8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
1/20
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
MODUL REPRODUKSI
1. FERNIKA FAA 112 050
2. RANDY MYKEN FAA 111 0021
3. ELFRIDA JESIKA FAA 111 0018
4. MEIKRISTIAN FAA 112 045
5. SITI NOORHASANAH FAA 110 027
6. FABIO A. LEIDEN FAA 112 043
7. NI KETUT ADHI S. FAA 112 037
8. ELSA HEUNI FAA 112 032
!. "ITROSA YOSEPTA SERA FAA 112 04!
10. ISMUL BAHIYIH FAA 112 027
F#$%&%'#'() * T)%&%#+', L-$'#)%$# S.S%. M.K-$
1
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
2/20
FAKULTAS KEDOKTERAN
UN"ERSITAS PALANGKA RAYA
2014
I. PENDAHULUAN
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri
dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan
tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai menopause tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa
pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan
hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain
terjadi siklus estrus. edanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan
maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus
estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.
Siklus estrus terdiri dari ! stadium , dikategorikan berdasarkan komposisi sel pada
dinding vagina. Tahap-tahap siklus estrus atau menstruasi dapat diketahui melalui
analisis hapus vagina.
Pemeriksaan sperma "lebih tepatnya analisis semen# adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria.
Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental
yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan $makhluk$kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut sperma.
%nalisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk
menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada
masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang
ketidaksuburan. Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang tidak berhasil
memperoleh keturunan, disebabkan karena ketidaksuburan pasangan prianya.
II. TUJUAN
2
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
3/20
1. &ntuk mengidentifikasi semen secara makroskopik berupa volume, warna, bau,
li'uifikasi, p( dan viskositas.
2. &ntuk mengetahui bagaimana motilitas sperma.
3. &ntuk mengetahui bagaimana morfologi sperma.
4. &ntuk mengetahui jumlah sperma yang hidup dan sperma yang mati dengan tes
eosin.
5. &ntuk mengetahui kualitas membrane sperma dengan host test.
6. )engetahui fase-fase proestrus, oestrus, dan metestrus pada preparat vagina tikus.
III. ALAT DAN BAHAN
•
%lat )ikroskop
*aca preparat
+over glass
Pipet mikroliter
• ahan
Sperma
arutan Host
arutan eosin
%lcohol
arutan Johr
Preparat vagina tikus Proestrus, estrus, dan )etestrus
I". /ARA KERJA
1. &ji )orfologi Sperma
• %mbil preparat kosong dan beri keterangan di ujung preparat.
• Teteskan / tetes sperma di ujung preparat dan dibuat apusan.
• *eringkan hingga terlihat permukaan yang tidak basah.
• Setelah kering, fiksasi sperma tersebut dengan alcohol dan ratakan hingga
ujung preparat.
• 0iamkan selama 1 menit.
3
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
4/20
• ersihkan alcohol dari preparat dan tinggikan preparat agar mengering.
• Tambahkan larutan 2iemsa.
2. Host – Test
• Siapkan larutan (ost.
• %tur pipet menjadi /333 u.
• %mbil larutan host sebanyak /cc atau /333 ul, masukan ke dalam tabung yang
sudah diberi keterangan.
• )asukan sperma sebanyak /33u ke dalam tabung yang sama.
• Tutup tabung dan bolak balik tabung hingga larutan di dalamnya homogen.
• 0iamkan selama 43 menit.
• Setelah 43 menit, ambil /33ul larutan yang berada di tabung tadi, teteskan di
ujung preparat yang sudah di beri keterangan 5host test6 .
• uatlah apusan dan tutup dengan cover glass.
• %mati membran sperma di bawah mikroskop dalam perbesaran /337.
3. &ji 8osin
• %tur pipet mikro menjadi angka /3ul.
• %mbil preparat baru dan beri keterangan di ujung preparat.
• %mbillah larutan eosin sebanyak /3 ul dan letakan di tengah-tengah.
