KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehinggakami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Tangerang, Oktober 2014
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan,
ketidak mampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran.Setiap individu
pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering mempersoalkan
kelemahan orang lain dan terlalu sombong dengan kekuatan diri.
Sudah saatnya kita mengubah prilaku demikian. Kelompok adalah dua
individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk
mncapai tujuan tertentu. Yang dapat bersifat formal ataupun informal. Perkembangan
Kelompok mempunyai lima tahapan model secara umumya itu pembentukan
(forming), keributan (storming), penormaan (norming), pelaksanaan (perfoming), dan
peristirahatan (adjourning). Tahap pertama dicirikan dengan ketidak pastian
mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Tahap ini selesai ketika
para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari
kelompok. Tahap kedua, keributan dicirikan oleh konflik dalam kelompok. Tahap
ketiga dicirikan oleh hubungan yang erat.Tahap keempat terjadi ketika kelompok
sepenuhnya telah berfungsi.Tahapan yang terakhir dicirikan dengan perhatian
kepenyelesaian aktivitas bukan ke kinerja tugas.
Selain kelompok, dewasa ini sangat populer adalah adanya sebuah tim. Tim
jelas berbeda dengan kelompok. Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim sebagai
sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang
berkomitmen untuk maksud bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan
bersama dimana mereka mengikatkan diri dalam kebersamaaan tanggung jawab .
“Bukti menunjukkan bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja
individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan, penilaian dan
pengalaman yang bervariasi (Stephen, 2006: 355)”. Banyak perusahaan yang
2
menggunakan tim untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Manajemen telah
menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responsif terhadap masalah karena tim
memiliki kemampuan untuk cepat berkumpul, menyebar, fokus, dan membubarkan
diri.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Ada
beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif, yaitu rancangan
pekerjaan, komposisi tim, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang membuat tim
menjadi efektif, serta variabel proses yang mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam
tim yang mempengaruhi efektivitas.
Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang setia pada tujuan bersama, tujuan
khusus tim, anggota yang percaya terhadap kemampuan tim, level konflik yang dapat
dikelola, serta tingkat kemalasan sosial yang minimal
1.2 TujuanPenulisan
1. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri
sebagai Tugas Kelompok dan Tim dan bertujuan untuk:
Mengajak mahasiswa untuk mengetahui tentang kelompok
Menguraikan atau menjelaskan perbedaan kelompok dan tim
Menjelaskan proses terjadinya kelompok
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelompok dan Tim
A. Pengertian Kelompok
Perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan merupakan definisi sederhana dari kelompok, untuk memahami lebih dalam definisi kelompok, para ahli mendifinisikan kelompok sebagai berikut :
a. Webster, 1973
Kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang membentuk suatu pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan kesamaan, atau sifat-sifat yang sama.
b. Paul B. Horton
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi
c. McGrath, 1984
Kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang mengalami interaksi dinamis satu sama lain.
d. Homans, 1950
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
e. Deddy Mulyono, 2005
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
4
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
f. Bonner, 1959
Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lain.
g. Stogdill, 1959
Kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut di tentukan oleh struktur sistem tersebut.
h. Friedler, 1967
Kelompok adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
i. Cortwright dalam Zander, 1971 : 20
kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu.
j. Wekley dan Yulk, 1977
dari individu – individu yang mempunyai tujuan. Kinerja yang berbeda – beda memberikan suatu kelompok untuk berinteraksi serta bersepakat untuk kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu samalainnya secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam mencapai satu tujuan bersama.
Kelompok merupakan perkumpulan menciptakan satu tujuan yang sama, tujuan yang sudah terbentuk mengakibatkan individu dalam kelompok untuk saling tergantung sama lain dan dapat mempengaruhi satu sama lain. Sehingga kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan antara dua individu atau lebih yang saling berinteraksi, tergantung, dan kinerjanya saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dalam satu wadah.
