LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
TAHUN ANGGARAN 2010
BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... 3
Ikhtisar Eksekutif ................................................................................................... 4
I. Pendahuluan ................................................................................................... 6
II Rencana Stratejik .................................................................................................. 7
A. Visi dan Misi .................................................................................................. 7
B. Tujuan dan sasaran ....................................................................................... 8
C. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ........................................................................... 9
III. Akuntabilitas Kinerja ........................................................................................ 15
A. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2010 ........................... 15
B. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Tahun 2010...................................... 16
C. Analisis Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010 ................................................... 19
D. Akuntabilitas Keuangan . ........................................................................... 20
IV. Penutup .................................................................................................... 21
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun
Anggaran 2010 ini. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan suatu proses pelaporan yang diterapkan
pada seluruh lembaga pemerintah sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Proses pertanggungjawaban dilaksanakan secara
periodik sebagai upaya untuk memantapkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang akuntabel dan terwujudnya good
governance (tata kelola yang baik).
Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat serta mencapai tujuan
dan cita-cita bangsa. Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistim pertanggung jawaban yang
tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara efektif, efisien,
bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sebagai laporan, LAKIP merupakan media penghubung kerja organisasi yang berisi informasi yang merupakan wujud tertulis
pertanggung jawaban suatu instansi kepada pemberi delegasi wewenang dan mandat. Selanjutnya LAKIP berisi tentang kinerja instansi
dan akuntabilitasnya, yaitu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/kegiatan dalam mewujudkan visi dan
misi. Dalam hal ini diharapkan LAKIP dapat bermanfaat untuk peningkatan akuntabilitas, umpan balik peningkatan kinerja,
peningkatan perencanaan di segala bidang, peningkatan kredibilitas, mengetahui kebersihan dan kegagalan dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi, serta menjadikan instansi yang akuntabel sehingga lebih efesien, efektif dan responsif.
Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner
Dr. Drh. Hardiman, MM.
NIP. 19560907 199103 1 001
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
4
IKHTISAR EKSEKUTIF
EVALUASI KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER
TAHUN ANGGARAN 2010
1. Rencana Strategis Balai Besar Penelitian Veteriner 2010-2014 dan program jangka pendek (TA 2010) telah disusun sesuai
dengan Program Pembangunan Agribisnis, Departemen Pertanian, Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian (2010-2014),
Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Produksi Peternakan (2010-2014), dan memperhatikan informasi terkini
yang relevan dengan pengembangan sistem dan usaha agribisnis peternakan. Untuk mengantisipasi perkembangan global dan
pelaksanaan otonomi daerah. Rencana Penelitian bidang veteriner juga memperhatikan konvensi internasional yang relevan dan
program daerah yang disampaikan oleh Dinas Peternakan maupun umpan balik dari BPTP.
2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet) mempunyai visi : ” menjadi institusi
penelitian veteriner bertaraf internasional dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal untuk mendukung kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka mewujudkan pertanian
industrial berkelanjutan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Bbalitvet mengembangkan misi, yaitu : (1) menghasilkan teknologi
strategis dalam bidang veteriner (virologi, bakteriologi, patologi, parasitologi, toksikologi, mikologi, epidemiologi, obat hewan,
bioteknologi dan plasmanutfah veteriner); (2) menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pengembangan
veteriner; (3) melakukan pelayanan diagnosis untuk penyakit hewan, keamanan pangan dan aspek kesehatan masyarakat
veteriner; (4) berperan secara aktif dalam jaringan kegiatan ilmiah internasional dan nasional; (5) meningkatkan hubungan dan
kerjasama penelitian serta pengembangan iptek veteriner dengan lembaga penelitian, instansi terkait dan pengguna teknologi baik
nasional maupun internasional; (6) meningkatkan publikasi dan diseminasi hasil penelitian, serta mencari umpan balik teknologi
veteriner dan pengguna; (7) meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian veteriner; (8)
mempertahankan status lembaga sebagai laboratorium acuan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
3. Tujuan kegiatan penelitian Bbalitvet secara menyeluruh, yaitu melakukan konservasi plasma nutfah mikroba veteriner,
mengembangkan teknik diagnosis dan strategi pengendalian penyakit, melakukan penelitian terobosan inovatif teknologi tinggi,
bioteknologi veteriner dan melakukan disseminasi dan komersialisasi hasil penelitian veteriner, selain itu juga melakukan
pengembangan dan perbaikan kelembagaan internal dan fasilitas. Inovasi teknologi yang akan dihasilkan pada waktu yang akan
datang harus mampu mengakselerasi produksi dan produktivitas komoditas potensial. Bbalitvet lebih memfokuskan pada inovasi
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
5
untuk mencegah, memberantas dan mengendalikan penyakit hewan strategis dan berbahaya, kegiatan promosi dan komersialiasi
atau pengembangan teknologi yang telah dipatenkan maupun yang bersifat generik akan terus diakselerasi.
4. Dalam tahun anggaran 2010 Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet) melakukan kegiatan penelitian yang tersusun dalam 9
judul RPTP disamping melaksanakan manajemen perkantoran dan ketatausahaan, dengan PAGU total anggaran sebesar Rp
20.667.022.000,- Realisasi penyerapan Anggaran penelitian Bbalitvet TA. 2010 sampai bulan Desember mencapai 94,23 %,
dengan capaian kinerja program utama (1) Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian
87,56%, dan (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan rata-rata 95,63%. Penyelesaian laporan akhir penelitian
masih membutuhkan tambahan waktu 1-6 bulan. Nilai capaian kinerja Bbalitvet untuk tahun anggaran 2010 yaitu rata-rata dari
kegiatan utama 91,59 %. Hasil evaluasi ditinjau dari sasaran penelitian tahun 2010 ini tercapai sebesar 89,78%
5. Kegiatan penelitian di Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet) telah direncanakan dengan seksama, sesuai dengan siklus
perencanaan dan strategi pembangunan pertanian. Sampai dengan tahun 2010 ini telah dihasilkan inovasi teknologi dan informasi
maupun rekomendasi. Khusus untuk kegiatan penelitian tahun 2010, kegiatan penelitian Bbalitvet yang dapat diunggulkan
dengan hasil yang cukup baik adalah : Teknologi vaksin IBR inaktif menggunakan isolat lokal yang efektif (memberikan
perlindungan 95%) dan ekonomis dan Pendeteksian dini virus Flu babi dalam rangka antisipasi letupan penyakit di propinsi DKI
dan Banten.
6. Masalah dan kendala yang ditemui kegiatan penelitian adalah kelambatan pelaksanaan kegiatan penelitian konservasi dan
karakterisasi mikroba veteriner, Penanganan kematian pedet dengan pemberian susu formula yang mengandung imunoglobulin
dan penanganan gangguan reproduksi pada sapi potong, serta Pengembangan teknik imunohistokimia untuk diagnosa penyakit
gumboro pada ayam pedaging, karena terdapat beberapa bahan penelitian yang sulit diperoleh dan memerlukan waktu pesan yang
cukup lama, harus impor dan bahkan ada yang tidak diperoleh. Sehingga untuk ketiga kegiatan penelitian tersebut diperlukan
penambahan waktu hingga 1-6 bulan.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
6
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang dalam pelaksanaannya saling terkait dan
terintegrasi dengan program pembangunan ekonomi lainnya. Hakekat program pembangunan peternakan untuk mencukupi kebutuhan
pangan asal ternak yang sehat dan berkualitas di dalam negeri sebagai unsur ketahanan pangan. Pembangunan peternakan pada tahun
2005-2009 diarahkan kepada pengembangan sistim agribisnis yang kompetitif, berkerakyatan dengan desentralisasi dan berkelanjutan,
sedangkan dalam jangka panjang (2005-2020) program perternakan diarahkan kepada skala industri yang berkeadilan (growth with
equity), berwawasan kemandirian dan kesejahteraan petani, ketahanan pangan dan pelestarian sumberdaya alam yang berkelanjutan.
