8/11/2019 Lapsus Aids
1/45
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu
syndrome/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh etro!irus yang
menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh" Dengan rusaknya sistem
kekebalan tubuh# maka orang yang terinfeksi mudah diserang penyakit$penyakit
lain yang berakibat fatal# yang dikenal dengan infeksi oportunistik"
Penyakit ini pertama sekali timbul di Afrika# haiti dan America Serikat
pada tahun %&'" Pada tahun %&'& Amerika serikat melaporkan kasus$ kasus
sarkoma kaposi dan penyakit$ penyakit infeksi yang jarang terjadi di ropa"
Samapi saat ini belum disadari oleh para ilmu*an bah*a kasus+kasus adalah
kasus AIDS"
Dari tahun ke tahun kasus AIDS meningkat dengan cepat# dimana pada
tahun %&% tercatat %, kasus AIDS# pada tahun %&% tercatat %, kasus AIDS#
pada tahun %&, menjadi %-"... kasus# aret %&' terdapat -%" kasus#
Desember %& %0,"%0- kasus# %-%"... kasus pada % aret %& Desember
%&& menjadi %&"%1, kasus yang di laporkan ke 234"
Di 5anah Papua epidemi 3I6 sudah masuk ke dalam masyarakat (generalized
epidemic) dengan pre!alensi 3I6 di populasi de*asa sebesar 7#-8" Sedangkan di
banyak tempat lainnya dalam kategori terkonsentrasi# dengan pre!alensi 3I6 9,8
pada populasi kunci" :amun# saat ini sudah di*aspadai telah terjadi penularan
3I6 yang meningkat melalui jalur parental (ibu kepada anaknya)# terutama di
beberapa ibu kota pro!insi"
8/11/2019 Lapsus Aids
2/45
;ecenderungan penularan infeksi 3I6 di seluruh pro!insi prioritas hampir
sama# kecuali di 5anah Papua dimana mayoritas di akibatkan karena hubungan
seksual beresiko tanpa kondom yang dilakukan kepada pasangan tetap maupun
tidak tetap" Penularan 3I6 saat ini sudah terjadi lebih a*al# dimana kelompok
usia produktif (%,$7& tahun) banyak dilaporkan telah terinfeksi dan menderita
AIDS"
8/11/2019 Lapsus Aids
3/45
sumberdaya yang memadai" =ntuk itu# Indonesia secara terus menerus melakukan
upaya untuk mobilisasi sumberdaya baik di tingkat lokal maupun internasional
untuk menjamin kesinambungan terlaksananya program komprehensif dan
pencapaian target yang ditetapkan"
8/11/2019 Lapsus Aids
4/45
8/11/2019 Lapsus Aids
5/45
normal" pasien mengaku penurunan berat badan yang drastis" 5idak ada ri*ayat
diare yang lama" Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal seperti ini"
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
$ 3ipertensi dan D disangkal
$ Penggunaan obat suntik disangkal (narkoba)
$ Pasien biasanya hanya sakit panas# batuk# pilek biasa# sembuh sendiri"
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA:
$ 3ipertensi dan D disangkal
$ 5idak ada anggota keluarga yang sakit sebelumnya"
RIWAYAT SOSIAL:
$ Pasien bekerja sebagai buruh pabrik rokok
$ erokok disangkal"
$ ;onsumsi alkohol disangkal
$ Suami pasien seorang supir truk luar kota
III PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN:
;eadaan umum > @emah
;esadaran >
5ekanan darah >
:adi >
:afas >
Suhu >
8/11/2019 Lapsus Aids