5
B. Pengertian Tim
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.Definisi ini memiliki tiga komponen.Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2.2 Klasifikasi
A. Klasifikasi Kelompok
Berdasarkan lingkungan kerja, kelompok dapat diklasifikasikan menjadi dua :
Kelompok Formal adalah kelompok – kelompok yang didefinisikan oleh
struktur organisasi, dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan
kerja. Dalam kelompok – kelompok formal, perilaku yang harus dianut oleh
seseorang harus ditetapkan dan diarahkan menuju tujuan – tujuan organisasi
Contoh, mengelompokkan sejumlah orang yang pekerjaannya berhubungan
dengan pelaporan keuangan dan perakitan komponen. Kelompok juga terjadi
tatkala sejumlah orang di tingkat atau status yang sama dalam organisasi
memandang diri mereka sebagai satu kelompok. Contoh, kepala-kepala
departemen suatu perusahaan industri baja atau kepala-kepala dinas suatu
kabupaten. Kelompok formal ini dapat dibagi lagi yaitu :
1. Kelompok komando yaitu kelompok kelompok yang ditentukan oleh
bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi.
Kelompok ini terdiri dari bawahan yang melapor dan bertanggung jawab
secara langsung kepada pimpinan tertentu.
2. Kelompok tugas, yaitu suatu kelompok yang bekerjasama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Misalnya saja, jika
seorang mahasiswa dituduh atas kejahatan kampus maka akan dibutuhkan
6
komunikasi dan koordinasi antara dekan urusan akademis, dekan
mahasiswa, panitera, pimpinan keamanan dan penasehat mahasiswa.
Formasi seperti ini akan membentuk sebuah kelompok tugas.
a. Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak terstruktur secara formal
maupun secara organisasional. Akan tetapi muncul karena adanya kebutuhan
akan kontak sosial. Kelompok informal memberikan pelayanan yang sangat
penting dengan cara memuaskan kebutuhan – kebutuhan sosial anggotanya.
Oleh karena interaksi yang ditimbulkan oleh kedekatan tempat kerja atau
interasksi tugas, kita menemukan bahwa para pekerja sering kali melakukan
hal – hal bersama seperti bermain golf, berangkat dan pulang kerja, makan
siang dan mengobrol pada saat jam istirahat. Kelompok informal dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Kelompok persahabatan, yang dibentuk karena adanya persamaan-
persamaantentang sesuatu hal seperti hobi, status perkawinan, jenis
kelamin, latar belakang, politik, dan lain-lain.
2. Kelompok kepentingan, merupakan kelompok yang berafiliasi untuk
mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis ini tidak berkaitan dengan
tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan
kelompok itu sendiri.
2.2. 1 Jenis-Jenis Tim
· Kelompok PasifKumpulan individu-individu yang cenderung tanpa mempunyai hubungan yang jelas, masingmasing anggota mempunyai tujuan dan keinginan sendiri-sendiri.Orientasi anggota sangat individual.Kurang adanya kesadaran sebagai anggota kelompok, mudah timbul kecurigaan satu dengan lainnya.Terjadinya kelompok hanya didorong oleh kesukarelaan ataupun keterpaksaan.Kelompok tidak memiliki ukuran pencapaian hasil kerja bersama yang jelas.Mudah timbul rasa saling menyalahkan diantara anggota.Keterikatan antar anggota
7
kelompok bersifat sementara, mudah sekali berubah-ubah.Dalam melakukan kegiatan lebih pada sama-sama bekerja, bukan bekerjasama.
· Kelompok Dinamis
Kumpulan individu-individu yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain dalam ukuran-ukuran yang bermakna atau dengan kata lain memiliki hubungan tertentu yang bermakna. Sekumpulan individu dikatakan sebagai kelompok apabila memiliki kualifikasi sebagai berikut.o Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau identitas lainya.o Adanya kesadaran kelompok sebagai anggota, (memiliki kesatuan persepsi).o Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau sasaran.o Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan.o Saling interaksi, berkomunikasi untuk bereaksi terhadap anggota lainnya.o Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal dalam mencapai tujuan kelompok dengan terbentuk struktur kelompok.
· Kelompok Efektif
Inilah jenis kelompok pada tingkat lanjut, yaitu berkumpulnya sekelompok orang yang didasarioleh rasa kekompakkan, orientasi pada kesamaan tujuan yang berkualitas unggul, dibatasi olehnilai-nilai perilaku yang jelas, sistematis, dan mengikat. Semua anggota mempunyai kualitas.
