1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PLI
Praktek Lapangan Industri (PLI) yang dilaksanakan di PT. Ansar
Terang Crushindo, merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kerja praktek
serta melengkapi kurikulum di D2 Teknik Pertambangan AKPDD Kota
Sawahlunto jurusan teknik pertambangan, dengan adanya Praktek Lapangan
Industri ini mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan
pelajaran yang didapat dan penerapanya di Dunia Usaha atau di Dunia Industri
(DU/DI). Selain memberikan gambaran langsung tentang kegiatan
penambangan, serta megaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dalam
perkuliahan dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang ada di
lapangan industri pertambangan.
Penulis melaksanakan PLI di PT. Ansar Terang Croshindo
Pertambangan Batu Andesit karena penulis ingin mengetahui lebih jauh
tentang Teknik pertambangan yang diterapkan pada perusahaan ini. Saat ini
Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diselesaikan oleh
Mahasiswa Teknik Pertambangan Akademi Komunitas Negeri Sawahlunto.
Dalam kegiatan PLI ini, Mahasiswa diharapkan dapat melakukan
pembelajaran yang berbeda dengan yang di dapat saat kuliah. Aktivitas yang
dilakukan selama dilapangan dapat dituliskan kedalam laporan PLI yang sangat
2
memadai. PT. Ansar Terang Crushindo adalah perusahaan yang bergerak
dalam industri batu gunung (Galian C).
Pada tahun 2015, kebutuhan batu semakin besar karena kemajuan
pembangunan, seperti pembuatan pondasi, jembatan, jalan, dan lain-lain.
Untuk menunjang kegiatan pembangunan tersebut di butuhkan material batu
gunung yang memadai.
PT. Ansar Terang Crushindo melakukan sistem penambangan
dengan metode tambang terbuka Open Pit Mining yang meliputi kegiatan land
clearing, pengupasan tanah penutup, pemboran, peledakan, pembongkaran
material hasil peledakan, pemuatan, pengangkutan, dan pengolahan material
crusher untuk mencapai produksi 25.000 Ton/bulan. Luas area penambangan
20 Ha dan cadangan lahan seluas 30 Ha, dengan cadangan deposit bahan galian
batuan sebanyak kurang lebih 1,5 MT (15 juta ton).
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah PT. Ansar Terang Crushindo
PT. Ansar terang crushindo merupakan salah satu perusahaan di
provinsi Sumatera Barat yang bergerak di bidang pertambangan. PT. Ansar
Terang Crushindo yang lebih dikenal dengan PT. ATC ini, berdiri pada tahun
2009 yang di prakarsai oleh Ir. M. Saleh Z sebagai direktur utama dan Thedy
Antoni sebagai Dewan Komisaris. Pada tahun 2009, PT. Ansar Terang
Crushirndo memulai usahanya dari bawah dengan perkerjaan penambangan
batu gunung (batu andesit) dan membuka stone crusher dengan berbekal
3
pengalaman dan didukung oleh para staff ahli yang professional dan berlatar
belakang pendidikan sarjana.
PT. Ansar terang crushindo mulai dikenal di Sumatera Barat dan Riau
semenjak membuka lokasi penambangan batu andesit dan stone crusher di
Pangkalan, Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan keputusan
Bupati Lima Puluh Kota pada tanggal 30 April 2010, usaha pertambangan
batuan PT. Ansar Terang Crushindo ini telah memiliki izin usaha
pertambangan operasi produksi dengan No. 04/IUP/KPPT-LK/2010.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota menyadari
banyaknya potensi sektor tambang, maka dari itu pemerintah daerah Kabupaten
Lima Puluh kota berupaya untuk lebih mengembangkan berbagai sektor
pembangunan dari hasil penambangan yang diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian daerah. Untuk menanggapi tantangan tersebut, PT. Ansar
Terang Crushindo tertarik untuk terlibat langsung dalam kegiatan
penambangan batu andesit yang merupakan salah satu potensi tambang yang
ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hadirnya PT. Ansar Terang Crushindo
pun telah mendapat respon positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lima
Puluh Kota. Terbukti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Lima
Puluh Kota Nomor: 04 / IUP/ KPPT-LK / 2010. Berlandaskan Surat Keputusan
Bupati tersebutlah PT. Ansar Terang Crushindo melaksanakan kegiatan
eksplorasi dan penambangan batu andesit seluas 20 Ha di Jorong Lubuk Jantan
Nagari Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh
Kota. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Ansar Terang
4
Crushindo ini, diperkirakan akan menimbulkan dampak positif dan juga negatif
bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar area penambangan.
PT. Ansar Terang Crushindo dalam melakukan kegiatan
penambangan selalu berpedoman pada dokumen UKL/UPL yang telah disusun.
Penyusunan dokumen UKL/UPL adalah sebagai acuan pengelolaan dan
pemantauan seluruh kegiatan penambangan mulai dari kegiatan persiapan,
tahap penambangan (konstruksi dan operasional) serta tahap purna tambang
(pasca operasional). Dengan demikian dampak positif yang ditimbulkan dapat
lebih ditingkatkan dan dampak negatif dapat diminimalisir agar pembangunan
yang berguna dapat diwujudkan.