Berdasar kepada keputusan Menteri Pertanian Nomor:15/Permentan/OT.140/3/2006, tanggal 1 Maret 2006, Balai Besar
Penelitian Veteriner mempunyai tugas melaksanakan penelitian veteriner, dan dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar
Penelitian Veteriner (Bbalitvet) menyelenggarakan fungsi: a) penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner, b)
pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah mikroba veteriner, c)
pelaksanaan penelitian virologi, bakteriologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, patologi, epidemiologi, bioteknologi, farmakologi
dan teknik penyehatan hewan, d) pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk peternakan, e)
pelaksanaan penelitian dan pengembangan komponen teknologi veteriner, f) pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner
sebagai rujukan penyakit hewan, g) pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner, h) pengelolaan urusan tata
usaha dan rumah tangga Balai Besar. Susunan Balai Besar Penelitian Veteriner terdiri dari : a) Bagian Tata Usaha, dengan 2 subbagian
di bawahnya yaitu Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan, b) Bidang Program dan
Evaluasi dengan 2 seksi, Seksi Program dan Seksi Evaluasi, c) Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian dengan 2 Seksi,
Seksi Kerjasama Penelitian dan Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, serta d) Kelompok Jabatan Fungsional. Hasil penelitian dan
pengembangan di bidang veteriner diperlukan dalam mendukung program pembangunan pertanian, terutama dalam peningkatan
ketahanan pangan yang sehat dan berkualitas.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
7
BAB II
RENCANA STRATEJIK
1. Rencana Stratejik
A. Visi dan Misi
Balai Besar Penelitian Veteriner (Bbalitvet) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis eselon II b yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian dalam mengemban tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang veteriner (penyakit hewan) mempunyai Visi : Menjadi institusi penelitian
veteriner bertaraf Internasional dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dengan memanfaatkan sumberdaya
lokal untuk mendukung kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka mewujudkan pertanian industrial
berkelanjutan. Untuk mewujudkan visi yang akan dicapai, maka Bbalitvet perlu mempunyai misi. Misi sebagai suatu pernyataan yang
menggambarkan serangkaian aktifitas yang secara komprehensif dan saling bersinergi untuk mencapai visi yang ditetapkan. Misi
harus dilaksanakan dengan baik oleh seluruh komponen pelaksana. Misi Bbalitvet adalah melaksanakan aktifitas untuk:
1. Melaksanakan eksplorasi, karakterisasi, konservasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah veteriner yang potensial untuk
pengembangan IPTEK veteriner.
2. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi veteriner yang sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna untuk
mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan.
3. Melaksanakan layanan diagnostik veteriner untuk kesehatan hewan, kesmavet dan keamanan pangan asal ternak secara prima
sesuai standar Nasional dan Internasional sebagai laboratorium rujukan.
4. Meningkatkan jejaring kerjasama penelitian dan pengembangan IPTEK veteriner dengan lembaga penelitian, instansi terkait serta
pengguna baik Nasional dan Internasional.
5. Meningkatkan publikasi ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional dalam rangka diseminasi hasil penelitian dan umpan balik
teknologi veteriner dari pengguna.
6. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi
mengikuti acuan Nasional dan Internasional.
7. Meningkatkan kemampuan manajerial penelitian secara profesional sebagai lembaga penelitian bertaraf Internasional.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
8
B. Tujuan dan Sasaran
Penelitian dan pengembangan sangat diharapkan mampu berperan aktif dan menyumbangkan inovasinya dalam rangka
revitalisasi pertanian untuk pembangunan pertanian di masa mendatang. Kunci strategis untuk menghadapi tantangan tersebut adalah
meningkatkan mutu dan kemampuan sumber daya manusia melalui penguasaan IPTEK dan keterlibatannya dalam pembangunan.
Tujuan kegiatan penelitian Bbalitvet secara menyeluruh yaitu melakukan konservasi plasma nutfah mikroba veteriner,
mengembangkan teknik diagnosis dan strategi pengendalian penyakit, melakukan penelitian terobosan inovatif teknologi tinggi,
bioteknologi veteriner dan melakukan disseminasi dan komersialisasi hasil penelitian veteriner, selain itu juga melakukan
pengembangan dan perbaikan kelembagaan internal dan fasilitas. Inovasi teknologi yang akan dihasilkan pada waktu yang akan datang
harus mampu mengakselerasi produksi dan produktivitas komoditas potensial. Bbalitvet akan lebih memfokuskan pada inovasi untuk
mencegah, memberantas dan mengendalikan penyakit hewan strategis dan berbahaya, kegiatan promosi dan komersialiasi atau
pengembangan teknologi yang telah dipatenkan maupun yang bersifat generik akan terus diakselerasi.
Pada tahun anggaran 2010 program penelitian bidang veteriner berorientasi pada dua program utama mencakup : (1) Penelitian
dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian, yaitu Konservasi dan Karakterisasi 100 isolat lokal mikroba
veteriner yang berpotensi sebagai kandidat vaksin, bahan diganostik dan probiotik, yang bertujuan untuk menghimpun,
mengkarakterisasi dan mengkonservasi plasma nutfah mikroba veteriner yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
di bidang veteriner; dan (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan dengan tujuan (a) menangani kematian pedet dan
penyakit penyebab gangguan reproduksi di lokasi PSDS, (b) menyediakan 5.000 dosis vaksin IBR inaktif yang efektif dan ekonomis,
(c) mengembangkan teknologi diagnosis penyakit pada hewan (Brucellosis dan Gumboro), (d) pengembangan teknik diagnosa cepat
untuk residu antibiotik (Cholramphenicol) untuk peningkatan kesehatan masyarakat veteriner, (e) diperolehnya informasi penyakit
(AI pada unggas, Flu babi, dan rabies) untuk penetapan strategi pengendalian dan antisipasi timbulnya penyakit, (f) diperolehnya
genetik mapping virus AI sebagai bahan pengembangan/ master seed vaksin serta data effektifitas vaksin AI yang beredar di Indonesia.
Dari kedua program utama tersebut dapat dilihat bahwa sasaran yang ingin dicapai Bbalitvet pada TA 2010 ini adalah: (1)
terkonservasi dan terdokumentasinya mikroba veteriner dengan baik; (2) teridentifikasinya penyakit penyebab gangguan reproduksi
pada sapi di lokasi PSDS, (3) tersedianya vaksin IBR inaktif isolat lokal yang efektif dan murah, (4) tersedianya peta genetic virus AI
isolat lokal tahun 2010 dan data efikasi master seed terbaik isolat tahun 2008, (5) tersedianya teknik deteksi residu kloramfenikol
dengan LCMS, (6) tersedianya informasi kasus flu babi di propinsi DKI dan Banten, (7) tersedianya teknik deteksi PCR untuk penyakit
(Brucellosis dan Gumboro), (8) tersedianya peta genetik virus rabies untuk pengendalian penyakit.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
9
Keberhasilan program penelitian diukur dari dampak dan manfaat hasil penelitian terhadap pengguna IPTEK yang dalam hal ini
adalah lembaga Pemerintah (seperti Direktorat teknis terkait, Pemda, BPTP dll.) maupun non-Pemerintah (seperti produsen obat dan
vaksin veteriner, pengusaha peternakan, LSM, masyarakat tani maupun kelompok masyarakat yang bergerak di bidang peternakan.
Teknologi yang dihasilkan harus mampu memenuhi kebutuhan pengguna di dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, mudah
diadopsi dan diterapkan, mampu meningkatkan kesejahteraan petani, mampu meningkatkan produktivitas serta ramah lingkungan.
Oleh karena itu di dalam perencanaan suatu kegiatan penelitian perlu memperhatikan pengembangan alih teknologi, komunikasi,
diseminasi dan pemanfaatan hasil penelitian serta kebutuhan pengguna teknologi. Perencanaan penelitian perlu merancang kegiatan
alih teknologi dan penyebarluasan hasil penelitian terpadu, sehingga program penelitian mampu memberikan sumbangan yang lebih
baik untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam pengembangan pertanian secara umum kepada pengguna.
