BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, Seperti yang telah kita ketahui, bahwa : Pada hakekatnya merupakan
makhluk ciptaan Allah swt yang sangat sempurna dibandingkan dengan Makhluk
ciptaan-Nya yang lain, mengapa demikian ? karena, sebagaimana Firman Allah dalam
surat Al- Mu’minuun ayat 12-14 Yang berbunyi :
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim) (13) . Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu kami jadikan tulang benulang, lalu tulang benulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan di Makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah
Allah, pencipta Yang Paling Baik(14)
Perkembangan Manusia dapat kita kaji lebih dalam melalui Ilmu Psikologi,
khususnya Psikologi perkembangan, tetapi sebelum penulis menjelaskan lebih rinci
mengenai topik makalah yang penulis buat ada baiknya terlebih dahulu kita ketahui
Arti atau pengertian Psiokologi perkembangan.
Istilah Psikologi berasal dari kata-kata Yunani yaitu “Psyche” yang artinya
“Jiwa”, dan “logos” yang berarti “Ilmu, jadi secara Harfiah, Psikologi berarti Ilmu
Jiwa atau Ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Mempelajari
Psikologi berarti ada usaha untuk mengenal Manusia. Mengenal berarti dapat
memahami, yaitu kita dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan
kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya.
Dewasa ini psikologi berpegang pada kenyataan hakiki, bahwa manusia
adalah makhluk yang terus-menerus merealisasikan diri dalam suatu alam
(lingkungan), yang tidak henti-hentinya selalu melakukan kontak dengan alam
sekitarnya, dan tidak berisolasi. Manusia bukan sekedar hidup melainkan adalah suatu
“eksistensi”. Psikologi sekarang menyelidiki manusia dalam hidupnya sehari-hari,
diberbagai bidang / lapangan tempat ia hidup seperti, bekerja, belajar, berelasi dengan
manusia lain, dengan benda-benda, bahkan dengan alamnya. Sedangkan Objek
Psikologi meliputi : tingkah laku dan penghayatan manusia dalam hubungan dengan
situasinya1
Sedangkan kata “Perkembangan” mempunyai arti suatu proses tertentu, yaitu
suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali 2. Pada
dasarnya perkembangan itu terjadi pada semua makhluk hidup, dalam
perkembangannya manusia, ada 2 hal yang mengalami perkembangan yaitu
perkembangan biologis dan perkembangan psikis, namun perkembangan tersebut
tidaklah sama, diantara individu-individu tersebut ada yang perkembangannya lebih
cepat ada juga yang lambat, hal ini tergantung dari beberapa faktor yang
mempengaruhinya.
Didalam perkembangannya, manusia mengalami beberapa tahap atau fase-
fase perkembangan, berikut ini adalah fase-fase perkembangan Manusia sejak
kelahirannya sampai menuju dewasa menurut beberapa para ahli.
Menurut J. Byl yang dikutip Agus Sujanto3 berpendapat bahwa fase
perkembangan manusia meliputi :
1. Fase orok (Usia 0 bulan sampai 2 minggu)
2. Fase tetek (Usia 0 bulan sampai 2 tahun)
3. Fase mencoba (Usia 1 tahun sampai 4 tahun)
4. Fase menentang I (Usia 3 sampai 4 tahun)
5. Fase bermain (Usia 4 sampai 7 tahun)
6. Fase anak sekolah (Usia 7 Tahun sampai 12 tahun)
7. Fase pueral (Usia 11 Tahun sampai –14 Tahun untuk anak putri) dan (Usia 11
tahun sampai 15 tahun untuk anak putra)
8. Fase pubertas (+ 15,0-18,0) untuk anak putri dan (18,0-24,0) untuk anak putra
(Fase menentang II)
Sedangkan menurut Kohnstamm yang dikutip oleh B. Simanjuntak dan Dra.