6/45
PEMERIKSAAN KEPALA LEHER:
;epala > :ormochepali# deformitas ($)# tanda radang pada kulit kepala ($)
ata > ;onjungti!a palpebra anemis $/$# sklera ikterus $/$# sianosi$/$#
dyspneu $/$pupil isokor# refleks pupil (B)
ulut > 5erdapat Candidiasis 4ris"
@eher > assa ($)# tidak terdapat pembesaran ;
Palpasi >
Perkusi >
Auskultasi >
JANTUNG
Inspeksi >
Palpasi >
Perkusi >
Auskultasi >
ABDOMEN
Inspeksi >
Palpasi >
Perkusi >
Auskultasi >
EKSTREMITAS
dema $/$# deformitas $/$# motorik dan sensibilitas
8/11/2019 Lapsus Aids
7/45
IV PEMERIKSAAN PENUNJANG:
LABORATORIUM:
DAA3 @:;AP >
EAA@ 3A5I >
EAA@ I:?A@ >
=@A DAA3 >
5es 3I6 >
RADIOLOGI:
F$ay 534AF>
Diagnosis ;erja >
Planning diagnosis >
5erapi >
Hasi SOAP
8/11/2019 Lapsus Aids
8/45
BAB III
PEMBAHASAN
!.1 DEFINISI
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala
atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya
infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (3I6) yang termasuk famili
retro!iridae" AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi 3I6" (Djoerban G dkk#
7..1)
!.2 EPIDEMIOLOGI
@aporan =:AIDS$234 menunjukkan bah*a AIDS telah merenggut
lebih dari 7, juta ji*a sejak pertama kali dilaporkan pada tahun %&%" Pada tahun
7.. jumlah odha diperkirakan mencapai 00#0 juta orang# dengan sebangian
besar penderitanya adalah usia produktif # %,#& juta penderita adalah perempuan
dan 7#, juta adalah anak$anak" Dengan jumlah kasus baru 3I6 sebanyak 7"1 juta
ji*a" Dari jumlah kasus baru tersebut# sekitar 0'. ribu di antaranya terjadi pada
anak$anak" Pada tahun yang sama# lebih dari dua juta orang meninggal karena
AIDS" (234#7.%. )
Peningkatan jumlah orang hidup dengan 3I6 sungguh mengesankan" Pada
tahun %&&.# jumlah odha baru berkisar pada angka delapan juta sedangkan saat
ini# jumlahnya sudah mencapai 00#7 juta orang" Dari keseluruhan jumlah ini# 1'8
diantaranya disumbangkan oleh odha di ka*asan sub Sahara# Afrika" (234#
7.%.)
8/11/2019 Lapsus Aids
9/45
Sejak %&, sampai tahun %&&1 kasus AIDS masih jarang ditemukan di
Indonesia" Sebagian 4D3A pada periode itu berasal dari kalangan homoseksual"
;emudian jumlah kasus baru 3I6/AIDS semakin meningkat dan sejak
pertengahan tahun %&&& mulai terlihat peningkatan tajam yang terutama
disebabkan akibat penularan melalui narkotika suntik" (Djoerban G dkk# 7..1)
Saat ini# perkembangan epidemi 3I6 di Indonesia termasuk yang tercepat
di Asia" Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada beberapa sub$
populasi berisiko tinggi (dengan pre!alensi 9 ,8) seperti pengguna narkotika
suntik (penasun)# *anita penjaja seks (2PS)# dan *aria" Di beberapa propinsi
seperti D;I ?akarta# iau#
8/11/2019 Lapsus Aids
10/45
ini menunjukkan adanya pergeseran dari dominasi kelompok homoseksual ke
kelompok heteroseksual dan penasun" ?umlah kasus pada kelompok penasun
hingga akhir tahun 7.. mencapai %"7,, orang" ;umulatif kasus AIDS tertinggi
dilaporkan pada kelompok usia 7.+7& tahun (,.#78)# disusul kelompok usia 0.+
0& tahun" (Depkes I# 7..)
