i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan
bahasa yang sederhana namun penuh manfaat. Laporan ini berjudul “Observasi
Bimbingan Konseling di SMP Juara” , untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling.
Dalam laporan ini kami melaporkan mengenai sarana dan prasarana, masalah
yang sering muncul pada siswa, cara menanganinya, program unggulan BK
disekolah tesebut, serta kami juga melampirkan foto-foto ketika melakukan
observasi.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aam Kurnia, M.Pd. selaku dosen
Bimbingan Konseling, yang telah memotivasi dan memberikan pengarahan kepada
kami dalam melakukan observasi. Bapak Agung Suryadi, S.Pd. selaku wakil kepala
sekolah yang telah memberi izin untuk melakukan obsevasi, serta Ibu Shilka
Shafanisa, S.Psi selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMP Juara Bandung.
Serta rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Pada proses observasi dan proses pembuatan laporan ini kami mengalami
beberapa hambatan dan kesulitan. Sehingga isi dalam laporan ini masih kurang
sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini di
kemudian hari. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi
kita semua. Amin..
Bandung, 18 Desember 2016
Tim Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 3
BAB III ............................................................................................................................... 9
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................... 9
A. Tahap Persiapan ................................................................................................. 10
B. Tahap Pelaksanaan ............................................................................................. 10
C. Tahap Akhir ........................................................................................................ 11
BAB IV ............................................................................................................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 12
BAB V .............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas seorang guru bukan hanya mengajarkan ilmu pada bidangnya,
melainkan juga mendidik siswa. Dalam upaya mendidik siswa, perlu adanya
bekal yang cukup bagi setiap guru agar dapat berperan seperti yang
diharapkan kurikulum sekarang ini (kurtilas). Salah satu bekal tersebut
adalah adanya mata kuliah Bimbingan Konseling. Bimbingan Konseling
bagi para calon guru akan menjadi bekal yang sangat penting demi
mengkondisikan siswa seperti yang diinginkan untuk keberhasilan mereka
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa dalam menjalani pembelajaran maupun dalam kehidupan
pribadinya pasti mengalami masalah-masalah. Jika masalah-masalah ini
tidak dapat diatasi maupun ditanggapi secara bijak, maka dikhawatirkan
akan mengganggu proses pembelajaran. Bahkan bisa saja siswa terjerumus
kedalam hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menghancurkan masa
depan mereka. Bimbingan dari seorang guru dalam lingkungan siswa dirasa
perlu karena masalah terkadang juga datang dari pihak keluarga.
Maka dari itu, Salah satu topik pembicaraan yang penting dalam materi
Bimbingan Konseling adalah masalah siswa dan pemberian solusi yang
bijak. Permasalahan siswa dari waktu ke waktu akan berbeda seiring
perubahan gaya hidup, pola pikir dan pola perubahan zaman. Oleh karena
itu, materi yang dibahas dalam buku referensi Bimbingan Konseling tidak
selalu relevan dengan kondisi serta cara penanganan siswa masa kini.
Demi mengatasi solusi dari kondisi diatas, Seorang guru disamping
dituntut mengetahui secara teori dari buku referensi tentang Bimbingan
Konseling, juga harus mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam
lingkungan sekolah. Maka sebagai Mahasiswa yang ingin menjadi calon
guru yang baik, Tim Penyusun mencoba untuk menyeimbangkan teori
Bimbingan Konseling yang telah Tim Penyusun dapatkan dari perkuliahan
2
dengan keadaan sebenarnya di lingkungan sekolah melalui Observasi ke
sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang, Rumusan masalah observasi adalah
sebagai berikut :
1. Apa Masalah yang biasa terjadi pada siswa dalam lingkungan sekolah
yang menjadi subyek observasi?
2. Bagaimana cara menangani masalah yang biasa terjadi pada siswa
dalam lingkungan sekolah yang menjadi subyek observasi?
3. Apa saja Program Bimbingan Konseling unggulan dari sekolah yang
menjadi subyek observasi ?