• Selanjutnya ambillah sperma sebanyak /3ul dan letakan tepat di sebelah
larutan eosin.
• +ampur kedua larutan hingga homogeny.
• Tutup dengan cover glass.
• %mati sperma yang menyerap warna eosin dan yang tidak menyerap warna di
bawah mikroskop dalam perbesaran /337.
4. &ji )otilitas Sperma
• Siapkan preparat baru dan beri keterangan di ujung preparat.
• %mbil larutan 9ohr sebanyak /3ul letakan di tengah preparat.
4
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
5/20
• Selanjutnya ambil sperma sebanyak /3 ul dan letakan di sebelah larutan 9ohr.
• +ampur kedua larutan hingga homogen.
• Tutup dengan coverglass.
• %mati motilitas sperma di bawah mikroskop dengan perbesaran /337.
5. (apus :agina
• %mati sediaan;preparat yang telah disiapkan.
•
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
6/20
sperma disebut a@oospermia. Semen pria yang tidak memiliki sperma secara kasat
mata terlihat sama dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan melalui
mikroskoplah yang dapat membedakannya.
4. )orfologi Sperma
Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus
panjang di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal "disebut
terato@oospermia# seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala
ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat membuahi telur.
(anya sperma yang bentuknya sempurna yang disebut normal. Pria normal
memproduksi paling tidak 43A sperma berbentuk normal.
!. )otilitas "Pergerakan# Sperma
Sperma terdiri dari dua jenis, yaitu yang dapat berenang maju dan yang tidak.
(anya sperma yang dapat berenang maju dengan cepatlah yang dapat mencapai sel
telur. Sperma yang tidak bergerak tidak ada gunanya. )enurut >(, motilitas
sperma digolongkan dalam empat tingkatan
*elas a sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus seperti peluru
kendali.
yang berenang maju tetapi dalam garis melengkung atau bergelombang, atau dalam garis lurus tetapi
lambat.
yang menggerakkan ekornya tetapi tidak melaju.
yang tidak bergerak sama sekali.
Sperma kelas c dan d adalah sperma yang buruk. Pria yang subur
memproduksi paling tidak 13A sperma kelas a dan b. ila proporsinya kurang dari
itu, kemungkinan akan sulit memiliki anak.
)otilitas sperma juga dapat terkendala bila sperma saling berhimpitan secara
kelompok sehinga menyulitkan gerakan mereka menuju ke sel telur.
P8R)% "SP8R) +&BT#
*esuburan pria ditentukan oleh kombinasi keempat kriteria di atas, yaitu jumlah
sperma berbentuk sempurna dalam semennya yang dapat bergerak agresif. misalnya,
seorang pria yang memproduksi ?3 juta sperma per ml, 13A -nya bermotilitas bagus
dan C3A -nya berbentuk sempurna, maka dia dikatakan memiliki hitungan sperma ?3 7
3,1 7 3,C D C juta sperma bagus per ml. bila volume ejakulasinya adalah ? ml, maka
total sperma bagus dalam sampelnya adalah /? juta.
6
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
7/20
Standar yang telah ditetapkan >( dalam membaca hasil analisis sperma
adalah
:olume ? ml atau lebih
p( E,? sampai dengan F,3
*onsentrasi spermato@oa ?3 juta spermato@oa ; ml atau lebih
9umlah total spermato@oa !3 juta spermato@oa per ejakulasi atau lebih
)otilitas spermato@oa dalam waktu / jam setelah ejakulasi, sebanyak 13A dari
jumlah total spermato@oa yang hidup, masih bergerak secara aktif.
)orfologi permato@oa 43A atau lebih memiliki bentuk yang normal
:italitas spermato@oa E1A atau lebih dalam keadaan hidup
9umlah sel darah putih lebih sedikit dari / juta sel;ml
0ari standar yang telah disebutkan tersebut, dokter akan membuat suatu simpulan
yang akan diterima oleh anda sebagai hasil analisis sperma. %dapun macam dan definisi
dari kesimpulan tersebut adalah/. Bormo@oospermia karakteristik normal.
