LAPORAN MODUL IV
Dasar Bioetika Kedokteran
KELOMPOK 4 :
1. Fitri2. Hermansyah3. Muhammad Reza4. Muhammad Aslam5. Revyda Mazaya6. Sherly Lyastianta Ginting7. Yuliatika C.8. Zurtia Parsi
PRODI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS BATAM
2011
Bab I
PendahuluanLATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui, mahasiswa kedokteran tentunya harus mengetahui
proses-proses yang ada di dalam tubuh kita secara fisiologis. Disamping dari
pentingnya pembahasan tentang fisiologi untuk pengetahuan kita sebagai calon
dokter kita juga perlu menguasainya untuk mempermudah kita menguasai bab-
bab berikutnya. Masalah yang sering dijumpai oleh mahasiswa kedokteran lainya
adalah tentang penguasaan anatomi histologi dan biokimia yang biasanya berupa
hafalan yang memerlukan daya ingat yang bagus.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa bab diantaranya tentang
anatomi dan fisiologi dari sistem pencernaan. Teori-teori ini merupakan beberapa
materi-materi yang penting untuk dimengerti agar lebih mudah memahami bab-
bab berikutnya. Bahan-bahan didalamnya diperoleh dari proses tutorial yang telah
kelompok kami buat serta berisi materi-materi yang telah kami bahas bersama.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana embriologi dari digestive system ?
Jelaskan anatomi dan histologi dari digestive system ?
Jelaskan mekanisme digestive system ?
Bagaimanan proses pencernaan ?
Apa saja enzim yang berperan di dalam digestive system ?
Bagaimana pengaturan dari digestive system ?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencerna makanan ?
Apa peranan serat di dalam digestive system ?
Apa saja gerakan didalam digestive system ?
Bagaimanan kandungan hasil akhir dari pencernaan ?
Bagaimana proses defekasi ?
Bagaimana proses pembentukan feses ?
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa
Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya bagi mahasiswa
S1 kedokteran mengenai digestive system
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses keperawatan pada pasien dengan
masalah digestive system
MANFAAT
Penulisan makalah ini mempunyai manfaat yaitu agar pembaca bisa lebih
mengerti mengenai Digestive system dari segi anatomi, histologi serta
fisiologinya terutama untuk mahasiswa kedokteran.
Daftar IsiBAB I
Pendahuluan ................................................................. 2
Daftar Isi ................................................................. 4
BAB II
Seven Jump ................................................................. 5
Skenario
Kata sulit
Kata kunci
Key problem
Pertanyaan
Tujuan pembelajaran
Mind map
BAB III
Embriologi ................................................................. 8
Anatomi dan histologi ................................................................. 12
Mekanisme sistem ................................................................. 14
Proses pencernaan ................................................................. 15
Pengaturan ................................................................. 15
Peran serat ................................................................. 17
Gerakan dalam pencernaan ................................................................ 17
Proses pembentukan feses ................................................................. 18
Daftar pustaka ................................................................. 20
BAB II
SEVEN JUMP
NASIB MAKANAN
SKENARIO
Bambang, umur 20 tahun mengeluh BAB-nya tidak lancar sejak 1 minggu yang
lalu, sebelumnya Bambang merasa BAB-nya tidak ada masalah. Akhirnya
Bambang menemui pamannya yang berprofesi sebagai dokter dan menceritakan
tentang keluhan yang dialaminya. Sang paman bertanya kepada Bambang tentang
bagaimana pola makanan sehari-harinya, apakah cukup serat, air, dan apakah
Bambang sering mengkonsumsi makanan yang pedas. Setelah mendapat
penjelasan yang singkat dari sang paman, Bambang masih penasaran mengenai
perjalanan dan nasib makanan yang ada di dalam tubuhnya. Bagaimana anda
menjelaskan nasib makanan ditubuh Bambang secara normal ?
KATA SULIT :
Serat : merupakan berbagai substansi yang terdiri dari karbohidrat
kompleks.
