1050 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA
DI POMDAN III SILIWANGI
Toni Heryadi
Peneliti Balai Bahasa Jawa Barat
Jalan Sumbawa nomor 11, Bandung
081320970096
Abstrak
Bahasa tentara memiliki variasi pemakaian yang berbeda dari bahasa sehari-hari. Bahasa tentara
biasa kita kenal dengan istilah bahasa sandi. Salah satu tujuan bahasa sandi adalah agar
percakapan mereka tidak dapat dipahami oleh orang yang bukan komunitasnya (bersifat rahasia).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan proses pembentukan, makna, dan gaya bahasa
tentara di lingkungan POMDAM III Siliwangi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah metode simak, sedangkan metode dalam analisis data adalah metode padan dan analisis
distribusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembentukan bahasa sandi tentara
mengacu pada asosiasi benda yang akan dibandingkan. Register yang terbentuk bisa berupa kata
dasar, afiksasi, reduplikasi, abreviasi, (2) makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara dapat
berubah-ubah sesuai dengan kegiatan, instansi, dan instruksi komandan, (3) gaya bahasa yang
ditemukan pada sumber data adalah hiperbola, metonimia, personifikasi, sinekdok, alusi, simile,
aliterasi, apizeuksis, repetisi.
Kata kunci: register bahasa tentara, makna, dan gaya bahasa
1. PENDAHULUAN
Secara umum bahasa memiliki fungsi sebagai (1) sarana ekspresi diri, (2) sarana
berkomunikasi, (3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, (4) alat kotrol sosial. Dari pengertian ini,
jelaslah bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang tertarik
untuk dikaji lebih spesifik adalah fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi, alat berintegrasi, dan
adaptasi sosial. Fungsi bahasa yang ketiga ini berkaitan dengan perkembangan dan variasi pemakian
bahasa, misalnya bahasa alay, gaul, dan sandi. Fungsi-fungsi bahasa tersebut penulis kaitkan dengan
perkembangan teknologi dan kebudayaan yang berada di suatu wilayah sehingga akan menghasilkan
bahasa yang berbeda [1].
Sekarang ini, Perkembangan Bahasa Indonesia sangat pesat. Perkembangan berdampak
positif bisa kita lihat dengan perkembangan kosa kata atau lema Bahasa Indonesia yang terus
meningkat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Hal ini bisa dibuktikan dari jumlah lema atau enti yang
terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang terus bertambah. Perkembangan lema kamus
Bahasa Indonesia pada tahun 2010 berjumlah berkisar 90.000. Akan tetapi, sekarang lema kamus
Bahasa Indonesia berkisar 102.000 lema. Diperkirakan pada tahun 2020, perkembangan lema Bahasa
Indonesia akan mencapai 120.000 lema. Perkembangan lema yang paling pesat di antaranya dalam
bidang Informasi dan Teknologi (IT).
Perkembangan Bahasa Indonesia tidak hanya menimbulkan dampak yang positif, tetapi
berdampak negatifnya pula. Perkembangan secara negatif yaitu mulai bermunculan bahasa gaul,
alay, dan bahasa komunitas tertentu. Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan
bahasa gaul atau bahasa kekinian karena tidak terlalu terikat pada aturan kebahasaan. Terlebih,
bahasa gaul, alay, dan bahasa komunitas tertentu serasa bahasa modern yang sedang berkembangang
pada masa itu, Sebagai contoh, bahasa gaul waria yang sering kita dengarkan atau bahasa kepolisian
dan tentara di NetTV dan RCTI. Pada salah satu televisi swasta nasional, NetTV, kita pernah melihat
ada acara “86” yang berisikan kegiatan anggota kepolisian dalam melakukan berbagai operasi di
lapangan. Bagi orang awan mungkin tidak mengetahui apa arti “Siap 86” itu sendiri. Kata “siap 86”
merupakan kata selingkung yang sering dipakai dalam kemiliteran. Kata tersebut bermakna bahwa
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1051
prajurit ‘siap menerima perintah’ dari komandan atau atasan, sedangkan kata “86” itu bermakna
‘paham atau mengerti’. Jadi, arti “siap 86” itu adalah ‘siap menerima perintah dan mengerti harus
dilakukan”.