2. Lokasi Kerja PT. Ansar Terang Crushindo
Secara administratif lokasi pertambangan PT. Ansar Terang
Crushindo berada di Jorong Pauh Anok Nagari Pangkalan Kecamatan
Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
Secara detail koordinat Izin Usaha Pertambangan PT. Ansar Terang Crushindo
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1: Koordinat IUP PT. Ansar Terang Crushindo
5
NOBujur Timur Lintang Selatan
Keteranganº ´ ´´ º ´ ´´
12345
100100100100100
4444444444
17,623,823,81,51,6
0000000000
44444
31,231,28,99,232,9
Total LuasArea20 Ha
(Sumber : PT. Ansar Terang Crushindo)
Untuk mencapai wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
PT. Ansar Terang Crushindo dari Ibu Kota Provinsi dapat ditempuh dengan
menggunakan jalur transportasi sebagai berikut:
a. Padang–Payakumbuh dengan jalur transportasi darat ditempuh dengan
kendaraan roda 4 atau roda 2 melalui jalan aspal sejauh ± 135 km dapat
ditempuh dalam waktu ± 3 jam.
b. Payakumbuh–Pangkalan dengan kendaraan roda 4 atau roda 2 melalui jalan
aspal sejauh ± 50 km yang ditempuh dalam waktu ± 1 jam.
(Sumber:PT. Ansar Terang Crushindo)
6
Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah PT. Ansar Terang Crushindo
3. Topografi
PT. Ansar Terang Crushindo terletak di Kecamatan Pangkalan Koto
Baru. Topografi daerah ini bervariasi antara datar dan berbukit-bukit dengan
tinggi tempat terendah dari permukaan laut berada di waduk PLTA di Nagari
Tanjung Pauh (90 mdpl) dan daerah tertinggi berada pada Bukit Gadih (1330
mdpl) di Nagari Koto Alam. Kecamatan ini juga dikaruniai banyak sungai yang
telah dimanfaatkan masyarakatnya untuk keperluan sehari-hari seperti mandi
cuci dan kakus, sebagai sumber irigasi, sebagai bahan galian C serta sebagai
sarana transportasi yang menggunakan perahu untuk membawa hasil gambir
dan kare. Topografi PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
(sumber: PT.Ansar Terang Crushindo)
Gambar 2. Peta Topografi PT. Ansar Terang Crushindo
7
4. Organisasi
a. Daftar Nama Karyawan PT. Ansar Teran Crusindo Divisi Tambang
No NAMA KARYAWAN JABATAN
1 SUYITNO KTT2 FAUZAN KTT3 DEDY ROSADI WKTT4 FAISAL Humas5 MANAP. M Foreman6 ERISMAN Juru Ledak7 SYAFRIZAL Crew Blast8 SYAFRUDIN Crew Blast9 JUNAIDI Crew Blast
10 GUSRIZON.H Kep.Gd.Handak11 HENDRI HARTONO SATPAM12 ZULHENDRI SATPAM13 ZULFIKRI SATPAM14 GUSRI ARDI SATPAM15 DODY ZULFIARDI SATPAM16 RIDO TRI PUTRA SATPAM17 RIZAL EFENDI SATPAM19 ONDRI CHANIAGO ADM20 MARIZON SINAGA Opr.Pc 400.0121 AFUAN SIREGAR Opr.CAT 32922 RINTO SINAGA Opr.Pc 400.0223 JONI NAINGGOLAN Help.Pc 400.0224 KASMURI Opr.CRD25 ALI SABRI Help.CRD26 EFAN Help.CAT 32927 ARI Opr.Dozer28 SAFRI SINAGA Opr.HITACHI29 SUMIATI JURU MASAK
Tabel 2: Daftar Nama Karyawan Div. Tambang
b. Struktur Organisasi Lihat (Lampiran )
8
C. Diskripsi Kegiatan Industri
1. Keadaan Cadangan
a. Ganesa Batuan
Andesit adalah jenis batuan beku yang berasal dari produk
gunung api. Batu andesit ini dapat dibagi dua jenis berdasarkan tempat
terbentuknya. Batuan andesit pertama adalah batuan beku yang membeku
atau terbentukannya didalam tanah. Sedangkan batuan andesit yang
kedua, pebekuannya terjadi di permukaan yang disebut lafa.
b. Sebaran Bahan alian
Berdasarkan kondisi singkapan dilapangan, bahan alian
mengarah 25º SW.
2. Penambangan
a. Sistem Dan Metoda Penambangan
Kegiatan penambangan PT. Ansar Terang Crushindo dilakukan
dengan sistem tambang terbuka. Dari setiap kegiatan penambangan
persatuan waktu, baru dilakukan dengan perencanaan dilapangan.
Sehinga untuk tahapan-tahapan penambangan untuk jangka lebih lama
9
dan penentuan Pit Limit serta penentuan batas Break Even Cut Off Grade
masih belum dapat ditentukan.
b. Persiapan Penambangan
Sebelum melakukan kegiatan penambangan, tahapan yang
dilakukan seperti :
1) Land Clearing
Sebelum pengupasan top soil, dilakukan kegiatan land clearing
terlebih dahulu. Agar tumbuhan-tumbuhan yang ada diatas permukaan
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Baik untuk kebutuhan
perusahaan maupun membatu kebutuhan masyarakat disekitar.