I.L. Pasaribu4 menyebutkan bahwa fase-fase perkembangan manusia terdiri dari :
1. Masa bayi dan kanak-kanak : 0.0-7.0 tahun
a. Masa bayi : 0.0-1.0 tahun
b. Masa kanak : (1) masa vital (0.0-2.0 tahun) dan masa estesis (2.0-7.0 tahun)
2. Masa sekolah / intelektual : 7.0-13.0 tahun
3. Masa Sosial :
a. Pueral 13.0-14.0 tahun
b. Prae-pubertas 14.0-15.0 tahun
c. Pubertas 15.0-18.0 tahun
d. Adoselen 18.0-21.0 tahun
Dan menurut Aristoteles5 pembagian fase perkembangan lebih sederhana yaitu
: perkembangan anak dari lahir sampai dewasa dibagi menjadi beberapa periode yaitu
:
1. Masa Anak kecil-masa bermain (0.0-7.0 tahun)
2. Masa anak, masa belajar (7.0-14.0 tahun)
3. Masa pubertas, masa menuju dewasa (14.0-21.0 tahun)
Tiap-tiap fase yang disampaikan para ahli diatas tidak sama pembagian
waktunya. Tetapi apabia diperhatikan terdapat kelompok waktu dalam satu periode,
dimulai dari bayi yang baru lahir menjadi dewasa. Dan setiap fase tersebut masing-
masing mempunyai ciri perkembangan sendiri-sendiri.
Fase Bayi merupakan fase perkembagan pertama manusia di muka bumi,
sebagai manusia baru, bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, seakan-akan
pasif, dan pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan hanya dengan tidur, minum
serta makan, berperilaku spontan serta bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Pernyataan diatas sesuai dengan Firman Allah dalam Surat An-Nahl Ayat : 78
yang berbunyi :
Artinya :
“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu
bersyukur (78).
Sedangkan Fase kanak-kanak merupakan kelanjutan dari fase bayi, fase
kanak-kanak lebih dikenal dengan istilah fase prasekolah dan sekolah.
Sebelum masalah perkembangan pada bayi dan kanak-kanak penulis jelaskan
lebih lanjut, Berikut ini adalah prinsip-prinsip perkembangan6 :
1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup
rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan
berkesinambungan. Jadi antara satu tahap dengan tahap yang berikutnya tidak
terlepas atau tidak berdiri sendiri-sendiri.
2. Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang
khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila
melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa
membedakan wajah-wajah tertentu.
3. Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara
perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang
berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi yang lain. Dimisalkan orangtua
yang terlalu mengutamakan segi mental (misalnya kecerdasan) menyebabkan
anak dibesarkan dalam suasana yang penuh dengan aturan-aturan, tuntutan-
tuntutan atau kegiatan-kegiatan yang semuanya ditujukan untuk menunjang
keberhasilan dibidang intelektual. Anak mungkin akan berhasil menjadi “bintang
pelajar”, tetapi apakah pernah ditelaah bagaimana kondisi fisiknya, bagaimana
kehidupan emosi dan sosialnya? Apakah anak ini lincah, ceria dan bahagia seperti
anak-anak lain seusianya?
4. Setiap orang mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara
berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan
fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan
bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan
mengoceh.
5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah
laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang
sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu.
Setelah seorang anak melewati masa bayi dimana ia mula-mula tidak berdaya,
dengan dikuasai dan diperbolehkan kemampuan baru menyebabkan bayi ini
menjadi lebih ingin mandiri.
6. Karena pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan
seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor
bawaan yang “kurang” dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan
menampakkan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari
anak seusianya.
7. Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan
dipengaruhi oleh faktor-faktor (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman,
pengasuhan).
