkan
ngabdinya lag di Pondok Psantren Assidiqiah yang di pimpin oleh Nur
Muhammad Iskandar SQ, lama tiga tahun.
4. Peretanyaan: Apa Karya Tulis Yang Pernah Pak Kia Tungkan?
Jawaban: Sampai saat ini ada beberapa karya tulis beliau, walaupun buku di
terbitkan belum untuk umum, hanya untuk santri dan alumni. Buku-
bukunya yang berjudul yaitu:
a. Dakwah Melalui Pondok Pesantren (Tahun Terbit 2005)
b. Majmul Aurad dan Lian-Lain
5. Pertanyaan: Menurut Pak kiai Metode Dakwah Itu Apa?
Jawaban: metode dakwah yang paling funsional adalah memberikan keteladanan,
kemudian dari keteladanan itu ucapan kita akan memberikan dampak
peengaruh dalam kebaikan. karang ini banyak pendakwah itu hanya
bisa memberikan retorika dalam berdakwah, tidak bisa melakukanya
hanya bicara saja, jadi ketaladanan itu adalah saksnya dakwah dan
dengan hati.
6. Pertanyaan: Metode Dakwah Apa Saja Yang Pak Kiai Gunakan Saat
Berdakwah?
Jawaban: Ada beberapa yang pak kiai lakukan dalam berdakwah yaitu dengan
ceramah dan dengan cara media pendidikan mungkin yang
skarang ini pak kiai lihat saking moralnya yang terjadi para penda’i-
penda’i hanya yang dintuh lapisan atasan saja itu dalam hal ini
adalah dakwah pendidikan yang kurang dintuh.
7. Pertanyaan: Apa Tujuan Pak Banyak Membina Pondok Pesantren
Khususnya Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah?
Jawaban: Tujuan saya ingin menyelamatkan bangsa ini suai generasi muda
karena ada ayat yang mengkhawatirkan. hendaklah kalian takut
dengan ke khawatiran, manakala nanti generasi ini lemah dalam
beberapa hal, yang di takutkan lemah iman, maka dari itulah pak
kiai bermangat dalam membina generasi bangsa dan agama karena
lambat laun orang tua akan meninggalkan kancah dunia ini harus
diganti oleh anak-anak muda yang berperangkat.
8. Pertanyaa: Apa Perbedaan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah dengan
Pondok Pesantren lainnya?
Jawaban: Mungkin tatanan kehidupan sunah nya dimana kita minta kepada
anak-anak santri untuk kiamul lail kalau cara umum pondok
pesantren sama, kita ada tambahan dikit dimana sunah-sunah rasul
ullah dengan cara dhuhanya, tahajudnya. Yang jelas kita menganut
aswajah.
9. Pertanyaan: Bagaimana sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah?
Jawaban: Pondok pesantren adalah bentuik yang telah lama ada dalam
kehidupan masyarakat indonesia. Pesantren adalah salah satu cikal
bakal santri dalam sistem pendidikan yang ada di tanah air ini ,
keberhasilan pesantren dalam mengemban amanat pendidikan tidak
di ragukan lagi, telah terbukti akan partisipasi pesantren
memajukan bangsa. sejarah dan berkembanganya pondok pesantren
adalah merupakan suatu lembaga pendidikan dan pengajaran yang
berdiri pada tanggal 2 mei 1994 atyas gagasan pewakaf tanah
Bapak H. Samsudin.
Pondok pesantren riyadlul jannah tidak hanya membekali santri ilmu
pengetahuan agama dan umum. Tapiv mendidik mereka menjadi orang yang
mukmin, Berakhlakul karimah, muttaqien, dan rashikin fil’ ilmi dan lalu
membimbing santrinya untuyk berpola kehidupan yang derhana dalam berbagai hal
dengan mengutamakan mangat bersilahturahmi.
10. Peranyaan: Apa Tujuan dan Visi dan Misi dari Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah?
Jawaban: Tujuan Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Adalah :
1. mendidik para santri yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat
terhadap luruh kebenaran ajaran Islam yang di wahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW.
2. mendidik para santri yang berakhlak mulia, beramal sholeh, cerdas, trampil,
rta memiliki rasa tanggung jawab terhadap masa depan umat dan bangsa.
3. mendidik para santri agar mampu berpikir logis didasari dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi rta mampu mengembangkan pada masyarakat luas
menjaga ciri khas Islam dan nilai-nilaikolah didalam maupun di luar.
a. Visi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
mewujudkan siswa yang cerdas , trampil, percaya diri, mampu
mengendalikan diri dan mampu mengemban amanat umat rta
bertanggung jawab terhadap masyarakat.