C. Pencapaian Tujuan dan Sasaran.
Untuk pencapaian sasaran dan tujuan program penelitian bidang veteriner, maka strategi dan kebijakan perlu ditetapkan serta
manajemen Balai Besar perlu di kelola secara baik dengan memperhatikan fungsi organisasi dan sumberdaya (SDM dan sarana) yang
tersedia.
1. Kebijakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran program penelitian veteriner adalah sebagai berikut :
1.1 . Prinsip Dasar
a. Mengembangkan hasil penelitian yang terfokus pada kepentingan pengguna dan stakeholders.
b. Mendorong dan mengembangkan keterlibatan seluruh karyawan dan kerjasama tim.
c. Menggunakan pengukuran kinerja untuk memfokuskan diri pada keberhasilan.
d. Memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
10
1.2. Perencanaan
a. Terpadu dan sesuai dengan manajemen mutu sehingga dapat memuaskan pengguna dan melibatkan semua
karyawan.
b. Tersedia anggaran yang mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan.
c. Tersedia sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan tupoksi.
d. Tersedia sarana dan sarana yang memadai.
1.3. Pelaksanaan Kegiatan:
a. Managemen yang transparan.
b. Mengkoordinir partisipasi seluruh karyawan.
1.4. Koordinasi melalui pertemuan dengan
a. Pejabat Strukrural.
b. Ketua Kelompok Peneliti.
c. Peneliti.
d. Seluruh karyawan.
1.5. Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan setiap bulanan secara berkala dan setiap triwulan secara koordinatif. Disamping itu
monitoring vertikal setiap bulan dilakukan melalui rapat pimpinan. Monitoring yang bersumber pada laporan yang masuk
kemudian dievaluasi (laporan tengah tahun dan laporan akhir penelitian) untuk menentukan arah pencapaian sasaran serta
sebagai wahana monev yang lebih bersifat aspiratif.
2. Fungsi Organisasi
Balai Besar Penelitian Veteriner berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor:15/Permentan/OT.140/3/2006, tanggal 1 Maret
2006 mempunyai tugas melaksanakan penelitian veteriner, dan dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Penelitian Veteriner
(Bbalitvet) menyelenggarakan fungsi: 1) penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner, 2) pelaksanaan penelitian
eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah mibroba veteriner, 3) pelaksanaan penelitian virologi,
bakteriologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, patologi, epidemiologi, bioteknologi, farmakologi dan teknik penyehatan hewan, 4)
pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk peternakan, 5) pelaksanaan penelitian dan
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
11
pengembangan komponen teknologi veteriner, 6) pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan penyakit
hewan, 7) pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner, 8) pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Balai Besar. Susunan Balai Besar Penelitian Veteriner terdiri dari : 1) Bagian Tata Usaha, dengan 2 subbagian di bawahnya yaitu
Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan, 2) Bidang Program dan Evaluasi dengan 2
seksi, Seksi Program dan Seksi Evaluasi, 3) Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian dengan 2 Seksi, Seksi Kerjasama
Penelitian dan Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian, serta 4) Kelompok Jabatan Fungsional
3. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai di Bbalitvet pada tahun 2010 sebanyak 253 orang yang terdiri dari 246 orang PNS, 7 orang tenaga honorer/
harian lepas. Distribusi pegawai hingga Desember tahun 2010 diilustrasikan pada Tabel 1. Sedangkan jumlah tenaga peneliti dan
jumlah tenaga fungsional non-peneliti dapat dilihat pada Tabel 2. Bila dikaitkan dengan rencana program yang disusun, jumlah tenaga
yang tersedia saat ini belum dapat memenuhi sasaran seluruhnya yang ingin dicapai. Hal ini disebabkan struktur tenaga peneliti,
litkayasa dan tenaga non fungsional lainnya belum seimbang. Oleh karena itu untuk mengantisipasi keadaan in, kedepan akan
dilakukan pendekatan pemanfaatan sumber daya manusia yang dikaitkan dengan pendidikan dan keahliannya.
Keberhasilan dari implementasi program penelitian sangat tergantung antara lain kepada tersedianya sumber daya manusia yaitu
peneliti dan teknisi litkayasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas keahliannya. Program pendayagunaan sumber daya manusia
diarahkan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dan efisien melalui peningkatan mutu, pendidikan dan bidang
keahliannya. Oleh sebab itu dalam peningkatan mutu dan bidang keahlian peneliti serta tenaga teknisi litkayasa ditempuh pendekatan
sebagai berikut :
1. Memilih dan menugaskan staf peneliti yunior untuk menjalankan tugas belajar dengan mengambil bidang keahlian sesuai dengan
program penelitian yang akan diimplementasikan
2. Memilih dan menugaskan peneliti atau teknisi litkayasa senior untuk mengikuti pelatihan pada bidang keahlian yang sesuai dengan
yang diperlukan dalam implementasi program penelitian.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
12
Alternatif lain yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan kekurangan tenaga ahli tersebut adalah:
1. Melakukan prioritas kegiatan penelitian.
2. Melaksanakan kegiatan dalam bentuk tim (tim work).
3. Memberi fasilitas penelitian yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan peneliti.
4. Mengadakan analisa jabatan dan evaluasi tenaga peneliti secara berkala untuk mengetahui adanya perbedaan antara kebutuhan dan
ketersediaan.
Tabel 1. Distribusi kepegawaian Bbalitvet per Desember 2010
No. Distribusi Jumlah
(orang)
1.
Ka Balai
1
2. Sub Bagian Tata Usaha 106
3. Bidang Program dan Evaluasi 5
4. Bidang Pendayagunaan dan
Hasil Penelitian
14
5. Kelti Virologi 24
6. Kelti Bakteriologi 36
7. Kelti Parasitologi 17
8. Kelti Patologi 18
9. Kelti Toksikologi dan Mikologi 21
10. Lab Zoonosis 4
11. Honorer/Harian lepas 7
Total 253
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
13
Tabel 2. Jumlah Tenaga Fungsional Peneliti dan Fungsional lainnya
No Jabatan Jumlah (orang) Total (orang)
1 - Peneliti 40
- Non Klasifikasi Peneliti 9
49
2 - Teknisi litkayasa 40
- Non Klasifikasi Teknisi 27
67
3 Pranata Humas 1 1
4 Pustakawan 5 5
Jumlah 122
5. Sarana dan Fasilitas`
Bbalitvet memiliki lahan seluas 294.000 m2 (± 30 ha) dan tersebar di tiga lokasi yakni : (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor
seluas 70.385 m2 untuk gedung perkantoran, laboratorium, bengkel, kandang hewan percobaan dan lain-lain serta seluas + 400 m
2
digunakan untuk mess; (2) Dusun Cimanglid seluas 124.010 m2 digunakan untuk kebun rumput, kandang hewan percobaan, perumahan
dinas dan lain-lain; dan (3) Dusun Kiaralawang seluas 94.585 m2 untuk kebun rumput untuk keperluan pakan hewan percobaan. Luas
lahan untuk laboratorium adalah 11.336 m2, yang terdiri dari 6 laboratorium, yaitu : Laboratorium Patologi dan Toksikologi 4.704 m
2
(41%), Virologi 950 m2 (8%), Mikologi 600 m
2 (5%), Parasitologi 1.400 m
2 (12%) dan Bakteriologi 3.682 m
2 (32%). Laboratorium
Zoonosis (340 m2) yang telah disempurnakan menjadi laboratorium BSL3 pada tahun 2008 dan telah dilengkapi dengan berbagai
peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian penyakit zoonosis, seperti penyakit rabies, anthraks, NIPAH, flu babi
(H1N1) dan Avian Influenza. Pada tahun 2008 telah selesai dibangun laboratorium BSL3 moduler (96 m2) untuk mendukung penelitian
penyakit Avian Influenza (AI).