KATA KUNCI :
1. Bambang, berumur 20 tahun.
2. BAB-nya tidak lancar sejak 1 minggu lalu.
3. Pola makan sehari-hari yang tidak normal.
4. Bambang ingin tahu tentang perjalanan dan nasib makanannya di
dalam tubuh.
KEY PROBLEM :
Bambang, 20 tahun mengalami gangguan BAB yang tidak lancar.
PERTANYAAN :
1. Bagaimana embriologi dari digestive system ?
2. Jelaskan anatomi dan histologi dari digestive system ?
3. Jelaskan mekanisme digestive system ?
4. Bagaimanan proses pencernaan ?
5. Apa saja enzim yang berperan di dalam digestive system ?
6. Bagaimana pengaturan dari digestive system ?
7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencerna makanan ?
8. Apa peranan serat di dalam digestive system ?
9. Apa saja gerakan didalam digestive system ?
10. Bagaimanan kandungan hasil akhir dari pencernaan ?
11. Bagaimana proses defekasi ?
12. Bagaimana proses pembentukan feses ?
TUJUAN PEMBELAJARAN :
A. TUJUAN UMUM :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai digestive system.
B. TUJUAN KHUSUS :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai anatomi dari digestive
system.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai histologi dari digestive
system.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai mekanisme dari
digestive system.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai proses digestive.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai pengaturan digestive
system.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai gerakan pada digestive
system.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai proses pembentukan
feses.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai kandungan dari hasil
akhir digestive.
MIND MAP :
DIGESTIVE
SYSTEM
Anatomi
HistologiEmbriolog
i
Pengaturan
Mekanisme
Waktu Proses
Mekanik
Kimiawi
Enzim
Pembentukan feses
Hasil akhir
BAB IIPEMBAHASAN
DIGESTIVE SYSTEM
I. Susunan embriologi pencernaanAwal pembentukan organ gastro intestinal. Perkembangan dari organ
gastrointestinal dibagi menjadi empat bagian, yaitu :Usus faringeal / faring : yang membentang dari membran bukofaringeal menuju ke divertikulum trakeobronkialis. Usus depan : terletak di sebelah kaudal tabung faring , dan membentang ke kaudal menuju ke tunas hati. Usus tengah : mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan sampai ke titik kedudukannya , pada orang dewasa pertemuan 2/3 kanan dan 1/3 kiri kolon transversum.Usus belakang : membentang dari 1/3 kiri kolon transversum hingga ke membran kloakalis.
MesentriumBagian tubuh usus dan turunannya digantung dari dorsal dan ventral dinding
tubuh oleh mesentrium. Mesentrium adalah suatu lapisan ganda peritoneum yang membungkus suatu organ dan menghubungkannya dengan dinding tubuh. Organ-organ seperti itu disebut organ intraperitoneal, sedangkan organ-organ yang terletak menempel di dinding tubuh posterior dan dibungkus oleh peritoneum di permukaan anteriornya saja (misalnya ginjal) disebut organ retroperitoneal. Ligamentum peritoneum merupakan lapisan peritoneum (mesentrium) dua lapisan yang berjalan dari satu organ ke dinding tubuh. Mesentrium dan ligamentum menjadi jalur untuk pembuluh darah, saraf, dan getah bening ke dan dari visera abdomen.
Usus depan (OESOFAGUS)Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum
respiratorium (tunas paru) nampak di dinding ventral usus depan, di perbatasan dengan faring (gambar 1). Divertikulum ini berangsur-angsur terpisah dari bagian dorsal usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal sebagai septum
esofagotrakealis(gambar 2). Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernapasan dan bagian dorsal, yaitu esofagus.
Gambar 1
Gambar 2
Pada mulanya esofagus itu pendek (gambar 1.A), tetapi karena jantung dan paru-paru bergerak turun, bagian ini memanjang dengan cepat (gambar 1.B).
