LAPORAN PRAKTIKUM STATISTIKA
DATA EKSPERIMENTAL
Oleh:
Kelompok 51. Ambar Liati A1H0120182. Nurul Defriani A1H0120343. Ian Dwi A A1H0120514. Supriatna A1H0120635. Yartsitri A1H012066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Popham dan Sirotnik (1973: 45), hipotesis bertitik tolak pada
eksistensi hubungan antar variabel dimana terdapat dugaan atau kesimpulan
sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis seperti yang kita
ketahui yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan
ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat
tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya
sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan
semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu.
Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-
problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari
renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-
hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Secara prosedural hipotesis penelitian
diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian
adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian
pustaka.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling tinggi dan paling mungkin tingkat kebenarannya.
Riduwan (2009: 138 Mengungkapkan bahwa setiap penelitian tidak harus
berhipotesis, tetapi setiap penelitian harus dirumuskan masalahnya. Adanya
hipotesis dinyatakan berdasarkan pada rumusan masalah penelitian yang diajukan.
Agar rumusan masalah dapat terjawab dan hipotesis teruji berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh peneliti. Jadi, keduanya harus dirumuskan dengan
menggunakan kalimat yang jelas, tidak menimbulkan banyak penafsiran dan
spesifik supaya dapat diukur. Masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya dan hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik
memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik
yang mana memasangkan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga
dapat memutuskan dengan tegas menolak atau menerima salah satu dari kedua
hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya
merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada
satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji
itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel
penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu variabel
penelitiannya tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel
atau lebih.
Dalam makalah ini penulis akan membahas konsep hipotesis, hipotesis dalam
statistika, dan pengujian hipotesis untuk rerata satu sampel.
B. Tujuan
1. Mengumpulkan dan menyajikan data non eksperimental
2. Menganalisis data non eksperimental menggunakan metode analisis yang
sesuai, dengan tahap – tahap yang sistematis dan mampu menarik
kesimpulan dari hasil analisis data.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian didefinisikan sebagai “Suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu
dilakukan dengan metode ilmiah” (Sutrisno Hadi, 2001). Pelajaran yang
membicarakan metode-metode ilmiah mengenai peneltian disebut metode
penelitian (research methodology).
Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk
memecahkan masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910)
mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan suatu masalah adalah sebagai
berikut:
1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan
ini mendorong perlunya pemecahan.
2. Merumuskan dan atau membatasi masalah atau kesulitan tersebut. Di dalam
hal ini diperlukan observasi atau pengamatan untuk mengumpulkan fakta
yang berhubungan dengan masalah itu.
3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah atau kesulitan tersebut dalam
bentuk hipotesis-hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan
pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk
menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
4. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara
deduktif.
5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta
yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini
bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula
memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir
ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan
tersebut.
A. Hakikat Masalah Penelitian
Masalah penelitian dibagi menjadi 2 yaitu masalah, penelitian kuantitatif
dan masalah kualitatif. Adapun perbedaan kedua masalah tersebut adalah :
1. Masalah kuantitatif dapat dinyatakan dalam kalimat sebagai hipotesis sedangkan
masalah kualitatif dinyatakan dalam pernyataan penelitian atau pertanyaan
penelitian dan tidak pernah dalam bentuk hipotesis.
2. Fokus penelitian kuantitatif antara lain berhubungan erat dengan kontruksi sebab
akibat, pengukuran dan generalisasi sedangkan fokus penelitian kualitatif antara
lain berhubungan erat dengan sudut pandang individu yang diteliti.
3. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan teknik-teknik survei sosial termasuk
wawancara terstruktur, kuesioner yang tersusun, sedangkan penelitian kualiatatif
berkaitan erat dengan observasi pertipatoris, wawancara tidak terstruktur dan
kelompok-kelompok fokus.