Empat komponen kerja tim tersebut dirumuskan dalam istilah TEAM, yaitu togetherness, emphaty, appreciate, and motivation. Mengarahkan tim anda menuju tahap Next Level berarti membangun sebuah tim yang:
8
1. Merupakan sekumpulan orang berkeahlian tinggi dan interaktif yang menggunakan ide dan motivasi dari semua anggota tim2. Menggunakan penyebaran informasi untuk membangun tingkat kepercayaan dan tanggung jawab yang tinggi3. Menggunakan batasan yang jelas untuk menciptakan kebebasan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas secara efisien4. Secara efektif menggunakan waktu dan bakat anggota dan pemimpin timnya5. Menggunakan keahlian pengelolaan diri untuk membuat keputusan tim dan menciptakan hasil yang luar biasa bagi tim, anggotanya, dan organisasinya.
CIRI-CIRI TIM KERJA YANG EFEKTIF
Sedangkan untuk memperjelas dalam memahami efektivitas tim kerja yang efektif, di bawah inijenis-jenis kategori perilaku anggota tim yang efektif. Perilaku anggota timyang efektif antara lain :1. Perilaku yang berorientasi pada tugas
o Mengambil insiatif, antara lain mengajukan pendapat, baru merumuskan dan memberi pengertian baru terhadap masalah sehingga menjadi jelas.
o Mencari informasi, antara lain meminta penjelasan terhadap apa yang diajukan, meminta tambahan informasi atau fakta/data
o Mengumpulkan pendapat, menanyakan ekspresi perasaan anggota, usul atau ide para anggota tim terhadap suatu permasalahan.
o Memberi informasi, menyajikan fakta dan memberikan kesimpulan dengan illustrasi pengalaman.
o Mencari pendapat, antara lain menanyakan pendapat atau keyakinan anggota tentangsaran, terutama yang terkait dengan nilai-nilai, bukan fakta.
o Mengolah informasi, yaitu menjelaskan, memberi contoh, menafsirkan dan menggambarkan akibat yang terjadi apabila saran dilaksanakan.
o Mengkoordinasikan, antara lain menyatukan berbagai pendapat atau saran, mengintegrasikan aktivitas anggota-anggota atau sub-sub kelompok.
o Menyimpulkan, antara lain menyimpulkan pendapat atau saran yang saling berhubungan, dan mengulang saran tersebut setelah tim selesai mendiskusikan.
9
KONFLIK
Bentuk dan sumber Konflik yang terjadi antar individu menurut Thomas dan Kilmas, disebabkan oleh:1. konflik informasional (perbedaan informasi)2. konflik persepsional (perbedaan persepsi)3. konflik peran (ketidakjelasan peran)langkah-langkah penyelesaian masalah konflik adalah:-Mengakui adanya konflik,-Mengidentifikasi Konflik-Mendengar dari berbagai sudut pandang-Bersama mengkaji cara penyelsaian konflik,-Dapat kesepakatan dan tanggung jawab menentukan solusi-Melakukan tindak lanjut untuk mengkaji solusi,
Robbins (1997) membagi team ke dalam tiga kategori, yaitu1. Problem Solving Team Merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam upaya memperbaiki produktivitas suatu organisasi. Pada problem solving team, ciri-cirinya adalah individu-individu berada pada level yang sama dalam organisasi, melakukan curah pendapat dan bekerja bersama memberikan solusi pada masalah yang khusus dan tidak ada kebebasan penuh untuk merealisasikan saran-saran mereka
2. Self Managed Work Team Pada self managed work team, tidak ada lagi model atasan bawahan, akan tetapi berganti dengan model pemberian saran dan pengimplementasian solusi dari para anggotanya.
3. Cross Functional Team Merupakan sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Pada cross functional team terdiri dari individu-individu yang membawa keahlian-keahlian khusus, talenta dan latar belakang yang berbeda ke dalam sebuah team.