C. Tujuan Observasi
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah Tim Penyusun himpun,
adapun Tujuan Observasi adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Masalah yang biasa terjadi pada siswa dalam lingkungan
sekolah yang menjadi subyek observasi
2. Mengetahui cara penanganan masalah yang biasa terjadi pada siswa
dalam lingkungan sekolah yang menjadi subyek observasi
3. Mengetahui program Bimbingan Konseling unggulan dari sekolah yang
menjadi subyek observasi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Guru memiliki hubungan erat dengan murid, karena guru memiliki kesempatan
untuk mengawasi tingkah laku dan kegiatanya. Kedudukan guru dalam pendidikan
yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memehami siswa-
siswanya. Oemar hamalik (1990: 52-57) menyatakan bahwa dalam sistem dan
proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan penting. Para siswa
tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban
tugasnya dengan baik ( Anas Salahidin, 2010: 185). Walaupun pada saat ini konsep
CBSA telah banyak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru
tetap menempati kedudukan tersendiri.
Seperti yang telah ditulis dalam Undang-undang Permendikbud nomor 111
tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
pendidikan Menengah. Bahwa dalam pengembangan kompetensi hidup, siswa
memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya
mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen,
tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui
layanan bimbingan dan konseling. Dan siswa memiliki tingkat kecerdasan dan
emosi yang berbeda-beda, sehingga sangat diperlukannya bimbingan dan
konseling. Pada zaman sekarang proses bimbingan terhadap siswa sudah diambil
sepenuhnya oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK). Tetapi dalam melakukan
bimbingan, penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu
melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. Keberhasilan
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh
keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling, namun juga
sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan guru mata pelajaran, wali kelas,
dan kepala sekolah.
Berikut ini adalah peran guru bimbingan konseling, guru mata pelajaran, wali
kelas, dan kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling :
4
1. Peran Guru Mata Pelajaran
a. Guru sebagai informator
Guru dalam kinerja darat berperan sebagai informator, berkaitan dengan
tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada
umumnya ( Fenti Hikmawati, 2011: 21).
b. Guru sebagai fasilitator
Guru berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan
layanan pembelajaran baik itu bersifat preventif ataupun kuratif.
Dibandingkan guru pembimbing, guru lebih memahami tentang
keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang
diajarkan ( Fenti Hikmawati, 2011: 21).
c. Guru sebagai mediator
Guru sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Misalnya
saat diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan
bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah ( Fenti
Hikmawati, 2011: 21).
d. Guru sebagai kolaborator
Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik
disekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator. Konselor disekolah,
misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi
( Fenti Hikmawati, 2011: 21).
e. Guru sebagai ukuran kognitif
Tugas guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai
keterampilan pada siswa. Hal-hal yag akan diwariskan itu tentu harus sesuai
dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan
merupakan gambaran tentang keadaan social, ekonomi, dan politik
masyarakat bersangkutan.
Hasil pengajaran adalah merupakan hasil interaksi antara unsur-unsur,
motivasi dan kemampuan siswa, isi atau materi pelajaran yang disampaikan
5
dan dipelajari oleh siswa , keterampilan guru menyampaikan dan alat bantu
pengajaran yang membantu pewarisan itu.
f. Guru sebagai agen moral
Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat karena fungsinya
mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan
memiliki berbagai keterampilan kognitif lainnya.
g. Guru sebagai innovator
Semakin majunya ilmu pengetahuan teknologi, masyarakat senan tiasa
Berubah Dan Berkembang dalam semua aspek. Perubahan dan
perkembangan itu menuntut terjadinya inovasi pendidikan yang
menimbulkan perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal yang
sebelumnya.
h. Guru memegang peranan kooperatif
Dalam melaksanakan tugasnya guru tidak bekerja sendiri dan
mengandalkan kemampuan nya secara individual. Karena itu para gguru
harus bekerja sama, baik bekerja sama antar sesame guru, pekerjaan-
pekerjaan social, lembaga-lembaga kemasyarakatan maupun dengan
peraturan orang tua murid (Anas Salahudin, 2010: 185).