Begitu pula pada acara Bang Napi di RCTI pada beberapa tahun yang lalu, ada istilah
“Solo—Garut”. Istilah “Solo—Garut” bukan berarti kota Solo dan Garut atau jarak antara Kota Solo
sampai dengan Kota Garut. Istilah “Solo—Garut” itu merupakan bentuk kepanjangan kata dari S—
G. Selanjutnya S—G itu merupakan singkatan suku kata dari ‘Siaga’. Jadi, istilah “Solo—Garut” itu
bermakna ‘siaga’. Begitu pula dengan angka “86” yang bermakna ‘paham/mengerti’. Istilah lain,
seperti, istilah 8-1 berarti ‘suara yang diterima lemah’, kode 8-2 berarti ‘suara yang diterima baik’,
8-3 berarti ‘penerimaannya kurang jelas’, 8-4 berarti tes atau menguji penerimaan suara, sedangkan
8-8 berarti ‘ingin jumpa langsung atau kopi darat’.
Bahasa Alay yang dipopulerkan oleh Deby Sahertian pada tahun 1980-an mulai ditinggalkan
oleh pemakainya yang notabene penuturnya bencong karena komunitasnya semakin berkurang.
Sementara itu, bahasa gaul anak muda sekarang terus berkembang. Bahasa gaul pemakainya anak
muda di SMP, SMA, dan mahasiswa. Bahasa gaul ini mungkin akan hilang pula jika anak muda
tersebut sudah dewasa, menikah, dan meninggalkan komunitasnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak
bisa terjadi pada bahasa sandi register tentara karena bahasa sandi akan dipakai selama anggota
tentara itu ada dan tetap berkomunikasi. Bahkan bahasa sandi register tentara telah berkembang
menjadi beberapa jenis, misalnya sandi gunung, sandi binatang, sandi wayang, dan lain-lain.
Bahasa sandi register tentara memiliki tujuan agar bahasa komunitasnya tidak bisa dipahami
oleh orang lain, tetapi hanya bisa dipahami komunitas tentara sendiri. Dengan kata lain, informasi
yang disampaikan itu bersifat rahasia. Selain itu, bahasa sandi register tentara memiliki keunikan dan
kaidah dalam pemakiannya sehingga tidak semua orang bisa langsung memakainya walaupun orang
tersebut memahami percakapan tersebut.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penulis mengembangkan penelitian terdahulu dari
bentuk, fungsi, dan makna register bahasa sandi tentara di POMDAM III Siliwangi untuk
dilanjutkan kajiannya dengan menggali diksi dan gaya bahasa yang dipakai dalam
komunikasinya. Adapaun judul yang dibahas adalah “Makna dan Gaya Bahasa Register
Bahasa Tentara POMDAM III Siliwangi.”
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana proses pembentukan bahasa sandi tentara di Lingkungan POMDAM III Siliwangi?
2. Bagaimana makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara di Lingkungan POMDAM III
Siliwangi?
3. Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat pada struktur kalimat percakapan sesama anggota
tentara POMDAM III Siliwangi?
2. METODE
Penenelitian ini sebenarnya merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan pada tahun 2015.
Penelitian pertama difokuskan pada “Bentuk, Fungsi, dan Makna Register Bahasa Tentara di
POMDAM III Siliwangi: Tinjauan Sosiolinguistik. Adapun lokus penelitian ini di POMDAM III
Siliwangi, Jalan Jawa nomor 11, Bandung yang dilaksanakan selama tiga bulan. Waktu penelitian
sebenarnya lebih dari 3 bulan karena karena terkendala permasalahan administrasi dan perizinan.
Sumber data penelitian ini adalah percakapan yang berasal dari bahasa sandi di Handy Talky
dan ditunjang dengan kamus percakapan. Data percakapan tersebut diperoleh dengan cara menyimak
percakapan sesama anggota POMDAM dan turut serta dalam percakapan tersebut. Penulis terdaftar
sebagai anggota komunitas dengan kode Elang-13.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang
orang dan perilaku [2]. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pendekatan
metodologis dan pendekatan teoretis. Pendekatan metodologis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dan deskriptif karena data yang digunakan berupa bahasa verbal yang
berwujud tuturan pada percakapan radio Handy Talky. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan sosiolinguistik karena data yang diteliti berupa ujaran yang terdapat pada
1052 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
percakapan radio Handy Talky yang difokuskan pada bentuk, fungsi, dan makna bahasa Sandi
POMDAM III Siliwangi. Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
simak, sadap, dan dilanjutkan dengan teknik catat. Teknik simak, menurut Mahsun [3], adalah cara
yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik ini dipakai
dengan menyimak percakapan sesama anggota POMDAM III Siliwangi pada Handy Talky.
