BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkankesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancamanpenyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat2010.
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau factor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang d canangkan oleh DepKes RI.
Para praktisi kesehatan senantiasa d tuntut untuk kritis terhadap setiap permasalahan kesehatan d masyarakat. Pentingnya hal tersebut karena kinerja mereka yang baik dapat diindikasikan dari lingkunggan masyarakat yang sehat. Tidak hanya praktisi kesehatan atau tenaga kesehatan saja, mahasiswa yang menemuh pendidikan d bidang kesehatan pun dituntut untuk selalu proaktif.
Keperawatan komunitas merupakan satu bekal mahasiswa untuk dipahami dan diaplikasikan d masyarakat. Berbagai upaya yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat sehat yaitu dengan menggerakan masyarakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu mahasiswa harus memiliki pemahaman kuat sebelum nantinya terjun ke lapangan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka disusunlah makalah terkait perilaku hidup bersih dan sehat ini. Dalam bab selanjutnya akan dibahas secara lebig rinci mengenai konsep dasar PHBS hingga indicatornya d masing-masing komponen masyarakat.
A. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?
2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?
5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?
6. Bagaimana Cara Memperoleh Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
7. Apa Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
B. Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini, ialah untuk mengetahui dan memahami konsep dasar serta aplikasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).4. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).5. Untuk mengetahui manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS).6. Untuk mengetahui cara memperoleh data perilaku hidup bersih dan sehat (phbs)7. Untuk mengetahui indikator perilaku hidup bersih dan sehat (phbs)?
C. Manfaat
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
D. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas serta dari media elektronik yaitu internet.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Komponen Terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
2. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3. Tatanan
Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.
4. Kabupaten Sehat / Kota Sehat
Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan, kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri.
B. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Sehat
Beberapa definisi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antar lain:
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
Indikator Positif
1) Status Gizi
2) Tingkat Pendapatan
Indikator Negatif
1) Mortalitas (Angka Kematian)
2) Morbiditas (Angka Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995).
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh:
1. Nilai2. Sikap3. Penidikan/Pengetahuan
Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa pengertian PHBS, yaitu:
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
PHBS ialah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
C. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yangtadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah tangga.
Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kotadibidang kesehatan.
Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
D. Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :
1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahun menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development).
2. Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk
mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam
Bina Suasana, yaitu :
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat Umum
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.
E. Manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun\ keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sector terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi menejemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :
Kerangka Konsep Manajemen PHBS
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Penggerakkan dan Pelaksanaan
d. Pemantauan
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah. Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan, Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih, yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.
Dalam setiap tahapan Manajemen tersebut petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu sendiri. Secara singkat, tahapan Manajemen PHBS di Puskesmas/Desa/Keluarahan dan luarannya adalah sebagai berikut :
Tahap Manajemen Luaran Pengkajian
• Pengkajian masalah kesehatan
• Pengkajian masalah PHBS
• Pemetaan wilayah
• Pengkajian sumber daya
10 penyakit terbanyak, pemetaan masalah PHBS pada tiap tatanan, masalah strata kesehatan tatanan dan ketersediaan sumber daya ,Perencanaan Rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan. Penggerakan dan Pelaksanaan Daftar kegiatan dan penanggung jawab masing-masing kegiatan dan intervensi masalah PHBS terpilih, Pemantauan dan Penilaian Evaluasi dan penilaian hasil kegiatan melalui kunjungan rumah
F. Cara Memperoleh Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menggunakan sumber data yang sudah tersedia seperti
SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)
SDKI (Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia)
SAKERTI (Survai Kehidupan Rumah Tangga Indonesia)
SURKESNAS (Survai Kesehatan Nasional)
SEM (Studi Evaluasi Manfaat), dll.
Sampel data tersebut di ambil sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota saja. Oleh karena itu, daerah dapat mengembangkan survai cepat PHBS dari tingkat
kabupaten/kota sampai tingkat desa dengan metode sampel WHO yaitu 210
KK/kabupaten/kota, sehingga tingkat akurasi dan penajaman permasalahan dapat diperoleh.
Mengembangkan survai khusus, apabila ingin memperoleh data yang khusus seperti survai PBHS balk kuantitatif maupun kualitatif sesuai perilaku lainnya.
Menggunakan laporan yang sudah ada.
G. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / wilayah
1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu:
1. Persentase penduduk tidak merokok.2. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.3. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.
Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional (Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menj adi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kankerparu-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba.
Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun.Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.
2. Indikator Lokal Spesifik
Yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.
Ada 16 indikator yang dapat digunakan uttuk rnengukur perilaku sehat sebagai berikut :
1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.3. Pasangan usia subur (PUS ) memakai alat KB.4. Balita ditimbang.5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.6. Bayi di imunisasi lengkap.7. Penduduk minum air bersih yang masak.8. Penduduk mengaiuiakan jamban sehat.9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.11. Penduduk tidak menggunakan napza.
12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.13. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan, SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri).14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala un mengukur hipertensi.15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah kesehatan yang
ada didaerah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
B. Saran
Sebagai Mahasiswa keperawatan yang akan memberi asuhan langsung ke masayarakat baik sebagai mahasiswa kesehatan maupun sebagai staff pemberi pelayananan nantinya, sebaiknya lebih membekali diri dengan konsep-konsep keperawatan komunitas,khususnya upaya promosi kesehatan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, agar nantinya kita sebagai mahasiswa mempunyai bekal konsep komunitas yang kuat saat menghadapi masyarakat. Selain itu, mahasiswa maupun pemberi pelayanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perlu diberi informasi mengenai pentingnya menerapakan Perilaku Hidup bersih dan sehat secara komperhensif dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan .Departemen Kesehatan RI Tahun 2004
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005
Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan. Kesehatan Masyarakat Tahun 2000/2001
DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI .
Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 15 Maret 2012)
TUGAS MAKALAH TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
OLEH
DION WAHYUWIGUNA
1311411030
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2015