2) Pengupasan Tanah Penutup
Setelah pembersihan lahan dilakukan, untuk penanganan top soil
dan over burden ditumpuk pada disposal area yang telah ditentukan.
c. Cleaning Area untuk Peboran dan Peledakan
Sebelum kegiatan pemboran untuk peledakan dilakukan, maka
lokasi kegiatan harus dibersihkan terlebih dahulu, mengingat dampak-
dampak yang akan timbul dari hasil kegiatan peledakan seperti flying
rock ataupun lontaran material disekitar lubang bor yang mempunyai
dampak negative terhadap para pekerja dan masyarakat di sekitar lokasi
tambang. Setelah Cleaning Area dilakukan, maka kegiatan pemboran
dapat dilakukan berdasarkan geometri peledakan yang telah di
rencanakan sebelumnya.
d. Kegiatan Pemboran
10
Kegiatan pemboran bertujuan untuk membuat lubang ledak yang
nantinya akan dimasukkan bahan peledak dan steaming ke dalam lubang
tersebut. Untuk alat yang di pakai dala kegiatan pemboran adalah
Crawler Rock Drill (CDR) atau jenis bor tipe perayap. Kedalaman rata-
rata lubang bor mencapai 3 m dan berdiameter 3 inci.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 3. Crawler Rock Drill
(sumber:Dokumentasi penulis)Gambar 4. Lubang yang selesai di Bor
11
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 5. Kegiatan Pengisian Bahan Peledak
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 6. Kegiatan Peledakan
e. Loading Dan Hauling Raw Material
Setelah batu andesit yang telah di blasting tadi menjadi loss
(terpisah dengan batuan induknya) maka raw material tersebut dapat di
loading dan di sortir berdasarkan fragmentasinya. Jika material tersebut
cukup besar, (framentasi batuan > 1/3 ukuran bucket alat muat) maka
sebelum material tersebut di loading harus dilakukan pengecilan ukuran
12
butir kembali. Dalam hal ini, kita melakukan dengan menggunakan
breaker.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 7. Breaker Boulder
Setelah fragmentasi batuan yang di breaker cukup seragam,
maka raw material tersebut dapat di angkut ke tempat pengolahan.
(sumber:Dokumentasi
penulis)
Gambar 8. Loading Raw Material
f. Pengolahan Raw Material
Raw material yang di angkut dari lokasi tambang, selanjutnya di
tumpuk dan di lakukan prosessing untuk menjadikan raw material
tersebut menjadi material spec yang nantinya siap dipasarkan. Dalam hal
ini prosessing yang dimaksud yaitu perubahan fragmentasi batuan
13
menjadi seragam berdasarkan asing-asing tumpukan sehinga
memudahkan penjualan tergantung permintaan konsumen.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 9. Loading Raw Materia
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 10. Prosessing Batuan Pada Cruser
D. Perencanan Kegiatan PLI
Dalam praktek lapangan industri ini saya mengharapkan bisa mengkuti
kegiatan-kegiatan di lapangan yang berkaiatan dengan ilmu yang saya peroleh
di bangku perkuliahan, diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2: Perencanaan kegiatan PLI
14
No. Tanggal Kegiatan Catatan
1. 05 Desember 2014
Kedatangan diperusahaan
2.
06 Desember 2014 s/d 10 Desember 2014
Pengenalan lapangan dan Orientasi
3.
11 Desember 2014 s/d 05 Maret 2015
Kegiatan serta dalam aktifitas penambangan dilapangan
(Sumber: Catatan penulis)
E. Pelaksanan Kegiatan PLI
PT. Ansar Terang Crusindo mulai dari jam 08.00-17.00 (jam istirahat
mulai dari jam 12.00-13.00) Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengamatan nyata di lapangan tentang teknis perencanaan,
pelaksanaan dan pengolahan pekerjaan penambangan, dalam rangka
melengkapi pengetahuan teoritis yang telah di peroleh di bangku perkulihan.
Adapun kegiatan lapangan yang penulis lakukan selama praktek di PT. Ansar
Terang Croshindo dari tanggal 05 Desember 2014 sampai tanggal 05 Maret
2015.
a. Pengenalan perusahaan
Pertama kali sampai di kantor PT. ATC penulis diberikan
pembekalan tentang kegiatan-kegiatan dilapangan PT. Ansar Terang
Croshindo terletak di Jl. Negara Padang – Pekanbaru Km 176 Jorong Pauh
Anok Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru Lima Puluh Kota.
15
Sesuai dengan surat perjanjiaan dengan PT. ATC dan yang sedang di
kerjakan di wilayah izin usaha pertambangan masih di lakukan
penambangan operasi produksi tambang terbuka. Dalam melakukan
kegiatanya perusahaan memiliki ±30 karyawan dan di dukung oleh fasilitas
seperti:
1. Kantor
2. Tempat Tinggal Karyawan
3. Klinik
b. Mengamati kegiatan lapangan
Proses penambangan batu andesit di PT. Ansar Terang Crosindo
melakukan sistem tambang terbuka dengan metode pemboran dan
peledakan.
Adapun kegiatan – kegiatan yang diikuti antara lain:
1) Pembuatan Akses Jalan
Pembuatan jalan dimaksudkan untuk memberi akses dalam
kegiatan pertambangan. Untuk kegiatan penambangan batu andesit PT.
Ansar Terang Crushindo dibutuhkan jalan masuk (akses road) dan jalan
tambang. Jalan tambang dan jalan masuk berfungsi sebagai jalur lintasan
kendaraan atau peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan penambangan
batu andesit. Jalan ini dibuat dengan lebar ±6 meter. Jalan ini dibuat
dengan konstruksi jalan tanah kemudian diperkeras melalui proses
pemadatan. Jalan yang dibuat PT. Ansar Terang Crushindo dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
16
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 11. Menuju ke lokasi tambang
2) Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan land clearing merupakan tahap awal dari
kegiatan penambangan. Kegiatan pembersihan lahan ini mutlak
dilakukan sebelum pembongkaran lapisan tanah penutup overburden
dilakukan. Tujuan dari pembersihan lahan ini adalah untuk
menyingkirkan pohon-pohon besar maupun kecil, semak belukar dan
bongkahan batuan di area yang akan dibongkar tanah penutupnya.
Pembersihan lahan ini dilakukan menggunakan alat berat bulldozer,
excavator dan juga dilakukan penebangan menggunakan mesin
chainsow.