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
14
Secara umum, Bbalitvet memiliki peralatan laboratorium sebanyak 376 jenis dengan jumlah total sebanyak 3.500 unit yang tersebar
di berbagai laboratorium seperti Patologi 337 unit (9,63%), Toksikologi 289 unit (8,26%), Virologi 481 unit (13,74%), Mikologi 257 unit
(7,34%), Parasitologi 547 unit (15,63%), Bakteriologi 470 unit (13,43%), Zoonosis 229 unit (6,54%), dan BSL3 Moduler 1 kesatuan unit.
Laboratorium Bbalitvet telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai Laboratorium Pengujian ISO 17025
(SNI 19-17025-2000) dan telah disesuaikan dengan ISO 17025-2005 (SNI 17025-2008) dengan nomor LP-121-IDN. Sejak terakreditasi,
Laboratorium Pengujian ISO 17025 (SNI 19-17025-2000) telah dua kali mendapatkan kembali sertifikat re-akreditasi yaitu pada bulan
Agustus 2006 dan bulan Desember 2010 dengan nomor yang sama yaitu LP-121-IDN. Sebagian peralatan dalam lingkup kegiatan
pengujian yang terakreditasi telah dikalibrasi sebanyak 29 unit. Sementara itu, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 telah pula
terakreditasi pada bulan Desember 2010. Sarana lainnya yang dimiliki Bbalitvet guna menunjang pekerjaan sehari-hari adalah kendaraan
dinas yang umumnya telah berumur lebih dari 15 tahun.
5. Rencana Kinerja
Rencana Kinerja Tahunan Bbalitvet untuk Tahun Anggaran 2010 melaksanakan 9 proposal penelitian (10 kegiatan-ROPP) sumber
dana APBN dengan indikator keluaran sebagai berikut :
1. Diperolehnya100 isolat lokal terkonservasi, terkarakterisasi, dan terdokumentasi;
2. Tersedianya susu formula yang mengandung immunoglobulin dan menurunnya tingkat kematian sapi <5%, serta
teridentifikasinya penyebab gangguan reproduksi di lokasi PSDS.
3. Tersedianya 5.000 dosis vaksin IBR inaktif
4. Diperolehnya satu kandidat master seed vaksin AI terbaik
5. Diperolehnya data informasi variasi genetik isolat virus AI tahun 2010
6. Diperolehnya teknik deteksi residu khloramphenicol yang lebih sensitif dan spesifik.
7. Diperolehnya data epidemiologi penyakit flu babi di propinsi DKI dan Banten.
8. Diperolehnya teknik deteksi agen penyebab Brucellosis
9. Diperolehnya informasi peta genetik virus rabies di Indonesia.
10. Diperolehnya teknik diagnosa immunohistokimia untuk penyakit gumboro.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Untuk mengukur kinerja suatu Unit Pelaksana Teknis seperti Bbalitvet tidaklah mudah. Kesulitan terjadi pada saat menentukan
indikator-indikator yang menjadi dasar pengukuran kinerja kegiatan, terutama dampak potensial yang dapat diperkirakan (peningkatan
produksi dan produktivitas, perbaikan ekonomi dan kesejahteraan produsen maupun konsumen, manfaat bagi kehidupan sosial maupun
lingkungan, serta pengaruh terhadap perekonomian nasional).
Evaluasi kegiatan penelitian didasarkan atas kriteria bahwa penelitian harus mempunyai keunggulan komparatif (setidaknya)
dalam tiga ciri, yaitu opportunities artinya membaca perkembangan IPTEK serta kegiatan ekonomi global saat ini, futuristik:
mempunyai kemampuan melihat ke depan (antisipatif), serta kemampuan dalam link and match antara khasanah IPTEK veteriner
mutakhir dengan kebutuhan pengguna.
A. Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2010
1. Indikator Kinerja
Secara garis besar indikator kinerja inti yang digunakan dalam laporan ini adalah : (a) Masukan/Input; (b) Keluaran/Output; dan
(c) Hasil/Outcome. Untuk program utama penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan Bbalivet secara lebih detil dari setiap
indikator tersebut diuraikan lebih lanjut.
Tahun Anggaran 2010 ini Bbalitvet melaporkan 2 program utama penelitian yang terdiri dari: (1) Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian, dan (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan. Dalam program
utama (1) judul Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Genetik Pertanian terdapat satu RPTP dengan satu kegiatan penelitian,
yaitu a) Konservasi plasmanutfah mikroba Bbalitvet. Indikator masukan/input untuk program utama (1) terdiri dari dana dan SDM,
sedangkan untuk keluaran/output, diperoleh 100 isolat mikroba veteriner yang terkarakterisasi dan terkontrol mutunya. Indikator
hasil/outcome berupa isolat yang terkonservasi (tetap hidup dalam penyimpanan) sehingga isolat siap digunakan sewaktu-waktu.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
16
Sedangkan dalam program utama (2) dengan judul Penelitian Pengembangan Teknologi Peternakan terdiri dari 8 RPTP dengan 9
kegiatan penelitian. Secara keseluruhan jumlah kegiatan penelitian Bbalitvet TA 2010 berjumlah 9 RPTP , dengan 10 kegiatan seperti
pada Tabel 3. Indikator masukan/input dari program utama (2) adalah dana, SDM dan sarana pendukung lainnya. Indikator
keluaran/output berupa: 1) Susu formula yang mengandung imunoglobulin, menurunnya tingkat kematian sapi <5%, dan
teridentifikasinya penyebab gangguan reproduksi di lokasi PSDS, 2) Vaksin Inaktif IBR 5000 dosis, 3) Satu kandidat master seed
vaksin AI terbaik, 4) Variasi genetik isolat virus AI tahun 2010, 5) Teknik deteksi residu khloramphenicol yang lebih sensitif dan
spesifik, 6) Data epidemiologi penyakit flu babi di propinsi DKI dan Banten, 7) Teknik deteksi agen penyebab Brucellosis, 8) Peta
genetik virus Rabies di Indonesia, dan 9) Teknik diagnosa immunohistokimia untuk gumboro.
2. Capaian Kinerja
Dilihat dari realisasi anggaran/masukan, realisasi kinerja program utama (1) 94,67%, seperti yang dapat dilihat pada Formulir
PKK terlampir, dan nilai capaian kinerjanya mencapai 87,56 % (dilihat dari rata-rata masukan/anggaran dan SDM serta
keluaran/capaian fisik kegiatan dan hasil), sedangkan nilai capaian realisasi anggaran program utama (2) adalah 93,39% dan nilai
capaian rata-rata kinerjanya 95,63%. Capaian masing-masing program/ kegiatan dapat dilihat pada Formulir PKK terlampir.
B. Evaluasi/ Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran tahun 2010
Secara umum kegiatan penelitian yang dilakukan berlangsung dengan baik, nilai capaian/realisasi anggaran program utama (1)
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian adalah 94,67 %, sedangkan program utama (2)
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan adalah 93,39%. Ada 3 program penelitian yang sasarannya pada tahun anggaran
2010 ini belum tercapai maksimal yaitu : 1) kegiatan konservasi dan karakterisasi 100 isolat lokal mikroba veteriner yang berpotensi
sebagai kandidat vaksin, bahan diagnostik dan probiotik yang termasuk ke dalam RPT judul Konservasi dan Karakterisasi 100 Isolat
Mikroba Koleksi Bbalitvet, 2) kegiatan penanganan kematian pedet dengan pemberian susu formula yang mengandung imunoglobulin
dan penanganan gangguan reproduksi pada sapi potong yang termasuk ke dalam RPTP judul Teknologi Veteriner Mendukung
Program P2SDS dengan Menekan Tingkat Kematian <5%, dan 3) kegiatan Pengembangan teknik imunohistokimia untuk diagnosa
penyakit gumboro pada ayam pedaging yang termasuk ke dalam RPTP judul Pengembangan Teknik Diagnosa Penyakit Gumboro
pada Ayam dengan Teknik Immunohistokimia. Pada umumnya ketiga kegiatan belum tercapai secara maksimal dikarenakan adanya
bahan penelitian yang harus indent. Selain itu untuk kegiatan konservasi dan karakterisasi 100 isolat serta pengembangan teknik
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
17
imunohistokimia permasalahan terletak pada pengadaan telur Specifik Pathogenic Free (SPF) yang sangat sulit untuk diperoleh. Telur
SPF tersebut diperlukan untuk perbanyakkan virus dalam penelitian tersebut. Oleh karena itu, ketiga kegiatan tersebut masih dikerjakan
dan hanya sebagian yang telah dilaporkan. Untuk sasaran masing-masing kegiatan penelitian sumber dana APBN TA 2010 disajikan
pada Formulir PPS terlampir. Secara keseluruhan sasaran program penelitian tercapai sebesar 91,59 % (rata-rata dari sasaran 9 RPTP).