?. ligo@oospermia konsentrasi spermato@oa kurang dari ?3 juta per ml.
4. %stheno@oospermia jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak secara aktif,
dalam waktu / jam setelah ejakulasi, kurang dari 13A.
!. Terato@oospermia jumlah sperma dengan morfologi normal kurang dari 43A.
1. ligoasthenoterato@oospermia kelainan campuran dari 4 variabel yang telah
disebutkan sebelumnya.
C. %@oospermia tidak adanya spermato@oa dalam sperma
E. %spermia sama sekali tidak terjadi ejakulasi sperma
0ari interpretasi inilah, awal masalah ketidaksuburan sebuah pasangan dapat
terungkap. dengan demikian, dokter dan timnya akan dapat membuat suatu rencana
pengobatan untuk menjadi solusi ketidaksuburan seorang pria.
%pabila hasil analisis sperma menyatakan nilai normal, kemungkinan besar
penyebab ketidaksuburan terdapat pada sang wanita. oleh karena itu, analisis kesuburan
wanita dapat dijalankan sebagai langkah lanjut.
erikut ini beberapa hal yang akan diperiksa saat analisis sperma di lakukan
rma "sperm count#
normal untuk ini adalah ?33 juta per sentimeter kubik.
erak "motilitas#
&ji ini, yang diberi nilai dari buruk sampai istimewa, menyatakan tingkat
aktivitas sperma. jika sperma tidak bergerak, mereka tidak dapat sampai ke
telur. sederhana sekali.
7
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
8/20
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
9/20
)orfologi sperma menunjukkan persentasi
bentuk abnormal yang ditemukan dalam
semen. Terdapat dua klasifikasi yang
digunakan untuk menentukan morfologi
sperma yaitu berdasarkan kriteria >(, dan
kriteria Kruger’s strict . Terato@oospermia
"I/1A morfologi normal sperma# dapat
terjadi pada keadaan demam, varikokel, dan
stres.
T#-& 2.2 K$%%#$% M()(&(% S-)# -%+ et al.
2012
()& H-#&'9
O)#+%:#'%(+ HO
Kruger’s Strict Criteria
*isaran referensi nomal J !A K /!A
*epala
entuk val val, pinggiran halus
%krosom !3A-E3A dari permukaan
kepala
!3A-E3A dari permukaan
kepala
&kuran Panjang !-1, 1 mm, lebar ?, 1-4,
1 mm, P;l /,1-/,E?
Panjang 4-1mm
ebar ?-4 mm
:akuola I?3A area kepala L /;! area kepala
agian tengah
entuk urus regular, melengkung
aksial
*urus, lurus regular,
melengkung aksial
&kuran I/;4 area kepala ebar I /mm, panjang /,1 7
kepala
0roplet sitoplasma
I/;4 area kepala I/;4 area kepala
8kor
Tampilan ebar *urus , tidak melengkung entuk sama, tidak melengkung,
9
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
10/20
lebih kurus dari bagian
tengahnya
Panjang K!1 mm /3 7 kepala
2. Host- Test
T-$ M%)($(%$ S--+ E() B-+( * E() L;);$I+'-)%'#$ M-)#+
U
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
11/20
-)# H%; -)?#)+# -+%+ = '-)#+
S-)# T%# H%; -)?#)+# P%+
Semen terdiri dari sel-sel spermato@oa atau sperma yang bersuspensi
didalam suatn cairan semigelatinouse yang disebut plasma sperm. Sperma secara
esensial scrdiri dari kapala yang membawa materi herediler paternal dan ekor yang
mengandung sartna penggerak. Permukaan sperma dibungkus oleh suatu membran
lipoprotein yang apabila sel tcrsebut mati, pcrmeabilitas membrannya meninggi,
terutama didaerah pangkal kepala. (al ini merupakan dasar pewarnaan semen yang
dapat mcmbedakan sperma yang hidup dan sang mati Pada umumnya spermasangat aktif dan tahan hidup lama pada p( E,3 "Toelihere, /MF/# .