3) Pengupasan Tanah Pucuk (Pre Stripping top soil)
Setelah pembukaan dan pembersihan lahan, kegiatan selanjutnya
adalah pengupasan lapisan top soil yang sangat kaya akan unsur hara.
Ketebalan tanah pucuk bervariasi berkisar antara 20-30 cm. Pengupasan
tanah pucuk ini dilakukan terlebih dahulu dan ditempatkan terpisah
17
terhadap batuan penutup over burden, agar pada saat pelaksanaan
reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini
dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman
dimana telah sampai di lapisan batuan penutup tidak mengandung unsur
hara.
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang
digali masih berupa awal yang asli belum pernah digali/ditambang.
Sedangkan untuk lahan yang bekas peti penambangan liar biasanya
lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang
diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan
dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil
Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank
pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan
disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.
(sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 12. Pengupasan Tanah Pucuk
18
4) Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (overburden)
Pengupasan overburden dilakukan setelah kegiatan pembersihan
lahan dan pengupasan tanah bagian atas top soil. Pengupasan dilakukan
secara bertahap serta dibuat jenjang bench, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya longsoran. Pengupasan overburden dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Direct-Digging
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan
penggalian langsung oleh excavator. Penggalian langsung ini hanya
untuk material tanah penutup yang sangat lunak.
b) Riping-Dozing
Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan excavator
untuk menggali hingga tanah terbongkar dan dozzer untuk mendorong
tanah penutup yang relatif lunak untuk kemudian diangkut oleh dump
truck.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 13. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
19
5) Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal Area
Sebagai kelanjutan dari pengupasan tanah penutup overburden,
maka perlu disediakan suatu tempat khusus untuk penumpukan dan
penyimpanan tanah penutup tersebut yang diambil dari pit, yang biasa
disebut dengan disposal area. Untuk pengangkutan dari pit ke disposal
area digunakan dump truck.
(sumber: Dokumentasi penulis)
Gambar 14. Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal Area
6) Pemuatan (loading)
Pemuatan OB dilakukan oleh alat exscavator dan dump druck
OB dibutuhkan waktu pengangkutan OB berkisar 2 menit.
20
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 15. Pemuatan (Loading)
7) Pengangkutan (Hauling) ke stockpile
Pengangkutan bertujuan memindahkan material tanah penutup
over burden dari tambang ke lokasi penimbunan atau pembuangan OB
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 16. Penimbunan atau pembuangan OB
F. Hambatan Dan Penyelesaian
Dalam melakukan kegiatan praktek lapangan industri di PT. Ansar
Terang Crushindo, selain melakukan penelitian studi kasus penulis juga
mengikuti pekerjaan yang dikerjakan oleh perusahaan. Pekerjaan yang
21
dikerjakan selama di lapangan terkadang mendapat hambatan dan harus segera
diselesaikan agar tidak mengganggu kegiatan penambangan batu andesit.
Hambatan tersebut antara lain adalah:
1. Tidak sesuainya prosedur kerja karyawan, kurangnya kedisiplinan
dengan peraturan yang ada di PT. ATC.
2. Mesin yang sering rusak.
3. Cuaca yang tidak mendukung seperti hujan, di saat hujan semua
kegiatan di Tambang di hentikan karna resiko sangat banyak.
4. Hambatan yang tak terduga seperti terjepitnya batang bor, kerusakan
pada sambungan selang udara.
5. Hambatan yang dihindari seperti lokasi pemboran yang belum
dipersiapkan.
6. Pelumas dan solar pada mesin bor atau kompesor dengan waktu yang
tidak teratur.
Penyelesaian dari beberapa masalah tersebut adalah dengan
meningkatkan perawatan mesin serta menambah jam kerja.
G. Temuan Menarik
Selama penulis melakukan kegiatan praktek lapangan industri di PT.
Ansar Terang Crushindo yang dilakukan dari tanggal 05 Desember 2014
22
sampai 05 Maret 2015, penulis menemukan beberapa temuan menarik sebagai
berikut :
1. Produktivitas mesin bor tidak maksimal disebabkan areal pengeboran
yang tidak rata sehingga memperlambat waktu edar.
2. Batang bor patah saat di lakukan pemboran.
3. Cepatnya berkurang ketajaman mata bor(bit).
Sehubungan dengan temuan menarik yang ada, maka penulis
tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pemboran pada Batuan
Andesit di PT. Ansar Terang Crushindo”
BAB II
TOPIK BAHASAN
23
A. Latar Belakang Pemilihan Topik
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam
suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan
peledak dan steming untuk diledakkan. Bukan hanya untuk pembuatan lubang
ledak tetapi pemboran memiliki fungsi lain seperti :
1. Untuk kegiatan sipil
2. Untuk kegiatan penelitian / eksplorasi
3. Untuk kegiatan air tanah
4. Untuk kegiatan minyak dan gas bumi
5. Pengumpulan data sebaran cadangan.
Karena pentingnya kegiatan pemboran maka perlu adanya materi
yang menjelaskan tetang pemboran serta segala sesuatu yang ada di dalam
kegiatan pemboran secara terperinci sebagai bahan acuan dalam melakukan
kegiatan pemboran. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pemboran
antara lain geometri peledakan, keterampilan operator serta kondisi alat bor
yang digunakan dalam proses pemboran. Hal tersebut wajib diketahui jika
diinginkan hasil pemboran yang maksimal sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi. Dalam masing-masing metode pemboran yang digunakan memiliki
kelebihan serta kekurangan yang harus dipertimbangkan agar mendapat metode
pemboran yang paling sesuai dengan keadaan dilapangan. Untuk alat yang di
pakai dalam kegiatan pemboran di PT. Ansar Terang Crushindo adalah
24
Crawler Rock Drill (CDR) atau jenis bor tipe perayap. Kedalaman rata-rata
lubang bor mencapai 3 m dan berdiameter 3 inci.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 17. Mesin Bor CRD
B. Kajian Teoritis
Pemboran adalah suatu tahapan yang pertama dalam sebuah proses
pembentukan lubang pengisian bahan peledak. Pemboran dan peledakan
merupakan salah satu metode yang efektif untuk membongkar dan
memindahkan massa batuan dalam volume yang sangat besar. Oleh karena itu,
pemboran dan peledakan merupakan faktor utama dalam meningkatkan target
produksi yang diinginkan tercapai.