B. Perumusan Masalah dalam penelitian kuantitatif
Perumusan masalah dalam penelitian kuantitatif ada tiga yaitu :
1. Teori
2. Konstruk
3. Variabel
Variabel-variabel dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Dan
salah satunya dibedakan menjadi variabel katagori dan variabel
bersinambung atau terstruktur.
C. Variabel Penelitian Eksperimental dan Non-Eksperimental
1. Variabel dalam penelitian Eksperimental
Adapun karakter variabel dalam penelitian eksperimental adalah :
1. Menyebut variabel yang merupakan konsekuensi atau dependen terhadap variabel
antisenden sebagai variabel “dependen”. Disebut variabel “dependen” karena nilainya
tergantung pada variabel independen.
2. Menyebut variabel yang merupakan antisenden atau mendahului variabel dependen
sebagai “variabel independen”, ”variabel termanipulasi” atau “variabel eksperimental”
yaitu variabel yang dimanipulasi atau diubah oleh peneliti untuk menginvestigasi
pengaruh atau akibat atau variabel dependen.
2. Variabel penelitian Non-Eksperimental
1. Dalam penelitian deskriptif dan beberapa penelitian survei hanya satu variabel yang
mendapat perhatian peneliti.
2. Dalam penelitian korelasional, variabel antisenden disebut “variabel predictor” dan
variabel yang diprediksi disebut “variabel kriteria”.
3. Dalam kajian korelasi lainnya, tidak ditemukan variabel antisenden yang jelas.
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian
kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survei, ex-post facto,
komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan. Beberapa metode penelitian yang biasa
dipakai dalam penelitian pendidikan berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam
kelompok metode penelitian kuantitatif non eksperimental, meliputi :
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang
berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, tidak
hanya dapat mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga
mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam
penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu,
dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
2. Penelitian Survei
Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah
orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survei
: (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan
beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap,
kepercayaan, pengetahuan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melalui
pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu
populasi, (3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari
populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari
suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis
kelamin, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survei juga ada yang
bersifat longitudinal dan juga cross sectional. Survai longitudinal digunakan
untuk mengumpulkan informasi atau perubahan yang berlangsung dalam kurun
waktu yang cukup panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam satu
periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek.
3. Penelitian Ex-post Facto
Penelitian Ex post facto (expost facto research) meneliti hubungan sebab- akibat
yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (sengaja dirancang dan
dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap
program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritis, bahwa sesuatu
variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau
mengakibatkan variabel tertentu. Penelitian ekspos fakto mirip dengan penelitian
eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada
pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakan
kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki
karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami
kejadian yang berbeda.
4. Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam
penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi atau
perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan instrument yang bersifat mengukur.
Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-
variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang
dapat dipercaya, selain karena menggunakan instrumen yang sudah diuji, juga
karena kelompok- kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang
sama atau hampir sama.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan
dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh
atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan
dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang
tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel
lain.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat : Timbangan, wadah, kalkulator, alat tulis kertas HVS
2. Bahan : kacang atom (merk A dan B)
B. Prosedur Kerja
Untuk hipotesis deskriptif :
1. Menimbang kacang atom dalam kemasan merk A dan B.
2. Pisahkan kacang atom yang rusak (cacat) dari kacang atom yang
normal lalu ditimbang.
3. Hitung % berat kacang yang rusak dari yang normal (b/b)
4. Sajikan data dan analisis data dengan metode yang tepat.
Penyajian data :
Tabel. 6 tabel hubungan berat kacang.
Merk kacang
atomBerat total
Berat yang
rusak
% berat kacang
yang rusak
5. Analisis data
Dilakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai dengan
jenis hipotesis deskriptif untuk data nominal non eksperimental (Uji Chi
Square).
Prosedur analisis data :
1. Menuliskan hipotesis deskriptif untuk data di atas
2. Melakukan pengujian hipotesis dengan menghitung besarnya
Chi kuadrat (X²) dengan menggunakan rumus :
X² hitung = Σ ( fo−fh) ²fh
Untuk mempermudah perhitungan, dibuat tabel penolong seperti
di bawah ini :
Tabel 7. Analisis Chi kuadrat.
