L A P O R A NPENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
TERMINASI ODP DAN ODC DALAM KONFIGURASI FTTH (FIBER TO THE HOME)
di PT. TELKOM STO CENTRUM BANJARMASIN,KALIMANTAN SELATAN
Diajukan untuk melengkapi Persyaratan Dalam Menyelesaikan PendidikanPada Sekolah Menengah Kejuruan Telekomunikasi Sandhy Putra
Banjarbaru
Dibuat Oleh:
RAUDHATUL JANNAHNIS : 121866
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASISMK TELKOM SANDHY PUTRA BANJARBARU
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmatnya penulis dapat meyelesaikan
Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) hingga tersusunnya laporan ini dengan batas waktu yang telah
diberikan.
Adapun laporan ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Sandhy Putra Banjarbaru sebagai bahan acuan
pembrian nilai. Laporan ini disusun berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dari kegiatan
Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) di PT. TELKOM Banjarmasin STO 1 Centrum selama kurang
lebih 3 bulan dari tanggal 1 juli 2012 sampai dengan tanggal 30 september 2014. Dalam
kesempatan kali ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mendapatkan
kemudahan dalam melaksanakan PSG.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual kepada penulis.
3. Bapak Khairullah selaku Manager STO 1 Centrum.
4. Bapak Sawiyo selaku koordinator pembimbing.
5. Bapak Hadi suhardi selaku koordinator pembimbing.
6. Bapak Abdul Karim yang selaku Kepala SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru.
7. Bapak Husnul Ridho selaku ketua pelaksana pendidikan Sistem Ganda.
8. Bapak Jarminto selaku kepala kurikulum SMK Telkom Sandhy Putra Banjarbaru.
9. Staf pengajar SMK Telkom Sandhy puta banjarbaru yang telah memberikan bekal untuk
melaksanakan PSG berupa ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis serta telah
menbimbing penulis selama proses PSG.
10. Teman-Teman serta seluruh karyawan PT. Telkom Banjarmasin yang secar langsug
maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan motivasi kepaa penulis selama
proses PSG di PT. Telkom Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Penulis menyadari meskipun penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan agar laporan ini jauh dari baik. Penulis tidak lupa untuk
meminta maaf yang sebesar besarnya jika selama pelaksanaan PSG dan pembuatan laporan di
PT. Telkom Banjarmasin ini terdpat ucapan atau tingkah laku yang tidak berkenadihati semua
pihak, karena semata mata hanya bentuk dari ketidaksengajaan.
Demikian laporan ini dibuat agar dipergunakan sebagai mana mestinya agar dapat
bermanfaat menambah wawasan tentang telekomunikasi bagi semua pihak.
Banjarmasin , September 2014
Penulis
A. Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda ( PSG )
Untuk menghadapi pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, perusahaan -
perusahaan swasta maupun perusahaan yang berada dibawah naungan pemerintahan saling
berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan dalam bidang teknologi. Mereka memiliki
banyak tenaga kerja yang ahli dan terampil dalam bidang Teknologi untuk mendukung
berkembangnya perusahaan. Ditambah lagi dengan menghadapi era dunia pasar yang bebas
dimana competitor untuk mendapatkan keuntungan tersebut semakin kecil karena tidak hanya
orang dalam negri saja yang bisa menanam saham di indonesia yang kita banggakan ini.
Untuk memenangkan kompetisi tersebut, khususnya dalam bidang komunikasi,
perusahaan-perusahaan komunikasi pun saling berlomba-lomba dalam hal penyediaan jasa
yang terbaik bagi kustomer. Seghingga munculah teknologi yang bervariasi untuk ditawarkan
kepada kostumer dikarenakan berbagai macam inovasi untuk menghasilkan perkembangan
yang pesat dalam setiap perusahaannya. Namun tudak hanya itu saja yang diperlukan
memenangkan persaingan tersebut, sumber daya manusia yang terampil, ulet, inovatis dan
penuh kreaktifitas juga menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk mendukungnya keberhasilan
suatu perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas ini dapat diwujudkan dengan
pelatihan dan pendidikan formal, salah satu alternatif untuk mewujudkan sumber daya yang
berkualitas ini yaitu dengan melahirkan Sekolah Menengah Kejuruan diberbagai bidang
khususnya dalam bidang Telekomunikasi.
Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang telekomunikasi diharapkan dapat
melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap pakai dibidang telekomunikasi
serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang berbeda dan lebih baik daripada teknologi
sebelumnya.
Untuk lebih memperkokoh skill dan keterampilan siswanya maka siswa Wajib
melaksanakan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang berbeda pelaksanaannya dengan
pendidikan di sekolah, dimana para siswa diperkenalkan langsung dengan dunia usaha/industri
(DU/DI) dan akan mendapat pengakuan berupa pemberian sertifikat.
Dalam laporan ini akan dibahas tentang maksud, arti dan cara-cara dalam intalasi dan
terminasi FTTH dari ODC hingga ODP. Karna dalam pelaksanna PSG selama 3 bulan banyak
sekali pelajaran baru yang di berikan kepada penulis, jadi penulis mengambil satu tema untuk
dilaporkan ke pihak sekolah yaitu dengan judul yang tersebut diatas, Terminasi ODC hingga
ODP dalam konfigurasi FTTH.
Pelaksanaan PSG didasari pada perjanjian kerjasama antara PT. Telekomunikasi
Indonesia dengan Yayasan Sandhykara Putra Telkom Nomor : TEL. 175/ HK810 / HRC60/ 2012
dan Nomor : PKS. 09/ PDD / DPPPYSPT/ V/2012. Tentang : PELAKSANAAN PENDIDIKAN
SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di bawah
pembinaan Yayasan Sandhykara Putra Telkom untuk diberikan kesempatan guna
memanfaatkan fasilitas TELKOM melalui Pendidikan Sistem Ganda.
B. Maksud dan Tujuan1. Maksud dari pelaksanaan PSGAdapun maksud pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah untuk
memperkenalkan para siswa/siswi SMK Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru pada dunia
usaha/industri (DU/DI) secara nyata yang tentunya berbeda jauh dengan pembelajaran yang
diberikan disekolah dengan aspek hampir semua pekerjaan dilakukan secara praktek dan tidak
banyak memerlukan teori. Karena sebagian teori sudah dipelajari di sekolah. Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) ini juga dimaksudkan untuk memperluas dan menambah wawasan siswa/siswi
serta lebih memperkokoh lagi skill dan keterampilan siswa/siswi SMK Telekomunikasi Sandhy
Putra Banjarbaru agar siap menjadi tenaga kerja yang ahli dan professional yang dibutuhkan
oleh dunia usaha/industry (DU/DI) sekarang.