Penilain secara makroskopi diantaranva meliputi penilaian volume, warna
kekentalan, p(. sedang penilaian secara mikroskopi meliputi konsentrasi sperma
"pada praktikum ini tidak dilakukan#, mortalitas sperma, gerakan massa dan
pewarnaan deferensial untuk mengetahui daya tahan hidup sperma "Stiawan,
/MM1#. Pewaraan diferensial digunakan juga untuk menilai perbandingan jumlah
spermato@oa yang hidup dan yang mati, serta menilai morfologi "abnormalitas#
spermato@oa "Toelihere, /MF1b# .
0engan menggunakan mikroskop ukuran pembesaran /337 kali maka akan
terlihat sperma yang hidup dengan tanda tidak berwarna "transparan# . sedangkan
spenna yang mati berwama merah sesuai dengan warna 8osin. %danya perbedaan
daya affinitas menghisap @at warna antara sel-sel yang hidup dan mati memberi
kemungkinan untuk menaksir jumlah spenna yang hidup dan yang mati lebih
objektif "Soebadi, /MF3#.
0ari praktikum ini didapatkan presentasi 43A untuk sperma yang masih
hidup yaitu yang tidak berwarna "transparan#, dan E3A sperma yang sudah mati
yaitu sperma yang berwarna merah. Perhitungan ini berdasarkan jumlah sperma per
/ lapang pandang. (asil ini menunjukkan bahwa sperma dari sediaan pada
praktikum ini tidak sehat karena sudah berada dibawah 13A.
anyak faktor yang dapat menyebabkannya bisa karena pasien memiliki
penyakit tertentu, atau pengambilan sampel yang salah, seperti jika diambil lebih
11
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
12/20
dari !F jam setelah abstinensi, atau menempatkan sampel sperma pada suhu yang
sangat panas.
!. &ji )otilitas Sperma
Pergerakan sperma atau sperm motility mempelajari jumlah sperma yang
bergerak dan terlihat dalam spesimen ejakulat. )otilitas sperma adalah salah satu
fungsi sperma yang tergantung pada suhu, sehingga setiap perlakuan yang
dilakukan dalam analisis kualitas sperma sangat penting untuk diperhatikan.
Sehingga sangat disarankan untuk melakukan analisis sesegera mungkin setelah
sperma dikeluarkan atau proses pengeluaran dilakukan di dalam laboratorium
dimana dapat diatur kondisinya. Sperma diketahui tidak akan dapat hidup dalam
jangka waktu yang lama dalam semen, dan di luar semen, sperma akan secara cepat
meninggalkan semen untuk memasuki mukus serviks.
)otilitas sperma memiliki nilai yang lebih penting dari pada konsentrasi
sperma. &ntuk menilai berapa persen sperma yang motil dapat dilakukan
pemeriksaan pada ?1 lapangan pandang besar. Sperma yang memiliki motilitas
kurang disebut astheno@oospermia. 9enis motilitas sperma dapat dibagi kedalam
skala 3-!
Selain itu, klasifikasi yang biasa digunakan adalah berdasarkan kelasnya
*elas a gerak progresif lurus cepat 3,F N
/,C detik ; 3,31 m
12
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
13/20
*elas b gerak progresif lurus lambat K
/,Cdetik ; 3,31 mm
*elas c gerak di tempat
*elas d tidak bergerak "immotil#
isa dikatakan motilitasnya normal jika
/. *elas a J ?1 A, atau
?. 9ika kelas a tidak mencapai ?1 A maka, *elas a O b harus J 13 A
)otilitas normal sperma yaitu sebesar 13A atau lebih. Bamun ada pula
yang menganggap bahwa nilai motilitas sperma sebesar !3A masih dianggap
normal
eberapa kelainan yang berkaitan dengan motilitas sperma antara lain
astheno@oospermia dan necro@oospermia. %stheno@oospermia adalah penurunan
motilitas sperma. 9ika ditemukan, maka dapat diakibatkan oleh adanya kondisi
laboratorium yang tidak mendukung, adanya abnormalitas spermatogenesis,
masalah dalam maturasi sperma dalam epididimis, abnormalitas transport, dan
adanya varicocele., sedangkan necro@oospermia adalah tidak adanya gerakan
sperma sama sekali. Bamun, pada dasarnya sperma yang mengalami
necro@oospermia termasuk sperma yang normal dalam hal materi genetiknya.