Pilihan
alternatifFo fh fo - fh (fo – fh)²
( fo−fh) ²fh
Kacang A
Kacang B
Jumlah X2 hitung
Catatan : jumlah frekuensi yang diharapkan adalah sama, yaitu
50% : 50%.
3. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak, maka nilai X2 hitung
dibandingkan dengan nilai X2 tabel dengan taraf kesalahan (α) =
5%.
4. Ditulis kesimpulan dan saran.
Untuk hipotesis komparatif :
1. Siapkan sampel kacang A dan kacang B untuk di nilai kesukaannya oleh
mahasiswa dan mahasiswi.
2. 7 mahasiswa dan 8 mahasiswi menentukan kesukaan terhadap kacang A
dan kacang B (lebih suka kacang A atau lebih suka kacang B)
3. Menuliskan data kesukaan kacang atom dari mahasiswa dan mahasiswi
yang di peroleh dari tabel.
Tabel 8.Analisis FEPT
Kelompok Kacang A Kacang B Jumlah
Mahasiswa A b A+b
Mahasiswi C d C+d
Jumlah N
4. Analisis Data
Melakukan analisis data menggunakan metode yang tepat sesuai
dengan jenis hipotesis komparatif untuk data nominal non
eksperimental (Fischer Exact Probability Text)
Prosedur analisis data :
1.Menuliskan hipotesis komparatif untuk data di atas
2.Melakukan pengujian hipotesis menggunakan Fischer Exact
Probability Text, dengan rumus :
P = (a+b )!+ (c+d )!+(a+c ) !+( b+d ) !
n !+a !+b !+c !
3.Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang di ajukan
diterima atau ditolak, maka niali P dibandingkan dengan taraf
kesalahan (α ) =5%
4.Tuliskan kesimpulan dan saran.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel. 6 tabel hubungan berat kacang.
Merk kacang
atomBerat total
Berat yang
rusak
% berat kacang
yang rusak
Garuda 89 16 17,98%
Bledug 150 50 33,33%
% berat kacang garuda rusak = jumlah kacangrusak
jumlah total x 100%
¿ 1689
x100 %
= 17,98%
% berat kacang bledug rusak =jumlah kacangrusak
jumlah total x 100%
= 50
150 x 100%
= 33,33%
Tabel 7. Analisis Chi kuadrat.
Pilihan
alternatifFo fh fo – fh (fo – fh)² ( fo−fh) ²
fh
Kacang A 16 33 -17 289 8,76
Kacang B 50 33 17 289 8,76
Jumlah 66 66 0 578 17,52
X2 5% = 3,84
17,52 > 3,84
Ho = merk kacang tidak berpengaruh padakualitas
Hi = merk kacang berrpengaruh pada kualitas
Kesimpulan : jadi merk kacang berpengaruh pada kualitas kacang.
Tabel 8. Analisis FEPT
Kelompok Kacang A Kacang B Jumlah
Mahasiswa 5 2 7
Mahasiswi 1 7 8
Jumlah 6 9 15
Ho = Jenis kelamin tidak berpengaruh pada penilaian.
Hi = jenis kelamin berpengaruh pada penilaian.
P = 7 !+8!+6 !+9!
15!+5 !+2 !+1 !+7 !
= 408960
1,30767 4373 x1012
= 3,127 x 10-7
Phit < Pα
3,127 x 10-7< 3,84
Kesimpulan : Jadi jenis kelamin berpengaruh pada penilaian.
B. Pembahasan
Data non eksperimental adalah data yang didapat tanpa melakukan
percobaan atau penelitian secara langsung. Jadi statistika dengan menggunakan
data non eksperimental adalah analisis yang dilakukan dengan mengambil sampel
data yang sudah ada tanpa harus melakukan percobaan atau penelitian dalam
pengumpulan data tersebut.