2. Tujuan dari pelaksanaan PSG Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bertujuan untuk :
a. Menambah serta memperluas wawasan dan pengetahuan siswa/siswi tentang teknologi
informasi dan komunikasi yang belum pernah didapatkan disekolah.
b. Memperkokoh skill dan keterampilan siswa/siswi sebagai modal untuk menjadi tenaga kerja
yang ahli dan profesional dari berbagai bidang yang dipilih.
c. Mempersiapkan tenaga kerja dimasa yang akan datang sebagai regenerasi untuk memajukan
perusahaan dibidang telekomunikasi serta mengembangkan berbagai teknologi yang baru.
d. Menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki keahlian professional mempunyai etos kerja yang
tinggi, kreatif, kompetitif, berwawasan luas dan memiliki sumber daya manusia yang optimal.
e. Memberikan kesempatan bagi siswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga kerja yang terampil
dan produktif berdasarkan pengakuan standar potensi serta memberikan penghargaan
terhadap Pengalaman kerja siswa/siswi berupa pemberian sertifikat.
f. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan professional.
g. Dapat membantu siswa untuk lebih memahami cara terminasi ODC hingga ODP.
3. Maksud penyusunan laporan PSGAdapun maksud penyusunan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah sebagai
penunjang dan sarana ilmu bagi media pembelajaran disekolah mengingat pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di seluruh dunia yang tidak hanya bisa
dihitung dalam hitungan jam bahkan dalam hitungan menit dan detik.
4. Tujuan penyusunan Laporan PSGa. Sebagai Evaluasi Belajar Tahap Akhir yang merupakan salah satu persyaratan kelulusan SMK
Telekomunikasi Sandhy Putra Banjarbaru.
b. Sebagai Evaluasi dari hasil kerja Pendidikan Sistem Ganda yang telah dilaksanakan.
c. Sebagai Pelengkap persyaratan uji koimpetensi dan nilai PSG SMK Telekomunikasi Sandhy
Putra Banjarbaru.
d. Untuk Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah serta sebagai referensi untuk peserta
magang selanjutnya,
e. Sebagai bahan pertimbangan antara ilmu yang dipelajari disekolah dengan ilmu yang dipelajari
pada saat Pendidikan Sistem Ganda.
C. Batasan Masalah Dalam penulisan laporan ini, penulis hanya dapat membahas tentang fiber optic, sistem
kerja FTTH ( Fiber To The Home ) menggunakan teknologi GPON. Secara umum isi laporan PSG
dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Sistematika laporan
pada bagian awal dan akir biasanya sama. Laporan Prakerin yang digaris kan dalam laporan ini
adalah.
1. Bagian Awal, Berisi :
Kata pengantar dan ucapan terimakasih. Pada bagian ucapan terimakasih disanalah penulis
menyampaikan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis
menyelesaikan laporan ini.
2. Bagian inti berisi :
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang pembuatab laporan, maksud dan tujuan dari PSG dan
penyusunan laporan, batasan masalah mengenai kajian materi, metode penulisan.
b. Bab II Landasan Teori
Bab ini berisikan tentang Landasan teori secara umum yang berkaitan erat dengan judul
laporan dan ruang lingkup yang diambil.
c. Bab III Instalasi ODC dan ODP
Pada bab ke III ini, penulis akan mendalami kearah cara-cara instalasi dari ODC hingga ke ODP.
d. Bab IV Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari meteri dan saran-saran yang ditujukan bagi pihak
sekolah, dan bagi pihak PT.Telekomunikasi,Tbk. Serta masalah yang dihadapi dan pemecahan
masalahnya.
3. Bagian Akir, berisi :
Pada bagian akir ini akan ada lampiran lampiran seperti journal penulis selama melaksanakan
PSG, daftar hadir penulis selama melaksanakan PSG, survey kepuasan pelanggan dan yang
terakir adalah lembar konsultasi selama pembuatan laporan.
D. Metode Metode-metode digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan laporan adalah
sebagai :
1. Metode Praktikum
Yaitu data yang didapatkan langsung ketika penulis melaksanakan
praktikum di lapangan/ruangan.
2. Metode Observasi
Yaitu data didapatkan langsung pada saat penulis melakukan pengamatan dan pendataan
terhadap objek yang kita pilih untuk diamati.
3. Metode Wawancara
Yaitu penulis memperoleh data yang dengan cara melakukan tanya jawab kepada
narasumber/pihak yang terkait dibidangnya.
4. Metode Kepustakaan
Yaitu data didapatkan oleh penulis dengan cara mengumpulkan bukubuku terkait dalam
penyusunan laporan yang ada diperpustakaan sebagai bahan pembuatan laporan.
5. Metode Industri
Yaitu penulis mengambil kesimpulan selama melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda yang
dikumpulkan dari praktek dilapangan maupun teori yang didapatkan dari pembimbing
lapangan.
LANDASAN TEORI
Pada bab kedua ini, akan diberikan pembahasan tentang teori-teori yang berhubungan
gengan GPON ( Gigabit Passive Optical Network ) FTTx dan Fiber Optic. Hal- hal yang dijelaskan
yaitu:
A. GPON
GPON adalah salah satu teknologi akses dengan menggunakan fiber optic sebagai media
transport ke pelanggan. Teknologi GPON ini sudah dirilis oleh ITU-T (International
Telecomunication Union - Terminals for Telemanic Service ) dan GPON juga bisa
mengakomodasikan legalicy system yang sudah diimplementasikan pada jaringan akses
pelanggan. Teknologi ini mendukung kecepatan yang besar, peningkatan dalam
pengamanan, bandwidth yang besar dan pilihan protocol pada layer 2 OSI seperti ATM, GEM,
dan Ethernet.