Sedangkan teknik sadap dilakukan dengan menyadap pembicaran anngota Kodam III Siliwangi tanpa
pemberitahuan sebelumnya.
Kridalaksana [4] menjelaskan bahwa gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa
oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek
tertentu, dan keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Selanjutnya, Pradopo [5]
menjelaskan gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau
hidup dalam hati penulis. Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat.
Gaya bahasa itu untuk menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran terhadap
pembaca. Lebih lanjut, Keraf [6] mengemukakan bahwa gaya bahasa itu keahlian seseorang untuk
menggunakan kata, istilah, frase, kalimat agar menghasilkan kalimat yang lebih indah. Jadi, dapat
penulis simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan ciri khas seseorang dalam mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan pengetahuannya, baik secara lisan maupun tulis, untuk menghasilkan nuansa
yang lebih indah.
Menurut Tarigan, [7] gaya bahasa terdapat menjadi empat bagian yaitu, (1) gaya bahasa
perulangan yang terbagi menjadi sepuluh gaya bahasa, (2) gaya bahasa pertentangan yang terbagi
menjadi enam belas, (3) gaya bahasa pertautan yang terbagi menjadi empat belas, dan (4) gaya bahasa
perulangan yang terbagi menjadi dua belas. Gaya bahasa yang menjadi fokus penelitian mengunakan
teori Keraf [8] membagi gaya bahasa menjadi (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya
bahasa berdasarkan pilihan nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4) gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna.
Gaya Bahasa berdasarkan struktur kalimat, menurut Keraf [9] terbagi menjadi gaya bahasa
(1) klimaks, (2) antiklimaks, (3) paralelisme, (4) antesis, (5) repetisi. Gaya bahasa klimaks adalah
gaya bahasa yang diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Gaya bahasa seperti ini memiliki
pola urutan yang bertahap semakin tinggi atau kompleks. Gaya bahasa antiklimaks merupakan
kebalikan dari gaya bahasa klimaks, yaitu gaya bahasa yang memaparkan urutan gagasan yang
diuraikan secara bertahap semakin menurun atau tidak penting. Gaya bahasa paralelisme adalah gaya
bahasa yang memaparkan kata-kata secara sejajar atau sama bentuknya. Gaya bahasa antitesis adalah
gaya bahasa yang mendukung gagasan-gagasan yang bertentangan denan menggunakan kata-kata
yang berlawanan. Gaya bahasa repetisi adalah perulangan bunyi,suku kata, kata, atau bagian kalimat
yang dianggap penting untuk memberikan penekanan terhadap yang dipentingkan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Proses Pembentukan Hasil penelitian register bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi berdasarkan alfabetis.
No Lema Arti Contoh
1 Abu Kendaraan Ada abu yang terbakar di
jalan Jakarta
2 Akar Tujuan akhir Mohon izin untuk menuju
akar
3 Ambon Demak Angkatan Darat
Loreng Ambon Demak
sedang mencangkul di
ladang. (Tentara AD sedang
melapor di markas
4 Ambon Lombok Angkatan Laut
Loreng Ambon Lombok
sedang mencangkul di
ladang. (Tentara AL sedang
melapor di markas
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1053
5 Ambon Pati Anggota Polri
Mohon izin Gagak 5 untuk
kenduri dengan Ambon Pati
.
6 Ambon Pati
Medan Anggota POM
Ambon Pati Medan
dimohon kehadirannya untuk
acara kenduri di Klampis 5.
