Download - Materi 12_ Recombinant Therapeutic Proteins

Transcript

Recombinant Therapeutic Proteins

Recombinant Therapeutic ProteinsDisusun Oleh :

Faisal Dharojat Al RasyiedRahmah Dwi AstutiTutut Krisnayanti SuhardionoKelas 4HApa itu??? Merupakan molekul protein yang memiliki aktivitas farmakologis , sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan klinis. Namun, molekul protein yang dipergunakan berasal dari rekayasa genetik yang disintesa dan dikembangkan dalam sel inang ataupun secara in vitro.

Langkah pembuatan protein rekombinan 1.Mengambil DNA yang diinginikan menggunakan enzim restriksi endonuklease.

Tapi hanya dapat memotong di kode dna tertentu saja, walau bisa memotong semua dna makhluk hidup.3Pada metode pemotongan gen spesifik, terdapat 2 kemungkinan hasil pemotongan yang dihasilkan sesuai dengan enzim yang digunakan.

Ada yg menghasilkan ujung tumpul (blunt end) = hindll & ujung lekat (sticky end) = memotong antara basa g & a4Kok bisa putus?, gimana caranya??

Seperti yang anda lihat, pengaruh enzim restriksi endonuklease membuat ikatan fosfodiester dari DNA tersebut putus.

Cara lain untuk mendapatkan DNA yang diinginkan ada lagi,yaitu dengan pembuatan DNA dari mRNA yang diisolasi dari jaringan tertentu.Kemudian dari mRNA(sbg template) itu dapat dibuat complementary DNA (cDNA) dengan menggunakan enzim reverse transcriptase6Lanjutan..

Setelah mRNA telah didapatkan, gunakan enzim reverse transcriptase untuk menghasilkan cDNA dengan mRNA sebagai templatenya. Kemudian gunakan enzim polimerase DNA untuk membentuk DNA yang diinginkan.mRNA (with a poly-A tail) is isolated from an organism of interest. A short TTTT primer is synthesized at the 3' end of the message, and extended by the enzyme reverse transcriptase, which "reverses" the central dogma by synthesizing a single-stranded DNA molecule from the mRNA template. The DNA strand is thus "complementary" to the mRNA. The 3' end of the ssDNA can fold back on itself to form a single-stranded "hairpin loop" and produce a short dsDNA region. The mRNA is removed by treatment with NaOH. DNAPol I is then added, which uses the double-stranded region as a primer for synthesis of a new DNA strand. The single-stranded portion of the loop is cut with an nuclease. The result is a double-stranded cDNA that includes only the exon portions of the gene, and not the introns, which were spliced out of the hnRNA template to make mRNA.72. Menyisipkan DNA yang telah diisolasi ke ke bakteri cloning vector.

Dalam memilih vektor mi para ahli meniru kondisi alami. Secara alami, bakteri memiliki plasmid, yaitu DNA sirkuler yang ukurannya 1 / 1.000 kromosom (DNA) bakteri, dan dapat keluar masuk sel bakteri. Jelasnya, plasmid dapat keluar dan sel bakteri yang satu kemudian masuk ke sel bakteri yang lain. Akibatnya, bakteri yang lain tadi mendapatkan sifat baru yang berasal dan bakteri pertama. Peristiwa perubahan sifat mi dikenal sebagai transformasi.8Pertanyaannya, bagaimana bisa potongan DNA tadi dapat disambungkan ke plasmidnya?Selain enzim pemotong restriksi endonuklease, terdapat pula enzim penyambung yang berfungsi menyambungnyambungkan DNA, yaitu enzim ligase. Enzim ligase DNA mengkatalisis ikatan fosfodiester antara dua rantai DNA. Ligase DNA tidak dapat menyambungkan DNA untai tunggal, melainkan harus DNA rangkap.

Lebih jelasnya bagaimana ya??

3. Lakukan proses sisanya

Jangan lupa bakterinya diinactive kan terlebih dahulu sebelum diambil isolat yang diinginklan ya..Contoh penggunaannya?

2. Plasmid yang telah mengandung gen proinsulin lalu disisipkan (transformasi) ke dalam Eschericia coli (E. coli) yang akan memproduksi human proinsulin.3. Bakteri ini akan berkembang biak di dalam suatu fermentor yang berisi media produksi dan akan menghasilkan human proinsulin dalam jumlah besar.4. Selanjutnya Bakteri diinaktif kan dengan cara heat sterilization, proinsulin dipanen.5. Proinsulin diambil lalu dengan cara memotong secara enzimatik akan dihasilkan human insulin.6. Proses selanjutnya adalah sentrifugasi dan penghilangan sel-sel yang tidak diperlukan. Pemurnian dilakukan dengan cara liquid chromatography dan crystallization.

12Klasifikasi Protein Terapetik Berdasarkan Fungsi Farmakologisnya:

Group I -Protein Terapetik Dengan Aktivitas Enzim

Group II-Protein Terapetik dengan penargetan reseptor khusus

Group III-Protein vaccines

Group IV-Protein diagnosticsGroup I: Protein therapeutics with enzymatic or regulatory activity

Ia: Mengganti protein yang mengalami defisiensi

Ib: Melalui jalur Augmentasi

Ic: Dengan fungsi lainnya

Group II: Protein therapeutics with special targeting

IIa: Interfering with a molecule or organism

IIb: Delivering other compounds or proteins

Group III: Protein vaccines

IIIa: Melindungi melawan agen asing

IIIb: Treating an autoimmune disease

IIIc: Treating cancer

Group IV: Protein diagnostics