Dari 00 propinsi seluruh Indonesia yang melaporkan# peringkat pertama
jumlah kumulatif kasus AIDS berasal dari propinsi ?a*a
8/11/2019 Lapsus Aids
11/45
helper lymphositdan monosit atau makrofag" @apisan kedua di bagian dalam
terdiri dari protein p%'" Inti 3I6 dibentuk oleh protein p7-" Di dalam inti ini
terdapat dua rantai :A dan enim transkriptase re!erse (reverse transcriptase
enzyme). ( erati 5P dkk#7..1)
Ga"#a$ 1> struktur !irus 3I6$%
Sumber > Eauci AS at al# 7..,
Ada dua tipe 3I6 yang dikenal yakni 3I6$% dan 3I6$7" pidemi 3I6
global terutama disebabkan oleh 3I6$% sedangkan tipe 3I6$7 tidak terlalu luas
penyebarannya" 5ipe yang terakhir ini hanya terdapat di Afrika
8/11/2019 Lapsus Aids
12/45
Ta#& 1 : Risi'( )&*+a$a* HIV ,a$i -ai$a* +#+/
" Risi'( i*00i Risi'( "asi/ s+i
,i&*+'a*
Risi'( $&*,a/ s&a"a
i,a' &$'(*a"i*asi
,a$a/Darah# serum
Semen
Sputum
Sekresi !agina
Cairan amnion
Cairan
serebrospinal
Cairan pleura
Cairan peritoneal
Cairan perikardial
Cairan syno!ial
ukosa seriks
untah
Eeses
Sali!a
;eringat
Air mata
=rin
Sumber > Djaui S# 7..7
Sebenarnya risiko penularan 3I6 melalui tusukan jarum maupun percikan
cairan darah sangat rendah" isiko penularan melalui perlukaan kulit (misal akibat
tusukan jarum atau luka karena benda tajam yang tercemar 3I6) hanya sekitar
.#08 sedangkan risiko penularan akibat terpercik cairan tubuh yang tercemar 3I6
pada mukosa sebesar .#.&8" (Djaui S dkk# 7..7)
;emungkinan metode penularan pada pasien :y A ini adalah melalui
mukosa genital (seksual)"
!. PATOGENESIS
@imfosit CD-B (sel 5 helperatau 5h) merupakan target utama infeksi 3I6
karena !irus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD-" @imfosit
CD-B berfungsi mengkoordinasikan sejumlah fungsi imunologis yang penting
sehingga bila terjadi kehilangan fungsi tersebut maka dapat menyebabkan
gangguan imun yang progresif" (Djoerban G dkk# 7..1)
:amun beberapa sel lainnya yang dapat terinfeksi yang ditemukan secara
in !itro dan in!i!o adalah megakariosit# epidermal langerhans# peripheral
dendritik# folikular dendritik# mukosa rectal# mukosa saluran cerna# sel ser!iks#
8/11/2019 Lapsus Aids
13/45
mikrogilia# astrosit# sel trofoblast# limfosit CD# sel retina dan epitel ginjal"
(erati 5P dkk# 7..1)
Infeksi 3I6 terjadi melalui molekul CD- yang merupakan reseptor utama
3I6 dengan bantuan ko$reseptor kemokin pada sel 5 atau monosit# atau melalui
kompleks molekul adhesi pada sel dendrit" ;ompleks molekul adhesi ini dikenal
sebagai dendritic-cell specific intercellular adhesion molecule-grabbing
nonintegrin (DC$SI:)" Akhir$akhir ini diketahui bah*a selain molekul CD- dan
ko$reseptor kemokin# terdapat integrin -' sebagai reseptor penting lainnya
untuk 3I6" Antigen gp%7. yang berada pada permukaan 3I6 akan berikatan
dengan CD- serta ko$reseptor kemokin CFC- dan CC,# dan dengan mediasi
antigen gp-% !irus# akan terjadi fusi dan internalisasi 3I6" Di dalam sel CD-#
sampul 3I6 akan terbuka dan :A yang muncul akan membuat salinan D:A
dengan bantuan enim transkriptase re!ersi" Selanjutnya salinan D:A ini akan
berintegrasi dengan D:A pejamu dengan bantuan enim integrase" D:A !irus
yang terintegrasi ini disebut sebagai pro!irus" Setelah terjadi integrasi# pro!irus ini
akan melakukan transkripsi dengan bantuan enim polimerasi sel host menjadi
m:A untuk selanjutnya mengadakan transkripsi dengan protein$protein struktur
sampai terbentuk protein" m:A akan memproduksi semua protein !irus"
enomik :A dan protein !irus ini akan membentuk partikel !irus yang
nantinya akan menempel pada bagian luar sel" elalui proses budding pada