(Anggota POM ada rapat di
Mako Denpon III Siliwangi)
7 Ambon Ungaran Angkatan Udara
Loreng Ambon Ungaran
sedang mencangkul di
ladang. (Tentara AU sedang
melapor di markas
8 Awan Cuaca
Bagaimana awan di Klampis
(Bagaimana cuaca/suasana
di Mako)
9 Badai Perampokan
Telah terjadi badai di sekitar
Antapani (Telah terjadi
perampokan di daerah
Antapani)
10 Badut Mahasiswa
Badut-badut sedang kontes
di Gurug 1 (Mahasiswa
sedang berunjuk rasa di
Gedung Sate)
11 Bah Banjir Telah terjadi Bah di Bogor
12 Bandung2 Padat Makan Lagi ada Bandung—
Bandung Padat di Klampis
13 Bandung—
Bandung Barang bukti
Bandung—Bandung,
bagaimana kondisinya
(Barang buktinya
bagaimana)
14 Bangau Petugas lalin
Ada bangau siap mematok
(Petugas Lalu lintas sedang
bertugas di jalan)
15 Bima Wakil presiden
Solo—Garut, Bima sedang
mampir (Mohon Siaga
sedang ada Wakil Presiden)
16 Buntut tikus Antena pendek
(HT)
Buntut Tikusnya patah
(antenenya patah)
17 Cangkulan Kantor/tempat
kerja
Anggota Loreng sedang
mencangkul.
18 Cokelat Anggota polisi
Baju cokelat sedang monitor
(Anggota Polisi sedang
berjaga)
19 Cubit Pindah chanel
Mohon cubit dulu naik 5
gelombang (Mohon pindah
chanel 5 angka ke atas)
20 Demak-demak Orkes dangdut
Ambon Pati Medan sedang
kenduri dan Demak-Demak
(Anggota sedang kumpul
dan nyanyi dangdut)
21 Di sungai Dalam perjalanan
Kami sedang ada di sungai
menuju gunung (saya sedang
di perjalanan menuju rumah)
22 Disco Rapat gelap
Badut-badut sedang
berdisco (Mahasiswa sedang
rapat gelap)
1054 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
23 Gajah Derek
Mohon dikirim gajah ke
klampis (Mohon dikirim
mobil derek)
24 Gunung Kediaman
Kami sedang ada di sungai
menuju gunung (saya
sedang di perjalanan menuju
rumah)
25 Gurug 1 Gedung sate
Badut-badut sedang kontes
di Gurug 1 (Mahasiswa
sedang berunjuk rasa di
Gedung Sate)
26 Gurug 2 Gedung pakuan
Badut-badut sedang kontes
di Gurug 2 (Mahasiswa
sedang berunjuk rasa di
Gedung Pakuan)
27 Hijau Aman
Jalan Diponegoro dalam
keadaan hijau (Jalan
Diponegoro dalam keadaan
aman)
28 Hinggap Tiba di tempat
Gagak 5 baru hinggap.
(anggota POM baru tiba di
tempat)
29 Irian Berita (ada irian dari Badak 1) Ada
berita dari Mako
30 Jagung Amunisi/Jihandak Minta jagung bakar (minta
amunisi tambahan)
31 Jarum berapa Sampai jam
berapa
Jarum berapa kita
merumput? (pukul berita kita
makan?)
32 Jaya 65 Kebakaran Anggota Jaya 65 diminta
segera beraksi
33 Kaleng Radio HT
Saya hubungi lewat kaleng
(Saya hubungi melalui radio
HT)
34 Kampung Kelurahan
Baju Loreng ada di
kampung (anggota Tentara
di Kelurahan)
35 Karpet Lapangan sepak
bola
Ambon Pati Medan sedang
bermain di lapangan karpet
(Anggota POM sedang
berjaga di Lapangan Sepak
Bola)
36 Kawat Telepon Mohon hubungi lewat kawat
37 Kedai Pasar/supermarket
Ambon Pati Medan
memonitor kijang di kedai
(Anggota POM sedang
mengawasi tersangka di
supermarket)
38 Kekuatan Radio chek Klampis, bagaimana
kekuatannya? 53?
39 Kelabu Mendung Ada kelabu di gunung?
40 Kelana Tugas mengawal
Ambon Pati Medan bersama
Jawa 11 ada kelana Kresna.
(Anggota POM dan Kasat
Lalin Poltabes sedang
mengawal Presiden)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1055
41 Kendal Cepu KeCamatan Ada kenduri di Kendal
Cepu
42 Kendal Lombok KeLurahan Ada kenduri di Kendal
Lombok
43 Kenduri Kumpul/rapat
Ambon Pati Medan dimohon
kehadirannya untuk acara
kenduri di Klampis 5.
(Anggota POM ada rapat di
Mako Denpon III Siliwangi)
44 Kereta Mobil Banyak kereta yang
berkeliaran
45 Kereta merah Ran Pemadang
kebakaran
Kereta merah siap hinggap
di lokasi
46 Kereta putih Kendaraan
ambulan
Mohon bantunnya kereta
putih untuk datang.