8. Setiap individu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan
ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orang tua yang sama.
c. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengungkapkan berbagai proses perkembangan yang terjadi pada
individu khususnya bayi dan kanak-kanak.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Semester III Sekolah
Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Yayasan Pendidikan Islam Lahat Tahun 2007-
2008.
d. Manfaat Penulisan
Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam mengenal lebih dekat
berbagai proses perkembangan manusia yang terjadi pada fase bayi dan anak-anak.
e. Ruang Lingkup Penulisan
Berdasarkan ketentuan dari Dosen Pembimbing Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan maka ruang lingkup penulisan kami batasi hanya pada “Proses
perkembangan Individu pada Bayi dan Kanak-kanak”.
f. Permasalahan
Fase Perkembangan pada bayi dan anak merupakan fase yang sangat
penting dalam perkembangan Manusia, oleh karena itu berdasarkan latar belakang
yang sudah penulis sampaikan diatas, dapatlah penulis catat beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Berapakah Batasan Umur antara yang disebut bayi dan yang disebut Kanak-
kanak?
2. Bagaimana Tahap-tahap dan ciri-ciri perkembangan pada bayi dan anak? dan
3. Faktor Apa sajakah yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan bayi dan
anak?
g. Sistematika Penulisan
Pada Karya Tulis ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari : Latar Belakang Penulisan, Tujuan Penulisan,
Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Permasalahan Dan
Sistematika Penulisan
BAB II : PEMBAHASAN
Pada Bab ini membahas tentang beberapa permasalahan yang
disampaikan pada Sub-bab permasalahan.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan Saran
Endnote
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
1. BATASAN USIA ANTARA BAYI DAN KANAK-KANAK
Sebagaimana telah penulis sampaikan diatas bahwa Bayi Merupakan manusia
baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2 tahun. Menurut para ahli, Pada fase ini
terbagi lagi menjadi beberapa fase perkembangan, yaitu 0.0-0.2 Minggu disebut
dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0 disebut dengan fase tetek atau fase bayi atau
masa vital, pada fase bayi ini terbagi lagi beberapa fase yang disebut dengan fase pra-
bicara dimana ada 4 tahap yang akan dilalui yaitu :
1. Pra mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa tertentu)
2. Mengoceh (sekitar 6-12 bulan)
3. Kalimat satu kata (12-15 bulan)
4. Kalimat dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata sebanyak
+50 kata).
Sedangkan masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa yaitu :
2. Masa Kanak-kanak dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun
3. Masa Sekolah/intelektual dihitung mulai dari usia 7.0-13 Tahun
4. Masa pubertas menuju dewasa dihitung mulai dari usia 14-21 Tahun
2. TAHAP-TAHAP DAN CIRI-CIRI PERKEMBANGAN PADA BAYI DAN
ANAK
Penulis akan menguraikan perkembangan anak pada masa bayi dan masa awal
kanak-kanak (yang merupakan kelanjutan dari masa bayi dan berakhir saat anak
matang secara seksual).
1. Pada Masa Bayi
Pertumbuhan pada masa bayi terlihat menonjol dalam fisik maupun
psikologis. Lambat laun, melalui perkembangannya seorang bayi mulai
menurunkan ketergantungannya dengan kemampuan untuk bisa duduk, berdiri,
berjalan, berlari serta memanipulasi objek disekitarnya. Masa bayi sesungguhnya
merupakan fondasi dari periode kehidupan mendatang, yakni fondasi dari
berbagai pola perilaku, sikap dan emosinya. Masa bayi juga merupakan usia yang
rapuh, baik untuk fisik, penyakit maupun kecelakaan serta perkembangan
psikologisnya.
Tugas perkembangan pada masa bayi adalah :
1. Belajar berjalan,
2. Memakan makanan yang keras,
3. Mampu mengontrol organ-organ tubuhnya,
4. Mencapai kemantapan fisiologis baik untuk makan dan tidur,
5. Belajar berbicara,
6. Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-
saudaranya, dan
7. Pada akhir masa bayi bayi telah mampu berkata-kata dengan
pengucapan yang baik dan benar serta
8. Memiliki kemampuan memahami pembicaraan orang lain dan
menjalin komunikasi dalam tingkatan tertentu.