Perangkat Jaringan GPON
1. Optical Distribution Network (ODN)
Konfigurasi jaringan optik atau kadang dengan istilah ODN adalah jaringan optik antara
perangkat OLT atau Optical Line Termination sampai perangkat ONU atau Optical Network
Unit untuk beberapa produk disebut sebagai ONT atau Optical Network Terminal. Komponen
ODN terdiri atas kabel optik dan passive splitter. Level sinyal optik (optical budget) yang
distandartkan adalah 28 dB sampai 29 dB, sehingga jarak maksimum yang bisa dilayani adalah
20 Km. Jarak sejauh itu hanya dapat diimplementasikan dengan aturan pemecahan jaringan
optik atau Splitting sebanyak 1:32, 1:64, 1:128 dan jumlah level spliting ratio maksimim 2 level.
Gambar 2.1 Splitting
Transmisi gelombang optik pada jaringan PON menggunakan 3 panjang gelombang untuk
membawa sinyal komunikasi dengan memanfaatkan perangkat WDM. Sinyal optik pertama
dengan panjang gelombang 1490nm digunakan untuk transmisi upstream dan sinyal optik
ketiga dengan panjang gelombang 1550 nm digunakan sebagai sinyal transmisi analog,
khususnya video. Jenis kabel optik yang dipakai mengacu kepada standart kebel optik ITU-T
G.652. dalam kaitannya dengan kemampuan jarak operasi FTTx dan jumlah ONU yang bisa
ditangani, jaringan outside plant optik untuk FTTx (Fiber to the x) dikelompokan dalam
beberapa kelas, yaitu class A,B dan C. Berdasarkan hasil evaluasi teknis RFI atau Radio
frequency Interference, para vendor umumnya menggunakan class B+ yang dimaksud adalah
ODN dengan kemampuan jarak operasi 20 Km dengan kemampuan menangani ONT sampai 32
ONT
Gambar 2.2 tabel kelas-kelas laser
2. Optical Line Termination (OLT)
OLT adalah peripheral yang berada pada kantor pusat operator jaringan telekomunikasi,
levelnya berada dibawah server. OLT menyediakan interface dengan isi jaringan yaitu TU atau
Tribuary. Unit dan dihubungkan dengan satu atau lebih ODN. TU menyediakan pula port 2 mbps
yang menggunakan interface V5.1 yang sesuai dengan rekomendasi ITU-T G.703 setiap
perangkat OLT dapat menerima TU dari beberapa jenis layanan. Blok diagram OLT dapat dilihat
pada gambar 1.3
gambar 2:3 tabel blok diagram OLT
Blok fungsional OLT terdiri dari 3 blok, yaitu :
a. PON care shell. Blok ini terdiri dari 2 bagian yaitu ODN interface function dan PON
TC function.
b. Cross-conect shell. Menyediakan kenoksi antara PON.
c. Service shell, shell ini sebagai translator antara service interface dan TC frame
interface pada PON.
3. Passive Splitter (PS)
Spliter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan
terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node plitter, sehingga sifatnya idle dan cara
kerjanya membagi daya optik sama rata. Jenis-jenis splitter antara lain adalah 1:2, 1:4, 1:8, 1:16,
1:32, 1:64, 1:128. pada gambar 1.4 ditunjukkan diagram blok passive splitter.
Gambar 2.4 blok diagram passive splitter
Keterangan :
Pi = daya masukan
Po = daya keluaran
Penguatan = A = 10 log ( po/pi) dB (1.1)
Redaman = a = 10 log (pi/po) dB
4. optical Network Unit (ONU)
ONU yaitu peripheral yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik untuk
kemudian sinyal tersebut dimultiplex agar didistribusikan menggunakan kabel tembaga ke
tempat pelanggan. ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal
optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang
diperlukan untuk layanan pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan
yang dihubungkan dengan pelanggan dengan menggunakan Twisted coper pair melalui suatu
adaptation unit (AU) yang menyediakan fungsi penyesuaian antara ONU dengan sisi pelanggan.
Pada gambar 1.5 ditunjukan diagram blok fungsional ONU.
Gambar 2.5 diagram blok fungsional ONU
B. FTTx (Fiber To The x )
FTTx merupakan teknologi akses jaringan tetap yang sekarang sedang hot. Hal ini
ditunjukan dengan besarnya pangsa pasar, bersaingnya vendor-vendor telekomunikasi besar
untuk menjual produk-produk dan layanan-layanan deployment FTTx serta banyak
dibicarakannya FTTx pada media.
Dengan berkembangnya internet dengan layanan berbasis IP dan
koneksibroadband maka kebutuhan akan bandwidth yang besar dengan kecepatan tinggi
meningkat. Hal ini juga didorong oleh operator yang berusaha memberikan layanan baru untuk
meningkatkan mutu dan kualitasnya. Operator maupun vendor telekomunikasi saat ini sedang
giat-giatnya menjual produk maupun layanan seperti IPTV atau Internet Protocol
television dan Cable TV/CATV atau Community Antena Television, video on demandyang
membutuhkan bandwidth yang besar.
Saat ini jaringan ke rumah-rumah didominasi oleh jaringan kabel tetap atau fixed
wireline dengan digunakannya tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat
memberikan bandwidth yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal itu otang
mulai beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwidth yang lebih tinggi
menggunakan teknologi FTTx ( Fiber To The x ) yaitu istilah generik yang digunakan untuk
beberapa arsitektur jaringan fiber optik untuk telekomunikasi yang menggantikan jaringan
kabel tembaga. Beberapa arsitektur optik tersebut adalah :
1. FTTH ( Fiber To The Home )
Adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai kerumah-rumah atau
ruangan dimana terminal berada, mengenai FTTH akan dibahas lebih lanjut pada bab
selanjutnya.
2. FTTB ( Fiber To The Building )
Jaringan kabel optik sampai pada gedung komersial atau tempat tinggal dan kemudian
didistribusikan ke masing-masing ruangan dengan jaringan kabel tembaga berupa kabel telpon
atau kabel CAT 5e/6.
3. FTTP ( Fiber To The Premises)
FTTP merupakan nama generik yang digunakan istilah FTTB dan FTTH karena secara
arsitektur FTTB dan FTTH sama.
4. FTTC ( Fiber To the Curb )
Jaringan fiber dibuat sampai pada satu titik pendistribusian yang berada sekitar 33 meter
dari tempat pengguna berada. Daru curb ke rumah-rumah digunakan koneksi kabel tembaga.