“membangun pendidikan yang berakhlaq, modern, terbuka, agamais ,
berwawasan ilmu pengetahuan dan menjunjung tinggi nilai budaya
bangsa dan pancasila bagai media dakwah Islam yang baik.
b. Misi Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
1. Membantu Pemerintah dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
2. Membantu Pemerintah dalam Pemerataan Kempatan Belajar
3. Membina Umat Islam Memahami Ajaran-ajaran Islam dan Mengembangkan
menjadi umat yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, hingga
memiliki:
a. Akhlakul Karimah
b. Pengetahuan dan Keterampilan
c. Kehatan Jasmani dan Rohani
d. Rasa Tanggung Jawab atas masa depan Agama, Nusa dan Bangsa.
Pewawancara Narasumber
Rahmat Hidayat KH. Muhammad Supriyadi AM,
Nama: Ustad Rahmat Hidayat AM
Bidang: Sekjen Pondok Pesantren Riyadlul Jannah
Tanggal: 26-04-2015
Tempat: Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng
1. Pertanyaan: Bagaimana Sosok Pak Kiai di Mata Ustad?
Jawaban: Pak kiai adalah sosok yang sangat simpatik dan memotivator, tidak
melihat lapisan masyarakat artinya secara kemasyarakatan beliau
bisa menempatkan dirinya dimana saja. Artinya beliau sosok
pemimpin yang memang memahami tentang bagaimana seorang
pemimpin harus bersikap dengan tingkatan atas, tingkatan
menemgah, atau tingkatan bawah, karena para wali santri terutama
di Riyadlul Jannah sangat senang melihat beliau karena beliau sosok
kiai yang mudah di ajak untuk bicara, mudah di temui, dan mudah
di ajak senda gurau. Jadi tidak terlalu memiliki satu dalam
bahasanya yang sangat tinggi, kadang ada di beberapa pe silat
pesantren sangat sulit di temui, jadi sampai mau dialog. Artinya
beliau betul-betul mampu menempatkan dirinya bahwa senda gurau
itu adalah milik umat, sampai saat ini belaiau tidak tertarik dengan
partai, jadi sampai saat ini beliau tidak mau masuk ke partai
memang beliau hanya satu hidup adalah hidup beliau hanya milik
umat bukan milik partai. Kemudian sosok pak kiai bagi kami
seorang diri yang bisa memberikan arahan, dan memberi bimbingan
banyak petuah-petuah, belaiu sangat berarti bagi kehidupan kami
para guru, ustad-ustad, para pengabdi dan lain sebagainya.
2. Pertanyaan: Apa yang ustad ketahui dari diri seorang pak kiai dalam
berdakwah?
Jawaban: dalam berdakwah beliau lebih mengutamakan mengajak mengajak,
menyeru, para jamaah untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Itu ajakan beliau, karena memiliki pendakwah wa’mur bil
ma’ruf wa naha a’nnil munkar lalu bagaimana membiasakan diri
kiamul lail karena beliau sering melontarkan dakwah beliau, “
kawallah cita-cita kita dengan kiamul lail. Karena beliau sangat
yakin dengan kiamul lail pasti Allah akan mengangkat derajat kita
semua yang mulia disisi Allah maupun didunia dan di akhirat.
3. Pertanyaan: Bagaimana Metode Dakwah KH. Muhammad Supriyadi
AM, Menurut Ustad?
Jawaban: Metode dakwah beliau mudah di pahami karena beliau tidak
terlalu banyak dalam berdakwahnya itu. Yang penyampaiannya
dan bahasa-bahasa yang sulit di pahami oleh para jamaah jadi,
dakwah beliau itu sangat singkat dan sangat mudah atau tidak
terlalu berlebihan dalam arti kata, dalam penyampaian tidak
terlalu muluk-muluk kemudian di bilang metode kebahasaan
muadah di pahami oleh jamaah itu metode dakwah beliau
karena yang beliau inginkan bagaiamana ucapan dan metode
dakwah beliau ityu bisa di terima berbagaimacam kalangan.
Beliau dengan metode langsung apa yang beliau katakan harus
dilaksanakan itu disebut metode dakwah bil-hal pada saat
beliau mengatakan, kepada santri, dewan guru, untuk kiamul
lail (bangun malam), beliau orang pertama yang melakukan itu.
4. Pertanyaan: Bagaimana kehidupan sosial, budaya dan agama KH.
Muhammad Supriyadi AM, Menurut Ustad?