Terdapat bermacam-macamteknik statistik yang dapatdigunakan dalamsuatu
penelitian khususnya dalam pengujian statistik. Teknik statistik yang
akandigunakantergantung padainteraksidua hal,yaitu macam data yang
akandianalisisdan bentuk hipotesisnya. Sedangkan definisi dari hipotesis itu
sendiri yaitu hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata yaitu
“Hupo” (sementara) dan “thesis” (peryataan atau teori). Karena hipotesis
merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu
diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai
dugaan terhadap hubungan antar variabel atau lebih. dalam Riduwan (2006: 162).
Dalam Satistika terdapat dua bentuk hipotesis penelitian antara lain, hipotesis
kerja (Ha) dan Hipotesis nol (Ho). Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja
(Hipotesis alternatif) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab
permasalahan dengan menggunakan teori teori yang ada hubungannya yang
relevan dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan
data yang nyata di lapangan. Dalam perhitungan statistik yang diuji adalah
hipotesis nol (Ho), jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan,
pengaruh, atau perbedaan antar variabel.
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan
menghubungkan dengan variabel lain atau hiporesis untuk menentukan titik
peluang, dimana hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan
taksiran, Pengujian Hipotesis Deskriptif pada dasarnya merupakan proses
pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu jenis sampel.
Sehingga kesimpulan pengujian hipotesis deskriptif adalah apakah sampel dapat
digeneralisasikan atau tidak dapat digeneralisasikan. Dengan demikian variabel
penelitiannya bersifat mandiri sehingga hipotesis ini tidak dalam bentuk
perbandingan atau hubungan antar dua lebih variabel.
Contoh :
· Seberapa Tinggi daya tahan lampu merk X?
· Seberapa tinggi produktivitas padi di kabupaten tugumulyo?
Maka hipotesis yang dirumuskan dari dua pertanyaan tersebut adalah:
· Daya tahan lampu merk X adalah 800 jam
· Produktivitas Padi di kabupaten Tugumulyo adalah 8 ton/haa
Hipotesis Komperatif
Hipotesis Komparatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersufat membedakan, atau pernyataan yang
menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda. Pengujian Hipotesis Komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Bila Ho diterima dalam uji hipotesis, berarti perbandingan dua
sampel atau lebih tersebut dapat digenerlisasikan untuk seluruh populasi dimana
sampel-sampel diambil dengan taraf signifikan tertentu. Variabel penelitian yang
digunakan hanya 1 variabel seperti pada penelitian deskriptif tetapi variabel
tersebut berada pada populasi dan sampel yang berbeda. Dapat pula pada populasi
atau sampel yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Komparasi dapat
dilakukan antara 2 atau lebih sampel (k sampel). Setiap komparasi tersebut,
memiliki sampel yang berkorelasi dan sampel independen (tidak berkorelasi).
Contoh :
· Apakah ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok
pesantren Madani dengan lulusan SMU teladan?
· Maka Bunyi Hipotesis yang akan diajukan adalah : ada perbedaan
kemampuan berbahasa asing antara lulusan Pondok pesantren Madani dengan
lulusan SMU teladan. Artinya Lulusan Pondok madani lebih baik kemampuan
berbahasa asing daripada lulusan SMU teladan.
Uji Chi Square
Uji Chi Square bertujuan untuk menentukan apakah hasil-hasil yang
diperoleh dari pengamatan sample tepat sama dengan hasil-hasil yang secara
teoritis diharapkan sesuai dengan aturan-aturan probabilitas. Uji Chi Square (X2)
dapat dipakai untuk menentukan sejauh mana distribusi teorotis seperti distribusi
Normal, distribusi Binomial dan lainnya sesuai dengan distribusi empiris yang
diperoleh dari data sample.
Dalam praktek frekuensi yang diharapkan dapat dihitung atas dasar Ho.