Curb biasanya melayani 8 sampai 24 pelanggan.
5. FTTN ( Fiber To The Node/Neighbohood)
Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu node yang berupa kabinet kerlokasi dipinggir jalan
sehingga disebut juga FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan pelanggan pada FTTN
lebih jauh daripada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga lebih banyak biasanya
sampai ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakkan kabel tembaga untuk koneksi dari kabinet
ke rumah-rumah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inti perbedaan antara teknologi FTTx diatas adalah kabel fiber
optic disambungkan sedekat mungkin dengan terminal yang dimiliki pelanggan seperti
diilustrasikan pada gambat berikut :
Gambar 2.6 instalasi fiber optic
C. FO (Fiber Optik)
Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan
kemajuan teknologi dalam bidangtelekomunikasi dunia yang sedang majudengan pesat serta
pengaruh era globalisasi dan arus informasi yang sangatdiperlukan masyarakat modern,
kemajuan perekonomian serta majunya teknologi telekomunikasi merupakan titik tolak dan
potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbaqgai jenis pelayanan
komunikasi yang lebih canggih untuk komunikasi suara, gambar, dan data.
Akhit-akhir ini permintaan masyarakat modern akan kebutuhan komunikasi data sangat
pesat. Untuk mengirimkan data dalam jumlah besar dan memerlukan keakuratan dan juga yang
mampu menjaga kerahasiaan data tersebut. Keunggulan Fiber Optic sebagai media transmisi
terutama mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data, seperti peningkatan jumlah
kanal yang tersedia, kemampuan mengirimkan data dengan kecepatan Gbps, terjaminnya
kerahasiaan data yang dikirimkan, sehingga pembicaraan tidak dapat disadap, tidak terganggu
oleh gelombang elektromagnetik, petir dan cuaca.
Dalam sistem komunikasi data fiber optik digunakan modem “16 Chanel Data
Multiplexer ZAT-16” yang merupakan modem khusus yang dianggap sesuai. Interface RS-232-
C V.24/V.28 yang berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan berbagai piranti lainnya,
sistem ini mampu juga menggunakan kedua jenis protokol yaituasyncronous
protocol dan syncronous protocol untuk menghasilkan transmisi kecepatan tinggi.
Jenis fiber optic yang digunakan adalah fiber optic multi-mode graded indeks. Cahaya
yang digunakan pada gelombang optik adalah LED (light Emiting Diode). Pemilihannya
disesuaikan dengan kepentingan sistem yang dirancang agar dapat menghasilkan sistem yang
lebih efektif dan optimal. Ditinjau dari nilai ekonomi dan teknologinya. Sistem ini mampu
menberikan transmisi data dengan jauh luntasan sejauh 16 km jika menggunakan modem ZAT-
16, sedangkan dengan modemlainnhya hanya mampu menjangkau 15 meter saja.
Kecepatan transmisi yang mampu dicapai adalah berveriasi dari 300 baud, 600 baud,
1200 baud, 2400 baud, 4800 baud, 9600 baud, dan 19200 baud yang telah direkomendasikan
oleh CCITT. Sedangkan kualitas transmisi dapat mencapat Bit error rate10.
1. Perambatan Cahaya Pada Fiber Optic
Gambar 2.7 perambatan sinar fiber optic
Teknologi fiber optik maju pesat dan sedang berkembang pemanfaatannya untuk sistem
teknologi telekomunikasi maju dan handal. Penemuan fiber optic sebagai media transmisi pada
suatu sistem k0omunikasi didasarkan pada hukum snellius untuk perambatan cahaya pada
media transparan seperti pada kasa yang terbuat dari quartz kualitas tinggi yang dibentuk dari
dua lapisan utama yaitu lapisan inti yang biasanya disebut core terletak pada bagian yang paling
dalam dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil
dari n1.
Gambar 2.8 hukum snellius
Menurut hukum snellius jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optic atau media
yang transparan, dengan sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks
bias lebih kecil dari udara menuju fiber optic core yang berupa kuarsa murni yang mempunyai
indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti fiber optic core
menuju ujung lainnya.
Dewasa ini ada 3 jenis serat optik yang populer pemanfaatannya pada sistem komunikasi
serat optik yaitu:
a. Serat optik Single-mode index
Pada single mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias akan berubah dengan segera
pada batas antara core dan cladding ( step index ). Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk
cladding maupun covernya. Diameter core jauh lebih kecil sekitar 10 µm, dibandingkan dengan
diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya
fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalutkan informasi jarak jauh karena
disamping atenuasi yang kecil juga mempunyai jangkauan frekuaensi yang lebar. Misalnya
untuk ukuran 10/15 mm, pada panjang gelombang cahaya 1330 nm, redaman maksimumnya
0,4-0,5 dB/km dan lebar pita frequensi minimum untuk 1 Km sebesar 10 GHz.
Single mode fiber juga dapat dibuaat dengan indeks bias yang berubah secara perlahan-lahan
atau graded index.
Gambar 2.9 single mode fiber optic
b. Serat Optik Multi-Mode Graded Index
Multi-mode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat
juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini, indeks
bias berubah secara perlahan-lahan. Indeks bias berubah mengecil perlahan mulai dari pusat
core sampai batas antara core dengan cladding. Makin mengecilnya index bias ini menyebebkan
kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara
berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akirnya semua mode cahaya
akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima.. diameter core jenis ini lebis kecil
dibandingkan dengan core jenis multi-mide step index, yaitu 30 – 60 µm untuk core dan 100 –
150 µm untuk claddingnya.
Gambar 2.10 graded index fiber
c. Serat Optik Multi mode step index
Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besarnya 50 – 400 µm
dibandingkan dengan diameter cladding 125 – 500 µm sama halnya dengan single-mode fiber,
pada serat optik ini terjadi perubahan index bias denggan segera atau lazim disebut step index.,
pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar ( 50 – 400 µm ) digunakan untuk
menaikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED.
Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material/ bahan yang
digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica glass pada SO ini
akan meningkatkan performance. Tetapi jenis SO ini tidak populer karna meskipun kadar
silicanya ditingkatkan, atenuasi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan
untuk menyalurkan data dengan kecepatan rendah dan jarak dekat.