1. (apus :agina
a. =ase Proestrus
13
Terdapat banyak sel
epitel berinti
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
14/20
b. =ase 8strus
c. =ase )etestrus
d. =ase 0iestrus
14
(anya terdapat
epitel sel bertanduk
8pitel Sel
ertanduk
Terdapat banyak
leukosit
8pitel sel berinti
8pitel sel bertanduk
8pitel sel berinti
Terdapat leukosit
2ambaran yang agak buramatau pucat karena
mengandung mukus;lendir
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
15/20
Pembahasan
Siklus estrus dibedakan dalam ? tingkatan yaitu fase folikuler dan fase
luteal. =ase folikuler adalahpembentukan folikel sampai masak sedangkan fase
luteal adalah setelah ovulasi sampai pengulangan berikutnya dimulai.
Siklus estrus berasal dari folikel graff ke korpus luteum. Siklus estrus dapat
dibedakan menjadi ! fase, yaitu
a. =ase Proestrus
0itandai dengan adanya sel-sel epitel berinti. Terjadi pembentukan
folikel sampai tumbuh maksimum. Pertumbuahan folikel ini menghasilkan
estrogen sehingga dinding uterus menjadi lebih tebaldan halus serta lebih
bergranula. Selain itu digetahkan cairan yang agak pekat yang dinamakan
cairan milk uteria. Struktur histologis epitel vagina pada fase proestrus adalah
sebagi berikut erlapis banyak "/3-/4#, stratum korneum kornifikasi aktif,
leukosit sedikit,dan mitosis aktif.
b. =ase 8strus.
=ase ini ditandai dengan adanya sel-sel epitel bertanduk. Produksi
estrogen akan bertambah dan terjadi ovulasi sehingga dinding mukosa uterus
akan menggembung dan mengandung sel-sel darah. Pada fase ini folikel
matang dan terjadi ovulasi dan betina siap menerima sperma dari jantan. Sel-
sel epitel bertanduk merupakan indikator terjadinya ovulasi. )enjelang ovulasi
leukosit makin banyak menerobos lapisan mukosa vagina kemudian ke lumen.
Selama masa luteal pada ovarium dengan pengaruh hormon progesteron dapat
menekan pertumbuhan sel epitel vagina. Struktur histologis epitel vagina pada
fase estrus sebagai berikut apisan superficial berinti, Struktur korneum
sedikit dan melepas leukosit dibawah epitel, )itosis berkurang, eukosit tidak
ada.
15
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
16/20
c. =ase )etestrus
=ase segera setelah estrus. +orpus luteum "+# tumbuh cepat dari sel-
sel granulosa folikel yang telah pecah di bawah pengaruh (. =ase ini di
bawah pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh +orpus luteum. Progesteron
menghambat sekresi =S(, sehingga menghambat pembentukan =olikel 0e
2raaf "mencegah terjadinya estrus#.
Terjadi persiapan uterus untuk menerima
memberi makan embrio
d. =ase 0iestrus
Pada fase diestrus ditandai dengan adanya sel epitel normal dan banyak
leukosit. =ase terakhir dan terlama siklus estrus. +orpus luteum menjadimatang pengaruh progesteron sangat nyata terhadap sal. Reproduksi.
8ndometrium menebal, cervi7 tertutup, mucosa vagina pucat. )ulai terjadi
perkembangan folikel Primer dan sekunder dan akhirnya kembali ke proestrus.