LAMBUNGLambung tampak sebagai pelebaran usus depan (gambar 3) . Pada
minggu-minggu berikutnya bentuk dan kedudukannya banyak berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai bagian dindingnya, dan
perubahan kedudukan alat-alat di sekitarnya.
gambar 3
Perkembangan lambung dari 30 hari hingga 35 hari.
Gambar 4
DUODENUMBagian saluran usus ini dibentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian
sefalik usus tengah (gambar 1). Ketika lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf C dan memutar ke kanan. Perputaran ini, bersama-sama dengan tumbuhnya kaput pankreas, menyebabkan duodenum membelok dari posisi tengahnya yang semula ke arah sisi kiri rongga abdomen. Duodenum dan kaput pankreas ditekan ke dinding dorsal badan, dan permukaan kanan mesoduodenum dorsal menyatu dengan peritoneum yang ada di dekatnya.
Gambar 1.A embrio 25hari B embrio 32 hari
Gambar 5 embrio yang agak lebih tua. Perhatikan ligamentum falsiformis yang menjulur di antara hati dan dinding abdomen depan dan omentum minus yang berjalan diantara hati dan usus depan (lambung dan duodenum).
Usus tengahPada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding dorsal perut . Usus belakang Usus belakang membentuk sepertiga distal kolon transversum, kolon desendens, sigmoid, rektum, bagian atas kanalis ani. Bagian akhir usus belakang ini bermuara ke dalam kloaka, suatu rongga yang dilapisi endoderm yang berhubungan langsung dengan ektoderm permukaan. Daerah pertemuan antara endoderm dan ektoderm membentuk membran kloaka (gambar 6).
Gambar 6
Pembagian nama-nama didalam embrio sistem pencernaan :
II. Anatomi dan histologi sistem pencernaan1. Cavum Oris (Rongga mulut )Pada s aa t makanan masuk keda l am cavum o r i s , b i b i r
mempunya i f ungs i spesifik yaitu sebagai pembantu untuk memperoleh, mengarahkan serta menampung makanan. Di dalam cavum oris, makanan mengalami 2 perlakuan yaitu :
• Pencernaan secara mekanik (mengunyah) : dengan gigi ( umumnya 33 ka l i ) ,
Embryonic Inner Ear
Occipital myotomes
Cervical myotomes
Thoracic myotomes
Lumbar myotomes
Sacral myotomes
•P e n g u n y a h a n
k i m i a : d e n g a n b a n t u a n e n z i m d a r i
g l a n d u l a / kelenjar pencernaan.
Dimana kelenjar pencernaan menghasilkan enzim amilase yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi amilum.alam cavum oris juga terdapat lidah yang berfungsi sebagai pengecap.
Setelah itu bolus terdorong ke arah posterior dari lidah dan secara otomatis
bo lu s akan t e rdo rong un tuk memasuk i f a r i ng . D i da l am cavum o r i s j uga terdapat kelenjar pencernaan seperti yang sudah disebutkan diatas secara lengkap yaitu :
2. Glandula glands
Glandula salivares majores:1. Glandula parotidea2. Glandula sublingualis3. Glandula submandibularis
Glandula salivares minores:1.Glandula Labiale2.Glandula Buccales3.Glandula Lingualis4.Glandula palatini
3. OesophagusMerupakan saluran muskuler dengan panjang 25 cm dibagi menjadi 2 bagian:
1. Pars torachalis oesophagei2. Pars abdominalis oesophagus dengan panjang 1,5 – 2,5 cm
berbentuk seperti pyramid. Bagian distal berhubungan dengan gaster / ventriculus dihubungkan oleh junction oesophagogastrica ( junction =sambungan ) dan ada juga sphincter oesophagus.