Gambar 2.11 step index fiber
2. Konfigurasi Dasar Sistem Komunikasi Fiber Optik
Sistem komunikasi fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu :
a. Transmitter berupa Laser Diode (LD) dan Light Emiting Diode (LED)
b. Media transmisi berupa Diber Optic.
c. Receiver yang merupakan detektor penerima digunakan PIN dan APD.
3. Transmitter
Transmitter terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkoversi sinyal digital menjadi sinyal analog
selanjutnya data tersebut dimasukkan kedalam sinyal gelombang optik yang telah termodulasi.
b. Sumber gelombang optik berupa sinar laser diode (LD) dan LED yang pemakaainnya
disesuaikan dengan sistem komunikasi yang diperlukan.
1) Laser diode dapat digunakan untuk sistem komunikasi Kabel laut (SKKL) dan sistem
komunikasi serat optik (SKSO), karena LD mempunyai karakteristik yang handal yaitu dapat
memancarkan daya dengan intensitas tinggi, stabil, hampor monokromatis, terfokus, dan
merambat dengan kecepatan sangat tinggi, sehingga dapat menempuh jarak sangat jauh.
Pembuatannya kabel oni terbilang sangat sukar karena memerlukan spesifikasi tertentu
sehingga harganya pun mahal. Jadi LD tidak ekonomis dan tidak efisien jika digunakan untuk
sistem komunikasi jarak dekat dan pada trafik kurang padat.
2) LED digunakan untuk sistem komunikasi jarak sedang dan dekat agar sistem dapat ekonomis
dan efektif karena LED lebih mudah pembuatannya sehingga harganya pun lebih murah.
4. Receiver
Receiver atau bagian penerima terdiri dari 2 bagian taitu detector penerima dan rangkaian
elektrik.
Detektor penerima berfungsi untuk merangkap cahaya yang berupa gelombang optik pembawa
informasi, dapat berupa PIN Diode atau Avalance Photo Diode, pemilihannya tergantung
keperluan sistem komunikasinya.
a. Untuk komunikasi jarak jauh digunakan detektor APD yang dapat bekerja pada panjang
gelombang 1310 nm. 1490 nm serta 1550 nm dengan kualitas yang baik. Artinya detector APD
mempunyai sensitivitas dan respon yang tinggi terhadap sinar laser LD sebagai pembawa
informasi dalam gelombang optik.
b. Untuk komunikasi jarak pendek labih efisien jika menggunakan detektor PIN Diode, karena PIN
baik digunakan untuk bitrate rendah dan sensitivitasnya tinggi untuk LED.
c. Sumber cahaya LD terlihat memiliki daya besar, stabil, konstan pada bitrate berapapun,
sedangkan sumber cahaya LED mempunyai daya pancar yang lebih kecil dan pada bitrate 100
Mbps dayanya mulai menurun.
d. Detekyor penerima PIN bereaksi baik pada bitrate rendah tetapi kurang sensitif bila bitrate
dinaikkan.
e. Detektor penerima APD lebih sensitiv pada bitrate tinggi. Untuk transmisi jarak jauh diperlukan
daya pancar yang lebih besar dan sensitifitas yang tinggi, sistem serat optik akan menggunakan
laser LD sebagai sumber cahaya dan APD sebagai detektor penerima. Sedangkan untuk
transmisi jarak dekat cukup digunakan LED sebagai sumber optik dan PIN sebagai detektoe
penerima.
f. Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkonversi cahaya pembawa informasi terhadap data
informasi yang dibawa dengan melakukan timing regenerate serta konversi sinyal elektrik ke
dalam interface v.28 yang berupa sinyal digital dan sebaliknya.
5. Atenuasi
Atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari serat optik yang dinyatakn
dalam dB dan disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absopsi, hamburan atau scatering dan
mivro-bending. Gelas yang merupakan bahan pembuat serat optik biasanya terbentuk dari
Silikon Dioksida (SiO2). Variasi indeks bias diperoleh dengan menambahkan bahal lain seperti
titanium, thallium, germanium adau boron. Dengan susunan bahan yang tepat maka akan
didapatkan atenuasi yang sekecil mungkin. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga
amplitudo delombang yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo yang
dikirimkan oleh pemancar.
Atenuasi serat optik merupakan katakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat
kaitannya dalam menentukan jaraj repeater, jenis pemancar dan penerima optik yang harus
digunakan. Besarnya atenuasi dinyatakan oleh persamaan 1.
Persamaan
(1).............
6. Absorbsi
Absorbsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat
mengarbsorbsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan oleh
adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi absorbsi
yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan
serat optik harus menjauhi daerah uktraviolet dan infrared. Penyebab absorbsi lain adanya
transmisi ion-ion logan dan ion OH, yang ternyata memberikan sumbangan arbsorbsi yang
cukup besar. Semakin lama usia suatu serat maka bisa diduga akan semakin banyak ion
OH- didalamnya yang menyebabkan kualitas serat menurun.
7. Hamburan
Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias disepanjang gelas tadi,
sebagian energinya akan hilanh dihamburkan oleh benda-benda kecil yang ada didalam gelas.
Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan partikel tersebut dinamakan
Hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan rayleight ini berbanding terbalik dengan pangkat
empat panjang gelombang cahaya yaitu 1/ . Sehingga dapat disimpulkan untuk , hamburanλ λ
reyleight besar dan sebaliknya. Ternyata pada panjang gelombang sekitar 0,85 µm yaitu
panjang gelombang sinar laser galium Alimunium Arsenik, hamburan Rayleight memberikan
loss akibat hamburan sangat kecil dibandingkan dengan loss serat optik multi-mode. Karen a itu
serat optik single mode lebih baik mutunya sebagai media transmisi dibandingkan dengan serat
optik multi-mode.
8. Micro-bending
Atenuasi lainnya adalah yang disebabkan micro-bending yaitu pembengkokan serat optik untuk
memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja
seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang
merambat didalamnya akan berbelok dari arih transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja
menyebabkan atenuasi.
9. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat
optik. Dispersi akan membatasi lebar pita dari serat. Dispersi yang terjadi pada serat secara
garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain
dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi waveguide.
10. Karakteristik transmisi
Sifat transmisi informasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Informasi yang akan ditransmisikan berupa data dalam bentuk digital sedangkan bentuk sinyal
carrier yang akan melewati media transmisi serat optik berupa sinyal analog.