"II. KESIMPULAN0engan menggunakan mortilitas seperma dapa mebantu analisis semen dilakukan
untuk mengevaluasi gangguan fertilitas "kesuburan# yang disertai dengan atau tanpa
disfungsi hormon androgen. 0ari hasil praktikum dapat diketahui analisis semen bisa
dilihat secara makroskopik dan mikroskopik.
)orfologi sperma menunjukkan persentasi bentuk abnormal yang ditemukan
dalam semen. Terdapat dua klasifikasi yang digunakan untuk menentukan morfologi
sperma yaitu berdasarkan kriteria >(, dan kriteria Kruger’s strict .
0engan menggunakan pewarnaan 8osin, penghitungan spermato@oa yang hidup
dan rnati dapat dengan cepat dilakukan karena adanya perbedaan warna yang jelas
antara warna merah untuk sperma mati dan warna putih "transparan# untuk sperma
hidup. %danya perbedaan itu disebabkan karena sperma mati akan menghisap warna
sedangkan sperma hidup tidak menyerap @at warna.
16
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
17/20
&ji (S "(ypo smotic Swelling# didasarkan pada sifat semipermiable
membran ekor sperma. Pada praktikum, ditemukan bahwa 13 dari /33 sperma yang
dilihat pada preparat memiliki ekor bengkok "rasio 13A# , yang berarti sperma
memiliki membran yang masih utuh.
Siklus estrus dapat dibedakan menjadi ! fase, yaitu fase proestrus, fase estrus,
fase metestrus, dan fase disestrus. )asing-masing siklus memiliki ciri khas dan
gambaran yang saling berbeda.
"III. DAFTAR PUSTAKA
/. 9urnal *esehatan Rs. (ermina, Tangerang - 9uni ?3//
?. 0e+herney %.(., Polan, ).., ee, R.0., oyers, S.P. Seri Skema 0iagnositis
dan Penatalaksanaan infertilitas. inarupa %ksara, /MME.
4. 2eneser =.(istologi dan iologi Sel. "alih bahasa %rifin 2unawijaya # inarupa%ksara. 9akarta inarupa %ksara, /MM!.
!. 2uyton %+. =isiologi *edokteran. "%lih bahasa %dji 0harma dan P. ukmanto#.
9akarta 82+, /MME.
1. 9un'ueira + 9 +arneiro. (istologi 0asar "%lih bahasaQ 9an Tambayong#.
9akarta. Penerbit uku *edokteran 82+, /MMF.
C. Sarwono, . Ragam %yam Piaraan. 9akarta Penerbit Swadaya, /MM4.
17
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
18/20
E. >iknjosastro (, Saifudin %, Rachimhadhi T. . =, /MF4. =isiologi *edokteran.
Penerbit buku *edokteran 82+. 9akarta
M. +arlson, ruce ). ?33/ .(uman 8mbryology and 0evelopmental iology
?nd 8dition.)osby ibisono, (erman. Evaluasi Infertilitas Pria enu!u Program "I# $alam
"ertilisasi In #itro $alam Pra%te% Klini% . Puspa Swara ?33C. (al !?.
//. 9urnal &S&. %nalisis Sperma. ?3/3. 0iunduh
http;;repository.usu.ac.id;bitstream;/?4!1CEFM;!//13;!;+hapterA?3
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
19/20
1. &ji )orfologi Sperma
2. Host – Test
19
2br 4. Sperma diberi pewarnaan
2iemsa
2br ?. Sperma dikeringkan
setelah difiksasi dengan alkohol
2br !. 0itunggu selama /1
menit
2br 1. Sperma yang telahdicampur dengan larutan (S
8/17/2019 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI fix.docx
20/20
3. &ji 8osin
4. &ji )otilitas Sperma
5. (apus :agina
20
2br E. Sperma dan larutan
8osin pada preparat
2br C. arutan 8osin
2br F. )enghomogenkan
sperma dengan larutan 9ohr
2br M. Sediaan ditutup dengan
coverglass
2br /3. =ase Proestrus 2br //. =ase 8strus