Jawaban: Sangat baik, dan sangat tinggi karena beliau bisa mengasuh atau
mendidik anak yatim, dan mungkin juga beliau meberikan
sumbangsi-sumbangsih beberapa kepada ustad-ustad yang kurang
mampu. Sosok kiai yang dikatakan juga katakan modern juga tidak
terlalu modern dan juga tidak terlalu salaf, beliau bisa
menempatkan dirinya di lapisan-lapisan masyarakat.
5. Pertanyaan: Menurut ustad apa efek dakwah KH. Muhammad Supriyadi
AM, terhadap masyarakat skitar?
Jawaban: iya, alhamdulillah pengaruhnya jelas positif memang pada saat
awawl-awal berhijrah kedaerah parung tidak berlangsung
mengutamakan dakwah itu memang dalam merubah satu sistem
kemasyarakatan tidak bisa berevolusi sebagai tahapan, tingkatan-
tingkatan perlu memahami masyarakat.
Interview
Narasumber
Rahmat Hidayat Ustad Rahmat Hidayat
Hasil Wawancara Penelitian
Nama: Syarif Hidayatullah Santri Kelas Enam (6) Pondok Pesantren Riyadlul
Jannah
Tanggal: 23-04-2015
Tempat: Di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Ciseeng.
1. Pertanyaan: Menurut anda bagaimana sosok pak kiai Muhammad Supriyadi
AM,di mata anda sebagai santri?
Jawaban: Menurut saya pak kiayai adalah sosok amat luar biasa yang
mana beliau menghabiskan luruh hidupanya untuk kepentingan
pondok dari pagi, sampai pagi kembali muanya beliau
mengurusi pondok mungkin belaiau hanya dikit mengurusi
badannya ndiri jadi saya rasa beliau adalah sosok yang harus
kita panut yang mana perjuang beliau untuk membangung
pondok pesantren ini begitu besar.
2. Pertanyaan: Bagaimana metode dakwah pak KH. Muhammad Supriyadi, AM.
menurut anda?
Jawaban: kalau berbicara soal metode dakwah beliau, saya rasa metode
dakwah beliau menuju aliran dakwah dari hati ke hati yang
mana tiap kali beliau ceramah kebanyakan lalu merasapi dan
menghayati apa yang beliau katakan, ring tiap ceramahnya
beliau mengeluarkan air mata ketika beliau menyampaikan apa
yang beliau katakana kepada santri pondok pesantren riyadlul
jannah.
3. Pertanyaan: Apa yang paling KH. Muhammad Supriyadi suka dari kegiatan
pesantren Riyadlul Jannah menurut anda?
Jawaban: Mungkin kegiatan yang beliau sukai adalah beribadah yang mana
tatkala beliau melihat santri-santrinya beribadah rajin melakukan
shalat tahajud dan bagainya cara baik dan benar mengkin itulah
yang membuat beliau nang yaitu dengan melihat santri-santrinya
beribadah.
4. Pertanyaan: Bagaimana kehidupan sosial, budaya dan agama KH. Muhammad
Supriyadi,AM. Menurut anda?
Jawaban: beliau adalah sosok orang yang amat ramah kepada tiap orang
pasti beliau menyatu entah itu kepada golongan anak muda,
remaja, orang tua kalipun beliau akrab bahkan dengan kami
kalangan santripun, beliau akrab pernah beliau bercanda kepada
kami melalui perkataanya yang membuat kami ketawa dan
bagainya.
5. Pertanyaan: Apa yang anda bisa ambil pelajaran dari sosok pak kiyai?
Jawaban: beliau adalah sosok yang amat tegas, dimana beliau tegas akan
hukuman, tegas akan hal-hal yang kurang baik, tegas akan hal
yang menyimpang dari agama.
Pewawancara Narasumber
Rahmat Hidayat
M Syarif Hidayatullah
FOTO DOKUMENTASI
KH. MUHAMMAD SUPRIADI AM
(Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah)
WAWANCARA PRIBADI DENGAN SANTRI KELAS VI PONDOK
PESANTREN RIYADLUL JANNAH
FOTO BERSAMA KH. MUHAMMAD SUPRIYADI, AM
(Pengasuh Pondok Pesantren Riyadlul Jannah)
FOTO BERSAMA USTAD RAHMAT HIDAYAT
(PENGURUS ATAU PENDAMPING KH. MUHAMMAD SUPRIADI AM
PONDOK PESANTREN RIYADLUL JANNAH)
Top Related