1. Metode pemboran dapat dilakukan dengan 3 macam alat bor khusus :
a). Rotary, adalah jenis pemboran dimana distribusi energinya disalurkan
lewat batang bor yang berputar bersamaan dengan mata bornya. Biasa
digunakan untuk pemboran tambang terbuka.
b). Rotary Percussion, merupakan jenis pemboran yang menggunakan
metode tumbukan. Piston pemboran memukul kawat bor sehingga
25
timbul gelombang kejut yang ditransmisikan ke mata bor. Energi
disalurkan pada dasar lubang bor dan meremukkan permukaan batuan.
Cutting dikeluarkan dari lubang dengan flusing oleh udara/air.
c). Down the hole (DTH) Drilling adalah jenis pemboran yang mata bor
sistem nya rotary dan batang bor memberi energi pukulan kepada mata
bor, digunakan pada pemboran batuan yang sangat keras.
2. Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam pemboran adalah
a). Jenis batuan
Jenis dan sifat batuan sangat berperan penting dalam
menentukan pemilihan alat bor yang digunakan. Sifat batuan yang
diklarisifikasikan yang didasarkan pada sumber atau asal dari batuan
tersebut adalah :
- Batuan beku (igneous rock) seperti batu granit, andesit, basalt,
batu kali.
- Batuan sedimen seperti sandstone, silt stone, batu lempung.
- Batuan metamorphic feldspar, mica, quartz (batu kwarsa)
biasanya terbentuk dari silika, ada juga yang berasosiasi dengan
limestone.
Tabel 3: Breaking Characteristic Pada Batuan
26
(Sumber : Dokementasi PLI)
b). Tinggi jenjang
Tinggi jenjang adalah parameter yang dihubungkan dengan
ukuran lainnya. Tinggi jenjang maksimum ditentukan oleh peralatan bor
yang tersedia misalnya panjang batang bor dan ukuran alat bor. Kerugian
pemboran pada jenjang yang tinggi adalah kehilangan tenaga sambungan
batang bor dan deviasi dalam pemboran akan menyimpang dari arah
yang direncanakan.
c). Diameter lubang Tembak
Diameter lubang ledak yang besar akan memberikan produksi
yang lebih tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran
diameter lubang tembak adalah fragmentasi batuan dan batas getaran
yang direncanakan. Diameter lubang tembak berpengaruh terhadap
panjang stemming. Untuk menghindari getaran tanah dan batuan terbang
flyrock maka lubang tembak yang berdiameter besar harus mempunyai
stemming yang panjang. Sedangkan lubang tembak yang berdiameter
100 200120 22040 150
0.1 – 20.1 – 2
0.1
2.72.72.7
MarbleQuartziteSlate
Metamorf
50 20030 7050 120
0.1 – 11
1 – 2
2.2 2.5
2.3 2.6
2.1 2.6
SandstoneShaleLimestone
Batuan Sedimen
170 300200 350300 400250 400
1.5 – 30.1 – 2
0.10.1
2.65 2.852.6 2.72.5 2.72.7 2.8
DioriteGraniteAndesiteBasalt
Batuan Beku
Comp. Strength
MPa
Ukuran
(mm)
Sp. GravTons/
m3
Batuan
Tipe
27
kecil maka stemming yang digunakan menjadi lebih pendek agar tidak
terjadi bongkahan pada hasil peledakan. Jika stemming terlalu panjang
maka energi ledakan tidak mampu menghancurkan batuan daerah
disekitar stemming tersebut. Diameter lubang tembak juga dibatasi oleh
tinggi jenjang. Untuk tinggi jenjang tentu terdapat batas minimum
diameter lubang tembak tentu pula, apabila batas minimum ini tidak
tercapai maka akan terjadi penyimpangan yang berlebihan yang bersifat
merusak, yaitu pemecahan yang tidak merata disepanjang lantai jenjang
serta akan menyebabkan getaran tanah.
d). Kondisi lapangan
Kondisi lapangan sangat berpengaruh pada pemilihan alat yang
akan digunakan.
3. Arah Pengeboran (Drill Direction)
Arah pemboran untuk lubang ledak yang paling umum dipakai
dalam penabangan terbuka adalah pemboran vertikal dan pemboran miring.
Tetapi biasanya perusahaan tambang yang mengunakan alat bor jenis putar-
tumbuk menerapakan sistem pemboran miring, akan tetapi pada perusahaan
tambang terbuka yang mempunyai daerah operasi yang besar cenderung
mengunakan sistem pemboran tegak. Untuk menentukan arah pemboran,
diperlukan perhatian keuntungan dan kerugian dari masing-masing arah
pemboran, adapun keuntungan dan kerugian untuk arah lubang tembak
miring yaitu:
28
a. Keuntungan dari sistem pemboran miring adalah:
1). Fragmentasi hasil peledakan lebih baik dan seragam.