2. Untuk itu diperlukan prosesd modulasi dan demodulasi yaitu proses yang mengubah data
digital ke analog dan juga proses sebaliknya dengan menggunakan sebuah modem dengan
pirantinya.
3. Dalam hai ini jenis serat optik yang digunakan sebagai media transmisi adalah serat optik multi-
mode graded index.
Sistem komunikasi data menggunakan serat optik telah berkembang dengan pesat yang
merupakan teknologi maju. Apabila dibandingkan dengan sistem kabel tembaga 2 kawat atau 4
kawat ataupun sistem gelombang radio maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) mempunyai
kelebihan dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut :
a. Keuntungan serat optik
1) Mempunyai bandwidth yang lebar. Frequensi pembawa optik bekerja pada daerah frequensi
yang tinggi yaitu sekitar 1013 Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa
akan menjadi lebih banyak.
2) Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga, terutama
pada frequensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1310 nm yaitu 0,2
dB/Km.
3) Kebal terhadap gangguan gelombang elektromegnet. Fiber optic terbuat dari kaca atau
plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan magnet,
frequensi radio dengan gangguan listrik.
4) Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. Kemampuan fiber optic dalam
menyalurkan sinyal frequensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital
pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbps hingga Gbps.
5) Ukuran dan berat fiber optic kecil dan ringan. Diameter inti FO berukuran micro sehingga
pemakaian ruangan lebih ekonomis.
6) Tidak mengalirkan arus listrik karena bahannya yang terbuat dari kaca atau plastik
sehingga tidak dapat dialiri aris listrik dan terhindar dari terjadinya hubungan pendek.
7) Sistem dapat diandalkan dengan lifetime selama 20-30 tahun dan mudah dalam
pemeliharaannya.
b. Kerugian serat optik
1) Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan penguat sebagai
proteksi.
2) Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.
3) Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapt memberikan catuan pada pemasangan
repeater.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA PSG
A. Kegiatan-Kegiatan Yang di Lakukan
Kegiatan-kegiatan yang penulis lakukan selama PSG sangat banyak seperti survey titik
koordinat perangkat optik, pembuatan jalur kabel (pemetaan) pada google earth, DSLAM dan
lain-lain. Namun untuk lebih terarah penulis akan melaporkan suatu kegiatan yang berkaitan
dengan laporan ini, yaitu mengenai konfigurasi, perencanaan, serta instalasi pada jaringan
FTTH. Konfigurasi FTTH secara garis besar dimulai dari Metro atau dapat disebut juga dengan
stasiun bumi, kemudian ke OLT (optical Line Termination) sebagai tempat terminasi awal dari
jaringan FTTH itu sendiri, dari OLT ke ODF, ODC, ODP dan roset dirumah pelanggan, namun
pada bab ini penulis hanya akan menjelaskan sesuai pengalaman yang pernah dialami oleh
penulis yaitu instalasi dari ODC ke ODP.
1. Pengetahuan Singkat Mengenai FTTH
Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik
dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai
medium penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan
perkembangan teknologi serat optik yang dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional.
Dan juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan
istilah Triple Play Services yaitu layanan akan akses internet, yang cepat, suara
(jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat biaya dan mampu
mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Ciri-ciri inheren serat optik membenarkan penghantaran
isyarat telekomunikasi dengan lebar jalur yang lebih besar dibandingkan dengan
penggunaankabel konvensional
Dari gambar mengilustrasikan arsitektur umum dari suatu jaringan FTTH. Biasanya jarak
antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar maksimum 20 km. Dimana pusat
penghantaran penyelenggara layanan (service provider) yang berada di kantor utama disebut
juga dengan central office (CO), disini terdapat peralatan yang disebut dengan OLT. Kemudian
dari OLT ini dihubungkan kepada ONU yang ditempatkan di rumah-rumah pelanggan
(customer's) melalui jaringan distribusi serat optik (Optical Distribution Network, ODN). Isyarat
optik dengan panjang gelombang (wavelength) 1490 nm dari hilir (downstream) dan isyarat
optik dengan panjang gelombang 1310 nm dari hulu (upstream) digunakan untuk mengirim
data dan suara.
Sedangkan layanan video dikonversi dahulu ke format optik dengan panjang gelombang 1550
nm oleh optik pemancar video (optical video transmitter). Isyarat optik 1550 nm dan 1490 nm
ini digabungkan oleh pengabung (coupler) dan ditransmisikan ke pelanggan secara bersama.
Singkatnya, tiga panjang gelombang ini membawa informasi yang berbeda secara simultan dan
dalam berbagai arah pada satu kabel serat optik yang sama.
2. Optical Distribution Cabinet
Optical Distribution Cabinet (ODC) adalah suatu ruang yang berbentuk kotak atau
kubah (dome) yang terbuat dari material khusus yang berfungsi sebagai tempat instalasi
sambungan jaringan optik single-mode,yang berisi connector, splicing,maupun splitter dan
dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optik pasif
(PON), untuk hubungan telekomunikasi
Gambar 3.1 ODC
a. Konstruksi
Konstruksi ODC secara umum harus kuat, kokoh, sehingga mampu melindungi
fungsi-fungsi perangkat yang dipasang di dalamnya terhadap pengaruh-pengaruh
lingkungan. Konstruksi secara umum dapat terbuat dari bahan logam atau metal,
plastik atau fiber glass yang diperkuat, atau bahan- bahan sejenis yang lain.
Konstruksi perangkat ODC harus memiliki kelengkapan sebagai berikut:
1) Tempat splitter,
2) Splitter tray,
3) Alur patch cord,
4) Konektor untuk terminasi kabel feeder,
5) Konektor untuk terminasi kabel distribusi,
6) Memiliki klem pemegang/penarik kabel,
7) Adaptor parking lot ( tempat penyimpan core yang belum terpakai).
Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan titik terminasi kabel fiber optik feeder
dengan kabel fiber optik distribusi. ODC terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian terminasi
kabel feeder dan bagian terminasi kabel distribusi. Untuk kabel fiber optic yang mencatu
ODC lainnya tidak dilakukan terminasi, tetapi disambung secara langsung (direct splicing)
b. Pemasangan dan terminasi kabel
Kabel tray dipasang dalam ODC untuk lintasan kabel, sehingga kabel fiber optic/ pigtail/
patchcord akan sesuai jalurnya. Terminasi kabel pada ODC meliputi terminasi kabel fiber
optic feeder dan distribusi dimana terdapat 3 kabel yaitu 2 feeder dan satu distribusi, dimana
satu kabel feeder masuk ke panel feeder dan satunya di splicing tray untuk fiber optic yang
diteruskan ke ODC lainnya. Serta 1 kabel distribusi masuk ke panel ditribusi yang
selanjutnya menuju ODP. Konektor maupun ujung patchcord yang tidak digunakan harus
selalu tertutup oleh dush cap.
Sedangkan patchcord yang dipakai harus sesuai dengan aturan dalam STEL yang terkait
dan mempunyai panjang yang cukup, tempatkan sisa panjang (extralength) patchcord
tersebut pada cabledrawer atau cableguid
c. Penyambungan bagian In ke bagian Out
Penyambungan bagian in dan bagian out pada ODC menggunakan pathcord. Sedangkan
penyambungan bagian in dan bagian out dari splitter atau yang langsung ke adaptor bagian
out disesuaikan dengan kondisi lapangan.
d. Kabel input
Kabel fiber optik yang masuk ke dalam perangkat ODC harus masuk melalui jalurnya,
biasanya diperangkat terdapat lubang untuk masuk kabel input tersebut. Untuk di
kabinet/perangkat ODC kabel input biasanya berupa kabel feeder sedangkan kabel
outputnya berupa kabel distribusi. Jika diperangkat ODC tersebut terdapat lebih dari satu
lubang masuk/keluar maka untuk kemudahkan pengaturan dan kerapihan instalasi jalur
kabel input/kabel feeder dengan kabel output/kabel distribusi harus dibedakan. Atur kabel
input tersebut sejak terminasi/sampai ke rak/frame dimana perangkat ODC tersebut
dipasang sehingga tidak saling mengganggu dengan kabel lain yang ada, tidak menghalangi
pemasangan dan pembongkaran perangkat, memenuhi nilai estetika dan jika diperlukan
pergunakan tray kabel dan kabel tirep/ties. Sebelum masuk ke perangkat ODC kulit
pelindung/PE kabel input tersebut harus dalam kondisi terkupas dan untuk keamanan setiap
loose tube dari kabel input tersebut harus dilindungi oleh flexible pipe. Untuk setiap belokan
atau tekukan dari kabel input tersebut harus di atur sedemikian rupa sehingga terhindar dari
patahnya kabel tersebut dan bending. Agar kabel input tersebut kondisinya rapih dan tidak
terurai maka di ujung pengupasan ke arah kabel yang belum dikupas PE nya di ikat dengan
kabel tirep/ties dan ntuk lebih aman lagi dari batas kabel yang dikupas dilindungi oleh kabel
spiral sampai batas yang diperlukan agar tidak mengganggu untuk beloknya dan terminasi
kabel.
3. Optical Distribution Point
Optic Distribution Point ( ODP) adalah sebuah perangkat keras yang berfungsi
melindungi sambungan fiber optic. Dan fungsi utama dari ODP adalah membagi satu core
optic menjadi beberapa core untuk keperluan pelanggan.
1. Pemasangan Optical distributon Point
Perangkat ODP bisa dipasang pada tiang, permukaan tanah (pedestel) atau dinding. Untuk
ODP yang dipasang ditiang harus mempunyai spesifikasi kedap air dan terlindungi dari
masuknya benda asing kedalam ODP. Adapun fungsinya dari pemasangan ODP itu sendiri
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencatu pelanggan residensial melalui OTP
b. Untuk terminasi antara kabel distribusi / kabel feeder dan kabel drop .
c. Untuk keperluan akses atau terminasi kabel fiber optik ke pelanggan HRB, maka dapat
ditempatkan atau dipasang ODP di dinding degung HRB tersebut. Selanjutnya tarik dan
terminasikan kabel fiber optik dari ODC yang memungkinkan baik secara teknis maupun non
teknis, jika memungkinkan minimal kapasitas kabel 12 core untuk koneksi ke pelanggan
atau perangkat yang ada di HRB tersebut. Jika terdapat kesulitan/kendala penarikan dari
ODC maka penarikan kabel fiber optic memungkinkan berasal dari ODP lain yang
mempunyai kapasitas besar (minimal 24 core).
d. Untuk keperluan kabel fiber optik ke perangkat-perangkat yang ditempatkan di remote,
misalkan perangkat MSAN, IP-DSLAM, MSAN dan GPON dapat menempatkan atau
memasang ODP di kabinet tersebut. Selanjutnya tarik dan terminasikan kabel fiber optik dari
ODC yang memungkinkan baik secara teknis maupun non teknis, jika memungkinkan
minimal 12 core. Jika terdapat kesulitan/kendala penarikan dari ODC maka penarikan kabel
fiber optic memungkinkan berasal dari ODP yang mempunyai kapasitas besar (minimal 24
core)
2. Termiasi ODP
Metode terminasi kabel distribusi di ODP hampir sama dengan terminasi kabel distribusi di
ODC. Untuk kabel drop optik metode terminasi dilakukan dengan menggunakan connector
atau adaptor yang diterminasikan langsung ke kabel distribusi yang telah menggunakan
connector. Prosedur terminasi kabel drop optik pada ODP adalah sebagai berikut
a. Lakukan pengukuran jarak ODP hingga rumah pelanggan.
b. Tarik kabel optikal drop wire (ODW) hingga rumah pelanggan yang sudah diukur
sebelumnya, melalui polongan hand hole yang sudah disediakan oleh PT.Telkom
c. Setelah kabel sampai kerumah pelanggan, potong ujung kabel yang akan diterminasikan di
ODP.
d. Kupas kabel, dalam ODW akan terdapat 2 serat yang berwarna orange dan biru.
e. Pilih salah satu warna, dan kupas coating lalu bersihkan menggunakan tissu dan alkohol.
f. Potong serat/ core yang sudah dibersihkan menggunakan fiber striper
g. Lakukan penyambungan optical drop wire dengan kabel FO distribusi yang sebelumnya
sudah diterminasi di ODP menggunakan fusion splicer.
h. Konector yang tidak/ belum terpakai harus selalu tertutup dush cap.
