ANSIETASI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan prioritas adalah ansietas
II. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005). Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan.Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu (Videbeck, 2008: 307).
Ansietas adalah keadaan ketika individu/kelompok mengalami perasaan glisah (penilaian atau opini) dan aktivitas system sarafautonom dalam berespons terhadap ancanan yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito & Lynda, 2007: 11).B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
FAKTOR PREDISPOSISI
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :
1. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan me mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor predisposisi pada kecemasan sebagai berikut.
a. Pandangan Psikoanalitis
Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego.
b. Pandangan Interpersonal
kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal.
c. Pandangan Perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. FAKTOR PRESIPITASI
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.C. RENTANG RESPON(DI MELINDA) didalamnya ada pohon masalah (ASKEP ANAK2)Gambar berikut adalah rentang respon ansietas:
D. PENENTUAN DIAGNOSA (dipakai salah satu dari NANDA/CARPENITO) bisa
DS dan DO tapi berdasarkan teori di atas
BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA)
TANDA MAYOR (CARPENITO)
TANDA MINOR (CARPENITO)
III. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN+intervensi (DI MAKALAH PRESENTASI)Diagnosa keperawatan prioritas adalah ansietas
sedangkan diagnosa lain yang mungkin muncul:
a. gangguan rasa nyaman,
b harga diri rendah,
c. isolasi sosial,
d. gangguan proses pikir, dan
e. peningkatan curah jantungDaftar pustaka
HDR
I. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnose keperawatan yang dapat diambil adalah Harga diri rendah
II. TINJAUAN TEORIA. PENGERTIANHarga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadp diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1998).
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Harga diri meningkat bila diperhatikan/dicintai dan dihargai atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi/positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman (Yoseph, 2009). Ditambah sama punya anak-anakB. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI (lihat makalah) FAKTOR PREDISPOSISIFaktor yang mempengaruhi harga diri rendah antara lain penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realistik. FAKTOR PRESIPITASIStresor pencetus mungkin dapat ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, yaitu:
1) trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadiaan
yang mengancam kehidupan;
2) ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu yang mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu:
a) Transisi peran perkembangan adalah sebuah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga atau norma budaya, nilai-nilai dan tekanan
untuk penyesuaian diri.
b) Transisi peran situasi terjadi denagn bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
ukuran, bentuk, penampilan, dan fungsi tubuh berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis, dan keperawatan (Stuart & Sundeen, 1995).C. RENTANG RESPON didalamnya ada pohon masalah (ada di makalah)Saat menghadapi stressor (masalah), konsep diri seseorang dapat menghasilkan dua respon, yaitu respon yang adaptif dan respon yang maladaptif. Untuk lebih jelasnya, lihat skema rentang respon konsep diri berikut.
Gambar 1. Skema Rentang Respon Konsep Diri (Stuart& Laraia, 2005)
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan melatarbelakangi pengalaman nyata yang sukses dan diterima, ditandai dengan citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam, dan rasa identitas yang jelas.
2) Konsep diri positif adalah individu yang mempunyai pengalaman yang positif dalam berativitas diri, tanda dan gejalanya ditunjukkan dengan mengungkapkan keputusan dan keinginan yang tinggi.
3) Harga diri rendah adalah transmisi antara respon konsep diri yang adapti dengan respon konsep diri yang maladapti. Tanda dan gejala yang ditunjukkan seperti perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, dan merendahkan martabat diri sendiri.
4) Kerancuan identitas (difusi identitas) adalah kegagalan individu mengintegrasi aspek-aspek.
5) Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta ketidakmampuan membedakan dirinya dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan adalah tidak adanya percaya diri, ketergantungan, sukar mengambil keputusan, bermasalah dalam hubungan interpersonal, ragu-ragu, dan proyeksi.
D. PENENTUAN DIAGNOSA (dipakai salah satu dari NANDA/CARPENITO) bisa
DS dan DO tapi berdasarkan teori di atas
BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA)
TANDA MAYOR (CARPENITO)Tanda Mayor
1) Pengungkapan diri yang negatif.
2) Ekspresi rasa bersalah/malu.
3) Evaluasi diri karena tidak dapat menangani kejadian.
4) Menjauhi rasionalisasi/menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik
negatif mengenai diri.
5) Ragu untuk mencoba hal-hal atau situasi baru. (Carpenito, 2004)
TANDA MINOR (CARPENITO)1) Sering kurang berhasil dalam kerja atau kejadian hidup lainnya.
2) Penyelesaian diri berlebihan, bergantung pada pendapat orang lain.
3) Buruknya penampilan tubuh (kontak mata, postur, gerak).
4) Tidak asertif/pasif.
5) Keragu-raguan.