Perkembangan fisik pada masa bayi merupakan salah satu yang menonjol
dari dua periode lain dalam kehidupan manusia, yang penting untuk diketahui
pada masa bayilah pola-pola dasar fisiologis terbentuk seperti makanan, tidur dan
eliminasi secara mantap meskipun pembentukan kebiasaan masih akan
berlangsung. Perkembangan yang menonjol pada proses perkembangan bayi dan
Anak-anak adalah meliputi :
1. Perkembangan bicara
Perkembangan pada masa bayi yang menonjol adalah dalam
tiga bentuk, yaitu menangis, meracau dan gesterus (gerak-gerik).
Meracau muncul saat bayi berusia enam bulan dalam bentuk
mengkombinasikan bunyi hidup dan bunyi masti seperti ma-ma, da-da
atau na-na yang mencapai puncaknya saat bayi berusia delapan bulan
untuk akhirnya secara bertahap berubah menjadi kata-kata jelas.
Sedangkan gerak-gerik digunakan bayi sebagai pengganti bicara.
Meskipun bayi telah mampu untuk berbicara, gerak-gerik ini akan
terus berlanjut dan dikombinasikannya dengan kata-kata yang
diketahuinya.
2. Perkembangan emosi
Perkembangan emosi pada bayi, pada awalnya tampil
sederhana. Bayi yang berbeda akan memberikan respons yang tidak
sama pada rangsangan yang datang dan bergantung pada pengalaman
sebelumnya. Banyak faktor yang mempengaruhi respons emosional
pada bayi yang tidak saja bergantung pada kondisi fisik dan mentalnya
saat rangsangan itu terjadi, namun juga seberapa berhasilnya
rangsangan tersebut memenuhi kebutuhan dirinya.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada masa bayi memegang peranan
penting untuk menentukan hubungan sosialnya pada masa mendatang
serta pola perilaku pada orang lain. Rumah merupakan pusat tempat
bayi dibesarkan dan untuk itu dirumah pulalah pondasi hubungan
sosial tersebut terbentuk. Beberapa penelitian sosial menunjukkan
betapa pentingnya pondasi sosial ini terbentuk pada masa bayi.
Beberapa respons sosial bayi pada orang dewasa dapat disebut sebagai
berikut7:
a. Pada usia 2-3 bulan bayi sudah dapat membedakan antara orang
dan bukan orang, serta orang-orang manakah yang dapat
memenuhi kebutuhan dirinya, ia akan merasa puas jika bersama
orang lain dan merasa tidak puas jika ditinggal sedirian namun
bayi belum menunjukkan keberpihakan pada seseorang.
b. Pada usia 4-5 bulan bayi mau digendong oleh siapa saja yang
mengangkatnya serta mampu bereaksi secara berbeda terhadap
suara yang keras maupun ramah serta senyuman maupun sungutan.
c. Pada usia 6-7 bulan bayi dapat membedakan antara temannya dan
orang asing dengan memberikan senyuman atau menunjukkan
ketakutan. Bayi mulai memasuki usia malu-malu (shy age). Ia
mulai terikat pada emosional dengan ibunya dan menunjukkan
ketidakramahannya pada orang lain. Sedangkan dengan bayi lain ia
mampu memberikan senyuman dan menunjukkan minatnya
melalui jeritan yang diberikan.
d. Pada usia 8-9 bulan bayi berusaha untuk berbicara, bergerak-gerik
dan melakukan gerakan sederhana pada orang lain. Antara usia 9-
13 bulan reaksinya terhadap bayi lain adalah mencontoh gerak-
gerik maupun suara, serta menunjukkan kemarahannya jika
mainannya dirampas oleh temannya, meskipun ia sendiri mulai
menunjukkan kebersamaannya dengan orang lain.