permukaan membran sel# !irion akan dikeluarkan dari sel inang dalam keadaan
matang" Sebagian besar replikasi 3I6 terjadi di kelenjar getah bening# bukan di
peredaran darah tepi" (Djoerban G dkk# 7..1)
Siklus replikasi !irus 3I6 digambarkan secara ringkas melalui gambar 7"
8/11/2019 Lapsus Aids
14/45
8/11/2019 Lapsus Aids
15/45
Perjalanan penyakit infeksi 3I6 disebabkan adanya gangguan fungsi dan
kerusakan progresif populasi sel 5 CD-" 3al ini meyebabkan terjadinya deplesi
sel 5 CD-" Selain itu# terjadi juga disregulasi repsons imun sel 5 CD- dan
proliferasi CD- jarang terlihat pada pasien 3I6 yang tidak mendapat pengobatan
antiretro!irus" (Djoerban G dkk# 7..1)
!. PERJALANAN PENYAKIT
Dalam tubuh odha# partikel !irus bergabung dengan D:A sel pasien#
sehingga satu kali seseorang terinfeksi 3I6# seumur hidup ia akan tetap terinfeksi"
Sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 0 tahun pertama# ,.8 berkembang
menjadi pasien AIDS sesudah %. tahun# dan sesudah %0 tahun hampir semua
orang yang terinfeksi 3I6 menunjukkan gejala AIDS# dan kemudian meninggal"
Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran penyakit yang kronis# sesuai
dengan perusakan sistem kekebalan tubuh yang juga bertahap" (Djoerban G dkk#
7..1)
Dari semua orang yang terinfeksi 3I6# lebih dari separuh akan
menunjukkan gejala infeksi primer yang timbul beberapa hari setelah infeksi dan
berlangsung selama 7$1 minggu" ejala yang terjadi adalah demam# nyeri
menelan# pembengkakan kelenjar getah bening# ruam# diare# atau batuk dan
gejala$gejala ini akan membaik dengan atau tanpa pengobatan" (Djoerban G dkk#
7..1)
Setelah infeksi akut# dimulailah infeksi 3I6 asimtomatik (tanpa gejala)
yang berlangsung selama $%. tahun" 5etapi ada sekelompok kecil orang yang
perjalanan penyakitnya amat cepat# dapat hanya sekitar 7 tahun# dan ada pula
8/11/2019 Lapsus Aids
16/45
perjalanannya lambat (non$progessor)" Sejalan dengan memburuknya kekebalan
tubuh# odha mulai menampakkan gejala$gejala akibat infeksi oportunistik seperti
berat badan menurun# demam lama# rasa lemah# pembesaran kelenjar getah
bening# diare# tuberkulosis# infeksi jamur# herpes dan lain$lainnya"
Ta#& 2. ejala klinis infeksi primer 3I6
K&(")(' G&3aa K&'&$a)a* 456
=mum Demam &.
:yeri otot ,-
:yeri sendi $
asa lemah $ukokutan uam kulit '.
=lkus di mulut %7
@imfadenopati '-
:eurologi :yeri kepala 07
:yeri belakang mata $
Eotofobia $
Depresi $
eningitis %7
Saluran cerna Anoreksia $
:ausea $
Diare 07
?amur di mulut %7
Sumber > (Djaui S# 7..7)
Pada pasien :y A ini gejala klinis yang dapat dijumpai adalah Demam#
rasa lemah badan# adanya nyeri kepala# dan jamur di mulut"
5anpa pengobatan A6# sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi 3I6
akan memburuk bertahap meski selama beberapa tahun tidak bergejala" Pada
akhirnya# odha akan menunjukkan gejala klinik yang makin berat" 3al ini berarti
telah masuk ke tahap AIDS" 5erjadinya gejala$gejala AIDS biasanya didahului
oleh akselerasi penurunan jumlah limfosit CD-" Perubahan ini diikuti oleh gejala
klinis menghilangnya gejala limfadenopati generalisata yang disebabkan
8/11/2019 Lapsus Aids
17/45
hilangnya kemampuan respon imun seluler untuk mela*an turnover 3I6 dalam
kelenjar limfe ;arena manifestasi a*al kerusakan dari system imun tubuh adalah
kerusakan mikroarsitektur folikel kelenjar getah bening dan infeksi 3I6 meluas
ke jaringan limfoid# yang dapat diketahui dari pemeriksaan hibridasi insitu"
Sebagian replikasi 3I6 terjadi di kelenjar getah bening# bukan di peredaran darah
tepi" (Djoerban G dkk# 7..1)
Pada *aktu orang dengan infeksi 3I6 masih merasa sehat# klinis tidak
