Komunikasi dan Empati Dokter-Pasien
ARLYN STEPHANY TUMIMOMOR
102015015 // D2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
I. Pendahuluan
1.1 latar belakang
Setiap dokter baik yang bekerja di sebuah puskesmas atau di sebuah rumah sakit haruslah
mempunyai cara komunikasi yang baik kepada pasiennya. Di zaman yang modern ini tak
jarang para dokter tidak berkomunikasi dengan pasiennya secara baik dan benar, kebanyakan
dokter tidak mau mendengarkan pasiennya secara aktif, tak jarang seorang dokter akan
merasa kesal atau risih untuk mendengar keluh kesah seorang pasien, padahal sebenarnya
pasien datang kepada seorang dokter itu untuk meminta sebuah konsultasi mengenai
penyakitnya dan bukan hanya datang untuk didiagnosis secara langsung. Oleh sebab itu
kiranya setiap mahasiswa fakultas kedokteran mengetahui pentingnya komunikasi yang baik
dan benar kepada pasien.
1.2 Kasus
Seorang perempuan 45 tahun datang Berobat ke dokter dengan banyak keluhan sering
pusing,sering sakit perut,sering lemas. Dokter kesal karena pasien tersebut banyak keluhan
dan mengemukakan keluhan tersebut secara kekanak-kanakan.
1.3 Rumusan masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam kasus diatas adalah Pasien banyak keluhan yang
diungkapkan dengan cara terlalu kekanak-kanakan.
1.4 Analisis Masalah
Komunikasi antara dokter dan pasien :
Sifat : - Simpati
- Empati
- Tulus
- Sabar
- Confidence
Analisa transaksional ( State antara Dokter dan Pasien )
Komunikasi verbal dan non verbal
1.5 Hipotesis
Dokter harus berusaha untuk menaikkan state pasien
1.6 Sasaran pembelajaran
o Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi antara dokter dan pasien
o Mahasiswa mampu mengetahui analisa transaksional
o Mahasiswa mampu mengetahui komunikasi verbal dan non verbal.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin
communicato, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.1 Menurut Azwar (1996);
komunikasi diartikan sebagai bentuk pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka
menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan baik antara
individu dan orang lain.2 Komunikasi terbagi atas enam unsur,yakni sumber,pesan, media,
sasaran, umpan balik dan akibat.2 Komunikasi yang efektif dapat mempengaruhi emosi
pasien untuk mengambil keputusan mengenai rencana tindakan selanjutnya,sedangkan
komunikasi yang tidak efektif malahan akan mengundang masalah.3Dalam komunikasi
sendiri terdapat dua jenis komunikasi,yaitu ;
1. Komunikasi Verbal
2. Komunikasi non verbal
2.2 Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang dilakukan melalui ucapan lisan termasuk
penggunaan tulisan.4 Sifat komunikasi verbal adalah nada suara,sifat kata.4 Penggunaan nada
suara ketika kita sedang berbicara haruslah diperhatikan,kita tidak boleh menggunakan kata-
kata yang bisa menyinggung pasien. Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi
yag tidak menggunakan ucapan lisan maupun tertulis, komunikasi ini lebih mengarah ke
gerak tubuh manusia.
2.3 Komunikasi Dokter Pasien
Dalam dunia kedokteran komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting,mengingat
ketika kita mewawancarai pasien atau sedang melakukan anamnesis. Komunikasi yang
efektif juga dipergunakan dalam menyampaikan anjuran-anjuran untuk kepentingan
pasien,sehingga pasien pun akan menuruti anjuran tersebut demi kebaikkanya sendiri.
Komunikasi dokter-pasien tidak lagi seperti dulu, yang diwarnai oleh superioritas dokter
dan inferioritas pasien.4 Dalam komunikasi antara Dokter Pasien,hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Empati
Empati didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres
emosional orang lain. Empati memiliki hubungan yang sangat erat dengan
komunikasi, karena empati merupakan dasar dari komunikasi efektif. Menurut Lukas
Mangindaan(2008), “Empati = Menerima orang lain sebagaimana adanya” dan “Dasar
empati adalah kasih sayang yang bersifat tanpa pamrih terhadap sesama manusia.”6
2. Tulus
Sifat yang tulus merupakan salah satu hal yang peru dalam komunikasi antara dokter
dan pasien,karena jika dokter tidak melakukan segala sesuatunya dengan tulus, dia
tidak akan mengerti perasaan pasien,dia akan merasa direpotkan,dia akan tidak
merasa senang.
3. Sabar
Seorang dokter harus sabar dalam menangani pasiennya. Jika seorang dokter tidak
sabar,ketika dia melakukan sebuah anamnesa dia akan terburu-buru dan mungkin saja
akan melewatkan sebuah informasi penting dari pasien, dan jika seorang dokter juga
tidak mempunyai kesabaran dia akan menimbulkan sebuah situasi yang tidak nyaman
bagi pasiennya.