e. Pada usia 12 bulan bayi telah bereaksi terhadap perkataan “tidak”.
f. Pada usia 16-18 bulan bayi menunjukkan sikap negatifnya atau
keras kepalanya terhadap larangan atau permintaan dari orang
dewasa, yang tampak terlihat dari kemarahannya maupun
penolakan fisiknya. Sedangkan pada bayi lain terlihat reaksi bahwa
ia sudah mulai mengurangi rebutan mainan dengan bayi lain dan
mau membagi serta menunjukkan keinginannya untuk bermain
bersama.
g. Pada usia 22-24 bulan bayi mulai bekerja sama dengan sejumlah
kegiatan rutin seperti mandi, memakai pakaian, serat makan. Ia
juga lebih menunjukkan minat bermain bersama bayi lainnya dan
menggunakan permainan untuk memantapkan hubungannya
tersebut.
4. Perkembangan Moral :
Perkembangan moral pada bayi belum terlihat, seorang bayi
adalah nonmoral, yaitu perilakunya tidak dipandu dengan atau oleh
standar moral. Belajar untuk berperilaku secara sosial merupakan
suatu proses yang panjang dan lambat. Namun, bagaimana hal ini
dibentuk sejak masa bayi? Keterbatasan inteligensi yang dimiliki
membuat bayi pada awalnya menilai salah dan betul melalui sakit
atau tidaknya yang ia rasakan dari akibatnya bagi orang lain.
Seorang bayi belum memiliki rasa bersalah karena belum
mempunyai kemampuan untuk menilai hal tersebut.
Perkembangan pemahaman bukan sesuatu yang datang
otomatis begitu saja pada bayi. Hal ini diperolehnya melalui
pengamatan yang diolahnya kembali dengan kapasitas inteligensi
yang dimilikinya.
2. Masa Kanak-kanak
Masa kanak-kanak dimulai saat bayi berakhir sampai dengan usia 13
tahun. Itulah sebabnya, ini merupakan masa yang penuh dengan persoalan bagi
orang tua disebabkan anak sudah mulai ingin menunjukkan kebebasannya sebagai
individu.
Masa ini ditunjukkan dalam bentuk sikap keras kepala, melawan, tidak
patuh, merasa diganggu mimpi buruk, ketakutan yang tidak masuk akal, dan
cemburu yang tidak beralasan.
Beberapa nama yang diberikan untuk masa ini adalah8 :
1. Preschool age, yaitu masa sebelum masuk sekolah, pada masa ini Orang tua
menanamkan berbagai tekanan-tekanan yang bersifat pembelajaran kepada
anak.
3. Pregang age, yaitu pada masa ini anak-anak sudah mulai mengenal dan
belajar pada hal-hal yang menyangkut kepada perilaku sosial.
4. Explorative age, yaitu masa yang menunjuk pada minat yang besar dari anak
untuk bertanya apa saja yang ada disekitarnya
5. Imitative age, yaitu masa yang menunjuk pada kecenderungan anak untuk
mengikuti cara bicara atau perilaku apa saja yang ada disekitarnya
6. Creative age, yaitu masa yang menunjuk pada setiap anak yang tampak lebih
kreatif.
Perkembangan fisik yang ideal dikembangkan pada usia awal masa
kanak-kanak adalah
1. Belajar keterampilan menggunakan tangan dan kaki
Belajar keterampilan yang meliputi keterampilan tangan dan
kaki. Keterampilan yang berkaitan dengan tangan adalah kemampuan
anak untuk bisa menggunakan sendok dan memasukkannya kedalam
mulut, memakai pakaiannya sendiri, menyisir rambut, menggunakan
gayung dan memakai sabun untuk mandi, mengikat tali sepatu maupun
mengancingkan kancing bajunya. Diharapkan pada usia ini anak
sudah masuk TK ia telah mampu melakukan hal-hal diatas dengan
baik pada usia 5-6 tahun dapat dengan tepat melempar dan menangkap
bola. Anak pada usia ini juga diharapkan sudah bisa menggunting,
menggoreskan pensil dan crayon, melipat kertas, mengecat gambar
dalam poa tertentu. Sedangkan untuk keterampilan kaki, anak-anak
diharapkan mampu untuk melompat, berlari dan akhirnya memanjat
serta keterampilan lainnya seperti menari maupun sepatu roda. Pada
usia 3-4 tahun, seorang anak diharapkan telah mampu untuk diajarkan
naik seperda roda tiga dan berenang.
2. Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara terlihat meningkat dalam usia ini. Jika
mula-mula anak bersifat egosentrik dan ia hanya banyak bebicara
mengenai dirinya sendiri, keluarga maupun hal-hal yang menjadi
miliknya, maka pada usia tiga tahun anak mulai bicara dengan orang
lain.
3. Perkembangan Emosi
Perkembangan Emosi, anak pada usia ini adalah anak yang
tingkat emosinya sudah menonjol, diantaranya mudah mengambek,
maupun hal-hal yang lainnya yang bersifat emosi yang mana pada
akhirnya anak sulit untuk ditangani. Hal ini jelas terlihat saat anak
berusia 2 ½ tahun sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½ tahun. Emosi
yang muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan rasa
takut dan marah yang tidak jelas karena cemburu.
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada usia ini diawali dengan bermain
secara paralel, dimana terlihat anak bermain seolah-olah bermain
dengan temannya naum ternyata asyik dengan permainannya sendiri.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral pada anak masih bergantung pada orang
lain, perilaku yang ditampilkan tanpa dipikirkan dahulu,
ketidakmatangannya membuat anak tidak merasa bersalah jika ia
kedapatan berbuat salah. Disiplin yang ditanamkan orang tua sangat
membantu anak dalam mengembangkan moral yang baik pada tahap
selanjutnya.
3. FAKTOR YANG MENENTUKAN PERKEMBANGAN BAYI DAN ANAK?
Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dar ilmu
psikologi yang menitikberatkan pada pemahaman proses-proses dasar serta dinamika
perilaku manusia dalam berbagai tahap kehidupan. Cakupan dari psikologi
perkembangan ini adalah masalah pertumbuhan dan kematangan individu baik segi
kognitif, emosi maupun struktru pribadinya.
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari
potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-
ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga mencakup konsep usia, yang
diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perkembangan yang terjadi akan membentuk pola tertentu dalam setiap
tahapan-tahapan kehidupan yang tidak saja untuk perilaku aktual semata-mata,
namun juga untuk pertumbuhan dan penyesuaian yang akan datang. Konsep diri,
tujuan hidup, serta aspirasi yang akan dicapai sangat dipengarui oleh hubungan
individu dengan orang tua, teman sebaya maupun kekuatan motivasi yang ia terima
selama masa kanak-kanak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan menjelaskan faktor-faktor yang
menjadi penentu dalam proses perkembangan individu. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa kondisi si calon Ibu selama masa prenatal adalah penting, baik dari
segi nutrisi maupun dari segi emosionalnya. Selama mengandung, sicalon ibu ada
dalam derajat emosional yang tinggi, ia membutuhkan dorongan, penerimaan serta
pengertian, baik dari suami serta tokoh lain yang signifikan untuk memuluskan calon
ibu secara total melakukan penyesuaian diri.
Makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh bagi janin. Kesalahan
makanan dapat menyebabkan ibu dan calon bayi menderita.
Kemudian adalah faktor lingkungan keluarga, lingkungan keluarga dalam hal
ini termasuk peran ayah, ibu. Peran ibu meliputi hal-hal seperti mengasuh dan
menjaga anak, memberikan afeksi dan perlindungan, memberikan rangsangan dan
pendidikan. Ayah dan ibu seharusnyalah saling bahu membahu mengurus anak.