menunjukkan gejala# pada *aktu itu terjadi replikasi 3I6 yang tinggi# %. partikel
setiap hari" eplikasi yang cepat ini disertai dengan mutasi 3I6 dan seleksi#
muncul 3I6 yang resisten"
8/11/2019 Lapsus Aids
18/45
limfosit 5" Akibatnya perjalanan penyakitnya biasanya lebih progresif" (Djoerban
G dkk# 7..1)
Secara ringkas# perjalanan alamiah penyakit 3I6/AIDS dikaitkan dengan
hubungan antara jumlah :A !irus dalam plasma dan jumlah limfosit CD-B
ditampilkan dalam gambar 0"
ambaran perjalanan alamiah infeksi 3I6" Dalam periode infeksi primer#
3I6 menyebar luas di dalam tubuhH menyebabkan deplesi sel 5 CD- yang terlihat
pada pemeriksaan darah tepi" eaksi imun terjadi sebagai respon terhadap 3I6#
ditandai dengan penurunan !iremia"
ambar 0> perjalanan alamiah infeksi 3I6
sumber > http>//***"aegis"org/factshts/:IAID/%&&,
Selanjutnya terjadi periode laten dan penurunan jumlah sel 5 CD- terus terjadi
hingga mencapai di ba*ah batas kritis yang akan memungkinkan terjadinya
infeksi oportunistik"
8/11/2019 Lapsus Aids
19/45
!.7 DIAGNOSIS
!.7.1. A*a"*&sis
Anamnesis yang lengkap termasuk risiko pajanan 3I6 # pemeriksaan fisik#
pemeriksaan laboratorium# dan konseling perlu dilakukan pada setiap odha saat
kunjungan pertama kali ke sarana kesehatan" 3al ini dimaksudkan untuk
menegakkan diagnosis# diperolehnya data dasar mengenai pemeriksaan fisik dan
laboratorium# memastikan pasien memahami tentang infeksi 3I6# dan untuk
menentukan tata laksana selanjutnya"
Dari Anamnesis# perlu digali factor resiko 3I6 AIDS#
8/11/2019 Lapsus Aids
20/45
Ta#& %: Da9a$ ii' $ia;a )asi&*
S+"#&$ :D&)'&s RI 2887
Dari anamnesis pasien :y A ini# terdapat keluhan demam# badan terasa
lemah# ada nyeri kepala# dan terdapat jamur di mulut" Eaktor resiko pada pasien
ini adalah kemungkinan karena pasien bekerja di luar negeri# sehingga
kemungkinan terjadi penularan melalui mukosa genital (seksual) semakin
meningkat"
!.7.2 P&"&$i'saa* 9isi'
Daftar tilik pemeriksaan fisik pada pasien dengan kecurigaan infeksi 3I6 dapat
dilihat pada tabel 1
8/11/2019 Lapsus Aids
21/45
Ta#& : Da9a$ ii' )&"&$i'saa* 9isi'
S+"#&$ :D&)'&s RI 2887
ambaran klinis yang terjadi" umumnya akibat adanya infeksi oportunistik
atau kanker yang terkait dengan AIDS seperti sarkoma ;aposi# limfoma
malignum dan karsinoma ser!iks in!asif" Daftar tilik pemeriksaan fisik pada
pasien dengan kecurigaan infeksi 3I6 dapat dilihat pada tabel 1" Di S Dr" Cipto
8/11/2019 Lapsus Aids
22/45
angkusumo (SC) ?akarta# gejala klinis yang sering ditemukan pada odha
umumnya berupa demam lama# batuk# adanya penurunan berat badan# saria*an#
dan diare# seperti pada tabel , "
Ta#& . ejala AIDS di S" Dr" Cipto angunkusumo
G&3aa F$&'+&*si
Demam lama %.. 8
8/11/2019 Lapsus Aids
23/45
Ta#& 7. Anjuran pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pada odha
5es antibodi terhadap 3I6 (AI)H
5es 3itung jumlah sel 5 CD- 5 (AI)H
3I6 :A plasma (viral load) (AI)HPemeriksaan darah perifer lengkap# profil kimia# S45# SP5#
8/11/2019 Lapsus Aids
24/45
berasal dari darah ibu" Ig ini dapat bertahan selama % bulan sehingga pada
kondisi ini# tes perlu diulang pada usia anak 9 % bulan" (Djoerban G dkk#7..1)
3asil tes dinyatakan positif bila tes penyaring dua kali positif ditambah
dengan tes konfirmasi dengan 2< positif" Di negara$negara berkembang
termasuk Indonesia# pemeriksaan 2< masih relatif mahal sehingga tidak mungkin
dilakukan secara rutin" 234 menganjurkan strategi pemeriksaan dengan
kombinasi dari pemeriksaan penyaring yang tidak melibatkan pemeriksaan 2 Alogaritma pemeriksaan 3I6
Sumber > Depkes#7..'