47 Klampis Mako POMDAM
III/SLW
Ambon Pati Medan dimohon
kehadirannya untuk acara
kenduri di Klampis .
(Anggota POM ada rapat di
Mako POM DAM III
Siliwangi)
48 Klampis 5 Mako Denpon
III/5
Ambon Pati Medan dimohon
kehadirannya untuk acara
kenduri di Klampis 5.
(Anggota POM ada rapat di
Mako Denpon III Siliwangi)
49 Kolong Kampus
Anak kolong sedang
berkontes (anak kampus
sedang berdemontrasi)
50 Kontes Unjuk rasa
Badut-badut sedang kontes
di Gurug 1 (Mahasiswa
sedang berunjuk rasa di
Gedung Sate)
51 Kresna presiden
Ambon Pati Medan bersama
Jawa 11 ada kelana Kresna.
(Anggota POM dan Kasat
Lalin Poltabes sedang
mengawal Presiden)
52 Kristal Pom bensin
Badut mau kontes di depan
kristal (Mahasiswa berunjuk
rasa di depan POM Bensin)
53 Kuda Sepeda motor Gagak 3 meluncur dengan
kuda besi
54 Kupang Ambon Kereta Api Kijang sedang di sungai
dalam Kereta Ambon
55 Kupang
Rembang KendaRaan
Gagak 3 meluncur dengan
Kupang Rembang
56 Ladang Lanud husen Posisi Elang 5 sedang
mencangkul di Ladang
57 Laka Kecelakaan Kanit Laka, Jawa 11
58 Lalat Mahasiswa
Mohon bantuan, banyak
Lalat berdisko (Banyak
mahasiswa berkumpul)
1056 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
59 Lampiran/Ambon Istri Kenduri ini mohon disertai
lampiran
60 Lemah Sakit/tidak sehat Garuda sedang lemah
61 Loncat Lepas landas
Bima sudah loncat dari
Ladang (Wakil Presiden
sudah terbang dari Lanud
Husen)
62 Loreng Anggota TNI Anggota Loreng sedang
mencangkul
63 Lorong Mengintai
Harimau ada di lorong
kijang (anggota sedang
mengintai tersangka)
64 Medan opak Monitor
Mohon izin untuk Medan
Opak kijang (Mohon izin
untuk mengawasi tersangka)
65 Mencangkul Laporan giat
Loreng Ambon Demak
sedang mencangkul di
ladang. (Tentara AD sedang
melapor di markas
66 Menghadap lapor Badak 1 siap menghadap
Harimau 1.
67 Menyanyi Mimbar bebas
Badut sedang bernyanyi di
Gurug 1 (mahasiswa
berdemo dan mimbar bebas
di Gedung sate
68 Merah Tidak aman Lokasi sedang merah
69 Merumput Makan Badak sedang merumput
(angota sedang makan)
70 Metro 1 Kapolda Kereta kelana Metro 1
(mobil pengawal Kapolda)
71 Nila Hotel
Kijang sedang merumput di
Nila (tersangka sedang
beraksi di hotel
72 Ombak Perkelahian
Lalat dan semut sedang
berdisko menimbulkan
ombak besar. (mahasiswa
dan pelajar berunjuk rasa dan
ada perkelahian)
73 Ombak besar Tawuran Semut semut sedang kenduri
untuk kontes ombak besar
74 Opak Pati Solo Derek Mohon dikirim Opak Pati
Solo
75 Panah Perinntah
Ada panah dari Klampis (ini
perintah dari Mako
DENPOM)
76 Pasien Tersangka Pasien sedang lemah
(tersangka sakit)
77 Pasir Posisi Pasir gunung (posisi di
rumah kediaman)
78 Pasrah Sembahyang Macan pasrah (anggota
sedang sembahyang)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1057
79 Pati Ambon
Medan Pengamanan
Ambon Pati Medan sedang
berkelana (Anggota POM
bertugas mengawal dan
pengamanan)
80 Pati Medan Polisi Militer Ada kenduri di Pati Medan
(ada rapat di Polisi Militer)
81 Permadani Lapangan golf
Pati Medan berada di
permadani dan kapet
(Anggota PM berada di
Lapangan Golf dan sepak
bola)
82 Petir Bahaya
Ada petir menyambar Dago
(Kawasan Dago dalam
keadaan bahaya)
83 Praja Kecamatan
Praja menghadap
wastukencana (Camat-camat
berkumpul di walikota)
84 Rasi Koordinasi
85 Rayap Kelompok ektrem
Rayap berkumpul di Gurug 2
( kelompok ekstremis
berkumpul gedung Pakuan)
86 Rembang Pati Rupiah Mohon dikirim Rembang
Pati
87 Rembang Solo Rumah Sakit Macan 3 ada di Rembang