4. Gaster / ventriculus
Merupakan saluran pencernaan setelah oesophagus berfungsi untuk mencerna bolus secara mekanik menggunakan gerak peristaltik gaster dan kimiawi (mengeluarkan enzim pencernaan seperti lipase, peptin, HCl). Makanan yang telah dicerna berjalan menuju duodenum dinamakan kimus. Tingkat keenceren kimus tergantung pada jumlah zat yang dimakan, air dan sekresi lambung. Di dalam lambung memiliki fungsi motorik sebagai tempat penyimpanan makanan, pencampuran makanan, dan pengosongan kimus dilambung.
5. Usus halus (Intestineum Tenue)
Fungsi : digesti dan absorbsi (terutama di jejenum)1. Duodenum:
Bentuk U, panjang ± 24cm
2. Jejenum Jejenum: kosong, dinding tebal, lebih vasculer, sebagian besar dir. umbilicalis
3. IleumIleum : dinding lebih tipis, vascularisasi sedikit, r. hypogastrica –pelvis
4. ColonColon terdiri dari 4
bagian yaitu :1. Colon ascendens
: 12-20cm, valva ileocecalis – flexura coli dextra
2. Colon transversum : 40 - 50cm, paling besar. 3. Colon descendens 4. Colon sigmoideum
III. Mekanisme sistem pencernaan
Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi, lambung, dan usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan merupakan pencernaan mekanik. Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).
Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan. Secara umum enzim memiliki sifat bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.
IV. Proses PencernaanProses Pencernaan manusia
Makanan masuk kedalam mulut bercampur dengan ludah membentuk bolus, bolus didorong kebelakang kedalam faring
Rangsangan saraf sensorik dalam faring menimbulkan reflek menelan yang tidak disadari.
Laring terangkat, epiglotis mencegah makanan masuk kedalam laring Kemudian bolus turun dari faring ke esophagus dengan gelombang
peristaltik akan mendorong bolus ke lambungMakanan di Lambung
Kontraksi halus dinding lambung mencampurkan makanan dengan getah lambung (asam lambung).
Dimana dinding otot lambung lebih kuat di region pylorus, dan gelombang peristaltik di bagian ini melontarkan sebagian kecil isi lambung secara berkala melalui sphincter pylorus ke dalam duodenum dan usus halus, dan makanan itu akan berbentuk chyme.
Makanan di Duodenum Dalam duodenum makanan chyme bertemu dengan getah
pancreas dan empedu dari hati Kemudian masuk ke dalam usus halus, di dalam usus halus
chyme akan tercampur dengan getah usus melalui gerakan pendulum dan segmental
Pendulum adalah gerakan memanjang dan memendek pada usus secara bergantian
Segmental adalah gerakan yang menyebabkan usus terbagi dalam bagian-bagian akibat sederet kontraksi dan relaksasi
Penyerapan : Setelah itu makanan akan diserap dan diedarkan keseluruh tubuh
yang membutuhkan Sisa makanan yang tidak diserap akan mengalir melalui
katubileosekal dari usus halus ke usus besar yang terdiri atas sekum – kolon asenden – transversum dan desenden – kolon sigmoid – rectum – saluran anus.
V. Pengaturan Sistem PencernaanTraktus gastrointestinal memiliki system persarafan sendiri yang disebut
system saraf enteric. System ini seluruhnya terletak di dinding usus, mulai dari esofagus dan memanjang sampai ke anus. Jumlah neuron pada system enteric ini sekitar 100 juta dan system saraf enteric sangat penting dalam mengatur fungsi pergerakan dan sekresi gastrointestinal.
Pengaturan Otonom Traktus Gastrointestinal1. Persarafan ParasimpatisRangsangan dari saraf parasimpatis ke seluruh saluran pencernaan dapat
meningkatkan laju kecepatan sekresi kelenjar pencernaan, sehingga menimbulkan peningkatan umum dari aktivitas seluruh system saraf enterik . Hal ini kemudian akan memperkuat aktivitas sebagian besar fungsi gastrointestinal.
2. Persarafan simpatisPada umumnya perangsangan system saraf simpatis menghambat
aktivitas traktus gastrointestinal, serta menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang ditimbulkan oleh sistem parasimpatis.