!.7.% P&*iaia* Ki*is
Penilaian klinis yang perlu dilakukan setelah diagnosis 3I6 ditegakkan
meliputi penentuan stadium klinis infeksi 3I6# mengidentifikasi penyakit yang
berhubungan dengan 3I6 di masa lalu# mengidentifikasi penyakit yang terkait
dengan 3I6 saat ini yang membutuhkan pengobatan# mengidentifikasi kebutuhan
terapi A6 dan infeksi oportunistik# serta mengidentifikasi pengobatan lain yang
sedang dijalani yang dapat mempengaruhi pemilihan terapi" (Djaui S dkk#7..7)
!.7. Sa,i+" Ki*is
234 membagi 3I6/AIDS menjadi empat stadium klinis yakni stadium I
(asimtomatik)# stadium II (sakit ringan)# stadium III (sakit sedang)# dan stadium
8/11/2019 Lapsus Aids
26/45
I6 (sakit berat atau AIDS)# dalam tabel &"
8/11/2019 Lapsus Aids
27/45
Ta#& Depkes I# 7..'
!.= PENATALAKSANAAN
3I6/AIDS sampai saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total"
:amun data selam tahun terakhir menunjukkan bukti yang amat meyakinkan
bah*a pegobatan dengan menggunakan kombinasi beberapa obat anti 3I6
8/11/2019 Lapsus Aids
28/45
bermanfaat untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi 3I6" "
(Djoerban G dkk#7..1)
Secara umum# penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis# yaitu>
a) Pengobatan untuk menekan replikasi !irus 3I6 dengan obat
antiretro!iral (A6)"
b) Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker
yang menyertai infeksi 3I6/AIDS# seperti jamur# tuberkulosis#
hepatitis# toksoplasmosis# sarkoma kaposi# limfoma# kanker ser!iks"
c) Pengobatan suportif# yaitu makanan yang mempunyai nilai gii yang
lebih baik dan pengobatan pendukung lain seperti dukungan
psikososial dan dukungan agama serta juga tidur yang cukup dan perlu
menjaga kebersihan" Dengan pengobatan yang lengkap tersebut# angka
kematian dapat ditekan# harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi
oportunistik amat berkurang"
!.=.1T&$a)i A*i$&$(>i$a 4ARV6
Secara umum# obat A6 dapat dibagi dalam 0 kelompok besar yakn (Djaui S
dkk#7..7)>
;elompok nucleoside reverse transcriptase inhibitors (:5I) seperti>
ido!udin# alsitabin# sta!udin# lami!udin# didanosin# abaka!ir ;elompok non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (::5I) seperti
e!afirens dan ne!irapin
;elompok protease inhibitors (PI) seperti sakuina!ir# ritona!ir# nel!ina!ir#
amprena!ir"
2aktu memulai terapi A6 harus dipertimbangkan dengan seksama karena
obat antiretro!iral akan diberikan dalam jangka panjang" Proses memulai terapi
8/11/2019 Lapsus Aids
29/45
A6 meliputi penilaian terhadap kesiapan pasien untuk memulai terapi A6 dan
pemahaman tentang tanggung ja*ab selanjutnya (terapi seumur hidup# adherence#
toksisitas)" ?angkauan pada dukungan gii dan psikososial# dukungan keluarga
atau sebaya juga menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan ketika membuat
keputusan untuk memulai terapi A6" ( Depkes I# 7..')
Dalam hal tidak tersedia tes CD-# semua pasien dengan stadium 0 dan -
harus memulai terapi A6" Pasien dengan stadium klinis % dan 7 harus dipantau
secara seksama# setidaknya setiap 0 bulan sekali untuk pemeriksaan medis
lengkap atau manakala timbul gejala atau tanda klinis yang baru"Adapun terapi
3I6$AIDS berdasarkan stadiumnya seperti pada tabel %." (Depkes I# 7..')
Ta#& 18.5erapi pada 4D3A de*asa
Sa,i+"
Ki*isBia &$s&,ia )&"&$i'saa* ?D%
Ji'a i,a' &$s&,ia
)&"&$i'saa* ?D%
%5erapi antiretro!iral dimulai bila CD-
K7..