2). Tinggi jenjang dan lantai jenjang yang dihasilkan relatif lebih rata.
3).Mengurangi pecah berlebihan pada baris lubang tembak bagian
belakang back break.
4).Memperkecil bahaya longsoran pada jenjang, sehingga keamanan
untuk para pekerja dan alat lebih aman.
5). Bidang bebas yang terbentuk menjadi lebih besar.
6). Powder faktor lebih rendah, ketika gelombang kejut yang dipantulkan
untuk menghacurkan batuan pada lantai jenjang lebih efisien.
7).Produksi wheel loder tinggi karena tampilkan hasil peledakan
muckpile lebih rendah dan seragam.
8).Subdrilling lebih pendek, sehingga pengunaan energi peledakan lebih
efisien dan getaran yang dihasilkan lebih kecil.
b. Kerugian dari sistem pemboran miring adalah:
29
1).Kesulitan dalam menentukan sudut kemiringan yang sama antar
lubang tembak sangat dibutuhkan lebih banyak ketelitian dalam
pembuatan lubang bor.
2).Panjang lubang ledak dan waktu yang dibutuhkan untuk pemboran
lebih panjang.
3). Mengalami kesulitan dalam pengisian handak.
4).Dalam pemboran lubang ledak dalam, sudut deviasi yang dibentuk
akan semakin besar.
c. Keuntungan lubang ledak tegak adalah:
1). Pemboran dapat dilakukan lebih mudah dan lebih akurat.
2).Untuk tinggi jenjang sama lubang ledak akan lebih pendek jika
dibanding dengan lubang ledak miring.
d. Kerugian lubang ledak tegak adalah:
1).Kemungkinan timbulya tonjolan pada lantai jenjang remnant toe
besar.
2).Kemungkinan timbulnya retakan kebelakang jenjang back break dan
getaran ganah lebih besar.
3).Lebih banyak menghasilkan bongkahan pada daerah disekitar
stemming.
30
(Sumber: search google.com)
Gambar 18. Pemboran Lubang Vertikal (tegak) dan Pemboran Lubang
Miring
Arah lubang tembak yang diterapkan pada operasi pemboran di PIT
PT. Ansar Terang Crusindo untuk kegiatan penambangan batuan andesit
adalah lubang tembak vertikal. Lubang tembak vertikal dipilih karena
mempertimbangkan faktor efektifitas alat yang digunakan dan keadaan
geologi.
4. Pola Pemboran
Pola permboran sangat penting didalam proses peledakan, karena
akan memberikan hasil peledakan yang diinginkan. Pola pemboran lubang
tembak yang biasa digunakan dapat dikualisifikasikan menjadi 3 macam,
yaitu:
a). Pola bujur sangkar square pattern merupakan suatu pola pemboran yang
mempuyai jarak burden dan spacing yang sama.
31
b).Pola persegi panjang rectangular pattern Merupakan suatu pola
pemboran dimana jarak spacing dalam suatu baris lebih besar dari pada
jarak burden.
c). Pola zig-zag staggered pattern Merupakan suatu pola pemboran lubang
tembak selang–seling atau zig–zag baik pada square drill patern maupun
pada retanggular dril lpatern.
(Sumber: search google.com)
Gambar 19. Pola pengeboran pada tambang terbuka
5. Hal – Hal Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan operasi alat bor
a). Drain kandungan air pada Tangki solar dan Tangki oli kompresor.
32
b). Cek level oli Engine dan kompresor.
c). Cek level solar kompresor.
d). Cek kekencangan baut pada drifter.
e). Cek Level oil Hydraulic dan Oli Rockdrill (ALMO 527).
6. Perawatan
a). Ganti oli engine Setiap 250 jam.
b). Ganti Filter Solar dan Filter oli engine setiap 250 jam.
c). Ganti Filter oli kompresor setiap 500 jam.
d). Ganti Filter udara kompresor setiap 1000 jam, Bersihkan setiap 50 jam.
e). Ganti Separator Element kompresor setiap 1000 jam.
f). Bersihkan Radiator, Oil Cooler setiap selesai melakukan operasi.
g). Ganti oli pada Air Motor Pump setiap hari (ALMO 527) 0.5 liter.
h). Ganti oli Final Drive PCR setiap 1000 jam.
i). Ganti oli Transmisi Feed Motor setiap 500 jam.
j). Ganti oli Hydraulic PCR setiap 1000 jam.
k). Grease sambungan – sambungan setiap 500 jam.
33
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan/Produksi
Kegiatan praktek lapangan industri dilakukan di PT. Ansar Terang
Crushindo yang berlangsung 05 sejak desember 2014 sampai dengan 05 maret
2015. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
yang nyata di lapangan mengenai teknis perencanaan, pelaksanaan dan
pengolahan dalam bidang pertambangan, sehingga memperkaya teori yang
diperoleh di perguruan tinggi dan memahami aplikasi di lapangan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pemboran
Batu andesit adalah batuan yang kompak dan memiliki tingkat
kekerasan yang tinggi, karena itu untuk penambangan batu andesit
digunakan proses peledakan. Pemboran adalah salah satu kegiatan
penambangan untuk pembuatan lubang ledak. Pelaksanaan dilapangan,
kegiatan pemboran yang dilakukan oleh PT. Ansar Terang Crushindo adalah
pemboran vertikal (tegak lurus) dengan alasan sebagai berikut:
- Lebih mudah dalam pengerjaannya
- Kemungkinan terjadinya lontaran batuan flyrock lebih sedikit.