Perangsangan yang kuat pada sistem simpatis dapat menginhibisi (penghambatan suatu proses) pergerakan motor usus begitu hebat sehingga benar-benar dapat menghentikan pergerakan makanan melalui traktus gastrointestinal.
Pengaturan Hormon Terhadap Motilitas Gastrointestinal
Motilitas: kemampuan bergerak secara spontan .
Hormon-hormon yang penting:1. Gastrin
Kerja utama gastrin adalah perangsangan sekresi asam lambung dan perangsangan pertumbuhan mukosa lambung.
2. KolesistokininHormon ini menimbulkan kontraksi kuat kandung empedu,
mengeluarkan empedu ke dalam usus halus, tempat empedu kemudian memainkan peranan penting dalam mengemulsifikasikan zat lemak, sehingga zat lemak tersebut dapat dicerna dan diabsorbsi. Kolesistokinin juga menghambat kontraksi lambung secara sedang, karena pada saat yang bersamaan ketika hormon ini menyebabkan pengosongan kantung empedu, hormon ini juga memperlambat pengosongan makanan dari lambung untuk memberi cukup waktu supaya terjadi pencernaan lemak di traktus intestinal bagian atas.
3. SekretinSekretin mempunyai efek penghambatan yang ringan terhadap motilitas
traktus gastrointestinal dan bekerja membantu sekresi bikarbonat pankreas yang selanjutnya membantu menetralisir asam di dalam usus halus. 4. Peptida penghambat asam lambung,
Peptide mempunyai efek yang ringan dalam menurunkan aktivitas motorik lambung dan karena itu memperlambat pengosongan isi lambung ke dalam duodenum ketika bagian atas usus halus sudah sangat penuh dengan produk makanan.
5. MotilinMotilin disekresikan oleh duodenum bagian atas selama puasa, dan satu-
satunya fungsi hormon ini adalah meningkatkan motilitas gastrointestinal.
VI. Peran serat di dalam Sistem PencernaanFungsi Serat :
Hanya di jumpai pada makanan yg berasal dari tumbuhan seperti sayur, buah-buahan dan biji-bijian serat makanan terdiri dari polisakarida atau karbohidrat kompleks, misalnya selulosa dan zat zat lain yg menyusun sel dinding tumbuhan. Di dalam saluran pencernaan serat tidak dapat di cerna,karna di dalam tubuh manusia tdk di lengkapi enzim yg dapat mencerna serat. Oleh karna itu serat tidak banyak memberikan nilai gizi bagi tubuh, akan tetapi ternyata serat memberikan fungsi bagi tubuh.
Fungsi serat bagi tubuha) Serat merangsang aktifitas saluran usus secara normal dalam mengelurkan
kotoran,b) Membantu menurunkan berat badan,c) Serat makanan dalam jumlah yang cukup dapat melindungi tubuh dari
penyakit usus besar seperti; kanker usus, wasir, infeksi usus buntu dan radang perut,
d) Dapat menghidarkan adanya endapan lemak didinding pembulu darah arteri sebelah dalam.
VII. Gerakan di dalam Sistem PencernaanGERAKAN PROPULSIF – PERISTALTIK
Gerakan propulsif (mendorong) dasar dari traktus gastrointestinal adalah peristaltik. Suatu cincin kontraksi timbul di sekitar usus dan kemudian bergerak maju. Hal ini analog dengan meletakkan jari-jari seseorang mengelilingi sebuah tabung tipis yang teregang dan kemudian mengontriksikan jari-jari tersebut dan menggesernya maju sepanjang tabung. Setiap bahan yang terletak di depan cincin kontraksi akan terdorong kedepan .
Peristaltik merupakan sifat yang dimiliki banyak tabung otot polos sinistium, perangsang pada titik manapun dalam usus dapat menyebabkan munculnya cincin kontraksi dalam otot sirkular, dan cincin kemudian menjalar sepanjang tabung usus. (Peristaltik juga terjadi ini di dalam duktus biliaris, duktus kelenjar, ureter, dan banyak tabung otot polos lain dalam tubuh).