5erapi A6 tidak
diberikan
7
8/11/2019 Lapsus Aids
30/45
7" :ilai yang tepat dari CD- di atas 7../mm0di mana terapi A6 harus dimulai
belum dapat ditentukan"
0" ?umlah limfosit total M%7../mm0 dapat dipakai sebagai pengganti bila
pemeriksaan CD- tidak dapat dilaksanakan dan terdapat gejala yang berkaitan
dengan 3I6 (Stadium II atau III)" 3al ini tidak dapat dimanfaatkan pada
4D3A asimtomatik" aka# bila tidak ada pemeriksaan CD-# 4D3A
asimtomatik (Stadium I) tidak boleh diterapi karena pada saat ini belum ada
petanda lain yang terpercaya di daerah dengan sumber daya terbatas"
8/11/2019 Lapsus Aids
31/45
:amun pada kondisi$kondisi dimana tidak ada lagi terapi yang efektif
selain perbaikan fungsi kekebalan dengan A6 maka pemberian A6 sebaiknya
diberikan sesegera mungkin (AIII)" Contohnya pada kriptosporidiosis#
mikrosporidiosis# demensia terkait 3I6" ;eadaan lainnya# misal pada infeksi
&.tuberculosis#penundaan pemberian A6 7 hingga minggu setelah terapi 5 Depkes I# 7..'
PI tidak direkomendasikan sebagai paduan lini pertama karena penggunaa
PI pada a*al terapi akan menghilangkan kesempatan pilihan lini kedua di
Indoneesia di mana sumber dayanya masih sangat terbatas" PI hanya dapat
digunakan sebagai paduan lini pertama (bersama kombinasi standar 7 :5I) pada
terapi infeksi 3I6$7# pada perempuan dengan CD-97,./ mm0 yang mendapat
A5 dan tidak bisa menerima E6# atau pasien dengan intoleransi ::5I"
8/11/2019 Lapsus Aids
35/45
!..! Si*,$(" P&"+i/a* I"+*ias 4i""+* $&-(*si+i(* s;*,$("& @ IRIS6
;umpulan tanda dan gejala akibat dari pulihnya system kekebalan tubuh
selama terapi A6" erupakan reaksi paradoksal dalam mela*an antigen asing
(hidup atau mati) dari pasien yang baru memulai terapi A6 dan mengalami
pemulihan respon imun terhadap antigen tersebut"" tuberkulosi merupakan
sepertiga dari seluruh kasus IIS" Erekuensinya %.8 dari seluruh pasien yang
mulai terapi A6 dan 7,8 dari pasien yang mulai terapi A6 dengan CD- K,. /
mm0"
8/11/2019 Lapsus Aids
36/45
Ta#& 1%: )&,("a* aaa'sa*a IRIS
S+"#&$ : D&)'&s RI 2887
!.=.! P&*aaa'sa*aa* I*9&'si O)+$+*isi'
Infeksi oportunistik (I4) adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan
tubuh" Infeksi ini dapat timbul karena mikroba (bakteri# jamur# !irus) yang berasal
dari luar tubuh# maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam
keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh" (Junihastuti # 7..,)
Infeksi oportunistik dapat dihubungkan dengan tingkat kekebalan tubuh
yang ditandai dengan jumlah CD- dan dapat terjadi pada jumlah CD- K 7..