Untuk laporan kegiatan penelitian beberapa masih diperlukan waktu 1-6 bulan untuk pengolahan data dan penyelesaian laporan akhir
penelitian/kegiatan.
Sasaran tersedianya plasma nutfah veteriner yang terkarakterisasi dan terkontrol mutunya (100 isolat) pada tahun 2010 ini telah
tercapai sebesar 68,00 %. Hasil yang diperoleh tersebut memperkaya koleksi mikroba veteriner dan diharapkan dapat digunakan
sebagai sumber/bahan untuk membuat bahan biologik (antigen, antisera) dan sebagai standar mikroba/ acuan dalam perkembangan
agen penyakit di masa depan. Sasaran program utama (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan tercapai sebesar
95,63%. Sasaran untuk teknik deteksi penyakit sebanyak 2 paket tercapai 1 paket, yaitu teknik deteksi Brucellosis yang dapat
digunakan untuk deteksi dinin penyakit Brucellosis, sedangkan Imunohistokimia (IHK) untuk deteksi penyakit gumboro masih
diperlukan waktu 1-3 bulan untuk menyelesaikan kegiatan penelitian ini. Sasaran untuk deteksi kloramfenikol pada susu dan daging
sudah dapat diaplikasikan, sehingga status keamanan pangan produk ternak dari cemaran kloramfenicol dapat diketahui, dan tindakan
pencegahan dapat direkomendasikan. Data epidemiologi flu babi di daerah DKI dan Banten sudah diperoleh, sehingga status flu babi di
daerah tersebut dapat diketahui, dan data tersebut dapat digunakan sebagai dasar membuat kebijakan, agar internasional ekpor ternak
tidak terhambat. Informasi peta genetik virus rabies dan variasi genetik virus AI tahun 2010 sudah diperoleh, sehingga tindakan
pencegahan penyakit tersebut dapat dilakukan. Sasaran kegiatan penelitian AI berupa master seed vaksin AI dan data effektifitas vaksin
yang beredar di Indonesia sudah diperoleh, sehingga akan bermanfaat untuk penanggulangan penyakit AI di Indonesia. Sasaran
kegiatan teknologi vaksin inaktif untuk IBR telah diperoleh dengan menghasilkan 5.000 dosis dan telah diaplikasikan pada sapi PO di
daerah Cianjur dengan menghasilkan titer antibodi yang cukup tinggi serta tidak mengakibatkan keguguran terhadap sapi bunting.
Demikian pula sasaran kegiatan penanganan gangguan reproduksi pada sapi potong, telah dapat diketahui distribusi penyakit dan
status kesehatan ternaknya untuk lokasi PSDS di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, data ini mendukung untuk keberhasilan
program swasembada daging nasional.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
18
Tabel 3. RPTP dan Kegiatan penelitian Bbalitvet mengacu pada Renstra Puslitbangnak, dan Badan Litbang Pertanian
Program Utama
(Litbang)
Sub Program Litbang Sub Sub Program (Bbalitvet) Judul RPTP/ kegiatan Bbalitvet (2010)
1. Program Penciptaan
Teknologi dan
Varietas Unggul
Berdaya Saing
1.1. Penelitian dan
Pengembangan
Peternakan dan
Veteriner
1.1.a. Penelitian dan
Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber
daya Genetik Pertanian
1. Konservasi dan Karakterisasi 100 Isolat Mikroba Koleksi Bbalitvet
- Konservasi dan karakterisasi 100 isolat lokal mikroba veteriner
yang berpotensi sebagai kandidat vaksin, bahan diagnostik dan
probiotik
1.1.b. Penelitian dan
Pengembangan Teknologi
Peternakan
1. Teknologi Veteriner Mendukung Program P2SDS dengan
Menekan Tingkat Kematian <5%.
- Penanganan kematian pedet dengan pemberian susu formula yang
mengandung imunoglobulin dan penanganan gangguan reproduksi
pada sapi potong
2. Pengembangan Teknologi Vaksin untuk Pengendalian Penyakit
Reproduksi IBR pada Ternak Sapi.
- Teknologi vaksin IBR inaktif menggunakan isolat lokal yang
efektif (memberikan perlindungan 95%) dan ekonomis
3. Analisis genetik virus AI isolat tahun 2010 pada unggas dan efikasi
master seed vaksin AI isolat lokal terbaru (koleksi tahun 2008).
- . Efikasi master seed vaksin AI isolat lokal terbaru (koleksi tahun
2008)
- Analisis genetik virus AI isolat tahun 2010 pada unggas
4. Pengembangan Teknik Deteksi Residu Antibiotik dan Mikotoksin
pada Daging dan Susu dengan LCMS
- . Teknik deteksi residu khloramphenicol menggunakan Liquid
Chromatography Mass Spectrophotometer (LCMS) pada daging
dan susu sapi (lokal dan import) dengan limit deteksi 0,03 ppb di
Propinsi DKI dan Jawa Barat.
5. Penelitian Epidemiologi Virus Flu Babi di Sentra Peternakan Babi
dalam Rangka Antisipasi Letupan Penyakit.
- Pendeteksian dini virus Flu babi dalam rangka antisipasi letupan
penyakit di propinsi DKI dan Banten
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
19
6. Pemetaan Genetik Agen Penyakit Brucellosis pada Ternak Sapi
sebagai Dasar Penetapan Strategi Pengendalian Penyakit.
- Pengembangan teknik PCR untuk deteksi agen penyebab
Brucellosis pada ternak sapi.
7. Pemetaan Genetik Virus Rabies pada Anjing dan Hewan
Reservoir sebagai Dasar Penetapan Pengendalian Penyakit.
- Pemetaan genetik virus rabies pada anjing, kucing dan kera
sebagai dasar penetapan pengendalian penyakit
8. Pengembangan Teknik Diagnosa Penyakit Gumboro pada Ayam
dengan Teknik Immunohistokimia.
- Pengembangan teknik imunohistokimia untuk diagnosa penyakit
gumboro pada ayam pedaging
C. Analisis Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010
Akuntabilitas kinerja kegiatan penelitian Bbalitvet TA 2010 secara umum cukup baik. Seperti telah disebutkan di atas bahwa
ada permasalahan pada pelaksanaan 3 kegiatan penelitian: 1) kegiatan konservasi dan karakterisasi 100 isolat lokal mikroba veteriner
yang berpotensi sebagai kandidat vaksin, bahan diagnostik dan probiotik, 2) kegiatan penanganan kematian pedet dengan pemberian
susu formula yang mengandung imunoglobulin dan penanganan gangguan reproduksi pada sapi potong, dan 3) kegiatan pengembangan
teknik imunohistokimia untuk diagnosa penyakit gumboro pada ayam pedaging. Untuk penyelesaian laporan akhir ketiga kegiatan
penelitian tersebut masih diperlukan waktu 1-6 bulan. Strategi perlu tetap dilakukan untuk menjaga kelancaran pelaksanaan kegiatan
penelitian, juga pada tahun anggaran 2010 ini, yaitu dengan (a) melakukan koordinasi antara program dengan tim peneliti dan tim
pengadaan bahan penelitian dalam pemenuhan kebutuhan bahan penelitian, (b) memberikan fasilitasi kebutuhan bahan penelitian
diusahakan dan dipersiapkan lebih awal oleh para peneliti, sehingga proses pengadaan dapat berlangsung pada awal tahun anggaran,
(c) melakukan pengadaan bahan sekaligus (keseluruhan) dengan sistim tender, (d) serta melakukan evaluasi pada bahan-bahan yang
belum tercakup untuk pengadaan berikutnya, serta (e) melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan hasil penelitian secara berkala dan
tepat waktu.