Jika dengan hipotesis ini nilai X2 hitung lebih besar dari nilai kritis tertentu (X2
tabel), maka Ho ditolak yang artinya dapat ditarik kesimpulan bahwa frekuensi
yang diobservasi berbeda nyata dengan frekuensi yang diharapkan. Prosedur
sampai pada kesimpulan akan menolak atau menerima Ho tersebut Uji Chi
Square. Statistik uji Chi Square yang dipakai adalah :
X2=( f ob−f ex )2
f ex
Dimana :
Fob = frekuensi yang diobservasi
Fex = frekuensi yang diharapkan
Untuk menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut maka bandingkan
X2 hitung dengan X2 tabel. Apabila X2 hitung <X2 tabel, maka Ho diterima, yang
artinya kesimpulannya sesuai dengan teori/dugaan, demikian sebaliknya apabila
X2 hitung >X2 tabel, maka Ho ditolak, yang artinya kesimpulannya berlawanan
dengan teori/dugaan yang diajukan.
X2 tabel = X2 ( , df) dengan = 5% atau 1%.
df = db = k-1, dengan k adalah banyaknya kelas atau kategori yang
dibandingkan.
Chi Square berguna antara lain untuk :
1. Menguji proporsi untuk data multinomial
2. Menguji proporsi untuk data binomial
3. Menguji independen antara dua karakteristik di dalam daftar kontingensi B
x K
4. Menguji model distribusi berdasarkan data hasil pengamatan.
Beberapa hal yang perlu diketahui berkenaan dengan distribusi chi square adalah :
1. Distribusi chi-square memiliki satu parameter yaitu derajat bebas (db).
2. Nilai-nilai chi square di mulai dari 0 disebelah kiri, sampai nilai-nilai
positif tak terhingga di sebelah kanan.
3. Probabilitas nilai chi square di mulai dari sisi sebelah kanan.
4. Luas daerah di bawah kurva normal adalah 1.
Macam-macam bentuk analisa Chi Square :
1. Penaksiran standar deviasi.
2. Pengujian hipotesis standar deviasi.
3. Pengujian hipotesis perbedaan beberapa proporsi atau chi-square dari data
multinominal.
4. Uji hipotesis tentang ketergantungan suatu variabel terhadap variabel
lain/uji Chi-square dari tabel kontingensi/tabel dwikasta/tabel silang
5. distribusi peluang teoritisnya atau uji Chi-square tentang goodness of fit.
Fisher probability exact test merupakan salah satu metode statistik non
parametrik untuk menguji hipotesis. Prosedur ini ditemukan oleh R.A. Fisher pada
pertengahan tahun 1930. Pada penelitian dua variabel dengan data yang
dinyatakan dalam persen, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan statistik
parametrik chi-kuadrat. Bila sampel yang digunakan terlalu kecil (n<20) dan nilai
ekspektasi < 5 maka chi-kuadrat tidak dapat digunakan walaupun telah mengalami
koreksi dari Yates. Untuk mengatasi kelemahan uji chi-kuadrat tersebut
digunakan Fisher probability exact test.
Menurut Sugiyono, (2005), uji exact fisher digunakan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel kecil independen bila datanya berbentuk
nominal. Untuk memper-mudahkan perhitungan. Dalam pengujian hipotesis,
maka data hasil pengamatan perlu disusun ke dalam tabel kontingensi 2 x 2
(Sugiyono, 2005).
Fisher exact tes ini lebih akurat daripada uji chi-kuadrat untuk data-data
berjumlah sedikit. Walaupun uji ini biasanya digunakan pada tabel sebanyak 2 x
2, namun kita dapat melakukan Uji exact Fisher dengan jumlah tabel yang lebih
besar.
Rumus dasar yang digunakan untuk pengujian exact fisher yaitu sebagai berikut:
P = (a+b )!+ (c+d )!+(a+c ) !+( b+d ) !
n !+a !+b !+c !