10
2.2.2 Aspek-Aspek dalam Pengembangan Tim yang Efektif
1. Ukuran timBiasanya semakin besar ukuran tim maka efektivitasnya akan berkurang, oleh karena itu sebuah tim harus diusahakan dalam jumlah yang kecil guna mencapai titik optimal.2.Kemampuan anggota3. Sumber daya yang diperlukan4. Pembagian peran dan hetereogenitas5. Komitmen anggota pada tujuan6. Sasaran yang spesifik7. Sistem penilaian kinerja8.Saling percaya antar sesama anggota tim9. Pertemuan secara teratur10.Pelatihan11.Penghargaan
2.2.3 Tantangan Pengembangan TimPengembangan tim mungkin tidak mudah apabila anggota memiliki nilai-nilai individualistis yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan tim dalam sebuah organisasi harus dilakukan melalui seleksi pegawai, pelatihan untuk peningkatan skill, mengubah sikap sehingga menjadi positif terhadap keberadaan tim, dan penilaian kinerja. Hal-hal tersebut di ataslah yang menjadi tantangan bagi suatu organisasi dalam upaya mengembangkan tim agar dapat menjadi tim yang solid dan efektif. Jika perusahaan mampu melakukan hal-hal tersebut dengan baik, maka akan tercipta suatu tim yang solid dan efektif yang dapat bekerja dengan optimal dan tentunya akan dapat mewujudkan tujuan organisasi secara efektif pula.
2.3 Syarat Terbentuknya Kelompok
Suatu kelompok terbentuk dengan tidak sendiri namun ada unsur-unsur
tertentu sehingga suatu kelompok dapat terbentuk dengan adanya :
1. Setiap individu harus merupakan bagian dari kesatuan social.Setiap
anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari
keseluruhan anggota kelompok yang bersangkutan. Dan kesadaran itu
11
tumbuh dari diri anggota itu sendiri.Banyak kelompok di bentuk karena
adanya target dari LSM . tanpa melalui proses penyadaran yang sudah
diatur oleh pemerintah atau LSM. Tanpa melalui prosespenyadaran
penyadaran terlebih dahulu, masyarakat “terpaksa” ikut menjadi anggota
dengan aturan main yang sudah ditentukan oleh lembaga.Sering terjadi,
seorang petugas datang ke desa, mengajak masyarakatmembentuk kelompok
dalam tempo 1 hari, lalu meninggalkan lokasi.Masyarakat bersemangat
menjadi anggota kelompok, karena petugastersebut menjanjikan sejumlah
bantuan apabila kelompok dankepengurusnanya sudah terbentuk.
Beberapa waktu kemudian, petugasdatang kembali dan membawa bantuan
seperti yang pernah dijanjikan.Kasus ini menggambarkan bahwa kelompok
dibentuk dengan tujuan hanyauntuk menangkap bantuan berup kucuran dana
segar atau menangkappinjaman yang disalurkan oleh lembaga yang
bersangkutan. Masyarakat mau berkumpul dan menjadi anggota karena
mendengar janji petugas atau lembaganya, tanpa memahami
konsekuensinya.Mereka sering kali justru tidak paham mengenai manfaat dan
aturan pembentukan kelompok yang mendasar.Tak sedikit pula masyarakat
yang berebut menjadi pengurus karena peluang untuk memperoleh porsi
bantuan biasanya lebih besar. Biasanya, kelompok semacam ini hanya
bertahan hidup seumur jagung. Apabila proyek usai dan petugas
meninggalkan lokasi, kelompok sudah tidak aktif lagi. Buntutnya, acap kali
ditemukan pengurus yang melakukan penyelewengkan dana, sementara
masyarakat tidak lagi peduli karena tidak merasa memiliki. Pengalaman-
pengalaman pahit yang terjadidi masa-masa lalu ini sering menjadi hambatan
dalam memotivasi masyarakat untuk mau berkelompok atau membentuk
sebuah koperasi,meskipun tujuan dan kegiatannya lebih baik dan jelas.
Sepintas, model pembentukan kelompok tersebut tidak menimbulkandampak
bagi masyarakat. Namun, jika dikaji lebih jauh, ternyata adapengaruh negatif
yang muncul.Pertama, masyarakat menjadi apatisterhadap upaya-upaya
12
pembentukan kelompok. Kedua, tipisnya tingkatkepercayaan masyarakat dan
berakibat pada terhambatnya perkembangan
2. Terdapat hubungan timbal-balik di antara individu-individu yang tergabung
dalam kelompok,
3. Adanya faktor-faktor yang sama dan dapat memperat hubungan mereka
yang tergabung dalam kelompok, seperti nasib yang sama, kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, tempat tinggal yang sama, dan sebagainya,
4. Memiliki struktur atau kaidah, sehingga memiliki pola yang teratur tentang
perilaku, dan
5. bersistem dan berproses.