Solo
88 Rembang Timor RT
Rembang Timor Solo--Garut
menghadap Wastukencana
(Para Ketua RT berkumpul
di Balaikota)
89 Rembang Wilis RW
Rembang Wilis Solo--Garut
menghadap Wastukencana
(Para Ketua RW berkumpul
di Balaikota)
90 Rembulan Ngantuk Mohon izin, macan
dihinggapi rembulan
91 Rimba Tempat hiburan Ada tombak di rimba (ada
kerusuhan di tempat hiburan)
92 Rontok Hujan Kota Bandung mulai rontok
(kota Bandung mulai hujan)
93 Roti keras Berita jelas Roti keras dari Irian
(informasinya jelas)
94 Roti kukus Berita tidak jelas
Roti kukus dari Klampis
(beritanya tidak terdengar
jelas)
95 Sabit Target operasi
Pati Medan siap untuk sabit
kijang (anggota POM siap
menangkap target operasi)
96 Sarang capung IPTN/PT DI
Bima akan terbang ke
sarang capung. (Wakil
Presiden akan mampir ke
IPTN)
97 Sarang lebah PT Pindad
Solo—Garut, Kresna segera
meluncur ke sarang lebah.
(Siap, Presiden RI dalam
1058 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
perjalanan menuju PT
Pindad)
98 Selokan Stasiun KA
Baju loreng di selokan mau
sungai (anggota tentara di
Stasiun dalam perjalanan
pulang)
99 Semi Reda/tidak hujan
pegunungan sedang bersemi
(tempat tinggal/kediaman
sudah tidak hujan lagi)
100 Semut Pelajar
Solo—Garut, elang 7 sedang
di lorong semut semut
(Bersiap siaga, anggota
sedang mengintai pelajar)
101 Semut-semut Anak sekolah
Semut semut sedang
kenduri di hutan rimba
(anak-anak sekolah sedang
kumpul di tempat hiburan)
102 Setra Patroli
Mohon petunjuk, tim elang
siap ke Sentra-sentra
(menunggu perintah,
anggota siap berpratoli)
103 Sinar Situasi
Sinar di TKP berwarna
hijau. (Situasi di TKP sudah
aman)
104 Sumbu Battery
Mohon izin, sumbu kaleng
sudah menipis (Mohon izin
berpamitan, battery
Handytalky sudah habis)
105 Sungai Jalan
Ambon Pati Medan sedang
meluncur berada di sungai
(Anggota POMDAM sedang
dalam perjalanan)
106 Tempayan Terminal bis Siap, Ambon Pati Medan
monitor kijang di tempayan
107 Tiarap Mendarat
Solo—Garut, Bima bersiap
untuk tiarap (mohon
perhatian untuk siaga,
Presiden akan mendarat)
108 Tikar Lapangan tenis
Ambon Pati Medan, ada
kenduri di tikar (anggota
PM berkumpus di lapangan
tenis
109 Timur Bandung 1 Kapolri
Timur Bandung 1 meluncur
di Sungai Jakarta—Bandung
(Kapolri dalam perjalanan di
jalan Jakarta)
110 TKP TKP Tempat Kejadian Perkara
111 Tongkat panjang Senapan
Ambon Pati Medan mohon
bawa tongkat panjang
(semua angagota PM
diharuskan membawa
senapan)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1059
112 Tongkat pendek Pistol
Ambon Pati Medan mohon
bawa tongkat pendek
(semua angagota PM
diharuskan membawa pistol)
Tabel 1: data hasil penelitian
Proses pembentukan kata sandi register tentara mengacu pada benda atau kosep yang
diperbandingkan secara langsung, misalnya,
cuaca dimaknai dengan ‘suasana atau keadaan di lokasi’
sarang capung dimaknai dengan ‘PT Dirgantara Indonesia yang merupakan tempat pembuatan pesawat’
coklat dimaknai dengan ‘anggota polisi yang biasanya berseragam baju coklat’
hijau dimaknai dengan ‘aman seperti lampu lalu lintas’
merah dimaknai dengan ‘bahaya’ atau ‘ tidak aman seperti lampu lalu lintas’
tiarap dimaknai dengan ‘mendarat seperti kebiasaan tentara dalam latihan kemiliteran’
loncat dimaknai dengan ‘terbang seperti kebiasaan latihan tentara suka loncat-loncat’
tongkat pendek dimaknai denga ‘pistol karena ukurannya yang pendek’
tongkat panjang dimaknai dengan ‘senapan karena ukurannya yang panjang’.