6) Mencari jaminan secara keseluruhan. (Carpenito, 2004)III. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN (diagnosa keperawatan tunggal)1) Harga diri rendah
2) Koping individu tidak efektif
3) Isolasisosial
4) Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
5) Resiko tinggi perilaku kekerasan.IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (pdf)TUM: klien memiliki konsep diri yang positif
TUK:
1. klien membina hubungan saling percaya dengan perawat2. klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimilki.3.klien dapat menilai kempuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Daftar pustaka
ISOLASI SOSIAL
I. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnose keperawatan isolasi sosial
II. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIANHubungan Sosial
Hubungan sosial adalah hubungan untuk menjalin kerjasama dan
ketergantungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 1998).
Kerusakkan Interaksi Sosial
Kerusakkan interaksi sosial adalah suatu kerusakkan interpersonal
yang terjadi akibat kepribadiuan yang tidak flesibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif yang mengganggu fungsi seseorang dalam
berhubungan sosial (Depkes RI, 2002 :114).
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (Mary C. Rownsendl,1998:152).
Menarik diri adalah suatu sikap dimana individu menghindari dari
interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain (RSJ, 1996).
Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel, tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam
hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1 998),
Pengertian kerusakan sosial menurut Townsend (1998) adalah
suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan
kuantitas dan kualitas yang tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan
interaksi sosial mengalami kesulitan dalam ber interaksi dengan orang lain
yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
FAKTOR PREDISPOSISIa. Faktor pencetus
1) Faktor perkembangan
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan
respon sosial yang maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa individu
yang mempunyai masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan diri dari orang tua. Norma keluarga mungkin tidak
mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain di luar keluarga.
Keluarga seringkali mempunyai peran yang tidak jelas. Orang tua pecandu
alkohol dan penganiaya anak juga dapat mempengaruhi seseorang
berespons sosial maladaptif.
Organisasi anggota keluarga bekerjasama dengan tenaga
profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang
hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif
sewajarnya mengurangi menyalahkan keluarga oleh tenaga profesional.
2) Faktor Biologis
Faktor genetik juga dapat menunjang terhadap respons sosial
maladaptif. Ada bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, namun masih tetap diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai kebenaran keterlibatan neurotransmiter.
3) Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti
lansia, orang cacat, dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan
merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
FAKTOR PRESIPITASIb. Stresor pencetus
Stresor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stres seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stresor
pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori:
1) Stresor sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh :
a). Menurunnya stabilitas unit keluarga
b). Perpisahan dengan orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stresor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi
C. RENTANG RESPON didalamnya ada pohon masalahRENTANG RESPON SOSIAL
Manusia sebagai makhluk sosial adalah memenuhi kebutuhan sehari
hari, tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada hubungan dengan
lingkungan sosialnya. Hubungan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya
menimbulkan respon respon sosial pada individu. Rentang respon sosial individu
berada dalam rentang adaptif sampai dengan maladaptif.
Respon Adaptif
Yaitu respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima
oleh norma norma sosial dan kebudayaan, meliputi :
a. Solitude (Menyendiri)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yng telah dilakukan di lingkungan sosialnya, dan merupakan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah langkah selanjutnya.
b. Autonomy (Kebebasan)
Respon individu untuk menentukan dan menyampaikan ide ide pikiran
dan perasaan dalam hubungan sosial
c. Mutuality
Respon individu dalam berhubungan interpersonal dimana individu saling
memberi dan menerima.
d. Interdependence (Saling Ketergantungan)
Respon individu dimana terdapat saling ketergantungan dalam melakukan
hubungan interpersonal.
Respon Antara Adaptif dan Maladaptif
a. Aloness (Kesepian)
Dimana individu mulai merasakan kesepian, terkucilkan dan tersisihkan
dari lingkungan.
b. Manipulation (Manipulasi)
Hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang lain.
c. Dependence (Ketergantungan)
Individu mulai tergantung kepada individu yang lain dan mulai tidak
memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.
Respon Maladaptif
Yaitu respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang dari
norma norma sosial dan budaya lingkungannya.
a. Loneliness (Kesepian)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain atau tanpa bersama orang lain untuk
mencari ketenangan waktu sementara.
b. Exploitation (Pemerasan)
Gangguan yang terjadi dimana seseorang selalu mementingkan
keinginannya tanpa memperhatikan orang lain untuk mencari ketenangan
pribadi.
c. Withdrawl (Menarik Diri)
Gangguan yang terjadi dimana seseorang menentukan kesulitan dalam
membina hubungan saling terbuka dengan orang lain, dimana individu
sengaja menghindari hubungan interpersonal ataupun dengan
lingkungannya.