2.4 Tahapan Perkembangan Kelompok
Tahap pertama ( forming ) memerupakan tahap awal dimana keadaan
ketidakpastian akan tujuan, struktur dan kepemimpinan kelompok harus
dihadapi. Para anggotanya ‘menguji kedalaman air’ untuk menentukan jenis –
jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya
mulai menganggap diri mereka sebagai bagisn dari kelompok.
Tahap kedua timbulnya konflik ( stroming stage ) adalah satu dari kelompok
intra kelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi
terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok
tersebut terhadap setiap individu. Lebih jauh lagi, terhadap konflik atas siapa
yang akan mengendalikan kelompok tersebut. Ketika tahap ini selesai, terdapat
sebuah herarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompk tersebut.
Tahap ketiga normalisai ( norma stage ) merupakan hubungan yang dekat
terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini
terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap
ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi kelompok solid dan
kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi umum definisi yang benar
atas perilaku anggota.
13
Tahap keempat berkinerja ( performing ) merupakan Fase ini memperlihatkan
fungsi kelompok berjalan dengan baik dan diterima oleh anggota . Jadi di sini
energi kelompok sudah bergerak dari tahap saling mengenal dan saling mengerti
ke pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk kelompok yang relatif permanen,
fase ini merupakan fase terakhir dari fase perkembangan. Tahap kelima
pembubaran ( adjourning stage ) merupakan Fase inimerupakan fase terakhir
yang ada pada kelompok yang bersifat temporer,yang di dalamnya tidak
lagiberkenaan dengan pelaksanaan tugas – tugas tetapi dengan berakhirnya
rangkaian kegiatan.
2.5 Perbedaan Kelompok dan Tim
Kelompok dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang
sama bahkan sulit untuk dibedakan, suatu orang dapat dikatakan sebagai
kelompok apabila antara dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak
kolektif serta tidak menghasilkan energiyang positif.
Kelompok dan tim bukanlah hal yang sama dalam bagian ini kita akan
membahas mengenai perbedaan kelompok kerja dengan tim. Dalam bab
sebelumnya, kita membahas tentang pengertian kelompok serta bagian-bagian
kelompok lainya. Apabila kelompok di definisikan sebagai dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai
tujuan tertentu.Maka kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi
terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk
membantu setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk
terlibat dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Jadi
kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual
setiap anggota kelompok.Tidak ada sinergi positif yang bisa menciptakan
seluruh tingkatkinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan.
14
Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebioh
tinggi daripada jumlah masukan individual.
Definisi-definisi ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu banyak
organisasi yang akhir-akhir ini menyusun ulang proses kerja seputar tim.
Manejemen mencari sinergi positif yang memungkinkan organisasi mereka
untuk menungkatkan kinerja. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan
potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih
besar tanpa peningkatan masukan. Namun, perhatikan apa yang kita sebut
‘potensi’. Tidak ada yang dengan sendirinya membuat berbagi tim yang
memastikan pencapaian sinergi positif. Hanya semata-mata menyebut sebuah
memastikan pencapaian sinergi positif. Hanya semata-mata menyebut sebuah
kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya. Tim yang
efektif memiliki berbagai karakteristik umum. Apabila ingin mendapatkan
peningkatkan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, menejemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik.
Agar lebih memahami perbedaan antara kelompok dengan tim adalah dengan
melihat skema berikut :
15
Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan
Kelompok dan Tim berdasarkan 6 variabel yaitu : Ukuran, Seleksi,
Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Taksonomi beda lengkapnya
sebagai berikut :
2.6 Study Kasus: Dalam study Kasus kelompok kami, kami melakukan
penelitian tentang Dinamika Kelompok dan Tim dalam game Defense of
the Ancients atau disingkat DotA. Dalam game ini yang beranggotakan 5
orang dalam 1 team dan ada 2 team yang saling bertarung strategi untuk
menghancurkan Ancients atau tower inti. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dan data penelitian didapatkan dari observasi dan data
online yang berkaitan dengan DotA karena game ini adalah game online
atau multiplayer game. Umumnya dalam 1 tim dibutuhkan kekompakan
dan kerja sama kelompok yang solid untuk 1 tujuan yaitu memenangkan
game. Oleh karena itu tim tersebut membutuhkan leader atau pemimpin
yang bisa menjaga dinamika dalam tim tetap terjaga dan menghindari
16
konflik-konflik yang bisa terjadi dalam tim. Biasanya leader dipilih
berdasarkan kemampuan yang ia miliki diatas rata-rata anggota yang
adadalam tim tersebut. Idealnya dalam tim tersebut terdapat posisi atau
kedudukan atau yang biasa kita sebut role sama seperti dalam suatu
perusahaan. Yang pertama ada role Mid, role ini sangat penting karena
menurut survei yang kami lakukan 40% kemenangan dapat dilihat dari
menang tidaknya player di posisi tersebut. Posisi yang kedua adalah carry
atau pembawa item, poisisi ini juga sangat penting dalam tim kerena jika
pemain pada posisi ini gagal menjalankan tugasnya dengan baik dan
pemain carry dalam tim lawan melakukan tugasnya dengan baik maka tim
tersebut akan mengalami kesulitan untuk memenangkan game tersebut.