8/11/2019 Lapsus Aids
37/45
sel/ @ ataupun 9 7.. sel/ @" Sebagian besar infeksi oportunistik dapat diobati
namun apabila kekebalan tubuh tetap rendah maka infeksi oportunistik mudah
kambuh kembali atau juga dapat timbul oportunistik yang lain" Pada umumnya
kematian pada odha disebabkan oleh infeksi oportunistik sehingga infeksi ini
perlu dikenal dan diobati" Dengan penggunaan A6 peningkatan kekebalan tubuh
( CD- ) dapat dicapai sehingga risiko infeksi oportunistik dapat dikurangi"
5erdapat banyak penyakit yang digolongkan infeksi oportunistik seperti terlihat
pada table %,"
Ta#& 1. Infeksi 4portunistik/ ;ondisi yang Sesuai dengan ;riteria Diagnosis
AIDS
Cytomegalo!irus (C6) selain hati# limpa# atau kelenjar getah bening
C6# retinitis (dengan penurunan fungsi penglihatan)
nsefalopati 3I6 a
3erpes simpleks# ulkus kronik (lebih dari % bulan)# bronchitis# pneumonitis# atau
esofagitis
3istoplasmosis# diseminata atau ekstraparu
Isosporiasis# dengan diare kronis (9 % bulan)
;andidiasis bronkus# trakea# atau paru
;andidiasis esophagus
;anker ser!iks in!asif
;oksidioidomikosis# diseminata# atau ekstraparu
;riptokokosis# ekstraparu
;riptokosporidiosis# dengan diare kronis (9 % bulan)
@eukoensefalopati multifocal progresif
@imfoma
8/11/2019 Lapsus Aids
38/45
lain selain infeksi 3I6" =ntuk menyingkirkan penyakit lain dilakukan
pemeriksaan lumbal pungsi dan pemeriksaan pencitraan otak (C5 scan atau I)b
8/11/2019 Lapsus Aids
39/45
berupa infiltrat pada lobus atas# ka!itas# atau efusi pleura" Pada 4D3A dengan
CD K 7.. sel/N@# gambaran yang lebih sering tampak adalah limfadenopati
mediastinum dan infiltrat di lobus ba*ah" Diagnosis definitif 5< pada odha
adalah dengan ditemukannya &.tuberculosispada kultur jaringan atau specimen
sedangkan diagnosis presumtifnya berdasarkan ditemukannya
8/11/2019 Lapsus Aids
40/45
Ta#& 17. 5erapi A6 untuk pasien koinfeksi 5
%" Pencegahan primer# yakni upaya untuk mencegah infeksi sebelum infeksi
terjadi" isalnya pemberian kotrimoksaol pada penderita yang CD- K
8/11/2019 Lapsus Aids
41/45
7../mm0 untuk mencegah )neumocystis carinii pneumonia (PCP)"
Pencegahan ini dapat mengurangi risiko PCP"
7" Pencegahan sekunder# yaitu pemberian obat pencegahan setelah infeksi terjadi"
Contohnya setelah terapi PCP dengan kotrimoksaol diperlukan obat
pencegahan (dalam dosis yang lebih rendah) untuk mencegahan kekambuhan
PCP yang telah sembuh"
?ika kekebalan tubuh dengan indikator nilai CD- meningkat maka risiko terkena
infeksi oportunistik berkurang sehingga obat pencegahan infeksi oportunistik
dapat dihentikan" :amun bila kekebalan menurun kembali obat infeksi
oportunistik harus diberikan lagi" 5abel berikut menampilkan secara ringkas
pencegahan terhadap beberapa bentuk infeksi oportunistik"
8/11/2019 Lapsus Aids
42/45
8/11/2019 Lapsus Aids
43/45
DAFTAR PUSTAKA
8/11/2019 Lapsus Aids
44/45
%" Djoerban G# Djaui S" 3I6/AIDS di Indonesia" In> Sudoyo A2# Setiyohadi
;asper D@# Eauci AS# @ongo D@# cra*$3ill
-" ;elompok Studi ;husus AIDS E;=I" In> Junihastuti # Djaui S#
Djoerban G# editors" Infe!si oportunisti! pada AIS. ?akarta> http>//***"aidsindonesia"or"id
1" erati 5P# Djaui S" espon imun infeksi 3I6" In> Sudoyo A2# Setiyohadi
Akib
AA# unasir G# 2indiastuti # ndyarni Departemen Ilmu ;esehatan Anak E;=I$SC
7..&
" Pedoman :asional 5erapi Antiretro!iral" QPanduan 5atalaksana ;linis
Infeksi 3I6 pada orang De*asa dan emajaR edisi ke$7# Departemen
;esehatan epublik Indonesia Direktorat ?enderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan @ingkungan 7..'
http://www.aidsindonesia.or.id/http://www.aidsindonesia.or.id/http://www.aidsindonesia.or.id/http://www.aidsindonesia.or.id/8/11/2019 Lapsus Aids
45/45
&" =:AIDS$234" eport on the global 3I6/AIDS epidemic 7.%.>
eecuti!e summary" ene!a" 7.%."
%." Jayasan Spiritia" Sejarah 3I6 di Indonesia" 7..& Ocited 7..& April H
A!ailable from> http>//spiritia"or"id/art/bacaart"phpartnoT%.-.
http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1040http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1040