4. Simpati
Simpati merupakan hal yang dibutuhkan oleh seorang dokter ketika berhadapan
dengan seorang pasien,sang dokter boleh merasakan sedih atau gembira yang dialami
oleh pasien,tetapi perasaan simpati ini tidak boleh berlebihan.
5. Confidence
Confidence atau kepercayaan diri,hal ini adalah salah satu hal yang dibutuhkan dalam
komunikasi dokter pasien. Seorang dokter ketika menyampaikan sebuah diagnosa
atau anjuran-anjuran untuk pasiennya,ia harus terlihat percaya diri,agar pasien juga
merasa nyaman dan ingin mengikuti saran atau anjuran yang diberika sang dokter.
6. Kooperatif
Kooperatif adalah salah satu penampila yang harus ditunjukkan dokter kepada pasien.
Jika dokter bersifat kooperatif atau mengerti kebutuhan pasien,pasien dan dokter
sama-sama akan merasa nyaman. Suasana nyaman dimana sang pasien akan menuruti
keinginan dokter untuk tetap melaksanakan pengobatannya,dan pasien pun akan
merasa nyaman jika keinginannya dipenuhi oleh sang dokter.
2.4 Analisa Transaksional
Analisa transaksional pertama kali ditemukan pada pertengahan abad 1950-an,ketika
salah seorang pasien dari Eric Berne mengaku bahwa dia hanyalah seorang anak laki-
laki kecil dibandingkan seorang pengacara. Hal ini mengarah kepada analisa
transaksional yang mengarah kepada analisis struktural dan tahapan ego ( tahapan
mental dan ego ). Dalam hal ini terdapat 3 state yang dimiliki oleh manusia, yaitu
Orang tua, Dewasa, Anak-anak. State orang tua,dimana orang tersebut berperilaku
layaknya orang tua. State kedua adalah orang dewasa, masa kematangan dimana
seseorang menghadapi dan menghargai otonomi realitas,atau menghadapi dunia apa
adanya. Lalu yang terakhir adalah state anak-anak,masa menyerupai seorang
anak,atau masa dimana muncul perilaku kekanak-kanakan,atau tindakan arkais.7
Untuk menentukan penampilan mana yang sedang memperlihatkan diri,kita memakai
Analisa Struktur, sedangkan untuk mencoba menganalisa komunikasi yang terjadi
dalam hubungan sosial disebut Analisa Transaksi.7 Sebuah komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang terjadi antara tahap dewasa dan dewasa, jika terjadi sebuah
perbincangan dengan sebuah state yang berbeda makan pembicaraan tersebut tidak
akan berjalan dengan lacar. Oleh sebab itulah seorang dokter harus tahu untuk
menyeimbangkan state tersebut agar bisa terjadi sebuah komunikasi yang nyaman.
2.5 Pembahasan
Seorang dokter harusnya sudah mengetahui tentang analisa transaksional ketika sang
ibu mengeluhkan penyakitnya dengan cara kenak-kanakan, dan sang dokter berusaha
untuk menaikkan state sang ibu dari stat anak-anak menjadi state dewasa,bukannya
menunjukkan sebuah kekesalan terhadap sang ibu, sebab yang dibutuhkan oleh ibu
tersebut sang pasien hanya ingin diberikan sebuah rasa diterima dan dipedulikan dari
sang dokter,ketika dokter sudah memberikan perasaan itu, sang pasien juga dengan
sendirinya ketika diajak untuk berdiskusi mengenai penyakit yang dideritanya akan
bersikap kooperatif dan statenya akan naik.
KESIMPULAN
Dari kasus diatas bisa disimpulkan bahwa sang dokter tidak melakukan sebuah komunikasi
yang baik dengan pasiennya, dimulai dari merasa kesal terhadap pasiennya yang mengadu
secara kekanak-kanakan,dan sang dokter tidak menerapkan analisa transaksional dimana dia
tidak berusaha untuk menyetarakan statenya dengan pasien.
Daftar pustaka
1. Komunika vol 9 no.2,2006: Lipi,h.22
2. Maulana,Heri D.J.2009. Promosi Kesehatan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.h.93
3. Maulana,Heri D.J.2009 Promosi Kesehatan.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC.h.93
4. Prawirohario,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta;PT Bina Pustaka.h.37
5. Asnawi,Evalina.2015.komunikasi dan empati.Jakarta.Fakultas kedokteran universitas
kristen krida wacana.h12
6. Baron,Byrne,Psikologi Sosial.Ed.2.Jakarta;Erlangga h.111
7. Naisaban,Ladislaus.Para Psikolog Terkemuka Dunia.Grasindo.h.46
Top Related