Kegiatan pemboran pada PT. Ansar Terang Crushindo menggunakan
mesin bor tipe Crawler Rock Drill merk Furukawa dengan diameter mata
bor 3 inch dan panjang batang bor 3 meter. Pemilihan alat bor ini adalah
berdasarkan pertimbangan kondisi batuan, kondisi lapangan, dan
kemampuan kerja alat bor.
2. Tahapan pekerjaan pemboran
34
a. Pengambilan posisi sebelum melakukan pemboran.
b. Melakukan pengecekan alat bor Crowlling Rock Driil dan compressor
apakah dalam keadaan baik atau rusak.
c. Compressor distar dan dibiarkan beberapa saat. Letak compressor harus
diperhitungkan, agar tidak mengganggu pada saat proses pemboran.
d. Setelah itu baru dilakukan pengeboran.
(sumber:Dokumentasi penulis)
Gambar 20. Proses Pemboran
e. Setelah didapatkannya lubang bor, lubang tersebut ditutupi dengan
plastik/karung yang berisi cutting-cutting hasil pengeboran, agar material
lain tidak masuk kedalam lubang bor dan mencegah air masuk kedalam
lubang bor pada saat hari hujan.
3. Waktu edar alat bor (Cycle Time)
Alat bor sangat mempengaruhi besar kecilnya lapisan tanah penutup
yang akan dibongkar dalam satu tambang. Untuk mengetahui produktifitas
35
alat bor ini harus dilakukan pengamatan langsung di lapangan. Dalam
menghitung kemampuan produksi alat bor tersebut maka harus dihitung
Kecepatan pemboran. Dalam menentukan kecepatan pemboran harus
diketahui waktu edar pemboran.
Waktu edar pemboran adalah waktu yang dibutuhkan untuk
membuat lubang bor dari permukaan sampai kedalaman tertentu. Waktu
edar pemboran dapat dihitung dengan cara menjumlahkan setiap bagian
waktu dari gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mesin bor.
Ct = Pt + Bt + Lt + Ht
Keterangan:
Ct = waktu edar pemboran (menit)
Pt = waktu mengambil posisi (menit)
Bt= waktu membor dari permukaan sampai kedalaman tertentu
(menit)
Lt = waktu untuk mengangkat, menembah, dan melepas batang
bor
Ht = waktu untuk mengatasi hambatan
(Sumber PT.Ansar Terang Crushindo)
4. Cepat atau lambatnya laju pemboran sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
36
a. Faktor yang berhubungan dengan alat bor dengan pemberian tekanan
udara dari kompresor, yaitu:
1. Tekanan udara yang diberikan.
2. Konsumsi udara yang diberikan.
3. Berat alat bor, dimana alat bor yang mempunyai kontruksi lebih berat
akan memberikan kecepatan pemboran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan alat bor yang mempunyai kontruksi ringan
4. Berkurangnya efisiensi alat bor, misalnya karena umur alat sudah tua
atau berkurangnya ketajaman mata bor(bit).
b. Faktor yang berhubungan dengan lubang ledak, yaitu:
1. Kemiringan lubang ledak.
2. Ukuran diameter lubang ledak.
3. Kedalaman lubang ledak.
c. Faktor yang berhubungan dengan struktur batuan, yaitu:
1. Adanya rekahan pada batuan.
2. Kemiringan dari struktur batuan.
3. Kemampuan batuan untuk menggerus mata bor akibat adanya suatu
kecepatan penembusan sehingga mata bor semakin tumpul.
4. Mudah tidaknya batuan untuk ditembus alat bor.
37
d. Faktor yang berhubungan dengan operasi kerja, yaitu ;
1. Ketinggian lokasi kerja.
2. Keterampilan operator dalam mengoperasikan alat bor.
3. Penempatan alat bor.
D. Pembahasan
1. Proses pemboran yang kedalaman yang sama saja walau batuan tidak rata.
Sehingga mengakibatkan hasil yang tidak rata juga ke bawahnya untuk
pemboran berikutnya.
2. Karena kebanyakan bollder dari dasil peledakan, maka membuat batuan
harus diperkecil lagi dengan breaker dan memakan cos lagi, pemboran
sangat berpengaruh terhadap hasil peledakan.
BAB III
PENUTUP
38
A. Kesimpulan
Kegiatan pengeboran menggunakan Furukawa Crawler Rock Drill tipe
PCR 200 dengan jenis mata bor button bit berdiameter 3 inch. Pola pengeboran
yang diterapkan adalah pola pengeboran selang-seling (staggered pattern)
dengan arah pengeboran tegak (vertikal). Metode peledakan yang digunakan
merupakan kombinasi antara metode arus listrik dan sumbu ledak. Berdasarkan
hasil penelitian dilapangan, ditemukan penyebab-penyebab terjadinya bollder
pada kegiatan peledakan antara lain, yaitu:
a. Kondisi massa batuan yang berupa bollder–bollder andesit.
b. Keterbatasan penerapan arah peledakan berdasarkan struktur batuan
dilapangan.
c. Ketidak tepatan penggunaan material stemming tambahan.
d. Konsistensi susunan isian bahan peledak.
e. Ketidak tepatan pengisian jumlah bahan peledak.
Untuk mengurangi jumlah bollder yang dihasilkan, maka dilakukan
usaha perbaikan terhadap penyebab-penyebab yang diperkirakan menjadi
alasan terjadinya bollder hasil peledakan. Namun demikian, kondisi massa
batuan yang berupa bollder-bollder andesit dan dijumpainya bollder hasil
peledakan dengan ukuran yang besar (> 85 cm), menimbulkan perkiraan bahwa
geometri peledakan yang diterapkan, terutama burden dan spasi masih terlalu
besar sehingga hanya akan menyebabkan batuan terlepas dan tidak terpecah
secara lebih maksimal. Atas alasan tersebut, maka geometri peledakan perlu
dikaji kembali.