d. Paranoid (Curiga)
Gangguan yang terjadi apabila seseorang gagal dalam mengembangkan
rasa percaya pada orang lain.A. Psikopatologi/ Psikodinamika
D. PENENTUAN DIAGNOSA (dipakai salah satu dari NANDA/CARPENITO) bisa
DS dan DO tapi berdasarkan teori di atas
BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA)
TANDA MAYOR (CARPENITO)- Tampak menyendiri dalam ruangan
- Tidak berkomunikasi, menarik diri
- Kegagalan berinteraksi dengan orang disekitarnya
TANDA MINOR (CARPENITO)- Tampak sedih, afek datar
- Kurang aktivitas fisik dan verbal
- Tidak mampu membuat keputusan sendiri
- Mengekspresikan perasaan kesepian
III. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN (diagnosa keperawatan tunggal) dimakalahIV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUM :
TUK :
Daftar pustaka
HALUSINASI
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
II. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
FAKTOR PREDISPOSISI
FAKTOR PRESIPITASI
C. RENTANG RESPON didalamnya ada pohon masalah
D. PENENTUAN DIAGNOSA (dipakai salah satu dari NANDA/CARPENITO) bisa
DS dan DO tapi berdasarkan teori di atas
BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA)
TANDA MAYOR (CARPENITO)
TANDA MINOR (CARPENITO)
III. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN (diagnosa keperawatan tunggal)
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUM :
TUK :
Daftar pustakaPasien ansietas
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien
selalu memikirkan anaknya yang bekerja sebagai TKW di luar negeri. Klien
khawatir anaknya mendapat perlakuan yang tidak baik dari tempatnya bekerja.2. Diagnosis keperawatan
Ansietas3. Tujuan khusus (TUK)1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas4. Tindakan keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
adalah:
(1) Mengucapkan salam terapeutik
(2) Berjabat tangan
(3) Menjelaskan tujuan interaksi
(4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
b) Bantu pasien mengenal ansietas:
(1) Bantu pasien untuk untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
(2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
(3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
(4) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri:
(1) Pengalihan situasi
(2) Latihan relaksasi:
(a) Tarik napas dalam
(b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
(3) Hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
d) motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas munculB. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP)
Fase Orientasi:
Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Dayat, panggil saya ibu A, saya
perawata yang akan merawat bapak dan datang kerumah bapak seminggu dua kali,
yaitu hari rabu dan Sabtu jan 10.00 pagi. Nama bapak siapa, suka dipanggial apa?
Bagaimaa persaan bapak hari ini? Oh, jadi bapak merasa tidak nyaman?, Baiklah
pak, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang bapak rasakan. Berapa
lama kita bincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit.Dimana tempatnya pak?
Bagaimana kalau disini saja?
Fase Kerja:
Apa yang bapak rasakan?, Bagaimana perasaan itu bisa muncul?. Apa yang
bapak lakukan jka perasaan itu cemas itu muncul?. Oh, jadi bapak mondar-mandir
dan banyak bicara jika perasaan ansietas dan tidak nyaman itu muncul.Ada
peristiwa apa sebelum ansietas itu muncul? Atau adakah hal-hal yang bapak
pikirkan sebelumnya? Jadi bapak akan merasa ansietas jika ada pekerjaan bapak
yang belum bisa bapak selesaikan. Bisa kita diskusikan apa yang membuat pekerjaan
bapak tidak selesai? Oh, jadi bapak merasa beban kerja yang diberikan diluar
kesanggupan bapak untuk menyelesaikannya. . Apakah sebelumnya bapak pernah
mendapatkan beban kerja yang tinggi pula? Apakah bapak bisa menyelesaikan
pekerjaan tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu bapak mampu menyelesaikan
pekerjaan yang banyak. Bagaimana cara bapak menyelesaikan pekerjaan itu waktu
dulu?. Baiklah pak, saya akan mengajarkan satu cara mengatasi kecemasan bapak
yaitu dengan mengalihkan situasi. Bapak bisa melakukan hobi, mendengarkan musik,
atau jalan-jalan di pantai. Aktivitas tersebutmerupakan cara untuk menukar suasana
dan akhirnya dapat menurunkan kecemasan bapak. Apa hobi bapak? , Oh bapak
senang bercocok tanam di halaman!