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
20
BAB IV
AKUNTABILITAS KEUANGAN
Secara keseluruhan dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN-DIPA) diperoleh sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Rincian alokasi anggaran dan realisasinya dapat dilihat pada Tabel 5. Penyerapan/realisasi
anggaran TA 2010, sebesar 94,23% pada umumnya sebagian besar kegiatan baik yang berhubungan dengan administrasi kepegawaian
dan keuangan maupun kegiatan penelitian teleh terealisasikan dengan cukup baik.
Tabel 5. Realisasi anggaran belanja Balai Besar Penelitian Veteriner Tahun Anggaran 2010
No. Jenis belanja Pagu DIPA Realisasi % Sisa Dana %
1. Pegawai 11.107.072.000 11.087.158.645 99,82 19.913.355 0,17
2. Barang 8.453.550.000 7.324.198.137 86,64 1.129.351.863 13,35
3. Modal 1.106.400.000 1.064.324.250 96,19 42.075.750 3,80
TOTAL 20.667.022.000 19.475.681.032 94,23 1.191.340.968 5,76
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
21
PENUTUP
Secara umum pencapaian kinerja Balai Besar Penelitian Veteriner berdasarkan pelaksanaan 2 program utama Bbalitvet pada
tahun 2010 adalah sebagai berikut : (1) Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber daya Genetik Pertanian dengan nilai
capaian kinerja 87,56% dan (2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Peternakan rata-rata 93,63%, Nilai capaian kinerja rata-rata
dari program utama tersebut merupakan nilai capaian kinerja Bbalitvet untuk tahun anggaran 2010 yaitu sebesar 91,59%. Sedangkan
untuk sasaran kegiatan penelitian TA 2010 ini tercapai sebesar 89,78%.
Masalah dan kendala yang ditemui dalam melaksanakan kegiatan penelitian adalah adanya kegiatan yang belum selesai, karena
beberapa bahan penelitian yang sulit diperoleh dan memerlukan waktu pesan yang cukup lama dan beberapa harus impor dan bahkan
ada yang tidak diperoleh.
Dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas penelitiannya Bbalitvet akan melakukan beberapa cara : (1) melakukan evaluasi
kegiatan yang lebih intensif dan penajaman rencana kegiatan tahun 2011, (2) Berupaya untuk memperoleh masukan, saran dan kritik
dari para stakeholder, beneficiaries dan users, (3) memberi perhatian yang lebih banyak untuk kegiatan pembinaan, koordinasi, monev
dan peningkatan manajemen, (4) melakukan persiapan penelitian lebih awal dan lebih fokus, (5) meningkatkan kerjasama internal dan
eksternal dengan unit kerja (UK) atau unit pelaksana teknis (UPT) lain, (6) meningkatkan kerjasama nasional dan internasional, serta
(7) lebih mendorong upaya promosi, pengembangan inovasi teknologi dan alih teknologi maupun komersialisasi teknologi.
RENCANA STRATEJIK
Tahun 2010 S/D 2014
Instansi : Balai Besar Penelitian Veteriner
Visi : Pada tahun 2014 Balai Besar Penelitian Veteriner menjadi lembaga penelitian veteriner bertaraf internasional dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dengan
memanfaatkan sumberdaya plasma nutfah lokal untuk mendukung kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
Misi :
1. Melaksanakan eksplorasi, karakterisasi, konservasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah veteriner potensial untuk pengembangan IPTEKVET.
2. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi veteriner strategis sesuai dinamika kebutuhan pengguna.
3. Melaksanakan layanan diagnostik veteriner untuk penyakit hewan, keamanan pangan dan aspek kesmavet secara prima sesuai standar nasional dan internasional sebagai laboratorium rujukan
4. Meningkatkan hubungan dan kerjasama penelitian dan pengembangan IPTEKVETdengan lembaga penelitian, instansi terkait dan pengguna baik nasional & internasional
5. Meningkatkan publikasi ilmiah dalam jurnal nasional dan internasional, serta melaksakanan diseminasi hasil penelitian dan umpan balik teknologi veteriner dari pengguna
6. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti acuan nasional dan internasional
7. Meningkatkan kemampuan manajerial penelitian secara profesional sebagai lembaga penelitian bertaraf internasional
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran Keterangan
Uraian Indikator Kebijakan Program
1 2 3 4 5 6
1. Menghimpun,
mengkonservasi
plasmanutfah mikroba
veteriner yang digunakan
untuk ilmu pengetahuan
di bidang veteriner
2. Mengembangkan
teknologi diagnosis
penyakit pada hewan
dengan menggunakan
isolat lokal
3. Mengembangkan
teknologi strategi
pengendalian penyakit
yang efektif dan
terintegrasi pada hewan
dengan menggunakan
bahan biologik lokal dan
(vaksin dan antisera) dan
obat hewan alternatif
4. Melakukan penelitian
terobosan inovatif
dengan menggunakan
teknologi tinggi/modern
Sasaran akhir yang akan
dicapai dalam program
penelitian veteriner ini
adalah (1) terkoleksi dan
terkarakterisasinya mikroba
veteriner; (2) tersedianya
obat hewan (vaksin,
reagensia diagnostikum
dan obat tradisional) yang
efektif dan terjangkau oleh
pengguna untuk
meningkatkan status
kesehatan hewan dalam
sistem agribisnis
peternakan; (3)
menurunnya resiko
ancaman penyakit zoonosis
sehingga meningkatkan
ketentraman masyarakat;
(4) tersedianya bahan
pangan asal ternak yang
sehat dan layak dikonsumsi
karena bebas dari cemaran
mikroba dan residu; (5)
1. 500 isolat mikroba
veteriner yang
terkarakterisasi
2. Data penyakit sapi di
kawasan PSDSK dan
menurunnya tingkat
kematian <5%.
3. 2 paket teknologi vaksin
penyakit hewan strategis.
4. 6 master seed vaksin
penyakit hewan strategis
isolat lokal.
5. 12 paket teknologi
diagnosis penyakit hewan
strategis.
6. 8 paket obat hewan
“Biofarmaka” penyakit
strategis.
7. 8 paket peta genetik
penyakit hewan strategis.
8. 2 data epidemiologi
penyakit hewan strategis.