39
B. Saran
1. Sebaiknya pada kegiatan peledakan dilakukan penggantian stemming dari
hasil cutting pemboran menjadi material yang mendistribusikan tekanan,
agar hasil peledakan merata dan airblast dan juga flyrock dapat di
minimalisirkan
2. Melakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari kegiatan pemboran,
proses memasukkan bahan peledak ke dalam lubang ledak, rangkaian
peledakan, dan prosedur peledakan yang baik dan benar.
3. Untuk menghasilkan kondisi medan kerja yang optimal bagi kinerja alat bor
maupun alat yang lainnya, setelah pekerjaan loading material sebaiknya
areal peledakan diratakan ataupun dibersihkan terlebih dahulu supaya saat
pemboran tidak terlalu sulit, dan lubang tidak tertutup kembali oleh batuan
yang ada dipermukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Data-data Laporan dan Arsip PT. Ansar Terang Chrusindo
40
Buku Panduan PLI D2 Teknik Pertambangan. Universitas Negeri Padang.
Search Google. Com
LAMPIRAN 1
41
Mesin CRD akan memulai pemboran
Mesin CRD Beroperasi pemboran
42
Mesin CRD selesai beroperasi
Hasil dari pemboran Mesin CRD
43
Lubang bor di tutup dengan plastik/karung
Mahasiswa AKPDD Pertambangan Sawahlunto
Di atas Mesin CRD PT. ATC
44
Penulis berdiri di atas batu hasil peledakan yang bullder
Crusser tempat pengolahan Batu Andesit dari lokasi tambang
45
Wakil KTT, Kep.Juru ledak,Kru Juru ledak,Kep.TT,Kru Juru Ledak,Mahasiswa PLI Deby Mitnick
Mahasiswa AKPDD PLI di PT. ATC
Operator
Driller
Kep. Gudang Handak
Security
Drill and Blast Engineer
KTT
Dir. Operasional
Wakil KTT
Surpervisor
Foreman
Blaster
Helper Drilling
Blasting Crew
46
LAMPIRAN 2
STRUKTUR ORGANISASI DI TAMBANG PT. ATC
47
LAMPIRAN 3
CATATAN HARIAN KEGIATANPRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI
NO TGL JAM KEGIATAN PARAF
1 05desember 08. Kedatangan di pt. atc2 06 08. Pengenalan lokasi tambang3 07 Memperhatikan pekerjaan di pit
tambang4 08 Mengukur luas tambang5 09 Membantu mengangkat handak6 10 Menghitung trip dumptruc7 11 Mengikuti kegiatan pemboran8 12 Hujan9 13 Hujan10 14 Mencuci alat excavator
Membersihkan gudang11 15 Mengikuti alat memuat material ke
dumptruk12 16 Mengikuti kegiatan pemboran13 17 Mengangkat handak
Merangkai peledakan14 18 Mengikuti pemboran
Menghitung wajktu pemboran15 19 Menganti selang bak kontrol16 20 Mengeluarkan air dalam lubang bor17 21 Mengikuti pemboran18 22 Belajar mmbawa alat bor19 23 Belajar alat bor20 24 Merangkai peledakan 21 05 januari Mengikuti pemboran22 06 Menghitung luas pit tambang23 07 Menghitung luas liokafsi tAMbang24 08 Mengikuti alat boldosser membuang
ob25 09 Mengikuti pemboran26 10 Mengeluarkan air dalam lubang bor
Merangkai peledakan27 11 Memancing28 12 Memperhatikan ecx mengisi material
ke dumptruck29 13 Hujan
48
30 14 Membersihkan jalan31 15 Mengikuti pemboran
Merangkai peledakan32 16 Mengomok alat
Mengikuti pemboran33 17 Mengikuti pemboran34 18 Libur35 19 Libur36 20 Libur37 21 Libur38 22 Libur39 23 Libur40 24 Libur41 25 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang42 26 Merangkai peledakan43 27 Mengikuti pemboran44 28 Belajar membawa alat bor45 29 Menghitung waktu edar alat bor46 30 Mengikuti pemboran47 31 Merangkai peledakan48 01februari Mengikuti pemboran49 02 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang50 03 Mengikuti kegiatan di lokasi tambang51 05 Mencuci alat excavator
Membersihkan gudang52 06 Mengikuti alat memuat material ke
dumptruk53 07 Mengikuti kegiatan pemboran54 08 Mengangkat handak
Merangkai peledakan55 09 Mengikuti pemboran
Menghitung wajktu pemboran56 10 Menganti selang bak kontrol57 11 Mengeluarkan air dalam lubang bor58 12 Mengikuti pemboran59 13 Belajar mmbawa alat bor60 14 Belajar alat bor61 15 Merangkai peledakan 62 16 Mengikuti pemboran63 17 Menghitung luas pit tambang64 18 Menghitung luas liokafsi tAMbang65 19 Mengikuti alat boldosser membuang
ob66 20 Mengikuti pemboran
49
67 21 Mengeluarkan air dalam lubang borMerangkai peledakan
68 22 Memancing69 23 Memperhatikan ecx mengisi material
ke dumptruck70 24 Hujan71 25 Membersihkan jalan72 26 Mengikuti pemboran
Merangkai peledakan73 27 Mengomok alat
Mengikuti pemboran74 28 Mengikuti pemboran75 29 Libur76 01maret Libur77 02 Merangkai peledakan78 03 Mengikuti pemboran
Merangkai peledakan79 04 Membersihkan mess80 05maret 08. Persiapan pulang