Yang ketiga adalah support atau lebih gampangnya disebut penyokong
dalam tim tersebut. Posisi ini beranggotakan 2 pemain, secara sederhana
tugasposisi support dalam tim adalah memastikan carry player
mendapatkan item yang dia inginkan sehingga dapat berguna ketika
terjadi pertarungan lima lawan lima dengan tim lawan. Posisi support ini
juga harus menjaga komunikasi yang baik dengan teman-temannya di tim
karena jika komukinasi kurang berjalan dengan baik maka tim tersebut
akan kesulitan memenangkan game tersebut. Dapat kita ibaratkan posisi
support ini sebagai pondasi pada bangunan, jika mereka kurang kokoh
saja maka bangunan tersebut akan hancur lebur.
17
Analisis Study kasus :
Pada Study kasus di atas dapat kita ketahui bersama bahwa dalam game juga
terdapat dinamika kelompok dan tim maka dari itu game tidak hanya memiliki
dampak negative saja tapi juga memiliki dampak positif yakni membangun kerja
sama dalam tim dan menjaga komunikasi antar individu. Dan game juga saat ini
tidak hanya di jadikan permainan semata, tapi juga menjadi media pembelajaran dan
komunikasi antar satu individu dengan individu lainnya. Dengan adanya kajian ilmiah
terhadap game, maka diharapkan medium baru ini dapat diberdayakan secara optimal.
18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
tergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.Struktur
kelompok merupakan pola interaksi yang stabil antaraanggota kelompok, yang
berkaitan dengan bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan
antaranggota, pembagian tugas dan sebagainya Kelompok sendiri terbagi atas dua
bagian yaitu kelompok formaldankelompok informal. Sehingga suatu kelompok
terbentuk dari salah satunya adalah manusia diharuskan sebagai makhluk sosial.
Proses terbentuknya kelompok sendiri dari berbagai tahapan proses. Antara
kelompok dengan tim sendiri memiliki perbedaan yang dimana tim bekerja secara
kolektif dan saling terikat sedangkan kelompok tidak.
Tujuan membentuk kelompok adalah di samping untuk menyusun kekuatan/
kesepakatan,kerjasama dan strategi dapat juga digunakan untuk pendistribusian
wewenang, pengambilankeputusan, tanggung jawab, membangun sistem komunikasi
untuk mempercepat prosespencapaian tujuan organisasi
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas terdapat kekurangan materi yang disampaikan
dikarenakan kurangnya pemahaman serta literatur yang kurang sehingga bab ini
tidak lengkap. Informasi yang terdapat pada makalah ini sendiri jangan digunakan
sebagai pedoman semata. Sehingga untuk lebih memahami tentang kelompok dan
tim dianjurkan melihat referensi yang lain dan yang lebih lengkap.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Robins.P.Stephen,PRINSIP-PRINSIP PERILAKU ORGANISASI, Erlangga,Jakarta,2002
2. Tua Effendi, Marihot.2006. Perilaku Organisasi. Bandung : Unpar Press.3. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
4. id.wikipedia.org/wiki/Timi5. Munandar.Ashar Sunyoto,PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI,
UI press, Jakarta,20016. Riyanto.Theo, KELOMPOK KERJA YANG EFEKTIF, Kanisius,
Yogjakarta, 20087. Bader.Gloria E, MENGUKUR PRESTASI TIM, Pustaka Binaman
Pressindo, Jakart, 19988. AS’AD. Moh, PSIKOLOGI INDUSTRI, Lembaga Management, Yogakarta,
1980
20