1. Prinsip Dasar :
a. Mengembangkan hasil
penelitian yang terfokus pada
kepentingan pengguna dan
stakeholders
b. Mendorong dan
mengembangkan keterlibatan
seluruh karyawan dan
kerjasama tim
c. Menggunakan pengukuran
kinerja untuk memfokuskan diri
pada keberhasilan
d. Memberi penghargaan kepada
karyawan berprestasi
2. Perencanaan :
a. Terpadu dan sesuai dengan
manajemen mutu sehingga
dapat memuaskan pengguna
dan melibatkan semua
karyawan
b. Tersedia anggaran yang
mencukupi untuk pelaksanaan
kegiatan
1. Konservasi Plasmanutfah
Mikroba Koleksi Bbalitvet
2. Penelitian Dinamika Penyakit
Hewan
3. Penelitian dan Pengembangan
Teknik Diagnosis, Produk
Biologis Veteriner dan Obat
Hewan
4. Antisipasi Letupan Penyakit
Hewan
5. Teknologi Veteriner Mendukung
Penanganan Penyakit Avian
Influenza
6. Penelitian Keamanan Pangan dan
Penyakit Zoonosis
7. Surveilans Penyakit Zoonosis
Penting pada Hewan
8. Unit Pengelola Benih Sumber
(UPBS)
9. Penelitian dan Pengembangan
Berbasis Kemitraan
Sasaran akan
tercapai
dengan asumsi
tidak terjadi
pengurangan
atau
penundaan
anggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
maupun bioteknologi
veteriner untuk
perbaikan produktivitas
ternak dan kesehatan
masyarakat veteriner
5. Melakukan diseminasi
dan komersialisasi hasil
penelitian veterner
melalui berbagai
kegiatan, antara lain
media massa, seminar,
publikasi ilmiah,
pameran, temu lapang
dan pengajuan hak paten
6. Melakukan
pengembangan dan
perbaikan kelembagaan
internal serta fasilitas
penelitian veteriner
tersedianya teknologi
pengendalian penyakit
yang efektif untuk
mencegah kerugian yang
disebabkan oleh serangan
penyakit hewan dalam
sistem agribisnis
peternakan; (6) tersedianya
teknologi deteksi dini
terhadap ancaman
masuknya penyakit eksotik
ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
9. 2 paket rekomendasi
strategi pengendalian
penyakit.
10. 5 paket bahan biologik
veteriner berupa antigen
dan reagensia.
c. Tersedia sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi dan
dedikasi yang tinggi untuk
melaksanakan tupoksi
d. Tersedia sarana dan prasarana
yang memadai
3. Pelaksanaan Kegiatan :
a. Manajemen yang transparan
b. Mengakomodir partisipasi
seluruh karyawan
4. Koordinasi melalui
pertemuan rutin dengan :
a. Pejabat Struktural
b. Ketua Kelompok Peneliti
c. Peneliti
d. Seluruh karyawan
5. Monitoring dan Evaluasi :
a. Laporan Bulanan
b. Laporan Triwulan
c. Laporan Tengah Tahun
d. Laporan Akhir
10. Teknologi Veteriner
Mendukung Penanganan
Penyakit Hewan
11. Prima Tani (RDHP)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
RENCANA KINERJA TAHUNAN
TAHUN 2010 FORMULIR RKT
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Program Penciptaan
Teknologi Varietas
Unggul Berdaya
Saing
1.1. Penelitian dan
Pengembangan
Peternakan dan
Veteriner
Terkonservasi dan
terdokumentasinya
mikroba veteriner
dengan baik
Jumlah mikro-
ba veteriner
yang terkonser-
vasi dan ter-
dokumentasi
1 paket
1.1.a. Penelitian dan
Pengembangan
Bioteknologi dan
Sumber daya Genetik
Pertanian
A.
Konservasi dan Karakterisasi 100
isolat local mikroba veteriner yang
berpotensi sebagai kandidat vaksin,
bahan diagnostic dan probiotik
-
-
-
Masukan
SDM
Dana
Keluaran
100 mikroba veteriner yang terkarakterisasi
dan terkontrol mutunya
Hasil
Isolat yang terkarakterisasi dan terkontrol
mutunya
Orang
Rp.
Isolat
12
165.499.000
100
FORMULIR RKT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Teridentifikasinya
penyakit penyebab
gangguan
reproduksi pada
sapi di lokasi PSDS
Data penyakit
sapi di
kawasan
PSDS dan
menurunnya
tingkat
kematian <5%
1 paket
1.1.b. Penelitian dan
Pengembangan
Teknologi
Peternakan
A.
Penanganan kematian pedet dengan
pemberian susu formula yang
mengandung imunoglobulin dan
pena-nganan gangguan reproduk-si
pada sapi potong.
-
-
Masukan
SDM
Dana
Orang
Rp.
7
350.000.000
Keluaran
Susu formlula yang mengandung
immunoglobulin dan informasi tingkat
kematian <5%
Paket
1 paket
Hasil
Diketahuinya permasalahan penyakit
ternak di lokasi PSDS
FORMULIR RKT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
vaksin IBR
inaktif isolat
lokal yang
efektif dan
murah
Vaksin IBR 5.000
dosis B. Teknologi vaksin IBR inaktif
menggunakan isolat lokal yang
efektif (memberikan perlindungan
95%) dan ekonomis
-
-
Masukan
SDM
Dana
Keluaran:
5000 dosis vaksin IBR inaktif
Orang
Rp.
dosis
4
324.835.000
5.000 dosis
Hasil
Dengan tersedianya vaksin IBR inaktif,
penanggulangan penyakit IBR dapat
terlaksana dengan baik
Tersedianya
peta genetik
virus AI
isolate lokal
tahun 2010
dan data
efikasi master
seed terbaik
isolat tahun
2008
- Peta genetik
virus AI
- Kandidat
master seed
virus AI
1 paket
1 paket
C. Analisis genetik virus AI isolat tahun
2010 pada unggas dan efikasi master
seed vaksin AI isolat lokal terbaru
(koleksi tahun 2008).
-
-
Masukan:
SDM
Dana
Keluaran:
Data peta genetic virus AI
Kandidat master seed vaksin AI
Hasil:
Peta genetic dapat digunakan untuk
dalam menentukan kebijakan
Produsen vaksin dapat membuat vaksin
Dengan isolate local yang lebih baik.
Orang
Rp.
Paket
Paket
32
550.000.000
1 paket
1 paket
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
FORMULIR RKT
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
teknik deteksi
residu
kloramfenikol
dengan LCMS
Teknik deteksi
residu anti-
biotik dan
mikotoksin
yang sensitif
1 paket
D. Teknik deteksi residu khloram-
phenicol menggunakan Liquid
Chromatography Mass
Spectrophotometer (LCMS) pada
daging dan susu sapi (lokal dan
import) dengan limit deteksi 0,03 ppb
di Propinsi DKI dan Jawa Barat.
-
-
Masukan
SDM
Dana
Keluaran:
Informasi residu chloramfenocol dalam
daging dan susu Dengan teknik LCMS
yang tervalidasi
Orang
Rp.
Paket
5
125.000.000
1 paket
Hasil
Diketahuinya status keamanan pangan
daging dan susu dari cemaran
chloramfenicol
Tersedianya
informasi
kasus flu babi
di propinsi
DKI dan
Banten
Data
epidemiologi
flu babi pada
ternak babi di
Indonesia
1 paket E. Pendeteksian dini virus Flu babi
dalam rangka antisipasi letupan
penyakit di propinsi DKI dan Banten
-
-
Masukan:
SDM
Dana
Keluaran:
Data epidemiologi penyakit flu babi di
DKI dan Banten
Hasil:
Diketahuinya status penyakit flu babi di
DKI dan Banten
Orang
Rp.
Paket
13
150.000.000
1 paket
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
FORMULIR RKT
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
teknik deteksi
PCR untuk
penyakit
Brucellosis
Teknik deteksi
penyakit
Brucellosis
1 paket F. Pengembangan teknik PCR untuk
deteksi agen penyebab Brucellosis
pada ternak sapi.
-
-
Masukan
SDM
Dana
Keluaran:
Teknik deteksi penyebab penyakit
Brucellosis
Orang
Rp.
Paket
5
150.000.000
1 paket
Hasil
Penyakit Brucellosis dapat diketahui
sedini mungkin
Tersedianya
peta genetik
virus rabies
untuk
pengendalian
penyakit
Data karakter
genetik virus
rabies
1 paket G. Pemetaan genetik virus rabies pada
anjing, kucing dan kera sebagai dasar
penetapan pengendalian penyakit
-
-
Masukan:
SDM
Dana
Keluaran:
Peta dan karakter genetic virus rabies
Hasil:
Peta genetic dapat digunakan untuk
dalam menentukan kebijakan dalam
penanggulangan penyakit Rabies di
Indonesia
Orang
Rp.
Paket
4
150.000.000
1 paket
FORMULIR RKT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
Sasaran Program Kegiatan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
Ket.
Uraian
Indikator
Rencana
Tkt.