Keuntungan dan kerugian dengan menggunakan Uji exact Fisher yaitu sebagai
berikut (Budiarto, 2002) :
Keuntungan :
Hasilnya langsung dengan nilai p yang pasti
Tes hanya didasarkan atas hasil pengamatan yang nyata
Tidak dibutuhkan asumsi populasi berdistribusi normal
Tidak dibutuhkan asumsi kedua kelompok yang diambil dari populasi secara
random.
Kerugian :
Sulit untuk dilakukan ekstrapolasi terhadap populasi studi
Ahli statistika yang beranggapan bahwa tujuan akhir uji statistik adalah
mengadakan estimasi terhadap parameter populasi tidak setuju dengan uji Fisher.
Pada praktikum tentang data non experimental kami melakukan penelitian
dengan menggunakan 2 sampel yaitu dengan menghitung kacang yang rusak
dengan kacang yang tidak rusak sampel kacang garuda dan kacang bledug, dari
kedua sampel kacang tersebut di dapat data sebagai berikut :
Merk kacang
atomBerat total
Berat yang
rusak
% berat kacang
yang rusak
Garuda 89 16 17,98%
Bledug 150 50 33,33%
Dan setelah di dapat data diatas, kemudian kami melakukan perhitungan dengan
uji chi square dan di dapat hasil sebagai berikut:
Pilihan
alternatifFo fh fo – fh (fo – fh)²
( fo−fh) ²fh
Kacang A 16 33 -17 289 8,76
Kacang B 50 33 17 289 8,76
Jumlah 66 66 0 578 17,52
X2 5% = 3,84
17,52 > 3,84
Kesimpulan : jadi merk kacang berpengaruh pada kualitas kacang.
Setelah melakukan uji chi square kemudian kami melakukan penelitian kembali
dengan menggunakan 7 mahasiswa dan 8 mahasiswi untuk memilih kacang mana
yang Menurut mereka lebih enak dari kacang yang lainnya, dan dari penelitian
tersebut di dapat data sebagai berikut :
Kelompok Kacang A Kacang B Jumlah
Mahasiswa 5 2 7
Mahasiswi 1 7 8
Jumlah 6 9 15
Setelah di dapat data tersebut kemudian kami melakukan perhitungan dengan uji
Fisher Exact Pobability Testdan didapat hasil sebagai berikut :
P = 7 !+8!+6 !+9!
15!+5 !+2 !+1 !+7 !
= 408960
1,30767 4373 x1012
= 3,127 x 10-7
Phit < Pα
3,127 x 10-7< 3,84
Kesimpulan : Jadi jenis kelamin berpengaruh pada penilaian.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Data non eksperimental merupakan data yang diambil tanpa melakukan
penelitian secara langsung sebagai sampel untuk dianalisis.
Hipotesis Deskriptif, yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan
menghubungkan dengan variabel lain atau hiporesis untuk menentukan titik
peluang, dimana hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan
taksiran.Analisis deskriptif ini meliputi beberapa hal, yakni :
1. Distribusi frekuensi
2. Pengukuran Tendensi Sentral
3. Pengukuran variabilitas
Hipotesis Komparatif, yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersufat membedakan, atau pernyataan yang
menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda
Fisher probability test sangat tepat digunakan untuk uji Chi Square.
B. Saran
Disarankan kondisi pada saat praktikum lebih ditertibkan lagi oleh para
asisten. Dan pada penjelasan materinya agar lebih jelas supaya mudah dipahami,
tidak berbelit - belit.
DAFTAR PUSTAKA.
Popham, W. James & Sirotnik, Kenneth A. (1973). Educational Statistics.
New York: University of California, Los Angeles
Riduwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Schefler, W. C. 1997. Statistika Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu
Yang Beraturan. Diterjemahkan oleh Suroso. Penerbit ITB. Bandung. 277
halaman.
Sudjana. 1988. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 485 halaman.
Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Usman, H. Dan R. P. S. Akbar. 2009. Pengantar Statistika.Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 364 halaman.
Walpole, R. E. 1987. Pengantar Statistika. Terjemahan oleh Bambang Sumantri.
PT. Gramedia. Jakarta. 512 halaman.
Top Related