i. Sebagai Pembangkit Motivasi Belajar
Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, guru
berkewajiban mempersiapkan dan mengorganisasikan lingkungan belajar
siswa untuk mensosialisasikan dirinya, dalam hubungan ini guru
mengemban peranan-peranan sebagai berikut:
1) Guru sebagai model
Anak atau siswa berkembang kearah idealism dan kritis, mereka
membutuhkan guru sebagai model yang dapat dicontoh dan
dijadikan teladan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kelebihan,
baik pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Kelebihan ini
tampak dalam disiplin yang tinggi dalam bidang-bidang intelektual,
emosional, kebiasaan-kebiasaa yang sehat, sikap yang demokratis,
terbuka dan sebagainya.
6
2) Guru sebagai perencana
Guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan
menjadi rencana-rencana yang operasional. Tujuan-tujuan umum
harus diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan
operasional. Dalam perencanaan harus melibatkan siswa sehingga
menjamin relefansinya dengan perkembangan, pertumbuhan dan
tingkat pengalaman mereka. Peranan ini menuntut agar perencanaan
agar direlevansikan dalam kondisi asyarakat, kebiasaan belajar
siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa, metode belajar yang
serasi dengan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya.
3) Guru sebagai Pelaksana
Guru yang harus menciftakan situasi, memimpin, merangsang,
menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar sesuai rencana,
guru sebagai sumber dan konsultan.
4) Sebagai Evaluator
Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan anak didiknya berhasil atau tidak.
5) Guru Mengetahui Murid Sebagai Individu
Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahuai atau
lebih mengenal siswanya kegiatan bimbinga tidak akan berhasil
dengan baik mana kala guru kurang memahami siswa.
Menurut Djumhur (1975: 127-129) mengatakan bahwa diperlukan
pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam
belajar, bermain, kesehatan, asal-usul, teman-teman karibnya bahkan latar
belakan sosial ekonominya.
7
2. Peran Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, Wali Kelas berperan :
a) Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
b) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya
c) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling
d) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,
seperti konferensi kasus,
e) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor.
3. Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah penanggung jawab seluruh penyelenggaraan
pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya,
Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah
dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
a) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung
di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan
konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan
dinamis.
b) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi
terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan
efisien.
8
c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan
pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan
bimbingan dan konseling.
d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
e) Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan
kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan
profesi.
f) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
(Ahmad Sudrajat, pada www.tentangpendidikan.com)
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data merupakan bagian penting dari suatu penelitian yang dilakukan. Mulai
dari analisis sampai ke pengambilan keputusan semuanya bergantung dari data
yang diperoleh. Dalam peneltian kali ini data yang diperoleh merupakan data
primer karena langsung dari pihak sekolah. Untuk lebih jelasnya alur penelitian
yang dilakukan seperti yang terlihat pada bagan berikut :
Studi literatur Observasi awal
Masalah
Konfirmasi Sekolah
Hasil dan Pembahasan
Laporan
Tahap akhir
Tahap
pelaksanaa
n
Tahap
persiapan
Menyiapkan Instrumen Penelitian
Pengumpulan Data
Bentuk Data
- Hasil Wawancara
- Data Rekapitulasi
Sekolah
Memilih Metoda
10
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi studi literature (kajian pustaka) dan observasi
awal ke beberapa sekolah. Setelah menemukan titik permasalahan dari hasil
studi pustaka dan observasi awal maka kemudian ditetapkan sekolah yang
akan menjadi objek penelitian. Adapun sekolah yang menjadi objek
penelitian kali ini yaitu :
Nama Sekolah : SMP Juara Bandung
Lokasi Sekolah : Komp Taman Indah Cipadung Panyileukan, Kota
Bandung Jawa Barat
Koordinat (-6.937271,107..710355 by google maps)
Jumlah Guru : 17 orang
Jumlah Guru BK : 1 orang
Jumlah Siswa : 147 orang
Jumlah Kelas : 6 kelas ( 25 siswa / kelas)
Sumber Dana : BAZIS, Pemerintah, Warga Sekitar
Tahap selanjutnya adalah pemilihan metoda pengumpulan data, dala
penelitian kali ini metoda yang dipilih adalah metoda wawancara dengan
teknis kegiatan mendatangi pihak sekolah dan mewawancarai dua orang
guru. Guru yang menjadi narasumber penelitian yaitu guru bimbingan
konseling untuk mengetahui bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling
berjalan dan yang kedua yaitu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang
secara umum mengkondisikan kesiswaan di sekolah tersebut. Untuk daftar
pertanyaan yang diajukan saat wawancara berlangsung terdapat dalam
lampiran.
B. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada :
11
Kunjungan Pertama :
Hari : Jumat
Tanggal : 10 Desember 2016
Kunjugan Kedua :
Hari : Selasa
Tanggal : 13 Desember 2016
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan
mengenai program bimbingan koseling di SMP Juara Bandung. Untuk hasil
dan pembahasan terdapat dalam BAB IV.
C. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu penyusunan laporan kegiatan
penelitian dalam bentuk laporan tertulis.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil observasi yang dilakukan di sekolah menengah pertama Juara Bandung
menunjukkan hasil bahwa sekolah ini masih tergolong muda yakni baru berdiri di
tahun 2010. SMP Juara bandung merupakan sekolah yang didirikan dari dana
bantuan BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Sadaqoh) yang artinya segala bentuk
kegaiatan di SMP Juara Bandung berasal dari sumbangan. SMP Juara Bandung
sendiri awalnya berdiri melihat keprihatinan terhadap pendidikan yang ada di
Indonesia yang mana pendidikan hanya dinikmati oleh orang yang memiliki uang
saja sedangkan mereka yang dengan perekonomian terbatas terpaksa tidak sekolah
karena harus berjuan membantu perekonomian keluarga. Melihat kondisi inilah
kemudian dicanangkan suatu sekolah khusus bagi mereka yang kurang mampu.
SMP Juara Bandung yang dibiayai oleh BAZIS memiliki arti bahwa sekolah ini
dalam operasionalnya berlandaskan kepada agama islam sehingga siswa yang
diterima dari golongan kurang mampu disesuaikan dengan kriteria penerima zakat
dalam islam yakni mereka yang tergolong asnaf yang delapan. Meskipun demikian
fokus penerimaan siswa di SMP Juara Bandung ini adalah kepada masyarakat
islam yang tergolong fakir dan miskin. Dalam hal penerimaan siswa barupun SMP
Juara Bandung tidak melakukan TPA (Tes Potensi Akademik) dengan alasan setiap
siswa berhak mendapat pendidikan. Dalam penerimaan siswa baru ada beberapa
tahap yang dilakukan yang mana hal ini sangat berbeda dengan sekolah-sekolah
pada umumnya. Tahapan tersebut didasari karena pada masa sekolah siswa SMP
Juara Bandung tidak akan dipungut biaya sedikitpun karena telah dibiayai dari
BAZIS sehingga penyelesian yang dilakukan cukup ketat terutama pada komitmen
orangtua siswa, kemauan siswa dan kondisi ekonomi siswa. Setiap siswa yang
mendaftar harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari
pemerintah terkait dan setelah melakukan sleksi administrative akan dilakukan
observasi ke lingkingan tempat tinggal calon siswa dan setelah lulus seiap seleksi
barulah siswa tersebut dinyatakan diterima di SMP Juara Bandung.
13
Melirik pada sarana dan prasarana sekolah khususnya yang mendukung pada
perkembangan psikologis siswa, SMP Juara Bandung dinilai cukup terstandarisasi
karena memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan siswa di setiap
kelas yang berjumlah 25 orang memiliki area ± 1,5 m2 untuk belajar. Infrastruktur
pendukung seperti lapangan olahraga, masjid, wc, juga sudah tersedia dengan
cukup baik. Ruang laboratorium sudah tersedia dengan baik akan tetapi dari segi
isi laboratorium belum terlalu lengkap.