Rangsangan umum untuk peristaltik usus adalah distensi usus, yaitu bila sejumlah besar makanan terkumpul pada titik mana pun dalam usus,peregang dinding usus akan merangsang sistem saraf enterik untuk menimbulkan kontraksi dinding usus 2 sampai 3 cm di belakang titik tersebut,dan timbul sebuah cincin kontraksi yang menimbulkan gerakan peristaltik. Rangsangan lain yang dapat menimbulkan peristaltik antara lain iritasi kimiawi atau fisis pada epitel yang melapisi usus . Juga sinyal saraf parasimpatis yang kuat ke usus akan menimbulkan peristaltik kuat.
GERAKAN MENCAMPUR
Gerakan mencampur berbeda pada berbagai bagian saluran pencernaan. Pada beberapa tempat, kontraksi peristaltik sendiri menyebabkan sebagian besar pencampuran. Hal ini khususnya terjadi bila pergerakan maju isi usus dihambat oleh sebuah sfighter, sehingga gelombang peristaltik kemudian hanya dapat mengaduk isi usus, dan bukan mendorongnya kedepan. Pada saat lain, kontraksi konstriktif intermiten lokal terjadi setiap beberapa cm dalam dinding usus. Kontraksi ini biasanya berlangsung hanya 5 sampai 30 detik, kemudian kontriksi yang baru akan timbul pada tempat lain dalam usus, jadi proses mencacah dan memotong isi usus pertama kali disini dan kemudian di tempat lain. Gerakan peristaltik dan konstriktif dimodifikasi dalam berbagai bagian traktus gastrointestinal untuk mendorong dan mencampur dengan baik.
VIII. Proses Pembentukan Feses
Komposisi FesesFeses terdiri dari tiga perempat air dan seperempat bahan-bahan padat yang
tersusun atas 30 persen bakteri mati, 10 sampai 20 persen lemak, 10 sampai 20 persen bahan inorganic, 2 sampai 3 persen protein, dan 30 persen serat-serat makanan yang tidak dicerna dan unsur-unsur kering dari getah pencernaan, seperti pigmen empedu dan sel-sel epitel yang terlepas. Warna coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin, yang berasal dari bilirubin. Bau feses terutama disebabkan oleh produk kerja bakteri. Produk ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya, bergantung pada flora bakteri kolon masing-masing orang dan pada jenis makanan yang dimakan.
Table dibawah ini menunjukan komposisi feses :
ileum
Flexura
Coli Dextr
a
Sekum
Katup
ileosekal
Fleksura Coli
Sinistra
Kolon
Sigmoid
Rektum
Anus
Proses Pembentukan FesesKira-kira 1500 mililiter kimus normal melewati katup ileosekal ke dalam
usus besar setiap harinya. Di dalam kolon, kimus tersebut akan diabsorpsi. Zat-zat yang bisa diabsorpsi antara lain, air dan ion-ion seperti natrium dan klorida.Di dalam kolon juga terdapat peran bakteri khususnya basil kolon. Bakteri-bakteri ini mampu mencerna sebagian kecil selulosa dan menghasilkan zat-zat lain yang terbentuk sebagai akibat dari aktivitas bakteri, seperti vitamin K, vitamin B12, tiamin, riboflavin dan bermacam-macam gas yang menyebabkan flatus di dalam kolon, khususnya karbondioksida, gas hydrogen dan metana.
Berikut adalah perjalanan
kimus dari ileum sampai menjadi feses :
Daftar PustakaGuyton & Hall , Sistem pencernaan
Buku ajar Fisiologi kedokteran Edisi 7 bagian II Guyton , Sistem pencernaan
Embriologi Kedokteran LANGMAN
Anatomi & Fisiologi Scanlon