Capaian
(Target)
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tersedianya
teknik imuno-
histokimia
untuk diagnosa
penyakit
gumboro
Teknik
diagnosa untuk
deteksi
penyakit
gumboro
1 paket H. Pengembangan teknik imunohisto-
kimia untuk diagnosa penyakit
gumboro pada ayam pedaging.
-
-
Masukan
SDM
Dana
Keluaran:
Teknik deteksi penyebab penyakit
Gumboro
Orang
Rp.
Paket
4
125.000.000
1 paket
Hasil
Penyakit Gumburo dapat diketahui
sedini mungkin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
TAHUN 2010 FORMULIR PKK
Program Kegiatan
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Keterangan
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Program Penciptaan
Teknologi Varietas Unggul
Berdaya Saing
1.1. Penelitian dan Pengembangan
Peternakan dan Veteriner
1.1.a. Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber daya
Genetik Pertanian
A. Konservasi dan Karakterisasi 100
isolat lokal mikroba veteriner
yang berpotensi sebagai kandidat
vaksin, bahan diagnostic dan
probiotik
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran
100 mikroba veteriner yang terkarakterisasi
dan terkontrol mutunya
Hasil
Isolat yang terkarakterisasi dan terkontrol
mutunya
Orang
Rp.
Isolat
12
165.499.000
100
12
156.680.400
68
100,00
94,67
68
FORMULIR PKK
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
Program
Kegiatan
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Keterangan
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8
1.1.b. Penelitian dan
Pengembangan Teknologi
Peternakan
A. Penanganan kematian pedet
dengan pemberian susu formula
yang mengandung imunoglobulin
dan penanganan gangguan
reproduksi pada sapi potong.
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran
- Diperolehnya susu formula mengandung
Imunoglobulin
- Diketahuinya permasalahan penyakit ternak
di lokasi PSDS
Hasil
- Diketahuinya permasalahan penyakit ternak
di lokasi PSDS
Orang
Rp.
Paket
Paket
7
350.000.000
1 paket
1 paket
7
240.720.125
-
1 paket
100
68,78
-
100
Persentase
capaian: 70%
B. Teknologi vaksin IBR inaktif
menggunakan isolat lokal yang
efektif (memberikan perlindungan
95%) dan ekonomis.
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran:
5000 dosis vaksin IBR inaktif
Hasil
Aplikasi vaksin IBR inaktif pada sapi PO di
daerah Cianjur dan pada sapi bunting di
Bogor
Orang
Rp.
Dosis
4
324.835.000
5.000 dosis
7
324.666.500
5.000 dosis
100
99,95
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
FORMULIR PKK
Program
Kegiatan
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Keterangan
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8
C. Analisis genetik virus AI isolat
tahun 2010 pada unggas dan
efikasi master seed vaksin AI
isolat lokal terbaru (koleksi tahun
2008).
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran:
- Data peta genetic virus AI
- Kandidat master seed vaksin AI
Hasil:
- Peta genetik dapat digunakan untuk dalam
menentukan kebijakan
- Produsen vaksin dapat mebuat vaksin dari
isolat lokal yang unggul
Orang
Rp.
Paket
Paket
32
550.000.000
1 paket
1 paket
32
549.322.43
0
1 paket
1 paket
100
99,88
100
100
D. Teknik deteksi residu khloram-
phenicol menggunakan Liquid
Chromatography Mass
Spectrophotometer (LCMS) pada
daging dan susu sapi (lokal dan
import) dengan limit deteksi 0,03
ppb di Propinsi DKI dan Jawa
Barat
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran:
Informasi residu khloramfenocol dalam
daging dan susu dengan teknik LCMS yang
tervalidasi
Hasil
Diketahuinya status keamanan pangan daging
dan susu dari cemaran khloramfenicol
Orang
Rp.
Paket
5
125.000.000
1 paket
5
109.617.37
5
1 paket
100
87,69
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
FORMULIR PKK
Program
Kegiatan
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Keterangan
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8
E. Pendeteksian dini virus Flu babi
dalam rangka antisipasi letupan
penyakit di propinsi DKI dan
Banten
Masukan:
- SDM
- Dana
Keluaran:
Data epidemiologi penyakit flu babi di
DKI dan Banten
Hasil:
Diketahuinya status penyakit flu babi di DKI
dan Banten
Orang
Rp.
Paket
13
150.000.000
1 paket
13
149.786.200
1 paket
100
99,86
100
F. Pengembangan teknik PCR untuk
deteksi agen penyebab Brucellosis
pada ternak sapi.
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran:
Teknik deteksi penyebab penyakit Brucellosis
Hasil
Penyakit Brucellosis dapat diketahui sedini
mungkin
Orang
Rp.
Paket
5
150.000.000
1 paket
5
149.764.250
1 paket
100
99,84
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
FORMULIR PKK
Program
Kegiatan
Realisasi
Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Ket.
Uraian
Indikator Kinerja
Satuan Rencana
Tingkat
Capaian
(Target)
1 2 3 4 5 6 7 8
G. Pemetaan genetik virus rabies
pada anjing, kucing dan kera
sebagai dasar penetapan
pengendalian penyakit
Masukan:
- SDM
- Dana
Keluaran:
Peta dan karakter genetik virus rabies
Hasil:
Peta genetik dapat digunakan untuk dalam
menentukan kebijakan dalam penanggulangan
penyakit Rabies di Indonesia
Orang
Rp.
Paket
4
150.000.000
1 paket
4
148.885.450
1 paket
100
99,26
100
H. Pengembangan teknik imunohisto-
kimia untuk diagnosa penyakit
gumboro pada ayam pedaging.
Masukan
- SDM
- Dana
Keluaran:
Teknik deteksi penyebab penyakit Gumboro
dengan IHK
Hasil
Penyakit Gumboro dapat diketahui sedini
mungkin
Orang
Rp.
Paket
4
125.000.000
1 paket
4
124.767.750
-
100
99,81
-
Capaian
baru: 70%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Balai Besar Penelitian Veteriner, 2010
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
TAHUN 2010
FORMULIR PPS
No. Sasaran Indikator Sasaran Rencana Tingkat
Capaian (Target)
Realisasi Persentase
Pencapaian
Rencana
Tingkat
Capaian
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1. Terkonservasi dan terdokumentasinya mikroba veteriner
dengan baik
Jumlah mikroba veteriner yang terkonservasi dan
terdokumentasi
100 isolat 68 isolat 68
2. Teridentifikasinya penyakit penyebab gangguan reproduksi
pada sapi di lokasi PSDS Data penyakit sapi di kawasan PSDS dan
menurunnya tingkat kematian <5% 1 paket 1 paket 70
3. Tersedianya vaksin IBR inaktif isolat lokal yang efektif dan
murah Vaksin IBR 5000 dosis 5000 dosis 100
4. Tersedianya peta genetic virus AI isolate lokal tahun 2010
dan data efikasi master seed terbaik isolate tahun 2008 - Peta genetic virus AI
- Kandidat master seed virus AI
1 paket
1 paket
1 paket
1 paket
100
100
5. Tersedianya teknik deteksi residu kloramfenikol Dengan
LCMS
Teknik deteksi residu antibiotik dan mikotoksin
yang sensitif.
1 paket
1 paket 100
6. Tersedianya informasi kasus flu babi di propinsi DKI dan
Banten
Data epidemiologi flu babi pada ternak babi di
Indonesia.
1 paket 1 paket 100
7. Tersedianya teknik deteksi PCR untuk penyakit Brucellosis Teknik deteksi penyakit Brucellosis 1 paket 1 paket 100
8. Tersedianya peta genetik virus rabies untuk pengendalian
penyakit
Data karakter genetik virus rabies 1 paket 1 paket 100
9. Tersedianya teknik imunohistokimia untuk diagnosa penyakit
gumboro
Teknik diagnosa berupa IHK untuk deteksi
penyakit gumboro
1 paket 1 paket 70