Fase Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang?, Coba bapak sebutkan
lagi apa yang membuat Bapak cemas? Jika nanti bapak merasa cemas coba bapak
jalan-jalan ke sekeliling rumah dan perhatikan tanaman-tanaman yang bapak
tanam. Dua hari lagi saya akan datang untuk mengajarkan latihan relaksasi, jam
10.00 yah Pak,
Keluarga Ansietas
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien
selalu memikirkan anaknya yang bekerja sebagai TKW di luar negeri. Klien
khawatir anaknya mendapat perlakuan yang tidak baik dari tempatnya bekerja.2. Diagnosis keperawatan
Ansietas3. Tujuan khusus (TUK)Tujuan: keluarga diharapkan mampu:
a) Mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
b) Memahami proses terjadinya masalah ansietas
c) Merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d) Mempraktekkan cara merawat pasie dengan ansietas
e) Mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
4. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan
a) Diskusikan tentang pengertian ansietas
b) Diskusikan tentang tanda dan gejala ansietas
c) Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d) Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
tehnik relaksasi :
(1) Mengalihka situasi
(2) Latihan relaksasi : napas dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot
(3) Menghipnotis diri sendiri (latihan 5 jari)
e) Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP)
Fase Orientasi:
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya AW, panggil saya ibu A, saya perawat
yang akan merawat bapak ahmad dan akan datang kerumah ibu seminggu dua kali,
yaitu hari rabu dan Sabtu jan 10.00 pagi. Nama Ibu siapa, suka dipanggial apa?
Bagaimaa persaan Ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan selama merawat bapak
ahmad?, Baiklah bu, kita akan berbincang-bincang kondisi bapak Ahmad. Berapa
lama kita bincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit.Dimana tempatnya bu?
Bagaimana kalau disini saja?
Fase Kerja:
Menurut ibu apa yang diderita bapak Ahmad? Yah, ibu benar, bapak Ahmad
menderita cemas yaitu adanya perasaan tidak nyaman, tidak berdaya dan tidak
menentu, Menurut ibu apa yang menyebabkan pak Ahmad menderita kecemasan?. Oh, begitu, jadi bu, kecemasan muncul akibat adanya adanya perasaan takut tidak
diterima di lingkungan, adanya rasa frustasi karena tidak dapat mencapai tujuan dan
adanya ancaman terhadap integritas diri pak Ahmad, contohnya adalah rasa takut
akan tidak mampu menjadi kepala rumah yang baik. Saat Pak ahmad cemas, perilaku
apa yang sering muncul? Selain perilaku yang ibu sebutkan tadi, tanda lain yang
sering pula muncul secara fisik adalah: sering napas pendek, nadi dan tekanan darah
naik, tidak napsu makan, diare atau sulit buang air besar, dan tampak gellisah. Untuk
tingkat konsentrasi akan terlihat bahwa persesi menyempit, tidak mampu menerima
rangsang dari luar dan hanya berfokus pada yang menjadi perhatian pak Ahmad.
Sementara untuk periku dan emosi akan terlihat adanya gerakan yang tersentaksentak,
bicara cepat dan berlebihan, sulit tidur dan adanya perasaan tidak aman.
Fase Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita diskusi? Bisa ibu ulangi lagi apa itu cemas
dan apa penyebab serta tanda-tandanya. Bagus sekali ibu sudah mampu menyebutkan.
Nanti ibu pikirkan lagi apa saja tanda dan gejala saat bapak Ahmad menderita cemas.
Dua hari lagi saya akan datang lagi untuk menjelaskan bagaimana cara merawat
pasien dengan cemas, jam sepuluh yah Bu!Assalamualaikum Wr Wb
pasien HDR
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
klien tampak sering melamun, tidak bersemangat, lebih suka menyendiri, tampak sedih, tidak menatap lawan bicara, bicara lambat, dan nada suara lemah
2. Diagnosa : harga diri rendah2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
KELUARGA HDR
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
pasien ISOSA. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
Klien merasa orang lain tidak selevel.
Klien tampak menyendiri
Klien terlihat mengurung diri
Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
KELUARGA ISOSA. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
pasien HALUSINASIA. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
Klien mengatakan sering mendengarkan suara-suara Klien tampak berbicara sendiri dan tertawa sendiri& Klien tidak dapat memusatkan perhatian& Pandangan mata pada arah tertentu& Klien tampak gelisah&2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
KELUARGA HALUSINASIA. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien (ada di chepy)
2. Diagnosis keperawatan
3. Tujuan khusus (TUK)4. Tindakan keperawatan
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Situasional (ideal diri tak realistik)
- kebutuhan tidak terpenuhi
- kurangnya umpan balik positif
- perasaan diabaikan
- perasaan kegagalan sekunder, seperti: tidak bekerja, masalah finansial, masalah hubungan dengan keluarga, riwayat penyalahgunaan hubungan
- harapan yang tak terealisasi
- penolakan oleh keluarga
- perasaan yang tidak berdaya akibat institusionalisasi
- riwayat berbagai kegagalan
Perubahan penampilan/citra tubuh:
- kehilangan bagian tubuh
- kehilangan fungsi tubuh
- bentuk tubuh yang berubah
Maturasi:
- berhubungan dengan kehilangan
(orang, fungsi, finansial, pekerjaan)
Pengalaman Traumatik:
- penganiayaan seksual, aniaya fisik
- kecelakaan, bencana alam
Sumber Koping
Top Related