3. Penyambungan bagian In ke bagian Out
Penyambungan di ODP dapat langsung disambung ke adaptor connector atau
disambungkan dengan menggunakan bagian in dan out dari splitter. Penyambungan bagian
in dan bagian out pada ODP tidak menggunakan patchcord atau jumper tetapi berupa in dan
out konektor front dan back artinya satu konektor yang bagian depannya sebagai in dan
bagian belakangnya sebagai out. Sedangkan penyambungan bagian in dan bagian out dari
splitter atau yang langsung ke adaptor bagian out disesuaikan dengan kondisi lapangan
B. Permasalahan yang dihadapi1. Merancang FTTH baru
Melakukan rancangan jaringan FTTH suatu komplek atau area yang belum pernah
diinstalasi jaringan FTTH sebelumnya.
2. Jarak rumah ke STO
STO atau yang biasa disebut dengan Sentral Telepon Otomat, terletak di pusat – pusat
Telkom di suatu kawasan. STO menyebarkan jaringan dengan splitter –splitter untuk dikirim
ke ODC atau yang sering disebut RK (Rumah Kabel). Jarak yang dibutuhkan diusahakan
tidak terlalu jauh, karena semakin jauh jaraknya maka semakin jauh kabel fiber optik yang
diperlukan serta mempengaruhi redaman yang akan di hasilkan oleh kabel fiber optik
tersebut.
3. Konfigurasi GPON
Konfigurasi GPON tidak terlalu sulit, konfigurasi GPON biasanya tergantung dari vendor
yang digunakan tetapi jika terjadi kesalahan konfigurasi dalam pemasangan. Ini akan
berakibat fatal, karena FTTH merupakan jaringan point to multipoint sehingga semua
jaringan yang mengarah akan mengalami gangguan.
4. Proses maintenance
Proses maintenance biasa dilakukan ketika terdapat komplain dari pelanggan, terjadi putus
kabel, jumlah redaman yang tiba – tiba meningkat
C. Pemecahan masalahSesuai dengan hasil yang kami teliti di PT. Telkom,Tbk maka usulan untuk masalah yang
dihadapi yaitu :
1. Merancang desain komplek, menghitung jarak yang dibutuhkan, mengatur redaman agar
tidak terjadi gangguan, dan melakukan konfigurasi.
2. Dengan melalukan perhitungan yang matang, seperti mencari jarak terpendek
menggunakan suatu software dan melakukan survei lapangan untuk memastikan seluruh
area mendapatkan izin galian.
3. Orang yang melakukan konfigurasi GPON harus didampingi dengan orang yang
memahaminya juga, agar jika terjadi kesalahan dapat diselesaikan dengan mudah.
4. Melakukan pengecekan rutin agar dapat diketahui apakah ada kabel fiber yang tertindih,
terlipat atau terputus. Jika terjadi kabel putus atau kabel tertindih dilakukan pengecekan
dengan device setelah didapat lokasinya, tim akan langsung menggali dan
menyambungnya kembali.
PENUTUPDemikian laporan hasil Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang telah dibuat penulis dari hasil
kegiatan PSG yang berlangsung ± 3 bulan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman
praktek dan pengumpulan data-data selama prakerin berlangsung. Penulis sadar tentunya
masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat pada laporan ini, terutama disebabkan
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi para pembaca dan angkatan selanjutnya yang akan melaksanakan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG).
A. Kesimpulan1. Layanan T.I.M.E. (Telecommunication, Information, Multimedia dan Edutainment)
pada PT Telkom memerlukan sistem jaringan akses fiber optik yang berbasis FTTH
dengan Teknologi GPON.
2. Secara umum jaringan FTTH dapat dibagi menjadi 4 segmen
catuan kabel yaitu Catuan Kabel Feeder, Catuan Kabel Distribusi,
Catuan Kabel Penanggal/Drop dan Catuan kabel Rumah/Gedung.
3. Penarikan jaringan baru biasanya dimulai dari ODC sampai ODP dan
Komponen yang diperlukan dari ODC sampai ke ODP adalah ODC, tiang,
kabel fiber optic dan ODP
4. Dalam penarikan jaringan baru harus mengerti cara terminasi kabel pada
perangkat ODC dan ODP serta instalasi kabel fiber optik.
B. Saran1. Saran untuk PT. Telkom STO centrum Banjarmasin
a. Masing-masing bagian dan divisi mempunyai peranan yang saling mendukung dan
jangan saling menyalahkan apalagi lepas tangan, maka diperlukan kekompakan dan kerja
sama antar personil dari masingmasingbagian dan divisi.
b. Jika kita menghendaki kemajuan perusahaan mulailah dari diri kita sendiri.
kemajuan perusahaan terletak pada orang yang bekerja pada perusahaan tersebut.
c. Kesejahteraan para karyawan dan staff PT.Telekomunikasi,tbk harus diperhatikan
karena tanpa karyawan dan staff tersebut PT. Telekomunikasi,tbk juga tidak akan
mungkin menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar dan terbaik di negeri
ini. Sebelum menerapkan suatu teknologi yang baru kepada masyarakat.
d. Sebelum menerapkan suatu teknologi yang baru kepada masyarakat, sebaiknya PT.
Telekomunikasi,tbk perlu mempertimbangkan dan mempersiapkan dengan lebih matang
infrastruktur, serta diperlukannya sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat Karena kita
tau terkadang masyarakat belum siap untuk menerapkan suatu teknologi yang baru dan
infrastruktur teknologi itu belum siap 100%.
e. Hendaknya agar PT.TELKOM menambah teknisi yang ada dan benarbenar ahli
dan profesional dan pernah mengikuti DIKLAT dari PT.TELKOM sendiri
2. Saran bagi pihak sekolah
a. Sebelum melaksanakan PRAKERIN, siswa hendaknya dibekali keterampilan dan
pengetahuan yang cukup tentang dunia pertelekomunikasian.
b. Hendaknya pembimbing sekolah dapat menjalin hubungan yang baik dengan
pembimbing laporan agar siswa PSG juga mudah untuk melakukan konsultasi
c. Pelajaran yang ada disekolah hendaknya mengikuti perkembangan yang terjadi
didunia pertelekomunikasian. karena seperti kita tau, perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi di dunia perkembangannya sangat pesat sekali.