Untuk kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di SMP Juara Bandung sendiri
terdiri dari 17 orang yang meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru
agama, guru olahraga, guru BK, guru mata pelajaran dan penjaga sekolah. Untuk
guru mata pelajaran sendiri pada dasarnya sudah sesuai pada bidang keahliannya
dan semuanya berlatar belakang pendidikan. Sedangkan untuk tenaga tat usaha
merupakan lulusan adminidtrasi dan guru BK sendiri merupakan lulusan psikologi.
Beradasarkan hasil wawancara diperoleh kesan bahwa permasalahan yang
sering terjadi pada siswa SMP Juara Bandung adalah permasalahan remaja. Hal ini
terjadi karena memang secara rata-rata umur siswa di SMP Juara Bandung pada
masa pubertas. Bentuk permasalahan tersebut seperti mulai merasa suka ke lawan
jenis (umumnya terjadi pada perempuan) dan bagi siswa laki-laki lebih cendrung
pada penampilan dan pencarian jati diri mereka. Dari data guru bimbingan dan
konseling terlihat bahwa sebagian besar dari siswa laki-laki mulai mencari
pergaulan khas laki-laki dan dunia keras lainnya. Hal ini ditemukan oleh guru
bimbingan konseling dimana pada beberapa siswa laki-laki mulai memiliki minat
pada gengster (dilihat dari gambar yang dilukis dan gaya bergaul). Untuk
perkembangan masalah yang dihadapi sendiri mulai terlihat pada siswa yang
berada pada semester akhir atau kelas IX dimana mereka sudah mulai memikirkan
karir mereka kedepannya. Hal ini terbukti dengan munculnya bentuk pertanyaan
baru ketika dilaksanakannya bimbingan dan konseling yakni pertanyaan mengenai
bagaimana kalo ke sekolah ini, atau sekolah itu, bagaimana kalau seandainya
bekerja dan lain sebagainya.
14
Menanggapi permasalahan tersebut maka terdapat dua bentuk bimbingan yang
dilakukan oleh guru BK itu sendiri. Untuk permasalahan perempuan biasanya
diselesaikan dengan bentuk bimbingan pribadi sedangkan untuk permasalahan
laki-laki biasanya dilakukan bentuk bimbingan bersama/kelompok. Untuk
pengontrolan dan antisipasi sendiri guru BK di SMP Juara Bandung mendapat jam
khusus untuk berinteraksi dengan siswa selama satu jam pelajaran tiap minggunya
di setiap kelas.
Dilain pihak untuk pengontrolan diluar sekolah dan menyesuaikan pelaporan
peninjauan perkembangan siswa di luar sekolah maka guru BK di SMP Juara
Bandung memiliki program khusus yaitu parenting dimana setiap orang tua siswa
dipanggil ke sekolah secara bergantian atau guru datang langsung ke rumah siswa.
Program ini biasanya dilakukan dalam skala dua sampai lima orang siswa perbulan.
Program lainnya yang menjadi unggulan di BK SMP Juara Bandung adalah
penilaian kepada siswa berdasarkan core value yang ditandai dengan adanya
portofolio perkembangan setiap siswa dan hal ini menjadi pertimbangan yang besar
untuk akhir tahun ajaran. Adapun yang menjadi pertimbangan pada core value ini
adalah Religius, Cerdas, Sosial Emosional dan Self Control. Setiap siswa memiliki
catatan perkembangannya masing-masing dan pastinya catatan tersebut dipegang
oleh guru BK sendiri dan hanya diketahui oleh kepala sekolah sebagai kontrol dari
setiap siswa di sekolah.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil observasi pada laporan ini, Tim Penyusun
menyimpulkan bahwa permasalahan siswa yang biasa terjadi pada SMP
Juara meliputi permasalahan remaja seperti : salah paham dengan teman,
konflik remaja, adu domba antar siswa, cinta monyet, geng motor,
merokok,dan follow trend . untuk kelas Sembilan pada umumnya lebih
mengarah ke permasalahan karir serta konflik dengan keluarga prihal
pilihan karir.