Tugas ayah tradisional adalah melindungi keluarga dan mencari nafkah, namun
kemudian diperluas dalam hal-hal yang menyangkut pendidikan anak.
Ayah biasanya menerapkan disiplin dengan menggunakan otoritasnya,
merangsang orientasi realitas anak, ia mengajarkan dan mendidik anak dalam hidup
yang realistis, sedangkan ibu dengan kecenderungannya untuk memberikan
kesenangan pada keinginan anak dan merupakan pendorong bagi anak-anaknya.
Becker8 seorang ahli mengatakan bahwa : dalam melakukan kategori terhadap
disiplin yang ditanamkan oleh orang tua pada anaknya dalam tiga dimensi, Dimensi
pertama, yaitu orang tua yang membatasi anak dengan orang tua yang membolehkan,
Dimensi kedua, orang tua yang hangat dan orang tua yang tidak hangat, Dimensi
ketiga, orang tua yang tenang dengan orang tua yang cemas.
Konsep diri anak juga dipengaruhi oleh model orang tuanya. Menurut
penelitian yang dilakukan beberapa pakar bahwa buruknya hubungan orang tua
dengan anak akan mempengaruhi sikap agresif dan disiplin anak disekolah. Demikian
pula sebaliknya, bahwa adanya afeksi, penerimaan dan kehangatan yang diterima oleh
anak dari ayah serta ibunya terlihat dari adanya penyesuaian diri dan nilai prestasi
akademik yang baik dari anak sekolah.
Pengaruh orang tua pada anak akan lambat laun berkurang dengan muali
masuknya anak kesekolah, saat ia dipengaruhi oelh teman sebayanya serta media
massa yang ada. Pengaruh teman mulai dirasakan pada saat anak berusia 4 tahun
bersamaan tumbuhnya kebutuhan untuk bermain dengan teman sebayanya. Teman
sebayanya mempengaruhi pikiran, perasaan dan aspirasi anak maupun bagaimana
cara ia memberi, menerima, menanti gilirannya serta menghadapi kemenangan
maupun berbesar hati jika menghadapi kekalahan.
Sedangkan pengaruh media masa dan televisi sudah sama-sama kita akui
memiliki kekuatan yang sangat besar pengaruhnya terhadap anak, lebih-lebih jika
kedua orang tuanya super sibuk, ayah sibuk dikantor dan ibu sibuk meniti karier
diluar rumah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai akhir dari makalah yang penulis sampaikan diatas, berikut ini penulis
akan menyimpulkan bebrapa point penting mengenai proses perkembangan individu
pada tahap bayi dan kanak-kanak, yaitu
1. Istilah Psikologi berasal dari kata-kata Yunani yaitu “Psyche” yang artinya
“Jiwa”, dan “logos” yang berarti “Ilmu, jadi secara Harfiah, Psikologi berarti Ilmu
Jiwa atau Ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.
2. Sedangkan kata “Perkembangan” mempunyai arti suatu proses tertentu, yaitu
suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali2.
Pada dasarnya perkembangan itu terjadi pada semua makhluk hidup, dalam
perkembangannya manusia, ada 2 hal yang mengalami perkembangan yaitu
biologis dan perkembangan psikis, namun perkembangan tersebut tidaklah sama,
diantara individu tersebut ada yang lebih cepat ada juga yang lambat, hal ini
tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.
3. Didalam perkembangannya, manusia mengalami beberapa tahap atau fase-fase
perkembangan. Tiap-tiap fase yang disampaikan para ahli diatas tidak sama
pembagian waktunya. Tetapi apabia diperhatikan terdapat kelompok waktu dalam
satu periode, dimulai dari bayi yang baru lahir menjadi dewasa. Dan setiap fase
tersebut masing-masing mempunyai ciri perkembangan sendiri-sendiri.