Register bahasa tentara yang terbentuk diperoleh melalui
a. Kata dasar seperti abu, akar, awan, badai, badut, bangau, bima, cubit, coklat, cubit,disco, gaja,
gunung, hijau, hinggap, irian, jagung, kaleng, kampung, karpet, kawat, kedai, kelabu, kelana,
kenduri, kereta, klampis, kalong, kontes, kresna,
b. Afiksasi (penambahan imbuhan)
Proses afiksasi dpat dilhat dari kata-kata beriku, seperti: cangkulan, kekuatan, lampiran,
menghadap, menyanyi, merumput.
c. Reduplikasi (pengulangan kata), seperiti: bandung-bandung, demak-demak, semut-semut,
badut-badut.
d. Abreviasi (penambhan kata) seperti: gurug 1, gurug 2, jarum berapa, kereta merah, kereta putih,
ombak besar, roti kukus, roti keras, sarang capung, sarang lebah, tongkat panjang, tongkat
pendek.
e. Menegeja secara alfbetis awal kata, sepert: Ambon Demak, Ambon Lombok, Ambon Pati,
Ambon Pati Medan, Ambon Ungaran,
f. Mengeja konsonan pada kata, seperti Demak-Demak menjadi DD yang artinya DangDut,
Rembang Pati menjadi RP yang artinya rupiah, Kendal Cepu menjadi KC yang artinya
KeCamatan, Kendal Lombok menjadi KL yang artinya KeLurahan, Kupang Ambon manjadi
KA yang artinya kereta api, Kupang Rembang menjadi KR yang artinya KendaRaan. Medan
Opak menjadi MO yang artinya monitor.
3.2 Makna
Makna dan kata sandi register bahasa tentara akan berbeda-beda setiap instansi kemiliteran.
KODAM, POMDAM, DENPOM, Brigif, Kodiklat, Pusenif, SESKOAD, dan lain-lain memiliki
register bahasa tentara tersendiri atau bisa disebut gaya selingkung. Misalnya,
Monitor bisa jadi Medan Opak atau MO yang artinya ‘memantau’ (Kodam III Siliwangi)
Monitor bisa jadi Medan Timor atau MT yang berarti ‘memantau’ (Kodam V Brawijaya)
Monitor yang diucapkan [monitor] berarti ‘mengawasi tersangka’ (tentara secara umum)
Monitor bisa jadi 8-1-1 dalam kamus kepolisian yang bearti ‘memantau’.
Jadi, pada dasarnya setiap instansi kemiliteran memiliki gaya selingkung dalam register bahasa
sandi tentara. Tidak semua tentara bisa memahami bahasa sandi instansi militer lainnya.
Register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi akan berubah sesuai dengan jenis kegiatan,
waktu, dan instruksi komandan. Misalnya, penulis memiliki nama panggilan di radio Handy Talky
atau samaran “elang 13”, tetapi bisa pula jadi ‘galunggung 5”.
3.3 Gaya Bahasa
Gaya bahasa bedasarkan struktur kalimat, menurut Keraf [6] terbagi atas lima jenis, yaitu
klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi. Gaya bahasa tersebut tidak semuanya ada
1060 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
dalam register bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi. Gaya bahasa yang ada dalam register
bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi hanya ada gaya bahasa repetisi atau gaya bahasa yang
berupa pengulangan bunyi bahasa, suku kata, kata, frase, atau bagian kalimat.
Bandung-Bandung merupakan singkatan dari BB yang berarti ‘barang bukti’ hasil dari
tindakan kejahatan atau kriminal.
Demak-demak merupakan singkatan dari DD yang berarti kepanjangan DangDut.