Cara Menangani masalah-masalah diatas pada dasarnya melalui dua
jalan, yaitu bimbingan secara individu dan kelompok. Untuk masalah salah
paham dengan teman, konflik remaja , adu domba antar siswa, cinta monyet
dan konflik keluarga terkait karir dilakukan konseling per-individu yang
bermasalah. Lalu untuk masalah geng motor, merokok dan follow trend
dilakukan wawancara berkelompok untuk mengontrol sejauh mana siswa
terlibat.
Adapun Program-Program unggulan SMP Juara adalah Parenting dan
core value.
B. Saran
Berdasarkan observasi yang telah Tim Penyusun Lakukan, Tim
Penyusun menyarankan agar pembaca dapat lebih menjaga tingkah laku
dihadapan para siswa, terutama siswa SMP. Karena salah satu permasalahan
yang biasa terjadi pada siswa SMP pada Observasi ini adalah follow trend.
Siswa cenderung meniru gaya orang dewasa tanpa mengetahui baik dan
buruknya. Salah satu contohnya adalah tidak merokok didepan siswa.
16
C. Lampiran
a. Lampiran Daftar Pertanyaan :
1) Pertanyaan untuk wakil kepala sekolah
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimanakah klasifikasi SDM di
SMP Juara Bandung?
………………………………......
2 Bagaimanakah klasifikasi guru BK
yang ada di SMP Juara Bandung?
……………………………………
3
Bagaimanakah keadaan sarana dan
prasarana kegiatan PBM di SMP
Juara Bandung?
……………………………………
……………………………………
4 Bagaimanakah kondisi lingkungan
dari SMP Juara Bandung?
……………………………………
5 Bagaimanakah kondisi siswa yang
belajar di SMP Juara Bandung?
……………………………………
6 Berapakah jumlah siswa keseluran
yang ada di SMP Juara Bandung?
……………………………………
7
Berapakah jumlah siswa dalam satu
kelas yang belajar di SMP Juara
Bandug?
……………………………………
……………………………………
8
Bagaimanakah tanggapan bapak
tentang bentuk kegiatan BK yang
telah berlangsung?
……………………………………
……………………………………
2) Daftar pertanyaan untuk guru bimbingan dan konseling
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama Bapak/Ibu mengajar di
SMP Juara Bandung?
………………………………......
…………………………………..
17
2
Berapa banyak interaksi yang
Bapak/Ibu lakukan dengan siswa
dalam satu minggu?
……………………………………
…………………………………...
3
Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu
dengan sarana dan prasarana yang
terdapat di SMP Juara Bndung?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
4
Apa program unggulan yang
Bapak/Ibu canangkan dalam
menjalankan kegiatan bimbingan
dan konseling di SMP Juara
Bandung?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
……………………………………
5
Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu
dengan keseharian siswa di SMP
Juara Bandung?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
6
Bagaimana tanggapan siswa dengan
keberadaan guru bimbingan
konseling di SMP Juara Bandung?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
7
Berapakah intensitas program
bimbingan yang dijalankan siswa
selama satu minggu?
……………………………………
……………………………………
8
Apakah jenis permasalahan yang
sering dilaporkan siswa ketika
melaksanakan program bimbingan?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
9
Apa upaya yang Bapak/Ibu lakukan
untuk menangani permasalahan
siswa diluar sekolah?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
10
Bagaimana bentuk relasi yang
terjadi antara pendidikan di sekolah
dan dilingkungan keluarga siswa?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
18
11
Bagaimana dampak perubahan
prilaku siswa setelah menjalankan
program bimbingan dan konseling?
……………………………………
……………………………………
……………………………………
b. Lampiran Daftar Foto ketika melakukan observasi
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1990. Perkembangan Kurikulum: Dasar-Dasar dan
Perkembangan. Bandung: Mandar Maju
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.
Djumhur. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: IKIP
Sudrjat, Akhmad. 2008. Peran Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam
Pelayanan Bimbingan Konseling. Di upload 13 Agustus, di unggah 21
Desember 2016 pukul 06.21