4. Fase Bayi merupakan fase perkembagan pertama manusia di muka bumi, sebagai
manusia baru, bayi dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, seakan-akan pasif,
dan pada fase ini seluruh waktunya dihabiskan hanya dengan tidur, minum serta
makan, berperilaku spontan serta bereaksi dengan lingkungan sekitarnya.
5. Fase kanak-kanak merupakan kelanjutan dari fase bayi, fase kanak-kanak lebih
dikenal dengan istilah fase prasekolah dan sekolah.
6. Bayi Merupakan manusia baru yang usianya dihitung mulai 0 s.d 2 tahun.
Menurut para ahli, Pada fase ini terbagi lagi menjadi beberapa fase
perkembangan, yaitu 0.0-0.2 Minggu disebut dengan fase orok, sedangkan 0.0-2.0
disebut dengan fase tetek atau fase bayi atau masa vital, pada fase bayi ini terbagi
lagi beberapa fase yang disebut dengan fase pra-bicara dimana ada 4 tahap yang
akan dilalui yaitu : (1) Pra mengoceh (berupa tangisan dan bunyi-bunyian bahasa
tertentu), (2) Mengoceh (sekitar 6-12 bulan), (3) Kalimat satu kata (12-15 bulan),
(4) Kalimat dua kata (terjadi bila anak telah memiliki perbendaharaan kata
sebanyak +50 kata).
7. Sedangkan masa kanak-kanak dibagi kedalam beberapa masa yaitu : (1) Masa
Kanak-kanak dihitung mulai usia 2.0-7.0 Tahun, (2) Masa Sekolah/intelektual
dihitung mulai dari usia 7.0-13 Tahun, (3) Masa pubertas menuju dewasa dihitung
mulai dari usia 14-21 Tahun.
8. Pada Masa Bayi Pertumbuhan pada masa bayi terlihat menonjol dalam fisik
maupun psikologis. Masa bayi juga merupakan usia yang rapuh, baik untuk fisik,
penyakit maupun kecelakaan serta perkembangan psikologisnya.
9. Perkembangan Emosi, anak pada usia ini adalah anak yang tingkat emosinya
sudah menonjol, diantaranya mudah mengambek, maupun hal-halyang lainnya
yang bersifat emosi yang mana pada akhirnya anak sulit untuk ditangani. Hal ini
jelas terlihat saat anak berusia 2 ½ tahun sampai 3 ½ tahun, 5 ½ tahun dan 6 ½
tahun. Emosi yang muncul bercirikan temperamen marah yang diikuti dengan
rasa takut dan marah yang tidak jelas karena cemburu.
B. SARAN-SARAN
Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah yang penulis buat
ini, hedaknya Pembaca Memberikan Kritik dan saran serta melakukan Pengkajian
Ulang (diskusi) terhadap penulisan sehingga penulis terhindar dari Kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi perkembangan anak : mengenal sifat, bakat
dan kemampuan anak. Jakarta : Grasindo
D. Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgi D Gunarsa. 2003. Psikologi Perkembangan anak
dan remaja. Jakarta : Gunung Mulya.
Jamaal ‘Abdur Rahman. 2005. Tahapan mendidik anak. Bandung : Irsyad Baitus Salam
Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta :
Direktorat Jederal Pembinaan Kelembagaan Agama Silam Departemen Agama.
.
Endnote
1 Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan Hal : 3-4
2 Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan Hal : 35
3 Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan Hal : 59
4 Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan Hal : 59-60
5 Paimun, Noor Suparyanti, Etty Kartikawati. 1995. Psikologi Perkembangan Hal : 60
6 D. Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgi D Gunarsa. 2003. Psikologi Perkembangan anak
dan remaja. Hal : 4-6
7 Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi perkembangan anak : mengenal sifat, bakat
dan kemampuan anak. Hal : 19
8 Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi perkembangan anak : mengenal sifat, bakat
dan kemampuan anak. Hal 13