Semut-semut merupakan pengualangan utuh dari semut yang berarti pelajat-pelajar.
Pemakaian kata semut untuk menggatikan ‘pelajar’ mengandung konotasi bahwa pelajar sekolah itu
biasanya banyak dan suka berkerumun di suatu tempat sehingga diasosiasikan dengan semut. Semut
pun terbagi menjadi semut merah, biru, dan hitam. Semut merah untuk pelajar SD, semut biru untuk
SMP, dan semut hitam untuk pelajar SMA. Hal ini mengacu pada seragam sekolah yang dipkainya.
Namun, berbeda dengan semut hitam untuk pelajar SMA. Pelajar SMA seharusnya disebut semut
abu-abu bukan semut hitam. Semut hitam ini dipakai untuk panggilan pelajar SMA atau SMP yang
sering melakukan tindakan kejahatan atau kriminal.
Badut-badut merupakan pengulangan kata secara utuh untuk mahasiswa-mahasiswa yang
sering melakukan demontrasi atau unjuk rasa di jalanan.
Gaya bahasa retoris ada dua belas jenis, tetapi gaya bahasa yang ada dalam register bahas
tentara PMDAM III Siliwangi, yaitu gaya bahasa eufimisme, hiperbola. Gaya bahasa eufimisme
diantaranya kata badai menggantikan perampokan, bah menggantikan banjir. Gaya bahasa hiperbola,
yaitu kata disko yang berarti rapat gelap, gunung yang berarti kediaman, kenduri yang berarti
kumpul, kontes yang berarti unjuk rasa, lemah ayang berarti tidak sehat, bernyanyi yang berarti
mimbar bebas, ombak yang berarti perkelahian, ombak besar yang berarti tawuran, pasrah yang
berarti sembahyang.
Gaya bahasa kiasan terdapat enam belas jenis gaya bahasa. Gaya bahasa kiasan yang ada
dalam register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi adalah gaya bahasa metafora seperti: anggota
kepolisian seperti coklat karena warna baju seragamnya berwarna coklat, mendung seperti awan yang
kelabu.
Gaya bahasa personifikasi ada dalam register bahasa tentara seperti: cubit yang berarti pindah
chenel. Tentara menganggap bahwa radio Handy Talky itu seperti kulit manusia sehingga bisa
dicubit ke atas dua kali atau dicubit ke bawah 3 kali.
Gaya bahasa personifikasi pada register bahas tentara dapat dilihat pada data loncat yang
berarti terbang, tiarap yang berarti mendarat. Hal ini menganggap bahwa pesawat terbang itu seperti
binatang yang bisa loncat atau tiarap.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat penulis simpulkan sebagai berikut.
1. Proses pembentukan bahasa sandi tentara mengacu pada asosiasi benda yang akan
dibandingkan. Register yang terbentuk bisa berupa kata dasar, alfabetis, afiksasi, reduplikasi,
abreviasi.
2. Makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara dapat berubah-ubah sesuai dengan
kegiatan, instansi, dan instruksi komandan.
3. Gaya bahasa yang ditemukan pada register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi adalah
repetisi, eufimisme, metafora, hiperbola, metonimia, personifikasi, sinekdok, alusi, simile,
aliterasi, apizeuksis, repetisi.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang penulis berikan kepada pembaca yang lain, yaitu:
1. Penelitian ini dapat dikaji dari sudut yang lain seperti sintaksis kalimat karena kalimatnya
pendek dan tidak beraturan.
2. Data yang penulis peroleh hanya data yang bersifat umum karena banyak dipakai di
lingkungan Kodam III Siliwangi dengan POMDAM III Siliwangi.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1061
DAFTAR PUSTAKA
[1] Heryadi, Toni. 2017. “Bentuk, Fungsi, dan Makna Register Bahasa Tentara di POMDAM
III Siliwangi: Tinjauan Sosiolinguistik”. Makalah Seminar Tahunan Linguistik Indonesia
Universitas Pendididkan Indonesia. Bandung.
[2] Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Metode Linguistik : Ancangan Metode Penelitian dan
Kajian. Bandung : PT. Refika Aditama.
[3] Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
[4] Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Lingustik. Jakarta: Gramedia.
[5] Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yokyakarta : Gajah Mada University
Press.
[6] Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: angkasa.
[7] Keraf, Gorys, 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Top Related